BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumsi minuman energi di masyarakat khususnya. mahasiswa sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumsi minuman energi di masyarakat khususnya. mahasiswa sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi minuman energi di masyarakat khususnya mahasiswa sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jacob et. (2013) didapatkan bahwa 92% mahasiswa mengonsumsi minuman energi. Pada penelitian lain dilaporkan bahwa 51% mahasiswa mengonsumsi minuman energi lebih dari satu ki setiap bulan (Minuskas et., 2007). Konsumsi minuman energi semakin meningkat setiap tahun diseluruh dunia sejak tahun 1997 saat Red Bull mulai memperkenkan minuman energi dan menjadi sah satu produsen terbesar minuman energi didunia (Boyle et., 2006). Peningkatan konsumsi minuman energi tidak lepas dari gencarnya promosi dari produsen minuman energi baik lok maupun luar negeri. Produsen minuman energi menyatakan bahwa kandungan pada minuman energi dapat meningkatkan energi, kewaspadaan dan peforma fisik (Alsunni et., 2011). Gencarnya promosi melui media elektronik maupun kegiatan di masyarakat menjadikan 1

2 2 minuman ini sangat popular dan diken luas oleh seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan Bai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) minuman energi tidak digolongkan sebagai obat, akan tetapi dimasukkan sebagai makanan. Konsekuensi dari h tersebut menimbulkan lemahnya pengaturan akan peredaran dan produksi dari minuman energi sehingga menimbulkan lemahnya pengawasan terhadap konsumsi minuman energi (Hidayati, 2007). Pada beberapa dekade terakhir minuman energi menjadi sah satu gaya hidup sehari hari bagi remaja dan dewasa muda. H ini disebabkan karena tingginya tekanan ment dan tuntutan terhadap tersedianya sumber energi tinggi yang dapat dengan cepat digunakan oleh tubuh. Tidak heran bahwa minuman energi dapat ditemukan dengan mudah di kampus, klub mam maupun tempat rekreasi (Jacob et., 2013). Di Indonesia, berbagai macam produk minuman energi baik lok maupun luar negeri dapat dengan mudah dijumpai dipasaran. Banyak terdapat jenis dan pilihan minuman energi diantaranya adah ekstra joss, M-150, kratingdeng, proman, hemaviton jreng, kuku bima, Monster energi dan panther.

3 3 Sebagian besar minuman energi adah minuman berkarbonasi yang mengandung kafein, taurin, gula dan kandungan lain seperti multivitamin, miner dan herb yang bervariasi (Alsunni et., 2011). Minuman energi umumnya mengandung mg kafein setiap 8 ons atau setara dengan lima ons kopi atau dua keng 12 ons minuman ringan berkafein seperti Mountain Dew, Coca Cola, Pepsi Cola dan lain lain (Minuskas et., 2007). Kandungan pemanis pada minuman energi umumnya sebesar 35 gram setiap 8 ons dan dapat berupa gula, pengganti gula, maupun pemanis buatan (Alsunni et., 2011; Jacob et., 2013) Kandungan kafein dan gula pada minuman energi merupakan sumber energi utama untuk meningkatkan aktivitas (Jacob et., 2013). Namun demikian terdapat beberapa kandungan utama dam minuman energi yang perlu berhati hati dam mengonsumsinya secara bebas, antara lain kafein dan taurin (Anonim, 1999). Meskipun dam uji toksikologi, menunjukkan bahwa taurin bersifat nontoksikogenik, tetapi masih diragukan tentang keamanannya ketika taurin dikonsumsi setiap hari (Anonim, 1999). Menurut hasil penelitian lain diketahui bahwa taurin dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular (Gonzez et., 2012).

4 4 Kandungan kafein pada minuman energi dapat meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan memori, dan meningkatkan suasana hati (mood). Namun demikian kafein juga diketahui dapat berbahaya bagi kondisi fisik. Kafein dosis tinggi, tungg maupun dikombinasi dengan taurin diduga juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kardiovaskular (Anonim, 1999). Selain itu penelitian terbaru tentang minuman energi diketahui bahwa minuman energi dapat meningkatkan produksi urin atau memiliki efek diuresis dan natriuersis sehingga dapat mengganggu fungsi ginj (Nawrot et., 2001). Kandungan gula pada minuman energi diketahui dapat meningkatkan peforma psikologis. Kandungan gula memiliki efek sinergis dengan kafein dam memodulasi fungsi kognitif seperti mempersingkat waktu reaksi (reaction times) (Alsunni et., 2011). Namun demikian beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, obesitas hingga diabetes militus. Minuman karbonasi umumnya memiliki kadar gula yang tinggi, kurang memberikan rasa kenyang dan memiliki zat gizi yang rendah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Mik et., 2006).

5 5 Konsumsi minuman energi erat kaitannya dengan konsumsi minuman berkohol, rokok, pergaulan bebas dan obat-obatan terlarang (Terry-McElrath et., 2013). Kombinasi kandungan kafein pada minuman energi dan kohol dapat menurunkan geja fatigue yang ditimbulkan karena konsumsi kohol. H ini disebabkan karena efek depressant dari kohol ditutupi oleh efek stimulant dari kafein. Sehingga orang yang mengonsumsi kohol tidak dapat memperkirakan jumlah kohol yang dikonsumsinya. H tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar kohol yang dikonsumsi banyaknya efek samping yang dapat ditimbulkan bagi kesehatan (Jacob et., 2013). Konsumsi minuman energi tidak lepas dari faktor faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi minuman energy, sah satunya adah pengetahuan (Green et., 1980). Pengetahuan berdasarkan teori Bloom et. (1956) dibagi menjadi enam kategori yaitu knowledge, comprehension, application, anysis, synthesis, evuation. Pada tingkat aplikasi, individu dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga pada tingkat ini pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku.

6 6 Luasnya cakupan minuman energy di papulasi dan tingginya potensi efek samping yang dapat ditimbulkan mendorong untuk dilakukannya penelitian terhadap tingkat pengetahuan tentang efek samping minuman energi. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa fakultas kedokteran karena sebagai con tenaga kesehatan, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai. Pengetahuan tersebut selain menjadi dasar dam perilaku konsumsinya, juga dapat sebagai sarana edukasi kesehatan sebagai bagian dari promosi kesehatan untuk merubah tingkah laku dan kondisi lingkungan di masyarakat. B. Perumusan Masah Berdasarkan uraian pada latar belakang masah diatas, dapat dirumuskan permasahan yaitu bagaimana tingkat pengetahuan dan aplikasi mahasiswa terhadap efek samping minuman energi. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan aplikasi mahasiswa terhadap efek samping minuman energi.

7 7 D. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap konsumsi minuman energi pada mahasiswa antara lain: Tabel 1. Keaslian penelitian. energy drink consumption patterns among collage 2. Caffeinated cocktail: energy drink consumption, high risk drinking, and cohol-related consequence among collage student 3. Energy drinks consumption pattern, perceived benefit and associated adverse effect amongst students of university of Dammam, Saudi Arabia et O brien et., (2008) Alsunni dan Badar (2011) Metode No Judul Pengarang (tahun) 1. A survey of Minauskas., (2007) crosssection survey survey Hasil 51% partisipan mengonsumsi minuman energi lebih dari 1/bulan. Alasan konsumsi minuman energi 65% meningkatkan energi Konsumsi minuman energi dan cohol meningkatkan efek samping dari konsumsi yang berhubungan dengan cohol 54% partisipan mengonsumsi minuman energi dengan keuntungan yang ping dirasakan dari konsumsi minuman energi adah mencegah dari rasa kantuk dengan efek samping yang dilaporkan adah diuresis dan insomnia

8 8 Buxton dan Hagan (2012) 4. A survey of energy drink consumption practices among studentathletes in Ghana: lesson for developing heth education intervention program survey Sebesar 62% responden dilaporkan mengonsumsi minuman energi 5. Consumption pattern of nutrition heth drinks and energi drinks among university students in ajman Jacob., (2013) et 92% partisipan mengonsumsi minuman energi dengan 95% memilih minuman energi Redbull dan konsumsi minuman energi sebanyak 2 ki sehari 6. Energy drink use, problem drinking and drinking motives in a diverse sample of Alaskan collage student Skewes et., (2013) Semakin besar konsumsi minuman energi secara signifikan berhubungan dengan konsumsi minuman cohol, geja cohol dependen, dan motivasi untuk meminum (Sumber : Data primer) Dari hasil penelitian minuman energi sebelumnya tidak terdapat penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap efek samping minuman energi. Selain itu masih belum terdapat penelitian tentang pengetahuan minuman energi pada mahasiswa di Yogyakarta

9 9 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pemahaman tentang efek samping minuman energi dan kandungan pada minuman energi 2. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai rujukan dam melakukan penelitian pengembangan mengenai faktor faktor yang mempengaruhi konsumsi minuman energi 3. Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai efek samping konsumsi minuman energi dan memberikan informasi kepada masyarakat, untuk membaca informasi mengenai peringatan atau perhatian dan aturan pakai yang terdapat pada minuman energi.

BAB I PENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Minuman berenergi termasuk salah satu minuman. suplemen yang mengandung kafein, glukosa, dan taurin

BAB I PENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Minuman berenergi termasuk salah satu minuman. suplemen yang mengandung kafein, glukosa, dan taurin BAB I PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang Minuman berenergi termasuk salah satu minuman suplemen yang mengandung kafein, glukosa, dan taurin sebagai komposisi mayor (Clauson et al., 2008). Minuman berenergi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Makanan dan minuman adalah kebutuhan hidup primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk sumber energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minuman suplemen berenergi bagi kesehatan untuk mengatasi kelelahan, sebagian besar masyarakat modern cenderung untuk menjatuhkan pilihan mudah dan murah yakni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan emosional (Colten & Altevogt, 2006). Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa serum yang terjadi akibat adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food. Menurut hasil penelitian Health Education Authority 2012, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat gizi, termasuk air merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui

Lebih terperinci

Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes

Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes Apa Efek Minuman Ringan Terhadap Penyakit Diabetes dan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes? Jika berita dan laporan kesehatan terbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah salah satu jenis minuman yang banyak. dikonsumsi masyarakat secara luas. Asosiasi Eksportir

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah salah satu jenis minuman yang banyak. dikonsumsi masyarakat secara luas. Asosiasi Eksportir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi adalah salah satu jenis minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat secara luas. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia mencatat bahwa seiring dengan bertambahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri teh saat ini sedang menghadapi berbagai masalah, antara lain terjadinya over production nasional maupun dunia dan di sisi lain tingkat konsumsi teh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernnisasi ini dan berdasarkan perkembanganteknologi yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang semakin besar, Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi kegemukan dan obesitas terus meningkat sangat tajam di seluruh dunia, dan mencapai tingkatan yang membahayakan. Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BERENERGI DAN OLAHRAGA TERHADAP PERFORMA KOGNITIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011 Oleh: CARISSA KUMALASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk KUISIONER PENELITIAN KONSUMSI MINUMAN ENERGI SERBUK PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT PORT RUSH SEMARANG (Pabrik Funiture)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih,

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi yang diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuranukuran gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi minuman berenergi agar tubuh menjadi segar dan mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi minuman berenergi agar tubuh menjadi segar dan mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minuman berenergi dalam hal ini energy drink merupakan pelengkap dari berbagai masyarakat untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh. Minuman berenergi biasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein merupakan zat psikoaktif yang terdapat pada banyak sumber seperti kopi, teh, soda dan cokelat. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4

Lebih terperinci

Kafein? Berbahayakah atau menguntungkan untuk tubuh?

Kafein? Berbahayakah atau menguntungkan untuk tubuh? Kafein? Berbahayakah atau menguntungkan untuk tubuh? Kafein (C 8 H 10 N 4 O 2 ) atau 1, 3, 7 trimetil 2,6 dioksipurin merupakan salah satu senyawa alkaloid yang sangat penting yang terdapat di dalam biji

Lebih terperinci

BAB III TINJUAN TEORITIS

BAB III TINJUAN TEORITIS BAB III TINJUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Perlindungan Konsumen 1. Pengertian Konsumen Kata konsumen merupakan istilah yang biasa digunakan masyarakat untuk orang yang mengonsumsi atau memanfaatkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan membangun, Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis atau diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering ditemui di hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti pewarna, perasa, pemanis, pengawet. Minuman soda berpemanis sangat

BAB I PENDAHULUAN. seperti pewarna, perasa, pemanis, pengawet. Minuman soda berpemanis sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air soda atau H2CO3 sudah banyak dimodifikasi dengan mencampurkan zat-zat seperti pewarna, perasa, pemanis, pengawet. Minuman soda berpemanis sangat laris di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh

Lebih terperinci

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK Kafein adalah zat yang memberi tendangan dalam kopi Anda. Zat ini membuat Anda bangun dan siap beraktivitas di pagi hari, serta membantu membuat Anda tetap semangat ketika Anda

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Utama Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk

Lampiran 1. Kuesioner Utama Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk 7. LAMPIRA Lampiran 1. Kuesioner Utama Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk KUISIOER PEELITIA KOSUMSI MIUMA EERGI SERBUK PADA KARYAWA BAGIA PRODUKSI DI PT GEOMED IDOESIA SEMARAG (Industri Alat Kesehatan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan antar perusahaan-perusahaan, yang mana dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah di bidang kesehatan. Hipertensi yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL Lies R. Dhamayanthi, 2007, Pembimbing : Jo Suherman, dr., MS., AIF. Banyak orang merasa bahwa mereka tidak dapat memulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan daya regang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah

Lebih terperinci

Energy Drink, Masih Layakkah dikategorikan sebagai Minuman Fungsional?? [Kelompok 8] [Kelas E] Anggota: Reza Widyasaputra ( )

Energy Drink, Masih Layakkah dikategorikan sebagai Minuman Fungsional?? [Kelompok 8] [Kelas E] Anggota: Reza Widyasaputra ( ) Energy Drink, Masih Layakkah dikategorikan sebagai Minuman Fungsional?? by Anggota: Reza Widyasaputra (0911010068) Satrya Adyatma Nugraha (0911010072) Thabah Sigit Suwasito (0911010082) Wenny Ayu R (0911010086)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kehidupan perkotaan di Indonesia saat ini dapat dikatakan sangat bebas. Individu dapat mendapatkan apa yang diinginkan dengan sangat mudah, didukung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skripsi merupakan salah satu jenis karya ilmiah di perguruan tinggi yang dikerjakan oleh mahasiswa program sarjana (S1), sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang menyadari bahwa kewaspadaan dan ketelitian sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas. Kemampuan memusatkan perhatian pada satu hal dalam waktu yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, produsen berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, banyak dijumpai berbagai produk minuman kemasan yang beredar di masyarakat dengan bermacam-macam varian rasa. Hal ini diiringi dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran I DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Raihan Adlin binti Ruzaidi Tempat/Tanggal Lahir : Malaysia/06 Agustus 1991 Agama : Islam Alamat : 733, Kg. Wakaf Che Yeh, 15100 Kota Bharu, Kelantan, Malaysia Riwayat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berpikir dan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berpikir dan gaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi gaya hidup masyarakat terutama remaja untuk memenuhi kebutuhan air di dalam tubuh. Media masa sangat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Drink 2.1.1 Pengertian Soft Drink Soft drink ialah minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Soft drink terdiri dari sugar-sweetened

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit metabolik dan obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Pada penyakit metabolik dapat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK EXTRA JOSS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK EXTRA JOSS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK EXTRA JOSS (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KONTEKSTUAL DAN PROSES SEMIOSIS TANDA PADA SLOGAN IKLAN MINUMAN ENERGI DI LAMAN YOUTUBE

ANALISIS MAKNA KONTEKSTUAL DAN PROSES SEMIOSIS TANDA PADA SLOGAN IKLAN MINUMAN ENERGI DI LAMAN YOUTUBE 1 ANALISIS MAKNA KONTEKSTUAL DAN PROSES SEMIOSIS TANDA PADA SLOGAN IKLAN MINUMAN ENERGI DI LAMAN YOUTUBE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan oleh SEPTIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari

BAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan sebuah kondisi kesenjangan akibat terjadinya ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari sumber biologis, psikologis,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 68 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kurang gizi, terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Semua aktivitas manusia selalu memerlukan energi. Hal itu konsisten dengan hukum kekekalan energi. Pada kehidupan

Lebih terperinci

PERSEPSI, KONSUMSI DAN PREFERENSI MINUMAN BERENERGI

PERSEPSI, KONSUMSI DAN PREFERENSI MINUMAN BERENERGI PERSEPSI, KONSUMSI DAN PREFERENSI MINUMAN BERENERGI (Perception, Consumption and Preferences of Energy Drink) Ratika Putriastuti 1, Lilik Kustiyah 2, dan Faisal Anwar 2 1 Alumni Program Studi Gizi Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyata dapat disaksikan setiap hari yakni semakin gencarnya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nyata dapat disaksikan setiap hari yakni semakin gencarnya perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat di era globalisasi saat ini. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai merek dagang di tahun 1886, pada tahun 1892 Coca-Cola telah terjual. tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai merek dagang di tahun 1886, pada tahun 1892 Coca-Cola telah terjual. tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Coca-Cola merupakan merek minuman ringan terpopuler dan paling laris dalam sejarah hingga saat ini. Minuman ini tidak hanya dikonsumsi pada saat acara penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN MADU TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA RIA DEWASA THE EFFECT OF HONEY TOWARDS THE SIMPLE REACTION TIME ON ADULT MALES ABSTRAK

EFEK PEMBERIAN MADU TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA RIA DEWASA THE EFFECT OF HONEY TOWARDS THE SIMPLE REACTION TIME ON ADULT MALES ABSTRAK EFEK PEMBERIAN MADU TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA RIA DEWASA THE EFFECT OF HONEY TOWARDS THE SIMPLE REACTION TIME ON ADULT MALES Nisa Ulina 1, Decky Gunawan 2, Sylvia Soeng 3 1 Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11

Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11 Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11 PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK MINUMAN ENERGI DENGAN TEORI PERMAINAN (GAME THEORY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT KONSUMEN DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013

Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes merupakan penyebab kematian nomor enam di dunia. Menurut data International Diabetes Federation, pada tahun 2013 sekitar 382 juta orang di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup modern yang serba instan dan berdampak membuat orang malas menjalankan pola hidup sehat. Perubahan pola makan menjurus ke produk makanan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, mereka dapat dengan mudah memasuki pasar dunia, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari manusia selalu membutuhkan minum untuk mempercepat proses metabolisme dalam tubuh dan agar terhindar dari dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh, hal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernnisasi ini dan berdasarkan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang semakin besar, Sumber

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal dan berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. (1) Obesitas adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suplemen berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk. stamina tubuh seseorang yang meminumnya. (www.wikipedia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suplemen berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk. stamina tubuh seseorang yang meminumnya. (www.wikipedia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Suplemen Berenergi 1. Pengertian Suplemen Berenergi Suplemen berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi, kesegaran, stimulasi metabolisme, memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, salah satunya ialah remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia Penyuluh : Mahasiswi Gizi Poltekkes Hari/Tanggal

Lebih terperinci

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak 7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak 7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak 7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak Tahukah anda bahwa ada beberapa kebiasaan yang apabila terusmenerus

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

ABSTRAK. PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL Ronald, 2009 ; Pembimbing: Jo Suherman, dr., MS, AIF Minuman teh hijau telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin berkembang pesat, menuntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obesitas yang meningkat terus-menerus. Obesitas ini menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. obesitas yang meningkat terus-menerus. Obesitas ini menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas menjadi hal yang paling diperhatikan di dunia karena prevalensi obesitas yang meningkat terus-menerus. Obesitas ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan antara..., Noor Risqi Skriptiana, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan antara..., Noor Risqi Skriptiana, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesukaan mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan dapat menyebabkan karies gigi, dan sama halnya dengan konsumsi kalori berlebih memengaruhi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Namun, konsumsi kafein sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Namun, konsumsi kafein sebaiknya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh(Camellia sinensis)merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik (Desmita, 2005) yang didukung dengan aktivitas olahraga dan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik (Desmita, 2005) yang didukung dengan aktivitas olahraga dan aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja mengalami perkembangan dan pertumbuhan fisik (Desmita, 2005) yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran

BAB I PENDAHULUAN. demikian informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula di antara para produsen. Menurut Kartajaya (2004), brand merupakan nilai utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas

Lebih terperinci

Tetap sehat saat Bulan Ramadan

Tetap sehat saat Bulan Ramadan Tetap sehat saat Bulan Ramadan Disclaimer: Presentasi ini dibuat hanya untuk tujuan pendidikan dan bukan sebagai pengganti saran medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai topik di atas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam hidupnya. Berbagai cara ditempuh, antara lain dengan memperhatikan dan mengatur makanan yang dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Jika diuji berdasarkan model penelitian, hasilnya adalah Kampanye

Lebih terperinci

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern kali ini makanan kemasan tidak sulit untuk dijumpai. Namun terkadang label pada makanan kemasan yang akan dibeli sering luput dari perhatian konsumen.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang hidup didalamnya. minuman bersoda, minuman manis dengan kadar gula tinggi, minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang hidup didalamnya. minuman bersoda, minuman manis dengan kadar gula tinggi, minuman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern menjadikan kesehatan sebagai hal yang sangat penting serta mahal nilainya. Manusia berusaha untuk menjaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi gangguan tidur pada remaja mengalami peningkatan selama 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi gangguan tidur pada remaja mengalami peningkatan selama 10 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi gangguan tidur pada remaja mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir (Thorleifsdottir et al. 2002; National Foundation 2004). Penelitian pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang pelaksanaan PROLANIS pada penderita diabetes melitus dan hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang, maka dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dari lima orang di dunia ini adalah remaja. Di Asia Tenggara, jumlah remaja

BAB I PENDAHULUAN. satu dari lima orang di dunia ini adalah remaja. Di Asia Tenggara, jumlah remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi minuman ringan berkarbonasi merupakan tren gaya bagi kehidupan dunia modern dewasa ini. Tren ini paling banyak berpengaruh terhadap remaja. Menurut WHO (2009),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan

Lebih terperinci

PENGARUH KAFEIN PADA COKELAT (Theobroma Cacao) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA

PENGARUH KAFEIN PADA COKELAT (Theobroma Cacao) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA PENGARUH KAFEIN PADA COKELAT (Theobroma Cacao) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA THE EFFECT OF CAFFEINE IN CHOCOLATE (Theobroma Cacao) IN ADULT HUMAN MALE S SIMPLE REACTION TIME Szzanurindah

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waktu Menonton Televisi Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,

Lebih terperinci