BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainlain.,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainlain.,"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualititatif. Pengertian penelitian kualitatif (Moleong,2006) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainlain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus (poerwandari, 2005) didefinisikan sebagai fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi, meski batas-batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Punch (dalam poerwandari, 2005) mengatakan kasus itu berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula berupa keputusan, kebijakan, proses atau suatu peristiwa tertentu. Studi kasus sendiri dibedakan kedalam beberapa tipe (poerwandari, 2005), antara lain: Studi kasus intrinsik: penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk 57

2 1. menghasilkan konsep-konsep/teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasi. 2. Studi kasus intrumental: penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori. 3. Studi kasus kolektif: suatu studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomena/ populasi/ kondisi umum dengan lebih mendalam. Dalam tipe penelitian studi kasus peneliti menggunakan tipe studi kasus intrisik dengan pendekatan interpretif. Studi kasus intrisik adalah suatu kasus yang di pilih karena keunikan kasus tersebut dan peneliti ingin memahami lebih dalam kasus itu sendiri. Pendekatan interpretetif berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berpikir maupun bertindak dari orang-orang itu sendiri (Moleong,2006). Tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep/teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasi. B. Kehadiran Peneliti Dalam pendekatan (metode penelitian) kualitatif Peneliti adalah instrumen utama penelitian, sehingga ia dapat melakukan penyesuaian sejalan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan. Tidak seperti yang biasa dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak mungkin untuk melakukan perubahan. Selain itu kerena peneliti sebagai instrumen penelitian-ia bukan benda mati seperti angket,skala,tes dan 58

3 sebagainya maka ia dapat berhubungan dengan subjek penelitian dan mampu memahami keterkaitannya dengan kenyataan di lapangan. Selain itu, ia juga akan dapat mengantisipasi dan mengganti starategi apabila kehadirannya akan mengganggu fenomena yang sedang terjadi (Alsa :2003) Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti telah di ketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek penelitian dan informan. Selain itu, peran peneliti disini yaitu berpartisipasi secara pasif, dimana dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian seperti wawancara, observasi. Lokasi yang paling dominan dalam penelitian ini adalah tempat kos subjek yang berukuran 3x3 m 2 dengan fasilitas didalamnya 1 kamar tidur, kipas angin, rak buku dan lemari pakaian. Selain di tempat kos subjek penelitian ini juga di lakukan di rumah subjek yang bertempat di Malang. Di rumah tersebut ditempati oleh ayah, ibu serta dua orang kakak subjek. Rumah subjek terletak di sebuah kompleks perumahan di kota Batu Malang Jawa Timur. dan penelitian ini juga di lakukan di tempat kuliah subjek di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. 59

4 D. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian lapangan sebagai kerangka penulisan skripsi ini tentulah data kualitatif. Data kualitatif (Bungin, 2001) diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Sedangkan jenis data kualitatif yang digunakan adalah data kasus. Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelaskan kasuskasus tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk digeneralisasikan atau menguji hipotesis tertentu sehingga data dalam penelitian ini sifatnya tekstual dan kontekstual. Peneliti mengambil subjek penelitian seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Surabaya sebagai subjek utama dan beberapa informan sebagai penguat disini peneliti merahasiakan identitas subjek dengan menggunakan nama samaran. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi yang berusia 22 tahun, subjek adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Subjek adalah seseorang wanita yang pernah berorientasi seksual dengan sesama jenis dan mampu mengungkap identitasnya di lingkungan keluarga. 2. Subjek adalah seseorang yang sehat jasmani dan rohani. 3. Subjek bersedia menjadi subjek yang akan diteliti. 4. Subjek mengetahui kalau dia menjadi subjek utama di penelitian ini. 60

5 1. Jenis Data Jenis data penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu : a. Data primer yaitu jenis data baik berupa maupun perilaku dari subjek. Hal ini di olah dengan wawancara dan observasi perilaku subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer yaitu : Nama : FN (inisial subjek) Jenis kelamin : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Malang, 14 Februari 1990 Pendidikan : SMA Usia : 22 tahun Anak ke : (tiga) 3 dari 3 (tiga) bersaudara Status : Mahasiswi semester delapan Agama : Islam b. Data sekunder, yaitu data yang di ambil dari informan sebagai penguat data primer. Sumber data tambahan ini berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung sejauh mana perubahan perilaku yang di alami oleh subjek. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu keluarga, dan teman dekat subjek. 61

6 2. Sumber Data Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah : a. Profil Subjek Nama Jenis kelamin : FN (inisial subjek) : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Malang, 14 Februari 1990 Status : Mahasiswi semester 8 Usia Anak ke Agama : 22 tahun : (tiga) 3 dari 3 (tiga) bersaudara : Islam Subjek adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dia adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Selama kuliah subjek kos di daerah Rungkut di Surabaya. Subjek mempunyai satu kakak laki-laki yang sudah mempunyai istri dan seorang anak laki laki, selain mempunyai seorang kakak laki laki subjek juga mempunyai kakak perempuan yang bekerja di salah satu Bank swasta di Malang. Subjek hidup dari keluarga yang demokratis, disiplin, menanamkan norma agama dan selalu mendapatkan perhatian dan kasih sayang keluarganya (FN01.05). FN juga tidak pernah mendapatkan pukulan atau pengalaman buruk dari keluarga. Sampai setelah orang tua FN mengetahui bahwa anaknya adalah lesbi, perhatian mereka tidak pernah putus. Bila FN terlambat sewaktu pulang sekolah, maka ibu FN 62

7 langsung menelefon atau mengirim SMS. Perhatian dan kedekatan tersebut tidak hanya dari ibu, tetapi juga ayah dan kedua kakaknya. Orang tua subjek tidak membeda bedakan saubjek dengan ke dua kakaknya (DR04.06). Subjek sangat dekat dengan semua keluarganya terutama dengan ibunya. (DR04.05) Ketika di rumah FN lebih senang membantu ibu, seperti berbelanja ke warung, atau diajak berbelanja ke pasar, begitu juga ketika disuruh membantu memasak. Sang ibu sendiri juga pernah mengakui kalau lebih senang menyuruh FN untuk membantunya dari pada kakak-kakanya. Dengan alasan FN lebih menurut dan mudah bila disuruh membantunya. (DR04.03). Subjek adalah anak selalu ceria dan sangat jail.( ER03.07) Maka dari itu sebelum subjek mengungkapkan identitasnya semua anggota keluarga subjek tidak merasakan hal yang aneh pada diri subjek. Semasa sekolah subjek selalu bersekolah ditempat umum, bukan sekolah di tempat khusus cewek (FN02.04). Subjek juga mendapatkan nilai yang baik selama di sekolah (DR04.04). Ketika memasuki Sekolah Dasar subjek juga berteman dengan laki-laki dan sempat mempunyai pacar.( FN01.08) Namun subjek tidak mempunyai perasaan apa-apa dengan alasan waktu itu subjek masih kecil. Berlanjut ke masa SMP subjek menjadi anak yang aktif di sekolah, selain mengikuti kegiatan intra di sekolah. Subjek juga menjadi anggota OSIS dan mengikuti kegiatan ekstra lainnya di sekoalah seperti ekstra keterampilan dan basket. Saat itu subjek mempunyai tiga teman 63

8 perempuan yang menjadi teman yang paling akrab sampai sekarang.( DR04.08) Dan pada masa ini juga subjek pernah berhubungan serius atau pacaran dengan laki-laki selama tiga kali. Namun, subjek tidak merasakan apa-apa subjek merasa tidak ada chemistry yang terbentuk selama berhubungan dengan laki-laki. Sehingga, subjek lebih suka bersahabat saja dengan mereka.( FN01. 09) Ketika subjek memasuki kelas 3 di SMP subjek memutuskan untuk berhubungan dengan perempuan.( FN01.13) FN mencari pasangan lesbiannya melalui chatting di internet dan pada saat itu FN bertemu dengan Ani (nama samaran). Ani juga tinggal di daerah Malang namun mereka tidak satu sekolah (FN01.16). Selama berhubungan dengan ani subjek pernah berciuman dengan ani selama dua kali. Ciuman pertama kali pada saat mereka jalan-jalan di sebuah MALL di daerah Malang, ciuman itu mereka lakukan di Toilet Mall tersebut. Dan ciuman yang ke dua kali mereka lakukan saat mereka menonton bioskop, hal itu juga terjadi di Toilet Hubungan mereka terjalin sampai kenaikan kelas 2 di SMA.( FN02.15). Ketika kelas 2 SMA subjek mengaku atau mengungkap identitasnya pada semua anggota keluarga dan temannya. Hal itu terjadi setelah subjek mengikuti pengajian yang di adakan di sekolah subjek, pada saat itu subjek merasa mendapatkan pencerahan dari ustadnya di sekolah bahwa yang dilakukannya selama ini adalah haram dan tidak di perbolehkan oleh agamanya, pergulatan yang dialami subjek sangat rumit sekali dan sangat membutuhkan proses pemikiran yang sangat sulit di satu sisi dia menyukai 64

9 atau tertarik dengan sesama jenis, di sisi lain dia mengerti bahwa apa yang dia lakukan tidak sesuai dengan apa yang di tanamkan oleh orang tuanya semasa kecil yaitu norma agama yang di bentuk dalam keluarga subjek. Maka subjek memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan ani dan berusaha untuk menjadi orang normal dan mempunyai orientasi seks yang heteroseksual bukan menjadi homoseksual. (FN02.02) b. Profil Ibu Dira Nama Jenis kelamin : Ibu Dira (Nama samaran) : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Malang, 3 maret 1967 Pendidikan Usia Pekerjaan Agama : SMP : 45 tahun : Ibu rumah tangga : Islam Peneliti memilih ibu dira sebagai sumber data karena ibu dira adalah ibu kandung subjek yang bertempat tinggal di Batu Malang, dari anggota keluarga yang lain ibu dira adalah orang yang paling dekat dengan subjek. Ketika subjek mendapatkan masalah, dia selalu bercerita dengan ibu dira bahkan ketika mendapatkan masalah seperti yang di alami oleh FN. Ibu dira menjadi salah satu orang yang membuat subjek bersemangat untuk kembali menjadi pribadi yang normal. 65

10 c. Profil Mbak Erna Nama Jenis kelamin : Erna ( Nama samaran) : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Malang, 06 Juni 1988 Pendidikan Usia Anak ke Pekerjaan Agama : S1 : 24 tahun : (dua) 2 dari 3 (tiga) bersaudara : Swasta : Islam Peneliti memilih Mbak erna karena beliau adalah kakak kandung ke dua subjek, selain dekat dengan ibunya subjek juga dekat dengan kakak perempuannya yaitu erna. Kakak perempuannya ini menjadi konsultan pribadi subjek ketika subjek mendapatkan masalah, apapun yang dialami oleh subjek dia selalu bercerita dengan kakaknya. d. Profil Mbak Mona Nama Jenis kelamin : Mona ( Nama samaran) : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Malang, 06 Juni 1990 Pendidikan Usia Pekerjaan Agama : SMA : 22 tahun. : Swasta : Islam Peneliti memilih mbak mona ini sebagai sumber data karena beliau 66

11 adalah salah satu sahabat subjek yang masih sangat akrab sampai sekarang. Disamping itu rumah mona jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah subjek maka keakraban tersebut masih tetap terjalin hingga sekarang. Selan pada kakak dan ibunya saubjek juga menjadikan mona sebagai konsultan pribsa ketika dia mendapat masalah. E. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ini antara pengumpulan dan keabsahan data tidak dilakukan secara terpisah, melainkan berjalan bersamaan dan berproses secara simultan. Untuk itu peneliti mengambil teknik triangulasi dalam proses pengambilan data. Metode triangulasi merupakan metode pemahaman sosial yang meyakini bahwa untuk memahami fenomena sosial dan fenomena psikologi tidaklah cukup menggunakan satu metode saja. Triangulasi dalam Poerwandari mengacu pada upaya mengambil sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan suatu masalah. Selanjutnya Marshall dan Rossman mengungkapkan bahwa data tersebut dapat digunakan untuk mengelaborasi dan memperkaya penelitian, selain itu dengan data tersebut peneliti akan dapat menguatkan derajat manfaat studi pada situasi-situasi yang berbeda. Pada penelitian ini triangulasi dilaksanakan pada praktik wawancara dan observasi. Misalkan dalam wawancara awal telah diperoleh suatu data, maka selanjutnya dari data tersebut akan dijadikan pijakan bagi wawancara selanjutnya, tentunya setelah melakukan sedikit 67

12 kajian terhadapnya (data yang telah diperoleh), dan untuk memperkuatnya bisa dibantu dengan data observasi. Lebih jauh proses pengumpulan data melalui observasi dan wawancara bisa disimak di bawah ini : 1. Observasi Mengutip dari pendapat Guba dan Lincoln teknik pengamatan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri peristiwa yang ingin diteliti dan mencatat segala kejadian sesuai dengan situasi yang sebenarnya. Teknik observasi (pengamatan) ini ditujukan untuk mengamati perilaku dari hubungan lesbian dengan lingkungan disekitarnya. Khususnya ketika ada moment-moment tertentu yang di selenggarakan di rumah subyek. Peranan peneliti dalam pengamatan ini adalah pemeran serta sebagai pengamat atau pengamat pasif. Peneliti tidak sepenuhnya berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan pelaku lesbbi tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Dalam moment yang di selenggarakan peneliti bisa mengamati hubungan subyek dengan keluarga dan lingkungan di sekitar subjek 2. Interview Cara ini merupakan tahapan yang dilalui peneliti untuk mendapatkan data primer dari informan seorang pelaku lesbi sesuai dengan kajian atau fokus penelitian. Wawancara sendiri dilakukan secara mendalam (in depth-interview). Untuk dapat melakukan wawancara secara mendalam, peneliti melakukannya dengan beberapa 68

13 tahapan, yaitu wawancara yang dilakukan beberapa kali terhadap satu subyek. Dari hasil wawancara pertama nantinya menjadi pedoman wawancara kedua dan akan begitu seterusnya, sampai data yang diperoleh cukup relevan dengan tujuan penelitian. wawancara secara berkala tersebut selain untuk memperjelas dan menambah informasi data, juga sebagai metode untuk memperoleh keabsahan data atau tidak lain sebagai teknik triangulasi itu sendiri. Kedua metode tersebut, digunakan secara simultan agar data yang didapatkan bisa saling mendukung dan sinergis. Hal itu merupakan triangulasi data yakni sampai seberapa jauh temuan dari lapangan benar-benar representatif. Untuk memperoleh data yang representatif, maka selalu dilakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan observasi, hasil wawancara satu dengan yang lainnya, dan hasil observasi satu dengan lainnya. Selain dari teknik triangulasi yang dilakukan dalam proses pengambilan data, peneliti juga melakukan peer debrifing terhadap data yang mendiskusikan hasil kajian dengan orang lain yang tentunya mempunyai pengetahuan tentang pokok penelitian dan metode penelitian yang diterapkan, seperti dengan pembimbing ataupun orang lain yang berkompeten. Secara lebih lanjut keabsahan data akan diperoleh dari proses data yang dilakukan. F. Analisis Data Adapun proses analisis data yang diajukan oleh Marshall 69

14 dan Rossman (1995) adalah terdapat beberapa tahapan dalam menganalisa penelitian kualitatif. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1) Mengorganisasikan data 2) Pengelompokkan berdasarkan kategoritema dan pola jawaban 3) Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data 4) Mencari alternatif penjelasan bagi data 5) Menulis Hasil Penelitian Analisis data merupakan proses mengatur dan mengurutkan data, mengorganisasikannya menjadi satu pola, kategori, koding dan satu uraian dasar (Poerwandari, 2005). Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis secara kualitatif. Proses analisis dimulai dengan menelaah keseluruhan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi kepustakaan dan alat bantu lain. Apakah semua data sudah lengkap dan dapat memberikan jawaban perumusan penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian. Langkah selanjutnya adalah mengkatagorikan data-data tersebut berdasarkan fokus penelitian, kemudian diurutkan sehingga menjadi suatu susunan atau rangkaian yang saling berhubungan dan sistematis. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan yang berisi inti atau rangkuman. G. Pengecekan Keabsahan Data Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. 70

15 Oleh sebab itu memrlukan teknik keabsahan data dalam penelitiannya. Teknik yang digunakan adaah dengan Keabsahan Konstruk (Construct validity), yakni keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik pemeriksaan dengan Triangulasi Data. Dimana teknik tersebut sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan data. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2005), Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. 71

16 oleh peneliti untuk memperbaiki hasil penelitian dengan lebih baik. Tabel Jadwal Wawancara Dengan Subjek. No. Subjek Wawancara Hari/Tanggal Waktu 1. 1 Pertama Minggu, 08 April WIB 2. 1 Kedua Sabtu, 14 April WIB 3. 1 Tiga Selasa, 14 April WIB Tabel Jadwal Wawancara Dengan Signifikan Person. No. SP Wawancara Hari/Tanggal Waktu 1. 1 Pertama Sabtu, 05 Mei WIB 2. 2 Pertama Sabtu, 19 Mei WIB 3. 3 Pertama Minggu, 20 Mei WIB 4. 4 Pertama Kamis, 31 Mei WIB B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Temuan Penelitian Berikut ini adalah beberapa faktor tentang apa yang mendorong lesbian untuk mengungkapkan identitas dirinya : a. Hubungan (relational definition) 72

17 Hubungan yang baik antara keluarga dan teman membuat subyek ini memiliki rasa nyaman untuk mengungkapkan identitasnya sebagai lesbi. Seperti yang diungkapkan subyek sebagai berikut; Dari kecil aku tinggal bersama kedua orang tua dan kedua kakakku di kota Malang. aku sangat dekat sekali dengan keluargaku terutama sama ibu, mungkin karena aku anak terakhir jadi kemanapun aku sama ibu. (FN01.03) Kedekatan itu tetap tejalin walaupun subjek telah menunjukkan identitasnya. Seperti biasanya kita tetep deket, nggak ada yang berubah dari keluargaku.( FN02.10) Kedekatan itu tidak hanya pada kelurga subjek saja tapi pada temen dekat subjek juga. Sama aja kita tetep jadi teman baik (FN02.12) Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kelurga juga berpengaruh terhadap subjek untuk bisa menunjukkan identitasnya. Kedua orang tuaku adalah orang tua yang mendidik anaknya dengan cara yang demokratis, disiplin dan yang pasti norma agama sangat penting disini. Kedua orang tuaku sangat perhatian dan sayang sama semua anaknya dan aku tidak merasa di beda-bedakan dengan kudua kakakku. (FN01.05). Selain menunjukkan identitasnya sebagai lesbi, subjek juga mengungkapkan identitasnya pada teman dekat subjek. Hal ini di karenakan subjek juga memiliki kedekatan khusus terhadap temannya ini. Tanggapan temenku pertama yah kaget gitu, hahh., gak papa ta awakmu iky!! Ojok Aneh-aneh ae trus aku bilang iya aku 73

18 lesbi, aku ngerasain hal yang beda dari kalian semua, kamu nggak percaya ta?, terus mereka mikir gitu, Tapi akhirnya mereka menerima dan membantuku. (FN02.03). Dukungan dari kelurga dan teman-teman dekat merupakan faktor utama subjek untuk berani mengungkapkan identitasnya sebagai lesbi. Walaupun awalnya mereka nggak percaya kalo aku suka sama sesama jenis pada akhirnya mereka tidak menjauh dari aku, malahan mereka mendukung aku agar aku bisa kembali menjadi orang normal. (FN02.11) b. Rasa suka (liking) Proses bagaimana subjek menyukai dengan sesama jenis yaitu dengan tidak adanya chemistry yang di timbulkan subjek ketika subjek menjalin hubungan dengan lawan jenis. Aku bener-bener nggak suka sama laki-laki itu kelas 3 SMP, soalnya pas pacaran sama laki-laki aku nggak ngerasa apa-apa. Nggak ada chemistrynya, deg-degan nya nggak ada, pokoknya beda jadinya kayak sahabatan, ya udah kalo misalnya jalan ya biasa aja. Jadi apa yah. Kayak sahabat sendiri, aku nggak pernah ciuman sama sekali sama cowok, pengen sih ngerasain tapi aku nggak bisa (FN01.09). Gejolak yang terjadi pada diri lesbian ketika dia mulai menyadari bahwa dirinya merasa tidak normal dengan perasaannya terhadap lawan jenis hal ini disadari saat subjek kelas 3 SMP. Aku pacaran sama laki-laki 3 kali. Yang pertama 2 minggu, yang kedua dan ke tiga sekitar 3 sampai 4 bulan, yang bikin aku putus yaa itu karena aku selama pacaran tidak merasa apa-apa, hambar, sampai cari-cari alasan buat putus sama mereka. (FN01.10) Namun setelah subjek sudah mulai tertarik dengan lawan jenis subjek berpacaran selama empat tahun. 74

19 Owww waktu itu fifi mau masuk kuliah kebetulan ibu sama fifi di undang nikahan sama temenya fifi yang namannya Eka, disitu kan banyak tamu anak-anak remaja yang lain yang cakep-cakep. Dari sekian banyak tamu disitu ternyata diem-diem fifi ngelihatin cowok itu. Terus fifi bisik-bisik sama ibu bu mas itu cakep yach, liat aja bentar lagi aku pasti dapat nomernya nggak lama dari acara nikahan temannya itu fifi kenalan dan akhirnya mereka pacaran sampai sekarang. Semenjak itu fifi kelihatan bahagia sekali. Ibu sama keluarga juga seneng, mereka berpacaran hampir 4 tahun ( DR04.14) c. Norma berbalasan Nampaknya ketertarikan subjek dengan sesame jenis ini tidak berlangsung lama, subjek memutuskan untuk kembali normal lagi ketika mengikuti pengajian bersama ustad di sekolahnya. proses tepatnya yah pelan-pelan aja.step by step Pertama ku ngomong sama sahabat ku tentang ke anehan yang selama ini aku rasain. Setelah itu aku ngomong sama keluargaku. Jadi sebenernya proses aku membuka diri ke masyarakat yang nggak aku kenal biasa aja, soalnya aku sama pasanganku itu penampilannya samasama femme ( istilah untuk penampilan perempuan) jadi nggak ada masalah, tapi kalau sama orang-orang yang aku kenal misalnya aja temen dekatku di sekolah, aku ngomongnya pelan-pelan. Waktu itu awalnya pas di sekolah ada pengajian bareng sama ustad, nah waktu itu temannya mengenai kaum Nabi Luth As yang menyukai sesame jenis, nahh dari situ aku merasa dapet ilham dan mulai sadar bahwa apa yang aku lakukan ini haram dan dalam agama ku hal ini sangat di larang. Maka aku memutuskan hubungan sama pasangan lesbiku itu. ( FN02.02) Ternyata norma agama yang di tanamkan oleh kedua orang tua subjek sejak dia masih kecil memberikan efek yang sangat penting sekali sehingga subjek memutuskan untuk berhenti dan kembali menjadi manusia yang normal. 75

20 Waktu itu saya hanya memikirkan tentang diri saya yang emang bener-bener suka sama cewek, dan setelah mengikuti tausiyah dengan ustadku waktu disekolah rasanya aku mendapatkan petunjuk bahwa apa yang aku lakukan ini sangat ditentang sekali oleh agama saya. Maka dari itu saya mengambil keputusan untuk kembali ke jalan yang benar yang di ridho i oleh Allah. Dan percaya bahwa tuhan pasti akan menolongku (FN03.05) Subjek mengungkap identitasnya, karena subek ingin mendapatkan dukungan dari teman dan keluarganya. Setelah aku ungkapin semuanya ayah, ibu dan kedua kakakku nggak henti-hentinya ngasih aku support baik dukungan moril maupun spiritual supaya aku menjadi orang yang normal. Mereka ngajak aku buat ikut terapi-terapi kejiwaan kayak ikut pengajian, kerumah ustadz-ustadz gitu dech. kamu nggak usah kuatir sayang.. mama, papa sama kakak nggak akan ninggalin kamu waktu ibu dan ayah ngomg gitu aku seneng banget dan aku tambah bersemangat untuk sembuh. Setelah itu aku sedikit demi sedikit mulai berubah karena mendapat perhatian dan kasih sayang keluargaku. Untung aku hidup di tengah keluarga seperti ini, kalau nggak pasti aku sudah di usir dari rumah. ( FN02.09) Selain keluarga dukungan itupun diperoleh subjek dari temanteman dekatnya. Walaupun awalnya mereka nggak percaya kalo aku suka sama sesama jenis pada akhirnya mereka tidak menjauh dari aku, malahan mereka mendukung aku agar aku bisa kembali menjadi orang normal. (FN02.11) d. Kepribadian kepribadian merupakan ciri khas yang ditunjukkan oleh subjek kepada lingkungannya. Owww. Aku ngerasa nggak ada yang beda sama dia. Fifi kan anaknya ceria banget jadi dia tetep seperti biasanya aja pulang sekolah atau abis dari mana gitu dia pasti triak triak panggil nama 76

21 ibu suara nyaringnya itu loh bikin telinga sakit (hahahahaha), terus jailnya juga tetep. Jadi, aku nggak ngerasa ada tingkah laku yang aneh dari fifi. (ER05.07) Dari sifat yang ceria dan jail yang di tunjukkan oleh subjek sebelum dan setelah mengungkapkan identitas menyebabkan keluarga dan teman subjek tidak menyadari adanya hal aneh yang dialami oleh FN Ehmmm ibu bener-bener merasa nggak ada hal aneh dari diri fifi, pokoknya sama sekali nggak terlihat tingkah laku yang aneh yang ibu rasain. Dia tetep aja seperti itu ceria dan jailnya sama kakak-kakaknya pun tetep. (DR02.04) Ketika subjek mempunyai masalah, subjek selalu bercerita sama ibu atau kakak perempuannya. Aku sama fifi deket banget kalau ada apa apa atau dia lagi punya masalah dia pasti cerita sama aku atau kalau enggak dia cerita sama ibu. (ER05.05) Kedekatan ini berlangsung sampai setelah FN mengungkapkan identitasnya. Hubungan kita tetep kayak dulu... fifi juga sering cerita sama cowoknya yang sekarang pokoknya makin baik aja. ( ER05.10) e. Jenis kelamin (Gender) Penampilan subjek yang selalu feminim tidak menjadi halangan ketika dia berhubungan dengan sesama jenis. Dari dulu penampilanku kan feminim seperti ini, jadi yah dulu seperti ini aja femme. Tapi sebenarnya aku sama pasanganku itu samasama feminim.. tapi si pasanganku itu feminim sih... cuman nggak girly-grily banget kayak aku. ( FN01.18) 77

22 Penampilan subjek yang tidak berubah menjadikan keluarga subjek tidak mengetahui kalau subjek menyukai sesama jenis. Dari dulu fifi feminim seperti ini, mangkanya ibu tidak merasa ada hal yang aneh sama fifi. (DR04.09) 2. Analisis Data Pada bagian ini akan disampaikan hasil analisis data tentang bagaimana proses lesbian ketika menunjukkan identitasnya, proses adaptasi setelah menunjukkan identitasnya dan bagaimana pandangan subjek tentang identitasnya sebagai seorang muslim. Faktor yang mempengaruhi self disclosure, yaitu: (a) Definisi tentang hubungan (relational definition) Kasih sayang, perhatian serta keluarga yang sangat demokratis membuat subjek merasa nyaman dan dapat mengungkapkan identitasnya. Cara komunikasi yang baik dengan bercerita terhadap keluarga dan teman dekat menyebabkan subjek tidak canggung lagi untuk berkomunikasi dengan keluarga dan temannya. Terutama saat subjek mendapatkan masalah yang sangat complicated terhadap dirinya, tentunya hal seperti dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat sangat diperlukan oleh subjek pada masa itu. (b) Rasa suka (liking) Walaupun subjek pernah menjalin hubungan pacaran dengan lawan jenis sampai tiga kali selama duduk di bangku SMP 78

23 tidak bisa merubah ketertarikannya dengan sesama jenis, hal ini dipengaruhi karena subjek tidak menemukan chemistry selama berhubungan dengan lawan jenis. Dan pada akhirnya subjek memutuskan untuk menyukai atau merasa lebih nyaman ketika berhubungan dengan sesama jenis. Namun setelah dalam diri subjek ada keinginan untuk menjadi manusia yang normal atau menjadi hiteroseksual seperti kebanyakan orang, FN bisa melakukannya dan mulai bisa untuk tertarik atau merespon dengan baik lawan jenis walaupun hal itu memerlukan waktu yang lama. (c) Norma berbalasan (norms of reciprocity). Norma berbalasan (norms of reciprocity). Self disclosure dilakukan individu sebagai respon atas pengungkapan diri orang lain. Norma berbalasan dikatakan sebagai sesuatu kecenderungan individu sebagai penerima pesan untuk mencocokkan, menyeimbangkan tingkat keintiman dari self disclosure yang akan mereka ungkapkan kembali dengan tingkat keintiman yang telah mereka terima. Jadi subjek mengungkapkan identitasnya dengan maksud supaya saubjek mendapatkan pertolongan dari keluarga dan temannya. Sehingga, dia bisa kembali normal. (d) Kepribadian (personality) Karakteristik subjek yang ceria dan jahil serta penampilan subjek yang sangat feminim dan tidak mengalami perubahan 79

24 sampai sekarang membuat subjek merasa mudah untuk menjadi seorang lesbian. Karena dengan penampilan yang feminim membuat orang terdekat subjek tidak mencurigai bahwa subjek ternyata menyukai sesama jenis. Sikap keterbukaan subjek yang selalu bercerita ketika dia mendapatkan masalah kepada keluarganya membuat ibu dan kakak subjek tidak mengetahui bahwa sebelumnya subjek mengalami masalah yang rumit pada dirinya. (e) Jenis Kelamin (gender) Walaupun subjek dengan pasangan lesbiannya berpenampilan feminim hal tersebut tidak membuat subjek untuk merubah penampilannya menjadi tomboy. Sampai pada akhirnya subjek memilih berperan sebagai femme. Ketika berhubungan dengan sesama jenisnya. C. Pembahasan 1. Lesbian dalam mengungkap identitasnya Keterbukaan diri subjek tergantung dari tingkat kedekatan subjek dengan seseorang. Subjek bisa menggambarkan dirinya atau mengekspresikan dirinya kepada orang yang dianggapnya dekat dan dapat mengerti dirinya. Subjek lebih sering bercerita dengan teman dekat atau keluarganya saja. Pearson (1983) mengatakan salah satu komponen self disclosure adalah lawan bicara. Lawan bicara dalam 80

25 self disclosure adalah orang yang kita tuju untuk melakukan pengungkapan diri. Lawan bicara sangatlah penting dan merupakan ukuran terakhir dari suatu pengungkapan diri yang tidak boleh diabaikan. Jumlah informasi yang diungkapkan subjek tergantung pada reaksi lawan bicara, jika lawan bicara memberikan reaksi atau respon yang positif dan masukkan atas apa yang diceritakannya, subjek akan menceritakan kisah hidup atau masalahnya lebih dalam. Hal ini diperjelas dengan komponen self disclosure menurut Pearson (1983), bahwa self disclosure atau pengungkapan diri harus bersifat timbal balik (reciprocal). Jika subjek banyak mengungkapkan diri pada orang lain, itu dikarenakan subjek merasa bebas untuk mengungkapkan dirinya. Namun jika subjek tidak ingin berbagi informasi dengan orang lain maka kemungkinan orang tersebut tidak merasa bebas untuk mengungkapkan mengenai dirinya. Derlega dkk (1993) juga mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi self disclosure adalah norma berbalasan (norms of reciprocity). Self disclosure dilakukan individu sebagai respon atas pengungkapan diri orang lain. Tindakan membalas atau reciprocate berarti memberikan sesuatu kembali yang seimbang, sesuai dengan sesuatu yang diterima. Dalam kaitannya dengan self disclosure, norma berbalasan berarti dikatakan sebagai sesuatu kecenderungan individu sebagai penerima pesan untuk mencocokkan, menyeimbangkan tingkat keintiman dari self disclosure 81

26 yang akan mereka ungkapkan kembali dengan tingkat keintiman yang telah subjek terima. 2. Cara adaptasi lesbian setelah mengungkapkan identitasnya Faktor yang menyebabkan pengungkapan diri pada lesbian adalah kepribadian. Subjek sangat terbuka dalam bercerita dengan orang lain, subjek juga mudah terbuka dengan orang lain seperti keluarganya, bahkan dengan temannya. Sehingga setelah subjek mengungkap identitas, subjek tidak merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan orang lain. Derlega (1993) mengatakan bahwa self disclosure, dapat dipengaruhi oleh kepribadian (personality). Individu yang ekstrovert dan mudah bersosialisasi cenderung lebih banyak membuka diri dan dapat beradaptasi dengan baik. 3. Sudut Pandangan Lesbian tentang identitas dirinya sebagai seorang muslim. Pada masa remaja subjek hanya memikirkan perasaannya saja dan cenderung lebih individualis. Sehingga subjek tetap mempertahankan perasaannya tersebut kepada sesama jenis. Namun, setelah subjek mendengarkan tausyiah dari ustadnya di sekolah subjek mulai tersadar bahwa apa yang dilakukan ini sangat tidak di perbolehkan oleh agama, apalagi norma agama yang ditanamkan dari kecil dalam lingkungan keluarga subjek. 82

Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertandatangan di bawah ini : Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth : Ibu / Saudari... Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Sinta Arum Setya P NIM : 08413244022 Adalah mahasiswa Program studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana konflik yang di hadapi seorang Gay, tipe-tipe konflik apa yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor, (1995) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung) 107 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Sabtu, 3 juli 2010 Waktu : 15.15 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Diana Umur : 20 tahun pendidikan terakhir Pekerjaan : SMA : Mahasiswi Eksistensi Komunitas

Lebih terperinci

Keindahan Seni Pendatang Baru

Keindahan Seni Pendatang Baru Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang -

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang - BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kulaitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat pederitanya merasa bahwa identitas gendernya (sebagai laki-laki atau perempuan) tidak sesuai dengan anatomi biologisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian masing-masing. Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Fenomena gagal Ujian Nasional merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di dunia pendidikan kita. Fenomena yang terjadi dalam seting nyata ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mempelajari dinamika atau permasalahan, memperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia di dunia ini dimana manusia memiliki akal, pikiran, dan perasaan. Manusia bukanlah makhluk individual yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sudah banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. informan yang statusnya bukan lesbian adalah ER, YL, ME, EM dan FY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sudah banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. informan yang statusnya bukan lesbian adalah ER, YL, ME, EM dan FY 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan Informan (subyek) dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang. Jumlah informan terdiri dari 5 lesbian yang secara langsung menjadi subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi secara lebih dalam penerimaan (acceptance) anak terhadap hadirnya ayah tiri setelah kematian ayah

Lebih terperinci

Aku dan adik kelasku.

Aku dan adik kelasku. Punya banyak impian, cita-cita dan mimpi. Mudah jatuh hati ke setiap cowok yg mudah membuatnya nyaman. Hobby menulis, apa aja ditulis hehe. Itulah aku gadis belia yg akan beranjak remaja. Dan aku itu cewek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam kehidupannya. Salah satu tahapan yang harus dilewati adalah masa dewasa awal. Masa dewasa awal (young

Lebih terperinci

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan LAMIRAN 49 50 51 52 Lampiran 3. edoman Wawancara 1. Identitas ubjek a. Nama b. Usia c. endidikan d. ekerjaan 2. Identitas uami ubjek a. Nama b. Usia c. endidikan d. ekerjaan 3. Hubungan ubjek dengan uami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tahap perkembangan tersebut adalah masa dewasa awal. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tahap perkembangan tersebut adalah masa dewasa awal. Menurut Hurlock 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam kehidupannya pasti menjalani tahapan perkembangan, salah satu tahap perkembangan tersebut adalah masa dewasa awal. Menurut Hurlock (1996)

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualititatif. Pengertian penelitian kualitatif (Moleong,2006) adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tersebut tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Moeloeng, 2005:4) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Moeloeng, 2005:4) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian tentang post power syndrome ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang diterapkan pada peneliti ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek. perolehan identitas subjek? dengan orang tua kamu? (ayah dan ibu)

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek. perolehan identitas subjek? dengan orang tua kamu? (ayah dan ibu) Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek a. Bagaimana bentuk relasi subjek dengan orang tuanya (ayah, ibu), dan bagaimana relasi tersebut mempengaruhi atau berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial yang terjadi 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial yang terjadi pada pria dewasa awal yang menjadi gay di kota Bandung dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk memahami suatu gejala, fakta, realita, dan

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) 1. Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pelanggan 2. Apakah semua pelanggan yang datang diperlakukan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 5.1.1. Indikator Identitas Diri Menurut subjek SN dan GD memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kematian orangtua bagi remaja. Kematian merupakan fenomena yang pasti terjadi pada setiap individu dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Semarang pada bulan Maret 2016 sampai dengan Mei 2016. Peneliti memilih Kota Semarang sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari ketiga subyek, mereka memiliki persamaan dan perbedaan dalam setiap aspek yang diteliti. Khususnya dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci

kemudian ia semakin yakini setelah ia berada di bangku perkuliahan. Perasaan ingin dilindungi merupakan alasan mengapa James tertarik kepada sesama je

kemudian ia semakin yakini setelah ia berada di bangku perkuliahan. Perasaan ingin dilindungi merupakan alasan mengapa James tertarik kepada sesama je BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V.1. Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan proses wawancara untuk mengumpulkan data sehingga dapat menggambarkan secara menyeluruh bagaimana cara berinteraksi pria homoseksual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian ini dirancang untuk mengetahui bagaimana cara ODHA dalam proses coping stres, sehingga peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang OMK (Orang Muda Katolik) merupakan sebuah wadah yang dapat menghimpun para pemuda Katolik untuk terus melayani Tuhan dan sesama, sebagai sebuah komunitas keagamaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan data kualitatif dan dideskripsikan

Lebih terperinci

DATA FOTO. Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam. Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen

DATA FOTO. Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam. Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen DATA FOTO Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen Foto Pasangan Ketiga Fiskalia Jawa Kristen dan David Tionghoa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) Inisial Nama : MA Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur Pendidikan Pekerjaan : 45 Tahun : SMA : Tidak Ada No. Variabel / Pertanyaan Informan Kemudahan Memperoleh Narkoba 1 Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah. Semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani 80 BAB IV ANALISIS DATA Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani Pola Pikir dan Perilaku Lesbian pada Remaja di Jeruk Lakarsantri Surabaya Setelah menyajikan data di lapangan

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, 2009 3. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep pacaran dan perilaku pacaran pada remaja awal. Dalam bab ini akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa termasuk di dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal. Pada masa itu umumnya merupakan masa transisi. Mereka masih mencari jati diri mereka masing-masing,

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 1 LAMPIRAN 2 I. Identitas Pribadi Subjek 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Agama 4. Suku Bangsa Pedoman Wawancara Lampiran 1: Pedoman Wawancara II. Gambaran Pribadi Subjek 1. Masa Kecil Subjek (Prob: Peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Kualitatif Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur statistik atau kuantifikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pemilihan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di FKIP PGSD yang berlokasi di jalan Diponegoro 52-60 Salatiga. Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimuka bumi ini harus senantiasa berusaha dalam mempertahankan hidupnya. Manusia dibekali otak untuk berpikir bagaimana cara mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini, fenomena homoseksualitas semakin marak. Bukan hanya di luar negeri, tetapi fenomena ini juga berlaku di Indonesia. Baik itu lesbian ataupun gay. Baik

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN No Sumber Data / Informasi 1. Subyek penelitian adalah homoseksual (melalui wawancara mendalam) Aspek Pengumpulan Data Keberagamaan Homoseksual 1. keyakinan diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelilitian ini adalah strategi komunikasi politik yang digunakan oleh tim sukses faisal-biem dalam pemilihan gubernur dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yang akan di laluinya, dan salah satu adalah periode masa remaja. Masa remaja ini di sebut

Lebih terperinci

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah bibi subjek pertama dan dirumah subjek sendiri selaku subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah bibi subjek pertama dan dirumah subjek sendiri selaku subjek 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih setengah bulan mulai dari tanggal 9 Juni 2013 sampai tanggal 26 Juni 2013. Waktu selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Orientasi Seksual a. Pengertian Orientasi Seksual Setiap individu memiliki suatu ketertarikan, baik secara fisik maupun emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) BAB II A. PROFIL INFORMAN 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) WE adalah mahasiswa perempuan asal Riau. WE menempuh pendidikannya di kota Yogyakarta sejak tahun 2013. WE memilih berkuliah

Lebih terperinci

"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris

Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha, jawab Ricky Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha, timpal Cella Persahabatan yang nyaris PROLOG "Grace, gimana tadi bisa gak?" Tanya Cella "Bisa sih, mudah-mudahan dapat nilainya bagus yah Cel," jawab Grace "Hai cewek-cewek, gimana tadi UNnya bisa gak?" Ucap Ricky "Bisa dong," jawab Cella

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian dilakukan untuk mengembangkan apa yang ada di balik peristiwa, latar belakang pemikiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku Rumah Sakit Jiwa Ambon di mulai tahun anggaran 1981/1982 Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan Hawa, sejak saat itu pula orang mengetahui bahwa manusia diciptakan secara berpasang-pasangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada masa sekarang, kebahagiaan menjadi hal penting untuk dimiliki oleh seorang individu. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk bahagia dalam hidupnya.

Lebih terperinci

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS) 131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA : Hj. Cucu Zainabun Yusuf, S.Pd.,M.Pd : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mancak 1. Menurut ibu BK itu apa? Jawab: BK itu tempat untuk mengatasi permasalahan dari siswa-siswi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. VII, VIII, dan IX. Setiap subjek memiliki 1 significant other untuk membantu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. VII, VIII, dan IX. Setiap subjek memiliki 1 significant other untuk membantu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Partisipan Subjek utama dalam penelitian ini berjumlah 3 siswa, terdiri atas kelas VII, VIII, dan IX. Setiap subjek memiliki 1 significant other untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelompok remaja merujuk pada kelompok individu yang berada dalam kisaran usia 12-21 tahun. Kata remaja berasal dari bahasa Latin yang berarti kematangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang normal. Hal ini dilakukan, agar kita dapat diterima dalam masyarakat disekitar. Salah

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pasti tidak akan terlepas dari permasalahan sepanjang masa hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang setiap harinya pasti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay. Dengan tujuan penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitan kualitatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang

PENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah makna hidup mantan pecandu alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Gambaran Perilaku seksual Perkembangan seksual seorang individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009: 4) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sebuah penelitian diperlukan suatu metode atau pendekatan untuk melakukan penelitian terhadap fenomena yang ada di lapangan dan prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan 80 Transkrip Wawancara Informan 1 Nama : Nilam Rahmadani Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari 1996 Alamat Hobi : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan : Nonton, travelling, renang dan olahraga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III Inisial A D V Usia 22 tahun 27 tahun 33 tahun Tempat/Tanggal Jakarta, 24 Mei 1986 Jakarta, 19 Maret 1981 Jakarta Lahir Agama Islam Kristen Protestan Katolik Suku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN berguna untuk pengembangan dirinya kearah hidup yang lebih positif khususnya dalam hal merealisasikan nilai nilai yang ada dalam hidupnya. BAB III METODE PENELITIAN a.a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lebih terperinci

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai 254,9 juta jiwa.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 33 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berperan dalam bertahannya remaja perempuan dalam relasi pacaran yang berkekerasan. Dalam Gannon, dkk., (2004)

Lebih terperinci