TINJAUAN PUSTAKA. daun menyirip. Daun tanaman bengkuang berbulu, memiliki panjang 7-10 cm,
|
|
- Hadi Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Bengkuang (Pachyrhizus erosus) Tanaman bengkuang merupakan tanaman semak yang tumbuh melilit yang termasuk dalam famili Leguminosae. Batang tanaman bengkuang berbentuk bulat telur, pangkal daun tumpul, ujung daun runcing, tepi daun rata, dan pertulangan daun menyirip. Daun tanaman bengkuang berbulu, memiliki panjang 7-10 cm, lebar 5-9 cm dan berwarna hijau. Bunga tanaman bengkuang berbentuk tandan dan berjumlah majemuk. Buah tanaman bengkuang berbentuk polong dan lanset putih. Tanaman bengkuang memiliki akar tunggang dan berumbi. Umbi dari bengkuang banyak dikonsumsi dalam bentuk segar, seringkali diolah menjadi makanan awetan misalnya manisan. Kulit umbi bengkuang tipis dan berwarna kuning pucat serta bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium (Wikipedia, 2015). Gambar umbi bengkuang dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Umbi bengkuang (buah-buahku, 2011) Tanaman bengkuang banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah. Akar tanaman bengkuang mampu bersimbiosis dengan Rhizobium sehingga bersifat menguntungkan karena dapat mengikat nitrogen yang ada di dalam tanah. 5
2 6 Tanaman bengkuang membentuk umbi akar yang bisa mencapai bobot 5 kg (Astawan, 2009). Varietas dari tanaman bengkuang bermacam-macam. Namun hanya dua varietas tanaman bengkuang yang biasanya ditanam di Indonesia yaitu bengkuang varietas genjah dan varietas badur. Kedua jenis varietas ini memiliki perbedaan pada waktu panennya. Waktu panen bengkuang varietas genjah relatif lebih cepat daripada bengkuang varietas badur. Bengkuang varietas genjah dapat dipanen pada umur empat sampai lima bulan sedangkan bengkuang varietas badur dapat dipanen pada umur tujuh sampai sebelas bulan lamanya (Sianturi, 2011). Kandungan Nutrisi Bengkuang Bengkuang mengandung air yang cukup tinggi sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya. Kandungan utama bengkuang adalah air dan serat yaitu sekitar 85 g/100 g umbi. Buah bengkuang mengandung kadar energi yang cukup rendah yaitu sekitar 55 kkal/100 g. Bengkuang juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Hal ini yang memungkinkan bengkuang digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes melitus. Kandungan kimia pada bengkuang yang menyebabkan efek manis, dingin, sejuk, dan berkhasiat mendinginkan adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B 1, dan vitamin C. Selain itu, bengkuang juga mengandung mineral tinggi. Mineral yang terkandung dalam bengkuang yang paling dominan adalah fosfor, zat besi, serta kalsium (Shofyan, 2010). Komposisi kimia bengkuang dapat dilihat pada Tabel 1.
3 7 Tabel 1. Komposisi kimia bengkuang per 100 g bahan Zat gizi Kadar per 100 gram Energi (kkal) 55 Protein (g) 1,4 Lemak (g) 0,2 Karbohidrat (g) 12,8 Kalsium (mg) 15 Fosfor (mg) 18 Besi (mg) 0,6 Vitamin C (mg) 20 Vitamin B 1 (mg) 0,04 Vitamin A (IU) 0 Air (g) 85,1 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992) Manfaat Bengkuang Manfaat bengkuang bagi tubuh tidak hanya sebagai nutrisi perawatan bagi kesehatan tubuh tetapi juga untuk perawatan kecantikan baik bagi pria maupun wanita. Kandungan vitamin C pada bengkuang berguna sebagai antioksidan yang baik bagi tubuh, sebagai obat sariawan, dapat menurunkan kadar kolesterol yang mengendap di dalam tubuh. Kandungan senyawa alkali pada bengkuang dapat menyembuhkan penyakit maag yang dimana senyawa alkali ini akan menstabilkan kadar asam lambung sehingga asam lambung bisa normal. Kandungan fosfor pada bengkuang berfungsi untuk menjaga pertumbuhan gigi dan tulang. Kandungan inulin pada bengkuang dapat memberikan rasa manis (Manfaatnyasehat, 2013). Bengkuang juga mengandung serat yang tinggi yang berfungsi untuk menurunkan kadar indeks glikemik dan memperlancar pencernaan. Bengkuang dapat berperan sebagai antioksidan karena mengandung komponen bioaktif yaitu senyawa isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Isoflavon
4 8 terbukti dapat menangkal radikal bebas dan dapat mencegah penyakit kardiovaskular (Song, dkk., 1998). Gula Gula merupakan bahan pemanis dan juga merupakan bahan pengawet yang ditambahkan pada bahan pangan. Air ditarik dari sel buah sehingga mikroba menjadi tidak dapat tumbuh lagi pada bahan pangan yang ditambahkan gula. Gula lebih banyak digunakan untuk pengawetan bahan makanan yang berasal dari buah-buahan. Bentuk produk makanan olahan yang pada umumnya menggunakan gula sebagai pengawet antara lain sari buah, jam, jelly, marmalade, sirup, manisan basah, manisan kering dan lain sebagainya (Satuhu, 1996). Gula digunakan pada berbagai produk makanan. Selain memberikan rasa manis gula juga dapat berperan sebagai pengawet makanan. Konsentrasi gula yang ditambahkan dalam jumlah yang tinggi 70% dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak. Sedangkan kadar gula dengan jumlah minimum 40% bila ditambahkan ke dalam bahan pangan menyebabkan air dalam bahan pangan terikat sehingga menurunkan nilai aktivasi air dan tidak dapat digunakan oleh mikroba. Penggunaan gula memperluas pengawetan bahan pangan terhadap buah-buahan dan sayuran (Estiasih dan Ahmadi, 2009). Menurut Nickerson dan Ronsivalli (1980), pada umumnya gula memiliki rumus molekul C 6 H 12 O 6 dan disakarida memiliki rumus umum C 12 H 22 O 12. Monosakarida juga ada yang terdiri dari 3-karbon gula (triosa), 4-karbon gula (tetrosa), 5-karbon gula (pentosa), 6-karbon gula (heksosa). Namun dari keenam rantai karbon ini, hanya gula 6-karbon yang penting pada nutrisi manusia yang berguna sebagai sumber energi.
5 9 Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa atau sakarosa. Sukrosa atau sakarosa akan melalui proses penyulingan dan kristalisasi untuk menghasilkan gula pasir 99% tersebut. Penyusun gula terbesar adalah sukrosa yang memiliki sifat kimiawi yang berbeda dengan jenis gula lainnya, dimana gula dalam bentuk granula kasar yang bersifat larut dalam air, tidak tahan panas dan dalam bentuk yang cair gula dapat dikristalkan (Vaclavik dan Christian, 2008). Menurut Labuza dan Erdman (1984), mengonsumsi gula sederhana termasuk sukrosa dapat menyebabkan kerusakan gigi. Hal ini tidak berarti bahwa gula dan makanan yang mengandung gula harus dihilangkan seluruhnya dari menu makanan. Gula pasir merupakan salah satu bahan pangan alamiah yang diperoleh dari tanaman tebu dengan komponen penyusun berupa sukrosa. Sukrosa merupakan jenis disakarida yang berbentuk kristal halus atau kasar yang larut air dan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang dikenal sebagai gula invert (Winarno, 1992). Adapun komposisi kimia gula pasir per 100 gram bahan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi kimia gula pasir per 100 gram bahan Komponen Jumlah Kalori (Kal) 364,0 Karbohidrat (g) 94,0 Kalsium (mg) 5,0 Fosfor (mg) 1,0 Air (g) 5,4 Sumber : Anonim, (1981). Batas maksimal asupan gula harian bagi orang dewasa yang normal adalah sekitar 90 gram atau tidak lebih dari setengah cangkir. Jumlah 90 gram gula tersebut sudah termasuk semua jenis gula, baik gula yang murni maupun gula
6 10 buatan juga yang berasal dari makanan dan minuman yang mengandung gula (Wahyuningsih, 2011). Kapur Sirih (Ca(OH) 2 ) Kapur sirih berasal dari bebatuan jenis gamping yang diperoleh dari gunung kapur. Namun, jenis batu kapur sirih tidak sama dengan kapur bahan bangunan. Kapur sirih merupakan jenis yang aman untuk dikonsumsi terutama jika ditambahkan ke dalam bahan pangan. Penggunaan kapur sirih pada bahan pangan biasanya dalam bentuk larutan sehingga akan terbentuk air kapur sirih. Air kapur merupakan nama umum dari larutan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ). Kalsium hidroksida tidak begitu larut di dalam air (1,5g dm 3 pada suhu 25 C). Pada umumnya air kapur tidak berwarna atau jenih dengan sedikit bau tanah dan mempunyai rasa yang pahit akibat terbentuknya kalsium klorida (Wikipedia, 2013). Kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ) atau yang lebih dikenal dengan air kapur, termasuk dalam golongan basa kuat yang dapat menetralkan atau menurunkan kandungan asam. Menurut Utami (2007), penambahan garam kalsium seperti Ca(OH) 2 yang tinggi pada pembuatan manisan tamarilo dapat mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan. Pada umumnya air kapur digunakan sebagai bahan tambahan makanan yang berguna untuk memperkeras dan mempertahankan tekstur daging buah. Penggunaan kapur sirih harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu sehingga menjadi dalam bentuk larutan kapur. Daging buah yang direndam di dalam larutan air kapur memiliki tekstur yang lebih keras sehingga akan menghasilkan rasa yang lebih enak (Satuhu, 1996).
7 11 Selain berguna sebagai pengeras dan mempertahankan tekstur daging buah, kapur sirih juga memiliki fungsi dapat menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah yang menghasilkan rasa gatal/getir (Hasbullah, 2001). Kapur juga digunakan oleh masyarakat Melayu lama untuk dimakan bersamaan dengan daun sirih yang dimana kapur diletakkan di atas daun sirih lalu dikunyah (Wikipedia, 2013). Larutan kapur sirih juga dapat digunakan untuk menguatkan jaringan irisan umbi. Larutan ini mengandung ion Ca 2+. Kulit yang mengalami pengapuran akan memiliki kadar air yang rendah karena adanya ion-ion Ca 2+ yang masuk dalam jaringan sehingga dinding sel menjadi kokoh dan air dapat tertarik keluar dari jaringan sel (Bryant dan Hamaker, 1997). Mekanisme larutan kapur (Ca(OH) 2 ) sebagai pengeras dalam perendaman bahan pangan adalah kapur yang termasuk elektrolit kuat, akan mudah larut dalam air dan ion Ca akan mudah terabsorbsi dalam jaringan bahan. Sehingga penggunaan kapur dalam proses perendaman dapat membantu mempertahankan tekstur bahan pangan. Selain itu, Ca(OH) 2 juga dapat mencegah proses pencoklatan non enzimatis yang disebabkan oleh ion Ca terhadap asam amino. Reaksi pencoklatan non enzimatis umumnya terjadi bila kita mengeringkan bahan makanan. Warna coklat akan timbul akibat terjadinya reaksi antara gula dengan protein atau asam amino (Purnomo, 1995). Manisan Manisan adalah produk olahan yang disukai oleh masyarakat yang diolah dengan cara menambahkan gula dalam konsentrasi tinggi sehingga dapat mengawetkan bahan tersebut (Radiyati, dkk., 1996). Saraswati (1986) menyatakan bahwa manisan merupakan salah satu usaha untuk memperpanjang masa simpan
8 12 pada bahan pangan yang pada umumnya bersifat mudah rusak. Penambahan gula pada pembuatan manisan bertujuan untuk memberikan rasa manis sekaligus mencegah tumbuhnya mikroorganisme seperti jamur dan kapang. Mikroorganisme ini dapat mempercepat terjadinya perubahan warna, tekstur, cita rasa dan pembusukan pada buah. Pada umumnya, manisan yang diolah menggunakan bahan utama dari buah-buahan. Produk manisan dari buah-buahan merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 20% dan kadar gula yang tinggi (>60%). Produk ini merupakan alternatif usaha yang mungkin menguntungkan karena cara pembuatannya sederhana, biaya tidak mahal, dan penampilan produk cukup menarik (Hertami, 1976). Klasifikasi Manisan Pada umumnya ada 2 macam olahan manisan buah yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering (Kemenristek 2, 2000). Perbedaan kedua jenis manisan ini terletak pada cara pembuatannya, penampakannya, dan daya awetnya (Fachruddin, 2006). Manisan buah kering adalah manisan buah yang cara pengolahannya yaitu setelah direndam air gula pekat lalu dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan oven pengering (Fachruddin, 2006). Menurut Tarwiyah dan Kamal (2001), manisan merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 20% dan kadar gula yang tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan
9 13 manisan dapat disimpan lebih lama. Adapun syarat mutu manisan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Syarat mutu manisan No. Uraian Persyaratan 1. Keadaan (kenampakan, bau, rasa dan jamur) Normal,tidak berjamur 2. Kadar air Maks. 25% (b/b) 3. Jumlah gula (dihitung sebagai sukrosa) Min. 40% 4. Pemanis buatan Tidak ada 5. Zat warna Tidak ada yang diizinkan 6. Benda asing (daun, tangkai, pasir dan lain-lain) Tidak ada 7. Bahan pengawet (dihitung sebagai SO 2 ) Maks. 50 mg/kg 8. Cemara logam: - Tembaga (Cu) Maks. 50 mg/kg - Timbal (Pb) Maks. 2,5 mg/kg - Seng (Zn) Maks. 40 mg/kg - Timah (Sn) Maks. 150 mg/kg (*) 9. Arsen Maks. 1,0 mg/kg 10. Pemeriksaan mikrobiologi - Golongan bentuk coli Tidak ada - Bakteri Eschericchiacoli Tidak ada Keterangan: (*) Produk yang dikalengkan. Sumber: SNI No (1996) Di pasaran, ada empat jenis manisan yang diperdagangkan. Jenis pertama adalah manisan basah dengan larutan gula encer. Buah yang sering diolah dengan manisan basah dengan larutan gula encer adalah mangga, salak, kedondong, pepaya mengkal dan jambu biji. Jenis kedua adalah manisan basah dengan larutan gula kental. Buah yang diolah dengan jenis manisan ini adalah pala, belimbing dan ceremai. Jenis ketiga adalah manisan kering bertabur gula pasir kasar. Buah yang diolah dengan jenis manisan ini adalah kedondong dan pala. Jenis keempat adalah manisan kering asin. Rasa manisan jenis ini asam, asin dan manis karena relatif banyak digarami. Jenis buah yang diolah dengan manisan ini adalah belimbing, mangga, pepaya, pala dan lain sebagainya (Satuhu, 1996). Pada prinsipnya, pembuatan empat jenis manisan sama yaitu menggunakan buah-buahan sebagai bahan utama dan bahan-bahan yang lain
10 14 seperti gula, asam sitrat, kapur, garam, sulfit dan asam-asam benzoat sebagai bahan yang ditambahkan. Gula sebagai pemanis, kapur sebagai bahan pengeras, Garam sebagai bahan pelemas, pembuang getah dan rasa asam. Dan asam-asam benzoat sebagai bahan pengawet (Satuhu, 1996). Pembuatan Manisan Kering Pembuatan manisan kering dengan proses penggulaan Secara sederhana, cara pembuatan manisan adalah dengan merendam bahan di dalam larutan gula. Tujuan bahan pangan diolah menjadi produk manisan adalah untuk mengawetkan bahan pangan sehingga dapat lebih tahan lama untuk dikonsumsi dan untuk memperbaiki citarasa produk aslinya. Konsentrasi gula yang tinggi (sampai 70%) pada pembuatan manisan sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan. Kadar gula yang tinggi (minimum 40%) bila ditambahkan ke dalam bahan pangan menyebabkan air dalam bahan pangan menjadi terikat sehingga menurunkan aktivitas air dan tidak dapat digunakan oleh mikroba (Estiasih dan Ahmadi, 2009). Tahap pembuatan manisan buah dapat dimulai dari sortasi buah yang digunakan sebagai bahan utama yang bebas dari kerusakan mekanis dan mikrobiologis. Setelah buah disortasi, dilakukan pengupasan dan pengecilan ukuran lalu pencucian dan perendaman di dalam larutan kapur. Setelah dilakukan perendaman di dalam larutan kapur, dilakukan penirisan kemudian perendaman di dalam larutan sulfit lalu perendaman di dalam larutan gula. Perendaman di dalam larutan gula biasanya dilakukan selama semalam yang pengerjaannya ini dapat diulang sebanyak 3-4 kali. Setelah perendaman dilakukan penirisan. Produk yang
11 15 ditiriskan merupakan manisan basah. Untuk menghasilkan produk manisan kering, dilanjutkan proses pengeringan (Sinar Tani, 2011). Pengeringan Setelah pembuatan manisan basah, dilakukan proses pengeringan. Pengeringan merupakan salah satu aspek penting dalam pengolahan makanan dan merupakan teknik umum dalam pengawetan makanan untuk menghasilkan bentuk baru produk yang pada umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan oven (Mechlouch, dkk., 2012). Metode pengawetan dengan cara pengeringan dapat mengurangi kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi lebih panjang. Supaya produk yang sudah dikeringkan menjadi awet, kadar air harus dijaga tetap rendah. Produk pangan dengan kadar air rendah dapat disimpan dalam jangka waktu lama jika pengemasan yang digunakan tepat (Estiasih dan Ahmadi, 2009). Tujuan proses pengeringan pada bahan pangan adalah untuk mendapatkan bentuk fisik yang diinginkan pada produk yang dihasilkan, mendapatkan warna, flavor, atau tekstur yang diinginkan, mengurangi berat atau volume saat transportasi, mengawetkan produk dan memperpanjang umur simpan karena dapat mengurangi aw serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim (Winarno, 1993). Pencoklatan (browning) Proses pencoklatan atau browning sering terjadi pada buah-buahan seperti pisang, salak, pala apel dan lain-lain. Buah yang memar juga mengalami proses
12 16 pencoklatan. Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu proses pencoklatan enzimatik dan non enzimatik (Winarno, 1993). Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa fenolik. Ada banyak senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai substrat dalam proses pencoklatan enzimatik pada buah-buahan dan sayuran. Proses pencoklatan enzimatik memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat tersebut (Winarno, 1993). Pencoklatan non enzimatik disebabkan oleh karamelisasi, reaksi Maillard dan oksidasi vitamin C (Eskin, dkk., 1971). Selama pengeringan terjadi reaksi pencoklatan (reaksi maillard). Menurut Winarno (1993), reaksi maillard adalah reaksi pencoklatan yang terjadi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan berwarna coklat yang sering tidak dikehendaki atau bahkan menjadi indikasi penurunan mutu. Cara mencegah terjadinya reaksi pencoklatan pada suatu produk pangan, sering dilakukan dengan penambahan zat antibrowning seperti asam askorbat, asam asetat, asam sitrat, larutan natrium metabisulfit, dan larutan sirup gula. Bahan-Bahan yang Ditambahkan Sulfit Sulfit digunakan dalam bentuk gas SO 2, garam Na atau K-sulfit, bisulfit dan metabisulfit. Bentuk efektifnya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tidak terdisosiasi dan terutama pada ph di bawah 3. Molekul sulfit lebih mudah menembus dinding sel mikroba, bereaksi dengan asetaldehida membentuk senyawa yang tidak dapat difermentasi oleh enzim mikroba, mereduksi ikatan
13 17 disulfida enzim dan bereaksi dengan keton membentuk hidroksisulfonat yang dapat menghambat mekanisme pernapasan (Winarno, 1992). Pada pembuatan manisan kering dilakukan perendaman bahan di dalam larutan sulfit. Perendaman di dalam larutan sulfit ditujukan untuk memperbaiki atau mengurangi terjadinya pencoklatan (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Mekanisme sulfit dalam menghambat pencoklatan yaitu sebagai contoh bisulfit akan menghambat energi D-glukosa menjadi furfural dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan gugus reduksi akan terhenti, jadi dapat menghambat pembentukan pigmen coklat. Bisulfit juga akan memblokir gugus karbonil dari gula tereduksi (Tranggono, dkk., 1990). Asam Sitrat Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan) dan juga merupakan bahan pengawet yang baik dan alami. Asam sitrat adalah asam trikarboksilat yang tiap molekulnya mengandung tiga gugus karboksilat. Selain itu ada satu gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon di tengah. Asam sitrat termasuk asidulan, yaitu senyawa kimia yang bersifat asam dan ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan berbagai tujuan. Salah satu tujuan dari asam sitrat yaitu untuk penambah rasa masam (Wikipedia, 2013). Menurut Ashurt (1998), asam dapat berfungsi sebagai perasa dan sebagai pengawet pada makanan. Asam sitrat dapat memberikan rasa masam yang seimbang pada penggunaan gula antara 10-12% dan penambahan asam sekitar 0,05-0,3%. Penambahan asam sitrat harus dalam jumlah yang tepat untuk mendapatkan kombinasi rasa masam dan manis yang proposional.
14 18 Penelitian Sebelumnya tentang Manisan Kering Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Windyastari, dkk., 2007 adalah pengembangan belimbing wuluh sebagai manisan kering dengan kajian konsentrasi perendaman air kapur (Ca(OH) 2 ) dan lama waktu pengeringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan manisan kering yang paling disukai adalah perlakuan dengan konsentrasi perendaman air kapur (Ca(OH) 2 ) 1,8% dan lama waktu pengeringan 11 jam.
II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP
INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Lebih terperinciMANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alpukat Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah, termasuk famili Lauraceae, yaitu suatu famili tanaman
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. SUSU BUBUK Menurut Chandan (1997), susu segar secara alamiah mengandung 87.4% air dan sisanya berupa padatan susu sebanyak (12.6%). Padatan susu terdiri dari lemak susu (3.6%)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.
Lebih terperinciMANISAN KERING BENGKUANG
MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi
Lebih terperinciBAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)
BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) Gambar 1. Bengkuang Sumber: http://www.google.com/search?gs_rn=21&gs_ri=tanaman+bengkuang A. Sekilas Tanaman Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar
Lebih terperinciYoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang
AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Salah satu ibadah dalam agama Islam adalah shoum atau berpuasa, menahan lapar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli
Lebih terperinciMANISAN BASAH BENGKUANG
MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,(3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka Berpikir, (6) Hipotesa penelitian dan (7)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup baik, diantaranya adalah belimbing wuluh. Pemanfaatan belimbing wuluh dijadikan sebagai
Lebih terperinciPengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia yang mempunyai potensi ekspor sangat besar. Tanaman ini mendapat julukan ratunya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciPENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013
PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia dan daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui sebagai tanaman pekarangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk menyediakan kebutuhan akan serat dan vitamin dalam jumlah yang memadai. Buahbuahan memegang peranan
Lebih terperinci5.1 Total Bakteri Probiotik
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciGambar 1. Beberapa varietas talas Bogor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian,
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n
KARBOHIDRAT Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Februari 2010 Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n Karbohidrat meliputi sebagian zat-zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung jerami nangka, analisis sifat fisik dan kimia tepung jerami nangka, serta pembuatan dan formulasi cookies dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dinamakan demikian karena bentuknya seperti tiram atau ovster mushroom. Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS
PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Pisang Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya mineral seperti
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai : (2.1) Kacang Hijau, (2.2) Sukrosa, (2.3) Gula Aren, dan (2.4) Noga. 2.1. Kacang Hijau Kacang hijau adalah tanaman budidaya dan palawija uang dikenal luas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang diberi bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL NABATI MANISAN MANGGA; SIRSAT NAGA; STRAWBERRY
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL NABATI MANISAN MANGGA; SIRSAT NAGA; STRAWBERRY OLEH : KELOMPOK B-3 INGELENA MULIA C. 6103010024 WILLIAM SAPUTRAJAYA G. 6103010032 KRISTIN MARIA G.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belimbing Wuluh ( Averrhoa belimbi ) 1. Botani Belimbing Wuluh Tanaman belimbing wuluh mempunyai sosok tanaman yang memanjang ke atas bisa mencapai 12 meter tingginya, miskin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang
Lebih terperinciLAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH
LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. (133204005) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada tanaman penghasil karbohidrat berupa serat, gula, maupun pati. Pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis yang menghendaki tempat tumbuh yang tidak ternaungi dan cukup lembab.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Buah Kurma Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kurma dalam bentuk yang telah dikeringkan dengan kadar air sebesar 9.52%. Buah kurma yang
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH-BUAHAN
1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciGambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar
Lebih terperinciBakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90
Firman Jaya Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90 Khamir memerlukan Aw minimal lebih rendah daripada bakteri ±0,88 KECUALI yang bersifat osmofilik Kapang memerlukan Aw minimal
Lebih terperinci02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan
Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech Kemanisan Beberapa monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis bahan pemanis Contoh: sukrosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung) dan dekstrosa
Lebih terperinciUJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI
UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI
KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan
Lebih terperinciKULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah
KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM Disiapkan oleh: Siti Aminah PERAN GULA DALAM PENGAWETAN Bakteri, ragi dan kapang disusun oleh membrane yang menyebabkan air dapat masuk atau keluar
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae
TINJAUAN PUSTAKA Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Costa Rica. Tanaman pepaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi gula penduduk Indonesia semakin meningkat. Produksi gula tebu dalam negeri tidak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciNova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur
V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi Pisau stainless steel Pisau berkarat Warna Tekstur Warna Tekstur kean Terong kean kean Salak Coklat Coklat kean kean Tabel 2. Mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura dari kelompok tanaman sayuran umbi yang sangat potensial sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Teh juga merupakan salah satu bahan penyegar yang penggunaannya populer di Indonesia selain kopi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak
Lebih terperinciPEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI
PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN
PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula
Lebih terperinciPENGARUH CARA PENGOLAHAN MANISAN NANAS TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN
PENGARUH CARA PENGOLAHAN MANISAN NANAS TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciLAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :
LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya Oleh : VIVIT NILASARI RINTHA AMELIA LUTHFIYAH NUR SAFITRI VINA AULIA P1337431214018 P1337431214023 P1337431214024 P1337431214033 Prodi D4 GIZI Politeknik
Lebih terperinci