AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang)"

Transkripsi

1 AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang) Etika Dwi Lestari JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK PT. Sami Karya adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan property, yang beralamat di JL.Kapten Tendean Cluster Pulo Mas kavling 6 Desa Pulo Lor Kec. Jombang. Kab. Jombang didirikan berdasarkan akta pendirian No. 213, tanggal 21 Oktober 2005 dengan bentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C HT TH.2005, tanggal 27 Desember Perusahaan ini belum pernah mengadakan audit fungsi pengeluaran kas, hal ini bisa dibuktikan dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang belum memenuhi standart kelayakan pencatatan. Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur audit fungsi pengeluaran kas dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kerugian kewajiban jangka pendek. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan laba rugi, neraca, dan laporan biaya biaya operasional serta gaji dan upah. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa data gambaran umum perusahaan, sejarah perkembangan perusahaan dan struktur organisasi. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data mengenai hutang usaha dan hutang gaji tahun Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif dan alat analisis yang digunakan adalah rumus rasio perhitungan hutang usaha dan hutang gaji. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa dengan adanya audit fungsi pengeluaran kas akan membantu perusahaan mendeteksi adanya kerugian perusahaan dari kewajiban jangka pendek akibat belum terpenuhinya standart kelayakan pencatatan dan ketidakwajaran atas kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang serta mengetahui adanya hutang gaji yang timbul dari pencatatan gaji fiktif sehingga mengurangi timbulnya kerugian oleh perusahaan. Kata kunci : kewajiban jangka pendek (hutang usaha dan hutang gaji ) PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di jaman era global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatankegiatan perusahaan supaya lebih baik. Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan pengeluaran kas. 49 Kas adalah salah satu unsur aktiva yang paling likuid karena kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Manajemen bertanggung jawab atas pengeluaran kas. Dalam hal pengeluaran kas dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan cek dan uang tunai. Hampir setiap transaksi perusahaan dengan pihak luar menggunakan kas. Oleh karena itu kas mempunyai sifat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya maka uang kas yang keluar akan

2 mudah disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko, maka sangat penting untuk dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas perusahaan. Sistem perlindungan ini berkaitan dengan sistem pengendalian internal perusahaan yaitu berupa suatu audit fungsi pengeluaran kas yang baik. Dengan adanya audit fungsi pengeluaran kas ini dapat diketahui bagaimana pergerakan keluarnya uang kas, sehingga kontrol terhadap uang kas dapat berlangsung dengan baik. Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat meminimalkan adanya kemungkinan pencatatan yang salah saji atas pengeluaran kas. Pada dasarnya audit intern bukan dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan kesalahan yang terjadi, akan tetapi audit diterapkan untuk mendeteksi adanya kesalahan pencatatan yang salah saji dan kerugian dalam batas-batas yang wajar sehingga kalaupun terjadi kesalahan atas kas dapat diketahui. Kerugian tersebut timbul diakibatkan dari kewajiban jangka pendek yaitu kewajiban perusahaan yang meliputi saldo hutang dagang dari pembelian serta hutang gaji dan upah yang harus dibayar perusahaan.dalam mengaudit kewajiban jangka pendek yang perlu diperhatikan perusahaan adalah kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya misalnya dengan tidak mencatat sebagian biaya dan pembelian barang dagangan/bahan baku yang belum dibayar, untuk itu pemeriksaan ini harus disertai prosedur yang disebut searching of unrecorded liabilities, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal neraca. Tujuan audit kewajiban jangka pendek diantaranya untuk mengaudit apakah terdapat internal kontrol yang baik atas hutang jangka pendek, untuk menilai kewajiban jangka pendek yang disajikan di dalam neraca dengan didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betulbetul terjadi, untuk mengaudit apakah semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat pada tanggal neraca, untuk mengaudit apakah biaya yang masih harus dibayar 50 jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, untuk mengaudit apakahbiaya bunga dan bunga yang terhutang dari hutang jangka pendek telah dicatat per tanggal neraca, untuk mengaudit apakah biaya hutang jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah terjadi dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan, untuk mengaudit apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi Bank Default, untuk mengaudit apakah penyajian kewajiban jangka pendek di dalam neraca dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK), dari tingkat kesesuaian kelengkapan, kas, dan kewajiban tersebut dapat diketahui ada atau tidaknya kerugian dalam perusahaan dan seberapa besar kerugian tersebut dapat terdeteksi. Lebih lanjut PT. Sami Karya adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan property, didirikan berdasarkan akta pendirian No. 213, tanggal 21 Oktober 2005 dengan bentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yang memerlukan adanya suatu audit fungsi pengeluaran kas serta internal audit yang mampu menjaga integritas informasi akuntansi, sehingga dapat mendeteksi adanya pencatatan yang salah saji, pemborosan dan kerugian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Suatu internal audit yang baik akan berguna untuk : Mengaudit pencatatan akuntansi, Mengaudit ketelitian dan kebenaran data akuntansi, Memajukan efisiensi dalam operasi, dan Membantu menjaga agar tidak ada kerugian yang cukup tinggi dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Selain itu, internal audit juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja atau tidak, sehingga dapat memperlancar prosedur audit. Agar dapat berjalan efektif, internal audit memerlukan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi, fungsi wewenang dan prosedur pencatatan, praktek pelaksanaan yang sehat dan didukung pula dengan yang berkualitas. Berdasarkan uraian diatas, mengingat betapa pentingnya audit fungsi pengeluaran kas maka permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana pelaksanaan pembagian tugas yang baik terhadap fungsi

3 yang terkait dengan siklus pengeluaran kas untuk melakukan pencatatan dan pemeriksaan dokumen maupun bukti transaksi terhadap posisi keuangan, khususnya pengeluaran kassehingga mengetahui ada atau tidaknya kerugian dari kewajiban jangka pendek. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat diambil pokok permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah prosedur audit fungsi pengeluaran kas dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kerugian kewajiban jangka pendek Batasan Penelitian Penelitian perlu diberi batasan agar dalam pembahasannya dapat lebih terarah dan tidak meluas. Maka pembahasan ditekankan pada: a. Audit fungsi pengeluaran kas dibatasi pada proses pengidentifikasian fungsi pengeluaran kas berdasarkan transaksi pengeluaran kas atas hutang jangka pendek yaitu saldo hutang dagang dari pembelian serta hutang gaji dan upah. b. Pengujian substantif atas saldo hutang sebagai alat analisis tahap pendeteksi kerugian dari hutang jangka pendek yaitu saldo hutang dagang dari pembelian serta hutang gaji dan upah. c. Data transaksi pengeluaran kas yang digunakan periode yang ditimbulkan dari kewajiban jangka pendek. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membatasi data yang digunakan untuk tahun dan pembahasan pemeriksaan fungsi pengeluaran kas hanya pada proses pengidentifikasian terhadap fungsi pengeluaran kas berdasarkan bukti transaksi pengeluaran dan transaksi pembelian serta bukti transaksi hutang gaji dan upah dengan melakukan pengujian substantif atas saldo hutang. Dalam melakukan pengauditan atas transaksi dan jumlah akun perlu diperhatikan kategori asersinya yang terdiri dari: existence or occurance (keberadaan atau keterjadian), completeness (kelengkapan), right and obligations (hak dan kewajiban), valuation or allocation (penilaian atau alokasi) dan presentation and disclosure (penyajian dan pengungkapan). Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sami Karya yang beralamat di JL.Kapten Tendean Cluster Pulo Mas kavling 6 Desa Pulo Lor Kec. Jombang. Kab. Jombang. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena perusahaan bersedia memberikan datanya untuk diteliti khususnya berkaitan dengan data yang dibutuhkan peneliti. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu untuk menilai dan mengevaluasi bagaimanakah prosedur audit fungsi pengeluaran kas dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kerugian dari kewajiban jangka pendek. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh apabila penelitian dapat tercapai yaitu : 1. Manfaat Operasional Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan, sehingga memberikan suatu ide untuk mengadakan audit fungsi pengeluaran kas yang dapat mendeteksi adanya kerugian 51 Jenis Data Data yang digunakan oleh peneliti adalah : 1. Data Primer Data Primer adalah data yang langsung dari sumbernya diantaranya : a. Gambaran umum perusahaan dan sejarah singkat perusahaan b. Struktur organisasi perusahaan. c. Bukti transaksi pengeluaran kas (faktur) d. Data Laporan pengeluaran kas (jurnal) e. Data dari Buku pembantu pengeluaran kas 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yaitu: a. Metode dan prosedur pencatatan pengeluaran kas perusahaan b. Definisi atau penjelasan yang didapat dari buku penunjang (literatur)

4 Teknik Pengumpulannya Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara (Interview) 2. Dokumentasi 3. Observasi, Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini variabel yang diteliti terdiri dari dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah Fungsi Pengeluaran Kas 2. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel terikat adalah Kerugian dari Kewajiban Jangka Pendek. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi operasional variabel yaitu ; 1. Pengertian Fungsi Pengeluaran Kas Fungsi Pengeluaran Kas adalah fungsi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan serta menyiapkan pembayaran dan menandatangani cek yang akan dibayarkan ke vendor serta melakukan pencatatan pengeluaran kas. 2. Pengertian Kerugian dari Kewajiban Jangka Pendek Kerugian dari kewajiban jangka pendek yaitu kerugian yang diakibatkan dari hutang dagang pembelian serta hutang gaji dan upah. Hutang Dagang dari Pembelian yaitu Kewajiban yang harus dibayar perusahaan yang disebabkan oleh tingginya volume transaksi pembelian secara kredit. Hutang gaji dan Upah Karyawan yaitu Kewajiban yang harus dibayar perusahaan yang meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. dengan pencatatan yang ada di dalam laporan pengeluaran kas. b. Menganalisis sumber data yaitu merancang dan melakukan prosedur analitik untuk saldo hutang dagang dengan menggunakan rasio sebagai berikut: Data-data untuk menghitung informasi dan rasio : Tabel 3.1 PT.Sami Karya Neraca Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011 Keterangan Debit Kredit Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Usaha Persediaan Aktiva Tetap Tanah Bangunan Kantor Inventaris Kendaraan Kewajiban Lancar Hutang Usaha Kewajiban Jangka Panjang Hutang Bank Modal Modal Laba ditahan Teknik Analisis Data Menurut pokok permasalahan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk hutang dagang dari pembelian a. Mengidentifikasi semua data bukti transaksi yang telah dikumpulkan dan mencocokkannya 52

5 PT.Sami Karya Laporan Rugi Laba Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011 Keterangan Debit Kredit Penjualan unit rumah Harga pokok penjualan LABA ( RUGI ) KOTOR Biaya Penjualan dan Operasional JUMLAH BIAYA LABA BERSIH SEBELUM PAJAK Sumber : PT.Sami Karya ( ) Rasio Jumlah Perputaran Hutang Usaha Harga Pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha Rasio Lancar (Current Ratio) Signifikansi Audit Hari Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah kebijakan pembayarannya. Kenaikan yang signifikan 0,1% atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva. d. Menganalisis hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi berdasarkan data tahun sebelumnya. e. Membandingkan saldo beban dengan tahun sebelumnya atau jumlah yang dianggarkan untuk menyelidiki kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan hutang yang tidak dicatat. f. Jelaskan implikasi dari rasio tersebut terhadap strategi audit auditor dalam tahun ke- 2. Apakah tujuan audit spesifik yang mungkin mengandung salah saji sehingga terdeteksi adanya kerugian. 2. Untuk hutang gaji a. Untuk Perbandingan Gaji untuk tahun 2010 dan 2011 Bulan Perbandingan tahun Januari Xxx xxx (Naik / Turun) Februari Xxx xxx (Naik / Turun) Maret Xxx xxx (Naik / Turun) April Xxx xxx (Naik / Turun) Mei Xxx xxx (Naik / Turun) Juni Xxx xxx (Naik / Turun) Juli Xxx xxx (Naik / Turun) Agustus Xxx xxx (Naik / Turun) September Xxx xxx (Naik / Turun) Oktober Xxx xxx (Naik / Turun) November Xxx xxx (Naik / Turun) Desember Xxx xxx (Naik / Turun) 53

6 b. Hitung informasi dan rasio untuk tahun 2010 dan 2011 tentang : Biaya gaji dan upah rata-rata : Total biaya gaji dan upah untuk satu kelompok : dengan jumlah dalam kelompok tersebut. Pendapatan per : Total pendapatan : jumlah purna waktu Total biaya gaji dan upah sebagai persentase dari pendapatan : Total beban gaji dan upah : total pendapatan Beban pajak gaji dan upah sebagai persentase dari gaji dan upah kotor : Total beban pajak gaji dan upah :gaji dan upah kotor Membandingkan beban gaji dan upah (gaji dan upah, komisi, bonus, tunjangan, dan sebagainya) dengan saldo atau anggaran tahun sebelumnya : Beban gaji dan upah tahun berjalan : beban gaji tahun sebelumnya Membandingkan kewajiban gaji dan upah tahun berjalan dengan kewajiban gaji dan upah tahun sebelumnya : Kewajiban pajak gaji dan upah tahun berjalan : kewajiban pajak gaji dan upah tahun lalu setelah disesuaikan dengan pertumbuhyan volume gaji dan upah Menghitung rasio beban pajak gaji dan upah terhadap total beban gaji dan upah : Beban pajak gaji dan upah : total beban gaji dan upah Beban tunjangan sebagai persentase dari gaji dan upah kotor : Total beban tunjangan gaji : dan upah kotor HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diatas maka maka diperoleh hasil sebagai berikut: Perhitungan untuk hutang usaha perusahaan Data-data untuk menghitung informasi dan rasio : Tabel 4.1 PT.Sami Karya Neraca Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011 Keterangan Debit Kredit Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Usaha Persediaan Aktiva Tetap Tanah Bangunan Kantor Inventaris Kendaraan Kewajiban Lancar Hutang Usaha Kewajiban Jangka Panjang Hutang Bank Modal Modal Laba ditahan PT.Sami Karya Laporan Rugi Laba Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011 Keterangan Debit Kredit Penjualan unit rumah Harga pokok penjualan LABA ( RUGI ) KOTOR Biaya Penjualan dan Operasional JUMLAH BIAYA LABA BERSIH SEBELUM PAJAK Sumber : PT.Sami Karya ( ) 54

7 1. Perhitungan Hutang Usaha untuk tahun 2010 Jumlah hari perputaran Hutang usaha = Hutang usaha : HPP x 360 hari : x 360 hari = 10 hari Harga pokok penjualan terhadap Hutang Usaha = Harga pokok penjualan : Hutang usaha : = 34% Rasio Lancar (Current Ratio) = Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar : = 15,45% Perhitungan Hutang Usaha untuk tahun 2011 Jumlah hari perputaran Hutang usaha = Hutang usaha : HPP x 360 hari : x 360 hari = 7 hari Harga pokok penjualan terhadap Hutang Usaha = Harga pokok penjualan : Hutang usaha : = 34% Rasio Lancar (Current Ratio) = Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar : = 15,68% a. Penjelasan mengenai jumlah hari perputaran hutang usaha: Untuk perhitungan perputaran hutang usaha menunjukkan semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan yaitu periode untuk tahun 2010 = 10 hari dan tahun 2011 = 7 hari yang berarti bahwa semakin pendek periode perputaran hutang usaha ditahun 2011 maka semakin sulit perusahaan dalam melunasi hutang. b. Penjelasan mengenai Rasio Lancar (Current Ratio) Kenaikan yang signifikan 0,1% atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan tahun mencapai 15,45% dan 2011 mencapai 15,68% sehingga mengalami kenaikan 23% yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat kenaikan atas rasio lancar di tahun 2011 maka menunjukkan semakin kecil kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang sehingga perusahaan cenderung mengalami kerugian akibat dari hutang yang semakin banyak. Tabel 4.2 Hasil Analisis untuk Hutang Usaha dari pembelian Rasio Signifikansi Audit Jumlah Hari Perputaran Hutang Usaha Tahun 2010 = 10 hari Tahun 2011 = 7 hari (semakin sulit perusahaan dalam melunasi hutangnya) Harga Pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha Kesimpulan Tahun 2010 dan 2011 sama-sama memiliki prosentase 34% Rasio Lancar (Current Ratio) Tahun 2010 = 15,45% dan tahun 2011 = 15,68% (semakin kecil kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang) Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Jumlah ini akan berubah sekitar prosentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah kebijakan pembayarannya. Kenaikan yang signifikan 0,1% atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva. Sumber : Boynton,et.al. (2003) Untuk hutang gaji Resiko bawaan pada siklus personalia cukup tinggi terjadi pada asersi kebedaan dan keterjadian,penilaian atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan. Prosedur analitis Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam pengidentifikasian kecurangan potensial, misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan perangkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan (sort) pegawai berdasarkan kategori pegawai

8 dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai. Tabel 4.3 Untuk Perbandingan Gaji untuk tahun 2010 dan 2011 Bulan Perband ingan tahun Januari Februari Maret April untuk untuk untuk untuk untuk untuk untuk untuk 42 (sama) (sama) (sama) (sama) (sama) Septemb er Oktober Novemb er Desem ber Jumlah gaji per tahun untuk untuk untuk untuk untuk untuk untuk untuk 50 karyawa n Sumber : PT.Sami Karya ( ) (turun) (turun) (turun) Mei untuk untuk 42 a. Hitung informasi dan rasio untuk tahun 2010 dan 2011 Adapun prosedur analitis yang bisa digunakan dalam audit siklus personalia antara lain : Juni Juli Agustus untuk untuk untuk untuk untuk untuk 55 (turun) Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Untuk Tahun 2010 dan 2011 Rasio Rumus Manfaat dalam audit Biaya tenaga kerja ratarata per kelompok tenaga kerja Total kelompok kerja : jumlah tenaga kerja dalam kelompok bersangkutan Untuk menilai kerja berdasarkan kelompokny a 56

9 Pendapatan per Prosentase kerja terhadap total pendapatan Prosentase pph terhadap total pendapatan (2010) : 10kelompok= per tahun, (2011) : 10kelompok = per tahun Total pendapatan : Jumlah penuh waktu (2010) : 5 = per tahun (2011) : 5 = per tahun Total biaya tenaga kerja : total pendapatan (2010) : = 10% (2011) : = 10% Total pajak :pendapatan bruto Banyak perusahaan yang mempunyai lebih dari satu kelompok, dan penting untuk mengevalua si kelayakan gaji dan upah berdasarkan kelompok Digunakan dalam mengukur produktifitas tiap pegawai. Biasanya digunakan dalam perusahaan jasa Untuk menguji kerja. Data ini biasanya dibandingka n dengan data statistik bidang usaha Menguji kerja. Data ini biasanya kotor Perbandingan kerja (gaji,upah,bo nus )Dengan biaya tahun lalu atau anggaran Perbandingan utang gaji tahun ini dengan utang gaji tahun lalu (Untuk pajak tidak diketahui sebab pajak ditanggung perusahaan) Biaya tenaga kerja tahun ini : biaya tenaga kerja tahun lalu : = selisih Utang gaji tahun ini :Utang gaji tahun lalu disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dalam volume biaya tenaga kerja (2010) = : (2011) = dibandingka n dengan standar tarif pajak Pengujian kerja apabila selisih berbeda secara signifikan lebih dari 1,0 Yang berarti bahwa semakin berbeda selisih antara tahun maka perusahaan mengalami ketidakwajar an atas pemborosan kerja Pengujian utang gaji apabila rasio berbeda signifikan cukup jauh berbeda dari 1,0 Yang berarti bahwa semakin tinggi utang gaji tahun 2011 maka semakin tinggi ketidakwajar 57

10 Rasio pajak dengan total kerja Pajak :Total biaya tenaga kerja (Untuk pajak tidak diketahui sebab pajak ditanggung perusahaan) Sumber : Fauziyah (2009) an perusahaan dalam menggaji ny a Pengujian pajak berdasarkan rasio tahun lalu Penjelasan : a. Untuk perhitungan Biaya tenaga kerja ratarata per kelompok tenaga kerja menunjukkan keterjadian Penilaian yang menentukan prosedur analitis kelayakan dan biaya gaji dan distribusinya dari hasil perhitungan untuk tahun 2010 rata-rata gaji mencapai untuk satu kelompok per tahun, sedangkan untuk tahun 2011 ratarata gaji untuk satu kelompok per tahun, sehingga menunjukkan selisih yang berarti ada ketidak layakan dan ketidak wajaran biaya gaji dan distribusinya, dan kemungkinan terjadi pencatatan gaji yang fiktif. b. Perhitungan pendapatan per digunakan dalam mengukur produktifitas tiap pegawai, biasanya digunakan dalam perusahaan jasa. Jumlah penuh waktu (2010) per tahun (2011) per tahun. c. Perhitungan Prosentase kerja terhadap total pendapatan untuk menguji kerja. (2010) : = 10%, (2011) : = 10%, yang berarti bahwa 10 % dari total kerja tahun 2010 sebesar per tahun padahal rata-rata per tahun sebesar ada 58 selisih sebesar itu menandakan ada gaji fiktif yang belum diterima begitu juga tahun 2011 ada selisih d. Perbandingan kerja (gaji,upah,bonus ) dengan biaya tahun lalu atau anggaran Perhitungannya yaitu Biaya tenaga kerja tahun ini : kerja tahun lalu : = selisih , Pengujian biaya tenaga kerja apabila selisih berbeda secara signifikan lebih dari 1,0. Sehingga hasil dari perhitungan ini menunjukkan bahwa ada ketidak wajaran dalam pencatatan kerja. e. Perbandingan utang gaji tahun ini dengan utang gaji tahun lalu menunjukkan adanya pembengkakan hutang gaji, yaitu untuk tahun (2010) sebesar ,dan (2011) sebesar sehingga utang gaji apabila rasio berbeda signifikan cukup jauh berbeda dari 1,0 menunjukkan adanya ketidakwajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Pentingnya pemeriksaan fungsi pengeluaran kas untuk mendeteksi adanya kerugian dari kewajiban jangka pendek studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang dapat disimpulkan sebagai berikut : Pentingnya pemeriksaan fungsi pengeluaran kas terhadap kerugian dari kewajiban jangka pendek di PT. Sami Karya Jombang adalah : Untuk perhitungan rasio hutang usaha : a. Dari perhitungan perputaran hutang usaha menunjukkan semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan yaitu periode untuk tahun 2010 = 10 hari dan tahun 2011 = 7 hari yang berarti bahwa semakin pendek periode perputaran hutang usaha ditahun 2011 maka semakin sulit perusahaan dalam melunasi hutang. b. Kenaikan yang signifikan 0,1% atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan tahun 2010 mencapai 15,45% dan 2011 mencapai 15,68% sehingga mengalami kenaikan 23% yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat kenaikan atas rasio lancar di

11 tahun 2011 maka menunjukkan semakin kecil kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang sehingga perusahaan cenderung mengalami kerugian akibat dari hutang yang semakin banyak. (2010) sebesar ,dan (2011) sebesar sehingga utang gaji apabila rasio berbeda signifikan cukup jauh berbeda dari 1,0 menunjukkan adanya ketidakwajaran. Untuk perhitungan rasio hutang gaji : a. Untuk perhitungan Biaya tenaga kerja ratarata per kelompok tenaga kerja menunjukkan keterjadian Penilaian yang menentukan prosedur analitis kelayakan dan biaya gaji dan distribusinya dari hasil perhitungan untuk tahun 2010 rata-rata gaji mencapai untuk satu kelompok per tahun, sedangkan untuk tahun 2011 ratarata gaji untuk satu kelompok per tahun, sehingga menunjukkan selisih yang berarti ada ketidak layakan dan ketidak wajaran biaya gaji dan distribusinya, dan kemungkinan terjadi pencatatan gaji yang fiktif. b. Perhitungan pendapatan per digunakan dalam mengukur produktifitas tiap pegawai, biasanya digunakan dalam perusahaan jasa. Jumlah penuh waktu (2010) per tahun (2011) per tahun. c. Perhitungan Prosentase kerja terhadap total pendapatan untuk menguji kerja. (2010) : = 10%, (2011) : = 10%, yang berarti bahwa 10 % dari total kerja tahun 2010 sebesar per tahun padahal rata-rata per tahun sebesar ada selisih sebesar itu menandakan ada gaji fiktif yang belum diterima begitu juga tahun 2011 ada selisih d. Perbandingan kerja (gaji,upah,bonus )Dengan biaya tahun lalu atau anggaran Perhitungannya yaitu Biaya tenaga kerja tahun ini : kerja tahun lalu : = selisih , Pengujian biaya tenaga kerja apabila selisih berbeda secara signifikan lebih dari 1,0. Sehingga hasil dari perhitungan ini menunjukkan bahwa ada ketidak wajaran dalam pencatatan kerja. e. Perbandingan utang gaji tahun ini dengan utang gaji tahun lalu menunjukkan adanya pembengkakan hutang gaji, yaitu untuk tahun 59 Saran a. Bagi Perusahaan Lebih meningkatkan pengecekan atau pemeriksaan terhadap fungsi-fungsi yaitu fungsi yang memerlukan pengeluaran kas, fungsi pencatatan utang, fungsi keuangan, fungsi akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum, fungsi audit intern. khususnya fungsi pengeluaran kas tentang prosedur pencatatan pengeluaran kas b. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan dan mengembangkan penelitian dengan menggunakan teknik analisis yang lain. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin & Loebbecke, JK (1992), Auditing Suatu Pendekatan Terpadu. Edisi Keempat, (Jilid 1). Jakarta: Erlangga. Boynton, Johnson, Kell. (2003), Modern Auditing. Edisi Ketujuh, (Jilid 2). Jakarta : Erlangga. Fauziyah (2009), Auditing.Edisi Pertama. Kediri: Universitas Islam Kadiri. Halim, Abdul (1996), Auditing 2 : Dasar dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan Cetakan Pertama. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Kasmir (2009), Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesatu-Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Messier, Glover, Prawitt. (2005), Jasa Audit & Assurance: Pendekatan Sistematis. Edisi Keempat, (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat Mulyadi (1992), Pemeriksaan Akuntan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Mulyadi (2001), Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba Empat Mulyadi (2002), Auditing. Edisi Keenam, (Buku 2). Jakarta : Salemba Empat.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global ini menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat

Lebih terperinci

AKUNTANSI PEMERIKSAAN 2 (PENGAUDITAN 2) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

AKUNTANSI PEMERIKSAAN 2 (PENGAUDITAN 2) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA AKUNTANSI PEMERIKSAAN 2 (PENGAUDITAN 2) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA KODE MATA KULIAH: AKT59 SKS: 3 SKS Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang: 1. Proses auditing yang meliputi pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Materialitas dan Risiko Audit ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

Pengujian Substantif Persediaan

Pengujian Substantif Persediaan Pengujian Substantif Persediaan ( Pertemuan ke-9) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2008 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 9-1 Jurnal transaksi pada persediaan Pembelian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin Berkembangnya Perekonomian di dunia saat ini tentunya menuntut semua perusahaan yang telah berdiri cukup lama agar tetap mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA BAB 18 AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Penilaian dan pengalokasian biaya

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT? APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT? oleh Daniel Pangaribuan e-mail: dpangaribuan58@gmail.com Widyaiswara STAN editor Ali Tafriji Biswan e-mail: al_tafz@stan.ac.id A b s t r a k Dalam audit laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh. oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh. oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global ini menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP Oleh : Muhaimin Dipergunakan untuk kalangan terbatas pada mahasiswa UNISMUH Makassar AKTIVA TETAP adalah kekayaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

Pengantar ( Pertemuan ke-1)

Pengantar ( Pertemuan ke-1) Pengantar ( Pertemuan ke-1) Audit 1 Pengertian Profesi auditor & jenis audit Standar audit & kode etik Laporan audit Kertas kerja Bukti audit Tahapan audit Materialitas & risiko audit Strategi audit awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AUDITING 2 (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AUDITING 2 (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS KODE / SKS : KK-04 / SKS Konsep Auditing. Profesi Akuntan Publik. Mahasiswa dapat menjelaskan apa Profesi Akuntan Publik serta siapa yang dapat menjalankan profesi akuntan publik. Auditing dan Standar

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri )

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri ) PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri ) Endah Tri Setiyowati Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri ABSTRAKSI Koperasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Audit risk and materiality Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI KONSEP MATERIALITAS Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Audit 2 - Sururi Halaman 1 Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities) KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities) PENGERTIAN Pengertian sederhana, kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan. Lebih rinci, utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari

Lebih terperinci

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum bab ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat peramalan penjualan secara benar. B. TEORI SINGKAT Dalam melaksanakan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSES AUDIT

TINJAUAN PROSES AUDIT TINJAUAN PROSES AUDIT Review Proses Audit Pemahaman Bisnis dan Industri Identifikasi Asersi Manajemen Materialitas Risiko Auidt Bukti Pertibangkan Jasa Pertambahan Nilai Komunikasi Temuan Proses Audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya selalu dihadapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya selalu dihadapkan dengan berbagai transaksi yang terjadi secara berurutan dalam jumlah yang cukup besar.

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada IV. PENYESUAIAN mencatat (menjurnal dan mengakunkan) data-data transaksi akhir tahun sehingga jumlah yang terdapat dalam tiap rekening sesuai dengan kenyataannya. Manfaat penyesuaian: 1. Kepraktisan Jika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang PT ABC PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan kedalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN KAS PADA KOLOMPOK USAHA BERSAMA MAWAR MERAH DI BALIASE KABUPATEN LUWU UTARA

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN KAS PADA KOLOMPOK USAHA BERSAMA MAWAR MERAH DI BALIASE KABUPATEN LUWU UTARA ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN KAS PADA KOLOMPOK USAHA BERSAMA MAWAR MERAH DI BALIASE KABUPATEN LUWU UTARA Samsul Bachri¹ Milda² No. HP 08124228783¹ ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak. Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai

Lebih terperinci

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II oleh: Cut Vifde Afriyani 115020301111017 Dita Rizky Prahayuningtyas 115020307111017 Gloria Patricia Rantetoding

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemudian pengertian Audit menurut Arens dan Loebbecke (2006:4), audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemudian pengertian Audit menurut Arens dan Loebbecke (2006:4), audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit sebagai : Pengertian Auditing menurut Sukrisno Agoes (01:3), auditing adalah: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen

Lebih terperinci

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN PENDAHULUAN BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN Siklus investasi instrumen keuangan adalah siklus investasi pada sekuritas obligasi atau saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan bertujuan unutk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan bertujuan unutk mengembangkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan bertujuan unutk mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan usahanya. Ketelitian perusahaan dalam menjalankan usahanya berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tujuan Umum Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan PABU Tujuan Khusus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : KARINA AYU PUTRI NIM: 2013410998 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU Susanti Jln. Kepa Duri Mas no.413c 08176739949 uchanz_13@yahoo.com Dosen Pembimbing Sudarmo, Drs., MM ABSTRAK Penjualan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan GENERAL MANAGER BAGIAN OPERASIONAL BAGIAN PENJUALAN & ENJ. PENGADAAN PPP ENJINIRING AKUNTANSI BENGKEL & DALTAS PENJ. & ADPEM ADMIKUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan perekonomian yang tidak menentu, berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan perekonomian yang tidak menentu, berhasil atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam keadaan perekonomian yang tidak menentu, berhasil atau tidaknya suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT. Segmen audit :

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT. Segmen audit : PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT Laporan Keuangan Tujuan audit atas laporan keuangan : Menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan 1. Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

V. PENUTUPAN BUKU BESAR

V. PENUTUPAN BUKU BESAR V. PENUTUPAN BUKU BESAR Menutup buku adalah memindahkan saldo rekening-rekening nominal atau sementara ke rekening modal (laba ditahan untuk PT) sehingga menunjukkan saldo akhir sesuai yang tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai. yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai. yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global ini menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi Jasa-Gitosmangi

Siklus Akuntansi Jasa-Gitosmangi Siklus Akuntansi JasaGitosmangi E. JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi setelah penyusunan Neraca Saldo dan sebelum penyusunan kertas kerja (worksheet). Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN ANTAR PERUSAHAAN SEMEN (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013) Rosanilawati Aquarini (watinila689@yahoo.com) MANAJEMEN UNITRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO Ahmad Suardi H Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo E_Mail: ahmadsuardi@stiem.ac.id Abstrak: Tujuan jangka panjang

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PEMBAYARAN GAJI PADA PEMERINTAH DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PEMBAYARAN GAJI PADA PEMERINTAH DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI SKRIPSI ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PEMBAYARAN GAJI PADA PEMERINTAH DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD Program Studi Akuntansi S1 dan D3 Fakultas Ekonomi, Universitas Garut EISSN: 2527-6948 PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan apapun jenisnya dan skala usahanya, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan apapun jenisnya dan skala usahanya, baik perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan apapun jenisnya dan skala usahanya, baik perusahaan industri, perniagaan maupun perusahaan jasa mempunyai tujuan yang sama yakni memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : HENKIE PRIEMAADIENOVA BUDIRAHARDJO NIM : 2005310278 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SMK MUHAMMADIYAH MAJALENGKA KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK KENDARAAN RINGAN 2. TEKNIK KOMPUTER JARINGAN.3. AKUNTANSI Alamat : Jl. Pengeran Muhammad Km.05 Desa Palabuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MAKIAH LOKTABAT BANJARBARU

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MAKIAH LOKTABAT BANJARBARU ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MAKIAH LOKTABAT BANJARBARU Yudi Rahman Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAK Sistem dan prosedur pengendalian merupakan

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era revolusi informasi yang sekarang berlangsung dewasa ini, dunia usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda dengan

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan

Lebih terperinci