BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Sekolah Kristen 1 Salatiga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Sekolah Kristen 1 Salatiga"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah Kristen 1 Salatiga SMA Kristen 1 Salatiga, berdiri pada tanggal 1 Juni 1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara (PPKJTU) kemudian September 1955 mulai 30 berubppah nama menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA Kristen 1 Salatiga berdomisili di Jln. Dr. Sumardi no. 5 Salatiga, sekarang menjadi gedung Sinode. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi permanen terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD latihan SGP negeri, terletak di sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970 sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di Jalan Osamaliki no. 32 Salatiga, merupakan ruas jalan raya Solo Semarang. Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1 telah mengalami beberapa kali perubahan status yakni sejak tahun 1954 berstatus bersubsidi, tahun 1985 hingga tahun 1986 berubah status menjadi 1986 sampai tahun 2004 diakui, tahun berstatus disamakan, kemudian pada bulan April 2004 terakreditasi A dengan

2 nilai 94, terakhir pada bulan Juli 2007 terakreditasi A (amat baik) dengan nilai 95,85. Tahun 2008/2009 dipercaya Rintisan oleh pemerintah Kategori Mandiri untuk (RSKM) menjadi hingga saat ini memasuki tahun ke 4 SMA Kristen 1 Salatiga pernah mengalami pasang surut. Academic Input rendah hal ini terjadi pada 10 tahun terakhir. Puncak permasalahannya pada Akhir Tahun Pelajaran 2004/2005, terkait dengan permasalahan internal. Ketidak lulusan tinggi pada ujian utama (36,59 %) 73 tidak lulus dari 200 siswa mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun, hal ini nampak pada jumlah pendaftar PPDB menurun sampai 33 %. Dengan melihat berbagai macam tantangan ada seperti akademik input semakin rendah, citra di masyarakat menurun, persaingan begitu ketat dengan penduduk jumblahnya jiwa dengan memiliki jumlah SMA yaitu 3 Negeri, 7 Swasta 19 SMK serta SMA di kabupaten Semarang dekat cukup banyak, bahkan ada juga 2 sudah tutup. Membuat ini pada tahun 2005 dengan begitu tergesagesa digantinya kepala. Sehingga SMA Kristen 1 Salatiga melakukan pembenahan diberbagai sapek atau big. Dengan aya pembenahan disegala big layanan di bantu dari a APBD, SMA Kristen 1 Salatiga mengalami perkembangan luar biasa. SMA

3 Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah atas, berusaha ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia. Mulai tahun pelajaran 2008/2009 dipercaya oleh Pemerintah sebagai Rintisan Sekolah kategori Mandiri (RSKM). Saat ini memiliki 20 rombel, berisi ratarata antara peserta didik. Memiliki 3 jurusan yakni IPA, IPS Bahasa Mandarin Visi, Misi Tujuan SMA Kristen 1 Salatiga Visi Sekolah Membentuk manusia berbudi luhur, beriman, mampu menguasai ilmu pengetahuan teknologi, trampil beretos kerja tinggi berprestasi serta adaptif di era global atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan. Misi a. Meningkatkan budi pekerti berakar pada nilainilai budaya karakter bangsa serta kasih Kristus. b. Menumbuhkan disiplin semangat kerja tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup mandiri. c. Meningkatkan pelayanan belajar efektif, kreatif, menyenangkan ( enjoy full ) dengan dukungan sumber belajar memadai.

4 d. Memadukan unsur pendidikan mencakup segisegi religiusitas, intelektualitas maupun humanitas, sosialitas, melalui kegiatan ekstrakurikuler intrakurikuler sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan bermartabat. e. Menumbuhkan sikap berkompetisi sehat dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan teknologi modern. f. Menumbuhkan sikap mandiri percaya diri dengan memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) memadai terintegrasi di dalam setiap pembelajaran. g. Memfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan bakat minat sesuai dengan potensi dimiliki. h. Menerapkan berbagai pencapaian prestasi strategi positif dalam big akademik maupun non akademik. i. Menumbuhkan wawasan kepedulian terhadap lingkungan, bagi seluruh warga.

5 Tujuan Tujuan pendidikan pada /lembaga SMA Kristen 1 adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru secara selektif proaktif serta melakukan pembinaan terhadap para siswa. b. Meningkatkan jumlah kualifikasi tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan program pembelajaran berkualitas; c. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang PBM berkualitas. d. Menjalin kerjasama (networking) dengan lembaga/institusi terkait, masyarakat dunia usaha/industri dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran lebih diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalan life skill e. Menyelenggarakan PBM mengarah pada program pembelajaran berbasis kompetensi TIK. f. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri/ ekstrakurikuler unggulan sesuai potensi minat siswa. g. Mewujudkan pendidikan Kristen berkualitas, sesuai dengan tuntutan masyarakat. dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih, kebenaran keadilan.

6 h. Menghasilkan lulusan berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, trampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta trampil berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi bahasa asing. i. Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai big maupun baik big akademik non akademik. j. Menjadikan warga sebagai pribadi berwawasan lingkungan memiliki kepedulian terhadap lingkungan Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga Menurut Swastikalia (2012:4) struktur organisasi adalah struktur mendasari keputusan para pembina atau pendiri untuk mengawali suatu proses perencanaan strategis. Yang menetapkan bagaimana tugas pekerja dibagi, dikelompokan, dikordinasikan secara formal. Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja harus dilakukan, hubungan atasan bawahan, tingkat manajeman saluran komunikasi. Berikut ini merupakan gambaran struktur organisasi dari SMA Kristen 1 Salatiga:

7 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga secara Operasional. Tahun pelajaran 2012/2013. (sumber: SMA Kristen 1 Salatiga) Dalam menjalankan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga, setiap pihak dalam organisasi memiliki tugas diatur dalam SOP pedoman kerja. Dengan demikian pihak dimaksud akan menjalankan tugasnya berdasarkan job description ada pada setiap big, koordinator, person sebagi tolok ukur evaluasi kinerja untuk kemajuan. Untuk pengelolaan pada masingmasing jenjang pendidikan, setiap kepala diberikan kepercayaan penuh oleh pihak Yayasan Perguruan Kristen dalam memimpin melakukan

8 berbagai upaya untuk perkembangan dengan bantuan guru karyawan lainnya. 4.2 Diskripsi Strategi Bersaing Sekolah Kristen 1 Salatiga Strategi bersaing merupakan upaya untuk menghadapi persaingan dengan cara memberikan berbagai hal terbaik guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Strategi bersaing dijalankan oleh dapat terjadi dari keunggulan biaya, diferensiasi, fokus. Dengan menjalankan strategi bersaing maka akan mampu untuk bertahan bahkan akan berkembang dari waktu ke waktu meskipun diperhadapkan dengan persaingan. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa menjalankan strategi SMA Kristen bersaing 1 untuk Salatiga juga menghadapi persaingan terjadi dalam dunia pendidikan. Untuk mengetahuinya secara rinci maka akan dijelaskan dalam tiga pendekatan (keunggulan biaya, diferensiasi, fokus) dari strategi bersaing berikut ini, berdasarkan datadata diperoleh pada saat penelitian.

9 4.2.1 Sistem Pembiayaan Pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga Biaya pendidikan ditentukan di dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain besar kecilnya sebuah, jumlah siswa, tingkat gaji guru berbagai tingkat kualitas pelayanan pendidikan ditunjukkan dengan aya berbagai variasi biaya pendidikan cukup ideal untuk mencapai standar kualitas ( Nanang 200). Berkaitan degan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah berupaya untuk menetapkan biaya tepat dengan berbagai pertimbangan sehingga mendapatkan biaya pendidikan sesuai dengan kondisi. Berikut ini rincian biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 salatiga juga beberapa swasta lainnya. Untuk menentukan berbagai biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 Salatiga, pihak tidak melakukan sendiri melainkan melibatkan juga pihak yayasan, Komite khususnya pada Sekolah, saat serta orang penentuan tua besarnya siswa SPP. Penentuan besarnya jumlah SPP dilakukan melalui proses wawancara hingga pada akhirnya mencapai kesepakatan bersama antara orang tua pihak segkan biaya lainnya ditentukan oleh pihak. Berikut ini rician biaya pendidikan pada SMA Krsiten 1 Salatiga juga beberapa lainnya.

10 Tabel 4.1 Kewajiban Biaya Pendidikan di SMA Kristen1 Salatiga Dan SMA Swasta lainnya di Salatia. Jenis SMA Kristen 1 Salatiga SMA Kristen Satya Wacana Uang SPP Rp Rp /bln Uang Kegiatan Rp /thn Rp Rp /bln SMA Kristen Theresiana Rp Rp Uang (Tabungan wajib) RP Uang Osis Rp Uang Tes Rp Saham Koperasi Rp Kegiatan Sosial Rp Uang Komite Rp Uang Komputer Rp 5000 Sumber : Kepala SMA Kristen Lentera, Kepala SMA Kristen Satya Wacana, Kepala SMA Kristen Teresiana Biaya pendidikan SMA Kristen 1 Salatiga seperti terlihat dalam tabel 4.1 merupakan biaya berlaku hingga tahun 2012/2013. Biaya pedidikan khususnya untuk uang kegiatan uang SPP dapat mengalami perubahan tergantung pada kondisi kebutuhan setiap tahunnya serta aya kesepakatan bersama dari semua pihak. Biaya tersebut bila dibandingkan dengan swasta lainnya maka terdapat beberapa perbedaan. Pada SPP, SMA Theresiana menawarkan biaya pendidikan murah dari SMA Kristen 1 Salatiga, segkan SMA Satya

11 Wacana menawarkan biaya pendidikan lebih mahal dari pada SMA Kristen 1 Salatiga. Untuk uang kegiatan, SMA kristen 1 salatiga tidak menetapkan pembayaran secara bulanan melainkan dibayar sekali selama setahun. Ini berarti dari segi biaya, SMA Kristen 1 Salatiga lebih murah dibandingkan kedua lainnya sebab SMA Kristen 1 Salatiga tidak menerima biaya untuk kegiatan apa pun namun mampu memberikan pelayanan baik. Segkan untuk SMA swasta lainnya seperti SMA Theresiana SMA Satya Wacana menerima biaya untuk kegiatan siswa seperti, uang Tes, uang komputer, tabungan wajib, uang Komite, uang koperasi, kegiatan sosial. Berkaitan dengan biaya pendidikan, SMA Kristen 1 Salatiga mengenakan biaya SPP berbedabeda pada setiap tingkatan kelas. Berikut ini penjelasan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga tentang SPP, saat wawancara tanggal 16 November SPPnya berjenjang tetapi tidak jauh berbeda antara satu dengan lainnya, jadi ada RP , tergantung kemampuan orang tua bahkan ada siswa di bebaskan SPP 100% dari. Sebab bagi saya setiap siswa masuk di ini tidak akan putus karena uang SPP.

12 Penjelasan kepala SMA Kristen 1 Salatiga tersebut menunjukan aya kebijakan pihak dalam hal menetapkan biaya pendidikan berbeda atau berjenjang karena mempertimbangkan latar belakang kemampuan dari orang tua siswa. Pihak tidak ingin memberatkan orang tua siswa dengan biaya pendidikan tersebut, sehingga pada akhirnya pihak tidak menetapkan biaya tertentu kemudian diberlakukan merata bagi semua siswa, bahkan pihak juga bersedia membebaskan siswa kurang mampu dengan cara bekerja keras mendapatkan a dari kegiatan trening, Workshop, seminarseminar di berbagai tempat. bahkan membuat kegiatan melibatkan siswa bisa mandiri dapat memberikan penghasilan sendiri seperti mengikuti lomba di berbagai daerah. Dalam menentukan biaya tepat, pihak SMA Kristen 1 juga mempertimbangkan pada besarnya biaya pendidikan swasta lainnya di salatiga, selain melihat kepada kemampuan orang tua siswa itu sendiri. Hal ini bertujuan agar biaya ditetapkan tidak terlalu mahal sebab pihak sendiri tidak memberatkan siswa dengan biaya pendidikan tersebut. Melalui hasil penelitian wawancara penyebaran kuesioner pada SMA Kristen 1 salatiga, mengungkapkan aya berbagai pendapat penilaian dikemukakan oleh orang tua, guru,

13 Kepala Sekolah pihak Yayasan Perguruan Kristen tentang mahal tidaknya biaya pendidikan ditetapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga. Pendapat dikemukakan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga saat wawancara 12 November 2013: Kalau dibandingkan dengan negeri jelas tidak murah karena kita juga berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik. Tapi kalau dibandingkan dengan swasta lain masih tergolong murah, sebab ada juga swasta lebih mahal dibandingkan dengan kita. Pendapat dikemukakan oleh kepala SMA Kristen 1 Salatiga tersebut menunjukan bahwa biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 Salatiga masih tergolong murah. Hal ini di dasari pada kenyataan dilihat oleh kepala dimana swasta lainnya memiliki SPP sangat mahal dibandingkan dengan SMA Kristen 1 Salatiga Program Unggulan Perbaikan Sekolah Program unggulan merupakan upaya perlu dilakukan untuk membangun agar menjadi unggulan serta memiliki nilai tambah agar memiliki daya saing nasional internasional. Untuk itu, agar target penciptaan prestasi, mulai tingkat kecamatan sampai dengan tingkat internasional, bisa

14 tercapai perlu dilaksanakan programprogram menjadi unggulan (Admin 2013). Program unggulan programme yaitu meliputi perencanaan Mastery program learning unggulan mengarah kepada praktik pembelajaran standar programme yaitu Quality tuntas, program improvement unggulan mengarah pada peningkatan penciptaan budaya mutu atau programme yaitu kualitas di program, unggulan Elearning mengarah kepada kegiatan pendidikan berbasis pada teknologi informasi programme yaitu program komunikasi, unggulan Bilingual mengarah pada pemakaian duabahasa yaitu bahasa nasional bahasa internasional. Human resources department programme yaitu program unggulan dirancang untuk pemberdayaan seluruh personil seperti seminar, workshop, diklat beragam kegiatankegiatan perberdayaan lain inovatif produktif. Research and development programme yaitu program unggulan penciptaan school). Reward sebagai lembaga and punishment mengarah pada riset (research programme yaitu perencanaan program unggulan bertujuan untuk memberikan perlakuan kepada seluruh warga

15 secara adil profesional sesuai dengan prinsipprinsip manajemen moderen. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa ada banyak upaya dikembangkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai Kristen, SMA Kristen 1 Salatiga mengadakan berbagai kegiatan kerohanian dilakukan untuk menunjukan ciri khasnya sehingga sesuai dengan Visi, Misi Tujuan. Kegiatan tersebut yaitu ibadah untuk guru karyawan dilakukan setiap hari pada pukul pagi. Bentuk ibadah tersebut bervariasi setiap harinya seperti khotbah, Share, kesaksian doa bersama. Segkan untuk siswa diadakan ibadah rutin setiap bulan juga renungan doa pagi disetiap kelas untuk mengawali kegiatan belajar doa penutup setiap selesai proses belajar mengajar pada hari tersebut. Selanjutnya pada tutup pekan setiap jumat disertai gerakan peduli kasih seperti beasiswa aksi sosial.

16 Selain kegiatankegiatan diatas, SMA Kristen juga memiliki beberapa program unggulan lainnya bila dibandingkan dengan lain di Salatiga. Program unggulan tersebut meliputi kegiatan pembelajaran, hubungan sosial dengan masyarakat, layanan bagi semua pihak yakni siswa, guru, maupun orang tua siswa. Hal tersebut akan ditampilkan dalam tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Program Unggulan SMA Kristen 1 Salatiga No 1 PROGRAM Moving Class 2 Program Moving Class mulai diterapkan di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun pelajaran 2007/2008. Pertimbangan menerapkan Moving Class yaitu supaya siswa lebih aktif mandiri. Sekolah menyesuaikan antara ruangan kelas ada dengan setiap mata pelajaran menyediakan fasilitas pendukung program moving class dilengkapi dengan LCD, internet/wifi (lihat lampiran 3). Memilik koleksi buku lengkap, studio musik, kelas mapel, laboratorium multimedia, laboratorium Tik, UKS, perpustakaan, lab lengkap. (lihat lampiran. 3) Pengembangan Diri Ekspo Pendidikan : kerjasama dengan bebagai PT. Career Day : Kerjasama dengan alumi, tokoh masyarakat sebagai pengenalan karir. Parenting Day : merupakan bentuk pelayanan kerjasama dengan orang tua, dalam membantu anak untuk mencapai prestasi pembentukan karakter. Carater Building : Layanan kepada anakanak kelas X, XI, XII dalam rangka menyadarkan anak tehadap kebermaknaan hidup, memotivasi

17 3 anak untuk bertumbuh sebagai anak berprestasi. SMUQ Radio : siaran secara langsung dari siswa saat jam istirahat. Sekolah Lima Hari 4 Skolah lima hari hanya diterapkan pada SMA Kristen 1 salatiga untuk kota salatiga. Sekolah dimulia pukul dimana Senin Kamis rposes belajar mengajar berakhir pkl.14.45, hari Jumat proses belajar mengajar berakhir pkl (tutup pekan) memberi kesempatan siswa muslim untuk Sholat Namun pada hari Sabtu layanan internet perpustakaan tetap buka, sehingga ada kesempatan bagi para siswa untuk belajar di didukung sarana di serta mengerjakan tugas diberikan oleh guru. Sekolah mempertimbangkan kondisi siswa memberikan kesempatan untuk siswa memilik waktu cukup di akhir pekan sehingga ketika kembali ber di hari senin lebih siap bersemangat. Peduli Kasih (Kerohanian) 5 Penjaringan kesehatan : pemeriksaan kesehatan secara umum kerja sama dengan Puskesmas Mangunsari Penyuluhan tentang seksualitas kesehatan reproduksi. Pengobatan gratis kerja sama dengan WCTUI Donor darah, kerja sama dengan PMI Lingkungan sehat Penyuluhan tentang bahaya minuman keras, rokok, obatobatan terlarang (narkoba), sex bebas (HIV) kerja sama dengan Polres, WCTUI, DKK,Puskesmas PMI. Field Trip Live In : melatih peserta didik untuk bersosialisasi meningkatkan kepedulian terhadap sesama di desa Ngaduman seperti menanam tembakau berkebun serta membantu masyarakat bekerja bakti membangun desa (lihat lempiran 5) Bekerjasama dengan lembaga kursus Sha Hua selama ini juga membantu mengupayakan beasiswa bagi lulusan SMA Kristen 1 Salatiga untuk belajar bahasa Mandarin ke Cina. Pada tiga

18 6 tahun terakhir ratarata 4 siswa memperoleh beasiswa dari Cina untuk studi bahasa Mandarin di Cina. Outdor Studi : untuk menunjang peningkatan pemahaman peserta didik. Layanan BK 7 Layanan Bimbingan Konseling baik secara individu maupun kelompok seperti home visit, tentang studi, kehidupan pribadi dsb. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan maslahnya. Mengung tokohtokoh alumni sudah sukses. Mengung orangorang cacat, orang pernah jatuh kemudian dapat dibangtikan ketiga menimba ilmu di SMA Kristen 1 Salatiga. Wasana Warsa SMA Kristen 1 Salatiga 8 Kehidupan beriman 9 Wasana warsa adalah kegiatan untuk menutup tahun ajaran telah selesai untuk semua jenjang pendidikan ada di SMA Kristen 1 Salatiga Kegiatan diisi dengan ibadah, penampilan berbagai bakat talenta dari siswa SMA Kristen 1 Salatiga. Ibadah aksi sosial pada harihari besar Perkunjungan terhadap keluarga guru/karyawan membutuhkan perhatian seperti sakit, duka dsb Retreat Guru/karyawan. Seminar, workshop training Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan layanan terbaik dalam meningkatkan profesi guru. Guru didorong untuk mengikuti setiap kegiatan ilmiah. Guru di berikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke lain Memberikan dukungan bagi guru melanjutkan studi dengan memberikan uang buku.

19 10 Program Khusus Kewira Usahaan Agribisnis 11 Menjual hasil karya mereka seperti kuekue dari tanama beta Vulgaris Yang biasa digunakan masyarakat untuk obat kanker taman ini budi dayakan oleh SMA Kristen 1 Salatiga. mempelajari tentang tehnik budidaya bisnis tanaman hias, mulai dari pembibitan, budi daya sampai teknik pemasaran. Membuat alat seperti (tungku) untuk mengeringkan tambakau. Membuat Filim bertema, sinema Fotografi, membuat lomba karya ilmiah, membuat Oven Matahari. Membuat katalog tentang kegiatan siswa. Paduan suara/vocal grop tari Pemilos Merupakan sarana belajar berdemokrasi pendidikan berkarakter. Siswa diajarkan membuat Visi Misi dalam berorganisasi. Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memiliki berbagai program sejauh ini tidak ditemukan pada lainnya di salatiga. Hal ini dapat dibuktikan dengan data tentang programprogram dari lainnya di salatiga diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak pada lain di salatiga. Dalam wawancara tersebut diperoleh informasi SMA swasta lainya bahwa belum membuat program khusus agribisnis dalam pembelajaran siswa untuk kegiatan sosial seperti program bakti sosial, live in, tinggal dengan warga di desa mendiami rumah warga serta kegiatan pramuka. Segkan kegiatan untuk orang tua sendiri dilakukan pada awal tahun pelajaran untuk mensosialisasikan program

20 dalam tahun ajaran baru, pada akhir tahun ajaran baru juga pada saat pembagian laporan pendidikan. Pertimbangan SMA Kristen 1 Salatiga untuk melaksanakan berbagai program berbeda dengan lainnya karena ingin mengembangkan potensinya sesuai dengan bakat minat masingmasing, baik dalam kewirausahaan maupun life skill serta sebagai wadah bagi pendidikan nilainilai kepribadian sesuai dengan religiositas budaya bangsa Indonesia. Kegiatankegiatan seperti ini akan semakin baik jika dikembangkan sejak dini. Pertimbangan lainnya yaitu karena berbagai program tersebut sesuai dengan perkembangan di masa sekarang merupakan kebutuhan dari siswa dalam mengembangkan diri. Programprogram ini dilakukan berdasarkan keputusankeputusan dari pihak. Beragam ide berkaitan dengan program tersebut berasal dari guru, siswa kepala dalam mengembangan menjadi maju. Dengan berbagai program sudah di laksanakan, Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga berencana untuk menjalankan beberapa program kedepannya. Rencananya akan di lakukan pada tahun depan. Program ini pun dalam pembicaran disambut baik oleh para guruguru, siswa juga orang tua

21 siswa. Berikut ini pernyataan Beliau, saat wawancara tanggal 12 November 2013: Tahun depan akan menambah beberapa program baru belum diterapkan di salatiga seperti Marcing band Program kerja sama dengan Singapura Cina. Pendapat diungkapkan kepala tentang program kedepannya menunjukan bahwa SMA kristen 1 Salatiga selalu memberikan halhal baru kepada siswa mengupayakan terbaik untuk proses pendidikan di Sekolah Kristen 1 salatiga. Hal ini dilakukan agar menjadi unik berbeda dengan lainnya. Dengan tetap mengacu pada Visi Misi serta kesadaran akan layanan penuh dengan kasih Sasaran Layanan Sesuai hasil penelitian dilakukan pada SMA Kristen 1 Salatiga menunjukan bahwa dalam melakukan proses pendidikan ataupun dalam menghadapi persaingan di dunia pendidikan, SMA Kristen 1 Salatiga tidak tidak menentukan sasaran layanan tertentu untuk menarik minat masyarakat terhadap. Berikut pendapat Kepala SMA Kristen 1 Salatiga pada saat wawancara tanggal 12 November 2013 berkaitan dengan strategi fokus:

22 Kami tidak mengunakan target pada masyarakat tertentu. Kami terbuka dalam menerima siswa untuk siapa saja berminat. Di kami siswa tidak hanya dari Salatiga tapi juga dari Papua, Kupang Ambon mereka di sini di lihat di kontrol oleh saya. Disini siswa beragama Muslim juga banyak kurang lebih 35% Pendapat Kepala Sekolah tersebut menunjukan bahwa keberadaan SMA Kristen 1 Salatiga terbuka untuk menerima siswa dari berbagai latar belakang suku, agama ras tanpa ada perbedaan. SMA Kristen 1 Salatiga juga memiliki programprogram sasarannya ditujukan kepada masyarakat luas semua pihak ada di lingkungan Sekolah Kristen 1 Salatiga. Sekalipun SMA Kristen 1 salatiga terbuka untuk semua lapisan masyarakat tanpa ada batasnya untuk kelompok tertentu, akan tetapi hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat memilih SMA Kristen 1 Salatiga berasal dari kalangan menengah ke bawah. Untuk hal tersebut SMA Kristen 1 Salatiga peduli memperhatikan siswasiswi berasal dari kalangan bawah atau kurang mampu khususnya dalam hal biaya pendidikan dengan cara memberikan beasiswa atau potongan SPP bagi siswa tersebut. Bukti nyata aya pelaksanaan program berupa potongan SPP bagi siswa kemudian di bebaskan dari SPP.

23 Dikemukakan secara langsung oleh salah satu siswa pada saat wawancara tanggal 15 juni biaya SPP saya Rp tapi kemudian dibebaskan 100% dari. Jadi saya sekarang tidak lagi membayar SPP. Tindakan dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga peduli mampu mengatasi masalah biaya pendidikan dihadapi oleh siswa kurang mampu, meskipun SMA Kristen 1 Salatiga tidak memilik sasaran layanan tertentu. 4.3 Pembahasan berdasarkan hasil penelitian tentang strategi bersaing SMA Kristen 1 salatiga mencakup tiga pendekatan yaitu keunggulan biaya, diferensiasi fokus, maka di dapat strategi bersaing digunakan oleh SMA Kristen 1 salatiga. Oleh karena itu, agar dapat memenuhi lebih jelas apa melatarbelakangi SMA Kristen 1 Salatiga sehingga menjalankan strategi bersaing tersebut maka akan dilakukan pembahasan dari setiap pendekatan strategi bersaing tersebut Keunggulan Biaya Biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 Salatiga terdiri dari SPP uang kegiatan. Apabila dibandingkan dengan biaya pada swasta lainnya

24 di Salatiga, maka terlihat perbedaan dimana biaya ditetapkan oleh SMA Kristen 1 salatiga khususnya dalam hal SPP tidak berbeda jauh dengan lainnya bahkan lebih murah dibandingkan dengan swasta lainnya. Segkan untuk biaya lainnya SMA Kristen 1 Salatiga hanya menetapkan biaya kegiatan selama satu tahun kegiatan lainnya SMA Kristen 1 salatiga tidak menerima biaya apa pun. Dengan demikian dapat dikatan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah menetapkan biaya pendidikan murah. Kenyataan tersebut menjadikan SMA Kristen 1 Salatiga sebagai tergolong murah dapat menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga mampu menjalankan strategi keunggulan biaya. Sehingga pendapat dikemukakan oleh Hunger & Whellen (2003) bahwa sebuah lembaga akan menajdi produsen biaya rendah atau menawarkan biaya paling rendah bersaing dengan lainnya terbukti dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga. SMA berbagai kristen program 1 salatiga fasilitas mampu untuk menyedikan menunjang aktivitas di sebanding dengan biaya dikeluarkan oleh siswa. Segkan bila dibandingkan dengan lain biaya pendidikan lebih murah dari pada SMA kristen 1 Salatiga, maka akan terlihat perbedaan dimana fasilitas disediakan

25 lainnya tidak sama dengan tersedia pada SMA Kristen 1 Salatiga atau dengan kata lain masih memiliki kekurangan. SMA Kristen 1 Salatiga tidak hanya tergantung pada uang SPP uang Kegiatan siswa melainkan Kepala Sekolah para guru membuat kebijakan mencari alteratif lain untuk menemukan biaya dalam menambah kebutuhan pendidikan di. Segala kegiatan dilakukan oleh kepala, guru juga siswa selain untuk memberikan bekal ilmu, juga dapat membantu meningkatkan mutu dari pada SMA Kristen 1 Salatiga sendiri. Dengan segala kegiatan dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga seperti Worsop, Usaha Dana, kerjasama dengan setiap organisasi, membuat proposal, Seminar berbagai bantuan diberikan dari berbagai pihak, maka SMA Kristen 1 Salatiga mampu bersiang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya Diferensiasi SMA Kristen 1 salatiga memiliki diferensiasi dalam hal ciri khas sebagai Kristen berbagai program dilaksanakan oleh siswa, guru orang tua siswa maupun masyarakat. Untuk ciri khas sebagai Kristen, upaya dalam menekankan pengenalan akan Tuhan Yesus merupakan langkah tepat sesuai dengan tujuan Kristen dalam

26 dunia pendidikan (Wirowidjojo, 2012) yaitu membantu berkembangnya seseorang atas dasar pangan Kristen agar mencapai kedewasaan religious bertanggungjawab. Semua pihak menjadi bagian dari SMA Kristen 1 Salatiga dibentuk setiap hari melalui berbagai kegiatan rohani, dengan demikian mereka dibantu untuk memiliki kehidupan karakter baik. Hal ini penting karena dapat mempererat hubungan antara siswa guru dalam meningkatkan rasa kebersamaan menjalin kerjasama baik dalam berbagai hal untuk kemajuan. Dengan demikian SMA kristen 1 Salatiga mampu mewujudkan tujuan Kristen. Sekalipun SMA Kristen 1 Salatiga menekankan pengenalan akan Tuhan Yesus namun, juga memberikan kesempatan bagi siswa beragama lain dari berbagai kalangan untuk ber. Hal ini sejalan dengan pendapat Sairin (2011) mengatakan bahwa Kristen harus terbuka bagi semua peserta didik tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, kedudukan sosial, tingkat kemampuan ekonomi. Hal ini merupakan langkah tepat agar dapat menunjukan bahwa sebagai sekoah Kristen tidak berarti bahwa tersebut harus ekskutif hanya untuk kalangan tertentu. Sekolah harus tetap terbuka untuk umum serta tidak membeda

27 bedakan karena itu merupakan wujud nyata pelayanan kesaksian kepada masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan empat fungsi dari pada Kristen (Sairin 2011) yaitu fungsi kesaksian pelayanan, fungsi pendidikan pengajaran, fungsi pembinaan serta fungsi pelayanan masyarakat. Diferensiasi lainnya adalah pihak tidak hanya memberikan program ada pada lain, tetapi mencoba memberikan programprogram baru berbeda. Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari siswa, guru maupun pihak lainnya dilingkungan Kristen 1 salatiga serta melihat perkembangan ada saat ini. Apabila dikaitkan dengan pendapat David (2008) mengatakan bahwa setiap harus selalu mencari cara melakukan diferensiasi agar terus unggul mendapatkan kesetiaan dari pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa upaya SMA Kristen 1 Salatiga dalam memberikan berbagai program merupakan salah satu cara untuk dapat bertahan terus berkembang. Banyak pilihan dimiliki masyarakat tentunya akan memperkuat struktur secara maksimal (Purwanto, 2011).

28 4.3.3 Fokus Hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga tidak memiliki fokus pada kelompok masyarakat tertentu untuk menarik minat mereka terhadap. Dengan kata lain SMA Kristen 1 Salatiga terbuka kepada masyarakat dari berbagai kalangan wilayah. Langkah diambil pihak berbeda dengan pendapat Porter (1992) bahwa dalam menjalankan strategi fokus setiap akan terlebih dahulu memilih atau menentukan kelompok tertentu melayani kelompok tersebut dengan berbagai fasilitas program telah disediakan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga merupakan tidak menjalankan strategi fokus. Kebijakan tidak menjalankan strategi fokus yaitu karena menyadari cirinya sebagai Kristen harus melayani semua orang baik berbeda suku, ras, agama sekalipun. Sebab dari sinilah dapat mencerminkan dirinya sebagai Kristen. SMA Kristen 1 Salatiga juga ingin memperkenalkan sekolanya bukan saja untuk seluruh Jawa Tengah melainkan kepada dunia. Bahwa dengan pelayanan baik penuh dengan kasih SMA Kristen 1 Salatiga mampu bersaing di dunia pendidikan.

29 Keputusan untuk tidak memilih strategi fokus merupakan suatu langkah tepat bagi pihak. Karena pihak sendiri tidak ingin aya batasan perlakukan berbeda terhadap kelompok tertentu. SMA Kristen 1 Salatiga ingin memberikan kesempatan kepada semua masyarakat untuk menikmati pendidikan serta mengajak masyarakat untuk membangun diri. Untuk itu SMA Kristen 1 Salatiga berupaya memberikan layanan baik kepada semua pihak ada di lingkungan SMA Kristen 1 Salatiga melalui program fasilitas tersedia meskipun SMA Kristen 1 Salatiga memiliki target luas. Satu contoh kepedulian SMA Kristen 1 Salatiga yaitu kepada siswasiswi memiliki masalah keuangan atau kurang mampu. Kepedulian ini menunjukan bahwa konsisten dalam memperhatikan semua pihak menjadi bagian dari. Hal tersebut tidak hanya ditunjukan ketika ingin mendapatkan banyak peminat tetapi juga dalam berbagai situasi. Penjelasan ini menunjukan ini menunjukan bahwa memiliki target luas, juga mampu memberikan layanan baik kepada semua lapisan masyarakat, sama seperti memiliki fokus kepada kelompok tertentu. Dengan demikian maka pernyataan Hunger & Wheelen (2013)

30 mengemukakan bahwa dengan strategi fokus suatu lembaga dapat melayani kelompok tertentu menjadi pilihannya dengan lebih baik dibandingkan lainnya tidak selamanya benar. Jadi upaya kepedulian ini tidak hanya dilakukan oleh memiliki fokus kepada kelompok tertentu untuk tetap mempertahankan strateginya seperti salah satu ciriciri strategi fokus (Widhyaestoeti 2012), akan tetapi juga dilakukan oleh memiliki sasaran luas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 16 Desember 2013. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 96 dan kuesioner yang disebarkan kembali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai denngan masalah dan persoalan penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Bagian pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia menggunakan bahasa. Seiring dengan perkembangan dan perubahan jaman, bahasa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Sekolah Kristen Lentera

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Sekolah Kristen Lentera BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah Kristen Lentera 4.1.1 Sejarah Sekolah Kristen Ambarawa menjadi Sekolah Kristen Lentera Ambarawa Sekolah Kristen di Ambarawa dimulai pada masa sebelum

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Sekolah Sejak 30 Juli 1966 SMP Negeri 61 berdiri sebagai sekolah pemerintah. Pada awalnya SMP Negeri 61 beralamat di Jalan Palmerah Utara. Bangunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah

Lebih terperinci

MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG TETAP EKSIS

MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG TETAP EKSIS MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG TETAP EKSIS (Sebuah Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan) Oleh : WIJAYA KUSUMAH SMP LABSCHOOL JAKARTA Jl. Pemuda Komplek UNJ Rawamangun Jaktim 13220 Website : http://www.labschool-unj.sch.id

Lebih terperinci

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing. - A. Program Seksi / Bidang Pokok-pokok kegiatan seksi: 1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011 Landasan

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok BAB II Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok A. Sejarah Berdirinya SMA 1 Temon Kulon Progo SMA 1 Temon berdiri sejak tahun 1991 terletak lebih kurang 10 km arah ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa, yaitu untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1. Sejarah Singkat Lembaga Pendidikan SDN Pondok Labu 016 Pagi adalah sekolah dasar yang sedang dalam pengembangan dan kemajuan, baik dalam sistem pembelajaran maupun penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS Surabaya SMA IPIEMS Surabaya telah mengalami banyak sekali perubahan dan perkembangan dalam sejarahnya yang relatif panjang. Dari perspektif

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa disegala bidang, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA BAB 2 TELAAH PUSTAKA Sumber informasi mengenai strategi bersaing telah banyak tersedia, meski begitu sebagian besar dari sumber tersebut tidak terkait langsung dengan penerapan di dunia pendidikan. Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Kendal Dalam penelitian ini gambaran umum yang disajikan secara rinci sebagai berikut : Visi, Misi, dan Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus

Lebih terperinci

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Pandeglang berdiri Tanggal 16 Mei tahun 1997 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tentang Pembukaan dan Penegrian sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi suatu bangsa kedepan ditengah persaingan global ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang menyadari peran SDM tersebut akan senantiasa

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K 1 Hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru, lingkungan fisik kelas dan sikap kemandirian siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun ajaran 2005/2006 Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada bulan Juli Tahun 2014. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH Npma. 2 Untuk mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 4 KLATEN ALAMAT SEKOLAH : Jl. Mataram No. 5 Belangwetan Belangwetan, Klaten Utara, Klaten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan. 1. UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 50 ayat (3) 2. PP no 19 tahun 2005 (Pasal 61 ayat 1), 3. Renstra Diknas 2005-2009 4. Bervariasinya penyelenggaraan 5. Rekomendasi kajian profil SBI tahun 2006 6. Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan perkembangan zaman. Era kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap manusia karena pendidikan memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga tehadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon

Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon PELAKSANAAN PROSES PEMINATAN BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon E-mail: rulof.melmambessy@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi:

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi: PAUD LAB SCHOOL UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI {Jalan Lintasan no.7, Mojoroto Kediri} -Berkhlaq Mulia- Mandiri- Kreatif- Website : www.paudlabnusantara.id Email : paudlabnusantara@unpkediri.ac.id Visi

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan terbanyak yang ada di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta sudah banyak

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA 1. Responden : Kepala Sekolah/Guru 2. Hari/tgl/waktu :.. 3. Tempat : Pertanyaan: 1. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir SMP Negeri 9 memiliki prestasi yang membanggakan. Langkah

Lebih terperinci