FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI J

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI J"

Transkripsi

1 PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN SARAPAN PAGI DI SDN GONDANG III KECAMATAN NAWANGAN PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI J FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2

3 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN SARAPAN PAGI DI SDN GONDANG III KECAMATAN NAWANGAN PACITAN Febrina Mahardhika Suwardhani* Irdawati, S.Kp, Ns., MSi., Med** Dewi Suryandari, S.Kep., Ns** Abstrak Sarapan pagi sebelum beraktivitas ke sekolah dapat membantu kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar di kelas. Dengan sarapan pagi siswa mempunyai energi yang diperlukan tubuh dan otak untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Namun pada kenyataanya tidak semua siswa yang berangkat ke sekolah mempunyai kebiasaan sarapan pagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan pagi, dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SDN Gondang III, Kecamatan Nawangan Pacitan. Jenis penelitian ini adalah Non eksperimental dengan desain deskriptif komparatif, pengukuran variabel dilakukan secara cross sectional. Sampel penelitian adalah 39 siswa dari kelas IV sampai kelas VI yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Proportional stratified Random Sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar soal Weshler Intelegency Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diketahui 14 siswa (35,9%) melakukan sarapan pagi dan 25 siswa (64,1%) tidak melakukan sarapan pagi. Sebanyak 21 siswa (53,8%) mempunyai konsentrasi yang baik dan 18 siswa (46,2%) kurang konsentrasi. Hasil analisis data diperoleh nilai 2 = 13,374 dengan p = 0,001 dan dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SDN Gondang III, Kecamatan Nawangan Pacitan Kata kunci : konsentrasi, sarapan pagi, siswa SD

4 DIFFERENCES FROM CONCENTRATION LEVEL BETWEEN STUDENTS WITH BREAKFAST AND NO BREAKFAST AT SDN III GONDANG OF NAWANGAN PACITAN SUBDISTRICT ABSTRACT Breakfast morning before activity to school can help students ' ability in following the process of learning in the classroom. With breakfast the morning the students have the necessary energy to the body and brain to enhance concentration studied. But in fact not all of the students who went to school has a habit of breakfast. Objective aim to know differences from concentration level between students with breakfast and no breakfast at SDN III Gondang of Nawangan Pacitan Subdistrict. This type of research is Non-experimental comparative descriptive design, variable measurements done in cross sectional. The research sample is 39 students from class IV to class VI with using sampling technique is Proportional stratified Random Sampling. Instrument research use Weshler Intelegency Scale for Children questionnaire, and habits and breakfast questionnaire. Analysis research data use Chi Square test. Research results are 14 students (35,9%) with breakfast and 25 students (64,1%) did not have breakfast. 21 students (53.8%) have a good concentration and 18 students (46,2%) less concentration. results of Data analysis obtained the value x 2 13,374 with p = and concludes there is a differences from concentration level between students s breakfast and no breakfast at SDN III Gondang of Nawangan Pacitan Subdistrict keyword: concentration, breakfast, students PENDAHULUAN Latar Belakang Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian yang erat kaitannya dengan memori (ingatan) (Santrock, 2008). Konsentrasi memegang peranan penting bagi seorang anak untuk mengingat, merekam, melanjutkan, dan mengembangkan materi pelajaran yang diperoleh di sekolah. Kemampuan untuk mengingat, merekam, dan mengembangkan materi pelajaran yang baik memungkinkan anak memperoleh prestasi yang optimal (Hakim, 2005). Meninggalkan makan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah sehingga konsentrasi berkurang karena tidak adanya suplai energi di dalam tubuh. Apabila hal ini terjadi, maka tubuh akan membongkar persediaan tenaga yang ada dari jaringan lemak tubuh, bahkan bisa mengalami penurunan kadar glukosa

5 (hipoglikemi) (Kartasapoetra & Marsetyo, 2005). Perkembangan intelektual anak dimulai ketika anak sudah dapat berfikir atau mencapai hubungan antar kesan secara logis serta membuat keputusan tentamng apa yang dihubungkan secara logis, masa kelaskelas tinggi sekolah dasar terjadi pada umur tahun yang biasanya duduk di kelas 4-6, anak akan mampu untuk berkonsentrasi secara lebih matang dan dapat berfikir secara kongkret (Djamarah, 2011). Dari hasil wawancara dan observasi dengan siswa-siswa dan pihak sekolah, 33 dari 65 siswa pagi ini melakukan sarapan pagi, 38 dari 65 siswa terbiasa makan pagi sebelum berangkat kesekolah, dan 35 dari 65 siswa tidak bisa berkonsentrasi ketika sedang diberi pelajaran dikelas. Dari hasil observasi dan wawancara dengan para siswa, mereka mengatakan sulit untuk berkonsentrasi karena tidak sarapan, mengantuk, sakit, dan lelah. Salah satu alasan mereka tidak sarapan pagi karena orang tua mereka beranggapan kalau sarapan pagi akan membuat anak mengantuk, dan anak tidak sarapan karena mereka harus berangkat pagi-pagi dan tidak sempat untuk sarapan. Dari fenomena ini peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan pagi, dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SDN Gondang 3, Kecamatan Nawangan Pacitan. TINJAUAN PUSTAKA Konsentrasi Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada sesuatu yang berkaitan dengan memori (ingatan), merupakan suatu proses sentral dalam perkembangan kognitif. Ingatan meliputi penyimpanan informasi yang terus menerus, kecepatan dan efesiensi, pemrosesan informasi khususnya kecepatan untuk mengidentifikasi masing-masing item. Ingatan merupakan peramal yang sangat akurat dan merupakan aspek penting dari kemampuan kognitif (Santrock, 2008). konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang berkaitan dengan memori atau ingatan pada saat menerima informasi. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi. Dari beberapa ahli mencoba menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi, antara lain : a. Usia Kemampuan konsentrasi akan berkembang sesuai dengan usia dan pada anak-anak kemampuan konsentrasi terbatas bila dibandingkan dengan orang dewasa (Djamarah, 2011). b. Pengetahuan dan pengalaman Anak akan lebih memusatkan perhatian pada

6 sesuatu yang baru dan menarik perhatian. Akan berbeda bila yang diperhatikan sudah sering dilihat maka anak-anak akan malas untuk memperhatikan (Hakim, 2005). c. Gizi yang cukup Pada dasarnya ketrampilan berkonsentrasi pada anak seperti orang dewasa, konsentrasi ini amat tergantung pada suatu pemikiran. Komposisi dan porsi makan pagi pada anak lebih sedikit jika dibandingkan dengan orang dewasa. Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat di pagi hari akan sangat membantu dalam meningkatkatnya kadar glukosa darah. Dimana glukosa penting untuk fungsi otak dan membantu dalam proses berfikir dan konsentrasi (Mahoney, Taylor, Kanarek and Samuel, 2005). 2. Alat Ukur Konsentrasi Belajar Ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi, antara lain : Digit symbol test, Arithmetic dan Letter- Number Sequencing Digit Simbol Test Digit Symbol Test berupa test yang terdiri atas kotak-kotak dan bidang-bidang yang terbagi-bagi, dalam kotak atas terdapat angka dan kotak bawahnya terdapat tanda-tanda (simbol) (Boyle, Saklofske and Matthews, 2012). Test untuk mengukur koordinasi visual motorik, meliputi ketelitian, kecepatan, konsentrasi, ingatan mekanis, pengenalan kembali (Lezak, 2004). Sarapan pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi, sarapan pagi bisa dilakukan antara pukul , jenis makanan yang dihidangkan dapat dipilih serta disusun sesuai dengan keadaan, namun akan lebih baik bila sarapan pagi terdiri dari makanan sumber tenaga, sumber zat pembangun, dan sumber zat pengatur (Khomsan, 2006). 1. Manfaat Sarapan Pagi Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan emudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan, 2010). Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Menurut Santrock (2008) usia sekolah merupakan saat pertumbuhan yang signifikan pada kehidupan sosial, kognitif dan emosi, terjadi peningkatan berat badan anak yang lebih banyak daripada panjangnya badan. Peningkatan berat badan ini terjadi karena bertambahnya ukuran rangka dan otot serta beberapa organ tubuh.

7 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Non eksperimental dengan desain deskriptif komparatif, yaitu penelitian yang membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebabnya (Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini pengukuran variabel dilakukan secara cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 4, 5, 6 di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan yang berjumlah 65 siswa, yang terdiri dari 15 siswa kelas 4, 25 siswa kelas 5 dan 25 siswa kelas 6. Sampel ini berjumlah 39 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Proportional stratified Random Sampling. Kriteria Penelitian 1) Kriteria inklusi a) Siswa SDN Gondang III, kelas IV, V dan VI b) Bisa membaca dan menulis c) Bersedia menjadi responden 2) Kriteria eklusi a) Siswa SDN Gondang III, kelas I, II, dan III b) Siswa yang sedang mengalami sakit c) Siswa yang tidak kooperatif Tehnik Analisa Data Analisa data dilakukan untuk menguji hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan. Pengujian hipotesis data penelitian ini menggunakan uji chi Square Kuesioner untuk konsentrasi menggunakan lembar soal Weshler Intelegency Scale for Children, yaitu : dengan penilaian ya dan tidak, nilai 1 apabila jawaban ya dan nilai 0 apabila jawaban tidak HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ditampilkan dalam tabel 1 Tabel 1. distribusi berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah % Laki-laki Perempuan 23 59,0 Jumlah ,0 Tabel 1 menunjukkan responden penelitian banyak perempuan dengan jumlah 23 orang siswa (59%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ditampilkan dalam tabel 2 Tabel 2. Distribusi berdasarkan usia Usia/Umur Jumlah % 9,1-10 tahun ,1-11 tahun ,1-12 tahun Jumlah Tabel 2 menunjukkan responden penelitian banyak yang berusia 11,1-12 tahun (61,5%) Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas ditampilkan dalam tabel 3 Tabel 3. Distribusi berdasarkan kelas Kelas Jumlah % IV V VI Jumlah

8 Tabel 3 menunjukkan responden penelitian pada kelas V dan VI masing-masing sebesar 38,5% Analisis univariat Sarapan pagi Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan sarapan Sarapan pagi Jumlah (%) Ya Tidak Total Tabel 4 menunjukkan sebagian besar responden tidak melakukan sarapan pagi, yaitu sebesar 64,1%. Jenis asupan makan sarapan pagi responden Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan jenis asupan sarapan pagi Jenis sarapan Jumlah (%) Tidak sarapan Nasi, sayur Nasi, sayur, lauk Mie goreng/instant Jumlah Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagai sebagian besar responden yang sarapan pagi dengan menggunakan menu nasi dan sayur. Jenis menu minuman respoden Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan jenis menu minuman Jenis minuman Jumlah % Teh manis Air putih Susu Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 6 diketahui sebagian besar responden minum teh manis sebelum berangkat ke sekolah, yaitu 51,3% Konsentrasi belajar Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan tingkat konsentrasi Konsentrasi Frekuensi (%) Baik Kurang Jumlah Berdasarkan tabel 7 diketahui sebagian besar responden mempunyai konsentrasi pada kategori baik, yaitu sebesar 53,8 %. Perbedaan tingkat konsentrasi pada anak yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SD Negeri Gondang 3, Kecamatan Nawangan Pacitan Tabel 8 Uji perbedaan tingkat konsentrasi pada anak yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi Sarapan Konsentrasi Total 2 P pagi Baik Kurang N % N % N % 13,374 0,001 Ya 13 33,3 1 2, ,9 Tidak 8 20, , ,1 Total 21 53, ,

9 Tabel 8 menunjukkan dari 14 siswa (35,9%) yang sarapan pagi terdapat 13 siswa (33,3%) yang dapat berkonsentrasi dengan baik, sedangkan 1 siswa (2,6%) kurang dapat berkonsentrasi. Dari 25 siswa yang tidak sarapan pagi (64,1%), terdapat 8 siswa (20,5%) tetap dapat berkonsentrasi, sementara 17 siswa (43,6%) kurang dapat berkonsentrasi. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai 2 = 13,374 dengan p = 0,00. Hasil ini dapat diartikan ada perbedaan tingkat konsentrasi pada anak yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SD Negeri Gondang 3, Kecamatan Nawangan Pacitan PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Sarapan pagi Berdasarkan hasil penelitian mengenai sarapan pagi diketahui sebagian besar responden tidak melakukan sarapan pagi (64,1%). Berdasarkan penelitian di lapangan, responden mengatakan jarang sarapan pagi karena tidak terbiasa dengan sarapan pagi. Menurut responden dirinya lebih suka jajan pada jam istirahat pertama, yaitu pada pukul 9.00 WIB, selain itu menurut responden alasan tidak sarapan pagi karena tidak tersedianya sarapan pagi dirumahnya, mengingat orang tuanya sudah berangkat bekerja pagi-pagi dan adanya anggapan orang tua bahwa sarapan pagi akan membuat anak mengantuk ketika disekolah Sarapan pagi sangat penting dan bermanfaat bagi semua orang. Semua zat gizi yang diperoleh dari makan malam sudah diubah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Sementara jarak antara waktu makan malam dan bangun pagi sekitar 8 jam. Selama tidur metabolisme dalam tubuh tetap berlangsung, akibatnya pada pagi hari perut sudah kosong (Muchtar, Julia and Gamayanti, 2011). Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran (Moehji, 2009). Syahbudin (2006) anak yang jarang sarapan pagi akan kekuarangan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam proses meta dan mengalami pembesaran kelenjar tiroid. efek hormon tiroid terhadap otak dapat bersifat sekunder terhadap meningkatnya kepekaan terhadap katekolamin yang diikuti dengan peningkatan aktivitas sistem retikularis barrier darah otak tidak berkembang pada saat lahir dan hormon tiroid mempunyai efek nyata pada perkembangan otak. Pada bayi hipotiroid, sinaps-sinaps berkembang tidak normal, mielinisasi terganggu, dan perkembangan mental terhambat. Dalam penelitan yang dilakukan oleh Franklin (2007) tentang asupan makan dimana kandungan glukosa berperan dalam

10 meningkatkan kinerja otak yang dilajkuakn dalam hewan percobaan yaitu mencit. Ketidakcukupan glukosa di otak memberi efek buruk terhadap daya berfikir dan mengingat. Glukosa memberi efek yang kuat untuk fungsi lobus temporal yaitu memori deklaratif verbal jangka masa panjang. Glukosa juga memberi efek kepada memori jangka pendek, memori prosedural, dan respon inhibisi. Menurut survey Yayasan Kusuma Buana, sebuah LSM di Jakarta yang bergerak dibidang kesehatan, cukup banyak anak yang berangkat kesekolah tanpa sarapan (16,9% dari siswa yang diteliti). Akibatnya mereka jajan di warung dekat sekolah atau pedagang kaki lima di sekitar sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan 2001/2002 di 13 SD di Jakarta, ternyata kesibukan orang tua di pagi hari atau belum adanya selera makan pagi menjadi alasan anak berangkat ke sekolah tanpa sarapan ( Andriani and Wirjatmaji, 2012). Konsentrasi Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 responden, 21 responden (53,8%) mempunyai konsentrasi yang baik. Konsentrasi kategori baik artinya nilai dari skornya lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata jawaban benar ( 52,20). Dimana nilai skor responden antara Banyaknya nilai ini berdasarkan hasil penelitian bahwa sumbangan nilai terbesar adalah nilai skor pada test pertama yang berisi 25 soal dari empat test yang diberikan. Nilai jawaban pada test pertama dapat tinggi disebabkan responden masih mempunyai motivasi tinggi untuk dapat mengerjakan soal yang diberikan. Sedangkan untuk konsentrasi kurang apabila nilai skornya kurang dari nilai rata-rata jawaban benar (<52,20). Nilai jawaban masuk dalam kategori kurang disebabkan responden kurang dapat berkonsentrasi dengan baik dan responden kurang pandai dalam memanfaatkan waktu untuk mengerjakan soal. Menurut Susanto (2006) Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan baik atau tidak, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri anak itu. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar individu. Faktor internal misalnya ketidaksiapan mereka dalam menerima pelajaran, kondisi fisik, kondisi psikologis, modalitas belajar, sedangkan faktor eksternal misalnya adanya suara-suara berisik dari TV, radio, atau suara-suara yang mengganggu lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muchtar, Julia and Gamayanti (2010) tentang Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada anak, dengan menggunakan kuesioner digit symbol substitution test, hasilnya menunjukkan bahwa anak yang ditest pada pukul WIB dengan test yang dilakukan pada pukul hasil menunjukkan adanya perbedaan tingkat konsentrasi, hal ini disebabkan karena pengaruh asupan gizi yang diperoleh dari jajan pada jam istirahat

11 pertama dan sudah terbiasanya subjek dengan tes yang dilakukan. Santrock, (2008). Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada sesuatu yang berkaitan dengan memori (ingatan), merupakan suatu proses sentral dalam perkembangan kognitif. Analis Bivariat Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan didapatkan hasil bahwa nilai 2 = 13,374 dengan p = 0,00. Hasil ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Khomsan (2010), bahwa aktivitas makan pagi secara tidak langsung dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan ada dua manfaat yang bisa diambil bila siswa melakukan sarapan pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula dara yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan prestasi belajar. Kedua, pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh. Berdasarkan Tabel 8 terdapat 13 siswa (33,3%) yang sarapan pagi yang dapat berkonsentrasi dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena siswa tersebut sudah dididik oleh orang tua pentingnya sarapan pagi sebelum beraktivitas termasuk ke sekolah. Orang tua responden mengajarkan bahwa dengan sarapan pagi setidaknya anak tidak akan cepat merasa lapar selama proses belajar di kelas yang akhirnya justru mengalami kesulitan mengikuti proses belajar yang sedang berlangsung. Selain itu orang tua mengajarkan anak untuk dapat berhemat, artinya jika responden telah sarapan pagi maka pada jam istirahat anak lebih sedikit mengeluarkan uang saku dalam membeli jajan dari pada jika tidak sarapan. Namun ada 1 responden (7,1%) yang sudah sarapan pagi namun tetap kurang dapat berkonsentrasi. Hal ini dapat terjadi karena lain seperti psikologis seperti motivasi. Kurangnya motivasi dalam melakukan tugas yang diberikan mengakibatkan kurang maksimalnya hasil penilaian dalam test konsentrasi dalam penelitian ini. Supriyono (2007) salah satu faktor mempengaruhi konsentrasi belajar siswa adalah Faktor non intelektif, yaitu unsurunsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi. Responden yang tidak sarapan pagi namun tetap dapat berkonsentrasi berdasarkan hasil penelitian diketahui 25 siswa (64,1%). Kebiasaan dalam lingkungan keluarga responden menjadikan jarangnya responden dalam sarapan pagi. Responden jarang sarapan pagi atau bahkan tidak sarapan pagi karena orang tua yang jarang menyiapkan sarapan pagi secara rutin. Faktor pekerjaan

12 orangtua seperti buruh tani yang sudah pergi ke sawah pada pagi hari sebelum responden ke sekolah menjadikan tidak adanya orang yang menyiapkan sarapan, ataupun tidak adanya bekal sarapan itu sendiri. Orang tua hanya memberikan uang saku responden untuk jajan di sekolah. Atas dasar kebiasaan terebut responden jarang sarapan. Responden jajan makan pada saat jam istirahat sekolah. Pada saat itulah responden jajan makanan ringan. Berkaitan dengan masih baiknya konsentrasi diketahui bahwa soal yang diberikan pada saat penelitian dinyatakan oleh responden termasuk tidak sulit, dimana responden hanya mencocokkan tanda symbol yang diberikan. Namun ada 17 responden (68,0%) yang tidak melakukan sarapan pagi dan kurang dapat berkonsentrasi. Melewatkan makan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tiadanya suplai energi Moehji (2009) menyatakan bahwa manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi diharapkan terjadinya kesediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energy yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar karena pada malam hari di dalam tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya. Brown (2008) yang meneliti menengai impact of school breakfast on children s health and learning disebutkan bahwa anak dengan sarapan pagi akan lebih sehat dan siap menerima pelajaran dari pada siswa yang jarang saraapan pagi. Asupan makan yang mengandung kalori, sebagai enenergi pembangun ditujukan agar anak mempunyai energy selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar.tubuh membutuhkan asupan makanan agar dapat melakukan aktivitas dengan baik. Pada pagi hari, tubuh membutuhkan asupan energi yang banyak karena pada pagi hari seseorang melakukan banyak aktivitas. Oleh karena itu, setiap orang sangat disarankan untuk sarapan pagi agar dapat melakukan aktivitas tanpa merasa kelelahan. Meninggalkan makan pagi akan memberikan dampak yang buruk terhadap kinerja otak, berkurangnya pemikiran dalam memecahkan masalah. Sebaliknya, ketika anak mengkonsumsi sarapan pagi kinerja otak akan meningkat, anak akan penuh perhatian, penuh kewaspadaan, mempunyai penalaran yang logis, dan mampu dalam memecahkan masalah (Mahoney, Taylor, Kanarek and Samuel, 2005). Sedangkan menurut Djamarah (2011), anak-anak yang jarang sarapan pagi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang sering sarapan pagi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan sukar menerima pelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Sartono, Lestariana and Sudargo (2007) membuktikan bahwa makan

13 pagi berpengaruh pada konsentrasi dan prestasi belajar anak sekolah. Hasil penelitian pada 130 anak sekolah usia 6-13 tahun di Madrid menunjukkan bahwa ada hubungan antara persentase asupan energi sarapan terhadap total energi dengan kemampuan intelektual anak. Kesimpulan 1. Sebagian besar siswa SDN Gondang 3, Kecamatan Nawangan Pacitan tidak melakukan sarapan pagi 2. Sebagian besar tingkat konsentrasi pada siswa di SDN Gondang 3 Kecamatan Nawangan Pacitan dalam kategori sedang. 3. Ada perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan pagi, dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SDN Gondang 3, Kecamatan Nawangan Pacitan. Saran 1. Orang tua murid Adanya temuan bahwa sebagaian besar responden tidak sarapan pagi sebelum sekolah, maka Diharapkan orang tua berusaha menyiapkan dan memberikan pendidikan bahwa sarapan pagi sangat penting bagi kesehatan dan dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar. 2. Responden Diharapkan responden untuk selalu mau mengkonsumsi sarapan pagi dengan baik yang mengandung karbohidrat, proteitn seprti telur atara tubuh tercukupi kecukupan gizi dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar salama pelajaran sekolah. 3. Instansi kesehatan Diharapkan instansi kesehatan memberikan pelayanan kesehatan ke penduduk mengenai pentingnya sarapan pagi, sa;ahsatunya adalah dengan memberi pendidikan kesehatan tentang asupan gizi guna meningkatkan konsentrasi belajar anak. 4. Guru Diharapkan guru untuk berperan aktif selama proses belajar mengajar, dan tetap memperhatikan kesehatan siswa terlebih terdapat siswa menurun konsentrasi akibat tidak sarapan pagi. Daftar pustaka Andriani, M & Wirjatmaji, B. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Boyle, G.J., Saklofske, D.H., & Matthews, G. (2012). Psychological Assessment, Clinical Neuropsychological Assessment Vol.III. London: Sage Production. Brown C., & William, H. (2008) impact of school breakfast on children s health and learning. The Economic Cost of Domestic Hunger: Estimated Annual Burden to the United States

14 08/11/10. Diakses pada tanggal 22 oktober Djamarah, S. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Franklin, M. (2007) Effects of a free school breakfast programme on children s attendance, academic achievement and short-term hunger: results from a stepped-wedge, cluster randomised controlled trial. J Epidemiol Community Health 2013;67: doi: /jech Hakim, T.(2005). Belajar Secara Aktif. Jakarta: Puspa Swara. Kartasapoetra, G & Marsetyo. (2005). Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta Khomsan, Ali. (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.. (2010). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Lezak, M. (2004). Neuropsychological assessment Fourth Edition. London, TX: Pearson Assessment. Mahoney, C.R., Taylor, H. A., Kanarek, R. B., & Samuel, P. (2005). Effect of breakfast composition on cognitive processes in elementary school children. Journal Psysiology & Behavior. doi: /j.physbeh Moehji, S. (2009). Ilmu Gizi 1 Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Bhratara Niaga Media. Muchtar,M., Julia, M., & Gamayanti, I. (2011). Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal Gizi Klinis Indonesia, vol. 8 no. 1 Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Santrock. (2008). Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan Diana Angela). Jakarta: Erlangga. Sartono, Lestariana, W., Sudargo, T. (2007). Hubungan konsumsi 5. makanan dan kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar siswa SLTP Kota Palembang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol. 4, No. 1 Supriyono (2007) Buku data dan analisa untuk health research training: Analisis data kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto, H. (2006). Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No.06/Th.V/Juni.

15 Syahbudin (2006) Kebiasaan sarapan di kalangan anak usia sekolah dasar di poliklinik umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 1 Febrina Mahardhika Suwardhani*: Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Irdawati, S.Kp, Ns., MSi., Med**: Dosen FIK UMS Dewi Suryandari, S.Kep., Ns**: Dosen FIK UMS

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian yang erat kaitannya dengan memori (ingatan) (Santrock, 2008). Konsentrasi memegang peranan penting bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Diajukan Oleh: SITI NOOR FAIZAH J 3100800021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan keterbukaan untuk mendapatkan pengetahuan

Lebih terperinci

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM : HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana Keperawatan Oleh MEYKE R.

Lebih terperinci

: FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI J

: FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI J PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN SARAPAN PAGI DI SDN GONDANG III KECAMATAN NAWANGAN PACITAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kanak-kanak khususnya antara 6-12 tahun atau sering disebut juga sebagai usia sekolah. Pada masa perkembangan ini anak mulaidiarahkan menjauh dari kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran pendidikan penting bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Karena dengan adanya kemajuan peradaban, diharapkan manusia akan hidup lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan pengodean pembelajaran sederhana yaitu melakukan suatu usaha eksplorasi dan pemindahan pengetahuan yang

Lebih terperinci

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) 54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT 1 POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 Ratna Juwita Sari 1, Zulhaida Lubis 2, Jumirah 2 1 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Gizi Masyarakat 2 Dosen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan di masa datang. Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung ABSTRAK Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung Pippy YPBM, Januari 2011 Pembimbing I : Winny Suwindere, drg,.ms. Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi anak sekolah tergantung

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung Tahun 2016 Relation Of Breakfast Habits with Learning Achievement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarapan pagi adalah waktu makan yang sering diabaikan. Banyak orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak sempat menyiapkan sarapan, terburu-buru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan bagi anak sehingga memerlukan gizi yang cukup dan seimbang. Defisiensi gizi pada usia sekolah dapat menyebabkan anak menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak dan sel darah merah yang bersirkulasi di seluruh tubuh sangat bergantung pada glukosa untuk mendapatkan energi dan menjalankan fungsinya dengan baik (Marks D.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dalam peningkatan kesehatan termasuk gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya Fahrul Rahma fahrulrahma_fr@yahoo.co.id Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

ISSN Vol 2, Oktober 2012

ISSN Vol 2, Oktober 2012 ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pembangunan kesehatan mengarah pada pembangunan kesehatan sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Manusia memerlukan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik merupakan gerakan yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: learning achievement, routine breakfast, school aged children

ABSTRACT. Keywords: learning achievement, routine breakfast, school aged children 1 RUTINITAS SARAPAN PAGI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH Sandri 1 ), Erlisa Candrawati 2 ), Ragil Catur A W 3 ) 1, 2, 3) Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. Energi dari sarapan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN SARAPAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

ABSTRAK HUBUNGAN SARAPAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ABSTRAK HUBUNGAN SARAPAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Konsentrasi merupakan bagian dari kemampuan kognitif seseorang. Konsentrasi menyebabkan

Lebih terperinci

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO Retno Dewi Noviyanti, S.Gz,. M.Si Dosen S1 Ilmu Gizi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Status gizi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan makan dan zat gizi yang digunakan oleh tubuh. Ketidakseimbangan asupan makan tersebut meliputi kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka panjang tahap ke dua ( PJP II) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SD N KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J.300

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah terutama bagi remaja putri usia sekolah. Hal ini dilakukan karena pada remaja putri usia sekolah

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Pengumpulan Data Data dan informasi yang mendukung proyek Tugas Akhir ini didapat dari beberapa sumber, antara lain : 2.1.1 Narasumber Beberapa pihak terkait dan narasumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh supaya memudahkan dalam beraktivitas. Menurut Dawn (2000: 2), manusia memperoleh bahan bakar terutama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG

MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG Manuscript Oleh : Khusna Farida G2A212064 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG No. Responden: Nama Jenis Kelamin Usia Kelas Tanggal: Identitas Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

Kondisi Fisik dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di Mts Al Asror Gunungpati Semarang)

Kondisi Fisik dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di Mts Al Asror Gunungpati Semarang) Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-6802 http://journal.unnes.ac.id Artikel Penelitian Kondisi Fisik dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di Mts Al Asror

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan oleh tubuh dalam kehidupan sehari-hari dalam jumlah yang cukup sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab ghidzdzi dan sekarang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah diadaptasi menjadi bahasa Indonesia. Gizi artinya sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak usia sekolah dasar merupakan masa pertumbuhan yang baik sebagai awal perkembangan prestasi dan aset bangsa yang sangat berharga untuk pembangunan bangsa di masa

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TITIN TRY WULANDARI 201210201071

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SARAPAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SARAPAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR Jurnal Endurance 2(3) October 2017 (239-244) PENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SARAPAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR Ricvan Dana Nindrea Program Pascasarjana S2 Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki

Lebih terperinci

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 8,AGUSTUS 2017

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 8,AGUSTUS 2017 HUBUNGAN ANTARA SARAPAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I.G.N Bagus Hindra D 1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti 2 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa : BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Penyelenggaraan Makan Siang Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan yang mempekerjakan 22.563 orang telah menyediakan kantin untuk tenaga kerja, hal ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan, salah satu aktivitas yang bersifat individual adalah konsumsi pangan. Bagi individu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi Kecukupan Tingkat Kecukupan Asupan Kebiasaan Protein Pengetahuan Pendidikan energi Perilaku Energi Energi makan BAB dan ibu di dan protein Gizi sekolah pagi II Pengetahuan gizi Ibu Protein ibu Sarapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa remaja mengalami banyak perubahandiantaranya perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam Qonita, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN di SDN Mrican 1, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Oleh : Lulut Subekti NIM : 12631278 PROGRAM

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB. SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat Pembangunan Kesehatan adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Mengingat adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktivitas. Memori

Lebih terperinci

MANFAAT SARAPAN PAGI TERHADAP PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR ABSTRAKSI

MANFAAT SARAPAN PAGI TERHADAP PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR ABSTRAKSI MANFAAT SARAPAN PAGI TERHADAP PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR Pipin Sumantrie, SKp., M.Kep. CWCCA Email. pipin.sumantrie@suryanusantara.ac.id (Dosen Akper Surya Nusantara Pematangsiantar) ABSTRAKSI Banyaknya

Lebih terperinci

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat sehat lima sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan analitik cross sectional yang diarahkan untuk mengetahui hubungan pola makan

Lebih terperinci

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah generasi penerus bagi pembangunan di masa depan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Manuscript Oleh : Dhafid Rudi Styawan G2A008033 PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri Email:

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA 1 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Sumiarsih Ahmad 1, Waluyo 2, Farissa Fatimah 3 INTISARI Latar Belakang :

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PERILAKU SARAPAN PADA SISWA(I) SMU. 1. Apakah yang saudara ketahui tentang gizi seimbang?

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PERILAKU SARAPAN PADA SISWA(I) SMU. 1. Apakah yang saudara ketahui tentang gizi seimbang? LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PERILAKU SARAPAN PADA SISWA(I) SMU 1. Nama Koresponden : 2. Kelas : 3. Jenis kelamin : 4. Umur : PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG 1. Apakah yang saudara ketahui tentang gizi seimbang?

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SARAPAN PAGI PADA ANAK DI SD ST.THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2013 Rindika Christiani Siregar 1, Eddy Syahrial 2, Alam Bakti Keloko 2 1 Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah merupakan anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Pada masa ini keseimbangan gizi perlu dijaga agar anak

Lebih terperinci

KEBIASAAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWASD

KEBIASAAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWASD KEBIASAAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWASD Oleh Arintia Adhe Lutfiani dan Ratna Supradewi Fakultas Keperawatan dan Fakultas Psikologi UNISSULA Semarang Abstract Primary school age children require

Lebih terperinci

Disusun Oleh: NOVITA RIZKY NUGRAHANI J

Disusun Oleh: NOVITA RIZKY NUGRAHANI J PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN KUALITAS KEBUGARAN JASMANI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES SURAKARTA Disusun Oleh: NOVITA RIZKY NUGRAHANI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

PENGARUH SARAPAN PAGI DAN STATUS GIZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG

PENGARUH SARAPAN PAGI DAN STATUS GIZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG PENGARUH SARAPAN PAGI DAN STATUS GIZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG I Gede Ariyasa; Aulia Iefan Datya Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains, dan Teknologi Universitas Dhyana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SDN BANYUANYAR III KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SDN BANYUANYAR III KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SDN BANYUANYAR III KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu sumber mineral mikro yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh (Indira, 2015). Mineral mikro sendiri merupakan mineral

Lebih terperinci