PEMBENTUKAN TROMBUS PADA ITIK YANG DIINFEKSI PASTEURELLA MULTOCIDA
|
|
- Lanny Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasional Peternakan dan Peteriner 2000 PEMBENTUKAN TROMBUS PADA ITIK YANG DIINFEKSI PASTEURELLA MULTOCIDA WIWIN WINARSIH', HERNomoAm HUMINTo', BiBIANA W. LAYZ EVA HARLINA', dan BAMBANG P. PRIOSOERYANTO' t StafLaboratorium Patologi Veteriner Bagian Parasitologi dan Patologi FKH-IPB 2 StafLaboratorium Bakteriologi Bagian Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat FKH-IPB ABSTRAK Seratus ekor itik alabio yang berumur lima minggu dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan rute infeksi yaitu kelompok intravena (IV), intramuskular (IM), intratrakhea (IT) dan kelompok kontrol (K). IV, IM dan IT diinfeksi dengan Pasteurella multocida isolat lapang dengan dosis 2 x 10 5 efu. Pada 1, 3, 6, 12 dan 24 jam setelah infeksi (pi) itik dinekropsi. itik yang diinfeksi yaitu kelompok IV, IM dan IT menunjukkan lesio pada pembuluh darah organ hati dan paru-paru. Lesio yang terjadi pada pembuluh darah kedua organ tersebut adalah pembentukan trombus, hiperemi dan vaskulitis. Terbentuknya trombus dalam pembuluh darah hati dan paru-paru merupakan perubahan yang paling menonjol. Ksta kunei : Trombus, Pasteurella multocida PENDAHULUAN Penyakit kolera merupakan salah satu penyakit menular pada unggas yang telah lama dikenal. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida dapat menyerang baik domestik maupun unggas liar (ADLAM clan RUTrER, 1989 ; RIMLER dan GLISSON, 1997). Itik merupakan merupakan unggas yang sangat rentan terhadap kolera. Perubahan patologi pada organ tubuh inang yang ditimbulkan oleh kolera tergantung pada bentuk penyakit yaitu perakut, akut atau kronis dam keparahan penyakit (RIMLER dan GLISSON, 1997). Itik biasanya terserang kolera pada umur 4 mimggu keatas, Serangan kolera pada itik yang berumur muda menyebabkan perubahan makroskopi (patologi anatomi) dan mikroskopi yang lebih parah bila dibandingkan dengan serangan penyakit pada umur yang lebih tua (HUNTER dan WOBESER, 1980). Menurut SNIPES et al. (1987) kolera yang akut merupakan penyakit pada sistem sirkulasi dan organ-organ yang berkaitan dengan sistem tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan patologi pada pembuluh darah pada beberapa organ tubuh itik yang diinfeksi P. multocida isolat lapang melalui berbagai rute infeksi dalam periode tertentu setelah infeksi. MATERI DAN METODE Itik Pada penelitian ini digunakan 100 ekor itik alabio betina yang berumur 5 minggu. Itik dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan rute infeksi yaitu kelompok intravena (IV), intramuskular (IM), intratrakhea (IT) dam kontrol (K) yang tidak diinfeksi. Itik dipelihara berkelompok. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum.
2 Bakteri P. multocida Bakteri yang digunakan adalah P. multocida isolat lapang yang berasal dari itik (WINARSIH et al., 1997). Bakteri diisolasi dari darah jantung dan sumsum tulang itik tersebut. Bakteri ditumbuhkan pada media agar darah pada suhu 37 C selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri yang berhasil diisolasi. Infeksi P. multocida Itik diinfeksi pada saat berumur 5 minggu dengan dosis 2 x 105 colonyforming unit (cfu). Pada kelompok IV bakteri disuntikan pada vena brachialis dan pada kelompok IM bakteri disuntikan pada otot paha. Pada kelompok IT bakteri diinfeksikan ke dalam trakhea. Pemeriksaan pasea mati dan mikroskopi Pada 1, 3, 6, 12 dan 24 jam setelah infeksi (si) dilakukan nekropsi pada 5 ekor itik dari setiap kelompok. Kemudian perubahan/lesio makroskopi pada pada organ hati dan paru-paru diamati. Untuk pemeriksaan mikroskopi hati dan paru-paru dikumpulkan dan difiksasi dalam larutan buffer normal formalin 10%. Kemudian didehidrasi dengan alkohol dan dilakukan proses clearing dengan xylol. Selanjutnya dicetak dalam paraffin dan dipotong dengan ketebalan Spm. Preparat diwarnai dengan pewanaan hematoksilin dan eosin (HE). Pengamatan lesio pada pembuluh darah yang terjadi menggunakan skor berdasarkan keparahan lesio (PRANTNER et al., 1990). Tabel 1. Penfaian lesio mikroskopi pembuluh darah hati dan paru-paru Lesio Skor lesio Hiperemi Tidak ada >15 Trombus Tidak ada l >15 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada kelompok IV, IM dan IT terjadi pembendungan, pembengkakan, pendarahan dan fokal nekrotik pada organ hati (Tabel 2). Pada kelompok IV, IM dan IT juga ditemukan pembendungan, edema, pendarahan serta pneumonia pada organ paru-paru. Pada kelompok IT juga terjadi pleuritis. Sementara itu, pada kelompok kontrol tidak ditemukan lesio. Menurut ADLAM dan RuTTER (1989) secara umum lesio makroskopi yang terjadi ' akibat penyakit kolera terdiri dari 2 tipe. Tipe pertama berupa gangguan sirkulasi pada kolera akut yang meliputi hiperemi umum, pendarahan ptekhial atau ekimosa pada jaringan terutama pada epikardium jantung, serosa, mukosa usus, hati dan paru-paru. Tipe kedua adalah lesio yang bersifat lokal dan eksudatif pada kolera kronis. Oleh karena itu berdasarkan perubahan makroskopi yang terjadi pada kelompok IV, IM dan IT maka kolera pada kelompok itik tersebut adalah kolera akut. IV menunjukkan pendarahan hati yang paling hebat dan cepat. Sementara itu, pada paru-paru kelompok IT menunjukkan lesio yang paling hebat dan cepat.
3 Tabel 2. Perubshan makroskopi organ hati dan paru-paru itik pasc infeksi Organ SI (Jam) K - IV IM IT Hati 1 Tidsk ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 3 Tidsk ada Pendarahan Pembendungan Tidak ada 6 Tidsk ada Pendarahan Pembendungan Pembendungan 12 Tidsk ada Bengksk Pendarahan Pendarahan 24 Tidsk ada Foksl nekrotik Bengkak Bengkak Paru-Paru 1 Tidsk ada Tidak ada Tidsk ada Pembendungan 3 Tidsk ada Pembendungan Tidak ada Pn. akut 6 Tidsk ada Pembendungan Pembendungan Pn.fibrinopurulen 12 Tidsk ada Pn. akut Pembendungan Pn.fibrinopurulen 24 Tidsk ada Pn. akut Pn. akut Pn.fibrinopurulen Keterangan : Pn. akut : pneumonia akut ysitu pendarahan dan edema Pn. fibrinopurulen : pneumonia fibrinopurulen S1 - sesudah infeksi Pada pemeriksaan mikroskopi organ hati dan paru-paru kelompok IV, IM dan IT terjadi hiperemi dan pembentukan trombus dalam pembuluh darah (Tabel 3 dsn 4). Psda pembuluh darah juga ditemukan banyak sel radang dan terjadi kerusakan endotel atau vaskulitis dan edema perivaskuler. Trombus terdiri dari fibrin yang berbentuk seperti benang serta sel-sel darah yang membentuk gumpalan. Tabel 3. Hssil pengamatan lesio mikroskopi pembuluh darah hati Lesio SI (Jam) K IV IM IT Hiperemi 1 0,2 1,8 1,2 0,8 3 0,2 3,0 1,8 1,2 6 0,2 3,2 2,2 1,8 12 0,4 2,6 2,6, 2,2 24 0,2 2,4 2,2 2,2 Trombus 1 0,0 0,6 0,2 0,0 3 0,0 1,6 0,8 0,4 6 0,0 2,6 1,8 1,2 12 0,0 3,4 2,6 1,8 24 0,0 3,6 3,2 2,4 Keterangan : S1 = Sesudah infeksi Pada kelompok IV clan IM trombus mulai terjadi pada pembuluh darah hati pada 1 jam si dsn semakin hebat pada jam 3, 6, 12 dsn 24 jam si. Sementara iotu, pada kelompok IT trombus pada hati baru teramati pada 3 jam si. Kelbmpok IV menunjukan terbentuknya trombus yang paling cepat dan hebat. Beberapa peneliti pernah menggambarkan keadaan ini seperti SNIPES et al. (1987), pada penelitiannya melaporkan bahwa infeksi P. multocida secara intravena pada kalkun, pada 1 jam si telah terjadi kerusakan pada hati. Sementara itu, RHOADES dan RIMLER (1993) yang menginfeksikan P. multocida secara intratrakheal pada kalkun, lesio pada hati baru terjadi 6 jam si. 554
4 Tabel 4. Hasil pengamatan lesio mikroskopi pembuluh darah paru-paru Lesio SI (Jam) K 12 0,0 1,8 1,4 2,4 24 0,0 2,0 1,6 3,0 Keterangan: S1 =Sesudah infeksi Seperti halnya pada organ hati, pada organ paru-paru itik kelompok IV, IM dan IT ditemukan trombus, vaskulitis dan edema perivaskuler. IT memperlihatkan lesio yang paling hebat. Pada kelompok IT trombus dan vaskulitis mulai teramati pada 1 jam si. Sementara itu, pada kelompok IV dan IM perubahan tersebut mulai terjadi pada 3 jam si. Lesio bertambah parah sejalan dengan bertambah lamanya infeksi. Peradangan fibrinus pada organ tubuh dan adanya trombus dalam pembuluh darah merupakan kerusakan yang selalu ditemukan pada infeksi P. multocida (RIMLER dan GLISSON, 1997). Kerusakan atau nekrose pada sel endotel pembuluh darah akan menarik trombosit dan fibrinogen untuk melekat pada tempat kerusakan tersebut dan memacu terbentuknya trombus (JONES et al., 1997). Terbentuknya trombus atau disseminated intravacular clotting (DIC) pernah dilaporkan terjadi pada ayam yang diinfeksi P. multocida (ADLAM dan RUTTER, 1989). Trombus ini dapat menyumbat arteriol, kapiler dan vena pada ayam. Paru-paru merupakan organ yang paling sering dan paling banyak ditemukan trombus dibandingkan organ lainnya. Pada itik trombus ditemukan pada paruparu, limpa dan otak (HUNTER dan WOBESER, 1980). Trombus atau DIC diduga merupakan tahap terminal atau akhir dari kolera akut. Pada kelompok kontrol selain hiperemi tidak ditemukan perubahan pada pembuluh darah hati dan paru-paru. Hiperemi yang terjadi dengan skor 0,2-0,4. Menurut JONES et al. (1997) hiperemi merupakan perubahan pada pembuluh darah yang dapat bersifat fisiologi atau patologi. Dengan demikian hiperemi yang terjadi pada kelompok kontrol diduga bersifat fisiologi karena tidak ditemukan perubahan patologi pada pembuluh darah dan lesio/perubahan makroskopi pada organ tubuh. KESIMPULAN IV IM IT Hiperemi 1 0,4 1,6 1,2 2,2. 3 0,2 2,4 2,0 2,6 6 0,4 2,6 2,4 3,2 12 0,4 2,8 2,6 2,6 24 0,2 2,6 2,4 2,4 Trombus 1 0,0 0,0 0,0 0,2 3 0,0 0,2 0,0 0,8 6 0,0 1,4 0,8 1,6 Infeksi bakteri P. multocida secara intravena, intramuskular dan intratrakhea pada itik alabio dapat menyebabkan pembendungan, pendarahan, bengkak dan fokal nekrotik. Pada paru-paru menyebabkan pembendungan, edema, pendarahan dan pneumonia serta pleuritis. Infeksi bakteri tersebut juga menyebabkan perubahan mikroskopik pada pembuluh darah hati dan paru-paru. Berupa hiperemi, trombus, vaskulitis dan edema perivaskular. 555
5 Seminar Nasionat Peternakan dan Veteriner 2000 DAFTAR PUSTAKA ADLAM, C. and R. RUTTER Pasteurella and Pasteurellosis. Academic Press, Harcout Brace Jovanovich, Publisher London : HUNTER, B. and G. WoBEsER Pathology of experimental avian cholera in mallard ducks. Avian Dis. 24: JoNEs, T.C., D. HUNT, and N. W. KING Veterinary Pathology. Williams And Wilkins, Baltimore. pp PRANTNER, M.M., B.G. HARmoN, J. R. GLISSON, and E.A. MAHAFFEY The pathogenesis of Pasteurella multocida serotype a:3,4 infection in Turkeys : A comparison of two vaccine strains and a field isolate. Avian Dis. 34: RHoADEs, K. R. and R. B. RIWff.ER Pasteurella multocida colonization and invasion in experimentally exposed Turkey poults. Avian Dis. 34 : RHoADEs, K. R. and R. B. RIwaER Pasteurella multocida virulence factors : Selection of fowl cholera inducing and non inducing strains. Avian Dis. 37 : RIMLER, R. B. and J. R. GLtssON Pasteurellosis. In: Calnek B. W., H. J. Barnes, C.W. Beard, L. R. McDougald and Y.M. Saif (eds). Diseases of Poultry. Iowa State University Press, Ames. pp SNim, K. P., G. Y. GHAZIKHANIAN, and D. C. HIRSH Fate of Pasteurella multocida in the blood vascular system of turkeys following intravenous inoculation : Comparison of an encapsulated virulent strain with its avirulent, acapsular variant. Avian Dis 31 : WiNARSIH, W., S. HASTOWo, dan B. W. LAY Kasus kolera pada itik. Media Vateriner 4(1) :35-40.
KASUS KOLERA PADA ITIK Wiwin ~inarsih', Sugyo ~astowo~, Bibiana W. ~a~~ ABSTRGK
Media Veteriner 1997, Vol. 4 (1) Kasus Klinik KASUS KOLERA PADA ITIK Wiwin ~inarsih', Sugyo ~astowo~, Bibiana W. ~a~~ ABSTRGK Telah ditemukan kasus kolera pada itik yang diperiksa di Laboratorium Patologi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,
Lebih terperinciFASCIOLASIS PADA DOMBA DAN KAMBING DI RUMAH POTONG HEWAN KOTAMADYA BOGOR W. WINARSIH, S. ESTUNINGSIH, A. SETIYONO, E. HARLINA' RINGKASAN
Me&a Veteriner. Vol. I () Kasus Klinik FASCIOLASIS PADA DOMBA DAN KAMBING DI RUMAH POTONG HEWAN KOTAMADYA BOGOR W. WINARSIH, S. ESTUNINGSIH, A. SETIYONO, E. HARLINA' RINGKASAN Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 Pewarnaan Proses selanjutnya yaitu deparafinisasi dengan xylol III, II, I, alkohol absolut III, II, I, alkohol 96%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya seluruh preparat organ
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat
12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan April 2010. Sampel diperoleh dari Kepulauan Seribu. Identifikasi cacing parasitik dilakukan di
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN
BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.5 Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental 2.6 Sampel 2.6.1 Jenis dan Kriteria Sampel Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi hati dilaksanakan di Balai Penyidikan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta dan Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.
18 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di Fasilitas Kandang
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN
EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN 2000-2005 NUR K. HIDAYANTO, IDA L. SOEDIJAR, DEWA M.N. DHARMA, EMILIA, E. SUSANTO, DAN Y. SURYATI Balai Besar Pengujian Mutu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung tepatnya di Laboratorium Pembenihan Kuda
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi dan patologi anatomi. 3.2 Jenis dan rancangan penelitian Penelitian
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Persiapan Ikan Uji Ikan nila (Oreochromis niloticus) BEST didatangkan dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor yang berukuran rata-rata 5±0,2g, dipelihara selama ±
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember Juni 2002.
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2001 - Juni 2002. Pemeliharaan dan pengamatan pertumbuhan ternak dilakukan di kandang Unggas Fakultas Petemakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging
ABSTRAK Bursa Fabrisius merupakan target organ virus Infectious Bursal Disease (IBD) ketika terjadi infeksi, yang sering kali mengalami kerusakan setelah ayam divaksinasi IBD baik menggunakan vaksin aktif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian
METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pada ilmu kedokteran bidang forensik dan patologi anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nila yang digunakan adalah ikan nila strain BEST yang berasal dari Instalasi Riset Plasma Nutfah, Cijeruk dengan ukuran panjang 4,52±3,9 cm dan bobot 1,35±0,3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi 4.2 Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian telah
Lebih terperinciMATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang
11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Lebih terperinciPATOMORFOLOGI KASUS KEKERDILAN PADA AYAM BROILER DI DAERAH BOGOR
PATOMORFOLOGI KASUS KEKERDILAN PADA AYAM BROILER DI DAERAH BOGOR (The Morphopathology of Runting and Stunting Syndrome in Broiler Chickens Collected from Bogor County) HERNOMOADI HUMINTO 1), DEWI RATIH
Lebih terperinciPATOGENITAS AKIBAT INOKULASI Eimeria mivati PADA AYAM PEDAGING
PATOGENITAS AKIBAT INOKULASI Eimeria mivati PADA AYAM PEDAGING Pathogenicity of Eimeria mivati Inoculation in Broiler Chicken J. Ked. Hewan Vol. 3 No. 1 Maret 2009 M. Hasan Laboratorium Klinik Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni sesungguhnya (True Experimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris
BAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan binatang coba tikus putih dengan strain Wistar. Desain penelitian yang
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian
14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai November 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di fasilitas kandang hewan percobaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest control group design. Postest untuk menganalisis perubahan ukuran miokardium. B. Populasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan
22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, postest only control group design. Postes untuk menganalisis perubahan jumlah purkinje pada pada lapisan ganglionar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan selama penelitian. Performa ayam petelur selama penelitian disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Rataan Performa
Lebih terperinciPERMASALAHAN PENYAKIT SEBAGAI KENDALA USAHA PETERNAKAN ITIK (IMPORTANT DISEASES IN DUCK FARMING)
PERMASALAHAN PENYAKIT SEBAGAI KENDALA USAHA PETERNAKAN ITIK (IMPORTANT DISEASES IN DUCK FARMING) Darmono dan Darminto Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor ABSTRACT Among duck raising systems in
Lebih terperinciBAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan Rancangan Acak Terkontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu
26 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan. Pembuatan ekstrak Nigella sativa dilakukan di Laboratorium Biokimia
Lebih terperinciMATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya
10 MATERI DAN METODA Waktu Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu FKH-IPB, Departemen Ilmu Penyakit Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di Laboratorium MIPA UNNES dan dilakukan pemberian warfarin LD
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Histologi Universitas Diponegoro, Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR Disusun Oleh: Nama : Juwita NIM : 127008003 Tanggal Praktikum: 22 September 2012 Tujuan praktikum: 1. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan Tissue Processing.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, di Laboratorium Kesehatan Ikan dan
Lebih terperinciSTUDI PATOGENISITAS EIMERIA TENELLA PADA AYAM BURRS DI KALIMANTAN SELATAN
STUDI PATOGENISITAS EIMERIA TENELLA PADA AYAM BURRS DI KALIMANTAN SELATAN SALFINA, A. HAMDAN, dan D.D. SISWANSYAH Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jalan Panglima BaturNo.4, Banjarbaru,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pengadaan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.
ABSTRAK Leucocytozoonosis merupakan salah satu penyakit yang sering menyebabkan kerugian berarti dalam industri peternakan. Kejadian penyakit Leucocytozoonosis dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu umur,
Lebih terperinciLampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan
LAMPIRAN 30 Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan Dehidrasi merupakan proses mengeluarkan air dari dalam jaringan/organ dengan menggunkan bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi jaringan dilakukan untuk mengikat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Fisika Kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciLokakatya Fungsional Non Peneliti 1997 Antisera MG Antisera yang dipergunakan yaitu antisera MG dari kelinci. Caranya dengan menyuntikan antigen MG di
Lokakarya Fungsiona/ Non Peneli6 1997 TEKNIK ISOLASI KUMAN MIKOPLASMA GALLISEPTICUM PADA AYAM Zulqoyah Layla Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Mycoplasma gallisepticum
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
20 MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian berlangsung mulai dari bulan April 2009 sampai Agustus 2010. Operasi implantasi dilakukan di Laboratorium Bagian Bedah dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. 3.2 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Farmakologi, Biokimia, Ilmu Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
BAB IV METODA PENELITIAN IV.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik ( true experiment designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
Lebih terperinciDETEKSI INFECTIOUS LARYNGOTRACHEITIS (ILT) SECARA PATOLOGIK
DETEKSI INFECTIOUS LARYNGOTRACHEITIS (ILT) SECARA PATOLOGIK (Detection of Infectious Laryngotracheitis (ILT) by Pathological Examination) HELMY HAMID, M. SAEPULLOH, RISA INDRIANI dan DARMINTO Balai Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Data Mortalitas
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Mortalitas Virus H 5 N yang sangat patogen atau yang lebih dikenal dengan virus flu burung, menyebabkan penyebaran penyakit secara cepat di antara unggas serta dapat menular
Lebih terperinciKajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta
Sains Peternakan Vol. 11 (2), September 2013: 79-83 ISSN 1693-8828 Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta W. Suwito 1, Supriadi 1, E.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pemilihan Ikan Uji dan Bakteri (Patogen dan Probiotik)
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, mulai Januari Juni 2011 di Laboratorium Patologi Ikan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam pedaging Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.
A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK NAMA PRAKTIKAN : Ramadhan Bestari GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 24 Oktober 2013 I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memahami dan
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VAKSIN KHOLERA UNGGAS: II. PATOGENITAS DAN DAYA PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA ITIK PERCOBAAN
PENGEMBANGAN VAKSIN KHOLERA UNGGAS: II. PATOGENITAS DAN DAYA PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA ITIK PERCOBAAN SUPAR, YUDI SETIADI, DJAENURI, NINA KURNIASIH, B. POERWADIKARTA, dan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
30 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan selama tiga bulan di Kandang Hewan Coba MIPA-Fakultas Biologi Universitas Negeri Semarang meliputi pemeliharaan
Lebih terperinci