BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan"

Transkripsi

1 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah melakukan dan menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan media e-learning pada konsep Animalia, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan dengan penelitian bersiklus, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing) dan refleksi (Reflecting). Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan diperoleh data tentang aktivitas guru dalam menerapkan media e-learning dan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media e-learning. Perolehan data aktivitas guru dalam menerapkan media e-learning dan aktivitas siswa diambil selama aktivitas proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi. Sajian data setiap siklus dapat dilihat sebagai berikut. 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP siklus I, LKS siklus I, soal tes formatif siklus I, media E-learning SMA Biologi, kartu indeks (index card), dan laptop. b. Pelaksanaan Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru pengajar. 62

2 63 Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Adapun pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I Hari/Tanggal Jam Materi Jumlah Siswa L P Jum at/ 5 April Phylum Porifera Phylum Cnidaria Jum at/ 12 April 2013 Phylum Platyhelminthes 5-6 Phylum Nemathelminthes Phylum Anelida Phylum Mollusca Phylum Arhropoda Saat pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti dibantu oleh dua orang observer untuk mengamati semua aktivitas belajar siswa sesuai dengan kategori aktivitas yang ditentukan dan pengamatan dilakukan selama 2 siklus. Observer saat melakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas belajar siswa, memposisikan diri di tempat yang mudah untuk mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa. Selain itu, untuk mempermudah observer dalam mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa, setiap siswa diberi kode berupa nomor secara berurutan sesuai dengan nomor absen agar tidak terjadi kesalahan pengamatan dan kehilangan fokus walau siswa berubah posisi duduk. Pembelajaran diawali dengan salam, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, memotivasi dengan apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

3 64 Pada kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan pembagian kelompok, penjelasan prosedur kegiatan pembelajaran, pembagian LKS dan meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS menggunakan media e-learning, dan mencocokan kartu indeks (lampiran 1). Media e-learning dengan kombinasi metode mencocokan kartu indeks mendorong seluruh siswa untuk lebih berperan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel 6 dan grafik 1 di bawah ini (data lengkap lampiran 12). Tabel 6 KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I Siklus I Jumlah siswa Kategori % Keaktifan 0 Sangat kurang aktif 0% 4 Kurang aktif 11,43% 30 Aktif 85,71% 1 Sangat aktif 2,86% Grafik 1 KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I jumlah persentase Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif

4 65 Dari tabel 6 dan grafik 1 dapat dijelaskan keaktifan siswa pada siklus I adalah 11,43 % (masih kurang aktif), 85,71 % (aktif), dan 2,86 % (sangat aktif). Secara klasikal indikator aktivitas siswa sudah tercapai, namun masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya secara terperinci aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 7 dan grafik 2 berikut ini. Tabel 7 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Obs. Aktivitas Jlh ,5 91, , , , ,5 91,5 95,5 644 Jlh 183,5 180,5 187, , (%) 14,63 14,40 14,95 14,27 13,72 13,76 14, Keterangan: Obs : Observer Jlh : Jumlah Grafik 2 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I Aktivitas 1 Aktivitas 2 Aktivitas Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6 Aktivitas 7

5 66 Keterangan aktivitas 1. Memperhatikan/mendengarkan guru 2. Membaca (buku, LKS, media) 3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru 4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok 5. Bertanya/menjawab antar siswa 6. Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 7. Mencari pasangan kartu indeks Pada siklus I persentase aktivitas siswa berturut-turut dari yang tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut: pertama adalah mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru sebesar 14,95%, hal ini terjadi karena guru memberikan batas waktu pengerjaan LKS yang menjadikan siswa terpacu waktu untuk menyelesaikannya, dan terlihat tidak ada kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS yang diberikan guru. Aktivitas siswa yang kedua adalah memperhatikan/mendengarkan penjelasan prosedur kegiatan pembelajaran dari guru sebesar 14,63%, hal ini terjadi karena siswa yang masih kurang memahami penggunaan media e-learning dan metode Indeks Card Match (mencocokan kartu). Aktivitas siswa yang ketiga adalah membaca (buku, LKS, media) sebesar 14,40%, keadaan ini karena siswa tertarik dengan media yang digunakan sehingga pembelajaran lebih menarik dan menciptakan sikap positif siswa. Aktivitas yang keempat yaitu aktivitas bekerja sama dengan teman satu kelompok, dan aktivitas kelima mencari pasangan kartu indeks memiliki persentase yang sama sebesar 14,27%, sedangkan aktivitas yang keenam yaitu bertanya/menjawab pertanyaan antar siswa dengan guru sebesar 13,76%, dan aktivitas ketujuh bertanya/menjawab

6 67 pertanyaan antar siswa dengan persentase sebesar 13,72%, keadaan demikian karena siswa asyik dengan media belajar yang digunakan sehingga untuk bertanya masih kurang meskipun ada sebagian siswa yang bertanya hal yang kurang dipahami dengan guru dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru, dan sebagian siswa yang saling bertanya antar siswa yang lebih paham. c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pada siklus I (lampiran 12 dan 13), selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan siklus II. Data secara umum dari hasil refleksi adalah sebagai berikut: pembelajaran dengan menggunakan media e-learning yang dilaksanakan guru sudah baik dan dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dapat mendorong siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pada pelaksanaan masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus I serta hasil yang diperoleh masih dirasa kurang maksimal. Hal yang perlu ditingkatkan yaitu aktivitas bertanya/menjawab antar siswa dan siswa dengan guru. Hal tersebut terjadi karena pada pelaksanaan siklus I siswa belum terbiasa menggunakan media e-learning dan metode Index Card Match (mencocokan kartu indeks), sehingga setiap tahaptahap pembelajaran belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh siswa untuk belajar.

7 68 Oleh karena itu pada siklus selanjutnya harus diperhitungkan tindakan yang akan diberikan sehingga seluruh siswa bisa lebih aktif. Beberapa kekurangan yang ada pada siklus I perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi, dan apa yang sudah baik pada siklus I perlu dipertahankan sehingga diharapkan pada perencanaan siklus II semua target awal penelitian dapat tercapai, sehingga masih dirasa perlu untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP siklus II, LKS siklus II, soal tes formatif siklus II, media E-learning SMA Biologi, kartu indeks (index card), dan laptop. b. Pelaksanaan Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru pengajar. Proses belajar mengajar mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Pada siklus II ini dalam proses pembelajaran guru mengoptimalkan dalam mengajar dan memperbaiki kesalahan pada siklus I, sehingga diharapkan pada siklus II siswa akan lebih aktif lagi dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media e-learning. Adapun pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

8 69 Tabel 8 PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II Hari/Tanggal Jam Materi Jumlah Siswa L P Jum at/19 April Phylum Echinodermata Phylum Pisces Jum at/26 April 2013 Phylum Amphibia 5-6 Phylum Reptilia Phylum Aves Phylum Mammalia Saat pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti dibantu oleh dua orang observer untuk mengamati semua aktivitas belajar siswa sesuai dengan kategori aktivitas yang ditentukan dan pengamatan dilakukan selama 2 siklus. Observer saat melakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas belajar siswa, memposisikan diri di tempat yang mudah untuk mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa. Selain itu, untuk mempermudah observer dalam mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa, setiap siswa diberi kode berupa nomor secara berurutan sesuai dengan nomor absen agar tidak terjadi kesalahan pengamatan dan kehilangan fokus walau siswa berubah posisi duduk. Pembelajaran diawali dengan salam, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, memotivasi dengan apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan pembagian kelompok, penjelasan prosedur kegiatan pembelajaran, pembagian LKS dan meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS menggunakan media

9 70 e-learning, dan mencocokan kartu indeks (lampiran 4). Media e-learning dengan kombinasi metode mencocokan kartu indeks mendorong seluruh siswa untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 9 dan grafik 3 di bawah ini (data lengkap lampiran 12). Tabel 9 KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II Siklus II Jumlah siswa Kategori % Keaktifan 0 Sangat kurang aktif 0% 0 Kurang aktif 0% 17 Aktif 48,57% 18 Sangat aktif 51,43% Grafik 3 KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif jumlah persentase Dari tabel 9 dan grafik 3 dapat dijelaskan bahwa keaktifan siswa pada siklus II untuk kategori kurang aktif 0%, aktif 48,57%, dan sangat aktif mencapai 51,43%. Berarti siswa yang aktif sudah mencapai 100%. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah menyenangi pembelajaran menggunakan media e-learning.

10 71 Untuk lebih jelasnya secara terperinci aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 10 dan grafik 4 berikut ini. Tabel 10 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Obs. Aktivitas Jlh , , ,5 105, ,5 767,5 Jlh 228, , ,5 1539,5 (%) 14,84 14,03 13,87 13,64 13,77 13,84 16, Keterangan: Obs : Observer Jlh : Jumlah Grafik 4 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS II Aktivitas 1 Aktivitas 2 Aktivitas Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6 Aktivitas 7 Keterangan aktivitas 1. Memperhatikan/mendengarkan guru 2. Membaca (buku, LKS, media) 3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru 4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok 5. Bertanya/menjawab antar siswa 6. Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 7. Mencari pasangan kartu indeks

11 72 Persentase aktivitas siswa berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut: yang pertama adalah mencari pasangan kartu indeks sebesar 16,01%, hal ini terjadi karena guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa pada setiap pertemuan sehingga pada siklus 2 siswa sudah memahami metode Index Card Match (mencocokan kartu indeks). Aktivitas yang kedua adalah memperhatikan/ mendengarkan guru sebesar 14,84%. Aktivitas memperhatikan/ mendengarkan pada siklus I maupun siklus II tetap berada pada posisi kedua, karena siswa tidak hanya memperhatikan/ mendengarkan guru saja, namun siswa juga memperhatikan siswa lain saat memberikan kuis dan memperhatikan siswa yang menanggapi kuis dari siswa lain. Aktivitas yang ketiga adalah membaca (buku, LKS, media) sebesar 14,03%. Aktivitas ini terlihat tetap pada urutan ketiga, hal ini terjadi karena siswa tertarik dengan media yang digunakan sehingga pembelajaran lebih menarik dan menciptakan sikap positif siswa. Aktivitas yang keempat adalah mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru sebesar 13,87%. Aktivitas ini terlihat dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan, hal ini terjadi karena guru kurang mempertahankan yang telah maksimal pada siklus I, dan guru lebih terfokus menanamkan pemahaman metode mencocokan kartu indeks, meskipun demikian siswa tetap semangat mengerjakan LKS yang diberikan guru dan tidak ada kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS. Aktivitas yang kelima adalah bertanya/ menjawab antar siswa dengan

12 73 guru sebesar 13,84%. Aktivitas bertanya/ menjawab antar siswa dengan guru mengalami peningkatan, hal ini karena guru berusaha memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I dengan cara mengupayakan komunikasi dan keakraban guru dengan siswa yang berjalan dengan baik, sehingga siswa termotiviasi untuk bertanya dengan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Aktivitas yang keenam adalah bertanya/menjawab antar siswa sebesar 13,77%, hal ini terjadi karena sebagian besar siswa asyik membaca/ memanfaatkan media e-learning. Pada siklus II Aktivitas bertanya/menjawab antar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi karena guru mengupayakan sebagian kecil siswa yang kurang membaca media untuk bertanya pada teman satu kelompok yang membaca/memahami konsep Animalia pada media e-learning dan bertukar pikiran, serta mengupayakan siswa yang kurang bertanya/ menjawab antar siswa untuk menjawab kuis yang diberikan siswa lain pada metode Indeks Card Match (mencocokan kartu indeks) dengan demikian guru secara optimal memperbaiki kekurangan pada siklus I. Aktivitas yang ketujuh, bekerja sama dengan teman satu kelompok sebesar 13,64% mengalami penurunan, hal ini terjadi karena guru lebih terfokus pada upaya agar aktivitas siswa bertanya/menjawab antar siswa dengan guru dan antar siswa menjadi lebih baik, meskipun bekerja sama dengan satu kelompok pada siklus I kurang dipertahankan namun siswa

13 74 tetap antusias mengerjakan tugas kelompok menggunakan media e- learning. c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pada siklus II (lampiran 12 dan 13), siswa secara keseluruhan sudah aktif dalam proses pembelajaran dan persentase sebagian aktivitas siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II siswa sudah terbiasa menggunakan media e- learning dan metode Index Card Match (mencocokan kartu indeks), sehingga setiap tahap-tahap pembelajaran cukup dapat dimanfaatkan secara optimal oleh siswa untuk belajar, pada akhirnya semua tujuan awal penelitian dapat tercapai pada siklus II dan tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. 3. Data Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Media E- Learning Data hasil aktivitas guru diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung pada saat pelaksanaan tindakan menerapkan media e-learning. Aktivitas guru meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

14 75 Tabel 11 REKAPITULASI AKTIVITAS GURU MENERAPKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I DAN II NO ASPEK YANG DIAMATI Jumlah Skor Rata-Rata SIKLUS I SIKLUS II I PENDAHULUAN 1. Membuka pelajaran 3 3,5 2. Memotivasi siswa dengan apersepsi 3 3,5 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3,75 II KEGIATAN INTI 4. Membagi kelas menjadi beberapa 3 3,25 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 4-6 siswa 5. Menjelaskan prosedur kegiatan 3 4 pembelajaran yang akan dilakukan 6. Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok Meminta masing-masing kelompok 3 4 bekerja sama mengerjakan LKS menggunakan komputer dan media e- learning yang telah disiapkan 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa 3 3,75 9. Meminta siswa maju untuk mengambil 2,5 4 salah satu kartu indeks (kartu indeks pertanyaan/kartu indeks jawaban 10. Meminta siswa untuk mencari pasangan 2,75 3,75 (kartu indeks pertanyaan dengan kartu indeks jawaban) 11. Meminta siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk berdekatan 2,75 3, Meminta setiap pasangan untuk 2,75 3,5 memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan pertanyaan dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabann 13. Memberikan klarifikasi kebenaran 3 3,75 jawaban menggunakan media E-learning Biologi SMA III PENUTUP 14. Membimbing siswa menyimpulkan 2,5 3,5 materi pembelajaran sesuai tujuan 15. Mengevaluasi 2,75 3,5 16. Memberikan tugas rumah 3 3, Menutup pelajaran 2,75 3,75 JUMLAH 49,25 62 KATEGORI Baik Baik sekali

15 76 Berdasarkan tabel 11 di atas diketahui bahwa aktivitas guru mulai dari membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran dari siklus I sampai siklus II meningkat. Hal ini disebabkan guru mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi aktivitas guru di atas merupakan skor rata-rata dari hasil observasi dua orang observer pada saat proses belajar mengajar berlangsung (data lengkap lampiran 14). B. Pembahasan 1. Aktivitas Siswa Menggunakan Media E-learning Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, yaitu melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada belajar apabila tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. 49 Media pembelajaran juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. 50 Berdasarkan hasil analisis data tentang aktivitas siswa selama 2 siklus (lampiran 12) pada konsep Animalia dengan menggunakan media e- learning menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa. Peningkatan 49 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Mengajar, Jakarta: RajaGranfindo Pustaka, 2000, h Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung:PT. Citra Aditya, 1994,h.12

16 77 aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat tabel 12 dan grafik 6 berikut. Tabel 12 REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS I DAN II Kategori Jumlah Siswa % Keaktifan Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Sangat kurang aktif 0 0 0% 0% Kurang aktif ,43% 0% Aktif ,71% 48,57% Sangat aktif ,86% 51,43% Grafik 5 KEAKTIFAN SISWA PADA SIKLUS I DAN II Presentase (%) Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif Siklus I Siklus II Berdasarkan tabel 12 dan grafik 6 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I untuk kategori siswa kurang aktif sebesar 11,43 % sedangkan pada siklus II sudah tidak ada siswa yang kurang aktif. Untuk kategori aktif pada siklus I sebesar 85,71% sedangkan pada siklus II sebesar 45,71%. Untuk kategori sangat aktif pada siklus I sebesar 2,86% sedangkan pada siklus II sebesar 54,29%. Data aktivitas siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 13 dan grafik 7 berikut ini.

17 78 Tabel 13 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I DAN II No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II 1 Memperhatikan/mendengarkan guru 14,63 14,84 2 Membaca (buku, LKS, media) 14,40 14,03 3 Mengerjakan LKS yang diberikan guru 14,95 13,87 4 Bekerja sama dengan teman satu kelompok 14,27 13,64 5 Bertanya/menjawab antar siswa 13,72 13,77 6 Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 13,76 13,84 7 Mencari pasangan kartu indeks 14,27 16,01 Grafik 6 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I DAN II Siklus I Siklus II Keterangan aktivitas 1. Memperhatikan/mendengarkan guru 2. Membaca (buku, LKS, media) 3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru 4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok 5. Bertanya/menjawab antar siswa 6. Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 7. Mencari pasangan kartu indeks Berdasarkan tabel 13 dan grafik 7 dapat dilihat persentase aktivitas siswa pada siklus I dan II berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut: pertama adalah mencari pasangan kartu indeks. Pada siklus I aktivitas siswa mencari pasangan kartu indeks sebesar

18 79 14,27% dan pada siklus II diperoleh sebesar 16,01%. Terlihat bahwa aktivitas mencari pasangan kartu indeks dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan mencari pasangan kartu indeks terjadi karena siswa sudah paham dan menyukai metode Index Card Match sebagai bagian dari proses pembelajaran. Index Card Match merupakan strategi untuk membuat siswa lebih aktif dan dalam hal ini berhasil diterapkan untuk mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai pendapat menurut Bona Marwan adalah Index Card Match metode pemecahan masalah yang digunakan dalam meningkatkan aktivitas siswa. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 51 Aktivitas siswa yang kedua selama proses pembelajaran adalah memperhatikan/ mendengarkan guru. Pada siklus I aktivitas siswa memperhatikan/ mendengarkan guru sebesar 14,63% dan pada siklus II diperoleh sebesar 14,84%. Terlihat bahwa aktivitas memperhatikan/ mendengarkan guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan persentase aktivitas memperhatikan/mendengarkan guru terjadi karena siswa dalam aktivitas ini tidak hanya memperhatikan atau mendengarkan apa yang dijelaskan atau disampaikan guru saja, namun mereka memperhatikan apa yang dijelaskan oleh siswa lain atau pasangan siswa lain pada saat memberikan kuis dari kartu indeks yang dipegang masing-masing siswa ataupun memperhatikan siswa lain yang menjawab 51 Deddy Kresnanto, 2012, Metode Pembelajaran Index Card Match, nongkrongplus. wordpress. com/2012/03/15/ metode-pembelajaran-index-card-match/ online 16/07/2013

19 80 kuis tersebut. Menurut Ahmad Rohani prinsip aktivitas belajar bahwa segala pengetahuan harus diperolah melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri, sedangkan ketika proses pembelajaran, guru hanyalah merangsang keaktifan siswa dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah proses dimana siswa harus aktif. 52 Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses perolehan hasil pengajaran) secara aktif. 53 Aktivitas siswa yang ketiga selama proses pembelajaran adalah mengerjakan LKS diberikan oleh guru. Pada siklus I aktivitas siswa mengerjakan LKS sebesar 14,95% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,87%. Terlihat bahwa aktivitas mengerjakan LKS diberikan oleh guru dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Penurunan persentase ini terjadi karena pada aktivitas mencari pasangan kartu indeks naik cukup tinggi, meskipun demikian hal tidak mengurangi antusias siswa mengerjakan LKS menggunakan media e- learning yang bertujuan agar siswa dapat berinteraksi dengan melatih siswa 52 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, h Ibid., h. 6-7

20 81 berbagi pendapat, menghargai pendapat siswa lain, menentukan jawaban disaat mereka berdiskusi mengerjakan LKS, melatih tanggung jawab dan melatih keberanian siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Made Wena, yaitu adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam mengerjakan tugas. 54 Selain itu Wina Sanjaya mengemukakan kelebihan pembelajaran kooperatif yaitu merangsang siswa untuk lebih kreatif memberikan gagasan dan ide-ide, melatih bertukar pikiran, mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain. 55 Dengan demikian dapat menutupi kekurangan pembelajaran e-learning yaitu kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Aktivitas siswa yang keempat selama proses pembelajaran adalah membaca (buku, LKS, media). Pada siklus I aktivitas siswa membaca (buku, LKS, media) sebesar 14,40% dan pada siklus II diperoleh sebesar 14,03%. Terlihat bahwa aktivitas dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Hal demikian terjadi karena pada proses pembelajaran siswa tampak tertarik dengan media e-learning dan membuat siswa menyukai media e-learning tersebut sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Anwar bahwa media pembelajaran mempunyai arti cukup penting karena 54 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara,2011, h Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjaun Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h.156.

21 82 dengan media pembelajaran bisa lebih menarik. Selain itu dengan media kerumitan bahan yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dan mengkonkritkan bahan yang abstrak, tanpa bantuan media bahan pelajaran yang rumit dan kompleks akan sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. 56 Aktivitas siswa yang kelima selama proses pembelajaran adalah bekerja sama dengan teman satu kelompok. Pada siklus I aktivitas siswa bekerja sama dengan teman satu kelompok sebesar 14,27% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,64%. Terlihat bahwa aktivitas bekerja sama dengan teman satu kelompok dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena antar anggota kelompok belum maksimal melaksanakan aktivitas bertanya/menjawab atau dialog. Penurunan persentase tidak begitu signifikan mempengaruhi kerjasama dengan teman satu kelompok karena sebagian kelompok belajar siswa mempunyai kerjasama kelompok dengan interaksi komunikasi dan dialog yang dekat antar anggota kelompok begitu juga saat mencocokan kartu indeks interaksi tatap muka siswa dan ketergantungan positif cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi dan Senduk dalam Made Wena bahwa ada beberapa elemen pokok pembelajaran kooperatif, yaitu saling 56 Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Anwar, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h.120

22 83 ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial. 57 Aktivitas siswa yang keenam selama proses pembelajaran adalah bertanya/menjawab antara siswa dengan guru. Pada siklus I aktivitas siswa bertanya/menjawab antara siswa dengan guru sebesar 13,76% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,84%. Terlihat bahwa aktivitas bertanya/ menjawab antara siswa dengan guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena guru mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi dengan siswa. Berbeda halnya ketika berada pada siklus I sebelumnya yang masih belum terjalinnya komunikasi yang akrab antara siswa dan guru. Dengan adanya keakraban ini sebenarnya dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif bertanya/menjawab pertanyaan dari guru dan berani menjawab kuis dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru harus dapat membuat siswa mau dan berani bertanya/ menjawab dengan cara mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan caranya sendiri. 58 Hal ini sesuai pendapat Ahmad Rohani bahwa aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas proses pembelajaran berjalan dengan baik. 59 Perentase aktivitas ini dimulai 57 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, h Uus Toharudin, dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung:Humaniora, 2011, hal Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, h. 4

23 84 dari awal sampai akhir pembelajaran, pada waktu awal kegiatan pembelajaran siswa menjawab salam, menjawab saat diabsensi, saat guru mengajukan pertanyaan berupa motivasi dan apersepsi, pada kegiatan inti saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, dan pada kegiatan akhir guru memberikan pertanyaan sekilas berkaitan dengan materi yang disampaikan, saat membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran, serta menjawab salam. Persentase aktivitas siswa yang ketujuh selama proses pembelajaran adalah bertanya/menjawab antar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa bertanya/menjawab antar siswa sebesar 13,72% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,77%. Terlihat bahwa aktivitas bertanya/menjawab antar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena siswa sudah bertanya kepada guru hal-hal yang mereka belum pahami atau dimengerti, sehingga intensitas bertanya kepada siswa berkurang. Hasil penelitian terhadap aktivitas siswa menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan menggunakan media e-learning mampu mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai yang diungkapkan Dale dalam Azhar Arsyad bahwa media dapat membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa dan mampu mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan melibatkan imaginasi dan pastisipasi aktif. 60 Senada dengan Dale, Rusman menjelaskan bahwa e-learning dapat merubah peran 60 Azhar arsyad, Media Pengajaran, h.24

24 85 peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri. 61 Pada pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan media e-learning pada konsep Animalia, tidak mengesampingkan model/metode pembelajaran klasikal. Namun dengan penggunaan model/metode dapat memperkuat media e-learning dalam pembelajaran yaitu metode Index Card Match. Index Card Match adalah metode yang dapat membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat, karena proses pembelajaran lebih menarik dengan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 62 Mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa aktivitas seseorang yang beragama Islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu tanpa dibatasi waktu maupun usia, belajar suatu ilmu pengetahuan untuk mencari ketenangan jiwa (memantapkan kebenaran) agama islam sedalamdalamnya dan memperoleh ridha Allah SWT semata, orang yang berilmu terhindar dari kebodohan/ kefakiran sehingga dapat mengangkat kehormatan diri dan bersikap rendah hati terhadap guru atau orang yang mengajarinya supaya ilmunya bermanfaat. Pada buku Qobasun Min Nuri Muhammad Saw Bab Ilmu Pengetahuan, Rasulallah SAW bersabda : 61 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, h Deddy Kresnanto, 2012, Metode Pembelajaran Index Card Match, Wordpress.com /2012/03/15/ metode-pembelajaran-index-card-match/ online 16/07/2013.

25 86 Artinya : Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.(h.r.athabrani) 63 Aktivitas belajar merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh seseorang siswa dalam konteks belajar untuk mencapai tujuan. Tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. 64 Adanya perubahan merupakan suatu hal yang dapat dilihat dari seseorang yang melaksanakan aktivitas belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting diantaranya, perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berdasarkan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan disengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan suatu yang kebetulan. Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. 63 M. Faiz Almath, Qobasun min Nuri Muhammad SAW (1100 Hadits Terpilih; Sinar Ajaran Muhammad); Penterjemah A.Aziz Salim Basyarahil, Jakarta: Gemma Insani Press, 1991, h Agus Suyatna, Hubungan Hasil Belajar Dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri, h. 2

26 87 Konsep Animalia mempunyai cakupan materi yang luas karena materi ini membahas tentang semua jenis hewan. Animalia terdiri dari dari 2 kelompok besar yaitu Invertebrata (hewan tak bertulang belakang) dan Vertebrata (hewan bertulang belakang). Invertebrata terdiri dari 8 phylum yaitu: Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Anelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata, sedangkan Vertebrata terdiri dari 5 kelas yaitu Pisces (Condrycthyes dan Osteicthyes), Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia. Terbentuknya makhluk hidup, dengan cara yang berbeda satu dengan yang lainnya di dunia ini bukan secara kebetulan melainkan berdasarkan aturan penciptaannya. Allah telah menciptakan dengan sempurna agar manusia dapat mengetahui tanda-tanda kebesaran- Nya, seperti firman Allah QS Al-Furqaan ayat 2 sebagai berikut.... Artinya:...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya 65 Ayat tersebut menjelaskan kepada kita akan tujuan penelitian, studi dan usaha memahami berbagai fenomena di dalam kehidupan ini. Dari langkah itu ilmu modern meneguhkan bahwa semua makhluk hidup terbentuk berdasarkan aturan penciptaannya dan segala yang terjadi pada dirinya berupa perkembangan evolutif yang berbeda-beda senantiasa menempati sistem aturan yang teliti dan pasti, yang tak dapat diketahui 65 Depertemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Surabaya: Karya Agung, 2002, h.502

27 88 kecuali oleh Sang Khaliq Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta. Dari arah tebentuknya makhluk hidup, didapatkan kejelasan bahwa semua benda dan segenap makhluk hidup yang ada didunia ini terbentuk dengan cara yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu diketahui pula, bahwa satu individu ternyata tersusun oleh sekitar 100 unsur, masing-masing unsur ini akan bersatu membentuk satu susunan tertentu berdasarkan aturan yang kokoh, tak dapat ditentang lagi. Demikian pula halnya dengan tumbuhan dan binatang, masingmasing darinya terbagi menjadi filum, kelas, dan spesies yang berbeda-beda, yang memiliki kelengkapan sifat yang bertingkat-tingkat sejak berupa bakteri bersel satu sampai menjadi satu susunan sel yang kompleks hingga mencapai tingkat manusia sebagai makhluk yang sempurna. Masing-masing jenis makhluk hidup memiliki sifat tersendiri yang diwariskan kepada generasi penerusnya secara beranting. Semua itu berjalan sesuai dengan aturan dan sistem yang pasti lagi teliti, sehingga menunjukan keagungan dan kekuasaan Sang Khaliq (Pencipta), serta ketetapan takdir-nya. Maha suci Allah dan maha tinggi dari apa yang mereka sekutukan Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Media E-Learning Pengelolaan pembelajaran merupakan kompetensi guru dalam melaksanakan program pembelajaran yang telah disusun berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Saat pelaksanaan program pembelajaran, kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan 66 Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir, Al-Qur an Bertutur Tentang Makanan Dan Obat-Obatan, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006, h.48-49

28 89 menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut. 67 Aktivitas guru dalam proses pembelajaran tercermin dari RPP siklus I dan RPP siklus II. Aktivitas guru dalam menerapkan e-learning terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Adapun data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 14 dan grafik 8 berikut (data lengkap lampiran 14). Tabel 14 AKTIVITAS GURU MENERAPKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I DAN II No Siklus Jumlah skor Kategori 1 I 49,25 Baik 2 II 62 Baik sekali Grafik 7 AKTIVITAS GURU MENERAPAKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I DAN II Siklus I 62 Siklus II jumlah skor Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam menerapkan media e-learning yaitu siklus I jumlah skor sebesar 49,25 dengan kategori baik dan siklus II jumlah skor menjadi 62 dengan kategori 67 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1991, h.21

29 90 baik sekali. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 12,75. Peningkatan terjadi karena dari siklus I ke siklus siklus II guru memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Guru juga berusaha menjalin komunikasi lebih dekat dengan siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum guru berusaha mengoptimalkan proses pembelajaran dalam menerapkan media e-learning pada konsep Animalia agar dapat memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai. Ketika proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat memiliki kompetensi/ keterampilan dalam mengelola pembelajaran dan kelas. Keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif, guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas dalam mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan siswa dapat belajar. 68 Hal tersebut tertuang dalam surah Al-Alaaq ayat 1 sebagai berikut: Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 69 Ayat di atas terkandung realisasi perintah اقرأ yang tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, dan tidak 68 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h Depertemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Surabaya: Karya Agung, 2002, h.904

30 91 pula harus diucapkan, sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam beberapa kamus ditemukan beraneka ragam arti dari kata tersebut, antara lain: menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan lain sebagainya yang semua bermuara pada arti menghimpun. 70 Dengan demikian, membaca bukan sekedar fenomena melihat tulisan sebagai catatan, namun juga terkandung maksud agar manusia bisa belajar untuk peka terhadap situasi dan kondisi sekitar. 71 Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru - siswa, siswa - siswa pada saat pengajaran itu berlangsung. 70 Shihab, M. Qurais, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur an, Jakarta: Lentera Hati, 2002,h Arif Miftahuddin, Konsepsi Belajar Dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1-5 Dan Implementasinya Dalam Mempelajari Sains Dan Teknologi, Skripsi: Fakultas Tabiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang,2008, h.78

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII E SMP 1 Negeri Lasem tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Indrawati Sumuri Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ROSLIANA Guru SMP Negeri 3 Tapung rrosliana911 @gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus. 59 b. Hasil Belajar 1) Ranah kognitif Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari hasil tes, jika rata-rata siswa 7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. 2) Ranah Afektif Nilai aspek afektif dikatakan berhasil

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (SIKLUS BELAJAR) Oleh : Zayuk Novita Fasha,

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas menulis Q.S. Al-Mu minun ayat 1 s/d 11 dengan metode Drill dan teknik Modeling pada pelajaran Bahasa Arab, pada kelas VIIIC

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KUSAMBI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN PEDOSFER Sardila 1, Ramli

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA KOLOMBO SLEMAN YOGYAKARTA

PENGGUNAAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA KOLOMBO SLEMAN YOGYAKARTA PENGGUNAAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA KOLOMBO SLEMAN YOGYAKARTA Disusun Oleh: DENIANTO YOGA SATIVA 10405247002 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

Lebih terperinci

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan ke 1 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan ke 1 yang 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari

Lebih terperinci

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Asmawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar di SD Inpres III Tada Ritna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015 Volume 17, Nomor 2, Hal. 44-49 ISSN: 0852-8349 Juli Desember 2015 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI KELAS VIII SMP NEGERI 37 KERINCI Nofyta Arlianti STKIP

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Zainal Aqib (2006:13), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN A. Deskripsi Setting/Lokasi Penelitian Tindakan kelas tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Surah Al-Qadr melalui metode Numbered Heads Together

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan kehidupan mendatang yang lebih baik. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32) 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney Ujeng, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I ABSTRAK Rendahnya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Lengkongwetan I disebabkan kurangnya

Lebih terperinci

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 SD Negeri Lemahabang 01 Tanjung Brebes Abstrak Hasil belajar siswa tentang pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian SD N 2 Bacin Kecamatan Bae Kabupaten Kudus terletak di desa Bacin. SD ini terdiri dari 6 ruang kelas, satu ruang guru, satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna. Kegiatan membaca tidak muncul dengan sendirinya, karena membaca

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI SD Negeri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN METODE INDEX CARD MATCH BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD NEGERI 1 SEGARAN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur 34 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN GENERATIF SISWA KELAS VA SDN 004 BAGAN BESAR KECAMATAN BUKIT KAPUR 082172315443 SDN 004 Bagan Besar Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Made Wena menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek 78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TALAGA RAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI DINAMIKA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Sarkia S. Manto, Hartono D. Mamu, Jamaluddin M. Sakung Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK Sri Suwarni Guru SDN Mlirip1 Kec. Jetis Kabupaten Mojokerto ssuwarni.13@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di Kelas IIIB SD Integral Rahmatullah Tolitoli Sarina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON 40 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III A SEMESTER II SD MUHAMMADIYAH SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Lebih terperinci

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41, PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROSEDUR KEAMANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Sri Sukeksi SMK Negeri 1 Sragen Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan

Lebih terperinci