FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa Linn)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa Linn)"

Transkripsi

1 SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa Linn) Amelia Sari, Amy Maulidya Poltekkes Kemenkes Aceh, Jl.Soekarno Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Lampeneurut, Aceh Besar amel_sfarm@yahoo.com ABSTRAK Rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, kurkumin, minyak atsiri, saponin, tanin dan terpenoid. Kurkumin dan minyak atsiri telah terbukti bersifat antioksidatif dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula sediaan salep ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) yang baik dengan variasi dasar salep. Jenis penelitian ini ialah eksperimen laboratorium. Dasar salep yang digunakan yaitu dasar salep hidrokarbon dan dasar salep serap. Penyarian ekstrak rimpang kunyit dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Salep ekstrak etanol rimpang kunyit dibuat sebanyak 4 sediaan dengan 2 basis salep yang berbeda. Masing-masing basis dibuat dengan konsentrasi 4% dan 8%. Pembuatan sediaan salep menggunakan metode peleburan. Evaluasi sediaan salep dilakukan uji organoleptik, homogenitas, ph, daya sebar, daya lekat, uji iritasi dan peninggalan bekas warna terhadap kulit sukarelawan. Hasil pengujian semua sediaan salep basis hidrokarbon dan basis serap dengan konsentrasi 4% dan 8% memenuhi parameter kualitas uji organoleptis, homogenitas, daya lekat dan uji ph. Untuk pengujian daya sebar salep basis hidrokarbon konsentrasi 4% dan 8% memenuhi parameter daya sebar, sedangkan basis salep serap hanya konsentrasi 4% yang memenuhi parameter uji daya sebar. Semua sediaan salep ekstrak etanol rimpang kunyit tidak mengiritasi dan juga tidak meninggalkan bekas warna terhadap kulit sukarelawan. Kata kunci : Ekstrak etanol rimpang kunyit, Salep, Dasar salep 16 ABSTRACT Turmeric (Curcuma longa Linn) contain alkaloids, flavonoids, curcumin, essential oils, saponins, tannins and terpenoids. Curcumin and essential oils have been proven to be antioxidative and anti-inflammatory. This study aims to obtain an ointment preparation formula ethanol extract turmeric (Curcuma longa Linn) were good with a variety ointment base. This type of research is a laboratory experiment. Ointment base used is a hydrocarbon ointment base and absorptive ointment base. Essence of turmeric rhizome extract is done by maceration method using ethanol 96%. Ethanol extract of turmeric ointment made as many as 4 stocks with 2 different ointment base. Each base is made with a concentration of 4% and 8%. Preparation of ointments using fusion method. Evaluation of ointment preparations conducted organoleptic tests, homogeneity, ph, dispersive power, adhesion, irritation test and relics of the former color on the skin of volunteers. The test results of all the stocks ointment bases and base hydrocarbon absorbent with a concentration of 4% and 8% meet the quality parameters organolepis test, homogeneity, adhesion and test the ph. For

2 SEL Vol. 3 Formulasi No. 1 Juli Sediaan 2016: Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Amelia Sari, Amy Maulidya) testing of the spread ointment base hydrocarbon concentration of 4% and 8% meet the parameters of the spread, while the absorptive ointment base concentration is only 4%, which meets the test parameters of the spread. All preparations ointment ethanol extract of turmeric does not irritate and does not leave marks on the skin color of volunteers. Keywords : Ethanol extract ofturmeric, ointments, ointments basics PENDAHULUAN Ilmu pengobatan tradisional telah berkembang sejak ribuan tahun lalu. pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan sampai saat ini penting bagi kesehatan masyarakat. Pengobatan tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa, yang sangat berharga dan patut disarankan kembali kepada masyarakat. 1 Pengobatan tradisional ini umumnya berasal dari berbagai macam tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional memiliki keunggulan, yakni mempunyai aktivitas biologi karena mengandung berbagai senyawa yang dapat mempengaruhi sel-sel hidup dari suatu organ. 2 Salah satu jenis tanaman yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional adalah kunyit atau kunyet (Curcuma longa Linn). Selain digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman serta bumbu dapur, rimpang kunyit digunakan secara tradisional untuk menambah nafsu makan, peluruh batu empedu, antiradang, antidiare, obat masuk angin, dapat mengobati gatal, luka dan sesak nafas. 3 Kunyit (Curcuma longa Linn) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, kurkumin, minyak atsiri, saponin, tanin dan terpenoid. 4 Kurkumin dan minyak atsiri telah terbukti bersifat antioksidatif dan antiinflamasi. Selain itu kurkuminoid juga memiliki kandungan yang berfungsi sebagai antibakteri, antikejang, analgetik, antidiare, antipiretik dan antitumor. 5,6,7 Khasiat kunyit sebagai antiinflamasi dibuktikan pada penelitian sebelumnya bahwa perbedaan air perasan rimpang kunyit dengan konsentrasi 50% dan 75% berpengaruh nyata (p< 0,05) terhadap gambaran mikroskopis inflamasi luka sayat pada kulit mencit (Mus musculus L). 8 Penelitian lain juga menambahkan sediaan topikal ekstrak etanol rimpang kunyit konsentrasi 4% memberikan efek antiinflamasi paling kuat yang diketahui dari persen peradangan yang lebih kecil. 9 Berdasarkan aktivitas antiinflamasi yang dimiliki rimpang kunyit, maka perlu dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan penggunaannya. Salah satu sediaan farmasi yang mudah dalam penggunaannya adalah salep. Sediaan salep dipilih karena merupakan sediaan farmasi yang paling cocok untuk tujuan pengobatan pada kulit karena kontak antara obat dengan kulit lebih lama. 10 Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homongen dalam dasar salep yang cocok. Pemilihan dasar salep merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan salep. Dasar salep yang akan digunakan yaitu dasar salep hidrokarbon dan dasar salep serap. Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak yang dimaksudkan untuk memperpanjang 17

3 SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, tidak mengering, dan tidak tampak berubah dalam waktu yang lama. Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien. 11 Pemilihan kedua dasar salep tersebut karena merupakan dasar salep yang tidak mengandung air karena bahan aktif yang akan dicampurkan mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang kurang larut dalam air. 12 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai formulasi sediaan salep ekstrak etanol kunyit (Curcuma longa Linn) dengan dasar salep hidrokarbon dan dasar salep serap menggunakan konsentrasi 4% dan 8%. Kemudian untuk uji evaluasi sediaan dilakukan uji organoleptik, homogenitas, ph, daya sebar, daya lekat, uji iritasi dan uji peninggalan bekas warna terhadap kulit sukarelawan. BAHAN DAN CARA a. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk membuat salep ekstrak rimpang kunyit adalah vacum rotary evaporator, bejana maserasi, blender, pengaduk kayu, batang pengaduk, cawan porselen, mortir dan stamper, penangas air, timbangan digital, beaker glass, gelas ukur, sudip, spatula, serbet, kain flanel dan wadah (pot salep), kaca objek, kaca arloji, gelas ukur, batang pengaduk, stik ph universal dan anak timbangan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk rimpang kunyit, etanol 96%, vaselin album, adeps lanae, alkohol steril dan cera alba. b. Prosedur penelitian Formula standar salep menurut Formularium Nasional: 13 a. Dasar salep Hidrokarbon R/ Malam putih 50 Vaselin putih 950 m.f. unguentum 1000 b. Dasar Salep Serap R/ Vaselin putih 860 Adeps lanae 30 Stearil alkohol 30 Malam putih 80 m.f. unguentum 1000 Salep ekstrak rimpang kunyit yang dibuat dalam penelitian ini memiliki dua konsentrasi yaitu 4% dan 8% sebanyak 35 g dengan bobot dilebihkan 20%, dengan menggunakan 2 basis salep yaitu basis hidrokarbon dan basis serap. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit Ditimbang serbuk rimpang kunyit sebanyak 100 gram, di maserasi dengan pelarut etanol sebanyak 750 ml selama lima hari. Disaring cairan menggunakan kain flanel dan ditambahkan etanol 96% secukupnya melalui ampas sampai diperoleh volume 1000 ml. Ekstrak yang diperoleh dari maserasi rimpang kunyit lalu di pekatkan dengan vacum rotary evaporator pada suhu 40 0 C 50 0 C sampai diperoleh ekstrak yang kental. Pembuatan Salep a. Dasar Salep Hidrokarbon Proses pembuatan salep diawali dengan menimbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Dimasukkan cera alba dan vaselin album ke dalam cawan porselen yang telah dilapisi kain kasa, lalu dileburkan diatas penangas air. Setelah meleleh, hasil leburan diserkai dan dimasukkan dalam lumpang. Digerus hingga homogen dan dingin. Ditambahkan ekstrak etanol rimpang 18

4 SEL Vol. Formulasi 3 No. 1 Juli Sediaan 2016: Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Amelia Sari, Amy Maulidya) kunyit sedikit demi sedikit sambil digerus hingga homogen dan menjadi massa setengah padat. Keluarkan massa (salep) dari lumpang, lalu ditimbang sebanyak 35 g dan dimasukkan kedalam wadah (pot plastik). b. Dasar Salep Serap Proses pembuatan salep diawali dengan menimbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Dimasukkan cera alba, vaselin album, stearil alkohol dan adeps lanae ke dalam cawan porselen yang telah dilapisi kain kasa, lalu dileburkan diatas penangas air. Setelah meleleh, hasil leburan diserkai dan dimasukkan ke dalam lumpang. Gerus hingga homogen dan dingin. Ditambahkan ekstrak etanol rimpang kunyit sedikit demi sedikit sambil digerus hingga homogen dan menjadi massa setengah padat. Keluarkan massa (salep) dari lumpang, lalu ditimbang sebanyak 35 g dan dimasukkan kedalam wadah (pot plastik). UJI EVALUASI Sediaan salep yang sudah diformulasi selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan selama 14 hari yang dilakukan pada hari-hari ganjil. Ada 6 uji evaluasi yang akan dilakukan, yaitu: a. Uji organoleptis Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati sediaan salep dari bentuk, bau dan warna sediaan. 14 Menurut Depkes RI 15, spesifikasi salep yang harus dipenuhi adalah memilih bentuk setengah padat, warna harus sesuai dengan spesifikasi pada saat pembuatan awal salep dan baunya tidak tengik. b. Uji homogenitas Uji homogenitas sediaan dilakukan dengan cara salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang seragam dari titik awal pengolesan sampai titik akhir pengolesan. Salep yang di uji diambil tiga tempat yaitu bagian atas, tengah dan bawah dari wadah salep. 15 c. Uji daya sebar Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 0,5 g salep di antara dua lempeng objek transparan yang diberi beban 100 g. Pengukuran diameter daya sebar dilakukan setelah salep tidak menyebar kembali atau lebih kurang 1 menit setelah pemberian beban. Diameter daya sebar salep yang baik antara 5-7 cm. 16 d. Uji ph salep Pengukuran nilai ph menggunakan alat bantu stik ph universal yang dicelupkan ke dalam 0,5 g salep yang telah diencerkan dengan 5 ml aquadest. Nilai ph salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai ph kulit manusia. 17 e. Uji Daya Lekat Uji daya lekat dilakukan dengan cara meletakkan salep secukupnya di antara kedua kaca objek. Kemudian diberi beban 1 kg selama 5 menit. Kedua objek tersebut dipisahkan dengan menarik kaca objek yang di atas dengan beban seberat 80 g melewati sebuah kontrol, sedangkan kaca objek yang di bawah ditahan dengan beban. Lamanya waktu yang diperlukan untuk memisahkan kedua objek tersebut dicatat sebagai waktu lekat. 18 Syarat salep yang baik apabila semakin lama waktu yang 19

5 SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: diperlukan hingga kedua objek glass terlepas, maka semakin baik daya lekat salep tersebut. Semakin lama salep melekat pada kulit, maka efek yang ditimbulkan juga semakin besar. 19 f. Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dilakukan dengan uji tempel terbuka (open test). Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah, kemudian dibiarkan terbuka selama 5 menit dan diamati reaksi yang terjadi. 17 Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkakpada kulit lengan bawah yang diberi perlakuan. 20 g. Uji peninggalan bekas warna salep pada kulit sukarelawan Uji peninggalan bekas warna salep pada kulit sukarelawan dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah, kemudian dibiarkan terbuka dan diamati. Uji ini dilakukan untuk melihat peninggalan bekas warna salep di kulit. HASIL DAN PEMBAHASAN Simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) yang diambil dari perkebunan Dusun Cot Kala Bayeun, Aceh Timur. Rimpang kunyit dikumpulkan sebanyak 1,5 kg, lalu dicuci bersih kemudian dipotong dengan ketebalan 1-3 mm dan dikeringkan. Setelah kering hasil simplisia rimpang kunyit yang dihasilkan adalah 180 g. Kemudian simplisia dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk sebanyak 150 g. Pembuatan formulasi sediaan salep dengan bahan aktif ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) pada penelitian ini menggunakan dua basis salep yang berbeda dengan konsentrasi 4% dan 8%.Kedua basis salep masing-masing dibuat menjadi 2 konsentrasi yaitu 4% dan 8% sebanyak 35 gram. Sediaan yang telah dibuat harus memiliki stabilitas fisik yang baik selama waktu penyimpanan. Stabilitas fisik sediaan salep dapat diketahui dengan melakukan evaluasi fisik terhadap sediaan salep yang telah dibuat. Evaluasi sediaan salep yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji nilai ph, uji daya sebar, uji daya lekat, uji iritasi dan uji peninggalan bekas warna. Uji stabilitas fisik yang pertama dilakukan adalah uji organoleptis yang meliputi bentuk, warna dan bau dari sediaan salep yang telah dibuat. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan selama 14 hari menunjukkan bahwa sediaan salep dengan basis serap memiliki bentuk lebih setengah padat dibandingkan dengan salep dengan basis hidrokarbon. Hasil pengamatan organoleptis bau dari semua sediaan salep berbau khas ekstrak rimpang kunyit. Namun bau yang dihasilkan memiliki tingkat bau yang berbeda di antara kedua formula salep dengan konsentrasi 4% dan konsentrasi 8% selama waktu penyimpanan. Salep dengan konsentrasi 8% lebih mempunyai bau yang kuat bila dibandingkan dengan salep konsentrasi 4%. Hal ini disebabkan karena salep dengan konsentrasi 8% mengandung lebih banyak ekstrak rimpang kunyit dibandingkan dengan salep dengan konsentrasi 4%. Sementara warna salep yang dihasilkan memilki warna yang sedikit berbeda antara salep konsentrasi 4% dan 8%. Salep basis hidrokarbon dan serap dengan konsentrasi 4% memiliki warna orange muda sedangkan salep dengan konsentrasi 8% memiliki 20

6 SEL Vol. Formulasi 3 No. 1 Juli Sediaan 2016: Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Amelia Sari, Amy Maulidya) warna orange tua. Hal ini juga disebabkan karena salep basis hidrokarbon dan serap dengan konsentrasi 8% mengandung ekstak rimpang kunyit lebih banyak, sehingga warna yang dihasilkan juga berbeda. Uji stabilitas fisik yang kedua adalah uji homogenitas. Pengujian homogenitas bertujuan untuk melihat apakah salep yang dibuat homogen atau tercampur merata antara zat aktif dengan basis salep. Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan sebanyak 7 kali selama 2 minggu menunjukkan bahwa semua sediaan salep baik salep dengan basis hidrokarbon dan basis serap homogen. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar ataupun gumpalan dari hasil pengolesan salep pada kaca objek. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang seragam dari titik awal pengolesan sampai titik akhir. Uji stabilitas fisik yang ketiga adalah uji ph. Uji ph dilakukan untuk mengetahui tingkat keasam atau kebasaan dari sediaan salep yang dihasilkan. Sediaan salep yang baik digunakan pada kulit adalah salep yang memiliki nilai ph yang sesuai dengan nilai ph kulit yaitu 4,5 6,5 agar tidak mengiritasi kulit dan nyaman digunakan. 17 Sediaan salep yang memilki ph terlalu asam dapat mengiritasi kulit, sedangkan ph yang terlalu basa membuat kulit bersisik. Berdasarkan hasil pengujian nilai ph dengan bantuan stick ph universal, semua sediaan salep memilki nilai ph 6. Uji stabilitas fisik yang keempat adalah uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan untuk melihat daya penyebaran salep. pengujian daya sebar dilakukan dengan memberikan beban pada salep dan diukur penyebarannya. Sediaan salep yang nyaman digunakan adalah sediaan salep yang memiliki daya sebar 5 s/d 7 cm. 16 Berdasarkan hasil uji daya sebar yang telah dilakukan sebanyak 7 kali selama 2 minggu menunjukkan bahwa semua sediaan yang dihasilkan memilki daya sebar yang semakin menurun. Pada salep dengan basis hidokarbon hasil uji daya sebar berkisar antara 6,0 cm s/d 5,0 cm, sedangkan pada salep dengan basis serap hasil uji daya sebar berkisar antara 5,9 cm s/d 4,8 cm. Hal ini menunjukkan bahwa salep dengan basis hidrokarbon memenuhi parameter daya sebar, dimana diameter daya sebar yang baik antara 5-7 cm. sedangkan untuk salep dengan basis salep absorbsi belum memenuhi parameter daya sebar karena pada akhir evaluasi diameter yang dihasilkan 4,8 cm yaitu tidak masuk dalam range 5-7 cm. Faktor yang mempengaruhi besarnya daya sebar salep basis hidrokarbon dibandingkan basis serap karena sediaan salep basis serap mempunyai bentuk sediaan lebih setengah padat atau lebih keras dibandingkan salep basis hidrokarbon yang mempunyai bentuk setengah padat atau lebih lembek. Pada salep dengan basis hidrokarbon lebih lembek karena penggunaan jumlah vaselin putih yang lebih banyak bila dibandingkan dengan salep basis serap. Uji stabilitas fisik yang kelima adalah uji daya lekat. Uji daya lekat bertujuan untuk melihat waktu daya lekat salep. Berdasarkan uji daya lekat yang telah digunakan menunjukkan bahwa salep dengan basis serap mempunyai waktu lekat yang lebih lama dibandingkan salep dengan basis hidrokarbon. Hal ini berhubungan dengan konsistensi bentuk sediaan salep, salep basis serap memiliki waktu lekat yang lebih lama karena 21

7 SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: konsistensi salep yang lebih keras. Selama waktu penyimpanan 2 minggu semua sediaan salep baik salep basis hidrokarbon dan serap mengalami peningkatan waktu daya lekat. Peningkatan daya lekat tersebut disebabkan perubahan konsistensi salep yang sedikit lebih mengeras pada waktu penyimpanan. Uji stabilitas fisik yang keenam adalah uji iritasi terhadap kulit sukarelawan. Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dilakukan dengan cara uji tempel terbuka (open pacth test). Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah bagian dalam yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu, kemudian dibiarkan terbuka selama 5 menit dan diamati reaksi yang terjadi. 17 Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal atau bengkak pada kulit yang diberi perlakuan. 20 Hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 5 orang sukarelawan untuk tiap-tiap sediaan menunjukkan semua sediaan salep tidak memberikan efek iritasi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kemerahan, gatal-gatal atau bengkak pada kulit sukarelawan yang diberi perlakuan. Uji sediaan salep yang terakhir adalah uji peninggalan bekas warna terhadap kulit sukarelawan. Uji peninggalan bekas warna salep bertujuan untuk melihat peninggalan warna salep dikulit pada saat pemakaian salep. Hal ini dikarenakan simplisia yang digunakan adalah rimpang kunyit yang telah dikenal sebagai pewarna alami,dan juga sering meninggalkan bekas warna pada saat pemakaian, maka perlu dilakukan uji peninggalan bekas warna agar nyaman dan aman dipakai oleh masyarakat. Uji peninggalan bekas warna dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan salep dikulit sukarelawan dan dibiarkan terbuka selama 5 menit kemudian diamati. Hasil uji peninggalan bekas warna salep yang dilakukan menunjukkan bahwa semua sediaan salep baik basis hidrokarbon dan serap dengan konsentrasi 4% dan 8% tidak meninggalkan bekas warna di kulit sehingga nyaman dipakai oleh masyarakat. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Semua sediaan salep basis hidrokarbon dan basis serap dengan konsentrasi 4% dan 8% memenuhi parameter kualitas uji organolepis, homogenitas, daya lekat dan uji ph.sediaan salep basis hidrokarbon dengan konsentrasi 4% dan 8% memenuhi parameter daya sebar.sediaan salep basis serap pada konsentrasi 4% memenuhi parameter daya sebar, sedangkan salep basis serap konsentrasi 8% tidak memenuhi parameter daya sebar.dasar salep yang lebih baik digunakan berdasarkan hasil uji stabilitas fisik sediaan yaitu dasar salep basis hidrokarbon konsentrasi 8%. DAFTAR PUSTAKA 1. Al-qiyanji A,Muhammad F,Kembali Ke Alam: Khasiat Dan Manfaat Tanaman Berkhasiat Obat,Jakarta, Tim Pustaka Lugu Alami, SetiawanD,Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis,Jakarta, Penebar Swadaya, Winarto WP,Khasiat Dan Manfaat Kunyit, Jakarta, Agromedia Pustaka, Rajesh H. et al., Phytochemical Analysis Of Methanolic Extract Of Curcuma Longa Linn Rhizome,International Journal Of 22

8 SEL Vol. Formulasi 3 No. 1 Juli Sediaan 2016: Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Amelia Sari, Amy Maulidya) Universal Pharmacy And Bio Sciences,2013, ISSN , 5. Wijayakusuma H,Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit, Cet I, Jakarta, Pustaka Bunda, Hariana, A,Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya Seri 2. Cet 7, Jakarta, Penebar Swadaya, AraujoCAC, Leon LL,Biological Activities of Curcuma longa L. Mem Inst Oswaldo Cruz,Rio de Janeiro, 2001, 96(5) : Pratiwi A, Pengaruh Pemberian Air Perasan Kunyit (Curcuma Longa Linn) Terhadap gambaran Mikroskopis Inflamasi Luka Sayat Pada Kulit Mencit (Mus musculus L).Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, KesumaTW, Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val) Terhadap Mencit.Tesis. Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara, Medan, Anief M,Farmasetika, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, Depkes RI, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta, Departemen Kesehatan RI, Andarwulan N,Fitri F,Pewarna Alami untuk Pangan,Bogor, SEAFAST Center, Depkes RI,Formularium Nasional Edisi II, Jakarta, Departemen Kesehatan RI, Anief M, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press,Yogyakarta, Depkes RI,Farmakope Indonesia Edisi III,Jakarta, Departemen Kesehatan RI, GragA. et al., Spreanding Of Semisolid Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology, 2001, 2002: Tranggono RI, Latifah F,Buku Pegagan Ilmu Kosmetika, Jakarta, PT Gramedia, Miranti L,Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kampferia Galanga) dengan Basis Salep Larut Air Terhadap Sifat Fisik Salep Dan Daya Hambat Bakteri Staphylococus Aureus Secara In Vitro.Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, Voigt R,Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5, Yogyakarta, UGM- Press, Ditjen POM,Formularium Kosmetika Indonesia, Jakarta, Departemen Kesehatan RI,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

FORMULASI SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L)

FORMULASI SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L) FORMULASI SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L) ML Edy Parwanto 1), Hardy Senjaya 2), Hosea Jaya Edy 3) 1) Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,

Lebih terperinci

EVALUASI MUTU SALEP DENGAN BAHAN AKTIF TEMUGIRING, KENCUR DAN KUNYIT

EVALUASI MUTU SALEP DENGAN BAHAN AKTIF TEMUGIRING, KENCUR DAN KUNYIT EVALUASI MUTU SALEP DENGAN BAHAN AKTIF TEMUGIRING, KENCUR DAN KUNYIT Titik Lestari, Bambang Yunianto, Agus Winarso Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu Abstract : Quality Evaluation,

Lebih terperinci

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL As-Syifaa Vol 07 (01) : Hal. 70-75, Juli 2015 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL Wahyuddin Jumardin, Safaruddin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tanaman Buah pisang raja diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah. Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa

Lebih terperinci

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) , Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN TIPE BASIS TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L) Sweet ).

PENGARUH PERBEDAAN TIPE BASIS TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L) Sweet ). PENGARUH PERBEDAAN TIPE BASIS TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L) Sweet ). Nurlinda Wuri Ali 1), Paulina V. Y. Yamlean 1), Novel S. Kojong 1) 1) Program

Lebih terperinci

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) Ria Wijayanty M. Husen 1), Paulina V. Y. Yamlean 1), Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Pasca Panen dan Teknologi Proses Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M Falles Raintung The 1), Hosea Jaya Edy 1), Hamidah Sri Supriati 2) 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas gel rambut dari ekstrak seledri dan minyak kemiri terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.) FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.) Ummu Arifah Zam Zam, Sutaryono, Yetti O.K INTISARI Strawberry (Fragaria Sp.) merupakan tumbuhan dari famili Rosaceae yang memiliki brerbagai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah 69 Lampiran 2. Gambar tumbuhan rimpang lengkuas merah a b Keterangan: a. Gambar tumbuhan lengkuas merah b. Gambar rimpang lengkuas merah 70 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30

Lebih terperinci

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO Ria Hervina Sari 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Erna Prihandiwati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan

Lebih terperinci

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI ABSTRAK

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI ABSTRAK FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI Hamdiyah Hamzah, Fatimawali, Paulina V. Y. Yamlean, Jeane Mongi

Lebih terperinci

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulation of Kokang (Lepisanthes amoena Leaves Extract in Anti-acne Gel Husnul Warnida 1, Yullia Sukawati 2 Akademi Farmasi

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PARAFFIN SOLID DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PARAFFIN SOLID DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PARAFFIN SOLID DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM EKSTRAK ETANOLIK DAUN BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.)

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM EKSTRAK ETANOLIK DAUN BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.) FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM EKSTRAK ETANOLIK DAUN BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.) FORMULATION AND STABILITY TEST OF THORNY SPINACH (Amaranthus spinosus L.) LEAVES ETHANOLIC EXTRACT CREAM Lina

Lebih terperinci

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM Stefanny Florencia Dewana 1, Sholichah Rohmani 2* 1,2 Program Studi D3 Farmasi, Fakultas

Lebih terperinci

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Analisis Fitokimia Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) Sampel buah mengkudu kering dan basah diuji dengan metoda fitokimia untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang 59 Lampiran 2. Gambar tanaman rimbang dan gambar makroskopik buah rimbang A Keterangan: A. Tanaman rimbang B. Buah rimbang B 60 Lampiran 3. Gambar serbuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin

Lebih terperinci

Penetapan Kadar Sari

Penetapan Kadar Sari I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : ointment, Coleus scutellarioides [L] Benth, Staphylococcus aureus, rabbit ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : ointment, Coleus scutellarioides [L] Benth, Staphylococcus aureus, rabbit ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth.) UNTUK PENGOBATAN LUKA YANG TERINFEKSI BAKTERI Staphylococcus aureus PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Prataya N.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim. PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim. II. DASAR TEORI Definisi sediaan krim : Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 2. Bunga lawang (Illicium verum. Hook.f.) Gambar 1. Simplisia kering bunga lawang Gambar 2. Serbuk simplisia bunga lawang Lampiran 3. Perhitungan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Surat keterangan sampel Lampiran 1. Surat keterangan sampel 44 Lampiran 2. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 46 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu Giring 47 Lampiran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn : Jurnal Para Pemikir Volume 6 mor 2 Juni 2017 p-issn : 2089-5313 UJI SIFAT FISIKTABLETHISAP KOMBINASI EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol Lampiran 2. Karakteristik Tanaman Jengkol A B Lampiran 2. (lanjutan) C Keterangan : A. Tanaman Jengkol B. Kulit Buah Jengkol C. Simplisia Kulit Buah Jengkol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode faktorial desain 2 faktor 2 level. Jumlah formula yang dibuat adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang Lampiran 2. Gambar 1. Hewan Teripang segar Gambar 2. Daging Teripang Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3. Simplisia Teripang Gambar 4. Serbuk simplisia Lampiran

Lebih terperinci

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL A. F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya ABSTRAK Temulawak ( Curcuma xanthoriza

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Selfie P.J. Ulaen, Yos Banne, Ririn A. Suatan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Abstrak : Temulawak

Lebih terperinci

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL A. Informasi Umum Sediaan Herbal Dalam buku ini yang dimaksud dengan Sediaan Herbal adalah sediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti infus, dekok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL PLIEK U SEBAGAI ANTIBAKTERI (Formulation of ointment of ethanol extract of Pliek U as antibacterial)

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL PLIEK U SEBAGAI ANTIBAKTERI (Formulation of ointment of ethanol extract of Pliek U as antibacterial) Formulasi Sediaan Saleb P-ISSN Ekstrak : 2527-3310 Pliek U... E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 103-108 FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL PLIEK U SEBAGAI

Lebih terperinci

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : Amanatus Sholihah M

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : Amanatus Sholihah M PENGARUH PENGGUNAAN TIPE BASIS SALEP HIDROKARBON DAN LARUT AIR TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir Lampiran 2. Morfologi Tanaman Kecipir Gambar 1. Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) Lampiran 2. (Lanjutan) A B Gambar 2. Makroskopik Daun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan sediaan yang digunakan di luar badan guna membersihkan, menambah daya tarik, dan memperbaiki bau badan tetapi tidak untuk mengobati penyakit (Tranggono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90 REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90 D. Elysa Putri Mambang Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Obat tradisional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. alternatif obat luka (Dalimartha, 2006). Luka topikal merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. alternatif obat luka (Dalimartha, 2006). Luka topikal merupakan keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengobatan suatu penyakit dengan menggunakan obat tradisional masih berlangsung pada zaman modern ini, salah satunya yaitu tanaman talas sebagai alternatif obat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu dengan mengenalisis aktivitas anti jamur ekstrak etanol daun ketepeng

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION Sri Rahayu* Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan *Corresponding author email: rahayu.dds15@gmail.com

Lebih terperinci

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu keadaan yang paling sering dialami oleh manusia adalah luka yang terjadi pada kulit dan menimbulkan trauma bagi penderitanya. Luka adalah kerusakan kontinuitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan uji daya hambat ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan jamur Botryodiplodia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN HAND SANITIZER KOMBINASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L) DAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix)

UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN HAND SANITIZER KOMBINASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L) DAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN HAND SANITIZER KOMBINASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L) DAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) Indri Kusuma Dewi, Bambang Yunianto Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA Helen Eliska Trianti Gurning 1), Adeanne C. Wullur 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinea atau dermatofitosis adalah nama sekelompok penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang tumbuh di lapisan

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Iskandar Soedirman, Ika Yuni Astuti, Kristanti

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Iskandar Soedirman, Ika Yuni Astuti, Kristanti PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK DAN IRITASI PRIMER EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb) Iskandar Soedirman, Ika Yuni Astuti, Kristanti Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test. B. Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI Oleh: MUCHAMMAD ZEIN ARIF K 100 120 033 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun segarkembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Keterangan :Gambar tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley)

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental 8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri

Lebih terperinci

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng 44 Tumbuhan ketepeng Daun ketepeng Lampiran 3.Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun ketepeng 45 Simplisia daun ketepeng Serbuk simplisia daun ketepeng Lampiran

Lebih terperinci

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) Lampiran 1 A Gambar 1. Tanaman ceplukan dan daun ceplukan B Keterangan A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) B : Daun ceplukan Lampiran 1 (Lanjutan) A B Gambar 2. Simplisia dan serbuk simplisia Keterangan

Lebih terperinci

UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON. Intisari

UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON. Intisari UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON Farida Rahmawati, Yetti O. K Intisari Telah dilakukan penelitian tentang uji kontrol kualitas salep getah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur

Lebih terperinci

PEMBUATAN SEDIAAN KRIM ANTIAKNE EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

PEMBUATAN SEDIAAN KRIM ANTIAKNE EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK PEMBUATAN SEDIAAN KRIM ANTIAKNE EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) * Boesro Soebagio, Sri Soeryati, Fauziah K. Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan sediaan krim

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI Oleh: DHANI DWI ASTUTI K 100080016 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Jln. Gajah Mada No. 34 Bandar Lampung, Lampung Jln. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, Lampung 35145

Jln. Gajah Mada No. 34 Bandar Lampung, Lampung Jln. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, Lampung 35145 UJI FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa L. Miers ) KOMBINASI ZEOLIT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Laila Susanti 1, Subur Widodo 1, Syaiful

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci, Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini 1 1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci