BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Yunarwi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawuntuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Yunarwi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawuntuk"

Transkripsi

1 10 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Sebelumnya 1. Yunarwi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawuntuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010 / Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa: penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/ Arvin: Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Mata Pelajaran IPA-Biologi Siswa Kelas I SMA Negeri 12 Makassar. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa: penerapan Model pembelajaran Jigsaw, yang dijalankan meningkatkan partisipasi kemampuan kognitif dan afektif siswa terhadap materi pelajaran IPA-Biologi. 2 Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran Jigsaw diatas memiliki perbedaan antara penelitian Yunarwi dengan penelitian Arvin. Perbedaannya tersebut terlihat dari permasalahan yang diteliti. Yunarwi meneliti tentang permasalahan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Sedangkan Arvin disini meneliti tentang 1 Lilin Yunarwi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010 / 2011,Skripsi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2011, t.d. 2 Siti Arvin, Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Mata Pelajaran IPA-Biologi Siswa Kelas I SMA Negeri 12 Makassar, Skripsi, Makassar:Universitas Veteran Republik Indonesia, 2012, t.d. 10

2 11 permasalahan partisipasi siswa dalam belajar Biologi dengan menggunakan model Jigsaw terhadap kemampuan kognitif dan afektifnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw pada Materi Protistaterhadap hasil Belajar Siswa. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada materi Protistadi Kelas X MA Hidayatullah Bahaur Hilir. Menggunakan model Pembelajaran Jigsaw diharapkan agar siswa lebih memahami pelajaran karena meraka dapat belajar sendiri dengan teman sejawat secara heterogen, selain itu juga diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar siswa yang sebelumnya masih banyak yang belum mencapai nilai KKM. B. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Model Pembelajaran Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. 3 Jadi model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Adapun Soekamto, dkk dalam bukunya Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang 3 Trianto, Mendesain Model, h 21.

3 12 melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak dalam buku Trianto bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem pengelolanya. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya. b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. 4 4 Ibid., h

4 13 2. Model Pembelajaran Jigsaw a. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Arti Jigsaw dalam bahasa inggris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. 5 Model pembelajaran Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie bahwa Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Melalui model pembelajaran Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompok lain. Lie dalam buku Rusman mengatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. 5 Rusman, Model-model, h. 217.

5 14 Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini memperoleh persentasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, disamping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain. Jhonson dan Jhonson melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap pengembangan anak. 6 Adapun kelebihan dari model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan hasil belajar 2. Meningkatkan daya ingat 3. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi 4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) 5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen 6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah 7. Meningkatkan sikap positif terhadap guru 8. Meningkatkan harga diri anak 9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif 10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong. 7 Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda, tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas 6 Ibid., h Nurhendaya dalam Cartono (edt.), Metode & Pendekatan dalam Pembelajaran Sains, Universitas Pendidikan Indonesia, 2007, h.219.

6 15 membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibagi ke kelompok asal yang disampaikan pada anggota kelompoknya. 8 Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. 9 b. Pembagian Jigsaw Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dan teman-teman di Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan 8 Rusman, Model-model, h Juanda, Efektivitas Pembelajaran, h

7 16 Bekerja dalam kelompok asal teman-teman di Universitas John Hopkins, sehingga model pembelajaran Jigsaw dibagi menjadi dua tipe yaitu: 1. Jigsaw Tipe I 2. Jigsaw Tipe II 10 Jigsaw yang dijadikan penelitian adalah Jigsaw tipe II, karena materi Protista ini tingkat kesulitan hampir sama antara subbab sehingga siswa dapat memilih sendiri topik yang akan dibahasnya. c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw Model pembelajaran Jigsawtipe II dikembangkan oleh Slavin, 11 dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooferatif Jigsaw II Slavin Fase Tingkah Laku Guru Tingkah Laku Siswa Mengarahkan siswa membentuk Membentuk kelompok asal (5-6 siswa kelompok asal (5-6 siswa heterogen). heterogen). Tiap kelompok diberi materi untuk membaca secara cepat. Bekerja dalam kelompok ahli Tiap anggota dibebaskan memilih satu topik/sub materi, Setiap anggota diberi lembar ahli sesuai sub topik masingmasing untuk mengerjakan dan mendiskusikan dalam kelompok ahli. Diperlukan untuk konsentrasi saat membaca, waktu tidak lebih dari 30 menit. Membentuk pimpinan diskusi dalam kelompok ahli (guru membebaskan pembentukan pemimpin diskusi). Meminta siswa menyiapkan materi untuk disampaikan kepada kelomok asal melalui diskusi dengan menggunakan 10 Trianto, Mendesain Model, h Ibid., h. 74. Siswa menerima materi untuk membaca secara cepat. Siswa memilih satu sub topik/sub materi mengerjakan sesuai lembar ahlinya dan nantinya akan menjadi ahli di bidangnya. Diperlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk mengerjakan. Pimpinan diskusi terbentuk oleh kelompok ahli. Dengan keahlian yang sama bertemu untuk berdiskusi merencanakan materi yang akan disampaikan dalam kelompok

8 17 Bekerja di dalam kelompok asal Evaluasi dan Review materi Recognisi tim lembar ahli Membimbing siswa dalam kelompok asal. Pengamatan proses diskusi, meminta kelompok asal untuk menyimpulkan Memberikan tes individu dan memberikan review materi Memberikan penghargaan melalui tim asal dipimpin oleh ketua. Saling bergantian mengajar teman satu kelompok. Menyimpulkan secara bersama-sama. Siswa mengerjakan tes individu dan memperhatikan review materi Siswa menerima penghargaan kelompok dan termotivasi bekerja. Sumber Salavin, Gambar 2.1 Gambar Ilustrasi Jigsaw Kelompok Asal Kelompok Ahli Sumber. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Pengertian Hasil Belajar Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

9 18 Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat pengembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat pengembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran. Dari sisi guru, hasil belajar adalah merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hal ini terkait dengan tujuan panggal-panggal pengajaran. Pada tujuan-tujuan instruksional khusus mata pelajaran di kelas, peran guru secara profesional bersifat otonom. 12 Benyamin Bloomdalam buku Nana Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar apabila dilihat dari segi kognitifya berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan ke empat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Seringkali disebut juga aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau 2006, h Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan, h NanaSudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,

10 19 mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya Pemahaman (comprehension) Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain Penerapan (application) Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru yang konkret. 4. Analisis (analysis) Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau kompenen-komponen pembentuknya Sintesis (synthesis) Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. 6. Penilaian (evaluation) Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pertanyaan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h Ibid., h Ibid., h

11 20 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan dua jenis yaitu: a. Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi faktor usia, kematangan, pengalaman, mental, minat, motivasi, dan kebiasaan belajar. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan siswayang meliputi lingkungan sekolah, masyarakat, kurikulum, bahanpengajaran, metode pengajaran, sarana, media, dan sumber belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut akan membantuseseorang dalam belajar jika bersifat mendukung proses belajar, sebaliknyajustru akan sebagai penghambat dalam belajar seandainya faktor tersebut tidak menunjang proses belajar. Untuk belajar dengan baik seseorang sangat memerlukan kondisi yang memungkinkan ia dapat melihat, mendengar dan melakukan proses belajar dengan baik serta dapat berkonsentrasi dengan baik untuk mengingat Materi Protista a. Ciri-ciri Umum Protista Kingdom Protista mencakup semua spesies uniselular eukariotik. Sebagian di antara organisme itu serupa dengan hewan (Protozoa), yang lainnya mirip dengan tumbuhan (Protista Alga), dan yang lainnya lagi menunjukkan ciri-ciri fungi. Sejumlah ahli taksonomi menyertakan 17 Ibid., h Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian, 2003, Jakarta: Reneka Cipta.

12 21 organisme-organisme yang membentuk koloni dan yang multiselular sederhana lainnya. 19 Sebagian besar dari sekitar spesies Protista yang diketahui hidup saat ini bersifat uniselular, tetapi ada beberapa yang bersifat multiselular. Karena sebagaian besar Protista bersifat uniselular, maka Protista dianggap sebagai organisme eukariotik yang paling sederhana. Tetapi pada tingkat selular, kebanyakan Protista luar biasa kompleksnya paling rumit di antara semua sel. Protista sangat beraneka garam dalam hal metabolisme, dan sebagai kelompok Protista merupakan organisme yang paling beraneka ragam dalam hal nutrisi di antara seluruh eukariota. Sebagian besar Protista memiliki metabolisme yang bersifat aerobik, yang menggunakan mitokondria untuk respirasi selularnya. Beberapa Protista adalah fotoautotrof dengan kloroplas, beberapa lagi adalah heterotrop yang menyerap molekul organik atau menelan partikel makanan yang lebih besar dan yang lainnya adalah mikrsotrof, dapat melakukan fotosentesis dan nutrisi heterotrofik (contohnya adalah Euglena). Reproduksi dan siklus hidup sangat bervariasi pada Protista. Pembelahan mitosis terjadi pada sebagian besar Protista, tetapi terdapat banyak variasi dalam proses yang belum diketahui pada eukariota lainnya. Beberapa Protista secara eksklusif adalah aseksual yang lain juga dapat bereproduksi secara seksual atau paling tidak menggunakan 19 George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum s Outlines Biologi Edisi Kedua. Alih Bahasa Damaring Tias, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 318.

13 22 proses seksual meiosis dan singami (syngamy) (penyatuan dua gamet), yaitu dengan mempertukarkan gen-gen di antara dua individu yang kemudian akan meneruskan reproduksi secara seksual. Pada satu waktu dalam siklus hidupnya kebanyakan Protista membentuk sel resisten yang disebut sista yang dapat bertahan pada keadaan yang sulit. Protista ditemukan hampir di setiap tempat di mana terdapat air. Protista pada umumnya menempati tanah yang basah, sampah, dedaunan dan habitat darat lainnya yang cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau, banyak Protista menempati bagian dasar, menempelkan dirinya pada batu dan tempat bersauh lainnya, atau merayap melalui pasir dan endapan lumpur. Protista juga merupakan bahan penyusun penting plankton yaitu komunitas organisme yang sebagian besar bersifat mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara lemah sekitar permukaan air. Sebagai suatu kelompok besar autotorof, alga eukariotik secara ekologis sangat penting. Selain Protista yang hidup bebas, ada banyak simbion yang menempati cairan tubuh, jaringan atau sel-sel inang. Hubungan simbiotik ini merupakan satu rangkaian yang terentang dari hubungan yang bersifat mutualisme hingga yang bersifat parasitisme. Beberapa Protista parasitik merupakan patogen penting pada hewan, termasuk yang menyebabkan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada manusia Campbell Reece-Mitchell, Biologi Edisi Kelima-Jilid 2. Jakarta: Erlangga, H. 125-

14 23 b. Protista Mirip Hewan (Protozoa) Gambar 2.2 Spesies-spesies Protozoa Flagellata Rhizopoda Ciliata Sporozoa ( online ) Protozoa adalah organisme-organisme heterorofik yang ditemukan di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagian Protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasit menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. 21 Protozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tubuh tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa mikron sampai bebrapa milimeter, jadi umumnya bersifat mikroskofis. 2) Umumnya hidup secara indivual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni, ada yang hidup bebas di dalam air, komensal dan ada pula yang bersifat parasit pada hewan lain. 3) Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang mengadakan konjugasi, dan ada pula yang membentuk spora 21 George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum s Outlines Biologi, h. 138

15 24 4) Makanannya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa organisme. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik, holofitik, dan holozoik. 5) Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagela, silia, atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak. 22 Protista mirip hewan (Protozoa) terbagi menjadi 4 divisi yaitu flagellata, Rhizopoda, Ciliata dan Sprozoa. 1) Flagellata Flagellata merupakan Protozoa yang paling primitif. Ciri khasnya adalah keberadaan satu atau lebih flagela, yang merupakan organel motilitas utamanya. Flagela-flagela itu yang tidak seperti flagela yang berputar milik bakteri memiliki karakteristik substruktur mikrotubular 9+2 yang ditemukan pada silia dan flagela hewan-hewan multiselular. Flagellata biasanya tidak memiliki dinding sel, sehingga memungkinkan pergerakan seperti gelombang pada tubuh sel beberapa spesies. 23 Sistematika molekuler menyatakan bahwa Flagellata memiliki dua kelompok yang disebut Euglenoid dan Kinetoplstida. Euglenoid dicirikan dengan adanya suatu kantong anterior atau ruang tempat munculnya satu atau dua flagela. Euglena utamanya bersifat autotorof, akan tetapi banyak di antara Euglena bersifat miksotrofik atau 22 Yusuf Kastawi, dkk, Zoologi Avertebrata, Malang: IKIP Malang, 2005, h George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum s Outlines Biologi, h. 138

16 25 heterotrofik yaitu menyerap molekul organik dari lingkungannya dan menelan mangsanya melalui fagositosis. Kinetoplastida memiliki sebuah mitokondria besar yang berhubungan dengan suatu organel unik, kinetoplas yang menyimpandna ekstranukleus. Kinetoplastida bersimbiosis dan beberapa diantaranya bersifat patogen bagi inangnya. 24 2) Rhizopoda Rhizopoda yang lebih sering disebut dengan Amoeba, semuanya uniselular dan menggunakan pseudopodia untuk bergerak dan makan. Ketika Amoeba bergerak, Amoeba akan menjulurkan pseudopodia dan mengaitkan ujungnya dan kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia (Rhizopoda artinya kaki yang mirip akar ). Sitoskeleton yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen, berfungsi dalam pergerakan amoeboid. Aktivitas pseudopodia terlihat kacau, akan tetapi sesungguhnya Amoeba menunjukkan pergerakan yang terarah ketika mereka merayap menuju suatu sumber makanan. Beberapa Amoeba hidup di dalam suatu cangkang protein yang mereka sekresikan sendiri. Pseudopodia menjulur keluar melalui suatu lubang yang terdapat pada cangkang, yang pada beberapa spesies dilapisi dengan butiran pasir halus. 24 Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h

17 26 Organisme ini bereproduksi secara aseksual melalui berbagai mekanisme pembelahan sel. benang spindel terbentuk tetapi tahapan yang tipikal pada pembelahan mitosis tidak tampak pada Amoeba. Amoeba hidup di lingkungan air tawar maupun air laut dan juga sangat banyak terdapat pada tanah. Kebanyakan Amoeba hidup bebas, akan tetapi beberapa diantaranya merupakan parasit yang penting. 25 3) Ciliata Sebuah kelompok yang terdiri atas Protista yang beraneka ragam yang umum disebut Ciliata dicirikan oleh penggunaan silia untuk bergerak dan mencari makan. Sebagian besar Ciliata hidup sebagai sel soliter dalam air tawar. Beda jauh dengan sebagian besar flagela, silia relatif lebih pendek. Cilia berasosiasi dengan suatu sistem submembran mikrotubul yang dapat mengkoordinasikan pergerakan ribuan silia. Pengelompokan sitoskeleton dan komponen lainnya dalam korteks sel (lapisan luar sitoplasma) juga memberikan informasi yang mengatur silia dalam pola yang spesifik selama sel itu tumbuh. Beberapa Ciliata seluruhnya ditutupi oleh barisan silia, sementara yang lainnya memiliki silia yang berkelompok membentuk lebih sedikit barisan atau membentuk berkas. Beberapa spesies misalnya bergerak dengan menggunakan struktur yang menyerupai kaki yang dibentuk dari pengikatan banyak silia. Organisme lain, 25 Ibid., h. 136.

18 27 seperti Stentor memiliki barisan silia yang rapat yang secara bersamasama berfungsi sebagai lokomotor membranel. Ciliata umumnya bereproduksi melalui pembelahan biner. Makronukleus memanjang dan kemudian membelah (memisah) selama pembelahan biner, dan tidak melakukan pembelahan mitosis. Beberapa spesies Paramecium memiliki 1-80 bentuk mikronukleus yang tidak berfungsi dalam pembelahan, pemeliharaan dan reproduksi aseksual, tetapi diperlukan untuk proses seksual yang menghasilkan keragaman genetik. 26 4) Sporozoa Sporozoa adalah parasit pada hewan. Bahkan beberapa di antaranya menyebabkan penyakit serius pada manusia. Parasit itu tersebar sebagai sel infeksi yang sangat kecil yang disebut sporozoit. Sebagian besar Sporozoa memiliki siklus hidup yang rumit dengan tahapan seksual dan aseksual, dan siklus ini sering kali memerlukan dua atau lebih spesies inang yang berbeda untuk menyelesaikan siklus tersebut. Plasmodium, parasit yang menyebabkan malaria. Plasmodium adalah parasit yang sangat licin, Plasmodium menghabiskan sebagian besar waktunya dalam hati manusia dan sel darah Ibid., Ibid., h. 133.

19 28 c. Protista Mirip Tumbuhan Gambar 2.3 Spesies-spesies protista mirip tumbuhan Chlorophyta Euglenophyta Pyrrophyta Crysophyta ( Online ) Ada lebih dari spesies Protista serupa tumbuhan yang dibagi-bagi lagi menjadi beberapa divisi, yaitu Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta dan Crysophyta. 1) Chlorophyta (Alga Hijau) Alga Chlorophyta termasuk organisme Protista, karena mempunyai nukleus sejati dengan nukleolus. Anggota divisi Chlorophyta adalah paling besar di antara divisi Alga lain, dan 90%anggotanya hidup di air tawar. Anggota divisi Chlorophyta semuanya memiliki plastida, yaitu organel kloroplas. Pigmen klorofil terdapat dalam jumlah paling banyak dibanding pigmen fotosintetik yang lainnya, sehingga menyebabkan talus Alga. Chlorophyta berwarna hijau. Semua pigmen fotosintetik terdapat dalam kloroplas.

20 29 Ciri-ciri Alga divisi Chlorophyta adalah pigmen fotosintetik berupa klorofil a, klorofil b, karoten, dan xantofil. Makanan cadangan berupa pati. Dinding sel komposisinya adalah selulosa dan pektin. Kloroplas memiliki pirenoid yang berperan dalam pembentukan dan penyimpanan zat pati sebagai hasil proses fotosintesis. Bentuk kloroplas merupakan ciri khas untuk marga tertentu. Misalnya Spirogyra memiliki kloroplas berbentuk pita spiral, Zygnema bentuk kloroplasnya serupa bintang yang berjumlah dua buah, dan Chlorella kloroplasnya berbentuk serupa mangkuk. Pada beberapa anggota Chlorophyta yang mampu bergerak biasanya mempunyai stigma (bintik mata). Stigma ini sangat peka terhadap cahaya, dan kemungkinan fungsinya untuk koordinasi pergerakan flagel. Reproduksi pada Alga Chlorophyta dapat terjadi secara aseksual (pembentukan zoospora, aplanospora, pembelahan sel, fragmentasi talus dan pertunasan) dan secara seksual (isogami, anisogami dan oogami). 28 2) Euglenophyta (Alga Berflagel) Alga Euglenophyta merupakan satu kelompok alga yang hampir semua anggotanya merupakan organisme uniselular yang memiliki inti sel jelas. Talus berbentuk seperti tabung lanset atau bentuk oval memanjang, tidak memiliki dinding sel, memiliki flagel yang 28 Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, Palangka Raya: UNPAR, 2010, h. 11.

21 30 berjumlah satu, dua, atau tiga sehingga bergerak bebas. Sebagian Euglenophyta memiliki bintik mata (stigma) yang peka terhadap cahaya dan cara makannya seperti Amoeba (heterotropik). Pada beberapa maga diketahui sel vegetatifnya dibungkus oleh seludang kuar yang dinamakan lorika. Lorika tidak mengandung selulosa, tetapi gelatin. Talus berwarna hijau, karena adanya plastida yang berupa kloroplas dan cadangan makanan yang berupa paramilum. Adanya kloroplas ini menunjukkan kemampuan organisme ini melakukan fotosintesis untuk membentuk makanan sendiri (autotorof). Ciri-ciri alga Euglenophyta adalah pigmen fotosintetik berupa klorofil a, klorofil b, karotin, dan xantofil. Makanan cadangan berupa paramilum dan lemak. Reproduksi secara aseksual melalui pembelahan diri. Habitat hidupnya di air tawar, dan sebagian kecil di laut, contohnya Euglena, Colacium, Trachelomonas, dan Chlorogonium. 29 3) Pyrrohyta (Dinoflagellata) Divisi ini nyaris seluruhnya terdiri atas bentuk-bentuk uniselular yang hidup di laut dan dikenal sebagai Dinoflagellata.Dinoflagellata biasanya memiliki sepasang flagela, yang terletak di sepanjang lekukan-lekukan berseberangan di dinding selnya yang tebal. Susunan tersebut menyebabkan gerakan berputar pada kebanyakan bentuk yang 29 Ibid., h

22 31 menyebabkan organisme-organisme itu diberi nama Dinoflagellata (kata Yunani dinos berarti berputar ). Plastida cokelat yang ada pada organisme-organisme fotosintetik mengandung klorofil a dan c serta berbagai karotenoid, pati dihasilkan sebagai molekul penyimpanan makanan dan dinding-dinding selnya terbuat dari selulosa. Membran nukleus Dinoflagellata terdiri atas sebuah lapisan tunggal pada semua eukariota lainnya, selubung nukleus terdiri atas dua membran. Saat mitosis, membran nukleus tetap utuh, dan pembagian sel yang terjadi mengingatkan pada pembelahan sel bakteri. Kromosom-kromosom besar yang mudah diwarnai terus berada dalam keadaan terkondensasi dan tidak terurai menjadi granula-granula kromatin. Lebih lanjut kromosom-kromosom yang menonjol itu melekat di daerah-daerah spesifik di membran nukleus dengan cara yang analog dengan perlekatan kromosom bakteri ke membran plasmanya. 4) Crysophyta (Alga kuning dan Diatom) Divisi Protista alga ini terdiri atas Diatom (yang paling banyak), alga emas cokelat (tidak begitu banyak) dan alga kuning hijau yang telatif sedikit. Sejumlah ahli fikologi (cabang biologi yang mempelajari alga) menempatkan Diatom dalam sebuah filum terpisah yaitu Bacillariophyta. Semua anggota kelompok tersebut mengandung klorofil a dan c dalam plastidanya, menghasilkan karotenoid kuningcokelat (fukosantin) yang menyebabkan sel-selnya memiliki warna

23 32 cokelat yang khas. Selain itu, Crysophyta menyimpan makanannya sebagai lemak, minyak, dan suatu polisakarida unik yang disebut laminarin. Dinding-dindingnya mengandung silika terhidrasi, dan bukannya selulosa. 30 Talus uniselular paling banyak terdapat pada kelompok Diatom, bentuknya ada yang serupa cakram, mangkuk, ataupun batang. Talus uniselular dapat membentuk koloni. Talus uniselular ada yang memiliki 1 flagel dan 2 flagel yang tidak sama panjang. Oleh karena itu talus uniselular umumnya mampu bergerak bebas. Reproduksi pada alga Crysophyta dapat terjadi secara aseksual dan seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contoh alga Crysophyta adalah Dinobryon, Synura, Botrydium, Vaucheria, Pinnulairia, Navicula, Cymbella, Diatoma, Asterionella dan Fragilaria. 31 d. Protista Mirip Jamur Gambar 2.4 Spesies-spesies Protista mirip jamur Jamur Lendir Jamur Air ( onliene ) 30 George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum s Outlines Biologi, h Akhmadi, Bahan Ajar, h

24 33 Protista dalam golongan ini terjadi atas dua kelompok yaitu jamur lendir dan jamur air. 1) Jamur lendir Jamur Lendir terbagi menjadi dua yaitu Jamur Lendir Plasmodium (Myxomycota) dan Jamur Lendir Selular (Acrasiomycota). Jamur Lendir Plasmodial lebih menarik dibandingkan dengan namanya. Banyak di antara spesies ini berpigmen terang umumnya berwarna kuning atau oranye tetapi semuanya adalah heterotrofik. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidupnya merupakan suatu masa amoeboid yang disebut plasmodium, yang dapat tumbuh hingga diameternya mencapai beberapa cm. Berukuran besar plasmodium tidaklah multiselular, plasmodium adalah suatu masa tunggal sitoplasma yang tidak dibagi oleh membran dan mendukung banyak nukleus. Pada sebagian besar spesies nukleus plasmodium adalah diploid dan pembelahannya sinkron dengan masing-masing dari ribuan nukleus melalui setiap tahapan mitosis pada saat yang bersamaan. Karena karakteristik ini jamur lendir plasmodial digunakan untuk mempelajari rincian molekuler pembelahan mitosis. Di dalam saluran halus plasmodium, aliran sitoplasma pada awalnya satu arah, kemudian ke arah lainnya, mengalir bergetar dengan sangat cantik. Aliran sitoplasma tersebut sesungguhnya membantu menyebarkan makanan dan oksigen. Plasmodium menelan

25 34 partikel makanan melalui fagositosis, sambil tumbuh dengan cara menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, busukan daundaunan, atau kayu yang membusuk. Jika habitat suatu jamur lendir mulai mengering atau tidak ada makanan yang tersisa plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi suatu tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam reproduksi seksual. 32 Jamur lendir selular menimbulkan pertanyaan semantik mengenai apa artinya menjadi suatu organisme individual. Meskipun tahapan makan dalam siklus hidup terdiri atas sel-sel soliter yang berfungsi secara individual, ketika makanan habis sel-sel tersebut akan membentuk suatu agregat yang berfungsi sebagai suatu unit. Meskipun massa sel itu mirip dengan jamur lendir seluler mempertahankan identitasnya dan tetap terpisah oleh membrannya. Jamur lendir selular juga berbeda dari jamur lendir plasmodial karena jamur lendir selular merupakan organisme haploid (hanya zigot saja yang diploid) sedangkan kondisi diploid dominan dalam siklus hidup sebagian besar jamur lendir plasmodial. Jamur lendir selular memiliki tubuh buah yang berfungsi dalam reproduksi aseksual. Selain itu sebagian besar jamur lendir selular tidak memiliki tahapan berflagela Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h Ibid., h. 140.

26 35 2) Jamur air(oomycota) Oomycota adalah jamur air, kerak putih dan jamur berbulu halus, semuanya merupakan contoh stramenopila heterotrofik yang tidak memiliki kloroplas. Beberapa di antara organisme ini adalah uniselular, organisme lainnya terdiri dari hifa senositik (filamen halus bercabang). Hifa dalam kelompok ini analog dengan filamen bercabang (yang juga disebut hifa) pada fungi sejati. Namun demikian jamur air dan kerabatnya secara khas memiliki dinding yang terbuat dari selulosa, sementara dinding fungi sejati terbuat dari polisakarida lain, kitin. Kondisi diploid, yang berkurang pada fungi sejati, masih tetap ada pada siklus hidup sebagian besar anggota Oomycota. Sel biflagelata terjadi pada siklus hidup Oomycota, sedangkan hampir semua fungi sejati tidak memiliki flagela. Oomycota berarti fungi telur, istilah yang merujuk pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Suatu sel telur yang relatif besar dibuahi oleh nukleus sperma yang lebih kecil, yang membentuk suatu zigot yang resisten. Sebagian besar jamur air merupakan pengurai yang tumbuh sebagai kumpulan serupa kapas pada alga dan hewan yang mati, terutama di air tawar. Oomycota merupakan pengurai yang penting dalam ekosistem air. Terdapat juga jamur air parasitik, seperti yang tumbuh pada sisik dan insang ikan di kolam atau akuarium, tetapi mereka umumnya hanya menyerang jaringan yang terluka.

27 36 Kerak putih dan jamur yang berbulu halus umumnya hidup di tanah sebagai parasit pada tumbuhan. Karak putih dan jamur berbulu halus tersebar terutama melalui spora yang terbawa oleh angin, tetapi mereka juga membentuk zoospora berflagela pada beberapa waktu selama siklus hidupnya. Salah satu patogen tumbuhan yang sangat merugikan adalah jamur berbulu halus yang melanda ladang anggur di Prancis pada tahun 1870 an dan suatu spesies Oomycota yang menyebabkan kerusakan kentang, yang menyebabkan kelaparan di Irlandia pada abad ke e. Peranan Protista bagi Kehidupan Protista memiliki peranan tersendiri bagi kehidupan, ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah pada Q.S Ali Imran ayat 191 di bawah ini. Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. 35 Ayat ini menjelaskan sebagian dari ciri-ciri siapa yang dinamai Ulul Albab, mereka adalah orang-orang baik laki-laki maupun perempuan, yang terus menerus mengingat Allah, dengan ucapan dan 34 Ibid., h Ali Imran [3] :191.

28 37 atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi saat bekerja atau beristirahat, sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, atau bagaimanapun dan mereka memikirkan tentang penciptaan yakni kejadian dan sistem kerja langit dan bumi dan setelah itu berkata sebagai kesimpulan: Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia, tanpa tujuan yang hak. Apa yang kami alami, atau lihat atau dengar dari keburukan atau kekurangan. Maha suci Engkau dari semua itu. Itu adalah ulah atau dosa dan kekurangan kami yang dapat menjerumuskan kami ke dalam siksa nereka. Karena Tuhan kami, kami tahu dan yakin benar bahwa sesungguhnya siapa yang engkau masukkan ke dalam neraka maka sungguh telah Engkau hinakan dia denagn mempermalukannya di hari kemudian sebagai seorang yang dzalim serta menyiksanya dengan siksa yang pedih. Penggalan ayat di atas yang artinya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia bahwa ia adalah kesimpulan upaya dzikir dan fikir. Bisa juga dipahami zikir dan pikir itu mereka lakukan sambil membayangkan dalam benak mereka bahwa alam raya tidak diciptakan Allah sia-sia. Kalimat Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-siatersebut sebagai hasil zikir dan fikir. Dengan demikian ia dapat dihadang oleh keberatan di atas. Di sisi lain hasil itu akan sangat serasi dengan permohonan mereka selanjutnya. Yakni karena semua makhluk tidak diciptakan sia-sia, karena ada makluk yang baik dan yang jahat, ada

29 38 yang durhaka dan ada pula yang taat, ada yang bermanfaat untuk makhluk lain ada yang justru merugikan makhluk lain, namun disini lah kita sebagai manusia di suruh untuk berfikir agar tidak salah mengambil keputusan. 36 Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa kita sebagai orang beriman diwajibkan untuk melihat ciptaan-ciptaan Allah di muka bumi ini baik di langit maupun di bumi, yang dapat dilihat dengan kasat mata atau pun tidak, semua itu diciptakan Allah tidak ada satu pun yang siasia. Seperti halnya Protista walaupun makhuk ini sangat kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata harus menggunakan alat bantu namun protista memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan ini. 1) Peranan Protista Mirip Hewan bagi Kehidupan Trypanosoma adalah Flagellata yang menyebabkan penyakit tidur Afrika, suatu penyakit manusia yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. 37 Sedangkan Malaria yang disebabkan oleh parasit Sporozoa plasmodium, barangkali merupakan penyakit menular yang paling tersebar luas. Malaria dapat pada akhirnya membunuh atau menghancurkan separuh populasi manusia, terutama di daerah-daerah tropis. Meskipun Plasmodium adalah agen infeksi penyakit itu yang sebenarnya, nyamuk adalah faktor yang menyebarkan Sporozoa dari satu inang ke inang lainnya M Quraish Shehab, Tafsir Al-Misbah Pesan, kesan, dan Keserasian Al-Qur an Volume 2. Jakarta:Lentera Hati, Hal Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum s Outlines Biologi, h. 319.

30 39 Entamoeba histolytica adalah Rhizopoda parasit yang sangat penting karena dapat menyebabkan disentri amoeboik pada manusia. Organisme-organisme tersebut menyebar melalui makanan, air minum atau peralatan makan yang terkontamunasi. 39 Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya adalah Balantidium coli, Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare. 40 2) Peranan Protista Mirip Tumbuhan bagi Kehidupan Alga Hijau penting sebagai sumber makanan bagi banyak Protozoa dan hewan air. Chlorella uniselular banyak diteliti ahli biologi, baik sebagai organisme yang penuh dengan rincian fotosintesis maupun kemungkinan sebagai sumber makanan di daerah yang tidak sesuai untuk pertanian konvensional. Bila persediaan air di pupuk dengan fosfat dan nitrat (misalnya dari limbah), maka Alga Hijau air tawar seringkali membentuk kembangan Alga yang luas sekali Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h Diah Aryulina, dkk, Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2007, h John W. Kimball, Biologi Jilid 3 Edisi Kelima,alih bahasa Siti Soetratmi dan Nawangsari Sugiri, Jakarta: Erlangga, 1983, h. 868

31 40 Dinoflagellata yang hidup di air laut dikenal sebagai produsen utama fikoplankton laut. 42 Sedangkan alga Crysophyta merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut. Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuatan saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam. 43 3) Perenan Protista Mirip Jamur bagi Kehidupan Phytophthora infestans adalah Oomycota yang menyebabkan penyakit late blight pada kentang. Pythium sp. adalah Oomycota yang tumbuh saprofit di tanah, menyebabkan penyakit rebah pada biji yang berkecambah, jamur ini menyebar dengan cepat di rumah kaca yang kondisinya lembab. Downy mildew dapat dikenali dengan timbulnya semacam tepung di permukaan daun. Jamur air ini menyerang tanaman pengan, seperti kentang, anggur, dan tanaman merambat lainnya. 44 Materi Protista ini akan diajarkan dengan model pembelajaran jigsaw selama 6x45 menit selama dua kali pertemuan, yang mana dalam sekali pertemuan terdiri atas 3x45 menit. Pertemuan pertama akan membahas tentang protista mirip hewan yang terdiri atas Rhizopoda, Flagellata, Ciliata dan Sporozoa serta salah satu Protista 42 Diah Aryulina, dkk, Biologi 1 SMA, h Pratiwi dkk. Biologi, h Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 62.

32 41 mirip jamur yaitu Jamur lendir, sedangkan pertemuan kedua akan membahas tentang Protista mirip jamur yang terdiri atas Jamur air, dan Protista mirip tumbuhan yang terdiri atas Chlorophyta, Pyrrophyta, Euglenophyta dan Crysophyta. C. Kerangka Pikir Peneliti Siswa kelas X MA Hidayatullah sulit menerima mata pelajaran Biologi khususnya Protista, karena materi ini sulit dipahami dan banyak nama latin yang sulit untuk diingat, selain itu guru yang mengajar Biologi juga pada saat belajar hanya menggunakan metode caramah dan tanya jawab sehingga tidak ada variasi pada saat pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat pada saat belajar akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. Diperlukan model pembelajaran yang berbeda dari yang biasa guru gunakan agar hasil belajar dapat lebih baik, disini peneliti ingin mencoba menggunakan model pembelajarn Jigsaw, dimana dalam model pembelajaran Jigsaw ini siswa akan dibagi dalam dua kali pengelompokan yaitu kelompok asli dan ahli, yang mana dengan model pembelajaran ini diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

33 42 Adapun kerangka pikir peneliti dapat dilihat pada bagan dibawah ini. Tabel 2.2 Kerangka Pikir Peneliti Materi Protista sulit dipahami siswa dan banyak terdapat nama latin yang susah diingat metode pembelajaran tidak bervariasi Siswa bosan dan tidak bersemangat untuk belajar Hasil belajar rendah Perlu model pembelajaran berbeda Model pembelajaran Jigsaw Kelompok asli Kelompok ahli Hasil belajar meningkat

34 43 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Model pembelajaran Jigsawyang diterapkan padamateri Protista di kelas X MA Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2013/2014 akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada segi kognitif. 1. Ha : Ada pengaruh model pembelajaran Jigsaw Tipe II pada materi Protista terhadap hasil belajar siswa di kelas X MA (Madrasah Aliyah) Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2013/ H 0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Jigsaw Tipe II pada materi Protista terhadap hasil belajar siswa di kelas X MA Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2013/ Pasangan hipotesisnya; Ha : μ1 >μ2 Ho : μ1 μ2 45 μ1 = kelas eksprimen μ2 = kelas kontrol 45 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007, h. 231

KINGDOM PROTISTA. Dyah Ayu Widyastuti

KINGDOM PROTISTA. Dyah Ayu Widyastuti KINGDOM PROTISTA Dyah Ayu Widyastuti Tree of Life Three-domain tree of life based on small subunit rrna sequences (modified from N. R Pace, ASM News 62: 464, 1996) Protista Salah satu Kingdom dalam klasifikasi

Lebih terperinci

Sf. Eko Yulianto, S. Si. Edisi : Protista. Kelas X. Disusun oleh : Protista. PanduanBelajar Siswa

Sf. Eko Yulianto, S. Si. Edisi : Protista. Kelas X. Disusun oleh : Protista. PanduanBelajar Siswa P B S PanduanBelajar Siswa Edisi : Protista Kelas X Disusun oleh : Sf. Eko Yulianto, S. Si 2013 http://konsepbiologi.wordpress.com Sf. Eko Yulianto, S. Si 1 Apa itu Protista? Lengkapi tugas ini untuk memahami

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTISTA

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTISTA LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTISTA Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi SD Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd Kelas/Smt : 6 IPA-3 / PGSD Kelompok : 2 Cici Royani

Lebih terperinci

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : 1503646 Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, fungi, algae dan virus! Ciri-ciri -Memiliki sifat antara benda mati dan benda

Lebih terperinci

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga termasuk golongan tumbuhan berklorofil tubuh disebut talus yaitu tidak punya akar, batang dan daun. Alga dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah karena

Lebih terperinci

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 13 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: MIKROORGANISME Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Pendahuluan Mikroorganisme, atau mikroba, adalah makhluk hidup

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK FAKULTAS TARBIYAH

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK FAKULTAS TARBIYAH UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014-2015 FAKULTAS TARBIYAH Mata Kuliah Semester/ Jurusan Nama/NIM Kelas : Evaluasi Pembelajaran Biologi : VI / IPA Biologi : Ahmad Rifai/14121620633 : C Hari/Tanggal

Lebih terperinci

PROTOZOA. Otot-rangka. Pencernaan. Saraf. Sirkulasi. Respirasi. Reproduksi. Ekskresi

PROTOZOA. Otot-rangka. Pencernaan. Saraf. Sirkulasi. Respirasi. Reproduksi. Ekskresi PROTOZOA Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme

Lebih terperinci

PROTISTA a. Protista Mirip Tumbuhan 1. Diatomae 2. Dinoflagellata. 3. Euglenoid b. Protista Mirip Hewan

PROTISTA a. Protista Mirip Tumbuhan 1. Diatomae 2. Dinoflagellata. 3. Euglenoid b. Protista Mirip Hewan PROTISTA PROTISTA Protista adalah organisme prokaritik yang paling sederhana, uniseluler, beberapa berkoloni dan multiseluler.. Kebanyakan berkembangbiak secara aseksual melalui pembelahan sel, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizhopoda merupakan satu kelas dari lima pembagian kelas yang termasuk dalam protozhoa. Ukuran protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron(µm) dan ada yang

Lebih terperinci

Protozoologi I M A Y U D H A P E R W I R A

Protozoologi I M A Y U D H A P E R W I R A Protozoologi I M A Y U D H A P E R W I R A Protozoologi merupakan cabang biologi (dan mikrobiologi) yang mengkhususkan diri dalam mempelajari kehidupan dan klasifikasi Protozoa. Secara klasik, objek pengkajiannya

Lebih terperinci

DI SUSUN OLEH. KELOMPOK : II Anggota : 1. Nurhaliza ( ) 2. Nevri Isnaliza ( ) 3. Siti wardana ( )

DI SUSUN OLEH. KELOMPOK : II Anggota : 1. Nurhaliza ( ) 2. Nevri Isnaliza ( ) 3. Siti wardana ( ) DI SUSUN OLEH KELOMPOK : II Anggota : 1. Nurhaliza (0806103050078) 2. Nevri Isnaliza (0806103010039) 3. Siti wardana (0806103010061) Ciliata (Ciliophora) 1. Silia berfungsi sebagai alat gerak dan membantu

Lebih terperinci

KELOMPOK G EUKARYOTA. Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar

KELOMPOK G EUKARYOTA. Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar KELOMPOK G EUKARYOTA Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar 1. Pengertian Sel yang mempunyai struktur yang kompleks. Inti dan

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI BAKTERI

MIKROBIOLOGI BAKTERI 1 MIKROBIOLOGI BAKTERI (Nurwahyuni Isnaini) Tugas I Disusun untuk memenuhi tugas brosing artikel webpage Oleh RIZKA RAMADHANTY NIM:G0C015080 PRORAM DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG HASIL BELAJAR, KONSEP PROTISTA MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD

BAB II TINJAUAN TENTANG HASIL BELAJAR, KONSEP PROTISTA MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD BAB II TINJAUAN TENTANG HASIL BELAJAR, KONSEP PROTISTA MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

Lebih terperinci

BAB 5. P R O T I S T A. Oleh : Dwi Putri Pasinggi, S.Pd

BAB 5. P R O T I S T A. Oleh : Dwi Putri Pasinggi, S.Pd ` YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id BAB

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa

Lebih terperinci

By : Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta. october

By : Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta. october By : Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta october 2014 1 Ciri-Ciri 1. Eukariot 2. Uniseluler atau Multiseluler sederhana 3. Organisme mikroskopik sampai makroskopik 4. Autotrof atau heterotrof dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Protozoa merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Protozoa merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Protozoa 1. Pengertian Protozoa Protozoa merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit diare, manusia yang terinfeksi oleh protozoa biasanya dapat

Lebih terperinci

Protozoa I M A Y U D H A P E R W I R A

Protozoa I M A Y U D H A P E R W I R A Protozoa I M A Y U D H A P E R W I R A Karakteristik Protozoa Protozoa: proto (Yunani) artinya pertama dikombinasikan dengan zoa (Yunani) artinya hewan, jadi protozoa adalah nama untuk hewanhewan yang

Lebih terperinci

PROTISTA. By: Makhrus Aly Smanpaba

PROTISTA. By: Makhrus Aly Smanpaba PROTISTA By: Makhrus Aly Smanpaba Indikator Pembelajaran Setelah proses pembelajaran ini selesai di bahas, diharapkan siswa dapat : 1. Membedakan ciri bakteri (Monera) dengan Protista yang termasuk dalam

Lebih terperinci

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Diameter Sel prokariotik 0,2-2.0 µm Diameter Sel prokariotik 10-100 µm Inti Sel Organel terbungkus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK EDITOR : VENNA AGATHA DESTRIANASARI NIM : G1C015011 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. IMA YUDHA PERWIRA Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur, banyak orang juga menyebut cendawan. Fungi adalah nama regnum/kingdom dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR, BAHAN AJAR ATLAS BIOLOGI, PROTISTA

BAB II HASIL BELAJAR, BAHAN AJAR ATLAS BIOLOGI, PROTISTA BAB II HASIL BELAJAR, BAHAN AJAR ATLAS BIOLOGI, PROTISTA A. Pengertian Belajar Belajar memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Belajar memiliki sifat yang fundamental dalam persaingan dunia globalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kelompok ataupun individual, proses dan kegiatan belajarnyanya tidak dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS. kelompok ataupun individual, proses dan kegiatan belajarnyanya tidak dapat 16 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Definisi Individu Siswa atau peserta didik yang melakukan kegiatan belajar atau mengikuti proses pendidikan, adalah individu. Baik dalam kegiatan klasikal,

Lebih terperinci

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI BAB 8 FUNGI A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan. Namun demikian fungi

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 120 Menit Kelas/Program : X Bentuk : PG dan Essay Semester : 1 Jumlah : 30 PG dan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Struktur sel tumbuhan dan hewan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian belajar menurut (W. Gulo, 2002, hal.23) adalah suatu proses yang

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian belajar menurut (W. Gulo, 2002, hal.23) adalah suatu proses yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian belajar Pengertian belajar menurut (W. Gulo, 2002, hal.23) adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya,

Lebih terperinci

Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop.

Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : sel = kotak-kotak kosong, stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop. BIOLOGI Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop. disimpulkan : sel t.d kesatuan zat Protoplasma Johannes Purkinje

Lebih terperinci

MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti Mikrobiologi Micros: kecil/renik Bios: hidup Mikrobiologi kajian tentang mikroorganisme meliputi aspek: morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi,

Lebih terperinci

BIOLOGI BAB V PROTISTA MONERA DAN ALGA

BIOLOGI BAB V PROTISTA MONERA DAN ALGA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB V PROTISTA MONERA DAN ALGA Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI SEL

STRUKTUR & FUNGSI SEL STRUKTUR & FUNGSI SEL Oleh : Rifki Abdul Majid (037115104) Kelas : 1-E Dosen : Dra. R. Teti Rostikawati, M.Si. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas PAKUAN BOGOR A. SEL SEL adalah bagian

Lebih terperinci

Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia. 5Maret 2015

Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia. 5Maret 2015 Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia 5Maret 2015 Taksonomi Carolus Linnaeus (1707-1778) Botaniawan, Sweden Pioneer dibidang taksonomi organisme 1766-1763 mengajukan konsep sistem pemberian nama

Lebih terperinci

PROTISTA PENGERTIAN CIRI CIRI KINGDOM PROTISTA

PROTISTA PENGERTIAN CIRI CIRI KINGDOM PROTISTA PROTISTA PENGERTIAN Protista adalah sesuatu yang sangat kecil yang digolongkan dalam kelompok eukariota yang bukan termasuk dalam kelompok hewan, tumbuhan, atau pun dalam kelompok jamur. Pengelompokan

Lebih terperinci

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: 1. Membran sel Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel. Artinya, membran sel hanya dpat dilewati oleh zat tertentu,

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman

Lebih terperinci

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah

Lebih terperinci

Protozoa (Proto = pertama/primitif, zoa = binatang)

Protozoa (Proto = pertama/primitif, zoa = binatang) Protozoa (Proto = pertama/primitif, zoa = binatang) Simbiosis Hidup bebas Amoeba proteus Euglena viridis Paramecium sp. Parasitis Entamoeba Trypanosoma Leishmania Balantidium Plasmodium Monocystis Mutualistis

Lebih terperinci

EVOLUSI FUNGI DAN HEWAN

EVOLUSI FUNGI DAN HEWAN EVOLUSI FUNGI DAN HEWAN Pendahuluan Setelah Anda memahami materi pada modul 3 tentang evolusi prokariota, protista, dan tumbuhan, pada modul 4 ini, selanjutnya Anda dapat mempelajari evolusi fungi dan

Lebih terperinci

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya 1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya struktur inti sel eukariot Fungsi inti atau nukleus sebagai pusat pengatur

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya By Plengdut - May 7, 2015 7341 Pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai pengelompokan bakteri berdasarkan alat gerak yang dimiliki organisme

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB I PENDAHULUAN Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Mereka adalah sebagai konsumen bagi bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai

Lebih terperinci

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2. PROTOZOA Entamoeba coli E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran 15-50 μm 2. sitoplasma mengandung banyak vakuola yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Berbah : IPA : VIII/1 : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati Lumut/Bryophyta 1. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan

Lebih terperinci

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP Unsur Biosfer Biomolekul Komunitas Biomembran dan organel Populasi Sel Jaringan Organ Individu Atom (proton, neutron dan elektron) molekul sederhana makro molekul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan berusaha mencari makna dari pengalaman tersebut. 1 Manusia pada dasarnya orang yang mempunyai

Lebih terperinci

Mengenal Protista. Bab5

Mengenal Protista. Bab5 Bab5 Mengenal Protista Seekor bakteri yang berenang di dekat amuba, pasti dengan cepat akan ditangkap oleh kaki-kaki semunya. Amuba termasuk dalam kingdom protista, yaitu hewan sederhana bersel satu. Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis yang mempromosikan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan secara kualitatif dan perkembangan

Lebih terperinci

Lecture 1 Tatap Muka 2

Lecture 1 Tatap Muka 2 1/5 Maret 2010 Lecture 1 Tatap Muka 2 Biological Diversity I: A. Filogeni dan Pohon Kehidupan B. Bacteria dan Archaea C. Protista D. Fungi Kompetensi: 1. Mahasiswa mampu menerangkan pohon filogeni 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

PROTOZOA. Marlia Singgih Wibowo

PROTOZOA. Marlia Singgih Wibowo PROTOZOA Marlia Singgih Wibowo Pendahuluan Protozoa berarti first animal, suatu bentuk sederhana kehidupan hewan Dapat hidup bebas di laut, air tawar, atau tanah, atau bersimbiosis, atau hidup di dalam

Lebih terperinci

diwujudkan hasilnya dalam bentuk perubahan tingkah laku.

diwujudkan hasilnya dalam bentuk perubahan tingkah laku. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku sebagai hasil

Lebih terperinci

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) 04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Lebih terperinci

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN 1. Pendahuluan Pakan alami adalah sejenis pakan ikan yang berupa organisme air. Organism ini secara ekosistem merupakan produsen primer atau level makanan dibawah ikan dalam rantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP STANDAR KOMPETENSI : - Memahami keanekaragaman makhluk hidup KOMPETENSI DASAR - Mengidentifikasi cirri-ciri makhluk hidup INDIKATOR - Menyebutkan cirri-ciri makhluk hidup Tujuan

Lebih terperinci

SEL Iriawati SITH - ITB

SEL Iriawati SITH - ITB SEL SEL Sel merupakan unit dasar kehidupan. Setiap organisme hidup tersusun atas sel, suatu ruangan kecil yang dikelilingi oleh membran dan berisi cairan/larutan kimia yang pekat. Sel mengandung 4 molekul

Lebih terperinci

Protista BIO 2 A. PENDAHULUAN B. PROTISTA MIRIP JAMUR C. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN PROTISTA. sp.

Protista BIO 2 A. PENDAHULUAN B. PROTISTA MIRIP JAMUR C. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN PROTISTA. sp. Protista A. PENDAHULUAN Protista merupakan salah satu Kingdom dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Kingdom Protista bersifat polifiletik, yaitu anggotanya berasal dari berbagai jenis nenek moyang. Ciri-ciri

Lebih terperinci

Filum Cnidaria dan Ctenophora

Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum CTENOPHORA dan CNIDARIA dikelompokkan dalam COELENTERATA (berasal dari kata coelos = rongga tubuh atau selom dan enteron = usus). Coelenterata hidupnya di perairan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan kualitas pendidikan sampai saat ini masih menjadi kendala utama dalam upaya pembaharuan sistem pendidikan nasional. Untuk itu pemerintah telah melakukan berbagai

Lebih terperinci

CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN

CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN APA ITU CENDAWAN? Organisme eukariotik, heterotropik, tidak memiliki klorofil, mengambil nutrisi dengan cara absorpsi, berspora, dan umumnya bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN Jawaban: C Jawaban: A Jawaban: E

SOAL DAN PEMBAHASAN Jawaban: C Jawaban: A Jawaban: E SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Protozoa dikelompokkan ke dalam empat filum, yaitu Rhizopoda, Flagellata, Ciliata, dan Spororzoa berdasarkan A. Jenis pigmennya B. Jenis makanannya C. Alat geraknya D. Habitatnya

Lebih terperinci

Sel sebagai unit dasar kehidupan

Sel sebagai unit dasar kehidupan Sel sebagai unit dasar kehidupan 2.1 Kimia kehidupan (Book 1A, p. 2-3) A Apa unsur-unsur kimia anorganik penyusun organisme? (Book 1A, p. 2-3) 1 Air (Book 1A, p. 2-3) Fungsi Sebagai pelarut Sebagai agen

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Validitas Instrumen Instrumen yang divalidasi adalah soal tes Protista dan angket yang diberikan pada siswa. Berdasarkan hasil validasi tersebut akan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan nama-nama bagian sel berikut ini! dinding sel inti sel kloroplas Lisosom sentriol Bagian sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan adalah... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI BENTUK DAN STRUKTUR SEL

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI BENTUK DAN STRUKTUR SEL LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI BENTUK DAN STRUKTUR SEL Tugas Kelompok Biologi Disusun oleh : KELOMPOK ALOE VERA XI MIPA 1 1. Ni Putu Diah Damayanti (07) 2. Ni Putu Mirna Sari (18) 3. Ni Putu Nadia Ramayanti

Lebih terperinci

Protista Mirip Tumbuhan. KELOMPOK 5 : Iif Fitrotul Mahmudah Lusi Suciati M. Nur Hasan

Protista Mirip Tumbuhan. KELOMPOK 5 : Iif Fitrotul Mahmudah Lusi Suciati M. Nur Hasan Protista Mirip Tumbuhan KELOMPOK 5 : Iif Fitrotul Mahmudah Lusi Suciati M. Nur Hasan DEFINISI DAN BATASAN ALGA Alga adalah organism berklorofil, tubuhnya merupakan talus (uniseluler atau multiseluler),

Lebih terperinci

TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN

TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN Dengan mempelajari materi urutan tingkat organisasi kehidupan dan pengertiannya, maka kita akan semakin mengerti manfaat biologi yang kita pelajari sebelumnya. Kita juga akan

Lebih terperinci

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh : Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Kelas / Semester : VII (tujuh)/semester II Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam

Lebih terperinci

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA (= CNIDARIA) Cnido = penyengat Multiseluler Tubuh bersimetri radial Diploblastik (ektoderm dan endoderm) Diantara

Lebih terperinci

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi Analisis Materi Pembelajaran (AMP). RPP MATERI INDIKATOR Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, manusia melakukan pengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel,

Lebih terperinci

Glosarium. Glosarium 331

Glosarium. Glosarium 331 Glosarium A Abiotik : komponen ekosistem yang terdiri dari benda atau sesuatu yang tak hidup. Amorf : bahan-bahan padat tetapi susunan partikelnya tidak tertata secara teratur dan berulang, susunannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Pada tahun 1665 seorang ilmuwan

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Overview Penemuan sel Sel dan homeostasis Ukuran sel Kategori sel Bagian sel Tokoh penemu sel Robert Hooke A. v. Leeuwenhoek M. Schleiden T. Schwann R. Virchow

Lebih terperinci

2. BENTUK UMUM PROTOZOA ---- TDK. TERBATAS : SIMETRI BILATERAL RADIAL SPHERIS MIKROSKOPIS INDIVIDU ANAPLASMA KOLONI 1/6 1/10 ERITROSIT PERIOSTOMUM KOM

2. BENTUK UMUM PROTOZOA ---- TDK. TERBATAS : SIMETRI BILATERAL RADIAL SPHERIS MIKROSKOPIS INDIVIDU ANAPLASMA KOLONI 1/6 1/10 ERITROSIT PERIOSTOMUM KOM PHYLUM PROTOZOA 1. DEFINISI PROTOS : PERTAMA ZOION : HEWAN UNISELULER TUBUH 1 PROTOZOA --- SEL --- METAZOA 2. BENTUK UMUM PROTOZOA ---- TDK. TERBATAS : SIMETRI BILATERAL RADIAL SPHERIS MIKROSKOPIS INDIVIDU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki beragam makna bila ditinjau dari berbagai segi yaitu segi pengajaran, pembelajaran, serta kurikulum. Pendidikan berarti tahapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel BIOLOGI SEL Pokok Bahasan 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel Disusun oleh Achmad Farajallah berdasarkan Campbell et al. 2000 dan diedit oleh D.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PROTISTA PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 MUNTILAN TAHUN AJARAN 2015/2016

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PROTISTA PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 MUNTILAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Identifikasi Kesulitan Belajar... (Dwi Zunitasari) 17 IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PROTISTA PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 MUNTILAN TAHUN AJARAN 2015/2016 IDENTIFICATIONS PROTISTS LEARNING

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL KISI-KISI PENULIS USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 KOMPETESI DAR 1 2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pengetahuan tentang pangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telah meningkatkan minat masyarakat terhadap pangan fungsional. Pangan fungsional

Lebih terperinci

MYXOBAKTERIALES. (tumbuhan belah). Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil

MYXOBAKTERIALES. (tumbuhan belah). Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil MYXOBAKTERIALES Myxobakteriales merupakan salah satu ordo dari kelas Schizophyta (tumbuhan belah). Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil benar, kadang-kadang tak tampak dengan mikroskop

Lebih terperinci

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN Pengertian sel Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Sel merupakan unit dasar

Lebih terperinci

Gambar 1.2: reproduksi Seksual

Gambar 1.2: reproduksi Seksual Jamur Roti (Rhizopus nigricans) Jika roti lembab disimpan di tempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Spora yang berkecambah pada permukaan roti akan membentuk

Lebih terperinci

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA Dalam perkembangbiakannya,invertebrata memiliki cara reproduksi sebagai berikut 1. Reproduksi Generatif Reproduksi generative melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan

Lebih terperinci