BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian hasil utama. Sedangkan tahap perancangan adalah membuat rincian sistem hasil dari analisis menjadi bentuk perancangan agar dimengerti oleh pengguna. Setelah mempelajari tentang metode-metode mengenai sistem pendukung keputusan pada bab sebelumnya, bab ini akan lebih difokuskan pada penjelasan mengenai analisis sistem pendukung keputusan yang akan diterapkan untuk mencari permasalahan yang terjadi pada kasus penempatan posisi jabatan dan perencanaan karier. 4. Analisa Sistem Analisa sistem dilakukan oleh analis untuk menentukan proses yang harus dikerjakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahaan yang ada. Langkah yang dilakukan setelah melakukan tahap analisa sistem adalah untuk meyakinkan bahwa analisa terhadap sistem telah berjalan pada jalur yang benar. 4.. Analisa Sistem Lama Dalam menentukan posisi jabatan dan perencanaan karier di Bank Sarimadu selama ini dilakukan dengan cara manual, kemudian dalam pengambilan keputusan ada beberapa kriteria yang membutuhkan pertimbangan yang membuat sulitnya dalam pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan analisa sistem lama untuk mendapatkan sebuah aplikasi sistem yang dapat mewakili sistem yang sudah ada serta dapat mengatasi kelemahan sistem lama. Berikut ini adalah sistem

2 lama yang digunakan Bank Sarimadu dalam menentukan penempatan posisi jabatan dan perencanaan karier: a. Pada proses penentuan posisi jabatan karyawan, Pimpinan Bank Sarimadu memiliki beberapa nama calon karyawan yang akan dikirim untuk dilakukan test psikotest dan test wawancara untuk di seleksi oleh Tim penyeleksi Bank Sarimadu. b. Tim Penyeleksi Bank Sarimadu memberikan beberapa test dan penilaian terhadap data-data yang sudah dilengkapi oleh calon karyawan sesuai dengan data variabel yang mendukung penentuan posisi jabatan dan perencanaan karier. c. Untuk penentuan posisi jabatan dan perencanaan karier oleh tim penyeleksi Bank Sarimadu harus mendapatkan data yang lengkap dari variabel-variabel yang merupakan syarat dari pemilihan tersebut. Penjelasan variabel yang akan digunakan akan dibahas pada sub bab berikutnya. d. Dari penilaian berdasarkan data variabel yang telah dilengkapi oleh calon karyawan tersebut, didapatkan nilai-nilai untuk masing-masing alternatif karyawan dengan pertimbangan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria tersebut adalah penilaian kinerja karyawan, data kualifikasi akademik, test psikotest, lama bekerjadan test wawancara. e. Setelah mendapatkan data nilai untuk masing-masing karwayan, tim penyeleksi dan pimpinan bank sarimadu mendiskusikan pada rapat serta memprioritaskan mencari rata-rata nilai variabel pada setiap karwayan, selanjutnya ditentukan satu orang karyawan yang tepat untuk menduduki jabatan nantinya Analisa Sistem Baru Sistem baru yang akan dibangun memanfaatkan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan penggabungan metode Promethee dan AHP dalam menentukan suatu hasil akhir dan keputusan dalam menentukan posisi jabatan dan perencanaan karier, karena sistem pendukung keputusan dapat IV-2

3 menyelesaikan masalah dengan kriteria-kriteria yang ada. Sistem ini memiliki beberapa data masukan yaitu data karyawan, data kriteria dan data nilai karyawan yang terlebih dahulu telah diinputkan oleh admin, admin juga dapat mengupdate nilai karyawan, merubah password serta menentukan periode seleksi jabatan, sedangkan Tim Penyeleksi yang memutuskan apakah karyawan tersebut telah layak menduduki posisi jabatan dengan nilai tertinggi yang nantinya data-data tersebut akan disimpan oleh sistem ke dalam database yang digunakan untuk proses penilaian dengan menggunakan metode Promethee dan AHP Subsistem Manajemen Data (database) Pada pemilihan karyawan berprestasi ini dibutuhkan data untuk pembuatan sistem ini, yaitu :. Data Alternatif karyawan Yaitu nama-nama karyawan yang dijadikan sebagai contoh yang dijadikan penulis dalam penentuan posisi jabatan dan perencanaan karier di Bank Sarimadu. Data alternatif karyawan yang digunakan dalam sistem ini adalah : Adriyani, Elvi Yusnita, Devi K, Fadhli Akbar, dan Teti H. 2. Data Kriteria Data Kriteria berupa variabel-variabel yang menjadi ukuran dalam penentuan posisi jabatan dan perencanaan karier, terdiri dari : a. Penilaian Kinerja Karyawan dari Pimpinan b. Kualifikasi Akademik c. Test psikotest d. Pengalaman Bekerja e. Test Wawancara Untuk form penilaian kinerja karyawan dan wawancara mengikuti standart nilai yang di tentukan oleh pihak perusahaan dengan kriteria nilai yaitu ; IV-3

4 Kriteria Penilaian A B C D <6 AMAT BAIK BAIK CUKUP DIRAGUKAN a. Penilaian Kinerja Karyawan. Data ini merupakan hasil penilaian kinerja karyawan dari Pimpinan. Penilaian dilakukan oleh Pimpinan berdasarkan kinerja kerja setiap karyawan. Variable penilaian kinerja kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini. Tabel 4. Variabel Penilaian Kinerja Kerja Karyawan No. NILAI URAIAN Angka 3 Kejujuran Kemampuan terhadap Pekerjaaan Mutu Pekerjaan 4 Insiatif / Kreatif Loyalitas 6 Tanggung Jawab 7 Kerjasama 8 Disiplin Kerja 9 Sikap terhadap Atasan Sikap terhadap sesama Rekan Akurasi dalam Pekerjaan 2 Ketekunan 3 Motivasi 2 Huruf Jumlah Rata-Rata IV-4

5 b. Kualifikasi Akademik Pada data ini yang akan dinilai adalah riwayat pendidikan tertinggi yang sudah diperoleh oleh karyawan tersebut. Gelar pendidikan yang dinilai mulai dari gelar SMA hingga S3 dengan melampirkan fotocopy ijazah yang tertulis dan telah dilegalisir oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Variable penilaian kualifikasi akademik dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 No Variabel Penilaian Kualifikasi Akademik Jenjang Akademik SMA Diploma D4 S S2 S3 Skor Nilai 40 c. Test Psikotest Data ini merupakan data penilaian dari hasil test psikotest yang telah dijalani oleh karyawan yang diseleksi tersebut. Variable penilai test psikotest dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Variabel Penilaian Test Psikotest No Jenis Rata-rata Bawah ( - 9) Rata-rata (96 - ) Rata-rata Atas (6 - ) Cerdas ( - ) Superior (2-27) Very Superior (> 28) Skor Nilai d. Pengalaman Bekerja Data ini merupakan data berdasarkan lamanya karyawan tersebut bekerja. Variable penilaian pengalaman bekerja dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini. IV-

6 Tabel 4.4 Variabel Penilaian Pengalaman bekerja No Lama bekerja 2 - Tahun 6-8 Tahun 9-2 Tahun 3-26 Tahun > Tahun Skor Nilai 40 0 e. Test Wawancara Pada tahan test wawancara ini yang akan menjadi prioritas penentu karyawan untuk menduduki suatu jabatan. Variable penilaian test wawancara dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini. Tabel 4. Variabel Penilaian Test Wawancara No Uraian Wawasan Motivasi Sikap dan prilaku Pengetahuan seputar perusahaan Public speaking Jumlah Rata-rata Angka Subsistem Manajemen Model (model base) Pada sistem yang dirancang ini menggunakan basis model yang diambil dari penggabungan antara model Promethee dan model AHP. Pada tahap tersebut model yang pertama kali digunakan adalah model promethee kemudian digabungkan dengan model AHP (menentukan bobot prioritas). Kedua model tersebut termasuk dalam pemecahan masalah pengambilan keputusan kriteria majemuk. Flowchart tahapan metode promethee dan AHP dapat dilihat pada gambar 4. berikut ini. IV-6

7 Berikut flowchart tahapan proses Promethee dan proses AHP yang tergambar pada sistem : Gambar 4. Flowchart Tahapan Metode Promethee dan AHP IV-7

8 Langkah-langkah Promethee. Menentukan Tipe Preferensi Tipe preferensi yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah : a. Kriteria Quasi (Quasi Criterion) Kriteria Quasi (Kriteria II) digunakan untuk kategori manpower, yang termasuk dalam kategori ini yaitu kriteria f2(.) = Kualifikasi Akademik dan f4(.) = Pengalaman Bekerja. H(d) : 0 jika q d q jika d < -q atau d > q b. Kriteria Preferensi Linier (Criterion with linier Preference) Kriteria Preferensi Linier (Kriteria III) digunakan untuk kategori Operational Criteria, yang termasuk kategori ini yaitu f(.) = Penilaian Kerja dari Pimpinan Cabang, f3(.) = Test Psikotest. H(d): d/p jika p d p 2. jika d < -p atau d > p Menentukan kaidah minimum-maksimum, tipe preferensi dan parameter Parameter yang berlaku pada setiap preferensi akan berbeda, tergantung pada preferensi yang dipilih, misalnya preferensi II (Quasi) parameternya adalah q dan preferensi III (Preferensi Linier) parameternya adalah p. Nilai untuk parameter q yaitu mendekati deviasi (selisih antara alternatif) minimum. Nilai untuk parameter p yaitu mendekati deviasi (selisih antara alternatif) maksimum. Misalnya : selisih antar alternatif yaitu,,, 8, 2,. Deviasi minimum yaitu, maka nilai q antara 6-9. Deviasi maksimum yaitu, maka nilai p antara Sehingga nilai q = 8 dan p = 27. IV-8

9 Contoh Kasus Pemilihan karyawan berprestasi di Bank Sarimadu Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan ketua Tim Seleksi karyawan berprestasi di Bank Sarimadu, dihasilkan nilai-nilai untuk masing-masing alternatif dengan pertimbangan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Adapun data nilai tiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Data Nilai Tiap Kriteria No Data nilai dari kriteria TW PKK KA TP PB 86 Andriyani Elvi Yusnita Devi K 89 Fadhli Akbar 83 Teti H 79 Berdasarkan data nilai yang ada pada Tabel 4.6, dihasilkan nilai-nilai untuk Alternatif masing-masing alternatif dengan pertimbangan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kaidah minmax dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Kaidah Minimum-Maksimum, Tipe Preferensi dan Parameter Kriteria Min/Max f (.) f2 (.) f3 (.) f4 (.) f (.) Max Max Max Max Max A A Alternatif A3 90 A A 79 Tipe Preferensi III (Tiga) II (dua) III (Tiga) II (dua) III (tiga) Parameter P Q 4, - - 9, - Penjelasan dari tabel di atas dalam hal penentuan parameter untuk masingmasing kriteria adalah sebagai berikut : Misal untuk f(.) : Selisih A dan A2 yaitu - 84 = -4 Selisih A dan A3 yaitu - = 0 Selisih A dan A4 yaitu - 83 = -3 Selisih A dan A yaitu - 79 = Selisih A2 dan A3 yaitu 84 - = 4 IV-9

10 Selisih A2 dan A4 yaitu = Selisih A2 dan A yaitu = Selisih A3 dan A4 yaitu - 83 = -3 Selisih A3 dan A yaitu - 79 = Selisih A4 dan A yaitu = 4 Penjelasan dari tabel di atas dalam hal penentuan parameter untuk masingmasing kriteria adalah sebagai berikut : F(.) = Parameter kriteria f(.) adalah P, parameter P adalah selisih nilai yang mendekati deviasi maksimum. Dalam hal ini selisih deviasi maksimum adalah 4, untuk tabel diatas untuk kriteria f(.) dipilih parameter P = 4,. F2(.) = Parameter kriteria f2(.) adalah Q, parameter Q adalah selisih nilai yang mendekati deviasi minimum. Dalam hal ini selisih deviasi minimum adalah - -, untuk tabel diatas untuk kriteria f2(.) dipilih parameter Q = -. F3(.) = IV-

11 Parameter kriteria f3(.) adalah P, parameter P adalah selisih nilai yang mendekati deviasi maksimum. Dalam hal ini selisih deviasi maksimum adalah 0, untuk tabel diatas untuk kriteria f3(.) dipilih parameter P =. F4(.) = Parameter kriteria f4(.) adalah Q, parameter Q adalah selisih nilai yang mendekati deviasi minimum. Dalam hal ini selisih deviasi minimum adalah - 0, untuk tabel diatas untuk kriteria f4(.) dipilih parameter Q = -. F(.) = Parameter kriteria f(.) adalah P, parameter P adalah selisih nilai yang mendekati deviasi maksimum. Dalam hal ini selisih deviasi maksimum adalah 9, untuk tabel diatas untuk kriteria f(.) dipilih parameter P = 9. IV-

12 3. Melakukan perhitungan secara berpasangan antar alternatif berdasarkan tipe preferensi kriteria Proses (A,A2) F P (4,) d= - 84= -4 Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih kecil dari A2, maka nilai pasangan untuk (A, A2) adalah 0 F2 Q (-) d=-=0 Preferensi II= Kriteria Quasi (Quasi Criterion) karena nilai A=A2 dan nilai d = 0 maka P(A,A2)=0 F3 P () d=70-90=- Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih kecil dari A2, maka nilai pasangan untuk (A, A2) adalah 0 F4 Q (-) d=-=0 Preferensi II= Kriteria Quasi (Quasi Criterion) karena nilai A=A2 dan nilai d = 0 maka P(A,A2)=0 IV-2

13 F P (9,) d=86-77=9 Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih tinggi dari A2, maka nilai pasangan untuk (A, A2). Preferensi III= Kriteria Linear (Linear Criterion) d / p jika p d p H (d ) jika d p atau d p Dari fungsi Preferensi III diatas, karena -9, 9 9, maka P(A,A2) = 0,94737 Proses (A,A3) F P (4,) d=-=0 Preferensi III= Kriteria Linear (Linear Criterion) karena nilai A=A3 dan nilai d = 0 maka P(A,A3)=0 F2 Q (-) d = - = Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih tinggi dari A3, maka nilai pasangan untuk (A, A3). Preferensi II= Kriteria Quasi (Quasi Criterion) 0 jika q d q H (d ) jika d q atau d q Dari fungsi Preferensi II diatas, karena > - maka P(A,A3) = IV-3

14 F3 P () d=70 - = - Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih kecil dari A3, maka nilai pasangan untuk (A, A3) adalah 0 F4 Q (-) d = - = Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih tinggi dari A3, maka nilai pasangan untuk (A, A3). Preferensi II= Kriteria Quasi (Quasi Criterion) 0 jika q d q H (d ) jika d q atau d q Dari fungsi Preferensi II diatas, karena > - maka P(A,A3) = F P (9,) d=86-90= -4 Berdasarkan kaidah maximasi, nilai A lebih kecil dari A3, maka nilai pasangan untuk (A, A3) adalah 0 4. Menghitung Menghitung Nilai Indeks Preferensi Multikriteria Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan : n P(a,b) = Pi (a,b) : a,bє A i Maka diperoleh : P(A, A2) = / ( ,94737) = 0,89 P(A, A3) = / ( ) = IV-4

15 Untuk Perhitungan nilai indeks preferensi multikriteria untuk alternatif yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran C, Sedangkan hasil perhtungan indeks preferensi multikriteria seluruhnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Nilai Indeks Preferensi Multikriteria : Alternatif A A - A2 A3 0,89 0,708 0,7778 0,6444 0,02 0,2444 0,3778 A3 0,2842 0,00 A4 0,396 0,00 0,333 A 0,2632. A A2 - A , Menghitung Nilai Leaving Flow Untuk perhitungan nilai leaving flow digunakan persamaan berikut ini : Ф+(a) = n- P(a,x) XEA Ф+(A) =/(-)*(0, ,708 ) = 0,290 Ф+(A2) = /(-)*(0, , , ) = 0,00 Ф+(A3) = /(-)*(0, ,00 + 0,02+ 0,2444) = 0,874 Ф+(A4)=/(-)*(0,396+ 0,00 + 0,333+ 0,3673) = 0,2743 Ф+(A) = /(-)*(+ 0, ) = 0,368 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Nilai Leaving Flow A A - A2 A3 A4 0,89 A 0,708 LEAVING FLOW 0,290 IV-

16 A2 0, A3 0,2842 0,00 A4 0,396 0,00 A 0, ,7778-0,6444 0,02 0,2444 0,333-0,3673-0,00 0,874 0,2743 0,368 Menghitung Nilai Entering Flow Untuk perhitungan nilai entering flow digunakan persamaan berikut ini : Ф-(a) = n- P(x,a) XEA Ф-(A) = /(-)*(0,3778+0,2842+0,396+) = 0,3646 Ф-(A2) = /(-)*(0,89 + 0,00 + 0,00+ 0,2632) = 0,232 Ф-(A3) = /(-)*( + 0, ,333 + ) = 0,4278 Ф-(A4) = /(-)*( + 0, ,02 + ) = 0,3664 Ф-(A) = /(-)*(0,708++0,2444+0,3673) = 0,296 Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Entering Flow A - A ENTERING FLOW A2 A3 A4 A 0,89 0,708 0,7778 0,6444 0,02 0,2444 A2 0, A3 0,2842 0,00 A4 0,396 0,00 0,333 - A 0,2632-0,3673-0,3646 0,232 0,4278 0,3664 0,296 IV-6

17 7. Menghitung Nilai Net flow Untuk perhitungan nilai net flow digunakan persamaan berikut ini : Ф(a) = Ф+(a) Ф-(a) Ф (A) =0,290 0,3646= -0,0746 Ф (A) = 0,00 0,232= 0,3368 Ф (A) = 0,8742-0,4278= -0,2404 Ф (A) = 0,2764-0,3664= -0,092 Ф (A) = 0,368 0,296= 0,0702 Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Net Flow : Alternatif LEAVING FLOW ENTERING FLOW A 0,290 0,3646-0,0746 A2 0,00 0,232 0,3368 A3 0,874 0,4278-0,2404 A4 0,2764 0,3664-0,092 A 0,368 0,296 0, NET FLOW Urutan Prioritas Alternatif (Ranking) Berdasarkan Complete Ranking (Promethee II) berdasarkan karakter net flow, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Complete Ranking berdasarkan Net Flow Alternatif NET FLOW RANGKING A= Andriyani -0, A2= Elvi Yusnita 0,3368 IV-7

18 Tabel 4.2 Complete Ranking berdasarkan Net Flow ( lanjutan) A3= Devi K -0,2404 A4= Fadhli Akbar -0,092 4 A= Teti H 0, Gambar 4.2 Complete Ranking dalam Penempatan posisi jabatan dan perencanaan karier di Bank Sarimadu Kasus Penempatan Posisi Jabatan dan Perencanaan Karier di Bank Sarimadu Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan ketua Tim Seleksi karyawan berprestasi di Bank Sarimadu dihasilkan nilai-nilai untuk masing-masing alternatif dengan pertimbangan kriteria-kriteria yang telah ditentukan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Data Nilai Tiap Kriteria No. Alternatif Elvi Yusnita 2 Teti H 3 Andriyani Data nilai dari kriteria PKK KA TP PB TW IV-8

19 Langkah-Langkah AHP Langkah-langkah dalam model AHP dengan menggunakan studi kasus pada kantor pusat Bank Sarimadu, antara lain :. Mendefenisikan Masalah Pada kasus ini, penggunaan metode AHP adalah untuk menghasilkan bobot preferensi dari perbandingan kriteria-kriteria yang merupakan syarat bagi calon karyawan berprestasi, sedangkan alternatif merupakan nama-nama calon karyawan berprestasi yang akan dinilai tersebut. Sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut : Level : level tujuan Dalam hal ini adalah memilih satu karyawan yang berprestasi dari tiga alternatif yang disajikan. Level 2 : level kriteria Dalam hal ini pengisian level kriteria meliputi kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) b. Kualifikasi Akademik (KA) c. Test Psikotest (TP) d. Pengalaman Bekerja (PB) e. Test Wawancara (TW) Level 3 : level alternatif Dalam hal ini level alternatif diisi dengan tiga alternatif calon karyawan berprestasi, yaitu : Elvi Yusnita, Teti H, Andriyani. 2. Membuat Struktur Hierarki Dari defenisi masalah diatas maka struktur hierarki dari metode AHP pada pemilihan karyawan berprestasi di Bank Sarimadu seperti terlihat pada gambar 4.3. IV-9

20 Gambar 4.3 Struktur Hierarki Tujuan Penentuan Posisi Jabatan dan Perencanaan Karier 3. Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan Matriks perbandingan dari masalah penentuan karyawan berprestasi ini sebanyak buah matriks 3 x 3. Matriks tersebut merupakan perbandingan antar kriteria untuk mendapat nilai bobot preferensi. Matriks perbandingan berpasangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Matriks Perbandingan Kepentingan level dua (antar kriteria) PKK KA TP PB TW PKK PKK/KA PKK/TP PKK/PB PKK/TW KA KA/PKK KA/TP KA/PB KA/TW TP TP/PKK TP/KA TP/PB TP/TW PB PB/PKK PB/KA PB/TP PB/TW TW TW/PKK TW/KA TW/TP TW/PB IV-

21 4. Melakukan Perbandingan Berpasangan Nilai-nilai perbandingan kepentingan semua kriteria yang terdapat dalam matriks diperoleh dari persepsi user/pengguna sistem sesuai dengan skala penilaian perbandingan berpasangan yaitu skala kuantitatif sampai dengan 9. Angka dalam matriks memenuhi aturan dalam skala perbandingan pasangan yaitu: a. Jika kedua elemen sama pentingnya maka dinyatakan dengan. b. Jika elemen yang satu lebih sedikit lebih penting dari elemen lainnya, dinyatakan dalam angka 3. c. Jika elemen yang satu lebih penting dari elemen lainnya, dinyatakan dalam angka. d. Jika elemen yang satu jelas lebih mutlak lebih penting dari elemen lainnya, dinyatakan dalam angka 7. e. Jika elemen yang satu mutlak penting dari elemen lainnya, dinyatakan dalam angka 9. f. Nilai-nilai diantara penilaian uraian diatas dinyatakan dalam angka 2, 4, 6 dan 8. g. Bobot prioritas level dua diperoleh dari penghitungan bobot elemen setiap kriteria, dimana jumlah bobot prioritas harus sama dengan. Tabel 4. Perbandingan Kepentingan Antar Kriteria PKK KA TP PB TW TP PB TW PKK KA IV-2

22 . Menghitung Nilai Bobot Preferensi serta Menguji Konsistensinya pada Matriks Perbandingan Antar Kriteria Langkah-langkahnya, yaitu : a. Menjumlahkan Nilai Tiap-tiap Kolom Pada Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria : Setelah dilakukan perbandingan berpasangan antar kriteria, tahap berikutnya adalah menjumlahkan nilai tiap-tiap kolom pada tabel matriks tersebut. Misalnya, nilai 4,4 pada kolom jumlah dibagian PKK merupakan hasil penjumlahan dari,00 + 0,78 + 0,89 + 0,78 +,00. Berikut tabel hasil penjumlahan tiap-tiap kolom pada matriks perbandingan berpasangan antar kriteria. Tabel 4.6 Matriks Perbandingan Kriteria Penilaian PKK KA TP PB TW PKK KA TP PB TW Jumlah 4,4,72,02,72 b. Membuat Matriks Perbandingan Kriteria Penilaian Ternormalisasi. 4,4 Matriks ini diperoleh dengan rumus : Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama/jumlah masing-masing kolom lama. Tabel 4.7 Matriks Perbandingan Kriteria Penilaian Ternormalisasi PKK KA TP PB TW PKK KA TP PB TW 0,22 0,8 0, 0,8 0,22 0,23 0,7 0,9 0,7 0,23 0,23 0,8 0,9 0,8 0,23 0,23 0,7 0,9 0,7 0,23 0,22 0,8 0, 0,8 0,22 IV-22

23 Nilai 0,22 pada kolom PKK baris PKK Tabel 4.2 diperoleh dari nilai kolom PKK baris PKK Tabel 4. dibagi jumlah kolom PKK Tabel 4. dan begitulah seterusnya pada tiap-tiap kolom pada tabel diatas. c. Membuat Jumlah Baris Matriks Ternormalisasi dan Nilai Prioritas. Tabel 4.8 Jumlah Baris Matriks Ternormalisasi dan Nilai Prioritas Kriteria Jumlah PKK KA TP PB TW,3 0,88 0,97 0,88,3 Prioritas Lokal 0,226 0,76 0,94 0,76 0,226 Nilai kolom jumlah pada Tabel 4.22 diperoleh dari penjumlahan pada setiap baris pada Tabel 4.2. Misalnya nilai,3 pada baris PKK Tabel 4.22 merupakan hasil penjumlahan dari 0,22 + 0,23 + 0,23 + 0,23 + 0,22 pada Tabel 4.2. Sedangkan nilai pada kolom prioritas lokal diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini jumlah kriterianya. d. Membuat Matriks Bobot Tabel 4.9 Matriks Bobot Bobot 0,226 0,76 0,94 0,76 0,226 PKK KA TP PB TW PKK 0,226 0,76 0, 0,76 0,226 KA 0,227 0,76 0,0 0,76 0,227 TP 0,29 0,70 0,94 0,70 0,29 PB 0,227 0,76 0,0 0,76 0,227 TW 0,226 0,76 0, 0,76 0,226 Nilai pada Tabel 4.23 ini merupakan hasil perkalian antara nilai bobot atau prioritas lokal Tabel 4.22 dengan nilai matriks pada Tabel 4.9. Misalnya, IV-23

24 nilai 0,22 pada kolom PKK Tabel 4.23 diperoleh dari nilai kolom PKK baris PKK Tabel 4.9 (,00) dikali nilai kolom prioritas lokal baris PKK Tabel 4.22 (0,226), begitu juga pada kolom-kolom seterusnya. e. Menghitung Jumlah Baris Matriks Bobot Tabel 4. Jumlah Baris Matriks Bobot Kriteria Jumlah Prioritas Lokal Hasil Bagi PKP PA KA TP PM,2 0,876 0,996 0,876,2 0,226 0,76 0,94 0,76 0,226 4,978 4,978,34 4,978 4,978 Jumlah 2,046 Nilai,2 pada kolom jumlah baris PKK Tabel 4.24 diperoleh dari penjumlahan dari 0, , ,29 + 0, ,226 (Tabel 4.23) dan begitulah seterusnya. Untuk nilai 4,978 pada kolom hasil bagi baris PKK diperoleh dari nilai pada kolom jumlah baris PKK (,2) dibagi nilai pada kolom prioritas lokal baris PKK (0,226). Sedangkan nilai 2,046 pada kolom jumlah diperoleh dari hasil penjumlahan dari nilai 4, ,978 +,34 + 4, ,978. Nilai pada kolom jumlah ini akan digunakan untuk mencari nilai maks. f. Menghitung nilai maks = = Rumus maks Jumlah dari Hasil Pembagian Normalisasi dan Prioritas n (jumlah kriteria) = 2,046 = = g.,0092 Menghitung Nilai CI Rumus CI maks - n n- IV-24

25 , = - = h. 0,0023 Mencari Nilai CR (Consistency Ratio) Nilai Indeks Random matriks ukuran adalah,2 sehingga, Rumus CR = CI = RI 0,0023 = 0,00,2 Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai Rasio Konsistensi 0, dan 0,00 < 0,, sehingga matriks perbandingan ini dapat diterima. 4.2 Perancangan Sasaran yang diambil dari tahap perancangan ini yaitu untuk menilai sistem yang dirancang betul-betul akan memecahkan permasalahan yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan pemakai sistem. Perangkat lunak yang akan dikembangkan untuk membangun sistem ini adalah : Diagram Konteks (Context Diagram), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) dan Bagan Alir Sistem (Flowchart System) Perancangan Basis Data Context Diagram Contexs Diagram digunakan untuk menggambarkan proses kerja sistem secara umum. Contexs Diagram adalah Data Flow Diagram (DFD) yang menggambarkan garis besar operasional sistem. IV-2

26 Gambar 4.4 Context Diagram Entitas luar yang berinteraksi dengan system adalah :. 2. Admin, memiliki peran antara lain : a. Melakukan login. b. Meng-input-kan data dan kriteria karyawan. c. Melihat laporan hasil nilai karyawan. Tim Penyeleksi memiliki peran antara lain: a. Meng-input-kan data nilai karyawan. b. Melakukan proses perhitungan dengan menggunakan metode Promethee dan AHP. c. Membuat laporan hasil dalam bentuk perangkingan Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik data tersebut mengalir, atau lingkungan fisik data tersebut tersimpan. IV-26

27 Gambar 4. DFD Level Gambar DFD Level dari Context Diagram gambar 4.4 yang dipecah menjadi 4 (empat) proses dan beberapa aliran data. Untuk keterangan masingmasing dapat dilihat pada tabel kamus data berikut ini. Untuk proses DFD level 2 dapat dilihat dilampiaran A. Tabel 4.2 Keterangan Proses pada DFD level No Nama Proses Identifikasi User Masukan Keluaran - Data Login - Data Login Deskripsi Proses untuk melakukan login user IV-27

28 Tabel 4.2 Keterangan Proses pada DFD level ( Lanjutan). No 2 Nama Proses Pengolahan Master Pengolahan S 3 PK 4 Laporan Masukan Keluaran - Data Kriteria - Data Karyawan - Data Nilai Karyawan - Data Periode Seleksi - Data Parameter kriteria - Data uji konsistensi bobot kriteria - Data periode seleksi - Info Data Kriteria - Info Data Karyawan - Info Data nilai Karyawan - Info Data Parameter kriteria - Info Data uji konsistensi bobot kriteria - Info Data periode seleksi Proses melakukan input data Karyawan, Data kriteria, data uji konsistensi, data parameter kriteria, data periode seleksi - Data nilai karyawan - Data index preferensi multikriteria - Data nilai leaving flow, entering flow, net flow, rangking - Data uji konsistensi bobot kriteria - Data bobot global - Data rangking - Data nilai karyawan - Data index preferensi multikriteria - Data nilai leaving flow, entering flow, net flow, rangking - Data uji konsistensi bobot kriteria - Data bobot global - Data parameter kriteria - Data rangking - Info hasil promethee - Info hasil AHP Proses melakukan input data index multikriteria, data leaving flow, data entering flow, data net flow, data uji konsistensi, data bobot global ke dalam sistem untuk pengolahan data peomethee dan AHP - Nilai Rangking - Hasil Rangking AHP Deskripsi Proses pemilihan karyawan berprestasi berdasarkan nilai bobot global IV-28

29 Tabel 4.22 Keterangan Aliran data pada DFD level No No Nama Data Login Data karyawan Data Kriteria Data Nilai karyawan Nama Data periode seleksi Data parameter kriteria Data index preferensi multikriteria Nilai leaving flow Nilai entering flow Nilai net flow Hasil perangkingan Data Bobot Global Info Data Karyawan Info data kriteria Info hasil rangking promethee Info hasil rangking AHP Deskripsi Data Login Data karyawan Data Kriteria Data Nilai karyawan Deskripsi Data jabatan Data parameter criteria Data index preferensi multikriteria Data nilai leaving flow Data nilai entering flow Data nilai net flow Data hasil perangkingan Data Bobot Global Info Data karyawan Info data kriteria Info hasil rangking promethee Info hasil rangking AHP ER-Diagram. Notasi grafika untuk objek data dan hubungannya dapat dilihat pada Entity Relationship Diagram (ERD). Adapun ERD nya adalah sebagai berikut: Gambar 4.6 ER-Diagram IV-29

30 Data Dictionary/Kamus Data Fungsi dari kamus data adalah untuk membuat detail data yang akan dipersiapkan pada tahap implementasi selanjutnya. Tabel 4.23 Kamus Data dari Karyawan Field Kode_Karyawan* NIK Nama_karyawan Jabatan pendidikan Type Number Text Text Text Text Length 3 Deskripsi Id Karyawan Nik karyawan Nama karyawan Jabatan karyawan Pendidikan karyawan Tabel 4.24 Kamus Data dari kriteria Field Id_Kriteria * Kode_Kriteria Nama_kriteria Keterangan Kaidah_mixmax Tipe_preferensi Field Nilai_prioritas Bobot_kriteria Type AutoNumber Text Text Text Text Te xt Type Number Number Length 3 Length Deskripsi Id Kriteria Kode Kriteria Nama criteria Keterangan criteria Kaidah maksimum minimum Tipe preferensi Deskripsi Nilai prioritas Bobot criteria Tabel 4.2 Kamus Data dari Login Field Id_Login * Username Pass_user Hak_akses Type AutoNumber Text Text Text Length Deskripsi Id login Username Pass user Hak akses Tabel 4.26 Kamus Data dari Nilai_Karyawan Field Type Len Deskripsi gth Kode_nilai_karyawan * Number 3 Kode nilai karyawan Kode_karyawan Number 3 Kode karyawan Kode_seleksi Number 3 Kode seleksi Bobot_penilaian_kinerja Number Bobot penilaian kinerja Bobot_kualifikasi Text Bobot kualifikasi Bobot_test_psikotest Number Bobot test psikotest IV-

31 Tabel 4.26 Kamus Data dari Nilai_Karyawan (Lanjutan) Field Bobot_pengalaman kerja Bobot_wawancara Leaving_flow Entering_flow Net_flow Bobot_global Type Number Number Number Number Number Number Len gth Deskripsi Bobot pengalaman kerja Bobot wawancara Nilai leaving flow Nilai entering flow Nilai net flow Nilai bobot global Tabel 4.27 Kamus Data dari Parameter Kriteria Field Kode_parameter * Kode_seleksi Penilaian_kinerja Type AutoNumber Number Number Penilaian_kualifikasi Penilaian_test_psikotest Penilaian_pengalaman kerja Penilaian_wawancara Number Number Number Number Length 3 3 Deskripsi Kode parameter kriteria Kode seleksi Penilaian kinerja karyawan Penilaian kualifikasi Penilaian test psikotest Penilaian Pengalaman kerja Penilaian wawancara Tabel 4.28 Kamus Data dari Periode Seleksi Field Type Kode_seleksi * AutoNumber Nama_seleksi Text Periode_seleski Text Keterangan Text Digunakan Text Keterangan : * = primary key Length 3 Deskripsi Kode seleksi Nama seleksi Periode seleksi Keterangan Digunakan IV-3

32 4.2.. Flow Chart Dibawah ini merupakan flowchart sistem di bank Sarimadu dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini. Gambar 4.7 Flowchart Sistem IV-32

33 4.2.2 Perancangan Struktur Menu Tujuan perancangan adalah untuk membuat panduan pada tahap implementasi mengenai rancangan dari aplikasi yang akan dibuat. Masalah yang akan diselesaikan adalah penempatan posisi jabatan dan perencanaan karier di Bank Sarimadu. Struktur menu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan karyawan berprestasi dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 4.8 Perancangan Struktur Menu Perancangan Antar Muka (Interface) Berikut adalah rancangan antar muka (interface) dari sistem yang akan dibangun : a. Menu Login Form ini akan muncul pada saat pertama kali program dijalankan dengan memasukkan data Username dan Password yang benar sehingga pengguna dapat menjalankan sistem ini. Rancangan form login dapat dilihat pada gambar 4.9. IV-33

34 Gambar 4.9 Rancangan Form Login b. Menu Utama Form ini akan muncul sewaktu pengguna memasukkan nama pengguna dan password pada menu login dengan benar. Rancangan form menu utama dapat dilihat pada gambar 4.. Untuk perancangan interface selanjutnya dapat dilihat pada lampiran B Gambar 4. Rancangan Form Menu Utama IV-34

35 IV-3

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis merupakan peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan langkah-langkah sistematis yang dipergunakan untuk mempermudah dalam mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan. Metodologi penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Membangun sebuah sistem perlu melalui tahap

Lebih terperinci

ANALISA DAN PENERAPAN METODE AHP DAN PROMETHEE UNTUK MENENTUKAN GURU BERPRESTASI

ANALISA DAN PENERAPAN METODE AHP DAN PROMETHEE UNTUK MENENTUKAN GURU BERPRESTASI ANALISA DAN PENERAPAN METODE AHP DAN PROMETHEE UNTUK MENENTUKAN GURU BERPRESTASI Siska Kurnia Gusti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SUSKA Riau, Jl. HR Soebrantas, KM.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI Eka Larasati Amalia 1), Dimas Wahyu Wibowo 2) 1),2) Teknik Informatika, Politeknik Negeri malang 1),2) eka.larasati@polinema.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan tentang langkah langkah penerapan metode yang digunakan berdasarkan SDLC yang sesuai. Adapun hal hal yang akan dibahas, antara lain: analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Makanan bukan hanya sekedar untuk dikonsumsi oleh seseorang yang sakit atau sehat. Makanan merupakan sumber bahan energi tubuh manusia biasanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Uraian Hasil Metode Gabungan AHP dan TOPSIS Dalam penyelesaian permasalahan dengan metode AHP dan TOPSIS ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan CV. Fountain Dalam penentuan evaluasi karyawan oleh Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) terdapat beberapa faktor yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengelolaan data proses pemilihan buku pelajaran pada sekolah SMA Yayasan Perguruan Swasta Budi Agung Medan dilakukan dengan musyawarah antara para

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan sebuah langkah atau proses untuk mendapatkan pemahaman dengan mengidentifikasi dan menjabarkan suatu permasalahan yang ada dan menentukan kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam perhitungan premi asuransi akan nasabah pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama masih bersifat semi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi 1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Secara umum gambaran pendidikan saat ini di Kabupaten Bone Bolango yaitu sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada pembuatan sebuah sistem berbasis komputer, analisa memegang peran yang sangat penting dalam membuat rincian sistem. Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Proses yang sedang berjalan dalam perekrutan calon karyawan pada PT. Anugerah Bersama Lestari masih bersifat semi komputerisasi. Dimana petugas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan suatu proses pengidentifikasian suatu masalah dari datadata yang terkumpul untuk mendapatkan variabel-variabel signifikan yang berguna pada pembuatan sistem.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Koperasi Serba Usaha Mitra Karya Unit XXIV Medan adalah salah satu instansi atau perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan koperasi usaha untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengambilan Keputusan dalam menentukan jumlah pemesanan obat masih sering terjadi kesalahan sehingga menjadi lambat dan tidak akurat. Hal ini cenderung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di Medan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Saat ini suatu sistem aplikasi komputer sangatlah diperlukan untuk mempermudah pekerjaan. Karena dengan adanya aplikasi tersebut kita dapat mengolah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Karyawan pada CV. Fountain dengan menggunakan metode AHP berbasis WEB

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Prosedur penelitian

Gambar 3.1 Prosedur penelitian Gambar 3.1 Prosedur penelitian 3.2.1 Studi Pustaka Penelitian diawali dengan melakukan studi pustaka untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang implementasi metode AHP dan TOPSIS dalam sistem pendukung

Lebih terperinci

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process (

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process ( DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... ii LEMBAR KEASLIAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAKSI... x TAKARIR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Ini merupakan tahap yang paling penting karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama pelaksanaan penelitian tugas akhir ini berlangsung dengan menyajikan diagram alur dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. fungsi yang menghasilkan nilai tegas, namun hal ini akan menyebabkan data

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. fungsi yang menghasilkan nilai tegas, namun hal ini akan menyebabkan data BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Pada media penjualan kamera DSLR yang berada dipasaran umumnya, pencarian dilakukan menggunakan pencarian tegas, yaitu pencarian berdasarkan fungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sistem, yang mana sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sistem, yang mana sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Setiap instansi pemerintahan maupun non pemerintahan memiliki suatu sistem, yang mana sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa memegang peranan penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisa merupakan langkah pemahaman permasalahan yang akan di pecahkan sebalum mengambil tindakan atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Tujuanan alias sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Seorang pakar dalam menentukan alternatif keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat mempengaruhi faktor fisikis seorang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN STRUKTURAL ESELON II.B MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Study kasus: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur) Herman *,1, Awang Harsa Kridalaksana 2, Zainal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Adapun permasalahan yang dihadapi SMA Negeri 2 Medan dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk mengikuti olimpiade sains adalah menyesuaikan minat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain metode penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian Studi komparasi metode PROMETHEE dan TOPSIS untuk memberikan solusi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masih kurangnya suatu aplikasi dalam menentukan jenis atau paket asuransi kendaraan yang dibutuhkan, hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam tahap pembuatan sistem pendukung keputusan rekomendasi pemilihan hotel, terlebih dahulu di lakukan analisa. Tahap analisa memiliki peran penting dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee Nurul Hadi 1, Yuli Fitrisia 2 & Wawan Yunanto 3 1 Program Studi Sistem Informasi Politeknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisis sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Agen Asuransi merupakan perantara dari perusahaan asuransi dengan pihak tertanggung baik dalam penutupan pertanggung maupun dalam penyelesaian klaim.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Siswa berprestasi merupakan dambaan bangsa yang diharapkan untuk menjadi pemimpin ataupun generasi yang dapat memajukan bangsa Indonesia. Namun

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. oleh: YENI JUMIATI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Informatika

TUGAS AKHIR. oleh: YENI JUMIATI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Informatika SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA UNTUK SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE TOPSIS DAN PROMETHEE (STUDI KASUS SMAN 2 TAMBANG-KAMPAR) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan analisa sistem dan perancangan sebuah aplikasi desktop untuk pendataan bayi dan analisa kesehatan dengan mengimplementasikan algoritma Analitycal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pendukung keputusan pemberian cuti pegawai dengan metode AHP dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft Visual Basic.Net

Lebih terperinci

LEMBAR JUDUL ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

LEMBAR JUDUL ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR SIMBOL... xix DAFTAR LAMPIRAN... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sample oleh Sales Personal Girl yang berada di stand penjulan untuk menanyakan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. sample oleh Sales Personal Girl yang berada di stand penjulan untuk menanyakan BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengelolaan data proses pemilihan roti terbaik pada PT. Mayora Medan dilakukan dengan melihat data permintaan pesanan tertinggi dari data produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut yaitu melakukan uraian hasil metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dan Simple Additive

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia CV. Roby Construction memberikan promosi jabatan untuk karyawannya. Penilaian kompetensi pegawai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sistem yang sedang berjalan pada saat ini dalam proses seleksi penerimaan team leader di PT. KAO Indonesia masih secara semikomputerisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Permasalahan Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang berkelanjutan dan ingin memperluas pangsa pasar yang ada. Paramuda Tour

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Setelah semua proses perancangan selesai, maka tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Predikat Mahasiswa Berprestasi Dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS. (Studi Kasus : Program Studi Sistem Informasi) Yusmanita

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS. (Studi Kasus : Program Studi Sistem Informasi) Yusmanita SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Yusmanita Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Islam Indragiri (UNISI) Jl. Parit

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x INTISARI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x INTISARI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x INTISARI... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. pengumpulan data, identifikasi masalah, dan rancangan penelitian. keuangan, dan penyimpanan data transaksi.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. pengumpulan data, identifikasi masalah, dan rancangan penelitian. keuangan, dan penyimpanan data transaksi. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Pada proses ini terdapat beberapa tahap yang telah dilalui yaitu pengumpulan data, identifikasi masalah, dan rancangan penelitian. 3.1.1 Pengumpulan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee Ariyasti Ulfa, Yuli Fitrisia 2, Yohana Dewi Lulu W 3 Program Studi Teknik Informatika Multimedia, Jurusan Komputer, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Studi kasus pada kerja praktik ini pada Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian buku bacaan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum seleksi pendataan agunan pinjaman yaitu menganalisis tentang sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM 4841948 BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM 3.1 Analisis Sistem Penilaian kinerja karyawan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena apabila penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. dinamakan Human Resources Department (HRD), dimana bagian HRD

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. dinamakan Human Resources Department (HRD), dimana bagian HRD BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Permasalahan PT. PJB SERVICES mempunyai bagian atau departemen yang dinamakan Human Resources Department (HRD), dimana bagian HRD menangani berbagai hal

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. sebelum melakuan pengkodean kedalam suatu bahasa pemograman. Dalam

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. sebelum melakuan pengkodean kedalam suatu bahasa pemograman. Dalam BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA Ian Febianto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jl.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 50 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

/1. Flowmap Usulan Daftar Anggota

/1. Flowmap Usulan Daftar Anggota 37 /1. Flowmap Usulan Daftar Anggota Gambar 4.1 Flowmap Usulan Pendaftaran Anggota 38 Prosedur flowmap usulan pendaftaran anggota sebagai berikut : a. Pendaftar datang ke toko ingin menjadi anggota baru.

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN IMPLEMENTASI

BAB III ANALISIS DAN IMPLEMENTASI BAB III ANALISIS DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini membahas tentang langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian, diantaranya jenis penelitian, sumber data, tahap analisis, blok diagram, dan system flow,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa memegang peran yang sangat penting dalam membuat rincian sistem, analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian 1. Studi Literatur Mencari informasi atau referensi teori yang relevan baik mengenai sistem rekomendasi maupun metode TOPSIS sebagai sumber untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Bagus Prasetyo (bagusprasetyo21@ymail.com) Wawan Laksito Y.S.

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE SELECTION OF DECISION SUPPORT SYSTEM CCTV CAMERA USING METHODS PROMETHEE Oleh: WAHID AZHARI FAUZI 12.1.03.02.0359

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian atau komponenkomponen dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum penilaian hasil kerja security pada STMIK Potensi Utama yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem) 2.1.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System) disingkat DSS yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibangun pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Uang Kerajinan Ka.Sub Regu pada PT. Industri

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem informasi yang berbasis komputer atau dengan kata lain masih dengan cara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur. Sebelum

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur. Sebelum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan membahas tentang identifikasi masalah, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Penilaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio. Net

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem pendukung keputusan penerimaan Prajurit TNI AD di KODAM I Bukit

Lebih terperinci