BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi 1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Secara umum gambaran pendidikan saat ini di Kabupaten Bone Bolango yaitu sebagai berikut : a. Keadaan Sekolah; Menurut jenjang jumlah sekolah dapat diperinci sebagai berikut : TK sebanyak 102 unit, SD sebanyak 129 unit, MI sebanyak 9 unit, SMP sebanyak 31 unit, MTs sebanyak 8 unit, SMA sebanyak 7 unit, MA sebanyak 5 unit, dan SMK sebanyak 5 unit, yang penyebarannya cenderung belum merata pada tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Penyebaran sekolah ini cenderung berada pada kecamatan-kecamatan yang berada di sekitar pusat-pusat kecamatan. b. Keadaan Siswa; 1) Jenjang Pendidikan Prasekolah (Taman Kanak-kanak) Jumlah siswa TK sebanyak siswa. Jumlah siswa Kelompok A berjumlah sebagai siswa baru dan dari Kelompok B sebanyak 1604 siswa. Jumlah lulusan pada Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 2004 siswa 2) Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI) Jumlah siswa SD/MI sebanyak siswa, yang terdiri dari kelas I = siswa, kelas II = siswa dan kelas III = 2.971, kelas IV = siswa, kelas

2 23 V = siswa dan kelas VI = siswa. Dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 912 rombongan belajar maka rasio siswa perkelas sebesar 1 : 20, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada sekolah-sekolah di sekitar ibukota kecamatan, sehingga rasio siswa pada sekolah-sekolah tertentu menjadi 1 : 14, sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat kekurangan ruang belajar. 3) Jenjang Pendidikan Dasar (SMP/SMPT/MTs) Jumlah siswa SMP/SMPT/Mts sebanyak siswa yang terdiri dari kelas I = siswa, kelas II = siswa dan kelas III = siswa. Dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 249 rombongan belajar maka rasio siswa perkelas sebesar 1 : 24, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolahsekolah tertentu menjadi 1 : 40, sehinggga pada sekolah-sekolah tersebut sangat kekurangan ruang belajar. 4) Jenjang Pendidikan Menengah (SM/MA) Jumlah siswa SMA/SMK/MA sebanyak siswa yang terdiri dari kelas I = siswa, kelas II = siswa dan kelas III = 845 siswa. Dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 145 rombongan belajar maka rasio siswa perkelas sebesar 1 : 23, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolahsekolah tertentu menjadi 1 : 46 sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat kekurangan ruang belajar.

3 24 c. Keadaan Guru Jumlah Guru SMA/SMK/MA di Kabupaten Bone Bolango sejumlah 390 yang terdiri dari PNS = 304 dan GTT = 86 guru, yang layak mengajar hanya sejumlah 84 %, semi layak sebesar 8.3 % dan tidak layak sebesar 5,2 %. Guru yang tidak layak mengajar ini disebabkan oleh kualifikasi pendidikan tidak memenuhi syarat yang ideal.

4 25 2. Struktur Organisasi KABID PMPTK MANSUR PAKAJA, S.Pd, MM NIP Gambar 4.1 Strutur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

5 25 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1) Analisis Sistem a) Deskripsi Sistem Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah penyusun lakukan, proses pemilihan pengawas sekolah kurang objektif, baik dari segi waktu maupun dari segi kualitas. Hal ini dikarenakan proses pemilihan pengawas sekolah terkadang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Proses pemilihan pengawas sekolah masih dilakukan secara manual. Berdasarkan kasus tersebut dibangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pengawas Sekolah yang tujuannya untuk membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango lebih khusus bagian PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan pengawas sekolah berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yakni analisis sistem, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan, analisis pemecahan masalah dengan metode AHP dan nalisis proses. Berikut akan dijelaskan masing-masing dari analisis tersebut.

6 26 b) Bagan Alir Sistem Yang Sedang Berjalan Mulai Menerima Usulan dari Pengawas Membuat Usulan kepada Koordinator Pengawas Mengadakan Rapat Untuk Membahas Calon Pengawas Membuat Usulan Untuk Kepala Dinas Mengajukan Usulan Untuk Bupati Membuat SK Pengawas Sekolah Selesai c) Analisis Permasalahan Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Berjalan Sistem Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di Sekolah. Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan

7 27 nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggungjawab yang harus dipikul pengawas sekolah juga menjadi besar pula. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupkan metode yang tepat digunakan untuk permasalahan pemilihan pengawas sekolah karena bersifat multikriteria. Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menjadi pengawas sekolah semata-mata tidak hanya terletak pada kemampuannya saja, tetapi juga hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan tingkah laku yang baik juga turut andil dalam mengambil keputusan siapa yang layak atau tidak menjadi seorang pengawas sekolah. untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat merepresentasikan persepsi manusia sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Dari berbagai analisis tersebut, maka penyusun akan merancang sebuah sistem yang dapat memberikan suatu urutan prioritas calon pengawas sekolah yang berhak menjadi pengawas sekolah berdasarkan masukan dari pengawaspengawas sekolah dengan menerapkan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya urutan prioritas tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya bagian PMPTK dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan siapa yang layak menjadi pengawas sekolah dan siapa yang tidak yang tentunya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. d) Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhankebutuhan yang dimaksud antara lain :

8 28 a. Kebutuhan Data Masukan Yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah / diproses. Data-data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan berpasangan baik antar kriteria maupun antar subktiteria calon pengawas untuk setiap kriteria. b. Kebutuhan Data Keluaran Yaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah / diproses untuk kemudian ditampilkan kepada pengguna sisttem. Data keluaran dari sistem ini adalah urutan prioritas calon pengawas yang layak menjadi seorang pengawas sekolah dari nilai yang tertinggi hingga terendah. e) Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP 1) Mentukan Prioritas Kriteria Dalam penyelesaian permasalahan dengan menggunakan metode AHP ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu : 1. Menentukan jenis-jenis Kriteria, dalam objek penelitian ini penyusun melakukan penelitian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango yaitu tentang Pemilihan Pengawas Sekolah. Adapun yang menjadi acuan kriteriakriteria untuk pemilihan Pengawas Sekolah ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. C1 C2 C3 : Pendidikan : Jabatan : Pengalaman Kerja

9 29 C4 C5 : Pangkat / Golongan : Usia Menyusun Kriteria-kriteria calon pengawas sekolah dalam matriks berpasangan. Cara mengisi elemen-elemen matriks, adalah sebagai berikut : a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3, n. Untuk penelitian ini n = 5. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Dalam mengisi elemen-elemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yan g diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 Table 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C1 1,00 3,00 3,00 5,00 3,00 C2 0,33 1,00 1,00 3,00 3,00 C3 0,33 1,00 1,00 3,00 3,00 C4 0,20 0,33 0,33 1,00 1,00 C5 0,33 0,33 0,33 1,00 1,00 Jumlah 2,20 5,67 5,67 13,00 11,00

10 30 e. Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2. Table 4.2 Matriks Nilai Kriteria Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah Prioritas C1 0,45 0,53 0,53 0,38 0,27 2,17 0,43 C2 0,15 0,18 0,18 0,23 0,27 1,01 0,20 C3 0,15 0,18 0,18 0,23 0,27 1,01 0,20 C4 0,09 0,06 0,06 0,08 0,09 0,38 0,08 C5 0,15 0,06 0,06 0,08 0,09 0,44 0,09 Matriks nilai kriteria ini diperoleh dengan menggunakan rumus : a. Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama / jumlah masing-masing pada kolom lama, atau dapat pula dijabarkan sebagai berikut : Nilai 0,33 pada kolom C1 baris C1 tabel 4.2 diperoleh dari nilai kolom C1 dan baris C1 pada tabel 4.1 dibagi dengan jumlah kolom C1 tabel 4.1, dan seterusnya. b. Nilai pada kolom jumlah yang ada pada tabel 4.2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. c. Sedangkan nilai pada kolom prioritas yang ada pada tabel 4.2 diperoleh dengan cara nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan sebanyak 6 kriteria atau n=6. Kriteria C1 atau pendidikan adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan dengan kriteria yang lainnya.

11 31 f. Langkah selanjutnya yaitu mengukur konsistensi, adapun langkah-langkah yaitu sebagai berikut : 2. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan cara mengalikan elemen pertama pada tabel 4.1 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas kriteria elemen pertama pada tabel 4.2, nilai matriks elemen kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Jumlahkan setiap baris Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Table 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah Baris C1 0,43 0,60 0,60 0,38 0,26 2,28 C2 0,14 0,20 0,20 0,23 0,26 1,04 C3 0,14 0,20 0,20 0,23 0,26 1,04 C4 0,09 0,07 0,07 0,08 0,09 0,38 C5 0,14 0,07 0,07 0,08 0,09 0,44 4. Perhitungan rasio konsistensi Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi 9CR) <=0,1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0,1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat pada tabel 4.4.

12 32 Table 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jumlah Baris Prioritas Lamda C1 2,28 0,43 5,26 C2 1,04 0,20 5,14 C3 1,04 0,20 5,14 C4 0,38 0,08 5,10 C5 0,44 0,09 5,05 Total 25,69 Lamda Max 5,14 Kolom jumlah baris diperoleh dari tabel 4.3 matriks penjumlahan setiap baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari tabel 4.2 matriks nilai kriteria dan kolom lamda diperoleh dari jumlah baris pada tabel 4.4 dibagi dengan nilai prioritas pada tabel 4.4. Untuk nilai total diperoleh dari hasil penjumlahan dari kolom lamda dan nilai yang ada pada kolom lamda max diperoleh dari nilai yang ada pada total dibagi dengan banyaknya elemen, dalam hal ini n=6. Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : - CI : - CR : CI / RI

13 33 Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas sub kriteria. Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap subsub dari semua kriteria. Dalam hal ini terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5 perhitungan prioritas sub kriteria. Langkah-langkah penyelesaianya seperti pada penentuan prioritas kriteria sebelumnya. 2) Menentukan Prioritas Subkriteria Ada 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon pengawas sekolah dan semua kriteria memiliki subkriteria yang harus dibandingkan dalam matriks berpasangan. a) Subkriteria Pendidikan Proses perhitungan atau cara untuk mencari nilai konsistensi subkriteria cara penyelesaianya sama dengan proses perhitungan untuk mencari nilai konsistensi kriteria pada langkah-langkah sebelumnya. Dalam mengisi elemenelemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai subkriteria yang ditentukan. a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3, n. Untuk penelitian ini n = 2. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

14 34 Table 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan C1 S2 S1 S2 1,00 2,00 S1 0,50 1,00 Jumlah 1,50 3,00 Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.6 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6. Table 4.6 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan C1 S2 S1 Jumlah Prioritas Nilai Prioritas Sub Kriteria S2 0,67 0,67 1,33 0,67 1,00 S1 0,33 0,33 0,67 0,33 0,50 e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.5 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.6, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

15 35 Table 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan C1 S2 S1 Jumlah Baris S2 0,67 0,67 1,33 S1 0,33 0,33 0,67 g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Table 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan C1 Jumlah Baris Prioritas Lamda S2 1,33 0,67 2,00 S1 0,67 0,33 2,00 Total 4,00 Lamda Max 2,00 Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : - CI : - CR : CI / RI

16 36 b) Subkriteria Jabatan Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut : a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3, n. Untuk penelitian ini n = 2. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Table 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan C2 Kepala Sekolah Guru Kepala Sekolah 1,00 5,00 Guru 0,20 1,00 Jumlah 1,20 6,00 Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

17 37 mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.10 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Table 4.10 Matriks Nilai Kriteria Jabatan C2 Kepala Sekolah Guru Jumlah Prioritas Nilai Prioritas Subkriteria Kepala Sekolah 0,83 0,83 1,67 0,83 1,00 Guru 0,17 0,17 0,33 0,17 0,20 e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.9 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.10, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Table 4.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan Jumlah C2 Kepala Sekolah Guru Baris Kepala 0,83 4,17 Sekolah 5,00 Guru 0,03 0,17 0,20 g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12.

18 38 Table 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan C2 Jmlh Baris Prioritas Lamda Kepala 5,00 0,83 Sekolah 6,00 Guru 0,20 0,17 1,20 Total 7,20 Lamda Max 3,60 Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : - CI : - CR : CI / RI c) Subkriteria Pengalaman Kerja Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut :

19 39 a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3, n. Untuk penelitian ini n = 4. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel Table 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja C3 10 Tahun 8 Tahun 6 tahun 4 Tahun 10 Tahun 1,00 3,00 5,00 7,00 8 Tahun 0,33 1,00 3,00 5,00 6 Tahun 0,20 0,33 1,00 3,00 4 Tahun 0,14 0,20 0,33 1,00 Jumlah 1,68 4,53 9,33 16,00 Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.14 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.14.

20 40 C3 Table 4.14 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja 10 Tahun 8 Tahun 6 Tahun 4 Tahun Jumlah Prioritas Nilai Prioritas Subkriteria 10 Tahun 0,60 0,66 0,54 0,44 2,23 0,56 1,00 8 Tahun 0,20 0,22 0,32 0,31 1,05 0,26 0,47 6 Tahun 0,12 0,07 0,11 0,19 0,49 0,12 0,22 4 Tahun 0,09 0,04 0,04 0,06 0,23 0,06 0,10 e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.13 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.14, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Table 4.15 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja C3 10 Tahun 8 Tahun 6 tahun 4 Tahun Jumlah Baris 10 Tahun 0,56 0,79 0,61 0,40 2,36 8 Tahun 0,19 0,26 0,37 0,28 1,10 6 Tahun 0,11 0,09 0,12 0,17 0,49 4 Tahun 0,08 0,05 0,04 0,06 0,23 g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.16.

21 41 Table 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja C3 Jmlh Baris Prioritas Lamda 10 Tahun 2,36 0,56 4,22 8 Tahun 1,10 0,26 4,17 6 Tahun 0,49 0,12 4,04 4 Tahun 0,23 0,06 4,04 Total 16,47 Lamda Max 4,12 Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : - CI : - CR : CI / RI d) Subkriteria Pangkat / Golongan Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut :

22 42 a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3, n. Untuk penelitian ini n = 4. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel Table 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c Pembina IV/b 1,00 3,00 5,00 7,00 Pembina IV/a 0,33 1,00 1,00 5,00 Penata III/d 0,20 1,00 1,00 3,00 Penata III/c 0,14 0,20 0,33 1,00 Jumlah 1,68 5,20 7,33 16,00 Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.18 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.18.

23 43 Table 4.18 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c 0,60 0,58 0,68 0,44 0,20 0,19 0,14 0,31 0,12 0,19 0,14 0,19 0,64 0,09 0,04 0,05 0,06 0,23 Jumlah Prioritas Nilai Prioritas Subkriteria 2,29 0,57 1,00 0,84 0,21 0,37 0,16 0,06 0,28 0,10 e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.17 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.18, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Table 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan Pembina Pembina Penata Penata C4 Jumlah Baris IV/b IV/a III/d III/c Pembina IV/b 0,57 0,63 0,79 0,41 2,40 Pembina IV/a 0,19 0,21 0,16 0,29 0,85 Penata III/d 0,11 0,21 0,16 0,17 0,66 Penata III/c 0,08 0,04 0,05 0,06 0,23 g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.20.

24 44 Table 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan C4 Jmlh Baris Prioritas Lamda Pembina IV/b 2,40 0,57 4,19 Pembina IV/a 0,85 0,21 4,05 Penata III/d 0,66 0,16 4,14 Penata III/c 0,23 0,06 4,05 Total 16,43 Lamda Max 4,11 Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : - CI : - CR : CI / RI e) Subkriteria Usia Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

25 45 membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut : a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3, n. Untuk penelitian ini n = 4. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel Table 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia C5 30 Tahun 35 Tahun 40 tahun 50 Tahun 30 Tahun 1,00 3,00 3,00 5,00 35 Tahun 0,33 1,00 1,00 3,00 40 Tahun 0,33 1,00 1,00 3,00 50 Tahun 0,20 0,33 0,33 1,00 Jumlah 1,87 5,33 5,33 12,00 Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.22 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.22.

26 46 C5 30 Tahun Table 4.22 Matriks Nilai Kriteria Usia 35 Tahun 40 Tahun 50 Tahun Jumlah Prioritas Nilai Prioritas Subkriteria 30 Tahun 0,54 0,56 0,56 0,42 2,08 0,52 1,00 35 Tahun 0,18 0,19 0,19 0,25 0,80 0,20 0,39 40 Tahun 0,18 0,19 0,19 0,25 0,80 0,20 0,39 50 Tahun 0,11 0,06 0,06 0,08 0,32 0,08 0,15 e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.21 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.22, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Table 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia C5 30 Tahun 35 Tahun 40 tahun 50 Tahun Jumlah Baris 30 Tahun 0,52 0,60 0,60 0,39 2,12 35 Tahun 0,17 0,20 0,20 0,24 0,81 40 Tahun 0,17 0,20 0,20 0,24 0,81 50 Tahun 0,10 0,07 0,07 0,08 0,32 g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.24.

27 47 Table 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia C5 Jmlh Baris Prioritas Lamda Pembina IV/b 2,12 0,52 4,08 Pembina IV/a 0,81 0,20 4,04 Penata III/d 0,81 0,20 4,04 Penata III/c 0,32 0,08 4,02 Total 16,17 Lamda Max 4,04 Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : - CI : - CR : CI / RI 3) Menentukan Hasil Akhir Langkah selanjutnya adalah prioritas hasil perhitungan pada kriteria dan subkriteria per kriteria atau langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan dalam matriks hasil yang terlihat dalam tabel 4.25.

28 48 No Pendidikan Jabatan Pengalaman Kerja Pangkat / Gol Usia 0,43 0,20 0,20 0,08 0,09 1 S2 Kepala Sekolah 10 Tahun Pembina IV/b 30 Tahun 1,00 0,83 0,56 0,57 0,52 2 S1 Guru 8 Tahun Pembina IV/a 35 Tahun 0,50 0,17 0,26 0,21 0, Tabel 4.25 Matriks Hasil - 6 Tahun Penata III/d 40 Tahun 0,12 0,16 0,20-4 tahun Penata III/c 50 Tahun - 0,06 0,06 0,08 Cara penyelesaiannya, jika diberikan data minimal 5 orang calon pengawas sekolah yang akan diseleksi menjadi pengawas sekolah. Tabel 4.26 Data Calon Pengawas Sekolah Alternatif C1 C2 C3 C4 C5 CP1 S1 Guru 6 Tahun Penata III/d 10 CP2 S2 Kepala Sekolah Tahun Pembina IV/a 4 CP3 S1 Guru Tahun Penata III/c 6 CP4 S1 Guru Tahun Penata III/c 8 CP5 S2 Kepala Sekolah Thaun Pembina IV/b Maka hasil akhirnya akan tampak pada tabel Tahun 35 Tahun 50 Tahun 30 Tahun 40 Tahun Tabel 4.27 Hasil Akhir Alternatif C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah CP1 0,22 0,03 0,02 0,01 0,02 0,30 CP2 0,43 0,17 0,11 0,02 0,02 0,75 CP3 0,22 0,03 0,01 0,00 0,01 0,27 CP4 0,22 0,03 0,02 0,00 0,05 0,32 CP5 0,43 0,17 0,05 0,04 0,02 0,72

29 49 Nilai 0,22 pada kolom C1 (pendidikan) baris CP1 diperoleh dari nilai CP1 untuk C1, yaitu status pendidikan dengan nilai prioritas subkriteria 1 (tabel 4.25), dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pendidikan sebesar 0,43 (tabel 4.25), demikian seterusnya berdasarkan data calon pengawas sekolah. Kolom jumlah pada tabel 4.27 diperoleh dari penjumlahan masing-masing barisnya. Nilai dari kolom jumlah inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking prestasi alternatif dalam hal ini calon pengawas sekolah. Semakin besar nilainya, maka calon pengawas sekolah tersebut akan layak untuk menjadi pengawas sekolah. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa dari kelima alternatif yang paling layak menjadi pengawas sekolah adalah alternatif CP2. Hal ini karena CP2 memiliki nilai paling tinggi dari alternatif lainnya. f. Analisis Proses Pada proses penanganan sistem, user akan berhubungan langsung dengan sistem. User terbagi dalam dua kategori, yang pertama user sebagai operator sekaligus user yang bertindak sebagai pengambil keputusan (Decision Maker). Sistem akan mengolah data inputan data calon pengawas dan output yang dihasilkan berupa laporan hasil pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

30 50 2. Perancangan Sistem Seteleh melakukan tahapan analisis sistem, maka langkah selanjutnya penyusun membuat gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan dari pembangunan sistem pendukung keputusan ini yaitu dapat membantu dalam menyelesaikan masalah tentang pemilihan pengawas sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusun harus dapat mencapai sasaransasaran, yakni desain sistem harus mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan oleh user. Adapun sistem pendukung keputusan pemilihan pengawas sekolah yang diusulkan nantinya dihrapkan dapat membantu bagian PMPTK lebih khusus pihak pengambil keputusan dalam proses pemilihan pengawas sekolah. Dengan adanya sistem ini, bagian PMPTK tidak perlu lagi melakukan pemilihan pengawas sekolah secara manual. Selain itu dengan pembangunan sistem ini operator dan pihak pengambil keputusan dapat langsung menginputkan data pengawas dan kritetia-kriteria sebagai variabel penentu dalam pemilihan pengawas sekolah sehingga dapat memudahkan pihak pengambil keputusan dalam menentukan pengawas sekolah yang berkualitas. Kemudian data hasil seleksi tersebut disimpan serta dapat dikeluarkan dalam bentuk laporan. Berikut adalah perancangan Flowchart sistem yang diusulkan dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) : Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan penyusun untuk mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchart yang

31 51 akan dirancang pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas calon pengawas tiap subkriteria dan penentuan prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses tersebut.

32 Tidak 52 a. Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan Prioritas Kriteria Mulai Input data pengawas Input nilai kriteria n = banyak pengawas & n = banyak kriteria Input nilai matriks pengawas tiap kriteria n X n Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap kriteria Normalisasi matriks pengawas tiap kriteria Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap kriteria Selesai Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n Matriks prioritas pengawas tiap kriteria Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas pengawas tiap kriteria Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masingmasing nilai prioritas pengawas tiap kriteria Matriks ƛ Hitung ƛ maks Hitung CI Hitung CR CR < 0,1 Ya Matriks kriteria konsisten Selesai Gambar 4.3 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria Pengawas Sekolah

33 Tidak 53 b. Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan Prioritas Subkriteria Mulai Input data pengawas Input nilai subkriteria n = banyak pengawas & n = banyak subkriteria Input nilai matriks pengawas tiap subkriteria n X n Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap subkriteria Normalisasi matriks pengawas tiap subkriteria Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap subkriteria Selesai Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n Matriks prioritas pengawas tiap subkriteria Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap subkriteria dengan nilai masing-masing prioritas pengawas tiap subkriteria Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masingmasing nilai prioritas pengawas tiap subkriteria Matriks ƛ Hitung ƛ maks Hitung CI Hitung CR CR < 0,1 Ya Matriks kriteria konsisten Selesai Gambar 4.4 Flowchart Penentuan Prioritas Subkriteria Pengawas Sekolah

34 54 c. Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan Prioritas Global Mulai Nilai prioritas pengawas tiap kriteria Nilai prioritas pengawas tiap subkriteria Kalikan masing-masing nilaii prioritas pengawas tiap kriteria dengan masing-masing nilai prioritas subkriterianya Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks prioritas tujuan Nilai prioritas global Urutkan nilai prioritas global dari nilai tertinggi hingga terendah Selesai Gambar 4.5 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global d. Diagram Arus Data Adapun diagram arus data dari sistem pendukung keputusan pemilihan pengawas sekolah yaitu : 1) Identifikasi External Entity Tabel 4.28 Identifikasi External Entity No Eksternal Entity Input Output 1. Admin - Data User - Data Pengawas Hasil Data Pengawas - Verifikasi User - Hasil Data Pengawas 2. Kabid PMPTK - Data User - Data Kriteria - Data Nilai Matriks Kriteria - Verifikasi User - Hasil Data Register - Hasil Data Kriteria - Hasil Nilai Prioritas

35 55 3. Kadis Bone Bolango - Data Nilai Matriks Tiap Subkriteria - Hasil Nilai Keputusan Kriteria - Hasil Nilai Prioritas Subkriteria - Hasil Nilai Keputusan - Laporan Data Pengawas - Laporan Nilai Hasil Keputusan - Laporan Data Pengawas - Laporan Nilai Hasil Keputusan e. Diagram Konteks Admin Data User Data Pengawas Verifikasi User Hasil Data Pengawas 0 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pengawas Sekolah Data Kriteria Data Nilai Matriks Kriteria Data Nilai Matriks Subkriteria Data Nilai Hasil Keputusan Verifikasi User Hasil Data Kriteria Hasil Nilai Prioritas Kriteria Hasil Nilai Prioritas Subkriteria Hasil Nilai Keputusan Kabid PMPTK Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan Kadis Bone Bolango Gambar 4.6 Diagram Konteks

36 56 f. DAD Level 0 Data User Data User Verifikasi User Admin Data User Verifikasi User 1.0.P Login Data User User Data User Hasil data pengawas 2.0 Input Data Hasil data user Hasil data pengawas Data pengawas Pengawas Nilai Matriks Kriteria Nilai Matriks Kriteria Kabid PMPTK 3.0.P Penentuan Prioritas Kriteria Kriteria Nilai Prioritas Kriteria Nilai Prioritas Kriteria Nilai Matriks Tiap Subkriteria Nilai PrioritasSubkriteria 4.0.P Penentuan Prioritas Subkriteria Data pengawas Nilai Prioritas Tiap Subkriteria Subkriteria Nilai Keputusan Hasil Nilai Keputusan 5.0.P Penentuan Nilai Keputusan Nilai Keputusan Hasil Nilai Keputusan Data pengawas Hasil Keputusan Hasil Nilai Keputusan Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan 6.0.P Pembuatan Laporan Data pengawas Hasil Nilai Keputusan Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan Kadis Bone Bolango Gambar 4.7 Dad Level 0

37 57 g. Relasi Tabel PK Pengawas Kode_pengawas nm_pengawas alamat pendidikan jabatan pengalaman_kerja pangkat_golongan usia 1 1 PK FK FK FK Hasil Kode_hasil kode_pengawas kode_kriteria kode_sub nilai_kriteria nilai_sub nilai_akhir 1 N PK Kriteria Kode_Kriteria nm_kriteria nilai_kriteria Subkriteria N PK Kode_Sub nm_sub nilai_sub Gambar 4.8 Relasi Tabel

38 58 h Hubungan Antar Tebel (Entity Relationalship Diagram / ERD) Memenuhi kode_kriteria nm_kriteria Kode_pengawas Nama_pengawas 1 Pengawas alamat jabatan N Kriteria nilaikriteria pendidikan Pengalaman_kerja kode_pengawas kode_hasil 1 usia Pangkat_golongan Hasil Memiliki kode_kriteria nila_kriteria kode_sub Nm_sub Kode_sub nilai_akhir nilai_sub N Subkriteria nila_sub Gambar 4.9 Hubungan Antar Tabel (Entity Relationship Diagram/Erd)

39 59 i. Rancangan Database Tabel 4.29 Rancangan Tabel Pengawas Field Type Size Index Keterangan Kode_pengawas Text 10 Primary key Kode pengawas Nip Text 25 - Nip Pengawas Nm_pengawas Text 50 - Nama pengawas Alamat Text Alamat pengawas Tabel 4.30 Rancangan Tabel Kriteria Field Type Size Index Keterangan Kode_kriteria Text 5 Primary key Kode kriteria Nm_kriteria Text Nama kriteria Nilai Number 2 - Nilai kriteria Tabel 4.31 Rancangan Tabel Subkriteria Field Type Size Index Keterangan Kode_sub Text 5 Primary key Kode subkriteria Nm_sub Text Nama subkriteria Nilai Text Nilai subkriteria Tabel 4.32 Rancangan Tabel Hasil Field Type Size Index Keterangan Kode_pengawas Text 10 Primary key Kode pengawas Kode_kriteria Text 5 Foreign key Kode kriteria Kode_subkriteria Text 5 Foreign key Kode subkriteria Nilai_kriteria Text 5 - Nilai kriteria Nilai_subkriteria Text 5 - Nilai subkriteria Nilai_akhir Text 5 Nilai akhir

40 60 j. Rancangan Input Rancangan form input data pengawas SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Data Pengawas Kode Pengawas Nip Nama Pengawas Alamat Pendidikan Jabatan Pengalaman Kerja Pangkat / Golongan Usia SIMPAN HAPUS KELUAR Kode Pengawas Nama Pengawas Nip Alamat Pendidikan Jabatan Pengalaman Kerja Pangkat Golongan Usia Gambar 4.10 Rancangan Form Input Data Pengawas

41 61 k. Rancangan Proses 1) Rancangan form proses matriks perbandingan berpasangan SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Matriks Perbandingan Berpasangan C1 C2 C3 C4 C5 C6 : Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia Random Indeks 1,2 = 0,00 9 = 1,45 3 = 0,58 10 = 1,49 4 = 0,90 11 = 1,51 5 = 1,12 12 = 1,48 6 = 1,24 13 = 1,56 7 = 1,32 14 = 1,57 8 = 1,41 15 = 1,59 Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah NEXT Gambar 4.11 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan Berpasangan

42 62 2) Rancangan form proses matriks nilai Kriteria SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Matriks Nilai Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 : Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia Random Indeks 1,2 = 0,00 9 = 1,45 3 = 0,58 10 = 1,49 4 = 0,90 11 = 1,51 5 = 1,12 12 = 1,48 6 = 1,24 13 = 1,56 7 = 1,32 14 = 1,57 8 = 1,41 15 = 1,59 Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Prioritas C1 C2 C3 C4 C5 C6 BACK NEXT Gambar Rancangan Form Proses Matriks Nilai Kriteria

43 63 3) Rancangan form proses matriks penjumlahan setiap baris SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Matriks Penjumlahan Setiap Baris C1 C2 C3 C4 C5 C6 : Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia Random Indeks 1,2 = 0,00 9 = 1,45 3 = 0,58 10 = 1,49 4 = 0,90 11 = 1,51 5 = 1,12 12 = 1,48 6 = 1,24 13 = 1,56 7 = 1,32 14 = 1,57 8 = 1,41 15 = 1,59 Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Baris C1 C2 C3 C4 C5 C6 BACK NEXT Gambar 4.13 Rancangan Form Proses Matriks Penjumlahan Setiap Baris

44 64 4) Rancangan form proses perhitungan rasio konsistensi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Perhitungan Rasio Konsistensi C1 C2 C3 C4 C5 C6 : Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia Kriteria Jumlah Baris Prioritas Lamda C1 C2 C3 C4 C5 C6 Total Lamda Max Random Indeks 1,2 = 0,00 9 = 1,45 3 = 0,58 10 = 1,49 4 = 0,90 11 = 1,51 5 = 1,12 12 = 1,48 6 = 1,24 13 = 1,56 7 = 1,32 14 = 1,57 8 = 1,41 15 = 1,59 BACK NEXT Gambar 4.14 Rancangan Form Proses Perhitungan Rasio Konsistensi Rancangan form proses untuk subkriteria, rancangan formnya sama dengan rancangan form yang ada pada rancangan form proses kriteria. Jika pada kriteria terdapat rancangan form matriks perbandingan berpasangan maka pada subkriteria juga terdapat rancangan form untuk matriks perbandingan

45 65 berpasangan, begitu pula dengan rancangan form proses untuk matriks nilai kriteria, rancangan form proses untuk matriks penjumlahan setiap baris dan rancangan form proses untuk perhitungan rasio konsistensi. 5) Rancangan form proses perhitungan nilai akhir 6) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Perhitungan Hasil Akhir Kode Calon Pengawas Nama Calon Pengawas Pendidikan Jabatan Pengalaman Kerja Pangkat / Golongan Usia BACK NEXT BACK NEXT Kd_hasil Kd_pengawas Kd_kriteria Kd_sub Nilai_sub Nilai_akhir Gambar 4.15 Rancangan Form Proses Perhitungan Hasil Akhir

46 66 l. Rancangan Output 1) Rancangan Form Untuk Laporan SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Laporan Jenis Laporan Ok Batal Gambar 4.16 Rancangan Form Output Untuk Laporan

47 67 2) Laporan Hasil Akhir SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango LAPORAN HASIL AKHIR No Kode Pengawas Nama Pengawas Hasil Keputusan Gorontalo, Tanggal Bulan Tahun Kabid PMPTK Gambar 4.17 Laporan Hasil Akhir Mansur Pakaja, S.Pd.MM Nip

48 68 3) Laporan Pengawas TK / SD SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango LAPORAN PENGAWAS TK / SD No Kode Pengawas Nama Pengawas Hasil Keputusan Gorontalo, Tanggal Bulan Tahun Kabid PMPTK Gambar 4.18 Laporan Pengawas TK / SD Mansur Pakaja, S.Pd.MM Nip

49 69 4) Laporan Pengawas SMP / SMA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango LAPORAN PENGAWAS SMP / SMA No Kode Pengawas Nama Pengawas Hasil Keputusan Gorontalo, Tanggal Bulan Tahun Kabid PMPTK Gambar 4.19 Laporan Pengawas SMP / SMA Mansur Pakaja, S.Pd.MM Nip

50 70 3. Testing dan Implementasi 1) Implementasi a) Tampilan Form Login b) Tampilan Form Menu Utama Gambar 4.18 Tampilan Form Login Gambar 4.19 Tampilan Menu Utama

51 71 c) Tampilan Form Input Data User Gambar 4.20 Tampilan Form Input Data User d) Tampilan Form Input Data Pengawas Gambar 4.21 Tampilan Form Input Data User

52 72 e) Tampilan Form Matriks Perbandingan Berpasangan Gambar 4.22 Tampilan Form Matriks Perbandingan Berpasangan f) Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria Gambar 4.23 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria

53 73 g) Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris Gambar 4.24 Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris h) Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi Gambar 4.25 Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi

54 74 i) Tampilan Form Penilaian Hasil Akhir Gambar 4.26 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria j) Tampilan Laporan Hasil Penilaian Akhir Gambar 4.27 Laporan Hasil Akhir

55 75 Gambar 4.28 Laporan Pengawas Sekolah TK / SD Gambar 4.29 Laporan Pengawas Sekolah SMP / SMA

56 76 2) Testing a. Pengujian Black Box Pengujian selanjutnya dilakukan untuk memastikan bahwa suatu event atau masukan akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai dengan desain. Rencana pengujian sistem dapat dilihat pada tabel Tabel 4.33 Rencana Pengujian Sistem No Item Uji Detail Pengujian Jenis Pengujian 1 Login Konfirmasi login Blackbox 2 Input Data User Simpan, Hapus Blackbox 3 Input Data Simpan, Hapus Blackbox Pengawas 4 Proses Nilai Next, Simpan Blackbox Kriteria dan Subkriteria 5 Proses Nilai Akhir Simpan, Update, Hapus Blackbox a. Hasil pengujian sistem 1) Pengujian login Tabel 4.34 Pengujian login (data normal) Data Masukan Username, password, level Yang Diharapkan Pada saat menekan tombol ok, pengguna dapat masuk ke menu utama dan dapat menggunakan system. Pengamatan Pengguna dapat masuk ke dalam system dengan username dan password yang terdaftar pada system. Kesimpulan Sukses Tabel 4.35 Pengujian login (data salah) Data Masukan Username, password, level Yang Diharapkan Pada saat menekan tombol ok, pengguna tidak dapat masuk ke menu utama dan akan tampil pesan username tidak tersedia ataupun password salah. Pengamatan Pengguna tidak dapat masuk ke dalam sistem karena username ataupun password tidak terdaftar. Kesimpulan Sukses

57 77 2) Pengujian Input Data User Tabel 4.36 Pengujian Input Data User (data normal) Simpan Data Masukan Data user sesuai dengan atribut yang disediakan Yang Diharapkan Proses simpan data berhasil, data user tersimpan pada database yang disediakan. Pengamatan Data berhasil disimpan pada database dan ditampilkan pada datagrid. Kesimpulan Sukses Hapus Data Masukan Pilih data yang akan dihapus Yang Diharapkan Proses hapus data berhasil Pengamatan Data yang dihapus tidak muncul pada datagrid. Kesimpulan Sukses Tabel 4.37 Pengujian Input Data User (data salah) Simpan Data Masukan Kode user dikosongkan Yang Diharapkan Proses simpan data tidak berhasil, data user tidak tersimpan pada database yang disediakan, tampil pesan peringatan kode user harus diisi. Pengamatan Data gagal disimpan pada database, tampil perintah untuk mengisi atribut kode user. Kesimpulan Sukses Hapus Data Masukan Tidak memilih data yang yang akan dihapus Yang Diharapkan Data gagal dihapus dari database, menampilkan pesan untuk memilih data yang ingin dihapus Pengamatan Gagal dihapus, tampil pesan untuk memilih data yang akan dihapus Kesimpulan Sukses 3) Pengujian Input Data Pengawas Tabel 4.38 Pengujian Input Data Pengawas (data normal) Simpan Data Masukan Data pengawas sesuai dengan atribut yang disediakan Yang Diharapkan Proses simpan data berhasil, data pengawas tersimpan pada database yang disediakan. Pengamatan Data berhasil disimpan pada database dan ditampilkan pada datagrid. Kesimpulan Sukses

58 78 Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Hapus Pilih data yang akan dihapus Proses hapus data berhasil Data yang dihapus tidak muncul pada datagrid. Sukses Tabel 4.39 Pengujian Input Data Pengawas (data salah) Simpan Data Masukan Kode pengawas dikosongkan Yang Diharapkan Proses simpan data tidak berhasil, data pengawas tidak tersimpan pada database yang disediakan, tampil pesan peringatan kode pengawas harus diisi. Pengamatan Data gagal disimpan pada database, tampil perintah untuk mengisi atribut kode pengawas. Kesimpulan Sukses Hapus Data Masukan Tidak memilih data yang yang akan dihapus Yang Diharapkan Data gagal dihapus dari database, menampilkan pesan untuk memilih data yang ingin dihapus Pengamatan Gagal dihapus, tampil pesan untuk memilih data yang akan dihapus Kesimpulan Sukses 4) Pengujian Proses Nilai Kriteria & Subkiteria Tabel 4.40 Pengujian Nilai Kriteria & Subkriteria (data normal) Next Data Masukan Nilai Matriks Perbandingan Berpasangan Yang Diharapkan Proses mengisi nilai matriks perbandingan berpasangan berhasil Pengamatan Data berhasil diisi pada matriks perbandingan berpasangan dan ditampilkan Kesimpulan Sukses Simpan Data Masukan Nilai Matriks Kriteria Yang Diharapkan Proses simpan data berhasil Pengamatan Data yang disimpan ditampilkan pada datagrid. Kesimpulan Sukses Next Data Masukan Nilai Matriks Penjumlahan Setiap Baris Yang Diharapkan Nilai ditampilkan pada tabel matriks penjumlahan setiap baris. Pengamatan Nilai ditampilkan pada tabel matriks penjumlahan setiap baris.

59 79 Kesimpulan Next Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Sukses Perhitungan Rasio Konsistensi Nilai ditampilkan pada tabel perhitungan rasio konsistensi dan mendapatkan nilai CI dan CR. Nilai ditampilkan pada tabel perhitungan rasio konsistensi. Sukses Tabel 4.41 Pengujian Nilai Kriteria & Subkriteria (data salah) Next Data Masukan Nilai Matriks perbandingan berpasagan tidak diisi Yang Diharapkan Proses untuk melanjutkan ke matriks nilai kriteria gagal dan tidak dapat melanjutkan untuk perhitungan rasio konsistensi, tampil pesan salah satu data tidak bisa kosong. Pengamatan Nilai matriks perbandingan berpasangan kosong. Kesimpulan Sukses 5) Pengujian Proses Nilai Hasil Penilaian Tabel 4.42 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (data normal) Simpan Data Masukan Pilih pengawas yang akan dinilai Yang Diharapkan Proses mengisi nilai akhir berhasil Pengamatan Data berhasil disimpan pada database nilai akhir. Kesimpulan Sukses Update Data Masukan Pilih data yang akan diupdate Yang Diharapkan Proses update data berhasil Pengamatan Data diperbaharui dan ditampilkan pada datagrid. Kesimpulan Sukses Hapus Data Masukan Pilih data yang akan dihapus Yang Diharapkan Proses hapus data berhasil Pengamatan Data yang dihapus tidak ditampilkan pada datagrid. Kesimpulan Sukses

60 80 Tabel 4.43 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (data salah) Simpan Data Masukan Data pengawas dikosongkan Yang Diharapkan Proses mengisi nilai akhir gagal Pengamatan Data tidak berhasil disimpan pada database nilai akhir. Kesimpulan Sukses 4. Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses pemilihan pengawas sekolah kurang objektif, baik dari segi waktu maupun dari segi kualitas. Hal ini dikarenakan prosedur dalam pemilihan pengawas sekolah belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah. Proses pemilihan pengawas sekolah masih dilakukan secara manual yaitu koordinator pengawas menerima usulan calon pengawas sekolah dari beberapa pengawas sekolah, kemudian koordinator pengawas dan bagian PMPTK melakukan rapat untuk membahas pemilihan pengawas sekolah. Setelah melakukan rapat, nama calon pengawas sekolah tersebut diberikan kepada Kepala Dinas, selanjutnya Kepala Dinas membuat usulan nama calon pengawas sekolah ke Bupati untuk mengeluarkan SK pengawas sekolah. Tetapi terkadang nama-nama pengawas sekolah yang mendapatkan SK pengawas sekolah tidak sesuai dengan nama-nama yang telah diusulkan sebelumnya oleh Kepala Dinas. Hal ini mengakibatkan pemilihan pengawas sekolah tidak objektif dan membutuhkan waktu yang lama dalam menentukan pemilihan pengawas sekolah dan hasilnya tidak akurat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut yaitu melakukan uraian hasil metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dan Simple Additive

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengambilan Keputusan dalam menentukan jumlah pemesanan obat masih sering terjadi kesalahan sehingga menjadi lambat dan tidak akurat. Hal ini cenderung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Uraian Hasil Metode Gabungan AHP dan TOPSIS Dalam penyelesaian permasalahan dengan metode AHP dan TOPSIS ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di Medan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Karyawan pada CV. Fountain dengan menggunakan metode AHP berbasis WEB

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Analisis Sistem Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, didapatkan proses seleksi calon nasabah dan penyampaian informasi di PT XYZ Finance kurang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Siswa berprestasi merupakan dambaan bangsa yang diharapkan untuk menjadi pemimpin ataupun generasi yang dapat memajukan bangsa Indonesia. Namun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem pendukung keputusan penerimaan Prajurit TNI AD di KODAM I Bukit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum seleksi pendataan agunan pinjaman yaitu menganalisis tentang sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Membangun sebuah sistem perlu melalui tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Permasalahan Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang berkelanjutan dan ingin memperluas pangsa pasar yang ada. Paramuda Tour

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Agen Asuransi merupakan perantara dari perusahaan asuransi dengan pihak tertanggung baik dalam penutupan pertanggung maupun dalam penyelesaian klaim.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Tujuanan alias sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisa. Masalah dapat diidentifikasikan sebagai suatu pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan analisa sistem dan perancangan sebuah aplikasi desktop untuk pendataan bayi dan analisa kesehatan dengan mengimplementasikan algoritma Analitycal

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian buku bacaan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam perhitungan premi asuransi akan nasabah pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama masih bersifat semi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis merupakan peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Tanaman kopi merupakan tanaman penghasil biji kopi yang akan diolah menjadi kopi. Banyak penggemar kopi memilih kopi berdasarkan kualitas rasa dan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI Zenna Atmaja (zennaatmaja@gmail.com) Muhammad Hasbi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil analisa dan perancangan sistem yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dilanjutkan ke tingkat implementasi, implementasi program aplikasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Analisis sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Adapun hasil dari penelitan yang dilakukan adalah sebuah perangkat lunak

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Adapun hasil dari penelitan yang dilakukan adalah sebuah perangkat lunak BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Adapun hasil dari penelitan yang dilakukan adalah sebuah perangkat lunak sistem pendukung keputusan seleksi pegawai kecamatan baru di kecamatan medan timur dengan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Haditsah Annur haditsah@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Penempatan bidan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM. Kebutuhan input pada sistem ini berupa nilai-nilai

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM. Kebutuhan input pada sistem ini berupa nilai-nilai 15 BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Kebutuhan Input Kebutuhan input pada sistem ini berupa nilai-nilai perbandingan kriteria, nilai perbandingan sub kriteria menurut kriteria

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Karyawan ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Proses yang sedang berjalan dalam perekrutan calon karyawan pada PT. Anugerah Bersama Lestari masih bersifat semi komputerisasi. Dimana petugas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Koperasi Serba Usaha Mitra Karya Unit XXIV Medan adalah salah satu instansi atau perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan koperasi usaha untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Perlunya hiburan untuk menikmati keindahan alam dan menyegarakn fikiran. Untuk itu kebanyakan masyarakat mempergunakan waktu liburan panjang mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum penilaian hasil kerja security pada STMIK Potensi Utama yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam proses pencarian peringkat siswa, penggunaan komputer memegang peranan yang sangat penting yang jauh lebih cepat cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengelolaan data proses pemilihan buku pelajaran pada sekolah SMA Yayasan Perguruan Swasta Budi Agung Medan dilakukan dengan musyawarah antara para

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Indonesia I cabang Belawan masih bersifat manual, yaitu surat-surat bukti

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Indonesia I cabang Belawan masih bersifat manual, yaitu surat-surat bukti BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pada kegiatan pelayanan keluar masuk kapal pada PT. Pelabuhan Indonesia I cabang Belawan masih bersifat manual, yaitu surat-surat bukti pendaftaran,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum tentang sistem pendukung keputusan menentukan lulusan mahasiswa terbaik pada Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Seorang pakar dalam menentukan alternatif keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat mempengaruhi faktor fisikis seorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 28 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Penentuan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Menggunakan Metode SAW Pada Dinas Kebersihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan CV. Fountain Dalam penentuan evaluasi karyawan oleh Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) terdapat beberapa faktor yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem informasi yang berbasis komputer atau dengan kata lain masih dengan cara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai penereapan dari hasil analisis yang telah dilakukan. Adapun kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi. 4.1.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis sistem Informasi Pensiun yang sedang berjalan di Dinas

BAB IV. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis sistem Informasi Pensiun yang sedang berjalan di Dinas BAB IV Analisis dan Perancangan Sistem 4.1. Analisis sistem Informasi Pensiun yang sedang berjalan di Dinas Kesehatan Kota Bandung Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dalam hal ini, seorang karyawan harus diberitahu tentang hasil pekerjaannya dalam arti baik, sedang atau kurang. Memberikan karyawan sebuah penghargaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pendukung keputusan seleksi siswa penerima beasiswa dengan metode AHP berbasis web (Studi Kasus SMK Multi Karya Medan).

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan tentang langkah langkah penerapan metode yang digunakan berdasarkan SDLC yang sesuai. Adapun hal hal yang akan dibahas, antara lain: analisa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. commit to user

BAB IV PEMBAHASAN. commit to user digilib.uns.ac.id 26 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem 4.1.1 Deskripsi Data Data yang berhasil dikumpulkan dari hasil wawancara dengan pegawai Kementrian Sosial di dapatkan data hasil survey

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi petty cash pada PT. ZC Industries (Swagelok Medan) menggunakan metode tidak tetap yang meliputi analisa sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan pemilihan bantuan bencana dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ini diimplementasikan dengan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model Waterfall. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.1. - Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pendukung keputusan pemberian cuti pegawai dengan metode AHP dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft Visual Basic.Net

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Permasalahan Pada langkah analisa permasalahan ini dilakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui permasalah yang dialami oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa berbasis Web pada SD Muhammadiyah 6 Gadung, maka penulis menganalisis bagaimana proses terjadinya pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan pada perusahaan.

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sebuah perusahaan untuk dapat konsisten harus tangguh dan dapat bersaing. Untuk menjaga konsistensi dalam dunia bisnis hal yang paling penting adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pengolahan Pembayaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis toko hewan di kota Medan berbasis web.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Plaza yang ada di Kota Medan, masih bersifat manual, banyaknya kendala

Lebih terperinci

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang ABSTRAK Penentuan range plafond diperlukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi akuntansi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMPN 13 yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. deskriptif, artinya data yang diperoleh dari penelitian langsung di lembaga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. deskriptif, artinya data yang diperoleh dari penelitian langsung di lembaga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Uraian Permasalahan Teknik yang digunakan dalam analisis permasalahan adalah teknik deskriptif, artinya data yang diperoleh dari penelitian langsung di lembaga bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Implementasi Setelah melakukan perancangan maka tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan sistem berdasarkan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya. Fase ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dirancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Flowmap Usulan Penilaian Karyawan Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Adapun permasalahan yang dihadapi SMA Negeri 2 Medan dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk mengikuti olimpiade sains adalah menyesuaikan minat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru yang dibangun, dapat dilihat sebagai berikut : 1. Tampilan Halaman Utama

Lebih terperinci