LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL ( Suatu penelitian di kelas X SMA Prasetya Gorontalo ) Artikel Oleh : Ika Marhaini Maku Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sumarno Ismail, M.Pd Dra. Kartin Usman, M.Pd NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Dra. Lailany Yahya, M.Si NIP

2 ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Ika Marhaini Maku, Sumarno Ismail, Kartin Usman Jurusan Pendidikan Matematika, Program Studi S1 Pend. Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK IKA MARHAINI MAKU. Nim ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Gorontalo Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas X SMA Prasetya Gorontalo dalam memahami materi pertidaksamaan linier satu variable yang diukur melalui indicator kesulitan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa capaian kemampuan siswa kelas X SMA Prasetya Gorontalo pada materi Pertidaksamaan Linier Satu Variabel menurut indikator kesulitan belajar yaitu pada indikator kesulitan dalam konsep sebesar 60%, indikator kesulitan menggunakan data sebesar 78,67%, indikator kesulitan menganalisis sebesar 79,59% dan indikator dalam menarik kesimpulan sebesar 51,44%. Kesulitan siswa kelas X SMA Prasetya Gorontalo yang diukur melalui indikator kesulitan belajar siswa sangat beragam dan belum begitu maksimal sehingga diperlukan metode dan strategi yang tepat untuk meminimalisir kesulitan yang dialami siswa. Kata Kunci : Kesulitan Belajar Siswa

3 Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari matematika. Penerapan cara kerja matematika seperti ini diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika : Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dantrigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Tujuan pembelajaran matematika adalah: a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikian, eksplorasi,eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi. b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba c..mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Di sekolah matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan dengan persentase jam pelajaran dengan penekanan berbeda dibandingkan mata pelajaran yang lain. Maksud penekanan berbeda adalah adanya jam tambahan untuk mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, matematika hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Akan tetapi ada juga sekolah yang menetapkan jam mata pelajaran matematika hanya 4 x 45 menit dalam setiap minggunya pada masing-masing kelas, sehingga guru mengalami kekurangan waktu untuk menyampaikan bahan ajar matematika. Ini juga yang menyebabkan alasan terbesar, siswa beranggapan dengan kekurangan waktu inilah sampai mereka mengalami kesulitan disaat guru sedang

4 menjelaskan, kadang-kadang guru harus berpacu waktu untuk menyelesaikan materi sehingga siswa harus berulang-ulang kali bertanya apa yang tidak mereka pahami. Penambahan jam memang seharusnya dilakukan oleh setiap sekolah. Hal ini perlu dilakukan karena dalam mempelajari matematika tidak jarang siswa menganggap bahwa matematika itu sulit dan menakutkan, sehingga mengakibatkan dampak yang jelek bagi proses belajar mengajar matematika. Hal ini disebabkan persepsi siswa bahwa matematika itu adalah mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa malas untuk mempelajarinya. Contohnya kesulitan siswa dalam proses penerimaan materi pertidaksamaan linear satu variabel, siswa belum bisa membedakan bilangan positif dan negative pada operasi bilangan bulat, membedakan simbol pertidaksamaan seperti membedakan antara tanda lebih dari ( > ), kurang dari ( < ), lebih dari sama dengan ( ), kurang dari sama dengan ( ) dan tidak sama dengan ( ). Kesulitan tersebut dapat kita lihat pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Bisa juga disebabkan oleh cara penyampaian guru terhadap materi yang diajarkan kurang menarik, sehingga siswa malas untuk mengikutinya. Oleh karena itu, hasil belajar siswa pada matematika selalu berada di bawah mata pelajaran lainnya. Dari hasil observasi yang dilakukan, dalam satu kelas X SMA Prasetya Gorontalo hanya 4 atau 5 orang siswa yang memiliki keseriusan dalam memperhatikan materi yang diberikan. Adapun ciri-ciri siswa yang terlihat mengalami kesulitan belajar yaitu : siswa menunjukkan prestasi yang rendah atau dibawa rata-rata, lambat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya, selalu bersikap acuh tak acuh didalam kelas, mudah tersinggung, pemarah. Berdasarkan karakteristik matematika bahwa matematika memiliki objek kajian yang abstrak, maka dalam hal ini seorang guru dituntut untuk mampu dalam menanamkan konsep matematika kepada siswanya dengan benar agar siswa mampu menanamkan penalaran matematika yaitu berpikir logis serta mampu membimbing siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Penyebab siswa sulit menerima matematika adalah kurang memahami apa arti matematika dan apa kegunaannya. Matematika itu untuk memecahkan masalah ataupun membantu kita lebih bisa memahami tata kerja alam yang selalu dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga melatih manusia untuk berpikir tersruktur dan tak perlu takut persoalan rumit tak dapat terpecahkan.

5 Kebanyakan siswa menganggap langkah-langkah dalam pembelajaran matematika terlalu rumit. Karena dalam matematika terdapat banyak definisi-definisi dan teori-teori yang saling berkaitan dan memerlukan kemampuan dalam melakukan proses pembuktian. Berdasarkan penjelasan diatas, pada kegiatan pembelajaran matematika di sekolah ditemukan beberapa masalah sebagai berikut : (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran tidak tampak. Para siswa kurang bertanya tentang materi yang belum diketahuinya, sekalipun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, (2) Kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika juga belum tampak. Banyak ditemukan siswa yang malas mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan pekerjaan rumah dan biasanya siswa baru menulis setelah soal dikerjakan oleh guru dan bahkan tidak sama sekali sampai diperintahkan untuk dicatat, (3) Faktor guru yang tidak bisa mengontrol siswa secara keseluruhan saat proses penugasan sehingga membuat siswa tidak mengerjakan tugas. Adapun indikator dari kesulitan belajar matematika, yaitu sebagai berikut : a. Kesulitan dalam konsep b. Kesulitan dalam menggunakan data c. Kesulitan menganalisis KAJIAN TEORI Menurut teori bahavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon ( Budiningsih. 2005: 20 ). Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masingmasing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Burton, dalam sebuah buku The Guidance of Learning Activities, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya ( Aunurrahman. 2009: 35 ). Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.

6 Dalam Psikologi Belajar oleh Saiful Bahri Djamarah (2008: ) mengemukakan bahwa kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacammacam, yang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut: 1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar. - ada yang berat, - ada yang sedang. 2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari - ada yang sebagian bidang studi, - ada yang keseluruhan bidang studi. 3. Dilihat dari sifat kesulitannya. - ada yang sifatnya permanen/menetap, - ada yang sifatnya hanya sementara. 4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya. - ada yang karena faktor inteligensi, ada yang karena faktor non-inteligensi Seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan ciri-ciri sebagai manifestasi dari adanya masalah yang dialami, seperti yang dikemukakan oleh Ahmad &Supriyono (2004) dalam Puhi (2011 : 19 ) sebagai berikut: a. Menunjukkan prestasi yang rendah/dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas. b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah. c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawankawannya dalam semua hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal. d. Menunjukkansikap yang kurang wajar, seperti : acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, dan lain-lain. e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, dan lain-lain. Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat matematika yang menggunakan tanda ketidaksamaan dan variabelnya berpangkat satu. Pertidaksamaan linear adalah kalimat terbuka yang menggunakan tanda <,, >, atau, dan mengandung variabel dengan pangkat bilangan bulat positif dan pangkat tertingginya satu. Bentuk umum dari pertidaksamaan linear :

7 ax + b > 0; ax + b 0 ax + b < 0; ax +b 0 dengan a, b R, a 0 METODE PENULISAN Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Prasetya Gorontalo Jl. Budi Utomo Provinsi Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil, tahun ajaran 2013/2014 bulan November-Desember mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian deskriptif yang ditujukan untuk menggambarkan kesulitan siswa kelas X SMA dalam belajar matematika pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Prasetya Gorontalo pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 sejumlah 80 siswa yang tersebar dalam empat kelas yaitu X a, X b, X c, X d. Karena adanya keterbatasan waktu dan faktor lainnya, maka sumber informasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini diambil dengan tekhnik pengambilan Simple Random Sampling yaitu dengan cara merandom keempat kelas tersebut sehingga di peroleh kelas X a yang berjumlah 19 siswa sebagai kelas penelitian. Pengumpulan data akan dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Pemberian Tes Tes dimaksudkan sebagai intrumen pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung apa saja kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam menyelsaikan soal-soal soal-soal matematika. Berdasarkan tes yang dilakukan akan dicari letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab tes. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu, dimana pewawancara mengajukan pertanyaan tertentu dan yang diwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 3. Instrument Penelitian 1) Uji Validitas Uji Validitas Konstruksi Uji validitas konstruksi ini dilakukan dengan cara meminta tanggapan, saran/komentar dari dosen dan guru mata pelajaran. Para validator dipilih 4

8 orang yang terdiri dari 3 orang dosen dan 1 guru mata pelajaran matematika. Pengujian validasi konstruksi ini dapat dilakukan baik sesudah maupun sebelum tes belajar tersebut dilakukan. Adapun kriteria kesesuaian validitas kontruksi adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Tabel Validitas Kontruksi Rentang Nilai Interprestasi 0,00 1,99 Validitas Konstruksi Tidak Sesuai 2,00 2,99 Validitas Konstruksi Kurang Sesuai 3,00 3,99 Validitas Konstruksi Cukup Sesuai 4,00 4,99 Validitas Konstruksi Sesuai 5,00 Validitas Konstruksi Sangat Sesuai Sumber : (Arikunto, 2008 : 75) Uji Validitas Isi Setelah dilakukan uji validasi konstruksi, selanjutnya dilakukan uji validitas isi yang bertujuan untuk menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrument tes yang diberikan kepada siswa. Uji ini menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut : r xy = n x i y i ( x i )( y i ) (n x i 2 (x i ) 2 )(n y i 2 y i ) 2 Dimana r xy : Validasi Tes n : Jumlah responden X : ekor setiap item Y : ekor total responden Sugiyono ( 2011 : 228 ) 2) Uji Reliabilitas Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data apabila instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas tes ini menggunakan rumus α yaitu : r 11 = k k 1 1 σ b σ 1 2 Dimana r 11 : reliabilitas instrument k : banyaknya butir soal σ b 2 : jumlah varians butir soal 2

9 σ 1 2 : varians total Sebagai pedoman interprestasi tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas digunakan klasifikasi sebagai berikut : Tabel 2.1 Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi ( r ) Interprestasi 0,80 < r 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r 0,80 Tinggi 0,40 < r 0,60 Cukup 0,20 < r 0,40 Rendah r 0,20 Sangat Rendah Sumber : (Arikunto, 2008 : 75) Table 3.1 Kriteria Kesulitan Belajar Siswa Berdasarkan Skor Tes Rentang Skor Tes Kategori 80% < x 100% Sangat Tinggi 60% <x 80% Tinggi 40% < x 60% Cukup 20% < x 40% Rendah 0% < x 20% Sangat Rendah 4. Hasil Pengembangan Instrumen Dengan adanya permasalahan yang akan dikaji, peneliti menyusun instrument dalam bentuk tes uraian yang berjumlah lima butir soal yang dilengkapi dengan marking scheme dengan skor tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 100. Untuk memperoleh tes yang valid maka dilakuakn validasi isi terlebih dahulu. Dalam hal ini validasi isi dilakukan dengan meminta 3 orang dosen dan 1 orang guru mata pelajaran matematika. Berdasarkan perbaikan dari validator, tes diperbaiki kembali. Untuk menguji validitas dan reliabilitas tes sebagai alat pengumpul data yang utama, maka peneliti mengadakan uji coba yang diberikan kepada 14 orang responden. Uji Validitas dan Reliabilitas tes Pengujian validitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut : n x i y i ( x i )( y i ) r xy = (n x 2 i (x i ) 2 )(n y 2 i y i ) 2 Dengan menggunakan taraf nyata α = 0,05 dan N = 14 dengan criteria interval kepercayaan 100% maka diperoleh data hasil uji coba. Tabel 4.1

10 Koefisien Validasi dan Status Validasi Nomor Soal Koefisien r_hitung Koefisien r_tabel Status Validasi ,532 Valid ,532 Valid ,532 Valid ,532 Valid ,532 Valid Pada pengujian ini didapatkan r 11 = 0,815 sehingga tingkat pengujian reliabilitas tes terdapat pada level yang tinggi. Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada subjek yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen ini di tempuh dengan menggunakan rumus alpha cronbach, sebagai berikut. r 11 = k k 1 1 σ b σ 2 t 2 Aktivitas dalam analisis data, yaitu : 1. Data Reduction ( Reduksi data ) Reduksi data dalam penelitian ini adalah analisis awal terhadap hasil penelitian utamanya hal-hal yang berkenaan dengan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada tahapan ini dilakukan pula pengelompokkan jawaban atau sumber data pada satuan tertentu untuk memudahkan pekerjaan pada tahapan selanjutnya. 2. Data Display ( Penyajian data ) Display data atau penyajian data adalah tahapan menyajikan data hasil tahapan sebelumnya dengan melakukan analisis yang lebih spesifik berdasarkan sumbersumber data. Jenis-jenis sumber data seperti dokumentasi, hasil wawancara secara terpisah namun saling mendukung dan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Keberadaan jenis sumber data baik hasil wawancara, dokumentasi dan observasi dalam penelitian kualitatif menjadi sumber analisis setiap permasalahan dalam penelitian. Untuk mengetahui presentasi masing-masing soal dan indikator kesulitan belajar dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut : Kemampuan siswa = Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimum x100% 3. Conclusion drawing/verification ( Penarikan Kesimpulan )

11 Langkah terakhir adalah melakukan penarikan kesimpulan dari berbagai data yang diperoleh dan didukung. Data-data yang diperoleh pada saat peneliti mengumpulkan data yang didukung dengan bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel, artinya jika data yang dikumpul disukung oleh bukti-bukti yang valid. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa siswa dibagi atas tiga kelompok, yaitu siswa berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang dan siswa berkemampuan rendah. Berikut ini adalah interpretasi data yang didasarkan pada tiga kelompok diatas. 1) Kelompok siswa berkemampuan tinggi Berdasarkan pada uraian diatas tentang presentase capaian kemampuan siswa pada kelompok ini terlihat bahwa tingkat berpikir siswa pada indikator kesulitan dalam konsep kemampuan siswa mencapai 28,85%. Hal ini berarti siswa yang berada pada indikator ini sudah dapat memahami konsep serta mengetahui symbol pertidaksamaan, dan kalimat yang digunakan pada soal tes matematika dengan baik. Pada indikator kesulitan menggunakan data kemampuan siswa mencapai 32,70%, ini menggambarkan bahwa siswa pada kelompok ini sudah dapat menggunakan data dengan benar. Pada indikator menganalisis kemampuan siswa mencapai 50,97%, keadaan ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menganalisis soal tes yang diberikan dengan baik. Pada indikator yang terakhir kesulitan menarik kesimpulan kemampuan siswa mencapai 40,38%, ini menyatakan bahwa siswa sudah bisa menarik kesimpulan dari soal yang diberikan dengan benar. 2) Kelompok siswa berkemampuan sedang Berdasarkan pada uraian diatas tentang presentase capaian kemampuan siswa pada kelompok ini terlihat bahwa tingkat berpikir siswa pada indikator kesulitan dalam konsep kemampuan siswa mencapai 17,30%. Hal ini berarti pada indikator ini siswa pada kelompik ini tidak lebih baik dari kelompok siswa yang berkemampuan tinggi. Pada indikator kesulitan mengguankan data kemampuan siswa mencapai 25,97%, ini menggambarkan bahwa siswa pada kelompok ini belum bisa menggunakan data dengan baik dan maksimal. Pada indikator menganalisis kemampuan siswa mencapai 46,15% yang menyatakan bahwa siswa pada kelompok ini belum bisa menganalisis

12 soal tes yang diberikan dengan baik. Pada indikator terakhir yaitu kesulitan menarik kesimpulan kemampuan siswa mencapai 23,07% ini menunjukkan bahwa pada kelompok siswa ini belum bisa melakukan penarikan kesimpulan dengan baik. 3) Kelompok siswa berkemampuan rendah Berdasarkan pada uraian diatas tentang presentase capaian kemampuan siswa pada kelompok ini terlihat bahwa tingkat berpikir siswa pada indikator kesulitan dalam konsep 13,85%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ini belum bisa memahami konsep dari soal tes yang diberikan. Pada indikator kesulitan menggunakan data kemampuan siswa mencapai 20%, ini menggambarkan bahwa siswa pada kelompok ini belum bisa menggunakan data dengan baik. Pada indikator kesulitan menanalisis kemampuan siswa mencapai 45,20%ini menunjukkan bahwa siswa pada kelompok ini justru lebih cenderung bisa menganalisis soal tes yang diberikan dengan baik. Pada indikator kesulitan menarik kesimpulan kemampuan siswa mencapai 39,42%, ini menggambarkan bahwa siswa pada kelompok ini lebih baik melakukan penarikan kesimpulan dibandingkan pada kelompok siswa berkemampuan sedang. Kelompok Siswa Tabel 5.1 Hasil Capaian Indikator Kesulitan Belajar Siswa Kelompok Siswa Berkemampuan Tinggi 28,85% 32,70% 50,97% 40,38% Kelompok Siswa Berkemampuan Sedang 17,30% 25,97% 46,15% 23,07% Kelompok Siswa Berkemampuan Rendah 13,85% 20% 45,20% 39,42% Keterangan : 1 = Indikator Kesulitan Dalam Konsep 2 = Indikator Kesulitan Dalam Menggunakan Data 3 = Indikator Kesulitan Dalam Menganalisis 4 = Indikator Kesulitan Dalam Menarik Kesimpulan PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yang ada sebagai berikut : a. Kemampuan siswa dalam memahami materi pertidaksamaan linier satu variable kelas X SMA Prsetya Gorontalo yang ditinjau dari empat indikator kesulitan belajar siswa sangat bervariasi dan belum maksimal.

13 Saran b. Hal yang menyebabkan kesulitan siswa dalam belajar matematika pada materi pertidaksamaan linier satu variable adalah kurangnya penjelasan guru tentang materi pertidaksamaan linier satu variable sehingga siswa masih merasa kebingungan pada meteri ini. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa saran : a. Untuk siswa diharapkan untuk lebih memperdalam mata pelajaran matematika khususnya materi pertidaksamaan linier satu variable yang diukur pada empat indikator kesulitan belajar siswa. b. Untuk guru mata pelajaran setelah membarikan mata pelajaran matematika khususnya materi pertidaksamaan linier satu variable agar selalu mengadakan tes terhadap pengetahuan dasar materi pertidaksamaan linier satu variable yang siswa miliki. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Agustin, Mubiar Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran: Prinsip-Tekhnik-Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Arifin, Zainal Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Budiningsih, Asri Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Dalyono Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Bahri Syaiful Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Azwan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gumilar, Hendi Senja Matematika 1 Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan untuk Kelas X SMK/MAK. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jaworski, B., (2006), Investigating mathematics teaching : A constructivist enquiry.london : The Falmer Press. Mahmud Psikoogi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia Manfaat, Budi Membumikan Matematika. Jakarta: Rineka Cipta. Nurwashilah Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Dikutip dari Downloads/ppt- pertidaksamaan-linear-satu-variabel.htm pada pukul tanggal 20 Desember 2013.

14 Sugihartono, dkk Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Krakatau Kecamatan Hulanthalangi Kota Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Krakatau Kecamatan Hulanthalangi Kota Gorontalo. 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo jln Gunung Krakatau Kecamatan Hulanthalangi Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo, untuk Mata Pelajaran Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika DESKRIPSI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X DI SMA NEGERI I TIBAWA Nurain R. Ahmad, Ali Kaku, Perry Zakaria Jurusan Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Oleh :Mustika Makalalag

Oleh :Mustika Makalalag LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ANALISIS TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA (suatu studi penelitian pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Sangtombolang) Oleh :Mustika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (008: 7) pengertian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara

BAB II KAJIAN TEORI. di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian dan Hakekat Belajar Matematika Menurut teori bahavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon ( Budiningsih.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam penelitian. Memilih

BAB III METODE PENELITIAN. pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam penelitian. Memilih BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian memerlukan sebuah pendekatan yang digunakan sebagai pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Perbankan Riau pada kelas X tahun ajaran 2013/2014. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH SARTIKA HATI NIM. 411 411 035 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Abdul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri 1 Sangtombolang pada siswa kelas XI. 3.1.2 Wakatu Penelitian Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif melalui analisis regresi dengan korelasi product moment. Hal ini berdasarkan pada rumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto Kabupaten Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diambil oleh peneliti, Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana data-data penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teori maupun praktik. Penelitian juga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika 1 ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATERI STATISTIKA Fatmawati Taduengo, Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, Dra. Kartin Usman, M.Pd Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sesuai dengan III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sesuai dengan pendapat Sumadi Suryabrata (2006:82) bahwa : Metode penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data 40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini hanya memiliki satu variabel, yaitu implementasi ujian berbasis online pada kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung. Sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN Jurnal Psikologi September 2015, Vol. III, No. 1, hal 20-27 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN Andika Setyo Budi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Persepsi siswa tentang kreativitas guru dalam pembelajaran pengaruhnya terhadap prestasi belajar PAI di SD Pabeyan Tambakboyo Tuban adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III MOTODE PENELITIAN

BAB III MOTODE PENELITIAN BAB III MOTODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teori maupun praktik. Penelitian juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP BENTUK ALABAR DALAM MIND MAPPING SISWA KELAS VII SMP N 3 GORONTALO TAHUN 2012/2013

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP BENTUK ALABAR DALAM MIND MAPPING SISWA KELAS VII SMP N 3 GORONTALO TAHUN 2012/2013 DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP BENTUK ALABAR DALAM MIND MAPPING SISWA KELAS VII SMP N 3 GORONTALO TAHUN 01/013 Sri Multina M. Maumbu, Sumarno Ismail, Lailany Yahya Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kata variabael berasal dari bahasa Inggris menurut anas (1987), variable yang berarti ubahan, faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. 1 Secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu.

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu. III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan peneltiian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan prinsip expost facto dengan teknik korelasional. Metode survey adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada tahun 2013, di MTs Darul Ulum Palangka Raya kelas VIII semester I tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu yang diharapkan. Dalam jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu yang diharapkan. Dalam jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan dikontrol secara penuh. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai korelasi persepsi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan ketaatan beribadah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang mengarah pada penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang mempunyai maksud mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ditinjau dari jenis data dan analisisnya termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian ini tidak ada perlakuan kepada variabel penelitian melainkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 015/016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 JAMBU TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Gorontalo, Jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti dapat melakukan manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang diantaranya adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil 29 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMPN 5 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Adapun yang menjadi tempat penelitian yakni SMA Negeri I Tibawa, penetapan lokasi tersebut berdasarkan beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Warkintin STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang Email: warkintin@hotmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan untuk mahasiswa. Penelitian di laksanakan bulan Mei sampai Juni 2013

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan untuk mahasiswa. Penelitian di laksanakan bulan Mei sampai Juni 2013 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci