ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H"

Transkripsi

1 ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA Oleh EVI JUNAIDI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 RINGKASAN EVI JUNAIDI. Analisis Kausalitas Antara Harga Premium dengan Permintaan Sepeda Motor dan Mobil di Indonesia (dibimbing oleh SYAMSUL H. PASARIBU). Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Selain sebagai komoditas publik, sektor BBM mempunyai dampak yang luas terhadap aspek sosial budaya dan perekonomian Indonesia. Hal ini karena baik penyediaan maupun penentuan tarif BBM merupakan masalah yang menyangkut hajat hidup semua lapisan masyarakat, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD Kondisi harga BBM yang berada di bawah harga minyak dunia dan turunnya produksi minyak mentah Indonesia mengakibatkan biaya subsidi yang ditanggung pemerintah semakin besar. Harga minyak dunia yang melonjak dalam setahun terakhir, mengakibatkan beban subsidi BBM meningkat drastis, subsidi BBM dalam angaran pemerintah tahun 2008 melonjak dari 126 triliun rupiah menjadi 190 triliun rupiah. Maka untuk mengimbangi harga minyak dunia perlu adanya pengurangan subsidi agar APBN tidak terlalu terbebani. Kenaikan harga BBM akan memperberat beban hidup masyakarat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan. Hal tersebut juga bisa mengakibatkan turunnya laba perusahaan. Dampak lain kenaikan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional dalam transportasi yang tentunya sangat dirasakan oleh pengguna transportasi, baik transportasi udara, transportasi air maupun transportasi darat. Perubahan biaya operasional ini secara tidak langsung relatif akan berpengaruh terhadap pola sistem transportasi sebelumnya. efenomena yang cukup menarik di Indonesia, di saat terjadi kenaikan harga BBM dan turunnya daya beli masyarakat tetapi permintaan sepeda motor dan mobil justru meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat adanya hubungan kausalitas antara harga premium dengan permintaan sepeda motor dan mobil dalam jangka panjang maupun jangka pendek di Indonesia, serta melihat perbandingan hubungan yang ada dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek. Metode yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kausalitas antara harga premium dengan permintaan sepeda motor dan mobil pada penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) jika data yang digunakan stasioner dan tidak terkointegrasi, atau menggunakan analisis Vector Error Correction Model (VECM), jika data yang digunakan stasioner, namun terkointegrasi. Metode VAR dan VECM tersedia dalam software E-views 5.1. Sementara itu data yang digunakan adalah data harga premium, penjualan sepeda motor dan

4 penjualan mobil di Indonesia yang berupa data bulanan dari Bulan Januari 2000 sampai Bulan Mei Hasil yang didapat dari penelitian ini diantaranya yaitu uji akar unit pada level semua data tidak stasioner, maka dilanjutkan pada first difference. Berdasarkan hasil uji akar unit tingkat first difference semua data yang dipergunakan dalam penelitian ini sudah stasioner, karena nilai probability α kurang dari 5 persen atau nilai ADF pada variabel-variabel tersebut lebih besar dari nilai kritis McKinnon. Karena semua data sudah stasioner pada uji derajat satu I(1), sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya. Pada uji lag optimal, kedua persamaan mempunyai lag optimal yang sama yaitu pada lag 2. Selanjutnya dilakukan uji kestabilan data, dan didapatkan bahwa kedua persamaan mempunyai data yang stabil, sehingga dapat dilanjutkan pada analisis kointegrasi. Setelah dilakukan uji kointegrasi, maka untuk hubungan antara permintaan mobil dengan harga premium terkointegrasi, terdapat satu persamaan kointegrasi. Artinya secara bivariate terdapat satu persamaan linier jangka panjang yang dikandung dalam model diantara kedua variabel. Sedangkan untuk hubungan antara variabel permintaan motor dengan harga premium, tidak terdapat kointegrasi. Karena dalam uji kointegrasi harga premium dan permintaan motor tidak terkointegrasi, sehingga tidak ada hubungan dalam jangka panjang sehingga tidak ada kausalitas dalam jangka panjang. Dan untuk jangka pendek juga tidak terdapat hubungan kausalitas. Hubungan permintaan mobil dengan harga premium dalam jangka panjang hanya terdapat kausalitas unindirectional yang signifikan atau kausalitas satu arah yaitu harga premium menyebabkan permintaan mobil. Sedangkan dalam jangka pendek tidak terdapat hubungan kausalitas.

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Batusangkar pada tanggal 13 Juni 1976 dari pasangan Syamsir (alm) dan Junita Asni. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Inpres Limakaum pada tahun 1983 sampai dengan tahun 1989, Sekolah Lanjutan Tingkat Tingkat Pertama Negeri Limakaum pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1992, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas 1 Batusangkar pada tahun 1992 sampai dengan tahun Pada tahun 1996 penulis melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta sampai tahun 2000, dan memperoleh gelar Sarjana Sain Terapan (SST). Setelah tamat STIS, penulis menjalani ikatan dinas di BPS Propinsi Sumatera Barat dari tahun 2000 sampai tahun Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor untuk melanjutkan ke program S2. Tapi sebelum mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti program alih jenjang dari Diploma IV ke Strata1 (sarjana). Penulisan merupakan syarat untuk melanjutkan ke S2

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Kausalitas antara Harga Premium dengan Permintaan Sepeda Motor dan Mobil di Indonesia Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Syamsul Hidayat Pasaribu, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga secara sukarela untuk membimbing penulis 2. Ibu Sri Mulatsih sebagai dosen penguji atas kritik dan sarannya yang sangat bermanfaat. 3. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Ilmu Ekonomi, FEM IPB 4. Yuni Deldia Sari dan Ghania Aqila Nasha, istri dan buah hati penulis, sebagai inspirasi dalam penulisan ini yang telah memberikan curahan kasih sayang dan doa yang tulus 5. Orang tua dan kedua adik penulis yang selalu memberi semangat dan dorongan. 6. Ririn yang telah bersedia membantu penulis dalam menyusun skripsi ini 7. Rekan-rekan mahasiswa/si dan semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran hingga terselesainya skripsi ini. Tidak ada satupun yang sempurna, begitu juga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan dan saran yang membangun diperlukan untuk evaluasi dan perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis kerjakan ini dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya. Bogor, September 2008 Penulis

7 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripisi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Evi Junaidi NIP : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Kausalitas antara Harga Premium dengan Permintaan Sepeda Motor dan Mobil di Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui, September 2008 Dosen Pembimbing Syamsul H. Pasaribu, M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Rina Oktaviani, Ph.D NIP Tanggal Kelulusan :

8 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, September 2008 Evi Junaidi H

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Transportasi Perkembangan Transportasi Saat Ini Sistem Transportasi secara Umum Sepeda Motor dan Mobil sebagai Moda yang Diminati Aspek yang Mempengaruhi Kebutuhan Transportasi BBM sebagai Penggerak Utama Sepeda Motor dan Mobil Teori Permintaan Fungsi Permintaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Vector Autoregression (VAR) Uji Stasioneritas Penetapan Lag Optimal Uji Kointegrasi... 32

10 vi Vector Error Correction Model (VECM) Model Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Perkembangan Harga Premium Perkembangan Permintaan Sepeda Motor Perkembangan Permintaan Mobil Pergerakan Harga Premium dan Permintaan Sepeda Motor Pergerakan Harga Premium dan Permintaan Mobil Analisis Time Series Unit Root Test (Pengujian Akar-Akat Unit) Tingkat Lag Optimal Pengujian Stabilitas VAR Analisis Kointegrasi Analisis Kausalitas Permintaan Motor dengan Premium Analisis Kointegrasi Permintaan Mobil dengan Premium. 47 V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 55

11 vii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Penjualan Sepeda Motor dan Mobil di Indonesia Pertumbuhan Pembelian Sepeda Motor Pertumbuhan Pembelian Mobil Perkembangan Harga Premium Deskripsi Data dalam Model Penelitian Hasil Pengujian Akar Unit Level Hasil Pengujian Akar Unit First Difference Perhitungan AIC, SC dan HQ (Premium dan Motor) Perhitungan AIC, SC dan HQ (Premium dan Mobil) Uji Stabilitas Model VAR Analisis Kointegrasi Antara Motor dengan Premium Analisis Kointegrasi Antara Mobil dengan Premium Uji Kausalitas Motor dan Premium Jangka Pendek Hasil Estimasi Hubungan Jangka Panjang Estimasi α-vektor dan Tes Kausalitas Jangka Panjang Uji Kausalitas Mobil dan Premium Jangka Pendek... 49

12 viii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Kurva Permintaan Statis dan Dinamis Kerangka Pemikiran Perkembangan Kenaikan Harga Premium Perkembangan Permintaan Sepeda Motor Perkembangan Permintaan Mobil Pergerakan Harga Premium dan Permintaan Motor Pergerakan Harga Premium dan Permintaan Mobil... 39

13 ix DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Grafik Perkembangan Harga Premium, Permintaan Motor dan Mobil Hasil Unit Root Test Hasil Lag Optimal dan Stabilitas Hasil Kointegrasi Hasil VAR dan VECM Hasil VAR Pairwise Granger Causality Test... 75

14 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Selain sebagai komoditas publik, sektor BBM mempunyai dampak yang luas terhadap aspek sosial budaya dan perekonomian Indonesia. Hal ini karena baik penyediaan maupun penentuan tarif BBM merupakan masalah yang menyangkut hajat hidup semua lapisan masyarakat, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD Kondisi harga BBM yang berada di bawah harga minyak dunia dan turunnya produksi minyak mentah Indonesia mengakibatkan biaya subsidi yang ditanggung pemerintah semakin besar. Harga minyak dunia yang melonjak dalam setahun terakhir, mengakibatkan beban subsidi BBM meningkat drastis, subsidi BBM dalam anggaran pemerintah tahun 2008 melonjak dari 126 triliun rupiah menjadi 190 triliun rupiah. Maka untuk mengimbangi harga minyak dunia perlu adanya pengurangan subsidi agar APBN tidak terlalu terbebani. Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini diantaranya adalah rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini, naiknya permintaan (demand) dan terdapat kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi.

15 2 Pengurangan subsidi tersebut sangat diperlukan selain untuk mengimbangi harga minyak dunia juga memberikan keadilan dalam pengalokasian BBM dan dapat dipindahkannya subsidi tersebut ke sektor lain seperti sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Sebagaimana dikemukakan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi, pengurangan subsidi BBM harus dilihat sebagai kebijakan redistribusi. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Multiple effect dari kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut dan tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah. Multiple effect tersebut bisa menyebabkan keuntungan perusahaan menjadi berkurang. Kenaikan harga BBM tersebut juga akan memperberat beban hidup masyakarat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan. Hal tersebut juga bisa mengakibatkan turunnya laba perusahaan. Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Kondisi ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam

16 3 jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi. Dampak lain kenaikan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional dalam transportasi yang tentunya sangat dirasakan oleh pengguna transportasi, baik transportasi udara, transportasi air maupun transportasi darat. Perubahan biaya operasional ini secara tidak langsung relatif akan berpengaruh terhadap pola sistem transportasi sebelumnya. Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan mulai tanggal 28 Mei Akibat yang sangat memungkinkan dari kebijakan tersebut adalah perubahan dari perilaku investasi di Indonesia. Setiap peristiwa berskala nasional apalagi yang terkait langsung dengan permasalahan ekonomi dan bisnis menimbulkan reaksi para pelaku pasar. Reaksi dapat berupa respon positif atau respon negatif tergantung pada apakah peristiwa tersebut memberikan stimulus positif atau negatif terhadap iklim perekonomian. Berdasarkan pada argumentasi di atas, maka dimungkinkan akan terjadi reaksi negatif para pelaku pasar setelah pengumuman tersebut. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya bahwa kenaikan harga BBM ini direaksi positif oleh pelaku pasar, maka kesimpulan sederhana dari dampak peristiwa pengumuman tersebut adalah bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus positif pada perekonomian Indonesia.

17 4 Fenomena yang cukup menarik di Indonesia, disaat terjadi kenaikan harga BBM dan turunnya daya beli masyarakat tetapi permintaan sepeda motor dan mobil justru meningkat, terlihat pada Tabel 1.1. Penelitian ini berusaha mengetahui dampak langsung peristiwa kenaikan BBM terhadap permintaan sepeda motor dan mobil di Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi atau respon dan perilaku pelaku pasar terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya terhadap iklim perekonomian secara keseluruhan di Indonesia. Dengan mengetahui perilaku para pelaku pasar modal akan dapat diramalkan tanggapan dan reaksi pasar terhadap suatu peristiwa ekonomi dan bisnis di masa yang akan datang. Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor dan Mobil di Indonesia No Tahun Penjualan Motor Penjualan Mobil (unit) (unit) * *) Keadaan Bulan Mei Sumber: PT.Astra melalui CEIC diolah 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan utama yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah apakah kenaikan BBM khususnya Premium berpengaruh terhadap jumlah permintaan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor dan mobil. Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut adalah

18 5 dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kenaikan harga premium terhadap permintaan sepeda motor? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kenaikan harga premium terhadap permintaan mobil? 3. Bagaimanakah bentuk hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara kenaikan harga premium terhadap permintaan sepeda motor dan mobil? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi hubungan antara kenaikan harga premium terhadap permintaan sepeda motor. 2. Mengidentifikasi hubungan antara kenaikan harga premium terhadap permintaan mobil. 3. Mengidentifikasi bentuk hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara kenaikan harga premium terhadap permintaan sepeda motor dan mobil Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri juga bagi pihak-pihak lain. 1. Bagi penulis yaitu meningkatkan pengetahuan, wawasan dan memberikan pemahaman yang semakin mendalam tentang konsep permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

19 6 2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam mempertimbangkan kebijakan terbaik yang harus dilakukan dalam mengontrol pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai masukan dalam melaksanakan kebijakan makro ekonomi. 3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat membuka cakrawala pembaca dan memberikan pengertian bagaimana hubungan kausalitas antara kenaikan harga premium terhadap permintaan sepeda motor dan mobil di Indonesia.

20 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara kenaikan harga premium dengan pembelian sepeda motor dan mobil di Indonesia. Oleh sebab itu terlebih dahulu perlu diketahui mengenai teori-teori yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel-variabel tersebut Transportasi Sektor transportasi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting dalam menunjang pembangunan ekonomi suatu negara. Karena setiap kegiatan ekonomi membutuhkan transportasi sebagai medianya. Menurut Sukirno (1995) dalam suatu masyarakat modern pengangkutan transportasi mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu : 1. Sebagai alat moda, yaitu mengangkut orang dari rumah ke tempat kerja/tempat usaha, 2. Sebagai barang akhir, yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa pengangkutannya oleh sistem transportasi diberikan sarana angkutan kota guna menunjang aktifitas penduduk dalam kegiatan ekonomi Perkembangan Transportasi Saat Ini Permasalahan transportasi dan rekayasa perencanaannya mengalami revolusi yang cepat sejak tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyaknya permasalahan transportasi yang sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1970-an, misalnya: kemacetan, polusi suara dan kecelakaan. Permasalahan

21 8 transportasi yang sudah ada sejak dulu ternyata masih dijumpai saat ini, tetapi justru dengan tingkat kualitas lebih parah dan tingkat kuantitas yang relatif lebih besar (Wahab, 2005). Pada akhir tahun 1980-an, negara maju memasuki tahapan yang jauh lebih maju dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu di sektor perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan antara lain oleh pesatnya perkembangan pengetahuan mengenai elektronika dan peralatan komputer, yang memungkinkan berkembangnya beberapa konsep baru mengenai prasarana transportasi, sistem pergerakan, dan peramalan kebutuhan akan transportasi yang tidak pernah terpikirkan pada masa lalu. Tersedianya peralatan komputer yang murah dan berkecepatan tinggi telah memacu perkembangan teknik pemodelan transportasi. Menurut Wahab (2005), banyak negara berkembang termasuk Indonesia menghadapi permasalahan transportasi dan beberapa diantaranya sudah berada dalam tahap kritis. Permasalahan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana yang ada, namun sudah ditambah lagi dengan permasalahan lainnya seperti: pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat cepat, terbatasnya sumber daya terutama dana. Permasalahan ini semakin diperparah oleh kualitas dan kuantitas data yang rendah, kualitas sumberdaya manusia, disiplin dan penerapan hukum yang rendah, serta lemahnya perencanaan dan kontrol Sistem Transportasi Secara Umum Sistem transportasi merupakan gabungan beberapa komponen yang mendukung suatu siklus kegiatan transportasi secara menyeluruh. Perubahan pada satu komponen dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Misalnya

22 9 dalam interaksi sistem tata guna lahan dengan sistem jaringan transportasi, komponen tersebut tidak ada hubungannya secara mekanis akan tetapi perubahan pada salah satu komponen (sistem kegiatan) dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (sistem jaringan dan sistem pergerakan). Perlu disadari, bahwa kajian terhadap komponen-komponen sistem transportasi (moda transportasi sepeda motor dan mobil) mempunyai ciri yang berbeda dengan kajian bidang lain karena melibatkan cukup banyak aspek dan beragam. Objek dasar sistem tansportasi yang ditandai dengan multimoda ini lebih ditekankan pada pergerakan manusia atau barang. Oleh sebab itu dalam mengkaji sistem transportasi terdapat 2 (dua) konsep dasar yaitu: 1. Konsep mengenai ciri tidak spasial (tanpa batas ruang) di dalam kota, misalnya yang menyangkut pertanyaan mengapa orang melakukan perjalanan, kapan orang melakukan perjalanan, dan jenis transportasi apa yang digunakan (seperti: angkutan umum, ojek, sepeda motor, mobil pribadi, taksi, dan lainnya). 2. Konsep mengenai ciri spasial (dengan batas ruang) di dalam kota, termasuk pola tata guna lahan, pola perjalanan orang dan pola perjalanan barang Sepeda Motor dan Mobil sebagai Moda yang Diminati Sepeda Motor Di Indonesia saat ini terutama pada jaringan transportasi kota, sepeda motor menjadi salah satu jawaban atau alternatif dan pelengkap untuk mengisi kebutuhan akan sarana transportasi. Sepeda motor memiliki fungsi untuk

23 10 menambah jaringan transportasi dan dapat mengisi kebutuhan akan sarana transportasi tersebut secara efisien, murah dan cepat. Selain itu sepeda motor juga memiliki jangkauan yang relatif lebih fleksibel. Sepeda motor juga dijadikan sebagai moda alternatif bagi pengguna transportasi pada kawasan tertentu yang sering terkena masalah kemacetan. Besarnya peluang pangsa pasar sepeda motor di Indonesia membuat perusahaan-perusahaan sepeda motor saling berlomba untuk meningkatkan pangsa pasar motor dari berbagai merek. Promosi sepeda motor pun ditingkatkan sesuai perusahaan, asuransi kredit motor pun saling bersaing untuk mendapatkan konsumen (Mirza, 2007). Sebagai akibat dari persaingan tersebut, banyak motor yang bisa dibeli kredit dengan sistem yang lebih dipermudah, harga cicilan yang menarik dan bunga ringan (dari perusahaan asuransi). Saat ini bahkan ada beberapa perusahaan kredit asuransi kendaraan bermotor yang mempromosikan penjualan sepeda motor dengan kredit tanpa Down Payment (DP). Dari Tabel 2.1 terlihat perkembangan penjualan sepeda motor sembilan tahun terakhir. Tabel 2.1. Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor No Tahun Penjualan Motor Kenaikan Unit Persentase , , , , , , , * ,32 *) Keadaan Bulan Mei Sumber: PT.Astra melalui CEIC diolah

24 Mobil Berbeda dengan sepeda motor yang diminati karena lebih efisien, murah, irit dan fleksibel, mobil masih tetap diminati oleh konsumen Indonesia karena alasan kapasitas angkut yang lebih besar, kenyamanan dan prestise. Mobil dapat menjadi moda transportasi yang relatif lebih nyaman terhadap berbagai cuaca ataupun polusi dari asap kendaraan bermotor (terutama di kawasan yang sering macet). Mobil juga dapat menjadi pilihan moda transportasi yang bisa dijadikan prestise dari sisi ekonomis bagi kalangan menengah keatas. Dari Tabel 2.2 terlihat perkembangan penjualan mobil sembilan tahun terakhir. Tabel 2.2. Pertumbuhan Penjualan Mobil No Tahun Penjualan Mobil Kenaikan Unit Persentase , , , , , , , * ,48 *) Keadaan Bulan Mei Sumber: PT.Astra melalui CEIC diolah Aspek yang Mempengaruhi Kebutuhan Transportasi Dapat dikatakan bahwa pergerakan/perpindahan terjadi karena adanya akses pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, olah raga, hiburan, sosial, dan lain-lain. Sehingga dapat

25 12 dikatakan bahwa penggunaan sepeda motor dan mobil sebagai suatu moda transportasi merupakan suatu efek dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Menurut Wahab (2005) beberapa hal yang mempengaruhi kebutuhan transportasi (baik sepeda motor maupun mobil) adalah sebagai berikut: 1. Jumlah penduduk Jumlah penduduk mempunyai hubungan langsung secara kuantitas dengan kebutuhan pergerakan. Semakin banyak kebutuhan pergerakan manusia maupun barang maka akan semakin banyak pula penggunaan sepeda motor dan mobil sebagai moda transportasi darat. 2. Strata penduduk (usia dan jenis kelamin) Dilihat dari sisi usia, maka bayi, anak-anak, remaja, pekerja, penganggur, orang tua dan orang cacat mempunyai tingkat permintaan pergerakan yang tidak sama. Demikian juga dengan perbedaan jenis kelamin akan menyebabkan kebutuhan terhadap pergerakan berbeda pula. 3. Jumlah keluarga Jumlah keluarga dalam satu rumah juga akan berpengaruh secara langsung akan kebutuhan pergerakan. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin banyak pula penggunaan sepeda motor dan mobil sebagai alternatif transportasi darat. 4. Pendapatan Jumlah pendapatan kadang juga terkait secara linear dengan jumlah permintaan pergerakan. Semakin besar pendapatan maka permintaan pergerakan juga akan cenderung meningkat.

26 13 5. Status sosial dan ekonomi kepala keluarga Status sosial dan ekonomi kepala keluarga juga dapat dianggap berkaitan dengan permintaan pergerakan. Semakin tinggi status ekonomi kepala keluarga secara tidak langsung akan semakin besar keinginan untuk pemenuhan kebutuhan akan pergerakan BBM Sebagai Penggerak Utama Sepeda Motor dan Mobil BBM merupakan modal utama penggerak sepeda motor dan mobil karena bahan bakar alternatif lain untuk kendaraan bermotor masih belum diterapkan secara massal di Indonesia. Penjelasan asal usul minyak bumi sampai saat ini didominasi oleh teori yang menjelaskan bahwa minyak bumi adalah hasil proses fisika dan kimia ribuan tahun pada sisa-sisa makhluk hidup yang terjadi di perut bumi, yang hasilnya terperangkap di struktur bebatuan berpori (porous rocks). Karena prosesnya cukup lama, maka minyak bumi adalah sumber daya alam yang terbatas. Teori kedua, yang dianut oleh ilmu geologi Rusia, menyatakan bahwa minyak bumi bukanlah berasal dari sisa-sisa jasad hidup, melainkan berasal dari sebuah proses termodinamika yang hingga saat ini belum diketahui yang terjadi di tempat yang jauh lebih dalam di perut bumi. Teori yang kedua ini memungkinkan pencarian minyak bumi di tempat-tempat yang kering minyak menurut buku teks geologi konvensional (Maugeri, 2007). Namun hingga saat ini, arus utama pandangan mengenai ketersediaan minyak bumi tampak lebih dipengaruhi oleh teori Puncak Minyak (Peak Oil), yang dikembangkan pada 1956 oleh Marion King Hubert, yang menerima bulat-

27 14 bulat asal muasal organik minyak bumi. Berdasarkan pengamatannya atas datadata migas di sebuah negara bagian Amerika Serikat, Hubbert dengan tepat memprediksikan bahwa produksi minyak AS akan menurun pada dekade 1970an. Dalam teori ini, sumur-sumur sebuah ladang migas yang berproduksi secara bersamaan, akan memiliki grafik terhadap waktu yang berbentuk seperti lonceng. Artinya, produksi ladang tersebut akan mencapai sebuah puncak untuk kemudian menurun dengan tingkat yang sama seperti kenaikan produksinya. Tepatnya, prediksi teori Peak Oil Hubbert membuat percaya banyak orang, terutama yang menggantungkan pendekatan statistik dan murni matematis, bahwa minyak dunia akan segera habis. Persoalan bahwa Hubbert ternyata gagal memprediksikan peak oil di belahan dunia lain tidak membuat mereka surut. Geolog lain, Colin Campbell, yang sama seperti Hubbert membangun karirnya sebelumnya di perusahaan minyak, menyempurnakan teori peak oil, dan tanpa henti-henti melakukan revisi atas prediksi puncak produksi minyak dunia. Baik Hubbert maupun Campbell, tidak pernah menyebut angka sesungguhnya jumlah persediaan minyak dunia, sebuah angka yang sebenarnya sulit dipastikan hingga saat ini dan sangat tergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada tahun 2000, setelah sekian lama terdiskreditkan oleh kegagalannya, teori peak oil kembali bergaung. Di tengah-tengah meroketnya harga minyak dunia, media mengutip kembali prediksi Campbell pada 1998 bahwa produksi minyak dunia akan mencapai puncak pada dekade pertama abad 21.

28 15 Ketika pada harga minyak dunia kembali meningkat hingga menembus angka US$ 65 per barel, berbagai buku dan cover story berbagai jurnal terkemuka membahas teori peak oil. Data statistik dan kini model-model ekonometrik (kontribusi Campbell) yang disajikan teori peak oil, setidak-tidaknya telah berkontribusi pada iklim ketidakpastian di bursa komoditas. Sudah dipaparkan sebelumnya bahwa bahan bakar minyak berasal dari minyak bumi yang merupakan sumber daya alam yang terbatas. Oleh karena itu produksi minyak mentah juga dikelola dengan terbatas pula. Terbatasnya produksi minyak dunia dan besarnya kebutuhan masing-masing negara akan minyak dunia membuat diaturnya perdagangan minyak pada bursa komoditas seperti: New York Mercantile Exchange (NYMEX), Intercontinental Exchange (ICE) di London, dan belakangan Iranian Oil Bourse (IOB), dan juga secara langsung (produsenpembeli, dalam hal ini pemilik pengilangan minyak). Perdagangan komoditas seperti minyak terjadi dalam dua cara. Pertama dengan perdagangan spot, di mana pengantaran barang dilakukan pada hari itu ataupun sesegera mungkin; kedua, dengan perdagangan kontrak-kontrak berjangka (futures), di mana ditentukan hari pengantaran, kualitas barang, dan jumlah barang. Harga jenis minyak mentah (crude oil) dunia, ditentukan secara relatif terhadap pergerakan harga tiga jenis minyak mentah, yaitu Western Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di NYMEX, Brent di ICE, dan Dubai. Artinya, minyak mentah Minas Indonesia yang merupakan salah satu jenis minyak mentah referensi OPEC, dijual mengikuti naik turunnya harga ketiga jenis

29 16 minyak mentah tersebut (benchmark/patokan). Sejauh mana perbedaan harga Minas dan WTI, ditentukan oleh tingkat keenceran Minas (derajat API, American Petroleum Institute) dan kandungan sulfurnya. WTI dan minyak mentah sekelasnya, merupakan minyak mentah yang sangat diinginkan oleh pengilangan minyak karena mudah menghasilkan BBM yang digunakan oleh kendaraan bermotor (gasoline, premium, pertamax dan lain sebagainya). Akibatnya, harga Minas yang memang derajat API-nya lebih rendah dan kandungan sulfurnya lebih banyak akan lebih murah. Perbedaan harga ini sebenarnya mencerminkan juga struktur pengilangan minyak dunia, di mana banyak yang didesain untuk memaksimalkan pengolahan WTI dan minyak mentah sekelasnya (light sweet oil) seperti, minyak mentah Brent, ataupun yang sedikit lebih rendah macam Arabian Light. Selain itu, tuntutan pengurangan jumlah timbal, sulfur, dan bentuk-bentuk polusi lainnya di BBM oleh perangkat peraturan ramah lingkungan negara-negara maju dan belakangan negara berkembang, juga menyebabkan tingginya permintaan minyak mentah semacam WTI. Persoalannya, jumlah produksi minyak mentah ini sangat terbatas: WTI diproduksi bpd (barel/hari), Brent bpd, dan Dubai bpd. Keterbatasan produksi jenis minyak mentah patokan membuat pasar spot patokan menjadi sangat kaku dan sensitif. Sedikit saja gangguan, misalnya sabotase pipa minyak di Nigeria (minyak mentahnya masuk dalam kategori sekelas dengan WTI dan Brent), dapat mendistorsi harga minyak dunia, karena naiknya harga minyak mentah patokan akan membuat jenis-jenis minyak mentah

30 17 lainnya naik. Di sinilah pintu masuk yang menjadikan aktivitas spekulasi di pasar minyak bumi dunia sebagai terdakwa. Persoalan mendasar adalah keterbatasan/ketersediaan BBM (dunia) dari sisi penawaran sehingga cukup mempengaruhi harga minyak bumi di seluruh dunia dan sepanjang 150 tahun lebih penggunaannya secara modern. Dilain pihak BBM ini merupakan produk yang sangat vital bagi bidang transportasi Indonesia dan tentu saja perekonomian Indonesia, sehingga kebijakan harga BBM ini dikontrol dengan ketat oleh pemerintah. Keterangan dari Menteri Keuangan (2008) Pemerintah Indonesia berusaha mengontrol harga BBM agar selalu stabil dengan melakukan berbagai upaya antara lain : 1. Penghematan belanja Kementerian Negara dan Lembaga, 2. Peningkatan penerimaan Negara dari sektor non migas, 3. Penggunaan anggaran belanja risiko fiskal, 4. Pembiayaan defisit anggaran melalui pinjaman dalam negeri melalui penerbitan Surat Berharga Negara, 5. Pembiayaan defisit anggaran melalui pinjaman program (ADB, Bank Dunia, dan bilateral) secara maksimal, 6. Optimalisasi penerimaan migas dengan meningkatkan lifting minyak, 7. Konversi minyak tanah ke LPG untuk mengurangi konsumsi minyak tanah 8. Penghematan konsumsi listrik dan biaya PLN, serta peningkatan efisiensi PLN, 9. Penghematan konsumsi BBM dan efisiensi Pertamina.

31 18 Alasan yang dikemukakan pemerintah melakukan kebijakan kenaikan harga BBM pun berbeda-beda. Pada tahun 1998 kebijakan kenaikan BBM dilakukan pemerintah karena besarnya beban anggaran akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun tersebut. Pada tahun 2000 dan tahun 2001 pemerintah mengambil kebijakan menaikan harga BBM karena alasan maraknya penyeludupan BBM keluar negeri karena faktor harga minyak dunia lebih tinggi dibandingkan dengan harga bahan bakar dalam negeri. Pada tahun 2003 dan tahun 2005 alasan yang dikemukakan pemerintah adalah tingginya harga minyak dunia sehingga anggaran subsidi harga BBM menjadi tinggi. Dan tahun terakhir 2008, pemerintah Indonesia mengedepankan konsep pemerataan atau realokasi subsidi dari orang kaya ke orang miskin dan mengambil kebijakan menaikkan harga BBM dengan mengemukakan beberapa alasan antara lain: 1. Jika harga BBM dalam negeri tidak dinaikkan, maka akan terjadi perbedaan harga yang sangat besar antara harga BBM di dalam negeri dengan di luar negeri yang dapat memicu penyelundupan BBM ke luar negeri. 2. Pengurangan harga BBM harus dilihat sebagai kebijakan redistribusi karena selama ini subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas yang memiliki kendaraan mobil dan motor. 3. Harga minyak dunia yang melonjak dua kali lipat dalam setahun terakhir, mengakibatkan beban subsidi BBM meningkat drastis, subsidi BBM dalam angaran pemerintah tahun 2008 akan melonjak dari 126 triliun rupiah menjadi 190 triliun rupiah.

32 19 4. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk program-program rakyat miskin, bantuan pangan, kredit usaha rakyat dan program-program untuk masyarakat berpenghasilan rendah hanya sebesar Rp 60 triliun atau kurang dari satu pertiga subsidi BBM yang dinikmati kelompok menengah ke atas 5. Jika harga BBM tidak dinaikkan maka anggaran program-program untuk rakyat miskin, pendidikan dan kesehatan serta subsidi pangan harus dikurangi. Secara garis besar kenaikan harga premium dapat kita lihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Perkembangan Harga Premium Tahun Bulan Harga Premium Kenaikan Rupiah Persentase 2000 Oktober Juli , Mei , Januari , Maret , Oktober , Mei ,33 Sumber: PT. Pertamina 2.2. Teori Permintaan Teori permintaan individual adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang hendak dibeli konsumen pada berbagai kemungkinan tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan pasar adalah berbagai jumlah suatu barang yang dibeli konsumen pada berbagai kemungkinan waktu tertentu. Permintaan yang potensial merupakan permintaan yang berhubungan dengan keinginan seseorang untuk mendapatkan barang dan jasa. Sedangkan permintaan efektif adalah keinginan atau kebutuhan yang disertai dengan

33 20 kemauan dan kemampuan untuk membeli dan didukung oleh uang yang cukup untuk membayar harga. Pengertian permintaan menurut Gilarso dalam Utami (2006) adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan dapat diteliti oleh konsumen pada berbagai keyakinan harga dalam jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (ceteris paribus). Dalam teori permintaan dikenal dengan dua macam bentuk yaitu permintaan statis dan dinamis. Bentuk permintaan statis memperlihatkan jumlah barang yang diminta oleh masyarakat atau pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu dengan asumsi ceteris paribus. Perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan permintaan sepanjang demand curve. Sedangkan permintaan dinamis akan menggeser kurva permintaan ke kiri atau ke kanan karena berubahnya faktor-faktor ceteris paribus. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 P P P1 P0 P 0 P2 D0 D1 Q1 Q0 Q2 Q Q0 Q1 Q Gambar 2.1 Kurva Permintaan Statis dan Dinamis

34 Fungsi Permintaan Fungsi permintaan adalah untuk mengetahui tingkah laku seseorang dalam memperoleh barang-barang yang diinginkan pada waktu tertentu yang sangat tergantung pada tingkat pendapatan konsumen sendiri. Dengan adanya permintaan maka dapat diukur tingkah laku seseorang dalam memperoleh barang-barang yang diinginkannya pada waktu tertentu yang sangat bergantung pada tingkat pendapatan konsumen itu sendiri. Menurut Marshall dalam Utami (2006) fungsi permintaan akan memberikan gambaran sejumlah komoditi yang diinginkan tergantung pada tingkat harga. Analisis tersebut diasumsikan bahwa faktor-faktor lain yang tidak mengalami perubahan (ceteris paribus). Dalam pola permintaan ini yang dimaksud dengan permintaan: Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga yang diminta secara umum perumusan matematisnya ditulis: ( Px) Xd = f (2.1) Xd Px = Kuantitas barang x yang diminta, = Harga x barang tersebut. Menurut Sukirno (1995) permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Harga barang itu sendiri, 2. Harga barang pengganti/subtitusi, 3. Pendapatan masyarakat, 4. Harga barang pelengkap/komplementer,

35 22 5. Jumlah penduduk, 6. Citra rasa/selera Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Eachern (2000) mengatakan bahwa pengertian permintaan menunjukkan jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu seperti satu hari, satu minggu atau satu bulan maka pikirkanlah permintaan sebagai tingkat pembelian yang diinginkan per periode waktu pada berbagai tingkat harga yang mungkin. Transportasi memberikan jasa kepada masyarakat yang disebut jasa transportasi. Sebagaimana sifat jasa-jasa lainnya, jasa transportasi akan habis dengan sendirinya dipakai atau tidak dipakai. Jasa transportasi merupakan hasil keluaran (output) perusahaan transportasi yang jenisnya bermacam-macam sesuai banyak jenis alat transportasi (seperti jasa pelayanan, jasa kereta api, jasa penerbangan). Sebaliknya, jasa transportasi merupakan salah satu faktor masukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya. Dilihat dari segi ekonomi, keperluan akan jasa transportasi mengikuti perkembangan kegiatan semua faktor ekonomi. Transportasi dapat dikatakan sebagai derived demand karena keperluan jasa transportasi bertambah dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan berkurang jika terjadi kelesuan ekonomi. Menurut Achyar dalam Utami (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa transportasi adalah:

36 23 1. Penduduk, 2. Pendapatan, 3. Mobil pribadi, 4. Jumlah taksi, 5. Ongkos taksi, 6. Perkembangan ekonomi, 7. Tarif angkutan transportasi. Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat mengganti barang lain tersebut (Sukirno, 1995). Kendaraan pribadi dan angkutan kota adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Menurut Sukirno (1995) ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan perekonomian dunia berlaku menimbulkan dua efek penting, yaitu: Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makmur meningkat, Dapat menciptakan kesempatan kerja baru kepada penduduk yang semakin banyak jumlahnya. Hukum permintaan menjelaskan sifat keterkaitan suatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan makin rendah harga suatu barang makin bayak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Menurut Salvatore (2002) bahwa: permintaan akan suatu komoditi timbul karena keinginan konsumen akan kemampuannya untuk membeli suatu komoditi.

37 24 Teori permintaan konsumen menyatakan bahwa jumlah komoditi yang diminta merupakan suatu fungsi dari, atau bergantung pada harga komoditi tersebut, pendapatan konsumen dan selera konsumen Penelitian Terdahulu Pertama, Andersson dalam Widiarti (2008) dalam studinya tentang hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara tiga negara yaitu Swedia, UK, dan USA. Dalam penelitian ini juga digambarkan hubungan kausalitas beberapa negara tersebut dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hasil penelitian ini yaitu di UK terdapat hubungan jangka panjang dua arah sedangkan dalam jangka pendek tidak tedapat hubungan kausalitas antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi. Di Swedia dalam jangka panjang terjadi hubungan yang kausalitas searah dari tabungan ke pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek di USA tidak terjadi hubungan yang signifikan antara tabungan dengan pertumbuhan ekonomi Kedua, Kurniawan (2007) dalam penelitiannya tentang analisis minat konsumen terhadap pembelian sepeda motor honda vario di wilayah Jabodebek. Hasil penelitian diperoleh enam variabel yang mempengaruhi konsumen melakukan pembelian sepeda motor yaitu harga, informasi atribut, persepsi tentang kualitas, persepsi tentang nilai, layanan purna jual dan persepsi masyarakat. Ketiga, Sagir (1982) mengemukakan bahwa BBM merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai peranan dalam pembangunan ekonomi, yaitu sebagai pendorong kegiatan ekonomi. Melalui subsidi BBM, inflasi dapat

38 25 dikendalikan, stabilitas ekonomi dapat diciptakan, dan pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya kenaikan harga BBM akan mempengaruhi inflasi, stabilitas ekonomi, dan pembangunan ekonomi yang ingin dicapai Kerangka Pemikiran Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk mengungkapkan dan menentukan persepsi dan keterkaitan antara variabel yang akan diteliti diuraikan dengan berpijak pada kajian teori diatas. Sebagaimana yang dijelaskan kenaikan harga premium akan berpengaruh negatif terhadap permintaan mobil dan sepeda motor. Hal ini sesuai dengan teoriteori ekonomi karena perubahan terhadap harga bahan bakar minyak akan menggeser kurva permintaan moda transportasi sepeda motor dan mobil. Penulis meneliti hubungan kausalitas kenaikan harga premium dengan permintaan sepeda motor dan mobil dengan menggunakan metode VAR. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Hipotesis Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas aka dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kenaikan harga premium mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap permintaan sepeda motor. 2. Kenaikan harga premium mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap permintaan mobil.

39 Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran 26

40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data bulanan dari Bulan Januari tahun 2000 sampai dengan Bulan Mei tahun Sumber data diperoleh dari Pertamina, PT. Astra melalui (melalui CEIC). Data-data yang digunakan adalah harga BBM khususnya premium, data penjualan sepeda motor dan penjualan mobil Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis Vector Autoregression (VAR) jika data yang digunakan stasioner dan tidak terkointegrasi, atau menggunakan analisis Vector Error Correction Model (VECM), jika data yang digunakan stasioner, namun terkointegrasi. Pengolahan menggunakan Program Eviews Vector Autoregression ( VAR) VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linier dari konstanta dan nilai lag (lampau) dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada dalam sistem. Peubah penjelas dalam VAR meliputi nilai lag seluruh peubah tak bebas dalam sistem. Pada metode VAR, variabel eksogen dan endogen tidak dapat dibedakan secara apriori. Menurut Sims (1972) hanya variabel endogen yang masuk analisis. Keunggulan metode VAR dibandingkan dengan metode ekonometri konvensional adalah (Laksani dalam Widiarti, 2008):

41 28 1. Mengembangkan model secara bersamaan di dalam suatu sistem yang kompleks (multivariate), sehingga dapat menangkap hubungan keseluruhan variabel di dalam persamaan tersebut. 2. Uji VAR yang multivariate bisa menghindari parameter yang bias akibat tidak dimasukannya variabel yang relevan. 3. VAR dapat mendeteksi hubungan antar variabel di dalam sistem persamaan, dengan menjadikan seluruh variabel sebagai endogenous. 4. Karena bekerja berdasarkan data, metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang sering muncul, termasuk gejala perbedaan palsu di dalam model ekonometri konvensional, terutama pada persamaan simultan, sehingga menghindari penafsiran yang salah. Selain memiliki kelebihan, metode VAR juga memiliki kelemahan, adapun beberapa kelemahan yang dimiliki model VAR antara lain: 1. Model VAR lebih bersifat ateoritik karena tidak memanfaatkan informasi atau teori terdahulu. Oleh karenanya, model tersebut sering disebut model yang tidak struktural. 2. Mengingat tujuan utama model VAR untuk peramalan, maka model VAR kurang cocok untuk menganalisis kebijakan. 3. Pemilihan banyaknya lag yang digunakan dalam persamaaan juga dapat menimbulkan permasalahan dalam proses estimasi. Hubungan kausalitas antar variabel di dalam sistem persamaan multivariat lebih rumit dibandingkan pada bivariat. Untuk persamaan bivariat misalkan model

42 29 dengan dua variabel (Y dan Z) serta satu lag memiliki hubungan kausalitas sebagai berikut (Arsana, 2005): y t = b 10 b 12 z t + γ 11 y t-1 + γ 12 z t-1 + ε yt (3.1) z t = b 20 b 21 y t + γ 21 y t-1 + γ 22 z t-1 + ε zt (3.2) Sistem persamaan diatas dikenal juga dengan struktural VAR atau persamaan primitif. Kedua persamaan tersebut (Y dan Z) dengan satu lag, secara individual dipengaruhi langsung oleh variabel yang lain, dan secara tidak langsung oleh selang nilai setiap variabel di dalam sistem. Atau dalam bentuk persamaan bivariat: y t = a 10 + a 11 y t-1 + a 12 z t-1 + ε 1t (3.3) z t = a 20 + a 21 y t-1 + a 22 z t-1 + ε 2t (3.4) Sistem inilah yang disebut VAR jenis standar atau reduced form. Sistem tersebut juga mempresentasikan Wold-Moving Average. Karena ε yt dan ε zt white noise, e t pun akan memiliki rata-rata 0, varians yang konstan serta non-otokorelasi serial Uji Stasioneritas Data Hal penting yang berkaitan dengan studi atau penelitian yang menggunakan data time series adalah stasioneritas. Data deret waktu dikatakan stasioner jika data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau dengan kata lain tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data, secara kasarnya data harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Engel dan Granger (1987) menyatakan bahwa uji akar unit dipandang sebagai uji stasioneritas, karena pada intinya uji tersebut bertujuan untuk

43 30 mengamati apakah koefisien tertentu dari model otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai atau tidak. Dalam kasus dimana runtun waktu (time series) yang digunakan tidak stasioner, maka kesimpulan yang diperoleh akan menghasilkan pola hubungan regresi yang palsu (spurious regression). Data yang stasioner akan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya dan berfluktuasi disekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 2003). Ada beberapa cara untuk melakukan uji akar unit root, namun yang paling banyak adalah dengan Augmented Dicky Fuller (ADF) test. Misalkan model persamaan time series sebagai berikut (Pasaribu, 2003): y t = ρy t-1 + ε t (3.5) dimana ρ adalah parameter yang akan diestimasi dan ε diasumsikan white noise dimana variabel yang digunakan tersebut memiliki mean dan variance yang konstan dan kovarian sama dengan nol. Jika ρ 1, maka y adalah variabel yang tidak stasioner, dan varian dari y akan meningkat sejalan dengan peningkatan waktu dan cenderung untuk tak berhingga. Jika ρ < 1, maka y adalah variabel yang stasioner. Karena itu, hipotesis trend stationarity dapat dievaluasi dengan menguji apakah nilai absolut dari ρ betul-betul kecil dari satu. Pengujian umum terhadap hipotesis diatas adalah: H 0 : ρ = 1 dan hipotesis alternatif H 1 : ρ<1. Kemudian dengan mengurangi kedua sisi persamaan (3.5) dengan y t-1 didapat persamaan: y t = αy t-1 + ε t (3.6)

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H14084013 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. Selain sebagai komoditas publik, sektor

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA OLEH RIANI WIDIARTI H14104082 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahanperubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahanperubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahanperubahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah I. Pendahuluan Harga Minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar bisa berupa banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI, 67 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI, Gold, Inflasi, M2 dan RBI data yang digunakan adalah data sekunder berupa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP KINERJA SEKTORAL (Analisis Tabel I-O Indonesia Tahun 2005) OLEH TRI ISDINARMIATI H

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP KINERJA SEKTORAL (Analisis Tabel I-O Indonesia Tahun 2005) OLEH TRI ISDINARMIATI H DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP KINERJA SEKTORAL (Analisis Tabel I-O Indonesia Tahun 2005) OLEH TRI ISDINARMIATI H14094022 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya alam (SDA) dan energi sebagai pokok kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari sering dijumpai data time series yang terdiri dari beberapa variabel yang saling terkait yang dinamakan dengan data time series

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara pengekspor dan pengimpor, baik untuk minyak mentah (crude oil) maupun produk-produk minyak (oil product) termasuk bahan bakar minyak. Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan komoditi perekonomian yang sering mengalami pasang surut secara tidak langsung juga akan mempengaruhi harga minyak tanah. Perubahan harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya. manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan daya otot,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya. manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan daya otot, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarah, pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi pengertian transportasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang di peroleh antara lain dari literatur, laporan, buku ataupun sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

Faktor Minyak & APBN 2008

Faktor Minyak & APBN 2008 Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Mengingat tingginya harga minyak dunia saat ini (yang sempat tembus US$110 per barel), sejumlah pihak meminta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang sangat vital. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM mengambil peran di hampir semua

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh :

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh : ANALISIS KAUSALIT TAS ANTARA INVESTASI PORTOFOLIO DAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGAA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG DI INDONESIA Oleh : MOCHAMMAD AKBAR H14104054 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Data penelitian Penelitian interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham dunia ini menggunakan data sekunder berupa nilai penutupan harian/daily

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA I. PENDAHULUAN Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu input di dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 273 VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi, dan simulasi peramalan dampak kebijakan subsidi harga BBM terhadap kinerja perekonomian, kemiskinan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) MASING-MASING KELOMPOK BARANG DAN JASA DI KOTA BANDA ACEH TAHUN

PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) MASING-MASING KELOMPOK BARANG DAN JASA DI KOTA BANDA ACEH TAHUN PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) MASING-MASING KELOMPOK BARANG DAN JASA DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 1998-2008 Oleh : Nenden Budiarti H14084014 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang sudah melebihi jumlah produksi, mengakibatkan pemerintah harus mencari cara pemenuhan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dan berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian di masyarakat. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi

METODOLOGI PENELITIAN. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi tertentu dalam bentuk data publikasi yang berhubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbedaan nilai tukar suatu mata uang negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000:129). Kurs merupakan salah

Lebih terperinci

PEMODELAN VEKTOR AUTOREGRESIF X TERHADAP VARIABEL MAKROEKONOMI DI INDONESIA

PEMODELAN VEKTOR AUTOREGRESIF X TERHADAP VARIABEL MAKROEKONOMI DI INDONESIA PEMODELAN VEKTOR AUTOREGRESIF X TERHADAP VARIABEL MAKROEKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : Bony Yudhistira Nugraha NIM : J2E 004 216 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 sampai Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 sampai Januari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Kurs),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber daya energi dan mempunyai sifat sebagai barang publik yang mendekati kategori barang privat yang disediakan pemerintah (publicly provided

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah siap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah siap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah siap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada April 2012, hal ini dipastikan akan menuai pro-kontra di masyarakat. Pasalnya, kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator inflasi yang cukup penting adalah indeks harga konsumen (IHK) yang terbentuk dari indeks harga kelompok komoditi yang terdiri dari tujuh kelompok,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pergerakan manusia dan barang, meningkatnya ekonomi suatu bangsa dipengaruhi oleh sistem transportasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci