PENGARUH KOMPETENSI KERJA, PERAN AUDIT INTERNAL, DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS ( MEANING, SELF-DETERMINATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KOMPETENSI KERJA, PERAN AUDIT INTERNAL, DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS ( MEANING, SELF-DETERMINATION"

Transkripsi

1 PENGARUH KOMPETENSI KERJA, PERAN AUDIT INTERNAL, DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS (MEANING, SELF-DETERMINATION, DAN IMPACT) TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH MELALUI GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota - DIY) Oleh: Riska Indah Setyaningrum riskaindah8@gmail.com Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bismis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT This research aims to analyze The Impact of Work Competence, The Impact of Work Competence, The Role of Internal Audit, and The Psychological Empowerment (Meaning, Self-Determination, dan Impact) toward SKPD/regional work unit moderated by Good Government Governance. The discipline of this research addresses the employees who work as supervisors and accountants on regional work unit in regency of Yogyakarta which consists of one city and four regencies. In this research, the sample contains of 125 audiences or respondents elected by using purposive sampling method. The instrument of this research uses Statistical Package for Sosial Sciences 21. Based on the accomplished analysis, the result indicates that the work competence, meaning, self-determination and impact affect positively and significantly the performance of regional work unit. In meanwhile the role of internal audit has significantly no positive impact toward regional work unit beside the moderating variable of good government governance is able to reinforce the relation of meaning, self-determination, and impact furthermore good government governance as the moderating variable is not able to reinforce the work competence and the role of internal audit. Key word: Work Competence, The Role of Internal Audit, Psychological Empowerment, Good Government Governance, The Performance of SKPD/regional work unit. PENDAHULUAN Pada umumnya terdapat tiga permasalahan yang biasa dihadapi pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement (penggunaan dana untuk kepentingan individu). Hal ini disebabkan karena tidak adanya mekanisme dasar mengenai pertanggungjawaban yang baku seperti pada organisasi bisnis. Organisasi pemerintahan juga tidak mengenal kepemilikan (self interest) yang dapat memaksakan pencapaian tujuan (Primadana dkk., 2014). Isu menarik mengenai kinerja pemerintah daerah menjadi sorotan bagi publik sebab belum menunjukkan adanya hasil yang lebih baik yang dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat tentunya akan menuntut pemerintahan yang mempunyai kinerja yang lebih baik dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai salah satu perwujudan konsep otonomi daerah. Kinerja sendiri merupakan suatu kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja (Mahsun, 2006). Pemerintah dapat dikatakan mempunyai

2 kinerja yang baik apabila pemerintah dapat mengelola pemerintahannya dengan baik. Sehingga kepemerintahan tersebut dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya secara keseluruhan. Kinerja instansi pemerintah sangat erat kaitannya dengan pengawasan, akuntabilitas transparansi. Dalam meyakinkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan adanya suatu manajemen kinerja yang baik dalam suatu pemerintahan. Konsep akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan yang diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan pemerintah daerah yang baik dan berpihak kepada masyarakat. Implementasi akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah (Wiguna dkk., 2015). Penelitian ini lebih ditujukan pada faktor internal dari pada faktor eksternal, karena faktor internal yang cenderung lebih mudah untuk dikendalikan. Dalam kaitannya dengan permasalahan internal, SKPD di pemeritahan daerah banyak mengalami kesulitan baik dalam hal kualitas sumber daya itu sendiri, teknologi informasi yang digunakan serta sistem tata kelola pemerintahan yang kurang efektif. Seringkali terjadi beberapa perilaku yang menyimpang dari prosedur seperti prosedur pekerjaan yang tidak terstruktur, penggelapan dana, kurangnya sistem kompetitif di pemerintahan daerah, serta kurangnya produktifitas pegawai negeri sipil dalam memberikan kontribusi bagi pemerintah (Suprianto, 2014). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Banyaknya keunggulan yang dimiliki organisasi, tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas tanpa adanya pegawai yang berkeahlian, kompeten, berdedikasi tinggi terhadap organisasi serta memiliki kinerja yang optimal. Sehingga, hubungan antara kompetensi kerja dengan kinerja pegawai menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Peran audit internal dalam kepemerintahan daerah tentunya mengawasi dan mengevaluasi prosedur, kebijakan dan laporan keuangan yang sudah dihasilkan oleh suatu instansi, agar pengelolaan keuangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Martiningsih dkk., 2015). Penelitian mengenai peran audit internal telah dilakukan oleh Sari dan Raharja (2011) namun menguji pengaruh peran audit internal terhadap mekanisme Good Corporate Governance, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh peran audit internal terhadap mekanisme GCG. Pemberdayaan psikologis merupakan suatu konsep psikologis dan memiliki beberapa dimensi. Terdapat 4 dimensi utama yang membentuknya yaitu meaning, perceived impact, competence, dan self-determination. Keempat dimensi di atas tergabung membentuk keseluruhan konstruk pemberdayaan psikologis, atau dengan kata lain, apabila salah satu dimensi tidak ada, maka tingkat pemberdayaan yang diperoleh juga tidak maksimal (Rahmasari, 2011). Menurut Spreitzer (2005), meaning, perceived impact, competence, dan self-determination merupakan keempat dimensi utama yang membentuk pemberdayaan psikologis. Penyelenggaraan Good Government Governance pada saat ini merupakan prioritas utama dalam penegakkan citra pemerintah dan meningkatkan kepercayaan masayarakat terhadap kinerja pemerintah yang sampai saat ini dianggap masih sangat 2

3 rendah (Aziz, 2014). Dengan kondisi seperti ini, maka hal utama yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah adalah berbagai hal yang memberikan pelayanan prima dengan kompetensi kerja yang diberikan kepada masyarakat, dan peran dari audit internal yang merupakan perwujudan kewajiban pegawai pemerintah sebagai abdi masyarakat guna untuk menciptakan good government governance. Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya yang salah satunya dilakukan oleh Simangunsong (2014) tentang The Impact of Internal Control Effectiveness and Internal Audit Role toward the Performance of Local Government. Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti tertarik untuk meneliti kembali variabel independen yaitu peran audit internal dan menambahkan beberapa variabel independen yaitu kompetensi kerja yang dikutip dari penelitian Fransiska (2015). Kemudian variabel pemberdayaan yang terdiri dari meaning, self determination, dan impact yang mengacu pada penelitian Suprianto (2014). Kontribusi dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap permasalahan yang ada dalam pemerintahan daerah, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dari aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat. Secara otomatis jika pemerintahannya lebih baik, maka persepsi atau pemikiran masyarakat akan berubah menjadi positif terhadap kepemerintahan daerah. Sehingga dapat pula menimbulkan sinergi yang positif yang mana akan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat (Aziz, 2014). Penelitian ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan berupaya untuk mewujudkan good government governance dengan menggunakan pola pengelolaan kinerja pemerintah daerah. Sehingga diharapkan akan memberikan manfaat bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kinerjanya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini merupakan kompilasi dari tiga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Simangunsong (2014), Fransiska (2015), dan Suprianto (2014). Selain itu, perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yang berbeda yaitu pemerintah daerah Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi kerja, peran audit internal, dan pemberdayaan yang terdiri dari meaning, self determination, dan impact yang akan berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah Kota Yogyakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kompetensi kerja, peran audit internal, meaning, self-determination, dan impact berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. Kemudian apakah Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara kompetensi kerja, peran audit internal, meaning, self-determination, dan impact dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi kerja, peran audit internal, meaning, self-determination, dan impact terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. Selain itu, untuk mengetahui Good Government Governance memperkuat hubungan antara kompetensi kerja, peran audit internal, meaning, selfdetermination, dan impact dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. 3

4 4 TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI Teori Keagenan (Agency Theory) Dalam teori keagenan (agency theory) dijelaskan bahwa secara ideal, agen dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memaksimumkan kemakmuran. Namun kenyataannya, karena adanya informasi asimetri dimana agen mempunyai informasi yang lebih banyak dibanding pemilik, maka agen akan menggunakan kekuatan yang mereka miliki untuk mengutamakan kepentingan mereka dibanding kepentingan pemilik (Jensen & Meckling, 1976). Dalam perjalanan waktu, masalah keagenan semakin kompleks, dimana masalah keagenan tidak hanya terjadi antara manajer dengan pemilik, tetapi juga antara pemegang saham dengan kreditur. Antara pemegang saham dengan stakeholders seperti : pemasok, karyawan dan stakeholders yang lain (Shleifer dan Vishny, 1997; Zhuang dkk., 2000; Ariyoto, 2000). Adanya konflik keagenan yang semakin komplek ini kemudian diperlukan good corporate governace, agar kepentingan berbagai pihak yang terlibat dengan lembaga tidak dirugikan. HIPOTESIS 1. Pengaruh Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kompetensi pegawai itu sangat berpengaruh tehadap kinerja pegawai. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh pegawai dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan,maka kinerja pegawai juga akan semakin meningkat. Pegawai yang kompeten biasanya akan memiliki kemampuan dan kemauan yang cepat untuk mengatasi permasalahan kerja yang dihadapi. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Martin (2002), Ainsworth dkk. (2002), Dharma, Surya (2002), Spencer and Spencer (1993), Soetjipto, Budi W. (2002), dan Becker dkk. (2001) yang mengatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanhita (2013) dan Hakin (2011) yang menyatakan bahwa kompetensi yang dimiliki pegawai dinas kependudukan dan pencatatan sipil sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat yang berarti kinerja dari aparatur pemerintah daerah juga baik. Selain itu, ada juga penelitian tentang kompetensi pengambilam keputusan secara analitis terhadap kinerja karyawan yang bernilai negatif, yang berarti faktor kepemimpinan masih sangat dominan terhadap proses pengambilan keputusan yang dilakukan di perusahaan. Keputusan yang diambil biasanya akan lebih mengutamakan kepentingan perusahaan dan yang sedikit mungkin memberikan dampak negatif terhadap perusahaan (Yati, 2009). Oleh karena itu, tingginya kompetensi kerja yang dimiliki oleh aparatur pemerintah akan berpengaruh untuk meningkatkan kinerja satuan kerja perangkat daerah. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

5 5 H1: Kompetensi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 2. Pengaruh Peran Audit Internal Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kontribusi audit internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan (Sawyer s, 2005). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada salah perusahaan yang ada di Bandung, yang menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Subiharto, 2012). Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa peran merupakan bagian dari suatu tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan posisi fungsi audit. Internal organisasi bertugas menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi. Definisi audit internal adalah sebagai berikut: "Internal audit merupakan suatu jaminan obyektif independen dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa sistematis, pendekatan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas risiko manajemen, kontrol, dan proses governance ((IIA), 1999). Sehingga dapat dikatakan bahwa peran audit internal dapat membantu aparatur pemerintah untuk mencapai tujuannya dengan tata kelola yang lebih baik, dan nantinya juga akan meningkatkan kinerja satuan kerja perangkat daerah. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : H2: Peran Audit Internal berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 3. Pengaruh Pemberdayaan Psikologis (Meaning, Self Determination, dan Impact) Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Spreitzer (1995,1996) membangun konstruk bahwa pemberdayaan secara psikologi akan memiliki dimensi : Mengerti (Meaning), Competence, Self-determination serta pengaruh (impact). Meaning atau rasa tanggungjawab yang besar terhadap keberadaan SKPD dalam mengentaskan kemiskinan di Kabupaten tersebut, lalu baru meningkatkan kualitas dan kompetensi dari SDM itu sendiri, sedangkan Impact merupakan pengaruhnya terhadap keberadaan SKPD tersebut, dan Self determination adalah suatu penentuan nasib diri sendiri sebagai aparatur pemerintah daerah. Pemberdayaan psikologis berkaitan dengan perilaku yang meningkatkan kinerja manajerial yang berhubungan dengan dampak seseorang (Hall, 2008). Individu yang merasa pekerjaan mereka signifikan dan memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang merasa pekerjaan mereka memiliki nilai yang lebih kecil. Penelitian empiris telah menemukan hubungan positif antara makna dan kepuasan kerja (Spreitzer dkk., 1997); (Liden dkk., 2000). Pemberdayaan psikologis memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi atas kinerja manajerial karena proses kerja

6 6 seorang manajer tidak bisa distrukturisasi secara lengkap dengan aturan dan prosedur (Spreitzer G., 1995). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Huang (2006) yang menyatakan bahwa karyawan dengan masa kerja yang tinggi akan cenderung untuk menolak upaya pemberdayaan, sebab mereka memiliki pengalaman kegagalan dengan praktek yang ditujukan untuk menghasilkan karyawan dengan tantangan dan memotivasi pekerja pada masa lalu. Hal tersebut mengindikasikan bahwa masa kerja berkolerasi negatif dengan pemberdayaan psikologis karyawan. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dickson dan Lorenz (2009) bahwa masa kerja berkorelasi positif dengan pemberayaan psikologis karyawan, yang artinya semakin tinggi masa kerja seseorang maka akan semakin tinggi juga pemberdayaan psikologisnya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : H3: Meaning berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. H4: Self-Determination berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. H5: Impact berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 4. Hubungan Kompetensi Kerja, Kinerja Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Good Government Governance Good governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan, mengelola bisnis dan kegiatan perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan (Trisnaningsih, 2007). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zirman dkk. (2010), dan Aziizir (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi aparatur pemerintah daerah berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fransiska (2015) menyatakan bahwa pegawai harus memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, terkait dengan prosedur operasi standar untuk menyelesaikan pekerjaan dan peraturan-peraturan serta kebijakan instansi yang terkait pekerjaan tersebut. Tanpa mempunyai pengetahuan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, pegawai tidak akan tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dan variabel Good Governance secara signifikan juga berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh edy & Marno (2010). Adanya beberapa karakteritik dari good governance yang harus dijalankan oleh pemerintah daerah agar dapat menciptakan pemerintahan yang mengutamakan pelayanan bagi masyarakat (Kharisma, 2015). Oleh karena itu, diperlukan adanya kompetensi yang tinggi dari setiap karyawan, agar dapat mewujudkan tujuan dari pemerintahan dengan tepat dan benar. Dengan begitu, akan dapat mendukung tercapainya sistem pengelolaan pemerintahan yang lebih baik. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah : H6: Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara kompetensi kerja dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah.

7 7 5. Hubungan Peran Audit Internal, Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Good Government Governance Agar praktik Good Corporate Governance dapat berjalan dengan baik, salah satunya diperlukan suatu sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor internal. Dimana didalamnya mencakup pengawasan yang memadai, independensi, pengungkaapan yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan, serta memastikan adanya tindak lanjut jika terjadi suatu pelanggaran (Yuwono, 2011). Peran audit internal untuk membantu organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas risiko, pengendalian dan tata kelola proses organisasi. Selama pemerintah organisasi audit internal sebagian besar didasarkan pada konsep bahwa para pemimpin lokal dan karyawan yang mengelola dana masyarakat harus bertanggung jawab kepada publik (Boyton dkk., 2006). Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa semakin pentingnya peranan auditor internal terhadap penerapan Good Corporate Governance dengan menunjukkan hasil yang signifikan akan peranan auditor internal terhadap penerapan Good Corporate Governance (Gumilang, 2009). Penelitian mengenai peran audit internal yang telah dilakukan oleh Sari dan Raharja (2011) hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh peran audit internal terhadap mekanisme GCG. Selain itu, pengendalian internal secara simultan dan parsial juga berpengaruh terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (Pratolo, 2007). Sehingga semakin baik penerapan Good Governance dalam suatu organisasi maupun kepemerintahan, maka pengendalian intern didalamnya juga akan leih baik, serta peran audit internal juga akan lebih efektif. Dengan demikian kinerja suatu organisasi maupun kepemerintahan juga akan lebih baik dan efektif. Selain itu, Good Governance juga akan dapat memperkuat hubungan antara peran audit internal dengan kinerja. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : H7 : Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara peran audit internal dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. 6. Hubungan Pemberdayaan Psikologis (Meaning, Self Determination, dan Impact), Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Good Government Governance Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Spreitzer (1995) (dikutip oleh Drake dkk. 2007) umpan balik dan penghargaan dihipotesiskan mempunyai hubungan positif terhadap pemberdayaan psikologis karyawan yaitu meaning, competence, perceived impact, dan self-determination. Keempat dimensi pemberdayaan psikologis tersebut juga dihipotesiskan mempunyai hubungan yang positif dengan motivasi kerja. Liden dkk. (2000), berpendapat bahwa individu yang merasa pekerjaan mereka signifikan dan memiliki tingkat kepuasan yang lebih dibandingkan dengan mereka yang merasa pekerjaan mereka memiliki nilai yang kecil. Penelitian empiris telah menemukan hubungan positif antara makna dan kepuasan kerja (Spreitzer dkk., 1997; Liden dkk., 2000). Spreitzer (1995), menjelaskan bahwa pemberdayaan psikologis memiliki potensi

8 8 besar dalam memberikan kontribusi atas kinerja manajerial karena proses kerja seorang manajer tidak bisa distrukturisasi secara lengkap dengan aturan dan prosedur. Sehingga semakin baik penerapan Good Governance dalam suatu organisasi maupun kepemerintahan, pemberdayaan psikologis dalam suatu kepemerintahan akan lebih baik. Pegawai akan lebih mengerti dan memahami pekerjaan mereka dengan tata kelola yang baik. Dengan begitu jika sumber daya sudah efektif dan efisien, maka kinerja dalam suatu organisasi maupun kepemerintahan tersebut juga akan meningkat, serta dengan adanya Good Governance juga akan dapat memperkuat hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan kinerja. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : H8: Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara Meaning dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. H9: Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara Selfdetermination dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. H10:Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara Impact dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. MODEL PENELITIAN Kompetensi Kerja H1 (+) H6 (+) Peran Audit Internal H2 (+) H7 (+) Meaning Self-Determination H3 (+) H4 (+) H8 (+) H9 (+) H10 (+) Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Impact H5 (+) Good Government Governance GAMBAR 1. Kerangka Penelitian

9 9 METODE PENELITIAN Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di wilayah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik pemilihan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria para pegawai yang melaksanakan fungsi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dan akuntansi/tata usaha keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota DIY. Obyek dalam penelitian ini adalah Badan, Dinas, dan Kantor yang terdapat di pemerintahan daerah Kabupaten/Kota di wilayah DIY. Jenis Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data primer dimana data-data tersebut diperoleh secara langsung dari sumber-sumber asli yang berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistical Package for Sosial Sciences 21 (SPSS 21). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan survey. Metode survey dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner dan mendatangi Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang berada di Kota Yogyakarta, Kabupatan Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Setiap Kabupaten/Kota akan dikirimkan kuesioner dan setiap SKPD akan diberikan 4-5 kuesioner atau sesuai dengan jumlah yang diminta oleh setiap SKPD itu sendiri. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah yang Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. Instrumen yang digunakan terdiri dari 15 (item pertanyaan) yang digunakan oleh Kharisma (2015). Pertanyaan tersebut akan diukur dengan menggunakan 5 skala Likert yang dimulai dari 1 sangat tidak setuju sampai skala 5 menunjukkan sangat setuju. Kemudian variabel indpenden dalam penelitian ini adalah Kompetensi Kerja, Peran Audit Internal, Meaning, Self-Determination, dan Impact. Kompetensi kerja merupakan suatu karakteristik utama dari individu untuk dapat menghasilkan kinerja optimal dalam melakukan pekerjaan yang mencakup motif, sifat, konsep diri, pengetahuan, dan keahlian dalam bekerja. Instrumen yang digunakan terdiri dari 5 (item pertanyaan) yang digunakan oleh Kharisma (2015). Pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Likert dimulai dari skala 1 sangat tidak setuju sampai skala 5 menunjukkan sangat setuju. Peran audit intenal adalah pemeriksa yang berperan dalam mengawasi, mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta menilai kebijakan pemerintah yang dilaksanakan oleh suatu Instansi. Peran audit internal dikembangkan oleh peneliti, terdiri dari 7 pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 point (Martiningsih dkk., 2015). Pertanyaan tersebut akan diukur

10 10 dengan menggunakan skala Likert dimulai dari skala 1 sangat tidak setuju sampai skala 5 menunjukkan sangat setuju. Meaning menurut Suprianto (2014) dapat diartikan sebagai rasa tanggungjawab yang besar terhadap keberadaan SKPD. Impact merupakan pengaruhnya aparatur terhadap keberadaan SKPD tersebut, dan Self determination adalah suatu penentuan nasib diri sendiri sebagai aparatur pemerintah daerah. Instrumen yang digunakan terdiri dari 12 (item pertanyaan) yang akan diukur dengan menggunakan skala likert 5 point (Spreitzer, 1995). Pertanyaan tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert dimulai dari skala 1 sangat tidak setuju sampai skala 5 menunjukkan sangat setuju. Dalam penelitian ini dimasukkan variabel pemoderasi, yaitu Good Government Governance, yang merupakan prinsip korporasi yang sehat dan perlu diterapkan dalam pengelolaan yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga kepentingan organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan dari organisasi. Instrumen yang digunakan terdiri dari 20 (item pertanyaan) yang digunakan oleh Kharisma (2015). Pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Likert dimulai dari skala 1 sangat tidak setuju sampai skala 5 menunjukkan sangat setuju. Analisis Data Pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis regresi sederhana berganda. Penelitian ini memiliki sepuluh hipotesis yang akan dianalisis dengan sepuluh model persamaan. Model persamaan dalam penelitian adalah sebagai berikut: KSKPD = ɑ + β1 KK+ e.1) KSKPD = ɑ + β2 PAI + e 2) KSKPD = ɑ + β3 Mean + e.3) KSKPD = ɑ + β4 SLD + e...4) KSKPD = ɑ + β5 IPC + e.....5) KSKPD = ɑ + β1 KK + β6 GGG + β7 KK. GGG + e...6) KSKPD = ɑ + β2 PAI + β6 GGG + β8 PAI. GGG + e...7) KSKPD = ɑ + β3 Mean + β6 GGG +β9 Mean. GGG + e.8) KSKPD = ɑ + β4 SLD + β6 GGG + β10 SLD.GGG + e...9) KSKPD = ɑ + β5 IPC + β6 GGG + β11 IPC.GGG + e...10) Keterangan: KSKPD: Kinerja Pemerintah Daerah ɑ : Intercept KK : Kompetensi Kerja PAI : Peran Audit Internal IPC : Impact (pengaruh) SLD : Self Determination Mean : Meaning (Mengerti) GGG : Good Government Governance e : Error term

11 11 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Penelitian ini mengambil obyek Badan, Dinas, dan Kantor yang terdapat di pemerintahan daerah Kabupaten/Kota di wilayah DIY, yang terpilih karena memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel yaitu instansi yang memiliki pegawai yang melaksanakan fungsi dan akuntansi/tata usaha keuangan pada SKPD di Kabupaten/Kota se-diy. Pengumpulan data dilaksanakan mulai tanggal 8 September 2016 sampai dengan 17 November Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan mengirimkannya langsung kepada responden. Jumlah kuisioner yang dikirimkan kepada responden sebanyak 125 kuisioner. Kuisioner yang kembali sebanyak 111 kuisioner. Kuisioner yang kembali dengan jawaban tidak lengkap 3 kuisioner. Kuisioner yang tidak kembali 14 kuisioner. Kuisioner yang kembali dan layak untuk dianalisis sebanyak 108 kuisioner. Perhitungan tingkat pengembalian kuisioner disajikan pada tabel 1 berikut ini: TABEL 1. Tingkat Pengembalian Kuisioner No. Dasar Klarifikasi Jumlah 1. Jumlah Kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang kembali Jumlah kuesioner yang kembali dengan jawaban tidak lengkap 3 4. Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang dianalisis 108 Usable Respon Rate 86,4% Sumber Primer yang diolah tahun 2016 Subyek/sampel pada penelitian ini adalah pegawai dari SKPD yang terdiri dari Sekertaris SKPD dan Sub Kepala Bagian yang mengerti mengenai tentang tata usaha keuangan/akuntansi dan pengawasan internal. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. 1. Analisis Krarakteritik Responden a. Jenis kelamin responden Dapat disimpulkan berdasarkan tabel 2 bahwa dari 108 responden, menunjukkan responden terbanyak berjenis kelamin pria yaitu sebesar 57 responden atau 52,8% sedangkan sisanya sebanyak 51 responden atau 47,2% berjenis kelamin wanita. Hal tersebut tidak akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini karena data terebut tidak diperhitungkan dalam hasil penelitian dan tidak merupakan bagian dari kriteria responden yang harus terpenuhi. TABEL 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Pria 57 52,8% 2 Wanita 51 47,2% Total % Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2016

12 12 b. Responden berdasarkan usia responden Berdasarkan tabel 3, dapat dijelaskan bahwa dari 108 responden, mayoritas responden berusia tahun yaitu sebanyak 47 orang atau 43,5%. Kemudian responden yang berusia 51 tahun ke atas sebanyak 30 orang atau 27.8%, berikutnya untuk responden yang berusia tahun sebanyak 22 orang atau 20.4%. Selanjutnya, untuk responden yang berusia tahun sebanyak 8 orang atau 7,4%, dan sisanya 1 orang atau 0,9% responden yang berusia tahun. Hal tersebut tidak akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini karena data terebut tidak diperhitungkan dalam hasil penelitian dan tidak merupakan bagian dari kriteria responden yang harus terpenuhi. TABEL 3. Responden Berdasarkan Usia No. Usia Responden Frekuensi Persentase tahun 1 0.9% tahun 8 7.4%% tahun % tahun % 5 51 tahun ke atas % Total % Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2016 c. Responden berdasarkan pendidikan terakhir Berdasarkan tabel 4, dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak dalam penelitian ini merupakan responden yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi yaitu strata 1(S1) sebanyak 65 responden atau 60,2% kemudian responden yang berpendidikan strata 2 (S2) sebanyak 34 responden atau 31,5%. Selanjutnya, responden yang pendidikan D3 sebanyak 5 responden atau 4,6% dan sisanya sebanyak 4 responden atau 3,7% adalah responden yang berpendidikan SLTA. Hal ini tidak mempengaruhi hasil penelitian karena data tersebut tidak diperhitungkan dalam perhitungan hasil penelitian dan juga tidak merupakan kriteria responden yang harus dipenuhi. TABEL 4. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Frekuensi Persentase 1 SLTA 4 3.7% 2 D % 3 S % 4 S % Total % Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2016 d. Responden berdasarkan masa kerja Berdasarkan tabel 5, dapat dijelaskan bahwa responden yang paling banyak dalam penelitian ini merupakan responden yang masa kerjanya 21 tahun ke atas yaitu

13 13 sebanyak 48 responden atau 44,4% kemudian responden dengan masa kerja antara tahun sebanyak 37 responden atau 34,3%. Selanjutnya, responden dengan lama masa kerjanya antara 6-10 tahun sebanyak 15 responden atau 13,9% berikutnya responden dengan masa kerja antara tahun sebanyak 6 responden atau 5,6% dan sisanya responden dengan masa kerja antara 0-5 tahun sebanyak 2 responden atau 1,9%. Hal tersebut tidak akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini karena data terebut tidak diperhitungkan dalam hasil penelitian dan tidak merupakan bagian dari kriteria responden yang harus terpenuhi. TABEL 5. Responden Berdasarkan Lama Bekerja No. Masa Kerja Frekuensi Persentase tahun 2 1.9% tahun % tahun 6 5.6% tahun % 5 21 tahun ke atas % Total % Sumber: Data Primer yang diolah tahun Analisis Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dalam tabel 6, diperoleh hasil dengan jumlah responden sebanyak 108 responden, dapat dijelaskan bahwa jawaban dari responden cukup bervariasi. Hal tersebut terlihat dengan skor yang diperoleh dari jawaban responden, dapat disimpulkan kisaran aktual memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan kisaran teoritis untuk semua variabel. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa responden dalam penelitian ini dalam tingkat kondisi diatas rata-rata untuk semua variabel yang ada dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini memiliki kompetensi kerja, peran audit internal, dan pemberdayaan psikologis pada tingkat yang baik. Pemberdayaan psikologis dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu, meaning, self-determination, dan impact, dimana masing-masing variabel tersebut juga memiliki tingkat yang tinggi. Variabel TABEL 4. Uji Statistik Deskriptif Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Min Max Mean Min Max Mean Std. Deviation Kompetensi Kerja Peran Audit Internal Meaning Self-Determination Impact Good Government Governance KinerjaSKPD Valid N (listwise) Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2016

14 14 HASIL UJI KUALITAS INSTRUMEN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil uji validitas untuk semua variabel dalam penelitian menunjukkan bahwa semuan item pertanyaan nilai KMO yang diperoleh lebih besar dari 0,5 dan memiliki nilai factor loading diatas 0,40 (Nazaruddin & Basuki, 2016). Dengan demikian semua butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Sehingga semua item pertanyaan memenuhi syarat dan mampu mewakili variabel yang diterliti. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Cronbach Alpha, dengan skor Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,50 0,70 (Nazaruddin & Basuki, 2016). Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa semua variabel yang digunakan memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70 sehingga dapat dikatakan bahwa setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. Variabel Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Nilai Cronbach's Alpha Keterangan Kompetensi Kerja 0,893 Reliabel Peran Audit Internal 0,885 Reliabel Meaning 0,819 Reliabel Self-Determination 0,793 Reliabel Impact 0,907 Reliabel Good Government Governance 0,888 Reliabel Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah 0,829 Reliabel Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2016 Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian normalitas menggunakan uji Kolomogorov-smirnov sebesar 0,528 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Uji multikolinieritas dengan melihat VIF dan nilai Tolerance. Diketahui nilai tolerance semua variabel independen dalam penelitian ini lebih dari 0,10 dan nilai VIF untuk semua variabel independen kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam penelitian ini. Pengujian heterokedastisitas menggunakan metode Gletser, dengan melihat nilai signifikan > 0,05. Diketahui bahwa nilai signifikan untuk semua variabel dalam penelitian ini lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan seluruh variabel independen dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Pengujian hipotesis pertama (H1) Hasil pengujian hipotesis (H1) menunjukkan bahwa nilai thitung untuk kompetensi kerja adalah sebesar 2,230 dengan koefisien regresi berarah positif dan tingkat signifikansi 0,028 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis pertama (H1) diterima yaitu kompetensi kerja berpengaruh positif tehadap kinerja satuan kerja perangkat daerah, maka akan terbukti kebenarannya. Selain itu, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar

15 15 0,036 atau 3,6%, maka variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi kerja sebesar 3,6% dan sisanya (100% - 3,6% = 96,4%) dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat dan berjalan dengan baik, apabila tingkat kompetensi yang dimiliki pegawai tinggi. Kompetensi dalam penelitian ini diukur dengan seberapa besar pemahaman teori dan aturan yang berkaitan dengan pekerjaan, seberapa besar pengetahuan dalam hal pelayanan yang baik di bidang pekerjaannya, dan apakah sudah dapat memberikan kontribusi seperti memberikan ide yang baik dalam bekerja. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap satuan kerja perangkat daerah sudah memiliki kompetensi kerja yang baik, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner yang rata-rata setuju yang berarti tingkat kompetensi kerja yang dimiliki baik. Hal tersebut terdukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hanhita (2013) dan Hakin (2011) yang menyatakan bahwa kompetensi yang dimiliki pegawai dinas kependudukan dan pencatatan sipil sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat yang berarti kinerja dari aparatur pemerintah daerah juga baik. 2. Pengujian hipotesis kedua (H2) Hasil pengujian hipotesis (H2) menunjukkan bahwa nilai thitung pada peran audit internal adalah sebesar 1,374 dan tingkat signifikansi 0,172 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis kedua (H2) yaitu peran audit internal berpengaruh positif tehadap kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah ditolak karena nilainya tidak signifikan, maka tidak akan terbukti kebenarannya. Selain itu, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,008 atau 0,8%, meskipun sangat rendah namun variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh variabel peran audit internal sebesar 0,8% dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan menurun, apabila tingkat peran audit internal yang dimiliki juga rendah. Peran audit internal dalam penelitian ini diukur antara lain dengan seberapa baik pemberian informasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, seberapa tercapainya penyusunan prosedur dan kebijakan sebagai pedoman, sudahkah melakukan evaluasi, pengawasan, dan pengontrolan dalam pelaksanaan tata pemerintahan yang baik, dan seberapa baik peran audit mengkomunkasikan hasil auditnya. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masih adanya SKPD yang memiliki peran audit internal yang rendah, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner yang masih ada beberapa yang kurang setuju dengan pernyataan pengukuran kinerja tersebut. Hal tersebut terdukung dengan penelitian yang dilakukan Subiharto (2012) yang menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. Pengujian hipotesis ketiga (H3) Hasil pengujian hipotesis (H3) menunjukkan bahwa nilai thitung pada meaning adalah sebesar 3,431 dengan arah positif dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga (H3) yaitu meaning berpengaruh positif tehadap

16 16 kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah diterima, karena nilainya signifikan dengan arah positif maka akan terbukti kebenarannya. Selain itu, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,091 atau 9,1%,, untuk itu variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh meaning sebesar 9,1% dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat, apabila kontribusi dari pemberdayaan psikologi (meaning, self determination, dan impact). Meaning dalam penelitian ini diukur dengan sejauh mana seorang individu berkeyakinan dan peduli terhadap cita-cita individu atau standar kebutuhan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat apabila meaning dijalankan dengan baik, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner rata-rata setiap satuan kerja perangkat daerah setuju terhadap pengaruh meaning. Hal tersebut terdukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suprianto (2014) menyatakan bahwa ketiga konstruk yaitu meaning, impact, dan self determination ternyata semua konstruk berpengaruh terhadap kinerja. 4. Pengujian hipotesis keempat (H4) Hasil pengujian hipotesis (H4) menunjukkan bahwa nilai thitung untuk selfdetermination adalah sebesar 5,314 dengan arah yang positif dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis pertama (H4) diterima yaitu selfdetermination berpengaruh positif tehadap kinerja satuan kerja perangkat daerah, maka akan terbukti kebenarannya. Selain itu, diperoleh juga nilai Adjusted R Square sebesar 0,203 atau 20,3%, maka variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh self-determination sebesar 20,3% dan sisanya (100% - 20% = 79,7%) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat, apabila kontribusi dari pemberdayaan psikologi (meaning, self determination, dan impact). Self-determination dalam penelitian ini diukur dengan sejauh mana tanggung jawab individu untuk pekerjaan yang berhubungan dengan tindakan, dalam arti memiliki pilihan dalam memulai dan mengatur tindakan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat apabila self determination dijalankan dengan baik, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner rata-rata setiap satuan kerja perangkat daerah setuju terhadap pengaruh dari self determination. Hal tersebut terdukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suprianto (2014) menyatakan bahwa ketiga konstruk yaitu meaning, impact, dan self determination ternyata semua konstruk berpengaruh terhadap kinerja. 5. Pengujian hipotesis kelima (H5) Hasil pengujian hipotesis (H5) menunjukkan bahwa nilai thitung untuk impact adalah sebesar 4,427 dengan arah yang positif dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima yaitu impact berpengaruh positif tehadap kinerja satuan kerja perangkat daerah, maka akan terbukti kebenarannya. Selain itu, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,148 atau 14,8%,

17 17 maka variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh impact sebesar 14,8% dan sisanya (100% - 20% = 79,7%) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat, apabila kontribusi dari pemberdayaan psikologi (meaning, self determination, dan impact). Impact dalam penelitian ini diukur dengan bagaimana pengaruh pada hasil strategis, administratif, atau operasi di tempat kerja untuk membuat sebuah perbedaan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja satuan kerja perangkat daerah akan meningkat apabila impact dijalankan dengan baik, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner rata-rata setiap satuan kerja perangkat daerah setuju terhadap pengaruh dari impact. Hal tersebut terdukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suprianto (2014) menyatakan bahwa ketiga konstruk yaitu meaning, impact, dan self determination ternyata semua konstruk berpengaruh terhadap kinerja. 6. Pengujian hipotesis keenam (H6) Hasil pengujian hipotesis (H6) menunjukkan bahwa nilai thitung pada good government governance terhadap hubungan kompetensi kerja dan kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah sebesar -1,497 dengan arah yang negatif dan tingkat signifikansi 0,137 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam (H6) ditolak yaitu good government governance tidak memperkuat hubungan positif kompetensi kerja dan kineja satuan kerja perangkat daerah, maka tidak terbukti kebenarannya. Selain itu, menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,353 atau 35,3%, dimana variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh kompetensi kerja sebesar 35,3% dan sisanya (100% - 35,3% = 64,7%) yang dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa good government governance belum mampu memperkuat kompetensi kerja dari pegawai, sehingga belum dapat meningkatkan kinerja dari satuan kerja perangkat daerah. Good government governance terhadap hubungan kompetensi kerja dengan kinerja SKPD dalam penelitian ini diukur antara lain dengan sejauh mana pegawai sudah menjalankan tugas, fungsi, dan wewenang sebagai aparatur pemerintah daerah yang baik, dan sejauh mana pegawai dalam menyelesaikan tugas khusus yang biasanya di berikan oleh atasan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good government governance belum mampu untuk memperkuat kompetensi kerja dari SKPD, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner yang masih ada beberapa yang kurang setuju dengan pernyataan pengukuran kinerja tersebut. Hal tersebut terdukung dengan penelitian yang dilakukan Yati (2009) yang menunjukkan bahwa kompetensi pengambilam keputusan secara analitis terhadap kinerja karyawan yang bernilai negatif. Keputusan yang diambil biasanya akan lebih mengutamakan kepentingan perusahaan dan yang sedikit mungkin memberikan dampak negatif terhadap perusahaan. 7. Pengujian hipotesis ketujuh (H7) Hasil pengujian hipotesis (H7) menunjukkan bahwa nilai thitung pada good government governance terhadap hubungan peran audit internal dan kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah sebesar -2,731 dengan arah yang negatif dan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05. Meskipun tingkat signifikansi tidak melebihi 0,05 namun hasil yang

18 18 seharusnya memperkuat hubungan justru menunjukkan arah yang negatif. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketujuh (H7) ditolak yaitu good government governance tidak memperkuat hubungan positif peran audit internal dan kineja satuan kerja perangkat daerah, maka tidak terbukti kebenarannya. Selain itu, menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,393 atau 39,3%, dimana variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh peran audit internal sebesar 39,3% dan sisanya (100% - 39,3% = 60,7%) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa good government governance belum mampu memperkuat peran audit internal dalam SKPD, sehingga variabel tersebut belum dapat meningkatkan kinerja dari satuan kerja perangkat daerah. Good government governance terhadap hubungan peran audit internal dengan kinerja SKPD dalam penelitian ini diukur antara lain dengan sejauh mana sistem komunikasi ditempat kerja tesebut terbuka untuk publik, dan seberapa besar inisiatif sendiri untuk mencari solusi terhadap masalah pekerjaan yang dihadapi. Suatu sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor internal akan baik salah satunya juga dengan adanya tata kelola yang baik dalam organisasi. Dimana didalamnya mencakup pengawasan yang memadai, independensi, pengungkaapan yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proes pengelolaan, serta memastikan adanya tindak lanjut jika terjadi suatu pelanggaran (Yuwono, 2011). Akan tetapi, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good government governance belum mampu untuk memperkuat peran audit internal dari SKPD, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner yang masih ada beberapa yang kurang setuju dengan pernyataan pengukuran kinerja tersebut. Hal tersebut terdukung dengan penelitian yang dilakukan Subiharto (2012) yang menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 8. Pengujian hipotesis kedelapan (H8) Hasil pengujian hipotesis (H8) menunjukkan bahwa nilai thitung pada good government governance terhadap hubungan meaning dan kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah sebesar 2,983 dengan arah yang positif dan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis kedelapan (H8) signifikan dan diterima yaitu good government governance memperkuat hubungan positif meaning dan kineja satuan kerja perangkat daerah, maka akan dapat terbukti kebenarannya. Selain itu, juga menjelaskan nilai Adjusted R Square sebesar 0,414 atau 41,4%, maka variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh variabel meaning dan good government governance sebesar 41,4% dan sisanya (100% - 41,4% = 58,6%) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa good government governance memperkuat kontribusi dari meaning yang diberikan, sehingga kinerja satuan kerja perangkat daerah juga akan meningkat. Good government governance dalam penelitian ini dapat memperkuat meaning yang diukur dengan seberapa besar aktivitas dari pekerjaannya secara pribadi sangat berarti bagi setiap individu.

19 19 Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good government governance mampu memperkuat kinerja satuan kerja perangkat daerah dengan meaning, terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner responden yang rata-rata setiap satuan kerja perangkat daerah setuju terhadap pengaruh dari meaning yang diperkuat dengan adanya variabel moderasi yaitu good government governance. Hal tersebut terdukung dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ketiga konstruk yaitu meaning, impact, dan self determination ternyata semua konstruk berpengaruh terhadap kinerja (Suprianto, 2014). 9. Pengujian hipotesis kesembilan (H9) Hasil pengujian hipotesis (H9) menunjukkan bahwa nilai thitung pada good government governance terhadap hubungan self-determination dan kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah sebesar 1,663 dengan arah yang positif dan tingkat signifikansi 0,099 < 0,10. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis kesembilan (H9) signifikan pada level signifikansi dibawah 10% dan H9 diterima yaitu good government governance memperkuat hubungan positif self-determination dan kineja satuan kerja perangkat daerah, maka akan dapat terbukti kebenarannya. Selain itu, juga menjelaskan nilai Adjusted R Square sebesar 0,405 atau 40,5%, maka variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh variabel self-determination dan good government governance sebesar 40,5% dan sisanya (100% - 40,5% = 59,5%) dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dapat disimpulkan bahwa good government governance memperkuat kontribusi dari self-determination yang diberikan, sehingga kinerja satuan kerja perangkat daerah juga akan meningkat. Good government governance dalam penelitian ini dapat memperkuat self-determination yang diukur dengan seberapa besar kemampuan individu untuk mengambil keputusan sendiri. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa good government governance mampu memperkuat kinerja satuan kerja perangkat daerah dengan self determination yang terlihat dari hasil jawaban dari kuesioner responden yang rata-rata setiap satuan kerja perangkat daerah setuju terhadap pengaruh dari self-determination yang diperkuat dengan adanya variabel moderasi yaitu good government governance. Hal tersebut terdukung dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ketiga konstruk yaitu meaning, impact, dan self determination ternyata semua konstruk berpengaruh terhadap kinerja (Suprianto, 2014). 10. Pengujian hipotesis kesepuluh (H10) Hasil pengujian hipotesis (H10) menunjukkan bahwa nilai thitung pada good government governance terhadap hubungan impact dan kinerja satuan kerja perangkat daerah adalah sebesar 1,912 dengan arah yang positif dan tingkat signifikansi 0,059 < 0,10. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis kesepuluh (H10) signifikan yaitu pada level alfa kurang dari 10% dan H10 diterima yaitu good government governance memperkuat hubungan positif impact dan kineja satuan kerja perangkat daerah, maka akan dapat terbukti kebenarannya. Selain itu, juga menjelaskan nilai Adjusted R Square sebesar 0,400atau 40%, maka variabel kinerja satuan kerja perangkat daerah dapat dijelaskan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya terdapat tiga permasalahan yang biasa dihadapi pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement (penggunaan dana untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di wilayah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Dalam teori keagenan (agency theory) dijelaskan bahwa secara ideal, agen dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Responden Penelitian Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner (respon

Lebih terperinci

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah manajer hotel berbintang 3 dan 4. Hotel berbintang tiga dan empat telah menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan objek Kantor Akuntan Publik yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas beberapa hal mengenai gambaran umum obyek/ subyek penelitian, hasil uji kualitas instrumen dan data, hasil penelitian dan pembahasan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pembayaran pajak kendaraan bermotor di lima samsat yang ada di DIY

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pembayaran pajak kendaraan bermotor di lima samsat yang ada di DIY BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang dibagikan kepada 100 responden yaitu wajib pajak yang melakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Pelaksanaan dan Hasil Survei Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuisioner sebagai sumber data. Kuisioner dikirim ke masing masing responden disertai surat permohonan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. Data yang diperoleh harus diolah terlebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur. Jumlah kuisioner yang disebarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1) Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Pemahaman Standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Umum Responden dalam penelitian ini adalah Satuan Pengawas Internal (SPI) dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Responden yang menjadi objek penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuesioner yang di sebar berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian aaaaaaapenelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak kendaraan bermotor di kantor SAMSAT Kota Magelang. Populasi menurut Sugiyono (2013) merupakan obyek/subyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Sincere Music Yamaha Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah akuntan yang bekerja di KAP.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hotel Bintang 2 sampai dengan 4 yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini yaitu mahasiswa pada program studi Akuntansi terakreditasi A

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini yaitu mahasiswa pada program studi Akuntansi terakreditasi A BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Akuntansi pada perguruan tinggi di Yogyakarta. Sedangkan sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Keuangan Setda Kota Semarang.Namun demikian tidak semua kuesioner dapat

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Keuangan Setda Kota Semarang.Namun demikian tidak semua kuesioner dapat BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Subyek penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan pada instansi yang berada di bawah Walikota Semarang.Sebanyak 50 didistribusikan ke

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, profesionalisme, dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur golongan besar dan menengah yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada OJK. Sampel dari penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada konsumen Warteg yang berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meliputi 4 kabupaten dan 1 kota madya yaitu Kulon Progo, Bantul, Sleman,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini diawali dengan membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI DATA Penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa kuesioner dimana kuesioner yang disebar sebanyak 550 buah kuesioner virtual yang disebar melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Dari 12 KPP Pratama yang ada di wilayah Jakarta Selatan, hanya 4 KPP yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Data kuesioner yang berhasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal. BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh MSDM, motivasi terhadap kinerja Karyawan dengan melakukan penyebaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA APARAT INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR Arsha Karunia Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers, Deloitte

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan subyek penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

Dukungan Manajerial dan Budaya Organisasi untuk Menuju Efektivitas Sistem Informasi

Dukungan Manajerial dan Budaya Organisasi untuk Menuju Efektivitas Sistem Informasi Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 01 No. 02, Agustus 2013 Hal: 29-36 ISSN Online: 2338-6576 Dukungan Manajerial dan Budaya Organisasi untuk Menuju Efektivitas Sistem Informasi Dinar Hariani Theresia

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul. Sampel yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul. Sampel yang akan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Objek penelitian ini berlokasi di Pemerintahan Kabupaten Bantul. Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Kantor Pelayanan Pajak yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Objek penelitian ini sebagai wilayah penyebaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner digilib.uns.ac.id 46 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Data primer didapat dengan menyebar kuesioner kepada para pejabat di Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Kantor Pusat Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kecamatan Kasihan, Bantul. Sekolah Dasar (SD) tersebut

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur 25 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian ini dinyatakan dalam bentuk deskripsi responden penelitian, deskripsi variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Responden Penelitian ini melibatkan para pemakai sistem informasi akuntansi (SIA) pada sakter Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pertamanan Pemakaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Masjid se-provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang mewakili variabel yang akan diukur, kemudian disebarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data primer yang dilakukan pada Unit Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Lebih terperinci

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hotel Bintang 2 sampai dengan 4 yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan penyebaran data kepada auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta Barat jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 80

Lebih terperinci

BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik

BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden IV.1.1 Distribusi Kuesioner Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Berafiliasi yang berada di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI YOGYAKARTA Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender BAB IV HASIL PEELITIA A. Gambaran Umum Responden Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden yang pernah melakukan transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang merupakan bentuk integrasi dari instansi kantor wilayah departemen Koperasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Responden Analisis karakteristik dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian menunjukkan lokasi atau tempat penelitian. Obyek dari penelitian ini adalah hotel berbintang yang berlokasi di Provinsi DIY. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. bendahara SKPD diatas 1 tahun. Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. bendahara SKPD diatas 1 tahun. Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Responden Responden penelitian adalah bendahara penerimaan dan pengeluaran SKPD pada Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sudah melaksanakan tugas sebagai bendahara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah didistribusikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi. Jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran umum

Lebih terperinci

PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 12.1 (2015): 50-63 PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD Made Astari Pradnya Dewi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL Dalam bab ini akan disajikan gambaran umum penelitian, hasil uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif tiap variabel, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study) karena peneliti

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study) karena peneliti BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study) karena peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh data dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden. Penelitian yang dilakukan bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) merupakan satuan kerja yang

Lebih terperinci