Lampiran 1. Ringkasan RINGKASAN
|
|
- Agus Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Ringkasan RINGKASAN ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut fosfat pada sampel tanah gambut di provinsi Kalimantan Timur. Tiga sampel tanah gambut diambil dari lokasi yang berbeda, yakni lokasi persawahan, pekarangan dan lahan gambut. Bakteri penambat nitrogen diisolasi menggunakan media semi solid Nitrogen-Fixing Bacteria (NFB) dengan metode stab sedangkan bakteri pelarut fosfat diisolasi menggunakan media agar pikovskaya dengan metode pour plate. Kultur diinkubasi selama jam pada suhu 28 o C. Hasil menunjukkan adanya keberadaan bakteri penambat nitrogen yang ditunjukkan dengan perubahan warna pada media NFB-semi solid dan adanya keberadaan bakteri pelarut fosfat yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih (halo) di sekitar koloni pada media pikovskaya. Didapatkan 3 isolat bakteri penambat nitrogen dan 31 isolat bakteri pelarut fosfat yang telah diidentifikasi hingga tingkat genus. Isolat bakteri yang teridentifikasi sebagai bakteri penambat nitrogen adalah Azotobacter sedangkan yang teridentifikasi sebagai bakteri pelarut fosfat adalah Bacillus dan Pseudomonas. Kata kunci : bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, tanah gambut, eksplorasi ABSTRACT The research was undertaken to investigate the occurance of nitrogen-fixing bacteria (NFB) and phosphate solubilizing bacteria (PSB) at peat soil in East Borneo province. Three peat soil sample were collected from different location which were wet rice field location, yard location and peat area location. NFB was isolated by Nitrogen-Fixing Bacteria semi solid media with stab method whereas PSB was
2 isolated by pikovskaya agar media with pour plate method. Culture was incubated hour into temperature of 28 o C. The result showed that the existence of NFB was showed by color transformation at NFB media and existence of PSB was showed by clear zone (halo) around the colonies at pikovskaya agar media. There were 3 isolates of NFB and 31 isolates of PSB which have been identified till genus. The isolate genera bacteria which had been identified as NFB were Azotobacter whereas as PSB were Bacillus and Pseudomonas. Keywords : phosphates solubilizing bacteria, nitrogen fixing bacteria, peat soil, exploration PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara megabiodiversitas, karena sumber daya alam yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi keanekaragaman fauna dan flora bahkan keanekaragaman jenis tanah, salah satunya adalah tanah gambut. Gambut adalaah bahan organik mati yang telah terbentuk di tempat yang tetap. Gambut terdiri dari 90% air dan 10% tumbuhan. Gambut terbentuk di bawah kondisi bahan tanaman yang mati kekal selama ribuan tahun karena kombinasi saturasi air permanen, kadar oksigen rendah dan tingkat keasaman yang tinggi (Anonim, 2010b). Tanah gambut terutama yang berada di daerah tropis memiliki sifat fisika, kimia dan biologi tertentu yang mencerminkan ciri khas dari tanah tersebut. Sifatsifat yang menjadi ciri khas tersebut adalah ph relatif rendah antara 3-5 (Agus dan Subiksa, 2008), terbatasnya ketersediaan nutrien, bahan penyusun yang berasal dari kayu-kayuan, sifat menyusut, penurunan permukaan gambut (subsidence) (Yuleli, 2009) dan suhu lingkungan berkisar antara o C. Disamping itu, sifat lain yang juga dimiliki adalah kandungan organik yang tinggi karena dalam pembentukannya terdapat tanaman air dan vegetasi lahan basah yang mati dan melapuk secara bertahap
3 membentuk lapisan dan terperangkap selama beberapa waktu (Agus dan Subiksa, 2008). Terdapat tiga golongan mikroba di dalam tanah, yaitu golongan mikroba yang selalu tetap didapatkan di dalam tanah dan tidak tergantung kepada pengaruhpengaruh lingkungan luar yang disebut golongan autochthonous, golongan mikroba yang kehadirannya di dalam tanah diakibatkan oleh adanya pengaruh-pengaruh luar yang baru yang disebut golongan zimogenik dan golongan mikroba yang kehadirannya bersamaan dengan adanya penambahan secara buatan yang disebut golongan transien. Kelompok mikroba tersebut memiliki peran di tanah terutama dalam daur unsur organik yang penting untuk kehidupan seperti daur nitrogen dan daur fosfor. Bakteri yang terlibat dalam daur nitrogen adalah bakteri penambat nitrogen sedangkan bakteri yang terlibat dalam daur fosfor adalah bakteri pelarut fosfat. Bakteri penambat nitrogen merupakan bakteri yang berperan dalam penyediaan nitrogen pada tanah karena bakteri tipe ini mampu menambat nitrat dengan mengoksidasi ion ammonium pada tanah sehingga dapat terikat dengan kuat pada komponen-komponen humus yang menyebabkan nitrat tidak mudah terbilas keluar tanah (Schlegel, 1994). Bakteri pelarut fosfat merupakan bakteri yang berperan dalam penyuburan tanah karena bakteri tipe ini mampu melakukan mekanisme pelarutan fosfat dengan mengekskresikan sejumlah asam organik berbobot molekul rendah seperti oksalat, suksinat, fumarat, malat. Asam organik ini akan bereaksi dengan bahan pengikat fosfat seperti Al 3+, Fe 3+, Ca 2+, atau Mg 2+ membentuk khelat organik yang stabil sehingga mampu membebaskan ion fosfat terikat dan oleh karena itu dapat diserap oleh tanaman hidupnya (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006). Data yang ada mengenai genera bakteri penambat nitrogen dan pelarut fosfat pada tanah gambut terutama di provinsi Kalimantan Timur masih sangat minim. Oleh karena itu, perlu diadakan eksplorasi lebih lanjut untuk memberikan informasi ilmiah terkait hal tersebut. Diharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh informasi terkait genera bakteri penambat nitrogen dan pelarut fosfat sehingga dapat dimanfaatkan
4 sebagai landasan untuk pengembangan teknologi pertanian pada tanah gambut di provinsi Kalimantan Timur. METODE PENELITIAN a. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk diisolasi adalah sampel tanah gambut permukaan yang diambil di kecamatan Samarinda Utara provinsi Kalimantan Timur. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan media dan uji fisiologis adalah KOH, K 2 HPO 4, FeSO 4, MnSO 4, MgSO 4, NaCl, CaCl 2, N 2 MoO 2, BTB (Bomothymol Blue), Bacto Agar, glukosa, trikalium fosfat, (NH 4 ) 2 SO 4, KCl, MgSO 4.7H 2 O, MnSo 4, FeSO 4, ekstrak khamir, Nutrient Agar (NA), alkohol 70 %, spiritus, dan akuades. b. Prosedur Penelitian 1. Pengambilan sampel tanah Lokasi sampel yang akan diambil tanahnya dibersihkan dari seresah, kemudian rangka besi yang disiapkan disemprot dengan alkohol 95 %. Selanjutnya rangka ditekan ke dalam tanah, tanah yang berada dalam rangka diambil menggunakan spatula. Sampel tanah yang diambil dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label, kemudian dimasukkan ke dalam termos es yangberisi es kering dengan suhu 2-4 o C 2. Preparasi sampel Sampel tanah ditimbang sebanyak 25 g kemudian dicampurkan ke dalam 225 ml akuades steril. Campuran tanah dan akuades steril tersebut di homogenkan menggunakan vortex untuk kemudian didiamkan sampai terbentuk dua lapisan yang berbeda, yakni suspensi air tanah dan substrat tanah.
5 3. Tahap enrichment menggunakan media NFB semi-solid Suspensi air tanah diambil 10 ml untuk kemudian diencerkan sebanyak 1000x, kemudian dari pengenceran 100x dipindahkan secara aseptik menggunakan jarum ose lurus ke dalam 3 tabung yang berisi media NFB semi solid dengan menggunakan metode stab. Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu ruang, dilakukan pengamatan untuk mengetahui aktivitas penambatan nitrogen yang ditandai dengan terbentuknya pelikel dan perubahan warna media dari krem menjadi biru pada media NFB semi-solid. 4. Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen Hasil seri pengenceran 10x dari media NFB semi-solid diambil secara aseptik untuk dipindahkan ke cawan petri dan ditanam pada media NFB solid menggunakan metode pour plate. Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu ruang, dilakukan pengamatan untuk mengetahui aktivitas penambatan nitrogen yang ditandai dengan perubahan warna media dari krem menjadi biru di sekitar koloni yang tumbuh. Koloni bakteri yang tumbuh pada media NFB solid kemudian diamati karakter makroskopis koloni terebut berupa warna, bentuk, elevasi, permukaan, tepi, ukuran dan karakteristik optik; dan karakter mikroskopis koloni tersebut berupa reaksi Gram dan bentuk sel bakteri. 5. Isolasi dan identifikasi bakteri pelarut fosfat Hasil seri pengenceran 10x diambil secara aseptik untuk dipindahkan ke cawan petri dan ditanam pada media pikovskaya menggunakan metode pour plate. Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu ruang, dilakukan pengamatan untuk mengetahui aktivitas pelarutan fosfat yang ditandai dengan terbentuknya zona halo di sekitar koloni yang tumbuh. Koloni bakteri yang tumbuh pada media pikovskaya kemudian diamati karakter makroskopis koloni terebut berupa warna, bentuk, elevasi, permukaan,
6 tepi, ukuran dan karakteristik optik; dan karakter mikroskopis koloni tersebut berupa reaksi Gram dan bentuk sel bakteri. 6. Identifikasi menggunakan uji fisiologi Uji fisiologis dilakukan untuk mengetahui karakter fisiologis masing-masing isolat. Uji fisiologis menggunakan media identifikasi yang terdapat pada buku panduan OXOID. Isolat bakteri yang sudah diketahui karakternya kemudian dicocokkan dengan buku panduan Bergey s Manual of Determinative Bacteriology 9 th Edition (Holt, et al., 2000). Uji fisiologis meliputi: Lysine, Ornithin, H 2 S, Glucose, Manitol, Xylose, ONPG, Indole, Urease, V-P, Citrate, TDA, Gelatin, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Lactose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin dan Arginine. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengukuran Parameter Ekologi pada Lingkungan Lahan Gambut Dari pengukuran yang dilakukan terhadap lingkungan lahan gambut didapatkan data sebagai berikut Tabel 1. Data temperatur dan ph sampel tanah gambut Nomor Sampel Lokasi Sampel Temperatur ph 1 Persawahan 25 o C 6 2 Pekarangan 24,8 o C 5,5 3 Lahan Gambut 25,6 o C 5 Data ini didukung oleh data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kota Samarinda tahun 2011 yang menunjukkan temperatur lokasi pengambilan sampel pada bulan Maret 2011 berkisar antara o C.
7 b. Isolasi bakteri penambat nitrogen Hasil isolasi dari ketiga lokasi sampling menggunakan media NFB semi-solid menunjukkan adanya bakteri penambat nitrogen yang ditandai dengan terbentuknya pelikel berupa selaput atau cincin putih yang terlihat setelah satu minggu dari masa awal isolasi dan setelah itu terjadi perubahan warna pada media dari warna krem menjadi biru. Gambar 1. Visualisasi perubahan warna media NFB semi-semi solid hasil isolasi bakteri penambat nitrogen dari tanah gambut c. Identifikasi bakteri penambat nitrogen Dari isolasi sampel tanah gambut pada media NFB semi-solid yang menunjukkan hasil positif dilakukan inokulasi ke media NFB agar. Koloni bakteri yang memiliki karakter dengan tingkat kesamaan yang tinggi dikelompokkan menjadi satu kelompok. Karakteristik koloni bakteri yang tumbuh pada media NFB agar berupa karakteristik makroskopis dan mikroskopisnya secara detail dapat dilihat pada tabel 2.
8 Tabel 2. Karakter mikroskopis dan makroskopis isolat bakteri penambat ` nitrogen yang diisolasi dari tanah gambut KARAKTER KODE ISOLAT N1.1 N2.1 N3.1 Mikroskopis Makroskopis Bentuk Kokoid Kokoid Batang Hasil Pewarnaan Gram Warna koloni Putih Putih Putih kekuningan Bentuk koloni Bulat Bulat Bulat Elevasi koloni Cembung Cembung Rata Permukaan Halus Halus Halus koloni mengkilap mengkilap mengkilap Tepi koloni Rata Rata Rata Ukuran koloni Berupa titik Berupa titik Kecil Karakteristik optik Buram Buram Buram d. Uji fisiologi bakteri penambat nitrogen Isolat bakteri penambat nitrogen yang telah dimurnikan kemudian diuji kemampuan fisiologi biokimianya menggunakan kit MICROBACT GNB 12A/E dan 12 B. Dalam penelitian ini isolat yang diuji adalah isolat N1.1, hal ini didasarkan pada adanya kesamaan karakter makroskopis dan mikroskopis isolat bakteri penambat nitrogen yang telah diisolasi sehingga diperoleh hasil isolat N1.1 mampu memecah gugus asam amino Lysine, Ornithine, dan Arginine; dapat memfermentasi Glukosa, Manitol, Xylose, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin dan Lactose; dapat menghidrolisis Urease namun tidak menghidrolisis ONPG dan Gelatin; tidak
9 menghidrolisis asam amino sistein pada uji H 2 S; terbentuk Indole; terbentuk acetoin pada uji Voges-Proskauer; menghasilkan enzim citrase pada uji Citrate; mendeaminasi Tryptophan pada uji TDA. e. Isolasi bakteri palarut fosfat Dalam isolasi bakteri dari ketiga lokasi sampling menggunakan media pikovskaya diperoleh bakteri pelarut fosfat yang ditandai dengan terbentuknya zona halo pada inkubasi hari ketiga dari masa awal isolasi, hal ini menunjukkan bahwa koloni bakteri yang tumbuh pada media pikovskaya dapat melarutkan fosfat berupa trikalium fosfat yang terdapat dalam media tersebut. Kenampakan zona halo pada media pikovskaya dapat dilihat pada gambar 2. Zona halo Gambar 2. Visualisasi zona halo pada media pikovskaya f. Identifikasi bakteri pelarut fosfat Dari isolasi sampel tanah gambut pada media pikovskaya yang menunjukkan hasil positif dilakukan karakterisasi pada koloni yang tumbuh. Koloni bakteri yang memiliki karakter dengan tingkat kesamaan yang tinggi dikelompokkan menjadi satu kelompok. Karakteristik koloni bakteri yang tumbuh pada media pikovskaya berupa karakteristik makroskopis dan mikroskopisnya secara detail dapat dilihat pada tabel 3.
10 Tabel 3. Karakter mikroskopis dan makroskopis isolat bakteri pelarut fosfat yang diisolasi dari tanah gambut KODE ISOLAT F1.1, F1.2, F1.3, F1.4, F1.10, F1.13, F1.7, F1.8, F1.9, F1.14, F1.18, F1.19, KARAKTER F1.5, F1.6, F1.11, F1.12, F1.20, F1.22, F1.24, F1.16, F1.25 F1.15, F1.17, F1.26, F2.2, F2.4, F1.21, F1.23, F2.1, F2.5 F2.3 Mikroskopis Makroskopis Bentuk Basil tipe 1 Basil tipe 2 Basil tipe 3 Hasil Pewarnaan Gram Warna koloni Putih susu Putih Transparan Bentuk koloni Bulat Bulat Bulat Elevasi koloni Cembung Cembung Rata Permukaan Halus koloni mengkilap Halus mengkilap Halus mengkilap Tepi koloni Rata Rata Rata Ukuran koloni Sedang Kecil Kecil Karakteristik optik Buram Buram Transparan g. Uji fisiologi bakteri pelarut fosfat Isolat bakteri penambat nitrogen yang telah dimurnikan kemudian diuji kemampuan fisiologi biokimianya menggunakan kit MICROBACT GNB 12A/E dan 12 B. Dalam penelitian ini isolat yang diuji adalah isolat F1.1 dan F1.4, hal ini didasarkan pada adanya kesamaan karakter makroskopis dan
11 mikroskopis isolat bakteri penambat nitrogen yang telah diisolasi sehingga diperoleh hasil isolat F1.1 mampu memecah gugus asam amino Lysine, Ornithine, dan Arginine; dapat memfermentasi Glucose, Manitol, Xylose, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Adonitol, Rafinose dan Salicin namun tidak memfermentasi Lactose; tidak menghidrolisis ONPG, Gelatin dan Urease; tidak menghidrolisis asam amino sistein pada uji H 2 S; terbentuk Indole; terbentuk acetoin pada uji Voges-Proskauer; menghasilkan enzim citrase pada uji Citrate; tidak mendeaminasi Tryptophan pada uji TDA. Sedangkan isolat F1.4 mampu memecah gugus asam amino Lysine, Ornithine, dan Arginine; tidak dapat memfermentasi Glukosa, Manitol, Xylose, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin dan Lactose; dapat menghidrolisis Gelatin dan Urease namun tidak menghidrolisis ONPG; tidak menghidrolisis asam amino sistein pada uji H 2 S; tidak terbentuk Indole; tidak terbentuk acetoin pada uji Voges-Proskauer; tidak menghasilkan enzim citrase pada uji Citrate; mendeaminasi Tryptophan pada uji TDA. h. Hasil identifikasi bakteri penambat nitrogen Setelah diketahui karakter makroskopis, mikroskopis dan fisiologis dari isolat N1.1, dilakukan perbandingan antara karakter isolat N1.1 dengan karakter genus Azotobacter, Azospirillum dan Azomonas yang merupakan bakteri penambat nitrogen non simbiosis yang terdapat pada lahan gambut (Widiawati, dkk., 2010). Perbandingan karakter antara genus Azotobacter, Azospirillum dan Azomonas dengan isolat N1.1 dapat dilihat pada tabel 4.
12 Tabel 4. Perbandingan karakter genus Azotobacter, Azospirillum dan Azomonas dengan isolat N1.1 Jenis Karakter Karakter Karakter Karakter Karakter genus genus genus isolat N1.1 Azotobacter Azospirillum Azomonas Hasil pewarnaan Gram - Bentuk sel Batang-kokoid Spiral Batang-kokoid Batang Warna koloni Putih-cokelat Merah muda Merah muda Putih Tepi koloni Rata Rata Rata Rata Elevasi Cembung Datar Cembung Cembung Menambat nitrogen (NFB semi solid) Uji Voges- - D D Proskauer + Membentuk Indole D - D + Hidrolisis Urease + D + + ph pertumbuhan 4,8-8,5 4,5-9,0 7 (kisaran) (kisaran) 6 Habitat asal Tanah dan air Tanah Daerah Tanah perairan gambut Karakteristik optik Buram Buram Buram Buram Mikroaerofilik Fermentasi Lactose + D + + Hidrolisis Gelatin - D - - Sumber: Breed, et al. (1957); Holt, et al. (2000); Wedhastri (2002); Isminami, dkk. (2007); Becking (2006); Joseph, et al. (2007); Sandeep, et al. (2011) Keterangan:
13 - : 90% dari strain yang ada bersifat negatif + : 90% dari strain yang ada bersifat positif D : terdapat reaksi berbeda pada spesies Hasil perbandingan menunjukkan isolat N1.1 memiliki kesamaan karakter terbanyak dengan karakter genus Azotobacter yakni sejumlah 13 dari 15 karakter, sehingga diduga isolat N1.1 merupakan genus Azotobacter. i. Hasil identifikasi bakteri pelarut fosfat Setelah diketahui karakter makroskopis, mikroskopis dan fisiologis dari isolat F1.1 dan F1.4, dilakukan perbandingan antara karakter isolat F1.1 dan F1.4 dengan karakter genus Pseudomonas, Bacillus dan Micrococcus yang merupakan bakteri pelarut fosfat yang terdapat pada lahan gambut (Widiawati, dkk., 2010). Perbandingan karakter antara genus Pseudomonas, Bacillus dan Micrococcus dengan isolat F1.1 dan F1.4 dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6. Tabel 5. Perbandingan karakter genus Pseudomonas, Bacillus dan Micrococcus dengan isolat F1.1 Jenis Karakter Karakter Karakter Karakter Karakter genus genus genus isolat F1.1 Pseudomonas Bacillus Micrococcus Hasil pewarnaan Gram Bentuk sel Batangkokoid Batang Bundar Batang Warna koloni Transparan Putih Kuningcokelat Transparan Tepi koloni Rata Rataberombak Rata Rata
14 Elevasi Cembung Meningkatcembung Cembung Cembung Melarutkan fosfat (media pikovskaya) Uji Voges- Proskauer - D D - Membentuk Indole D Hidrolisis Urease ph pertumbuhan 4-8 (kisaran) 5-10 (kisaran) 7 6 Habitat asal Tanah dan air Tanah Kulit Tanah makhluk gambut hidup, tanah Karakteristik optik Transparan Buram Translucent Transparan Mikroaerofilik Fermentasi Lactose Hidrolisis Gelatin Sumber: Breed, et al. (1957); Holt, et al. (2000); Moore, et al. (2006); Joseph, et al. (2007) Keterangan: - : 90% dari strain yang ada bersifat negatif + : 90% dari strain yang ada bersifat positif D : terdapat reaksi berbeda pada spesies
15 Tabel 6. Perbandingan karakter genus Pseudomonas, Bacillus dan Micrococcus dengan isolat F1.4 Jenis Karakter Karakter Karakter Karakter Karakter genus genus genus isolat F1.4 Pseudomonas Bacillus Micrococcus Hasil pewarnaan Gram Bentuk sel Batangkokoid Batang Bundar Batang Warna koloni Transparan Putih Kuningcokelat Putih susu Tepi koloni Rata Rataberombak Rata Rata Elevasi Cembung Meningkatcembung Cembung Cembung Melarutkan fosfat (media pikovskaya) Uji Voges- Proskauer - D D - Membentuk Indole D Hidrolisis Urease ph pertumbuhan 4-8 (kisaran) 5-10 (kisaran) 7 6 Habitat asal Tanah dan air Tanah Kulit Tanah makhluk gambut hidup, tanah Karakteristik optik Transparan Buram Translucent Buram Mikroaerofilik
16 Fermentasi Lactose Hidrolisis Gelatin Sumber: Breed, et al. (1957); Holt, et al. (2000); Slepecky dan Hemphill (2006); Joseph, et al. (2007); Bergey dan Boone (2009) Keterangan: - : 90% dari strain yang ada bersifat negatif + : 90% dari strain yang ada bersifat positif D : terdapat reaksi berbeda pada spesies Hasil perbandingan menunjukkan isolat F1.1 memiliki kesamaan karakter terbanyak dengan karakter genus Pseudomonas yakni sejumlah 14 dari 15 karakter, sehingga diduga isolat F1.1 merupakan genus Pseudomonas. Sedangkan isolat F1.4 memiliki kesamaan karakter terbanyak dengan karakter genus Bacillus yakni sejumlah 13 dari 15 karakter, sehingga diduga isolat F1.4 merupakan genus Bacillus. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa genus bakteri penambat nitrogen non simbiotik yang terdapat pada tanah gambut kecamatan Samarinda Utara provinsi Kalimantan Timur adalah Azotobacter dan genus bakteri pelarut fosfat yang terdapat pada tanah gambut kecamatan Samarinda Utara provinsi Kalimantan Timur adalah Bacillus dan Pseudomonas. DAFTAR PUSTAKA Agus, F. dan Subiksa, I.G.M Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor. Anonim. 2010b. About Peatlands. bid/1362/default.aspx. Diakses pada 5 Desember 2010.
17 Bergey, D.H. dan Boone, D.R Bergey's Manual of Systematic Bacteriology. Second Edition. Volume Three: The Firmicutes. Springer. United States of America. Becking, J.H The Prokaryotes: A Handbook on The Biology of Bacteria. The Family Azotobacteraceae. Third Edition. Volume 6: Proteobacteria: Gamma Subclasses. Springer Science. Singapore. Boone, D.R., G.M. Garrity, R.W. Castenholz, D.J. Brenner, N.R. Krieg, J.T. Staley Bergey's Manual of Systematic Bacteriology. Second Edition. Volume Two: The Proteobacteria: Part C: The Alpha-, Beta-, Delta-, and Epsilonproteobacteria. Springer. United States of America. Breed, R.S., E.G.D Murray dan N.R. Smith Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. Seventh Edition. Williams and Wilkins. Philadhelphia. Holt, John G., N.R. Krieg, P.H.A. Sneath, J.T. Staley dan S.T. Williams Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. Ninth Edition. Williams & Wilkins. Philadelphia. Isminarni, F., S. Wedhastari, J. Widada dan B.H. Purwanto Penambatan Nitrogen dan Penghasilan Indol Asam Asetat oleh Isolat-Isolat Azotobacter pada ph Rendah dan Alumunium Tinggi. Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol. 7 no. 1. Hal Joseph, B., R.R. Patra, R. Lawrence Characterization of Plant Growth Promoting Rhizobacteria Associated with Chickpea (Cicer arietinum L.). International Journal of Plant Production, 1(2). Moore, E.R.B., B.J. Tindall, V.A.P.M.D. Santos, D.H. Pieper, J.L. Ramos dan N.J. Palleroni The Prokaryotes: A Handbook on The Biology of Bacteria. Nonmedical-Pseudomonas. Third Edition. Volume 6: Gamma Subclass. Singapore. Sandeep, C., S.N. Rashmi, V. Sharmila, R. Surekha, R. Tejaswini dan C.K Suresh. Growth Response of Amaranthus gangeticus to Azotobacter chroococcum Isolated from Different Agroclimatic Zones of Karnataka. Journal of Phytology 2011, 3 (7). Hal Schlegel, H.G. dan Schmidt, K Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Slepecky, R.A. dan Hemphill, E. H The Prokaryotes: A Handbook on The Biology of Bacteria. The Genus Bacillus-Nonmedical. Third Edition. Volume 4: Bacteria: Firmicutes, Cyanobacteria. Singapore.
18 Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Wedhastari, S Isolasi dan Seleksi Azotobacter spp. Penghasil Faktor Tumbuh dan Penambat Nitrogen dari Tanah Masam. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 3 (1). Hal Yuleli Penggunaan Beberapa Jenis Fungi untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) di Tanah Gambut. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
19 Lampiran 2. Bahan penelitian Bahan dasar media agar pikovskaya Bahan dasar media NFB Nutrien agar Alkohol 70% Spiritus Bahan pewarnaan Gram
20 Lampiran 3. Alat-alat penelitian Waterbath Autoclave Timbangan analitik Soil tester Inkubator Kompor listrik
21 Vortex Mikroskop binokuler
22 Lampiran 4. Visualisasi lokasi pengambilan sampel Lokasi persawahan Lokasi pekarangan Lokasi lahan gambut
23 Lampiran 5. Hasil penelitian Biakan miring Bacillus Biakan miring Azotobacter Biakan miring Pseudomonas
24 10 µm Bentuk mikroskopis genus terduga Bacillus. Bentuk sel batang. Gram positif. Perbesaran 100x. 10 µm Bentuk mikroskopis genus terduga Azotobacter. Bentuk sel kokoid. Gram negatif. Perbesaran 100x. 10 µm Bentuk mikroskopis genus terduga Pseudomonas. Bentuk sel batang. Gram negatif. Perbesaran 100x.
BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda Utara provinsi Kalimantan Timur. Sampling dilaksanakan pada bulan Maret 2011,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengukuran Parameter Ekologi Pada Lingkungan Lahan Gambut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Parameter Ekologi Pada Lingkungan Lahan Gambut Pengukuran parameter ekologi pada lahan gambut perlu dilakukan mengingat kondisi lingkungan sangat penting dalam
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara megabiodiversitas, karena sumber daya alam yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi keanekaragaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian eksplorasi keberadaan mikroba pelarut fosfat dilaksanakan di ekowisata Mangrove kelurahan Wonorejo, kecamatan Rungkut, kota Surabaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Isolasi bakteri pelarut fosfat Dalam penelitian ini, isolasi bakteri pelarut fosfat menggunakan media Pikovskaya. Media Pikovskaya adalah media selektif untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove Bakteri selulolitik diisolasi dari tanah rhizosfer yang merupakan lapisan tanah tempat perakaran tanaman yang sangat kaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 Juli 2011. Untuk pengambilan sampel tanah dilakukan di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya sebagai tempat pengambilan sampel limbah
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 1 RINGKASAN EKSPLORASI BAKTERI SELULOLITIK DARI TANAH MANGROVE WONOREJO SURABAYA Pramita Putri Reanida, Drs. Agus Supriyanto, M. Kes dan Drs. Salamun, M. Kes. Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi,
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik
Tahap I BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik Hasil pengukuran sampel tanah yang digunakan pada percobaan 1 meliputi ph tanah, kadar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Maret 2015. Pengambilan sampel tanah dikawasan hutan Mangrove Desa Srimulyo Kecamatan
Lebih terperinciA. Tabel nilai diameter zona halo isolat bakteri dengan logam Pb, Zn, dan Hg
Lampiran 1 Tabel-tabel hasil uji kemampuan isolat bakteri A. Tabel nilai diameter zona halo isolat bakteri dengan logam Pb, Zn, dan Hg Logam Pb Kode isolat Pb (1ppm) Sd Rerata 1 0A2E1 0 0 0 0 0 2 0A1E
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.
10 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Hutan mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Analisis
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE
meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diadakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Pengambilan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Pada tahun II penelitian ini dilakukan dua tahap percobaan yaitu: Tahap I: Isolasi dan uji potensi mikrob pengkaya 1. Penambat Nitrogen non-simbiotik dan pemerkaya 2. Pelarut Fosfat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan kumbung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciLampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri
LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri No Media Komposisi 1 Media gelatin Sebanyak 150 g gelatin dilarutkan dengan akuades hingga 1000 ml, cek ph 6.7±7.0, lalu disterilisasi dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Parameter Fisika dan Kimia Air Sumur Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB dan lahan pertanian Kampung Bongkor, Desa Situgede, Karang Pawitan-Wanaraja,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik
Lebih terperinciIII. METODOLOGIPENELITIAN
III. METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara Februari-Agustus 2007, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciEKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)
EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa) A. Pendahuluan Pseudomonad fluorescens merupakan anggota kelompok Pseudomonas yang terdiri atas Pseudomonas aeruginosa,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB pada bulan Desember 2009 hingga Februari
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dan penanaman tomat dilakukan di rumah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan Teknologi Universitas Airlangga dan di rumah kaca (green haouse) UPT
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dan di rumah kaca (green haouse) UPT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di areal persawahan dusun Mojorejo
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal persawahan dusun Mojorejo kabupaten Madiun, Jawa Timur, sebagai tempat pembudidayaan kacang tanah dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. B. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai 31 Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciKomposisi (g lt -1 ) larutan Nutrient Agar (Rao, 1982) Agar Nutrient 28. Potato Dextrosa Agar (Anas, 1989) Kentang 200 Dekstrose 20 Agar 20
LAMPIRAN 44 45 Tabel Lampiran 1 Bahan dan komposisi media tumbuh mikrob yang dipergunakan pada penelitian Nama media Bahan Komposisi (g lt -1 ) larutan Nutrient Agar (Rao, 1982) Agar Nutrient 28 Potato
Lebih terperinciSampel air panas. Pengenceran 10-1
Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alir. Sterilisasi Permukaan
80 Lampiran 1. Diagram Alir Sterilisasi Permukaan Dicuci air mengalir (3 menit) Ditimbang rimpang sebanyak 1 gram Direndam Etanol 75% 10 ml (3 menit) Direndam NaOCl 5,3% 10 ml (3 menit) Direndam Etanol
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos) Isolasi bakteri asam laktat (BAL) pada usus halus itik Mojosari dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian diskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik mikroskopis
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015. Sempel tanah diambil pada dua tempat yaitu pengambilan sempel tanah hutan
Lebih terperinciNo Media Komposisi 1 deman Rogosa Sharpe (MRS) Broth MERCK GaA, Germany
75 Lampiran 1. Komposisi Media No Media Komposisi 1 deman Rogosa Sharpe (MRS) Broth MERCK GaA, Germany 52,2 g/l Peptone from casein 10,0 Meat extract 8,0 Yeast extract 4,0 D(+) Glucose 20,0 Di-pottasium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Desember 2013 sampai Maret 2014. Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium
11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Patin a. Kolam pendederan b. Kolam pembesaran c. Kolam indukan Gambar lokasi pengambilan sampel pada Kecamatan Lau Bekri a. Kolam pendederan b. Kolam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang teknologi fermentasi, rekayasa genetika, dan teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin meningkat. Enzim
Lebih terperinciIII. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di
18 III. METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di Laboratorium Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WaktudanTempat Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di LaboratoriumBiokimiaFakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Lampung. B. AlatdanBahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten
Lebih terperinciUji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat
3 aseptik lalu diinkubasi selama 36 jam pada suhu 27 C. Setelah terlihat pertumbuhan bakteri, ditetesi lugol di sekitar biakan dan dibiarkan ±5 menit. Pengamatan dilakukan pada bagian berwarna biru dan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 C selama
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciAir Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif
75 Lampiran 1. Metode Kerja L.1.1 Bagan kerja Air Panas - Isolasi dan Seleksi Bakteri Pemurnian Bakteri Isolat Murni Bakteri Uji Bakteri Penghasil Selulase Secara Kualitatif Isolat Bakteri Selulolitik
Lebih terperinciVIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN
VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN TUJUAN 1. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam proses pengubahan senyawa nitrogen organik menjadi ammonia (amonifikasi). 2. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam biokonversi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,
Lebih terperinciTeknik Isolasi Bakteri
MODUL 3 Teknik Isolasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Pengenceran Suspensi Bakteri dari Sumber Isolat/Lingkungan 2. Teknik Isolasi Bakteri (Solid and Liquid Medium) TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah mengandung fosfat (P) sebagai salah satu unsur hara makro yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mengandung fosfat (P) sebagai salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tanaman yang berperan penting dalam proses pertumbuhan,
Lebih terperinciPERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\
PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\ Tujuan: 1. Mengetahui media kultur dan larutan pengencer yang digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan mikrobiologi serta dapat membuatnya secara aseptik. 2. Untuk mensucihamakan
Lebih terperinciTeknik Isolasi Bakteri
MODUL 3 Teknik Isolasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Pengenceran Suspensi Bakteri dari Sumber Isolat/Lingkungan 2. Teknik Isolasi Bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami persiapan dan pelaksanaan pengenceran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami
II. TINJAUAN PUSTAKA Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami (organik) maupun kimia (anorganik) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Menurut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB sejak bulan April 2010- Januari 2011.
Lebih terperinciKAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING
KAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING PADA LAHAN SISTEM TIGA STRATA PECATU N.G.K. Roni dan S.A. Lindawati Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciIV. KULTIVASI MIKROBA
IV. KULTIVASI MIKROBA PENDAHULUAN Untuk memperoleh kultur murni hasil isolasi dari berbagai tempat maka dibutuhkan alat, bahan dan metode seperti ilistrasi di bawah ini : Media Umum Diferensial Selektif
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tahapan Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian III.1.1. Studi Literatur Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum memulai penelitian. Pada tahap
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO
KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO Pendahuluan Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang strategis dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan bagian bumi yang mengandung banyak sekali komponen, salah satunya adalah berbagai macam populasi mikroorganisme. Beberapa populasi mikroorganisme yang
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 di kawasan konservasi lumba-lumba Pantai Cahaya, Weleri, Kendal, Jawa Tengah
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Patologi Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung, sebanyak 7 sampel diambil dari pasar tradisional dan 7 sampel diambil dari
Lebih terperinciTEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA
MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condongcatur,
Lebih terperinciPseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian
6 mudah pada medium nutrien sederhana (Pelczar dan Chan 1988). Escherichia coli bersifat motil atau non-motil dengan kisaran suhu pertumbuhannya adalah 10-40 o C, dengan suhu pertumbuhan optimum adalah
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK DARI TANAH SAWAH
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK DARI TANAH SAWAH Fitriani*, Lisna Meylina, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman,
Lebih terperinciPengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari
BAB IH METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA-UNRI. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2007 sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Kentang (Solanum tuberosum
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Kentang (Solanum tuberosum Linn. Cv. Granola). Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai September
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang bertubuh buah, serasah daun, batang/ranting
Lebih terperincikomersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Bioteknologi, Kultur Jaringan dan Rumah Kaca Balai Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboraturium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi program
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinci