DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK"

Transkripsi

1 DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK John Locke MENURUT PAKAR Francis Bacon

2 Easton Pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.

3 Anderson Kebijakan yang dibangun oleh badan & pejabat pemerintah, di mana implikasi nya : 1. Selalu punya tujuan tertentu atau tindakan yang berorientasi pada tujuan; 2 Berisi tindakan-tindakan pemerintah; 3 Mrpkn apa yang benar dilakukan & bukan mrpkn apa yg masih dimaksudkan utk dilakukan; 4 kebijakan publik bisa bersifat positif : tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau Bersifat negatif : keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu; 5. kebijakan positif : didasarkan per-uu yang bersifat mengikat dan memaksa.

4 David Easton public policy tidak hanya berupa apa yang dilakukan oleh pemerintah, akan tetapi juga apa yang tidak dikerjakan oleh pemerintah karena keduanya sama-sama membutuhkan alasan - alasan yang harus dipertanggung-jawabkan.

5 Chief J.O. Udoji Suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.

6 Jonnes Memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan pemerintah di masa lalu dengan hanya mengubahnya sedikit demi sedikit..

7 Edward Maksudnya, apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah termasuk kebijakan publik. Merujuk pada definisi di atas, kebijakan publik tampil sebagai sasaran atau tujuan programprogram. Kebijakan publik dapat diterapkan secara jelas dalam per-uu berbentuk pidato pejabat pemerintah atau berupa program dan tindakan yang dilakukan pemerintah.

8 Chandler dan Plano Pemanfaatan hal strategis terhadap sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah publik atau pemerintah. Bentuk intervensi yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.

9 Woll Sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat, secara langsung melalui lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga tingkat pengaruh yaitu: 1) adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik ; 2) adanya output kebijakan, di mana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program ; 3) adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan.

10 Hakim Studi Kebijakan Publik mempelajari keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang menjadi perhatian publik. Beberapa permasalahan yang dihadapi disebabkan kegagalan birokrasi dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan persoalan publik.

11 Jenis Kebijakan Publik DISTRIBUTIF Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk memberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan penduduk tertentu PENGATURAN (Regulatory) Yaitu kebijakan publik yang bertujuan mengatur kehidupan masyarakat melalui pembatasan kebebasan bertindak dari subject (golongan penduduk) untuk mengurangi pertentangan diantara golongan yang bersaingan Contoh: Anti Trust Legislation, Perlindungan Lingkungan Hidup

12 lanjutan REDISTRIBUSI Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk merubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak diantara berbagai kelompok dan kelas dalam masyarakat Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial SELF-REGULATORY Yaitu kebijakan yang diusahakan dan didukung oleh kelompok kepentingan untuk memajukan dan melindungi kepentingan mereka Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional, seperti IDI

13 Tujuan Kebijakan Publik Keputusan otoritas negara yang bertujuan mengatur kehidupan bersama. Tujuan kebijakan publik dibedakan dari sisi sumber daya yaitu kebijakan publik yang bertujuan mendistribusikan sumber daya negara dan menyerap sumber daya negara

14 Stratifikasi Kebijakan

15 3 stratifikasi kebijakan publik Kebijakan umum (strategi), kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis operasional. Dari Sudut Manajemen, Proses kerja kebijakan publik dapat dipandang Sebagai serangkaian kegiatan meliputi : (a) pembuatan kebijakan, (b) pelaksanaan dan pengendalian, serta (c) evaluasi kebijakan.

16 Success is not given, You create success, You are success, God does not create junks! You possess all the resources to succeed

17 Paradigma Kebijakan Publik dalam Empowerment : Lama - Empowerment Makro Messo Nasional Regional Mi k ro Messo Mikro Lokal Makro Hidden Kelas Open Sentralistik & seragam Otonom dan created by:siskamto.sw.unninus,2010

18 Proses analisis kebijakan : serangkaian aktivitas proses kegiatan yang bersifat politis. Diartikan proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan serangkaian tahap yang saling tergantung, yaitu : (a) penyusunan agenda, (b) formulasi kebijakan, (c) adopsi kebijakan, (d) implementasi kebijakan, dan (e) penilaian kebijakan. Menurut Dunn (1994),

19 variabel yang berhubungan.

20 7 Tahap Formulasi Kebijakan Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat persoalan dari suatu permasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab akibat. Penentuan tujuan. Adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan masalah yang mungkin diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunan Model. Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model dapat dibangun dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika, model fisik, model simbolik, dan lain-lain.

21 Penentuan kriteria. Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang dapat dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis, administrasi, peranserta masyarakat, dan lain-lain. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penilaian alternatif kebijakan yang diperkirakan akan dapat mencapai tujuan secara optimal dan dengan kemungkinan dampak yang sekecil-kecilnya.

22 Terima Kasih

23 Kita Buka Mata, Telinga, Hati & Perhatian Kita Untuk Melihat Negeri Yg Kita Cintai Ini, Semoga Implementasi Kebijakan Membawa Perubahan Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik.

Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan

Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan Tahap penyusunan agenda Masalah kebijakan sebelumnya berkompetisi terlebih

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA

SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA 1. Arti penting dan peran analisis kebijakan belanja publik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Lebih terperinci

Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik

Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik What is public policy? Keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah publik (pattern

Lebih terperinci

PERUMUSAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK

PERUMUSAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK Oleh : H. YODI MARTONO WAHYUNADI, S.H., M.H. I. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan pemungutan pajak adakalanya terjadi silang pendapat antara

Lebih terperinci

Sri Yuliani Fisip Uns

Sri Yuliani Fisip Uns Sri Yuliani Fisip Uns Kegagalan Implementasi : Bad Policy atau Bad Implementation Bad policy : proses formulasi (politik) simbolic policy atau kebijakan yang dibuat karena motivasi politik (UU MD3) Kualitas

Lebih terperinci

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Latar belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara demokratis UU

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan

Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan Kuliah 5 Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan 1 Pendahuluan Syarat untuk memecahkan masalah yang rumit tidak sama dengan syarat untuk memecahkan masalah yang sederhana. Masalah yang sederhana

Lebih terperinci

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota.

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota. 158 BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Dalam bab terakhir ini, disajikan kesimpuian yang merupakan intisari dari keseluruhan pelaksanaan peneiitian yang sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan peneiitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan politik pemberlakuan otonomi daerah yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2001, telah membawa implikasi yang luas dan serius. Otonomi daerah merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah suatu proses, perencanaan, pengadopsian kegiatan, pelaksanaan, pengevaluasian dan pengendalian progam keuangan pemerintah untuk satu tahun

Lebih terperinci

Pendekatan Kebijakan Publik

Pendekatan Kebijakan Publik Kuliah 5 Pendekatan Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 1. Pendekatan Kebijakan Diadopsi dari kombinasi pandangan Wibawa (1994). Dye (1978) dan Wahab (1990) menyebutnya dgn istilah model. Dua pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran rencana pembangunan nasional adalah pembangunan disegala bidang dan mencakup seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN

PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN Oleh : Sutrisno Ilmu Hukum FH-UPNV Jatim ABSTRAK Rasio penerimaan pajak terhadap penerimaan dalam negeri yang terus meningkat membuat kasus permohonan banding dan sengketa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang diawali dengan keluarnya Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah membawa banyak perubahan

Lebih terperinci

Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik

Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Kuliah 3 Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Batasan Kebijakan dan Kebijakan Publik. Ragam Istilah Kebijakan - Graycar menyebutkan 4 penggunaan istilah kebijakan : 1) kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

Identifikasi Isu-Isu Administrasi Publik. Sri Yuliani Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS

Identifikasi Isu-Isu Administrasi Publik. Sri Yuliani Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS Identifikasi Isu-Isu Administrasi Publik Sri Yuliani Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS Isu adalah... Masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi,dsb) Kabar yg tidak jelas asal usulnya (desas desus /gosip)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek transparasi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. aspek transparasi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokrasi menjadi suatu fenomena global termasuk Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan aspek

Lebih terperinci

Oleh: PROF. Dr, Jamal Wiwoho, S.H.,MHum

Oleh: PROF. Dr, Jamal Wiwoho, S.H.,MHum Oleh: PROF. Dr, Jamal Wiwoho, S.H.,MHum PERTIMBANGAN DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN PUBLIK INSTITUTIONAL REFORM PUBLIC MANAGEMENT REFORM GOOD GOVERNANCE FINANCIAL REFORM Kebijakan publik adalah apapun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi politik yang bergulir sejak Tahun 1998 merupakan upaya untuk mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu pemerintahan yang berkeadilan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Kebijakan 2.1.1 Analisis Analisis mempunyai banyak arti jika dipandang adri beberapa sudut pandang yang berbeda-beda. Salah satunya Analisis dalam pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan

Lebih terperinci

Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adal

Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adal PUBLIC POLICY M.K.: KTIA Dosen: A.K. Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adalah a proses formulasi

Lebih terperinci

UTAMI DEWI IAN UNY 2013 Week 1

UTAMI DEWI IAN UNY 2013 Week 1 UTAMI DEWI IAN UNY 2013 Week 1 Utami.dewi@uny.ac.id A. Kebijakan sebagai Keputusan (pilihan) 1. Menurut Thomas R Dye Public policy is whatever governments choose to do or not to do Definisi ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan

Lebih terperinci

: Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA

: Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA MATA KULIAH DOSEN : KEBIJAKAN PUBLIK : Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA Soal Ujian Tengah Semester Gasal STIA-LAN RI 1. Apa yang menentukan suatu kebijakan dianggap berkualitas dan mampu diimplementasikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik).

BAB I PENDAHULUAN. digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian dan pembangunan di era globalisasi saat ini secara umum digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik). Pemerintah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 dan secara resmi mulai di implementasikan di tahun 2015. Undang-undang ini menghadirkan

Lebih terperinci

POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN )

POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN ) ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN ( MIKM UNDIP ) POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN ) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes Ongkos transportasi naik? Pembatasan energi tertentu? Barang barang konsumsi lenyap?

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 19 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan Otonomi Daerah sebagaimana telah diamanatkan secara jelas di dalam Undang-Undang Dasar 1945, ditujukan untuk menata Sistem Pemerintahan

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Pengertian Kebijakan Publik Sangat banyak definisi mengenai apa yang disebut dengan kebijakan publik, pada setiap definisi memiliki penekanan

Lebih terperinci

Komunikasi Politik dalam Sistem Politik 1

Komunikasi Politik dalam Sistem Politik 1 Komunikasi Politik dalam Sistem Politik 1 Beberapa ilmuan melihat komunikasi politik sebagai suatu pendekatan dalam pembangunan politik. Oleh karena itu komunikasi politik dianggap memiliki fungsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembanguanan nasional merupakan salah satu usaha peningkatan kwalitas sumber daya manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan didasari oleh kemampuan dan memenfaatkan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, dan juga perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia semakin pesat dan banyak membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola

Lebih terperinci

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH Oleh ARISMAN Widyaiswara Muda BPSDM Kementerian Hukum dan HAM RI Pengertian atau Definisi Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula.. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di era globalisasi dan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Angka pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN Analisa Kontribusi Daerah Terhadap PAD (Trisna dan Phaureula Artha Wulandari) ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN Trisna (1) dan Phaureula Artha Wulandari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik 1. Konsep Kebijakan Publik Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam segala tatanan kehidupan kenegaraan. Dalam penyelenggaraannya pemerintah daerah, demokrasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis Bernadus Luankali dalam bukunya Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan publik merupakan unsur yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup sosial di dalam masyarakat manapun(saragih,2005). Dewasa ini kualitas pelayanan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan menghasilkan hasil yang baik dalam bidang apapun. Sehubungan dengan fungsi organisasi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang. strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang. strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama

Lebih terperinci

Perspektif Kebijakan Publik

Perspektif Kebijakan Publik Perspektif Kebijakan Publik What is Public Policy? Policy is: Whatever governments choose to do or not to do (apapun yang dipilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah) (Dye, 1975). jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modal Asing) sudah begitu akrab. Jika suatu saat kita jalan ke desa mereka dan

BAB I PENDAHULUAN. Modal Asing) sudah begitu akrab. Jika suatu saat kita jalan ke desa mereka dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Community Development bagi sebagian besar masyarakat, khususnya di lokasi yang berdekatan dengan wilayah operasi perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi krisis, menimbulkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi krisis, menimbulkan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi telah memunculkan berbagai kelemahan perekonomian nasional. Berbagai distorsi yang terjadi pada masa lalu telah melemahkan ketahanan ekonomi nasional

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB

KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan Pangan TIP FTP UB PENGERTIAN, JENIS-JENIS, DAN TINGKAT-TINGKAT KEBIJAKAN PUBLIK 1. Pengertian Kebijakan Publik a. Thomas R. Dye Kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,

Lebih terperinci

A. Jenis Kebijakan : Stratifikasi

A. Jenis Kebijakan : Stratifikasi A. Jenis Kebijakan : Stratifikasi Riant Nugroho (2009) Public Policy : Dapat dikelompokkan menjadi tiga : 1. Makro : umum/mendasar UUD 45, UU,PP,PerPres. 2. Messo : menengah/penjelas pelaksanaan PerMen,Surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan gerak yang tidak dapat dibendung akibat sistem penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan gerak yang tidak dapat dibendung akibat sistem penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia ntuk melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru. Keinginan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang berkelanjutan, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 jo Undang-Undang

Lebih terperinci

Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA

Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian Marheni Eka Saputri ST., MBA Contents 1 Bisnis dan Politik 2 Bisnis dan Perekonomian Bisnis dan Politik Politik: hal-hal yang berkenaan dengan masalah kenegaraan

Lebih terperinci

Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara)

Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara) Kuliah 2 Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara) Marlan Hutahaean 1 Istilah Administrasi Publik (Negara) (1) Istilah Adm. Publik tidak dipergunakan pada UUD 1945 demikian halnya

Lebih terperinci

BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN

BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN A. Alasan Perlunya Perubahan Sudah menjadi kecenderungan umum, bahwa hukum akan selalu terlambat dari perkembangan masyarakat. Demikian pula dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, meratakan pembagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir membawa implikasi terhadap hampir semua sektor. Pengaruh signifikan dari teknologi dirasakan dengan terjadinya

Lebih terperinci

PERAN ANGGARAN PARTISIPATIF

PERAN ANGGARAN PARTISIPATIF PERAN ANGGARAN PARTISIPATIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DALAM HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi pada Pejabat Eselon III dan IV pada Pemerintah Daerah se-eks Karesidenan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Walikota Bontang Nomor : 657 Tahun 2013 Tanggal : 5 Desember 2013 Tentang : PENETAPAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN

Lampiran : Keputusan Walikota Bontang Nomor : 657 Tahun 2013 Tanggal : 5 Desember 2013 Tentang : PENETAPAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN Lampiran : Keputusan Walikota Bontang Nomor : 657 Tahun 2013 Tanggal : 5 Desember 2013 Tentang : PENETAPAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG TAHUN 2013-2016 PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian

Lebih terperinci

PEMIKIRAN MENGENAI RUU PEMERINTAHAN DAERAH (RENCANA REVISI UU NO.32/2004)

PEMIKIRAN MENGENAI RUU PEMERINTAHAN DAERAH (RENCANA REVISI UU NO.32/2004) PEMIKIRAN MENGENAI RUU PEMERINTAHAN DAERAH (RENCANA REVISI UU NO.32/2004) Wahyudi Kumorotomo, PhD Guru-besar pada Jurusan Manajemen Kebijakan Publik Fisipol UGM 2014 APAKAH KOMITMEN UNTUK REVISI UU.32/2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai suatu Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai suatu Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan hukum, dan menyelenggarakan pemerintahan Negara berdasarkan konstitusi, maka sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan wujud pengelolaan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : Nama : Angga Chandraresmi Nim : C4C

Diajukan Oleh : Nama : Angga Chandraresmi Nim : C4C PENGARUH PERSEPSI MANAJER ATAS VISI ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, KETERLIBATAN KERJA MANAJER TERHADAP KINERJA MANAJERIAL, DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi Kasus pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kerja finansial Pemerintah Daerah kepada pihak pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kerja finansial Pemerintah Daerah kepada pihak pihak yang berkepentingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Semenjak era orde baru, orientasi pada penguasa masih sangat kuat dalam kehidupan birokrasi publik. Menurut Bintoro Tjokroaminoto (1984) menyebutkan birokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bertindak untuk mengambil sebuah kebijakan. mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bertindak untuk mengambil sebuah kebijakan. mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat besar. Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia memiliki persebaran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukan oleh Anderson dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukan oleh Anderson dalam 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Makna Kebijakan Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukan oleh Anderson dalam Winarno (2012:21) mendefinisikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara umum memberikan penafsiran yang berbeda-beda akan tetapi ada juga yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara umum memberikan penafsiran yang berbeda-beda akan tetapi ada juga yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Pengertian Kebijakan Publik Penafsiran para ahli administrasi publik terkait dengan definisi kebijakan publik, secara umum memberikan penafsiran

Lebih terperinci

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 8 TATA KELOLA 8.1. KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF

BAB 8 TATA KELOLA 8.1. KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF BAB 8 TATA KELOLA 8.1. KELEMBAGAAN EKONOMI KREATIF Mewujudkan pembangunan industri Kreatif agar mencapai kondisi yang mapan memerlukan dukungan dan kerjasama semua pihak. Konsep dasar dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan dua hal yang amat penting, pertama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah sangat berdampak pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah sangat berdampak pada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Otonomi daerah merupakan kebijakan pemerintah dalam hal pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah sangat berdampak pada berbagai aspek. Salah satu aspek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian 126 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan inklusif merupakan paradigma baru pendidikan kita dan merupakan strategi untuk mempromosikan pendidikan universal yang efektif karena dapat menciptakan sekolah

Lebih terperinci

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Mata kuliah Teori Analisis dan Proses Kebijakan Publik

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Mata kuliah Teori Analisis dan Proses Kebijakan Publik TUGAS MATA KULIAH TEORI ANALISIS DAN PROSES KEBIJAKAN PUBLIK ADAKAH PRODUK KEBIJAKAN PUBLIK DI PROVINSI PAPUA YANG TIDAK MEMERLUKAN PARTISIPASI PUBLIK Oleh Kelompok II : 1. ADDEN SIAGIAN NIM : 20151011025058

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF

PERENCANAAN PARTISIPATIF PERENCANAAN PARTISIPATIF Pengertian Perencanaan Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang dapat diterima secara umum. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aturan-aturan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aturan-aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif, diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci