BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Penelitian Penyusunan strategi pemasaran dapat dimulai dengan melakukan proses segmentasi untuk memahami karakter pelanggan, kemudian memilih target pasar yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki, dan menyusun positioning. Ketiga hal inilah yang dibahas di dalam penelitian. Berdasarkan hasil survei terhadap responden, dapat disimpulkan bahwa: Tamu yang berkunjung ke Togapuri sebagian besar: Berusia 20 tahun ke atas Sudah Menikah Berpendidikan sarjana Bekerja sebagai pegawai swasta dan pegawai negeri Berada pada kelas sosial ekonomi menengah atas Berwisata satu kali dalam sebulan Mengeluarkan biaya di atas Rp Rp untuk berwisata Bersantai dan membebaskan dari kejenuhan ataupun kebosanan adalah hal yang menjadi motivasi bagi mereka untuk berwisata Mendapatkan informasi wisata dari saudara, teman ataupun relasi sebesar Untuk menentukan tempat wisata yang akan dikunjungi biasanya mereka memutuskan bersama anggota keluarga dan lebih suka mengatur sendiri perjalanan wisatanya Faktor yang paling banyak diperhatikan dalam memilih tempat wisata adalah suasananya Senang berkunjung ke tempat yang biasa dikunjungi dan sudah dikenal banyak orang, tapi senang juga berkunjung ke tempat yang belum pernah dikunjungi; wisata yang mayoritas mereka senangi adalah wisata alam. 71

2 Luas area layanan Togapuri Togapuri berada di daerah kabupaten Sumedang. Saat ini, luas area layanan Togapuri dapat dilihat dari area domisili tamu yang berkunjung sebagian besar berasal dari Bandung, yaitu sebesar 81,6%. Hanya 18,4% yang berasal dari luar Bandung diantaranya dari Sumedang, Jakarta, Sidoarjo, dll. Segmentasi pasar Berdasarkan hasil olah data demografi dan psikografi para pengunjung melalui analisis klaster dan diskriminan, terbentuklah tiga segmen pasar dengan karakter yang berbeda seperti yang terlihat pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Karakter yang Berbeda dari 3 Segmen Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Menikah Belum Menikah Berdomisili di luar Bandung (Sumedang) Pegawai BUMN/BUMD Pegawai Swasta Pengeluaran Rp Rp Pengeluaran Rp Rp Motivasi berwisata untuk kebutuhan beristirahat karena kelelahan berpikir Motivasi berwisata untuk pemulihan kesegaran jasmani agar dapat menumbuhkan kembali gairah bekerja Mereka tergolong orang orang yang pesimis, tidak yakin pada diri sendiri dan tidak berani mengambil resiko. Mereka Mereka cenderung individual, karena tidak terlalu tertarik Mereka senang terlibat dengan banyak orang dan memiliki merasa bahwa hal hal yang berhubungan dengan untuk terlibat dengan banyak orang. Selain itu, mereka juga waktu untuk menekuni hobi mereka. Selain itu, mereka aktif perkembangan ekonomi bukan hal yang menarik untuk tidak ikut serta dalam kegiatan sosial. Mereka tidak memiliki dalam kegiatan sosial, dan senang berkumpul dan melakukan dicermati. Untuk mencari hiburan, mereka lebih suka pergi ke waktu khusus untuk menekuni hobinya. Bagi mereka kegiatan bersama teman. Bagi mereka berbelanja merupakan luar rumah daripada di rumah. berbelanja bukan merupakan suatu bentuk rekreasi, mereka salah satu bentuk rekreasi. Mereka termasuk orang orang lebih senang melakukan kegiatan bersama dengan keluarga yang optimis dalam menghadapi persaingan di masa daripada bersama teman. Kelompok ini tergolong orang yang mendatang. ragu dalam menghadapi persaingan di masa mendatang. Target pasar Dari ketiga segmen tersebut, yang dijadikan target pasar yang potensial adalah segmen 1. Alasannya, karena minat mereka terhadap kesehatan dan memiliki daya beli yang lebih tinggi dari kedua segmen lainnya. Selain itu, potensi pertumbuhan segmen inipun cukup menjanjikan dan sumber daya serta infrastruktur yang dimiliki Togapuri saat ini sesuai dengan segmen 1 yang cenderung senang berlibur bersama keluarganya. Hasil evaluasi positioning Positioning Togapuri Wisata Sehat Alami saat ini sudah tepat, karena makna dan infrastruktur yang tersedia sesuai dengan reason to buy tamu yang 72

3 berkunjung. Untuk memperkuat positioning yang ada, memang masih banyak infrastruktur yang perlu dikembangkan dan diperbaiki. Selain itu, Togapuri juga harus giat mengkomunikasikan positioning nya tersebut agar semakin menancap di benak pelanggan. 5.2 Target ke Depan dan Kendala yang Dihadapi Karakteristik pengunjung yang ada saat ini, menunjukkan kecenderungan kelas sosial menengah atas. Hal ini dilihat dari pendapatan mereka yang berkisar antara Rp Rp Saat ini, yang dijadikan target pasar adalah segmen yang berpenghasilan Rp sampai dengan Rp , karena kemampuan daya beli mereka lebih tinggi daripada segmen lainnya. Namun, ini bukan berarti tamu yang berkunjung ke Togapuri tidak ada yang berpenghasilan di atas Rp , hanya saja jumlahnya sedikit, yaitu hanya sekitar 10% dari jumlah responden yang ada. Rencana ke depan, Togapuri ingin fokus pada pengunjung yang berpenghasilan di atas Rp , berusia sekitar 30 tahun ke atas dan sudah menikah, karena mereka tentunya memiliki daya beli yang lebih tinggi dan sudah bisa dibilang mapan, selain itu, di usia 30 tahun ke atas, biasanya berpotensi terhadap berbagai penyakit, sehingga mereka mulai menyadari arti penting kesehatan. Dengan demikian, wisata yang berhubungan dengan kesehatan bisa menjadi daya tarik bagi mereka. Selain itu, ke depannya Togapuri juga menargetkan pasar anak anak muda, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang dapat mengembangkan kekayaan alam tanaman obat Indonesia di masa mendatang. Biasanya mereka juga memiliki pengaruh yang kuat dalam proses pengambilan keputusan suatu pembelian. Namun, untuk mencapai target target tersebut, masih banyak hal yang menjadi kendala saat ini, diantaranya masih terbatasnya sumber daya yang dimiliki Togapuri, baik sumber daya manusia, sumber dana, infrastruktur 73

4 maupun luas lahan yang dimiliki untuk menjadi tempat wisata yang menjanjikan wisata sehat dan alami. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada para pengunjung Togapuri, mereka memang menyadari masih banyaknya kekurangan yang dimiliki Togapuri, karena memang masih terbilang baru. Namun, uniknya pengembangan infrastruktur yang masih terus dilakukan Togapuri ini justru menjadi daya tarik tersendiri, sehingga tak jarang pengunjung kembali lagi ke Togapuri untuk mengetahui perkembangan Togapuri selanjutnya. Pengembangan infrastruktur memang dilakukan secara bertahap, karena keterbatasan sumber dana yang dimiliki. 5.3 Rekomendasi untuk Perusahaan Setelah segmentasi, targeting dan positioning disusun, maka langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh Togapuri untuk membuat grand design dari produk, merek, dan usahanya dengan menggunakan model STV Triangle dan didasarkan pada hasil penelitian adalah seperti yang direkomendasikan berikut: Membangun Diferensiasi Keberadaan pesaing yang lebih dulu ada dan dikenal serta banyaknya jasa yang ditawarkan sebagai pengganti wisata kebun tanaman obat menjadi ancaman bagi Togapuri. Untuk itu, Togapuri harus memperkuat positioning dengan membangun unique selling proposition (USP) atau diferensiasi yang kuat sehingga tidak mudah ditiru oleh pesaing. Ada empat tahap dari STV Triangle yang dapat dilakukan Togapuri dalam membangun diferensiasi: Tahap #1 Melakukan segmentasi, targeting dan positioning. Tahap pertama ini sudah dilakukan. Tahap#2 Merumuskan konten, konteks, dan infrastruktur. Konten adalah apa yang akan ditawarkan. Secara umum, apa yang ditawarkan Togapuri sama dengan yang ditawarkan pesaing sejenis, yaitu wisata kebun tanaman obat. 74

5 Sedangkan konteks adalah bagaimana cara menawarkannya. Togapuri menawarkan berbagai paket wisata untuk mendukung konten yang ditawarkannya. Namun, saat ini paket wisata yang ditawarkan masih sama dengan pesaing. Untuk itu, Togapuri perlu melakukan pengembangan produk agar berbeda dengan pesaing. Infrastruktur adalah faktor faktor yang memungkinkan terealisasinya diferensiasi konten maupun konteks. Saat ini, infrastruktur Togapuri masih terus dikembangkan sebagai upaya untuk memperkuat positioning yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi ke lapangan, pengunjung pada umumnya mengharapkan suasana yang alami adalah suasana yang cenderung tradisional. Sedangkan infrastruktur yang ada di Togapuri saaat ini, belum sepenuhnya mendukung ke arah tersebut, selain itu, alami menurut pihak manajemen tidak harus selalu tradisional. Jadi terdapat gap antara persepsi pelanggan dengan pihak manajemen mengenai hal ini. Ada tiga alternatif yang dapat dijadikan solusi, yaitu: Alternatif #1 Menciptakan suasana alami dengan mengaitkannya pada hal yang tradisional. Berdasarkan hasil survei, faktor suasana adalah hal yang paling banyak dipilih pada saat pengunjung hendak menentukan tempat berwisata yaitu sebesar 68%, baru urutan berikutnya adalah lokasi dan harga. Selain itu, para tamu yang berkunjung pada umumnya menyukai wisata alam, dan bagi mereka sesuatu yang alami sangat dekat dengan tradisional. Alternatif #2 Mengkomunikasikan makna alami secara luas kepada para pengunjung. Memberikan pemahaman kepada pengunjung mengenai makna alami yang dimaksudkan oleh pihak manajemen dengan mengkomunikasikannya di sela sela kegiatan mereka berwisata. Sehingga tidak harus terikat dengan segala sesuatu yang tradisional. 75

6 Alternatif #3 Mengkombinasikan alternatif 1 dan 2, dengan memilih dan memilah infrastruktur mana yang dapat mendukung harapan konsumen terhadap sesuatu yang alami adalah tradisional dan menggunakan beberapa infrastruktur yang mampu mendukung kinerja perusahaan menjadi lebih baik tanpa harus tradisional. Tahap #3 Uji diferensiasi apakah sustainable atau tidak. Untuk menguji, apakah diferensiasi yang dibangun akan bertahan lama atau tidak, dapat digunakan tiga syarat penentuan diferensiasi, yaitu: mampu mendatangkan nilai dan manfaat excellent kepada konsumen, merupakan keunggulan dibanding pesaing, dan memiliki keunikan yang sulit untuk ditiru oleh pesaing. Tahap #4 Mengkomunikasikan diferensiasi. Togapuri harus mengkomunikasikan diferensiasi dengan baik melalui kriteria simple, meaningful dan focus. Maksudnya dalam membahasakannya sederhana (simple) dengan kata kata yang singkat tetapi penuh makna (meaningful) dan harus benar benar menuju pada satu titik dimana Togapuri tampil beda dan meninggalkan pesaing (focus). Setiap aspek dari program komunikasi haruslah menunjukkan diferensiasi yang dimiliki Togapuri. Keempat tahap di atas dapat membantu Togapuri merumuskan diferensiasi utama dari bisnisnya. Saat ini, diferensiasi yang dimiliki Togapuri dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya dari segi layanan, yaitu senam kesehatan, diagnosa penyakit, dan keramahtamahan pemilik dalam menyambut tamu. Kemudian dari segi infrastruktur, yaitu Bale Sehat, Sarana Olah Raga, dan Camping Ground. Dan dari segi sumber daya manusianya, Togapuri membina anak anak Sekolah Menengah Pertama melalui SMP Terbuka yang memasukkan mata pelajaran yang berhubungan dengan tanaman obat. Ke depan, mereka dapat menjadi sumber daya manusia yang kompeten bagi Togapuri. 76

7 Seluruh diferensiasi yang dimiliki Togapuri saat ini cukup mendukung positioning Togapuri sebagai tempat wisata yang sehat dan alami. Bale sehat, sarana olah raga, layanan senam kesehatan dan diagnosa penyakit mendukung konsep sehat yang diangkat sebagai positioning. Sedangkan camping ground mendukung konsep alami dari positioning Togapuri. Dari keseluruhan diferensiasi yang ada, Togapuri harus menjaganya dengan cara fokus pada core differentiation, tidak membingungkan konsumen dengan tetap konsisten dalam hal pesan yang disampaikan dan operasional perusahaan, dan yang terakhir adalah jangan pernah puas dengan diferensiasi yang sudah dimiliki, teruslah diperkuat dari waktu ke waktu sehingga dapat tetap unggul di pasar Menyusun Taktik melalui Marketing Mix Agar diferensiasi yang telah dibangun tadi kokoh, maka harus didukung dengan konsep marketing mix yang kokoh. Melalui model STV Triangle, Hermawan membagi marketing mix menjadi dua bagian, yaitu offer dan access. 1. Offer (Tawaran): Product dan Price Product Product Development Strategy Untuk mempertahankan pengunjung yang ada saat ini agar mereka melakukan pembelian berulang dan loyal, maka perlu dibuat paket wisata yang lebih bervariasi dan unik. Dalam hal ini, Togapuri harus menggunakan strategi pengembangan produk dengan memperkenalkan produk baru kepada pasar yang ada (new products to existing markets). Melalui strategi pengembangan produk, Togapuri dapat mengembangkan berbagai paket wisata yang dimilikinya sepanjang produk tersebut mendukung positioning Togapuri sebagai Wisata Sehat Alami. Beberapa produk yang dapat dikembangkan diantaranya: Paket Wisata Keluarga Sehat Alami, paket ini sangat cocok untuk segmen 1 yang menjadi target pasar saat ini. 77

8 Paket Kecantikan Sehat Alami, paket yang cocok untuk segmen 2 Paket yang menawarkan berbagai atraksi atau demo yang melibatkan para pengunjung secara langsung, seperti belajar membudidayakan tanaman obat dengan mengajak pengunjung untuk ikut menanam, dan lain sebagainya. Pengembangan produk juga dapat dirancang melalui services based on jobs, merancang layanan yang didasarkan pada pekerjaan dari para pengunjung, karena ada suatu penelitian yang menyatakan bahwa pekerjaan lebih bisa bertahan lama (sustain) jika dibandingkan needs ataupun wants konsumen. Keseluruhan strategi pengembangan produk ini tetap perlu memperhatikan sumber dana yang tersedia dan kebutuhan serta keinginan dari konsumen, sehingga produk yang dikembangkan tidak merugikan perusahaan. Selain itu, untuk mendukung pengembangan produk dapat dilakukan kerjasama dengan event organizer dengan sistem bagi hasil. Cara ini dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja dan biaya lainnya yang dapat ditekan. Price Togapuri merupakan follower di industri wisata kebun tanaman obat. Sebagai follower Togapuri dapat menggunakan strategi market power dalam menentukan harga. Market power ini lebih melihat ke pasar, terutama dalam hal positioning dan komunikasi, karena positioning berpengaruh paling besar terhadap pangsa pasar. Melalui strategi ini, Togapuri tidak sekedar mengandalkan perbaikan produk dan harga murah, tetapi juga mempunyai positioning unik yang bisa menjadi alasan pelanggan untuk membeli. Selain itu, untuk menentukan harga dapat pula digunakan metode perceived value pricing. Untuk menentukan strategi harga lebih mendalam, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi harga. 78

9 2. Access (Akses): Promotion dan Place Promotion Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengunjung dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari pengunjung baru pertama kalinya berkunjung ke Togapuri, dan mereka mengetahui informasi tentang Togapuri dari saudara dan teman teman mereka. Hal ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi Togapuri selama ini melalui word of mouth terbilang efektif. Selain itu, mereka juga menyatakan ingin kembali lagi dengan membawa rombongan lainnya, mayoritas dari mereka memang ingin merekomendasikan Togapuri kepada rekan ataupun saudaranya. Saat ini, komunikasi pemasaran melalui strategi below the line dapat dijadikan alternatif terbaik karena keterbatasan sumber dana yang ada. Word of mouth yang cukup efektif dapat terus dipertahankan. Selain itu, pemilik Togapuri perlu memperluas jaringan komunikasi dengan ikut aktif dalam berbagai organisasi, sehingga melalui komunitas tersebut Togapuri dapat dikomunikasikan secara luas dan mempengaruhi komunitas tersebut agar berkunjung ke Togapuri. Untuk melakukan strategi masuk ke komunitas, dapat dilakukan dengan mencari komunitas yang paling relevan dengan nilai yang dimiliki Togapuri, kemudian pilihlah komunitas yang jumlahnya besar dan loyal, lalu pilih opinion leader yang paling cocok untuk mengkomunikasikan Togapuri pada segmen yang berbeda. Place Dari luas area pelayanan, dapat dilihat bahwa mayoritas pengunjung berasal dari Bandung, sedangkan lokasi kebun wisata terletak di Kabupaten Sumedang. Untuk memberikan kemudahan akses bagi calon pengunjung, maka Togapuri dapat membuat semacam outlet melalui kerja sama dengan event organizer ataupun travel agent tertentu. Strategi ini dirasa cukup tepat, mengingat Togapuri saat ini masih memiliki keterbatasan sumber daya. 79

10 Pada saat Togapuri sudah cukup mapan disosialisasikan secara luas, maka perlu dibuat website yang interaktif, menarik dan unik untuk memperluas pasar. Cara ini juga memberikan kemudahan akses bagi para calon pengunjung, karena melalui media website Togapuri dapat memanfaatkannya sebagai pusat informasi sekaligus tempat untuk berjualan produk. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana menyusun strategi komunikasi yang tepat, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Menyusun Strategi Selling Untuk menentukan strategi selling, Togapuri dapat menggunakan strategi solution selling. Melalui strategi ini, Togapuri harus mampu mengidentifikasi permasalahan pelanggan. Sehingga produk ataupun jasa yang ditawarkan dapat menjadi solusi bagi para pelanggan. Seperti yang dilakukan Togapuri saat ini, menawarkan paket wisata yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung atau customized. Hal tersebut menunjukkan bahwa customer focused selling sangat cocok bagi Togapuri. Untuk mewujudkannya, Togapuri perlu memahami tahap buy learning process yang dilalui pelanggan ketika membeli produk Building Brand Pada saat Togapuri telah berbadan hukum dan siap memperkuat posisinya di pasar wisata kebun tanaman obat, maka Togapuri perlu menguatkan brand nya. Ketika Togapuri menentukan positioning dan kemudian berusaha untuk memenuhi janji yang tercermin dalam positioning tersebut dengan diferensiasi kokoh, maka sebenarnya Togapuri sedang menjalani proses untuk membangun sebuah brand. Brand yang kuat memiliki ekuitas yang tinggi. Menurut David Aaker ada lima unsur utama untuk mengukur brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty, dan aset merek seperti 80

11 trademark dan paten. Untuk mengukur brand equity Togapuri, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut Service Improvement Menurut hasil wawancara dengan para pengunjung Togapuri, sejauh ini Togapuri telah memberikan pelayan yang baik dan ramah. Image ini harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk itu, Togapuri perlu melakukan evaluasi secara berkala melalui survei kepuasan pelanggan dengan mengacu kepada standar RATER (Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty, dan Responsiveness). Hasil dari survei kepuasan pelanggan tersebut perlu ditindaklanjuti, sehingga tidak sekedar dokumen hasil survei. Hasil survei tersebut harus dievaluasi dan diupayakan untuk menutup lubang lubang gap yang terdapat diantara pelanggan dan Togapuri. Jika Togapuri ingin lebih tinggi lagi melangkah dalam memberikan servis, maka dapat digunakan cara experiential service. Melalui cara ini, Togapuri dapat meningkatkan kualitas servisnya dengan menambah kadar experience nya pada setiap layanan. Misalnya dalam paket wisata tersebut ditawarkan demo membuat minuman dari tanaman obat, dan pengunjung bersama bersama dalam kelompoknya langsung ikut serta mempraktekkannya. Dan keseluruhan aktivitas mereka di Togapuri direkam dalam bentuk CD sebagai kenang kenangan yang dibagikan di akhir acara. Ada lima langkah yang dapat dilakukan oleh Togapuri dalam membangun customer experience: 1. Memvisualisasikan experience 2. Menterjemahkan visi, mendesain experience maps, dan melatih karyawan 3. Membangun The Experience Plan 4. Berinteraksi dengan pelanggan 5. Mengukur customer delight Untuk lebih memantapkan strategy experiential service ini, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut. 81

12 5.3.6 Process Ada tiga parameter yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas proses, yaitu Quality, Cost, dan Delivery (QCD). Dari ketiga parameter tersebut, ada tiga aktivitas yang harus selalu diukur untuk memastikan bahwa proses telah berjalan dengan benar, yaitu routine delivery order, customer handling, dan new product development. Routine delivery order adalah proses sejak Togapuri menerima permintaan dari pengunjung sampai layanan diterima oleh pelanggan. Customer handling adalah proses pengelolaan pelanggan jika terjadi masalah yang diukur dari efektivitas cara perusahaan menangani permintaan dan keluhan pelanggan. Dan new product development adalah kemampuan Togapuri dalam menghasilkan produk baru. Kalaupun new product development ini diserahkan penanganannya kepada event organizer, Togapuri harus tetap mengevaluasi aktivitas tersebut. Semuanya ini harus dikelola dengan baik sehingga kualitasnya terjamin, harganya rendah, dan delivery nya cepat. Selain rekomendasi yang telah dijelaskan di depan dengan menggunakan keenam elemen yang terdapat dalam model STV Triangle tersebut, ada pula beberapa rekomendasi lainnya, yaitu berupa: Membangun Wisata Terpadu Lokasi Togapuri yang terletak di Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang mendukung pengembangan wisata ke arah wisata terpadu. Pemerintah Kabupaten Sumedangnya pun mendukung pengembangan wisata yang ada di daerahnya, hal ini didukung dengan visinya yaitu: Terwujudnya Kabupaten Sumedang sebagai daerah Agribisnis dan Pariwisata yang didukung oleh masyarakat beriman dan bertakwa, yang maju dan mandiri, sehat, demokratis, berwawasan lingkungan serta menjunjung tinggi hukum (sumedang.go.id, 2007) 82

13 Kata agribisnis dan pariwisata sangat dekat dengan Togapuri, karena Togapuri adalah salah satu wisata agro dan satu satunya wisata agro tanaman obat yang terdapat di Sumedang. Hal ini tentunya sangat mendukung Togapuri, apalagi jika dibuat sebagai wisata terpadu yang akan mengangkat nama kota Sumedang. Untuk memperkuat positioning Togapuri, wisata terpadu yang dipadukan tentunya berhubungan dengan sesuatu yang menyehatkan dan alami. Di sekitar desa Cilembu sendiri yang dekat dengan Togapuri terdapat kebun ubi Cilembu dan pabrik tahu. Ketiga tempat ini dapat dipadukan menjadi tempat wisata, Togapuri dapat dijadikan base camp sekaligus tempat wisata tanaman obat, kemudian dilanjutkan ke pabrik tahu sumedang dan belajar menanam serta menyantap Ubi Cilembu. Hal ini dapat dilakukan lebih luas lagi melalui wisata terpadu kabupaten Sumedang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agus Yoman bagian Pariwisata Agro Jawa Barat, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan dukungan dari ketiga pelaku yaitu, pihak pemerintah daerah, masyarakat di lingkungan sekitar dan Togapuri sendiri sebagai pihak swasta. Pemerintah merupakan pelaku yang memiliki kekuatan dalam hal manajerial, birokrasi dan akses informasi. Swasta yang memiliki badan hukum dengan modal kerja yang cukup atau besar, manajemen yang professional, pemasaran yang jelas dan terfokus, namun memiliki keterbatasan dalam hal akses informasi, SDM dan sumber daya lokal, namun dapat berjalan tanpa adanya kebijakan birokrasi dari pemerintah sebagai pemegang otorita di daerah. Sedangkan Masyarakat sebagai pemilik pengetahuan, serta sumber daya lokal yang harus diberdayakan (community based tourism development). Berlandaskan pada hal di atas, Togapuri sebagai pihak swasta perlu berbadan hukum dan memperkuat struktur modalnya, sehingga wisata terpadu dapat diwujudkan untuk meningkatkan potensi daerah yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu meningkatkan penjualan Togapuri. 83

14 Market Development Strategy Pada saat infrastruktur penunjang wisata sudah mantap dan Togapuri sendiri siap, maka selanjutnya dapat dilakukan perluasan pasar (market development) dan merealisasikan target pasar high end yang diinginkan. Strategi perluasan pasar ini dapat dilakukan dengan menawarkan produk yang sudah ada saat ini ditambah dengan produk yang baru yang telah dihasilkan dari strategi pengembangan produk. Selain itu, strategi ini harus didukung dengan strategi komunikasi yang tepat. Jika segmen dan target pasar yang baru telah ditetapkan, maka selanjutnya Togapuri harus terus mengevaluasinya melalui sembilan elemen yang terdapat pada model STV Triangle agar usahanya dapat terus menggelinding bagaikan bola salju yang terus membesar. Untuk keperluan tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Melalui rekomendasi di depan, diharapkan Togapuri dapat mencapai berbagai target yang diinginkan dan dapat meminimalisasi kendala yang dihadapi, sehingga visi dan misi perusahaan dapat terealisasikan. 84

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 69-74 STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor Oleh: Jan Horas V. Purba Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

Lebih terperinci

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA PRODUK / JASA Jasa adalah : setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention konsumen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden penelitian memiliki persepsi yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri kuliner semakin pesat di Indonesia. Menurut Tjahjono Haryono sebagai ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) cabang Jawa

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir dari laporan penelitian ini, akan disampaikan beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. 5.1 Kesimpulan Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi INFORMATIKA SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Jenius adalah 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis jasa tempat hiburan dan permainan untuk keluarga di Indonesia cukup menjanjikan, mengingat tingkat kebutuhan hiburan dan tempat rekreasi

Lebih terperinci

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BAB 3 SOLUSI BISNIS Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BRI BritAma tidak cocok untuk segmentasi A. Hasil dari analisis reponden menunjukkan bahwa persepsi dari Tabungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur, perubahan sosial budaya masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor utama yang diandalkan setiap negara. Seiring dengan permintaan pariwisata yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat menentukan suatu perusahaan bisnis jasa berjalan dalam jangka panjang. Karena negara Indonesia dipenuhi

Lebih terperinci

BAB III Solusi Bisnis

BAB III Solusi Bisnis BAB III Solusi Bisnis 3.1 Objective New Strategy Dari hasil yang telah dicapai oleh Astra Credit Companies sampai saat ini, Astra Credit Companies masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan posisinya

Lebih terperinci

MARKET PENETRATION & MARKET DEVELOPMENT

MARKET PENETRATION & MARKET DEVELOPMENT MARKET PENETRATION & MARKET DEVELOPMENT New Markets Existing Markets Growth Strategies Ansoff Product-Market Expansion Grid Existing Products 1. Market Penetration New Products 2. Product Development 3.

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak makanan kuliner, Jogjakarta merupakan pasar potensial bagi industri restoran. Jumlah penduduk yang besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga timbul banyak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga timbul banyak persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hotel sebagai salah satu industri jasa yang menyediakan jasa penginapan mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga timbul banyak persaingan dalam industri

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI A. Analisis Data Analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB XI LOGIKA PEMASARAN

BAB XI LOGIKA PEMASARAN BAB XI LOGIKA PEMASARAN Universitas Gadjah Mada 1 XV.1 Strategi pemasaran Segmentation Variabel untuk membagi pasar bergeser dan geografi, demografi, perilaku, dan akhirnya individu. Dalam keadaan 4C (Customer,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen Maranatha Bandung, maka dapat

Lebih terperinci

SEGMENTASI, TARGETING, DAN POSITIONING PADA WISATA AGRO TANAMAN OBAT TOGAPURI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STV TRIANGLE PROYEK AKHIR

SEGMENTASI, TARGETING, DAN POSITIONING PADA WISATA AGRO TANAMAN OBAT TOGAPURI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STV TRIANGLE PROYEK AKHIR SEGMENTASI, TARGETING, DAN POSITIONING PADA WISATA AGRO TANAMAN OBAT TOGAPURI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STV TRIANGLE PROYEK AKHIR Oleh: ELITA RACHMAWATI NIM : 29105116 Program Magister Administrasi Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, perkembangan dan peranan industri jasa yang semakin pesat, didorong oleh kemajuan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : 12 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin majunya peradaban, kehidupan dan budaya manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Product Quality Product Quality adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 ini, dapat dirasakan kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis yang bisa berkompetisi dengan optimal atau maksimal,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Strawberry Cafe Strawberry Cafe beroperasi pertama kali pada tahun 2004 yang berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Restoran ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Brand Experience terhadap Customer Satisfaction pada Trans Studio Bandung, maka dapat disimpulkan nilai P value

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang memasuki tahun 2010 (APEC) dan tahun-tahun selanjutnya didunia ini masing-masing negara seperti tidak mempunyai batas lagi, ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin sengit. Para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan pada Bab II, disimpulkan bahwa permasalahan bagi Diamond Supermarket (D BEST Fatmawati) pada saat ini adalah image Diamond Supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merancang ulang strategi bisnis untuk menghadapi lingkungan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. merancang ulang strategi bisnis untuk menghadapi lingkungan persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini persaingan yang semakin sengit membuat perusahaan merancang ulang strategi bisnis untuk menghadapi lingkungan persaingan bisnis yang semakin kompetitif.

Lebih terperinci

TIPS-TIPS MENJADI MARKETING. Pertemuan 14 Manajemen Pemasaran

TIPS-TIPS MENJADI MARKETING. Pertemuan 14 Manajemen Pemasaran TIPS-TIPS MENJADI MARKETING Pertemuan 14 Manajemen Pemasaran Buat Strategi dan Target Konsumen Buatlah kegiatan promosi yang dapat menarik minat pelanggan. Misalnya dengan memberikan potongan harga, menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesibukan masyarakat yang semakin meningkat telah membuat berbagai objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan mereka tersebut. Tempat hiburan

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kesimpulan tersebut dikompilasi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik lokal maupun impor. Merek-merek sepatu tersebut bersaing dalam harga, kualitas, dan desain guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Responden yang menjadi mayoritas di Lapis Lapis The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur,

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian apartemen Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini 99 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Temuan penelitian berupa data data dari lapangan yang diperoleh dari penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Setiap konsumen mengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN DAN BRAND

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Jasa Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian merek suatu produk adalah sebuah seni dalam pemasaran. Sebab, merek merupakan aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dijadikan keunggulan dalam bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong perusahaan untuk mencari celah guna meningkatkan loyalitas pembelian dan memenangkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam industri bisnis saat ini semakin menantang, perusahaan harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40%

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40% MANAJEMEN PEMASARAN KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40% Materi Perkuliahan (1) BAGIAN 1 : MEMAHAMI MANAJEMEN PEMASARAN - Mendefinisikan Pemasaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) Dalam sebuah proses pemasaran produk, terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan yaitu segmentation, targeting, dan positioning.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengalaman merek, kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan untuk restoran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi mengenal batas-batas antara negara. Hal ini mengakibatkan sektor jasa mengalami perubahan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan

Lebih terperinci