BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Analisis Aspek Kualitatif Aspek kualitatif adalah aspek non keuangan yang digunakan dalam menilai kelayakan investasi suatu usaha, yang meliputi aspek pasar, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen serta aspek ekonomi dan sosial. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan dalam penilaian kriteria proyek investasi yang dievaluasi, selain dari aspek keuangan (aspek kuantitatif) yang menjadi fokus pada penelitian di Butik Sprei Angel Dream. 1) Aspek Pasar Aspek pasar adalah merupakan rencana pemasaran produk yang dihasilkan oleh Butik Sprei Angel Dream dan rencana penyediaan produk yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan kegiatan usaha pada Butik Sprei Angel Dream. Ada tiga hal yang harus dilihat, yaitu potensi pasar dan bauran pemasarannya, serta melakukan analisa perbandingan terhadap produk serupa guna melihat kekuatan/kelemahan pesaing agar dapat mengambil peluang pasar yang ada. (a) Potensi Pasar Pertumbuhan penduduk Indonesia dapat mengakibatkan meningkatnya permintaan akan sandang, seperti kebutuhan akan pakaian jadi, selimut dan sprei. 71

2 72 Selain pertumbuhan penduduk Indonesia, trend juga berpengaruh terhadap peningkatan penjualan produk. Oleh karena itu, pola usaha Butik Sprei Angel Dream lebih ditekankan pada permintaan. Sedangkan untuk pola produksi, Butik Sprei Angel Dream berusaha menyediakan produk sprei maupun bed cover set dengan rancangan yang sesuai dengan trend atau model dan motif yang sedang diminati. Berikut gambar salah satu produk sprei yang dibuat atas permintaan pelanggan Butik Sprei Angel Dream (Gambar 5.1). Gambar 5.1. Sprei Katun Jepang Hello Kitty Sumber: Koleksi Foto Butik Sprei Angel Dream (2014) Dengan memproduksi motif yang sedang diminati pasar, maka akan berpengaruh terhadap potensi pasar Butik Sprei Angel Dream. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada peningkatan penjualan atau pendapatan Butik Sprei Angel Dream. Kemampuan dalam merancang atau mendesain kombinasi motif dan warna menjadi sangat

3 73 penting, mengingat model yang cepat berubah. Disamping itu, para agen atau reseller Butik Sprei Angel Dream memiliki pasar yang berbeda, sehingga dapat saling melengkapi. (b) Bauran Pemasaran Saluran distribusi merupakan salah satu kegiatan dalam bauran pemasaran yang tidak kalah penting dilakukan perusahaan untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya. Adapun dalam menjalankan kegiatan bauran pemasarannya, Butik Sprei Angel Dream memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Produk, yang meliputi: a) Kualitas Produk Untuk peningkatan kualitas produk sprei dan bed cover set, Butik Sprei Angel Dream menerapkan prosedur pengembangan keahlian para penjahit dan ketrampilan sumber daya manusia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan trend atau perkembangan produk sprei dan bed cover set yang sedang diminati serta produsen-produsen merk yang sedang booming, memberikan pelatihan khusus terhadap penjahit baru (junior) agar memiliki kapasitas kemampuan dalam memenuhi standar kualitas produk yang ditetapkan oleh Butik Sprei Angel Dream. Selain itu, melakukan pengawasan terhadap peralatan atau mesin jahit yang digunakan oleh para penjahit agar tidak terjadi hambatan pada saat proses produksi.

4 74 b) Desain dan Model Produk Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Butik Sprei Angel Dream membuat produk yang bervariasi dan beraneka ragam. Dari sisi ukuran, disesuaikan dengan ukuran tempat tidur baik itu ukuran yang umum maupun sesuai permintaan konsumen. Untuk variasi produk, selain produk sprei set juga diproduksi dalam bentuk bed cover set, atau hanya berupa selimut atau bed cover saja, disesuaikan dengan permintaan konsumen. Selain itu, sarung bantal panjang pun dapat dibuat sesuai pesanan dan menjadi produk khusus Butik Sprei Angel Dream. Sementara untuk konsep desain produk Butik Sprei Angel Dream ditentukan oleh Ibu Niken sebagai penangung jawab operasional, yang kemudian akan diberikan kepada para penjahit, yang selanjutnya akan dikombinasikan dalam bentuk corak dan warna oleh para penjahit setelah mendapat persetujuan dari Ibu Niken. c) Kemasan Untuk kemasan produk sprei, digunakan kemasan dalam bentuk plastik mika dengan merek Angel Dream yang tercetak pada cover plastiknya, dan untuk kemasan bed cover set, digunakan kemasan dalam bentuk tas plastik mika yang disesuaikan dengan ukuran bed cover set nya, dengan tali tambang di atas penutup plastiknya. Dari sisi mutu kemasan masih sangat sederhana, mengingat besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan menjadi beban biaya variabel (biaya produksi).

5 75 d) Jaminan Produk Untuk memberikan pelayanan terbaik demi menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan, maka Butik Sprei Angel Dream memberikan jaminan kepada konsumen, jika produk tidak sesuai pesanan atau produk yang dibeli cacat, maka dapat dikembalikan atau ditukar dengan produk yang sama dengan harga yang sama, atau jika dikembalikan maka 100% uang akan kembali. 2) Harga (Price) Untuk harga produk yang ditawarkan sangat beragam, disesuaikan dari jenis kain dan ukuran dari sprei atau bed cover set. Harga produk sprei bahan kain katun Jepang, dimulai dari harga Rp ,- sampai dengan harga Rp ,- dan untuk produk bed cover set bahan katun Jepang, dimulai dari harga Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Sedangkan untuk produk yang menggunakan bahan kain katun catra atau katun lokal, untuk produk sprei dimulai dari harga Rp ,- sampai dengan Rp ,- dan untuk produk bed cover set, harga dimulai dari Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Harga harga ini ditetapkan berdasarkan survey harga pasar yang berlaku di kota Malang dan sekitarnya, juga survey yang dilakukan ke beberapa toko grosir yang menjual kebutuhan sandang serta mal-mal besar yang ada di kota Malang, Surabaya dan Jakarta, dengan tujuan untuk membandingkan harga jual pada produk yang sama dan sekaligus melihat kualitas dari produk yang dijual di setiap tempat yang di survey tersebut.

6 76 Tabel 5.1. Daftar Harga Produk Sprei dan Bed Cover Set Harga (Rp) Uraian Ukuran 120 Sprei Katun Jepang Ukuran Ukuran Ukuran Sprei Katun Catra Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran 120 Bed Cover Set Katun Jepang Ukuran Ukuran Ukuran Bed Cover Set Katun Catra Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) 3) Distribusi (Place) Distribusi produk Butik Sprei Angel Dream dilakukan dengan menggunakan distribusi langsung, dimana konsumen membeli secara langsung ke lokasi usaha maupun pada saat pameran yang diikuti oleh Butik Sprei Angel Dream. Konsumen Butik Sprei Angel Dream terdiri dari agen-agen atau reseller, pembeli perorangan (teman, kerabat dan saudara), dan penginapan-penginapan (guest house atau hotel). Target utama pasar Butik Sprei Angel Dream adalah

7 77 masyarakat kota Malang. Namun demikian, hingga sampai saat ini produk sprei dan bed cover set Butik Sprei Angel Dream sudah dipasarkan sampai keluar kota Malang seperti Surabaya, Blitar, Jakarta, dan Kalimantan. Untuk kebijakan pendistribusian, ditentukan bahwa 60% dari keseluruhan produk yang dihasilkan disalurkan melalui agen-agen atau reseller, baik di dalam kota Malang maupun di luar kota Malang karena agen atau reseller yang paling cepat bisa mengembalikan uang kas Butik Sprei Angel Dream, 20% pembeli perorangan yang datang ke Butik Sprei Angel Dream atau yang melakukan pesanan melalui on line, dan 20% dari keseluruhan produksi untuk konsumen hotel, penginapan serta kegiatan pameran-pameran. Apabila terjadi pengembalian produk oleh agen atau reseller (produk yang tidak laku terjual), maka produk tersebut akan ditawarkan/dijual pada saat adanya kegiatan pameran-pameran. Pameran dalam hal ini merupakan salah satu bentuk media promosi yang dilakukan oleh Butik Sprei Angel Dream (below the line). Promosi dengan cara seperti ini cukup efektif, karena langsung berhadapan dengan calon pembeli yang pada akhirnya akan menjadi promosi berjalan dari satu pembeli kepada pembeli lainnya (mouth to mouth). Keseluruhan total distribusi produk sprei dan bed cover set Butik Sprei Angel Dream tahun akan ditampilkan pada tabel 5.2.

8 78 Tabel 5.2. Pendistribusian Produk Sprei & Bed Cover Set Keterangan Total Pendistribusian Sprei (Unit) Total Pendistribusian Bed Cover Set (Unit) Agen-Agen (Reseller) Perorangan/Pribadi Penginapan TOTAL Kenaikan (%) 20% 56% Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) (c) Analisis Persaingan Bisnis dan Peluang Pasar Persaingan bisnis di antara pengusaha sprei (industri bedding) cukup ketat, karena antar pengusaha memperebutkan pasar yang sama. Ditambah dengan maraknya bisnis on line shopping seperti Lazada, Bukalapak.com, Blibli.com, Mikalu.com, dan lainnya yang menawarkan hampir semua barang kebutuhan rumah tangga. Ditambah dengan persaingan menghadapi perusahaan garmen, serta produk impor seperti King Koil dan Sprei Jaquard, dimana mereka dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat besar karena menggunakan mesin-mesin yang cukup canggih dengan kualitas produk yang baik. Melihat kondisi seperti ini, maka Butik Sprei Angel Dream harus lebih fokus mencari pelanggan baru dari waktu ke waktu untuk memperluas jaringan pemasarannya. Dengan tetap menjaga keunggulan kualitas produknya, memilih motif dan corak yang unik dan menarik, serta harga yang bersaing dengan

9 79 membuat kebijakan keringanan pembayaran terutama bagi para agen/reseller, maka diharapkan dapat menghadapi persaingan dengan para pebisnis lainnya. Analisis SWOT juga merupakan salah satu alat yang dapat membantu Butik Sprei Angel Dream dalam menghadapi persaingan, bahkan untuk melakukan pengembangan usahanya, sehingga bisa mendapatkan peluang pasar yang ada. Perluasan pasar dilakukan dengan mencari pelanggan baru, mengikuti beberapa pameran yang diselenggarakan oleh pihak kantor pemerintahan ataupun pihak lainnya, yang pada umumnya diadakan dua kali dalam satu tahun. Media on line pun difungsikan untuk pemasaran produk, seperti aplikasi pada Android, Facebook atau Blackberry. Bagi para agen atau reseller, diberikan kebijakan pembayaran secara tempo dengan tenggang waktu 30 hari. Pelunasan dilakukan setiap tanggal 30 per bulan, dengan sistem jual putus, sehingga resiko ditanggung oleh pembeli, kecuali dilakukan pertukaran produk. (d) Analisis Perbandingan Industri Bedding Menghadapi persaingan diantara pengusaha sprei dan sejenisnya, salah satu cara yang digunakan oleh Butik Sprei Angel Dream adalah dengan melakukan analisis perbandingan terhadap para pesaingnya. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai pemasaran produk, teknik penjualan, dan komponen yang termasuk di dalam diagram analisis SWOT (faktor internal dan eksternal dari masing-masing usaha tersebut). Berikut ini beberapa pengusaha sprei dan produk sejenisnya yang bisa dijadikan perbandingan Butik Sprei Angel Dream.

10 80 1) Mikalu.com, Pusat Grosir Sprei Online Mikalu merupakan pusat grosir sprei online yang berlokasi di daerah Cipadu Jaya Ciledug, salah satu pusat tekstil dan grosir sprei terbesar di Indonesia. Pemasaran dilakukan dengan menjual secara langsung ke konsumen perorangan melalui media online seperti Website, Facebook atau jaringan lainnya, dan juga melakukan direct selling melalui agen-agen atau reseller. Produk yang dijual tidak hanya produk sprei lokal, melainkan juga produk sprei dengan merek luar negeri seperti King Koil dan Sprei Jacquard. Kekuatan yang dimiliki oleh Mikalu adalah terletak pada promosi, produk dan jaringan pemasaran. Dengan jaringan yang luas, maka memudahkan Mikalu untuk melakukan promosi dan pemasaran tidak hanya di dalam negeri saja tetapi sudah sampai keluar negeri. Produk sprei yang ditawarkan beragam, mulai dari sprei lokal, sprei berbahan import seperti katun jepang, sutra dan king koil. Hanya dengan mendaftarkan diri pada Website Mikalu, maka seseorang sudah bisa menjadi agen atau reseller dari Mikalu.Com. 2) Toko Mustika (Sprei dengan merek Ge-Er) Bapak Ali Munar sebagai pemilik Toko Mustika yang berlokasi di kawasan pasar Cipadu, Tangerang, telah merintis usahanya sejak 10 tahun silam dengan membuat sprei dan sarung bantal. Jalur pemasaran yang dilakukan oleh Bapak Ali Munar awalnya hanya sebatas penjualan di tokonya dengan produk utamanya sprei. Namun ternyata respon yang didapat sangat bagus, sehingga usaha ini berkembang dan pada akhirnya produk yang dibuat tidak

11 81 hanya sprei tetapi juga bantal, sarung bantal cinta dan melengkapi set spreinya dengan membuat bed cover. Perluasan pemasaran pun dilakukan di luar wilayah toko, yaitu dengan mengikuti pameran-pameran seperti di Teras BRI Nusantara di Mall FX Sudirman, Jakarta. 3) Kartika Collection Berawal dari memasarkan mukenah bordir yang diperoleh dari Pasar Beringharjo Yogyakarta, Bapak Hanung yang berdomisili di Purwodadi Grobogan, mengambil Peluang untuk menjadi salah satu produsen konveksi semacam sprei, bed cover, dan gorden. Saat itu, di daerah Purwodadi masih jarang ada produsen sprei dan sejenisnya. Dari peluang, pada akhirnya usaha ini dapat dikembangkan hingga mencapai omzet juta Rupiah per bulannya dengan jumlah tenaga kerja produksi 10 orang. Harga produk yang ditawarkan berkisar dari harga Rp ,- sampai dengan Rp ,- per pieces. Dari segi pemasaran, Kartika Collection memiliki workshop (toko) di pusat kota Purwodadi, dan perluasan pasarnya tersebar di beberapa wilayah di seputaran Jawa Tengah, antara lain Pati, Semarang, Kudus, Solo, Yogya dan lain-lain. Kendala utama saat ini yang dihadapi adalah faktor produksi, terkait dengan date line waktu pengerjaan, namun kapasitas tenaga kerjanya sangat terbatas. Selain itu yang dihadapi juga adalah masalah pengaturan cash flow. Sistem pembayaran yang seharusnya cash, namun karena sudah langganan, konsumen (pelanggan) meminta pengunduran pembayaran.

12 82 Dari ketiga produsen sprei tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha dilakukan dengan cara fokus terhadap jalur pemasaran atau penjualan. Masih banyak merek lainnya yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat seperti Bonita, My Love, dan lain-lainnya yang sudah melakukan jalur promosi melalui media TV, Surat Kabar dan media sosial lainnya (above the line). Media promosi lainnya (below the line) juga dilakukan untuk mendapatkan pangsa pasar lebih luas lagi, seperti mengikuti pameran-pameran, penjualan secara bergerilya, membuka toko atau tempat sebagai wadah menjual produk, dan arisan-arisan atau komunitas-komunitas tertentu. 2) Aspek Teknis dan Produksi Lokasi usaha kegiatan proses produksi sprei dan bed cover set dekat dengan pasar dan berada di dalam perumahan terluas di kota Malang. Dekat dengan jalan raya dan perkampungan, sehingga memudahkan pembeli untuk mendapatkan kebutuhan akan sprei atau bed cover set. Proses produksi sprei dan bed cover set tidak dilakukan di lokasi usaha Butik Sprei Angel Dream, namun dikerjakan oleh beberapa mitra penjahit kerjasama yang bertempat tinggal baik di lokasi perumahan maupun perkampungan terdekat. Penjahit dibedakan sesuai dengan kapasitas penjahit sprei bahan katun Jepang, penjahit sprei bahan katun catra, dan penjahit khusus untuk bed cover. Sehingga dengan demikian, tanggung jawab produksi sepenuhnya ada di tangan masing-masing penjahit. Biaya yang dikeluarkan disesuaikan dengan tarif penjahit sesuai kategorinya dihitung per

13 83 unit produk yang dihasilkan. Produk sprei dan bed cover dibuat dengan berbagai ukuran, yaitu ukuran 120x200x35, 160x200x35, 180x200x35 dan 200x200x35. Total sprei yang sudah diproduksi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 adalah sebesar 1320 unit untuk sprei katun jepang dan 276 unit untuk bed cover set katun jepang. Sedangkan untuk sprei katun catra, diproduksi sebanyak 880 unit dan 184 unit bed cover set. Kebijakan produksi untuk jumlah unit sprei dan bed cover set pada tahun pertama (2013), yaitu sebesar 1000 unit sprei dan 180 unit bed cover set. Dengan asumsi kemampuan produksi per bulan rata-rata sebesar 80 unit sprei dan 15 unit bed cover set. Berdasarkan permintaan yang meningkat, maka pada tahun kedua (2014) produksi ditingkatkan sebesar 20% untuk unit sprei menjadi sebesar 1200 unit dan untuk bed cover set naik sekitar 60%, dari 180 unit menjadi 280 unit. Dari jenis bahan, ditetapkan persentase perbandingan untuk produksi sprei dan bed cover set yaitu 60% : 40%. Untuk bahan dari katun jepang adalah sebesar 60% dari total produksi sprei dan bed cover set, dan 40% untuk sprei dan bed cover set dari bahan katun catra atau lokal. Dan dari segi ukuran, persentase produksi ditetapkan sebagai berikut: Ukuran 120x200x35 sebesar 20% dari total produksi per jenis bahan/kain. Ukuran 160x200x35 sebesar 40% dari total produksi per jenis bahan/kain. Ukuran 180x200x35 sebesar 30% dari total produksi per jenis bahan/kain. Ukuran 200x200x35 sebesar 10% dari total produksi per jenis bahan/kain.

14 84 Dari sisi kualitas produksi, Butik Sprei Angel Dream lebih menekankan pada kualitas jahitan per satuan unit produk sprei dan bed cover set dengan standard butik serta kualitas bahan dan corak warna yang lebih spesifik (tidak pasaran). Berikut tabel total produksi sprei dan bed cover set Butik Sprei Angel Dream selama dua tahun, yang dihitung per tahun sesuai jenis bahan dan ukuran untuk tahun 2013 dan 2014 (tabel 5.3). Tabel 5.3. Total Produksi Sprei dan Bed Cover Set Uraian Tahun Total Produksi Sprei Katun Jepang Sprei Katun Catra Total Sprei Bed Cover Katun Jepang Bed Cover Katun Catra Total Bed Cover Set Total Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) 3) Aspek Manajemen Tenaga kerja yang dipekerjakan pada Butik Sprei Angel Dream berasal dari masyarakat sekitar atau tetangga yang berdomisili di perkampungan dan perumahan yang sama dengan tempat usaha Butik Sprei Angel Dream. Dalam memilih tenaga penjahit, Butik Sprei Angel Dream memiliki standard khusus dalam menilai hasil atau kualitas dari masing-masing penjahit. Untuk uji standar kualitas jahitan, kualitas pemasangan karet, dan penataan motif atau corak warna, diatur oleh Ibu Niken, dan akan dilihat hasilnya setelah dilakukan beberapa uji

15 85 coba dari masing-masing penjahit. Untuk tenaga kerja tetap, jam kerja dimulai dari jam WIB, dengan waktu istirahat jam WIB. Selebihnya dari jam tersebut, pekerjaan akan diteruskan oleh Ibu Niken sebagai bentuk pengawasan pekerjaan dalam satu hari tersebut. Sistim penggajian untuk tenaga kerja tetap sebagai berikut: Untuk tenaga administrasi umum dan keuangan masing-masing adalah sebesar Rp ,- (lima ratus ribu rupiah). Untuk tenaga kurir sebesar Rp ,- (lima ratus ribu rupiah). Untuk tenaga driver sebesar Rp ,- (satu juta rupiah) Untuk tenaga manajemen dalam hal ini sebagai Manajer Operasional dan Manajer Keuangan, masing-masing sebesar Rp ,- (satu juta lima ratus ribu rupiah). Total biaya tenaga kerja tetap per bulan adalah sebesar Rp ,- dan upah tenaga kerja tetap ini belum mengalami kenaikan selama dua tahun usaha berjalan (tahun ). Sementara untuk upah tenaga penjahit, dari awal usaha ini berjalan sudah mengalami kenaikan dikarenakan faktor biaya bahan baku penunjang yang digunakan oleh penjahit. Sehingga rata-rata kenaikan upah penjahit adalah sebesar 9%. Dalam melakukan analisis kelayakan investasi, Butik Sprei Angel Dream memperhitungkan kenaikan upah tenaga tetap dengan menggunakan perhitungan kelayakan berdasarkan asumsi kenaikan biaya operasional (VC dan FC) sebesar 10%.

16 86 Berikut ini tabel 5.4. Jumlah Tenaga Kerja & Upah Tenaga Kerja pada Butik Sprei Angel Dream tahun Tabel 5.4. Upah Penjahit dan Tenaga Kerja Tetap Butik Sprei Angel Dream Uraian Tenaga Kerja Tetap Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Upah / Bln (Rp) Manajer Operasional ,00 Manajer Keuangan ,00 Staff Administrasi Umum ,00 Bagian Umum ,00 Driver ,00 Total Upah Tenaga Kerja Tetap ,00 Tenaga Penjahit (Upah Langsung) Penjahit Sprei Katun Jepang , ,00 Penjahit Sprei Katun Catra , ,00 Penjahit Bed Cover: Jumlah (Orang) Upah / Unit (Rp) Ukuran , ,00 Ukuran 160 Ke Atas , ,00 Total Upah Penjahit 8 4) Aspek Ekonomi dan Sosial Keberadaan Butik Sprei Angel Dream tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar karena Butik Sprei Angel Dream tidak menggunakan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan, tidak menyisakan limbah atau pembuangan sisa-sisa produksi. Bahkan sebaliknya memberikan dampak positif karena dengan keberadaan Butik Sprei Angel Dream dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Tenaga kerja tetap yang bekerja pada Butik Sprei Angel Dream adalah siswasiswi yang baru lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan yang bertempat tinggal di dekat tempat usaha, dan para penjahit pun juga merupakan penjahit-penjahit yang berlokasi di seputaran lokasi Butik Sprei Angel Dream.

17 Aspek Keuangan Analisis aspek keuangan suatu usaha perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai pendapatan dan pengeluaran atau biaya, kemampuan melunasi pinjaman (jika usaha tersebut mendapatkan pendanaan secara kredit dari lembaga perbankan atau non bank), serta kelayakan usaha ditinjau dari beberapa kriteria kelayakan usaha seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Average Rate of Return (ARR), Pay Back Period (PBP) dan Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C). Aspek keuangan juga digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini meliputi sumber dana yang diperoleh, aliran kas (baik itu aliran kas masuk maupun aliran kas keluar), kebutuhan investasi dan biaya investasi, serta kebutuhan modal kerja Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Sumber dana yang digunakan seluruhnya adalah berasal dari modal sendiri. Jangka waktu investasi pada usaha ini diasumsikan selama lima tahun, dimulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dengan pertimbangan pengembalian nilai investasi tidak terlalu lama. Selain itu, dari sisi produk yang dihasilkan bersifat musiman atau mengikuti perubahan selera konsumen, terutama dari sisi motif, corak, jenis bahan dan banyaknya pesaing yang menjual produk yang sama.

18 88 Persentase target penjualan adalah 100% dari total kapasitas produksi. Target yang harus dicapai ditetapkan untuk tahun pertama sebesar 1000 unit produk sprei dan 180 unit produk bed cover set. Pada tahun kedua mengalami kenaikan sebesar 20% total penjualan sprei, dan 60% total penjualan bed cover set. Berdasarkan animo penjualan dari tahun yang mengalami kenaikan, maka asumsi prakiraan total produksi dan target penjualan (produksi sama dengan target penjualan) untuk tahun adalah berdasarkan hasil perhitungan dari Analisis Regresi Linear secara sederhana. Variabel data yang digunakan adalah total penjualan tahun 2013 dan 2014, dan jumlah periode waktu adalah 2 tahun (n = 2). Berikut tabel hasil perhitungan prakiraan penjualan untuk tahun Detail perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13, Hasil Perhitungan Estimasi Penjualan Butik Sprei Angel Dream tahun 2015 sampai dengan tahun Tabel 5.5. Prakiraan Penjualan Sprei dan Bed Cover Butik Sprei Angel Dream Tahun SPREI Bed Cover Set Katun Jepang Catra Katun Jepang Catra Total Sumber: Data diolah peneliti (2015)

19 89 Tingkat suku bunga yang digunakan adalah sebesar 12% per tahun, berdasarkan tingkat rata-rata suku bunga kredit investasi bank umum, khususnya untuk kredit usaha kecil dan mikro. Data yang digunakan adalah dari tahun 2012 sampai dengan 2015 (Sumber: BPS, 2015). Berikut tabel tingkat suku bunga kredit investasi bank umum dari tahun (tabel 5.6). Tabel 5.6. Tingkat Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum Tahun Tingkat Suku Bunga Rata-rata (%) Rata-rata 11,45 11,38 12,21 12,29 11,83 Sumber: BPS, diolah Peneliti (2015) Asumsi tingkat rata-rata suku bunga kredit investasi yang dijadikan dasar perhitungan kelayakan usaha pada Butik Sprei Angel Dream adalah berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh penelitian terdahulu, seperti Kementrian Koperasi, UMKM Indonesia dan Bank Indonesia. Jurnal yang digunakan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap sektor usaha mikro, kecil dan menengah pada Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Pakaian Jadi Muslim (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, 2008). Pada penelitian tersebut, teknik analisa yang digunakan adalah capital budgeting. Sementara untuk analisis sensitivitas, menggunakan tingkat suku

20 90 bunga pinjaman sebesar 14%, dengan asumsi pinjaman 60%:40% modal sendiri. Porsi ini digunakan untuk menutupi kebutuhan dana yang masuk dalam komponen Biaya Proyek, seperti Biaya Investasi dan Biaya Modal Kerja. Untuk biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap, digunakan metode penyusutan garis lurus, dengan nilai ekonomis 20 tahun untuk bangunan dan 5 tahun untuk kendaraan, mesin jahit, rak besi dan peralatan penunjang. Kebijakan nilai ekonomis aktiva tetap, selain berdasarkan ketentuan tentang penyusutan menurut pasal 10 UU PPh dimana aset tetap Butik Sprei Angel Dream masuk dalam kategori kelompok satu, selain itu juga mempertimbangkan bahwa penggunaan manfaat aset tetap selain bangunan adalah 5 tahun. Aset tetap yang dimiliki oleh Butik Sprei Angel Dream ditentukan memiliki nilai sisa (nilai residu) masing-masing, untuk bangunan dan kendaraan sebesar 50% dari nilai awal, untuk mesin jahit adalah sebesar 30% dari nilai awalnya, dan untuk peralatan sebesar 20% dari nilai awal. Besarnya nilai sisa dihitung dari perkiraan harga jual kembali apabila kegiatan usaha Butik Sprei Angel Dream tidak dilanjutkan setelah masa investasi berakhir. Dengan demikian, Butik Sprei Angel Dream masih memiliki nilai aset di akhir jangka waktu investasi. Asumsi kenaikan biaya-biaya, baik itu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya operasional adalah sebesar 10% per tahun berdasarkan tingkat rata-rata inflasi Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan Dengan fluktuasinya inflasi, maka akan sangat berpengaruh terhadap komponen-komponen yang

21 91 terkait dengan kegiatan usaha, seperti misalnya kenaikan upah penjahit, kemasan dan bahan bakar. Dengan adanya kenaikan biaya-biaya, maka akan berpengaruh terhadap harga jual produk sprei dan bed cover set. Sehingga harga jual produk diasumsikan naik sebesar 10%, disesuaikan dengan asumsi persentase kenaikan biaya-biaya yang berpengaruh terhadap produk sprei dan bed cover set. Namun juga diasumsikan adanya penurunan penerimaan/pendapatan (asumsi unit produk terjual turun 10%, dan harga jual produk tetap), atau pendapatan tetap disebabkan harga dan unit produk terjual tidak mengalami perubahan (kenaikan). Untuk data inflasi Indonesia, Butik Sprei Angel Dream mengambil data dari tahun 2010 sampai dengan tahun Berikut tabel data perhitungan ratarata inflasi di Indonesia dari tahun (tabel 5.7). Tabel 5.7. Inflasi Indonesia tahun Rata - rata Inflasi Indonesia Tahun Tahun Inflasi (%) , , , , , ,16 Total 33,95 Rata-rata Inflasi (%) 6,79 Sumber: BPS (2015)

22 Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional Komponen biaya dalam analisis kelayakan investasi pada Butik Sprei Angel Dream dibedakan menjadi dua, yaitu biaya investasi dan biaya operasional atau modal kerja. 1) Biaya Investasi Biaya investasi adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal pendirian usaha yang meliputi tanah dan bangunan, sarana penunjang meliputi mesin jahit dan peralatan-peralatan lainnya seperti rak penyimpanan barang serta kendaraan sebagai alat transportasi. Untuk mesin jahit yang dimiliki hanya digunakan sebagai back up apabila ada kekurangan kualitas jahitan terhadap produk sprei maupun bed cover. Karena kegiatan operasional produksi sprei maupun bed cover sepenuhnya dilakukan oleh para penjahit yang sudah bekerjasama dengan Butik Sprei Angel Dream. Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha ini terdiri dari biaya untuk tanah dan bangunan yang dihitung secara proporsional, karena melekat pada rumah induk sebagai tempat tinggal pemilik Butik Sprei Angel Dream, sarana transportasi yang terdiri dari mobil dan motor, peralatan penunjang yang terdiri dari rak besi susun, lemari show case, trolley barang 100 liter, keranjang tarik beroda tipe 1 dan containercontainer plastik ukuran besar dan sedang. Total keseluruhan biaya investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp ,-. Komponen biaya terbesar

23 93 adalah kendaraan, yaitu sebesar 73% untuk mobil, sementara komponen lainnya tidak terlalu besar. Karena Butik Sprei Angel Dream belum berbadan hukum, maka belum ada biaya untuk perizinan. Berikut tabel 5.8. untuk biaya investasi. Tabel 5.8. Komposisi Biaya Investasi Komponen Total (Rp) Persentase (%) Gedung Tanah Mobil Motor Mesin & Peralatan Total Biaya Investasi Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) 2) Biaya Operasional Total biaya operasional atau modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi atau selama kegiatan perusahaan berlangsung. Modal Kerja terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan. Biaya tetap ini dikeluarkan setiap melakukan produksi per bulan, yang terdiri dari biaya gaji tenaga kerja tetap, biaya administrasi dan umum serta biaya untuk bahan bakar sarana transportasi (mobil dan motor) ditambah dengan penyusutan.

24 94 Biaya tidak tetap adalah biaya yang dipengaruhi naik turunnya produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini terdiri dari biaya pembelian bahan baku yaitu kain, pembelian untuk kemasan produk, dan upah tenaga penjahit. Sehingga total biaya operasional atau modal kerja untuk tahun pertama (tahun 2013) adalah sebesar Rp ,-. Berikut ini tabel yang menunjukan besarnya biaya operasional Butik Sprei Angel Dream (tabel 5.9). Selengkapnya untuk rincian kebutuhan biaya operasional Butik Sprei Angel Dream akan ditampilkan dalam Lampiran 6. Biaya Operasional. Tabel 5.9. Komponen Biaya Operasional 2013 No Komponen Biaya Per Bulan (Rp) Tahun 2013 (Rp) 1 Total Biaya Tetap , ,00 2 Total Biaya Variabel , ,00 Total Biaya Operasional , ,00 Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Pada tahun kedua komponen biaya operasional mengalami perubahan karena adanya kenaikan harga pada bahan baku, upah penjahit dan kemasan yang juga mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan yang terjadi adalah sebesar 28%, sehingga secara total biaya operasional dari Rp ,- per bulan pada tahun 2013 menjadi Rp ,- per bulan pada tahun Sedangkan untuk biaya tetap justru mengalami penurunan, terutama dari sisi bahan bakar. Hal ini disebabkan berkurangnya pemakaian kendaraan terutama

25 95 mobil, karena lebih banyak agen/reseller yang datang ke lokasi Butik Sprei Angel Dream. Berikut tabel biaya operasional pada tahun 2014 (tabel 5.10). Perincian kebutuhan biaya operasional akan dilampirkan dalam Lampiran 5. Biaya Operasional. Tabel Komponen Biaya Operasional 2014 No Komponen Biaya Per Bulan (Rp) Tahun 2014 (Rp) 1 Total Biaya Tetap , ,00 2 Total Biaya Variabel , ,00 Total Biaya Operasional , ,00 Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Total biaya merupakan jumlah keseluruhan modal kerja yang terdiri dari biaya tetap yang di dalamnya termasuk biaya penyusutan terhadap bangunan, kendaraan dan peralatan lainnya yang dihitung per tahun, dan komponen biaya variabel. Biaya penyusutan per tahun adalah sebesar Rp ,- Ketentuan nilai ekonomis pada aset Butik Sprei Angel Dream, seperti telah dijelaskan pada parameter asumsi, bahwa nilai ekonomis aset Butik Sprei Angel Dream terhitung 5 tahun, dengan masing-masing memiliki nilai sisa. Nilai dihitung berdasarkan perkiraan harga pasar atas aset-aset tersebut, seprti mobil dan motor, nilai sisa yang digunakan adalah 50% dari nilai awal, untuk mesin jahit sebesar 30% dari nilai awal dan untuk peralatan diperkirakan

26 96 memiliki nilai sisa sebesar 20% dari nilai awal. Berikut tabel untuk biaya penyusutan Butik Sprei Angel Dream selama 5 tahun. Tabel Biaya Penyusutan No Komponen Tahun (Rp) Nilai Sisa (Rp) Keterangan 1 Bangunan , , , , , , ,00 20 tahun 2 Sarana Transportasi a. Mobil , , , , , , ,00 5 tahun b. Motor , , , , , , ,00 5 tahun 3 Mesin a. Mesin Jahit Portable Singer , , , , , , ,00 5 tahun b. Mesin Jahit Manual Kaki Butterfly , , , , , , ,00 5 tahun 4 Peralatan a. Container Plastik Besar , , , , , , ,00 5 tahun b. Container Plastik Sedang , , , , , , ,00 5 tahun c. Rak Besi Susun , , , , , , ,00 5 tahun d. Rak Besi Susun , , , , , , ,00 5 tahun e. Lemari ( Show Case ) , , , , , , ,00 5 tahun f. Trolley Barang 100 liter , , , , , , ,00 5 tahun g. Keranjang Tarik Beroda Type , , , , , , ,00 5 tahun Total Biaya Penyusutan , , , , , , ,00 Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Pendapatan Hasil Usaha Pendapatan hasil usaha Butik Sprei Angel Dream diterima dari penjualan sprei dan bed cover set dengan berbagai macam ukuran dan jenis bahan yang digunakan. Bahan dari Katun Jepang lebih digemari daripada yang terbuat dari bahan Katun Catra/Lokal. Diasumsikan jumlah unit yang diproduksi adalah sama dengan jumlah unit penjualan. Sehingga di akhir tahun tidak ada unit yang tersisa dari total unit yang sudah diproduksi. Dengan kebijakan pembayaran pembelian

27 97 produk secara tempo 30 hari bagi agen atau reseller, maka memudahkan Butik Sprei Angel Dream melakukan penjualan. Setiap akhir bulan dilakukan pelunasan pembayaran untuk produk yang terjual, sementara sisanya dapat ditukar dan akan menjadi transaksi di bulan berikutnya. Setiap pertengahan tahun dan menjelang akhir tahun, Butik Sprei Angel Dream mengikuti pameranpameran di beberapa tempat, sehingga produk sisa pengembalian dari agen-agen atau reseller dapat dijual pada saat pameran tersebut. Tabel berikut ini menunjukan angka penjualan sprei dan bed cover set Butik Sprei Angel Dream selama tahun 2013 (tabel 5.12). Secara terinci akan ditampilkan pada Lampiran 7. Pendapatan Hasil Usaha Tahun Tabel Pendapatan Hasil Usaha Tahun 2013 Uraian Penjualan per Bulan (unit) Penjualan per Tahun (unit) Total penerimaan Th (Rp) Sprei Katun Jepang Sprei Katun Catra Bed Cover Katun Jepang Bed Cover Katun Catra TOTAL Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Penjualan pada tahun kedua (2014) mengalami kenaikan sebesar 20% dari total unit produksi tahun 2013, dan sebesar 43% total pendapatan yang

28 98 diterima. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan harga jual produk sekitar 7% - 15%. Berikut ini akan digambarkan total penjualan per bulan dan per tahun 2014 dalam tabel di bawah ini (tabel 5.13). Tabel Pendapatan Hasil Usaha Tahun 2014 Uraian Penjualan per Bulan (unit) Penjualan per Tahun (unit) Total penerimaan Th (Rp) Sprei Katun Jepang Sprei Katun Catra Bed Cover Katun Jepang Bed Cover Katun Catra TOTAL Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Untuk melihat kelayakan usaha Butik Sprei Angel Dream setelah dua tahun berjalan (tahun ), perlu dilakukan perhitungan berdasarkan asumsi proyeksi pendapatan untuk tahun (5 tahun). Asumsi-asumsi yang digunakakan antara lain adalah, adanya kenaikan harga jual sebesar 10% dan kenaikan unit penjualan yang akan diperkirakan dari hasil perhitungan berdasarkan metode analisis regresi linear sederhana. Untuk data permintaan rata-rata masa lalu, digunakan data penjualan tahun , dan untuk data kecenderungan atau perkiraan permintaan waktu berikutnya, terhitung dari tahun 2015 sampai dengan tahun Hasil perhitungan prakiraan penjualan ini, yang

29 99 akan menjadi dasar target pencapaian penjualan dan kapasitas produk yang akan diproduksi. Berikut hasil perhitungan prakiraan unit penjualan produk sprei dan bed cover set Butik Sprei Angel Dream dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel Tabel Prakiraan Unit Penjualan Produk Tahun Tahun SPREI (Unit) Bed Cover Set (Unit) Katun Jepang Catra Katun Jepang Catra Total Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Dari hasil perhitungan tersebut di atas, tampak bahwa unit produk sprei katun jepang diperkirakan naik setiap tahunnya sebesar 120 unit, untuk sprei katun catra sebesar 80 unit, dan untuk bed cover set katun jepang naik sebesar 60 unit, sementara untuk bed cover set diperkirakan naik sebesar 40 unit. Dengan demikan, pendapatan Butik Sprei Angel Dream dapat diproyeksikan dari tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat diproyeksikan sebagai berikut (tabel 5.15).

30 100 Tabel Proyeksi Pendapatan Usaha Butik Sprei Angel Dream Th Uraian Unit Pendapatan (Rp) Unit Pendapatan (Rp) Unit Pendapatan (Rp) Unit Pendapatan (Rp) Unit Pendapatan (Rp) Sprei Katun Jepang Sprei Katun Catra Bed Cover Katun Jepa Bed Cover Katun Catr TOTAL Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Laporan dan Proyeksi Laba Rugi Hasil perhitungan laba rugi usaha tahun 2013 dan 2014 menunjukan bahwa Butik Sprei Angel Dream telah menghasilkan laba (setelah pajak) pada tahun 2013 sebesar Rp ,- dengan profit on sales senilai 7%, dan pada tahun 2014, keuntungan (laba) Butik Sprei Angel Dream mengalami kenaikan sebesar 230% dari tahun 2013, menjadi sebesar Rp ,- dengan profit on sales sebesar 17%. Kenaikan laba tersebut dikarenakan pada tahun kedua unit yang terjual naik sebesar 20%, diiringi dengan harga jual naik sampai dengan 15%. Sementara dari sisi biaya, yang mengalami kenaikan hanya biaya variabel sebesar 28%, sementara untuk biaya tetap tidak mengalami kenaikan. Di samping itu, untuk pajak belum dibebankan karena Butik Sprei Angel Dream masih

31 101 berbentuk badan usaha kecil dan belum berbadan hukum. Oleh karena itu berdampak pada besarnya keuntungan usaha Butik Sprei Angel Dream. Untuk Laporan Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream tahun , dapat dilihat pada tabel Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, diasumsikan dengan tiga kondisi sebagai berikut: 1) Asumsi adanya kenaikan biaya operasional sebesar 10%, diikuti dengan kenaikan pendapatan baik dari unit penjualan dan kenaikan harga produk sebesar 10%. Hasil perhitungan proyeksi laba rugi pada asumsi pertama ini akan digambarkan pada tabel Tabel Laporan Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream No A Penerimaan Uraian Tahun 2013 (Rp) 2014 (Rp) Total Penerimaan B Pengeluaran i. Biaya Variabel ii. Biaya Tetap Total Pengeluaran C Laba / Rugi Sebelum Pajak D Pajak 0 0 E Laba / Rugi Setelah Pajak F Profit on Sales (NPM) 7% 17% Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015)

32 102 Tabel Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream No Uraian Tahun (Rp) A Pendapatan B Pengeluaran i. Biaya Variabel ii. Biaya Tetap Total Pengeluaran C Laba / Rugi Sebelum Pajak D Pajak E Laba / Rugi Setelah Pajak F Profit on Sales (NPM) 33% 43% 51% 60% 64% Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) 2) Asumsi biaya operasional naik 10%, sementara pendapatan tetap dimana unit penjualan produk tidak mengalami kenaikan dan tidak ada kenaikan harga produk (data tahun 2014). Berikut hasil perhitungan Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream tahun (tabel 5.18). Tabel Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream Tahun (Rp) No Uraian A Pendapatan B Pengeluaran i. Biaya Variabel ii. Biaya Tetap Total Pengeluaran C Laba / Rugi Sebelum Pajak D Pajak E Laba / Rugi Setelah Pajak F Profit on Sales (NPM) 9% 0% -9% -20% -32% Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015)

33 103 Hasil Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream dengan asumsi kedua, dimana ada kenaikan biaya sebesar 10%, namun tidak dikuti oleh kenaikan pendapatan, maka Butik Sprei Angel Dream hanya mendapat keuntungan pada tahun 2015 dan 2016 saja. Pada tahun ketiga sampai dengan kelima, diproyeksikan Butik Sprei Angel Dream akan mengalami kerugian, demikian juga sisi Net Profit Margin tidak mengalami kenaikan. 3) Asumsi dimana kenaikan pendapatan hanya dari unit penjualan saja (target terpenuhi), namun harga jual produk tidak dinaikan (harga tahun 2014), dan untuk biaya operasional diasumsikan naik sebesar 10% per tahun. Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream tahun pada asumsi ketiga, dapat dilihat pada tabel berikut ini (tabel 5.19). Tabel Proyeksi Laba Rugi Butik Sprei Angel Dream No Uraian Tahun (Rp) A Pendapatan B Pengeluaran i. Biaya Variabel ii. Biaya Tetap Total Pengeluaran C Laba / Rugi Sebelum Pajak D Pajak E Laba / Rugi Setelah Pajak F Profit on Sales (NPM) 26% 32% 35% 41% 42% Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015)

34 104 Tampak bahwa dengan asumsi harga produk tidak dinaikan, tetapi selama unit penjualan naik setiap tahunnya, dan meskipun biaya operasional mengalami kenaikan setiap tahunnya sebesar 10%, maka Butik Sprei Angel Dream tetap akan mendapatkan keuntungan. Hasil perhitungan profit on sales (NPM) pun menunjukan angka positif, terlihat adanya kenaikan persentase NPM setiap tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa penjualan produk Butik Sprei Angel Dream mampu menghasilkan keuntungan terhadap Butik Sprei Angel Dream Analisis Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) menunjukan bahwa penjualan produk pada Butik Sprei Angel Dream tidak mendapatkan laba maupun tidak mendapatkan rugi. Dari hasil perhitungan, diketahui Break Even Point (BEP) dalam rupiah pada tahun 2013 sebesar Rp ,- dan BEP dalam rupiah pada tahun 2014 adalah sebesar Rp ,-. Titik impas akan terjadi pada saat penjualan produk mencapai pada angka (BEP) tersebut. Berikut ini hasil perhitungan Analisis BEP tahun (tabel 5.20). Tabel Analisis BEP Butik Sprei Angel Dream No Uraian Tahun (Rp) Total Penerimaan Total Biaya Tetap Total Biaya Variabel BEP per tahun Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015)

35 105 Selanjutnya akan diproyeksikan nilai BEP dalam rupiah berdasarkan asumsi kenaikan biaya 10% dan kenaikan pendapatan dari tahun sesuai proyeksi pendapatan Butik Sprei Angel Dream selama 5 tahun tersebut. Berikut ini Analisis Proyeksi BEP Butik Sprei Angel Dream tahun (tabel 5.21). Tabel Analisis Proyeksi BEP Butik Sprei Angel Dream No Uraian Tahun (Rp) Total Penerimaan Total Biaya Tetap Total Biaya Variabel BEP (Rp) per tahun Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Dari tabel analisis proyeksi BEP Butik Sprei Angel Dream tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu lima tahun, proyek investasi Butik Sprei Angel Dream akan mencapai titik impas (BEP) pada tingkat penjualan tahun 2015 sebesar Rp ,-, tahun 2016 sebesar Rp ,-, tahun 2017 sebesar Rp ,- dan sebesar Rp ,- pada tahun 2017, serta di tahun terakhir 2019 penjualan mencapai angka sebesar Rp ,-

36 Analisis Return on Investment (ROI) Metode perhitungan ROI menunjukan pengembalian atas modal investasi dimana besarnya manfaat bersih setelah pajak yang dicapai dibagi dengan total harta (total aktiva) yang dimiliki oleh Butik Sprei Angel Dream. Hasil perhitungan ROI tahun ditunjukan pada tabel berikut ini (tabel 5.22), dan untuk besarnya nilai aktiva pada Butik Sprei Angel Dream, dapat dilihat pada Lampiran 11. Laporan Keuangan Butik Sprei Angel Dream posisi Neraca per 31 Desember 2013 dan Tabel Analisis ROI 100% Modal Sendiri No Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 1 EAT Total Aktiva ROI 8% 18% Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) Hasil perhitungan ROI Butik Sprei Angel Dream adalah sebesar 8% pada tahun 2013, menunjukan bahwa setiap Rp. 1,- nilai asset dapat mewakili perolehan keuntungan usaha pada Butik Sprei Angel Dream sebesar Rp. 0,08,- dan pada tahun 2014, nilai ROI sebesar 18% menunjukan bahwa setiap Rp. 1,- nilai asset Butik Sprei Angel Dream dapat mewakili perolehan keuntungan usaha sebesar Rp. 0,18,-.

37 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha Aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi menjadi dua, yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari penjualan sprei dan bed cover set ditambah dengan nilai sisa dari total asset tetap di akhir tahun kelima. Sehingga di akhir tahun kelima, usaha ini masih memiliki asset tetap senilai Rp ,-. Untuk arus keluar, meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap dan biaya tetap. Hasil analisis kelayakan finansial pada Butik Sprei Angel Dream meliputi kriteria Net Present Value, Internal Rate of Return, Average Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Payback Period. Perhitungan kelayakan finansial usaha ini diperoleh dari hasil pengurangan aliran kas manfaat dengan pengeluaran biaya-biaya yang menggunakan 100% modal sendiri. Manfaat bersih setelah pajak ditambah penyusutan, kemudian didiskontokan dengan tingkat suku bunga kredit investasi yang diasumsikan sebesar 12%, berdasarkan perhitungan rata-rata tingkat suku bunga kredit investasi periode Hasil perhitungan kelayakan usaha pada tabel 5.23, usaha Butik Sprei Angel Dream menghasilkan keuntungan sebesar Rp ,- ditunjukan dari nilai NPV positif pada tingkat bunga 12%. Untuk nilai ARR menunjukan angka 47%, dan nilai IRR sebesar 38% lebih besar dari tingkat suku bunga 12%, serta nilai Net B/C Ratio sebesar 1,8975 lebih besar dari 1 yang berarti bahwa setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp. 0,8975 sebagai

38 108 keuntungan. Nilai Payback Period adalah 2 tahun (kurang dari jangka waktu investasi yang ditetapkan 5 tahun), yang berarti bahwa dibutuhkan waktu dua tahun untuk pengembalian investasi yang sudah dikeluarkan oleh Butik Sprei Angel Dream. Secara keseluruhan, berdasarkan perhitungan kelayakan usaha Butik Sprei Angel Dream ini layak untuk diteruskan. Berikut hasil perhitungan kelayakan investasi dari aspek keuangan Butik Sprei Angel Dream yang menggunakan 100% modal sendiri pada tabel berikut ini (tabel 5.23). Tabel Hasil Kelayakan Investasi 100% Modal Sendiri No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan Keterangan 1 NPV 12% Rp > 0 (positif) Layak 2 ARR 47% Layak 3 IRR 38% > 12% Layak 4 Net B/C Ratio 1,8975 > 1 Layak 5 Payback Period 2,00 < 5 tahun Layak Sumber: Data Primer, diolah Peneliti (2015) 5.3. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Analisis sensitivitas kelayakan usaha penting untuk dilakukan karena komponenkomponen biaya dan pendapatan yang ada pada cash flow didasarkan pada asumsi asumsi tertentu yang memungkinkan terjadinya kesalahan atau resiko usaha. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka analisis sensitivitas digunakan untuk menguji tingkat sensitivitas proyek investasi terhadap perubahan harga beli maupun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 116 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi dari aspek keuangan (finansial) pada Butik Sprei Angel Dream dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Investasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dan tipe data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sehingga penelitian ini bersifat deskriptif

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BISNIS

BAB II DESKRIPSI BISNIS BAB II DESKRIPSI BISNIS 2.1. Sejarah Berdirinya Usaha Butik Sprei Angel Dream yang berlokasi di Perumahan Sawojajar Malang, Jawa Timur, didirikan pada bulan Januari 2013 dan masih berbadan usaha. Pemilik

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL Hadi Paramu FEB UNEJ APA ASPEK KEUANGAN DALAM BISNIS? Ada dua kegiatan penting dalam pengelo-laan keuangan bisnis: Penggalian dana: darimana dana bisnis diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA MATERI PEMBELAJARAN : 1. Melakukan analisa data dengan menggunakan pendekatan statistika seperti peluang, regresi dan korelasi 2. Menyusun strategi sistematis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN 82 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Kebutuhan dana pada tahun pertama merupakan investasi awal yang harus didukung dengan modal awal untuk berjalannya usaha. Kebutuhan dana pada bisnis Trendstop

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT ANALISA INVESTASI SETIAP INVESTASI TERDAPAT 2 KOMPONEN : KAS MASUK PROCEEDS : KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI SETIAP TAHUN. KAS KELUAR BIAYA INVESTASI. PENILAIAN SUATU PROYEK SISTEM DAPAT DIUKUR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN 5.1 Asumsi Dasar dan Informasi Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk masa mendatang. Dalam perhitungan proyeksi keuangannya SpeedZ Racing menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

INDUSTRI PAKAIAN JADI MUSLIM

INDUSTRI PAKAIAN JADI MUSLIM POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL INDUSTRI PAKAIAN JADI MUSLIM BANK INDONESIA KATA PENGANTAR Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Namun

Lebih terperinci

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba 1. Studi Kelayakan Proyek 2. Capital Budgeting 3. Analisis Biaya-Volume-Laba Pengertian: serangkaian penelitian utk mengevaluasi dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dg berhasil Tujuan: utk menghindari

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA Peluang bisnis INDUSTRI SERAT SABUT KELAPA OLEH : NAMA : WIRO FANSURI PUTRA NIM : 11.12.6300 KELAS : 11-S1SI-13 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tahun 2011/2012 Industri Serat Sabut Kelapa PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Studi Kasus Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Kl Kelayakan, Johar Aifi Arifin & Akhmad Fauzi Studi Kasus: Penilaian Kelayakan Investasi di bidang usaha transportasi Berdasarkan data data yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Langkah Penelitian Keterangan Gambar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Langkah Penelitian Keterangan Gambar ABSTRAK Dewasa ini banyak dibuka bisnis bisnis pencucian, seperti laundry ataupun dry & clean. Selain jasa pencucian laundry dan dry & clean, terdapat juga jenis jasa pencucian yang biasa disebut washing.

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH. kayu akan memberikan keartistikan tersendiri. Hal ini mendorong. timbulnya berbagai industri baru untuk memenuhi tuntutan dari

ANALISIS MASALAH. kayu akan memberikan keartistikan tersendiri. Hal ini mendorong. timbulnya berbagai industri baru untuk memenuhi tuntutan dari II. ANALISIS MASALAH A. PRINSIP ANALISIS 1. Perumusan Masalah Dengan semakin berkembangnya zaman, maka tingkat kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keindahan rumah menjadi penting, karena aktifitas maupun

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT. BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR 4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip terletak di Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga. Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci