BAB IX DOKUMENTASI DAN KEPABEANAN
|
|
- Hadi Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IX DOKUMENTASI DAN KEPABEANAN Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan, Mahasiswa akan dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan dokumen-dokumen ekspor yang berkaitan dengan kepentingan kepabeanan dan syarat penyerahan barang dengan benar Dokumen Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan Internasional, baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, dan instansi lain mempunyai arti dan peranan yang sama penting. Karena itu semua dokumen perlu dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen-dokumen dalam perdagangan Internasional dapat dibedakan atau dimasukkan dalam kelompok sebagai berikut: 1. Dokumen Induk Yang dimaksud dengan dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional, yang fungsinya sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi. Yang termasuk jenis ini adalah: a. Faktur Perdagangan Dikeluarkan oleh Eksportir sendiri. Yang dimaksud dengan Faktur Perdagangan adalah Suatu nota perhitungan yang dibuat oleh Eksportir untuk Importir yang terutama berisi: 1. Jumlah Barang (Quantity) 2. Harga Satuan (Unit Price) 3. Harga Total (Total Price) 4. Perhitungan Pembayaran (Payment breakdown) Faktur merupakan alat bukti perhitungan atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir. b. Letter of Credit Dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan LC adalah suatu surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan Importir, yang memberi hak kepada eksportir untuk menarik wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit tersebut. LC merupakan alat bukti pembayaran atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir. c. Bill of Lading Dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran. Yang dimaksud dengan BL adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran sebagai tanda bukti kepemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut oleh Eksportir untuk diserahkan kepada importir. BL merupakan alat bukti penerimaan barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. BL juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antar shiper dengan perusahaan pelayaran. d. Polis Asuransi Dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi. Yang dimaksud dengan polis asuransi adalah Surat Bukti Pertanggungan yang dikeluarkan Asuransi atas permintaan Eksport maupun Importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi. Polis Asuransi merupakan alat bukti pertanggungan atas barang yang dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi antar Eksportir dengan Importir. 57
2 2. Dokumen Penunjang Dokumen penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur perdagangan. Yang termasuk jenis ini adalah: 1. Packing List Packing list atau daftar pengepakan adalah daftar yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap peti atau total keseluruhannya sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum dalam faktur perdagangan. Packing list penting sekali untuk barang yang tidak sejenis atau tidak seragam seperti mesin-mesin suku cadang barang kelontong, pakaian jadi, dll. 2. Weight Note Weight Note atau nota timbangan adalah suatu pernyataan yang berisi perincian berat dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan berat kotor dan berat bersih dari tiap kemasan itu dan dihimpun menjadi satu daftar yang total keseluruhannya sama dengan total berat kotor dan total berat bersih yang tercantum dalam faktur perdagangan. Weight note penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada beratnya dan juga penting untuk menyediakan alat muat bongkar maupun alat angkut yang sesuai dengan beat tiap kemasan itu, seperti dalam menyediakan Truck, trailer, serta kondisi jalan yang akan dilalui. 3. Measurement List Measurement list atau daftar kubikasi adalah daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan bolume dari tiap kemasan. Daftar ini total keseluruhannya sama dengan total volume yang tercantum dalam faktur perdagangan. Measurement list diperlukan untuk menyediakan alat muat bongkar dan alat angkut yang sesuai. Dalam perdagangan internasional Packing list, Weight Note dan Measurement list lazim dijadikan satu daftar kombinasi. Ketiga dokumen tsb biasanya dibuat sendiri oleh Eksportir tapi sering juga dibuat oleh Surveyor atau Sworn Surveyor (Surveyor yang disumpah). Surveyor yang terkenal di dunia perdagangan Internasional adalah: Societe Generale De Surveillance S.A, Geneva Switzerland. 4. Inspection Certificate atau Surveyor Report Atau biasanya disebut juga dengan C-Report of Finding adalah suatu pernyataan (kadang kala di bawah sumpah) yang berisi keterangan mengenai mutu barang, jenis, jumlah, harga dan keterangan lain yang dibutuhkan atas permintaan eksportir ataupun instansi yang membutuhkan. Inspection Certificate penting untuk menilai secara menyeluruh suatu barang dalam suatu transkasi. 5. Chemical Analysis Adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia dari perusahaan sendiri, atau dari Badan Penelitian yang independen yang berisikan komposisi kimiawi dari suatu barang. Chemical analysis ini penting artinya untuk menentukan mutu dari produk kimia. 6. Test Certificate Adalah pernyataan yang dibuat oleh laboratorium perusahaan atau Balai Penelitian yang independen yang menyatakan hasil ujicoba atas suatu barang ataupun peralatan mengenai kekuatan, daya tahan, kapasitas dan konsturksinya. Test certificate ini penting untuk barang yang akan dipergunakan untuk menahan beban, seperti kemasan, alat angkut, mesin industri, boiler, diesel serta sumber energi lainnya. 58
3 7. Manufacturer s Certificate Adalah surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merk dagangnya. Manufacturer certificate penting artinya sebagai bukti keaslian dan jaminan mutu atas barang, yang dikaitkan dengan nama baik dari produsen itu dalam pasaran internasional, yang juga menyangkut maslaah Patent, Trade Mark dan lisensi. 8. Certificate of Origin Adalah surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, biasanya Kamar Dagang, yang menyebutkan negara asal suatu barang. Certificate of origin ini penting artinya untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat penghitung quota di negara tujuan, atau untuk mencegah masuknya barang dari negara yang terlarang. 3. Dokumen Pembantu Yang dimaksud dengan dokumen pembantu adalah dokumen yang diperlukan untuk membantu para pelaksana dalam menjalankan tugas Follow Up. Yang termasuk jenis ini adalah: a. Instuction Manual Adalah keterangan terinci mengani tata cara dan tata kerja suatu alat, termasuk uraian mengenai manufacturing process dari suatu komoditi. Instruction manual ini penting artinya untuk memeudahkan operator dalam mempergunakan suatu alat, atau dalam menemukan kelainan atau kerusakan suatu alat, sehingga sangat berguna dalam upaya reparasi. b. Layout-Scheme Adalah gambar denah tata letak mesin dalam pabrik yang susunannya disesuaikan dengan urutan proses produksi dan bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan produktivitas yang optimal pada saat berproduksi. Layout scheme ini penting artinya untuk memudahkan erector pada saat pemasangan mesin-mesin dilakukan dalam arena pbrik. c. Brochure atau Leaflet Yang dimaksud dengan brochure atau leaflet adalah buku kecil yang berisi keterngan singkat mengenai suatu produk yang bertujuan memberikan inormasikepada konsumen tentang produk tersebut. Brochure atau leaflet ini penting artinya untuk memudahkan salesman pada saat melakukan pemasaran Wilayah dalam Perdagangan Internasional Dalam perdagangan internasional dilakukan pembagian wilayah yang bertujuan antaralain untuk: Meningkatkan kelancaran arus barang ekspor maupun impor Memperdekat jarak barang impor dengan konsumen dalam negeri, serta komoditi ekspor dengan pembeli luar negeri Mengembangkan industri pengolahan dan manufaktur khusus untuk re-ekspor Dalam perdagangan internasional dikenal beberapa macam wilayah, yaitu sbb: a. Wilayah Pabean (Custom Teritory) Adalah seluruh wilayah nasional suatu negara yang dilakukan pungutan bea masuk atau bea keluar untuk setiap barang yanga melewati batas-batas (borderline) wilayah itu, kecuali di bagian tertentu di wilayah itu secara tegas (Berdasarkan undang-undang) dinyatakan sebagai wilayah di luar wilayah pabean. b. Wilayah Gapura Niaga (Border Gate) Merupakan kawasan tempat segala kegiatan ekspor impor suatu negara secara fisik dilakukan. Di jaman kolonialisme Belanda disebut dengan urusan boomzaken. Wilayah gapura niaga adalah bagian dari wilayah pabean yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah sebagai 59
4 kawasan untuk penyelesaian bea masuk dan bea keluar setiap barang yang masuk ataupun keluar wilayah itu (custom clearance area). Berdasarkan keputusan pemerintah setempat, biasanya borde rgate terdapat di: - Pelabuhan Laut (Sea Port) - Pelabuhan Udara (Air Port) - Pelabuhan Darat (Dry Port) dan - Di Loket khusus Kantor Pos Kegiatan yang terdapat di Border Gate adalah sebagai berikut: o Muat Bongkar (stavedoring) o Mengangkut dan menyusun muatan (cargodoring) o Pengeluaran dan pemasukan barang (cargo delivery / uitslag & inslag) o Custom Clearence o Transportasi c. Wilayah Perdagangan Bebas (Free Trade Zone) Adalah bagian dari wilayah suatu negara yang secara tegas berdasarkan undang-undang dinyatakan sebagai wilayah di luar pabean di mana tidak perlu dipungut bea masuk bagi barang yang diimpor ke wilayah itu; selama barang yang dimaksud tidak diedarkan di wilayah pabean lainnya. Sebaliknya perlu dipungut bea ke luar retribusi untuk setiap barang yang dikeluarkan (diekspor) dari wilayah pabean Indonesia lainnya yang dimasukkan ke wilayah itu. d. Wilayah Kawasan Berikat (Bounded Area / Bounded Warehouse) Adalah bagian dari wilayah pabean yang diberikan perlakuan khusus seperti di luar wilayah pabean, namun tetap dalam pengawasan bea cukai Pengelompokkan Barang Eskpor Berdasarkan Kepmen Perindag No. 10/MPP/SK/I/1996, barang ekspor dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: A. Barang yang Diatur Tata Niaga Ekspornya Adalah barang yang hanya boleh diekspor oleh eksportir yang terdaftar. Eksportir yang dimaksud telah mendapat pengakuan dari Menperindag c.q. Dirjen Perdagangan Internasional. Adapun jenis barang-barang dimaksud adalah: Tekstil dan Produk Tekstil Kayu dan Produk Kayu Barang Industri/Kerajinan Kayu Cendana Kopi B. Barang yang Diawasi Ekspornya Adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Barang-barang yang dimaksud adalah sbb: Kacang Kedelai (Pecah/utuh) Padi dan beras Tepung gandung atau meslin Tepung lainnya: tepung beras, tepung jagung dan tepung gandum Tepung halus dan tepung kasar dari kacang kedelai Gula tebu atau bit dan sukrosa murni kimiawi, dalam bentuk padat Ternak hidup (sapi, kerbau, dll) 60
5 Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi secara terbatas (Ikan Napoleon warna, ikan arwana) Inti kelapa sawit Pupuk Urea Perak tidak ditempa atau dalam bentuk setengah jadi atau bentuk bubuk, bukan tempa, setengah jadi Emas bukan tempa atau dalam bentuk setengah jadi atau bentuk bubuk, serbuk, dalam bentuk gumpalan, atau batang Minyak dan gas bumi Timah C. Barang yang Dilarang Ekspornya Adalah barang yang tidak boleh diekspor, barang yang dimaksud adalah sebagai berikut: Jenis hasil perikanan dalam keadaan hidup (Arwana, benih ikan sidat, ikan hias air tawas jenis botia macracanthus ukuran 15 cm ke atas, udang galah dibawah ukuran 8 cm, udang penai-dae Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi secara mutlak Kulit mentah, pickled dan wet blue binatang melata/reptil Karet bongkah Karet tanah, blanked sheet, unsmoked sheets Limbah dan skrap fero, ingot hasil peleburan skrap besi atau baja (limbah dan skrap dari besi tuang) Stainsless Kuningan rongsokan Barang kuno yang bernilai kebudayaan D. Baran yang Dibebaskan Ekspornya Adalah kategori barang yang bebas untuk diekspor Syarat Perdagangan Dalam perdagangan ekspor impor terdapat 13 macam syarat perdagangan seperti yang diatur oleh Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Comerce) yang berkedudukan di Paris. Syarat perdagangan dimaksud dituangkan dalam peraturan yang disebut International Commercial Terms-2000 / Incoterms-2000). Dari ke tiga belas syarat dimaksud terbagi dalam 4 kelompok: 1. Grup E (Pemberangkatan): kewajiban penjual adalah minimal, dimana barang dagangan disediakan di tempat yang disepakati dan masih dalam kewenangan penjual), terdiri dari 1 jenis, yaitu: o Ex Works. Penyerahan barang di gudang penjual (disebutkan nama tempat) 2. Grup F (Angkutan utama belum bayar): kewajiban penjual menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuk oleh pembeli, terdiri dari 4 jenis, masing-masing sebagai berikut: o o o FCA (Free Carrier).(disebutkan tempat) Penyerahan barang ditempat pengangkut FAS (Free Along Ship).(disebutkan pelabuhan pengapalan) Penyerahan barang disamping kapal FOB (Free On Board).(disebutkan pelabuhan pengapalan) Penyerahan barang di atas kapal 61
6 3. Grup C (Angkutan Utama dibayar): kewajiban penjual mengadakan kontrak angkutan dengan syarat-syarat yang lazim atas biaya penjual sendiri, terdiri dari 4 jenis, masing-masing sebagai berikut: o CFR (Cost and Freight) (disebutkan pelabuhan tujuan) Penyerahan barang di atas kapal, namun uang tambang sudah dibayar sampai pelabuhan tujuan o CIF (Cost Insurance and Freight) (disebutkan pelabuhan tujuan) Penyerahan barang di atas kapal, namun uang tambang sudah dibayar sampai pelabuhan tujuan beserta dengan premi asuransinya o CPT (Carriage Paid To)...(disebutkan tempat tujuan) Penyerahan barang di tempat pengangkut, namun uang tambang telah dibayar sampai ke tempat tujuan o CIP (Carriage and Insurance Paid To) (disebutkan tempat tujuan) Penyerahan barang di tempat pengangkut, namun uang tambang telah dibayar sampai ke tempat tujuan beserta dengan premi asuransinya 4. Grup D (Sampai tujuan): penjual bertanggung jawab atas sampainya barang ditempat yang disepakati atau titik tujuan diperbatasan atau di dalam negara pengimpor. Penjual harus bertanggung jawab untuk memikul resiko dan biaya untuk membawa barang-barang itu sampai ke tujuan. Grup ini terdiri dari 5 jenis, masing-masing sebagai berikut: o DAF (Delivered at Frontier)..(disebutkan tempat) Penyerahan barang di perbatasan o DES (Delivered Ex Ship)..(disebutkan pelabuhan tujuan) Penyerahan barang di atas kapal yang berlabuh di pelabuhan tujuan o DEQ (Delivered Ex Quay).(disebutkan pelabuhan tujuan) Penyerahan barang di atas dermaga pelabuhan tujuan o DDU (Delivered Duty Unpaid)..(disebutkan tempat tujuan) Penyerahan barang di negara pengimpor namun bea masuk belum dibayar o DDP (Delivered Duty Paid)..(disebutkan tempat tujuan) Penyerahan barang di negara pengimpor, bea masuk sudah dibayar. Dari ketigabelas syarat perdagangan yang ada, hanya 4 jenis yang biasa dipergunakan dalam perdagangan internasional. Ke-4 syarat perdagangan dimaksud adalah sebagai berikut: Ex Works Free On Board Cost and Freight, dan Cost Insurance and Freight DAFTAR PUSTAKA: 1. Amir, MS Strategi Memasuki Pasar Ekspor. PPM. Jakarta. 2. Amir, MS Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 3. Amir, MS Ekspor Impor: Teori dan Penerapannya. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta 62
7 EVALUASI: 1. Dokumen-dokumen dalam Perdagangan Internasional, dibagi menjadi tiga bagian. Sebutkan dan jelaskanlah ke tiga jenis dokumen tersebut! 2. Berdasarkan soal no.1, Berikanlah contoh masing-masing dokumen tersebut dengan lengkap dan jelaskan! 3. Jelaskanlah perbedaan antara: a. Wilayah Pabean b. Wilayah Gapura Niaga c. Wilayah Perdagangan Bebas d. Wilayah Kawasan Berikat 4. Berdasarkan Kepmen Perindag No. 10/MPP/SK/I/1996, barang ekspor dibagi menjadi 4 kelompok, jelaskan dan berikanlah masing-masing 3 contoh! 5. Dalam perdagangan ekspor impor terdapat 13 macam syarat perdagangan seperti yang diatur oleh Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Comerce), namun tidak semua syarat tersebut sering dipergunakan. Sebutkan dan jelaskanlah 4 syarat dari 13 syarat perdagangan yang sering dipergunakan! 63
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDLSTRUN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDLSTRUN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/MPP/SK/1/1996 TENTANG KETENTUAN UMUM DI BIDANG EKSPOR MENTERI PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 558/MPP/Kep/12/1998 T E N T A N G KETENTUAN UMUM DI BIDANG EKSPOR
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 558/MPP/Kep/12/1998 T E N T A N G KETENTUAN UMUM DI BIDANG EKSPOR MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan
A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
Lebih terperinciKekhususan Jual Beli Perusahaan
JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan
Lebih terperinciTujuan, Tugas, dan Jenis Perdagangan Internasional. Pertemuan ke-2
Tujuan, Tugas, dan Jenis Perdagangan Internasional Pertemuan ke-2 TUJUAN PERDAGANGAN / PERNIAGAAN: 1.Memenuhi Kebutuhan Manusia 2.Memperoleh Penghasilan 3.Mengusahakan Pemerataan Hasil 4.Meningkatkan Kemakmuran
Lebih terperinciPEMERIKSAAN BARANG EKSPOR PENGENALAN KEGIATAN SURVEYOR
PEMERIKSAAN BARANG EKSPOR Latar Belakang Penjual dan Pembeli dipisahkan oleh jarak, batas Negara serta peraturan-peraturan yang menaungi mekanisme perdagangannya tidak sama. Penjual maupun pembeli tidak
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan
INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin modern, dalam dunia internasional tiap-tiap Negara
Lebih terperinciPertemuan ke-4. Incoterm 2010
Pertemuan ke-4 Incoterm 2010 INCOTERMS 2010 GROUP E DEPARTURE EXW EX WORKS GROUP F MAIN CARRIAGE UNPAID FCA FAS FOB FREE CARRIER FREE ALONGSIDE SHIP FREE ON BOARD GROUP C MAIN CARRIAGE PAID CFR CIF CPT
Lebih terperinciI. BARANG YANG DIATUR EKSPORNYA. 1. Maniok, khusus ekspor tujuan negara Uni Eropa :
NO. NOMOR POS TARIF Lampiran Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor: 146/MPP/Kep/4/1999 JENIS BARANG I. BARANG YANG DIATUR EKSPORNYA 1. Maniok, khusus ekspor tujuan negara Uni Eropa :
Lebih terperinciPERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 443/MPP/KEP/5/2002 TANGGAL 24 MEI 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 558/MPP/KEP/12/1998
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1 Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi di dalam negeri kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I NOMOR 294/MPP/KEP/10/2001 TANGGAL 8 OKTOBER 2001 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 146/MPP/KEP/4/1999 DAN PENETAPAN
Lebih terperinciBAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi 2.1.1 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu,
Lebih terperinciProses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3
Proses dan Prosedur Ekspor Pertemuan ke-3 PROSES PERDAGANGAN EKSPOR Kegiatan ekspor: Upaya seorang pengusaha dlm memasarkan komoditi yg dikuasainya ke negara lain atau bangsa asing, dg mendapatkan pembayaran
Lebih terperinci-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I EKONOMI. Barang. Pembayaran. Penyerahan. Ekspor. Impor (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 167) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 575/MPP/Kep/VIII/2002 Tanggal : 6 Agustus 2002
Lampiran Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 575/MPP/Kep/VIII/2002 Tanggal : 6 Agustus 2002 LAMPIRAN NO NOMOR JENIS BARANG POS TARIF I. BARANG YANG DIATUR EKSPORNYA 1. Maniok, khusus
Lebih terperinciPERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 57/MPP/KEP/I/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 558/MPP/KEP/12/1998 TENTANG KETENTUAN UMUM
Lebih terperinciMENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 575/MPP/KEP/VIII/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 558/MPP/KEP/12/1998 TENTANG KETENTUAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Perdagangan Internasional Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan
Lebih terperinciMEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI CARA MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL 1. EXPORT 2. IMPORT 3. LICENCING 4. WARALABA 5. JOINT VENTURE 6 FOREIGN DIRECT 6. FOREIGN DIRECT INVESTMENT RISIKO YANG DIHADAPI SUATU NEGARA
Lebih terperinciAmelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor
1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dalam negeri (daerah pabean), barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor
BAB I PENDAHULUAN Pengenalan transaksi ekspor impor Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada dasarnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih
Lebih terperinciBerbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6
Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing
Lebih terperinciJUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010
JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010 Oleh: Dr. Miftahul Huda, SH, LLM Disampaikan Dalam Kuliah HUKUM JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN Program S1 Reguler Fakultas Hukum - Universitas Indonesia Semester Genap
Lebih terperinciDOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi
DOKUMEN EKSPOR IMPOR Hertiana Ikasari, SE, MSi Dokumen yang dibutuhkan dalam perdagangan Internasional bervariasi tergantung pada jenis transaksi, ketentuan atau peraturan negara pengimpor dan pengekspor,
Lebih terperinciPraktek Pengisian Dokumen Ekspor. Pertemuan ke-7
Praktek Pengisian Dokumen Ekspor Pertemuan ke-7 I PETUNJUK PENGISIAN PEB PENGERTIAN Adalah Formulir isian tentang Pemberitahuan Ekspor Barang yang wajib diisi secara obyektif, lengkap dan jelas oleh seorang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan suatu barang atau komoditi dari daerah pabean, atau mengirim barang tersebut dari
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )
SEKO H NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Kredit Semester Semester EKSPOR - IMPOR (EKSIM) EK11.D336 MANAJEMEN 3 SKS VI (ENAM) Tujuan
Lebih terperinciDASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN ISI BEDING JUAL BELI LOKO 11/8/2014. Ps BW:
DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN Ps. 1347 BW: Syarat-syarat yang selalu diperjanjikan menurut kebiasaan, harus dianggap telah termasuk dalam persetujuan,
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.
Lebih terperinciBAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI
BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Proses Perdagangan Luar Negeri, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses perdagangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu
BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Lebih terperinciKEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010
KEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010 Oleh: Surono Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstraksi: Incoterms 2010 merupakan produk ICC yang ditujukan untuk memudahkan transaksi
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini
Lebih terperinciLAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985 I. TATALAKSANA EKSPOR Untuk memperlancar arus barang ekspor diambil langkah-langkah 1. Terhadap barang-barang ekspor
Lebih terperinci1 of 5 21/12/ :45
1 of 5 21/12/2015 12:45 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.011/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Oprasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Oprasional Manajemen Oprasional adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 31
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 31 ALAT PEMBAYARAN DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Ni Made Rai Sukmawati Dosen Jurusan Pariwisata di Politeknik Negeri Bali Abstrak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 yang didalamnya berisi Undang-undang Kepabeanan Nomor 17
Lebih terperinciPenetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?
Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah? Oleh : Mohamad Jafar Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstrak Nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya
Lebih terperinciPajak Penghasilan. Andi Wijayanto
Pajak Penghasilan PASAL 22 Andi Wijayanto Pengertian Pajak yg dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari
Lebih terperinci154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B
154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B Contributed by Administrator Tuesday, 31 August 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1978 TENTANG TATACARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN SERTA PEMINDAHAN BARANG KEDALAM DAN KELUAR WILAYAH USAHA BONDED WAREHOUSE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI I. TATALAKSANA EKSPOR 1. Kewenangan pemeriksaan barang-barang
Lebih terperinci2 Pertambahan Nilai, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.667, 2015 KEMENKEU. Pajak Penghasilan. Pembayaran. Barang. Impor. Usaha. Pemungutan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90/PMK.03/TAHUN 2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU
Lebih terperinci2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me
No.1922, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMDAG. Besi. Baja Paduan. Produk Turunan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/M-DAG/PER/12/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA,
Lebih terperinciVisi Menciptakan perdagangan yang tangguh di DKI Jakarta dalam bersaing di pasar global
Visi Menciptakan perdagangan yang tangguh di DKI Jakarta dalam bersaing di pasar global Misi Menjadi Motor Penggerak Utama dan Ujung Tombak Pembangunan Ekonomi Jakarta DASAR HUKUM INTERNASIONAL Perjanjian
Lebih terperinciAspek dan Prosedur Ekspor Impor", Manajemen Pelabuhan 7 Realisasi Ekspor Impor",
KEPABEANAN Materi 1 Administrasi Kepabeaan & Ekspor Impor Anni Rahimah, SAB, MAB Prodi Bisnis Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Text Books Tandjung, Marolop, Aspek dan Prosedur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ekspor Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar
Lebih terperinciBAB VI ASURANSI ANGKUTAN LAUT DAN UDARA
BAB VI ASURANSI ANGKUTAN LAUT DAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan, mahasiswa akan dapat menjelaskan peranan asuransi dalam pengiriman barang ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya integrasi pasar pasar diseluruh dunia dalam satu tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman teh mulai dikenal di Indonesia hanya sebagai tanaman hias. Melihat potensi yang besar pada waktu itu Pemerintahan Hindia Belanda yang menjajah Indonesia tertarik
Lebih terperinciKALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-9
KALKULASI HARGA IMPOR Pertemuan ke-9 1. Kalkulasi impor (Import Calculation) 2. Harga Pokok Impor 3. PPh & PPN- BM 4. Bagan Perhitungan / Kalkulasi Impor KALKULASI HARGA IMPOR Adalah penjumlahan dari seluruh
Lebih terperinci2015, No Ketentuan Impor Produk Tertentu, dan mengatur kembali ketentuan impor produk tertentu; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1553, 2015 KEMENDAG. Impor. Produk Tertentu. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/M-DAG/PER/10/2015 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK TERTENTU
Lebih terperincipengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor
Sekilas Tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Memberikan sedikit gambaran tentang Bea dan Cukai Indonesia di bawah Kementerian Keuangan RI Macam- macam Pemberitahuan Pabean Dalam rangka melayani pengurusan
Lebih terperinciPROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM CFR ( COST AND FREIGHT ) PADA PT. AGILITY INTERNATIONAL DI SURAKARTA
PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM CFR ( COST AND FREIGHT ) PADA PT. AGILITY INTERNATIONAL DI SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 pengertian pajak Menurut Adriani (2010:3), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Lebih terperinciPERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 1972 TENTANG BONDED WEREHOUSE Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 1972 TENTANG BONDED WEREHOUSE Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk lebih memantapkan serta
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/PMK.010/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/PMK.010/2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan kebijaksanaan kelancaran arus barang untukmenunjang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Pembayaran Ekspor Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 42/08/61/Th. XIX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciPER - 31/PJ/2015 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-57/PJ/2010 TENTAN
PER - 31/PJ/2015 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-57/PJ/2010 TENTAN Contributed by Administrator Wednesday, 05 August 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI. b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
KEPUTUSAN NOMOR : 13/DAGLU/KP/V/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Menteri
Lebih terperinciDefinisi PPh Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan 1. Pemotongan: Menunjuk pada objek yang dikenakan pemotongan Mengurangi kas yang diterima oleh penerima penghasilan 2. Pemungutan:
Lebih terperinciAspek dan Prosedur Ekspor Impor", Manajemen Pelabuhan 7 Realisasi Ekspor Impor",
KEPABEANAN Materi 1 Administrasi Kepabeaan & Ekspor Impor Anni Rahimah, SAB, MAB Prodi Bisnis Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Text Books Tandjung, Marolop, Aspek dan Prosedur
Lebih terperinciKALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-11
KALKULASI HARGA IMPOR Pertemuan ke-11 1. Kalkulasi impor (Import Calculation) 2. Harga Pokok Impor 3. PPh & PPN-BM 4. Bagan Perhitungan / Kalkulasi Impor KALKULASI HARGA IMPOR Adalah penjumlah dari seluruh
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem
No.1091, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Tekstil. Produk Tekstil Batik. Motif Batik. Impor. Ketentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/7/2015
Lebih terperinci2015, No Mengingat c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan P
No.847, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pajak. Barang Mewah. Kena Pajak. Jenis Barang. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.010/2015 TENTANG JENIS BARANG KENA PAJAK
Lebih terperinci2015, No Mengingat memberikan kepastian hukum pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan
No.848, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pajak Penghasilan. Pembayaran. Penyerahan. Barang. Impor.Usaha. Bidang Lain. Pemungutan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2017, No Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 85/M-DAG/PER/12/2016 tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia
No.1205, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/M-DAG/PER/8/2017
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.010/2016 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.010/2016 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah :
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah : 1) Menurut Mulyadi (2001:5), prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
Lebih terperinciBAB XI PELAKSANAAN EKSPOR 2
BAB XI PELAKSANAAN EKSPOR 2 Tujuan Instruksional Khusus : Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Pelaksanaan Ekspor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses terjadinya transaksi perdagangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014
111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. No. 07/02/61/Th. XVIII, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$47,53 JUTA Nilai
Lebih terperinci2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengatur kembali ketentuan impor tekstil dan produk tekst
No.1552, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Impor. Produk Tertentu. Batik. Motif Batik. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/M-DAG/PER/10/2015 TENTANG KETENTUAN IMPOR
Lebih terperinciMenteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/M-DAG/PER/5/2009
Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN HARGA PATOKAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA
Lebih terperinciProses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9
Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 26/06/61/Th. XIII, 1 Juni Ekspor Kalimantan Barat pada bulan April mengalami penurunan sebesar 5,36 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 56/12/61/Th. XIII, 1 Desember Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ober mengalami peningkatan sebesar 65,94 persen
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan
digilib.uns.ac.id 1 BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah memberi pengaruh yang besar dalam hubungan antar negara
Lebih terperinciTENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12/M-DAG/PER/4/2008 TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2018, No /M-DAG/PER/12/2016 tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya; Mengingat : Peraturan Menteri Perdaga
No.109, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Impor Jagung. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.41, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor. Produk Tertentu. Ketentuan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/M-DAG/PER/12/2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR
Lebih terperinciJ : DPP di dapatkan dari harga kontrak yang telah di setujui oleh kedua pihak akan tetapi DPP tersebut tidak termasuk PPN.
Daftar Wawancara T : Kapan RS.HJK Menjadi Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22? J : Berawal Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1243/Menkes/SK/VIII/2005 tanggal 11 Agustus 2005.yang berisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Rochmat Soemitro, dalam Mardiasmo (2011:1) : Pajak
Lebih terperinciBAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1
BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 Tujuan Instruksional Khusus : Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Prosedur Impor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan prosedur dan tata laksana impor di Indonesia
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk.
No.433, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.04/2010 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN
Lebih terperinci, No.1551 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdag
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1551 2015 KEMENDAG. Impor. Tekstil. Produk Tekstil. Ketentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/M-DAG/PER/10/2015 TENTANG KETENTUAN
Lebih terperinci2017, No ketentuan tarif pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang kiriman dengan tarif bea masuk untuk barang kiriman, perlu mengganti
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.361, 2017 KEMENKEU. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PMK.010/2017 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum Berdasarkan sumber KKP (2010), prosedur ekspor barang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Eksportir dan importir mengadakan korespondensi/negoisasi.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 31/06/61/Th. XX, 2 Juni A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR APRIL MENCAPAI US$99,57 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XV, 1 Februari 2012 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ember mengalami penurunan sebesar 36,49 persen
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.946, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor. Produk Hortikultura. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/M-DAG/PER/9/2012 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinci