AKURASI ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DALAM MENILAI MALIGNITAS TUMOR OVARIUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKURASI ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DALAM MENILAI MALIGNITAS TUMOR OVARIUM"

Transkripsi

1 AKURASI ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DALAM MENILAI MALIGNITAS TUMOR OVARIUM THE ACCURACY OF TRANSABDOMINAL ULTRASOUND IN ASSESSING OVARIAN TUMOR MALIGNITY Andi Pabengngari 1, Bachtiar Murtala 1, Frans Liyadi 1, Mirna Muis 1, Syahrul Rauf 2, Burhanuddin Bahar 3 1 Bagian Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar 2 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar Alamat Koresponden: Andi Pabengngari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, HP: andipabengngari@gmail.co.id 1

2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi ultrasonografi transabdominal dalam menilai malignitas tumor ovarium pra bedah. Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Metode penelitian uji diagnostik bersifat cross sectional, dilakukan selama empat bulan dari Oktober 2013 sampai Januari Total sampel 46 perempuan dengan tumor ovarium yang dioperasi dan didapatkan hasil histopatologi, berumur antara tahun. Pemeriksaan USG transabdominal untuk menilai karakteristik gambaran USG tumor ovarium, kemudian dengan sistem skoring dapat ditentukan sifat ganas dan jinak dari tumor ovarium. Hasil diagnosis USG transabdominal dibandingkan dengan hasil histopatologi. Sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan akurasi serta nilai diagnostik USG transabdominal dapat ditentukan dengan hasil histopatologi sebagai standar baku. Analisis statistik yang dilakukan berdasarkan skala pengukuran yaitu uji chi-square,analisis regresi logistik, kurva ROC dan uji akurasi. Hasil penelitian ini menunjukkan USG transabdominal memiliki ketepatan diagnostik yang cukup tinggi dalam menilai malignitas tumor ovarium dengan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. Kata kunci : USG transabdominal, tumor ovarium Abstract This study aims to determine the accuracy of transabdominal ultrasound in assessing ovarian tumor malignity before surgery. The research was conducted at the Radiology Department of dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital in Makassar for four months, October 2013 until January It used the cross sectional diagnostic test study method. The samples were 46 women with ovarian tumor. They aged between years old, already had the surgery, and gained hystopathoogical diagnosis. Ttransabdominal ultrosound examination was conducted to assess the ovarian tumor characteristic. Furthermore, the scoring system was used to determine the malignity and benignity of ovarian tumor. The result of transabdominal ultrosound diagnosis wase compared with histopathological result. Sensitivity, spesifisity, positive predictive value, negative predictive value, accuracy and diagnostic value of transabdominal ultrasound were determined based on the histopathological result as a standard. The statistical analysis was conducted by using chi-square test, logistic regression analysis, ROC curve and accuracy test. The results reveal that the accuracy level of transabdominal ultrasound is high enough in assessing ovarian tumor malignity with sensitivity of 96%, specificity of 81%, positive prediction of value 85,7%, negative prediction value of 94,4% and accuracy of 89,1%. Keywords: Transabdominal ultrasound, ovarian tumor. 2

3 PENDAHULUAN Salah satu dari kanker ginekologik adalah kanker ovarium yang merupakan keganasan organ viseral dan paling mematikan serta dianggap sebagai silent killer wanita saat ini. Pengenalan dini kanker ovarium stadium awal berdasarkan pemeriksaan fisik saja tidak cukup sehingga perlu dilengkapi pemeriksaan lain seperti USG, CT-scan, MRI dan petanda tumor. (Kim, 2004; Berek, 2006) Di Indonesia kanker ovarium menempati urutan ke-6 (7%) atau urutan ke-3 (9,4%) dari semua keganasan yang ditemukan pada wanita. Keganasan ini paling sering terjadi pada usia tahun atau sekitar 25,3%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ditemukan kasus keganasan ginekologik dengan 13,6% diantaranya adalah kanker ovarium. Di Makassar, berdasarkan data Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun menunjukkan insiden kanker ovarium adalah 8,61% dari semua tumor ginekologik. Kanker ovarium yang paling banyak ditemukan adalah jenis epitelial, yaitu sekitar 80%-90% dari semua jenis kanker ovarium. Meskipun dapat juga berasal dari sel lain yang terdapat di ovarium. (Busmar, 2006; Cunat 2004; Masadah, 2001; Moka dkk., 2007) Ultrasonografi (USG) tanpa diragukan lagi adalah teknik pencitraan diagnostik yang paling sering digunakan dalam diagnosis banding tumor adneksa. USG adalah teknik non invasif dengan biaya relatif rendah dan ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien. Pada dasarnya, gambaran morfologi tumor ovarium berdasarkan USG berkorelasi dengan gambaran makroskopik berdasarkan hasil patologi. Korelasi ini telah dibuktikan dengan baik. Namun, pada kebanyakan kasus, akibat variasi ekstrim karakteristik makroskopik tumor ovarium membuat sulit menegakkan diagnosis histologis yang tepat dari gambaran USG. Selain itu, teknik USG sangat tergantung operator, sehingga pengalaman pemeriksa sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dalam hal sensitifitas dan spesifisitas. Untuk mengatasi keterbatasan ini, dianjurkan penggunaan sistem skor berdasarkan gambaran USG. Sistem penilaian ini didasarkan pada penggunaan beberapa parameter sonografi, masing-masing dengan nilai sesuai dengan fitur yang ditentukan dan dengan nilai cutoff untuk mengkategorikan tumor sebagai jinak atau ganas. (Sadek, 2006). Granberg tahun 1990 melakukan penelitian sederhana menggunakan USG menilai malignitas tumor ovarium berdasarkan ada tidaknya penonjolan papiler padat dan menyimpulkan bahwa risiko keganasan pada tumor yang terdapat penonjolan papiler padat lebih dari 50%. Sassone tahun 1991 mengembangkan sistem skor menggunakan USG transvaginal dalam menilai malignitas tumor ovarium. Sistem skor itu mengevaluasi struktur dinding dalam, ketebalan dinding, septa dan ekogenitas tumor. Pada penelitian ini dilaporkan 3

4 spesifisitas 83%, sensitifitas 100%, nilai prediksi positif 37% dan nilai prediksi negatif 100%. (Sadek, 2006). Lerner pada tahun 1994 melanjutkan penelitian dari Sassone dengan menambahkan variabel shadowing. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa ketebalan dinding dan shadowing tidak signifikan. Sensitifitas 96%, spesifisitas 77%, nilai prediksi positif 29,4% dan nilai prediksi negatif 99,6%. (Sadek, 2006). Penggunaan USG Color Doppler dimungkinkan untuk menilai vaskularisasi tumor. Meskipun kegunaannya masih kontroversial, tapi laporan meta-analisis menunjukkan bahwa penggunaan tambahan USG Color Doppler dapat menurunkan tingkat positif palsu dari hasil evaluasi morfologi tumor. Alcazar tahun 2003 dengan sistem skor mengkombinasikan parameter gambaran USG (tanpa menilai ascites) dan Color Doppler (dengan menambahkan color flow) dalam penelitiannya. (Valentin dkk., 2005; Sadek, 2006) Hasil histopatologi digunakan sebagai baku emas (gold standard), dengan menggunakan teknik standar yaitu pemotongan parafin/potong beku (frozen section) yang telah lama digunakan dan telah diterima kesesuaiannya (accuracy) untuk digunakan dalam klinis termasuk kelainan ginekologik. (Busmar, 2006; Moka dkk., 2007). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui akurasi USG transabdominal sebagai prediktor malignitas tumor ovarium pra bedah. METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di bagian Radiologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan Oktober 2013 sampai Januari Penelitian ini merupakan uji diagnostik menggunakan metode cross sectional. Populasi dan Sampel Didapatkan sampel sebanyak 46 penderita dengan tumor ovarium yang datang ke bagian Radiologi untuk dilakukan USG selanjutnya dilakukan operasi dan pemeriksaan histopatologi. Penderita tumor ovarium berumur tahun yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Sampel penelitian diperoleh dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan Sampel Penderita dengan kecurigaan tumor ovarium yang dikirim dari poliklinik kandungan dengan tujuan dilakukan USG. Terlebih dahulu pasien diberi penjelasan/infirmed consent tentang penelitian yang akan dilakukan. Terhadap pasien kemudian dilakukan USG transabdominal, hasil USG dinilai dan ditentukan masuk dalam kriteria inklusi atau eksklusi. 4

5 Bila masuk dalam kriteria inklusi maka menunggu hasil histopatologi setelah pembedahan dilakukan. Setelah hasil histopatologi didapatkan dilakukan analisis data. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria inklusi pada pasien ini adalah Semua penderita yang didiagnosis dengan tumor ovarium berdasarkan USG transabdominal yang direncanakan operasi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologi dan bersedia mengikuti penelitian. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah Penderita tumor ovarium berdasarkan USG transabdominal dengan ukuran tumor < 5 cm dan penderita yang tidak didapatkan hasil histopatologi atau hasil yang tidak representatif. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif Pasien tumor ovarium adalah orang yang memiliki tumor ovarium berdasarkan USG transabdominal. Struktur inner wall adalah struktur dinding dalam dari tumor yang ditentukan dengan USG transabdominal. Kriteria objektif: Smooth/ ireguler jika tebalnya < 3 mm dan papiler jika tebalnya 3 mm. Shadowing adalah bayangan hipoekoik/hitam dibelakang massa tumor akibat adanya kalsifikasi ditentukan dengan USG transabdominal. Septa adalah helai jaringan tipis yang melintasi kavitas kista dari permukaan satu ke sisi kontralateral, ditentukan dengan USG transabdominal. Kriteria objektif : tipis bila ukuran 3 mm dan tebal jika > 3 mm. Ekogenitas adalah derajat kehitaman gambar yang didapatkan sesuai kepadatan jaringan, ditentukan dengan USG transabdominal. Ascites adalah cairan dalam cavum peritonium yang ditentukan berdasarkan USG transabdominal. Permukaan adalah dinding luar dari tumor yang ditentukan berdasarkan USG transabdominal. Hubungan dengan jaringan sekitar adalah dampak dari tumor terhadap struktur sekitar yang ditentukan berdasarkan USG.Gambaran pembuluh darah adalah gambaran vaskuler intra tumoral yang ditentukan berdasarkan USG transabdominal Color Doppler. PSV (peak sistole velocity) adalah kecepatan aliran puncak sistol diukur dengan USG transabdominal Color Doppler. Kriteria objektif : PSV rendah jika < 10 cm/s dan PSV tinggi jika 10 cm/s. RI (resistive index) adalah indeks tahanan vaskuler intratumor, diukur dengan USG transabdominal Color Doppler. Kroteria objektif : RI rendah jika 0,45 dan RI tinggi jika > 0,45. Histopatologi adalah pemeriksaan imunohistokimia dengan pembuatan blok parafin oleh ahli patologi. Kategori hasil yang didapatkan sebagai jinak dan ganas. 5

6 Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik chi-square, analisis regresi logistik, kurva ROC dan uji akurasi. Hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL PENELITIAN Karakteristik umum subjek penelitian yaitu penderita tumor ovarium, berusia tahun. Pada tabel 1 memperlihatkan sebaran karakteristik sampel penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa usia rata-rata 42 tahun, usia termuda 14 tahun dan usia tertua 79 tahun. Berdasarkan status pernikahan menunjukkan 12 (26,1%) orang berstatus belum/tidak menikah dan 24 (73,9%) orang sudah menikah, dimana 16 (24,8%) orang dengan paritas 0, 11 (23,9%) orang dengan paritas 1, dan 9 (19%) dengan paritas 2. Status menopause dari 46 penderita didapatkan 30 (63,2%) orang belum menopause dengan rentang usia tahun dan 16 (34,8%) orang sudah menopause dengan rentang usia tahun. Hasil histopatologi didapatkan jinak sebanyak 21 (45,7%) orang dengan rata-rata usia 39 tahun sedangkan ganas sebanyak 25 (54,3%) orang dengan rata-rata usia 44 tahun. Tabel 2 menunjukkan gambaran hasil USG transabdominal berupa jumlah penderita tumor ovarium dengan struktur dinding tumor yang smooth sebanyak 52%, sedangkan yang papiler 48%. Tidak ada Shadowing sebanyak 80%, tidak ada septa/septa tipis 54%, mix/hiperekoik 78%, tidak ada ascites 61%, permukaan tumor ireguler 60%, hubungan dengan struktur sekitar normal 56%, gambaran vaskuler simple 84% dan PSV>10/RI 0,45 sebanyak 45%. Tabel 3 menunjukkan uji bivariat antara gambaran USG transabdominal dengan hasil histopatologi. Dengan uji chi-square memperlihatkan 4 karakteristik yang paling bermakna secara signifikan (P = 0,00) dengan nilai koefisien kontingensi yang paling tinggi yaitu PSV/RI (P=0,00, KK=0,66), Permukaan (P=0,00, KK=0,61), Ascites (P=0,00, KK=0,54) dan dinding dalam (P=0,00, KK=0,52). Tabel 4 menunjukkan nilai AUC (diagnostik) berbagai parameter diagnostik. Dengan uji regresi logistik dan kurva ROC memperlihatkan parameter diagnostik dinding dalam + ascites memberikan nilai diagnostik yang paling kecil (91,1%). sedangkan parameter diagnostik dinding dalam+ascites+psv/ri memberikan nilai diagnostik paling besar (99,4%) dibandingkan parameter diagnostik yang lain 6

7 Tabel 5 menunjukkan hasil skor berdasarkan USG transabdominal dan histopatologi. Dari uji akurasi menemukan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa akurasi ultrasonografi dalam menilai malignitas tumor ovarium pra bedah cukup tinggi dengan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sassone dkk pada tahun 1991 menggunakan USG transvaginal yang mendapatkan sensitivitas 100% dan spesifisitas 83%. (Sadek, 2006) Yang cukup berbeda dari penelitian oleh Sassone dkk adalah nilai prediksi positif yaitu 37% sedangkan pada penelitian ini didapatkan 85,7% dengan nilai prediksi negatif yaitu 94,4%. Artinya bahwa apabila USG transabdominal mendeteksi tumor ovarium ganas maka 85,7% kemungkinan penderita tersebut memiliki tumor ovarium ganas dan apabila USG transabdominal mendeteksi tumor ovarium jinak maka kemungkinan 94,4% penderita tersebut memiliki tumor ovarium jinak. Perbedaan nilai prediksi positif pada penelitian oleh Sassone dkk dengan penelitian ini mungkin disebabkan penambahan pemeriksaan Color Doppler berupa variabel gambaran vaskuler dan PSV/RI pada penelitian ini. Hal ini bersesuaian dengan penelitian Kinkel dkk. (2007) yang mendapatkan bahwa penggunaan tambahan USG Color Doppler menurunkan tingkat positif palsu dari hasil evaluasi morfologi tumor. Indikator Pulsatily Index dan Resistive Index (RI) biasanya menurun pada neovaskularisasi malignan (Webb, 2007). Nilai akurasi atau ketepatan diagnostik pada penelitian ini juga cukup tinggi yakni sebesar 89,1% tidak berbeda jauh dengan penelitian yg dilakukan oleh Alcazar tahun 2003 yang juga memasukkan variabel PSV dan RI dalam penelitiannya. (Sadek, 2006) Berdasarkan hasil uji regresi logistik dan kurva ROC memperlihatkan berbagai nilai diagnostik (Nilai AUC) dari 11 parameter diagnostik yang diuji. Parameter diagnostik dinding dalam+ascites dengan nilai diagnostik terendah (91,1%), sedangkan parameter diagnostik berupa dinding dalam+ascites+psv/ri memberikan nilai diagnostik tertinggi yaitu 99,4%. Dari semua nilai diagnostik, parameter diagnostik yang menambahkan pemeriksaan Color Doppler (PSV/RI) terjadi peningkatan nilai diagnostik antara 5-9% dibandingkan jika hanya menggunakan gambaran Grey Scale USG. Temuan tentang tingginya nilai diagnostik Color Doppler di beberapa penelitian sebelumnya pernah dilaporkan antara lain oleh Zagreb dan Fleischer dengan sensitifitas 100% (Tekay dkk., 2002). 7

8 Selain itu, hasil penelitian terkait paritas menunjukkan kejadian tumor ovarium terbanyak pada penderita dengan paritas 0 (34,8%), kemudian paritas 1 (23,9%), dan paritas 2 (19,6%). Sedangkan penderita dengan paritas lebih dari 4 kejadian tumor ovarium kurang dari 5%. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan tingginya kasus tumor ovarium pada paritas 0 dan rendahnya kasus pada paritas banyak. (Barlett, 2006) Manfaat dari penelitian ini menjelaskan tentang pentingnya peranan USG transabdominal sebagai modalitas radiologi non invasif untuk memprediksi malignitas tumor ovarium pra bedah. Kesulitan pada penelitian ini yaitu memerlukan pengalaman, ketelitian dan kemampuan operator dalam mengevaluasi morfologi tumor serta kesulitan dalam pengukuran PSV dan RI tumor karena vaskularisasi tumor merupakan struktur yang kecil sehingga memerlukan ketelitian. KESIMPULAN DAN SARAN USG transabdominal memiliki akurasi yang cukup tinggi dalam menilai malignitas tumor ovarium dengan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. Beberapa parameter diagnostik USG transabdominal seperti dinding dalam, ascites, permukaan dan PSV/RI dapat dijadikan acuan dalam menentukan malignitas tumor ovarium dengan nilai diagnostik yang cukup tinggi. Penambahan USG Color Doppler meningkatkan nilai diagnostik USG transabdominal 5-9% dalam menilai malignitas tumor ovarium. Penelitian selanjutnya mengenai akurasi ultrasonografi transabdominal perlu dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar atau dengan modalitas radiologi yang lain untuk menilai malignitas tumor ovarium. DAFTAR PUSTAKA Barlett J.M.S. (2006). Ovarian Cancer Methods and protocols. Totowa-New Jersey: Humana Press Inc. Berek J.S. (2006). Ovarian Cancer. Dalam: Hacker & Moore editor. Novak's Gynecology. 13 th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Busmar B. (2006). Kanker Ovarium. Dalam: Aziz M. F., Andrijono & Saifuddin A. B. editor. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Ed 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo. Cunat S. (2004). Estrogens and Epithelial Ovarian Cancer. Gynecol Oncol. 62: Kim K.A. (2004). Benign Ovarian Tumors with Solid and Cystic Components That Mimic Malignancy. American Journal Radiology Kinkel K.( 2007). Ovarian masses : Characterization of benign Ovarian Lesion. Berlin. P

9 Masadah R. (2001). Registrasi kanker di bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun Makassar. Moka S.C. (2007). Etiology and Pathogenesis of Epithelial Ovarian Cancer Disease Markers. Gynecol Oncol. 23: Sadek S.M. (2006). Evaluation of a new scoring system to differentiate benign from malignant adnexal mass in comparison with other scoring systems. Zagazig University Faculty of Medicine Tekai A. & Jouppila P. (2002). Validity of pulsatily and resistance indices in classification of adnexal tumors with transvaginal color Doppler ultrasound. Ultrasound Obstet. Gynecol Valentin L., Timmerman D., Bourne T.H., Collins W.P., & Vergote I. (2005). Term, Definition and Measurements to Describe the Sonographic Features of Adnexal Tumors: a Consensus Opinion from the International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) group. Ultrasound Obstet Gynecol.16: Webb J.A. (2007). Ultrasound in Ovarian Carcinoma. Dalam: Reznek R. editor. Cancer of the Ovary. Cambridge University: London. P

10 Lampiran Tabel 1. Distribusi karakteristik demografi dan hasil histopatologi penderita tumor ovarium berdasarkan usia, status pernikahan, paritas, status menopause Karakteristik Jumlah Ratarata Deviasi Std. Min Maks N % (Thn) (Thn) (Thn) (Thn) Umur ,0 Status Pernikahan Belum menikah 12 26, ,2 Sudah menikah 34 73, ,7 Paritas (anak) , , , , , , , , Status Menopause Belum menopause 30 65, ,8 Sudah menopause 16 34, ,6 Histopatologi Jinak 21 45, ,0 Ganas 25 54, ,1 Sumber: Data primer 10

11 Tabel 2. Distribusi karakteristik gambaran USG transabdominal Hasil USG Distribusi Struktur Gambaran Jumlah (n) Persentase (%) Dinding tumor Smooth Papiler Shadowing Tidak ada Ada 9 20 Septasi Tidak ada/tipis Tebal > 3mm Ekogenitas An/hipoekoik Mix/hiperekoik Ascites Tidak ada Ada Permukaan Tu. Reguler Irreguler Hub. Sekitar Normal Abnormal Gamb vaskuler Simple Kompleks 6 13 PSV/RI PSV<10/RI > 0, PSV>10/RI 0, Sumber: Data primer. 11

12 Tabel 3. Uji Bivariat antara gambaran USG transabdominal dengan Hasil Histopatologi No Variabel P Koefisien Kontingensi 1 Dinding dalam 0,00 0,52 2 Shadowing 0,04 0,39 3 Septasi 0,06 0,37 4 Ekogenitas 0,00 0,49 5 Ascites 0,00 0,54 6 Permukaan 0,00 0,61 7 Hubungan dengan sekitar 0,31 0,14 8 Gambaran pembuluh darah 0,16 0,34 9 PSV/RI 0,00 0,66 Sumber: Data primer (Analisis Chi-square) 12

13 Tabel 4. Nilai AUC (diagnostik) berbagai parameter diagnostik Parameter Diagnostik Nilai CI 95% P AUC Minimal Maksimal Dinding+Ascites 91,1 0,00 81,7 100 Dinding+Permukaan 92,3 0,00 83,3 100 Dinding+PSV/RI 99,1 0,00 97,5 100 Ascites+Permukaan 92,7 0,00 84,4 100 Ascites+PSV/RI 97,7 0,00 93,0 100 Permukaan+PSVRI 96,9 0,00 91,6 100 Dinding+Ascites+Permukaan 94,6 0,00 87,1 100 Dinding+Ascites+PSV/RI 99,4 0,00 98,1 100 Ascites+Permukaan+PSV/RI 97,4 0,00 92,4 100 Dinding+Permukaan+PSVRI 98,8 0,00 96,5 100 Dinding+Ascites+Permukaan+PSV/RI 99,0 0,00 96,9 100 Sumber: Data primer (Uji regresi logistik dan kurva ROC) 13

14 Tabel 5. Hasil USG dan Histopatologi untuk menentukan nilai sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi serta akurasi. Hasil USG Hasil Histopatologi Kategori Ganas (n) Jinak (n) Total Ganas (n) Jinak (n) Total Sumber: Data primer 14

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium Max Rarung Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Rumah Sakit Prof. Dr. R. D.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin pada tubuh manusia yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triodotironin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kanker payudara merupakan masalah kesehatan pada wanita di seluruh dunia. Di Amerika, kanker payudara merupakan kanker dengan frekuensi paling banyak pada wanita dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II Pande Made Angger Parameswara Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia. Angka kejadian kanker payudara meningkat lebih dari 20% sejak tahun 2008.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan tindakan pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan kasus apendisitis akut sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu observasional, analitik, studi kasus kontrol untuk melihat perbandingan akurasi skor wells dengan skor padua dalam memprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker merupakan

Lebih terperinci

Ovarian Cysts: A Review

Ovarian Cysts: A Review Ovarian Cysts: A Review Cheryl Horlen, BCPS University of the Incarnate Word Feik School San Antonio, Texas 7/20/2010 US Pharm. 2010;35(7):HS-5-HS-8 Kista ovarium adalah penyebab umum dari prosedur bedah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan sebagai massa yang teraba pada payudara. Penyakit pada payudara biasanya ditunjukkan dengan adanya massa pada payudara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui akurasi diagnostik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan diagnosis penyakit pasien. Penegakkan diagnosis ini berperan penting

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG American Thyroid Association (2014) mendefinisikan nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena pertumbuhan abnormal jaringan tiroid. Nodul tiroid merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal 66 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RS dr. Kariadi Semarang sejak bulan Juli

Lebih terperinci

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA PERBANDINGAN KADAR SOLUBLE fms-like TYROSINE KINASE 1 (sflt1) SERUM KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA Amillia Siddiq, Johanes C.Mose,

Lebih terperinci

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015 Akurasi Diagnosa FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Dibandingkan dengan Pemeriksaan Histopatologi pada Tumor Tiroid (Studi Kasus di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Malang Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK TESIS Universitas Andalas Oleh: Reno Muhatiah 1250305210 Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %, BAB I PENDAHULUAN Nodul tiroid merupakan permasalahan yang sering dijumpai dalam masyarakat dengan angka kejadian yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pada banyak penelitian dikemukan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak dari yang seharusnya dan seringkali akan membuat tonjolan massa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Ovarium Tumor ovarium merupakan neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium,yang mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari jaringan asalnya. Kanker ovarium biasanya

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi tumor payudara di Instalasi Patologi Anatomi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 3. Iqbal TR. Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium di RSUP H. Adam Malik periode Januari Desember

DAFTAR PUSTAKA. 3. Iqbal TR. Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium di RSUP H. Adam Malik periode Januari Desember DAFTAR PUSTAKA 1. Backer VV. Premalignant & Malignant disorders of the Ovaries & Oviducts. In: DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, editors. Current Diagnosis and Treatments in Obstetrics and

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional 55 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dengan kekhususan pada penelitian uji diagnostik. Sumber data penelitian menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ginekologi. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

" The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings "

 The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings ABSTRACT " The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings " Puji Sulastri, Bambang Hariwiyanto, Sagung Rai Indrasari Departement of Otorhinolaryngology

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya page 1 / 5 EDITORIAL BOARD empty page 2 / 5 Table of Contents No Title Page 1 Perbandingan Ekspresi P16ink4a antara Pap Smear Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion dengan High Grade Squamous Intraepithelial

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN OLEH : HARTATI PANJAITAN

HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN OLEH : HARTATI PANJAITAN HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN 2011-2014 OLEH : HARTATI PANJAITAN 120100175 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infertilitas dalam arti klinis didefinisikan sebagai Ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk menghasilkan konsepsi setelah satu tahun melakukan hubungan seksual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

MODIFIKASI INDEKS RISIKO KEGANASAN SEBAGAI MODALITAS DIAGNOSTIK PREOPERATIF UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR OVARIUM : SUATU UJI DIAGNOSTIK

MODIFIKASI INDEKS RISIKO KEGANASAN SEBAGAI MODALITAS DIAGNOSTIK PREOPERATIF UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR OVARIUM : SUATU UJI DIAGNOSTIK MODIFIKASI INDEKS RISIKO KEGANASAN SEBAGAI MODALITAS DIAGNOSTIK PREOPERATIF UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR OVARIUM : SUATU UJI DIAGNOSTIK dr. I B Upadana Pemaron, Sp.OG BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. GAMBARAN VALIDITAS INDEKS MENTZER DAN INDEKS SHINE & LAL PADA PENDERITA β-thallassemia MAYOR

ABSTRAK. GAMBARAN VALIDITAS INDEKS MENTZER DAN INDEKS SHINE & LAL PADA PENDERITA β-thallassemia MAYOR ABSTRAK GAMBARAN VALIDITAS INDEKS MENTZER DAN INDEKS SHINE & LAL PADA PENDERITA β-thallassemia MAYOR Nathanael Andry Mianto, 2013 Pembimbing : dr. Christine Sugiarto, Sp.PK, dr. Adrian Suhendra, Sp.PK,

Lebih terperinci

Pemeriksaan Radiologi untuk Deteksi Kanker Ovarium

Pemeriksaan Radiologi untuk Deteksi Kanker Ovarium Pemeriksaan Radiologi untuk Deteksi Kanker Ovarium Ni Made Putri Suastari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia ABSTRAK Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi terbanyak

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2009-2012 I Gusti Ayu M Prita Dewi 1, Putu Anda Tusta Adiputra 2 1 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Sub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Lima jenis kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kista coklat ovarium adalah salah satu entitas atau jenis kista ovarium yang paling sering ditemukan para klinisi dalam bidang obstetri dan ginekologi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA THE RELATIONSHIP BETWEEN WOMEN AGE RELATED COITARCHE AND THE LENGTH OF

Lebih terperinci

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik

Lebih terperinci

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 26 Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari 23 - Desember 25 Imanuel T. Gea 2 Maria F. Loho 3 Freddy W.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fatty adalah akumulasi triglycerid lemak lainnya di hepatosit. Paling umum disebabkan peningkatan enzim. Penyebab yang mendasari fatty dapat berhubungan alkohol

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.

Lebih terperinci

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2 PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 05 SAMPAI JULI 06 Velisitas A. M. Potes, E. Suparman, B. J. Laihad Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT Bagian Obstetri

Lebih terperinci

SISTEM SKORING SUBGRUP DARI INTERNATIONAL OVARIAN TUMOR ANALYSIS (IOTA) UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR ADNEKSA

SISTEM SKORING SUBGRUP DARI INTERNATIONAL OVARIAN TUMOR ANALYSIS (IOTA) UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR ADNEKSA SISTEM SKORING SUBGRUP DARI INTERNATIONAL OVARIAN TUMOR ANALYSIS (IOTA) UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR ADNEKSA Oleh : dr. I B Upadana Pemaron, SpOG BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNUD/RSUP SANGLAH

Lebih terperinci

VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR ORIGINAL ARTICLE VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR Dewi Prima Christian 1, I Gede Suwedagatha 2, Nyoman Golden 3, I Ketut Wiargitha 2 1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Penelitian ini meliputi penentuan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 Adindha, 2012; Pembimbing I : Laella K. Liana, dr., Sp. PA., M. Kes. Pembimbing II : Rimonta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGKAT KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR DAN ADEKUASI HASIL APUSAN PAP SMEAR

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGKAT KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR DAN ADEKUASI HASIL APUSAN PAP SMEAR KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGKAT KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR DAN ADEKUASI HASIL APUSAN PAP SMEAR ANTARA PERAWAT DENGAN DOKTER SPESIALIS OBSTETRI-GINEKOLOGI DI LABORATORIUM CITO YOGYAKARTA Disusun

Lebih terperinci

Uji Diagnostik Utrasonografi Gray Scale Dibandingkan dengan Histopatologi pada Karsinoma Payudara Tipe Invasif di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Uji Diagnostik Utrasonografi Gray Scale Dibandingkan dengan Histopatologi pada Karsinoma Payudara Tipe Invasif di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung ARTIKEL PENELITIAN Uji Diagnostik Utrasonografi Gray Scale Dibandingkan dengan Histopatologi pada Karsinoma Payudara Tipe Invasif di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung HARI SOEKERSI, ERNY RAFIQAH Departemen/SMF

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (BAJAH) DALAM MENDIAGNOSIS KANKER PAYUDARA YANG DIKONFIRMASI DENGAN HASIL PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

IKHTISAR PUSTAKA TUMOR OVARIUM: PREDIKSI KEGANASAN PRABEDAH

IKHTISAR PUSTAKA TUMOR OVARIUM: PREDIKSI KEGANASAN PRABEDAH IKHTISAR PUSTAKA TUMOR OVARIUM: PREDIKSI KEGANASAN PRABEDAH I NYOMAN GEDE BUDIANA Divisi Onkologi-Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar ABSTRAK Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011- DESEMBER 2011 Christone Yehezkiel P, 2013 Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Pembimbing II :

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ovarium merupakan bentuk neoplasma yang paling sering ditemukan pada wanita. Sekitar 80% merupakan tumor jinak dan sisanya adalah tumor ganas ovarium (Crum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu penyebab paling umum pada kasus akut abdomen yang memerlukan tindakan pembedahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.

Lebih terperinci

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nodul tiroid adalah masalah klinis umum pada masyarakat dan kejadian nodul tiroid telah meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan ultrasonografi tiroid

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan Prosiding SNaPP011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:089-358 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO PROTEIN KREATININ URIN SEWAKTU DENGAN PROGhIOSIS KE3ERHASILAN TERAPI HIPERTENSI PADA PREEKLAMPSIA

HUBUNGAN RASIO PROTEIN KREATININ URIN SEWAKTU DENGAN PROGhIOSIS KE3ERHASILAN TERAPI HIPERTENSI PADA PREEKLAMPSIA HUBUNGAN RASIO PROTEIN KREATININ URIN SEWAKTU DENGAN PROGhIOSIS KE3ERHASILAN Tesis Universitas Andalas *1 'Oleh ANDRI SYAHRIL ABIDIN -----...-.- No. CHS 16680 Pembimbing Dr, H. Pelsi Sulaini, SpOG (K)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di seluruh dunia, kanker ovarium adalah kanker keenam yang paling sering didiagnosis. Sekitar dua pertiga wanita yang menderita kanker ovarium didiagnosis dengan stadium

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 Gizella Amanagapa, 2015 Pembimbing : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.kes., PA(K) Dr. Teresa L.W., S.Si., M.kes.,

Lebih terperinci

KORELASI ULTRASONOGRAFI NODUL TIROID TIRADS DENGAN HASIL HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA STRUMA NODULER

KORELASI ULTRASONOGRAFI NODUL TIROID TIRADS DENGAN HASIL HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA STRUMA NODULER KORELASI ULTRASONOGRAFI NODUL TIROID TIRADS DENGAN HASIL HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA STRUMA NODULER CORRELATION THYROID NODULAR ULTRASONOGRAPHY TIRADS WITH HISTOPATHOLOGY RESULT ON NODULAR GOITRE PATIENTS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Intensive Cardiovascular Care Unit dan bangsal perawatan departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Disusun Oleh: AFIF ARIYANWAR 20130310063 Telah disetujui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross sectio dengan menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang terdokumentasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan pada bagian tubuh tertentu. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum

BAB I. Pendahuluan. Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum 1 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum perempuan. Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis kanker, termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Obstetri Ginekologi. A.2. Ruang Lingkup Wilayah dan Waktu Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 TESIS VALIDITAS DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 JIMMY NIM 0914028203 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan kasus keganasan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronik yang terjadi pada arteri akibat adanya disfungsi endotel. Proses ini ditandai oleh adanya timbunan plak yang

Lebih terperinci

KESESUAIAN GAMBARAN CT SCAN TORAKS DENGAN SITOLOGI CAIRAN PLEURA DALAM MENILAI MALIGNITAS EFUSI PLEURA

KESESUAIAN GAMBARAN CT SCAN TORAKS DENGAN SITOLOGI CAIRAN PLEURA DALAM MENILAI MALIGNITAS EFUSI PLEURA KESESUAIAN GAMBARAN CT SCAN TORAKS DENGAN SITOLOGI CAIRAN PLEURA DALAM MENILAI MALIGNITAS EFUSI PLEURA SUITABILITY OF THORACIC CT SCAN IMAGE WITH PLEURAL FLUID CYTOLOGY IN PLEURAL EFFUSIONS ASSESSING MALIGNITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

Karakteristik Pasien Adenomiosis dengan Gambaran Ultrasonografi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode

Karakteristik Pasien Adenomiosis dengan Gambaran Ultrasonografi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode eissn 2615-496X Karakteristik Pasien Adenomiosis dengan Gambaran Ultrasonografi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode 2015 2016 Meice Fitrina, Hartanto Bayuaji, Tita Husnitawati Madjid, Edwin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data 28 BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari Arsip Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSUPN-CM Jakarta berupa data sekunder tumor ovarium primer tahun 1997-2006. Data tersebut diambil untuk menjawab

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015

ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya

Lebih terperinci

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO NILAI DIAGNOSTIK OSTEOPOROSIS SELF-ASSESMENT TOOL FOR ASIANS TERHADAP DUAL ENERGY X-RAY ABSORBTIOMETRY DALAM PENAPISAN OSTEOPOROSIS STUDI PADA WANITA POST MENOPAUSE Daniel Yoga Kurniawan 1, Tanti Ajoe

Lebih terperinci

F. ANFASHA E. PRIMASTARI F. RUNTULALO G.A. IRDAM G. PRIYONUGROHO W. HASTININGSIH J.M.S. ADJIE* C. WAWOLUMAYA**

F. ANFASHA E. PRIMASTARI F. RUNTULALO G.A. IRDAM G. PRIYONUGROHO W. HASTININGSIH J.M.S. ADJIE* C. WAWOLUMAYA** Vol 32, No 3 Juli 2008 Uji tapis depresi menggunakan mini ICD-10 167 Uji tapis depresi menggunakan mini ICD-10 dan faktor-faktor yang berhubungan pada pasien dengan keganasan ginekologi di Rumah Sakit

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks ---------------------------------------------------------------------- Dr. John Wantania, SpOG, IBCLC Lesi prakanker serviks telah dikenal luas di seluruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini merupakan desain penelitian crosssectional atau uji potong lintang untuk mengetahui hal-hal mengenai tumor

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci