(Nomer Statistik Sekolah) No , dan NPSN (Nomer Pokok. Sekolah Nasional) No diperoleh dari pemerintah pusat.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Nomer Statistik Sekolah) No , dan NPSN (Nomer Pokok. Sekolah Nasional) No diperoleh dari pemerintah pusat."

Transkripsi

1 48 (Nomer Statistik Sekolah) No , dan NPSN (Nomer Pokok Sekolah Nasional) No diperoleh dari pemerintah pusat. Dengan mempunyai nomer-nomer tersebut berarti sekolah yang bersangkutan yaitu SD Kristen Kasimpar telah berstatus sekolah yayasan, dan sampai saat ini terakreditasi B. Adapun visi dan misi SD Kristen Kasimpar adalah sebagai berikut: VISI : Keimanan dan ketaqwaan, bangkit, tumbuh, berkembang dan inovatif. Misi : a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Komitmen dalam menjalankan tugas sesuai dengan kebijakan yang digariskan. c. Menjalin hubungan yang sinergi dengan lingkungan sekitar. d. Meningkatkan SDM kependidikan. e. Meningkatkan pelayanan f. Menjadi suri tauladan dalam berperilaku g. Membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur. SD Kristen Kasimpar yang berdiri tahun 1946, saat ini memiliki 5 ruang kelas, satu ruang guru dan satu gedung perpustakaan.tiga ruang kelas dalam kondisi baik demikian juga gedung perpustakaannya dalam kondisi baik sedang dua ruang kelas dan satu ruang guru dalam kondisi yang tidak layak digunakan (rusak). Tetapi sekarang semua kelas maupun ruang guru sudah dalam kondisi baik setelah adanya rehabilitasi ruang kelas rusak berat yang dilaksnakan pada bulan juni 2013 lalu. Setelah mengadakan penelitian dengan metode observasi, siswa aktif yang terdaftar di dalam buku induk siswa berjumlah 44 anak yang terdiri dari

2 49 21 beragama Kristen dari Kasimpar 14 anak dan dari Kayupuring 7 anak. Sedangkan 23 yang beragama Islam dari Kasimpar 7 anak dan dari Kayupuring 16 anak. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini: Tabel I Daftar Siswa SD Kristen Kasimpar Tahun Ajaran Kelas Asal Agama Kasimpar Kayupuring Kristen Islam I II III IV V VI Jumlah Melihat data pada tabel tersebut, bahwa antara siswa Islam dan Kristen hampir imbang yaitu 23 siswa Islam dan 21 siswa Kristen. Sebelum didirikannya SD Kecil Kasimpar rata-rata siswa yang sekolah di SD Kristen Kasimpar 40% Kristen dan 60% Islam. Dalam suatu lembaga pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Faktor guru dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh

3 50 karena itu, guru harus bertanggungjawab terhadap siswanya dalam mengatur lingkungan dan membimbing aktivitas siswanya. Untuk mengetahui civitas akademik di SD Kristen Kasimpar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II Daftar Civitas Akademik SD Kristen Kasimpar No. Jabatan Agama 1. Kepala sekolah Kristen 2. Guru kelas I-VI Kristen 3. Guru penjas Islam 4. Petugas perpus Islam Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas guru di SD Kristen Kasimpar beragam Kristen, karena guru kelas semua dipegang oleh guru Kristen, dan untuk guru agama dirangkap sekalian oleh guru kelas, yang berarti guru kelas mengajarakan pendidikan agama yaitu agama Kristen. Sebelum masuk di SD Kristen Kasimpar setiap guru khususnya yang beragama Kristen dibekali dengan pendidikan agama terlebih dahulu sehingga guru agama otomatis sebagai guru kelas. Saat mengajarkan pendidikan agama di kelas seorang guru telah betulbetul memahami materi yang diajarkan walaupun bukan guru khusus agama. Karena adanya tuntutan guru kelas harus merangkap menjadi guru agama sehingga mau tidak mau harus mendalami materi agama yang akan diajarkan kepada murid-muridnya. Saat pembelajaran agama anak-anak sangat antusias

4 51 untuk mengikutinya. Tidak berbeda halnya dengan siswa muslim juga antusias untuk mengikuti pembelajaran agama walaupun agama yang diajarkan pendidikan agama Kristen. Saat itu materi agama yang diajarkan tentang kisah-kisah Nabi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak sangat senang kalau diajar cerita-cerita atau kisah-kisah Nabi, apalagi dengan anak SD masih suka mendengarkan cerita. B. Kebijakan Pendidikan Agama di SD Kristen Kasimpar Pendidikan agama di SD Kristen Kasimpar yaitu semua siswa diberikan agama Kristen, karena kebijakan pendidikan SD Kristen Kasimpar dari yayasan Kristen yang berarti pendidikan agama sesuai dengan yayasannya yang mengampu yaitu yayasan Kristen. Materi pendidikan Kristen dibuat oleh MGMP Kabupaten oleh guru-guru agama Kristen. Masalah pendidikan yang diajarkan misalnya pendidikan agama Kristen hanyalah sekedar ilmu bukan untuk mengkristenkan. Siswa Islam misalnya memperoleh pendidikan agama Kristen hanya untuk pengetahuan atau pengalaman mereka bukan untuk tujuan mengkristenkan mereka. Semua itu tergantung dari didikan tauhid dari orang tua masing-masing. Dari pengalaman bertahun-tahun belum ada siswa Islam yang masuk agama Kristen karena sekolah di SD Kristen, semuanya kembali pada ketauhidan masing-masing. Dengan penyamarataan dengan pemberian agama Kristen khususnya bagi siswa Islam, dari orang tua murid Islam juga sudah menyadari bahwa

5 52 pendidikan agama yang diberikan kepadanya anaknya di sekolah yaitu pendidikan agama Kristen. Seperti penuturan Ibu SR salah satu wali murid SD Kristen Kasimpar menuturkan bahwa: Saya sudah tahu kalau anak saya di sekolah diajar agama Kristen, yaa tidak apa-apa namanya saja sekolah Kristen pasti agamanya Kristen. Yang penting kalau sore mau mengaji. Dengan pemberian agama Kristen di sekolah setiap wali murid khususnya wali murid Islam sudah menyadarinya, yang terpenting bagi mereka pada saat di rumah anak-anak mau mengaji atau belajar agama di masjid. Karena pelajaran agama di sekolah hanya sebagai ilmu atau pengetahuan saja. Bagi orang tua hanya menginginkan anaknya belajar dengan baik, misalnya waktu di sekolah berarti waktunya menuntut ilmu, apabila di rumah berarti mengikuti ajaran yang diterapkan di rumah yaitu kembali kepada aqidahnya. Seperti penuturan Ibu KH salah satu wali murid SD Kristen Kasimpar menuturkan bahwa: Kalau anak di sekolah yaa biarkan menuntut ilmu tapi kalau sudah pulang yaa saatnya di rumah, pelajaran di sekolah misalnya diajarkan agama Kristen yaa jangan diingat-ingat sampai rumah, itu hanya pengetahuan saja. Tetapi kadang sampai rumah misalnya pulang sore anak tidak mau mengaji alasannya capai mau mengerjakan PR. Sehingga bagi orang tua harus ekstra hati-hati dalam membimbing akidah anaknya, karena dikhawatirkan aqidah anak akan melenceng. Walaupun belum ada kejadian siswa Islam masuk Kristen. Untuk mendukung pelaksanaan pendidikan agama di SD Kristen Kasimpar yaitu terpenuhinya perangkatan pembelajaran yang digunakan.

6 53 Sebagaimana pernyataan Bapak BA, selaku kepala sekolah sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut: Tersedianya sarana prasarana yaitu buku-buku agama Kristen, KKG (Kelompok Kerja Guru) agama, yaitu pertemuan guru agama Kristen untuk membahas persoalan-persoalan materi pendidikan agama Kristen. Kurikulum dan lain-lain, seperti prota, promes, silabus. Dan juga alur pembelajaran, dengan melaksanakan pendidikan agama berdasarkan kurikulum dari pemerintah, dan didukung buku-buku yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Senada dengan yang dikatakan bapak BA, bapak MA memberikan pernyataan bahwa: Bahwa materi pendidikan agama berdasarkan kurikulum agama Kristen dari pemerintah yang mengeluarkan Kemenag. Sekolah tidak pernah membuat materi sendiri, materi semuanya diperoleh dari Kemenag yang dibuat oleh guru-guru agama Kristen. Semata-mata pengajaran pendidikan agama Kristen bagi anak Islam bukan untuk mengintervensi mereka untuk memeluk agama Kristen, tetapi hanya sebagai ilmu belaka. Pendidikan agama untuk satu minggunya ada dua kali pertemuan, yaitu pendidikan agama Kristen secara umum tentang akhlak, budi pekerti dan sebagainya, kemudian pemahaman Al-Kitab yang membahas tentang ceritacerita nabi. Seperti pernyataan IK siswa kelas VI memberikan pernyataan bahwa: Dalam seminggu ada dua kali pertemuan untuk pendidikan agama, hari selasa yaitu pendidikan agama Kristen secara umum, kemudian untuk hari kamis yaitu pemahaman Al-Kitab yang biasanya membahas tentang cerita-cerita nabi. Tetapi dalam prakteknya tidak sesuai dengan jadwal yang tertera kadang dalam satu minggu tersebut tidak ada mata pelajaran agama karena terpotong dengan mata pelajaran yang lain. Seperti yang diutarakan Bapak BA, sebagai berikut:

7 54 Biasanya dalam satu minggu tidak ada mata pelajaran agama karena dalam pengelolaan pembelajaran kurang sistematis yaitu dalam manajemen waktu. Dengan tidak adannya pembagian waktu yang sistematis menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama. Seperti yang diutarakan Bapak BA, sebagai berikut: Kendala yang biasa dihadapi yaitu tidak teraturnya jam pelajaran misal matematika jam 1-2 tapi kenyataannya molor sampai jam ke-3, jadi sudah saatnya ganti pelajaran tetapi belum, akibatnya pelajaran yang seterusnya akan tertinggal. Untuk mengantisipasi dengan adanya waktu yang kurang sistematis, walaupun sudah ada jadwal yang tertera, dalam pembelajaran agama ini diajarkan secara integral atau dikaitkan dengan pelajaran yang lain sesuai kurikulum 2013 yang dipakai saat ini. Seperti penuturan Bapak MA dalam transkrip wawancara berikut ini: Untuk jam pelajaran agama kadang-kadang diajarkan karena misalnya di dalam pelajaran PKn menyinggung masalah kerukunan tetangga secara tidak langsung juga dikaitkan dengan pembelajaran agama secara integral, karena guru kelas merupakan guru agama. Selain adanya waktu yang kurang sistematis juga banyaknya kegiatan baik siswa maupun guru sehingga pelajaran kebanyakan juga terpotong, terutama dalam pembelajaran agama. Seperti penuturan Bapak MA dalam transkrip wawancara berikut ini: Banyaknya kegiatan sehingga dapat memotong jam pelajaran. Baik kegiatan siswa maupun kegiatan guru dapat memotong jam pelajaran. Misalnya kegiatan siswa yaitu latihan pesta siaga, karena latihan pesta siaga dilaksanakan setelah istirahat jadi pelajaran setelah istirahat secara otomatis terpotong. Adapun untuk kegiatan guru misalnya ada rapat guru di dinas, jadi kelas yang ditinggalkan harus ada guru pengganti tapi biasanya guru yang menggantikan hanya semaunya sendiri hanya

8 55 diberi tugas saja yang penting anak tidak ribut, jadi pelajaran yang seharusnya dijelaskan akhirnya dilewati saja otomatis juga terpotong. Selain dari kurangnya pemanajemenan waktu yang kurang sistematis juga kurangnya informasi dari pusat apabila terjadi suatu perubahan-perubahan sering tertinggal, misalnya perubahan buku ajar yang digunakan. Seperti yang diutarakan Bapak BA, selaku kepala sekolah sebagai berikut: perubahan-perubahan yang sering ketinggalan baik dalam perubahan materi maupun perubahan buku yang digunakan. Buku yang kurang memadai dikarenakan jangkauan dengan pusat terlalu jauh. Dilihat dari dua sisi tersebut yang menjadi kendala hanya masalah materi saja yang kurangnya pembagian waktu secara sistematis dan jauhnya jangkauan dengan pusat. Sebagaimana penuturan bapak MA, dalam transkrip wawancara sebagai berikut: Bahwa sebenarnya tidak ada kendala dalam pembelajaran agama, hanya masalahnya dalam pembagian waktu saja. Karena dari pihak sekolah tidak pernah mengintervensi anak, misalnya memaksa anak untuk mengikuti ajaran Kristen. Pemberian pelajaran agama Kristen hanya sebagai ilmu saja dengan tujuan hanya untuk mengisi nilai rapor. Orang tua juga memahami dengan kebijakan tersebut karena orang tua sudah menyadari bahwa di SD Kristen otomatis pelajaran agama yang diberikan agama Kristen sesuai dengan labelnya. Berdasarkan hasil wawancara tersebut berarti pendidikan agama semuanya memperoleh pendidikan agama Kristen, dan bagi siswa Islam tidak merasa keberatan apabila mendapatkan pendidikan agama Kristen. Seperti pernyataan siswa kelas VI yaitu RE sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut: Saya tidak keberatan apabila mendapatkan pendidikan agama Kristen, karena ingin mendapat ilmu dan tidak memandang agama walaupun berbeda asalkan rukun.

9 56 Senada dengan yang dikatakan RE, ER memberikan pernyataan bahwa: Saya tidak keberatan apabila diajarkan agama Kristen, karena yang kami inginkan hanya mendapat nilai baik dan tidak membeda-bedakan agama lain dan kami tetap rukun. Berdasarkan pernyataan siswa bahwa siswa tidak keberatan apabila diajarkan agama Kristen karena pada dasarnya memang tidak ada guru selain guru Kristen. Jadi, semua guru kelas di SD Kristen Kasimpar beragama Kristen, karena guru kelas otomatis juga guru agama. Sehingga tidak mencari guru agama dari luar. Selain itu juga menjalani otonomi sekolah yang berada di bawah naungan yayasan Kristen. Seperti penuturan Bapak BA, dalam transkrip wawancara sebagai berikut: Pada dasarnya memang tidak ada usaha mencari guru Islam karena sekolah swasta berhak mengembangkan kswastaan dan itu diberi kebebasan dari atasan karena sesuai yayasan yang mengampunya yaitu yayasan Kristen jadi agama yang diajarkan adalah agama Kristen. Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa siswa tidak membedabedakan agama atau memandang agama, yang siswa inginkan hanyalah hidup rukun dan bersatu. Kalau disesuaikan dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, Bab V Pasal 12 Ayat 2 menegaskan bahwa Setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yag dianutnya dan diajarkan oleh pendidikan yang seagama. Tetapi kenyataan di SD Kristen Kasimpar ini tidak sesuai undang-undang tersebut, karena berbagai kebijakan dan dengan alasan lain karena mengembangkan otonomi keswastaannya, di mana SD Kristen Kasimpar berada di bawah

10 57 naungan yayasan Kristen. Hal ini seperti yang dikatakan Bapak BA dalam kutipan wawancara berikut: SD Kristen Kasimpar menjalankan otonomi kswastaannya karena kebijakan dari UPT, otonomi sekolah tergantung dari yayasan yang mengelola. Kalau sekolah negeri sesuai ART/AD, secara otomatis sesuai dengan otonomi yang berlaku. Misalnya saja di sekolah NU yaa berarti mata pelajaran agama yang diajarkan pasti agama Islam, baik itu ada siswa Kristen maupun Konghucu. Karena pada dasarnya sesuai yayasan yang mengelola. Senada dengan yang dikatakan bapak BA, bapak MA memberikan pernyataan bahwa: SD Kristen Kasimpar menjalankan pendidikannya sesuai dengan ciri khas kswastaan yang diatur dalam GBHN salah satu pasalnya menyebutkan bahwa sekolah swasta berhak mengembangkan ciri khas kswastaannya. Dalam pembelajaran sifatnya bukan dogma tetapi hanya ilmu. Kurikulum yang digunakan dari menteri agama bekerjasama dengan BIMAS Kristen Protestan. Dalam pembelajaran sehari-hari biasanya ada toleransi bagi yang beragama Islam, misalnya hari Jumat pulang lebih awal jam 11 sudah pulang, agar yang muslim dapat menjalankan salat Jumat. Selain pada hari Jumat misalnya ada les atau jam tambahan diberi waktu setengah jam untuk salat zuhur dan makan. Seperti apa yang disampaikan oleh bapak BA, selaku kepala sekolah bahwa: Tetap ada toleransi untuk menjalankan ibadah, diberi kesempatan untuk ibadah, tetapi tergantung anaknya mau melaksanakan atau tidak. Kalau hari Jumat paling maksimal jam 11 sudah selesai. Untuk mengetahui jadwal kepulangan di SD Kristen Kasimpar dapat dilihat pada jadwal pelajaran berikut ini. Tabel III Jadwal Pelajaran SD Kristen Kasimpar

11 58 N Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu o Upacara Matematik Pend. Matem IPA PJOK a Agama atika PKn Matematik Pend. Matem IPA PJOK a Agama atika PKn Matematik Pend. IPA SBK PJOK a Agama Istirahat Istirahat Istiraha t Istiraha t Istirah at Istirah at B. Jawa IPS B. Indones IPA B. Indon PJOK ia B. Jawa IPS B. Indones ia Istrirahat Istirahat Istiraha t SBK PAK Mulok sek SBK PAK Mulok sek B. Indones ia Istiraha t IPS SBK esia B. Indon esia KKG Istirah at KKG KKG Tetapi kebanyakan siswa misalnya ada les atau jam tambahan, waktu istirahatnya hanya digunakan untuk makan saja, karena dengan alasan waktunya mepet dan pak guru tidak menyuruh untuk sholat, sehingga siswa takut apabila ketinggalan lesnya, karena les biasanya dimulai jam dua tepat. Dan apabila akan melaksanakan sholat harus ke masjid warga yang jaraknnya jauh dengan sekolah, karena di sekolah tidak ada tempat untuk ibadaha. Hal ini seperti yang dikatakan RE berikut: Diberi kelonggaran waktu ibadah, biasanya hari Jumat jam sebelas sudah pulang. Tetapi misalnya les selesai pelajaran biasa jam dua belas, mulai les jam setengah satu sampai setengah dua, cuma diberi waktu makan tok. Misalnya mau sholat harus ke masjid, masjidnya jauh dari sini. Yaa kadang sholat dhuhur di rumah kalau gak malas.

12 59 Senada dengan yang dikatakan RE, IK memberikan pernyataan bahwa: Iyaa kadang diberi waktu makan saja, tidak disuruh sholat dulu. Tapi pada saat pelajaran agama biasanya mengingatkan jangan lupa ibadahnya, bagi yang beragama muslim sholat lima waktu, cuma pada saat jam pelajaran agama saja. Dengan berpedoman bahwa usia anak SD masih harus memperoleh bimbingan, misalnya di sekolah berarti Bapak atau Ibu guru yang membimbing terutama dalam menjalankan ibadahnya. Mungkin pada saat pelajaran sudah sering disinggung, tetapi pada saat menjalankan tidak ada teguran atau suruhan untuk menjalankan, secara otomatis siswa tidak menjalankannya karena merasa tidak ada yang membimbing atau menyuruhnya. Ditambah dengan tempat ibadahnya jauh dengan sekolah. C. Kebijakan Pendidikan Ekstrakurikuler di SD Kristen Kasimpar Pendidikan ekstrakuruikuler merupakan upaya pemantapan, pengayaan, dan perbaikan nilai-nilai, norma serta pengembangan bakat, minat, dan kepribadian peserta didik. Akan tetapi, di SD Kristen Kasimpar tidak ada pendidikan ekstrakurikuler agama. Seperti penuturan MM siswa kelas VI, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut: Di sini tidak ada ekstrakurikuler agama, adanya renungan pagi setelah upacara setiap hari senin. Jadi, untuk meningkatkan keberagamaan siswa yaitu dengan diadakannya renungan pagi, dalam agama Islam biasa disebut kultum

13 60 (kuliyah tujuh menit) sebelum jam pelajaran. Sebagaimana penuturan ibu RN, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut: Bahwa untuk ekstrakurikuler agama di SD Kristen Kasimpar memang tidak ada, untuk meningkatkan keberagamaan siswa selain memperoleh pendidikan agama selain pada saat jam pelajaran yaitu diadakan renungan bersama di setiap kelas sebelum mulai pelajaran ada renungan pagi. Selain itu hari senin pagi setelah upacara renungan bersama dari kelas I sampai kelas VI. Melalui renungan pagi inilah siswa dapat meningkatkan keberagamaannya atau dapat mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain juga untuk menumbuhkan semangat siswa dalam menuntut ilmu, karena renungan pagi ini dilsaksanakan sebelum jam pelajaran dimulai. Biasanya di sekolah negeri yang sudah maju diadakan ekstrakurikuler agama, tetpi di SD Kristen ini tidak ada. Berikut pernyataan Bapak BA sebagai kepala sekolah SD Kristen Kasimpar: Tidak ada ekstrakurikuler agama, karena yang umum saja waktunya tidak cukup, apalagi seperti agama sudah cukup jam pembelajarannya pada KBM. Selain itu karena pendidikan agama sebagai ilmu bukan sebagai keterampilan seperti pramuka atau olahraga, sehingga sudah menjadi pelajaran pokok. Didaftar penilaian rapor saja pendidikan agama berada ditingkat yang paling atas. Meskipun tidak ada ekstrakurikuler agama siswa tetap mengikuti renungan pagi yang sudah diadakan dari pihak sekolah. Setelah upacara siswa langsung menuju ruang kelas III dan IV yang biasa digunakan untuk renungan bersama. Salah satu dari beberapa guru memimpin renungan pagi yang diawali dengan do a bersama, bagi siswa muslim pada saat berdoa hanya menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Renungan pagi itu

14 61 biasanya menceritakan kisah-kisan nabi terdahulu, seperti nabi Isa atau nabi Musa. Semua siswa mengikutinya dengan tenang sampai acara selesai. D. Perayaan Hari Besar di SD Kristen Kasimpar Selain diadakan renungan pagi, setiap setahun sekali ada perayaan natal bersama yang diadakan di sekolah. Perayaan natal tersebut sebagai ciri khas bahwa SD tersebut adalah SD Kristen.Seperti penuturan KM siswa kelas V, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut: Pada saat hari natal ada perayaan natal di sekolah, yaa saya ikut karena teman-teman juga ikut semua. Tidak ada perayaan yang lain selain natal. Untuk meningkatkan kerukunan beragama di SD Kristen ini merayakan natal bersama setiap setahun sekali, dan diikuti oleh semua siswa baik Kristen maupun Islam. Seperti penuturan bu RN, sebagaimana transkrip wawancara sebagai berikut: Setiap setahun sekali pada saat perayaan hari natal, di sekolah juga merayakan hari natal bersama yang diikuti oleh semua siswa baik Kristen maupun Islam. Selain perayaan natal tidak ada perayaan hari besar yang lain, cuma natal saja. Jadi, perayaan hari natal ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI karena bertujuan untuk menghormati sesama, atau menghormati agama lain. Dengan tidak ada tujuan yang lain, misalnya mendoktrin atau mengintervensi anak. Berikut pernyataan bapak BA sebagai kepala sekolah SD Kristen Kasimpar: Dalam perayaan natal ini dilaksnakan pada semester ganjil, tutup tahun, dan sekaligus pembagian hasil belajar semester ganjil. Selain itu juga sebagai ciri atau kekhasan bahwa sekolah ini adalah

15 62 sekolah Kristen gitu. Misalnnya saja di sekolah Islam pada saat bulan Ramadhan pasti ada pesantren kilat, tidak jauh berbeda dengan sekolah Kristen apabila pada saat perayaan natal yaaa pasti merayakan natal. Untuk pelaksanaannya tidak ada paksaan, tetapi semua siswa mengikutinya sampai akhir karena sekalian dengan pembagian hasil belajar. Dari sinilah siswa dididik untuk menghormati satu sama lain, dengan cara tidak membeda-bedakan agama, agar kelak menjadi orang yang berbudaya menghormati satu sama lain. Dengan cara menghormati tersebut bukan berarti disuruh atau dipaksa untuk memeluk agama Kristen. Hanya sekedar sebagai ilmu atau pengetahuan saja, tidak ada misi lain misalnya mengintervensi anak atau mendoktrin anak untuk memeluk agama Kristen. Karena sepulang dari sekolah anak kembali kepada ketauhidan masing-masing sesuai ajaran orang tua di rumah.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Guna terlaksananya kegiatan PPL dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh mahasiswa untuk

Lebih terperinci

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdiri Seiring dengan tekad dan perjuangan Nahdlotul Ulama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

Hari Sekolah. Permendikbud Nomor 23 Tahun Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Juni

Hari Sekolah. Permendikbud Nomor 23 Tahun Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Juni Hari Sekolah Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Juni 2017 1 Mengapa Perlu Penguatan Pendidikan Karakter? KECENDERUNGAN GLOBAL URGENSI PENGUATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah BAB IV ANALISA DATA A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Keadaan kerukunan di Desa Balonggarut antara Islam dan Hindu masuk dalam kategori damai tanpa konflik. Meskipun dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA BANDA ACEH NOMOR: 421.3/A.1/8558.a TENTANG KALENDER PENDIDIKAN T.P. 2017/2018 BAGI SATUAN PENDIDIKAN DALAM KOTA BANDA ACEH KEPALA DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti tidak mengalami kendala

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 516 dan SMP Kartika IV-10, sebelah barat adalah Makodam V Brawijaya, tepatnya di

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 516 dan SMP Kartika IV-10, sebelah barat adalah Makodam V Brawijaya, tepatnya di BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. Profil SMA Kartika IV-3 Surabaya 1. Lokasi SMA Kartika IV-3 Surabaya SMA Kartika IV-3 Surabaya berada di sebelah timur terminal angkutan umum Bratang. Sekolah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan 5 BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang unggul untuk menghantarkan peserta didik yang handal dalam berdakwah, mencetak

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG A. Sejarah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Al- Hidayah Madrasah Diniyah Takmiliyah

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA 1. Responden : Kepala Sekolah/Guru 2. Hari/tgl/waktu :.. 3. Tempat : Pertanyaan: 1. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir SMP Negeri 9 memiliki prestasi yang membanggakan. Langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SMP Negeri 5 Ambarawa 1. Visi SMP Negeri 5 Ambarawa Visi dari SMP Negeri 5 Ambarawa adalah Membentuk manusia yang berbudi luhur, beriman, terampil dan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas Latar Belakang 1. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan, bahwa pendidikan nasional

Lebih terperinci

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 1 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 2 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Visi dan Misi Sekolah SD Hati Kudus

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Visi dan Misi Sekolah SD Hati Kudus BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Sekolah Sekolah hati kudus beralamat di Alamat: Jl Jelambar Kav Polri Bl D-15/1, Jelambar, Grogol Petamburan. Sekolah ini memiliki 2 kelas di setiap tingkatan

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL Universitas Negeri Yogyakarta LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL F02 untuk mahasiswa Nama Lokasi : MAN YOGYAKARTA III Nama Mahasiswa : Fatihatun Hasanah Alamat Lokasi : Jalan Magelang Km.4 Telp. (0274) 513613

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Muhammadiyah 6 SD Muhamadiyah 6 beralamat di Jl. Kelayan B Timur Gg. Baja Desa Kelayan Timur kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK A. Profil Orang tua Orang tua adalah figur yang pertama kali mendidik anak. Berpangkal pada kenyataan bahwa pendidikan bermula di lingkungan keluarga.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 265 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN BAGI RAUDHATUL ATHFAL DAN MADRASAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO

PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO TAHAP AWAL PENELITIAN 1. Mengisi buku tamu serta menyerahkan surat ijin

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang besar dalam kemajuan suatu bangsa, hal ini karena pendidikan merupakan pilar penerang persaingan di jaman yang serba modern.

Lebih terperinci

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Lampiran 1. TRANSKRIP OBSERVASI Kode : 01 Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Jam : 06.45 Disusun jam Topik yang diobservasi : 19.30 WIB : Pembiasaan sholat dhuha Transkrip Observasi Setiap pagi sebelum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya merupakan metode

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) serta

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN TUBAN

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN TUBAN SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN TUBAN Kepala Yth : 1. Sdr. Kepala UPTD Dikpora Kecamatan 2. Sdr. Pengawas Pendikan PAI/Madrasah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru

BAB V PENUTUP. Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa penjelasan di atas, terkait implementasi Pendidikan Agama Islam Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru Sidoarjo dan SMP Khadijah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Pengajaran mikro dilaksanakan

Lebih terperinci

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : /

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : / 40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya Kecamatan Kemiling, Telp: 0721 271385 3. NSS/NPSN : 102126013021/10814724

Lebih terperinci

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul PEDOMAN DOKUMENTASI 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul 3. Daftar Siswa SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul 4. Daftar Guru SMA Muhammadiyah Kasihan

Lebih terperinci

1. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN - Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran. - Satu tahun pelajaran dilaksanakan dalam 2

1. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN - Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran. - Satu tahun pelajaran dilaksanakan dalam 2 Pengertian ; Peraturan akademik adalah seperangkat aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua komponen sekolah yang terkait dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang kurikulum dan kegiatan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Kepala Yth : 1. Sdr. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH 2017 SALINAN - 1 - KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI

Lebih terperinci

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SD NEGERI 2 SLATRI HARI TANGGAL HIJRIYAH KEGIATAN ٨ شعبان ١٤٣٢ Penerimaan Peserta Didik Baru

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SD NEGERI 2 SLATRI HARI TANGGAL HIJRIYAH KEGIATAN ٨ شعبان ١٤٣٢ Penerimaan Peserta Didik Baru KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SD NEGERI 2 SLATRI HARI KE HARI TANGGAL HIJRIYAH KEGIATAN 1 Jumat 01-07-2011 ٣٠ رجب ١٤٣٢ 2 Sabtu 02-07-2011 ١ شعبان ١٤٣٢ 3 Minggu 03-07-2011 ٢ شعبان ١٤٣٢ 4

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN A. Profil SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin adalah salah satu sekolah swasta dengan akreditasi A. Sekolah ini memiliki NSS 104156002086. Sekolah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG 31 BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG A. Sejarah Berdirinya MI Islamiyah Kluwih Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Kluwih berdiri pada tahun 1964 tepatnya pada tanggal 4 Januari

Lebih terperinci

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) / BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) sgifis48@gmail.com 08128533491/0817804183 Tujuan Umum : Mewujudkan Visi dan Misi SMAN 48 Tujuan Khusus : Meningkatkan Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Letak Geografis MA Al-Istiqamah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA Al-Istiqamah yang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Letak Geografis MA Al-Istiqamah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA Al-Istiqamah yang BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MA Al-Istiqamah Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MA Al-Istiqamah yang beralamat di Jl. Kali Martapura

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Negara yang berdemokratis dan bertanggung jawab.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Negara yang berdemokratis dan bertanggung jawab. 105 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data hasil penelitian yang meliputi gambaran umum MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang, pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22 BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian 1. Sejarah Singkat PSBR Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa Pendidikan Nasional di samping

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 47 2004 SERI E 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. 1. Penerapan tugas Dosen Penasehat akademik dalam membimbing mahasiswanya bidang akademik.

BAB V ANALISA DATA. 1. Penerapan tugas Dosen Penasehat akademik dalam membimbing mahasiswanya bidang akademik. 161 BAB V ANALISA DATA A. Analisis Hasil Penelitian 1. Penerapan tugas Dosen Penasehat akademik dalam membimbing mahasiswanya bidang akademik. Pembinaan akademik ini bertujuan memberikan motivasi dan bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN 67 BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN A. Analisis Proses Penanaman Nilai Kejujuran Melalui Buku

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan mengenai motivasi belajar membaca Al-Qur an siswa, strategi guru Al-Qur an Hadits dalam menumbuhkan motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : - KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat, dan karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Program kerja ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Proposal

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Lapas Klas I Kedungpane

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN 2015 2016 OLEH: KEPALA SEKOLAH SMPN 05 BATU DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 05 BATU (STATE JUNIOR HIGH SCHOOL) Jl. Lapangan Lemah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

Struktur Kurikulum 2013 MI

Struktur Kurikulum 2013 MI MADRASAH IBTIDAIYAH Struktur Kurikulum 2013 MI MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER-MINGGU I II III IV V VI Kelompok A 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur an Hadis 2 2 2 2 2 2 b. Akidah Akhlak 2 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib

Lebih terperinci

BIDANG SEKSI KURIKULUM DAN PENILAIAN SEKSI KURIKULUM DAN PENILAIAN SEKSI SEKSI PESERTA DIDIK SEKSI PESERTA DIDIK DAN PEMBANGUNAN KARAKTER

BIDANG SEKSI KURIKULUM DAN PENILAIAN SEKSI KURIKULUM DAN PENILAIAN SEKSI SEKSI PESERTA DIDIK SEKSI PESERTA DIDIK DAN PEMBANGUNAN KARAKTER BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET BIDANG PAUD DAN PEND. NONFORMAL

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang

BAB IV GAMBARAN UMUM. Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil SD Negeri 2 Waringinsari Timur 4.1.1 Sejarah SD Negeri 2 Waringinsari Timur Sekolah Dasar Negeri 2 Waringinsari Timur merupakan satu dari 4 sekolah yang berada dipekon Waringinsari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari permasalah terkait dengan fokus penelitian diatas dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya: Dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga

Lebih terperinci