BAB II LANDASAN TEORI. Sepanjang kehidupan manusia dari mulai tangisan pertama ketika baru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Sepanjang kehidupan manusia dari mulai tangisan pertama ketika baru"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prestasi Belajar Pengertian Belajar Sepanjang kehidupan manusia dari mulai tangisan pertama ketika baru lahir sampai hembusan nafas penutup umur merupakan rangkaian proses belajar yang tidak terputus. Banyak orang yang telah mendefinisikan apa itu belajar menurut versinya masing-masing. Cronbach (Sardiman : 2006) berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian Howard L.Kingskey (Djamarah: 2002) mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Sedangkan belajar menurut Slameto (2010:2) secara psikologis adalah Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Skinner dalam Dimyati (2002:9) menyatakan belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku. Wittig (Muhibbin: 1995) mengatakan bahwa belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu 8

2 9 organisme sebagai hasil pengalaman. Hal senada juga dikemukakan oleh Gagne (S.Sagala: 2007) mendefinisikan bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang kemudian diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah siswa tersebut mengalami kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar adalah suatu ukuran keberhasilan dalam kegiatan belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sebagaimana menurut teori Loree (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: ) yakni dengan mengembalikannya kepada tiga komponen atau unsur utama dari proses belajar mengajar yaitu komponen S (Stimulus) O (Organisme) R (Response), yang digambarkan secara sistematik sebagai berikut:

3 10 Instrumen Input (guru, metode, media, bahan sumber, sarana dan prasarana) Raw Input (IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap/perilaku, kebiasaan) LEARNING TEACHING PROCESS Expected Output (Hasil belajar yang diharapkan) Environment Input (Sosial, fisik, kultural) Gambar 2.1 Komponen Proses BelajarMengajar Prestasi belajar merupakan perubahan yang terdapat dalam diri individu akibat dari belajar yang dimanifestasikan ke dalam pola tingkah laku dan perbuatan, skill serta pengetahahuan. Prestasi belajar juga merupakan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh seseorang dalam periode tertentu. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri yang oleh Bloom dikelompokkan kedalam tiga kawasan, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang merupakan aktualisasi dari potensi yang dimilikinya. Berhasil tidaknya seseorang meraih prestasi belajarnya

4 11 tergantung dari banyak hal. Bloom dengan teori taksonominya mengatakan dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter pengajaran yang meliputi pengajar dan fasilitas belajar. Dalam penelitian ini prestasi merupakan akumulasi dari hasil belajar yang telah dicapai selama satu semester. Nilai itu terdiri dari nilai UTS dan UAS Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini: Menurut Muhibbin (2002:144), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri) - Aspek fisiologis Tonus jasmani, mata dan telinga. - Aspek psikologis Intelegensi, sikap/perilaku, minat, bakat dan motivasi. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar) - Lingkungan sosial Keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya. - Lingkungan nonsosial Rumah, sekolah, peralatan, alam dan sebagainya.

5 12 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Sedangkan menurut Slameto (2010:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah: a) Faktor-faktor intern - Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. - Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. - Faktor kelelahan baik secara jasmani maupun rohani. b) Faktor-faktor ekstern - Lingkungan keluarga - Lingkungan sekolah - Lingkungan masyarakat Ngalim Purwanto (2006:15) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa setiap orang adalah sebagai berikut : a. Faktor luar - lingkungan : alam dan sosial - instrumental : kurikulum/bahan pelajaran, kemampuan guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen. b. Faktor dalam - Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indera - Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif.

6 13 Berdasarkan penjelasan di atas yang sesuai dengan latar belakang permasalahan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut dalam penelitian ini dibatasi pada minat dan perilaku belajar mahasiswa Indikator Prestasi Belajar Menurut Muhibbin Syah (2002:216) bahwa pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan hasil belajar. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa, sangat sulit. Hal ini disebabkan, perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar: Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi A. Ranah Cipta (Kognitif) 1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan; 2. Dapat membandingkan; 3. Dapat menghubungkan. 1.Tes lisan; 2.Tes tertulis; 3.Observasi. 2. Ingatan 3. Pemahaman 1. Dapat menyebutkan; 2. Dapat menunjukkan kembali. 1. Dapat menjelaskan; 2. Dapat mendefinisikan dengan 1.Tes lisan; 2.Tes tertulis; 3.Observasi. 1.Tes lisan; 2.Tes tertulis.

7 14 Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi lisan sendiri. 4. Aplikasi/Penerapan 5. Analisis (Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti) 6. Sintesis (Membuat paduan baru dan utuh) 1. Dapat memberikan contoh; 2. Dapat menggunakan secara tepat. 1. Dapat menguraikan; 2. Dapat mengklasifikasikan / memilah-milah. 1. Dapat menghubungkan materimateri, sehingga menjadi kesatuan baru; 2. Dapat menyimpulkan; 3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum) 1.Tes tertulis; 2.Pemberian tugas; 3.Observasi. 1.Tes tertulis; 2.Pemberian tugas. 1.Tes tertulis; 2.Pemberian tugas. B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan 2. Sambutan 1. Menunjukkan sikap menerima; 2. Menunjukkan sikap menolak. 1. Kesediaan berpartisipasi / terlibat; 2. Kesediaan memanfaatkan. 1.Tes Tertulis; 2.Tes skala sikap 3.Observasi 1.Tes skala sikap; 2.Pemberian tugas; 3.Observasi 3. Apresiasi (Sikap menghargai) 4. Internalisasi (Pendalaman) 1. Menganggap penting dan bermanfaat; 2. Menganggap indah dan harmonis; 3. Mengagumi. 1. Mengakui dan meyakini; 2. Mengingkari. 1.Tes skala penilaian sikap; 2.Pemberian tugas; 3.Observasi. 1.Tes skala sikap 2.Pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan atau ramalan).

8 15 Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi 5. Karakterisasi 1. Melembagakan atau 1.Pemberian tugas (Penghayatan) meniadakan; ekspresif dan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari. proyektif; 2.Observasi. C. Ranah Karsa (Psikomotor) 1. Keterampilan bergerak dan bertindak Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. 1.Observasi; 2.Tes tindakan. 2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal (Sumber: Muhibbin Syah, 2002: ) 1. Kefasihan melafalkan / mengucapkan; 2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani. 1.Tes lisan; 2.Observasi; 3.Tes tindakan. Indikator yang sering digunakan dalam mengukur prestasi dalam akuntansi adalah ranah cipta (kognitif) dengan menggabungkan pemahaman terhadap materi dengan aplikasi langsung dalam studi kasus. Berdasarkan tabel indikator di atas yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata dari hasil UTS dan UAS mahasiswa yang berasal dari ranah kognitif dengan penilaian tes tertulis. 2.2 Minat Belajar Pengertian Minat Belajar Minat merupakan aspek dari kepribadian yang tidak hanya tumbuh, tapi dapat pula dikembangkan, hal ini dikarenakan minat berhubungan dengan kesiapan mental seseorang dan mempunyai peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan. Minat dalam bahasa Inggris disebut interest diartikan sebagai Interest is curiosity of concern or the condition of wanting to know, learn about or take part in something (Hornby, As: 1980). Dari definisi ini sudah jelas bahwa minat berhubungan dengan hal-hal yang menyenangkan dan tanpa

9 16 paksaan. Minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan dengan memberikan perhatian secara terusmenerus diikuti rasa senang. Hal ini berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti rasa senang. Evan K.M (1975: 382) mengungkapkan Interest is the result of the social and physical environment in which the individual grow-up. Jadi bisa diartikan bahwa minat merupakan hasil bentukan dari interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara fisik maupun sosial. Sedangkan Spranger dalam Blum (1976: 384) mengemukakan minat dikelompokkan sebagai berikut: minat sosial, minat ekonomi, minat teoritis, minat estetis, minat agama, dan minat politik. Sehubungan dengan itu Surya, M (1979: 75) mengemukakan bahwa minat individu itu terdiri dari tiga macam, yaitu: Minat volunteer, yaitu minat yang timbul secara sukarela, timbul dengan sendirinya dari dalam individu tanpa ada pengaruh yang disengaja dari pihak luar. Minat involunter, yaitu minat yang timbul karena pengaruh dari pihak luar. Pengaruh ini sengaja diciptakan dalam usaha menumbuhkan minat. Dan minat nonvolunter, yaitu minat yang timbul karena adanya paksaan dari seseorang. Biasanya minat ini tidak bertaha lama. Sedangkan ciri-ciri minat menurut Sukartini S.P (1981: 65) minat dapat diamati dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan atau objek yang disenangi. Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Hurlock, E.B (1990: 368) untuk mengetahui minat seseorang dapat dilakukan dengan memperhatikan hal yang ditanyakan, hal yang dibicarakan pada waktu-waktu tertentu, apa yang ia baca, dan apa yang ia lukis atau gambar secara spontan.

10 Indikator Minat Belajar Super & Krites (Dewi Suhartini, 2001:25) menganalisa beberapa hal yang menjadi indikator dari minat: 1. Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu 2. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi 3. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi 4. Usaha untuk merealisasikan keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Slameto (2010:180) bahwa: Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui pertisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Pendapat tersebut menegaskan bahwa minat dapat dilihat dari bagaimana siswa dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah indikator-indikator minat sebagaimana diuraikan di atas yang meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya. Minat yang diungkapkan melalui penelitian ini adalah minat mahasiswa terhadap mata kuliah Manajemen Keuangan.

11 Perilaku belajar Pengertian Perilaku Belajar Muhibbin Syah (1995: 139) mengemukakan bahwa Pendekatan belajar yang dilakukan siswa berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Pendekatan belajar dipahami sebagai strategi atau cara yang digunakan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi pembelajaran tertentu. Kemudian pendapat Lawson dalam Muhibbin Syah (1995: 139) mengungkapkan bahwa Pendekatan belajar siswa dapat dilihat dari perilaku belajar atau kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kata perilaku mengandung makna bahwa semua aktivitas yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu (Krech et al. dalam Amiruzzahri Amin : 2000). Semua aktivitas yang dimaksud adalah segala yang ditanggapi, yang dipikirkan, yang dirasakan, mengaktifkan kebiasaan yang lama dan menghasilkan kebiasaan yang baru untuk mencapai tujuan. Perilaku belajar yang efektif dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dan untuk meningkatkan perilaku belajar yang efektif perlu diperhatikan hal-hal berikut ini, a) Kondisi Internal Yang dimaksud dengan kondisi internal adalah kondisi di dalam diri seseorang. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya terpenuhi. Menurut Maslow dalam Slameto (2010: 74-75) ada tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni: kebutuhan

12 19 fisiologis, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualization, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, serta kebutuhan estetik. b) Kondisi Eksternal Kondisi eksternal merupakan kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia. Seperti lingkungan di sekitar individu tersebut. Karena selain hal-hal yang berasal dari dalam diri seseorang, hal-hal yang datang dari arah luar pun akan sangat berpengaruh terhadap seseorang. c) Strategi Belajar Slameto (2010: 76-80) mengemukakan hal yang berhubungan dengan strategi belajar, antara lain: keadaan jasmani, keadaan emosional dan sosial, keadaan lingkungan, mulai belajar, membagi pekerjaan, adakan kontrol, waktu belajar, dan jangan membaca belaka. d) Metode Belajar Metode adalah cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Metode belajar yang dikemukakan Slameto (2010: 82-87) adalah pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas Indikator Perilaku Belajar Salah satu ciri dari perbuatan belajar adalah tercapainya perubahan perilaku yang baru. Namun tidak semua bentuk perilaku yang baru adalah hasil belajar, demikian pula tidak semua pengalaman siswa merupakan proses belajar. Jadi perilaku belajar dalam penelitian ini memiliki indikator hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman tentang proses belajar, motivasi belajar,

13 20 keterampilan belajar dan kebutuhan dasar dalam belajar yang mungkin dapat berpengaruh terhadap perilaku belajar mahasiswa (Amiruzzahri Amin, 2000: 11). a) Proses Belajar Proses belajar merupakan upaya seseorang mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Hal ini berarti seseorang akan melakukan suatu proses belajar jika ia merasa membutuhkan. Perubahan-perubahan sebagai perwujudan dari hasil belajar, berupa bertambah pengetahuan, kemampuan untuk mengingat, penambahan konsep, kecakapan, kebiasaan, sikap dan prestasi belajar, bertambahnya keterampilan atau mungkin bertambahnya wawasan terhadap sesuatu objek. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar itu tampak dalam tiga kemampuan, yakni kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor. b) Motivasi Belajar Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Sehingga dengan motivasi seseorang akan terpacu untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan. Motivasi belajar muncul dikerenakan adanya kebutuhan individu akan belajar itu sendiri. Dalam kenyataannya motivasi itu merupakan suatu proses yang kompleks sesuai dengan kompleksnya kondisi perilaku seseorang dengan segala aspek yang terkait, baik itu aspek eksternal maupun internal.

14 21 c) Keterampilan Belajar Keterampilan belajar merupakan langkah-langkah ataupun usaha yang dilakukan seseorang dalam belajar. Di dalamnya terdapat teknik belajar yang dilakukan secara terus-menerus yang kemudian muncul sebagai suatu kebiasaan. Jika kebiasaan belajar yang dilakukan membantu meningkatkan prestasi belajar, hal itu akan sangat dianjurkan untuk diteruskan. Namun apabila kebiasaan belajar yang dilakukan malah dapat menurunkan prestasi sebaiknya segera dilakukan perubahan kebiasaan. Para ahli dalam psikologi belajar telah banyak mengemukakan teknikteknik atau keterampilan yang perlu dikuasai seseorang untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Teknik atau keterampilan tersebut tidak lain berbagai tindakan yang diharapkan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam belajar, seperti keterampilan mengatur waktu belajar, keterampilan mengikuti pelajaran, keterampilan membaca buku pelajaran, keterampilan membuat ringkasan pelajaran, keterampilan menghafal bahan pelajaran, dan keterampilan menempuh ujian. d) Kebutuhan Dasar Dalam Belajar Kebutuhan yang dimaksud adalah keadaan kekurangan dalam diri seseorang yang mendorong untuk berperilaku. Dimana terdapat celah kekurangan yang berusaha untuk ditutup. Dalam hal ini, kebutuhan yang menjadi sorotan adalah kebutuhan dasar mahasiswa dalam belajar yang dapat berpengaruh terhadap perilaku belajarnya. Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut

15 22 fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan akan makan, pakaian dan perumahan; kemudian menyusul kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perlakuan tidak adil, dan sebagainya; kebutuhan kasih sayang, yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain; kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya yang dimiliki, dan yang paling puncak adalah kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menampilkan atau menunjukkan kemampuan diri secara maksimal dan kreatif. 2.4 Penelitian Terdahulu Di bawah ini hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Iyan Haryanto melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Minat Mahasiswa dalam Memilih Paket dengan Prestasi Mahasiswa pada Paket Keahlian Mesin Produksi di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Angkatan Adapun hasil penelitiannya adalah terdapat hubungan yang positif antara minat mahasiswa JPTM FPTK UPI angkatan 2001 dalam memilih paket keahlian mesin produksi dengan prestasi akademiknya. Indra Mohamad Gozali melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI IS SMAN 19 Bandung. Adapun hasil penelitiannya adalah minat belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

16 23 Tri Setia Novianti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Minat Belajar dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di SMA Negeri 1 Garut. Adapun hasil penelitiannya adalah minat belajar dan metode pembelajaran secara parsial dan simultan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi. Amiruzzahri Amin melakukan penelitian dengan judul Perilaku Belajar Siswa SMU Dan Implikasinya Bagi Layanan Bimbingan Dan Konseling : studi deskriptif pada siswa Sekolah Menengah Umum Yayasan KORPRI UPI angkatan 1997/1998. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku beljar siswa SMU Yayasan KORPRI UPI umumnya berada pada kategori sedang Eka Sya bani melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Buku Referensi terhadap Prestasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI pada Mata Kuliah Struktur Beton I. Adapun hasil penelitiannya adalah pemanfaatan buku referensi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi pada Mata Kuliah Struktur Beton I mahasiswa JPTS FPTK UPI. 2.5 Kerangka Pemikiran Minat seseorang bukan merupakan hal yang dapat dilihat dengan langsung, karena minat tersembunyi di dalam diri setiap individu. Banyak peserta didik yang menunjukkan minatnya terhadap suatu hal, namun tak sedikit pula yang lebih memilih untuk tetap menyimpannya untuk dirinya sendiri. Minat akan memiliki nilai tambah jika ada tempat atau aktivitas penyalurannya. Seperti halnya seseorang yang belajar memainkan angklung, jika ia memiliki minat dan ketertarikan untuk mempelajari alat musik tersebut, maka ia akan berusaha lebih

17 24 keras untuk bisa lancar memainkannya. Hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia. Minat dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu, kegiatan yang disenangi, kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi, dan usaha yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu. Perilaku belajar adalah aktivitas ataupun tingkah laku seseorang yang dilakukan selama proses belajar. Perilaku belajar yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan pemahaman tentang proses belajar, motivasi belajar, keterampilan belajar dan kebutuhan dasar dalam belajar yang dapat berpengaruh terhadap perilaku belajar mahasiswa. Hal itu dikarenakan perilaku belajar merupakan upaya individu untuk mencapai tujuan dalam belajar. Berdasarkan konsep-konsep di atas, minat dapat dikatakan berhubungan dengan suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu objek tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Apabila minat dikaitkan dengan belajar, maka seseorang harus memiliki minat dalam belajar. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan merasa senang dan ringan untuk melaksanakan aktivitas belajar. Dan secara langsung akan membuat ia mau melakukan berbagai upaya dalam rangka belajar. Dan bila hal ini diteruskan maka secara sadar ataupun tidak akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperolehnya. Perilaku belajar atau learning behaviour merupakan aspek internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Hal itu dikarenakan perilaku belajar

18 25 merupakan hal-hal yang dilakukan seseorang dalam belajar dan bisa menjadi kebiasaan karena dilakukan secara terus menerus. Jika perilaku belajarnya positif maka akan meningkatkan prestasi belajar, sedangkan jika perilaku belajarnya negatif justru akan menurunkan prestasi belajar.

19 26 Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Lingkungan Alam Sosial Luar Kurikulum / Bahan Pelajaran Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Instrumen Guru / Pengajar Sarana dan Fasilitas Administrasi Fisiologi Kondisi Fisik Kondisi Panca Indera Proses Belajar Mengajar Prestasi Belajar Kecerdasan Dalam Bakat Psikologi Minat Sikap/Perilaku Motivasi Kemampuan Kognitif Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar (Muhibbin Syah: 2002) Faktor yang diteliti Faktor yang tidak diteliti

20 27 Jika minat dan perilaku belajar naik maka prestasi belajar pun akan naik. Berdasarkan kerangka pemikiran tadi, maka hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut: 1 2 Keterangan: Gambar 2.3 Hubungan Variabel 1 = Minat Belajar 2 = Perilaku Belajar Y = Prestasi Belajar = Pengaruh 2.6 Hipotesis Penelitian Arikunto (2010 : 110) mengungkapkan yang dimaksud dengan hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan Sugiyono (2008: 96) berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Minat belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa 2. Perilaku belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa 3. Minat dan perilaku belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Seberapa jauh kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci utama pembangunan sebuah bangsa. Para ahli meyakini bahwa daya saing suatu bangsa sangat bergantung pada penyelenggaraan pendidikannya, yaitu

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2 BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung melalui tahaptahap berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pengalaman Belajar Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang penting atau

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang penting atau 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Belajar Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang penting atau vital. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru untuk memahami sebaikbaiknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Quantum Teaching

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Quantum Teaching BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Quantum Teaching 1. Pengertian Quantum Teaching Abudin Nata (2002: 35), menjelaskan bahwa Quantum Teaching merangkaikan apa yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Prestasi Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Prestasi Belajar BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar pada dasarnya berasal dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi belajar sendiri mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Minat Minat selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Dalam belajar mengajar, penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan berkembang dengan pesat. Kini pendidikan merupakan hal yang utama bagi sebagian masyarakat di Indonesia, terbukti dengan menjamurnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Made Wena menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Ria Risty Rahmawati. K8409052.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi secara bertahap tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek pengetahuan bahasa, pemahaman isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya menghasilkan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya menghasilkan perubahan 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prestasi Belajar 2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya menghasilkan perubahan dalam diri siswa. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagai mana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagai mana dalam Undang-Undang RI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas, maka diperlukan suatu tujuan pendidikan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia ini segalanya berubah, tidak ada yang abadi melainkan perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber daya manusia menyesuaikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih 1 I. PENDAHULUAN Bab ini akan dibahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan dapat membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan dalam kehidupan manusia dengan mengembangkan potensi yang dimiliki dan mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

OLEH : DELVIZA SURYANI

OLEH : DELVIZA SURYANI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5 Hasil belajar adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta perubahan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kerangka Teoritis 1. Strategi peran figur (role models) Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan strategi pembelajaran berkelompok dengan tujuan siswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal maupun informal untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Penelitian Tindakan Kelas Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model Guided Discovery Learning a. Pengertian Guided Discovery Learning Menurut Newhall J (dalam Eggen P, 2012, h.177) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persiapan Persiapan adalah faktor penenu keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan (Rapiyanta, 2015). Salah satu cara mempersiapkan materi perkuliahan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP A. Status Sosial Ekonomi 1. Pengertian PRESTASI BELAJAR Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengamati adanya perbedaan status antarwarga baik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas adalah salah satu lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landaan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Hamalik (2005:27) menyimpulkan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ualitas suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Mulai dari kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas, memiliki hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

BAB II KAJIAN TEORI. menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, 14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Menurut Joyce dalam Trianto (2007, h. 5) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa sekolah menengah pertama berada pada masa remaja, masa penuh

BAB I PENDAHULUAN. Siswa sekolah menengah pertama berada pada masa remaja, masa penuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah pertama berada pada masa remaja, masa penuh potensi dan mempunyai semangat yang tinggi dalam beraktivitas dan berkreasi. Salah satu aktivitas

Lebih terperinci