RANCANG BANGUN PROTOTIPE KAMERA GYROSCOPE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN PROTOTIPE KAMERA GYROSCOPE"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN PROTOTIPE KAMERA GYROSCOPE AZZAHRA KHAIRUNNISA SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul: RANCANG BANGUN PROTOTIPE KAMERA GYROSCOPE adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Bogor, Juli 2012 Azzahra Khairunnisa C

3 RINGKASAN AZZAHRA KHAIRUNNISA. Rancang Bangun Prototipe Kamera Gyroscope. Dibimbing oleh TOTOK HESTIRIANOTO dan HENRY M MANIK. Perancangan instrumen kamera gyroscope, menggunakan prinsip fotografi. Proses pengambilan gambar dilakukan dengan dikontrol oleh pengambil gambar tanpa memerhatikan pergerakan kapal yang terombang ambing oleh gelombang. Setelah itu, gambar yang diambil akan direkam oleh kamera dengan bantuan TV turner. Instrumen dilengkapi dengan kamera CCTV. Alat ini bersifat ringkas, mudah dibawa dan digunakan saat penelitian di atas kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang instrumen yang dapat digunakan untuk mengambil gambar dari atas kapal menggunakan gyroscope. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kamera gyroscope ini adalah kamera digital CMOS COLOR dengan resolusi NTSC 510 x 492 dan PAL 628 x 582, wireless receiver rc310a, kepingan besi berdiameter 10 cm dengan ketebalan 0.1 mm, akrilik susu berbentuk lingkaran berdiameter 15 cm dan 18 cm dengan ketebalan 1 cm. Akrilik dibentuk segi empat ketebalan 0.3 mm dan 0.5 mm, kabel hitam dan merah, baut 10 buah dengan ketebalan 0.2 mm, motor dc kecepatan rpm, baterai kering 3 volt, 6 volt, dan 9 volt, lem araldite dan superglue, laker 2 buah, laptop zyrex eclipse, tv turner dan solidwork Perlakuan yang dilakukan adalah memberikan goyangan pada platform sebanyak 10 kali arah roll (depan belakang) yang timbul pada kamera gyroscope. Pada penelitian ini, gyroscope merupakan perpaduan antara cincin-cincin akrilik, motor penggerak dengan gimbal. Pergerakan gyroscope diatur oleh voltase yang dikeluarkan adaptor. Untuk uji coba penelitian, dilakukan perlakuan beda voltase yaitu 3 Volt, 4.5 Volt, dan 6 Volt. Beda voltase bertujuan untuk mencari voltase yang terbaik untuk pergerakan gyro. Setelah dilakukan berbagai uji, diketahui bahwa perlakuan gyroscope pada 4.5 Volt lebih baik. Semakin tinggi voltase, semakin lama waktu yang diperlukan kembali ke posisi mendatar atau nilai kelembamannya semakin tinggi. Pergerakan gyroscope dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan voltase yang diberikan oleh adaptor. Kedua pengaruh pergerakan tersebut tidak ada yang dominan. Sehingga, pergerakan gyroscope lebih stabil. Sementara itu, pergerakan kamera akan mengikuti arah dari gerakan gyroscope. Pada uji coba, diketahui ada gangguan pada kamera ketika gyroscope bekerja. Semakin besar nilai voltase yang diberikan, semakin lama getaran pengganggu. Getaran mulai dirasakan setelah memasuki 6 Voltase. Getaran tidak dirasakan pada pemberian 3 Volt dan 4.5 Volt.

4 Hak cipta milik Azzahra Khairunnisa, tahun 2012 Hak cipta dilindungi Dilarang mengurangi dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya.

5 RANCANG BANGUN PROTOTIPE KAMERA GYROSCOPE Oleh: AZZAHRA KHAIRUNNISA Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

6 LEMBARAN PENGESAHAN Judul Nama NRP Departemen : RANCANG BANGUN PROTOTIPE KAMERA GYROSCOPE : Azzahra Khairunnisa : C : Ilmu dan Teknologi Kelautan Menyetujui Dosen Pembimbing Utama Anggota Dr.Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc Dr.Ir. Henry M. Manik, M.T NIP NIP Mengetahui Ketua Departemen, Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc NIP Tanggal lulus : 16 Juli 2012

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Rancang Bangun Prototipe Kamera Gyroscope. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua, H. Muchtar Luthfy dan Hj Nurhayati, S.Pd, beserta seluruh keluarga besar (Nur Afni Octavia, Luthfi, dr. Afrina Yasmina Octavianty, Abdul Malik, S.E, dan Afrizal Lazuardi Ichsan, S.T, M.T ) yang tak henti-hentinya memberi dukungan, doa dan nasihat kepada penulis. 2. Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc dan Dr. Ir. Henry M Manik, M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. Ir. Richardus Kaswadji selaku Pembimbing Akademik selama penulis menuntut ilmu di Departemen ITK, IPB. 4. Bapak/Ibu dosen, staf penunjang serta staf Tata Usaha Departemen ITK atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan studi di IPB. 5. Rizqi Arifuddin, Dedi Setiono, S.T, Acta Withamana, S.Pi, Ratih Deswati S.Pi, M.Si, Asep Ma mun, S.Pi, Williandi Setiawan, S.Pi, M.Si, Aldo Fansuri S.Ik, Aisha Putri Hapsari, S.Pi, Ahmad Rizal, S.Pi, Ulfa Ni mal Aulia, S.Ik, Suci Auliani, S.Si, Erik Munandar, S.Ik, Srihadiyati Ayu Bestari, Mulyani, Hollanda A.K, Iman Abdurrachman, Luthfy Nizarul Fikry, Irwan R Pamungkas, Tim Biru Muda, Dea Fauzia Lestari, Veronica

8 Louhenapessy, atas bantuan dan semangat yang telah diberikan selama penulis melaksanakan penelitian. 6. Keluarga Besar Indonesia Corruption Watch (ICW), Green TV IPB, dan Majalah TROBOS atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di IPB. 7. Seluruh teman-teman seperjuangan ITK 43 dan warga ITK yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap, skripsi ini dapat memberikan kontribusi informasi dan wawasan yang berguna bagi penulis dan pihak yang membacanya. Bogor, Juli 2012 Azzahra Khairunnisa ii

9 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN... viii 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Fotogrametri Fotogrametri Terestrial Distorsi Kamera CCTV Gyroscope Akrilik Motor Motor DC SolidWorks METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Rancangan Instrumen Pembuatan Kerangka Uji Coba Pengambilan Gambar HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Dasar Kamera Gyroscope Kerangka Kamera Gyroscope Cincin-cincin Akrilik Motor Penggerak Gimbal Helm Hasil Uji Coba Pergerakan Gyro Gerak Bebas (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt iii

10 (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Depan (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Belakang (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Kanan (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Kiri (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3 Volt (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6 Volt Keseluruhan Pergerakan Kamera Hasil Gambar KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

11 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gyroscope Lempeng Akrilik Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik Diagram Alir Pengembangan Purwarupa Kamera Gyroscope Rangka Instrumen Dilihat dari Atas (a) dan Bawah (b) Rangka Instrument Depan (a) dan Samping (b) Diagram Alir Pengambilan Gambar dengan Komponen Kamera Kerangka Kamera Cincin-cincin Akrilik pada Kamera Gyroscope Motor DC RF-300F Gimbal Helm besera Perlakuan Uji Cobanya Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Gerakan Bebas hingga Kembali Pada Posisi Mendatar Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Ditekan dari Depan hingga Kembali Pada Posisi Mendatar Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Ditekan dari Belakang hingga Kembali Pada Posisi Mendatar Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Ditekan dari Kanan Hingga Kembali Pada Posisi Mendatar Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Tekanan dari Kiri hingga Kembali Pada Posisi Mendatar Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Keseluruhan Perlakuan hingga Kembali Pada Posisi Mendatar Hasil Gambar dengan 3.0 Volt (a) tidak diberikan tekanan (b) ditekan ke kiri (c) ditekan ke kanan (d) ditekan ke depan (e) ditekan ke belakang Kembali Pada Posisi Mendatar v

12 20. Hasil Gambar dengan 4.5 Volt (a) tidak diberikan tekanan (b) ditekan ke kiri (c) ditekan ke kanan (d) ditekan ke depan (e) ditekan ke belakang Kembali Pada Posisi Mendatar Hasil Gambar dengan 6.0 Volt (a) tidak diberikan tekanan (b) ditekan ke kiri(c) ditekan ke kanan (d) ditekan ke depan (e) ditekan ke belakang Kembali Pada Posisi Mendatar vi

13 DAFTAR TABEL Halaman 1. Alat, Bahan dan Spesifikasi Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Gerakan Bebas Kembali Pada Posisi Mendatar Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Tekanan dari Depan untuk Kembali Pada Posisi Mendatar Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Tekanan dari Belakang untuk Kembali Pada Posisi Mendatar Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Tekanan dari Kanan untuk Kembali Pada Posisi Mendatar Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Tekanan dari Kiri untuk Kembali Pada Posisi Mendatar Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Seluruh Perlakuan Kembali Pada Posisi Mendatar vii

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Hasil dari Uji Coba dengan Perlakuan Sembarang Hingga ke Posisi Mendatar Hasil dari Uji Coba dengan Perlakuan Berbagai Perlakuan Hingga ke Posisi Mendatar Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Kembali Pada Posisi Mendatar Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Depan Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Belakang Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Kanan Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Kiri Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Keseluruhan Perlakuan Tekanan viii

15 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dibidang kelautan mengalami perkembangan yang baik. Para sivitas yang terjun ke dalamnya mulai menggunakan inovasi dan kreativitasnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Di era digital saat ini, para ilmuwan membutuhkan perekaman gambar mengenai kegiatan di laut untuk menunjang keabsahan dari penelitiannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan teknologi di bidang fotogrametri yang dapat diaplikasikan di lingkungan laut. Kegiatan di laut terutama saat berada di kapal mengalami banyak gangguan seperti gelombang laut. Keberhasilan pengambilan gambar saat di kapal memerlukan kamera yang fokus terhadap gangguan pergerakan kapal yang tidak stabil. Kamera tersebut membutuhkan alat penstabil berupa gyroscope. Dengan bantuan alat ini, hasil perekaman gambar akan tetap fokus dan stabil. Pemanfaatannya di dunia kelautan akan mendukung pengguna terutama para peneliti untuk mengabadikan gambar kondisi lingkungan laut saat pelayaran ataupun kegiatan di atas kapal. Perancangan instrumen kamera gyroscope, menggunakan prinsip fotogrametri. Proses pengambilan gambar dilakukan dengan dikontrol oleh pengambil gambar tanpa memerhatikan / dipengaruhi ketidakstabilan kapal akibat pergerakan kapal yang terombang ambing oleh gelombang. Setelah itu, gambar yang diambil akan direkam oleh kamera dengan bantuan TV turner. Untuk kamera, instrument dilengkapi dengan kamera CCTV. Alat ini bersifat portable, mudah dibawa dan digunakan saat penelitian di atas kapal. 1

16 2 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah merancang instrumen yang dapat digunakan untuk mengambil gambar ketika berada di atas kapal menggunakan gyroscope.

17 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fotogrametri Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh pengukuran-pengukuran yang terpercaya dari benda-benda di atas citra fotografik (Avery, 1990). Fotogrametri (Ligterink, 1987) sebagai kegiatan di mana aspekaspek geometrik dari foto udara seperti sudut, jarak, koordinat dan sebagainya merupakan faktor utama. Interpretasi foto merupakan kegiatan dimana pengamat mempelajarinya dengan bekal pengetahuan dasar tentang titik-titik yang akan diukur. Pada awalnya, fotogrametri untuk kegiatan menganalisis foto dari hasil suatu pemotretan. Saat ini, fotogrametri diperluas hingga meliputi analisis rekaman lain selain foto seperti, pancaran pola tenaga akustik dan gejala magnetik. Pengembangan fotogrametri dengan metode akustik, memiliki ruang lingkup yang berbeda, karena cakupan hasil dari pengamatan yang diamati relative lebih sempit dan hanya dapat menggambarkan suatu obyek yang akan diamati. Obyek yang digambarkan akan terlihat jelas dengan hasil foto yang real time, menggambarkan obyek berupa bentuk dan luasan yang dapat dihitung sesuai dengan obyek sebenarnya (Wolf, 1993) Fotogrametri Terestrial Fotogrametri terrestrial (Wolf, 1993) merupakan cabang ilmu fotogrametri dengan meletakkan kamera pada permukaan bumi. Kamera dapat dipegang dengan tangan, dipasang pada kaki kamera atau dipasang pada menara ataupun 3

18 4 dengan alat penyangga lain yang dirancang secara khusus. Istilah fotogrametri jarak dekat pada umumnya digunakan untuk foto terrestrial yang mempunyai jarak obyek sampai dengan 300 meter. Orientasi sudut kamera biasanya dapat juga diukur atau diatur pada nilai-nilai tertentu sehingga semua unsur orientasi luar foto terrestrial pada umumnya diketahui dan tidak perlu dihitung. Foto terrestrial dapat statis (foto obyek tetap) atau dinamis (foto obyek bergerak). Untuk foto statis, dapat digunakan film yang lambat, berbutir halus, dan dengan resolusi tinggi dan gambar dibuat dengan waktu pembukaan lensa lama. Pasangan stereoskopik dapat diperoleh dengan menggunakan kamera tunggal yang melakukan pemotretan pada kedua ujung garis basis. Dalam pengambilan foto terrestrial dinamis, perlu digunakan film cepat dan penutupan lensa dengan kecepatan tinggi. Fotogrametri terestrial menjadi alat yang sangat berguna dikarenakan pengukuran obyek yang sukar dicapai untuk pengukuran langsung dan tanpa menyentuh obyek (Wolf, 1993) Distorsi Pada pengambilan gambar, akan mengalami distorsi sebagai perubahan kedudukan suatu gambar pada suatu foto yang mengubah ciri-ciri perspektif gambar. Untuk fotogrametri (Paine, 1992), di antaranya : 1) Distorsi lensa, akan menyebabkan suatu gambar yang tampak lebih dekat atau lebih jauh dari titik dasar daripada kenyataannya. 2) Pergeseran karena kemiringan, karena obyek pada sisi dan bawah suatu foto yang miring tergeser pada arah berlawananan.

19 5 3) Pergeseran fotografi, berubah langsung dengan jarak radial dari nadir ke obyek. 2.2 Kamera Kamera dapat dilukiskan sebagai suatu bilik kedap sinar atau kotak di dalam mana sebuah obyek luar diproyeksikan pada film yang peka sinar melalui suatu lubang yang biasanya dilengkapi dengan sebuah lensa, penutup dan sebuah bukaan. Sebuah lensa kamera tersusun atas sekeping gelas atau beberapa keping gelas atau bahan transparan lainnya yang dibuat untuk membentuk sebuah gambar dengan cara pembiasan (Paine, 1992). Model dan fungsi suatu kamera adalah serupa dengan mata manusia. Masing -masing terdiri dri bilik yang tertutup pada salah satu ujungnya dengan lensa dan film yang peka terhadap cahaya. Fungsinya sebagai retina pada ujung yang lain. Lensa mengumpulkan sinar yang dipantulkan oleh benda tertentu dan meneruskannya menurut susunan dan ragamnya ke bagian yang peka terhadap cahaya. Suatu penutup kamera dipergunakan untuk mengatur jumlah dan lamanya cahaya yang mencapai film ketika melakukan pemotretan (Avery, 1990). 2.3 CCTV Closed Circuit Television (CCTV) adalah alat perekam yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video ataupun audio. Cara kerja kamera CCTV yaitu mengirimkan sinyal secara tertutup lewat melalui wireless ataupun kabel. Di dalam CCTV, terdapat motion detector, yang merupakan fitur untuk mengurangi beban penyimpanan data. Cara kerja motion

20 6 detector adalah mendeteksi adanya perubahan pixel. Jika terjadi sebuah gerakan, maka kamera CCTV menganggap nilai piksel nya berubah dan akhirnya merekam perubahan tersebut (Anonymous 1, 2012). Dalam pengoperasian CCTV (Yuliansyah, 2010), dibutuhkan perangkat untuk menjalankannya yaitu: CCTV kamera, merupakan kamera yang diperlukan system CCTV untuk menerima signal video pada lokasi yang ingin dipantau; hard disk, merupakan media penyimpanan data rekaman; digital color quad processor, sebagai penerima signal video dari setiap kamera CCTV dan meneruskan signal output ke monitor; power cable, untuk menghubungkan dengan sumber listrik. 2.4 Gyroscope Gyroscope merupakan sebuah disk yang dipasang untuk berputar cepat sekitar sumbu dan berputar bebas sekitar satu atau kedua dari dua sumbu tegak lurus satu sama lain dan sumbu spin. Sehingga, rotasi salah satu dari dua sumbu yang saling tegak lurus merupakan hasil dari torsi saat roda berputar (Anonymous 3, 2012). Gambar 1. Gyroscope Sumber : Anonymous 2, 2012

21 7 Gyroscope membutuhkan gimbal untuk mengarahkan kembali posisi dan menjaga sumbu putaran rotor dalam arah yang sama. Setiap perubahan kemiringan sumbu rotasi ditolak oleh gerakan memutar (Anonymous 2, 2012). Ketika terdapat kekuatan yang diterapkan untuk gyroscope cenderung untuk mengubah arah dari sumbu rotasi, sumbu akan bergerak dalam arah di sudut kanan ke arah dimana gaya diberikan (Anonymous 3, 2012). Ketika ring berputar, menyebabkan lingkaran itu mengubah sudut, tekanan tidak diterapkan ke depan atau belakang lingkaran seperti yang diinginkan, tetapi melawan arah. Tekanan ini, meskipun diterapkan terhadap sumbu horizontal, tidak menyebabkan lingkaran itu terjatuh, tetapi menyebabkan presesi sumbu vertikal pada sudut kanan ke tekanan yang diberikan, hasilnya akan mengarah ke arah yang baru (Anonymous 3, 2012). 2.5 Akrilik Akrilik (thermoplastic tembus pandang) atau polymethyl methacrylate merupakan sejenis plastik yang menyerupai kaca. Sifat akrilik lebih baik daripada kaca dikarenakan tidak mudah pecah, rapuh, dan retak. Secara fisik, akrilik memiliki bobot yang ringan dan mudah untuk dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Kekurangan dari akrilik yaitu lebih mahal daripada kaca, dan jika terkena api langsung meleleh dan terbakar (Anonymous 5, 2012).

22 8 Gambar 2. Lempeng akrilik Sumber : Anonymous 4, Motor Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pembagian motor diletakkan pada sifat arus yang mengalir. Untuk itu, motor listrik terbagi menjadi dua yaitu motor arus bolak-balik (AC) dan motor arus searah (DC) (Gambar 3). Gambar 3. Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik Sumber : Anonymous 6, Motor DC Motor DC (Anonymous 6, 2012) merupakan motor arus searah. Pemakaiannya menggunakan arus langsung yang tidak langsung / direct-

23 9 unidirectional. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah. Motor DC sering digunakan karena keuntungan utama adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Pengendalian motor DC dapat diatur dengan : 1. Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan. 2. Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. 2.7 SolidWorks 2010 SolidWorks adalah sebuah program desain yang digunakan untuk merancang bagian dari mesin atau susunan bagian mesin yang berupa assembling dengan tampilan Computer Aided Design (CAD) 3D. Untuk merepresentasikan bagian demi bagian, dapat dibuat dengan tampilan 2D terlebih dahulu untuk mendapatkan gambar 3D. SolidWorks dapat membuat berbagai model tergantung keinginan dan kemampuan dari pemakai, tidak hanya terbatas pada model mekanik dan furniture. Untuk menjalankan program dapat menggunakan sistem operasi Microsoft Windows. SolidWorks diperkenalkan pada tahun 1995 oleh perusahaan SolidWorks Corporation, anak perusahaan dari Dassault Systemes, S. A (Uthami, 2010).

24 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 Juni 2012, di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu perakitan instrumen, uji coba alat dan penyempurnaan instrumen. Uji coba instrumen di fokuskan kecepatan gyro untuk kembali ke posisi sumbu utama dengan perlakuan beda voltase, dan perlakuan goyangan pada kamera (di depan, belakang, serta kanan dan kiri). 3.2 Alat dan Bahan Bahan yang digunakan memiliki daya tahan yang baik terhadap guncangan untuk digunakan pada observasi laut. Untuk mendesain kamera gyroscope menggunakan satu set laptop yang dilengkapi dengan perangkat lunak Google SketchUp 8. Perancangan desain, perakitan instrumen, uji coba, dan penyempurnaan instrumen dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan Departemen ITK, IPB. Adapun alat dan bahan beserta spesifikasinya sesuai dengan Tabel 1. 10

25 11 Tabel 1. Alat, Bahan dan Spesifikasi No Nama Spesifikasi Keterangan 1. Kamera digital CMOS Color dengan resolusi Menangkap gambar NTSC 510 x 492 dan Pal 628 x Wireless receiver RC310a Untuk mengurangi perkabelan 3. Kepingan besi diameter 10 cm, dengan Komponen gyroscope ketebalan 0.1 mm 4. Akrilik susu berbentuk lingkaran Komponen gyroscope berdiameter 15 cm dan 18 cm dengan ketebalan 1 cm 5. Akrilik Dibentuk segi empat Tempat tumpuan kamera ketebalan 0.3 mm dan 0.5 mm 6. Kabel Hitam dan merah Penghubung antar kamera dengan baterai. 7. Baut 10 buah dengan ketebalan 0.2 mm Penyambung antar lingkaran akrilik 8. Motor DC kecepatan rpm Pemutar keping besi 9. Baterai kering 3 Volt, 6 Volt, dan 9 Volt Sumber energi 10. Lem Araldite dan SuperGlue Sebagai perekat 11. Laker 2 buah Penstabil baut 12. Laptop Zyrex Eclipse Media pengambilan gambar 13. TV Turner Menampilkan tangkapan gambar oleh kamera ke laptop 14. Helm Media kamera 3.3 Rancangan Instrumen Pengembangan kamera gyroscope dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : (1) Desain instrumen, (2) Perakitan instrumen, (3) Uji bahan dan kamera terhadap goyangan motor, (4) Penyempurnaan instrumen, (5) Uji coba instrumen terhadap kecepatan gyro untuk kembali pada sumbu putar tanpa voltase serta menggunakan beda voltase, perlakuan beda goyangan (kanan, kiri, depan, belakang) sesuai dengan Gambar 4.

26 12 Desain instrumen Perakitan instrumen Berhasil Tidak Berhasil Uji bahan dan kamera terhadap goyangan Penyempurnaan instrumen Berhasil Tidak Berhasil Uji coba instrumen Prototipe Instrumen Gambar 4. Diagram Alir Pengembangan Purwarupa Kamera gyroscope Pembuatan Kerangka Rancangan instrumen kamera gyroscope menggunakan prinsip fotogrametri dalam perekaman gambar. Untuk penstabilan dalam pengambilan gambar menggunakan gyroscope. Gyroscope, dirakit terlebih dahulu menggunakan besi berdiameter 10 cm. Di bagian sisi-sisinya akan dibuat lingkaran yang berlubang, yang terbuat dari dua lempeng akrilik susu berdiameter 15 dan 18 cm, dengan ketebalan 1 cm.

27 13 d c a b Keteraangan : a. Cincin 1 b. Cincin 2 c. Kamera d. Kerangka kamera e. Piringan besi b f. Gimbal g. Penyanggaa e (a) f b g a b) (b Gambaar 5. Rangkaa Instrumenn Gyroscopee Dilihat darri Atas (a) ddan Bawah (b) ( Bagiaan komponeen kamera, terdapat seb buah kotak yang dibenttuk dari akrilik tem mpat dilekattkannya kam mera. Meng ggerakkan kamera, k mottor DC akan n berputar di d bagian baawah kameraa. Kamera yang y digunaakan adalahh CCTV Collor CMOS Caamera dengaan resolusi NTSC N 510 x 492 dan Pal P 628 x Kekuataan daya yangg diperlukann untuk kam mera berkisaar 3 Volt, 6 Volt V dan 9 V Volt.

28 14 d c b b c g h (a) f d Keterangan : a. Cincin 1 b. Cincin 2 c. Kamera CCTV d. Kerangka kamera e. Piringan besi f. Gimbal g. Penyangga h. motor a e f g (b) Gambar 6. Rangka Instrumen Depan (a) dan Samping (b) Hasil tangkapan gambar oleh kamera akan dikirimkan oleh TV turner yang sudah terhubung oleh wireless. Laptop berfungsi sebagai penerima dan perekam gambar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

29 Uji Coba Ditujukan untuk melihat kinerja (performance) kamera gyroscope terhadap perilaku roll (gerakan depan belakang) dan kiri kanan dengan menggunakan perlakuan prinsip momen inersia: Keterangan : I m R ω = moment inersia = massa kepingan gyro = jari-jari = kecepatan sudut Perlakuan yang dilakukan adalah kegiatan uji, memberikan goyangan pada platform sebanyak 10 kali arah roll (depan belakang) yang timbul pada kamera gyroscope Pengambilan Gambar Pengambilan gambar menggunakan kamera CCTV Color CMOS yang dihubungkan dengan komputer. Perangkat yang berperan sebagai penyambung adalah wireless. Program yang digunakan adalah TV Home. Proses pengambilan gambar dilakukan sesuai dengan Gambar 7. Setting kamera di program TV Home Setting voltase di adaptor Ambil gambar Klik Capture di program Gambar atau video tersimpan dalam folder local disk C: Format file untuk gambar *bmp Format file untuk video *mpg Gambar 7. Diagram Alir Pengambilan Gambar dengan Komponen Kamera

30 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Dasar Kamera Gyroscope Perakitan kamera gyroscope, diawali dengan pembentukan rangka dengan menggunakan pipa paralon 4 inchi dan keping CD sebagai gyroscope. Di bagian bawahnya diletakkan pemberat sebagai massa untuk gyroscope. Adanya perputaran motor DC di atas pemberat memberikan massa dan gaya gravitasi yang cukup besar. Dengan bahan-bahan seperti pipa dan keping CD tidak dapat bertahan lama apabila instrumen dijalankan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, bahan-bahan yang digunakan harus mempunyai karakteristik yang lebih kuat untuk menghadapi pergerakan guncangan ketika melakukan observasi di kapal Kerangka Kamera Gyroscope Kamera yang digunakan adalah kamera digital CMOS Color dengan resolusi NTSC 510 x 492 dan PAL 628 x 582. Untuk kerangka kamera, akrilik dibentuk segi empat sebagai tempat menempelnya kamera. Penghubung kamera dengan akrilik menggunakan baut bukan lem Araldite. Penggunaan baut ini membuat kamera tidak mudah terlepas apabila terpengaruh berbagai bentuk gerak. 16

31 17 Gambar 8. Kerangka kamera Cincin-cincin Akrilik Sebagai pertimbangan dalam proses pembuatan gyroscope, digunakan bahanbahan seperti akrilik susu untuk menggantikan pipa paralon. Pemilihan bahan akrilik susu dikarenakan karakteristik bahan yang kuat. Akrilik susu dipotong melingkar dengan diameter 15 cm untuk lingkaran pertama, dan diameter 18 cm untuk lingkaran kedua. Gambar 9. Cincin-cincin Akrilik pada Kamera Gyroscope Pada prinsip gyroscope, memerlukan cincin-cincin yang berputar pada sumbunya. Pergerakan cincin memiliki derajat kebebasan rotasi yang

32 18 memungkinkan cincin bergerak bebas. Untuk penelitian ini, hanya digunakan satu sumbu yaitu horizontal. Sehingga, pada percobaan cincin-cincin akan berputar bebas namun tetap pada sumbunya Motor Penggerak Motor penggerak pada kamera gyroscope digunakan sebagai motor gyro. Motor DC terbagi dari dua bagian, yaitu kumparan medan pada motor dc atau stator, bagian yang tidak berputar dan kumparan jangkar atau rotor, bagian yang berputar. Untuk membentuk gyro, kumparan jangkar motor dilekatkan dengan kepingan besi. Pergerakan motor akan berbanding terbalik dengan arah pergerakan kamera, sehingga motor berfungsi sebagai penstabil kamera dibantu oleh gimbal. Motor DC yang digunakan pada penelitian adalah motor DVD player pada komputer dengan tipe RF-300F Gambar 10. Motor DC RF-300F Gimbal Gimbal pada kamera gyroscope, diletakkan di posisi bawah kerangka akrilik kotak. Fungsi dari gimbal adalah sebagai pemberat. Adanya gimbal membantu kamera gyroscope stabil ketika motor berputar pada posisi pitch dan roll untuk

33 19 tetap kembali pada posisi tegak lurus terhadap sumbu. Pemberat yang diletakkan berupa dua kepingan besi berdiameter 10 cm dengan berat 100 gram per keping. Kedua kepingan besi dilekatkan pada akrilik susu berdiameter 12,5 cm dengan massa 50 gram. Keseluruhan massa gyroscope adalah 250 gram. Gambar 11. Gimbal Helm Tahapan akhir dari perakitan instrument yaitu menempelkan semua komponen jadi ke helm. Penggunaan helm ditujukan untuk kenyamanan pengguna di lapang terutama di atas kapal dimana suasana dipengaruhi oleh gelombanggelombang laut. Helm yang dipakai adalah helm jadi yang dapat ditemukan di pasaran. Pelakatan helm ke komponen kamera menggunakan media perantara stereoform dan baut.

34 20 Gambar 12. Helm beserta Perlakuan Uji Cobanya Helm yang sudah terpasang komponen kamera diberikan berbagai perlakuan seperti Gambar 12. Perlakuannya adalah menggerakkannya ke kanan, kiri, belakang dan depan. Di komponen kamera masih terhubung dengan aliran listrik untuk membuat kamera bekerja. 4.2 Hasil Uji Coba Pada uji coba, posisi kamera dihadapkan pada sebuah kertas yang sudah diberi tanda silang dengan spidol hitam. Perlakuan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui focus dari tangkapan kamera. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah berupa foto dan video yang ditangkap oleh kamera CCTV Pergerakan Gyro Pada penelitian ini, gyroscope yang dilakukan merupakan perpaduan antara cincin-cincin akrilik serta motor penggerak pada gimbal. Pergerakan gyroscope

35 21 diatur oleh voltase yang dikeluarkan oleh adaptor. Untuk uji coba gyroscope ada dua perlakuan, yaitu : 1. Dilakukan perlakuan beda voltase yaitu 3.0 Volt, 4.5 Volt, dan 6.0 Volt. 2. Perlakuan berikutnya adalah dengan tekanan yang diberikan berupa guncangan pada sisi kerangka gyroscope di sebelah kiri hingga posisi mendatar. Setelah itu, guncangan pada sisi sebelah kanan hingga posisi mendatar. Uji coba ini dilakukan dalam memperhitungkan waktu antara gyroscope yang diberikan tekanan hingga ke posisi mendatar. Sumbu x memiliki waktu yang dibutuhkan berbeda-beda pada tiap voltase dalam setiap pengujiannya. Beda voltase bertujuan untuk mencari voltase yang terbaik untuk pergerakan gyro. Untuk mengetahui performa kamera gyroscope, dilakukan percobaan dengan memberikan tekanan kepada kerangka gyroscope. Pertama, gyroscope diberikan tekanan dengan posisi bebas, dimana tidak ada tekanan yang lebih di antara beberapa sisi-sisinya. Pergerakan gyroscope berputar akan mengalami perlambatan hingga akhirnya berhenti. Putaran gyroscope akan mengarah seperti jarum jam, berotasi ke arah kanan Gerak Bebas Uji pertama, dilakukan perlakuan terhadap gyroscope yang berputar bebas tanpa adanya tekanan. Voltase yang diatur pada adaptor adalah 3.0 Volt, 4.5 Volt dan 6.0 Volt. Perlakuan bebas untuk uji pertama ini untuk melihat keseimbangan dan putaran bebas dari gyroscope. Tidak diberikannya tekanan ini juga untuk

36 22 melihat interaksi komponen gyroscope dengan kamera. Hasil uji pertama ini sesuai dengan Tabel 2 dan Gambar 13. Tabel 2. Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Gerakan Bebas Ke posisi mendatar Sumber DF Type III SS Rata-rata Square F Value Pr > F Volt Error Total Tingkatan N Respon volt Rata-rata Std Dev Rata-rata dengan yang lain tidak berbeda jauh Grup Duncan Rata-rata N Volt A A A A A detik rata rata Voltase Gambar 13. Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Gerakan Bebas hingga ke Posisi Mendatar Uji dengan perlakuan gerakan bebas menunjukkan bahwa 4.5 Volt mempunyai nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan 3.0 Volt dan

37 Volt. Nilai rata-rata 4.5 Volt yaitu 2.82 detik. Untuk 3.0 Volt tidak berbeda terlalu jauh dengan 4.5 Volt dengan nilai 2.90 detik. Sedangkan 6.0 Volt mempunyai nilai 3.65 detik, dengan selisih nilai 0.83 detik dari 4.5 Volt. Standar deviasi terendah juga dimiliki oleh 4.5 Volt dengan nilai Standar deviasi 3.0 Volt dan 6.0 Volt mempunyai nilai 1.33 dan Pemberian daya 3.0 Volt dan 6.0 Volt tidak berbeda terlalu nyata dilihat dari standar deviasinya. Hasil uji-f nilai-p (0.23) > alpha 5% maka terima H0 artinya semua jenis volt memberikan respon yang sama. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara ketiga voltase yang diberikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengelompokkan berdasarkan uji Duncan terlihat bahwa semua jenis volt memiliki superscript yang sama yang dapat dilihat pada tabel 2 dan lampiran 3. (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt Pada posisi pertama dengan 3.0 Volt, gyroscope berputar dengan bebas, namun daya yang diberikan oleh adaptor tidak berjalan secara optimal. Pergerakan yang mendatar diharapkan ada perputaran yang disebabkan oleh voltase, namun tidak berpengaruh dominan. Putaran gyroscope lebih dikarenakan gaya gravitasi yang mempengaruhi gyroscope. Pada perlakuan di ulangan gyroscope pertama, membutuhkan waktu selama 3 detik untuk mengembalikan posisinya ke sumbu x. Ulangan kedua, gyroscope tidak kembali pada waktu yang sama seperti ulangan pertama. Untuk bergerak kembali posisi mendatar, gyroscope memerlukan waktu 6.5 detik. Selisih waktu

38 24 antara ulangan pertama dan kedua, disebabkan gyroscope masih berputar dengan pengaruh kecepatan voltase yang diberikan adaptor. Setelah ulangan pertama dan kedua, gyroscope berputar dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pengaruh kecepatan voltase yang diberikan oleh adaptor tidak terlalu dominan. Akibatnya, gyroscope berputar dengan pengaruh gaya gravitasi dan sudut mulai gyroscope berputar. Semakin kecil sudut mula gerak gyroscope, akan mempercepat gyroscope untuk kembali kepada posisi mendatar. Perlakuan ini terjadi pada ulangan ke-3 dan ke-6, yang membuat gyroscope berputar dengan cepat. Untuk ulangan ke-3, gyroscope memerlukan waktu 2 detik, sedangkan ulangan ke-6, memerlukan waktu 1 detik. Di sisa ulangan lainnya, gyroscope berputar pada kisaran 3 detik dengan sudut yang sama, yaitu 45 o. (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt Pada posisi kedua dengan 4.5 Volt, gyroscope berputar dengan bebas dengan daya yang diberikan oleh adaptor secara optimal. Pergerakan tidak terlalu didominasi oleh gaya gravitasi seperti pada uji voltase 3.0 Volt. Pergerakannya halus, dan mampu menempatkan gyroscope dengan kecepatan yang konstan untuk ke posisi mendatar tergantung dari sudut dimulainya gerakan. Pergerakan gyroscope, dari kesepuluh ulangan didapatkan nilai yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan perbedaan sudut yang diberikan tiap masingmasing ulangan. Di ulangan kelima, terlihat lamanya waktu untuk kembali kepada posisi mendatar membutuhkan waktu selama detik. Sedangkan ulangan ke-2, 7 dan 8 berkisar antara detik. Semakin lama gyroscope berputar, semakin besar sudut awal dari putaran gyroscope. Untuk ulangan

39 25 kelima, sudut yang diberikan yaitu lebih dari 90 o. Kesembilan ulangan berputar dengan awalan sudut o. (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Pada pergerakan gyroscope dengan kecepatan 6.0 Volt, didapatkan bahwa pergerakan dipengaruhi oleh voltase yang diberikan oleh adaptor. Hampir sama dengan perlakuan 4.5 Volt, gyroscope tidak terlalu didominasi oleh gaya gravitasi. Pergerakan gyroscope sendiri yang cepat, membuat gyroscope kembali kepada posisi mendatar dengan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan voltase rendah. Pada pergerakan awal gyroscope dengan kecepatan 6.0 Volt, gyroscope cepat kembali kepada posisi mendatar, yaitu dengan kisaran 2 3 detik. Dari setelah ulangan ketiga, waktu tempuh untuk gyroscope kembali kepada posisi mendatar meningkat hingga 6 detik. Peningkatan waktu tempuh dikarenakan kecepatan gyroscope yang semakin kencang dengan 6 Volt. Selain itu, sudut mula dari awal pergerakan gyroscope juga mempengaruhi lamanya waktu. Sudut yang diberikan yaitu lebih dari 90 o. Pada ulangan yang ke-5 hingga ke 6, mengalami penurunan yang drastis. Waktu tempuh yaitu 6.5 detik hingga 2.5 detik. Selisih waktu sebesar 4 detik. Sedangkan pada ulangan ke-6 hingga 10, sudut yang diberikan berkisar 45 o. Waktu tempuh untuk kembali kepada posisi mendatar berkisar detik. Gangguan berupa getaran pada kamera terasa di gyroscope dengan daya 6.0 Volt. Getaran pada kamera mempengaruhi hasil gambar yang ditangkap menjadi tidak fokus. Waktu getaran sekitar 1 2 detik. Penggunaan voltase di atas 6.0

40 26 Volt, memberikan getaran pada kamera. Semakin besar voltase, maka getaran semakin meningkat Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Depan Uji yang kedua adalah perlakuan terhadap gyroscope berupa pemberian voltase yang berbeda-beda. Untuk kecepatan voltasenya, diberikan 3.0 Volt, 4.5 Volt dan 6.0 Volt. Pada pergerakan gyroscope dengan ditekan ke depan, putaran gyroscope masih menyesuaikan dengan voltase dan sudut. Gaya gravitasi juga ikut berpengaruh terutama di daya 3.0 Volt. Tabel 3. Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Ditekan ke Depan untuk Ke Posisi Mendatar Sumber DF Type III SS Rata-rata Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Tingkatan N Respon volt Rata-rata Std Dev Rata-rata dengan yang lain tidak berbeda jauh Grup Duncan Rata-rata N Volt A B C

41 27 detik Voltase rata rata Gambar 14. Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Ditekan ke Depan hingga ke Posisi Mendatar Grafik uji statistik beda nilai tengah (Gambar 14) pada perlakuan gyroscope dengan tekanan yang diberikan dari depan, menunjukkan nilai rata-rata yang tidak dekat antara voltase satu dengan voltase lainnya. Di antara ketiga voltase, nilai rata-rata yang paling rendah adalah 3.0 Volt dengan nilai 4.46 detik. Berbeda halnya dengan perlakuan bebas, 4.5 Volt tidak dalam nilai rata-rata terendah. Nilai tertinggi dimiliki oleh 6.0 Volt dengan rata-rata 9.48 detik. Daya 4.5 Volt mempunyai nilai rata-rata 6.96 detik. Standar deviasi pada perlakuan ditekan ke depan, menunjukkan bahwa 4.5 Volt tetap memiliki nilai terendah sama halnya dengan perlakuan gerakan bebas. Pergerakan gyroscope dengan 4.5 Volt menghasilkan standar deviasi sebesar Kedua voltase lainnya mempunyai nilai yang tidak berbeda jauh. Untuk 3.0 Volt sebesar 0.97, dan 6.0 Volt sebesar Dari hasil uji-f nilai p (0.0001) < alpha 5% maka tolak H0 artinya minimal ada satu jenis volt memberikan respon yang berbeda. Perbedaan respon dapat terlihat dari pengelompokkan berdasarkan uji Duncan yang mendapatkan 6.0 Volt

42 28 dengan A, 4.5 Volt dengan B, dan 3.0 Volt dengan C yang dapat dilihat pada tabel 3 dan lampiran 4. (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt Pergerakan gyroscope dengan daya 3.0 Volt, tidak memberikan pengaruh kecepatan yang diberikan oleh adaptor. Perputarannya didominasi gaya gravitasi dan sudut. Untuk ulangan ketiga dan kedelapan, mempunyai waktu tempuh yang cepat untuk ke posisi mendatar, dikarenakan perlakuan sudut yang diberikan lebih kecil dibandingkan dengan ulangan lainnya. Kisaran waktunya dari 2.5 detik hingga 3.5 detik. Sedangkan untuk sisa ulangan lainnya berada pada kisaran Volt. (2) Pergerakan Gyro dengan Voltase 4.5 Volt Pergerakan gyroscope dengan daya 4.5 Volt memberikan waktu tempuh untuk ke posisi mendatar lebih lama dibandingkan dengan 3.0 Volt. Pada ulangan pertama, waktu yang dibutuhkan gyroscope untuk kembali pada sumbu x adalah 8 detik, setelah itu waktu perlahan menurun. Nilai waktu yang menurun drastis pada ulangan keempat yang mempunyai nilai waktu 5.5 detik, dengan selisih waktu 2.5 detik. Putaran gyroscope meningkat kembali di ulangan kelima. Di ulangan berikutnya waktu tempuh berkisar di antara Volt. (3) Pergerakan Gyro dengan Voltase 6.0 Volt Pergerakan gyroscope dengan 6.0 Volt, dipengaruhi oleh daya yang diberikan adaptor. Waktu tempuh yang dialami gyroscope untuk ke posisi mendatar lebih lama dibandingkan dengan daya yang rendah. Kisaran waktu yang ditempuh yaitu 8 sampai 11 detik. Mulanya, gyroscope bergerak cepat sehingga

43 29 membuat waktu yang ditempuh lama, yaitu 11 detik. Setelah ulangan pertama, gyroscope yang ditekan dengan sudut o, membuat waktu tempuh ke posisi mendatar lebih cepat Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Belakang Uji ketiga pada penelitian, yaitu memberikan ditekan ke belakang dengan perlakuan beda kecepatan voltase. Daya yang diberikan adalah 3.0 Volt, 4.5 Volt dan 6.0 Volt. Pada pergerakan gyroscope dengan ditekan ke belakang, putaran gyroscope masih menyesuaikan dengan voltase dan sudut. Gaya gravitasi juga ikut berpengaruh terutama di daya 3.0 Volt. Tabel 4. Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Ditekan ke Belakang untuk Ke Posisi Mendatar Sumber DF Type III SS Rata-rata Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Tingkatan N Respon volt Rata-rata Std Dev Rata-rata dengan yang lain tidak berbeda jauh Grup Duncan Rata-rata N Volt A B C

44 detik rata rata Voltase Gambar 15. Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Ditekan ke Belakang hingga Ke posisi mendatar Gambar 15 terlihat pengelompokkan ketiga voltase, menunjukkan nilai ratarata 6 Volt, 9.48 detik memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan voltase lainnya. Penggunaan 3.0 Volt mempunyai nilai yang lebih rendah dengan 4.20 detik. Sama dengan perlakuan pada ditekan ke depan, 4.5 Volt dengan nilai 5.28 detik. Sehingga, menempati posisi urutan kedua. Pemberian 4.5 Volt untuk ditekan ke belakang, sama dengan ditekan ke depan, memiliki standar deviasi yang lebih rendah. Meskipun, nilai rata-ratanya tidak pada nilai yang rendah. Nilai standar deviasi 6.0 Volt, 1.36, mempunyai selisih lebih rendah 0.39 dari standar deviasi 3.0 Volt, Hasil uji-f nilai p (0.0001) < alpha 5% maka tolak H0 artinya minimal ada satu jenis volt memberikan respon yang berbeda. Perbedaan respon dapat terlihat dari pengelompokkan berdasarkan uji Duncan yang mendapatkan 6.0 Volt dengan A, 4.5 Volt dengan B, dan 3.0 Volt dengan C yang dapat dilihat pada tabel 4 dan lampiran 5.

45 31 (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt Pergerakan gyroscope bila diberikan ditekan ke belakang, waktu tempuh ke posisi mendatar tidak konstan di tiap ulangannya. Hal ini disebabkan pemberian daya 3.0 Volt tidak berpengaruh kuat terhadap gerakan. Gaya gravitasi lebih dominan sejalan dengan posisi mulanya komponen keseluruhan kamera dan gyroscope. Massa dari kamera yang lebih bertumpu di belakang mengakibatkan pergerakan gyroscope lebih berat ke belakang. Uji coba pada perlakuan ini, keseluruhan ulangan mempunyai kisaran waktu dari 2.5 Volt Volt, dengan selisih waktu 4.5 Volt. Waktu tempuh tercepat terjadi pada ulangan keempat, keenam dan kesembilan dengan kisaran waktu detik. Waktu tempuh gyroscope ini dipengaruhi juga oleh sudut mula putaran. (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt Perputaran gyroscope dengan 4.5 Volt, seperti perputaran dengan 3 Volt. Massa kamera yang bertumpu di belakang mempengaruhi ketidakstabilan dari putaran gyroscope. Waktu tempuh untuk ke posisi mendatar, di ulangan 2 paling cepat dengan waktu 4.4 detik. Namun, waktu tersebut lebih lama dibandingkan dengan 3.0 Volt yang memiliki waktu tercepat detik. Kesepuluh ulangan berkisar antara detik, sehingga selisihnya hanya 2 detik. Selisih tersebut lebih cepat dibandingkan dengan 3.0 Volt, 4.5 detik. Di ulangan keempat, kecepatan gyroscope untuk ke posisi mendatar lebih lama dengan waktu 6.4 detik. Pada perlakuan tekannan dari belakang, sudut yang diberikan tidak terlalu besar, yaitu 90 o.

46 32 (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Kesepuluh ulangan, mempunyai kisaran waktu dari detik. Selisih waktunya yaitu 3.5 detik. Waktu tersebut lebih cepat dari 3.0 Volt, dan lebih lama dari 4.5 Volt. Pengaruh gaya gravitasi tidak dominan. Selain itu, pengaruh massa kamera juga tidak mempengaruhi putaran gyroscope. Mulanya gyroscope membutuhkan waktu yang cepat untuk kembali ke posisi mendatar. Setelah itu, lamanya waktu tempuh meningkat. Penurunan waktu tempuh di ulangan kelima dan keenam tidak signifikan, dengan kisaran 2.5 detik Perlakuan Uji Coba dengan Ditekan ke Kanan Uji keempat pada penelitian adalah memberikan ditekan ke kanan pada gyroscope. Daya yang diberikan untuk uji, yaitu 3.0 Volt, 4.5 Volt dan 6.0 Volt. Pada pergerakan gyroscope dengan ditekan ke kanan, putaran gyroscope masih menyesuaikan dengan voltase dan sudut. Nilai uji yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Uji Annova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope untuk Perlakuan Ditekan ke Kanan untuk Ke Posisi Mendatar Sumber DF Type III SS Rata-rata Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Tingkatan N Respon volt Rata-rata Std Dev

47 33 Rata-rata dengan yang lain tidak berbeda jauh Grup Duncan Rata-rata N Volt A B C detik Voltase rata rata Gambar 16. Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah untuk Perlakuan Ditekan ke Kanan hingga Ke Posisi Mendatar Gambar 16 uji beda nilai tengah dengan perlakuan ditekan ke kanan menunjukkan bahwa 3.0 Volt mempunyai nilai rata-rata terendah, 5.27 detik. Nilai rata-rata tertinggi adalah 6.0 Volt dengan nilai 8.79 detik. Untuk 4.5 Volt, nilai rata-ratanya sebesar 6.16 detik. Selisih rata-rata 4.5 Volt, tidak berbeda jauh dengan 3V, hanya 0.89 detik. Standar deviasi dari ketiga voltase, nilai terendahnya adalah 3.0 Volt, 0.63 Pergerakan di 4.5 Volt, memiliki standar deviasi Nilai standar deviasi 4.5 Volt dengan 3.0 Volt tidak berbeda jauh, selisihnya Sedangkan 6.0 Volt, standar deviasinya tertinggi dengan nilai Selisih waktu dengan 4.5 Volt yaitu 0.05.

48 34 Hasil uji-f nilai p (0.0001) < α 5% maka tolak H0 artinya minimal ada satu jenis volt memberikan respon yang berbeda. Perbedaan respon dapat terlihat dari pengelompokkan berdasarkan uji Duncan yang mendapatkan 6.0 Volt dengan A, 4.5 Volt dengan B, dan 3.0 Volt dengan C yang dapat dilihat pada tabel 5 dan lampiran 6. (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt Perputaran gyroscope saat alat ditekan ke kanan pada 3.0 Volt memerlukan waktu detik untuk kembali ke posisi mendatar. Sehingga selisih waktu yang diperoleh yaitu 3.5 detik. Pada awalnya, gyroscope berputar selama 5.5 detik, kemudian waktunya bertambah hingga 7.5 detik. Setelah itu, terus mengalami penurunan dan berfluktuasi di kisaran detik. Pengaruh gaya gravitasi berperan dominan dibandingkan dengan pemberian voltase. (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt Pergerakan gyroscope dengan 4.5 Volt menunjukkan lebih stabil dan konstan. Hal ini dapat disimpulkan dari kisaran waktunya yaitu detik, sehingga mempunyai selisih waktu 2 detik. Waktu tempuh tercepat berada pada ulangan kedua yang berkisar detik. Sisa ulangan lainnya, berkisar dari detik. Pengaruh pergerakan didominasi oleh pemberian voltase, tidak dipengaruhi gaya gravitasi seperti 3.0 Volt. (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6 Volt Putaran gyroscope di 6.0 Volt menunjukkan fluktuasi dari kisaran detik. Selisih waktunya yaitu 3 detik. Waktu selisih ini lebih lama dibandingkan

49 35 dengan 4.5 Volt. Namun, lebih cepat 0.5 detik daripada 3 Volt. Di perlakuan ini, pengaruh voltase lebih dominan mengendalikan pergerakan gyroscope Perlakuan Uji Coba Gyroscope dengan Ditekan ke Kiri Uji kelima pada penelitian, yaitu memberikan ditekan ke kiri pada gyroscope. Daya yang diberikan untuk uji, yaitu 3.0 Volt, 4.5 Volt dan 6.0 Volt. Pada pergerakan gyroscope dengan ditekan ke kiri, putaran gyroscope masih menyesuaikan dengan voltase dan sudut. Tabe 6. Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope Untuk Perlakuan Ditekan Ke Kiri Untuk Ke Posisi Mendatar Sumber DF Type III SS Rata-rata Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Tingkatan N Respon volt Rata-rata Std Dev Rata-rata dengan yang lain tidak berbeda jauh Grup Duncan Rata-rata N Volt A B C

50 detik rata rata Voltase Gambar 17. Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Perlakuan Ditekan ke Kiri hingga Ke Posisi Mendatar Grafik uji statistik beda nilai tengah di perlakuan ditekan ke kiri menunjukkan komposisi yang sama seperti uji perlakuan lainnya. Komposisi dari kelompok voltase dari terendah ke tinggi yaitu 3 Volt, nilai rata-rata 3.11 detik, 4.5 Volt, 5.01 detik dan 6.0 Volt, 7.85 detik. Standar deviasi dari uji perlakuan ditekan ke kiri berbeda hal nya dengan keempat uji. Nilai deviasi terendah berada pada 3 Volt dengan nilai Sedangkan 4.5 Volt mempunyai nilai tidak berbeda jauh dengan 3.0 Volt yaitu Selisih deviasi dari kedua voltase tersebut adalah Standar deviasi tertinggi berada pada 6.0 Volt sebesar Hasil uji-f nilai p (0.0001) < alpha 5% maka tolak H0 artinya minimal ada satu jenis volt memberikan respon yang berbeda. Perbedaan respon dapat terlihat dari pengelompokkan berdasarkan uji Duncan yang mendapatkan 6.0 Volt dengan A, 4.5 Volt dengan B, dan 3.0 Volt dengan C yang dapat dilihat pada tabel 6 dan lampiran 7.

51 37 (1) Pergerakan Gyroscope dengan 3.0 Volt Pada 3.0 Volt, pergerakan gyroscope lebih cepat bila diberi ditekan ke kiri. Kisaran waktu tempuh untuk kembali kepada posisi mendatar antara detik. Selisih waktunya adalah 1.6 detik. Namun, kecepatan waktu putaran gyroscope tetap dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Sama seperti dengan keempat perlakuan lainnya. Perlakuan sudut juga berpengaruh terhadap lamanya waktu. Waktu tercepat untuk kembali kepada posisi mendatar, didapatkan pada ulangan ketujuh dengan 2.4 detik. Sedangkan waktu yang terlama di ulangan kelima dengan waktu detik. (2) Pergerakan Gyroscope dengan 4.5 Volt Pergerakan gyroscope dengan ditekan ke kiri pada 4.5 Volt memperlihatkan bahwa kisaran waktunya antara Volt. Selisih waktunya adalah 1.8 detik. Waktu tersebut lebih lama 0.2 detik daripada 3.0 Volt. Pergerakan gyroscope dipengaruhi oleh dominasi voltase, dan minim gaya gravitasi. Sudut yang diberikan untuk mulai putaran juga berpengaruh. Fluktuasi waktu untuk gyroscope berputar terlihat konstan dikarenakan selisih waktunya yang cepat. (3) Pergerakan Gyroscope dengan 6.0 Volt Kesepuluh ulangan, mempunyai kisaran waktu dari detik. Selisih waktunya yaitu 4.5 detik. Waktu tersebut paling lama diantara uji coba lainnya pada perlakuan ditekan ke kiri. Mulanya, gyroscope berputar dengan lama waktu detik. Di ulangan kedelapan, terjadi peningkatan waktu waktu tempuh gyroscope hingga kisaran detik. Setelah itu, kembali pada kisaran waktu sebelumnya. Pengaruh gaya gravitasi tidak dominan.

52 Keseluruhan Secara keseluruhan uji coba didapatkan beda hasil pergerakan gyroscope. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan gyroscope adalah sudut mula tekanan, gaya gravitasi, kekuatan voltase yang diberikan dan massa dari kamera (yang mempengaruhi perlakuan ditekan ke belakang). Tabel 7. Uji Anova dan Duncan di Uji Coba Pergerakan Gyroscope Untuk Seluruh Perlakuan Ke Posisi Mendatar Sumber DF Type III SS Rata-rata Square F Value Pr > F Volt <.0001 BLOK <.0001 Error Total Tingkatan N Respon volt Rata-rata Std Dev detik Rata-rata dengan yang lain tidak berbeda jauh Grup Duncan Rata-rata N Volt A B C Voltase rata rata Gambar 18. Grafik Uji Statistik Beda Nilai Tengah di Keseluruhan Perlakuan hingga Ke Posisi Mendatar

53 39 Pemberian voltase yang berbeda yaitu 3.0 Volt, 4.5 Volt dan 6.0 Volt menghasilkan perbedaan gerak gyroscope. Nilai rata-rata waktu tempuh tertinggi yaitu 6.0 Volt dengan 8.90 detik. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi nilai rata-ratanya, semakin lama waktu tempuh untuk gyroscope kembali kepada posisi mendatar setelah diberikan perlakuan. Lamanya waktu tempuh pada 6.0 Volt, disebabkan oleh voltase yang diberikan oleh adaptor. Nilai rata-rata terendah yaitu 3.0 Volt, 4.26 detik. Semakin rendah nilai rataratanya, semakin cepat gyroscope berputar. Sehingga, waktu tempuh untuk ke posisi mendatar lebih cepat. Kecepatan dari 3.0 Volt dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mendominasi pergerakan. Pada 3.0 Volt, kecepatannya sedikit dipengaruhi oleh pemberian voltase. Hal ini berbeda dengan 6.0 Volt yang didominasi oleh pengaruh voltase. Di antara semua uji, perlakuan gyroscope di 4.5 Volt, 5.85 detik dirasa lebih baik. Hal ini diperkuat dengan pergerakan gyroscope yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan voltase yang diberikan oleh adaptor. Kedua pengaruh pergerakan tersebut tidak ada yang dominan. Sehingga, pergerakan gyroscope lebih stabil. Standar deviasi yang ditunjukkan oleh uji stastistik, memperlihatkan keheterogenan yang terjadi dalam data yang sedang diteliti atau dapat dikatakan sebagai jumlah rata-rata variabilitas di dalam satu set data pengamatan. Semakin besar nilai standar deviasi, maka semakin besar jarak rata-rata setiap unit data terhadap rata-ratanya.

54 40 Standar deviasi diantara ketiga voltase, 4.5 Volt menempati nilai terendah, Kondisi ini menunjukkan bahwa jarak rata-rata setiap unit data terhadap rata-ratanya kecil. Selain itu, memiliki kecenderungan setiap data tidak berbeda satu sama lain. Kisaran waktu tempuhnya stabil. Hal ini memperkuat penegasan, 4.5 Volt lebih baik digunakan sebagai voltase yang cocok untuk kamera gyroscope observasi di kapal. Uji coba di 3.0 Volt, standar deviasinya menempati nilai tertinggi Standar deviasi yang tinggi memperlihatkan jarak rata-rata setiap unit terhadap rata-ratanya besar. Hal ini menandakan semakin menyebarnya data dan memiliki kecendrungan setiap data berbeda satu sama lain. Standar deviasi 6 Volt, berada di posisi kedua (tengah) dengan nilai Nilai tersebut tidak terlalu jauh dari standar deviasi 3.0 Volt dan 4.5 Volt yang dapat dilihat pada tabel 7 dan lampiran Pergerakan Kamera Saat dioperasikan, kamera bergerak mengikuti dinamika gerak gyroscope. Dari hasil uji coba, diketahui bahwa ada gangguan pada kamera ketika gyroscope bekerja. Semakin besar nilai voltase yang diberikan, semakin lama (noise) muncul saat kamera mulai merekam. Getaran mulai dirasakan saat memasuki voltase 6.0 dan tidak dirasakan pada 3.0 Volt dan 4.5 Volt. Nilai voltase yang lebih dari 6.0 Volt, pada gyroscope tidak menunjukkan adanya getaran pada kamera. Namun, beberapa detik ke depannya, mengalami getaran dari perlahan hingga kencang, dan kembali stabil. Penyebab getaran

55 41 adalah cat pada permukaan kepingan besi yang tidak halus, sehingga perputaran gyroscope akan memicu kepingan besi berputar dan bergetar Hasil Gambar Pengambilan gambar menggunakan kamera CMOS Color dengan resolusi NTSC 510 x 492 dan PAL 628 x 582. Keluaran utama yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil gambar yang direkam kamera gyroscope. Hasil gambar (Gambar 19) yang dihasilkan disimpan dalam format *bmp. Kamera juga bisa berfungsi sebagai perekam video. Format keluaran untuk video adalah *mpg. Gambar yang dihasilkan oleh kamera gyroscope dengan diberikan 3.0 Volt dapat terlihat seperti Gambar 19. Dilihat secara visual, hasil gambar baik, karena tidak terganggu oleh pergerakan gyroscope. Namun, pergerakan gyroscope pada 3.0 Volt tidak memanfaatkan voltase dengan sempurna. Putaran gyroscope pada 3.0 Volt lebih didominasi oleh gaya gravitasi. Gambar yang dihasilkan oleh kamera gyroscope pada 4.5 Volt ditunjukkan oleh Gambar 20. Dilihat secara visual (Gambar 20), hasil gambar tergolong memiliki kualitas yang baik seperti dengan 3.0 Volt, dikarenakan tidak terganggu oleh pergerakan gyroscope. Putaran di voltase ini, tidak didominasi oleh gaya gravitasi.

56 42 Gambar 19. Hasil Gambar dengan 3 Volt (a) tidak diberikan tekanan (b) ditekan ke kiri (c) ditekan ke kanann (d) ditekan ke depan (e) ditekan ke belakang Gambar yang dihasilkan oleh kamera gyroscope pada 6.0 Volt ditunjukkan oleh Gambar 21. Dilihat secara visual (Gambar 21), hasil gambar tergolong memiliki kualitas yang kurang baik daripada gambar yang dihasilkan dengan voltase 3.0 Volt dan 4.5 Volt, dikarenakan adanya gangguan getaran pergerakan gyroscope. Putaran di voltase ini, tidak didominasi oleh gaya gravitasi.

57 43 Gambar 20. Hasil Gambar dengan 4.5 Volt (a) tidak diberikan tekanan (b) ditekan ke kiri (c) ditekan ke kanan (d) ditekan ke depan (e) ditekan ke belakang Gambar 21. Hasil Gambar dengan 6 Volt (a) tidak diberikan tekanan (b) ditekan ke kiri (c) ditekan ke kanan (d) ditekan ke depan (e) ditekan ke belakang

58 44 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kamera gyroscope telah dirancang dengan motor gyral memiliki voltase optimum 4.5 Volt, yang menghasilkan getaran rendah. Untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik dan tidak menggunakan voltase yang tinggi. Permasalahan yang muncul adalah voltase yang tinggi akan mengakibatkan getaran yang bersifat mengganggu (noise) pada kamera. Getaran mempengaruhi hasil dari gambar yang ditangkap oleh kamera, sehingga menjadi tidak fokus (blur). Penggunaan voltase yang rendah, tidak memberi pengaruh yang berarti terhadap kamera. Hasil tangkapan kameranya fokus namun tidak mengandalkan voltase. Selain itu, uji gerak gyral menunjukkan peningkatan waktu menuju stabil lebih lama dikarenakan bertambahnya kecepatan (dalam Rpm) Setelah melakukan uji coba dengan tiga perlakuan, yaitu 3 Volt, 4.5 Volt dan 6 Volt. Maka dapat disimpulkan bahwa model dengan 4.5 Volt lebih baik dari perlakuan lainnya. Untuk menghasilkan gambar yang baik tidak dapat menggunakan voltase yang tinggi. Permasalahannya, voltase yang tinggi akan meningkatkan getaran yang bersifat mengganggu (noise) pada kamera. Getaran mempengaruhi hasil gambar yang ditangkap oleh kamera, sehingga menjadi tidak fokus (blur). Penggunaan voltase yang rendah, tidak memberi pengaruh yang berarti terhadap kamera. Hasil tangkapan kameranya fokus, tetapi tidak mengandalkan voltase. 44

59 Saran Penelitian berikutnya, dapat membuat kamera ber-gyral dengan mikrokontroler agar dapat dikendalikan. Selain itu, agar selalu memiliki nilai gyral yang tinggi tetapi rendah getaran. 45

60 DAFTAR PUSTAKA Anonymous Pengetahuan Dasar CCTV. [diunduh tanggal 12 Januari 2011]. Anonymous [diunduh tanggal 12 Januari 2011]. Anonymous [diunduh tanggal 12 Januari 2011]. Anonymous [diunduh tanggal 12 Januari 2011]. Anonymous [diunduh tanggal 12 Januari 2011]. Anonymous [diunduh tanggal 12 Januari 2011]. Avery, T Eugene Penafsiran Potret Udara. Diterjemahkan oleh Iman Abdurrochman. Akademika Pressindo. Jakarta. xii h Lighterink, G.K Dasar-dasar Fotogrametri. Diterjemahkan oleh Boesriati Boerman. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. viii + 81 h Paine, David P Fotografi Udara dan Penafsiran Citra Untuk Pengelolaan Sumber Daya. Diterjemahkan oleh Iman Abdul Rochman. Gajah Mada Univesity Press. Yogyakarta. xix h Wolf, Paul R Elemen Fotogrametri. Diterjemahkan oleh Gunadi, Totok Gunawan, dan Zuharnen. Gajah Mada University Press.Yogyakarta. xv h Yuliansyah, Naka Rancang Bangun Alat Observasi Sistem Kamera Ganda [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 46

61 LAMPIRAN

62 48 Lampiran 1. Hasil dari Uji Coba dengan Perlakuan Sembarang Hingga ke Posisi Mendatar Voltase No 3V 4.5V 6V Rata- Rata

63 49 Lampiran 2. Hasil dari Uji Coba dengan Berbagai Perlakuan Hingga ke Posisi Mendatar Depan Belakang Kanan Kiri No 3V 4.5V 6V 3V 4.5V 6V 3V 4.5V 6V 3V 4.5V 6V Rata- Rata

64 50 Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Kembali Pada Posisi Mendatar The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Volt Ulangan Number Of Observations Read 30 Number Of Observations Used 30 R-Square Coeff Var Root MSE Respon Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F Volt Error Total Hipotesis H0 : Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu Jenis Volt Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.2344)>Alpha 5% Maka Terima H0 Artinya Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama The GLM Procedure Level Of N Respon Volt Mean Std Dev

65 51 Lanjutan Lampiran 3. Duncan's Multiple Range Test For Respon Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 27 Error Mean Square Number Of Means 2 3 Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N Volt A A A A A

66 52 Lampiran 4. Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Depan The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Volt Ulangan Number Of Observations Read 30 Number Of Observations Used 30 R-Square Coeff Var Root MSE Respon1 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Hipotesis H0 : Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu Jenis Volt Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.0001)<Alpha 5% Maka Tolak H0 Artinya Minimal Ada Satu Jenis Volt Memberikan Respon Yang Berbeda The GLM Procedure Level Of N Respon1 Volt Mean Std Dev

67 53 Lanjutan Lampiran 4. Duncan's Multiple Range Test For Respon1 Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 27 Error Mean Square Number Of Means 2 3 Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N Volt A B C

68 54 Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Belakang The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Volt Ulangan Number Of Observations Read 30 Number Of Observations Used 30 R-Square Coeff Var Root MSE Respon2 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Hipotesis H0 : Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu Jenis Volt Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.0001)<Alpha 5% Maka Tolak H0 Artinya Minimal Ada Satu Jenis Volt Memberikan Respon Yang Berbeda The GLM Procedure Level Of N Respon2 Volt Mean Std Dev

69 55 Lanjutan Lampiran 5. Duncan's Multiple Range Test For Respon2 Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 27 Error Mean Square Number Of Means 2 3 Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N Volt A B C

70 56 Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan ke Kanan The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Volt Ulangan Number Of Observations Read 30 Number Of Observations Used 30 R-Square Coeff Var Root MSE Respon3 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Hipotesis H0 : Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu Jenis Volt Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.0001)<Alpha 5% Maka Tolak H0 Artinya Minimal Ada Satu Jenis Volt Memberikan Respon Yang Berbeda The GLM Procedure Level Of N Respon3 Volt Mean Std Dev

71 57 Lanjutan Lampiran 6. Duncan's Multiple Range Test For Respon3 Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 27 Error Mean Square Number Of Means 2 3 Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N Volt A B C

72 58 Lampiran 7. Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Perlakuan Ditekan Ke Kiri The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Volt Ulangan Number Of Observations Read 30 Number Of Observations Used 30 R-Square Coeff Var Root MSE Respon4 Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F Volt <.0001 Error Total Hipotesis H0 : Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu Jenis Volt Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.0001)<Alpha 5% Maka Tolak H0 Artinya Minimal Ada Satu Jenis Volt Memberikan Respon Yang Berbeda The GLM Procedure Level Of N Respon4 Volt Mean Std Dev

73 59 Lanjutan Lampiran 7. Duncan's Multiple Range Test For Respon4 Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 27 Error Mean Square Number Of Means 2 3 Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N Volt A B C

74 60 Lampiran 8. Hasil Pengolahan Data Gyro dengan Keseluruhan Perlakuan Tekanan The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Volt Ulangan BLOK 4 BELAKANG DEPAN KANAN KIRI Number Of Observations Read 120 Number Of Observations Used 120 R-Square Coeff Var Root MSE Respon Mean Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F Volt <.0001 BLOK <.0001 Error Total Hipotesis H0 : Semua Jenis Volt Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu Jenis Volt Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.0001)<Alpha 5% Maka Tolak H0 Artinya Minimal Ada Satu Jenis Volt Memberikan Respon Yang Berbeda Hipotesis H0 : Semua BLOK Memberikan Respon Yang Sama H1 : Minimal Ada Satu BLOK Yang Memberikan Respo Yang Berbeda Dari Hasil Uji-F Nilai-P(0.0001)<Alpha 5% Maka Tolak H0 Artinya Minimal Ada Satu BLOK Memberikan Respon Yang Berbeda The GLM Procedure Level Of N Respon Volt Mean Std Dev

75 61 Lanjutan Lampiran 8. Duncan's Multiple Range Test For Respon Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 114 Error Mean Square Number Of Means 2 3 Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N Volt A B C

76 62 Lanjutan Lampiran 8. The GLM Procedure Level Of N Respon BLOK Mean Std Dev BELAKANG DEPAN KANAN KIRI Duncan's Multiple Range Test For Respon Note: This Test Controls The Type I Comparisonwise Error Rate, Not The Experimentwise Error Rate. Alpha 0.05 Error Degrees Of Freedom 114 Error Mean Square Number Of Means Critical Range Means With The Same Letter Are Not Significantly Different. Duncan Grouping Mean N BLOK A DEPAN A B A KANAN B B BELAKANG C KIRI

77 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, 08 April 1987 dari Ayah H. Muchtar Luthfy dan Ibu Hj Nurhayati, BA. SPdi. Penulis adalah anak Keempat dari empat bersaudara. Tahun Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 13 Jakarta. Pada tahun 2006 Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur masuk SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan tahun 2007 diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis menjadi panitia di berbagai kegiatan kampus baik di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM C-FPIK) dan Himpunan Profesi Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMITEKA). Penulis pernah menjadi Sekretaris Pekan Olahraga dan Seni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (PORIKAN) pada tahun 2009, Sekretaris Orientasi Mahasiswa Baru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (OMBAK) pada tahun Penulis melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP), dengan judul Identifikasi Instrumen Akustik Pada Kapal Purse Seine, di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah. Sejak Oktober Desember 2011, Penulis magang kerja di GreenTV IPB sebagai penulis naskah dan editor film. Penulis juga berkesempatan magang di Majalah TROBOS dari bulan April 2012 hingga saat ini.

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fotogrametri Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh pengukuran-pengukuran yang terpercaya dari benda-benda di atas citra fotografik (Avery, 1990). Fotogrametri

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perakitan kamera gyroscope, diawali dengan pembentukan rangka dengan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perakitan kamera gyroscope, diawali dengan pembentukan rangka dengan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Dasar Kamera Gyroscope Perakitan kamera gyroscope, diawali dengan pembentukan rangka dengan menggunakan pipa paralon 4 inchi dan keping CD sebagai gyroscope. Di bagian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

ANALISIS SINAR MERAH, HIJAU, DAN BIRU (RGB) UNTUK MENGUKUR KELIMPAHAN FITOPLANKON (Chlorella sp.) Oleh: Merizawati C

ANALISIS SINAR MERAH, HIJAU, DAN BIRU (RGB) UNTUK MENGUKUR KELIMPAHAN FITOPLANKON (Chlorella sp.) Oleh: Merizawati C ANALISIS SINAR MERAH, HIJAU, DAN BIRU (RGB) UNTUK MENGUKUR KELIMPAHAN FITOPLANKON (Chlorella sp.) Oleh: Merizawati C64104004 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT 1 Hilridya Sagita, 2 Eri Prasetyo dan 3 Arifin 1,2 Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Jakarta 3 STMIK Bidakara,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

Aplikasi Prinsip Gyroscope untuk Mempertahankan Kesetimbangan Sebuah Sistem Sederhana

Aplikasi Prinsip Gyroscope untuk Mempertahankan Kesetimbangan Sebuah Sistem Sederhana Aplikasi Prinsip Gyroscope untuk Mempertahankan Kesetimbangan Sebuah Sistem Sederhana Liya Kholida 1,a), Rizqa Sitorus 1,b), Alfian Inzia Fusiari 1,c), Nurrohman 1d) dan Dwi Irwanto 2,e) 1 Magister Pengajaran

Lebih terperinci

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI MASSA BANDUL TERHADAP POLA GERAK BANDUL DAN VOLTASE BANGKITAN GENERATOR PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBAN LAUT SISTEM BANDUL KONIS Lely Etika Sari (2107100088)

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi BB 2 DSR TEORI 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi Pemetaan objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi, ataupun manajemen asset. Suatu objek tiga dimensi merupakan

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEREKAM DATA KELEMBABAN RELATIF DAN SUHU UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PEREKAM DATA KELEMBABAN RELATIF DAN SUHU UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN PEREKAM DATA KELEMBABAN RELATIF DAN SUHU UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Acta Withamana C64104073 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA MELALUI INTERNET

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA MELALUI INTERNET PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM MONITORING RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA MELALUI INTERNET Oleh: Irwan Adi Prayugo (6407030006) Moch. Wijayanto (6407030011) JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan September

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEBALAN INTEGRASI DASAR PERAIRAN DENGAN INSTRUMEN HIDROAKUSTIK SIMRAD EY-60 DI PERAIRAN KEPULAUAN PARI

PERBEDAAN KETEBALAN INTEGRASI DASAR PERAIRAN DENGAN INSTRUMEN HIDROAKUSTIK SIMRAD EY-60 DI PERAIRAN KEPULAUAN PARI PERBEDAAN KETEBALAN INTEGRASI DASAR PERAIRAN DENGAN INSTRUMEN HIDROAKUSTIK SIMRAD EY-60 DI PERAIRAN KEPULAUAN PARI SANTI OKTAVIA SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, dimulai bulan Agustus 2010 sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu (1)

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 18 Gambar 17 Pegujian sistem navigasi: (a) lintasan lurus tanpa simpangan, (b)lintasan lurus dengan penggunaan simpangan awal, (c) lintasan persegi panjang, (d) pengolahan tanah menggunakan rotary harrower

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

PENGENDALIAN MUTU KLAS X PENGENDLIN MUTU KLS X. Untuk mengukur ketebalan selembar kertas yang paling teliti menggunakan alat ukur. mistar. jangka sorong C. rol meter D. micrometer sekrup E. sferometer 2. Perhatikan gambar penunjuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II Sistem Penggerak Satu Sumbu Menggunakan Motor Stepper DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV A Nama Mahasiswa Nim Fahmi Ahmad Husaeni 201302025 Iqbal Auliadin 201302009 Yova Mavriliana

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian. 3.1 Rencana Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian. 3.1 Rencana Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3 3.1 Rencana Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di Laboratorium Hidraulika, Program Studi Teknik Kelautan, Institut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR LAMPIRAN TUGAS Mata Kuliah Progran Studi Dosen Pengasuh : Fisika Dasar : Teknik Komputer (TK) : Fandi Susanto, S. Si Tugas ke Pertemuan Kompetensi Dasar / Indikator Soal Tugas 1 1-6 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitan Percobaan dilaksanakan pada Tangki uji gelombang di Laboratorium Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin. Gambar 3.1 III.2 Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Prototipe 1. Rangka Utama Bagian terpenting dari alat ini salah satunya adalah rangka utama. Rangka ini merupakan bagian yang menopang poros roda tugal, hopper benih

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR KELIMPAHAN CHLORELLA SP. BERDASARKAN ANALISIS RGB DENGAN MENGGUNAKAN EFEK FLUORESCENCE

PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR KELIMPAHAN CHLORELLA SP. BERDASARKAN ANALISIS RGB DENGAN MENGGUNAKAN EFEK FLUORESCENCE PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR KELIMPAHAN CHLORELLA SP. BERDASARKAN ANALISIS RGB DENGAN MENGGUNAKAN EFEK FLUORESCENCE Oleh: Dini Janiariska C64104059 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah walet milik Ir. H. Ubaidillah Thohir, S.Pd. mulai bulan Agustus 2008 sampai Januari 2009. Lokasi penelitian di Desa Meriyunan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembangkit listrik surya termal yang menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan mesin stirling jenis

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di 24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

Lebih terperinci

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS KULIAH TEKNIK KOMPUTER DASAR Dosen : Ir. Rudy Hartanto, M.T.

MAKALAH TUGAS KULIAH TEKNIK KOMPUTER DASAR Dosen : Ir. Rudy Hartanto, M.T. MAKALAH TUGAS KULIAH TEKNIK KOMPUTER DASAR Dosen : Ir. Rudy Hartanto, M.T. MASALAH KOMPUTER PADA TAHUN 2015 SERTA SOLUSI DAN PERKEMBANGAN KOMPUTER PADA DUA DAN DUA PULUH TAHUN MENDATANG Ditulis oleh :

Lebih terperinci

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER Perangkat yang digunakan untuk memasukkan data atau memberikan perintah kepada komputer untuk melakukan suatu proses. Komputer hanya dapat menerima data atau perintah dalam bentuk sinyal listrik digital.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8) III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TARGET STRENGTH IKAN MAS DAN IKAN LELE PADA KONDISI TERKONTROL MENGGUNAKAN QUANTIFIED FISH FINDER. Muhammad Hamim

PENGUKURAN TARGET STRENGTH IKAN MAS DAN IKAN LELE PADA KONDISI TERKONTROL MENGGUNAKAN QUANTIFIED FISH FINDER. Muhammad Hamim PENGUKURAN TARGET STRENGTH IKAN MAS DAN IKAN LELE PADA KONDISI TERKONTROL MENGGUNAKAN QUANTIFIED FISH FINDER Muhammad Hamim DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen Penerapan Aplikasi Gaya Magnet, Gaya Lorentz dalam Kehidupan Sehari-hari, Kegunaan Galvanometer, Motor Listrik, Relai, Kereta Maglev, Video Recorder - Berikut ini adalah materi lengkapnya: 1. Cara / Prinsip

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014 1. Perhatikan pengukuran benda menggunakan 4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan neraca o-hauss berikut ini! kecepatan 240 putaran per menit. Apabila jarijari lintasan 20 cm, maka besar kecepatan π

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR CARA KERJA GENERATOR AC JARINGAN LISTRIK LISTRIK SATU PHASE LISTRIK TIGA PHASE MOTOR LISTRIK Konversi energi listrik menjadi energi mekanikyang terjadi pada bagian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5 LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR Disusun Oleh : JOSSY KOLATA (1007121681) KELOMPOK 5 LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

EXPERIMENTAL COMPETITION

EXPERIMENTAL COMPETITION Perhatikan 1. Waktu yang disediakan 5 jam. 2. Gunakan hanya pulpen dan peralatan yang disediakan. 3. Gunakan hanya sisi depan dari kertas yang disediakan. 4. Selain kertas kosong blank sheet, tersedia

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

3. METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2011. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian,

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. III. TRANSDUCER III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. BESARAN NON LISTRIK TRANSDUCER

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan September 2011. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB V PEDOMAN MAGNET

BAB V PEDOMAN MAGNET BAB V PEDOMAN MAGNET PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi yang paling konvensional dan penting di kapal, yang digunakan untuk menentukan arah di laut, yaitu pedoman magnit.

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Keyboard : 1.) QWERTY 2.) DVORAK 3.) KLOCKENBERG

Jenis-Jenis Keyboard : 1.) QWERTY 2.) DVORAK 3.) KLOCKENBERG 1. Perangkat Input Perangkat input komputer ( perangkat masukan atau input devices) adalah perangkat yang digunakan untuk memasukkan data - data dan memberikan perintah pada komputer untuk digunakan pada

Lebih terperinci