Gambar 2.1 Contoh rotating disk 4 tingkat. [atas seizin Wisnu Aji P.]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 2.1 Contoh rotating disk 4 tingkat. [atas seizin Wisnu Aji P.]"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep Dasar Optimasi Rotating Disk Bertingkat Rotating disk merupakan benda solid simetris yang berputar. Untuk rotating disk yang bertingkat terdapat perbedaan ketebalan pada masing-masing tingkatan yang diukur dari titik pusat. Sehingga terdapat beberapa variabel desain yang perlu diperhatikan, antara lain: profil, diameter, pemilihan material, banyaknya segmen (tingkatan) dan lain-lain. [Ref. 1 hal. 97]. Pada saat rotating disk berputar pada kecepatan tinggi, akan dihasilkan tegangan akibat dari gaya sentrifugal. Jika tegangan berada di dalam daerah elastis dari bahan rotating disk tersebut dan menghasilkan sebuah deformasi, maka ukuran dari rotating disk akan kembali seperti keadaan semula ketika tegangan dihilangkan. Tetapi jika tegangan mempunyai nilai yang besar, maka terdapat sebagian regangan hasil tegangan tersebut yang tertinggal dalam rotating disk. Jika hal demikian dibiarkan terus-menerus akan menyebabkan material ini gagal dan permulaan keretakan meningkat yang dapat menyebabkan rotating disk pecah. Po Pi Gambar 2.1 Contoh rotating disk 4 tingkat. [atas seizin Wisnu Aji P.] Gambar 2.1 merupakan contoh profil dari rotating disk 4 segmen/tingkat. Profil dari rotating disk pada Gambar 2.1 masih dapat kita optimalkan sehingga diperoleh 8

2 9 distribusi tegangan dan desain yang lebih baik, yakni lebih ringan tapi kuat. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan metode optimisasi. Optimisasi merupakan metode untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan batasan-batasan tertentu. [Ref. 6 hal. 1]. Dalam Tugas Akhir ini yang akan kita kaji adalah optimasi geometri rotating disk (dengan variabel radius dan ketebalan yang akan divariasikan) untuk mendapatkan distribusi tegangan yang lebih baik Aplikasi Rotating Disk Berdasarkan tipe poros, rotating disk dibagi menjadi dua macam: a. Press Fitted with Central Hole Merupakan rotating disk dengan bagian tengah yang berlubang. Lubang poros ini dinotasikan dengan harga Rm. Harga Rm ini ditentukan sebagai ukuran radius dari poros. Aplikasi dari rotating disk tipe ini banyak digunakan pada turbin uap dan gas. Gambar 2.2 Rotating disk dengan bagian tengah yang berlubang. [Ref. 1 hal. 100] Pemasangan antara piringan dengan poros dilakukan dengan cara sambungan susut. Poros penggerak dipasang setelah jari-jari dalam piringan dipanaskan yang kemudian didinginkan, maka antara kedua bagian terjadi tekanan kontak yang disebut tekanan sambungan susut.

3 10 b. Disk with Integral saft Merupakan rotating disk dengan integral poros atau poros menjadi satu dengan piringan. Pada saat proses pembuatan piringan misalkan dengan cara pengecoran poros dan piringan dibuat menjadi satu. Rotating disk tipe ini dipakai pada rotor pada kondisi temperatur tinggi dan mempunyai diameter yang relatif kecil. Gambar 2.3 Rotating disk dengan integral poros. [Ref. 1 hal. 105] Berikut merupakan aplikasi dari rotating disk dalam permesinan: a. Turbin Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Dalam turbin ini menggunakan elemen yang berbentuk rotating disk yang digunakan pada dudukan sudu atau blade.

4 11 Gambar 2.4 Aplikasi rotating disk pada sudu turbin. b. Kompresor Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. Tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu sistem proses yang lebih besar (contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Rotating disk terdapat pada pemegang sudu hantar, pada rotor radial. c. Hard disk Rotating disk juga digunakan dalam aplikasi penyimpanan data berupa hard disk drives. Stabilitas dan kepresisian yang tinggi pada operasi kecepatan tinggi merupakan kemampuan dan hasil dari sistem ini. Gambar 2.5 Aplikasi rotating disk pada hard disk.

5 12 d. Rem cakram Rem cakram adalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern. Rem ini bekerja dengan menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, untuk menjepit cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram. Rem jenis ini juga digunakan pada kereta api, sepeda motor, sepeda. Gambar 2.6 Rem cakram sepeda motor. e. Giroskop Giroskop adalah roda berat yang berputar pada jari-jarinya. Sebuah giroskop mekanis terdiri dari sebuah roda yang diletakkan pada sebuah bingkai. Roda ini berada di sebuah batang besi yang disebut dengan poros roda. Ketika giroskop digerakkan, maka ia akan bergerak mengitari poros tersebut. Poros tersebut terhubung dengan lingkaranlingkaran yang disebut gimbal. Gimbal tersebut juga terhubung dengan gimbal lainnya pada dasar lempengan. Jadi saat piringan itu berputar, unit giroskop itu akan tetap menjaga posisinya saat pertama kali dia diputar.

6 13 Gambar 2.7 Aplikasi rotating disk pada giroskop. Giroskop kemudian dikembangkan menjadi penemuan penting, antara lain aplikasinya pada penyeimbang (stabilizers) pesawat udara dan kapal laut Tegangan pada Rotating Disk Hukum Pertama Newton tentang aksi dan reaksi, bila sebuah balok terletak di atas lantai, balok akan memberikan aksi pada lantai, demikian pula sebaliknya lantai akan memberikan reaksi yang sama, sehingga benda dalam keadaan setimbang. Gaya aksi sepusat (F) dan gaya reaksi (F ) dari bawah akan bekerja pada setiap penampang balok tersebut. Jika kita ambil penampang A-A dari balok, gaya sepusat (F) yang arahnya ke bawah, dan di bawah penampang bekerja gaya reaksinya (F ) yang arahnya ke atas. Gambar 2.8 Tegangan yang timbul pada penampang A-A.

7 14 Pada bidang penampang tersebut, molekul-molekul di atas dan di bawah bidang penampang A-A saling tekan menekan, maka setiap satuan luas penampang menerima beban sebesar: F/A. Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain. [Ref. 11] Konsep Tegangan Rotating Disk Statik Persamaan distribusi tegangan untuk rotating disk dapat diselesaikan dengan pemecahan persoalan umum pada silinder dinding tebal. Asumsi yang digunakan adalah rotating disk dalam kondisi statik atau tidak berputar. Pada sebuah silinder dengan tebal seragam yang mengalami aksi tekanan dalam (Pi) dan tekanan luar (Po) yang merata seperti dapat kita lihat pada Gambar 2.9 (a), maka deformasi yang dihasilkan adalah simetris terhadap sumbu dan tidak berubah sepanjang sumbu tersebut. Demikian pula dengan besar tegangan tangensial dan radial yang terjadi merupakan fungsi dari radiusnya (r) dan tidak berubah terhadap sudut (dφ) yang dibentuk dari sumbunya. [Ref. 8 hal. 236]. (a) Gambar 2.9 Distribusi tegangan pada rotating disk. [Ref. 8 hal. 237] (b) Dari pernyataan diatas, maka untuk mempermudah analisa tegangan yang bekerja pada piringan tersebut dapat kita potong menjadi bagian kecil seperti pada Gambar 2.9 (b) di atas. Hal ini tidak akan merubah besar nilai dari tegangan tersebut karena rotating disk bersifat simetris sepanjang sumbu. Pada Gambar 2.9 (b) juga

8 15 dijelaskan terdapat dua tegangan yang bekerja pada rotating disk tersebut, yakni tegangan tangensial (σ t ) dan tegangan radial (σ r ) Tegangan Tangensial Tegangan tangensial (tangential stress) atau Tegangan Keliling (Circumferential Stress atau Hoop Stress) adalah gaya per satuan luas yang arah gayanya searah dengan garis singgung penampang rotating disk. [Ref. 10]. Satuan (SI) untuk tegangan tangensial adalah Pascal (Pa). Gambar 2.10 Tegangan tangensial dan radial pada satu segmen rotating disk. [Ref. 14] Gambar 2.10 diatas menjelaskan letak bekerjanya tegangan tangensial (σt) yang terdapat pada satu segmen rotating disk. Dalam kondisi statik, tegangan tangensial terjadi akibat adanya tekanan luar (Po) dan tekanan dalam (Pi) dari rotating disk itu sendiri. Berikut merupakan persamaan tegangan tangensial (σ t ) untuk rotating disk dengan ketebalan seragam: [Ref. 8 hal. 239]

9 Tegangan Radial Tegangan radial (radial stress) adalah gaya per satuan luas yang arah gayanya searah dengan jari-jari penampang rotating disk. [Ref. 10]. Satuan (SI) untuk tegangan radial adalah Pascal (Pa). Letak bekerjanya tegangan radial (σ r ) yang terdapat pada satu segmen rotating disk diperlihatkan pada Gambar Dalam kondisi statik, tegangan radial terjadi akibat adanya tekanan luar (Po) dan tekanan dalam (Pi) dari rotating disk itu sendiri. Berikut merupakan persamaan tegangan radial (σ r ) untuk rotating disk dengan ketebalan seragam: [Ref. 8 hal. 239] Tegangan pada Rotating Disk dengan Variabel Ketebalan Pada rotating disk dengan ketebalan seragam, harga ketebalan dalam perhitungan tegangannya dapat diabaikan. Sedangkan pada perhitungan tegangan rotating disk bertingkat (terdapat variasi ketebalan), harga ketebalan pada tiap tingkat harus diperhitungkan. Gambar 2.11 Geometri rotating disk (tampak samping) dengan variasi ketebalan. N [Ref. 1 hal. 100]

10 17 Gambar 2.11 di atas merupakan gambar geometri setengah bagian rotating disk sebanyak n segmen dengan radius R 2, R 3, hingga R m dan dengan variasi ketebalan mulai dari L 2 (tebal pada segmen terluar) hingga L m (tebal pada segmen paling dalam yang berimpit dengan poros). Pada batas segmen (cincin) satu dengan yang lain, gaya aksi reaksi dapat dinyatakan dalam hubungan tekanan dengan ketebalan. Pada Gambar 2.11 di bawah merupakan gambar hubungan antara ketebalan dengan tekanan pada perbatasan cincin. Pada cincin bagian atas jika mendapat beban sebesar akan mendapat reaksi sebesar P n+1. Untuk mendapat tekanan yang sama terhadap P n+1, maka harga tekanan dikali dengan rasio antara ketebalan cincin L n dan L n+1 yakni menjadi dan akan mendapat reaksi dari P n+2 dan seterusnya untuk cincin-cincin berikutnya. axis of rotation Gambar 2.12 Hubungan antara ketebalan dengan tekanan pada rotating disk [Ref. 1 hal. 105] Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat contoh pada Gambar 2.13 berikut ini:

11 18 Gambar 2.13 Substitusi n=2 pada hubungan antara ketebalan dengan tekanan. Jika kita substitusikan n=2, maka dari Gambar 2.13 dapat kita lihat hubungan tekanan dengan ketebalan pada segmen L 2 dan L 3. Pada cincin L 2, tekanan yang bekerja adalah P 2 (karena L 1 =L 2, maka yang bekerja hanyalah P 2 ) dan P 3. Sedangkan pada cincin dengan ketebalan L 3, tekanan yang bekerja adalah dan P 4. Pada perbatasan antar cincin terdapat dua sisi yang bekerja, yakni pada sisi sebelah atas disebut dengan sisi outer dan pada sisi bawah disebut dengan sisi inner seperti yang dapat kita lihat pada Gambar Tegangan Tangensial Apabila banyaknya segmen (tingkat) pada rotating disk dinyatakan sebagai n maka persamaan tegangan tangensial berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua macam: a. Tegangan tangensial karena rotasi. b. Tegangan tangensial karena tekanan. [Ref. 1] Dan karena pada setiap sambungan pada permukaan rotating disk terdapat dua macam sisi yang bekerja, yakni sisi inner dan outer maka tegangan tangensial yang terjadi pada tiap tingkat dibagi menjadi empat [Ref. 1 hal. 101], yaitu:

12 19 1. Tegangan tangensial (σ t ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) berada pada sisi luar (outer = o) akibat dari tekanan: (1) dimana : (σ t ) (n+1)o = tegangan tangensial akibat tekanan (σ t ) yang terjadi pada R n R n+1 P n, P n+1, P n+2 radius ke- (n+1) pada sisi outer (o). = radius sisi luar pada segmen (cincin) terluar. = radius yang berada pada pertemuan antarmuka dari dua segmen (cincin). = tekanan arah radial pada permukaan cekung yang terjadi pada radius R n, R n+1, R n+2. L n-1, L n, L n+1 = ketebalan pada segmen (n-1), dimana n = 2, 3, 4, Tegangan tangensial (σ t ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) berada pada sisi luar (outer = o) akibat dari rotasi: (2) dimana : (σ V ) (n+1)o = tegangan tangensial akibat rotasi (σ V ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) pada sisi outer (o) γ = berat jenis material disk (lbf/in 3 ) g = percepatan gravitasi v = poisson s ratio R 2 = radius sisi luar pada segmen (cincin) terluar pada bagian

13 20 batas luar disk V = circumferential velocity (kecepatan pada arah keliling) dari disk (dalam 100 in/s) 3. Tegangan tangensial (σ t ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) berada pada sisi dalam (inner = i) akibat dari tekanan: (3) dimana : (σ t ) (n+1)i = tegangan tangensial akibat tekanan (σ t ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) pada sisi inner (i). R n+2 = radius sisi dalam pada segmen (cincin) terdalam 4. Tegangan tangensial (σ t ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) berada pada sisi dalam (inner = i) akibat dari rotasi: (4) dimana : (σ V ) (n+1)i = tegangan tangensial akibat rotasi (σ V ) yang terjadi pada radius ke- (n+1) pada sisi inner (i)

14 21 Gambar 2.14 Ilustrasi letak tegangan tangensial (σ t ). [atas seizin Wisnu Aji P.] Pada Gambar 2.14 menunjukkan letak tegangan tangensial maupun radial yang bekerja pada dua permukaan rotating disk. Permukaan bagian atas (luar) bekerja tegangan tangensial dan radial sisi outer (luar) sedangkan pada bagian bawah (dalam) bekerja tangensial dan radial sisi inner (dalam). Untuk mendapatkan nilai tekanan (Pn+ 2 ) dapat dicari dengan persamaan berikut: (5.a) Dimana: (5.b) (5.c) (5.d)

15 22 (5.e) (5.f) (5.g) (5.h) Dari persamaan (1), (2), (3) dan (4), persamaan tegangan tangensial pada sisi inner dan outer bentuknya seperti demikian: Dimana: (6.a) (6.b) (6.c) [Ref. 1 hal ] Nilai tegangan tangensial di atas merupakan nilai rata-rata tegangan tangensial dari rotating disk akibat rotasi dan tekanan pada sisi inner serta outer-nya Tegangan Radial Nilai tegangan radial (σ r ) dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut ini [Ref. 1 hal ] :

16 23 (7) Nilai tegangan radial di atas merupakan nilai rata-rata tegangan radial dari rotating disk akibat rotasi dan tekanan pada sisi inner serta outer-nya Komponen Perancangan Optimasi Rotating Disk Design Vector [Ref. 6 hal. 6-7] Suatu sistem dapat digambarkan sebagai kumpulan variabel selama proses desain. Kumpulan yang telah ditetapkan harganya disebut sebagai preassigned parameters. Sedangkan semua kumpulan yang dianggap sebagai variabel disebut dengan variabel desain (design variable) atau decision variables misal x i, i = 1, 2,..., n. Contoh problem design pasangan roda gigi. Karakteristik dari desain roda gigi: a. jumlah gigi T1 dan T2, jarak center b. lebar roda gigi b c. sudut kerja d. profil gigi dan material Bila jarak center, sudut kerja, profil gigi dan material telah ditetapkan, maka kumpulan ini dikenal sebagai preassigned parameters. Jika dinyatakan sebagai design vector menjadi seperti berikut ini: X = = Dimana x i, i = 1, 2,..., n merupakan variable design.

17 24 Gambar 2.15 Pasangan roda gigi dengan pembatas terhadap fungsi tujuan Constrained [Ref. 6 hal. 8] Dalam mendesain suatu variabel harus memenuhi spesifikasi dari fungsi dan kebutuhan yang lain. Batasan-batasan yang harus dipenuhi suatu variabel untuk mendapatkan suatu desain yang dapat diterima disebut design constraints. Sedangkan constrained itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu batasan yang mempunyai fungsi untuk membatasi darimana optimasi tersebut dilakukan dan juga sebagai syarat agar desain variabel dapat ditampilkan. Berikut merupakan desain point yang dapat diterima maupun yang tak dapat diterima: a. Free and acceptable point b. Free and unacceptable point c. Bound and acceptable point d. Bound and unacceptable point Keempat tipe tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.16 berikut:

18 25 Gambar 2.16 Constraint surfaces pada ruang desain hypothetical dua-dimensi Constraints dibagi menjadi empat macam, yaitu: a. Linear Equality Constraints,.x = b b. Linear Inequality Constraints,.x b c. Nonlinear Equality Constraints, (x) = 0 d. Nonlinear Inequality Constraints, (x) = 0 Constraint yang akan digunakan disini adalah jenis linear inequality constraints. Sebuah formulasi optimasi dapat dituliskan sebagai berikut: = dengan yarat, Constraints: a. Lower Bound (batas bawah)

19 26 b. Upper Bound (batas atas) Subject to (contoh untuk variabel radius R3, R4) R3 R2 0,1 R4 R3 0,1 R5 0,1 R A. x b 1 1. x 5,9 0,1 2,1 Misal: untuk L2= 6 inch; L5= 2 inch dimana, Gambar 2.17 Ilustrasi untuk radius R2, R3, R4 dan R5. [Ref. 1 hal. 113] N Objective Function [Ref. 6 hal. 9] Tujuan dari optimisasi adalah memilih yang terbaik dari desain yang tersedia, sedangkan pada umumnya terdapat lebih dari satu desain yang memenuhi. Kriteria yang menentukan disebut sebagai objective function. Optimasi dapat melibatkan lebih dari satu objective function atau biasa disebut multiobjective function. Untuk multiobjective function ini, kita dapat menganggapnya sebagai sebuah kombinasi yang linier.

20 27 Perhatikan contoh sebagai berikut : dimana α 1 dan α 2 adalah konstan dengan nilai-nilai yang menunjukkan kepentingan relatif dari satu relatif objective function ke yang lainnya. Pada rotating disk sendiri terdapat 8 objective function yang dapat dianalisis, diantaranya: a. Minimize the maximum tangential stress. b. Minimize the average tangential stress. c. Minimize the difference between the maximum and minimum tangential stress. d. Minimize the volume of the disk, the maximum tangential stress and the average tangential stress with different weighing factors. e. Minimize maximum equivalent stress. f. Minimize the maximum shear stress. g. Maximize the Inertia over Volume. h. Maximize the difference between the Inertia over Volume ratio and the average tangential stress ratio with different weighing factors. [Ref. 1 hal. 109] Untuk Tugas Akhir ini, objective function yang akan dianalisis adalah: a. Minimize the difference between the maximum and minimum tangential stress. b. Minimize the volume of the disk, the maximum tangential stress and the average tangential stress with different weighing factors Objective Function 1 Objective function 1 adalah fungsi untuk minimize the volume of the disk, the maximum tangential stress and the average tangential stress with different weighing factors. Untuk meminimumkan nilai objective function 2 tersebut didapatkan dengan mengubah-ubah nilai radius serta ketebalannya. Objective function ini dapat dinyatakan dalam persamaan matematis menjadi:

21 28 Min U = (σ t ) max - (σ t ) min Gambar 2.18 Grafik 1 distribusi tegangan tangensial. [Ref. 8 hal. 256] Dari Gambar 2.18 di atas diperlihatkan grafik distribusi tegangan tangensial. Dalam gambar tersebut terlihat antara tegangan tangensial maksimum dengan minimumnya terdapat perbedaan rasio yang cukup besar. Optimasi yang akan dilakukan dalam objective function ini meminimumkan jarak rasio tersebut sehingga distribusi tegangan tangensialnya dapat lebih merata Objective Function 2 Objective function 2 adalah fungsi untuk minimize the difference between the maximum and minimum tangential stress. Dalam objective function 1 ini bertujuan meminimumkan nilai perbedaan antara tegangan tangensial maksimum ((σ t ) max) dengan tegangan tangensial minimum ((σ t ) min). Untuk meminimumkan nilai objective function 1 tersebut didapatkan dengan mengubah-ubah nilai radius serta ketebalannya. Objective function ini dapat dinyatakan dalam persamaan matematis menjadi:

22 29 Min U = α 1 {Volume Ratio} + α 2 {(σ t ) max } + α 3 {(σ t ) average } Gambar 2.19 Grafik 2 distribusi tegangan tangensial. [Ref. 8 hal. 256] Dari Gambar 2.19 di atas diperlihatkan grafik distribusi tegangan tangensial. Dalam gambar tersebut terlihat antara tegangan tangensial maksimum dengan rataratanya terdapat perbedaan rasio yang cukup besar. Optimasi yang akan dilakukan dalam objective function ini meminimumkan jarak rasio tersebut sehingga distribusi tegangan tangensialnya dapat lebih merata Solusi Permasalahan Optimasi menggunakan Matlab Fungsi Fmincon Optimasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fungsi fmincon. Analisa dengan metode fmincon berfungsi untuk meminimalkan suatu fungsi skalar dengan beberapa constrained dari beberapa variabel mulai dari tebakan awal yang diberikan. [Ref.9]. Penggunaan metode ini dapat dilakukan dengan mengetikkan

23 30 objective function tersebut dalam m-file matlab dan dijalankan dengan optimization toolbox di matlab maupun langsung dijalankan menggunakan m-file tersebut. Persamaan matematis dalam metode ini adalah sebagai berikut: x, b, beq, lb, dan ub adalah vektor, A dan Aeq adalah matriks, c (x) dan ceq (x) adalah fungsi yang mengembalikan vektor, dan f (x) adalah fungsi yang mengembalikan skalar f (x ), c (x), dan ceq (x) yang dapat menjadi fungsi non-linier. Beberapa contoh syntax dalam fmincon adalah : x = fmincon(fun,x0,a,b) x = fmincon(fun,x0,a,b,aeq,beq) x = fmincon(fun,x0,a,b,aeq,beq,lb,ub) x = fmincon(fun,x0,a,b,aeq,beq,lb,ub,nonlcon) x = fmincon(fun,x0,a,b,aeq,beq,lb,ub,nonlcon,options) x = fmincon(problem) [x,fval] = fmincon(...) [x,fval,exitflag] = fmincon(...) [x,fval,exitflag,output] = fmincon(...) [x,fval,exitflag,output,lambda] = fmincon(...) [x,fval,exitflag,output,lambda,grad] = fmincon(...) [x,fval,exitflag,output,lambda,grad,hessian] = fmincon(...) [Ref. 9] Contoh kasus untuk fmincon : Cari harga dari x yang meminimumkan f(x) = -x 1 x 2 x 3, dimulai pada tebakan di titik x = [10; 10; 10] dan dibatasi oleh constraints.

24 31 0 x 1 + 2x 2 + 2x 3 72 Pertama, menuliskan fungsi persamaan yang akan dicari pada M-file. function f = myfun(x) f = -x(1) * x(2) * x(3); Kemudian menuliskan kembali constraints kedalam bentuk berikut: - x 1-2x 2-2x 3 0 x 1 + 2x 2 + 2x 3 72 Dengan kedua persamaan constraints tersebut adalah linier, kita dapat menuliskan persamaannya kedalam bentuk matrix inequality A. x b seperti berikut ini: Berikutnya, berikan harga tebakan awal untuk x 1, x 2, x 3 dan masukkan routine optimasinya. x0 = [10; 10; 10]; % Harga tebakan awal untuk masing-masing x 1, x 2, x 3 [x,fval] = fmincon(@myfun,x0,a,b) Setelah proses iterasi optimasi ke-66, solusinya sebagai berikut: x =

25 32 Dimana harga fungsinya adalah fval = e+03 [Ref. 9]

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk BAB II DASAR TEORI.1 Konsep Dasar Rotating Disk Rotating disk adalah istilah lain dari piringan bertingkat yang mempunyai kemampuan untuk berputar. Namun dalam aplikasinya, penggunaan elemen ini dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Rotating Disk Rotating Disk dapat dimodelkan sebagai sebuah benda aksis-simetrik (simetris terhadap sumbunya) yang berputar pada porosnya. Dalam dunia permesinan,

Lebih terperinci

BAB III METODE OPTIMASI MATLAB

BAB III METODE OPTIMASI MATLAB BAB III METODE OPTIMASI MATLAB 3.1 Langkah Optimasi Dalam membuat desain optimasi digunakan program MATLAB, suatu bahasa pemrograman perhitungan yang melibatkan operasi matematika elemen, matrik, optimasi,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir optimisasi dengan pemrograman Matlab.

Gambar 3.1 Diagram alir optimisasi dengan pemrograman Matlab. Tidak BAB III PERANGKAT OPTIMISASI DALAM MATLAB 3.1. Langkah Analisis Optimisasi Mulai A Persiapkan Matlab Buka m-file Membangun Database Rotating Disk Tidak Apakah Nilai Objective Function Minimum ( nilai

Lebih terperinci

OPTIMASI GEOMETRI ROTATING DISK GUNA MINIMASI TEGANGAN GESER MAKSIMUM DAN TEGANGAN VON-MISSES

OPTIMASI GEOMETRI ROTATING DISK GUNA MINIMASI TEGANGAN GESER MAKSIMUM DAN TEGANGAN VON-MISSES Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi OPTIMASI GEOMETRI ROTATING DISK GUNA MINIMASI TEGANGAN GESER MAKSIMUM DAN TEGANGAN VON-MISSES Toni Prahasto*, Dema Wikatama Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Langkah Optimasi Rotating Disk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan desain geometri Rotating Disk yang sesuai dengan objective function yaitu untuk meminimalkan

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut: BAB IV TURBIN UAP Turbin uap adalah penggerak mula dimana gerak putar diperoleh dengan perubahan gradual dari momentum uap. Pada turbin uap, gaya dibangkitkan pada sudu (blade) karena kecepatan uap. Ini

Lebih terperinci

OPTIMIZATION WITH MATLAB EXTRAS

OPTIMIZATION WITH MATLAB EXTRAS OPTIMIZATION WITH MATLAB EXTRAS PENDAHULUAN Model optimasi berusaha untuk menjelaskan, secara matematis, tujuan menyelesaikan masalah dalam jalan terbaik. Misalkan dalam bisnis: problem untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

Bab III Aliran Putar

Bab III Aliran Putar Bab III Aliran Putar Ada banyak jenis aliran fluida dalam dunia teknik, dimana komponen rotasi dari nilai rata-rata deformasi memberikan kontribusi lebih besar terhadap pola aliran yang terjadi. Memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur pelat sering dijumpai sebagai dinding penyelubung rangka. Selubung atau cangkang dari pesawat terbang, dinding dan alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lab. Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung untuk mensimulasikan kemampuan tangki toroidal penampang

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Oleh : Moch. Wahyu Kurniawan 219172 Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis studi kasus pada pipa penyalur yang dipendam di bawah tanah (onshore pipeline) yang telah mengalami upheaval buckling. Dari analisis ini nantinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Poros Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,

Lebih terperinci

PUNTIRAN. A. pengertian

PUNTIRAN. A. pengertian PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 1 PENDAHULUAN Elemen mesin merupakan ilmu yang mempelajari bagian-bagian mesin dilihat antara lain dari sisi bentuk komponen, cara kerja, cara perancangan dan perhitungan kekuatan dari komponen tersebut.

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229 MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL NAMA NIM Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Wilayah laut Indonesia mencapai 70% dari luas total wilayah Indonesia. Hal ini menjadi tugas besar bagi TNI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat BAB III PERANCANGAN 3.1 Rangkaian Rem Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat yang cukup sederhana. Rangkaian rem ini dibuat untuk mengetahui analisis tekanan hidrolik pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM 1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam dan tidak akan pernah habis. Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Dalam bab ini akan dijabarkan langkah langkah yang diambil dalam melaksanakan penelitian. Berikut adalah tahapan tahapan yang dijalankan dalam penelitian

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter komposisi modifikasi material terhadap kekuatan mekanik dari spesimen serta koefisien

Lebih terperinci

Bab VI Hasil dan Analisis

Bab VI Hasil dan Analisis Bab VI Hasil dan Analisis Dalam bab ini akan disampaikan data-data hasil eksperimen yang telah dilakukan di dalam laboratorium termodinamika PRI ITB, dan juga hasil pengolahan data-data tersebut yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN BAB III METODOLOGI PENGUKURAN Kincir angin merupakan salah satu mesin konversi energi yang dapat merubah energi kinetic dari gerakan angin menjadi energi listrik. Energi ini dibangkitkan oleh generator

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE)

DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE) LAPORAN TUGAS AKHIR MOCHAMAD RUSLI AL MATURIDI 2107100167 DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE) LATAR BELAKANG Indonesia mempunyai kekayaan bawah laut yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fase Fase Dalam Proses Perancangan Perancangan merupakan rangkaian yang berurutan, karena mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan dalam

Lebih terperinci

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah: PEGAS Ketika fleksibilitas atau defleksi diperlukan dalam suatu system mekanik, beberapa bentuk pegas dapat digunakan. Dalam keadaan lain, kadang-kadang deformasi elastis dalam suatu bodi mesin merugikan.

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila II. KAJIAN PUSTAKA A. Balok dan Gaya Balok (beam) adalah suatu batang struktural yang didesain untuk menahan gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila beban yang dialami pada

Lebih terperinci

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU DAN LAJU ALIRAN TERHADAP PERFORMA TURBIN KAPLAN Ari Rachmad Afandi 421204156

Lebih terperinci

Jadi momentum anguler adalah jumlah momen dari momentum linear jika sumbu putar sistem berhimpit.

Jadi momentum anguler adalah jumlah momen dari momentum linear jika sumbu putar sistem berhimpit. Momentum Anguler Pada gerak translasi, momentum linear sebuah benda adalah perkalian massa dan kecepatan linear (translasi) p = m v. Pada gerak rotasi dikenal dengan momentum anguler dengan notasi L analog

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas,

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang studi literatur yang berkaitan denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat TKKS yang diuji menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut : 2 II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi sistem koordinat silinder, aliran fluida pada pipa lurus, persamaan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle Halim Widya Kusuma 1,*, Rengga Dwi Cahya Hidayat 1, Muh Hamdani 1, 1 1 Teknik Mesin S1, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Perhitungan Roda Gigi Transmisi Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC Frendy Rian Saputro 96631194 Departemen Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II TEORI ELEVATOR BAB II TEORI ELEVATOR 2.1 Definisi Elevator. Elevator atau sering disebut dengan lift merupakan salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat

Lebih terperinci

Analisis Fisika Mekanis Sederhana pada Permainan Billiard

Analisis Fisika Mekanis Sederhana pada Permainan Billiard Analisis Fisika Mekanis Sederhana pada Permainan Billiard Iko Saptinus (08/270108/PA/12213) Abstract Permainan Billiard tidak bisa lepas dari konsep-konsep fisika. Ketika bola utama (bola putih) dipukul

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD Dalam tugas akhir ini, peneliti melakukan analisa dinamik connecting rod. Geometri connecting rod sepeda motor yang dianalisis berdasarkan

Lebih terperinci