BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) FisikaBerbasis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) FisikaBerbasis"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) FisikaBerbasis guideddiscoverypadamateri Hukum Newton tentang geraktermasuk kedalam jenis penelitian pengembangan.penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk bahan ajar cetak yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika berbasis guideddiscovery padamateri Hukum Newton tentang gerak. Diperlukan sebuah metode yang sesuai, mulai dari proses perancangan sampaipembuatan LKS. Metode ini tertuang dalam mode penelitian pengembangan yakni model prosedural yang bersifat deskriptif, yaitu model pengembangan yang kegiatannya menitikberatkan pada langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Dalam penilitian ini penulis menggunakan model Dick dan Carey. Model Dick dan Carey ini berisi langkah-langkah yangrinci untuk menghasilkan sebuah bahan ajar yang layak digunakan dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Model ini dipilih karena kejelasan tiap tahapan yang dilalui sehingga bisa membantu peneliti untuk menghasilkan sebuah bahan ajar yang bermutu. Dinyatakan oleh Dick dan Carey (2005), Langkah-langkah tersebut adalah (1) Analisis tujuan pembelajaran; (2) analisis pembelajaran; (3) analisis siswa dan lingkungannya; (4) merumuskan tujuan khusus; (5) pengembangan instrumen 34

2 35 penilaian; (6) pengembangan strategi pembelajaran; (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran; (8) evaluasi formatif; (9) revisi; (10) dan evaluasi sumatif. 3. Analisis Siswa dan Lingkungannya 1. Analisis Tujuan Pembelajaran 2. Analisis Pembelajaran 4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran 5. Mengembangkan Instrumen 9. Revisi 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran 7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar handout 8. Melakukan Evaluasi Formatif Gambar 3.1 Diagram alir langkah-langkah penelitian pengembangan Sumber: Diadaptasi dari Dick and Carey (2005) 3.2 Prosedur Pengembangan Langkah-langkah dalam penelitian ini mengikuti model pengembangan Dick & Carey, model ini berisi sepuluh langkah yang harus dilalui. Namun pada penelitian ini dibatasi hanya sampai pada langkah yang ke sembilan. Langkah yang ke sepuluh tidak dijalani, sebab evaluasi formatif telah cukup untuk menyatakan kelayakan sebuah produk baik secara teoritis dan empiris.

3 36 Kelayakan LKS yang akan dikembangkan dinilai dari angket ahli dan subyek penelitian. Menurut Dick dan Carey (2005) menyebutkan, Langkah ke sepuluh yakni evaluasi sumatif merupakan tahapan yang dilakukan oleh evaluator lain untuk menilai efektifitas bahan ajar yang dikembangkan serta membandingkannya dengan bahan ajar yang telah ada disekitar siswa. Rincian lebih lengkap mengenai langkah-langkah penelitian dijabarkan dalam Tabel 3.1. Langkah penelitian ini dibedakan menjadi langkah utama dan langkah pengembangan bahan ajar yang merupakan jabaran dari langkah utama. Tabel 3.1 Uraianlangkah pengembangan rancangan LKS FisikaHukum Newton tentang gerak Langkah Utama Dick and Carey Langkah Pengembangan Bahan Ajar AnalisisTujuan Pembelajaran Analisis Pembelajaran Analisis Siswa dan Lingkungan Merumuskan Tujuan Khusus Mengembangkan Instrumen Mengembangkan Strategi Pembelajaran Mengumpulkan informasi. Mengkaji Kurikulum. Merumuskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak diajarkan. Analisis pembelajaran pada guru. Merumuskan spesifikasi produk. Analisis kebutuhan siswa akan bahan ajar. Mengumpulkan kemampuan, sikap dan karakteristik siswa. Analisis materi. Merancang konsep pengembangan bahan ajar. Menerjemahkan tujuan-tujuan umum menjadi tujuan khusus dari Hukum Newton tentang gerak. Menyusun angket ahli materi. Menyusun angket ahli pembelajaran. Menyusun angket ahli media. Menyusun angket tanggapan subyek penelitian. Merancang perangkat pengembangan bahan ajar. Memilih bentuk penyajian bahan ajar.

4 37 Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran Evaluasi Formatif Revisi Mensimulasikan penyajian materi dengan menggunakan bahan ajar yang telah dirancang. Memilih bahan-bahan pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Mengembangkan perangkat produk yang diperlukan dalam pengembangan. Berdasarkan rancangan produk, dibuat bahan ajar. Uji coba rancangan secara perorangan (validasi tim ahli). Uji coba rancangan kelompok besar (siswa). Mengevaluasi produk. Perbaikan produk setelah dilakukan uji coba. Perbaikan terjadi setiap uji coba berakhir Analisis Tujuan Pembelajaran Analisis kebutuhan bertujuan untuk memunculkan dan menetapakan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran Fisika sehingga dibutuhkan pengembangan bahan pembelajaran. potensi adalah segala sesuatu yang bila dilatih akan semakin baik dan masalah merupakan penyimpangan yang tidak diharapkan terjadi Analisis Pembelajaran Fisika sebagai salah satu dari sekian mata pelajaran yang dianggap siswa pelajaran yang sulit, susah dipahami. Padahal Fisika membahas segala bentuk kegiatan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan kita.bila pembelajaran ini

5 38 disajikan menarik dan memiliki langkah-langkah pembelajaran yang sistematik dan teratur maka pembelajaran akan lebih terarah. Ada beberapa cara untuk memaksimalkan pembelajaran salah satunya menggunakan bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan tentu harus sistematis, bagus dan menarik. LKSmerupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk memaksimalkan pembelejaran. Selain LKS dapat dikembangkan berbasis guided discovery,lksini dapat digunakan oleh siswa di sekolah. Menggunakan bahan ajar yang disusun berbasis guided discovery, dimana siswa dihadapi sebuah kasus atau tugas yang melibatkan siswa untuk menyelesaikan masalah atau kasus dan menyimpulkan penyelesaiannya.belajar melalui pengamatan, mengolah data, menyeleksi konsep, dan menyampaikan pendapat menjadikan pembelajaran Fisika lebih terarah, serta melatih siswa mengembangkan aspek kognitif dan psikomotoriknya Analisis Siswa dan Lingkungannya Kemampuan, sikap dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa dapat diketahui melalui proses analisis karakteristik siswa. Keadaan lingkungan diketahui dengan melihat dan mewawancarai guru atau siswa. Analisis inilah yang berguna untuk sebagai dasar dalam pengembangan media pembelajaran yang akan dibuat Merumuskan Tujuan Pembelajaran Perumusan tujuan merupakan tahap yang sangat penting dalam merancang bahan ajar khususnya LKS, karena tujuan merupakan arah dan target kompetensi

6 39 akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga menjadi dasar bagi guru dalam memilih metode pembelajaran, bentuk dan format bahan ajar serta menyusun instrumen evaluasinya. Langkah yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu melihat kurikulum yang digunakan oleh sekolah untuk menyesuaikan isi LKS yang akan di desain dengan kompetensi yang harus di kuasai oleh siswa Mengembangkan Instrumen Dalam mengembangkan tahap penyusunan instrumen penilaian rancangan LKS. Instrumen penilaian ini disusun dalam bentuk angket. Penilaian terhadap LKS dilakukan oleh validator ahli materi, validator ahlimedia dan guru Fisika kelas X serta siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi kelas X MIA Mengembangkan Strategi Pembelajaran Dalam pembelajaran guru harus pandai memilih strategi pembelajaran. Menurut (Setyosari,2012) menyebutkan bahwa, Strategi pembelajaran berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Dalam mengembangkan sutau produk, penulis mengembangkan produk yang berupa bahan ajar dalam bentuk LKS, dalam penyusunan LKSpenulis meyusun berbasis guided discovery Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran Pemilihan produk yang akan dibuat ini disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan dan karaktaristik siswa yang telah dilakukan khususnya di SMA Negeri

7 40 1Muaro Jambi. Produk yang akan dihasilkan adalahlksfisika Berbasis guided discovery untukmateri Hukum Newton tentang gerak. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam mendesain produk ini adalah: 1. Membuat kerangka konseptual desain LKS yang ingin dibuat sebagaibahan pembelajaran FisikaSMApadamateri Hukum Newton tentang gerakyangdisesuaikan dengan guideddiscovery. 2. Pengumpulan bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam LKSbaik itu berupa materi, gambar, tujuan pembelajaran yang didapat baik melalui buku, silabus,internet maupun dari sumber-sumber yang lain. 3. Melakukan pengembangan atau pembuatan LKS Fisika Berbasis guideddiscoverypada materi Hukum Newton tentang gerak Uraian Materi A. Hukum Newton dan Penerapannya 1. Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak a. Hukum I Newton Sebelum mempelajari materi hukum I Newton, ada baiknya terlebih dahulu memahami apa itu gaya karena peninjauan tentang dinamika gerak suatu benda tidak lepas dari peran gaya yang bekerja pada benda tersebut. Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi gerak benda. Adapun beberapa pengaruh gaya apabila dikenakan pada suatu benda menurut Arifin (2013), antara lain:

8 41 1. Gaya akan mengubah kecepatan benda dari diam menjadi bergerak, dari bergerak lalu berhenti. 2. Gaya dapat mengubah arah gerak benda. 3. Gaya juga dapat mengubah bentuk benda. Adapun contohnya yaitu balon ditiup dan diikat hingga balon tetap menggembung. Jika balon ditekan perlahan dengan tangan maka balon akan berubah bentuk agak kempes.perubahan bentuk balon tersebut karena pengaruh gaya tekan. 4. Gaya dapat mempengaruhi ukuran sebuah benda. Hal ini dapat dilihat pada karet jika ditarik akan bertambah panjang, sedangkan pegas jika ditekan akan bertambah pendek. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gaya dan pengaruhnya dapat dijelaskan dalam hukum Newton dan penerapannya. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk membuktikan hukum I Newton yakni sebagai berikut: Gambar 3.2 Ketika kertas dihentakkan, kelereng tetap diam tertinggal di atas meja (Sumber: Subagya, 2013) Seperti tampak pada Gambar 3.2 di atas, apabila kegiatan dilakukan dengan cermat maka pada saat kertas dihentakkan, ternyata kelereng tetap diam tertinggal di atas meja. Hal itu disebabkan kelereng yang semula dalam keadaan diam memiliki

9 42 kecenderungan mempertahankan keadaan diamnya. Apabila kertas digerakkan perlahan-lahan, kelereng bergerak mengikuti gerakan kertas, tetapi apabila gerak kertas dihentikan, kelereng masih tetap meluncurkan di atas kertas. Hal itu disebabkan kelereng yang semula bergerak ada kecenderungan mempertahankan geraknya (Subagya, 2013). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa benda yang diam cenderung untuk diam, benda yang bergerak cenderung untuk tetap bergerak.kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam tersebut dinamakan lembam atau inersia. Sifat kelembaman benda dinyatakan oleh Newton yang kemudian dikenal dengan Hukum I Newton yang berbunyi: Jika benda dibiarkan pada keadaan dirinya sendiri (tidak ada gaya-gaya yang bekerja atau resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah nol) maka benda tersebut akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan. Hukum I Newton dikenal juga dengan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman.Secara matematis hukum I Newton dirumuskan: Σ F r = 0 benda diam atau bergerak lurus beraturan (3.1) b. Hukum II Newton Sebuah gaya yang dikenakan pada suatu benda akan dapat menyebabkan perubahan gerak, baik arah maupun kelajuannya. Dengan demikian, ada hubungan antara gaya dan percepatan. Hubungan antara gaya dan percepatan benda dapat diselidiki kasus berikut ini:

10 43 Gambar 3.3 Mengamati pengaruh gaya pada suatu benda (Sumber: Subagya, 2013) Kereta dinamika ditarik dengan benang yang dihubungkan melalui katrol dengan beban. Kereta dinamika tersebut dihubungkan dengan ticker timer beserta pipa kertasnya. Gambar 3.4 Beban seberat (a) w, (b) 2w, dan (c) 3w (Sumber: Subagya, 2013) Seperti tampak pada Gambar 3.4, Subagya (2013) menjelaskan, gaya berat beban sama dengan gaya yang dikerjakan benang pada kertas dinamika. Jika dimisalkan, berat beban w, gaya yang dikerjakan benang F = w, kereta dinamika tersebut akan memperoleh percepatan sebesar a. Jika berat beban diperbesar menjadi 2w, gaya yang dikerjakan benang menjadi 2F, ternyata percepatannya menjadi 2a. Demikian juga, jika berat beban diperbesar menjadi 3w, gaya yang dikerjakan benang menjadi 3F, dan ternyata percepatannnya menjadi 3a.

11 44 Dari uraian di atas dapat disimpulkan untuk kereta troli yang sama jenisnya diberi beban yang semakin besar, akan menimbulkan percepatan yang semakin besar pula. Sehingga percobaan tersebut menunjukkan bahwa percepatan yang timbul berbanding lurus dengan gaya yang mempengaruhi, dinyatakan dengan persamaan oleh dapat dikatakan bahwa: a F = a (3.2) Tetapan pada Persamaan 3.2 menunjukkan ukuran kelembaman benda yang disebut massa kelembaman benda (m). Adapun untuk gaya yang tetap, percepatan yang timbul selalu berbanding terbalik dengan massanya. Jadi, untuk gaya tertentu, percepatan akan semakin besar jika massa benda semakin kecil. Gambar 3.5 Troli bermassa (a) m, (b) 2m, dan (c) 3m (Sumber: Subagya, 2013) Pada Gambar 3.5, untuk kereta troli yang yang diberi beban yang sama, tetapi massanya ditambah maka percepatannya semakin kecil.sehingga diperoleh hubungan: a (3.3)

12 45 Dari kedua kasus di atas jika digabungkan akan menjadi persamaan hukum II Newton, yang menyatakan: Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda besarnya berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda (Purwoko dan Fendi, 2010). dengan: Secara matematis hukum II Newton dapat ditulis: F= gaya resultan yang bekerja pada benda (N) = a percepatan benda (m/s 2 ) m= massa benda (kg) r r F r r a = atau F = ma (3.4) m Dapat disimpulkan bahwa setiap resultan gaya ( F) yang tidak bernilai nol pada suatu benda akan menimbulkan perubahan kecepatan atau percepatan pada benda tersebut. Dengan kata lain, percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda, arah percepatan sama dengan arah resultan gaya. Dalam hal ini untuk satuan gaya adalah newton, yaitu satuan gaya yang diturunkan dalam SI, didefinisikan Gaya I Newton adalah gaya yang bekerja pada massa 1 kilogram, hingga menimbulkan percepatan 1 meter per sekon kuadrat. 1 N = 1 kg.m/s 2

13 46 Dalam pengukuran terkadang masih menggunakan sistem satuan cgs. Jika massa benda 1 gram, percepatan yang ditimbulkan 1 cm/s 2 maka besarnya gaya dinyatakan dengan 1 dyne (1 dn). 1 dyne = 1 gr.cm/s 2 di mana 1 N = 10 5 dyne. c. Hukum III Newton Gambar 3.6 Gaya-gaya yang timbul dalam interaksi antara seorang anak dan dinding tembok (Sumber: Subagya, 2013) Pada Gambar 3.6, tampak seorang anak duduk di atas papan beroda, menarik tali yang diikatkan pada dinding tembok. Ternyata, anak tersebut beserta papan yang didudukinya bergerak ke arah dinding. Padahal, ia memberikan gaya yang arahnya menjauhi dinding. Kasus ini dijelaskan oleh Subagya (2013), jika dimisalkan anak menarik ujung tali dengan gayaf, maka pada ujung tali yang dikaitkan pada dinding bekerja pula gaya sebesar F yang diberikan pada dinding. Pada tangan anak bekerja gaya F yang diberikan oleh tali, demikian juga pada ujung tali yang diikatkan pada dinding, bekerja gaya F yang diberikan oleh dinding. Akibatnya, pada ujung tali bekerja dua

14 47 gaya yang sama besar dan berlawanan arah yang memberikan resultan nol, sehingga tali tidak bergerak dan tampak menjadi tegang. GayaF yang bekerja pada tangan anak itulah yang menggerakkan anak dengan papan beroda yang didudukinya ke arah dinding. Jika gaya yang diberikan pada dinding disebut gaya aksi, gaya perlawanan (oleh dinding) yang menggerakkan anak ke arah dinding disebut gaya reaksi. Kasus di atas menggambarkan tentang gaya aksi-reaksi yang dikenal sebagai hukum III Newton. Adapun bunyi hukum III Newton yaitu: Apabila sebuah benda pertama mengerjakan sebuah gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan memberikan gaya dengan besar yang sama kepada benda pertama, namun dengan arah yang berlawanan (Abdullah, 2010). Secara matematis hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut: F aksi = F reaksi (3.5) Purwanto (2012) menjelaskan prinsip penting yang harus dipahami dalam hukum III Newton yakni antara lain: 1. Gaya aksi dan gaya reaksi mempunyai besar sama tetapi arah kedua gaya berlawanan. 2. Gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah bekerja pada benda yang sama. 3. Gaya reaksi bekerja pada benda yang melakukan gaya aksi. 4. Gaya aksi dan gaya reaksi terletak pada satu garis kerja.

15 48 2. Beberapa Bentuk Gaya a. Gaya Berat Benda Semua benda jika dilemparkan ke atas maka akan benda mengalami jatuh bebas dari ketinggian di atas tanah. Hal ini disebabkan pada benda tersebut bekerja gaya ke bawah atau disebut juga gaya berat yang timbul karena adanya tarikan gaya gravitasi. Pada saat benda jatuh jatuh bebas, bila gesekan udara diabaikan maka percepatan benda sama dengan percepatan gravitasi bumi yang besarnya rata-rata 9,8 m/s 2. Jika massa benda 1 kg, berdasarkan persamaan 3.4, gaya gravitasi benda adalah: F = m.a = 1 kg x 9,8 m/s 2 = 9,8 kg.m/s 2 = 9,8 N Jika berat benda dinyatakan dengan simbol w, untuk benda dengan massanya m, di suatu tempat yang mempunyai percepatan gravitasi g memiliki berat yang dapat dinyatakan dengan persamaan: w=g (3.6) dengan: w = gaya berat (N) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 )

16 49 Adapun arah gaya berat pada benda selalu menuju ke pusat bumi seperti tampak pada gambar di bawah ini. Gambar 3.7 Arah gaya berat (Sumber: Pratiwi, 2011) b. Gaya Normal Ketika sebuah benda mengalami jatuh bebas telah sampai ke lantai, gaya gravitasi tetap bekerja walaupun benda sudah berhenti. Sesuai hukum III Newton, gaya aksi (gaya berat) yang dikerjakan benda pada lantai akan reaksi dari lantai pada benda gaya ini disebut gaya normal. menimbulkan gaya Dengan kata lain, besarnya gaya normal sama dengan gaya gravitasi, yakni berat balok itu. Gambar 3.8 Arah gaya normal (Sumber: Pratiwi, 2011)

17 50 Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan permukaan sentuh. Tampak pada Gambar 3.8 di atas, Subagya (2013) memaparkan, besar gaya normal (N) yang dialami benda adalah F y = m.a, karena benda diam maka a = 0, sehingga: F y = 0 N w = 0 N = w = N m.g(3.7) c. Gaya Gesek Jika dimisalkan dua benda dengan ukuran dan massa yang sama diletakkan di atas bidang datar yang berbeda, yaitu bidang datar licin dan bidang datar kasar. Kedua benda tersebut ditarik dengan besar gaya yang sama juga. Ternyata, benda yang terletak di atas bidang datar kasar terasa lebih berat tarikannya bila dibandingkan pada bidang datar licin. Hal itu terjadi karena adanya gaya gesek antara benda dengan bidang. Gaya gesek menghambat gerak benda, sehingga terasa berat tarikannya bila dibandingkan dengan bidang licin (Subagya, 2013). Dengan kata lain, gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan ketika dua permukaan benda saling bersentuhan dengan arah gaya gesekan yang selalu berlawanan dengan arah gerak benda.

18 51 Gambar 3.9 Arah gaya gesek (Sumber: Seperti tampak pada Gambar 3.9 di atas, Purwanto (2012) menerangkan bahwa: 1. Tepat ketika balok didorong, muncul gaya penyeimbang (f g ) yang bekerja pada permukaan balok bagian bawah. 2. Gaya f g selalu mengimbangi gaya dorong. 3. Gaya dorong diperbesar, gayaf g ikut menyesuaikan diri. Dengan kata maka gaya gesekan lain, dapat disimpulkan bahwa selama benda belum bergerak sama dengan gaya yang diberikan pada benda. Ada dua jenis gaya gesekan, yakni: a. Gaya gesekan statis Gaya gesekan statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama benda tersebut masih diam. Besar gaya gesekan statis mulai dari 0 sampai mencapai gaya gesekan statis maksimum. Jika gaya dorong melampaui f s, maks maka benda akan bergerak. Dengan kata lain, besar gaya gesekan statis maksimumm sebanding dengan gaya normal antara bidang dan benda. Konstanta kesebandingann antara besar gaya

19 52 gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien gesekan statis(saripudin, 2012). Besarnya gaya gesekan statis maksimum memenuhi hubungan berikut: r f s s N r = µ (3.8) Keterangan: f s = gaya gesekan statis µ s = koefisien gesek statis N = besarnya gaya normal pada benda Jika F<f s artinya benda diam, sedangkan F= f s berarti benda tepat akan bergerak. b. Gaya gesekan kinetis Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya gesek kinetis terjadi bila gaya yang diberikan pada benda lebih besar daripada gaya gesek statis maksimum (F>f s,maks ). Secara matematis besarnya gaya gesek kinetis sebagai berikut: r r f = µ N k k (3.9) keterangan: f k = gaya gesekan kinetis µ k = koefisien gesek kinetis

20 53 Gambar 3.10 Balok di atas bidang datar kasar ditarik gaya F mendatar (Sumber: Subagya, 2013) Berdasarkan Gambar 3.10, sebuah balok di atas benda datar kasar di tarik dengan gaya mendatar F. Subagya (2013) menerangkan, jika F>f s (gaya gesekan statis) maka balok bergerak, sehingga persamaan hukum II Newton berlaku di sini: F = m.a F f k = m.a a a = (3.10) Koefisien gesekan merupakan konstanta yang menunjukkan kasar atau halusnya permukaan benda. Berarti, koefisien gesekan bergantung pada sifat permukaan dua benda yang melakukan kontak. Adapun koefisien gesekan statis dan kinetis untuk berbagai permukaan benda yang bergesekan dipaparkan oleh Abdullah (2010), di bawah ini: Tabel 3.2 Koefisien gesekan antara beberapa permukaan Permukaan benda yang bergesekan Koefisien gesekan Statis (µs) Kinetis (µk) Kayu di atas kayu Es di atas es Logam di atas logam (dilumasi) Baja di atas meja (tidak dilumasi) Karet di atas beton kering Karet di atas beton basah Karet di atas permukaan zat padat Bola-bola yang diberi pelumas 0,4 0,1 0,15 0,7 1,0 0,7 1 4 < 0,01 0,2 0,03 0,07 0,6 0,8 0,5 1 < 0,01

21 Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif Setelah produk terbentuk maka pada tahap kedelapan ini dilakukan validasiterhadap tim ahli (ahli materi, ahli desain, ahli pembelajaran). Setelah revisi produk dikatakan layak untuk di uji cobakan, maka dilakukan uji coba kelompok besar.pada uji coba ini, juga digunakan angket uji coba produk terhadap siswa tujuannya adalah untuk melihat respon atau persepsi siswa terhadap produk yang dikembangkan Revisi Bahan Pembelajaran Apabila produk yang telah dihasilkan yaitu LKSsetelah di validasi oleh validator dan diuji cobakan kepada siswa dalam beberapa waktu ternyata masih memiliki beberapa kelemahan dan butuh penyempurnaan sebelum diproduksi, maka LKSyang telah didesain harus direvisi berdasarkan saran dari validator dan hasil dari uji coba. 3.3 Uji Coba Produk Menurut Asyhar (2010), Tujuan dari uji coba tersebut adalah melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa yang dikonsepkan oleh penulis belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Terutama yang berkaitan dengan pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa. Selama uji coba diperlukan masukan

22 55 dari peserta didik untuk mengetahui persepsi mereka tentang media yang digunakan. Menurut Setyosari (2012), Suatu proses evaluasi formatif yang terdiri dari tiga langkah: (1) Uji coba prototipe secara perorangan. Uji coba perorangan ini dilakukan kepada subjek 1-3 orang. (2) Uji coba kelompok kecil. Uji coba ini melibatkan subjek yang terdiri atas 6-8 subjek. (3) Uji coba lapangan. Uji coba lapangan ini melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan subjek Desain Uji Coba Produk Tahap inipeneliti mendesain bahan ajar berupa LKS Fisika berbasisguided discovery. Desain bahan ajar sesuai dengan apa yang menjadi kompetensi yang akan dicapai siswa.langkah-langkah dalam membuat LKSFisika Berbasis guided discoverypada materi Hukum Newton tentang gerakadalah sebagai berikut: 1) Judul Judul LKSyang akan dibuat lebih spesifik. Judul LKSdalam penelitian ini hanya terfokus pada satu materi pokok yaitu pada materihukum Newton tentang gerak. 2) Kompetensi yang akan dicapai Pada LKS kompetensi yang akan dicapai (kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran) dijelaskan dibagian awal sebelum siswa masuk pada materi. 3) Penyusunan materi

23 56 Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. materi pada LKSdijabarkan dari materi yang mudah ke yang sulit yang berbasis guideddiscoveryberupa kasus-kasus dan soal-soal yang siswa sendiri yang menemukan dan memecahkan permasalahanyang dihadapi. 3.4 Subjek Uji Coba Uji coba produk LKS Fisika Berbasis guided discovery materi Hukum Newton tentang gerak, ini dilakukan pada siswa kelas XIMIA 2 SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Asyhar (2010) menjelaskan, Tujuan dari uji coba tersebut adalah melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa yang dikonsepkan oleh penulis belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. 3.5 Instrumen Pengumpul Data Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket. Menurut Sugiyono (2014), Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Menurut Arikunto (2010), Angket tertutup merupakan angket yang disusun dengan

24 57 menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Angket tertutup pada penelitian pengembangan ini digunakan untuk memperoleh data dari ahli media, ahli materi dan siswa sebagai bahan mengevaluasi media pembelajaran yang dikembangkan Angket Tim Ahli Angket evaluasi media untuk ahli media dan ahli materi dimaksudkan untuk mengetahui apakah media pembelajaran yang dibuat layak untuk dilakukan penelitian. Angket evaluasi media untuk ahli media disusun berdasarkan aspek komunikasi visual. Angket evaluasi media terdiri dari 12 indikator dengan alternatif jawaban Ya/Tidak. Adapun angket untuk ahli materi disusun berdasarkan aspek desain pembelajaran. Angket evaluasi materi terdiri dari 11 indikator dengan alternatif jawaban Ya/Tidak. Angket evaluasi media dan materi disusun berdasarkan kisikisi sesuai yang dikemukakan oleh Wahono (2006). Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Desain Aspek Penilaian Indikator Nomor Butir Tampilan tulisan Penulisan judul sudah sesuai. 1 Ukuran huruf pada tulisan sudah cocok. 2 Warna tulisan sudah sesuai. 3 Penguanaan kata sudah sesuai. 4 Tulisan yang digunakan jelas. 5 Kombinasi warna tulisan dengan background sudah 6 cocok. Tampilan gambar Warna gambar sudah cocok. 7 Ukuran gambar sudah pas. 8 Kesesuaian gambar dengan Background. 9

25 58 Desain Variasi gambar sudah bagus. 10 Konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik LKS 11 menarik. (Sumber: Wahono, 2006) Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Isi Materi Variabel Indikator Deskriptor Item LKS Fisika berbasis Guided Discovery Isi, konstruk dan bahasa a. Kesesuaian b. Kemudahan c. Ketepatan d. Kemanfaatan 1, 3, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 6, 7 4, 5, 13 2, 9 (Sumber: Sugiyono, 2014 dalam Riantoni, 2014) Tabel 3.5 Kisi-Kisi Ketepatan Pengunaan Langkah-langkah guided discoverydalam LKS Indikator Deskriptor Nomor butir Orientasi LKS mengarahkan siswa untuk tertarik apa yang hendak dipelajari melalui gambar fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah LKS mengarahkan siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap apa yang hendak dipelajari. Merumuskan hipotesis LKS mengarahkan siswa untuk membangun konsep awal atau dugaan sementara terhadap materi yang dipelajari. Mengumpulkan data menguji hipotesis LKS memberikan petunjuk kepada siswa untuk memahami materi yag dipelajari melalui kegiatan percobaan/praktikum. LKS memberikan kemudahan kepada siswa dalam melakukan percobaan/ praktikum Hukum Newton tentang gerak. Merumuskan kesimpulan LKS mengarahkan siswa untuk memantapkan materi yang telah dipelajari dengan mengambil kesimpulan. (Sumber:Permendikbud, 2014) Angket Persepsi Siswa

26 59 Angket persepsi siswa yang digunakan yaitu berupa angket tertutup dengan menggunakan jenis skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert untuk keperluan analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014), dapat diberi skor sebagai berikut: 1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 2. Setuju/sering/positif diberi skor 4 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1 Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini, instrumen penelitiannya dibuat dalam bentuk checklist. Tabel 3.6 Kisi-KisiAngket Persepsi Siswa Komponen Indikator Kriteria Bahan ajar cetak Desain pembelajaran Kejelasan tujuan Ketepatan format sajian Kesesuaian dengan karaktaristik peserta didik Materi (content ) Kebenaran materi Kedalaman dan keluasan materi Kekomprehensifan materi Kesesuaian materi Kesesuaian contoh, ilustrasi dengan materi Tes, tugas latihan mendukung penguasaan materi Keterbacaan LKS Struktur kalimat Kejelasan judul dan sub judul Sistematika penyajian Susunan paragraf Pengunaan kalimat Pengunaan kata dan istilah Kemudahan bahasa Kemenarikan dan kesesuaian bahasa Visualisasi LKS Menjelaskan materi yang sulit Mempermudah pemahaman Mendorong minat peserta didik untuk belajar Memperkuat daya ingat Menyederhanakan informasi yang sulit Hambatan dan kendala dalam mempelajari LKS (Sumber: Warsita,2010) 3.6 Jenis Data

27 60 Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang diambil yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli materi dan tim ahli media berupa isian angket berupa saran dalam perbaikan media. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari persepsi siswa mengenai bahan ajaryang telah dibuat yaitu, Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Berbasis guided discovery pada materi Hukum Newton tentang gerak. 3.7 Teknik Analisis Data Angket Tim Ahli Data dan informasi yang telah dikumpulkan disesuaikan dengan kebutuhan analisis, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan metode triangulasi waktu dan sumber yaitu mengumpulkan saran dan pendapat tim ahli tentang kelayakan media pembelajaranpada materi suhu dan kalor. Pendapat dari tim ahli tersebut berupa data kualitatif yang mempunyai dua alternatif jawaban yaitu ya dan tidak. Data ini akan digunakan untuk memperbaiki media yang digunakan. Tahap validasi ini akan berakhir jika tim ahli menyatakan media ini layak diproduksi Angket Persepsi Siswa Dalam penelitian ini data yang didapatkan dengan melihat persepsi siswa adalah data kuantitatif. Data tersebut didapatkan dengan menyebarkan angket persepsi. Sebelum angket ini diberikan kepada siswa, terlebih dahulu angket diuji dengan menganalisis validitas dan reliabilitasnya.

28 Analisis Validitas Menurut Arikunto (2010), Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mengungkap fakta dari variabel yang diteliti secara tepat. Ada dua jenis validitas yang sering digunakan, yakni validitas logis dan empiris. Namun dalam penelitian ini, penulis mengutamakan validitas logis karena menurut Arikunto (2010), Validitas logis menunjukkan kondisi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid terpenuhi karena instrumen sudah dirancang mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Dengan demikian validitas logis tidak perlu diuji kondisinya Analisis Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan ketepatan suatu alat ukur yang menunjukkan apakah tes cukup baik untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data yang dipercaya.dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus Alpha.Rumus ini digunakan untuk mencari reabilitas instrumen yang bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Arikunto: 2010). Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut : = ( )(1 ( ) ) (3.11)

29 62 Rumus varians adalah sebagai berikut:! = " ( #) $ % (3.12) Keterangan: α n 2 s i 2 s t N X X X 2 : Koefisien Alpha Cronbach : Jumlah butir pertanyaan : Jumlah varian butir : Jumlah varian total : Jumlah responden : Skor-skor pada butir ke-i : Jumlah seluruh skor pada butir ke-i : Jumlah hasil kuadrat skor pada butir ke-i Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00 1,00 dengan perincian korelasi: Tabel 3.7 Kategori Reliabilitas Kategori Reliabilitas Keterangan 0,81< r 1,00 Tinggi 0,61< r 0,80 Cukup 0,41< r 0,60 Agak Rendah 0,21< r 0,40 Rendah 0,00< r 0,20 Sangat rendah (Sumber : Arikunto,2010)

30 Analisis Skala Angket Langkah-langkah menganalisis data angket persepsi siswa adalah sebagai berikut: a. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. b. Membuat tabulasi data. c. Menghitung presentasi dari tiap-tiap sub variabel. d. Persentase untuk tiap-tiap sub variabel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono, 2010): RS = 100% (3.13) % Keterangan: RS = persentase sub variable n N = jumlah nilai tiap sub variable = jumlah skor maksimum e. Dari persentase yang telah diperoleh ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Tabel 3.8Range Persentase dan Kriteria Kualitatif No. Interval Persentase Kriteria % % Sangat Baik % - 80 % Baik % - 60 % Cukup Baik

31 % - 40 % Kurang Baik 5. 0 % - 20 % Tidak Baik (Sumber: Riduwan, 2013)

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri. BAB V Hukum Newton 5.1. Pengertian Gaya. Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Gaya juga dapat menyebabkan perubahan pada benda misalnya perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan,

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan.

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan. Gaya Doronglah daun pintu sehingga terbuka. Tariklah sebuah pita karet. Tekanlah segumpal tanah liat. Angkatlah bukumu. Pada setiap kegiatan itu kamu mengerahkan sebuah gaya. Gaya adalah suatu tarikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan diskusi o Memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan berbagai media. o Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton. Formulasi

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

GAYA DAN HUKUM NEWTON

GAYA DAN HUKUM NEWTON GAYA DAN HUKUM NEWTON 1. Gaya Gaya merupakan suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton (N). Gbr. 1 Gaya berupa tarikan pada sebuah balok Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah balok

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Sugiyono (013) dijelaskan bahwa Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

Bagian pertama dari pernyataan hukum I Newton itu mudah dipahami, yaitu memang sebuah benda akan tetap diam bila benda itu tidak dikenai gaya lain.

Bagian pertama dari pernyataan hukum I Newton itu mudah dipahami, yaitu memang sebuah benda akan tetap diam bila benda itu tidak dikenai gaya lain. A. Formulasi Hukum-hukum Newton 1. Hukum I Newton Sebuah batu besar di lereng gunung akan tetap diam di tempatnya sampai ada gaya luar lain yang memindahkannya, misalnya gaya tektonisme/gempa, gaya mesin

Lebih terperinci

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga buah hukumnya yang dikenal

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang kemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika. Dinamika mempelajari penyebab dari gerak yaitu gaya Hukum I Newton Hukum Newton Hukum II Newton Hukum III Newton DINAMIKA PARTIKEL gaya berat jenis gaya gaya normal gaya gesek gaya tegangan tali analisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP N 2 Pegandon : VIII ( Delapan ) / Genap : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya

Lebih terperinci

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA Gaya Gravitasi (Berat) Gaya Sentuh - Tegangan tali - Gaya normal - Gaya gesekan DINAMIKA I (tanpa gesekan)

Lebih terperinci

G A Y A dan P E R C E P A T A N FISIKA KELAS VIII

G A Y A dan P E R C E P A T A N FISIKA KELAS VIII G A Y A dan P E R C E P A T A N FISIKA KELAS VIII ISI MATERI A. IDENTIFIKASI JENIS-JENIS GAYA B. PENJUMLAHAN GAYA C. HUKUM NEWTON A. IDENTIFIKASI JENIS GAYA-GAYA 1. Gaya sentuh dan Gaya tak sentuh Gaya

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN

BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN A. GAYA SENTUH Gaya merupakan besaran vector, karena memiliki satuan, besaran, dan arah. Gaya adalah sesuatu yang dapat berupa dorongan atau tarikan. Pengaruh gaya dapat berupa:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI Zumbratal 1), Maison 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA Koefisien Gesek dan Resultan Gaya Sejajar Disusun Oleh : Hermy Yuanita Jefferson Syaputra Nur Fitria Ramadhani Salma Nur Amalina XII IPA 7 KATA PENGANTAR Puji Syukur tim penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

ΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia)

ΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) 4. Dinamika Partikel 9/17/2012 5.1 Hukum Newton Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) a = 0 v = konstan ΣF r = 0 ΣF x ΣF y = 0 = 0 Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap

Lebih terperinci

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GAYA Hoga saragih Hubungan antara gaya dan gerak Mengapa benda bergerak sedemikian rupa? Apa yang membuat benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat dan memperlambat benda? Kita

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN Pernahkah Anda berpikir; mengapa kita bisa begitu mudah berjalan di atas lantai keramik yang kering, tetapi akan begitu kesulitan jika lantai

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING PADA MATERI ELASTISITAS DAN HUKUM HOKE UNTUK SISWA SMA KELAS X Wike Tio Wulandari 1), Nehru 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA 1 RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi dasar 5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan

Lebih terperinci

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. Hukum Newton 29 HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja p

Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja p GAYA DAN TEKANAN Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, benarkah? Bagaimana sebuah

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. 1. Carilah berat benda yang mempunyai : 1. 3 kilogram. 2. 200 gram. 2. Sebuah benda 20 kg yang bergerak bebas

Lebih terperinci

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM Kode FIS.07 F F BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2004 Kode FIS.07 Penyusun Drs.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 39 A III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Maria Silalahi 1), Hidayat ), Wawan Kurniawan 3) 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac. 1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik yang merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus

Lebih terperinci

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik BAB 5 USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu menganalisis, menginterpretasikan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan konsep usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari hari,banyak aktivitas maupun kegiatan kita tertuang dalam fisika. Salah satu materi yang sering berkaitan adalah penerapan hukum newton, baik

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SMA Dwija Praja Pekalongan FISIKA X (Sepuluh) 1 (Satu) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi 1.1 Mengukur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan Pendidikan

Lebih terperinci

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014 KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA Annisa Rahim 1), Jufrida 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif 25 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif tentang konsepsi calon guru isika (mahasisa Program Studi S1 Pendidikan isika

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini, akan dipaparkan beberapa subjudul yang meliputi jenis dan model penelitian, prosedur pengembangan, prosedur uji coba produk, dan jadwal penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Inti kegiatan dalam penelitian ini adalah variabel kminat belajar mahasiswa dalam pembelajaran Pengantar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudhi No.229 Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR FIS-3.1/4.1/3/1-1 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1. IDENTITAS a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 3 c. Kompetensi Dasar : 3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat,

Lebih terperinci

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR Presented by Muchammad Chusnan Aprianto DEFINISI KINEMATIKA DAN DINAMIKA KINEMATIKA Kajian tentang gerak suatu benda atau partikel tanpa disertai penyebab geraknya Studi

Lebih terperinci

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya A. Pengertian Gaya Tarikan dan dorongan yang kita berikan pada benda disebut gaya. Apakah gaya yang kita berikan memiliki arah? Tentu, gaya memiliki arah. Ketika kita mendorong ke depan, benda pun akan

Lebih terperinci

08:25:04. Fisika I. gaya. benda dalam sistem. diharapkan. dan masing-masing. Kompetensiyang. gaya-gaya

08:25:04. Fisika I. gaya. benda dalam sistem. diharapkan. dan masing-masing. Kompetensiyang. gaya-gaya DINAMIKA Kompetensiyang diharapkan 1. Mahasiswa mampu mengenali jenis-jenis gaya 2. Mahasiswa mampu mencari dan menguraikan gaya-gaya arah gerak gaya dalam arah sejajar dan tegak lurus 3. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Supaya penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka haruslah terlebih dahulu menentukan metode penelitian yang akan digunakan secara tepat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu jurnal kegiatan siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara terperinci,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Tema : Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke-3) A.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja. L A M P I R A N 19 Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. Soal no Jumlah siswa (%) yang menjawab option : 10,5 (A) Siswa tidak teliti membaca soal. analisa 1 79 (B*) 10,5 (C) 26% siswa berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk. dalam Setyosari

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA L A M P I R A N 222 Lampiran 01 SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Seminari St. Rafael Oepoi Kupang Kelas/Semester : Latina B/I (Ganjil) Kompetensi Inti (KI): 1. Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL A. Besaran-besaran Dinamik Pada benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan, didefinisikan besaranbesaran dinamik sebagai berikut: Momentum

Lebih terperinci

A. Judul Percobaan : HUKUM NEWTON

A. Judul Percobaan : HUKUM NEWTON LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA HUKUM NEWTON A. Judul Percobaan : HUKUM NEWTON B. Tujuan 1. Memahami konsep Hukum I Newton 2. Menentukan hubungan antara masa, percepatan, dan gaya 3. Memahami konsep Hukum III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

TUGAS PRA PRAKTIKUM FISIKA UMUM GESEKAN STATIS DAN KINETIS

TUGAS PRA PRAKTIKUM FISIKA UMUM GESEKAN STATIS DAN KINETIS TUGAS PRA PRAKTIKUM FISIKA UMUM GESEKAN STATIS DAN KINETIS Tanggal Pengumpulan : 23 Oktober 2017 Nama : Raudatul Wardah NIM : 11170161000024 Kelompok : 2 Nama Anggota : Ningrum Sri Indriani (11170161000002)

Lebih terperinci