BAB I PENDAHULUAN. melalui sebuah perkumpulan. Perkumpulan ini digunakan sebagai wadah ataupun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. melalui sebuah perkumpulan. Perkumpulan ini digunakan sebagai wadah ataupun"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahkluk sosial manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya melalui sebuah perkumpulan. Perkumpulan ini digunakan sebagai wadah ataupun tempat di mana mereka saling berbagi dalam aspek kehidupan tertentu. Artinya tidak seluruh aspek kehidupan diceritakan di dalam perkumpulan, sebab ada saja hal-hal yang menyangkut aspek kehidupan yang menurut masing-masing individu tidak perlu diceritakan kepada orang lain ataupun hal-hal yang bersifat pribadi. Bentuk perkumpulan yang dilakukan di dalam kelompok masyarakat biasanya tergantung kepada kategori persamaan-persamaan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Hal ini mengartikan bahwa setiap individu biasanya membentuk sebuah perkumpulan karena memiliki persamaan-persamaan, misalnya persamaan gender pada ibu-ibu judi di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa terbentuknya judi pada ibu-ibu yang terjadi di tempat ini diakibatkan karena persamaan gender. Bukti tersebut adalah bukti yang bersifat nyata, namun ada hal-hal yang terselebung di balik bukti nyata tersebut, yaitu faktorfaktor yang menyebabkan terbentuknya judi pada ibu-ibu tersebut dan bagaimana tanggapan orang di sekitar mereka termasuk keluarga dekatnya.

2 Judi adalah sebuah bentuk permainan yang banyak digemari serta diminati oleh kalangan masyarakat luas, baik itu di kalangan laki-laki maupun di kalangan perempuan, di kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa. Perjudian sudah ada dari sejak jaman dulu dan ini dilakukan hampir oleh seluruh umat manusia, mulai dari orang-orang di Eskimo sampai dengan suku yang paling terpencil di Afrika. Pada abad ke-14, permainan kartu mulai memasuki Eropa, dibawa oleh para pedagang yang datang dari Tiongkok. Kartu pertama yang dibuat di Eropa berasal dari Italia yang terdiri dari 78 gambar hasil lukisan, karena belum adanya mesin cetak. Pada abad XI, Perancis mengurangi jumlah kartu menjadi 56 itulah sejarah dari kartu remi yang kita kenal sekarang ini 1. Judi bisa dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam jenis judi yaitu : 1. Undian yaitu dalam bentuk Lotere, Loto, Porkas 2, Togel dan sebagainya dimana mereka hanya memilih nomor tertentu. Judi ini adalah judi masal dimana bisa diikuti oleh jutaan orang dimanapun mereka berada. 1 Sumber: ( judi.co.id, akses 16 Februari 2012). 2 Porkas berasal dari kata forecast, lengkapnya Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola. Akhir 1985, Porkas ini diresmikan, diedarkan, dan dijual dengan maksud untuk menghimpun dana masyarakat untuk menunjang pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga Indonesia. Dua tahun kemudian, Porkas berubah nama menjadi Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB), yang terdiri dari dua macam kupon: berisi tebakan sepak bola. SOB tidak lagi meneak menang-seri-kalah (M-K-S) seperti pada Porkas, tetapi juga skor pertandingan, bahkan skor babak pertama dan babak kedua. Kupon SOB kedua berisi tebakan sepak bola dan tebakan huruf (Sumber: search judi porkas.co.id, akses 7 Mei 2012).

3 2. Taruhan untuk judi ini biasanya dikaitkan dengan analisa maupun pengetahuan dari sipenjudi; misalnya Balapan Kuda, Anjing, Sambung Ayam, Boksen maupun Sepak Bola 3. Judi antar sesama penjudi lainnya, seperti permainan Domino, Poker, Dadu dan lain-lainnya. 4. Judi antar manusia dan mesin, misalnya main Jackpot, Mikey Mouse, Dingdong, Pachinko 3 maupun permainan komputer lainnya. adanya unsur : Ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi, yaitu 1. Permainan/ perlombaan. Perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk permainan atau perlombaan. Jadi dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati. Jadi bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan. Karena boleh jadi mereka adalah penonton/ atau orang yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan. 3 Pachinko adalah permainan judi dimana cara kerjanya mirip dengan permainan pinball atau jackpot. Namun sedikit berbeda dengan permainan pinball dimana pemain selalu berusaha keras agar bola tidak jatuh masuk lobang namun sebalinya dalam pachinko berlaku sebaliknya yaitu berusaha memasukkan sebanyak mungkin bola kelobangnya. Jadi kemenangan sangat ditentukan oleh keterampilan atau ketangkasan memasukkan bola ketempatnya serta kemampuan menebak gambar game animasi yang ditampilkan untuk kemenangan berikutnya. (Sumber: akses 7 Mei 2012).

4 2. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsur spekulatif/ kebetulan atau untung-untungan. Atau faktor kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang sudah sangat terbiasa atau terlatih. 3. Ada taruhan. Dalam permainan atau perlombaan ini ada taruhan yang dipasang oleh para pihak pemain atau bandar. Baik dalam bentuk uang ataupun harta benda lainnya. Bahkan kadang istripun bisa dijadikan taruhan. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsur ini merupakan unsur yang paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi atau bukan 4. Dalam tulisan Geertz tentang sabung ayam atau adu ayam pada masyarakat Bali. Kita akan menemukan banyak hal menarik tentang sabung ayam yang dikaitkan dan terkait dengan struktur sosial dan kehidupan masyarakat Bali sehari-hari, khususnya kaum pria. Sabung ayam bagi masyarakat Bali telah merupakan bagian dari gaya hidup mereka (The Balinese Way of Life). Sabung ayam biasanya diadakan di salah satu sudut Desa yang jarang dilewati oleh orang banyak dan tempatnya dirahasiakan oleh masyarakat sekitar. Arena sabung ayam mewakili Bali atau identik 4 Sumber: (pengertian judi akses 16 Februari 2012)

5 dengan Bali, sama seperti Amerika yang identik dengan permainan bola basket. Pada arena adu ayam yang terlihat bertaruh adalah ayam, tetapi ayam-ayam tersebut merupakan perwakilan dari kaum pria di Bali. Bagi kaum laki-laki kalah dan menang dalam permainan adu ayam ditentukan oleh prestise atau harga diri kaum laki-laki tersebut, jadi bagi kaum laki-laki yang ayamnya yang kalah dalam adu ayam tersebut membuat harga diri mereka rendah atau memalukan. Oleh karena permainan sabung ayam digunakan juga sebagai tempat bertaruh, yang berarti permainan tersebut merupakan salah satu bentuk perjudian, maka pada zaman penjajahan Belanda permainan ini dilarang oleh pemerintah Belanda (kecuali ada ijin untuk mengadakannya khusus dalam rangka upacara adat). Oleh karena itu pemerintah melarang keras yang namanya bentuk perjudian, pemerintah menganggap perjudian identik dengan bentuk kejahatan yang mengganggu ketertiban umum. Jadi barang siapa melakukan segala bentuk-bentuk perjudiaan para pelakunya akan dikenakan sanksi 5. Ada beberapa jenis perjudian yang dilarang maupun yang tidak dilarang oleh pemerintah. Perjudian yang dilarang oleh pemerintah adalah perjudian dalam bentuk Togel, Tajen (sabung ayam), Judi Online, Undian, Lotere, Loto, Porkas, main Jackpot, Kartu remi, dan lain-lainnya. Sedangkan perjudian yang tidak dilarang oleh 5 Sumber: Mariana Anggraeni, Hakikat dan fungsi sabung ayam pada masyarakat Bali, (Skripsi Sarjana, FIB UI, Jakarta, 2009), hal. 2.

6 pemerintah adalah bentuk perjudian Gelper 6, Taruhan bola, permainan Domino, Poker, Dadu, dan lainnya. Sebenarnya pada tahun 1981 perjudian sudah dilarang oleh pemerintah dengan dibuatnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 9 tahun 1981 tentang pelaksanaan Undang-Undang 7 tahun 1974 penertiban perjudian dengan menimbang: a. Bahwa penertiban perjudian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 54, tambahan lembaran Negara Nomor 3040) dimaksudkan untuk membatasi perjudian sampai lingkungan sekecil-kecilnya untuk akhirnya menuju kepenghapusan sama sekali dari seluruh Wilayah Indonesia; b. Bahwa berdasarkan perkembangan keadaan pada saat sekarang ini dipandang sudah tiba waktunya untuk mengupayakan penghapusan segala bentuk dan jenis perjudian di seluruh Wilayah Indonesia; c. Bahwa untuk maksud tersebut dan dalam rangka mengatur tentang 75 pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dipandang perlu untuk melarang pemberian izin penyelenggaraan perjudian dalam suatu Peraturan Pemerintah 7. 6 Judi Gelper yang merupakan perjudian jenis permainan bola ketangkasan dimana dalam permainan ini dibutuhkan ketangkasan dalam menebak permainan ini. (Sumber: akses 7Mei 2012) 7 Sumber: ( Undang-undang penetiban perjudian.co.id, akses 16 Februari 2012)

7 Walaupun pemerintah sudah membuat Undang-Undang mengenai penertiban perjudian ini tetapi masih banyak masyarakat luas yang nekat melakukan perjudian. Seperti kasus yang terjadi di Manado yaitu: Lima(5) perempuan ditangkap polisi saat mereka asik bermain judi. Kelima perempuan ini ditangkap dirumah salah satu teman mereka yang ikut dalam permainan judi tersebut, dimana rumah ini merupakan satu-satunya tempat mereka berjudi (tutur masyarakat sekitar), polisi menduga mereka bermain judi kartu remi dimana taruhan permainannya sebanyak Rp.500. Per gamenya Total taruhan di meja judi sebanyak Rp Adapun dalam permainan itu, jika seorang pemain menarik kartu jenis joker, maka pemain lain wajib menyetor Rp 500. Alasan mereka bermain judi dikarenakan keuangannya menipis karena sering kalah dalam permainan, setelah mereka tertangkap polisi mereka pun mengaku menyesal telah bermain judi dan meraka malu melihat keluarga dan tetangga meraka 8. Adapun kasus lainnya mengenai perjudian ibu-ibu yaitu: Berjudi, 5 Perempuan Ditangkap Lima perempuan sedang asyik bermain judi joker ditangkap Tim Anti Judi Satuan Reskrim Polres Tebing Tinggi. Tida dari empat penjudi meloloskan diri dan masih dalam pengejaran petugas, petugas langsung menggelandang tersangka Nur (59 tahun) warga BTN Kampung Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi ke Malpolres Tebing Tinggi guna proses lanjut. Tiga tersangka lainnya yang meloloskan diri adalah Sus, ibu Keling, dan Tut ketiganya adalah warga Jalan Bah Bolon kelurahan Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi. Penggerebekan dilakukan petugas tima anti judi Satreskrim Polres Tebing Tinggi setelah adanya laporan warga. Awalnya, informasi dari warga itu menyebutkan di rumah salah satu seorang warga, Bul, dilokasi acap kali terjadi permainan judi. Mendapatkan laporan itu, tim Polres turun kelokasi untuk melakukan penyelidikan sekaligus penggerebekan. Dalam penggerebekan itu, dua tersangka Nur dan Muh ditangkap berikut barang bukti dua set kartu joker serta uang Rp Aku hanya iseng mengikuti permainan judi kartu joker ini 8 Sumber: google.co.id/search lima perempuan tertangkap polisi saat bermain judi (Trimbunnews 28/4/2011, akses 24 Maret 2012)

8 karena tensi darah aku lagi naik. Untuk menurunkannya, aku nekat mengikuti permainan judi ini, imbuh Nur. 9 Selain yang ada dalam kasus tersebut ibu-ibu di Desa Seibelutu Kecamatan Sei Bamban masih banyak yang melakukan perjudian yaitu perjudian dalam bentuk permainan Kartu Remi. Adanya judi pada ibu-ibu mengartikan bahwa pergeseran perilaku dalam aspek gender. Hal ini menggambarkan bahwa judi yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki, kini juga dilakukan oleh perempuan. Adapun bentuk perilaku ada 2 macam, yaitu: 1. Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode kelompok sosial. Moral berasal dari kata mores, yang berarti tatacara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral, peraturan perilaku yang menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menetukan pola perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok. Jika masyarakat tersebut berperilaku atau bertindak sesuai dengan kode kelompok sosial tersebut maka masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut menjadikan masyarakat yang aman dan tentram. 2. Perilaku tak bermoral adalah suatu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. Perilaku demikian disebabkan karena bukan ketidakpeduliannya masyarakat akan harapan sosial melainkan ketidaksetujuan dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyusaikan diri, artinya masyarakat tersebut tidak bisa menerima ataupun mengikuti serta mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut. Dengan demikian 9 Sumber: Harian Analisa Sumatera Utara,hal 20 kamis 29 Maret 2012

9 terjadilah perilaku masyarakat yang tak bermoral yang membuat lingkungan masyarakat tersebut tidak aman dan banyak masyarakat yang melakukan tindakan kejahatan yang merugikan dirinya sendiri dan lingkungan tersebut contohnya: seperti adanya perjudian. Adanya perubahan perilaku tersebut membuat citra dan fungsi perempuan sekarang berbeda jauh dengan peran dan fungsi perempuan tradisional dahulu. Peran dan fungsi perempuan dahulu memiliki perilaku yang sopan, dan bersikap semestinya perempuan seperti berada dirumah memasak dan mengurus rumah, anak serta suami. Namun, berbeda untuk sekarang peran perempuan sudah menduduki peran yang sangat luas, termasuk yang tidak menurut adat biarpun mereka tidak sadari. Perempuan di jaman sekarang sudah memiliki hak dan kuasa yang sama dengan kaum laki-laki yaitu mereka sama-sama bekerja dalam mencari uang untuk membiayai kehidupan keluarga. Terkadang perempuan yang bekerja sedangkan lakilaki berada di rumah mengurus rumah dan anak. Dengan adanya banyak peran dan tuntutan yang banyak terhadap keluarga, perempuan tersebut menghadapi tekanan jiwa dan mengalami ketegangan sehingga dengan menghilangkan rasa stress mereka berbuat yang tidak sesuai dengan adat atau jauh dari kebudayaan mereka yang dahulu yaitu melakukan perjudian. Hal tersebut lah yang membuat saya tertarik dalam penelitian ini, yaitu mengapa masih ada bentuk perjudian yang dilakukan oleh masyarakat khususnya ibuibu yang ada di Desa Sei Belutu walaupun sudah ada Undang-Undang tentang

10 penertiban perjudian yang dibuat oleh pemerintah serta bagaimana tanggapan orang disekitar mereka tentang perilaku tersebut Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi alasan ibu-ibu tersebut bermain judi? 2. Bagaimana sikap/ tindakan orang terdekat mereka tentang perilaku judi tersebut? 1.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Lokasi ini dipilih karena di desa tersebut ada sekelompok ibu-ibu yang gemar dalam bermain judi seperti permainan dalam bentuk Kartu Remi Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam bagaimana perilaku ibu-ibu tersebut dalam bermain judi khususnya permainan judi kartu remi yang berada di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban, mengkaji lebih dalam lagi apa itu permainan judi bagi ibu-ibu tersebut dan kenapa harus permaian judi ini yang dilakukan oleh ibu-ibu tersebut dalam mencari kesenangan dihidup mereka.

11 Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis ataupun teoritis. Manfaat secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang permainan judi dan memberi masukan bagi mahasiswa antropologi dan instansi yang terkait untuk dapat memperhatikan masalah judi pada kaum wanita khususnya ibu-ibu. Sedangkan manfaat akademisnya adalah untuk menambah wawasan pengetahuan tentang permainan judi serta menambah bahan bacaan dan studi kepustakaan bagi ilmu-ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan penelitian ini Tinjauan Pustaka Permainan merupakan pertunjukan atau tontonan, sementara itu menurut beberapa ahli yang dapat disebut dengan permainan adalah: 1. Suatu kegiatan membebaskan diri dari kelebihan daya hidup 2. Dalam permainan mahluk hidup tunduk pada suatu hasrat meniru 3. Ia memuaskan akan suatu hiburan 4. Ia melakukan suatu latihan persiapan bagi kegiatan yang serius, yang nantinya akan dituntut dirinya dalam kehidupannya 5. Permainan itu dimaksudkan sebagai latihan untuk menguasai diri 6. Hasrat untuk berkuasa 7. Hasrat untuk bersaing 8. Permainan sebagai suatu upaya yang tidak berbahaya untuk menyalurkan naluri-naluri merugikan.

12 Menurut Cohan perjudian sudah ada sejak jaman prasejarah. Perjudiaan bahkan seringkali dianggap seusia dengan peradaban manusia. Dalam cerita Mahabarata dapat diketahui bahwa Pandawa menjadi kehilangan kerajaan dan dibuang ke hutan selama 13 tahun karena kalah dalam permainan judi melawan Kurawa. Para penjudi primitif adalah para dukun yang membuat ramalan ke masa depan dengan menggunakan batu, tongkat atau tulang hewan yang dilempar ke udara dan jatuh di tanah. Biasanya yang diramal pada masa itu adalah nasib seseorang pada masa mendatang. Pada saat itu nasib tersebut ditentukan oleh posisi jatuhnya batu, tongkat atau tulang ketika mendarat di tanah. Dalam perkembangan selanjutnya posisi mendarat tersebut dianggap sebagai suatu yang menarik untuk dipertaruhkan 10 Alice Hewing (dalam Stanford & Susan) mengemukakan bahwa orang-orang Mesir kuno sangat senang bertaruh dalam suatu permainan seperti yang dimainkan oleh anak-anak pada masa kini dimana mereka menebak jumlah jari-jari dua orang berdasarkan angka ganjil atau genap. Orang-orang Romawi kuno menyenangi permainan melempar koin dan lotere, yang dipelajari dari Cina. Orang Yunani Kuno juga menggunakan hal yang sama. Selain itu, mereka juga menyenangi permainan dadu. Pada jaman Romawi kuno permainan dadu menjadi sangat populer. Para Raja seperti Nero dan Claudine menganggap permainan dadu sebagai bagian penting 10 Sumber:( judian, akses 16 Februari 2012).

13 dalam acara kerajaan. Namun permainan dadu menghilang bersamaan dengan keruntuhan kerajaan Romawi, dan baru ditemukan kembali beberapa abad kemudian di sebuah Benteng Arab bernama Hazart, semasa perang salib. Setelah dadu diperkenalkan lagi di Eropa sekitar tahun 1100-an oleh para bekas serdadu perang salib, permainan dadu mulai merebak lagi. Banyak kerabat kerajaan dari Inggris dan Perancis yang kalah bermain judi ditempat yang disebut Hazard (mungkin diambil dari nama tempat dimana dadu tersebut diketemukan kembali). Sampai abad ke XVIII, Hazard masih tetap populer bagi para raja dan pelancong dalam berjudi. Pada abad ke XIV, permainan kartu juga mulai memasuki Eropa, dibawa oleh para pelancong yang datang dari Cina. Kartu pertama yang dibuat di Eropa dibuat di Italia dan berisi 78 gambar hasil lukisan yang sangat indah. Pada abad XV, Perancis mengurangi jumlah kartu menjadi 56 dan mulai memproduksi kartu untuk seluruh Eropa. Pada masa ini Ratu Inggris, Elizabeth I sudah memperkenalkan lotere guna meningkatkan pendapatan negara untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan. Seiring dengan dilakukannya pelayaran dan perdagangan serta ditemukannya beberapa benua baru, maka anekaragam jenis permainan judi turut serta disebarluaskan oleh para pedagang dan pelancong. Kondisi ini semakin memperbanyak pilihan permainan judi karena jenis permainan yang dibawa oleh para pedagang dan pelancong tersebut sebenarnya hanya merupakan tambahan dari jenis yang sudah dikenal oleh komunitas masyarakat setempat. Dengan

14 keanekaragaman jenis permainan judi dan kemudahan teknik permainannya maka perjudian dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh penjuru dunia. Stanford Wong dan Susan Spector mengatakan bahwa kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas para penjudi ada 5, yaitu: - Sociable Games Dalam Sociable Games, setiap orang menang atau kalah secara bersama-sama. Penjudi bertaruh di atas alat atau media yang ditentukan bukan melawan satu sama lain. Pada perjudian jenis ini akan sering dijumpai para penjudi saling bercakap, tertawa, ataupun tegang. Walaupun para penjudi selau ingin menang, mereka sadar bahwa jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut, paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk mencoba permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Dadu, Baccarat 11, BlackJack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika. - Analytical Games/ Permainan Analisis Analytical Games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta kemampuan 11 Bakarat adalah salah satu permainan yang paling sederhana yang Anda akan menemukan di setiap kasino permainan ini sangat gampang sekali karena permainan judi ini hanya menggunakan sebuah keberuntungan yang besar dalam bermain judi jenis ini. Cara bermainnya yaitu mengandalkan suatu analisa untuk mendapatkan kemenangan dalam bermain judi. (Sumber: akses 7 Mei 2012)

15 menganalisis berbagai kejadian. Termasuk dalam kategori ini adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting (Sepakbola, Balap Mobil/Motor, dan lain-lainnya). - Games You Can Beat Dalam Games You Can Beat penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk menang. Penjudi juga berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan. Dalam kategori ini penjudi menanganggap kemenangan diperoleh melalui permainan dengan penuh keahlian dan strategi yang jitu serta dapat membaca strategi lawan. Penjudi harus dapat memilih dan membuat keputusan secara tepat serta dapat membedakan alternatif kondisi mana harus ikut bermain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa permainan judi jenis ini adalah permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan kemenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah : Blackjack, Poker, Pai Gow Poker, Video Poker, Sports Betting dan Pacuan Kuda. - Escape from Reality Setiap orang pada dasarnya ingin sekali lain dari kenyataan. Pada permainan Escape From Reality, para pemain yang menjalankan Slot Machine atau Video Games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyuguhkan hal-hal yang menarik tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga, meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Slot Machines dan Video Games.

16 - Patience Games Bagi penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasil, maka Patience Games merupakan pilihan yang paling digemari. Dalam perjudian model ini para penjudi menunggu dengan sabar nomor yang mereka miliki keluar. Bagi mereka masa-masa menunggu sama menariknya dengan masa ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika mengakhiri permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Lottery, Keno dan Bingo 12. Menurut Kartini dalam bukunya judi buntut perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwaperistiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian yang tidak dan belum pasti hasilnya (Kartono, 1992:56). Sedangkan Undang-undang Hukum Pidana, mengartikan perjudian sebagai tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan bertambah besar, karena permainan lebih pandai atau lebih cakap. Menurut Hamsah:1986:154 Main judi mengandung juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau pemain itu, demikian juga segala pertaruhan lainnya. Menurut Poerwadarminto:1991:50, memberi arti judi sebagai permainan dengan bertaruh uang. 12 Sumber: ( akses 16 Februari 2012)

17 Dalam PP No. 9 tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian, perjudian dikategorikan menjadi tiga: 1. Perjudian di Kasino yang terdiri dari Roulette, Blackjack, Baccarat, Creps, Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran). Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu. 2. Perjudian di tempat keramaian yang terdiri dari lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran), lempar gelang, lempar uang (Coin), kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar, lempar bola, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu domba/kambing, pacu kuda, karapan sapi, pacu anjing, kailai, mayong/macak dan erek-erek. 3. Perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang terdiri dari adu ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi, adu domba/kambing. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 303 ayat (3) tahun 1981 mengartikan judi adalah tiap-tiap permainan yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemainan. Termasuk juga main judi adalah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala permainan lain-lainnya.

18 Dalam Pasal 303 ayat (3) diatas secara detil dijelaskan dalam penjelasan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Antara lain adalah rolet, poker, hwa hwe, nalo, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu kambing, pacuan kuda dan karapan sapi. Selain yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah tersebut di atas, masih banyak perjudian yang berkembang di masyarakat. Semisal adu doro, yaitu judi dengan mengadu burung merpati, dimana pemenangnya ditentukan oleh peserta yang merpatinya atau merpati yang dijagokannya mencapai finish paling awal, dan yang paling marak biasanya saat piala dunia. Baik di kampung, kantor dan cafe, baik tua maupun muda, sibuk bertaruh dengan menjagokan tim favoritnya masing-masing. Bahkan bermain catur pun kadang dijadikan judi. Sehingga benar kata orang kalau orang berotak judi, segala hal dapat dijadikan sarana berjudi 13. Pada umumnya masyarakat Indonesia berjudi dengan menggunakan kartu remi, domino, rolet dan dadu. Namun yang paling marak adalah judi togel (toto gelap), yaitu dengan cara menebak dua angka atau lebih. Bila tebakannya tepat maka sipembeli mendapatkan hadiah beberapa ratus atau ribu kali lipat dari jumlah uang yang dipertaruhkan. Judi ini mirip dengan judi buntut yang berkembang pesat pada tahun delapan puluhan sebagai ekses. Perjudian yang berkembang dimasyarakat bisa dibedakan berdasarkan alat/sarananya, yaitu ada yang menggunakan, kartu, hewan, mesin ketangkasan, bola, video, internet dan berbagai jenis permainan olah raga. 13 Sumber: ( perjudian.co.id, akses 16 Februari)

19 Di Jepang judi merupakan suatu bentuk hiburan yang dapat memberi masyarakat tersebut lepas dari kebosanan dan kepenatan yang ada dalam diri mereka. Disini ada beberapa jenis-jenis judi yang dapat digolongkan ke dalam jenis perjudian yang dianggap sebagai penghibur atau sebagai alat hiburan: 1. Takarajuki ( loterry berhadiah) Salah satu judi yang sangat popular dan mudah ditemukan. Ada berbagai jenis dan ragam dari Lottery namun secara umum ada 4 jenis yaitu Lotto, Scretch, Number dan Jumbo Takarajuki. Dari sekian banyak jenis Takarajuki yang ada, Jumbo Takarajuki mungkin adalah yang paling menarik karena menawarkan hadiah kemenangan yang paling heboh sampai 3 miliyar Yen (300 miliar rupiah). Namun yang cukup unik adalah walaupun menawarkan hadiah yang menggiurkan, jumbo takarajuki yang digelar selama 4 kali dalam setahun nyaris ditanggapi biasa-biasa saja oleh masyarakat Jepang. Umumnya orang-orang Jepang membeli jumbo takarajuki pada bulan desember yang kadang dianggap sebagai peruntungan akhir tahun. Hal ini berbeda di Indonesia saat lottre keberuntungan yang mirip dengan takarajuki yaitu SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) dilegalkan di era tahun 80-an. Setiap menjelang periode penarikan, situasi di tempat penjualan lotre selalu ramai dan penuh sesak. Cukup beruntung karena pada akhirnya judi jenis ini dihapuskan dan dilarang dilakukan di Indonesia.

20 2. Keiba (Balap Kuda) Keiba (Balap Kuda) ini merupakan sebuah judi yang tidak digemari oleh masyarakat Jepang. Judi ini hanya berlangsung setiap hari Sabtu Minggu dan hari libur nasional saja, yang paling unik dari judi kaiba ini adalah jumlah penonton sangat banyak sekali mirip pertandingan sepak bola. Tempat jenis judi ini mirip dengan tempat pinik karena ditempat tersebut anak-anak, dewasa bisa masuk kedalam dengan hanya membayar 200 Yen perorang. Di tempat ini tersedia taman yang indah, tersedia makanan dan minuman yang enak dan terdapat permainanpermainan. 3. Pachinko (Permainan Bola-bola) Permainan judi dimana cara kerjanya mirip dengan permainan pinball atau jackpot. Namun sedikit berbeda dengan permainan pinball dimana pemain selalu berusaha keras agar bola tidak sampai jatuh pada lobang namun dalam permainan pachinko berlaku sebaliknya yaitu berusaha memasukkan sebanyak mungkin bola ke lobangnya. Jadi kemenangan sangat ditentukan oleh keterampilan atau ketangkasan dalam memasukkan bola ke lobangnya serta kemampuan menebak gambar game animasi yang ditampilkan untuk menetukan kemenangan berikutnya.

21 4. Kyotei (Balap Perahu) Sebuah perlombaan perahu boat dengan mesin jet (Bout Race). Jenis judi ini kurang begitu popular dibandingkan dengan balap kuda. Judi jenis ini sangan digemari oleh penduduk di daerah pesisir, sekitar danau, pelabuhan dan sejenisnya mungkin karena berkaitan dengan aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan boat dan perahu. Kalah menangnya permainan tergantung kepada skill dan dukungan team mekaniknya. 5. Keirin (Balap Sepeda) Keirin adalah perlombaan balap sepeda. Arena balapan menggunakan arena berbentuk melingkar dengan kemiringan lintasannya cukup ekstrim yaitu sisi lintasan terluar dibuat lebih tinggi dari lintasan sisi dalam, jadi pengendara tetap bisa memacu sepedanya tanpa harus menurunkan kecepatannya pada setiap tikungan. Ada juga jenis judi di Jepang yang sangat dilarang oleh pemerintah Jepang dimana jika masyarakatnya ketahuan bermain judi jenis ini akan berurusan dengan hokum. Jenis judi ini adalah judi Kartu. Dadu, Mahjon tetapi dalam jumlah yang terbatas Sumber: ( akses 16 Februari 2012)

22 Seiring dengan semua ini judi baik di negara mana pun tidak ada yang salah karena mungkin itu merupakan suatu kebudayaan yang mereka miliki. Tetapi sebaliknya bermain judi selalu digemari dan dimainkan oleh kaum laki-laki dan jarang sekali dimainkan oleh kaum perempuan sehingga dengan demikian peran perempuan harus mengikuti sesuai dengan aturan-aturan budaya yang dimiliki oleh mereka. Sehingga peran sosial ditujukan pada aturan-aturan budaya bagaimana seseorang dengan tipe tertentu harus berlaku. Peran menetapkan tentang hal yang diharapkan atau paling tidak tentang perilaku, yang layak dilakukan. Dan sebagian besar peran yang terpenting berkaitan dengan jenis kelamin. Terdapat kode perilaku yang berbeda untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Perilaku tidak semata-mata ditentukan oleh kecenderungan biologis atau ciri-ciri kepribadian yang dipelajari. Telah sering dikemukakan bahwa tidak terdapat hubungan langsung dan sederhana diantara keterlibatan wanita pada kegiatan di luar rumahtangga atau masyarakat luas dengan kedudukan mereka ataupun kekuasaan di dalam maupun di luar rumahtangga (Stoler dan Rogers, 1977:39-40 ). Rogers menyatakan bahwa untuk mengerti sebaik-baiknya kedudukan wanita (Women s Place) dalam kebudayaan tertentu adalah dengan mempelajari hubungan antara kedua grup jenis kelamin yang berbeda yaitu pria dan wanita, untuk ini Rogers mengembangkan dua macam pola hubungan yaitu: 1. Hubungan antara pria dan wanita dapat ditelaah dalam arti distribusi kekuasaan,dengan mengukur sampai berapa jauh masing-masing jenis kelamin

23 menguasai sumber-sumber yang berharga (tanah, tenaga kerja bahan makanan, uang, keterampilan, informasi dan sebagainya sesuai dengan kebudayaan masing-masing ) 2. Hubungan secara konsepsional antara pria dan wanita atau sikap dari perbedaan jenis kelamin dapat dipelajari dengan menganalisa ada atau tidak adanya diferensiasi dalam perilaku dan diferensiai dalam ideologi. Sistem nilai budaya yang sudah berpola merupakan gambaran sikap, pikiran dan tingkah laku anggota/ warga yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat. Setiap anggota/ warga masyarakat yang menyusaikan diri dengan sistem nilai budaya mereka yang sudah berpola adalah produk budaya hasil pengalaman hidup yang berlangsung secara terus-menerus, terbiasa yang akhirnya disepakati bersama sebagai pedoman hidup mereka, dan sebagai identitas kelompok masyarakat. Apabila sistem nilai budaya mengalami perubahan, akan terjadi perubahan sikap mental, dan pola tingkah laku anggota/ warga masyarakat dalam berbagai aspek nilai kehidupan. Perubahan sistem nilai budaya dapat berakibat negatif dari perubahan sistem nilai budaya yang disebut masalah kemanusiaan. Contoh nilai perubahan kehidupan yang banyak terjadi dan dapat dijumpai pada masyarakat adalah Perjudian. Adapun bentuk-bentuk kartu yang dijadikan untuk berjudi adalah sebagai berikut:

24 - Kartu Tarot Kartu Tarot berasal dari Italia. Pada awalnya, permainan kartu tersebut bernama Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan (Trionfi: berjaya atau menang, triumph). Sebanyak 28 dokumen tertanggal mencantumkan permainan kartu bernama Trionfi. Kartu-kartu Trionfi tersebut pun masih dapat dijumpai saat ini. Setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah menjadi Tarocchi. Kepopuleran kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun Buku tersebut menyatakan bahwa pendeta-pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth. Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk dipersembahkan kepada Paus. Paus kemudian memperkenalkan Tarot ke Avignon, Prancis pada abad ke-14. Penjelasan Court de Gebelin dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion menerjemahkan bahasa Mesir kuno, Hieroglif (Hieroglyph). Gereja Katolik dan pemerintah daerah di Eropa tidaklah selalu melarang permainan Tarot. Beberapa daerah bahkan memperbolehkan warganya memainkan Tarot dimana permainan kartu sejenis lainnya jelas-jelas dilarang. Hak eksklusif tersebut tidaklah berlangsung lama. Pada akhir abad ke-14 seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara tiba-tiba menyerang perjudian dan permainan kartu. Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis 15 Sumber: ( http// akses 7 Mai 2012)

25 diterbitkan di tahun 1370 (Beberapa ahli menyatakan 1377) 16. Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, pemerintah Firenze dan Basel secara bersamaan menerbitkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa di tahun Bernard Siena memberi ceramah bahwa kartu bermain adalah hasil ciptaan Setan. Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal sampai pertengahan abad ke XV. Ketiga set kartu tersebut adalah milik keluarga Visconti, keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu tersebut dilukis untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti dan Sforza, kemungkinan besar oleh Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis miniatur dari Ferrara. 35 kartu disimpan di Perpustakaan Pierpont Morgan, 26 kartu di Accademia Carrara, 13 kartu di Casa Colleoni, dan 4 kartu (Devil, Tower, Three of Swords, dan Knight of Coins) tidak dapat ditemukan, atau mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu 'Visconti-Sforza' ini direproduksi secara meluas. Dalam set tersebut, Minor Arcana (kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin dan Cawan) dan Major Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada saat itu. - Kartu Remi Kartu permainan (Playing Cards), atau lebih dikenal dengan kartu remi, yaitu sekumpulan kartu seukuran tangan yang digunakan untuk permainan kartu. Kartu ini sering juga digunakan untuk hal-hal lain, seperti sulap, enkripsi, permainan papan, 16 Sumber: ( http// akses 7 Mai 2012)

26 dan pembuatan rumah kartu. Kata Remi itu sendiri sebenarnya adalah nama salah satu permainan kartu. Ada 1001 macam permainan kartu. Setiap negara, bahkan wilayah suatu negara, memiliki jenis permainannya sendiri. Di Indonesia, akrab dengan istilah permainan 41, Remi, Cangkulan, sebagainya. Namun yang populer di banyak negara misalnya Poker, Canasta, Blackjack, Casino, Solitaire dan Bridge dengan jumlah pemain yang bisa berbedabeda. Solitaire dan bridge barangkali lebih familiar ketimbang yang lain. Solitaire yang sudah dimainkan orang sejak ratusan tahun lalu dan banyak jenisnya itu dimainkan sendirian, terutama untuk mengisi waktu luang. Sedangkan bridge yang harus dimainkan oleh 4 orang biasanya berpasangan, bahkan menjadi salah satu nomor andalan bagi tim Indonesia dalam dunia olahraga untuk meraih kemenangan dalam suatu turnamen bridge internasional. Seperti kita kenal sekarang, satu pak kartu remi berisi 52 lembar, dibagi menjadi 4 suit atau jenis kartu (Spade, Heart, Diamond, Club), masing-masing terdiri atas 13 kartu (dari As, 2, 3, sampai King). Plus kartu tambahan berupa dua kartu joker, hitam dan merah. Kapan dan siapa penemu kartu remi tidak diketahui secara pasti, diduga embrionya berasal dari daratan Cina atau Hindustan (India) sekitar tahun 800. Bagaimana ceritanya sampai bisa masuk ke Eropa pun agak samar-samar, mungkin dibawa oleh para pedagang, tentara, atau suku-suku nomaden. Yang jelas, jenis

27 permainan kartu ini datang dari Timur, Mesir, atau Arab dan muncul di Italia kirakira akhir tahun 1200-an. Setelah itu menyebar ke Jerman, Perancis, dan Spanyol Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi. Dimana Spradley (1997) menjelaskan bahwa yang menjadi ciri khas metode etnografi adalah bersifat Holistic-Integratif (saling berkaitan dan menyatu), Thick Description (pendeskripsian yang mendalam, dan analisis kualitatif untuk mendapatkan Native s Point of View (sudut pandang dari masyarakat yang diteliti). Di sini masyarakat yang akan diteliti adalah masyarakat yang pro-kontra serta pelakunya. Hasil penelitian akan memaparkan tentang judi pada ibu-ibu. Metode etnografi digunakan agar mampu menghasilkan data-data deskriptif yang mendukung kajian penelitian. Dengan demikian penelitian ini dapat dideskripsikan sesuai dengan kajian ilmu antropologi. Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam mencari data di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Teknik Observasi Melakukan pengamatan adalah teknik yang pertama kali dilakukan oleh peneliti guana mencari tahu terlebih dahulu bagaimana kegiatan masyarakat yang diteliti. 17 Sumber: (www. google search bentuk-bentuk kartu perjudian.co.id. html, akses 16 Februari 2012)

28 Observasi ini dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran penuh mengenai permainan judi yang dilakukan oleh ibu-ibu pada masyarakat Desa Seibelutu. Dalam melakukan observasi, peneliti mengamati secara langsung apa-apa saja yang mereka lakukan dalam aktivitas mereka masing-masing. 2. Hidup Bersama Masyarakat Tineliti Untuk mendapatkan data yang lebih jelas dan akurat, peneliti akan tinggal dengan masyarakat tineliti (masyarakat yang diteliti). Peneliti akan tinggal bersama dengan beberapa keluarga yang ibu-ibunya suka bermain judi. Teknik ini dilakukan untuk mendukung penulisan etnografi yang holistik ataupun saling berkaitan antar unsur dalam suatu kebudayaan yang menjadi metode dalam penelitian ini. Selain untuk mendukung metode penelitian, hidup bersama masyarakat tineliti juga akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang menjadi fokus penelitian. 3. Wawancara Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara sambil lalu dan wawancara mendalam. Wawancara sambil lalu dilakukan peneliti saat observasi pertama kali datang kelapangan, dan ini bermanfaat untuk menambah data yang diperoleh dari wawancara mendalam. Lalu peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari informan. Wawancara mendalam (Indepth Interview) digunakan untuk memperoleh data mengenai judi dan interview guide sebagai acuannya. Ketika melakukan wawancara peneliti menggunakan alat tulis dan buku kecil untuk mencatat setiap informasi yang disampaikan, ini

29 bermamfaat agar peneliti dapat menganalisa kembali data yang diperoleh dari informan tersebut. Ada beberapa informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: - Informan biasa Adalah masyarakat yang dimintai informasi untuk melengkapi data yang telah ada. Dimana informan biasa adalah masyarakat yang berada disekitar lokasi tempat ibu-ibu tersebut bermain judi, misalnya: tetangga. - Informan pangkal Adalah seseorang yang memberikan informasi awal mengenai hal yang diteliti. Di penelitian ini yang menjadi informan pangkal adalah keluarga (suami dan anak ) dari ibu-ibu yang ikut dalam permainan judi tersebut. - Informan kunci Adalah orang yang mengetahui secara mendalam suatu informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Yang menjadi informan kunci ini adalah ibu-ibu yang langsung ikut bergabung dalam permainan judi tersebut dan masyarakat yang mengetahui adat-istiadat masyarakat setempat. 4. Dokumentasi Lapangan Dalam melakukan penelitian saya menggunakan alat dokumentasi seperti camera digital untuk memotret para pemain judi tersebut dan foto yang saya dapat dari lapangan akan dimasukkan kedalam skripsi sebagai tanda bukti kalau saya benarbenar ke lapangan. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari lapangan, peneliti akan mencari data kepustakaan yang terkait dengan masalah peneliti berupa buku-buku, majalah,

30 surat kabar dan tulisan-tulisan lainnya termasuk tulisan dari media elektronik untuk menambah pemahaman penulis terhadap permasalahan yang akan diteliti Analisis Data Pada tahap analisis ini, peneliti akan memeriksa ulang data untuk melihat kelengkapan data. Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara kualitatif dan disususun sesuai dengan kategori-kategori tertentu sebagaimana yang dikemukakan oleh informan.

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur :

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur : 1.2. Pengertian Judi Dalam Ensiklopedia Indonesia[1] Judi diartikan sebagai suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil suatu pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya tidak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO.

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO. Bentuk: Oleh: PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) Tanggal: 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO. 3192 Tentang: Indeks: PELAKSANAAN PENERTIBAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena juga diartikan sebagai berikut : a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena juga diartikan sebagai berikut : a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fenomena Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus Lengkap

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP )

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP ) BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA A. Pengaturan Tindak Pidana Judi 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP ) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN A. Pengertian Tindak Pidana Perjudian Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tindak pidana perjudian

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA Penegakan hukum pidana dalam menanggulangi perjudian memiliki perjalanan yang panjang. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PERJUDIAN DI KOTA MEDAN. A. Keberadaan Tindak Pidana Judi Diwilayah Kecamatan Medan Timur

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PERJUDIAN DI KOTA MEDAN. A. Keberadaan Tindak Pidana Judi Diwilayah Kecamatan Medan Timur 28 BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PERJUDIAN DI KOTA MEDAN A. Keberadaan Tindak Pidana Judi Diwilayah Kecamatan Medan Timur Perjudian sesungguhnya bukan merupakan suatu masalah sosial yang baru. Dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pula pada dinamika kehidupan masyarakat. Perkembangan dalam kehidupan masyarakat terutama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma yang ada, melanggar kepentingan orang lain maupun masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. norma yang ada, melanggar kepentingan orang lain maupun masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu masyarakat terdapat nilai-nilai yang merupakan suatu rangkaian konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Judi atau permainan judi atau perjudian menurut Kamus besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. Judi atau permainan judi atau perjudian menurut Kamus besar Bahasa 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang perjudian 1. Pengertian Judi Judi atau permainan judi atau perjudian menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah Permainan dengan memakai uang sebagai taruhan

Lebih terperinci

BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF

BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF 3.1. Pengertian dan Dasar Hukum Perjudian 3.1.1. Pengertian Perjudian Judi atau permainan judi atau perjudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. PENERTIBAN PERJUDIAN MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA 1 Oleh : Tessani Justishine Tarore 2

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. PENERTIBAN PERJUDIAN MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA 1 Oleh : Tessani Justishine Tarore 2 PENERTIBAN PERJUDIAN MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA 1 Oleh : Tessani Justishine Tarore 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah substansi (materi pokok) dari Pasal 303

Lebih terperinci

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN Perjudian merupakan suatu bentuk permainan yang telah lazim dikenal dan diketahui oleh setiap orang. Perjudian ini diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat perjudian di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat perjudian di Indonesia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat perjudian di Indonesia merupakan suatu hal yang masih di persoalkan. Banyaknya kasus yang berhasil di temukan oleh penegak hukum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga melahirkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya karena sejak lahir lingkungan akan membentuk kepribadian individu dan

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya karena sejak lahir lingkungan akan membentuk kepribadian individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup selalu berkeinginan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksistensinya sangat bergantung pada lingkungan di sekitarnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, indonesia tidak terlepas dari arus informasi global yang diperlukan untuk mengetahui fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA JUDI MENURUT HUKUM POSITIF. harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, perlombaan dan kejadiankejadian

BAB II TINDAK PIDANA JUDI MENURUT HUKUM POSITIF. harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, perlombaan dan kejadiankejadian BAB II TINDAK PIDANA JUDI MENURUT HUKUM POSITIF A. Sejarah Perjudian Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TENTANG LARANGAN TERHADAP PERJUDIAN. ditanggulangi karena sudah ada sejak adanya peradaban manusia.

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TENTANG LARANGAN TERHADAP PERJUDIAN. ditanggulangi karena sudah ada sejak adanya peradaban manusia. 56 BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TENTANG LARANGAN TERHADAP PERJUDIAN A. Pengertian Tindak Pidana Judi Perjudian pada hakikatnya bertentangan dengan norma agama, kesusilaan dan moral Pancasila serta membahayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari Tarot

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari Tarot BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data dan literatur Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1. Website - www.tarotwayang.com - www.wikipedia.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga pria dan perempuan mempunyai peranannya juga masing-masing. adalah keluarga (Ollenburger dan Moore, 1996 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. keluarga pria dan perempuan mempunyai peranannya juga masing-masing. adalah keluarga (Ollenburger dan Moore, 1996 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman tidak selamanya membawa perubahan yang baik bagi masyarakat. Masyarakat dalam hal ini menjadi korban dari dampak perubahan yang tidak baik. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia yang bersifat Binneka Tunggal Ika (Berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia yang bersifat Binneka Tunggal Ika (Berbedabeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia karena merupakan salah satu asset devisa Negara Indonesia yang cukup tinggi di bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana perjudian merupakan suatu perbuatan yang banyak dilakukan orang, karena hasil yang akan berlipat ganda apabila menang berjudi. Perjudian merupakan tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang ini berbagai macam jenis perjudian banyak ditemukan di tingkat lapisan masyarakat. Perjudian yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara Pelaku Perjudian Kartu

Pedoman Wawancara Pelaku Perjudian Kartu Lampiran 3 Informan Pedoman Wawancara Pelaku Perjudian Kartu Jenis kelamain : Tempat, tanggal lahir : Daftar pertanyaan 1. Apa pekerjaan anda selama ini? 2. Sejak kapan anda mengenal judi kartu? 3. Siapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan oleh seseorang di tengah masyarakat sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI M E M U T U S K A N :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI M E M U T U S K A N : WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DAN PERBUATAN ASUSILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang a. bahwa pelacuran dan perbuatan

Lebih terperinci

PELUANG DISKRIT PERMAINAN KARTU BLACKJACK

PELUANG DISKRIT PERMAINAN KARTU BLACKJACK PELUANG DISKRIT PERMAINAN KARTU BLACKJACK Haryus Aminul Akbar-13507016 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung E-Mail: if17016@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Register salah satu cabang kajian sosiolinguistik yang mempelajari bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas maupun bidang-bidang

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perjudian atau judi sudah lama ada, namun sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara tepat kapan dikenal oleh manusia. Menurut Cohan (1964, dalam Papu 2002), perjudian

Lebih terperinci

Menghitung Besarnya Kemungkinan Kemenangan pada Permainan Kasino dengan Memanfaatkan Kombinatorial

Menghitung Besarnya Kemungkinan Kemenangan pada Permainan Kasino dengan Memanfaatkan Kombinatorial Menghitung Besarnya Kemungkinan Kemenangan pada Permainan Kasino dengan Memanfaatkan Kombinatorial Frilla Amanda 13510068 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek 23 KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi

Lebih terperinci

Jenis Kelamin. Umur : tahun

Jenis Kelamin. Umur : tahun 73 Nama Alamat Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : : : : Umur : tahun : :. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang saudara anggap sesuai dengan pendapat saudara, apabila jawaban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga paling populer di dunia. Hampir semua negara memiliki team sepakbola. Berbagai turnamen pun selalu ramai ditonton oleh para penggemarnya.

Lebih terperinci

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi: Saat ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah meluas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sebagian masyarakat memandang bahwa perjudian sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 89/PID.B/2014/PN SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 337/Pid.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 336/Pid.B/2013/PN. BJ.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 336/Pid.B/2013/PN. BJ.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 336/Pid.B/2013/PN. BJ.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada tingkat

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER Irma Juniati - 13506088 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40116, email: if16088@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Tahapan selanjutnya adalah proses penganalisaan terhadap data dan fakta yang di temukan, kemudian di implementasikan berupa hasil temuan penelitian untuk diolah

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan Pasal 281 Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah: 1. barang siapa dengan

Lebih terperinci

BAB IV Tentang Sbobet

BAB IV Tentang Sbobet BAB IV Dalam jaringan judi bola online, Bandar adalah orang yang memiliki peranan penting dan pengaruh yang sangat kuat dalam menjalankan bisnis judi bola online ini. Selain itu Bandar juga merupakan orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Kepolisian 1. Kepolisian a. Pengertian Menurut Erma Yulihastin dalam bukunya berjudul: Bekerja Sebagai Polisi, kata polisi dapat merujuk kepada tiga hal, yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORISTIS. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang

BAB II KAJIAN TEORISTIS. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang BAB II KAJIAN TEORISTIS A. Kajian Pustaka 1. Definisi Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang memiliki tiga arti yaitu bergaul dengan seseorang; memberitahukan sesuatu

Lebih terperinci

Hasil Observasi. Lokasi : Desa Tambong Wetan, Kecamatan Kalikotes, Kabupeten Klaten november 2012, pukul 09:00-17:00 WIB

Hasil Observasi. Lokasi : Desa Tambong Wetan, Kecamatan Kalikotes, Kabupeten Klaten november 2012, pukul 09:00-17:00 WIB Lampiran 2 Hasil Observasi Lokasi : Desa Tambong Wetan, Kecamatan Kalikotes, Kabupeten Klaten. Waktu : 1. 15 november 2012, pukul 12:00-17:00 WIB 2. 29 november 2012, pukul 09:00-17:00 WIB 3. 4 Desember

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 292/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multikultural yang tidak akan sama dengan kelompok sosial lainnya yang dimana Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. multikultural yang tidak akan sama dengan kelompok sosial lainnya yang dimana Kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya kelompok sosial itu ada karena ingin mempertahankan hidup mereka. Kelompok sosial selalu mengalami perubahan dan perkembangan dalam masyarakat multikultural

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj 1 P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN

Lebih terperinci

JURNAL TINJAUAN TERHADAP TRADISI TABUH RAH PADA MASYARAKAT BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

JURNAL TINJAUAN TERHADAP TRADISI TABUH RAH PADA MASYARAKAT BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA 1 JURNAL TINJAUAN TERHADAP TRADISI TABUH RAH PADA MASYARAKAT BALI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA Diajukan Oleh : Ayu Trisna Dewi NPM : 110510572 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 358/Pid.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TENGAH, PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM YANG BERLAKU PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepakbola dalam ruangan) merupakan permainan sepakbola yang dilakukan di dalam ruangan. Futsal merupakan jenis

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT DI KABUPATEN DEMAK

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT DI KABUPATEN DEMAK SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT DI KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu yang dibuat anak mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini masyarakat pada khususnya para pemuda sudah mengerti apa pentingnya olahraga. Olahraga yang dipilih bermacam macam, tapi belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, dimana pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. Olahraga ini digemari tidak hanya oleh laki-laki, tetapi juga perempuan dan dari berbagai

Lebih terperinci

Pendahuluan Teori Peluang

Pendahuluan Teori Peluang Modul Pendahuluan Teori Peluang R.K. Sembiring, Ph.D. A PENDAHULUAN suransi berasal dari kata assurance atau insurance, yang berarti jaminan atau pertanggungan. Hidup penuh dengan ketidakpastian dan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah kejahatan yang terjadi di masyarakat cenderung meningkat. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB III KEDUDUKAN PERKARA. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Malang Nomor : 617/Pid.B/2010/PN.MLG. U m u r : 53 tahun /29 April 1957

BAB III KEDUDUKAN PERKARA. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Malang Nomor : 617/Pid.B/2010/PN.MLG. U m u r : 53 tahun /29 April 1957 46 BAB III KEDUDUKAN PERKARA Putusan Hakim Pengadilan Negeri Malang Nomor : 617/Pid.B/2010/PN.MLG A. Identitas Terdakwa Nama lengkap Tempat lahir : ARYANADA Als. SAK FUI : Pemangkat U m u r : 53 tahun

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 266/Pid.B/2015/PN. Bnj. Umur / Tanggal Lahir : 53 Tahun / 25 Februari 1962;

P U T U S A N Nomor : 266/Pid.B/2015/PN. Bnj. Umur / Tanggal Lahir : 53 Tahun / 25 Februari 1962; P U T U S A N Nomor : 266/Pid.B/2015/PN. Bnj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB III KETENTUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN. 1. Pengertian umum tentang Perjudian

BAB III KETENTUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN. 1. Pengertian umum tentang Perjudian BAB III KETENTUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN A. Pengertian dan Ruang Lingkup Perjudian 1. Pengertian umum tentang Perjudian Perjudian merupakan salah satu permainan tertua di dunia hampir di seluruh Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 201/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 38/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SAIFUL ANWAR NASUTION Als IPUL

P U T U S A N Nomor : 38/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SAIFUL ANWAR NASUTION Als IPUL P U T U S A N Nomor : 38/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori dan Kerangka Pikir 1. Kajian Pustaka a. Definisi Mahasiswa Definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang belajar

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO Pengantar Bab ini merupakan bab empiris yang diperoleh selama dilapangan. Tujuan dari bab 4 ini untuk mengantar pembaca mengetahui bagaimana Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk yang berkembang secara terus- menerus. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk yang berkembang secara terus- menerus. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang berkembang secara terus- menerus. Perkembangan tersebut berkembang akibat kodrat manusia itu sendiri yang berpikir, sosialisasi serta bergenerasi.

Lebih terperinci

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum ;

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum ; P U T U S A N Nomor 343/Pid.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Beberapa Strategi Penting Bermain Poker ala adukiu.com

Beberapa Strategi Penting Bermain Poker ala adukiu.com Beberapa Strategi Penting Bermain Poker ala adukiu.com Beberapa Strategi Penting Bermain Poker ala adukiu.com adukiu.com Di dalam permainan poker banyak sekali trik dan strategi yang digunakan para pemain

Lebih terperinci

BAB 1 SEJARAH PANAHAN

BAB 1 SEJARAH PANAHAN 1 BAB 1 SEJARAH PANAHAN Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan perubahan gaya hidup manusia. Perkembangan tersebut, telah menghapuskan manfaat penggunaan peralatan yang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 158/PID.B/2014/PN SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kehidupan manusia tidak lepas dari keinginan untuk memiliki seorang keturunan. Keinginan untuk memiliki keturunan atau mempunyai anak merupakan suatu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PELARANGAN PERJUDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PELARANGAN PERJUDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PELARANGAN PERJUDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOLAKA UTARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Daerah Kolaka Utara adalah

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 220/PID.B/2014/PN.Sbg

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 220/PID.B/2014/PN.Sbg P U T U S A N Nomor 220/PID.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 221/PID.B/2014/PN.Sbg

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 221/PID.B/2014/PN.Sbg P U T U S A N Nomor 221/PID.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilainilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sosialisasi sebagai suatu proses dimana warga masyarakat dididik untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilainilai yang berlaku dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pada abad ke 2 dan ke 3 sebelum masehi di Cina, dimasa Dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 381/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci