PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN CIKAMPEK, KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN CIKAMPEK, KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN CIKAMPEK, KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT MEYLA DONA PARAMITA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 SUMMARY MEYLA DONA PARAMITA. E Interpretation Planning of Forest Area with Special Purpose in Cikampek, Sub-district of Cikampek, District of Karawang, West Java. Under supervision of EVA RACHMAWATI and DESY EKAWATI. Forest Area with Special Purpose is an area which is established by the government for the purpose of research and non-research activity. Nowadays, Cikampek Forest Area with Special Purpose has been visited by many visitors. It became one of the driving factors of the community to the procurement of tourism activities. Yet, there are problems arising from the activities, such as waste problem and irregularity of visitors causes the irregularity of spatial in Cikampek Forest Area with Special Purpose. One solution to solve these problems is to increase visitors and public knowledge to the area through interpretation activity. The general purpose of this research is to make an interpretation planning of Forest Area with Special Purpose in Cikampek. This research specifically aims to identify the object of interpretation, interpretation paths, visitor characteristics, management and community conditions. The study was conducted in Cikampek Forest Area with Special Purpose on February, and May-June 2012 which includes field data collection, interviews to the management and community, also data analysis. The data was collected through literature study, interviews and field observation methods. The study was able to identify that the objects at Cikampek Forest Area with Special Purpose consists the potential of natural resources (physical and biological potentials) and social-culture potential. The potential of natural resources consisting of rice paddy field, Kembang Cave, outbound area, Cicunut River and empty areas. While the potential of socio-culture consisting of traditional art, traditional ceremonies and farming communities. In addition there are 4 interpretation paths which are climatology station - gathering area path, nursery playing area path, Kembang Cave path and butterfly area path. Most of the visitors are male (73%) and comes from Karawang City (92%). The visitors are from years old (35%) with a high school education (53%). The development management is to assess the form that fits with the status of the area and the existing potential, also to establish the partnership with the local community and local government relating to the interpretation activity. The interpretation location includes the whole area in Cikampek Forest Area with Special Purpose which is divided into two blocks. The first block is focused for the planning of interpretation facilities and infrastructure, while the second block is for the development for the existing interpretation objects. The theme of the interpretation activity in Cikampek Forest Area with Special Purpose is Feel the Charm on the Harmonization of the Coolness of Forest and the Uniqueness of the Culture in Cikampek. The interpretation path that will be developed is climatology station gathering area path and nursery playing area path. Interpretation activity plan that can be done is only for limited tourism based on education and research. Interpretation assignment plan will be done by adding special organization structure in the form of interpretation implementer and interpretation planner. Keywords : Cikampek Forest Area with Special Purpose, object of interpretation interpretation, interpretation plan

3 PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN CIKAMPEK, KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: Meyla Dona Paramita E Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

4 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Interpretasi Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi ataupun lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dan karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, September 2012 Meyla Dona Paramita NRP E

5 Judul Skripsi : Perencanaan Intepretasi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat Nama : Meyla Dona Paramita NRP : E Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si DesyEkawati, S.Hut,M.Sc NIP NIP Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Prof.Dr.Ir. Sambas Basuni, MS NIP Tanggal lulus :

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Meyla Dona Paramita dilahirkan di Banyuwangi, JawaTimur pada tanggal 12 Mei 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Supomo dan Ibu Sunarti. Penulis memulai pendidikan pada tahun 1994 di Taman Kanak- Kanak Kemala Bhayangkari dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan Sekolah Dasar di SDN Yosomulyo 5 dan lulus pada tahun Tahun 2002 penulis melanjutkan ke SMPN 1 Genteng dan lulus pada tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke SMAN 2 Genteng pada tahun 2005 dan lulus pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur SNMPTN dan pada tahun 2009 diterima pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus dan anggota Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB IPB), Agroedutourism IPB, Tim Forest Outbond Agroedutourism IPB, Biro Sosial dan Lingkungan serta Kelompok Pemerhati Ekowisata pada organisasi HIMAKOVA periode , dan pernah menjadi Ketua Kelompok Pemerhati Ekowisata pada periode , Ketua Jalan Kaki Hijaukan Alam HIMAKOVA 2011, ketua tim Forest Outbond Agroedutourism IPB. Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapang antara lain: Eksplorasi Fauna, Flora dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Burangrang (2010) dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (2011), Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Sebangau (2010) dan Taman Nasional Kerinci Seblat (2011). Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Kamojang dan Leuweung Sancang (2010), Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (2011), serta Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional Gunung Merbabu (2012). Dalam usaha memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB. Penulis menyusun skripsi berjudul Perencanaan Interpretasi Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat yang dibimbing oleh Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si. dan Desy Ekawati, S.Hut, M.Si.

7 UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur dipanjatkan kepada Sang Hyang Adi Buddha yang telah memberikan pencerahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si. dan Desy Ekawati, S.Hut, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan dorongan semangat, nasehat dan bimbinganya. 2. Orang tuaku tercinta yaitu Bapak Supomo dan Ibu Sunarti serta adikku Citto Manggala Putra yang senantiasa memberikan doa, semangat dan dorongan selama kegiatan penelitian ini. 3. Bapak Dr. Ir. Rahmat Hermawan, M.Sc selaku ketua sidang yang telah memimpin ujian komprehensif penulis dan Bapak Dr. Ir. Dede Hermawan, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini. 4. Pihak Badan Litbang Kehutanan khususnya bagian Pusat Produktifitas Hutan atas kesediannya memberikan segala fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di KHDTK Cikampek. 5. Saudara seperjuangan penelitian Mega Haditia dan Mira Septina J Putri atas kebersamaan di lapangan untuk melewati hari-hari penelitian. 6. Para sahabat tercinta Lighar Dwinda Prisbitari, Lintang Praba Rinjani, Ardhianto Muhammad, Kartika Edy K, Alexandra Tritanya, Sora Novi Keliat dan Sally Wiedjarnarko yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan penelitian ini. 7. Keluarga besar HIMAKOVA dan KPE Tapak, khususnya periode kepengurusan tahun atas segala kebersamaan, kekompakan danpengalaman yang telah dilalui. 8. Keluarga besar KSHE 45 EDELWEIS tanpa terkecuali atas kebersamaan, kekompakan, persahabatan, suka duka, serta semua hal yang telah dilakukan bersama hingga menjadi bekal pengalaman hidup yang sangat berarti bagi penulis. 9. Seseorang yang selalu menjadi seseorang atas motivasi, suka duka, nasehat, dan semangat yang diberikan kepada penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini apapun bentuknya.

8 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul Perencanaan Intepretasi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, yaitu Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si dan Desy Ekawati, S.Hut, M.Sc atas bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan penelitian ini, serta semua pihak yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan doa kepada penulis. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat bemanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya. Bogor, September 2012 Penulis

9 ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Manfaat... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interpretasi Definisi Interpretasi dan Tujuan Intepretasi Unsur-Unsur Intepretasi Tipe Interpretasi Jalur Interpretasi Pusat Interpretasi Pengunjung Perencanaan Interpretasi Prokpektus Perencanaan Interpretasi Program Interpretasi Metode Wawancara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Alat dan Bahan Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Wawancara Observasi Lapang Analisis Data Analisis Obyek Interpretasi Analisis Karakteristik Pengunjung... 19

10 iii Analisis Jalur Interpretasi Analisis Pengelola Analisis Masyarakat Tahap Perencanaan BAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1 Status Hukum, Luas dan Letak Kondisi Biofisik Kawasan Iklim Topografi Vegetasi Sarana Prasarana Jalan Aspal Jalan Pemeriksaan Tata Batas Rumah Dinas Petugas Lapangan/Kantor dan Mess Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan Penelitian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Obyek Interpretasi Potensi Fisik Potensi Biologi Potensi Sosial Budaya Jalur di KHDTK Cikampek Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul) Jalur 2 (Jalur Persemaian-Areal Bermain) Jalur 3 (Jalur Goa Kembang) Jalur 4 (Jalur Areal Kupu-Kupu) Pengunjung Karakteristik Pengunjung Modus Kunjungan dan Tujuan Pengunjung Obyek yang Disukai Pengunjung di KHDTK Cikampek Aktifitas dan Jenis Wisata yang Diinginkan Pengunjung Fasilitas yang Diperlukan pengunjung dalam Interpretasi... 48

11 iv 5.4 Kondisi Masyarakat Persepsi Masyarakat Keuntungan Masyarakat Organisasi di Masyarakat Pengelola Program Kegiatan Pengelola KHDTK Cikampek Sumber Daya Manusia di KHDTK Cikampek Peruntukan Pengelolaan KHDTK Cikampek Sarana dan Prasarana di KHDTK Cikampek Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek Rencana Satuan Interpretasi Rencana Kegiatan Rencana Penugasan BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91

12 v DAFTAR TABEL No Halaman 1 Jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang Data suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembapan Nisbi Daftar jenis burung yang dijumpai di KHDTK Cikampek Daftar jenis mamalia yang dijumpai di KHDTK Cikampek Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek Karakteristik responden pengunjung Komposisi mata pencaharian penduduk di KHDTKCikampek Jadwal kegiatan program intepretasi Rincian biaya program intepretasi... 86

13 vi DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Peta lokasi KHDTK Cikampek Peta potensi obyek interpretasi KHDTK Cikampek (a) Pemandangan sawah di sore hari; (b) pematang sawah Mulut goa kembang Areal outbond (bekas syuting sinetron Nyi Pelet) Aliran sungai Cicunut Areal kosong Fauna di KHDTK Cikampek (a) Doeschallia bisaltidae bisaltidae; (b) Ideopsis juventa juventa (a) Draco sp; (b) Trimeresurus albolabris Pare (Momordia charantia) Diagram famili pohon di KHDTK Cikampek Kegunaan pohon (a) Wayang golek; (b) alat musik gamelan (a) Tari kreasi modern; (b) tari klasik sunda Peralatan tradisional petani Cikampek Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek (a) Modus kunjungan; (b) tujuan kunjungan Obyek yang disukai pengunjung Hal yang ingin diketahui pengunjung Aktivitas pengunjung Jenis wisata yang cocok dikembangkan Permintaan fasilitas pendukung Mata pencaharian masyarakat Jalur tracking KHDTK Cikampek Struktur organisasi KHDTK Cikampek Peta peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek Peta sarana prasarana KHDTK Cikampek (a) Jalan aspal kondisi rusak; (b) jalan aspal kondisi baik (a); (b); (c); (d) Papan nama KHDTK Cikampek... 61

14 vii 31. Papan nama pohon Gapura KHDTK Cikampek Rumah dinas KHDTK Cikampek Wisma tamu KHDTK Cikampek Visitor Centre Persemaian Warung penjual makanan Peta lokasi interpretasi KHDTK Cikampek Desain papan petunjuk arah Desain papan kawasan KHDTK Cikampek Desain papan objek interpretasi Desain pal HM Desain shelter Peta perencanaan sarana prasarana KHDTK Cikampek Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek Peta perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek Struktur organisasi KHDTK Cikampek... 78

15 viii DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek Panduan wawancara masyarakat sekitar KHDTK Cikampek Panduan wawancara pengelola KHDTK Cikampek Daftar jenis pohon KHDTK Cikampek Deskripsi jenis burung KHDTK Cikampek Deskripsi jenis mamalia KHDTK Cikampek Deskripsi jenis reptil di KHDTK Cikampek Jenis tumbuhan obat di KHDTK Cikampek Daftar jenis kupu-kupu di KHDTK Cikampek

16 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan suatu kawasan tertentu yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan umum seperti penelitian, pendidikan, religi dan kebudayaan atau tujuan lainnya. Fungsi pokok KHDTK Cikampek adalah tujuan penelitian dan non penelitian. Potensi wisata yang dimiliki KHDTK Cikampek antara lainbeberapa jenis pohon exotic, keragaman vegetasi dan satwa liar serta aksesibilitas yang mudah dijangkau (Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan 2010). Saat ini KHDTK Cikampek sudah banyak didatangi pengunjung. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat menginginkan adanya kegiatan wisata di kawasan ini. Masyarakat berharap dengan adanya kegiatan wisata dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mereka. Namun, terdapat permasalahan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut yakni masalah sampah dan tidak teraturnya pengunjung sehingga mengakibatkan ketidakteraturan tatanan ruang di KHDTK Cikampek. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan pemahaman pengunjung dan masyarakat terhadap kawasan melalui kegiatan interpretasi.interpretasi lingkungan merupakan bagian strategi pengelolaan kawasan alam ditujukan pada manajemen pengunjung dan mengurangi dampak negatif di lokasi wisata (Hughes dan Morrison-Saunders 2005). Implementasi kegiatan interpretasi memerlukan sumberdaya manusiayang tidak sedikit. Hal ini akan menjadi jalan bagi masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan kegiatan interpretasi ini. Dengan begitu diharapkan masyarakat dapat memperoleh keuntungan dari keberadaan KHDTK Cikampek. Terkait hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menyusun perencanaan interpretasi di KHDTK Cikampek.

17 2 1.2 Tujuan Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun perencanaan interpretasi di KHDTK Cikampek. Secara khusus bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi obyek interpretasi di KHDTK Cikampek. 2. Mengidentifikasi jalur interpretasidi KHDTK Cikampek. 3. Menganalisa karakteristik pengunjung di KHDTK Cikampek. 4. Mengidentifikasi pengelolaan di KHDTK Cikampek. 5. Mengetahui kondisi masyarakat sekitar KHDTK Cikampek. 1.3 Manfaat Manfaat penelitian ini adalah: 1. Sebagai acuan bagi pengelola dalam pengembangan interpretasi alam di KHDTK Cikampek. 2. Bagi pengunjung dan masyarakat, sebagai informasi mengenai obyek interpretasi yang akan dikunjungi.

18 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interpretasi Definisi dan Tujuan Interpretasi Tilden (1957) menyatakan bahwa interpretasi merupakan kegiatan edukatif yang sasarannya mengungkapkan pertalian makna, dengan menggunakan objek aslinya baik oleh pengalaman langsung maupun dengan menggunakan media ilustrasi dan bukan keterangan-keterangan yang hanya berdasarkan fakta saja. JK Munro et al (2008) menyatakan bahwa interpretasi lingkungan secara luas diasumsikan mempengaruhi perilaku pengunjung dan mengurangi dampak terhadap lingkungan alami yang telah ada.interpretasi lingkungan merupakan bagian strategi pengelolaan kawasan alam ditujukan pada manajemen pengunjung dan mengurangi dampak negatif di lokasi wisata (Hughes dan Morrison-Saunders 2005). Interpretasi lingkungan adalah suatu seni dalam menjelaskan keadaan lingkungan (flora, fauna, proses geologis, proses biotik dan abiotik yang terjadi) oleh pengelola kawasan kepada pengunjung yang datang ke lingkungan tersebut sehingga dapat memberikan inovasi dan menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya lebih lanjut (Muntasib 2003). Tujuan interpretasi secara umum menurut Direktorat Jendral perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA) (1988) adalah sebagai berikut: a. Membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan dengan cara meningkatkan kesadaran, penghargaan dan pengertian akan kawasan konservasi yang dikunjunginya dengan cara pemanfaatan waktu secara efisien selama kunjungan dan penambahan pengetahuan atau pengertian semaksimal mungkin tentang hubungan timbal balik dari sekian banyak aspek yang diamati. b. Untuk mencapai tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang bersangkutan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan sumber daya rekreasi bagi pengunjung secara bijaksana dan menanamkan pengertian bahwa kawasan

19 4 konservasi yang dikunjungi tersebut adalah tempat yang istimewa sehingga memerlukan perlakuan yang khusus, dan sekaligus menekan serendahrendahnya pengaruh yang kuat dari manusia terhadap sumber daya alam yang ada Unsur-unsur Interpretasi Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan interpretasi terdapat tiga unsur pokok yang menjadi satu kesatuan hingga interpretasi dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Ketiga unsur tersebut adalah pengunjung, pemandu wisata alam dan obyek interpretasi. 1. Pengunjung Pengunjung yang berkunjung ke suatu lokasi mempunyai tujuan mencari kegembiraan dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Pada umumnya pengunjung ingin melihat keseluruhan potensi dan keistimewaan yang terdapat dalam suatu kawasan, padahal waktu yang dimiliki sangat terbatas. Sehingga dapat dipastikan bahwa keinginan pengunjung selama kunjungan yang singkat tersebut adalah dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melihat, merasakan dan mempelajari keistimewaan-keistimewaan suatu kawasan tersebut. 2. Pemandu wisata alam Interpretasi merupakan sebuah program yang menggambarkan keseluruhan program secara utuh, biasanya terbagi menjadi bagian-bagian yang diarahkan untuk menjangkau seluruh pengunjung yang bervariasi. Pemandu wisata alam harus dapat menyampaikan sebuah cerita tertentu secara proposional artinya tidak berlebihan tetapi juga bukan asal saja, tentang ekosistem atau peninggalanpeninggalan sejarah/budaya (Muntasib dan Rachmawati 2009). 3. Obyek Interpretasi Obyek interpretasi adalah segala sesuatu yang ada di dalam kawasan yang dipergunakan sebagai obyek dalam penyelenggaraan interpretasi (Muntasib dan Rachmawati 2003). Obyek interpretasi pada dasarnya sudah tersedia dalam kawasan konservasi alam, hanya saja obyek tersebut seringkali tidak dapat langsung disuguhkan kepada pengunjung, lebih-lebih apabila interpretasi dilaksanakan di dalam suatu ruangan. Ditjen PHPA(1988) menyatakan bahwa obyek interpretasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu obyek

20 5 interpretasi berupa potensi sumberdaya alam dan potensi sejarah ataupun budaya. Obyek interpretasi sumberdaya alam suatu kawasan dapat berupa: a. Flora b. Fauna c. Tipe-tipe ekosistem yang khas d. Tanah dan geologi e. Kawah gunung f. Goa g. Air terjun h. Danau i. Sungai j. Perairan pantai, laut, termasuk bawah laut (underwater) k. Pemandangan alam Obyek interpretasi budaya atau sejarah dapat berupa: a. Batu-batu megalitik b. Situs-situs dan benda purbakala c. Situs sejarah d. Bekas pemukiman yang sudah lama ditinggalkan e. Pemukiman dan perikehidupan penduduk asli, baik yang ada di dalam maupun di sekitar kawasan f. Sejarah kawasan g. Legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat. Veverka (1998) menyatakan bahwa obyek interpretasi terbagi dalam 3 kelompok yaitu: 1. Area biologis yang terdiri dari danau, sungai, tipe habitat, spesies langka, peristiwa-peristiwa musiman (mekarnya bunga liar, migrasi burung, dan lainnya), area demonstrasi potensi/eksisting, area pengelolaan kayu (tipe manajemen). 2. Sumberdaya budaya terdiri dari kabin tua, reruntuhan batuan tua, arena peperangan, tapak peristiwa sejarah dan tapak arkeologi yang sudah tua. 3. Sumberdaya geologis yang terdiri dari batuan yang muncul di permukaan taman fosil dan bentukan geologis.

21 Tipe Interpretasi Tipe-tipe interpretasi berdasarkan obyek yang diinterpretasikan adalah interpretasi alamiah, historis/budaya, lingkungan hidup dan pendidikan kelestarian.interpretasi alamiah merupakan interpretasi yang memiliki obyek berupa bentang alam sedangkan interpretasi historis/budaya lebih mengedepankan aspek sejarah dalam kegiatan pariwisata yang akan dihasilkan (Hueneke dan Baker 2009) JalurInterpretasi Jalur interpretasi adalah jalur khusus yang terdapat obyek-obyek menarik, yaitu jalur transportasi seperti jalur mobil, sepeda, pejalan kaki dan lain sebagainya. Jalur interpretasi harus memperhatikan urutan rangkaian obyek sehingga memberikan pengertian terhadap obyek tersebut (Muntasib dan Rachmawati 2003). Kriteria jalur interpretasi yang baik menurut Domroese dan Sterling (1999) adalah: 1. Jalur tidak terlalu panjang dan memakan waktu 20 menit sampai dengan 1 jam dengan berjalan kaki termasuk dengan waktu istirahat. 2. Berbentuk lingkaran untuk menghindari pengulangan pemandangan. 3. Memiliki tanda-tanda yang jelas sehingga pengunjung dapat mengikutinya dengan mudah. 4. Bersih dan tidak terdapat peninggalan sampah atau jejak dari pengunjung sebelumnya. 5. Dibangun dengan meminimalisasi dampak erosi dan mempunyai drainase yang baik. 6. Terpelihara dengan baik, tidak ada pohon tumbang, vandalisme dan kerusakan karena pengaruh iklim. 7. Dirancang dan dikelola untuk meminimalkan dampak ekologi yaitu dengan membiarkan serasah menjadi humus. Karakteristik jalur yang baik menurut Berkmuller (1981) adalah sebagai berikut: 1. Jalur yang baik diarahkan pada pemandangan yang menakjubkan, dapat melihat beberapa daya tarik seperti, air terjun, habitat hewan, gua, sungai, pemukiman tua, pohon dan lain sebagainya.

22 7 2. Jalur yang baik apabila nyaman dipergunakan,tidak licin, tidak curam, tidak berlumpur dan tidak tergenang air. 3. Jalur yang baik adalah melindungi pengunjung dari ketegangan. Memberikan perhatian secara khusus di beberapa tempat pada jalur dan jangan pernah membuat jalur yang lurus dan jauh. 4. Jalur yang baik juga mampu membuat pengunjung merasa senang, dilengkapi dengan tempat sampah, tanda yang jelas dan petunjuk arah. 5. Jalur yang baik adalah menghindari lokasi yang membahayakan dan rawan kecelakaan seperti komunitas pohon yang mudah tumbang dan tempat yang dapat mengganggu satwa liar Pusat Interpretasi Pengunjung Gunn (1994) menyatakan bahwa pusat interpretasi pengunjung adalah sebuah fasilitas dan program yang didesain untuk melengkapi pengetahuan dan wawasan pengunjung terhadap sumber-sumber alami maupun budaya sehingga membuat pengalaman wisatawan lebih mengenang dan tidak terlupakan. Pusat interpretasi pengunjung adalah suatu tempat dimana warga dan pengunjung dapat mempelajari tentang sekeliling lingkungan secara spesifik dan mengenali isu keanekaragaman hayati. Pusat interpretasi biasanya berupa bangunan kosong, ruang pameran, dan bentuk lainnya (Domroese dan Sterling 1999). Domroese dan Sterling (1999) menyatakan bahwa fasilitas pendidikan pusat interpretasi sangat unik karena hal sebagai berikut: 1. Pengunjung termotivasi untuk bekerja secara sukarela. Pusat interpretasi diarahkan melalui kegiatan yang memungkinkan pengunjung untuk mendekati pameran tersebut. 2. Mendapatkan pengalaman belajar yang tidak didapatkan ditempat lain dan pengunjung yang datang di pusat interpretasi pengunjung mendapatkan kepuasan akan mengajak orang lain untuk mengunjungi pusat interpretasi tersebut. 3. Pameran dan program di pusat interpretasi didesain untuk semua kalangan umur. Pengunjung dapat mempelajari dan berinteraksi dalam acara tersebut.

23 Perencanaan Interpretasi Nurbaeti (2006) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang dan memiliki tahapan-tahapan logis serta berkelanjutan. Perencanaan juga merupakan alat yang dinamis dan harus fleksible pada perubahan-perubahan yang terjadi sehingga terbuka kemungkinan untuk selalu direvisi. Perencanaan interpretasi merupakan suatu proses, karena memerlukan pertahapan dan selalu berkembang sehingga dapat dikatakan merupakan proses yang dinamis (Muntasib 2003). Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa perencanaan interpretasi memiliki pokok-pokok perencanaan. Pokok perencanaan tersebut dimaksudkan dapat memberikan arah dan tujuan bagi suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan tersebut bertujuan untuk: 1. Membantu terjaminnya kelestarian alam dengan cara meningkatkan pengertian masyarakat akan konservasi alam. 2. Memberikan alasan yang mendasar bagi alokasi dana yang dibutuhkan untuk interpretasi. 3. Membuat penggunaan sumber daya manusia dan dapat terlaksana secara efisien. 4. Menghindari pembangunan fasilitas yang tidak menentu arah dan pengaturannya sehingga dapat bertentangan dengan kebijaksanaan perlindungan dan pelestarian alam. Muntasib (2003) menyatakan bahwa agar sebuah perencanaan interpretasi dapat mencapai tujuan dengan baik maka perencanaan tersebut haruslah: 1. Mampu dipergunakan oleh semua orang dalam merencanakan fasilitas interpretasi yang disediakan dengan mengutamakan keselamatan pengunjung. 2. Memiliki fasilitas yang efisien dari segi pelayanan, penggunaan, pembiayaan dan dapat membantu perencanaan interpretasi. 3. Dapat mengungkapkan keindahan dan mampu menyediakan suatu paket yang bervariasi tetapi kompak pada sebuah karakteristik yang ada, indah, peka dan menimbulkan bayangan atau gambaran dari subyek interpretasinya.

24 9 4. Perencanaan interpretasi merupakan suatu proses yang fleksibel, efektif dan dinamis. 5. Mampu mengatasi dampak kerusakan dan kerugian sumberdaya alam budaya dan mempergunakan sumberdaya secara optimal. 6. Mempergunakan partisipasi publik dalam hal pendapat umum yang berhubungan dengan perencanaan interpretasi secara keseluruhan, karena berfungsi sebagai kritik dan saran dalam penyusunan perencanaan interpretasi. Perencanaan interpretasi merupakan strategi dalam implementasi, menyukseskan tujuan pengelolaan interpretasi dan memudahkan pemahaman antara pengunjung dengan sumberdaya alam. Selain itu perencanaan interpretasi memberikan peluang kepada pengunjung baik didalam maupun diluar kawasan wisata (Heriyaningtyas 2009). Perencanaan interpretasi merupakan salah satu bagian dari sebuah studi besar yang meliputi rencana konservasi, penilaian akses, penilaian peninggalan purbakala dan rencana pengembangan pengunjung (Jura Consultans 2006). Isi pokok perencanaan interpretasi adalah teknik menyampaikan pesan dalam menerangkankebudayaan khusus disuatu tempat (McArthur (2005) diacu dalam Heriyaningtyas 2009). Kandungan isi perencanaan interpretasitersebut adalah: 1. Indikator keberhasilan. 2. Menjelaskan tentang tujuan interpretasi yang mencakup tema dan pesan interpretasi. 3. Mengidentifikasi masyarakat yang berkeinginan menggunakan pelayanan teknik interpretasi. 4. Mendeskripsikan usulan teknik interpretasi secara langsung dan teknik interpretasi secara tidak langsung. 5. Bertindak strategi dalam menjalankan arah perencanaan (mengatur dan menyelesaikan) Prospektus Perencanaan Interpretasi Grater (1976) diacu dalam Muntasib (2003) menyatakan bahwa sebelum menyusun perencanaan program interpretasi disusun dulu suatu prokpektus yang

25 10 merupakan suatu ringkasan atau suatu studi dasar yang bukan merupakan suatu perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh interpreter. Prospektus sebagai dasar untuk perkembangan interpretasi. Garis besar prokpektus itu adalah sebagai berikut : 1. Tinjauan umum tentang lokasi yang akan diinterpretasikan, untuk dapat membuat ruang lingkup perencanaannya. 2. Pernyataan tentang ringkasan tujuan dari program interpretasi. 3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi: a. Lingkungan 1) Cuaca dan iklim 2) Lokasi 3) Letak geografis 4) Sejarah alam (geologi, biologi dan ekologi) 5) Nilai sejarah 6) Nilai arkeologi 7) Nilai-nilai tertentu b. Pengunjung 1) Asal 2) Tingkat ekonomi 3) Latar belakang 4) Pola kunjungan 5) Aktifitas interpretasi, melalui biro perjalanan atau suatu organisasi. 4. Program interpretasi a. Sekarang (memilih aktifitas dan fasilitas yang teliti) 1) Pusat pengunjung 2) Tempat pemberhentian 3) Tanda-tanda interpretasi 4) Peralatan pelayanan sendiri (self guiding devices) 5) Pelayanan personal 6) Fasilitas audio visual 7) Publikasi untuk pengunjung 8) Perpustakaan

26 11 9) Taman koleksi b. Perencanaan fasilitas dan aktifitas dengan pengembangan terinci. 5. Isi dan Program Perencanaan a. Pusat pengunjung 1) Catatan tentang apa isinya dan bagaimana membangun sesuai dengan fungsinya 2) Fungsi dari pusat pengunjung tersebut dan berbagai ruangan 3) Tempat pemberhentian 4) Tanda-tanda interpretasi 5) Pelayanan personal 6) Fasilitas audio visual 7) Publikasi untuk publik 8) Perpustakaan 9) Koleksi buku 10) Studi yang mendukung program interpretasi 11) Peningkatan keahlian staf 12) Perkiraan harga untuk rencana program sebagai suatu tindak lanjut dari fasilitas dan aktifitas yang diberikan 13) Peta lokasi secara keseluruhan dengan garis besar fasilitas dan aktifitas yang jelas Prospektus kawasan akan memberikan gambaran mengenai perkembangan semua program interpretasi untuk seluruh wilayah dan merupakan suatu garis besar. Suatu lokasi yangakan dibuat perencanaan interpretasinya akan memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai tempat rekreasi alam terbuka, sumberdaya hutan, sumberdaya satwa liar dan sebagainya. Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa proses perencanaan interpretasiakan selalu didekati dengan empat langkah perencanaan yaitu penentuan arah, perencanaannya sendiri, implementasi dan evaluasi. Proses perencanaan menyangkut rencana kegiatan, rencana satuan interpretasi dan rencana penugasan.

27 Program Interpretasi Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Program interpretasi menghubungkan fenomena alam atau budaya suatu taman atau areal sejenis kepada pengunjung dengan menggunakan variasi metode yang luas dalam menerangkan masalah yang utama. Sedangkan menurut Sharpe (1982), program interpretasi adalah segala hal yang berkaitan dengan usaha interpretasi, termasuk personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu areal kelompok, perorangan atau individu Metode Wawancara Gulo (2007) menyatakan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu wawancara tidak hanya menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Metode wawancara purposive sampling digunakan oleh peneliti, apabila peneliti memiliki alasan-alasan khusus tertentu berkenaan dengan sampel yang akan diambil. Sampel yang digunakan dalam penelitian cukup dari satu unit saja karena sifat-sifat yang ada pada unit tersebut sama dengan sifat keseluruhan sampel dalam populasi yang tersebar. Syarat-syarat pengambilan sampel ini bahwa sampel yang diambil memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang merupakan sifat pokok populasi (Setyosari 2010).

28 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Luas KHDTK Cikampek adalah 51,10 ha. Secara administratif pemerintahan KHDTK Cikampek berbatasan dengan Desa Cikampek timur, Desa Cikampek Pusaka, Desa Sarimulya dan Desa Kamojing. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari, dan Mei Juni 2012 yang meliputi kegiatan pengumpulan data lapang, wawancara pengelola dan masyarakat serta analisis data yang telah dikumpulkan. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian antara lain alat tulis, kamera digital, tape recorder, Map source, Global mapper 13, ArcGis 9.3, GPS (Global Positioning System), binokuler, buku panduan lapang. Bahan yang digunakan adalah kuesioner, panduan wawancara, literatur, peta kawasan KHDTK Cikampek, buku panduan pengenalan jenis flora dan fauna. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara, dan observasi lapang Studi Pustaka Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder. Pustaka yang digunakan antara lain buku panduan pengenalan jenis flora dan fauna, literatur, buku pengelolaan KHDTK Cikampek, literatur dan peta kawasan KHDTK Cikampek Wawancara Singarimbun (1979) mengatakan bahwa wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-

29 14 faktor tersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara. Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang menunjang data penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung melalui wawancara terpandu dan penyebaran kuesioner kepada responden. Kegiatan wawancara dilakukan kepada pengunjung, masyarakat sekitar kawasan KHDTK Cikampek dan pengelola KHDTK Cikampek. 1. Pengunjung Kegiatan wawancara dengan pengunjung dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan panduan kuesioner. Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik sampel non random secara kebetulan. Teknik ini dilakukan terhadap orang yang kebetulan ada atau dijumpai. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan tentang masalah itu pada orang-orang yang dijumpainya. Pertanyaan bisa dilaksanakan pada waktu dan tempat penyelenggaraan wisata atau di lain waktu dan tempat (Wardiyanta 2006). Setyosari (2010) menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya sampel jika tidak diketahui jumlah populasi di kawasan tersebut maka dapat digunakan formula atau rumus berikut dibawah ini dapat dipakai untuk menentukan besarnya sampel yang memenuhi representasi populasi N = (z/e)²(p) (1-p) = (1,96/0,10)²(0,5) (1-0,5) = 96 responden. Keterangan : N = Besarnya sampel z = Skor standar yang berdasarkan tingkat keyakinan tertentu (z = 1,96 (95%)) e = Proporsi kesalahan pengambilan sampel dalam situasi tertentu (0,10) p = Proporsi estimasi atau peristiwa kasus dalam populasi (p = 0,5 (Tuckman (1988) diacu dalam Setyosari (2010). 2. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek Kegiatan wawancara dilakukan kepada masyarakat sekitar kawasan KHDTK Cikampek yang dapat memberikan informasi untuk menunjang data penelitian. Masyarakat yang akan diwawancarai ditentukan berdasarkan metode

30 15 purposive sampling. Setiawan (2005) menyatakan bahwa metode purposive sampling yakni pemilihan satuan sampling berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang dikendaki. Wawancara ditujukan kepada tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat desa dan masyarakat yang terlibat didalam KHDTK Cikampek. 3. Pengelola KHDTK Cikampek Penentuan pengelola KHDTK Cikampek sebagai responden dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pengelola yang ahli dibidangnya dan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penulisan. Kegiatan wawancara kepada pengelola KHDTK Cikampek dimaksudkan untuk mengetahui rencana pengelolaan, kegiatan interpretasi alam, dan data lainnya baik yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir, sedang dilaksanakan ataupun yang akan direncanakan. Kegiatan wawancara ditujukan kepada Kepala Pusat Litbang Peningkatan Produktifitas Hutan, Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian, Sub Bidang Tindak Lanjut Penelitian, Bidang Program dan Evaluasi Penelitian, dan Sub Bidang Program dan Anggaran Penelitian

31 Observasi Lapang Observasi lapang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi KHDTK Cikampek yang dapat dijadikan sebagai obyek interpretasi. Adapun data-data yang diambil disajikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data 1 Obyek Interpretasi 1. Fisik a. Fenomena alam Mendeskripsikan fenomena alam yang ada 1. Menyusuri jalur yang menurut informasi dari pengelola dan literatur yang terdapat fenomena alam menarik 2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS 3. Dokumentasi menggunakan kamera digital b. Topografi Kondisi topografi Survey lapang dan Studi Pustaka c. Iklim Jenis iklim Survey lapang dan Studi Pustaka d. Tanah Jenis tanah Survey lapang dan Studi Pustaka 2. Biologi a. Flora Nama lokal, nama ilmiah, famili, ciri morfologi, kegunaan, lokasi ditemukan dan foto flora b. Fauna Nama lokal, nama ilmiah, famili, ciri morfologi, status perlindungan, lokasi ditemukan dan foto fauna 1. Eksplorasi jalur yang menurut informasi dari pengelola dan literatur memiliki keanekaragaman flora yang menarik sehingga dapat dijadikan obyekinterpretasi 2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS 3. Dokumentasi menggunakan kamera digital 1. Menyusuri jalur yang menurut informasi dari pengelola dan literatur yang diduga sebagai tempat habitat atau ditemukannya satwa (metode rapid assisment). Pengamatan dilakukan 3 kali ulangan dalam waktu yang sama. Waktu pengamatan dimulai pada pukul WIB sampai WIB dan sore hari pada pukul WIB sampai WIB. 2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS 3. Dokumentasi menggunakan kamera digital 3. Sosekbud a. Potensi Sejarah Situs,benda peninggalan sejarah 1. Wawancara masyarakat, juru kunci,tokoh agama tokoh penting di masyarakat. 2. Observasi lapang

32 17 Tabel 1 Lanjutan jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data 1 Obyek Interpretasi 3. Sosekbud b.budaya Masyarakat Mitos, kesenian, kerajinan, upacara adat 1. Wawancara masyarakat, tokoh agama, juru kunci, tokoh penting di masyarakat. 2. Observasi lapang 2 Jalur Interpretasi 1. Kondisi Fisik Jalur Panjang, lebar dan posisi jalur Observasi Lapang 2. Jumlah Jalur 3. Peruntukan Jalur Observasi Lapang Observasi Lapang 3 Pengunjung 1. Karakteristik Pengunjung 2. Tujuan melakukan Kunjungan 3. ObyekInterpretasi yang disukai 4. Pola Pengunjung Asal,jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan responden Tujuan utama melakukan kunjungan Jenis obyek, deskripsi obyek, dan posisi obyek yang disukai Maksud kunjungan, frekuensi kunjungan, teman perjalanan, lama waktu kunjungan, dan besar pengeluaran Pemberian Kuesioner kepada pengunjung Pemberian Kuesioner kepada pengunjung Pemberian Kuesioner kepada pengunjung Pemberian Kuesioner kepada pengunjung

33 18 Tabel 1.Lanjutan jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data 3 Pengunjung 5. Preferensi Obyek yang disukai, aktifitas Pemberian kuesioner kepada pengunjung Pengunjung pengunjung, sarana prasarana yang diinginkan pengunjung, pusat pengunjung 4 Pengelola 1. Program kegiatan Program yang sudah, sedang dan akan dilakukan di KHDTK Cikampek Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang 2. Sarana dan Prasarana Pusat pengunjung, wisma cinta alam, pos jaga, pal batas, fasilitas audio visual, perpustakaan, buku koleksi, mess, kantor KHDTK, peta lokasi 3. Data Potensi KHDTK Cikampek 4. SDM di KHDTK Cikampek Data potensi fisik, biologi dan sosekbud KHDTK Cikampek Struktur organisasi, jumlah pegawai dan alokasi pegawai Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang 5 Masyarakat 1. Karakteristik masyarakat Jumlah penduduk, mata pencaharian, umur, jenis kelamin Wawancara kepada masyarakat sekitar, kepala desa, kepala dusun, ketua RT/RW. 2. Kegiatan Masyarakat Kegiatan, partisipasi dan pengetahuan Wawancara kepada masyarakat sekitar masyarakat terkait KHDTK 3. Kelompok Organisasi Jenis, jumlah dan kegiatan organisasi Wawancara kepada tokoh masyarakat, karang taruna dan kelompok organisasi lainnya. Masyarakat 4. Harapan Masyarakat Wawancara kepada masyarakat sekitar

34 Analisis Data Analisis data dilakukan setelah keseluruhan data selesai dikumpulkan dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang akan dianalisis yakni sebagai berikut: Analisis Obyek Interpretasi Keseluruhan data hasil obyek interpretasi yang ditemukan di KHDTK Cikampek dianalisis secara deskriptif. Data yang dihasilkan dikelompokkan menjadi potensi alam, sejarah dan budaya. Potensi alam terdiri dari flora, fauna dan bentang alam. Data mengenai flora dideskripsikan berdasarkan nama lokal, nama ilmiah, manfaat, dan lokasi ditemukan. Untuk data fauna juga dideskripsikan berdasarkan nama lokal, nama ilmiah, manfaat dan lokasi ditemukan. Data mengenai bentang alam yang menarik dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan keindahan panorama alam yang ada. Untuk potensi sejarah dan budaya dijelaskan pula secara deskriptif mengenai situs sejarah, benda purbakala, cerita budaya, adat istiadat dan mitos yang berkembang dalam masyarakat Analisis Karakteristik Pengunjung Keseluruhan data karakteristik pengunjung dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, umur, asal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, keinginan pengunjung dan penilaian pengunjung terhadap obyekinterpretasi disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil tersebut dapat memberikan informasi mengenai karakteristik dan kondisi pengunjung KHDTK Cikampek, sehingga dapat menunjang dalam perencanaan jalur interpretasi yang akan dikembangkan dan akan disesuaikan dengan keinginan pengunjung Analisis Jalur Interpretasi Hasil observasi lapang terhadap kondisi fisik jalur dan obyek yang ada disepanjang jalur dianalisis secara deskriptif. Penentuan jalur interpretasi perlu mempertimbangkan potensi obyek interpretasi, panjang jalur,lebar jalur dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menyusuri jalur tersebut. Tahap analisis

35 20 jalur interpretasi ini merupakan penggabungan antara potensi sumberdaya yang ada di jalur interpretasi dengan keinginan pengunjung Analisis Pengelola Hasil wawancara mengenai pengelolaan KHDTK Cikampek dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui rencana pengelolaan KHDTK Cikampek kedepannya, program yang akan diiimplementasikan terkait dengan kegiatan wisata, dan sumber daya manusia yang ada di KHDTK Cikampek Analisis Masyarakat Hasil wawancara terhadap masyarakat sekitar KHDTK Cikampek dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis tersebut diketahui kondisi masyarakat, kegiatan organisasi, dan harapan masyarakat kedepannya. 3.5 Tahap Perencanaan Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa perencaan jalur interpretasi terdiri dari rencana satuan, rencana kegiatan dan rencana penugasan interpretasi. a) Rencana Satuan Interpretasi Satuan atau unit interpretasi yang pokok meliputi: 1. Lokasi interpretasi Lokasi interpretasi merupakan bagian dari kawasan KHDTK Cikampek yang digunakan untuk penyelenggaraan interpretasi. Perencanaan lokasi interpretasi berkaitan dengan potensi obyek, keselamatan dan kenyamanan pengunjung. 2. Jalur interpretasi Pemilihan jalur interpretasi ditentukan berdasarkan kondisi fisik jalur, obyek interpretasi, dan peruntukan pengelolaan. 3. Sarana dan prasana Interpretasi Sarana dan prasana yang akan direncanakan dalam kegiatan interpretasi adalah pembuatan papan informasi dan pengisian wisma cinta alam. b) Rencana Kegiatan Interpretasi Penyiapan rencana kegiatan interpretasi didasarkan pada fungsi pokok kawasan, potensi obyek interpretasi, rencana kegiatan Litbang baik yang telah,

36 21 sedang dan akan dilaksanakan, keinginan pengunjung dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu maka rencana kegiatan interpretasi disusun berdasarkan hal pokok sebagai berikut: 1. Menyiapkan tujuan dan sasaran pengelolaan KHDTK Cikampek sebagai materi dasar interpretasi secara keseluruhan. 2. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang obyekinterpretasi dan pengunjung. 3. Mengidentifikasi kebutuhan tenaga untuk kegiatan interpretasi dan sarana lain yang diperlukan. 4. Menyiapkan materi interpretasi untuk masing-masing program interpretasi. 5. Menyiapkan program interpretasi. c) Rencana Penugasan Interpretasi Rencana penugasan interpretasi didasarkan pada pengelola, sumber daya manusia (SDM), dan partisipasi masyarakat. Rencana penugasan yang perlu disiapkan, yaitu pengelola, perencana (tim ahli), dan pelaksana interpretasi.

37 22 BAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1 Status Hukum, Luas dan Letak Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 305/Kpts-II/2003 tanggal 11 September 2003 menyatakan bahwa kawasan hutan penelitian Cikampek adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang diperuntukkan sebagai Hutan Penelitian. Sebelumnya status hukum kawasan tersebut merupakan kawasan pinjam pakai antara Badan Litbang Kehutanan dengan Perum Perhutani yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA). Sejak tahun 2008 status pengelolaannya dialihkan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman.Luas kawasan berdasarkan surat keputusan tersebut adalah 51,1 ha, dan telah dilakukan penataan kawasan pengelolaan penelitian yang dibagi menjadi 170 petak, dimana setiap petak memiliki luasan rata-rata 0,5 ha. Setiap petak memiliki identitas tersendiri yang dicirikan oleh jenis pohon, asal pohon dan tahun tanamnya. KHDTK Cikampek terletak ± 5 km sebelah selatan kota Cikampek. Secara geografis terletak pada LS dan BT. Menurut letak administratif pemerintahan, KHDTK Cikampek berbatasan dengan Desa Cikampek timur, Desa Sarimulya, Desa Kamojing. Desa Cikampek Pusaka.Desa Cikampek Timur termasuk Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa barat. Berdasarkan administrasi Kehutanan termasuk wilayah Resot Pemangkuan Hutan (RPH) Cibungur, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sadang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Kondisi kawasan tersebut dapat terlihat pada Gambar 1berikut ini.

38 Kondisi Biofisik Kawasan Iklim Gambar 1 Peta lokasi KHDTK Cikampek. KHDTK Cikampek dengan curah hujan rata-rata 1796 mm per tahun memiliki tipe iklim C menurut Klasifikasi Schimidt and Ferguson (1956). Curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan Desember, Januari sampai April, sedangkan curah hujan yang rendah terjadi pada bulan Mei sampai September. Data iklim di KHDTK Cikampek sebagaimana terlihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Data Suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembaban nisbi rata-rata di KHDTK Cikampek dalam 10 tahun NO Bulan Suhu Maks Ratarata ( o C) Suhu Min Ratarata ( o C) Suhu Ratarata ( o C) Curah Hujan Ratarata (mm) Hari hujan Ratarata (hari) Kelembaban Nisbi Ratarata (%) 1 Januari 29,4 23,8 25, ,4 2 Februari 29,49 23,87 25, ,3 3 Maret 30,8 23,8 26, ,5 4 April 31,14 24,05 26, ,0 5 Mei 31,3 21,35 27, ,4 6 Juni 30,71 23,86 26, ,5 7 Juli 30,77 23,51 26, ,4 8 Agustus 31,67 23,61 26, ,4 9 September 32,81 23,98 26, ,8

39 24 Lanjutan Tabel 2 Data Suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembaban nisbi ratarata di KHDTK Cikampek dalam 10 tahun NO Bulan Suhu Maks Ratarata ( o C) Suhu Min Ratarata ( o C) Suhu Ratarata ( o C) Curah Hujan Ratarata (mm) Hari hujan Ratarata (hari) Kelembaban Nisbi Ratarata (%) 10 Oktober 32,7 24,28 25, ,3 11 Nopember 31,84 24,64 27, ,9 12 Desember 30,55 24,08 26, , Topografi Topografi KHDTK Cikampek secara umum adalah datar sampai bergelombang ringan dengan lereng rata-rata kurang dari 9%. Daerah bagian selatan ke utara agak landai, di sebelah barat dan timur dibatasi oleh lembah sempit, dan di sebelah barat terdapat Sungai Cicunut Vegetasi Pohon di KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 26 famili.pohon tersebut terdiri dari Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Dari 63 jenis yang diintroduksi sebanyak 27 jenis merupakan jenis exotic (penyebaran alaminya di luar Indonesia) dan sisanya merupakan jenis asli Indonesia. 4.3 Sarana dan Prasarana Jalan aspal Jalan menuju KHDTK Cikampek dapat ditempuh dengan lancar dengan kendaraan darat. Dari Jakarta dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 1 sampai dengan 2 jam melalui jalan tol. Dari pintu keluar jalan tol dilanjutkan melalui jalan kabupaten sekitar 2,5 km. Areal KHDTK Cikampek memiliki luas 51,1 Ha terbelah hampir simetris oleh jalan kabupaten sepanjang 1260 m dan lebar 3,5 m. Keberadaan jalan ini sangat bermanfaat sebagai pembuka akses bagi dua kecamatan yaitu Kecamatan Cikampek dan Kecamatan Cempaka Jalan Pemeriksaan Jalan pemeriksaan di dalam KHDTK Cikampek memanfaatkan batas petak yang dibuat awal sejak dibangunnya Hutan Penelitian ini (1938). Jalan pemeriksaan berupa jalan tanah dengan lebar 1,5 m. Sebagian besar jalan

40 25 pemeriksaan nampak jelas karena selain dimanfaatkan oleh petugas lapangan dan peneliti juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai akses jalan antar desa Tata Batas Kegiatan orientasi dan rekonstruksi tata batas kawasan hutan telah dilakukan oleh instansi Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa Madura pada tahun 2008, dan hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita Acara oleh Tim Panitia Tata Batas Kawasan Hutan pada tahun Kegiatan ini ditujukan dalam rangka penetapan status hukum kawasan hutan dari status Kawasan Pinjam Pakai antara Badan Litbang Kehutanan dengan Perum Perhutani menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Cikampek, sesuai SK Menhut No. 305/Kpts-II/2003 tanggal 11 September Rumah Dinas Petugas Lapangan/Kantor dan Wisma tamu Bangunan rumah dinas yang diperuntukan bagi Petugas Lapangan KHDTK Cikampek terletak di petak 155. Bangunan dibuat permanen dengan luas bangunan 54 m 2. Selain sebagai rumah dinas juga difungsikan sebagai pusat informasi kegiatan penelitian. Selain itu terdapat pula wisma tamu untuk tamu seluas 54 m 2 yang dilengkapi 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, terletak di petak 165 dengan kondisi baik. 4.4 Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar KHDTK Cikampek KHDTK Cikampek dikelilingi oleh lima desa yakni Sarimulya, Cikampek Timur, Cikampek Pusaka, Kamojing dan Cinangka.Salah satu bentuk interaksi masyarakat desa sekitar kawasan KHDTK Cikampek adalah dengan adanya 24 warung yang menjual aneka makanan kecil dan minuman yang menyebar tidak teratur di pinggir jalan raya KHDTK Cikampek. Perencanaan ke depan warungwarung tersebut akan diatur menjadi 10 warung saja dan berada dalam satu titik lokasi agar lebih tertata dengan baik. Terdapat pula kegiatan pembuangan sampah yang telah dilakukan masyarakat sekitar di areal KHDTK Cikampek. Perencanaan ke depan akan mencoba memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

41 26 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Obyek Interpretasi Obyek interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa potensi sumberdaya alam (potensi fisik dan biologi) dan potensi sosial budaya. Potensi fisik antara lain sawah, goa Kembang, areal outbond, sungai Cicunut dan areal kosong. Sedangkan potensi biologinya antara lain flora dan fauna. Selain itu potensi sosial budaya berupa kesenian tradisional, tarian tradisional, upacara tradisional dan cara bertani padi masyarakat Cikampek. Keseluruhan obyek interpretasi tersebut dijelaskan pada Gambar 2 dibawah ini Gambar 2 Peta potensi obyek interpretasi KHDTK Cikampek Potensi Fisik Sawah KHDTK Cikampek dikelilingi dengan sawah milik masyarakat. Sawah tersebut ditanami dengan padi, kacang tanah, ubi jalar, cabai dan lainnya. Areal sawah ini dapat dijadikan obyek menarik bagi pengunjung. Pada areal ini

42 27 pengunjung dapat menikmati pemandangan sawah. Pemandangan sawah dapat terlihat pada Gambar 3 dibawah ini. (a) (b) Gambar 3 (a) Pemandangan sawah di sore hari, (b) Pematang sawah. Kegiatan yang dapat dilakukan di areal sawah tersebut antara lain cara bercocok tanam, bermain didalam lumpur, menikmati pemandangan sawah, fotografi dan lainnya Goa Kembang Goa Kembang terletak didekat aliran sungai Cicunut.Goa tersebut diberi nama goa kembang karena KHDTK Cikampek lebih dikenal dengan nama desa kebon kembang. Pada jaman dahulu sepanjang jalan pintu masuk KHDTK Cikampek sampai mendekati pasar ditumbuhi pohon berbunga sehingga menyebabkan daerah ini disebut kebon kembang.goa ini akan terendam air apabila sungai Cicunut meluap karena perbedaan tinggi goa denganaliran sungai hanya 0,25 meter. Tinggi goa Kembang ± 4 meter dengan lebar mulut goa ± 1 meter. Pada bagian mulut goa dipenuhi tanaman merambat sedangkan bagian dalam goa dipenuhi lumpur dan air. Kondisi goa Kembang terlihat pada Gambar 4 dibawah ini. Gambar 4 Mulut goa Kembang.

43 28 Jalan setapak menuju Goa Kembang berupa tanah liat dengan lebar jalan 1 meter. Jalan tersebut ditumbuhi dengan liana dan tumbuhan bawah seperti Harendong biasa (Melastoma malabathricum) dan putri malu (Mimosa pudica). Pada jaman dahulu banyak para petapa yang mengunjungi goa ini untuk melakukan ritual sehingga banyak sesajen yang tertinggal didalam goa. Namun sekarang ini sudah tidak ada yang memasuki goa ini dikarenakan masyarakat takut akan terjadi sesuatu yang berbahaya atau bertemu dengan ular berbisa Areal Outbond (Bekas Areal Pertarungan sinetron Nyi Pelet ) Pada tahun 2001 lokasi KHDTK Cikampek sering dijadikan area syuting berbagai film kolosal. Bekas areal syuting pertarungan masih tersisa sampai sekarang. Areal kosong tersebut dikelilingi pohon Hymenaea courbarilll, Khaya senegalensis dan Pterygota alata yang usianya puluhan tahun.suasana dibawah areal ini menyejukkan karena dipenuhi dengan pohon rindang. Bagian bawah areal ini ditutupi dengan serasah dedaunan dan tanah yang cukup keras sehingga cocok jika digunakan sebagai areal bermain. Didalam areal ini dapat dilakukan berbagai aktifitas forest outbond mengingat area yang cukup luas, teduh dan dikelilingi pohon-pohon besar. Kondisi tersebut terlihat pada Gambar 5 dibawah ini. Gambar 5 Areal outbond (bekas syuting sinetron Nyi Pelet) Sungai Cicunut Sungai Cicunut merupakan sungai yang berbatasan langsung dengan KHDTK Cikampek. Sungai ini merupakan satu-satunya sumber air bagi kawasan hutan tersebut. Sungai Cicunut merupakan aliran pembuangan dari hulu situ Kamojing dengan debit tidak konstan sepanjang tahun. Sungai Cicunut akan melimpah airnya jika daerah hulu mengalami kelebihan air sehingga mengkibatkan aliran air yang cukup deras. Namun jika tidak terdapat limpasan

44 29 air dari daerah hulu maka aliran airnya tidak terlalu deras. Aliran sungai Cicunut terlihat pada Gambar 6 dibawah ini. Gambar 6 Aliran sungai Cicunut. Pada jaman dahulu di sungai Cicunut banyak terdapat biawak (Varanus salvator) namun sekarang sudah jarang ditemui. Hal ini dikarenakan banyak diburu oleh masyarakat. Selain biawak juga terdapat berbagai jenis ikan, udang dan kepiting Areal kosong Areal ini merupakan areal yang dipinjamkan oleh pengelola KHDTK Cikampek kepada masyarakat sekitar untuk mengelola areal tersebut dengan sistem tumpang sari. Namun sebelumnya telah dilakukan perjanjian kontrak yang menyebutkan bahwa masyarakat bersedia pindah jika areal tersebut digunakan oleh KHDTK Cikampek. Areal ini cukup berpotensi sebagai arealcamping ground. Keunggulan areal ini digunakan sebagai camping ground karena kondisi tanah cukup datar, terdapat pepohonan sehingga dapat menjadi peneduh, penahan erosi dan penyimpan cadangan air. Kondisi tersebut terlihat pada Gambar 7 dibawah ini. Gambar 7 Areal kosong.

45 Potensi biologi Potensi biologi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa fauna dan flora (tumbuhan bawah dan pepohonan) Fauna Fauna di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terlihat dari hasil yang didapat dari lapangan dapat dilihat dari grafik berikut: Fauna di KHDTK Cikampek Jumlah Mamalia Burung Reptil Kupu-kupu Gambar 8 Fauna di KHDTK Cikampek. Fauna di KHDTK Cikampek yang paling banyak ditemui adalah burung. Jumlah burung yang berhasil dijumpai di KHDTK berjumlah 15 jenis burung. Burung-burung tersebut terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3 Daftar jenis burung yang dijumpai di KHDTK Cikampek NO Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Kategori kelangkaan* 1. Cinenen pisang Orthomus sutorius Silviidae Least Concern 2. Walet linchi Collocalia linchi Apodidae - 3. Cinenen jawa Orthotomus sepium Silviidae Least Concern 4. Pelanduk topi hitam Pellorneum capistratum Timaliidae Least Concern 5. Layang-layang rumah Delichon dasypus Hirundinidae Least Concern 6. Bondol jawa Lonchura Estrildidae Least Concern leucogastroides 7. Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Zosteropidae Least Concern 8. Cabai jawa Dicaeum trochileum Dicaeidae Least Concern 9. Anis merah Zoothera citrine Turdidae Least Concern 10. Betet jawa Psittacula alexandri Psittacidae Least Concern 11. Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae Perenjak jawa Prinia familiaris Silviidae Least Concern 13. Wiwik uncuing Cuculus sepulcralis Cuculidae Perkutut Geopelia striata Columbidae Least Concern 15. Tekukur biasa Streptopelia chinensis Columbidae - * = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Redlist

46 31 Famili yang paling banyak ditemukan di KHDTK Cikampek adalah Silviidae (Prinia familiaris, Orthotomus sepium, dan Orthotomus sutorius). Famili tersebut cukup mampu beradaptasi dengan kondisi habitat yang terdapat di KHDTK Cikampek. Kondisi habitat di KHDTK Cikampek cukup terbuka sehingga banyak burung yang memanfaatkan tajuk untuk bersarang dan bermain. Keberadaan burung tersebut dipengaruhi oleh kondisi habitat di KHDTK Cikampek. Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat hutan maupun habitat bukan hutan. Secara umum burung memanfaatkan habitat tersebut sebagai tempat mencari makan, beraktifitas, berkembangbiak dan berlindung (Darmawan 2006). Beberapa jenis pepohonan yang dijadikan sumber pakan dan tempat bersarang bagi burung adalah sengon (Paraserianthes falcataria),gmelina (Gmelina arborea), akasia (Acacia auriculiformis), kayu balil (Hymenaea courbarill) dan lainnya. Keanekaragaman jenis burung tersebut dapat menjadi potensi wisata KHDTK Cikampek yang dapat menarik pengunjung untuk melihat dan menikmati keanekaragaman burung yang ada. a. Mamalia Mamalia yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah empat jenis, Jenis mamalia yang berhasil ditemukan di KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4 Daftar jenis mamalia yang dijumpai di KHDTK Cikampek NO Nama Lokal Nama Latin Famili Status Perlindungan 1 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis Cercopithecidae Least Concern 2 Bajing tanah bergaris Lariscus insignis Sciuridae Least Concern tiga 3 Musang Paradoxurus Viverridae Least Concern hermaphrodites 4 Babi hutan Sus scrofa Suidae Least Concern * = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Red List Keempat jenis mamalia tersebut dapat digunakan sebagai daya tarik bagi pengunjung untuk melihat, mengetahui, mempelajari jenis, dan morfologi mamalia yang ditemukan. Salah satu jenis mamalia yang dapat dijadikan daya tarik bagi pengunjung adalah bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis). Pengunjung dapat mengamati morfologi, perilaku bajing meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya, makan buah-buahan yang terdapat di pohon, dan

47 32 berkejar-kejaran dengan bajing lainnya. Bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis) lebih mudah dijumpai dibandingkan dengan mamalia yang lainnya karena bajing mempunyai ruang habitat yang lebih menyebar dibandingkan dengan mamalia lainnya yang terkonsentrasi pada habitat tertentu. b. Kupu-kupu Kupu-kupu yang berhasil dijumpai di KHDTK Cikampek terdiri dari 13 jenis. Beberapa jenis kupu-kupu yang ditemukan di KHDTK Cikampek antara lain Doleschallia bisaltidae bisaltidae, Euploea phaenarete pavettae, Hypolimnas bolina bolina, Ideopsis juventa juventa, dan lainnya. Berbagai jenis kupu-kupu tersebut di areal semak-semak yang terletak didepan kolam pemancingan milik warga membentang disepanjang sawah. (a) (b) Gambar 9 (a) Doleschallia bisaltidae bisaltidae, (b) Ideopsis juventa juventa. Areal tersebut banyak ditemukan kupu-kupu karena arealnya cukup terbuka sehingga langsung mendapat cahaya matahari, ditemukan beberapa pakan kupu-kupu berupa Citrus sp dan tumbuhan berbunga seperti tembelekan (Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabatricum) dan kayu manis (Cinnamomum burmanni). Potensi ini sangat menarik karena dapat menjadi salah satu potensi biologi yang dapat mendukung perencanaan interpretasi di KHDTK Cikampek. Beberapa jenis kupu-kupu dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek NO Nama Latin Famili 1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae 2 Athyma perius perinus Nymphalidae 3 Catopsilia Pomona Pieridae 4 Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae 5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae 6 Eurema hecabe sankapura Pieridae 7 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae

48 33 Lanjutan Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek NO Nama Latin Famili 8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae 9 Junonia atlites atlites Nymphalidae 10 Melanitis leda simessa Nymphalidae 11 Mycalesis horsfieldi horsfieldi Nymphalidae 12 Rohana parisatis javana Nymphalidae 13 Junonia hedonia ida Nymphalidae 8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang bersih dan sejuk serta tidak terpolusi oleh pestisida, asap dan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu kupukupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga yang dipergunakan sebagai indikator terhadap perubahan ekologis (Saputro 2007). Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber pakan dan pelindung. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan ataupun kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka akan terjadi pergerakan kupu-kupu untuk mencari daerah baru yang banyak terdapat vegetasi sebagai sumber makanannya. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan, maka dapat menyebabkan kematian. Demikian pula halnya dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat untuk berlindung dari seranganserangan predator dan sebagai tempat berkembangbiak (Clark et al (1966) diacu dalam Saputro 2007). c. Reptil Reptil yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah enam jenis, yakni cicak hutan (Crytodactylus fumosus), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), viper pohon (Trimeresurus albolabris), ular lidah api (Dendralapis pictis), cicak terbang (Draco sp), dan bunglon (Bronchocela jubata). Keseluruhan potensi reptil tersebut dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk mempelajari lebih dalam mengenai reptil.

49 34 (a) (b) Gambar 10 (a) Draco sp, (b) Trimeresurus albolabris. Tajjali (2011) menyatakan bahwa keanekaragaman reptil yang ditemukan selain menjadi potensi wisata juga berperan sangat penting dalam kelompok predator karena banyak berinteraksi sebagai penyeimbang dalam suatu habitat. Mangsanya berupa serangga, ikan, telur, mamalia bahkan reptil lain. Oleh karena itu reptil memiliki beberapa perilaku yang digunakan untuk berburu ataupun bertahan diri dari pemangsa seperti mimikri, mengeluarkan racun, caudal autotomi dan mengandalkan beberapa bagian tubuhnya yang dapat menarik mangsanya, seperti ular viper pohon (Trimeresusrus albolabris) yang memiliki ekor seperti cacing yang dapat digunakan untuk memancing mangsa. Untuk bertahan diri famili Geckonidae dapat memutuskan ekornya (caudal autotomi) apabila merasa terancam. Perilaku tersebut dapat menjadi atraksi wisata minat khusus bagi para penggemar reptil Flora KHDTK Cikampek Flora KHDTK Cikampek diklasifikasikan berdasarkan habitusnya sehingga diperoleh dua macam habitus yakni tumbuhan bawah (herba) dan pohon. a. Tumbuhan bawah Tumbuhan bawah di KHDTK Cikampek diindentikasi berdasarkan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek resultan atau sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati (Esha 2008). Sedangkan menurut Zuhud, Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan

50 35 obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi: 1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. 2. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. 3. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah atau medis dan penggunaanya sebagai bahan obat tradisional sulit untuk ditelusuri. Tumbuhan bawah yang terdapat KHDTK Cikampek memiliki potensi sebagai tumbuhan obat. Beberapa jenis tumbuhan bawah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penyakit tertentu. Jenis tumbuhan obat yang ditemukan dan dimanfaatkan bagi masyarakat berjumlah 11 jenis, tumbuhan obat tersebut adalah babadotan (Ageratum conyzoides), balakacida (Mikania cordata), daun dewa (Gynura segetum), daun katuk (Sauropus androgynus), Harendong biasa biasa (Melastoma malabathricum), Harendong biasa (Melastoma candidum), kahit hutan, karuk (Piper sarmentosum), pare hutan (Momordia charantia), putri malu (Mimosa pudica), dan jamblang hutan (Syzygium cumini). Keseluruhan tumbuhan obat tersebut mengandung khasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain rematik, kanker, panas, pendarahan, muntah darah, infeksi kerongkongan, dan penyakit lainnya. Salah satu contoh tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat adalah tanaman pare (Momordia charantia) yang dapat mengobati batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam malaria, kencing manis, rematik, sariawan, bisul, abses, sakit liver, sembelit dan cacingan.

51 36 Gambar 11 Pare (Momordia charantia). d. Pohon di KHDTK Cikampek Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan pohon hasil introduksi baik dari dalam maupun luar negeri. Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 27 jenis exotic. Beberapa jenis pohon exotic antara lain Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis berasal dari Afrika, Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium verrucosum berasal dari Hawai, Sterculia foetidaberasal dari Honduras, Piptadenia peregrine berasal dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari Thailand, Dalbergia fusca berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari Formosa. Jenis pohon yang ditemukan dikhdtk Cikampek terdiri dari 26 famili, famili yang paling banyak ditemukan adalah Fabaceae dengan17 jenis dan Meliaceae dengan 9 jenis, famili yang lain rata-rata hanya berjumlah satu spesies. Famili Fabaceae menempati posisi tertinggi karena famili jenis ini merupakan salah satu famili terbesar di dunia yang dapat dengan mudah tumbuh di berbagai ekosistem karena kemampuannya dapat mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya ( Jenis pohon dari famili Fabaceae juga merupakan jenis yang paling banyak ditanam oleh pengelola KHDTK pada tahun Selain itu Fabaceae memiliki tajuk yang lebar dan menghasilkan buah sehingga dapat dimanfaatkan bagi satwa untuk tempat bersarang dan memperoleh makanan. Famili pohon di KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar 12 dibawah ini.

52 37 Famili Pohon di KHDTK Cikampek Jumlah Dipterocarpaceae Fabaceae Apocinaceae Rubiaceae Meliaceae Guttiferae Burseraceae Casuarinaceae Moraceae Bombacaceae Ebenaceae Myrtaceae Graminaceae Anacardiaceae Verbenaceae Lythraceae Rutaceae Pinaceae Euphorbiaceae Santalaceae Bignuniaceae Sterculiaceae Combretaceae Rhamnaceae Styracaceae Bombaceae Gambar 12 Diagram Famili Pohon di KHDTK Cikampek. Pohon di KHDTK Cikampek memiliki kegunaan tertentuseperti terlihat pada Gambar 13 berikut ini: Gambar 13 Kegunaan pohon. Pohon di KHDTK Cikampek paling banyak digunakan sebagai kontruksi bangunan (45%). Pohon yang digunakan dalam kontruksi bangunan adalah Diospyros celebica, Tectona grandis, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis, Swietenia macrophylla, Paraserianthes falcataria, Pterocarpus indicus, dan Eusideroxylon swageri. Sedangkan kegunaan lainnya antara lain sebagai bahan pengawet, obat kuat, penyakit pernafasan, obat rematik dan obat kulit Potensi Sosial Budaya Kayu bangunan penyakit pernafasan obat rematik 11% 11% 11% 11% Kegunaan Pohon Obat kuat obat kulit Bahan Pengawet Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa obyek interpretasi budaya atau sejarah dapat berupa batu-batu megalitik, situs, benda purbakala, bekas pemukiman yang sudah lama ditinggalkan, dan pemukiman serta perikehidupan penduduk asli, baik yang ada dalam maupun sekitar kawasan konservasi. Potensi sosial budaya yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa kesenian tradisional, tarian tradisional, cara bertani masyarakat Cikampek, dan upacara tradisional. 45% 11%

53 38 a. Kesenian tradisional Desa Cikampek memiliki kesenian sunda yang masih lestari sampai sekarang. Kesenian tersebut adalah wayang golek dan tarian tradisional. Kesenian tersebut dapat ditemukan di desa Sarimulya. Kesenian wayang golek cukup dikenal oleh masyarakat Cikampek, bahkan di desa Cikampek sendiri terdapat seorang dalang yang cukup terkenal karena sering tampil di berbagai pertunjukan baik tingkat daerah maupun nasional. Kesenian wayang golek menampilkan berbagai lakon cerita kebudayaan sunda yang menarik bagi para penonton. Beberapa lakon cerita tersebut antara lain Arjuna sastrabahu, Ramayana, Bharatayuda dan somatri ngenger. Salah satu pertunjukan wayang golek dengan lakon Somatri Ngenger cukup disenangi pengunjung karena beberapa tokoh wayang mengeluarkan lelucon sehingga membuat suasana menjadi ramai dengan sorak-sorak dan tepuk tangan dari para penonton. Kesenian wayang golek dan peralatan tradisionalnya terlihat pada Gambar 14. (a) (b) Gambar 14 (a) wayang golek, (b) alat musik gamelan. Kesenian wayang golek dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional. Alat tradisional yang digunakan yaitu saron, penerus, peking, bonang, rincik, gendang, jenglong, kecapi dan seruling. Pertunjukan wayang golek biasanya dimainkan oleh seorang dalang, asisten dalang dan pemain musik tradisional. Pertunjukan ini biasanya dilakukan mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 3 subuh. Keberadaan pertunjukan seni wayang golek di masyarakat memberikan manfaat untuk menambah ilmu dan melestarikan dunia seni budaya sunda yang ada.wayang golek dapat menjadi salah satu potensi kebudayaan yang dapat menarik para pengunjung untuk menikmati kekhasan kesenian tradisional sunda di dalam kawasan hutan.

54 39 b. Tarian tradisional Tarian tradisional berada di kampung Babakan Jati, desa Cikampek Timur. Di desa tersebut masih terdapat perkumpulan sanggar tari seni tradisional dan kreasi tradisional modern yang cukup terkenal di kabupaten Karawang. Sanggar tari ini diberi nama Surya Medal. Sanggar ini didirikan pada tanggal 10 Agustus 1964, arti sebuah nama Surya Medal adalah matahari terbit. Sanggar tari Surya Medal disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan wilayah Provinsi Jawa Barat Kantor Kabupaten Karawang pada tanggal 16 Januari 1995 dengan berkedudukan di desa Sarimulya, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. Sanggar tari Surya Medal merupakan wadah seni yang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar seni dalam rangka menggali, mengembangkan dan melestarikan seni kedaerahan khususnya seni sunda.program kerja sanggar tari Surya Medal adalah sebagai berikut: 1. Menggali, membina, mengembangkan, melestarikan seni budaya khususnya seni tari dan kesenian daerah. 2. Menambah/memperkaya khasanah tari dan kesenian tradisi yang bercorak kedaerahan. 3. Memperkaya nilai budaya nasional. 4. Menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mensukseskan program pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD Keberhasilan Sanggar tari Surya Medal seharusnya menjadi pemicu masyarakat untuk ikut serta melestarikan kesenian tradisional yang dimiliki. Tarian tradisional tersebut dapat menjadi obyek kebudayaan yang menarik bagi pengunjung KHDTK Cikampek. Beberapa contoh tarian tradisional pada sanggar tari Surya Medal adalah tarian klasik sunda dan tarian kreasi modern seperti terlihat pada Gambar 15. (a) (b) Gambar 15 (a) Tari kreasi modern, (b) Tari klasik sunda.

55 40 Keberadaan sanggar tari ini cukup penting bagi desa Cikampek timur karena dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung mengenai aneka tarian tradisional dan menajaga kelestarian kesenian sunda. c. Upacara tradisional Kegiatan Upacara Tradisional yang masih dilaksanakan terutama di Desa Kamojing adalah acara Hajat Bumi. Kegiatan tersebut biasanya menampilkan hiburan wayang golek dan tari jaipong. Selain itu masyarakat juga menyiapkan aneka tumpeng dan makanan tradisional. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan setahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rejeki yang telah diterima. d. Cara bertani padi masyarakat Cikampek Masyarakat desa Cikampek mempunyai cara bertani yang unik dan tradisional. Petani Cikampek masih menggunakan peralatan tradisional untuk mengusir burung yang terdapat di pematang sawah. Peralatan tradisional tersebut terbuat dari rangkai bambu, benang dan kaleng biskuit yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan bunyi-bunyian sehingga memberi efek jera kepada burung supaya tidak memakan padi yang ditanam. Peralatan tradisional lainnya terbuat dari papan kayu. Papan tersebut digunakan untuk memukul seikat padi supaya butiran padi terlepas dari tangkainya. Namun kelebihannya peralatan ini tidak mengeluarkan asap dan tidak menggunakan bahan bakar. Kedua peralatan tradisional tersebut terlihat pada Gambar 16. (a) (b) Gambar 16 (a),(b) Peralatan tradisional petani Cikampek 5.2 Jalur di KHDTK Cikampek Jalur yang dimiliki KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah. Jalur tersebut adalah sebagai berikut :

56 Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi - Areal Berkumpul) Jalur Stasiun Klimatologi- Areal Berkumpul memiliki panjang ± 1578 meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1 meter dengan dipenuhi serasah pepohonan. Jalur ini memiliki potensi fisik dan biologi, potensi fisik yang terdapat pada jalur ini antara lain stasiun klimatologi, goa Kembang, areal penanaman ganitri, tegakan pohon nyawai (Ficus variagata), pohon Hymenaea courbarilll, areal outbond, bekas sumur nyi pellet dan berakhir pada areal berkumpul. Sedangkan potensi biologi terdiri dari flora dan fauna. Jenis flora yang terdapat di sepanjang jalur adalah sebagai berikut Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, Pornis, Eucalyptus alba, Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S. tonkinensis, Delonix regia, tanaman ganitri, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus, Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,danSalacca zalacca. Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini adalah sebagai berikut cicak terbang (Draco sp), burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung layang-layang rumah (Delichon dasypus), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), babi hutan (Sus scrofa), musang (Paradoxurus hermaphrodites), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia chinensis),burung perkutut (Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera citrine), burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi (Collocalia linchii) Jalur 2 (Jalur Persemaian Areal bermain) Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang dapat menunjukkan beraneka jenis pohon langka yang terdapat di KHDTK Cikampek.Selain itu di jalur ini dapat digunakan sebagai areal bermain didalam hutan. Panjang jalur ini ± 1019 meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur tersebut berupa jalan setapak berupa tanah dengan lebar jalur 0,5 meter. Kondisi jalur ini relatif datar dan tidak ada tanjakan. Potensi yang terdapatdi jalur interpretasi ini terdiri dari potensi fisik dan biologi. Potensi fisik yang terdapat di sepanjang jalur adalah

57 42 tegakan hutan tanaman, persemaian, dan areal kosong sebagai areal bermain. Sedangkan potensi biologi terbagi dalam potensi flora dan fauna. Flora yang terdapat di jalur ini adalah Hymenaea courbarilll, Trachylibium verrucosum, Diospyros celebica, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis, Swietenia macrophylla, Pterygota alata, Paraserientes falcataria, Khaya senegalensis, Terminalia arjuna,eucaliptus alba, Eusideroxylon swageri, Pterocarpus indicus, Calophyllum inophyllum, Piptadenia peregrina, bambu kresi, Melastoma malabathricum, dan Mimosa pudica. Jenis fauna yang berhasil diidentifikasi yaitu bunglon (Bronchocela jubata), viper pohon (Trimeresurus albolabris), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung perenjak jawa (Prinia familiaris), burung cekakak sungai (Todirhamphus chloris), burung betet jawa (Psittacula alexandri), burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides), burung cinenen jawa (Orthotomus sepium), burung wallet linchi (Collocalia linchii), burung pelanduk topi hitam (Pellorneum capistratum), burung cabai jawa (Dicaeum trochileum) dan burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius) Jalur 3 (Jalur Goa Kembang) Jalur Goa Kembang merupakan jalur interpretasi dengan obyek interpretasi Goa kembang. Namun sebelum mencapai goa tersebut akan melewati beberapa obyek yang menarik diantaranya stasiun klimatologi milik KHDTK Cikampek, di stasiun ini dapat melihat secara langsung alat yang biasanya digunakan untukmengukur curah hujan dan cuaca. Obyek lainnya adalah tegakan sengon (Paraserianthes falcataria), akasia (Acacia auriculiformis A.Gunn), tumbuhan bawah (Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabathricum), jamblang hutan (Syzygium cumini), bambu, pornis dan hamparan semak-semak. Selain itu satwa liar yang ditemui disepanjang jalur antara lain layang-layang rumah (Delichon dasypus), wallet linchi (Collocalia linchii), tekukur (Streptopelia chinensis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), cicak terbang (Draco sp)dan bajing bergaris tiga (Lariscus insignis).

58 43 Jalur goa Kembang memiliki panjang ±600 meter dengan waktu tempuh ± 30 menit. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1 meter dengan dipenuhi serasah pepohonan. Obyek interpretasi utama jalur ini adalah Goa Kembang yang terletak di pinggir sungai Cicunut. Sesampainya dipinggir sungai harus masuk kedalam aliran sungai dan berjalan arah tepian sungai ± 2 meter untuk mencapai mulut goa tersebut. Mulut goa Kembang ± 1 meter dengan bagian dinding goa berlumpur sehingga hanya dapat dinikmati dari bagian luar saja, karena berbahaya jika masuk kedalamnya. Apalagi jika kondisi sungai Cicunut cukup deras yang mengakibatkan air masuk kedalam goa. Atraksi masuk kedalam sungai dan melihat mulut goa cukup menarik untuk dinikmati oleh pengunjung Jalur 4 ( Jalur Areal Kupu-kupu) Jalur Areal kupu-kupuberupa jalan setapak tanah dengan diatasnya serasah dedaunan. Panjang jalur ini ±700 meter dengan lebar jalur sebesar 1 meter. Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam dan aman untuk dilewati sehingga keselamatan pengunjung akan terjamin. Sebelum mencapai obyek interpretasi utama, beberapa potensi yang dapat ditemui disepanjang jalur antara lain pohon (Hymenaea courbarilll, Trachylibium verrucosum, Diospyros celebica, Manilkara kauki, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis, Pterygota alata dan Paraserientes falcataria). Keseluruhan pohon tersebut mempunya khasiat dan keunikan masing-masing. Salah satu contohnya daun dan buah Hymenaea courbarilll dapat digunakan sebagai biogas dan kayu bakar. Selain itu kayu dari pohon Tectona grandis dan Diospyros celebica merupakan kayu bernilai ekonomi tinggi. Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini antara lain kadal kebun (Eutrophis multifasciata), bajing bergaris tiga (Lariscus insignis), bunglon (Bronchocela jubata), ular viper pohon (Trimeresurus albolabris). Selain itu terdapat 13 jenis kupu- kupu yang menjadi obyek interpretasi utama pada jalur interpretasi ini. Keseluruhan jalur di KHDTK Cikampek dapat terlihat pada Gambar 17 dibawah ini.

59 44 Gambar 17 Peta jalur KHDTK Cikampek. 5.3 Pengunjung Pengunjung merupakan pihak yang mendapatkan pelayanan dalam kegiatan interpretasi. Oleh karena itu, karakteristik dan keinginan pengunjungtermasuk kebutuhan mereka terhadap kegiatan interpretasi perlu diidentifikasi (Heriyaningtyas 2009) Karakteristik Pengunjung Karakteristik responden pengunjung didominasi oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah (73%), sedangkan untuk responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah (27%). Menurut asal responden sebagian besar pengunjung berasal dari dalam kota Karawang yaitu (71%), pengunjung

60 45 diluar kota Karawang berjumlah (26%) sedangkan pengunjung yang tidak bersedia menjawab sebesar (3%). Responden mayoritas mempunyai tingkat pendidikan setara SMA (53%) sedangkan yang berpendidikan SMP (18%). Pengunjung yang masih duduk di SD (5%). Pengunjung yang memiliki pendidikan diploma dan sarjana masing-masing adalah (9%) dan yang tidak bersedia menjawab sebesar (15%). Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai karyawan swasta (38%), pelajar (27%), wiraswasta (21%) sedangkan lainnya (14%). Tabel 6 Karakteristik responden pengunjung NO Karakteristik Presentase 1 Jenis kelamin a. Laki-laki 73% b. Perempuan 27% 2 Asal a. Luar kota Karawang 26% b. Dalam kota Karawang 71% c. Tidak menjawab 3% 3 Tingkat pendidikan terakhir a. SD ( Sekolah Dasar) 5% b. SMP (Sekolah Menengah Pertama) 18% c. SMA ( Sekolah Menengah Atas) 53% d. Diploma dan Sarjana 9% e. Tidak Menjawab 15% 4 Pekerjaan a. Karyawan swasta 38% b. Pelajar 27% c. Wiraswasta 21% d. Lainnya 14% 5 Kelompok umur a. 0-6 tahun 0% b tahun 0% c tahun 35% d tahun 29% e tahun 34% f tahun 0% g. 80 tahun- keatas 0% h. Tidak menjawab 2% Modus Kunjungan dan Tujuan Kunjungan Mayoritas pengunjung datang ke KHDTK Cikampek bersama teman (73%). Mayoritas pengunjung datang ke kawasan bertujuan untuk menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek (74%). Hal tersebut dapat terlihat pada Gambar 18 dibawah ini.

61 46 Modus Kunjungan sendiri Teman Keluarga Lainnya Tidak Menjawab 3%1% 7% 16% 73% 1% 7% 14% 74% 4% Tujuan Kunjungan Menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek Melakukan penelitian Melihat tumbuhan dan satwa Lainnya (a) (b) Gambar 18 (a) Modus kunjungan, (b) Tujuan kunjungan Obyek yang Disukai Pengunjung di KHDTK Cikampek KHDTK Cikampek memiliki beberapa potensi yang dapat dinikmati pengunjung. Mayoritas responden memilih tumbuhan (76%), mayoritas pengunjung lebih memilih tumbuhan karena KHDTK Cikampek ditumbuhi beraneka jenis pohon yang menambah kesejukan, pengunjung yang datang ke lokasi tersebut pada umumnya ingin menikmati kesejukan hutan ditengah panasnya udara perkotaan sambil menikmati rimbunnya beraneka ragam pepohonan didalam hutan. Obyek yang disukai pengunjung dapat terlihat pada Gambar 19. Objek yang disukai pengunjung Satwaliar Tumbuhan Mitos/Legenda Lainnya Tidak menjawab 9% 2% 6% 7% 76% Gambar 19 Obyek yang disukai pengunjung. Pengunjung yang datang ke kawasanakan memperoleh pengetahuan dan pengalaman lebih setelah adanya pelayanan interpretasi alam. Pengunjung yang ingin mengetahui lebih mendalam mengenai tumbuhan dan satwa liardapat terpenuhi dengan kegiatan interpretasi tumbuhan dan satwa liar yang terdapat di KHDTK Cikampek. Keingintahuan pengunjung tersebut dapat menjadi masukan dalam pembuatan perencanaan interpretasi alam. Hal yang ingin diketahui pengunjung dapat disajikan pada Gambar 20.

62 47 Hal yang ingin diketahui pengunjung Satwaliar Tumbuhan Mitos/Legenda Lainnya Tidak Menjawab 6% 7% 9% 2% 76% Gambar 20 Hal yang ingin diketahui pengunjung. Pengunjung KHDTK Cikampek memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap tumbuhan (76%). Mereka ingin mengetahui jenis pohon, bentuk pohon dan manfaat dari pohon tersebut yang salah satunya memberikan kesejukan kepada para pengunjung yang datang mengunjungi kawasan tersebut. Para pengunjung juga tertarik terhadap mitos/legenda yang terdapat di KHDTK Cikampek, satwa liar, dan hal lainnya yang menarik Aktifitas dan jenis wisata yang diinginkan pengunjung Aktifitas yang sering dilakukan pengunjung ketika datang ke KHDTK Cikampek adalah menikmati pemandangan hutan dan berteduh.hal itu dibuktikan dengan 43% responden menjawab menikmati pemandangan merupakan aktifitas yang sering dilakukan ketika berkunjung di KHDTK Cikampek. Kebanyakan pengunjung yang datang memang bertujuan untuk berteduh dari panasnya matahari sekaligus menikmati kesejukan alam.khdtk Cikampek menjadi salah satu alternatif tempat untuk berteduh dan menikmati pemandangan karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Aktivitas pengunjung selengkapnya disajikan pada Gambar 21. Aktivitas pengunjung Piknik Bermain Menikmati pemandangan Foto-foto Tidak menjawab 4% 5% 14% 43% 34% Gambar 21 Aktivitas pengunjung. Pengunjung yang diwawancarai menginginkan beberapa jenis wisata yang cocok dikembangkan di KHDTK Cikampek. Berdasarkan hasil wawancara

63 48 diperoleh (28%) pengunjung menginginkan adanya outbond didalam kawasan, (22%) ingin menikmati pemandangan dan kesejukan alam dan kegiatan wisata lain yang ingin dilakukan pengunjung didalam kawasan adalah bermain, berkemah, photo hunting, piknik, olahraga dan kegiatan lainnya. Jenis wisata yang cocok dikembangkan selengkapnya dapat terlihat pada Gambar 22. Jenis wisata yang cocok dikembangkan Piknik Bermain Menikmati pemandangan Olahraga Berkemah Photo hunting 4%2% 6% 15% 28% 22% Gambar 22 Jenis wisata yang cocok dikembangkan Fasilitas yang Diperlukan Pengunjung dalam Kegiatan Interpretasi Perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan fasilitas pendukung kegiatan interpretasi. Tujuan dari data tersebut adalah untuk mengetahui kebutuhan pengunjung akan kegiatan interpretasi. Fasilitas yang diperlukan pengunjung dalam kegiatan interpretasi adalah papan arah (22%), tempat sampah (14%), kamar mandi (14%), pusat informasi (14%) dan lainnya. Pengunjung (22%) menginginkan fasilitas pendukung berupa papan arah. Papan arah ini sangat diperlukan bagi pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Karawang karena mereka belum mengetahui jalur menuju lokasi KHDTK Cikampek. Fasilitas pendukung interpretasi lain yang juga diperlukan dapat terlihat pada Gambar 23. 5% 5% 5.4 Kondisi Masyarakat 14% 14% 7% 12% 14% 22% 8% 4% 5% 4% Gambar 23 Permintaan fasilitas pendukung. KHDTK Cikampek dikelilingi oleh lima desa yakni desa Sarimulya, Cikampek Timur, Cikampek Pusaka, Kamojing dan Cinangka. Sebagian besar 4% Permintaan Fasilitas Pendukung 1% 4% Papan arah Papan nama Papan cerita obyek Papan vandalisme Shelter Kamar mandi Tempat sampah Peta obyek wisata Pusat cinderamata Pusat informasi Lainnya Tidak Menjawab

64 49 penduduk di sekitar hutan penelitian menggantungkan hidupnya pada sektor industri dan perdagangan. Pedagang dan buruh mendominasi hampir (70%) dari total profesi yang terdapat pada masyarakat sekitar KHDTK (Rantek KHDTK Cikampek). Masyarakat Cikampek mayoritas memiliki mata pencaharian pedagang karena dekat dengan pasar tradisional Cikampek sehingga banyak yang bekerja siang dan malam di pasar tersebut. Mata pencaharian masyarakat cikampek selengkapnya dapat terlihat pada Gambar 24. Mata pencaharian masyarakat karyawan 15% tani 15% pedagang 35% buruh 35% Gambar 24 Mata pencaharian masyarakat. Komposisi mata pencaharian kelima desa yang terletak di sekitar KHDTK Cikampek dapat dilihat dari Tabel 7 dibawah ini Tabel 7 Komposisi mata pencaharian penduduk di KHDTK Cikampek NO Desa Pedagang Buruh Tani Karyawan Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % 1 Sarimulya ,5 2 Cikampek Timur ,3 3 Cikampek Pusaka ,3 4 Kamojing ,5 5 Cinangka ,2 Total ,3 Sumber : Rancangan teknis KHDTK Cikampek 2009 Komposisi mata pencaharian masyarakat desa Sarimulya dan Cikampek timur didominasi sebagai pedagang. Sedangkan desa Cikampek Pusaka dan Cinangka mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai buruh. Namun desa Kamojing lebih maju dibandingkan keempat desa yang lain karena mayoritas masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai seorang karyawan.

65 Persepsi Masyarakat Kegiatan wisata alam di KHDTK Cikampek selama ini belum melibatkan masyarakat desa sekitar hutan karena kegiatan wisata alam baru akan direncanakan di kawasan tersebut. Namun interaksi masyarakat desa sekitarnya dengan kawasan hutan cukup intensif terutama dalam hal pemanfaatan lahan untuk tumpangsari. Salah satu bentuk interaksi masyarakat desa sekitar kawasan hutan adalah dengan adanya 17 warung-warung yang menjual aneka makanan kecil dan minuman yang menyebar tidak teratur di pinggir jalan raya KHDTK Cikampek. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek menginginkan kegiatan wisata yang alami namun menarik dan tidak merusak kawasan hutan. Masyarakat merasakan manfaat yang luar biasa dengan adanya hutan tersebut. Manfaat yang dirasakan antara lain menyediakan pasokan oksigen, menyediakan sumber air bersih, dan melestarikan keanekaragaman flora dan fauna hutan. Hasil wawancara masyarakat menunjukkan bahwa mereka berharap apabila KHDTK Cikampek dikembangkan menjadi kawasan wisata yang memiliki kegiatan interpretasi alam. Masyarakat ingin berpartisipasi dalam kegiatan interpretasi alam tersebut dan menginginkan pengelolaan wisatanya diserahkan langsung kepada mereka. Masyarakat sekitar hutan siap berperan serta dalam kegiatan wisata termasuk menjadi seorang pemandu interpretasi apabila telah mendapatkan pelatihan pemandu dari pengelola. Selain itu masyarakat juga ingin menjual cinderamata, kerajinan tangan dan kegiatan lain yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Kegiatan interpretasi yang akan dilaksanakan di kawasan tersebut akan memperluas wawasan masyarakat akan pentingnya menjaga hutan dan sumberdaya yang ada Keuntungan Masyarakat Kegiatan wisata di KHDTK Cikampek secara umum mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dengan responden yang diwawancarai menyatakan menyetujui jika diadakan kegiatan wisata didalam hutan. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa kegiatan wisata akan memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat karena akan membuka peluang usaha bagi mereka.

66 51 Perencanaan kegiatan interpretasi yang diadakan di KHDTK Cikampek akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat. Masyarakat berharap akan mendapatkan lapangan pekerjaan baru, misalnya menjadi pemandu interpretasi dan penyewaan guest house bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana malam hari di desa Cikampek. Selain itu masyarakat dapat memperkenalkan dan menampilkan kebudayaan sunda dalam suatu pertunjukan kesenian, kerajinan tangan ataupun kearifan lokalnya.masyarakat sekitar bersama dengan pengunjung memainkan aneka peralatan musik tradisional dan tarian tradisional sunda Organisasi di Masyarakat Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek khususnya desa Cikampek timur memiliki wadah organisasi yakni karang taruna, kumpulan pengajian dan Komite Penyelenggaraan Wisata Desa Cikampek Timur (KPP DCT). KPP DCT merupakan wadah organisasi yang paling aktif dalam mendukung terlaksananya kegiatan wisata di KHDTK Cikampek. Komite Penyelenggara Wisata Desa Cikampek Timur terbentuk pada tanggal 15 Desember Terbentuknya komite ini dilatarbelakangi dengan adanya pertemuan antara pihak pemda karawang, litbang kehutanan dan perwakilan masyarakat untuk membahas bentuk wisata yang cocok bagi KHDTK Cikampek.Namun pertemuan tersebut belum ditindaklanjuti sampai kurang lebih 1,5 tahun sehingga masyarakat cikampek timur mempunyai gagasan untuk membentuk suatu organisasi demi mewujudkan terselenggaranya kegiatan wisata di KHDTK Cikampek. Setelah melewati proses yang cukup panjang dengan membuat permohonan dan proposal pengajuan kegiatan kepada pihak litbang kehutanan, meminta dukungan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek, meminta dukungan bupati Karawang maka akhirnya resmi terbentuk Komite Penyelenggara Pariwisata Desa Cikampek Timur (KPP DCT). Pada saat ini keanggotaan komite berjumlah 11 orang, namun dapat berubah sesuai dengan kebutuhannya. Komite juga bekerjasama dengan karang taruna untuk merekrut anggota komite dari empat desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Selain itu komite siap untuk menerima pengarahan dan pelatihan apapun dari pihak pengelola litbang kehutanan dalam rangka

67 52 meningkatkan kesiapan masyarakat sebelum direncanakan menjadi daerah tujuan wisata. Komite Penyelenggara Pariwisata Desa Cikampek Timur dibentuk berdasarkan SK Disbudpar Kabupaten Karawang No: 556.1/71/PARIWISATA. Berdasarkan SK tersebut maka KPP-DCT mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Peningkatan peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam menata pelayanan dan kebutuhan persinggahan wisatawan pada lokasi Obyek dan Daerah Tujuan Wisata Desa Cikampek Timur Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. 2. Peningkatan kesadaran masyarakat didalam pengembangan kepariwisataan. 3. Penggalangan usaha-usaha pencegahan akses yangmungkin timbul sebagai pengembangan pariwisata dan atau membatasi pengaruh tersebut serta meningkatkan daya tahan masyarakat dalam mengahadapi akibat negatif kegiatan pariwisata. 4. Peningkatan keamanan, ketertiban dan kebersihan di lingkungan Obyek dan Daerah Tujuan Wisata Desa Cikampek Timur Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. 5. Pemanfaatan, pengembangan dan peningkatan potensi obyek wisata serta pelayanan jasa usaha kepariwisataan sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku. 6. Peningkatan usaha kreatif masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. 7. Komite berkewajiban menyampaikan laporan perkembangan kegiatan secara periodik setiap bulan kepada bupati melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kebupaten Karawang untuk mengevaluasi potensi Penerimaan Asli Daerah (PAD). 8. Komite berkewajiban melakukan koordinasi kegiatan dengan berbagai pihak terkait. Komite Penyelenggaraan Wisata Desa Cikampek Timur berdasarkan SK mempunyai masa kerja 5 tahun. Selama ini kegiatan yang telah dilakukan oleh

68 53 komite adalah rapat rutin anggota setiap seminggu sekali, bersama-sama dengan petugas litbang untuk patroli hutan dan pengamanan kawasan hutan tiap 2 kali seminggu. Konsep wisata yang diajukan oleh pihak komite masih berproses sampai sekarang mengingat status kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok penelitian sehingga harus dikaji secara mendalam dan tidak melanggar peraturan pemerintah. 5.5 Pengelola Program kegiatan Pengelola KHDTK Cikampek KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan dengan tujuan penelitian dan non penelitian. Status kepemilikan dan pengelolaan kawasan tersebut dibawah Badan Litbang Kehutanan. Pengelola kawasan akan tetap mempertahankan fungsi pokok hutan tersebut sebagai areal penelitian namun akan mencoba mencari bentuk yang cocok dalam mengembangkan kegiatan non penelitian. Salah satu kegiatan non penelitian yang dapat dikembangkan adalah dengan melakukan kegiatan wisata, namun kegiatan wisata dilakukan secara terbatas mengingat fungsi pokoknya sebagai areal penelitian. Arah pengembangan pengelola KHDTK Cikampek adalah mengkaji bentuk wisata yang cocok dengan status dan potensi yang ada. Pengelolaakan menjalin kemitraan dengan masyarakat dan Pemda Karawang untuk mengelola kegiatan wisata. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Badan Litbang Kehutanan tidak diperkenankan melakukan kegiatan komersial disuatu kawasan. Sehingga jika memang akan dikembangkan kegiatan ekowisata harus dikaji secara sungguh-sungguh terkait peraturan, sistem pengelolaan dan bahkan dampaknya juga harus dipikirkan secara matang. Pengelola akan memfasilitasi masyarakat sekitar dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan pemandu terkait untuk mempersiapkan kemampuan dan meningkatkan pemahaman masyarakat dalam bidang ekowisata.dengan diadakannya kegiatan tersebut diharapkan masyarakat akan muncul kesadaran untuk lebih menjaga KHDTK Cikampek supaya tetap lestari di masa depan. Selain itu pengelola juga akan menambah fasilitas berupa papan nama pohon, papan interpretasi, toilet dan pengelolaan sampah.

69 54 Rencana pengelola dalam mengembangkan kegiatan ekowisata di KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan kegiatan tracking kawasan hutan. Pengelola memiliki rencana untuk mengembangkan kegiatan tracking memasuki kawasan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan keseluruhan kondisi hutan, potensi flora, dan fauna yang terdapat di dalam kawasan. Pengelola menginginkan adanya jalur interpretasi dengan pemandu interpretasi sehingga pengunjung dapat berpetualangan sambil mendengar penjelasan dari pemandu interpretasi. Gambar 25 Jalur tracking KHDTK Cikampek. 2. Membuat penangkaran kupu-kupu. Pengelola KHDTK Cikampek menginginkan adanya penangkaran kupukupu sebagai salah satu kegiatan konservasi satwa liar yang ada didalam kawasan. Kupu-kupu cukup banyak ditemui didekat persawahan masyarakat dan didepan pemancingan milik masyarakat. Kondisi habitat didaerah tersebut berupa semak-semak sehingga cocok sebagai habitat kupu-kupu. Model penangkaran kupu-kupu yang dirancang harusramah lingkungan dan sesuai untuk kawasan berhutan. Kegiatan pembuatan penangkaran kupukupu ini dapat dilakukan dengan kerjasama bersama masyarakat. Sehingga jika memang tidak memungkinkan membangun penangkaran kupu-kupu didalam kawasan maka dapat dilakukan di lahan masyarakat sekitar. Kegiatan pembuatan model penangkaran kupu-kupu akan menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung yang akan berkunjung ke KHDTK Cikampek. Pengunjung akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman mengenai salah contoh kegiatan konservasi satwa liar di dalam hutan.

70 55 3. Melengkapi Visitor Centre. Pihak pengelola KHDTK Cikampek merencanakan akan mengisi visitor centre dengan berbagai fasilitas seperti peta kawasan, brosur, leaflet, foto kegiatan, souvenir, buku mengenai potensi KHDTK Cikampek baik potensi fisik, biologis maupun sosial budaya. 4. Mengadakan pengelolaan sampah bersama masyarakat di sekitar kawasan. Pengelola berencana akan menyediakan sampah dan bekerjasama dengan warga sekitar untuk menangani permasalahan sampah di sekitar KHDTK Cikampek. Pengelola bersama dengan masyarakat akan bekerjasama dengan Pemda dan Lembaga Swadaya Masyarakatyang bergerak dalam bidang lingkungan untuk mengelola sampah. Permasalahan sampah ini harus segera diatasi oleh pengelola dan masyarakat karena banyak sampah berserakan baik didalam kawasan maupun disekitar hutan. Sehingga mengakibatkan kurang baiknya tatanan ruang dan udara yang terdapat di kawasan. Bahkan jika dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan akan menggangu kesehatan satwa liar, flora, warga, dan pengunjung kawasan hutan tersebut. 5. Menjalin kemitraan bersama Pemda dan masyarakat dalam mengembangkan kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek. Pengelola KHDTK Cikampek akan menjalin kemitraan bersama dengan Pemda dan masyarakat sekitar kawasan untuk mengelola kegiatan interpretasi. Pengelolaan KHDTK Cikampek akan diserahkan kepada masyarakat karena berdasarkan peraturan sebuah institusi tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan yang sifatnya untuk mencari keuntungan Sumber Daya Manusia di KHDTK Cikampek Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di KHDTK Cikampek sekarang hanya terdiri dari satu orang petugas lapang dan satu orang asisten petugas lapang. Dengan kondisi seperti itu kurang efektif untuk mengawasi keseluruhan kawasan dan berkordinasi dengan berbagai elemen yang berkaitan dengan KHDTK Cikampek, bahkan untuk kepala KHDTK Cikampek sendiri belum ada sehingga perintah langsung turun dari kepala Pusprohut kehutanan. Struktur organisasi sebaiknya bersifat dinamis dengan dukungan SDM berkompeten dan profesional, yaitu :

71 56 1. SDM berbasis kehutanan yang mau bekerja keras dan terampil menangani kegiatan perbenihan, persemaian, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan. 2. SDM berdedikasi tinggi dan mempunyai pengetahuan berbasis manajemen, administrasi dan sosial untuk berkomunikasi secara persuasif sebagai mediator sekaligus sebagai fasilitator dengan masyarakat sehingga mampu mengelola hutan penelitian secara efektif dan efisien. Struktur organisasi pengelolaan KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 26 sebagai berikut : Kepala Pusat Litbang peningkatan Produktivitas Hutan Bagian Tata Usaha Sub Bag. TU dan Kepegawaian Sub Bag. Keuangan dan Perlengkapan Bidang Program dan Evaluasi Penelitian Bidang Pengembangan Data dan Tindaklanjut Penelitian Sub Bidang Evaluasi Penelitian Sub Bidang Program dan Anggaran Penelitian Sub Bidang Data, Informasi dan Diseminasi Sub Bidang Tindak Lanjut Penelitian Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 26 Struktur organisasi KHDTK Cikampek Peruntukan Pengelolaan KHDTK Cikampek Peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut : a. Blok A Areal dalam Blok A diperuntukkan bagi kegiatan penelitian RPI pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu

72 57 energy. Blok A terdiri dari petak 1, petak 2, petak 3, petak 4, petak 8, petak 9, petak 10, petak 11, petak 12, petak 13, petak 14, petak 15, petak 16, petak 17, petak 18, petak 19, petak 20, petak 21, petak 22, petak 27, petak 28, petak 29, petak 34, petak 35, petak 36, petak 41, petak 42, petak 43, petak 49, petak 74 dan petak 75. b. Blok B Areal dalam Blok B diperuntukkan bagi kegiatan penelitian RPI Pemuliaan tanaman hutan.pada saat ini Blok B sudah terdapat lokasi penelitian pemuliaan sengon milik B2PBPTH 2 Jogjakarta yang berada di petak 126, petak 127, petak 128,petak 129, petak 130, petak 131. Lahan yang dapat digunakan untuk plot pemuliaan tanaman hutan meliputi petak 50, petak 51, petak 52, petak 53, petak 54, petak 55, petak 56, petak 57, petak 58, petak 59, petak 60, petak 61, petak 62, petak 117, petak 118, petak 119, petak 120, petak 121, petak 122, petak 123, petak 124, petak 125 dan petak 132. c. Blok C Areal pada Blok C akan dialokasikan untuk plot penelitian RPI Pengelolaan HHBK FEM (Food, Energy dan Medicine). Lahan yang diperuntukkan bagi plot penelitian HHBK FEM meliputi petak 63, petak 64, petak 65, petak 66, petak 67, petak 68, petak 69, petak 70, petak 71, petak 72, petak 73, petak 105, petak 106, petak 107, petak 108, petak 109, petak 110, petak 111, petak 112, petak 113, petak 114, petak 115 dan petak 116. d. Blok D Areal pada Blok D akan dialokasikan untuk plot penelitian RPI Pengelolaan HHBK Non FEM (Food, Energy dan Medicine). Lahan yang diperuntukkan bagi plot penelitian HHBK Non FEM meliputi petak 163, petak 164, petak 165, petak 166, petak 167, petak 168, petak 169, dan petak 170. Peruntukan Pengelolalaan KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan melalui Gambar 27 dibawah ini.

73 58 Gambar 27 Peta peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek Sarana dan prasarana di KHDTK Cikampek Kawasan KHDTK Cikampek memiliki sarana prasana yang mendukung kegiatan interpretasi. Berbagai fasilitas pendukung interpretasi yang sudah ada seperti jalan aspal, papan kawasan, papan nama pohon, gapura, rumah dinas, wisma tamu, stasiun klimatologi, persemaian, visitor centre, warung penjual

74 59 makanan, dan jalur interpretasi. Sarana prasarana yang terdapat di KHDTK Cikampek dapat terlihat pada Gambar 28 dibawah ini. Gambar 28 Peta sarana prasarana KHDTK Cikampek. 1. Jalan Aspal Jalan menuju KHDTK Cikampek dapat ditempuh dengan jalan darat. Perjalanan dari arah Jakarta dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 1 sampai dengan 2 jam melalui jalan tol. Sedangkan dari arah Bogor juga dapat ditempuh dengan melewati jalan tol ± 2,5 jam dengan menggunakan mobil pribadi atau bis

75 60 umum. Dari pintu keluar tol Cikampek dilanjutkan dengan melalui jalan kabupaten sekitar 2,5 km dengan kondisi jalan beraspal. Namun perjalanan tersebut sedikit terkendala dengan kondisi jalan aspal di KHDTK Cikampek berlubang dan bergelombang sehingga berbahaya bagi pengguna jalan. Selain itu kurangnya penerangan pada malam hari disepanjang jalan di KHDTK Cikampek sehingga menambah rawan kecelakaan bagi para pengendara bermotor. Kondisi jalan tersebut dapat terlihat pada Gambar 29 dibawah ini. (a) (b) Gambar 29 (a) Jalan aspal kondisi rusak, (b) Jalan aspal kondisi baik. 2. Papan kawasan Papan kawasan KHDTK Cikampek berupa sebuah papan yang terbentuk dari seng dan berisi tulisan bahwa kawasan tersebut merupakan lahan milik KHDTK Cikampek. Papan nama kawasan memiliki lima bentuk yang kesemuanya menjelaskan bahwa kawasan tersebut milik KHDTK Cikampek. Papan ini diletakkan di tepi kawasan yakni dekat pemukiman warga, sekitar perhutani, ladang masyarakat dan sawah. Beberapa papan kawasan dalam kondisi sudah bengkok, berkarat, tulisannya kabur sehingga tidak jelas maksud dari tulisan tersebut. Kondisi papan kawasan dapat terlihat pada Gambar 30 diabwah ini. (a) (b)

76 61 (c) (d) Gambar 30 Papan nama KHDTK Cikampek. 3. Papan nama pohon Papan nama pohon di KHDTK Cikampek mempunyai fungsi untuk memberi nama jen pohon tersebut. Papan nama tersebut terbuat dari bahan seng yang dicat hijau dan di letakkan di batang pohon. Kondisi papan nama tersebut cukup memprihatinkan karena hanya beberapa pohon saja yang masih ada papan namanya sementara cukup banyak pohon yang tidak mempunyai papan nama. Berdasarkan hasil wawancara belum pernah di lakukan pemasangan nama pohon sejak jaman pengambil alihan dari perhutani. Beberapa papan nama yang tersisa kondisinya rusak dan bahkan tidak terbaca tulisannya. Pengelola KHDTK Cikampek seharusnya menganggarkan dana untuk pemberian papan nama pohon karena papan nama ini sangat penting terutama untuk pengunjung dan peneliti di kawasan tersebut. Gambar 31 Papan nama pohon. 4. Gapura KHDTK Cikampek memiliki pintu gerbang sebelum memasuki kawasan hutan, gerbang ini terdiri dari dua buah dengan warna dan bentuk yang sama. Gapura ini bertuliskan Selamat Jalan KHDTK Hutan Penelitian Cikampek. Gapura ini terbuat dari bahan semen bercampur pasir dan dicat hijau dan putih. Keberadaan gerbang ini sangat penting bagi pengunjung karena dapat memberikan informasi awal sekaligus sambutan selamat datang sebelum

77 62 memasuki KHDTK Cikampek. Gapura KHDTK Cikampet disajikan pada Gambar 32 dibawah ini. Gambar 32 Gapura KHDTK Cikampek. 5. Rumah Dinas Bangunan rumah dinas diperuntukkan bagi petugas lapangan/penanggung jawab KHDTK Cikampek terletak di petak 155, bangunan tersebut dibangun permanen dengan luasan 54 m². Kondisi bangunan rumah dinas terlihat pada Gambar 33 dibawah ini. Gambar 33 Rumah dinas KHDTK Cikampek. Rumah dinas juga difungsikan sebagai kantor, yaitu sebagai pusat informasi kegiatan penelitian. Rumah dinas ini terdiri dari 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan ruang tamu. Fasilitas yang terdapat didalam rumah dinas ini adalah tv, mesin cuci, kipas angin, perlengkapan lapang (motor untuk keperluan patroli kawasan, sepatu lapangan, jas hujan, peralatan komunikasi, tenda lapangan dan senter. 6. Guest House Guest House ini diperuntukkan bagi para tamu atau peneliti yang sedang mengadakan penelitian di KHDTK Cikampek. Wisma tamu ini terletak di petak 165 dengan luasan 4 m². Wisma tamu tersebut dilengkapi dengan 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi, sofa, TV, kipas angin, dapur, tangki air, papan nama guest

78 63 house, dan pintu gerbang. Kondisi bangunan guest house terlihat pada Gambar 34 dibawah ini. Gambar 34 Wisma tamu KHDTK Cikampek. 7. Visitor Centre Visitor Centre merupakan suatu bangunan yang diperuntukkan untuk pengunjung guna mendapatkan segala informasi terkait KHDTK Cikampek. Bangunan ini baru selesai dibangun dan diletakkan di pusat pengunjung, namun belum diisi dengan berbagai informasi dan keperluan yang seharusnya terdapat dalam visitor centre. Visitor Centre KHDTK Cikampek berupa sebuah bangunan dan dicat warna putih, namun sangat disayangkan kondisinya penuh dengan coretan dan sampah sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pengisian materi didalamnya supaya dapat dijalankan fungsi dan kegunaanya. Kondisi bangunan visitor centre terlihat pada Gambar 35. Gambar 35 Visitor centre. 8. Persemaian Persemaian KHDTK Cikampek terletak di depan rumah dinas, disini banyak terdapat berbagai macam bibit tanaman. Bibit tanaman ini akan ditanaman di kawasan hutan namun juga dijual kepada pengunjung atau peneliti yang menginginkan bibit tersebut. Bibit yang terdapat di persemaian ini antara lain akasia, sengon, jabon, ganitri, dan lainnya. Persemaian juga sering dikunjungi oleh anak sekolah dasar desa Cikampek untuk mempelajari berbagai

79 64 macam pohon yang tumbuh di hutan. Kondisi persemaian KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar 36 dibawah ini. Gambar 36 Persemaian. 9. Stasiun Klimatologi Stasiun Klimatologi KHDTK Cikampek baru selesai dibangun sehingga alatnya masih belum dapat difungsikan. Alat ini mempunyai fungsi untuk mengukur cuaca dan curah hujan di KHDTK Cikampek. Keberadaan alat ini sangat penting bagi KHDTK Cikampek mengingat status kawasan sebagai areal penelitian sehingga membutuhkan data terbaru mengenai curah hujan dan cuaca di KHDTK Cikampek. Rencana kedepan stasiun klimatologi tersebut akan dilengkapi dengan peralatan termohygrometer, ombrometer, alat pengukur kecepatan angin, penakar hujan otomatis dan pan evaporimeter. 10. Warung penjual makanan Warung penjual makanan di KHDTK Cikampek berjumlah 17 buah, keberadaan warung ini menambah ramainya pengunjung yang datang ke kawasan untuk sekedar menikmati kesejukan hutan dan menikmati hidangan kuliner yang ada. Keberadaan warung tersebut tidak dipungut biaya namun mereka wajib menjaga kebersihan dan keamanan kawasan dan siap untuk direlokasi jika suatu saat kawasan akan dipergunakan untuk kepentingan KHDTK. Warung penjual makanan di KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar 37 dibawah ini. Gambar 37 Warung penjual makanan.

80 Jalur interpretasi Jalur interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah, keseluruhan jalur tersebut belum dikembangkan menjadi jalur interpretasi namun memiliki potensi obyek yang cukup menarik. Kondisi keempat jalur tersebut dapat dijelaskan dibawah ini : a. Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul) Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul merupakan jalur yang menunjukkan cukup beranekaragam potensi KHDTK Cikampek. Potensi yang terdapat pada jalur ini didominasi oleh potensi fisik berupa lahan kosong dan bentang alam. Potensi fisik tersebut adalah goa, areal outbond, bekas sumur nyi pellet, areal penanaman pohon ganitri, dan areal berkumpul. b. Jalur 2 (Jalur Persemaian-Areal bermain) Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang mempunyai potensi utama berupa berbagai jenis pohon langka dan keanekaragaman satwa liaryang terdapat di KHDTK Cikampek. Potensi tersebut adalah tegakan hutan tanaman, persemaian, 20 jenis flora, 3 jenis reptil, 1 jenis mamalia dan 10 jenis burung. c. Jalur 3 (Jalur Goa Kembang) Jalur 3 mempunyai potensi utama berupa goa Kembang. Namun di disepanjang jalur menuju goa tersebut dapat dijumpai satwa liar, tegakan hutan tanaman, dan tumbuhan bawah. d.jalur 4 (Jalur Areal Kupu-Kupu) Jalur Areal Kupu-Kupu berupa jalan setapak tanah dengan diatasnya serasah dedaunan. Panjang jalur ini ± 700 meter dengan lebar jalur sebesar 1 meter. Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam dan aman untuk dilewati sehingga keselamatan pengunjung akan terjamin. Potensi utama jalur ini adalah areal penangkapan kupu. Berdasarkan observasi lapang pada areal tersebut ditemukan 13 jenis Kupu-Kupu.

81 Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek Rencana Satuan Interpretasi Lokasi interpretasi Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek didasarkan pada potensi obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek. a. Potensi Obyek Interpretasi Lokasi interpretasi berdasarkan obyek interpretasi yang ada di KHDTK Cikampek dibagi menjadi dua blok. Blok pertama memiliki potensi obyek interpretasi utama berupa lahan kosong dan bentang alam. Sedangkan obyek interpretasi blok kedua lebih banyak berupa potensi biologi (flora dan fauna). b. Peruntukan pengelolaan Keseluruhan blok yang terdapat di KHDTK Cikampek dapat dikembangkan menjadi obyek interpretasi karena tidak ada blok tertentu yang tidak diperbolehkan untuk kegiatan interpretasi. Analisis keberadaan potensi obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan maka diketahui bahwa lokasi interpretasi KHDTK Cikampek merupakan keseluruhan kawasan dengan membaginya menjadi dua blok (blok pertama dan blok kedua). Blok pertama lebih diarahkan kepada diarahkan pada pengembangan obyek interpretasi yang ada sedangkan blok kedua lebih perencanaan sarana prasarana karena pengunjung lebih banyak berpusat pada areal ini. Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 38.

82 67 Gambar 38 Peta lokasi interpretasi KHDTK Cikampek Fasilitas pendukung Interpretasi yang direncanakan Fasilitas interpretasi yang dibangun merupakan media penyampaian informasi dan pesan-pesan mengenai KHDTK Cikampek dan potensinya kepada pengunjung. Karenanya perlu dilakukan penambahan dan perbaikan fasilitas

83 68 yang mendukung interpretasi dengan disesuaikan pada metode penyampaian interpretasi yang telah direncanakan dan perkembangan aktifitas yang dilakukan di KHDTK Cikampek yang berbasis pendidikan dan penelitian. Fasilitas pendukung interpretasi yang dapat ditambahkan sesuai dengan keinginan pengunjung adalah papan petunjuk arah, shelter, peta obyek wisata, pal interpretasi, wisma cinta alam,dan papan nama pohon. Sedangkan fasilitas tambahan lainnya yang diinginkan oleh pengunjung yaitu toilet, toko cinderamata, lahan parkir dan tempat sampah. 1. Papan informasi dan pal-pal interpretasi Papan informasi dan pal-pal tersebut terdiri dari papan petunjuk arah, papan nama, papan interpretasi (informasi khusus untuk interpretasi dalam bentuk papan), dan pal-pal interpretasi (informsasi khusus untuk interpretasi dalam bentuk pal-pal). Kegunaan papan-papan tersebut untuk mengurangi jumlah papan petunjuk arah serta memudahkan pengunjung mengikuti suatu jalan setapak. Sementara di KHDTK Cikampek sudah terdapat papan petunjuk arah untuk menuju kawasan hutan namun untuk menuju jalur interpretasi belum ada sehingga perlu dibuat papan petunjuk arahnya. Papan petunjuk arah sangat penting terdapat di kawasan karena dapat menunjukkan letak dan arah dari objek interpretasi yang terdapat pada kawasan tersebut sehingga papan ini harus dibuat dengan menarik dan memenuhi informasi yang diperlukan pengunjung. Desain papan petunjuk arah pada Gambar 39 terbuat dari material kayu sehingga ramah lingkungan dan tidak menghabiskan banyak biaya serta cukup jelas untuk menunjukkan letak objek interpretasi di dalam kawasan. Papan petunjuk arah diletakkan di jalan menuju KHDTK Cikampek, jalur interpretasi, dan persimpangan jalan.

84 69 Gambar 39 Desain papan petunjuk arah. Papan kawasan KHDTK Cikampek sudah ada namun beberapa papan sudah rusak dan buram sehingga informasi yang akan disampaikan kepada pengunjung tidak sampai. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan papan kawasan dan penggantian beberapa papan yang tidak jelas menjadi papan kawasan yang lebih menarik dan lebih awet dibandingkan sebelumnya. Desain papan pada Gambar 40 terbuat dari bahan logam sehingga lebih tahan terhadap perubahan cuaca, lebih awet dan tahan lama. Pada papan kawasan tersebut diletakkan di batas pinggir kawasan. Gambar 40 Desain papan kawasan KHDTK Cikampek. Papan nama pohon di KHDTK Cikampek kondisinya sangat perlu perbaikan sehingga perlu diperbaharui kembali.keberadaanpapan nama pohon sangat penting karena mengingat fungsi kawasan sebagai areal penelitian dan hutan tanaman. Sedangkan papan interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek hanya berupa papan pembatas kawasan, papan larangan untuk berburu satwa liar dan flora, sedangkan belum terdapat papan obyek interpretasi yang terdapat di kawasan. Papan obyek interpretasi berisi gambar-gambar dan informasi singkat mengenai potensi tumbuhan maupun satwa liar dan potensi kawasan lainnya.

85 70 Papan ini dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan ramah lingkungan. Bahan yang dapat digunakan dalam membuat papan interpretasi ini antara lain kayu dan bambu. Papan obyek interpretasi diletakkan di depan obyek interpretasi, jalur interpretasi, dan visitor centre. Salah satu contoh bentuk papan interpretasi yang dapat dipasang untuk menunjukkan peta obyek interpretasi didalam kawasan disajikan pada Gambar 41. Gambar 41 Desain papan objek interpretasi. Pal-pal interpretasi berupa pal HM yang dipasang di sepanjang jalur interpretasi. Keberadaan pal-pal interpretasi ini untuk menandai titik-titik objek interpretasi yang terdapat disepanjang jalur tersebut. Pal interpretasi biasanya berupa pal batas yang diberi warna tertentu dan bertuliskan HM. Selain itu dapat berupa tumpukan batu atau bahan-bahan lain yang awet dan ramah lingkungan dan cukup jelas untuk digunakan sebagai simbol HM pada jalur tersebut. Contoh desain pal HM disajikan pada Gambar 42. Gambar 42 Desain pal HM.

86 71 2. Wisma cinta alam (pusat interpretasi pengunjung) KHDTK Cikampek telah memiliki sebuah bangunan visitor centre namun masih belum diberdayakan. Selain itu kondisinya cukup memperihatinkan dengan banyak coretan pada bagian dinding. Sehingga untuk perencanaanya perlu diisi dengan menyajikan materi mengenai berbagai kondisi dan segala sesuatu kegiatan interpretasi. Materi yang perlu disajikan dalam visitor center adalah peta kawasan KHDTK Cikampek, sejarah kawasan, buku mengenai potensi flora dan fauna, peta jalur interpretasi, panil foto-foto atau gambargambar kegiatan, dokumentasi kebudayaan masyarakat Cikampek, informasi bahaya yang terjadi jika tidak mematuhi peraturan selama berada di KHDTK Cikampek, peralatan audio visual (sound system, slide, proyektor, kamera, dan lainnya), brosur, leaflet atau buku panduan kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek, cinderamata dan makanan khas Cikampek. 3. Shelter KHDTK Cikampek belum memiliki shelter padahal berdasarkan wawancara banyak pengunjung yang menginginkan adanya shelter. Shelter berfungsi sebagai tempat berisitirahat dan bersantai bagi pengunjung. Shelter yang akan dibangun hendaknya berasal dari bahan yang ramah lingkungan, tahan terhadap berbagai cuaca dan tahan lama sehingga dapat menghemat biaya perbaikan. Shelter diletakkan di dekat visitor centre, areal outbond, areal berkumpul, didalam jalur interpretasi. Berikut salah satu contoh desain shelter disajikan pada Gambar 43. Gambar 43 Desain shelter.

87 72 Sarana prasarana yang akan direncakan di KHDTK Cikampek beserta penempatannya dapat disajikan pada Gambar 44. Penempatan sarana prasarana tersebut berdasarkan fungsi, letak obyek interpretasi dan kondisi lahan di KHDTK Cikampek. Gambar 44 Peta perencanaan sarana prasarana KHDTK Cikampek.

88 Jalur interpretasi KHDTK Cikampek Jalur interpretasi merupakan jalur yang sudah siap digunakan pengunjung, lengkap dengan obyek-obyek interpretasinya. Jalur interpretasi dapat direncanakan sesuai dengan obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek. Berdasarkan kedua hal tersebut maka dapat direncanakan dua jalur interpretasi yang dapat dikembangkan dan dinikmati oleh pengunjung kawasan. Kedua jalur tersebut adalah jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul dan jalur Persemaian-Areal bermain terlihat pada Gambar 45. Gambar 45 Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek. Pada peta tersebut terlihat bahwa pada blok pertama terdapat jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul dan obyek interpretasi. Obyek interpretasinya

89 74 menyebar dari bagian hutan tanaman sampai kepada areal penelitian RPI Pengelolaan hutan tanaman. Bahkan salah satu areal pengelolaan hutan tanaman tersebut menjadi potensi obyek interpretasi yang menarik. Obyek tersebut adalah areal penanaman ganitri, stasiun klimatologi, areal penanaman nyawai, goa Kembang, aneka pepohonan, fauna, areal kosong (tempat outbond), bekas sumur sinetron nyi pellet dan areal berkumpul. Jalur ini cocok untuk dikembangkan sebagai jalur interpretasi karena memenuhi persyaratan berdasarkan keberadaan obyek interpretasi didalamnya dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek. Pada peta tersebut juga terlihat bahwa pada blokkedua terdapat beberapa obyek interpretasi yang cukup menarik, sehingga dapat dibuat sebuah jalur interpretasi yang menggabungkan keseluruhan potensi ketiga blok tersebut. Potensi obyek interpretasinya antara lain persemaian, areal kosong, areal penangkapan kupu-kupu, 9 jenis pohon), 3 jenis reptil, 1 jenis mamalia dan 4 jenis burung. Keseluruhan potensi obyek interpretasi, jalur interpretasi dan sarana prasarana di KHDTK Cikampek dapat disusun sebuah rancangan perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek seperti pada Gambar 46 berikut ini: Gambar 46 Peta perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek.

90 Rencana kegiatan Rencana kegiatan interpretasi untuk KHDTK Cikampek dapat dilaksanakan namun untuk kegiatan khusus, dalam hal ini pendidikan dan penelitian. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan hanya merupakan wisata terbatas yang berbasis pendidikan dan penelitian. Kegiatan interpretasi yang dilakukan diharapkan akan membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan serta akan menambah pengetahuan, membantu pengelola dalam menjaga kawasan supaya tetap lestari. Tema dari kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek adalah Merasakan Pesona Kesejukan Hutan berpadu dengan Keunikan Budaya Cikampek. Tema ini diambil berdasarkan potensi sumberdaya fisik, biologi dan budaya Cikampek yang menarik untuk dikembangkan menjadi kegiatan interpretasi. Berdasarkan tema tersebut maka kegiatan yang direncanakan adalah: a. Melakukan kegiatan interpretasi berbagai jenis pohon KHDTK Cikampek Jenis pohon yang ditemukan di KHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili. Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan jenis pohon asli Indonesia dan eksotic. Pohon exotic berjumlah 27 jenis, beberapa diantaranya adalah Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis berasal dari Afrika, Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium verrucosum berasal dari Hawai, Sterculia foetida berasal dari Honduras, Piptadenia peregrine berasal dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari Thailand, Dalbergia fusca berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari Formosa. Keseluruhan potensi tersebut sangat menarik bagi pengunjung karena dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai berbagai jenis pohon di KHDTK Cikampek. b. Mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat yang berpotensi menjadi bahan pembuatan obat. KHDTK Cikampek memiliki beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Bahkan beberapa masyarakat sekitar masih memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai bahan dasar pembuatan obat tertentu. Kegiatan mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat beserta

91 76 manfaatnya akan menjadi salah satu kegiatan interpretasi yang bermanfaat bagi pengelola, pengunjung dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek. c. Merealisasikan rencana pembuatan penangkaran Kupu-Kupu. Keberadaan kupu-kupu di KHDTK Cikampek menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi pengelola. Kupu-Kupu dapat menjadi salah satu potensi kegiatan interpretasi, oleh karena itu pengelola ingin menjaga kelestariannya dengan cara membuat penangkaran kupu-kupu. Penangkaran Kupu-Kupu ini akan diletakkan di semak-semak dimana banyak terdapat kupu-kupu. Rencana kedepan pengelola akan berkerjasama dengan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan penangkaran kupu-kupu di lahan masyarkat. Namun pembuatan penangkaran kupu-kupu bukanlah langkah yang mudah, harus disesuaikan dengan lahan, jenis pakan dan konsep penangkaran yang akan dibuat sehingga pihak pengelola harus melakukan kegiatan penelitian mengenai hal tersebut. d. Melestarikan kembali kesenian budaya tradisional yang ada di sekitar KHDTK Cikampek. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki kesenian budaya tradisional yang menarik untuk dikembangkan menjadi salah satu potensi kegiatan interpretasi. Pengelola dapat bekerjasama dengan masyarakat untuk melestarikan kembali kesenian budaya tersebut. Keseluruhan para pelaku kesenian akan menampilkan pertunjukan kesenian tradisional bersama pengunjung. Sehingga pengunjung dapat belajar dan menikmati berbagai keunikan seni tradisional sunda dari masyarakat Cikampek. Kesenian tradisional yang cukup terkenal hingga sekarang adalah kesenian wayang golek, hajat bumi masyarakat Cikampek dan tari tradisional sunda. Bahkan salah satu sanggar tari dan dalang wayang golek Cikampek sudah terkenal sampai dunia internasional. Potensi ini sangat menarik jika dipadukan dengan potensi sumberdaya alam KHDTK Cikampek. e. Memperkenalkan jenis pohon penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu energi. Salah satu blok di KHDTK Cikampek diperuntukkan sebagai areal penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu energi, hal tersebut dapat

92 77 menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung terhadap berbagai macam jenis pohon yang dapat digunakan sebagai kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu energi. Salah satu contoh kayu pertukangan adalah kayu jati (Tectona grandis), kayu ini memiliki kualitas tinggi jika digunakan sebagai bahan bangunan. f. Memperkenalkan lokasi pemuliaan tanaman sengon (Paraserianthes falcataria). Di dalam KHDTK Cikampek terdapat beberapa petak yang digunakan sebagai lokasi pemuliaan tanaman.tanaman tersebut antara lain sengon (Paraserianthes falcataria). Lokasi pemuliaan sengon (Paraserianthes falcataria) terletak pada dalam blok B dengan luas 7,25 ha. Lokasi ini dapat menjadi salah satu obyek interpretasi yang menarik terutama bagi pelajar dan mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara membudidayakan dan merawat tanaman sengon di dalam hutan. g. Memperkenalkan potensi HHBK FEM dan Non FEM. Potensi HHBK FEM dan HHBK Non FEM terletak pada Blok C dan D, kedua blok tersebut diperuntukkan untuk mengembangkan tanaman yang dapat menghasilkan berbagai potensi seperti tanaman pangan (food), sumber energi (energy), dan obat-obatan (medicine). Salah satu contoh tanaman HHBK FEM adalah kemenyan (Styrax sp) yang dapat menghasilkan minyak dan aroma terapi. Selain itu salah satu contoh tanaman HHBK Non FEM adalah ada beberapa petak yang digunakan untuk penelitian rayap, pohon jati (Tectona grandis), Khaya anthoteca dan mahoni (Swietenia macrophylla). Keseluruhan potensi tersebut akan menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung akan manfaat KHDTK Cikampek. h. Memperkenalkan satwa liar KHDTK Cikampek. Potensi satwa liar di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terbukti dengan ditemukannya 4 jenis mamalia, 13 jenis kupu-kupu, 15 jenis burung dan 6 jenis reptil. Keseluruhan potensi tersebut dapat menjadi obyek menarik bagi para pecinta satwa liar sekaligus untuk memperkenalkan berbagai jenis satwa yang hidup didalam KHDTK Cikampek.

93 Rencana Penugasan KHDTK Cikampek harus membuat struktur organisasi khus interpretasi seperti Gambar 47 dibawah ini. Kepala Pusat Litbang peningkatan Produktivitas Hutan Bagian Tata Usaha Sub Bag. TU dan Kepegawaian Sub Bag. Keuangan dan Perlengkapan Bidang Program dan Evaluasi Penelitian Bidang Pengembangan Data dan Tindaklanjut Penelitian Sub Bidang Evaluasi Penelitian Sub Bidang Program dan Anggaran Penelitian Sub Bidang Data, Informasi dan Diseminasi Sub Bidang Tindak Lanjut Penelitian KEPALA KHDTK CIKAMPEK MITRA PENGELOLA (PEMDA, LSM, SEKOLAH) PENGELOLA INTERPRETASI (MASYARAKAT ) PERENCANA INTERPRETASI ( TIM AHLI DAN MAHASISWA) PEMANDU TIM VISITOR CENTRE Keterangan : : Koordinasi : Perintah/instruksi PELAKSANA INTERPRETASI Gambar 47 Struktur organisasi KHDTK Cikampek. TIM FOREST OUTBOND KEAMANAN DAN KEBERSIHAN TIM KESENIAN

94 79 Oleh karena itu langkah awal yang harus dilaksanakan adalah membentuk struktur organisasi khusus untuk mengelola dan mengurus kegiatan interpretasi. Struktur organisasi kegiatan interpretasi KHDTK Cikampek terdiri dari tiga bagian yakni pengelola interpretasi, perencana interpretasi dan pelaksana interpretasi. Pengelola kegiatan interpretasi berasal dari masyarakat sekitar desa Cikampek dan melakukan kerjasama dengan mitra pengelola. Mitra pengelola dapat Pemerintah Daerah Kawarang, Dinas Pendidikan Karawang, Dinas Kebudayaan dan Ekonomi kreatif Karawang. Kawasan industri Karawang. Kawasan industri sekitar Karawang perlu dilibatkan untuk menjadi mitra karena kawasan industry tersebut memerlukan kawasan hijau untuk menyerap polusi yang dihasilkan dari kegiatan pabrik tersebut. Perencana interpretasi harus dapat bekerjasama dengan pengelola, berbagai institusi akademik dan masyarakat dalam merumuskan kegiatan interpretasi yang sesuai di KHDTK Cikampek. Kondisi ekosistem KHDTK Cikampek terdiri dari beraneka pohon baik pohon domestik maupun hasil introdruksi, keanekaragaman satwa liar, kebudayaan masyarakat yang khas, maka perencana interpretasi sebaiknya merupakan tim yang terdiri dari ahli interpretasi, arsitektur lansekap, satwa liar, botani dan kebudayaan Cikampek dan nara sumber lainnya. Pelaksana interpretasi yang akan direncanakan di KHDTK Cikampek adalah masyarakat sekitar kawasan. Tugas dari pelaksana interpretasi adalah mengimplementasikan keseluruhan rencana yang telah disusun perencana interpretasi, pandai berinteraksi dengan pengunjung dan membantu pengunjung untuk memahami kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek. Bagian dari pelaksana interpretasi adalah pemandu, tim visitor centre, tim forest outbond, tim kesenian, tim keamanan dan tim kebersihan. Salah satu bagian dari pelaksana interpretasi adalah seorang pemandu, pemandu harus bersikap ramah dan menyenangkan dalam menerima pengunjung. Pemandu harus setia menemani dan memperkenalkan keseluruhan potensi objek interpretasi yang terdapat di dalam kawasan. Tugas tim visitor centre adalah memberikan pelayanan dan informasi yang diperlukan oleh pengunjung. Seorang tim visitor centre berada di dalam dan di

95 80 sekitar visitor centre. Tim visitor centre harus bersikap ramah dalam melayani dan menyampaikan berbagai informasi kepada pengunjung KHDTK Cikampek. Sedangkan tim forest outbond harus menguasai berbagai jenis bentuk permainan forest outbond, ceria, memiliki jiwa petualang dan selalu siap dalam menghadapi berbagai pengunjung yang datang ke kawasan. Tugas tim kesenian adalah memperkenalkan kesenian tradisional sunda kepada pengunjung. Tim kesenian harus paham mengenai berbagai kesenian sunda, mitos dan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat sekitar.sehingga tim kesenian harus terdiri dari para pelaku kesenian tradisional sunda Cikampek, tokoh adat, sanggar tari, dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek. Sedangkan tim keamanan dan kebersihan dapat berasal dari masyarakat sekitar Cikampek. Tim keamanan harus memiliki keberanian dan kesiapan dalam menjaga dan mengamankan kawasan. Sedangkan tim kebersihan harus memastikan kebersihan lingkungan KHDTK Cikampek Contoh Program Interpretasi Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Didalam program interpretasi terdapat personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu areal kelompok, perorangan atau individu (Sharpe 1982). Salah satucontoh program interpretasi yang dapat diimplementasikan pada jalur Stasiun Klimatologi-Areal Bermain. Program interpretasi akan dimulai dari stasiun klimatologi sampai berakhir di areal bermain. Waktu tempuh untuk mengikuti program ini adalah 3,5 jam perjalanan. a. Tema : Napak tilas pesona keunikan alam KHDTK Cikampek b. Sasaran : Pengunjung berusia tahun. c. Kapasitas program: Jumlah peserta dalam program ini dibatasi untuk 50 orang dengan komposisi masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Pembatasan kapasitas ini bertujuan agar pengunjung dapat dengan optimal memanfaaatkan objek yang

96 81 ada. Selain itu untuk menjaga kelestarian satwa liar, flora dan petak-petak penelitian yang ada. d. Materi program : Materi yang diberikan antara lain: Memperkenalkan kondisi ekosistem hutan melalui aneka permainan kepada pengunjung. Pengenalan pohon unik di KHDTK Cikampek Memperkenalkan salah satu kesenian tradisional sunda Memperkenalkan satwa liar yang terdapat di KHDTK Cikampek Memperkenalkan potensi fisik yang ada di KHDTK Cikampek e. Bentuk Kegiatan : 1. Tracking biodiversity Kegiatan Tracking biodiversity untuk melihat keunikan flora dan satwa liar yang ditemui di sepanjang jalur. Kegiatan tracking ini melalui Stasiun Klimatologi-Areal Outbond. Pengunjung akan dijelaskan oleh interpreter mengenai keseluruhan potensi tersebut. Beberapa flora menarik yang akan ditemui di sepanjang jalur ini adalah areal penanaman ganitri, berbagai jenis pohon (Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, pornis, Eucalyptus alba, Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S. tonkinensis, Delonix regia, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus, Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,dan Salacca zalacca) dan fauna (Cicak terbang (Draco sp), burungcinenen pisang (Orthotomus sutorius), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung layang-layang rumah (Delichon dasypus), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), babi hutan (Sus scrofa), musang (Paradoxurus hermaphrodites), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia chinensis),burung perkutut (Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera citrine), burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi (Collocalia linchii). 2. Forest outbond Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi ekosistem hutan lewat aneka permainan kepada pengunjung. Kegiatan ini dapat dilakukan di

97 82 areal outbond (bekas areal pertarungan Nyi Pelet ), semak-semak dan areal berkumpul pada bagian terakhir jalur. Beberapa konten permainan yang dapat diimplementasikan di KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut : a. Log line Permainan ini dilakukan di luar ruangan menggunakan sebuah balok kayu yang dibuat sedemikian rupa agar tidak bergerak. Panjang balok terebut 1,5-2 meter. Peserta yang akan bermain terdiri dari 6 10 orang, tergantung besar dan panjang balok. Kegiatan ini mempunyai durasi waktu 10 menit. Pada awal permainan, penjaga pos meminta seluruh anggota kelompok untuk naik ke atas balok dan peserta harus saling membantu agar tidak terjatuh dari balok ataupun menginjak tanah. Setelah semua naik diatas balok, petugas memberi instruksi dimana mereka harus berdiri berurutan. Misalkan saja, berdasarkan umur. Para peserta harus mengatur barisan diatas balok tanpa boleh turun ke tanah, dari angka yang paling kecil ke angka yang paling besar. Penjaga pos menentukan mana yang menjadi bagian depan. Jika berhasil, lanjutkan dengan instruksi berikutnya, hingga 3 instruksi dapat mereka selesaikan dengan baik. Beberapa peraturan yang wajib dipatuhi dalam permainan ini adalah sebagai berikut: 1. Jika terjatuh pada salah satu tugas maka dianggap gugur dan dilanjutkan dengan tugas kedua dan seterusnya. 2. Intruksi yang diberikan penjaga pos dapat beranekaragam, misal nomor rumah, tanggal lahir, dan lainnya. 3. Permainan ini dilakukan diluar ruangan (areal yang cukup luas) b. Boom waktu Dalam permainan ini setiap kelompok diberikan bola plastik, tambang plastik, tali rafia, kayu, dan bambu. Kayu atau bambu sudah terikat dengan tambang plastik dan satu buah bola plastik. Tugas dari masingmasing kelompok adalah membawa kayu dan bola menuju garis finish yang telah disediakan. Apabila bola jatuh maka konsekuensinya kelompok tersebut harus mengulang kembali di garis start. Menariknya, setiap kelompok harus membawa kayu tersebut dengan memegang

98 83 ujung tali rafia yang sudah diikatkan pada kayu dan bola.dalam perjalanan menuju start, strategi kelompok diperlukan untuk menjaga kestabilan kayu tersebut sehingga bola plastik tidak jatuh. Kegiatan ini mempunyai durasi waktu sebesar 10 menit. Tujuan dari games Boom waktu ini adalah sebagai berikut : 1. Membentuk sikap tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah. 2. Menumbuhkan sikap menghargai waktu atau disiplin diri dalam setiap menyelesaikan setiap pekerjaan 3. Membangun karakter kerja sama antar anggota. 4. Membangun sikap taat dan percaya kepada pemimpin., 3. Kemah konservasi Tujuan dari kegiatan kemah konservasi adalah supaya peserta dapat menggali kondisi lingkungan KHDTK Cikampek (flora, fauna dan lingkungan fisiknya). Peserta dapat merasakan suasana alam KHDTK Cikampek, mengungkap mitos/cerita rakyat, menumbuhkan rasa memelihara dan melestarikan hutan. Bentuk kegiatan kemah konservasi adalah memperkenalkan ekosistem perairan (sawah dan sungai Cicunut), mengenalkan suasana masyarakat sekitar hutan untuk mempelajari sosial budaya, mengajarkan cara mendirikan tenda dan memasak makanan di alam terbuka, membuat api unggun dan wisata malam (bagi yang tertarik untuk menikmati suasana malam hari didalam hutan dengan ditemani pemandu), memperkenalkan salah satu contoh gejala alam (goa Kembang). 4. Belajar kesenian sunda bersama masyarakat Masyarakat sekitar Cikampek masih memiliki kesenian daerah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kesenian daerah tersebut adalah wayang golek dan tarian tradisional. Selain itu para pelaku kesenian tersebut berasal dari daerah Cikampek sendiri. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bahwa masyarakat sekitar Cikampek masih peduli dan ingin melestarikan keberadaan kesenian tersebut. Dengan program belajar kesenian sunda bersama masyarakat maka para pengunjung yang tertarik terhadap kesenian dapat belajar bersama masyarakat bagaimana kisah menarik wayang golek, cara memainkannya, alat

99 84 tradisional yang digunakan atau bahkan mencoba menjadi dalang wayang golek dengan dibantu seorang dalang asli. Selain itu pengunjung juga dapat belajar seni tari bersama para penari tradisional dan mengenakan kostum tari sambil menari dan berfoto bersama. f. Fasilitas program Fasilitas program yang diperlukan dalam program interpretasi ini adalah sebagai berikut: 1. Alat dan bahan aneka permainan Alat dan bahan yang diperlukan dalam seluruh konten permainan adalah sebagai berikut bola plastik, tambang plastik, tali rafia, kayu, bambu, wayang golek, alat musik gamelan, balok kayu, kertas karton, gunting, lem, dan lainnya. 2. Leaflet Leaflet ditujukan untuk memberikan informasi lengkap kepada pengunjung mengenai kekayaan jenis yang ada deskripsi singkat, manfaat dan cara memanfaatkannya serta dalam leaflet dapat diisi peta jalur dan informasiinformasi lain yang dapat diketahui oleh pengunjung. 3. Interpreter Interpreter dimaksudkan untuk mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai deskripsi jenis-jenis tumbuhan maupun satwa liar, potensi wisata, budaya dan lain sebagainya. Intepreter berasal dari masyarakat lokal, Masyarakat lokal lebih mengenal dan mengetahui kondisi kawasan dan potensi yang terdapat di dalamnya karena masyarakat lokal sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan KHDTK Cikampek. 4. Cinderamata Cinderamata khas KHDTK Cikampek sangat menarik jika diberikan kepada pengunjung karena tidak dapat diperoleh dari tempat lain. Salah satu contoh cinderamata khas cikampek adalah gantungan kunci buah kayu balil, gantungan kunci buah mahoni daun besar, topi anyaman bambu khas cikampek, miniatur boneka pengusir burung dari bambu dan kerajinan lainnya mencirikan desa Cikampek.

100 85 G. Jadwal Kegiatan program interpretasi Program interpretasi yang telah disusun kemudian dibuat jadwal kegiatannya seperti pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 8 Jadwal kegiatan program interpretasi Waktu Kegiatan Keterangan Alat dan Bahan Mengumpulkan pengunjung di Visitor centre Interpreter melakukan ice breaking untuk pengenalan awal kondisi Intepreter dan pengeras suara Kegiatan Tracking Biodiversity kawasan Disepanjang jalur dijelaskan mengenai potensi flora, fauna dan potensi fisik. yang ditemui di sepanjang jalur Kegiatan Forest Outbond Permainan aneka permainan unik dipandu seorang tim forest outbond Tracking Biodiversity season Perjalanan menuju Areal berkumpul Peserta dijelaskan mengenai flora, fauna danbentang alam Peserta beristirahat dan interpreter mengajak bermain games sederhana Perjalanan kevisitor centre Peserta dipandu menuju Visitor centre untuk sarapan Perjalanan menuju desa Cikampek timur Peserta dipandu dengan interpreter Belajar kesenian tradisional Peserta belajar kesenian tradisional bersama masyarakat Perjalanan menuju Visitor centre Peserta dipandu menuju Visitor centre Penutup Intepreter menutup dan memberikan cinderamata Pengeras suara, alat tulis, buku catatan, buku potensi flora dan fauna KHDTK Cikampek Pengeras suara, dan peralatan outbond Pengeras suara, kamera Pengeras suara, makanan Pengeras suara Wayang golek, musik tradisional Pengeras suara Pengeras suara, cinderamata

101 86 H. Biaya program interpretasi Kegiatan Interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan biaya operasional seperti telihat pada Tabel 9 dibawah ini: Tabel 9 Rincian biaya program intepretasi No Kebutuhan Biaya 1. Jumlah pengunjung < 20 orang Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp ) Rp ,- Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp ,- Pembayaran Intepreter Rp ,- Kebersihan dan Keamanan Rp ,- Pembayaran tim Forest outbond dan pelaku kesenian Rp ,- tradisional Cinderamata (@Rp ) Rp ,- TOTAL Rp ,- Biaya yang dibayarkan/orang Rp ,- 2 Jumlah pengunjung 50 orang Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp ,- Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp ) Rp ,- Pembayaran Intepreter Rp ,- Makan siang dan snack (@Rp ) Rp ,- Kebersihan dan keamanan Rp ,- Pembayaran tim Forest Outbond dan Pelaku kesenian Rp ,- tradisional Cinderamata (@Rp ) Rp ,- TOTAL Rp ,- Biaya yang dibayarkan / orang Rp ,-

102 87 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Obyek interpretasi KHDTK Cikampek berupa potensi fisik, biologi dan dan potensi sosial budaya. Potensi fisiknya adalah sawah, goa Kembang, areal outbond, sungai Cicunut dan areal kosong. Sedangkan potensi biologinya berupa flora dan fauna. Selain itu potensi sosial budaya berupa kesenian, tarian, upacara tradisional dan cara bertani padi masyarakat cikampek 2. Jalur di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah yaitu jalur Stasiun Klimatologi- Areal berkumpul, jalur Persemaian-Areal bermain, jalur goa Kembang dan jalur areal Kupu-Kupu. 3. Pengunjung KHDTK Cikampek sebagian besar adalah laki-laki (73%) dan berasal dari dalam kota karawang (92%). Pengunjung berusia tahun (35%) dengan tingkat pendidikan SMA (53%). Sebagian besar pengunjung berstatus sebagai karyawan swasta (38%). 4. Arah pengembangan pengelola adalah mengkaji bentuk wisata yang cocok dengan status dan potensi yang ada dan akan menjalin kemitraan dengan masyarakat dan Pemda Karawang berkaitan dengan kegiatan interpretasi. 5. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki mata pencaharian masyarakat sebagai karyawan swasta (15%), buruh (35%), petani (15%) dan pedagang (35%). Masyarakat mendukung dan ingin berpartisipasi dalam kegiatan interpretasi. 6.2 Saran 1. Kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek perlu dievaluasi secara teratur oleh Badan Litbang Kehutanan, agar kegiatan interpretasi dapat berkembang dan tidak mengabaikan fungsi pokok kawasan. 2. Keseluruhan potensi obyek interpretasi hendaknya dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi pengunjung, masyarakat, pengelola interpretasi KHDTK Cikampek.

103 88 DAFTAR PUSTAKA Berkmuller K Guidelines and Techniquest for Enviromental Interpretation USA. The University of Michigan. Clark LR, PW Geigera, RD Hugles and Morris The Ecology of Insect Population in Theory and Practice. The English Language Book Society and Campman and Hall. Cambera. Damayanti VD Study on Making Integrated IntepretationNetwork for a Colonial City, Case Study: Oud Batavia, Old City of Jakarta[tesis]. Seoul: Seoul National University. Darmawan MP Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe Habitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. [Ditjen PHPA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Pedoman Interpretasi Taman Nasional. Bogor. Domroese MC and EJ Sterling Intepreting Biodiversity a Manual for Environmental in the topics. American Museum of Natural History. USA. Esha F Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobatan. herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untukpengobatan.html. [25 November 2012]. Ferry H Planning For Interpretation and Visitor Experience. WestVirginia. Gulo W Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Gunn CA Tourism Planing. Third Edition, London: Taylor and Francis Ltd,.460 hlm. Heriyaningtyas E Perencanaan Interpretasi Kawasan Wisata Alam Lereng Pegunungan Muria Kabupaten Kudus Jawa Tengah [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas kehutanan,institut Pertanian Bogor. Hueneke H, Baker R Tourist behaviour, local values, and interpretation at Uluru: The sacred deed at Australia s mighty heart. GeoJournal 74:

104 89 Hughes M, Morrison-Saunders A Influence of on-site interpretation intensity on visitors to natural areas. Journal of Ecotourism 4 (3), JK Munro,Morrison-Saunders A, Hughes M Environmental Interpretation Evaluation in Natural Areas. Journal of Ecotourism 7 (1), Jura Consultans Heron Corn Mill Intepretation Plan. Campbell & Co in Consultation. Beetham Cumbria. McArthur S Intepretation Plan For The Conservation and Adaptive re-use Of the North Quarantie Station. Mawland Construction Pty Ltd for. Australia. Muntasib EKSH Interpretasi Lingkungan. Laboratorium Rekreasi Alam. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Nurbaeti B Perencanaan Interpretasi Trail dari Tanjung Lame- Karangranjang-Cibandawoh-Cikeusik Taman Nasional Ujung Kulon[skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. [Pusprohut] Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan Mengenal KHDTK (Hutan Penelitian) Cikampek. Bogor. Rafika Perencanaan Jalur Interpretasi Alam di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Saputro NA Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Setiawan N Teknik Sampling.Universitas Padjajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Setyosari P Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Singarimbun, Masri, Sofyan E Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sharpe GW Interpreting the Enviroment. University of Washington Seattle. Washington. Tajalli A Keanekaragaman Jenis Reptil di Kawasan Reptil Di Kawasan Lindung sungai Lesan, Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor: Departemen

105 90 Konservasi Sumberdaya Hutan dan ekowisata. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tilden F Interpreting Our Heritage. The University Of North CorolinaPress. New York. Veverka JA Intepretative Master Planning. Publised and distributed by Acorn Naturalist. Tustin, California. Wardiyanta Metode Penelitian Pariwisata. Andi.Yogyakarta. Zuhud EAM, Ekarelawan, S Risman Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia. Departemen Konservasi sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor.

106 91 Lampiran 1 Kuesioner Untuk Pengunjung KHDTK Cikampek KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG Peneliti : Meyla Dona Paramita /E Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB Selamat Pagi/Siang/Sore Sebelumnya saya memohon maaf apabila mengganggu aktivitas rekreasi Bapak/Ibu/Saudara/i, saya mengharapkan kesediannya untuk menigisi kuesioner ini. Tujuan penyebaran kuisioner ini adalah untuk mengumpulkan data dari pengunjung yang akan digunakan untuk menyusun perencanaan interpretasi di KHDTK Cikampek. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian Bogor. Oleh karena itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi kuesioner ini dengan jujur dan benar.demikian, kami ucapkan terimakasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i. NB: Semua jawaban, pendapat, dan saran Bapak/Ibu/Saudara/i pada kuesioner ini akan dijaga kerahasiannya. Identitas Responden No. Responden : Hari/Tanggal : Nama : Jenis kelamin : Asal : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Umur :

107 92 Petunjuk : Silangkan (x) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda, boleh lebih dari satu 1. KHDTK Cikampek ini anda ketahui dari: a. Teman c. Media massa (TV, Radio, b. Keluarga Brosur/leaflet, Booklet) d. Lainnya (sebutkan)... 2.Bersama siapa anda mengunjungi KHDTK Cikampek: a. Sendiri c. Keluarga b. Teman d. Lainnya (sebutkan) Apa tujuan anda mengunjungi KHDTK Cikampek: a. Menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek b. Melakukan penelitian c. Melihat tumbuhan dan satwa d. Lainnya (sebutkan) Berapa kali Anda pernah mengunjungi KHDTK Cikampek: a. Pertama kali c. Ketiga kali b. Kedua kali d. Lebih dari tiga kali 5. Kapan biasanya Anda mengunjungi KHDTK Cikampek: a. Sabtu dan minggu b. Liburan panjang c. Selepas sekolah/kerja d. Lainnya (sebutkan) Apa yang mendorong Anda untuk mengunjungi KHDTK Cikampek: a. Mudah dijangkau b. Diajak teman c. Tertarik karena mendengar cerita teman d. Lainnya (sebutkan) Menurut Anda, apa yang menarik/disukai dari KHDTK Cikampek: a. Suasana, kesejukan, dan pemandangan b. Tumbuhan dan satwa c. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain d. Lainnya (sebutkan)...

108 93 8. Berapa lama kunjungan Anda di KHDTK Cikampek: a. Kurang dari 2 jam c jam b. 2-5 jam d. Lebih dari 10 jam 9.Aktivitas apa saja yang biasa Anda lakukan di kawasan ini: a. Piknik d. Olahraga b. Bermain e. Foto-foto c. Menikmati pemandangan 10. Ketika berkunjung ke kawasan ini, Anda menggunakan kendaraan apa: a. Motor c. Angkutan umum b. Mobil d. Lainnya (sebutkan) 11.Menurut Anda jenis wisata apa yang cocok dikembangkan di kawasan ini: a. Piknik e. Berkemah b. Bermain f. Photo hunting c. Menikmati pemandangan g. Outbound d. Olahraga h. Lainnya (sebutkan) Bagaimana pendapat Anda mengenai kawasan ini: a. Udaranya sejuk b. Tempatnya bersih c. Banyak tempat untuk beristirahat dan menikmati pemandangan d. Banyak tumbuhan dan hewan yang menarik e. Banyak warung penjual makanan f. Lainnya (sebutkan) 13. Menurut Anda, bagaimana kondisi jalan menuju kawasan ini: a. Baik c. Biasa saja b. Buruk 14. Dalam berkunjung ke KHDTK Cikampek, objek apa yang anda sukai? a. Satwaliar b. Tumbuhan c. Mitos/legenda d. Lainnya (sebutkan) Bersediakah Anda untuk dikenai biaya/tiket masuk kawasan ini:

109 94 a. Bersedia, kira-kira sebesar.. b. Tidak bersedia 16. Fasilitas apa yang Anda butuhkan dan harapkan ada di KHDTK Cikampek: a. Papan arah, dimana letaknya b. Papan nama, dimana letaknya c. Papan cerita obyek, dimana letaknya d. Papan vandalisme, dimana letaknya e. Shelter, dimana letaknya f. Kamar mandi, dimana letaknya g. Tempat sampah, dimana letaknya h. Peta obyek wisata, dimana letaknya j. Pusat cinderamata, dimana letaknya k. Pusat informasi, dimana letaknya l. Lainnya (sebutkan) Apakah Anda berminat untuk kembali datang ke kawasan ini: a. Ya (alasan) b. Tidak (alasan) Petunjuk: Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat Anda 1. Tumbuhan dan binatang apa yang pernah Anda temui/lihat di kawasan ini? 2. Apakah harapan dan saran Anda terhadap pengembangan dan pengelolaan KHDTK Cikampek?

110 95 Lampiran 2 Panduan Wawancara Masyarakat di Sekitar KHDTK Cikampek I.Karakteristik Masyarakat No. Responden :... Nama :... Umur :... Jenis Kelamin :... Asal kota/negara :... Pendidikan Terakhir :... Pekerjaan :... II. Pertanyaan 1. Pengetahuan masyarakat Kawasan KHDTK Cikampek? 2. Pengetahuan masyarakat mengenai objek-objek yang dapat dikembangkan untuk kegiatan interpretasi (flora, fauna, situs sejarah, situs kebudayaan dan fenomena alam yang menarik) dan posisinya? 3. Mitos, legenda, upacara adat dan cerita rakyat yang terdapat di KHDTK Cikampek. 4. Partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan KHDTK Cikampek 5. Sumberdaya yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan cara memanfaatkannya? 6. Berapa jumlah kelompok organisasi dalam masyarakat? Sebutkan? 9. Kegiatan apa yang sering dilakukan oleh kelompok organisasi tersebut? 10. Adakah upaya pemberdayaan masyarakat oleh phak KHDTK Cikampek (penyuluhan atau pelatihan)? 11. Harapan masyarakat terhadap KHDTK Cikampek?

111 96 Lampiran 3 Panduan Wawancara Pengelola KHDTK Cikampek 1. Bagaimana struktur organisai pengelola KHDTK Cikampek? 2. Berapa jumlah pegawai di Balitbang kehutanan dan KHDTK Cikampek? bagaimana alokasi pegawai tersebut? 4. Obyek mana saja yang biasanya didatangi oleh pengunjung? Bagaimana kondisi objek tersebut? 5. Adakah data Potensi KHDTK Cikampek (potensi fisik, biologi dan sosekbud KHDTK Cikampek)? 6. Bagaimana pengelolaan kawasan wisata di KHDTK Cikampek yang telah/sedang/akan dilakukan? 7. Adakah data pengunjung 5 tahun terakhir? 8. Apakah ada rencana pengembangan program interpretasi di KHDTK Cikampek? 9. Apakah ada jalur yang berpotensi untuk dikembangkan dan dilalui oleh pengunjung dalam kegiatan interpretasi? 10. Adakah program pelayanan pengunjung (pemandu, program wisata, tiket. toilet) yang datang di KHDTK Cikampek? 11. Adakah program penyuluhan kepada masyarakat akan keberadaan KHDTK Cikampek? 12. Adakah kegiatan pemantapan kawasan KHDTK Cikampek? 13. Adakah mitra dalam pengelolaan KHDTK Cikampek?jelaskan? 14. Sebut dan jelaskan sarana prasarana yang ada di KHDTK Cikampek dan kondisinya? Adakah rencana untuk menambah sarana prasarana yang telah ada? 15. Adakah program peningkatan skill staff pegawai KHDTK Cikampek? 16. Masalah apa saja yang sering dihadapi KHDTK cikampek? 17. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan KHDTK Cikampek? 18. Harapan pengelola terhadap KHDTK Cikampek kedepannya?

112 97 Lampiran 4 Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek NO Jenis Tanaman (Nama lokal) Famili /Suku Asal Tahun Tanam A. Dipterocarpaceae 1 Hopea odorata Roxb. (Merawan) 2 Shorea robusta Gaertn (Meranti) 3 Shorea selanica BI (Meranti) B. Non- Dipterocarpaceae 1 Acacia auriculiformis A.Cunn. (Akasia) 2 Acacia catechu Willd. (Katecuk) 3 Acacia confusa Merr (Akasia) 4 Acacia mangium Wild (Mangium) 5 Acacia oraria F.v.M (Akasia) 6 Alstonia congensis Engl. (Pulai kongo) 7 Anthocephalus cadamba Miq. (Jabon) 8 Aponamixis grandifolia Walp (Kongkih merah) 9 Azadirachta indica A.Juss. (Mimba) 10 Calophyllum inophyllum L. (Nyamplung) 11 Calophyllum solatri Burn (Mengkakal) 12 Canarium schwaifurhii Engl. (Kenari) 13 Casuarina equisetifolia J.R (Cemara) 14 Cecropia peltata L. (Saga) 15 Cedrella mexicana M. Roem (Handarusa) 16 Ceiba sp (Kapuk) Dipterocarpaceae Myanmar 1938,1954, 1970, 1977 Dipterocarpaceae Kalimantan 1958 Dipterocarpaceae - - Mimosaceae Papua 1966, 1967, 1973 Mimosaceae India 1957 Mimosaceae Formosa 1963 Mimosaceae Maluku 1939 Mimosaceae - - Apocinaceae Afrika 1939 Rubiaceae Maluku 1958 Meliaceae - - Meliaceae Jawa 1953 Status Perlindungan Vulnerable Guttiferae Sulawesi 1966, 1979 Lower Risk/least concern Guttiferae Sulawesi 1954 Burseraceae Afrika 1937 Casuarinaceae Sumatera 1953 Moraceae Amerika 1972 Meliaceae Amerika 1939 Bombacaceae Jawa Chaklaphora excelsa *) Chukrasia tabularis A. Juss *) 19 Coumarona odorata Aubl*) Meliaceae India 1939 Papilionaceae Afrika 1939, 1963

113 98 Lanjutan Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek NO Jenis Tanaman (Nama lokal) 20 Dalbergia fusca Piere (Sonokeling) 21 Delonix regia Rafin (Flamboyan) 22 Diospyros celebica Bakh (Kayu hitam) 23 Enterolobium cyclocarpum Griseb (Sengon buto) 24 Eucalyptus alba Reinw. (Ampupu) 25 Eucalyptus plathyphylla F.Muell (Hoe) 26 Eucalyptus urophylla (Ampupu) 27 Giganthocloa apus Kruz (Bambu apus) 28 Gluta renghas L Rengas 29 Gmelina arborea Roxb.*) (Jati putih) 30 Hymenaea courbarilll L. (Lokus) 31 Instia bijuga O.K (Merbau) 32 Khaya anthotheca C.Dc (Kahaya) 33 Khaya grandifolia C.DC (Kahaya) 34 Khaya ivorensis C.Chevalis *) (Kahaya) 35 Khaya senegalensis A.Juss. *) (Kahaya) 36 Lagerstroemia loudoni Pierre (Bungur) Famili /Suku Asal Tahun Tanam Papilionaceae Vietnam 1941 Caesalpiniaceae - - Ebenaceae Sulawesi 1940, 1950, 1977 Leguminosae Amerika 1949, 1973 Myrtaceae Timor 1971 Myrtaceae Timor 1984 Myrtaceae - - Graminaceae Jawa 1963 Anacardiaceae Jawa 1969 Verbenaceae - - Caesalpiniaceae Amerika 1939, 1957, 1963, 1966, 1970, 1973, 1976, 1981, 1982, 1982 Caesalpiniaceae - Meliaceae Afrika 1949, 1954, 1959, 1973, 1974, 1975, 1976, 1977 Meliaceae Afrika 1949 Meliaceae Amerika 1956 Meliaceae Afrika 1955 Lythraceae Thailand 1975 Status Perlindungan Vulnerable

114 99 Lanjutan Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek NO Jenis Tanaman (Nama lokal) 39 Paraserienthes falcataria Nielsen (Sengon) 40 Parinarium corymbosum Miq (Kayu batu) 41 Pericopsis mooniana Thw. (Kayu kuku) 42 Pinus khasya Rowlee *) (Pinus) 43 Pinus merkusii Jungh et de Vriese (Tusam) 44 Piptadenia peregrina Benth 45 Pterocarpusindicus (Angsana) 46 Pterygota alata R.Br. (Kasah) 47 Ricinodendron africanum Arg 48 Santalum album L (Cendana) 49 Spathodea campanulata Beauv. (Angsret) 50 Sterculia foetida L (Kepuh) 51 Switenia macrophylla (Mahoni daun besar) 52 Tectona grandis L.f (Jati) 53 Terminalia arjuna Warb (Ketapang) 54 Terminalia caembachii Warb. (Ketapang) 55 Terminalia kaernbacii (Ketapang) 56 Trachylobium verrucosum Oliv 57 Vitex coffasus Reinw. (Bieti) 58 Zizyphus talanoi Merr (Tombulilato) 59 Ficus variagata (Nyawai) Famili /Suku Asal Tahun Tanam Mimosaceae Jawa 2008 Rutaceae Jawa 1938 Papilionaceae India 1956 Pinaceae Siam 1940 Pinaceae Sumatera 1939 Leguminoceae Brazilia 1949 Papilionaceae Jawa 1938, 1964, 1966 Moraceae India 1953, 1972 Euphorbiaceae Afrika 1960, 1963, 1966, 1967, 1972 Santalaceae 1983 Bignuniaceae Afrika 1972, 1973 Sterculiaceae Jawa 1953 Meliaceae Honduras 1958, 1959, 1999 Verbenaceae Jawa, 1941, Malabar, 1958, Myanmar 1972, 1999 Combretaceae India 1955 Combretacea PNG 1955 Combretaceae PNG 1954 Leguminoceae Hawai 1939, 1966 Verbenaceae Maluku 1938, 1939 Rhamnaceae Maluku 1963 Moraceae Jawa 2009 Status Perlindungan Vulnerable

115 100 Lampiran 5 Deskripsi jenis burung di KHDTK Cikampek 1. Nama Lokal : Cinenen Pisang Nama Latin : Orthotomus sutorius Famili : Silviidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (10cm)Dahi dan mahkota merah karat. Perut putih.ekor panjang dan sering ditegakkan.alis kekuningtuaan. Punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun.tubuh bagian bawah putih.sisi tubuh abu-abu.iris kuning tua pucat, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahjambuan, kaki merah jambu.tinggal di semak bawah dan bersembunyi dalam rerimbunan. Makanan: kumbang, tempayak, ulat, serangga kecil, telur serangga. Sarang jahitan kapas pada 1-2 helai daun, terlipat dengan jaring labalaba atau kepompong, dekat permukaan tanah.telur berwarna putih agak hijau, berbercak merah jambu, jumlah 2-3 butir. Status Perlindungan : Least Concern (IUCN) 2. Nama Lokal : Wallet linchi Nama Latin : Collocalia linchii Famili : Apodidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (9 cm). Warna hitam biru mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok.walet paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara. Makanan: serangga kecil. Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau tumbuhan, pada dekat mulut gua.telur berbentuk lonjong, berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun. Status Perlindungan : - 3. Nama Lokal : Cinenen jawa Nama Latin : Orthotomus sepium Famili : Silviidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (11cm). Warna abu-abu. Kepala merah karat. Jantan: Mahkota, kerongkongan, dan pipi merah karat. Bulu lain abu-abu kehijauan. Perut putih tersapu kuning. Betina: Kepala tidak semerah jantan. Dagu dan tenggorokan atas putih. Aktif di semak bawah dan pucuk pohon. Makanan: ulat, laba-laba, serangga kecil. Habitat di hutan

116 101 terbuka, tepi hutan, vegetasi sekunder, rumpun bambu. yang tersebar sampai ketinggian m dpl. Status Perlindungan : Least Concern 4. Nama Lokal : Pelanduk topi hitam Nama Latin : Pellorneum capistratum Famili : Timaliidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (17cm), mahkota kehitaman. Garis alis jelas, kuning kemerahan didepan dan putih di belakang. Tubuh bagian atas coklat kemrahan.tubuh bagian bawah kuning kemerahan. Tenggorokan keputih-putihan.iris coklat, paruh atas hitam, bawah keputihputihan, kaki coklat. Hidup sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil. Sering diatas atau dekat permukaan tanah. Bersifat penakut. Makanan: semut, ulat, kupu, belalang, cacing, tempayak, siput. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 5. Nama Lokal : Layang-layang rumah Nama Latin : Delichon dasypus Famili : Hirundinidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (13 cm), gemuk, berwarna hitam dan putih. Tungging putih dan ekor membelah ringan khas.tubuh bagian atas biru seperti baja, tunggir putih, dada putih keabu-abuan. Suara: gemerincing yang gembira. Umumnya terlihat sewaktu terbang melayang. Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali, tercatat sampai ketinggian 1500 m. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 6. Nama Lokal : Bondol jawa Nama Latin : Lonchura leucogastroides Famili : Estrildidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran agak kecil (11 cm) berwarna hitam, coklat, dan putih. Tubuh bagian atas coklat tanpa coretan.muka dan dada atas hitam. Sisi perut dan tubuh putih. Ekor bawah coklat tua.iris coklat, paruh atas gelap, paruh bawah biru, kaku keabu-abuan. Membentuk kelompok besar saat musim panen padi, tapi biasanya berpasangan atau dalam kelompok

117 102 kecil. Mencari makan di atas tanah atau memetik biji bulir rerumputan. Menghabiskan banyak waktu dengan bersuara gaduh dan menelisik di pepohon besar. Makanan: biji-bijian rumput, padi. Sarang berbentuk bola berongga longgar, dari potongan rumput dan bahan lain, pada pohon cukup tinggi Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 7. Nama Lokal : Kacamata biasa Nama Latin : Zosterops palpebrosus Famili : Zosteropidae Ciri Morfologi : Panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) berukuran sekitar cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau hijau kekuningan (hijau zaitun) sedangkan sisi bawahnya sedikit bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning terang.burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama di antara tajuk pepohonan. Meskipun burung kacamata pemakan serangga namun juga memakan nektar dan buah. Status Perlindungan :Least Concern(IUCN) 8. Nama Lokal :Cabai jawa Nama Latin :Dicaeum trochileum Famili : Dicaeidae Ciri Morfologi :Tubuh berukuran sangat kecil (8 cm).jantan: kepala, punggung, tunggir, dada merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan ujung ekor hitam. Perut putih keabu-abuan.ada bercak putih pada lengkung sayap. Betina: tunggir merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala dan mantel.tubuh bagian bawah putih buram. Makanan: buah benalu, biji, serangga kecil. Sarang berbentuk kantung menggantung, dari rumput dilapisi kapas rumput, pada ujung pohon tinggi. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 9. Nama Lokal : Anis merah Nama Latin : Zoothera citrina Famili : Turdidae Ciri Morfologi : Burung cacing berukuran sedang (21 cm), berkepala jingga. Jantan dan betina sulit dibedakan. Suara tanda bahaya yang

118 103 keras tirr-tirr-tirr dan siiiit yang bernada tinggi. Makanannya adalah serangga, laba-laba, cacing dan buah-buahan yang telah jatuh di tanah. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 10. Nama Lokal : Betet jawa Nama Latin : Psittacula alexandri Famili : Psittacidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (34 cm) dengan dada berwarna merah jambu khas. Dewasa: mahkota dan pipi abu-abu dengan kekakng hitam, tengkuk, punggung, sayap, dan ekor hijau. Burung muda: kepala coklat-kuning tua, kumis hitam terlihat kurang jelas, iris kuning, paruh merah, kaki abu-abu. Suara: seruan tajam berulang-ulang kekekek (terutama pada burung muda) dan teriakan parau seperti terompet. Kebiasaaan: hidup bersama-sama, terbang, beristirahat, dan bersarang dalam kelompok. Terbang bising dan mencolok atau terbang rendah dan cepat melalui tempat terbuka. Hinggap dengan kepakan sayap yang rebut, untuk makan atau beristirahat sambil berteriak-teriak. Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali. Status perlindungan : Least Concern(IUCN) 11. Nama Lokal : Cekakak sungai Nama Latin : Todirhamphus chloris Famili : Alcedinidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (24 cm), berwarna biru dan putih. Mahkota, sayap, punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang, ada setrip hitam melewati mata. Kekang putih, kerah, dan tubuh bagian bawah putih bersih.iris coklat, paruh atas abu tua, paruh bawah berwarna lebih pucat, kaki abu-abu. Suara: teriakan parau ciuw ciuw ciuw ciuw ciuw atau nada ganda :ges-ngek, ges-ngek, ges-ngek. Pada masa biak terdapat berbagai variasi suara. Kebiasaan: sering ditemukan di daerah terbuka, terutama di daerah pantai. Bertengger pada batu atau pohon. Berburu di sepanjang pantai atau di daerah terbuka dekat perairan, termasuk kebun, kota, dan perkebunan. Mangsa besar dibanting-bantingkan dulu pada tenggeran sebelum dimakan. Sangat rebut, suaranya yang keras dapat didengar sepanjang hari. Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali.

119 104 Status perlindungan : Nama Lokal : Perenjak jawa Nama Latin : Prinia familiaris Famili : Silviidae Ciri Morfologi : Tubuh berukuran agak besar (13 cm), berwarna zaitun. Ekor panjang, dengan garis sayap putih khas serta ujung hitamputih.tubuh bagian atas coklat-zaitun, tenggorokan dan dada tengah putih, sisi dada dan sisi tubuh abu-abu, perut dan tungging kuning pucat.iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah kekuningan, kaki merah jambu. Suara: keras bernada tinggi cwuit-cwuit-cwuit. Suara tanda bahaya: hii-hii-hii.penyebaran: Sumatera, Jawa, dan Bali. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 13. Nama lokal : Wiwik uncuing Nama latin : Cuculus sepulcralis Famili : Cuculidae Ciri morfologi : Tubuh berukuran kecil (23 cm), berwarna coklat keabu-abuan. Dewasa: kepala abu-abu, bagian punggung, sayap, dan ekor coklat keabu-abuan, tubuh bagian bawah merah karat mirip dengan wiwik abuabu tetapi lebih gelap. Anakan wiwik uncuing memiliki warna punggung coklat terang dengan tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya. Iris coklat, lingkaran mata kuning, paruh hitam dengan bintik jingga, kaki abu-abu. Suara siulannya sedih wiit atau pii-wiit, diulang kali, dengan nada yang makin merendah. Bunyinya semakin meninggi, lebih cepat, dan liar daripada kicauan yang mirip kicauan wiwik abu-abu. Burung ini menyukai habitat hutan, tepi hutan, tumbuhan sekunder, perkebunan, dan kebun-kebun di pedesaan. Penyebarannya di daerah Sumatera, Belitung, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara. Status perlindungan : Nama lokal : Perkutut Nama latin : Geopelia striata Famili : Columbidae

120 105 Ciri morfologi : Tubuh berukuran kecil (21 cm), berwarna coklat. Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher, dan bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar dari ekor kehitaman dengan ujung putih.iris dan paruh abu-abu, kaki merah jambu tua. Suaranya berirama merdu, halus, mengalir seperti siulan per-ku-tu-tut, seperti tergesa diulang-ulang sebanyak 6-8 kali. Kebiasaannya menyukai ladang dan hutan terbuka dekat desa. Berpasangan atau dalam kelompok kecil, makan di atas permukaan tanah, kadang-kadang berkumpul untuk minum di sumber air. Penyebaran: Sumatera, Bangka Belitung, Jawa, Bali, dan diintroduksi ke Kalimantan. Status perlindungan : Least Concern (IUCN) 15. Nama lokal : Tekukur biasa Nama latin : Streptopelia chinensis Famili : Columbidae Ciri morfologi : Tubuh berukuran sedang (30 cm), berwarna coklat kemerahjambuan. Ekor tampak panjang. Bulu ekor terluar memiliki tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap darpada bulu tubuh dan terdapat garis-garis hitam khas pada sisi-sisi leher (jelas terlihat), berbintik-bintik putih halus. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Suara: nada merdu yang diulang-ulang tekuk-kurr, dengan nada terakhir memanjang. Penyebaran: umum ditemukan di seluruh Sunda Besar, terutama di daerah terbuka dan perkampungan. Status perlindungan : -

121 106 Lampiran 6 Deskripsi jenis mamalia di KHDTK Cikampek 1. Nama lokal : Monyet ekor panjang Nama latin : Macaca fascicularis Famili : Cercopithecidae Ciri Morfologi :Tubuhnya bewarna coklat abu-abu sampai tengguli, bagian bawah selalu lebih pucat. Jambang pipi sering mencolok.sekelompok monyet dapat diketahui dari jeritannya, yang umumnya berbunyi krra!. Ekologi dan habitat: aktif secara teratur dari fajar sampai petang. Sering bepergian dalam kelompok beranggota ekor atau lebih dari 2-4 jantan dewasa, 6-11 betina dewasa dan selebihnya anakan. Biasanya hanya sebagian dari kelompok dapat dilihat pada suatu waktu. Jantan kadang soliter atau tergabung dalam kelompok kecil. Satu kelompok menempati suatu kawasan sampai beberapa puluh hektar dan setiap hari berjalan dari m. monyet ini umum ditemukan di hutan pesisir, hutan mangrove, hutan pantai, hutan di sepanjang sungai-sungai besar, kebun, perkampungan, dan perkebunan. Makanan utamanya adalah buah-buahan matang, serangga, ttlur kodok, kepiting, dan invertebrata pantai lainnya. Distribusi: Semenanjung Myanmar, Thailand, Malaysia, Indocina bagian selatan, Filipina, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau yang berdekatan. Status Perlindungan : Least Concern( IUCN) 2. Nama lokal : Bajing tanah bergaris tiga Nama latin : Lariscus insignis Famili : Sciuridae Ciri Morfologi : Tubuh bagian atas coklat dengan tiga garis hitam di sepanjang punggung, bagian bawah putih atau bungalan (berubah menjadi kuning tua pada kulit yang tua). Ekologi dan habitat: diurnal dan terrestrial. Makanan meliputi buah-buahan dan serangga.terdapat di hutan yang tinggi dan hutan sekunder. Distribusi: Semenjanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau di dekatnya. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 3. Nama lokal : Musang Nama latin : Paradoxurus hermaphroditus

122 107 Famili :Viverridae Ciri Morfologi :Tubuh bagian atas bervariasi dari hijau khaki atau kadang tengguli sampai coklat abu-abu tua, bagian bawah lebih pucat. Wajah, kaki, dan ekor kecoklatan tua atau hitam.biasanya ada tiga garis gelap yang tidak jelas dan terputus-putus di sepanjang garis punggung. Betina dewasa mempunyai tiga pasang kelenjar susu. Ekologi dan habitat: nokturnal. Tidur padasiang hari di pepohonan atau di gedung-gedung.arboreal dan terrestrial. Makanannya meliputi buah-buahan, dedaunan, artropoda, cacing tanah, dan moluska.terdapat di hutan yang tinggi, hutan sekunder, perkebunan, kebun, atau di dekat permukiman manusia. Distribusi: Sri Lanka, India, Asia Tenggara, Filipina, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau yang lebih kecil di Indonesia. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN) 4. Nama lokal : Babi hutan Nama latin : Sus scrofa Famili : Suidae Ciri Morfologi : Babi liar (Sus scrofa) adalah mamalia terestrial besar dengan tubuh bulat dan kaki pendek yang menunjukkan tingkat ditandai variasi dalam hal ukuran, mantel, warna, ekor bentuk. Babi memiliki gigi seri atas berkembang dengan baik dan gigi taring terletak ke atas dari mulut. Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)

123 108 Lampiran 7 Deskripsi jenis reptil di KHDTK Cikampek 1. Nama lokal : Cicak hutan Nama latin : Crytodactylus fumosus Famili : Gekkonidae Ciri morfologi : Cicak hutan banyak ditemukan di pekarangan, kebun-kebun, tegalan, rerumputan atau persawahan, sampai ke hutan belukar. Total panjangnya hingga sekitar 22 cm. Sisi atas tubuh berwarna coklat tembaga keemasan. Sisi lateral tubuh berwarna gelap kehitaman atau kecoklatan berbintik-bintik putih (pada yang betina atau hewan muda), atau keputihan dengan saputan warsna kuning terang hingga jingga kemerahan (pada kadal jantan). Sisi bawah tubuh berwana abu-abu keputihan. Status perlindungan : - 2. Nama lokal : Kadal kebun Nama latin : Eutrophis multifasciata Famili : Scincidae Ciri morfologi : Kadal mempunyai karakteristik diantaranya, tubuh memanjang, mempunyai dua pasang kaki yang kuat dan dapat digunakan untuk memanjat, mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Selain itu, Kadal merupakan reptil yang berjalan dengan melata.tubuh kadal tertutupi oleh kulit kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir.warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu sendiri. Status perlindungan : - 3. Nama lokal : Viper pohon Nama latin : Trimeresurus albolabris Famili : Viperidae Ciri morfologi : Viper pohon memiliki panjang ± 60 cm(jantan) dan 80 cm (betina) berekor kecil pendek, ±10-13 cm. Ular ini merupakan hewan noktural atau hewan yang aktif di malam hari sehingga pada siang sebagian besar waktunya di gunakan untuk istirahat. Viper pohon mempunyai

124 109 bisa yang berbahaya karena mengakibatkan rasa sakit dengan di sertai kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan Status perlindungan : - 4. Nama lokal : Ular lidah api Nama latin : Dendralapis pictus Famili : Colubridae Ciri morfologi : Ular ini berbentuk ramping dengan panjang mencapai 1,5 m, ekornya panjang.ular ini berwarna coklat zaitun seperti logam perunggu di bagian punggung. Kepala kecoklatan perunggu di sebelah atas, dan kuning terang di bibir dan dagu. Terdapat bintik-bintik hijau terang kebiruan di bagian leher hingga tubuh bagian muka. Sisik-sisik ventral putih kekuningan atau kehijauan Status perlindungan : - 5. Nama lokal : Cicak terbang Nama latin : Draco sp Famili : Agamidae Ciri morfologi : Cicak terbang memiliki habitat alam terbuka pohon hutan tropis dan tidak berani ke tanah sering.warna dasar coklat dengan pola gelap, cicak jantan memiliki pola kekuningan dan betina memiliki pola biru. sayap warna dari kuning ke oranye kemerahan ketika diperluas dengan warna kebiruan di bagian bawah. Status perlindungan : 6. Nama lokal : Bunglon Nama latin : Bronchocela jubata Famili : Agamidae Ciri morfologi : Bunglon berukuran sedang dengan ekor menjuntai. Panjang total hingga 550 mm. Bagian dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu.sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan. Ekor berwarna hijau belang-belang kebiruan, semakin ke belakang semakin kecoklatan dengan belang-belang putih pada bagian ujungnya. Status perlindungan :Least Concern

125 110 Lampiran 8 Jenis Tumbuhan Obat KHDTK Cikampek 1. Nama lokal : Babadotan Nama latin : Ageratum conyzoides Manfaat : Untuk menyembuhkan luka, bisul, rematik, pendarahan rahim, sakit tenggorokan, influenza, dan perut kembung. Foto : 2. Nama lokal : Balakacida Nama latin : Mikania Cordata Manfaat : Antibiotik, mengobati luka misalnya tersayat, dengan tumbuhan ini, luka akan cepat kering, Foto : 3. Nama lokal : Daun dewa Nama latin : Gynura segetum Manfaat : Membantu mengatasi kanker dan tumor, membantu mengatasi TBC dan radang tenggorokan, menurunkan kolesterol, dan mengatasi kista, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan), Infeksi kerongkongan Foto :

126 Nama lokal : Daun katuk Nama latin : Sauropus androgynus Manfaat : Melancarkan air susu ibu (ASI), Menyembuhkan bisul, demam, dan darah kotor, Membangkitkan vitalitas seks, Mencegah osteoporosis, Mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita influenza, Sumber vitamin A yang cukup baik., Memiliki kadar kalsium yang tinggi, Daun katuk kaya akan klorofil, untuk membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme. Foto : 5. Nama lokal : Harendong biasa biasa Nama latin : Melastoma malabathricum Manfaat : Sebagai obat diare (daun dan bunga dimasak kemudian airnya diseduh), gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan, wasir darah, pendarahan rahim, radang dinding pembuluh darah. Foto :

127 Nama lokal : Harendong biasa bulu Nama latin : Melastoma candidum Manfaat : Kencing manis (daun dan bunga dimasak kemudian airnya diseduh) Foto : 7. Nama lokal : Kahit hutan Nama latin : Manfaat : Sebagai obat masuk angin Foto : 8. Nama lokal : Karuk Nama latin : Piper sarmentosum Manfaat : Dalam pengobatan alternative herbal dapat membantu meluruhkan air seni, asma, sakit perut, Malaria, nyeri tulang

128 113 Foto : 9. Nama lokal : Pare Nama latin : Momordia charantia Manfaat : Batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah napsu makan, kencing manis, rematik, sariawan, bisul, abses, sakit liver, sembelit, cacingan. Foto : 10. Nama lokal : Putri malu Nama latin : Mimosa pudica Manfaat : Sebagai obat kuat (akarnya), insomnia, bronchitis, panas tinggi, herpes, reumatik, dan cacingan. Foto : 11. Nama lokal : Jamblang hutan Nama latin : Syzygium cumini

129 114 Manfaat : Buah jamblang hutanberkhasiat menghentikan batuk, peluruh kencing, peluruh kentut, memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Kulit kayu jamblang berkhasiat untuk peluruh haid. Hasil penelitian menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang mempunyai khasiat menurunkan kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan hasil bahwa buah jamblang potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang, jamblang dapat mencegah timbulnya katarak akibat diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko timbulnya atherosklerosis sampai 60 90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan peran radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis. Foto :

130 115 Tabel 9 Daftar jenis Kupu-Kupu di KHDTK Cikampek NO Nama Latin Famili Foto 1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae 2 Athyma perius perinus Nymphalidae 3 Catopsilia pomona Pieridae 4 Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae 5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae 6 Eurema hecabe sankapura Pieridae 7 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae

131 116 Lanjutan Tabel 9 Daftar jenis Kupu-Kupu di KHDTK Cikampek NO Nama Latin Famili Foto 9 Junonia atlites atlites Nymphalidae 10 Melanitis leda simessa Nymphalidae 11 Mycalesis horsfieldi horsfieldi Nymphalidae 12 Rohana parisatis javana Nymphalidae 13 Junonia hedonia ida Nymphalidae 13 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interpretasi 2.1.1 Definisi dan Tujuan Interpretasi Tilden (1957) menyatakan bahwa interpretasi merupakan kegiatan edukatif yang sasarannya mengungkapkan pertalian makna,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Luas KHDTK Cikampek adalah 51,10 ha. Secara administratif

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kab. Karawang, Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan

Lebih terperinci

PENILAIAN POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM SERTA ALTERNATIF PERENCANAANNYA DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI SIAM ROMANI

PENILAIAN POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM SERTA ALTERNATIF PERENCANAANNYA DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI SIAM ROMANI PENILAIAN POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM SERTA ALTERNATIF PERENCANAANNYA DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI SIAM ROMANI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2007, bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB). Taman Nasional Gunung Merbabu

Lebih terperinci

3 METODE Jalur Interpretasi

3 METODE Jalur Interpretasi 15 2.3.5 Jalur Interpretasi Cara terbaik dalam menentukan panjang jalur interpretasi adalah berdasarkan pada waktu berjalan kaki. Hal ini tergantung pada tanah lapang, jarak aktual dan orang yang berjalan

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan suatu kawasan hutan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. Untuk lebih jelas peneliti mencantumkan denah yang bisa peneliti dapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG (Studi Kasus Wilayah Seksi Bungan Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun di Provinsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii ABSTRAK Devvy Alvionita Fitriana. NIM 1305315133. Perencanaan Lansekap Ekowisata Pesisir di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Dibimbing oleh Lury Sevita Yusiana, S.P., M.Si. dan Ir. I

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek 68 Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG Peneliti : Mega Haditia/E34080046 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB Selamat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Administratif dan Geografis Secara geografis KHDTK Cikampek terletak di 06 0 25 00-06 0 25 48 LS dan 107 0 27 36-107 0 27 50 BT, kurang lebih 5 km sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA IDENTIFIKASI POTENSI OBYEK WISATA DAN ANALISIS KESIAPAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Oleh: Sekar Indah Putri Barus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penulisan...

Lebih terperinci

POTENSI EKOWISATA PADA KEGIATAN PEMULIAAN POHON DI PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR KPH MADIUN SKRIPSI

POTENSI EKOWISATA PADA KEGIATAN PEMULIAAN POHON DI PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR KPH MADIUN SKRIPSI POTENSI EKOWISATA PADA KEGIATAN PEMULIAAN POHON DI PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR KPH MADIUN SKRIPSI RIMSA LUSIANA MANALU BUDIDAYA HUTAN/051202033 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG OLEH MUSAWIR NASUTION/ MANAJEMEN HUTAN

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG OLEH MUSAWIR NASUTION/ MANAJEMEN HUTAN PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH MUSAWIR NASUTION/081201012 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB) merupakan salah satu dari taman nasional baru di Indonesia, dengan dasar penunjukkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 135/MENHUT-II/2004

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, yaitu Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA BERWAWASAN KONSERVASI DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG Rahma Hayati Jurusan Geografi FIS -UNNES Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Januari 2010 Februari 2010 di Harapan Rainforest, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR)

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR) STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR) ANI RAHMAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google)

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google) METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai perencanaan lanskap agrowisata berkelanjutan ini dilakukan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT.BA) (PERSERO) TBK - UNIT PRODUKSI OMBILIN (UPO) DAN TAMBANG BATUBARA TANPA IZIN (PETI) TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI OMBILIN SAWAHLUNTO

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PAKET WISATA ALAM BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SISWA SMP DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MIFTACHU FIRRIDJAL

PENYUSUNAN PAKET WISATA ALAM BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SISWA SMP DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MIFTACHU FIRRIDJAL PENYUSUNAN PAKET WISATA ALAM BERBASIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SISWA SMP DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MIFTACHU FIRRIDJAL DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

KAJIAN KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA KAJIAN KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : Irni Indah Sari Nst 051201010 Manajemen Hutan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Mei Agustus 2008. Tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN 1 PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi objek wisata yang tersebar di seluruh pulau yang ada. Salah satu objek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah kawasan konservasi hutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekowisata 2.1.1 Pengertian Ekowisata Ekowisata didefinisikan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) dalam Fennel (1999) sebagai suatu bentuk perjalanan wisata ke area

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO 1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia kaya dan beranekaragam sumberdaya alam. Satu diantara sumberdaya alam di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA. Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A

PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA. Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A34201037 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Keunikan Kawasan Gunung Merapi Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena adanya interaksi yang kuat antar berbagai komponen di dalamnya,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 11/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepulauan Wakatobi merupakan salah satu ekosistem pulau-pulau kecil di Indonesia, yang terdiri atas 48 pulau, 3 gosong, dan 5 atol. Terletak antara 5 o 12 Lintang Selatan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion Bioregion merupakan area geografis yang mempunyai karakteristik tanah, daerah aliran sungai (DAS), iklim, tanaman lokal serta hewan, yang unik dan memiliki nilai intrinsik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya (KSDHE), Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh :

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh : PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Oleh : HANNA MANURUNG 081201025/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN TAMAN MARGASATWA MEDAN SEBAGAI HUTAN KOTA DAN SARANA REKREASI SKRIPSI. Oleh : HIRAS ANDREW A LUMBANTORUAN /MANAJEMEN HUTAN

STUDI PENGEMBANGAN TAMAN MARGASATWA MEDAN SEBAGAI HUTAN KOTA DAN SARANA REKREASI SKRIPSI. Oleh : HIRAS ANDREW A LUMBANTORUAN /MANAJEMEN HUTAN STUDI PENGEMBANGAN TAMAN MARGASATWA MEDAN SEBAGAI HUTAN KOTA DAN SARANA REKREASI SKRIPSI Oleh : HIRAS ANDREW A LUMBANTORUAN 031201002/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan basah merupakan sumber daya alam hayati penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Salah satu tipe lahan basah adalah lahan gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi 21 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka 116, Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama empat bulan yaitu mulai bulan Februari-Mei 2012.

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh MENDUT NURNINGSIH E01400022 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK Assessment Of Tourist Attraction Zone Mananggar Waterfall Village Engkangin District Air

Lebih terperinci

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR Oleh : YAYAT RUHIYAT A34201018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YAYAT RUHIYAT. Studi

Lebih terperinci

ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H.

ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H. ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H. DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya alam hayati yang melimpah. Sumber daya alam hayati di Indonesia dan ekosistemnya mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1. Sejarah dan Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu telah dikunjungi wisatawan sejak 1713. Pengelolaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Heyne K. 1987a. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Heyne K. 1987a. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta DAFTAR PUSTAKA [BKSDA Jawa Tengah] Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah. 2005a. Inventarisasi Potensi Flora dan Fauna Taman Nasional Gunung Merbabu di Kabupaten Boyolali. Semarang : Balai Konservasi

Lebih terperinci

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI FAEZATUR RAHMAN PURBA 100302004 Skripsi Sebagai

Lebih terperinci

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID 090302034 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 STUDI POTENSI

Lebih terperinci

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO Oleh DIDIK YULIANTO A34202008 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTIT UT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 170 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah penulis lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Sorake,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E14101043 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN LUKMANUL HAKIM.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT. SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER KALIMANTAN TENGAH Oleh : SUTJIE DWI UTAMI E 14102057 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM INTERPRETASI LENSA AGROFORESTRY: PENDIDIKAN DAN EDUKASI WISATA AGROFORESTRY SENTUL ECO-EDU TOURISM FOREST

LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM INTERPRETASI LENSA AGROFORESTRY: PENDIDIKAN DAN EDUKASI WISATA AGROFORESTRY SENTUL ECO-EDU TOURISM FOREST LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM INTERPRETASI LENSA AGROFORESTRY: PENDIDIKAN DAN EDUKASI WISATA AGROFORESTRY SENTUL ECO-EDU TOURISM FOREST Oleh: Kelompok 5 Salvionita Br Tarigan (E34120020) Mita Anindisa (E34120026)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci