ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI DESEMBER 2011"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 Benedicta Dwi Ariyanti, Sandi Iljanto Progam Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat ABSTRACT Background The importance of a hospital have a good drug control that pharmaceuticals are not excessive or shortage. Excess inventory resulted in many embedded and high capital costs associated with inventory. Conversely, if the supply shortage will result in flow disrupted hospital services among others when making the stock less patients waiting longer Methhods This study used a survey design and collection of secondary data with qualitative descriptive study. The sample is an antibiotic drug used during the period of January to December 2011, which are listed on the Standard Drug List (DOS) hospital. Data obtained by distributing questionnaires to four doctors and conducted interviews to pharmacy supervisor and supervisor of planning. Data were analyzed with Microsoft Excel and grouped by kategori ABC analysis. Results ABC analysis found that the group of drug A drug comprised of 11 items with a percentage of 4.25% of the total drug. In group B comprised 96 items with a percentage of 37,07% of the total drug. The remaining 152 items with a percentage of 58 drugs, 68% of the total drug is group C. A group of 11 drugs index gained critical economical book (EOQ) which varies between 3 and 67 units for a single message. While the ROP for the drug group A critical indices obtained reorder point for antibiotics varies from 9 to 126 units. Conclusions ABC Analysis, EOQ ROP and hospital management that can help in planning the availability of drugs that provide drugs are in ready condition and no shortage or excess. Key word : ABC Analysis, EOQ, ROP, pharmacy

2 ABSTRAK Latar belakang Pentingnya sebuah rumah sakit memiliki suatu pengendalian obat yang baik, sehingga perbekalan farmasi tidak berlebihan atau kekurangan. Kelebihan persediaan mengakibatkan banyaknya modal yang tertanam dan tingginya biaya yang ditimbulkan oleh persediaan. Sebaliknya jika terjadi kekurangan persediaan akan mengakibatkan arus pelayanan rumah sakit terganggu antara lain bila stok kurang sehingga membuat pasien menunggu lebih lama Metode Penelitian ini menggunakan desain survei dan pengumpulan data sekunder dengan penelitian deskriptif kualitatif. Sampelnya adalah obat antibiotik yang digunakan selama periode Januari Desember 2011 yang terdaftar pada Daftar Standar Obat (DOS) rumah sakit. data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 4 orang dokter dan dilakukan wawancara kepada pengawas apotik dan pengawas perencanaan. Data dianalisis dengan Microsoft Excel dan dikelompokkan berdasarkan kategori analisis ABC. Hasil Analisis ABC didapat bahwa kelompok obat A terdiri dari 11 item obat dengan persentase sebesar 4,25 % dari total obat. Pada kelompok B terdiri 96 item obat dengan persentase 37, 07 % dari total obat. Sedangkan sisanya, 152 item obat dengan persentase 58, 68 % dari total obat merupakan kelompok C. 11 obat kelompok A indeks kritis didapat pemesanan ekonomis (EOQ) yang bervariasi antara 3 hingga 67 unit untuk sekali pesan. Sedangkan ROP untuk obat kelompok A indeks kritis didapat titik pesan kembali untuk obat antibiotik bervariasi dari 9 hingga 126 unit. Kesimpulan Analisis ABC, ROP dan EOQ dapat membantu menajemen rumah sakit dalam merencanakan ketersediaan obat sehingga obat yang sediakan berada dalam kondisi siap sedia dan tidak kekurangan maupun kelebihan. Kata kunci Analisis ABC, EOQ, ROP, instalasi farmasi PENGANTAR Kepmenkes RI no 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit menyebutkan pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan farmasi rumah sakit

3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Instalasi farmasi adalah salah satu revenue center utama mengingat lebih dari 90% pelayanan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari perbekalan farmasi (Junadi dalam Suciati, 2006). Pentingnya sebuah rumah sakit suatu pengendalian obat yang baik sehingga perbekalan farmasi tidak berlebihan atau kekurangan. Kelebihan persediaan mengakibatkan banyaknya modal yang tertanam dan tingginya biaya yang ditimbulkan oleh persediaan. Sebaliknya jika terjadi kekurangan persediaan akan mengakibatkan arus pelayanan rumah sakit terganggu antara lain bila stok kurang sehingga membuat pasien menunggu lebih lama (Agustina, 2011). Rumah Sakit X adalah salah satu rumah sakit yang memberikan layanan kesehatan diharapkan mampu melayani pasiennya dengan baik khususnya dalam memberikan perbekalannya kepada pasien. Dalam periode Januari Desember 2011, total pemakaian obat di Instalasi Farmasi RS X adalah sebesar Rp untuk obat antibiotik. Selama 2 minggu observasi ketika melakukan kegiatan prakesmas, peneliti menemukan terjadinya kekosongan persediaan obat di gudang farmasi RS X. Kekosongan ini membuat jumlah obat yang diberikan kepada pasien tidak sesuai dengan resep dan obat diganti dengan fungsi yang sama dengan obat di resep. Hal ini menimbulkan keluhan dari pasien karena harus menunggu terlalu lama obat yang diperlukan. Tujuannya adalah diketahuinya daftar obat yang harus disediakan oleh Instalasi Farmasi RS X sesuai dengan kebutuhan. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain survei dan pengumpulan data sekunder dengan penelitian deskriptif kualitatif yang menekankan pada pengelompokkan persedian obat dengan menggunakan analisis ABC yang bertujuan untuk mengetahui pengendalian persediaan obat serta perhitungan EOQ dan ROP. Kemudian dilakukan wawancara dengan pedoman wawancara untuk mengetahui pengendalian persediaan di Instalasi Farmasi RS X. Penelitian dilakukan pada Instalasi Farmasi RS X pada bulan November Informan penelitian dilakukan kepada 4 orang dokter yaitu dua orang dokter umum, satu orang dokter spesialis paru dan satu orang dokter serta pengawas apotik dan pewngawas perencanaan apotik.

4 Pengumpulan data dilakukan dengan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan menyebarkan kuesinoer dan wawancara kepada informan yang terkait. Sedangan data sekunder diperoleh dari Instalasi farmasi mengenai data pemakaian obat selama Dari data tersebut kemudian dikelompokkan dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah : 1. Menghitung nilai pakai Menghitung jumlah pemakaian obat selama periode Januari Desember Mengelompokkan total pemakaian obat kedalam kelompok ABC berdasarkan kriteria: - Kelompok A dengan pemakaian obat 70 % dari seluruh keseluruhan pemakaian obat. - Kelompok B dengan pemakaian obat 20 % dari seluruh keseluruhan pemakaian obat. - Kelompok C dengan pemakaian obat 10 % dari seluruh keseluruhan pemakaian obat. 2. Menghitung nilai investasi obat Menulis harga obat per satuan dan mengalikan harga obat per satuan dengan jumlah pemakaian dalam periode Januari Desember Setelah hasil didapat, selanjutnya diurutkan dari jumlah pemakaian dari yang terbesar hingga terkecil (dalam rupiah). Mengelompokkan total pemakaian obat kedalam kelompok ABC berdasarkan kriteria : - Kelompok A dengan nilai investasi obat 70 % dari seluruh keseluruhan pemakaian obat. - Kelompok B dengan nilai investasi obat 20 % dari seluruh keseluruhan pemakaian obat. - Kelompok C dengan nilai investasi obat 10 % dari seluruh keseluruhan pemakaian obat. 3. Menentukan nilai kritis obat Menyusun daftar obat Membagikan daftar obat kepada dokter untuk menentukan nilai kritis suatu obat dengan kriteria yang sudah ditentukan. Dokter yang memberikan nilai kekritisan

5 obat adalah dokter yang berpengaruh dalam memberikan resep dan pemakaian obat serta mewakili kespesialisasian. Mengelompokkan total pemakaian obat kedalam kelompok ABC berdasarkan kriteria : - Kelompok A dengan nilai indeks kritis Kelompok B dengan nilai indeks kritis Kelompok C dengan nilai indeks kritis Untuk perhitungan EOQ dan ROP data yang digunakan adalah permintaan obat pertahun, biaya penyimpanan (carrying cost), biaya pemesanan (order cost), masa tenggang (lead time). EOQ dihitung dengan mnggunakan rumus: EOQ = 2xSxD i x C Dimana : D = jumlah permintaan pertahun (demand) S = biaya pemesanan (carrying cost) per unit pertahun i = % biaya penyimpanan (ordering cost) per unit pertahun C = unit cost Sedangkan ROP dihitung dengan menggunakan rumus : ROP = D x LT + S Dimana : Keterangan : D = jumlah permintaan perhari LT = waktu pemesanan sampai barang diterima S = safety stock HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasi.l penelitian, didapat fokus yang menjadi dalam persediaan pengendalian (Atmaja) : 1. Obat apa yang harus disediakan

6 Menurut informan yang merencanakan pemakaian obat di RS X adalah dari tim komite medik ada dokter spesialis, dokter umum, kepala farmasi, wadir medis. mereka menyusun DOS (daftar obat standar / formularium). Namun ada juga dari unit-unit yang mengusulkan obat apa saja yang sering dipakai. Untuk itulah, rumah sakit membentuk komite farmasi dan terapi yang bertugas membuat formularium rumah sakit yang digunakan di rumah sakit tersebut oleh staf medis untuk mengobati pasiennya dan dipatuhi pengadaannya oleh bagian farmasi, yang secara berkala akan ditinjau dan direvisi (Seto, 2012) Kendala dalam menerapkan formularium adalah adanya revisi yang terjadi setiap tahun. Informan mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, formularium mengalami revisi setiap tahun. Hal ini mengakibatkan terjadinya miss antara perencanaan logistik, farmasi, distributor, serta keuangan yang menyebabkan terhambatnya pengiriman barang serta adanya obat yang tidak terpakai karena obat tersebut sudah tidak masuk kedalam formularium yang baru, sementara obat yang udah dibeli cukup banyak. Revisi formularium sebaiknya dilakukan lebih dari 2 tahun namun kurang dari 5 tahun. Hal ini terkait dengan kesiapan dari instalasi farmasi, keuangan, logistik farmasi serta distributor sendiri sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak terkait yang menyebabkan terhampatnya pemesanan obat yang berdampak pada pelayanan kepada pasien. Perencanaan dan pemesanan obat RS X dilakukan untuk keperluan 2 minggu setiap awal bulan dan tanggal 15. Untuk obat suntik, pemesanan dilakukan untuk keperluan 3 4 hari. Tidak ada perhitungan terperinci dalam pemesanan obat, hanya dilihat dari data pemakaian rata rata per hari. 2. Berapa banyak obat yang harus dipesan. Dalam menjaga ketersediaan obat, apotik RS X melakukan persediaan obat untuk 3 hari dengan melihat rata rata pemakaian per hari. Jika ternyata pemakaian dalam 1 hari melebihi dari perkiraan maka obat akan segera ditambah. Pemesanan obat kepada gudang dilakukan setiap 3 hari. Gudang obat melakukan permintaan pemesanan kepada bagian perencanaan dengan melihat jumlah permintaan dari apotik. Tidak ada perhitungan secara terperinci berapa obat yang harus dipesan. Menurut Peterson (Atmaja, 2011), pemesanan dalam jumlah yang banyak dengan frekuensi pemesanan lebih rendah akan meningkatkan biaya penyimpanan dan mengurangi biaya pemesanan. Sedangkan sebaliknya, pemesanan dengan jumlah sedikit

7 dengan frekuensi pemesanan tinggi akan mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan biaya pemesanan. Untuk itulah diperlukan perhitungan berapa dan kapan obat harus dipesan dan dilakukan perencanaan. Aspek aspek yang sangat berperan dalam membuat suatu perencanaan adalah (Imron, 2009) : Kebijakan Kebijakan ini dibuat oleh Direktur untuk menjadi dasar dan pedoman dalam melakukan kegiatan para karyawan sehingga dalam melakukan perencanaan diperlukan pertimbangan agar tidak bertentangan dengan kebijakan yang berlaku. Prosedur Prosedur merupakan kegiatan yang tersusun secara hirarki. Perencanaan harus dilakukan dengan memperhitungkan prosedur kerjanya. Anggaraan Dalam melakukan perencanaan diperlukan suatu alokasi anggaran atau biaya yang disediakan agar pemgeluaran selaras dengan perencanaan untuk mencapai hasil yang diharapkan dan dicatat dalam bentuk angka dan jumlah. Program Program lahir dari adanya campuran antara sebuah kebijakan dan prosedur yang didukung oleh anggaran sserta dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. 3. Kapan harus dilakukan pemesanan Stock opname merupakan cara apotik RS X dalam melihat selisih antara fisik dengan catatan yang dimiliki oleh Instalasi Farmasi. Selain itu, stock opname juga berguna untuk melihat tanggal kadaluarsa serta apakah terjadi perubahan fisik obat yang berada di apotik. Pengecekan sendiri tidak dilakukan dengan kartu stok. Hanya dengan melihat apakah obat yang tersedia cukup untuk 3 hati yang akan datang. Selain itu buffer stock dilakukan dengan melihat pemakaian dan tidak ada perhitungan khusus. Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh West (Atmaja, 2011), bahwa pemeriksaan stok fisik obat sangat penting untuk membandingkan stok yang ada dicatatan dengan stok yang ada dalam kenyataan. Walaupun stock opname dan buffer stock sudah dilakukan, tak jarang Instalasi Farmasi mengalami kekurangan obat yang membuat pelayanan kepada pasien terganggu. Tak jarang pasien harus kembali lagi ke rumah sakit untuk mendapat obat yang menjadi

8 kekurangannya. Untuk itulah diperlukan adanya perhitungan ROP (Re Order Point) agar diketahui kapan dilakukannya pemesanan ulang untuk mencegah terjadinya stock out. Stock opname Instalasi RS X dilakukan 3 kali dalam sebulan yakni 2 minggu pertama, 2 minggu kedua serta akhir bulan. Pemeriksaan ini lakukan oleh petugas yang bertugas pada hari itu. Informan mengatakan yang menjadi kendala dalam pemeriksaan ini adalah jika bertepatan dengan datangnya obat obat yang dipesan sementara jika ada staf apotik yang berhalangan hadir akan membuat beban kerja semakin bertambah. Untuk melakukan pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC dibutuhkan data pemakaian obat selama periode pada bulan Januari Desember Dari data pemakaian didapat 259 obat antibiotik. Maka dari analisis ABC Indeks Kritis di Instalasi Faramsi RS X diperoleh: a. Berdasarkan nilai pakai Pengelompokan obat berdasarkan nilai pemakaian obat pada Instalasi Farmasi RS X adalah sebagai berikut : kelompok A dengan jumlah pemakaian terbanyak dengan persentase 69,03 % dari 259 item obat total pemakaian obat dengan 19 item obat. kelompok B jumlah pemakaiannya sebesar 20,87 % dari 259 item obat total pemakaian obat dengan 28 item obat. kelompok C memiliki pemakaiannya terkecil dengan persentase 10,10 % dari 259 item obat total pemakaian dengan 212 obat yang sebesar 81,85 %. Kelompok Jumlah pemakaian % Jumlah obat % A , ,34 B , ,81 C 21267,7 10, ,85 Jumlah ,7 100, ,00 b. Berdasarkan nilai investasi Pengelompokan obat berdasarkan nilai pemakaian obat pada Instalasi Farmasi RS X adalah sebagai berikut : kelompok A memiliki investasi terbesar dengan persentase 69,11 % dari total investasi obat dengan 19 obat yang sebesar 7,34 %.

9 kelompok B total investasinya sebesar 20,76 % dari total investasi obat dengan 24 obat yang sebesar 9,26 % kelompok C memiliki investasi terkecil dengan persentase 10,13 % dari total investasi obat namun memiliki jumlah obat yang paling banyak yaitu 216 obat yang sebesar 83,40 %. Kelompok Jumlah investasi % jenis obat % A Rp , ,34 B Rp , ,26 C Rp , ,40 Jumlah Rp , ,00 c. Berdasarkan nilai kritis Untuk membuat analisis indeks kritis diperlukan nilai pemakaian, nilai investasi dan nilai kritis (Atmaja, 2011). Nilai pemakaian diperoleh dengan pembobotan yang diberikan berdasarkan kelompok obat A, B, dan C. Nilai investasi juga diperoleh dengan pembobotan yang diberikan berdasarkan kelompok obat A, B, dan C. Sedangkan nilai indeks kritis dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai kritis terhadap per satuan obat. Nilai kritis didapat dengan mengedarkan kuesioner kepada 4 dokter yang sering melakukan peresepan obat yang terdiri dari 2 dokter umum, dokter spesialis paru, dokter spesialis anak. Pengelompokkan obat didasarkan kepada manfaat terapi dan keharusan ketersedian obat di rumah sakt. Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa penyebaran kuesinoer hanya kepada 4 orang dokter dan tidak semua mewakili kespesialisasian. Dari kuesioner yang diisi oleh dokter kemudiaan dilakukan pembobotan pada masing-masimg obat. Setelah itu, nilai pembobotan obat pada nilai pemakaian, nilai investasi serta nilai kritis dijumlahkan dengan rumus: NIK = Nilai Pakai + Nilai Investasi + (2 x Nilai Kritis)

10 Setelah dilakukan maka diperoleh hasil : Kelompok Jenis Obat Persentase Nilai Investasi Persentase A 11 4,25 % Rp ,95 % B 96 37,07 % Rp ,06 % C ,68 % Rp ,99 % Jumlah % Rp % Untuk kelompok A yang memiliki kekritisan yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada pasien maka pengendalian harus diperhatikan (Atmaja, 2011). Obat pada kelompok A harus mendapatkan perhatian yang tinggi karena selain memiliki investasi yang besar, obat kelompok A memiliki pemakaian yang tinggi pula. Jika terjadi kelebihan obat maka akan menimbulkan biaya penyimpanan yang besar dan kemungkinan untuk terjadinya kerusakan juga dapat terjadi. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi rumah sakit. Perhitungan EOQ (Economic Order Quantity) bertujuan untuk diketahuinya pemesanan ekonomis terhadap suatu barang. Untuk menghitung EOQ dibutuhkan data mengenai jumlah permintaan pertahun, biaya pemesanan (Ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost). Data pemakaian pertahun serta harga per satuan obat dapat diketahui melalui telaah dokumen dan telah diketahui sebelumnya. Biaya pemesanan diperoleh melalui wawancara dengan pegawai logistik dan pegawai teknik. Komponen biaya pemesanan terdiri dari biaya ATK (biaya kertas, printer), biaya telepon, serta biaya SDM. Pada penelitian ini biaya SDM tidak dapat dihitung karena keterbatasan dokumen pada RS X dan biaya listrik tidak dapat diklasifikasikan karena pembiayaan listik dihitung secara global untuk keseluruhan RS. Maka biaya pemesanan yang dikeluarkan setiap kali pesan diperoleh : 1. Biaya ATK Biaya kertas = Rp. 306 Biaya printer = Rp. 68,6 2. Biaya telepon = Rp. 111,45 + Rp. 486, 05 Untuk biaya penyimpanan teori dari Heizer & Render yaitu sebesar 26 % dari harga per satuan obat. Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus, maka didapatkan bahwa EOQ untuk obat kelompok A didapat variasi antara 3 67 unit untuk sekali pesan.

11 Untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan pada masa pemesanan, maka rumah sakit perlu menyediakan pengamanan persediaan (safety stock). Hal ini mengantisipasi jika ada keterlambatan pengantaran barang oleh pihak distributor. Jika terjadi kekosongan akan mengganggu proses pelayanan kepada pasien. Untuk mengitung ROP data yang dibutuhkan adalah pemakaian obat selama 1 tahun utuk per item obat, lead time (waktu tunggu). Safety stock dihitumg dengan menambahkan 50 % persediaan dari pemakaian selama lead time. ROP untuk obat kelompok A indeks kritis didapat titik pesan kembali untuk obat antibiotik bervariasi dari 9 hingga 126 unit. Dalam penelitian ini ditemukan 191 obat yang tidak masuk dalam daftar obat dengan menggunakan analisis ABC. Selain itu, dari hasil penelitian dari 259 obat, ada 89 obat yang masuk Daftar Obat RS X namun tidak ada pemakaian sama sekali selama periode Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dikatakan bahwa rumah sakit X melakukan kerjasama dengan seluruh prinsipal atau pabrik yang ada sehingga semua obat yang menjadi kesepakatan dimasukkan kedalam formularium walaupun obat tersebut belum tentu dipakai dan dipesan. Peterson (Atmaja, 2011), mengatakan analisis ABC dapat membantu pihak manajemen untuk berfokus pada barang barang yang memiliki nilai penggunaan lebih tinggi sehingga dapat ditangani lebih efesien. KESIMPULAN DAN SARAN Dengan analisis ABC, manajemen akan mengetahui obat apa saja yang lebih banyak dipakai dan memiliki investasi tinggi sehingga RS bisa mengetahui obat mana saja yang perlu disediakan di apotik. Dengan banyaknya obat yang disediakan oleh rumah sakit akan meningkatkan biaya penyimpanan obat tersebut. Selain itu, perhitungan EOQ dan ROP dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam melakukan pemesanan obat dan perhitungan safety stock dapat digunakan untuk mengantisipasi permintaan obat yang tidak pasti. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, Hermina Karuna Penggunaan Analisis ABC Indeks Kritis Untuk Pengendalian Persediaan Obat di Rumah Sakit M.H Thamrin Salemba. Tesis. Depok: Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

12 Imron TA, Drs Moch, MM, MBA Manajemen Logistik Rumah sakit. Jakarta: Sagung Seto Kepmenkes RI no 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Nurul, Eliza, dkk Implementasi Klasifikasi Persediaan Pada Rumah Sakit Menggunakan Metode ABC-Fuzzy Classification. Jurusan Sistem Informasi: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Permenkes RI no 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Rangkuti, Freddy Manajemen persediaan, aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Schroeder, Roger G Operations Management: Decision Making In The Operation Function 2nd ed. The McGraw-Hill. Singapore. Seto, Drs. Soerjono, dkk Manajemen Farmasi Lingkup : Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi Edisi 3. Surabaya : Airlangga University Press. Suciati, Susi, Wiku B.B Adisasmito Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan Abc Indeks Kritis Di Instalasi Farmasi. Depok. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan vol 1. Yuliasari, Riendita Pengendalian Persediaan Obat Generik Melalui Metode Analisis ABC di Gudang Farmasi Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan ANALISIS PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN ABC INDEKS KRITIS DI INSTALASI FARMASI

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan ANALISIS PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN ABC INDEKS KRITIS DI INSTALASI FARMASI Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan VOLUME 09 No. 01 Maret 2006 Halaman 19-26 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Artikel Penelitian ANALISIS PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN ABC INDEKS KRITIS DI INSTALASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Rumah Sakit menurut UU RI No.23 Tahun 1992 adalah sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit memiliki fungsi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 60 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1 Kegiatan Manjemen Persediaan di RSUD Pasar Rebo Metode yang dipakai untuk perencanaan obat di RSUD Pasar Rebo adalah dengan menggunakan acuan tahun sebelumnya. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 75 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1 Pengelompokkan Analisis ABC Berdasarkan hasil telaah dokumen didapatkan data obat antibiotik yang dipakai di apotik Rumah Sakit Pertamina Jaya, data harga obat antibiotik

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat VOLUME 5 Nomor 02 Juli 2014 Artikel Penelitian PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT UMUM DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI IFRSI SITI KHADIJAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan seseorang dimana status fisik, mental serta sosial yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB V METODE PENELITIAN

BAB V METODE PENELITIAN BAB V METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa pengendalian persediaan obat generik melalui pendekatan analisis ABC di Gudang Farmasi Rumah Sakit Jantung

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga PEMANFAATAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN ANALISA ABC (ALWAYS BETTER CONTROL) UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PERSEDIAAN OBAT DI UNIT USAHA APOTEK PRIMKOPAL RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA DIAJUKAN UNTUK

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016 EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ Chella Masquita Febilia 1 dan Dyah Febriantina Istiqomah 2 1 Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16, Malang 65145,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di rumah sakit, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan terjadi di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Salah satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013 Analisis Perencanaan Obat Jamkesmas dengan Metode Kombinasi ABC dan VEN di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 The Analysis of Jamkesmas Drug Planning

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS ABC UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI : STUDI KASUS DI PROGRAM VOKASI UI

PENGGUNAAN ANALISIS ABC UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI : STUDI KASUS DI PROGRAM VOKASI UI PENGGUNAAN ANALISIS ABC UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI : STUDI KASUS DI PROGRAM Laboratorium Akuntansi, Program Vokasi UI, t.wahyuni@ui.ac.id Diterima : 13 April 2015 Layak Terbit : 13

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit, merupakan suatu unit atau bagian yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN Vionita Martini Mumek 1), Gayatri Citraningtyas 1), Paulina V.Y. Yamlean 1)

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 menjelaskan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN PEMBANTU (Studi Pada PG. Modjopanggoong Tulungagung - PT. Perkebunan Nusantara X) Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang baik terhadap seluruh kegiatan atau fungsi yang kegiatannya ada dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DENGAN METODE ABC DI INSTALASI FARMASI RSUD MUNTILAN PERIODE TAHUN 2013

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DENGAN METODE ABC DI INSTALASI FARMASI RSUD MUNTILAN PERIODE TAHUN 2013 ANALISIS PERENCANAAN OBAT DENGAN METODE ABC DI INSTALASI FARMASI RSUD MUNTILAN PERIODE TAHUN 2013 Hesti Krisnaningtyas 1), Fitriana Yuliastuti 2), Tiara Mega Kusuma 3) Email : fitriana.yuliastuti@yahoo.com

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Farmasi merupakan salah satu fasilitas yang paling banyak digunakan di Rumah Sakit dan merupakan daerah dimana sejumlah besar uang digunakan untuk pembelian barang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii ABSTRACT Inventory is an important factor to be planned and controlled in the best possible. In inventory control and planning,policy is needed so that the good operation can produce the optimal number

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT IMPLEMENTATION OF

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 Muhammad Djatmiko, Eny Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang 39 ABSTRACT Drug management in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, sistem jaminan kesehatan di Indonesia saat ini mulai memasuki fase baru. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Aplikasi Apotik X dengan penerapan metode Economic Order Quantity

Aplikasi Apotik X dengan penerapan metode Economic Order Quantity Aplikasi Apotik X dengan penerapan metode Economic Order Quantity Christian Edwin 1, Tiur Gantini 2 1 Jurusan S1 Teknik Informatika, 2 Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA THE ANALYSIS OF THE SUPPLY OF INTRAVENOUS LIQUID TO BIG PHARMACEUTICAL PRODUCT DISTRIBUTOR PT.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PADA CV.X TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ELISA MAHARANI TARIGAN

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali IDA BAGUS MANIK BRAHMANDHIKA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di RSUD Cicalengka Tahun 2014

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di RSUD Cicalengka Tahun 2014 Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di RSUD Cicalengka Tahun 2014 Planning and Controlling Analysis of Antibiotics Drug Inventory at RSUD Cicalengka in 2014 Gita Gilang Kencana

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA Zuharia Yahya, Mursidah Nurfadillah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Samarida ABSTRACT This Research aims to know the amount of supply

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SUKU CADANG UNIT GRAND LIVINA DENGAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI ABC DAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SUKU CADANG UNIT GRAND LIVINA DENGAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI ABC DAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PENGENDALIAN PERSEDIAAN SUKU CADANG UNIT GRAND LIVINA DENGAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI ABC DAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) MULTI ITEM PADA PT NISSAN MOTOR DISTRIBUTOR INDONESIA Saptono Kusdanu Waskito.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu pelayanan yang penting dalam pelayanan penunjang medis yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya instalasi yang mengelola perbekalan

Lebih terperinci

Evaluasi Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2013

Evaluasi Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2013 Evaluasi Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2013 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Dita Harry Murty, Jazuli, Tita Talitha Program Studi Teknik Industry Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang Onedhit90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Bahan Baku dan Manajemen Persediaan Di sebagaian besar RS, termasuk persediaan (supplies) dan farmasi (obat2an) adalah biaya non tenaga

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS Sutono 1 ; Taufik 2 ABSTRACT Main problem in planning and controlling supply is to determine

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR KADEK AYUMI MEITA SARI NIM. 0820025043 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis

Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis Volume 10 No 2, Oktober 2017 Hlm. 65-70 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis Sofiyanurriyanti Program

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan atau organisasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit perlu meningkatkan kemampuan manajemennya dengan meningkatkan pengelolaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses perencanaan Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Tas 600D dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Guna Meminimumkan Biaya di CV. Kane 197 The Controlling Analysis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siska dan Syafitri (2014) mengemukakan bahwa pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan, di mana sejumlah barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, rumah sakit merupakan institusi yang kompleks, dinamis, kompetitif, padat modal dan padat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Biji Melinjo dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Meminimumkan Biaya Persediaan Analysis of Inventories

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) Denny Satrya Putra 1411406226 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OBAT GENERIK DENGAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OBAT GENERIK DENGAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OBAT GENERIK DENGAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP (Studi Kasus Di Unit Gudang Farmasi RS PKU Aisyiyah Boyolali) Puguh Ika Listyorini APIKES Citra Medika Surakarta, e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang mengalami perkembangan ke arah lembaga usaha sehingga pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang mengalami perkembangan ke arah lembaga usaha sehingga pengelolaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki lingkungan global yang kompetitif dan terus berubah. Sektor rumah sakit di Indonesia sedang mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah menjadi elemen penting yang berpengaruh dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan hal tersebut, maka

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level...

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Hak Cipta... ii Halaman Pernyataan Keaslian... iii Halaman Pernyataan Persetujuan... iv Halaman Persetujuan... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Persembahan... vii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X

Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X Otto Pratama 1, I Gede Agus Widyadana 2 ABSTRACT: This paper anlayze PT X warehouse system since some problems that are faced by the company such as full capacity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan (Wild dkk, 2004). Oleh sebab itu persediaan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Manajemen ditinjau baik dari

Lebih terperinci

Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan Di Instalasi Farmasi RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016

Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan Di Instalasi Farmasi RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016 Jurnal Farmasi Indonesia, November 2016, hal 111-116 Vol. 13 No. 2 ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/ Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan Di

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA Fahmi Yusniaji Erni Widajanti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT SMF INTERNIST DENGAN ANALISIS ABC DI RSU HASANAH GRAHA AFIAH PERIODE JANUARI-DESEMBER

GAMBARAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT SMF INTERNIST DENGAN ANALISIS ABC DI RSU HASANAH GRAHA AFIAH PERIODE JANUARI-DESEMBER GAMBARAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT SMF INTERNIST DENGAN ANALISIS ABC DI RSU HASANAH GRAHA AFIAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011 Arinditya Septiandri Pujiastuti dan Ede Surya Darmawan FKM Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 3 Nomor 1

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 3 Nomor 1 Pengendalian Persediaan Obat Kemoterapi Melalui Pendekatan Analisis ABC Indeks Kritis di Ruang Pencampuran Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2015 Chemotherapy Drugs Inventory Control

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR Arif Tanuwijoyo Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika arif_tanuwijoyo@hotmail.co.id Siti Rahayu, S.E., M.M. Manajemen/Fakultas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA Depy Oktapian Akbar 1, Nurul Mardiati 1, Siti Maulid Agustina 1 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI. Program Studi Agribisnis

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI. Program Studi Agribisnis 1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI Program Studi Agribisnis Oleh : Aziz Slamet Riyadi H 0808082 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UPT. Penerbit dan Percetakan Universitas Sriwijaya Palembang

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UPT. Penerbit dan Percetakan Universitas Sriwijaya Palembang Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Universitas Sriwijaya Palembang Saptalian Kurlianta (Saptalian_kurlianta@yahoo.co.id) Rizal Effendi (Rizaleffendi31@yahoo.co.id) Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN VISI Menjadikan RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Sebagai Tempat Tujuan Pelayanan Kesehatan Yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci