PENERAPAN ANALISIS GEROMBOL DATA TIDAK LENGKAP DENGAN ALGORITMA KHUSUS PADA DATA KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI ACEH RAHMAWATI EKA HANDAYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ANALISIS GEROMBOL DATA TIDAK LENGKAP DENGAN ALGORITMA KHUSUS PADA DATA KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI ACEH RAHMAWATI EKA HANDAYANI"

Transkripsi

1 PENERAPAN ANALISIS GEROMBOL DATA TIDAK LENGKAP DENGAN ALGORITMA KHUSUS PADA DATA KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI ACEH RAHMAWATI EKA HANDAYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penerapan Analisis Gerombol Data Tidak Lengkap dengan Algoritma Khusus pada Data Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak pta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 016 Rahmawati Eka Handayani NIM G

4 RINGKASAN RAHMAWATI EKA HANDAYANI. Penerapan Analisis Gerombol Data Tidak Lengkap dengan Algoritma Khusus pada Data Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh. Dibimbing oleh ERFIANI dan UTAMI DYAH SYAFITRI. Analisis gerombol merupakan teknik peubah ganda yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan kemiripan karakteristik yang dimilikinya (Mattjik dan Sumertajaya 011). Semakin mirip dua objek, maka semakin besar kemungkinan dua objek tersebut untuk dikelompokkan dalam satu gerombol. Analisis gerombol secara umum memerlukan data yang lengkap. Permasalahan yang sering terjadi pada analisis gerombol adalah ditemukan kumpulan objek atau peubah dengan data tidak lengkap. Secara umum penanganan data tidak lengkap pada analisis gerombol dapat dilakukan dengan tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah mengabaikan data yang tidak lengkap (marginalisasi). Kelemahan dari pendekatan ini adalah mengakibatkan kehilangan banyak informasi. Pendekatan kedua adalah menduga data yang tidak lengkap. Pendugaan data dilakukan dengan metode imputasi, yaitu menduga data tidak lengkap menggunakan angka nol, nilai median, nilai rata-rata, dan lainnya. Pendugaan dengan metode imputasi lebih sering digunakan dengan alasan lebih mudah dan sederhana (Safitri 015). Kelemahan metode imputasi dikemukakan oleh Wagstaff dan Laidler (005) yaitu hasil pendugaan dari metode imputasi tidak efisien karena memberikan informasi yang tidak berarti. Pendekatan ke tiga yaitu metode tanpa imputasi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode imputasi. Beberapa penelitian yang mengembangkan metode tanpa imputasi antara lain. Wagstaff (004) melakukan penelitian penggerombolan untuk data tidak lengkap tanpa imputasi dengan pendekatan k-means soft constraints (KSC). Matyja dan Simiński (014) telah melakukan penelitian penggerombolan untuk data tidak lengkap dengan membandingkan metode imputasi, marginalisasi dan algoritma khusus penggerombolan. Beberapa algorima khusus penggerombolan yang digunakan seperti partial distance strategy (PDS), optimum completion strategy (OCS), serta nearest prototype strategy (NPS). PDS merupakan algoritma khusus penggerombolan data tidak lengkap tanpa imputasi, sedangkan metode OCS dan NPS merupakan algorima khusus penggerombolan data tidak lengkap dengan mengambil teknik imputasi di dalam proses iterasinya. Hasil perbandingan tersebut memperoleh kesimpulan bahwa metode algoritma khusus lebih unggul dalam menggerombolkan data tidak lengkap dibanding metode imputasi dan marginalisasi. Safitri (015) telah mengkaji metode gerombol tanpa imputasi dengan membandingkan metode KSC dan metode PDS. Pada penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa metode PDS lebih unggul dibanding metode KSC. Pada penelitian ini, digunakan metode algoritma khusus yaitu metode OCS dan NPS yang diterapkan untuk menggerombolkan data kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh tahun 006. Selanjutnya metode tersebut dibandingkan dengan metode PDS dari hasil penelitian Safitri (015). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang sama dengan penelitian Safitri (015). Peubah yang digunakan ditinjau dari berbagai sumber, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Millenium Development

5 Goals (MDGs), dan indikator kesejahteraan yang dipublikasikan oleh BPS dan BAPPENAS Provinsi Aceh tahun 007 yang bekerjasama dengan instansi pemerintah lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengelompokkan dan mengevaluasi hasil gerombol kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 006. Penggerombolan dilakukan berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat. Metode Penggerombolan yang digunakan adalah metode OCS dan NPS. Evaluasi hasil penggerombolan dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan RMSSTD dan Pseudo F. Pada penelitian ini pseudo F tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil penggerombolan karena setiap jumlah gerombol memiliki penri yang berbeda-beda. Hasil gerombol optimum dapat ditentukan berdasarkan hasil RMSSTD. Jumlah gerombol optimum yang diperoleh dari metode OCS yaitu 5 gerombol dengan nilai RMSSTD terkel 0,6459. Pada metode NPS, jumlah gerombol dengan nilai RMSSD terkel diperoleh sebanyak 6 gerombol dengan nilai RMSSTD yaitu 0,6057. Penelitian Safitri (015), menggunakan data yang sama untuk menangani data tidak lengkap dengan menggunakan metode PDS. Hasil penelitian tersebut diperoleh nilai RMSSTD terkel yaitu pada jumlah gerombol 4 dengan nilai RMSSTD sebesar 0,7493. Nilai RMSSTD pada metode OCS dan NPS dengan jumlah gerombol 4, masing-masing memperoleh nilai sebesar 0,6989 untuk OCS dan 0,6983 untuk NPS. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa metode OCS dan NPS memiliki nilai RMSSTD lebih kel dari metode PDS. Secara keseluruhan metode OCS dan NPS lebih baik dari metode PDS pada penelitian Safitri (015) dalam menangani data tidak lengkap.. Kata kun: gerombol, OCS, NPS, RMSSTD, Pseudo F

6 SUMMARY RAHMAWATI EKA HANDAYANI. The Application of Incomplete Data Cluster Analysis through Speal Algorithm on Public's Welfare Data of Aceh Province. Supervised by ERFIANI and UTAMI DYAH SYAFITRI. Cluster analysis is a multivariate technique in which grouping the objects based on similarity or dissimilarity of characteristics (Mattjik and Sumertajaya 011). Cluster analysis requires complete data. Preprocessing is needed to overcome incomplete data. There are two techniques for preprocessing: marginalization and imputation. Disadvantage of marginalization approach is will cause in losing a lot of information. On other hand, imputation method is easier and simple, although it is in effient because of providing non-significant information. Wagstaff (004) conducted a research grouping to incomplete data without imputation with approach k-means soft constraints (KSC). Matyja and Simiński (014) developed speal clustering algorithm such as PDS, OCS, and NPS, and compared the results with marginalization and imputation. PDS is a speal algorithm method of incomplete data pure without imputation, whereas the method of OCS and NPS are a speal algorithm method of incomplete data with involving imputation in the process of iteration. Those three algorithm were better than marginalization and imputation. Safitri (015) also discovered that PDS was better than KSC. Data used in this research is secondary data which is the same data with Safitri s research (015). Variables are used from various sources, such as Long Term Development Plan (RPJP), the Millennium Development Goals (MDGs) and indicators of welfare published by BPS and Bappenas of Aceh Province in cooperation with other government agenes in 007. The purpose of this study was to clustering and evaluate the results of the group districts / ties in Aceh province in 006. Grouping is done based on the indicators of people's welfare. Evaluation of the results of the grouping is done in two ways: using RMSSTD and Pseudo F. In this study pseudo F can not be used to evaluate the results of the grouping for each number of groups have a different identifier. The optimum group results can be determined based on the results RMSSTD. In this research two methods : OCS and NPS were compered to overcome missing data in the dataset. Based on RMSSTD, the optimum cluster number was 5 for OCS and 6 for NPS. RMSSTD value of 4 clusters of PDS was higher than OCS and NPS. This means that OCS and NPS outperformed than PDS. In conclusion, the algorithm involving imputation is better than the algorithm without imputation. Keywords: cluster, OCS, NPS, RMSSTD, Pseudo F

7 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

8

9 PENERAPAN ANALISIS GEROMBOL DATA TIDAK LENGKAP DENGAN ALGORITMA KHUSUS PADA DATA KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI ACEH RAHMAWATI EKA HANDAYANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 016

10 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Bagus Sartono, M.Si

11

12 PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Penerapan Analisis Gerombol Data Tidak Lengkap dengan Algoritma Khusus pada Data Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh. Penulis menyadari, bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Erfiani, M.Si dan Ibu Dr. Utami Dyah Syafitri, M.Si selaku pembimbing atas kesediaan memberikan ide, kritik dan saran kepada penulis, dan terimakasih atas segala masukan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. Terimakasih kepada Dr. Bagus Sartono, M.Si selaku penguji luar komisi pembimbing atas masukan yang diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada seluruh Dosen Departemen Statistika IPB yang telah mengasuh dan mendidik penulis selama di bangku kuliah hingga berhasil menyelesaikan studi, serta seluruh staf Departemen Statistika IPB atas bantuan, pelayanan, dan kerjasamanya selama ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orangtuaku Bapak Shohibun dan Ibu Fadliyah serta kepada keempat adikku Ziki Ibadul Iman, Ukhti Mujahidah, Lutfi Qurotul A yun dan Fadil Akmalul Azmi dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat serta do a selama ini kepada penulis. Terakhir tak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mahasiswa Pascasarjana Departemen Statistika atas segala bantuan dan kebersamaannya selama menghadapi masa-masa terindah maupun tersulit dalam menuntut ilmu, serta semua pihak yang telah banyak membantu dan tak sempat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurnan. Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Bogor, November 016 Rahmawati Eka Handayani

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Penggerombolan Data Tidak Lengkap 3 Optimum Completion Strategy (OCS) 4 Nearest Prototype Strategy (NPS) 5 Root Mean Square Standard Deviation (RMSSTD) 6 Pseudo F Statistic 6 Biplot Analysis 7 METODE PENELITIAN 8 Data 8 Metode Analisis 9 HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Analisis Gerombol Metode OCS 1 Analisis Gerombol Metode NPS 14 Perbandingan Hasil Gerombol PDS, OCS, dan NPS 16 Hasil Gerombol Metode OCS 16 Hasil Gerombol Metode NPS 19 SIMPULAN DAN SARAN 3 Simpulan 3 Saran 3 DAFTAR PUSTAKA 4 RIWAYAT HIDUP 5

14 DAFTAR TABEL 1 Daftar peubah indikator kesejahteraan rakyat 9 Hasil RMSSTD metode OCS 1 3 Hasil Pseudo F pada metode OCS 13 4 Hasil RMSSTD metode NPS 14 5 Hasil Pseudo F pada metode NPS 15 6 Hasil RMSSTD metode OCS, NPS, dan PDS 16 7 Hasil penggerombolan kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada metode OCS 17 8 Pusat gerombol metode OCS 17 9 Karakteristik gerombol metode OCS Hasil penggerombolan kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada metode NPS 0 11 Pusat gerombol metode NPS 0 1 Karakteristik gerombol metode NPS DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir penelitian 11 Grafik RMSSTD metode OCS 13 3 Grafik RMSSTD metode NPS 15 4 Biplot indikator kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh Tahun 006 dengan 5 gerombol pada metode OCS 18 5 Biplot indikator kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh Tahun 006 dengan 6 gerombol pada metode NPS 1

15 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya kesejahteraan rakyat yang adil dan merata merupakan tujuan dari pembangunan nasional Indonesia. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengemukakan definisi keluarga sejahtera apabila keluarga dapat memenuhi kebutuhan anggotanya baik sandang, pangan, perumahan, kesehatan, sosial, dan agama serta mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah anggota keluarga. Berbagai program dan kegiatan pembangunan telah dilakukan pemerintah Indonesia guna mencapai tujuan tersebut. Suatu taraf kesejahteraan dapat dinilai melalui indikator-indikator yang terukur dari berbagai aspek pembangunan. Badan Pusat Statistika (BPS) mengembangkan Indikator Kesejahteraan Rakyat (INKERSRA) yang terdiri dari indikator dampak (output indicators), indikator masukan (input indicators) dan indikator proses (process indicators). Indikator tersebut mencakup beberapa kelompok indikator sektoral, antara lain: kependudukan, pendidikan, kesehatan, gizi, konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, ketenagakerjaan, dan perumahan. Menurut penelitian Jasmina (015), untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat maka diperlukan data dan informasi yang akurat. Dalam rangka evaluasi kondisi yang ada, maka perlu dilakukan analisis untuk melihat pemerataan kesejahteraan rakyat tingkat kabupaten/kota. Salah satu analisis statistika yang dapat mengelompokkan suatu kabupaten/kota berdasarkan kriteria kesejahteraan rakyat adalah analisis gerombol. Permasalahan yang terjadi, banyak ditemukan dalam peubah kesejahteraan rakyat terdapat kabupaten/kota yang memiliki data tidak lengkap. Kabupaten/kota tersebut merupakan kabupaten/kota yang baru terbentuk (pemekaran), sehingga data pada kabupaten/kota tersebut menjadi tidak lengkap pada beberapa peubah. Dalam kondisi data tidak lengkap pada analisis gerombol pada umumnya dilakukan penanganan dengan tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah mengabaikan data yang tidak lengkap. Konsep semacam ini disebut marginalisasi, namun pendekatan ini akan mengakibatkan kehilangan banyak informasi. Pendekatan kedua adalah menduga data yang tidak lengkap. Pendugaan dilakukan dengan berbagai metode imputasi, yaitu menduga data tidak lengkap menggunakan angka nol, nilai median, nilai rata-rata, dan lainnya. Pendugaan dengan metode imputasi lebih sering digunakan dengan alasan lebih mudah dan sederhana (Safitri 015). Kelemahan metode imputasi dikemukakan oleh Wagstaff dan Laidler (005) yang menyatakan bahwa hasil pendugaan dari metode imputasi tidak efisien karena memberikan informasi yang tidak berarti seperti menyebabkan adanya penlan. Pendekatan ke tiga yaitu metode tanpa imputasi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode imputasi. Beberapa penelitian yang mengembangkan metode tanpa imputasi antara lain. Wagstaff (004) melakukan penelitian penggerombolan untuk data tidak lengkap tanpa imputasi dengan pendekatan k- means soft constraints (KSC). Matyja dan Simiński (014) juga telah melakukan penelitian penggerombolan untuk data tidak lengkap dengan membandingkan metode imputasi, marginalisasi dan algortima khusus penggerombolan. Beberapa algoritma khusus yang digunakan antara lain partial distance strategy (PDS),

16 optimal completion strategy (OCS), nearest prototype strategy (NPS). PDS merupakan algoritma khusus penggerombolan data tidak lengkap tanpa imputasi, sedangkan metode OCS dan NPS merupakan algoritma khusus data tidak lengkap dengan mengambil teknik imputasi di dalam proses iterasinya. Hasil perbandingan tersebut memperoleh kesimpulan bahwa algoritma khusus penggerombolan lebih unggul dalam menggerombolkan data tidak lengkap. Safitri (015) telah mengkaji metode gerombol tanpa imputasi dengan membandingkan metode KSC dan metode PDS untuk menggerombolkan data tidak lengkap, dalam kesimpulannya menyatakan bahwa metode PDS lebih unggul dari metode KSC. Dalam penelitian ini digunakan algoritma khusus penggerombolan untuk menutupi kekurangan dari metode imputasi di teknik preprocessing. Metode yang digunakan yaitu metode OCS dan NPS yang diterapkan untuk menggerombolkan kabupaten/kota di Provinsi Aceh berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat tahun 006. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengelompokkan kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 006 berdasarkan peubah-peubah yang menentukan indikator kesejahteraan rakyat dengan metode penggerombolan OCS dan NPS.. Mengevaluasi hasil gerombol kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 006. TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan teknik peubah ganda yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan kemiripan atau ketidakmiripan karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik objek-objek dalam suatu gerombol memiliki tingkat kemiripan yang tinggi, sedangkan karakteristik antar objek pada suatu gerombol dengan gerombol lain memiliki tingkat kemiripan yang rendah. Dengan kata lain, keragaman dalam satu gerombol minimum sedangkan keragaman antar gerombol maksimum (Mattjik dan Sumertajaya 011). Ukuran kemiripan atau ketidakmiripan antar objek yang digunakan biasanya ditunjukkan dengan menggunakan ukuran jarak. Pengukuran jarak yang dikenal yaitu jarak Euclid yang didefinisikan sebagai berikut: d ij K ( x k1 ik x jk ) 1 Keterangan : d = jarak antara objek ke-i dan objek ke-j ij x ik = nilai objek ke-i pada peubah ke-k x = nilai objek ke-j pada peubah ke-k jk

17 K = banyaknya peubah Menurut Rencher (00), terdapat dua metode sebagai pendekatan umum dalam analisis gerombol yaitu metode berhirarki dan metode tak berhirarki. Metode berhirarki digunakan untuk menggerombolkan pengamatan secara terstruktur berdasarkan kemiripan sifatnya dan gerombol yang diinginkan belum diketahui banyaknya. Metode ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu dengan penggabungan dan pemisahan. Penggabungan didapatkan dengan menggabungkan pengamatan atau gerombol secara bertahap sehingga pada akhirnya didapat hanya satu gerombol saja. Sedangkan dengan cara pemisahan dimulai dengan membentuk satu gerombol besar beranggotakan seluruh pengamatan. Gerombol besar tersebut kemudian dipisah menjadi gerombol yang kel, sampai satu gerombol hanya beranggotakan satu pengamatan saja. Beberapa metode berhirarki yang sering digunakan yaitu metode pautan tunggal (single linkage), pautan lengkap (complete lingkage), pautan rataan (average linkage), dan pautan Ward. Sedangkan metode tak berhirarki dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah gerombol yang diinginkan, sehingga sifat pengelompokannya tidak alamiah karena dikondisikan untuk jumlah penggerombolan tertentu. K-Means adalah contoh umum metode tak berhirarki yang sering digunakan. Menurut Ben- Arieh et all. (010), mengatakan bahwa keuntungan metode ini adalah kemudahan dalam implementasi dan lebih efisiensi, sementara kelemahannya adalah kesulitan dalam menentukan jumlah gerombol. Penggerombolan Data Tidak Lengkap Pada banyak kasus jika ditemukan data tidak lengkap, umumnya data diduga dengan menggunakan metode imputasi. Metode imputasi yang umum digunakan seperti imputasi dengan nilai konstan, angka nol, nilai acak, nilai median, nilai rata-rata, dan lainnya. Kekuarangan dari metode imputasi dikemukakan oleh Wagstaff dan Laidler (005) yang menyatakan bahwa hasil pendugaan dari metode imputasi tidak efisien karena memberikan informasi yang tidak berarti. Oleh karena itu untuk menutupi kekurangan dari metode imputasi, diperlukan algoritma khusus penggerombolan untuk meningkatkan nilai-nilai yang tidak lengkap selama proses iterasi. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menutupi kekurangan dari metode imputasi yaitu metode optimal completion Strategy (OCS) dan metode nearest prototype strategy (NPS). OCS merupakan algoritma khusus penggerombolan data tidak lengkap yang menggunakan teknik imputasi di setiap proses iterasi. Dalam artian nilai yang tidak lengkap kemudian diduga dengan teknik imputasi, namun nilai hasil dugaan tersebut akan berbeda di setiap proses iterasi. Nilai tersebut digunakan untuk membantu dalam proses penggerombolan. Hal tersebut diperlukan untuk mengurangi kekurangan dari metode imputasi. OCS mengambil pendekatan optimasi alternatif untuk menemukan nilai tidak lengkap yang lebih baik selama iterasi. Metode ini meningkatkan nilai yang tidak lengkap dengan memanfaatkan informasi centroid gerombol dan nilai keanggotaanya. Sedangkan metode NPS merupakan modifikasi sederhana dari algoritma OCS. Metode NPS menggantikan nilai yang tidak lengkap menggunakan hasil centroid gerombol berdasarkan jarak yang minimum. 3

18 4 Optimal Completion Strategy (OCS) Pendugaan data tidak lengkap pada metode OCS dilakukan pada setiap iterasi, sehingga dugaan data tidak lengkap menghasilkan nilai yang berbeda-beda pada setiap iterasi (Matyja dan Simiński 014). Sebagai langkah awal, nilai dugaan ditetapkan dengan menggunakan nilai rata-rata sebagai nilai inisiasi. Langkah selanjutnya dalam tahapan algoritma OCS adalah pembentukan titik awal pusat gerombol. Pembentukan pusat gerombol disesuaikan dengan jumlah gerombol yang ditentukan di awal. Selanjutnya mencari jarak dari suatu objek ke-i ke pusat gerombol ke-c dan mengalokasikan objek ke dalam gerombol berdasarkan jarak minimun. Proses iterasi selanjutnya dalam metode OCS yaitu nilai-nilai yang tidak lengkap kemudian digantikan dengan memanfaatkan informasi centroid gerombol dan nilai keanggotaan objek ke-i terhadap gerombol ke c. Tahapan algoritma metode OCS adalah sebagai berikut: 1. Membagi objek-objek ke dalam c gerombol awal berdasarkan letak keadaan geografis.. Menentukan pusat gerombol ke-c dengan formula: c n i1 n ( u i1 ( u ) ) x ik Keterangan : c = pusat gerombol ke-c berdasarkan peubah ke k u = nilai keanggotan objek ke i terhadap gerombol ke c,dengan x C u c1 1 i ; ik = item objek ke i pada peubah ke-k n = banyaknya objek 3. Mencari jarak dari suatu objek ke-i ke pusat gerombol ke-c dengan menggunakan jarak euclid dengan formula: d K k1 ( x ik c ) Keterangan : d = jarak objek ke i terhadap gerombol ke-c K = banyaknya peubah 4. Kemudian menentukan gerombol dari suatu objek ke dalam suatu gerombol berdasarkan jarak yang paling minimum 5. Mengganti nilai-nilai yang tidak lengkap dengan formula sebagai berikut:

19 5 x ik C c1 C ( u c1 ( u ) ) c,1 i C 6. Memperbarui nilai keanggotaan objek ke-i terhadap gerombol ke-c dengan menggunakan formula sebagai berikut: u C c1 d d Ci 7. Ulangi langkah 1 hingga 6 dan berhenti sampai ( r) ( 1) 5 c c r 10 Keterangan : r = iterasi C = banyaknya gerombol max c, k Nearest Prototype Strategy (NPS) NPS merupakan modifikasi sederhana dari algoritma OCS. Dalam algoritma NPS nilai-nilai dari item data yang tidak lengkap kemudian diganti dengan nilainilai berdasarkan centroid gerombol yang memiliki derajat keanggotaan tertinggi (Matyja dan Simiński 014). Iterasi yang digunakan dalam metode NPS sama dengan metode OCS pada awal iterasi. Tahapan algoritma NPS adalah sebagai berikut: 1. Membagi objek-objek ke dalam c gerombol awal berdasarkan letak keadaan geografis.. Menentukan pusat gerombol ke-c dengan formula: c n i1 n ( u i1 ( u ) ) x ik Keterangan : c = pusat gerombol ke-c berdasarkan peubah ke k u = nilai keanggotan objek ke i terhadap gerombol ke c, dengan C u c1 1 i ; x ik = item objek ke i pada peubah ke-k n = banyaknya objek 3. Mencari jarak dari suatu objek ke-i ke pusat gerombol ke-c dengan menggunakan jarak euclid dengan formula: d K k1 ( x ik c )

20 6 Keterangan : d = jarak objek ke i terhadap gerombol ke-c K = banyaknya peubah 4. Kemudian menentukan gerombol dari suatu objek ke dalam suatu gerombol berdasarkan jarak yang paling minimum 5. Mengganti nilai-nilai yang tidak lengkap dengan formula sebagai berikut: xik c, d = min{d11, d1... d} 6. Memperbarui nilai keanggotaan objek ke-i terhadap gerombol ke-c dengan formula sebagai berikut: u 7. Ulangi langkah 1 hingga 6 dan berhenti sampai ( r) ( 1) 5 c c r 10 Keterangan : r = iterasi C = banyaknya gerombol C c1 d d Ci max c, k Root Mean Square Standard Deviation (RMSSTD) RMSSTD merupakan indeks validasi yang bisa dijadikan tolak ukur dalam pengujian validitas kelompok yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil kelompok yang terbaik. RMSSTD mengukur kehomogenan dari kelompok yang terbentuk (Halkidi et all. 001). Formula yang digunakan sebagai berikut : RMSSTD = K n k1 c1 K k1 ( x ( n i x k 1) ) Keterangan : x = nilai objek ke-i i x k = rata-rata peubah ke-k n = banyaknya objek yang masuk ke dalam gerombol ke-c pada peubah ke-k K = banyaknya peubah Pseudo F Statistic Hasil gerombol yang optimum yaitu apabila peubah yang digunakan memiliki keragaman yang homogen dalam satu gerombol. Pseudo F merupakan salah satu metode alternatif untuk melihat keragaman pada masing-masing peubah

21 yang digunakan dalam analisis gerombol di setiap jumlah gerombol. Pseudo F dapat menggambarkan rasio keragaman antar gerombol dengan keragaman di dalam gerombol (Caliński dan Harabasz 1974). Peubah yang memiliki keragaman yang homogen dapat dilihat berdasarkan hasil nilai pseudo F yang tertinggi. Semakin besar nilai pseudo F maka semakin baik hasil penggerombolan yang dimiliki. Menurut Rencher (00) formula yang digunakan dalam perhitungan pseudo F adalah: 7 F ( ( c ( x x c. / n) x c x c.../ cn) /( c 1) / n) /( n c) Keterangan: x = total nilai pada gerombol ke-c kuadrat c. x.. = nilai total umum kuadrat x = nilai pada objek ke-i terhadap gerombol ke-c kuadrat n c = banyaknya objek = banyaknya gerombol Analisis Biplot Biplot adalah teknik statistik deskriptif yang dapat disajikan secara visual guna menyajikan secara simultan n objek pengamatan dan k peubah dalam ruang bidang datar, sehingga ri-ri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis. Menurut Johnson dan Wichern (007), biplot adalah representasi grafis dari informasi dalam sebuah n dikali k matriks data yang mengacu pada dua jenis informasi yang terkandung dalam matriks data. Sedangkan menurut Rencher (00), biplot adalah representasi dua dimensi dari matriks X, dengan menunjukkan suatu titik untuk masing-masing vektor n pengamatan bersama dengan titik untuk masing-masing peubah k. Informasi dalam baris berkaitan dengan objek dan yang di kolom berkaitan dengan informasi peubah. Biplot merupakan upaya membuat gambar di ruang berdimensi banyak menjadi gambar di ruang berdimensi dua. Pereduksian dimensi ini mengakibatkan menurunnya informasi yang terkandung dalam biplot. Biplot merupakan teknik statistika deskriptif dimensi ganda yang mendasarkan pada penguraian nilai singular (SVD), dengan matriks X merupakan matriks yang terkoreksi terhadap rataannya yang kemudian dapat diuraikan sebagai berikut : X = ULA T U dan A adalah matriks dengan kolom ortonormal (UU T =AA T =I) dan L adalah matriks diagonal dengan yang unsur-unsur diagonalnya adalah akar dari akar ri X T X yaitu p. Unsur unsur diagonal matriks L ini disebut nilai singular matriks X T X dan kolom-kolom matriks A T adalah vektor ri dari X T X. Kemudian didefinisikan L α merupakan matriks dengan unsur-unsur

22 8 diagonalnya adalah 1... p. Misalkan matriks G=U L α dan matriks H=L α 1 A dengan besarnya 0 1, maka diperoleh persamaan: X = UL α L α 1 A T = GH T Matriks G adalah titik-titik koordinat dari n objek dan matriks H adalah titik koordinat dari k peubah. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (011), beberapa hal yang bisa diterangkan dari analisis biplot yaitu: 1. Kedekatan antar Objek Dua objek yang memiliki karakteristik yang sama akan digambarkan sebagai dua titik dengan posisi yang berdekatan.. Keragaman Peubah Peubah yang memiliki keragaman yang kel digambarkan dengan vektor yang pendek, sedangkan keragaman yang besar digambarkan dengan vektor yang panjang. 3. Korelasi antar peubah Dua peubah yang memiliki korelasi negatif akan memiliki sudut yang tumpul, sedangkan dua peubah yang memiliki korelasi yang positif akan memiliki sudut yang lanp. 4. Kedekatan objek dengan peubah Suatu objek yang searah dengan vektor dari suatu peubah, maka dapat dikatakan bahwa objek tersebut memiliki nilai di atas rata-rata dari peubah tersebut. Sebaliknya, jika suatu peubah berlawanan dengan arah vektor sutau peubah, maka objek tersebut memiliki nilai di bawah rata-rata dari peubah tersebut. METODE PENELITIAN Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang sama dengan penelitian Safitri (015). Unit amatan berupa 3 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Peubah yang digunakan sebanyak 10 peubah. Peubah yang digunakan diambil dari berbagai sumber, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Millenium Development Goals (MDGs) dan indikator kesejahteraan yang dipublikasikan oleh BPS dan BAPPENAS Provinsi Aceh tahun 007 yang bekerjasama dengan instansi pemerintah lainnya. Peubahpeubah yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 1.

23 9 Tabel 1 Daftar peubah indikator kesejahteraan rakyat Peubah indikator kesejahteraan rakyat Persentase laju pertumbuhan penduduk (%) Kepadatan penduduk per km (jiwa) Angka beban ketergantungan (jiwa) Rata-rata lama sakit (bulan/ tahun) Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (%) Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (Rp) Persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 10 m (%) Persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (%) Persentase penduduk usia muda 0 14 tahun (%) Persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (%) Simbol X1 X X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Metode Analisis Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Menentukan gerombol awal kabupaten/kota Provinsi Aceh tahun 006. Jumlah gerombol optimum tidak diketahui dari awal, sehingga jumlah gerombol ditetapkan sebanyak, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 gerombol. Alokasi kabupaten/kota pada setiap gerombol ditentukan berdasarkan letak keadaan geografis Provinsi Aceh.. Menstandarisasikan data kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh, karena perbedaan satuan pada peubah. 3. Menggerombolkan kabupaten/kota Provinsi Aceh tahun 006 dengan metode OCS dan NPS. 3a. Metode penggerombolan dengan OCS dilakukan dengan tahapan berikut: (1) Membagi objek-objek ke dalam c gerombol awal. () Tetapkan xik xk, untuk r =1, jika x ik data tidak lengkap. Keterangan: x ik = item objek ke i pada peubah ke-k r = iterasi (3) Masuk ke tahapan sampai 4 algoritma OCS (4) Berhenti jika ( r) ( 1) 5 c c r 10 max c, k Keterangan : c = pusat gerombol ke-c berdasarkan peubah ke k (5) Selainnya r = r +1, perbarui nilai keanggotaan objek ke-i terhadap gerombol ke-c dengan menggunakan formula sebagai berikut: C dci u c1 d Keterangan: u = nilai keanggotan objek ke i terhadap gerombol ke c,

24 10 dengan C u c1 1 i ; d = jarak objek ke i terhadap gerombol ke-c C = banyaknya gerombol (6) Menentukan x ik dengan formula : x ik C ( u c1 C c1 ) ( u c r +1 ),1 i C, jika x ik data tidak lengkap. (7) Kembali ke langkah 3. 3b. Metode penggerombolan dengan NPS dilakukan dengan tahapan berikut: (1) Membagi objek-objek ke dalam c gerombol awal. () Tetapkan xik xk, untuk r =1, jika x ik data tidak lengkap. (3) Masuk ke tahapan sampai 4 algoritma NPS (4) Berhenti jika ( r) ( 1) 5 c c r 10 max c, k (5) Selainnya r = r +1, tentukan : r +1 xik c, d = min {d11, d1... d}, jika x ik data tidak lengkap. (6) Memperbarui nilai keanggotaan objek ke-i terhadap gerombol ke-c dengan menggunakan formula sebagai berikut: u C c1 d d Ci (7) Kembali ke langkah Evaluasi terhadap hasil penggerombolan. Evaluasi hasil gerombol dalam hal ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Root Mean Square Standard Deviation (RMSSTD) dan Pseudo F statistik 5. Intepretasi hasil penggerombolan dari hasil metode penggerombolan data tidak lengkap yang terbaik berdasarkan RMSSTD. 6. Intepretasi hasil berdasarkan pada centroid masing-masing gerombol. Karena data berdimensi banyak maka digunakan biplot. Biplot digunakan untuk melihat secara visual karakteristik pada masing-masing gerombol.

25 11 Diagram alir yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Mulai Data Kesejahteraan Rakyat Provinsi Aceh Tahun 006 Standarisasi Data Menentukan gerombol awal, 3,4, 5, 6, 7, dan 8 Metode OCS Metode NPS Menganalisis jumlah gerombol optimum Menganalisis jumlah gerombol optimum Hasil Gerombol Metode OCS Membandingkan ketepatan gerombol OCS, NPS, dan PDS Hasil Gerombol Metode NPS Selesai Gambar 1 Diagram alir penelitian

26 1 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 3 kabupaten/kota. Kapubaten yang memiliki data tidak lengkap pada tahun 006 yaitu Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Subulussalam. Kabupaten tersebut merupakan kabupaten hasil pemekaran pada awal tahun 007. Beberapa peubah yang memiliki data tidak lengkap pada kabupaten tersebut antara lain pada peubah X3 : angka beban ketergantungan (jiwa), X4 : rata-rata lama sakit (bulan/tahun), X6 : pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (Rp), X7 : persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 10 m (%), X8 : persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (%), X9 : persentase penduduk usia muda 0-14 tahun (%), dan X10 : persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (%). Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 8% data yang tidak lengkap. Analisis Gerombol Metode OCS Penentuan jumlah gerombol yang optimum pada metode OCS dapat dilakukan menggunakan kriteria RMSSTD dan pseudo F. Hasil RMSSTD dapat mengevaluasi jumlah gerombol yang optimum secara kuantitatif berdasarkan hasil nilai RMSSTD yang terkel. Jumlah gerombol yang memiliki RMSSTD terkel menunjukkan bahwa jumlah gerombol tersebut memiliki keragaman yang lebih kel dalam satu gerombol dibanding jumlah gerombol lainnya. Semakin kel nilai RMSSTD semakin kel keragaman dari gerombol yang terbentuk. Nilai RMSSTD yang tinggi menunjukkan gerombol yang terbentuk memiliki keragaman yang tinggi. Tabel. Menunjukkan hasil RMSSTD pada masing-masing jumlah gerombol dengan metode OCS. Berdasarkan Tabel. Jumlah gerombol 5 memiliki nilai RMSSTD lebih kel dari jumlah gerombol lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah gerombol 5 memiliki keragaman yang lebih kel dalam satu gerombol dibanding jumlah gerombol lainnya. Tabel Hasil RMSSTD metode OCS Jumlah OCS Gerombol RMSSTD 0, , , , ,80 7 0, ,6990 Hasil RMSSTD pada metode OCS dapat terlihat jelas berdasarkan grafik RMSSTD yang ditunjukkan pada Gambar.

27 RMSSTD ,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0, 0, Gambar Grafik RMSSTD metode OCS Gambar. Menunjukkan bahwa semakin besar jumlah gerombol maka RMSSTD membentuk pola kubik dengan titik belok minimum pada jumlah gerombol 5. Sehingga jumlah gerombol lima merupakan jumlah gerombol yang optimum dalam menggerombolkan kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Pada penelitian ini, pseudo F digunakan untuk menunjukkan keragaman masing-masing peubah pada setiap jumlah gerombol. Jumlah gerombol dapat dirikan oleh peubah dengan nilai pseudo F yang tinggi dibanding jumlah gerombol lainnya. Peubah yang memiliki nilai pseudo F tertinggi menunjukkan bahwa jumlah gerombol tersebut memiliki peubah dengan keragaman yang lebih kel dibanding jumlah gerombol lainnya. Hal tersebut dapat memperlihatkan jumlah gerombol yang optimum untuk mendukung hasil RMSSTD. Berdasarkan grafik RMSSTD menunjukkan bahwa hasil nilai RMSSTD akan menurun sangat signifikan pada jumlah gerombol, 3, 4 dan 5, oleh karena itu perhitungan pseudo F di masing-masing peubah dilakukan pada jumlah gerombol, 3,4 dan 5. Tabel 3. Menunjukkan hasil pseudo F pada masing-masing peubah berdasarkan metode OCS. Peubah Tabel 3 Hasil Pseudo F pada metode OCS dua tiga empat lima Pseudo F Pseudo F Pseudo F Pseudo F X1 0,98 14,79 1,0 10,70 X 1,41 111,99 90,05 159,8 X3 1,71 7,16 7,70 7,5 X4 5,8,47,45 6,37 X5 0,58 1,07 7,11 3,75 X6 1,98 13,5 8,85 10,16 X7,69 9,13 9,6 5,58 X8 16,83 11,84 5,75 4,40 X9 6,09 14,06 11,98 8,4 X10 6,65 7,51 11,81 7,51

28 14 Berdasarkan Tabel 3. Hasil pseudo F dengan jumlah gerombol dua memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X3, X8, dan X9. Kemudian jumlah gerombol 3 memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X1 dan X6. Selanjutnya jumlah gerombol empat memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X5 dan X10. Kemudian jumlah gerombol lima memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X, X4, dan X7. Berdasarkan hasil perhitungan pseudo F pada masing-masing peubah, setiap jumlah gerombol memiliki penri yang berbeda-beda, sehingga pseudo F dalam penelitian ini tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Hasil jumlah gerombol yang optimum dapat dilihat berdasarkan hasil RMSSTD yaitu dengan jumlah gerombol lima. Analisis Gerombol Metode NPS Metode NPS merupakan algoritma khusus penggerombolan data tidak lengkap dengan teknik yang sama dengan metode OCS. Perbedaan dari metode OCS yaitu dalam menggantikan nilai yang tidak lengkap. Metode NPS menggantikan nilai yang tidak lengkap menggunakan pusat gerombol, berdasarkan jarak yang minimum. Evaluasi jumlah gerombol yang optimum pada metode NPS juga dapat dilihat dari hasil nilai RMSSTD dan pseudo F. Berikut merupakan hasil nilai RMSSTD pada masing-masing jumlah gerombol dengan metode NPS yang ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil RMSSTD metode NPS Jumlah NPS Gerombol RMSSTD 0, , , , , , ,5868 Hasil RMSSTD pada Tabel 4. Menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah gerombol hasil RMSSTD akan semakin kel, namun pada jumlah gerombol enam sudah terlihat kovergen. Pada jumlah gerombol tujuh dan delapan perbedaan hasil RMSSTD dengan jumlah gerombol enam tidak jauh berbeda. Penurunan hasil nilai RMSSTD pada masing-masing jumlah gerombol pada metode NPS akan terlihat jelas pada grafik RMSSTD yang ditunjukkan pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3. Menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah gerombol maka nilai RMSSTD akan mengalami penurunan. Penurunan yang sangat signifikan terjadi pada jumlah gerombol, 3, 4, 5, dan 6, pada jumlah gerombol 7 dan 8 terlihat penurunan tidak jauh berbeda dari jumlah gerombol 6. Berdasarkan hasil RMSSTD yang ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil gerombol dapat dikatakan telah konvergen pada jumlah gerombol 6. Artinya berdasarkan RMSSTD dengan metode NPS hasil penggerombolan dinyatakan optimum pada jumlah gerombol 6.

29 RMSSTD ,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0, 0, Gambar 3 Grafik RMSSTD metode NPS Jumlah gerombol yang optimum yaitu apabila setiap peubah yang digunakan memiliki keragam yang kel dalam satu gerombol. Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan perhitungan pseudo F pada masing-masing peubah di setiap jumlah gerombol. Berdasarkan grafik RMSSTD pada Gambar 3. Menunjukkan bahwa jumlah gerombol mengalami penurunan yang signifikan pada jumlah gerombol, 3, 4, 5, dan 6. Dalam hal ini akan ditunjukkan hasil pseudo F di masing-masing peubah pada jumlah gerombol, 3, 4, 5, dan 6. Berikut merupakan hasil perhitungan pseudo F pada masing-masing peubah dengan metode NPS yang ditunjukkan pada Tabel 5. Peubah Tabel 5 Hasil Pseudo F pada metode NPS Dua Tiga Empat Lima Enam Pseudo F Pseudo F Pseudo F Pseudo F Pseudo F X1 0,98 0,46 1,0 10,7 8,59 X 1,41 5,7 90,05 159,8 10,4 X3 14,14 19,01 7,78 7,66 6,33 X4 6,46 3,4,59 6,46 6,0 X5 0,58 0,15 7,11 3,75,95 X6,18 6,47 8,86 10,31 57,01 X7,95 33,51 9,71 5,66 19,73 X8 18,84 8,96 5,81 4,57 3,94 X9 9,48 0,8 1,05 8,4 6,3 X10 7,36 19,65 1,05 7,54 5,7 Berdasarkan Tabel 5. Hasil pseudo F dengan jumlah gerombol dua memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X4, X8, dan X9. Kemudian jumlah gerombol tiga memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X3 dan X10. Selanjutnya jumlah gerombol empat memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X1 dan X5. Kemudian jumlah gerombol lima memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X

30 16 dan X7. Sedangkan jumlah gerombol enam memiliki nilai pseudo F tertinggi pada peubah X6. Berdasarkan hasil perhitungan pseudo F pada masing-masing peubah, setiap jumlah gerombol memiliki penri yang berbeda-beda, sehingga hasil pseudo F pada metode NPS dalam penelitian ini tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Hasil jumlah gerombol yang optimum dari metode NPS dapat dilihat berdasarkan hasil RMSSTD yaitu dengan jumlah gerombol enam. Perbandingan Hasil Gerombol PDS, OCS, dan NPS Penelitian Safitri (015), telah mengkaji metode gerombol murni tanpa imputasi dengan membandingkan metode KSC dan metode PDS menggunakan data simulasi dan data kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh tahun 006. Pada penelitian tersebut menyimpulkan bahwa metode PDS lebih baik dibanding metode KSC dalam menggerombolkan data tidak lengkap. Kemudian metode PDS diterapkan untuk menggerombolkan kabupaten/kota Provinsi Aceh tahun 006 dengan 4 gerombol. Berdasarkan informasi tersebut, dalam penelitian ini akan dibandingkan metode yang terbaik dari OCS, NPS atau PDS dalam menggerombolkan kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 006 dengan 4 gerombol. Metode yang memiliki nilai RMSSTD yang terkel maka dapat dikatakan bahwa metode tersebut dapat menghasilkan keragaman yang kel dalam satu gerombol dibanding metode lainnya. Sehingga untuk mendapatkan metode yang terbaik yaitu dilihat berdasarkan hasil nilai RMSSTD pada masing-masing metode dengan jumlah gerombol empat. Hasil RMSSTD dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil RMSSTD metode OCS, NPS, dan PDS Metode RMSSTD OCS 0,6989 NPS 0,6983 PDS 0,7493 Hasil RMSSTD pada Tabel 5. Menunjukkan bahwa metode OCS dan NPS dengan jumlah gerombol empat memiliki nilai RMSSTD lebih kel dibanding metode PDS. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa metode OCS dan NPS lebih baik dibanding metode PDS dalam menggerombolkan data tidak lengkap pada data kesejahteraan rakyat di Provinsi Aceh tahun 006. Hasil Gerombol Matode OCS Hasil penggerombolan metode OCS, mendapatkan jumlah gerombol 5 sebagai jumlah gerombol optimum. Berdasarkan hasil RMSSTD, jumlah gerombol 5 memiliki nilai yang lebih kel dibanding dengan jumlah gerombol lainnya. Berikut merupakan hasil penggerombolan kabupaten/kota Provinsi Aceh tahun 006 dengan 5 gerombol yang ditunjukkan pada Tabel 7.

31 Tabel 7 Hasil penggerombolan kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada metode OCS Gerombol Kabupaten/Kota 1 Sabang, Kota Langsa dan Lhokseumawe Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Utara, Bener Merieh 3 Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Jaya, Subulussalam 4 Aceh Besar, Pidie, Aceh Tamiang, Nagan Raya, Pidie Jaya 5 Banda Aceh Karakteristik dari masing-masing gerombol dapat dilihat berdasarkan pusat gerombol pada masing-masing peubah yang ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8 Pusat gerombol metode OCS Peubah Gerombol X1-0,6918-0,47 0,370-0,3336 3,4889 X 0,3796-0,906-0,3453-0,73 4,3947 X3-1,368 0,7553 0,0383-0,0719 -,160 X4 0,1755-0,7848 1,51-0,068-0,0709 X5 0,107 0,59-0,8441 0,808-1,3853 X6 0,510-0,357-0,553 0,1337 3,4511 X7 1,355-0,4093-0,5578-0,938 3,150 X8-0,345 0,690 0,0676-0,8475-1,9669 X9-0,9347 0,9197-0,1911-0,3875 -,009 X10-0,8453-0,61 0,791 1,0743-0,6134 Selain menggunakan pusat gerombol dari masing-masing peubah, karakteristik kabupaten/kota pada setiap gerombol juga dapat dilihat secara visual dengan menggunakan analisis biplot. Hasil analisis biplot ditunjukkan pada Gambar 4. Keragaman yang dapat dijelaskan dari hasil analisis biplot pada Gambar 4. yaitu sebesar 90,9% dengan dimensi pertama menjelaskan 83,1% dan dimensi kedua menjelaskan 7,8%. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat 9,1% informasi yang hilang atau tidak dapat dijelaskan dari biplot. Berdasarkan Gambar 4. Gerombol yang terdekat/searah dengan arah vektor dari peubah, maka gerombol tersebut memiliki nilai rata-rata yang relatif tinggi. Namun sebaliknya, jika gerombol terletak berlawanan dengan dengan arah vektor dari peubah, maka gerombol tersebut memiliki nilai rata-rata yang relatif rendah. Kedekatan gerombol terhadap vektor peubah juga ditunjukkan berdasarkan hasil pusat gerombol pada Tabel 8. Meskipun tidak semua peubah dapat dirikan dari hasil biplot karena terdapat 9,1% informasi yang tidak dapat dijelaskan dari hasil biplot. 17

32 18 Gambar 4 Biplot indikator kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh Tahun 006 dengan 5 gerombol pada metode OCS Karakteristik kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang dirikan dari hasil biplot di masing-masing gerombol pada metode OCS ditunjukkan pada Tabel 9. Gerombol 1 Tabel 9 Karakteristik gerombol metode OCS Karakteristik Gerombol Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (X6) tinggi Persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 10 m (X7 ) tinggi Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) sedang Persentase laju pertumbuhan penduduk (X1) rendah Angka beban ketergantungan (X3) rendah Persentase penduduk usia muda 0 14 tahun (X9) rendah Persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (X10) rendah Angka beban ketergantungan (X3) tinggi Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) tinggi

33 19 Gerombol Karakteristik Gerombol Persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (X8) tinggi Persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (X8) tinggi Persentase penduduk usia muda 0 14 tahun (X9) tinggi Kepadatan penduduk perkm (X) rendah Rata-rata lama sakit (X4) rendah Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (X6) rendah Persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (X10) rendah Angka beban ketergantungan (X3) tinggi Rata-rata lama sakit (X4) tinggi Persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (X10) tinggi Kepadatan penduduk perkm (X) rendah Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) rendah Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (X6) rendah Persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 10 m (X7 ) rendah Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) tinggi Persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (X10) tinggi Angka beban ketergantungan (X3) sedang Persentase penduduk usia muda 0 14 tahun (X9) sedang Persentase laju pertumbuhan penduduk (X1) rendah Persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (X8) rendah Persentase laju pertumbuhan penduduk (X1) tinggi Kepadatan penduduk perkm (X) tinggi Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (X6) tinggi Persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 10 m (X7) tinggi Angka beban ketergantungan (X3) rendah Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) rendah Persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (X8) rendah Hasil Gerombol Metode NPS Hasil penggerombolan dengan metode NPS, mendapatkan jumlah gerombol 6 sebagai jumlah gerombol optimum. Berdasarkan grafik RMSSTD, hasil gerombol dikatakan sudah konvergen pada jumlah gerombol 6. Berikut merupakan hasil penggerombolan kabupaten/kota Provinsi Aceh tahun 006 dengan 6 gerombol yang ditunjukkan pada Tabel 10.

34 0 Tabel 10 Hasil penggerombolan kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada metode NPS Gerombol Kabupaten/Kota 1 Sabang, Kota Langsa dan Lhokseumawe Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Utara, Bener Merieh 3 Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Jaya, Subulussalam 4 Aceh Besar, Pidie, Aceh Tamiang, Nagan Raya, Pidie Jaya 5 Banda Aceh 6 Aceh Barat Daya Karakteristik dari masing-masing gerombol dapat dilihat berdasarkan pusat gerombol pada masing-masing peubah yang ditunjukkan pada Tabel 11. Peubah Tabel 11 Pusat gerombol metode NPS Gerombol X1-0,6919-0,47 0,4676-0,3336 3,4889-0,1059 X 0,3796-0,906-0,3483-0,73 4,3947-0,3305 X3-1,368 0,7553 0,1817-0,0693 -,16-0,5611 X4 0,1755-0,7848 0,947-0,0748-0,0709,784 X5 0,107 0,59-0,991 0,808-1,3853-0,4189 X6 0,510-0,357-0,0168 0,1339 3,4511 -,6463 X7 1,355-0,4093-0,5003-0,937 3,150-0,7759 X8-0,345 0,690 0,86-0,8474-1,9669-0,6344 X9-0,9347 0,9197-0,0645-0,3867 -,009-0,6896 X10-0,8453-0,61 0,809 1,0796-0,6134 0,5699 Selain menggunakan pusat gerombol dari masing-masing peubah, karakteristik kabupaten/kota pada setiap gerombol pada metode NPS juga dapat dilihat secara visual dengan menggunakan analisis biplot. Hasil analisis biplot ditunjukkan pada Gambar 5. Keragaman yang dapat dijelaskan dari hasil analisis biplot dengan 6 gerombol pada metode NPS yaitu sebesar 88,5% dengan dimensi pertama menjelaskan 75% dan dimensi kedua menjelaskan 13,5%. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat 11,5% informasi yang hilang atau tidak dapat dijelaskan dari biplot. Kedekatan gerombol terhadap vektor peubah berdasarkan hasil biplot pada Gambar 5. Dapat dilihat pada hasil pusat gerombol pada Tabel 11. Meskipun tidak semua peubah dapat dirikan dari hasil biplot karena terdapat 11,5% informasi yang tidak dapat dijelaskan dari hasil biplot.

35 1 Gambar 5 Biplot indikator kesejahteraan rakyat Provinsi Aceh Tahun 006 dengan 6 gerombol pada metode NPS Karakteristik kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang dirikan dari hasil biplot pada masing-masing gerombol dengan metode NPS ditunjukkan pada Tabel 1. Gerombol 1 Tabel 1 Karakteristik gerombol metode NPS Karakteristik Gerombol Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (X6) tinggi Persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 10 m (X7) tinggi Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) sedang Persentase laju pertumbuhan penduduk (X1) rendah Angka beban ketergantungan (X3) rendah Persentase penduduk usia lanjut 65 tahun (X10) rendah Angka beban ketergantungan (X3) tinggi Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SLTP atau lebih (X5) tinggi Persentase rumah tangga dengan sumber air minum ledeng (X8) tinggi Persentase penduduk usia muda 0 14 tahun (X9) tinggi Kepadatan penduduk perkm (X) rendah Rata-rata lama sakit (X4) rendah Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan (X6) rendah

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Desi_its@yahoo.com Mustika Hadijati Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 53-58 ISSN: 2303-1751 PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA NOVA SARI BARUS 1, I PUTU EKA NILA KENCANA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda STK511 Analisis Statistika Pertemuan 13 Peubah Ganda 13. Peubah Ganda: Pengantar Pengamatan Peubah Ganda Menggambarkan suatu objek tidak cukup menggunakan satu peubah saja Kasus pengamatan peubah ganda

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 23/05/Th.XX, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Provinsi Aceh Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Aceh pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya) (M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/Th.XIX, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Provinsi Aceh Tahun 2015 Pembangunan manusia di Provinsi Aceh pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN GRAFIK BIPLOT SQRT (SQUARE ROOT BIPLOT)

ANALISIS LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN GRAFIK BIPLOT SQRT (SQUARE ROOT BIPLOT) ANALISIS LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN GRAFIK BIPLOT SQRT (SQUARE ROOT BIPLOT) SKRIPSI Disusun Oleh : ANIK NURUL AINI 240 102 111 300 28 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 No. 42/09/12/Th I, 03 September 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH JANUARI APRIL 2012 SEBANYAK 201.605,53 TON Produksi beras provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah penurunan tingkat kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar) Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut (hektar) Dicetak Tanggal : Penggunaan Lahan Total Pertanian Bukan Luas Lahan Sawah Bukan Sawah Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) 01 Simeulue 10.927 74.508

Lebih terperinci

INFORMASI YANG BISA DIAMBIL DARI BIPLOT

INFORMASI YANG BISA DIAMBIL DARI BIPLOT ANALISIS BIPLOT PENGANTAR Biplot diperkenalkan pertama kali oleh Gabriel (1971) sehingga sering disebut sebagai Gabriel s biplot. Metode ini tergolong dalam analisis eksplorasi peubah ganda yang ditujukan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM PEMILIHAN CLUSTER OPTIMUM PADA FUZZY C-MEANS (Studi kasus: Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah berdasarkan Indikator Indeks Pembangunan Manusia) SKRIPSI Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI

Lebih terperinci

KAJIAN EMPIRIK KINERJA ALGORITMA KHUSUS PARTIAL DISTANCE STRATEGY (PDS) DAN IMPUTASI WAHYU SOLEH

KAJIAN EMPIRIK KINERJA ALGORITMA KHUSUS PARTIAL DISTANCE STRATEGY (PDS) DAN IMPUTASI WAHYU SOLEH KAJIAN EMPIRIK KINERJA ALGORITMA KHUSUS PARTIAL DISTANCE STRATEGY (PDS) DAN IMPUTASI WAHYU SOLEH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II akan dibahas tentang materi-materi dasar yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab selanjutnya, yaitu matriks, kombinasi linier, varian dan simpangan baku, standarisasi

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN E-Jurnal Matematika Vol. (), Mei, pp. - ISSN: - PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN Ni Wayan Aris Aprilia A.P, I Gusti Ayu Made Srinadi, Kartika Sari Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh ht t p: //w

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH Tri Prastiwi 1 Muhammad Arfan 2 Darwanis 3 Abstract: Analysis of the performance of

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR Jur. Ris. & Apl. Mat. I (207), no., xx-xx Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 258-054 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELOMPOK DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DAN GUSTAFSON KESSEL CLUSTERING PADA INDEKS LQ45

ANALISIS KELOMPOK DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DAN GUSTAFSON KESSEL CLUSTERING PADA INDEKS LQ45 ANALISIS KELOMPOK DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DAN GUSTAFSON KESSEL CLUSTERING PADA INDEKS LQ45 SKRIPSI Disusun oleh: LAILLY RAHMATIKA J2E009007 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI 35 METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI NI WAYAN ARIS APRILIA A.P 1008405033 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN KEKURANGAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN TAHUN 2014 DAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI

KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI KAJIAN ANALISIS GEROMBOL BERBASIS MODEL PADA DATA YANG MENYEBAR NORMAL GANDA INDAH RATIH ANGGRIYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Statistika Multivariat Analisis statistika multivariat adalah teknik-teknik analisis statistik yang memperlakukan sekelompok variabel terikat yang saling berkorelasi sebagai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 46/11/11/Th.V, 5 November 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,10 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 97 102. PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE Nicolaus, Evy Sulistianingsih,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 53/11/TH XVI, 6 November 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 10,3 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI Disusun oleh: NARISWARI DIWANGKARI 24010211120003 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Analisis Klaster Kecamatan di Kabupaten Semarang Berdasarkan Potensi Desa Menggunakan Metode Ward dan Single Linkage

Analisis Klaster Kecamatan di Kabupaten Semarang Berdasarkan Potensi Desa Menggunakan Metode Ward dan Single Linkage Analisis Klaster Kecamatan di Kabupaten Semarang Berdasarkan Potensi Desa Menggunakan Metode Ward dan Single Linkage SKRIPSI Disusun oleh : Nama : Annisa Nur Fathia NIM : 24010212110050 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTER SKRIPSI

PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTER SKRIPSI PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTER SKRIPSI Disusun oleh: FITRA RAMDHANI NIM 24010210141044 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 60 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sumbangan Sektor Pertanian terhadap PDRB, Penyerapan Tenaga Kerja, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Aceh 5.1.1. Sumbangan Sektor Pertanian terhadap PDRB, dan Penyerapan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 B P S P R O V I N S I A C E H No. 11/02/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS 10 PENDAHULUAN Latar Belakang Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA ITERATIF UNTUK MINIMISASI FUNGSI NONLINEAR

PENGEMBANGAN ALGORITMA ITERATIF UNTUK MINIMISASI FUNGSI NONLINEAR PENGEMBANGAN ALGORITMA ITERATIF UNTUK MINIMISASI FUNGSI NONLINEAR TESIS Oleh FADHILAH JULI YANTI HARAHAP 127021019/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN, TEKANAN EKONOMI, STRATEGI KOPING DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI HIDAYAT SYARIFUDDIN DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN DESA DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN

PENGELOMPOKKAN DESA DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN PENGELOMPOKKAN DESA DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN Indah Ratih Anggriyani 1), Dariani Matualage 2), Esther Ria Matulessy 3) 1)2)3) Jurusan Matematika

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Statistika, Vol. 15 No. 2, 87-97 November 215 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Fitriana A.R. 1, Nurhasanah 2, Ririn Raudhatul

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan Aceh kembali membaik, terlihat dari TPAK yang menunjukkan peningkatan dari 61,77% pada Agustus 2012 menjadi 65,56% per Februari

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU

A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2009 PER YATAA ME GE AI TESIS DA SUMBER

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 25/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus

Lebih terperinci

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS Pendahuluan Tujuan dari analisis gerombol : Menggabungkan beberapa objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan sifat kemiripan atau sifat ketidakmiripan antar objek

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN BULAN DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.52 /11/TH.XVII, 5 November 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (K-NN) DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

TESIS. Oleh MUHAMMAD SAMIN /MAG

TESIS. Oleh MUHAMMAD SAMIN /MAG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PETERNAK SAPI POTONG INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KECAMATAN PANTAI CERMIN DAN KECAMATAN SERBA JADI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MUHAMMAD

Lebih terperinci

DATA DAN METODE Sumber Data

DATA DAN METODE Sumber Data 14 DATA DAN METODE Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil simulasi dan data dari paket Mclust ver 3.4.8. Data simulasi dibuat dalam dua jumlah amatan yaitu 50 dan 150. Tujuan

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

Company LOGO ANALISIS BIPLOT Company LOGO ANALISIS BIPLOT Pendahuluan Company name Data : ringkasan berupa nilai beberapa peubah pada beberapa objek Objek n Nilai Peubah X X.. Xp Company name Penyajian Data dalam bentuk matriks =

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK PARIWISATA DAN MODEL JUMLAH WISATAWAN UNTUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH*

PENENTUAN KARAKTERISTIK PARIWISATA DAN MODEL JUMLAH WISATAWAN UNTUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH* Jurnal Natural Vol. 16, No. 1, 2016 ISSN 1141-8513 PENENTUAN KARAKTERISTIK PARIWISATA DAN MODEL JUMLAH WISATAWAN UNTUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH* Nurhasanah*, Nany Salwa dan Nelva Amelia Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS EKSPLORASI PEUBAH GANDA TERHADAP DATA AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA RAMA ELI LASE

PENERAPAN ANALISIS EKSPLORASI PEUBAH GANDA TERHADAP DATA AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA RAMA ELI LASE PENERAPAN ANALISIS EKSPLORASI PEUBAH GANDA TERHADAP DATA AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA RAMA ELI LASE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF ASSESSMENT DAN PEER ASSESSMENT TERHADAP KOMPETENSI PEMASANGAN INFUS DITINJAU DARI MOTIVASI TESIS

PERBEDAAN SELF ASSESSMENT DAN PEER ASSESSMENT TERHADAP KOMPETENSI PEMASANGAN INFUS DITINJAU DARI MOTIVASI TESIS PERBEDAAN SELF ASSESSMENT DAN PEER ASSESSMENT TERHADAP KOMPETENSI PEMASANGAN INFUS DITINJAU DARI MOTIVASI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis cluster

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang diteliti bersifat multidimensional dengan menggunakan tiga atau lebih variabel

Lebih terperinci

STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM FERI SURYAWAN

STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM FERI SURYAWAN STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM FERI SURYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PENYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN MENGGUNAKAN METODE KOHONEN

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN MENGGUNAKAN METODE KOHONEN Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 016 p-issn : 550-0384; e-issn : 550-039 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 009-013 MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 02 (2016), hal 253-260 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Peubah Ganda Analisis peubah ganda merupakan salah satu jenis analisis statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas (independen

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION

PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION DAN ALL POSSIBLE SUBSET SELECTION PADA JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) ( Studi Kasus di Provinsi

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 545-551 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES

PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES PENERAPAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA MODEL PENDUGA AREA KECIL DALAM PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES SKRIPSI Disusun Oleh : RAHAYU NINGTYAS 24010211130042

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ENSEMBLE

PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ENSEMBLE Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 13 23 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Classification is the process of organizing

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Analisa Data Mahasiswa Baru Terhadap Program Studi Yang. Dipilih Di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Analisa Data Mahasiswa Baru Terhadap Program Studi Yang. Dipilih Di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Analisa Data Mahasiswa Baru Terhadap Program Studi Yang Dipilih Di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Menggunakan Teknik Data Mining SKRIPSI Disusun Oleh : Citra Arum Sari 1032010048 JURUSAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH ADINDA PUTRI SIAGIAN / NRP. 3609100701 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PROSIDING ISSN: M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2010-2015 DI PROVINSI JAWA TENGAH Rukini Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan email:rukini@bps.go.id Abstrak Pembangunan

Lebih terperinci

.: Analisis Gerombol - Bagian 2 :.

.: Analisis Gerombol - Bagian 2 :. seri tulisan data mining.: Analisis Gerombol - Bagian 2 :. Penggerombolan Tak Berhirarki - Algoritma k-means Bagus Sartono bagusco@gmail.com June 4, 2016 Abstract Pada seri tulisan ini akan dipaparkan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan. Masyarakat yang berada di wilayah tertinggal pada umumnya masih belum banyak tersentuh oleh program-program

Lebih terperinci

ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013)

ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013) ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013) SKRIPSI Disusun Oleh : BUNGA MAHARANI 24010211120008 JURUSAN

Lebih terperinci

PENANGANAN MASALAH HETEROSKEDASITAS DENGAN MODEL ARCH-GARCH DAN MODEL BLACK-SCHOLES MOSES ALFIAN SIMANJUNTAK

PENANGANAN MASALAH HETEROSKEDASITAS DENGAN MODEL ARCH-GARCH DAN MODEL BLACK-SCHOLES MOSES ALFIAN SIMANJUNTAK PENANGANAN MASALAH HETEROSKEDASITAS DENGAN MODEL ARCH-GARCH DAN MODEL BLACK-SCHOLES MOSES ALFIAN SIMANJUNTAK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci