Teori-teori Tema Arsitektur perilaku a. Menurut Donna P. Duerk dalam bukunya yang berjudul Architectural Programming dijelaskan bahwa : that pe

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teori-teori Tema Arsitektur perilaku a. Menurut Donna P. Duerk dalam bukunya yang berjudul Architectural Programming dijelaskan bahwa : that pe"

Transkripsi

1 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Pengertian Perilaku Arsitektur r perilaku adalah arsitektur yang penerapannya selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan. Arsitektur muncul sekitar tahun Pertimbangan-pertimbangan ini pada awalnya dibutuhkan untuk perancangan obyek-obyek Arsitektur tertentu, tu, misalnya rumah sakit jiwa, rehabilitasi narkoba, penjara, rumah sakit anak, SLB atau pusat autisme. Dalam perkembangannya, ternyata banyak obyek Arsitektur yang dapat didekati dengan pendekatan perilaku didalam perancangannya, misalnya mall, restoran, sekolah, stasiun kereta api dan lain-lain. (Marcella, Joyce, 2004). Arsitektur r perilaku adalah arsitektur yang penerapannya selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan. Arsitektur muncul sekitar tahun Pertimbangan-pertimbangan ini pada awalnya dibutuhkan untuk perancangan obyek-obyek Arsitektur tertentu, misalnya rumah sakit jiwa, rehabilitasi narkoba, penjara, rumah sakit anak, SLB atau pusat autisme. Dalam perkembangannya, ternyata banyak obyek Arsitektur yang dapat didekati dengan pendekatan perilaku didalam perancangannya, misalnya mall, restoran, sekolah, stasiun kereta api dan lain-lain. Perancangan Arsitektur berdasarkan perilaku ini berdasarkan pertimbanganpertimbangan perancangan, diantaranya pada hasil penelitian didalam bidang psikologi Arsitektur atau psikologi lingkungan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 7

2 Teori-teori Tema Arsitektur perilaku a. Menurut Donna P. Duerk dalam bukunya yang berjudul Architectural Programming dijelaskan bahwa : that people and their behavior are part of a whole system that includes place and environment, sunch that behavior and environment cannot be empirically separated. That is to say, human behavior always happen in a place and they cannot be fully evaluated without considering the environmental influence. (bahwa manusia dan perilakunya adalah bagian dari system yang menempati tempat dan lingkungan tidak dapat dipisahkan secara empiris. Karena itu perilaku manusia selalu terjadi pada suatu tempat dan dapat dievaluasi secara keseluruhan tanpa pertimbangan factorfaktor lingkungan) n) 1. Lingkungan yang mempengaruhi perilaku manusia. Orang cenderung erung menduduki suatu tempat yang biasanya diduduki meskipun tempat tersebut bukan tempat duduk. Misalnya: susunan anak tangga didepan rumah, bagasi mobil yang besar, pagar ar yang rendah dan sebagainya. 2. Perilaku manusia yang mempengaruhi lingkungan Pada saat orang cenderung memilih jalan pintas yang dianggapnya terdekat dari pada melewati pedestrian yang memutar. Sehinga orang tersebut tanpa sadar telah membuat jalur sendiri meski telah disediakan pedestrian. b. Menurut Y.B Mangun Wijaya dalam buku Wastu Citra. Arsitektur berwawasan perilaku adalah Arsitektur yang manusiawi, yang mampu memahami dan mewadahi perilaku-perilaku manusia yang ditangkap dari berbagai macam perilaku, baik itu perilaku pencipta, pemakai, pengamat juga perilaku alam sekitarnya. Disebutkan pila bahwa Arsitektur adalah penciptaan suasana, perkawinan guna dan citra. Guna merujuk pada manfaat yang ditimbulkan dari hasil rancangan. Manfaat tersebut diperoleh dari pengaturan fisik bangunan yang sesuai dengan fungsinya. Namun begitu guna tidak hanya berarti manfaat saja, tetapi juga mengahsilkan suatu daya yang menyebabkan kualitas hidup Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 8

3 kita semakin meningkat. Cita merujuk pada image yang ditampilkan oleh suatu karya Arsitektur. Citra lebih berkesan spiritual karena hanya dapat dirasakan oleh jiwa kita. Citra adalah lambing yang membahasakan segala yang manusiawi, indah da agung dari yang menciptakan (Mangunwijaya, 1992). Dari pernyataan di atas dapat dikatakan baha mencapa guna dan citra yang sesuai tidak lepas dari berbagai perilaku yang berpengaruh dalam sebuah karya, baik itu perilaku pencipta, perilaku pemakai, perilaku pengamat juga menyangkut perilaku alam dan sekitarnya. Pembahasan perilaku dalam buku wastu citra dilakukan satu persatu menurut beragamnya pengertian Arsitektur, sebagai berikut : Perilaku manusia didasari oleh pengaruh sosial budaya yang juga mempengaruhi terjadinya proses Arsitektur. Perilaku manusia yang dipengaruhi oleh kekuatan religi dari pengaruh nilai-nilai kosmologi. Perilaku alam dan lingkungan mendasari perilaku manusia dalam berarsitektur. Dalam berarsitektur terdapat keinginan untuk menciptakan perilaku yang lebih baik. c. Menurut Garry ry T. More dalam buku Introduction to Architecture. Istilah perilaku diartikan sebagai suatu fungsi dari tuntutan-tuntutan organism dalam dan lingkungan sosio-fisik luar. Penkajian perilaku menurut Garry T. More diakitkan denga lingkungan sekitar yang lebih dikenal sebagai pengakjian lingkungan-perilaku. Adapun pengkajian lingkungan_perilaku seperti yang dimaksudkan oleh Garry T. More terdiri atas definisi-defenisi sebagai berikut : Meliputi penyelidikan sistematis tentang hubungan-hubungan antara lingkungan dan perilaku manusia dan penerapannya dalam proses perancangan. Pengakjian lingkungan-perilaku dalam Arsitektur mencakup lebih banyak dari pada sekedar fungsi. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 9

4 Meliputi unsure-unsur keindahan estetika, diaman fungsi bertalian denga perilaku dan kebutuhan oang, estetika bertalian dengan pilihan dan pengalaman. Jadi estetika formal dilengkapi dengan estetika hasil pengalaman yang bersandar pada si pemakai. Jangkauan factor perilaku lebih mendalam, pada psikologi si pemakai bangunan, kebutuhan interaksi kemasyarakatan, perbedaan-perbedaan sub budaya dalam gaya hidup dan makna serta simbolisme banguan. Pengkajian lingkungan-lingkungan juga meluas ke teknologi, agar isyarat-isyarat Arsitektur dapat memberikan penampilan kemantapan atau perlindungan. d. Menurut Victor Papanek Bahwa dalam telaah-telaah lingkungan dalma arsitektur, harus dipahami dua kerangka konsep yang satu menjelaskan jajaran informasi lingkungan perilaku-perilaku yang tersedia, dan yang lain memperhatikan diaman proses perancangan informasi lingkuangan perilaku paling mempengaruhi pengambilan keputusan Arsitektur Faktor faktor dalam prinsip Arsitektur perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam prinsip-prinsip perilaku pengguna bangunan (snyder, james C, 1989) antara lain : 1. Factor manusia Kebutuhan dasar. Manusia mempunyai mpunyai kebutuhan-kebutuhan dasar antara lain : Physicological need Merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisik. Misalnya makan, minum, berpakaian dan lain-lain yang berhubungan denga factor fisik. Safety need. Kebutuhan akan rasa aman terhadap diri dan lingkungan baik secara fisik maupun psikis, secara fisik seperti rasa aman dari panas, hujan dan secara psikis seperti aman dari rasa malu, aman dari rasa takut dan sebagainya. Affilitation need. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 10

5 Kebutuhan untuk bersosialisasi, berinteraksi dan berhubungan degan orang lain. Affilitation need sebagai alat atau sarana untuk mengekspresikan diri dengan cara berinteraksi dengan sesamanya. Cognitive/Aestetic need. Kebuthan untuk berkreasi, berkembang, berfikir dan menambah pengetahuan dalam menentukan keindahan yang dapat membentuk pola prilaku manusia. Usia Manusia sebagai pengguna pada bangunan memiliki tahapan usia yang akan sangat berpengaruh terhadap rancangan. Manusia dibedakan atas : Balita Kelompok ini i merupakan kelompok usia yang belum mampu mengerti kondisi keberadaan diri sendiri, merek masih mengenal perilaku-perilaku sosial yang ada disekitarnya. Anak-anak Kelompok usia ini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, dan mereka cenderung kreatif. Remaja Kelompok usia ini mereka sudah memiliki kepribadian yang stabil dan mantap. Dewasa Untuk usia ini mereka sudah memiliki kepribadian yang stabil dan mantap. Manula Pada kelompok ini kemampuan fisiknya telah banyak berkurang. Jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perilak manusia dan mempengaruhi dalam proses perancangan atau desain. Misalnya pada kebutuhan ruang antara pria dan wanita pasti akan memiliki kebutuhan ruang yang berbeda-beda. Kelompok pengguna Perbedaan kelompok pengguna dapat pertimbangan dalam perancangan atau desain, karena tiap bangunan memiliki fungsi dan pola yang berbeda karena factor pengguna Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 11

6 tersebut. Misalnya gedung futsal denga gedung tennis tidak dapat disamakan karena kelompok penggunanya yang berbeda. Kemampuan fisik Tiap individu memiliki kemampuan fisik yang berbeda-beda, di pengaruhi pula oleh usia dan jenis kelamin. Umumnya kemampuan fisik berkaitan degan kondisi dan kesehatan tubuh manusia. Orang yang memiliki keterbatasan fisik atau cacat tubuh seperti berkursi roda, buta, tuli, dan cacat tubuh lainnya harus menjadi bahan pertimbangan dalam desain atau perancangan. n. Antropometrik Adalah proporsi orsi dan dimensi tubuh manusia dan karakteristik-karakteristik fisiologis lainnya dan kesanggupan-kesanggupan gupan-kesanggupan relatif terhadap kegiatan manusia yang berbeda-beda dan mikro lingkunga. nga. Misalnya, tinggi meja dan lemari yang disesuaikan denga pengguna Prinsip-prinsip prinsip pada tema arsitektur Perilaku Prinsip-prinsip tema arsitektur perilkau ynag harus diperhatikan dalam penerapan tema arsitektur perilaku menurut (Carol Simon Weisten dan Thomas G David) antara lain : 1. Mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan : Rancangan hendaknya dapat dipahami oleh pemakainya melalui penginderaan ataupun pengimajinasian pengguna bangunan. Bentuk yang disajikan oleh perancang dapat dimengerti sepenuhnya oleh pengguna bangunan, dan pada umunya bentuk adalah yang paling banyak digunakan sebagai media komunikasi karena bentuk yang paling mudah ditangkap dan dimengerti oleh manusia. Dari bangunan yang diamati oleh manusi syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah : Pencerminan fungsi bangunan Symbol-simbol yang menggunakan tentang rupa banguna yang nantinya akan dibandingkan dengan pengalaman yang sudah ada, dan disimpan kembali sebagai pengalaman baru. Menunjukan skala da proporsi yang tepat serta dapat dinikmati. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12

7 Menunjukkan bahan dan struktur yang akan digunakan dalam bangunan. 2. Mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman dan menyenangkan. Nyaman berarti nyaman secara fisik dan psikis. Nyaman secara fisik berarti kenyamanan yang berpengaruh pada keadaan tubuh manusia secara langsung seperti kenyamanan termal. Nyaman secara psikis pada dasarnya sulit dicapai karena masing-masing individu memiliki standart yang berbeda-beda untuk menyatakan kenyamanan secara psikis. Dengan tercapainya kenyamanan secara psikis akan tercipta rasa senang dan tenang untuk berperilkau. Menyenangkan secara fisik biasa timbul dengan adanya pengolahan-pengolahan pada bentuk atau ruangan yang ada disekitar kita. Menyenangkan secara fisiologis biasa timbul dengan adanya kenyamanan termal yang diciptakan lingkungan sekitar terhadap manusia. Menyenangkan secara psikologis bias timbul denga adanya ruang terbuka yang merupakan tuntutan atau keinginan manusia untuk bias bersosialisasi. Menyenangkan secara kultural bias timbul denga adanya penciptaan karya arsitektur dengan gaya yang sudah dikenal oleh masyarakat yang berada di tempat itu. 3. Memenuhi nilai estetika, komposisi dan estetika bentuk. Keindahan dalam Arsitektur harus memiliki beberapa unsur, antara lain ; Keterpaduan (unity) Yang berarti tersusunnya beberapa unsure menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Keseimbangan Yaitu suatu nilai yang ada pada setiap objek u=yang daya tarik visualnya haruslah seimbang. Proporsi Merupakan hubungan tertentu antara ukuran bagian terkecil dengan ukuran keseluruhan. Skala Kesan yang ditimbulkan bangunan itu mengenai ukuran besarnya. Skala biasanya diperoleh dengan besarnya bangunan dibandingkan dengan unsure-unsir manusiawi yang aa disekitarnya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

8 Irama Yaitu pengulangan unsur-unsur dalam perancangan bangunan. Seperti pengulangan garisgaris, lengkung, bentuk masif, perbedaan warna yang akan sangat mempengaruhi kesan yang ditimbulkan dari perilaku pengguna bangunan. 4. Memperhatikan kondisi dan perilaku pemakai. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakai yaitu seperti usia, jenis kelamin, kondisi fisik dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan tentang tema Arsitektur Perilaku dapat dismpulkan bahwa : Tema Arsitektur perilaku bertujuan untuk menciptakan lingkungan bainaan yang disesuaikan dengan perilaku manusia penggunanya. Arsitektur dan perilaku selain menekankan pada aspek kenyamanan fisik, aspek psikologi juga ditekankan. kan. Tema yang diterapkan dalam perancangan puat pembinaan kreatifitas dan keterampilan. Tema arsitektur perilaku selain menekankan pada aspek kenyamanan fisik, aspek psikologis juga ditekankan. Dari penerapan pan tema ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan yang paling baik antara perilaku manusia dan lingkungan sesuai yang dirancang. Tema arsitektur diharapkan mampu mengekspresikan kreatifitas san dapat menstimulasi semangat belajar dan bekerja bagi memberikan tanggapan yang sesuain dengan yang diharapkan perancang. (Adinda Trianda, Blog, 2012) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

9 Pengertian Asrama Mahasiswa menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal demean istilah Dorminotory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin), yang berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa dorminotory merupakan keseluruhan bangunan dalam hubungannya dengan bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur dan meja belajar bagi penghuninya. sedangkan menurut KH. Dewantoro, asrama adalah (pondok, pawiyatan, bahasa Jawa) merupakan rumah pengajaran dan pendidikan yang dipakai untuk pengajaran dan pendidikan. Berdasarkan uraian-uraian diatas yang dimaksud dengan pengertian asrama pelajar dan mahasiswa adalah: ah: a. Sebuah atau sekelompok bangunan tempat tinggal yang sedemikian untuk menampung sejumah pelajar secara continue atau periodic demean kepentingan yang sama yaitu menuntut ilmu, dengan tujuan dan harapan agar dapat belajar dan beraktifitas secara efisien dan efektif tanpa paksaan. b. Bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pelajar dan mahasiswa dengan fungsi dan tujuan penghuninya Fungsi Asrama 1. Menyediakan fasilitas tempat tinggal selama menjalankan pendidikan. Khususnya dalam kasus ini mahasiswa asiswa Dumai di Yogyakarta. 2. Menciptakan suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai penunjang kegiatan serta kelanjaran pembelajaran. 3. Menyediakan lingkungan untuk melakukan interaksi sosial antar mahasiswa. Gambar 2.1 : Contoh Bangunan asrama Maahad Tahfiz An-Nahdho, Pulau Pinang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

10 Macam, Jenis dan Tipe Hunian Mahasiswa A. Berdasarkan Bentuk Hunian (widiastuti,1995) Room in private homes Tempat tinggal berupa rumah pondokan atau saat ini biasa disebut kos kosan, dengan jumlah kamar, fasilitas, dan peralatan yang sangat terbat. Biasanya menemmpel jadi satu pemilik rumah sebagai pengelola bangunan. Co operative house Tempat tinggal dengan sistem sewa yang diatur dan diurus secara bersama oleh penghuninya, saaat ini biasa disebut rumah kontrakan. Terpisah dari pemilik rumah, memilki fasilitas ruang peralatan yang lebih baik dari room in private homes. Dorminotory Tempat tinggal yang dapat menampung hingga beberapa ratus mahasiswa dengan fasilitas ruang dan peralatan yang cukup lengkap yang bertujuan agar mahasiswa dapat lebih kosentrasi pada,kuliah dan belajar hidup bersosial Hostel Tempat tinggal yang hampir serupa dengan dorminotory, tetapi hostel bersifat lebih santai dan biasanya tidak dihuni oleh satu disiplin ilmu. Memiliki fasilitas ruang dan peralatan yang cukup. Apartment Biasanya target penghuninya adalah mahasiswa yang sudah berkeluarga, dan memiliki fasilitas ruang dan peralatan yang lengkap. Perkampungan Mahasiswa Merupakan tempat tinggal masyarakat kecil yang memilki kesamaan tujuan yaitu kuliah. Karena penghuninya adalah mahasiswa yang heterogen dalam jenis kelamin, tingkat studi dan disiplin ilmu, se,hingga hunian ini memilki fasilitas sosial yang sangat mempengaruhipembentukan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16

11 watak atau kepribadian mahasiswa dan mampu menjembatani dunia kuliah dengan masyarakat sekitar. B. Berdasarkan Ketinggian Bangunan (Paul,1976) Maisonette Asrama dengan tinggi 1 4 lantai. Low rise Asrama dengan tinggi 4 6 lantai. Medium Rise Asrama dengan tinggi 6 9 lantai. High Rise Asrama dengan tinggi 9 lantai. C. Berdasarkan Macam Penghuni (Widiastuti, 1995) 1. Menurut jenis kelamin a. Women student housing Tempat tinggal khusus mahasiswa putri yang banyak memilki fasilitas untuk aktivitas di dalam. b. Man student housing Tempat tinggal khusus mahasiswa putri yang banyak memilki fasilitas untuk aktivitas di luar. c. Co educatinal housing Tempat tinggal untuk mahasiswa putra dan putri yang berada dalam satu kompleks yang terpisah dalam 2 bangunan yang berbeda, tapi memilki ruang ;- ruang bersama yang merupakan media penghubung 2 bangunan tersebut. 2. Menurut status pernikahan a. Married students housing Tempat tinggal bagi nahasiswa yang telah berkeluarga. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

12 b. Unmarried students housing Tempat tinggal bagi mahasiswa yang belum berkeluarga. 3. Menurut tingkat pendidikan a. Undergraduate students housing Tempat tinggal bagi mahasiswa tingkat sarjana muda. b. Granduate students housing Tempat tinggal bagi mahasiswa tingkat sarjana. c. Doctoral student housing Tempat tinggal bagi mahasiswa pasca sarjana. d. Campuran Tempat tinggal bagi mahasiswa dari semua tingkat pendidikan. D. Berdasarkan Sirkulasi Horisontal (paul, 1976) 1. Open Corridor/ r/ Single Loaded Coridor/ Gallery Acces Sirkulasi memanjang yang meletakkan ruang-ruang hunian hanya pada salah satu sisi selasar, sedangkan sisi satunya merupakan open view. Kelebihan : Maksimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami pada ruang sirkulasi maupun ruag hunian. Kekurangan : Membutuhkan lahan yang luas untuk sirkulasi, pencapaian ke sirkulasivertikal dari ruang hunian kurang terjaga. 2. Interior Coridor/ or/ Double Loaded Corridor Sirkulasi memanjang yang berada di antara ruang ruang hunian yang salling berhadapan. Kelebihan : Penmanfaatan ruang sirkulasi dan ruang bersama lebih sfisien, ruang hunian dapat dicapai dari berbagai arah. Kekurangan : Privasi ruang hunian sangat tidak terjaga kaena melebur jadi bsatu dengan aktivitas yang terjadi di sepanjang selasar, pencahayaan alami dan ventilasi silang hanya dapat dirasakan oleh ruang hunian yang berada pada tepi selasar, serta memungkinkan munculnya kesan monoton dan masalah orientasi ruang hunian. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18

13 3. Cengtered Corridor Sirkulasi utama terpusat di seputar sirkulasi vertikal. Kelebihan : Pemanfaatan ruang sirkulasi vertikal lebih sfektif dan privasi ruang huniancukup tinggi. Kekurangan : Ruang hunian memilki jumlah yang terbatas di tiap lantainya dan memungkinkan adanya mruang hunian yang memilki orientasi yang tidak menguntungkan. E. Berdasarkan Status Kepemilikan (Widiastuti, 1995) 1. Milik Pemerintah Daerah Penyelenggaraan, n, pengadaan, pengawasan, dan pengelolaan dipegang oleh Pemerintah Daerah asal mahasiswa. 2. Milik Perguruan Tinggi Pengadaan oleh Perguruan Tinggi, namun pengelolaan dipegang oleh badan di bawah administrasi perguruan tinggi. 3. Milik Swasta atau Perorang Penyelenggaraan, n, pengadaan, pengawasan, dan pengelolaan dipegang oleh yayasan, dapat berupa musaha komersial ataupun yayasan sosial yang mendapat subsidi dari pemerintah.( Asri, Zamz, 2011) 1) Aspek Perilaku dalam Asrama Mahasiswa Dalam buku Designing Place for People, Deasy dan Lasswell (1985) mengulas lebih jauh mengenai aspek aspek perilaku manusia di dalam asrama. Asrama merupakan tipe dari perumahan yang sifatnya tetap dan memiliki karakter karakter yang khas. Biasanya suatu asrama selalu berhubungan dengan institusi pendidikan, khususnya pendidikan yang setingkat dengan universitas. Pada mulanya asrama merupakan tempat tinggal bagi orang orang yang tidak saling mengenal sehingga situasi demikian seringkali menjadi kesulitan bagi penghuninya. Dalam perencanaan asrama, pemikiran khusus seharusnya diberikan kepada masalah masalah yang berhubungan dengan sosialisasi dan individu yang bercampur di dalamnya dengan kebiasaan yang berbeda beda. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19

14 Berikut ini aspek aspek perilaku di dalam asrama: 1) Keselamatan Pribadi (Personal Safety), di dalam asrama tidak lepas dari bahaya kriminal dan kekerasan, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: peraturan asrama yang kurang ketat dan kurangnya pertahanan desain bangunan asrama. 2) Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni asrama. Hak para penghuni walaupun bersifat sementara, bukan berarti tidak penting, karena mereka harus menaati peraturan peraturan yang telah ditetapkan bersama. Peraturan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni agar memiliki perasaan teritorial tempat tinggal mereka yang bersifat temporer (sementara). 3) Privacy sangat penting bagi penghuni asrama sebagaimana orang lain membutuhkannya, tetapi hal ini sangat sulit didapatkan di dalam asrama karena dihuni oleh banyak orang. 4) Pembentukan Kelompok (Friendship), biasanya terjadi pada tahun kedua, dimana pada tahun pertama antar penghuni masih menyesuaikan diri dengan penghuni lain. Pembentukan n kelompok ini juga dapat meningkatkan rasa aman (personal safety) dan nyaman di dalam asrama. (Deasy, c. M.; Lasswell, Thomas e. 1985) Aspek Aktivitas dalam Asrama Mahasiswa Menurut de Chiara, aktivitas di dalam asrama mahasiwa adalah sebagai berikut: 1) Belajar Terdapat berbagai macam metode belajar dan juga berbagai macam alat menunjang belajar. Perencanaan ruang mahasiswa harus mengakomodasi berbagai macam metode dan berbagai alat penunjang belajar yang digunakan mahasiswa. Dengan meningkatnya bidang dan pengaruh teknologi, maka penting untuk mempertimbangkan ketersediaan teknologi infrastruktur paling fleksibel dan maju pada waktu merancang. Untuk mengakomodasi segala kemungkinan, maka baik apabila disediakan ruang untuk meja belajar (desk) yang cukup dan lemari penyimpanan. Meja belajar mahasiswa digunakan untuk banyak aktivitas termasuk belajar. Aktivitas ini mensyaratkan untuk tersedianya ruang akan peralatan spesifik seperti komputer, monitor, keyboard, mouse, mouse pad, stereo, dan lampu belajar. Meja belajar ini Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20

15 juga menjadi tempat untuk membaca, mencatat, mencari referensi materi, dan menulis. Lokasi sumber data dan lemari penyimpanan dan juga rak buku juga harus diperhitungan. Kombinasi ruang yang disyaratkan di atas dengan penambahan ruang untuk perlengkapan pribadi (perhiasan) menjadi tidak cukup apabila memanfaatkan meja belajar ukuran 42 inci. 2) Tidur Pola aktivitas mahasiswa jarang konsisten, mahasiswa dapat tidur kapan pun baik siang maupun malam. Dua penghuni dalam satu ruang jarang memiliki jadwal yang sama. Ujian dan aktivitas sosial membentuk pola mereka secara meluas. Terdapat beragam pola yang saat ini mengakibatkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel ini menjadi penting dalam mempertimbangkan perabot dan layout dalam ruang mahasiswa. 3) Bersosialisasi si Ruang mahasiswa selalu mengundang ketidak selarasan sosial. Tetapi, dengan pemisahan pada penekanan n kegiatan belajar dan tidur, justru berlawanan sebagai lingkungan sosial. Aktif, perabot bebas (perabot yang mudah dipindah) mengijinkan mahasiswa untuk berkesempatan mengatur ruang dengan cara yang paling efektif di pertemuan sesuai demean kebutuhan mereka, hal tersebut harus memungkinkan adanya percakapan atau pertemuan yang intim dengan jumlah penambahan secara individu pada ruang privat. (Joseph De Chiara, Michael J, Crosbie, 2001) Aktivitas yang diselenggarakan dalam asrama terdiri dari aspek aspek: a) Pengembangan penalaran dengan adanya arahan dan fasilitas yang mendukung, seperti pembentukan kelompok belajar dan kelompok diskusi dan penyediaan ruang bersama. b) Pengembangan moral dengan mengarahkan mahasiswa dalam hal perilaku yang benar, menanamkan disiplin, kepercayaan kepada Tuhan, rasa menghormati di antara pemeluk agama dan ikut merawat serta menjaga lingkungan asrama beserta isinya. c) Pengembangan olahraga dengan mengarahan mahasiswa untuk melakukan olahraga yang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan manfaat olahraga untuk menjaga kesegaran jasmani. Hal tersebut dapat terlaksana demean penyediaan fasilitas olahraga yang memadai. (C.M. Deasy, Thomas E Lasswell, 1985) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21

16 Daya Tampung Tiap Kamar Penentuan daya tampung tiap tiap kamar berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1) Privacy, ketenangan dan kenyamanan bagi penghuni terjaga demean baik 2) Diusahakan semaksimal mungkin langkah langkah pencegahan terhadap perkelahian, kekerasan, dan penyimpangan penyimpang yang tidak pada tempatnya. 3) Membantu menciptakan kemandirian, namun tetap memperhatikan lingkungan sosial sekitarnya. 4) Mengingat agar biaya sewa tidak terlalu tinggi maka diusahakan pemakaian luas lantai yang seoptimal mungkin. Berdasarkan pertimbangan di atas, daya tampung tiap kamar sebagai berikut: a) Dalam 1 kamar ar dihuni 1 orang (single room) - Kelebihan: rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan, serta cara belajar individu yang lebih efisien. - Kekurangan: berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak ruang dan biaya pemeliharaan tinggi. b) Dalam 1 kamar ar dihuni 2-3 orang (double/triple room) - Kelebihan: lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah. - Kekurangan: rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu menjadi terganggu. c) Dalam 1 kamar ar dihuni 4 orang (four-student room) - Kelebihan: rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya pemeliharaan lebih murah, - Kekurangan: rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu kurang efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan akan menimbulkan perasaan kurang / tidak aman. (Kumalasari, 1989) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22

17 Tabel 1. Perbandingan Daya Tampung (Kapasitas) Tiap Kamar d) Suite Suite adalah alah susunan yang terdiri dari empat atau lebih mahasiswa yang berbagai semua orang dalam single atau double rooms, dengan atau tanpa kamar mandi, dan tentu saja dengan ruang komunal ekstra. Melalui cara ini, kelompok mahasiswa bekerja dan hidup bersama dengan n jelas memiliki satu ruang di bawah kontrol mereka yang mungkin digunakan untuk tiga aspek utama ruang hunian, yaitu tidur, belajar, dan beraktivitas sosial. Ruang komunal dalam suite mengurangi tekanan rasa dua mahasiswa yang mencoba berbagi satu ruang. Ruang ini juga disediakan untuk aktivitas sosial layaknya di ruang tamu bangunan perumahan. Pembagian jumlah ruang secara adil berdasarkan jumlah mahasiswa membuat kemungkinan adanya dengan kamar mandi dengan skala perumahan untuk suite bagi mahasiswa, termasuk pelayanan, dan fasilitas kebersihan. Penurunan syarat perawatan akan melunasi kenaikan kan biaya awal yang berupa fasilitas kamar mandi yang kecil. Selain itu juga peningkatan secara luas dari waktu ke waktu akan kualitas penghuni dalam lingkungan perumahan untuk mahasiswa. e) Apartemen Apartemen berbeda dari suite karena menyediakan dapur. Terdiri dari single rooms atau double rooms yang dibangun mengelilingi ruang komunal seperti suite, atau mungkin dengan jumlah mahasiswa dalam ruang tidur dan ruang komunal lain untuk bersosialisasi, pertemuan, dan belajar. Beberapa mahasiswa beranggapan mereka akan mendapatkan makanan dengan harga murah jika mereka memasak dan belanja sendiri. Karena itu, apartemen mensyaratkan kapasitas ruang untuk suplai makanan yang cukup untuk jumlah penghuni yang hidup di Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 23

18 apartemen. Mahasiswa yang tinggal di apartemen atau di luar kampus sering memiliki alternatif untuk makan di rumah. Pusat servis makanan akan menyediakan hal tersebut dan melayani untuk banyak mahasiswa. Banyak hal menarik di apartemen dan perbandingan kebebasan dari kontrol lingkungan, salah satunya penghargaan untuk aktivitas di luar pendidikan. Hal ini bukan berarti universitas melupakan tanggung jawab tetapi lebih ke pengakuan akan kualitas kemandirian mahasiswa. Mahasiswa yang tinggal di apartemen memelihara terciptanya relasi dengan berbagai ruang. Pola ini lebih ke angkatan atas dengan mahasiswa baru dan sebaliknya. Mahasiswa berkemampuan dalam menyusun perkenalan kampus dan saat ini memperhatikan dalam mengolah pertemanan. Apartemen seperti suite, dapat berkelompok untuk mewadahi aktivitas yang dikombinasi pemakaian ruangnya untuk rekreasi, belajar, dan sosial sehiangga a ukuran pertemanan semakin mungkin meluas. Sejak kunci perbedaan antara suite dengan apartemen terletak pada dapur, ketentuan akan termasuk dalam lokasi stop kontak dapur. Ini memungkinkan di masa mendatang untuk perubahan fungsi dan mempertinggi tingkat fleksibelitas. (Joseph De Chiara, Michael J, Crosbie, 2001) Bentuk Asrama Mahasiswa Menurut penelitian Sear, dkk (1944) rancangan bangunan asrama sendiri berpengaruh pada penghuni di dalamnya. Misalnya: asrama berlorong panjang dengan asrama terpusat, dimana kamar kamar mengelilingi sebuah ruang duduk bersama., keduanya memliki fasilitas dan kapasitas yang sama. Hasil penelitian menunjukan bahwa para mahasiswa yang tinggal di asrama terpusat t lebih suka bergaul dan ramah karena adanya suatu ruang yang digunakan bersama sama dengan kapasitas kontak sosial lebih besar sehingga timbul suasana kekeluargaan dan keinginan satu sama lain untuk saling mengenal Kebutuhan Ruang Asrama Secara umum, bangunan asrama mahasiswa membutuhkan beberapa ruang sebagai penunjang kegiatan belajar mahasiswa, dan ruang yang dapat mewadahi segala kegiatan dan kebutuhan pokok mahasiswa akan tempat tinggal dan tempat bersosialisasi antar sesama Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 24

19 penghuni asrama. Kebutuhan asrama berdasarkan standar bangunan asrama adalah sebagai berikut: 1) Ruang ridur Ruang tidur melayani kegiatan tinggal dan sosialisasi, namun kedua kegiatan tersebut dipisahkan secara fisik. Penataan perabot kamar tidur diupayakan agar dapat menghemat pemakaian ruang dan menciptakan suasana keakraban seperti layaknya suatu keluarga. Tempat tidur dipilih yang tunggal dan tidak permanan. Lemari pakaian dipilih yang tunggal dan permanen untuk uk mengurangi kecenderungan mahasiswa membuat sekat sekat yang mengurangi rasa a kesatuan dan persaudaraan di dalam kamar tidur. Berikut ini merupakan alternatif penataan an dan kesan yang tampil: Penataan perabot kamar belajar pribadi diupayakan agar menghemat tempat tetapi cukup memberi suasana belajar yang nyaman dan privacy. 2) Ruang makan bersama dan dapur Ruang makan bersama ini diperuntukkan bagi seluruh penghuni asrama, di samping itu untuk mengatur agar kegiatan makan bersama benar benar bermanfaat untuk kegiatan sosialisasi dan menumbuhkan kebiasaan kebiasaan sepertu: a. Kebiasaan menghargai hak milik orang lain b. Kebiasaan berbagi dengan orang lain c. Kebiasaan makan secara teratur d. Kebiasaan makan dengan etiket Ruang makan selain berfungsi sebagai ruang untuk makan bersama bagi penghuni asrama, juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi bagi penguni asrama di luar waktu kuliah. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 25

20 Gambar 2.2 : Ruang Makan (Sumber : Dobber, Richard P, 1973) a. Standard area a Number of diners : 20 % - 80 % dari total keseluruhan mahasiswa penghuni asrama Number of sittings : 2 3 per meal Lebar tempat t duduk : > 600 mm & lebar meja : 600 mm, lebih disarankan 750 mm, dengan meja makan & bangku panjang Lebar tempat t duduk : > 2 ft 2 in lebar meja : > 700 atau 800 mm dengan meja makan dan kursi Ruang yang dibutuhkan tiap mahasiswa 1,2 1,3 m 2 Gambar 2.3 Dining. (Sumber: Time Saver Standart) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26

21 b. Serving spaces Area dapur : 40 % dari luas keseluruhan ruang makan c. Lain-lain (dengan ukuran proporsi terhadap ruang makan) Entrance hall & cloakroom : 40 % Small dining room for lecturer or small parties : 20 % 3) Kamar Mandi dan Ruang Cuci Pelayanan kamar ar mandi dan WC didasarkan pada pertimbangan: a. Keleluasaan pribadi b. Kemudahan pengaturan giliran c. Kemudahan perawatan Untuk toilet dengan perhatian lebih terhadap privasi pengguna, dapat digunakan 1 ruang toilet/kamar mandi/wc untuk setiap 2-4 ruang kamar. Gambar 2.4 Kamar mandi untuk 4 kamar. (Sumber: Time Saver Standart) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27

22 Gambar 2.5. Kamar mandi untuk 2 kamar. (Sumber: Time Saver) Standard ukuran & jumlah fasilitas toilet6 : 1 shower untuk tiap 4-8 mahasiswa 2-3 ruang mandi untuk seluruh penghuni dalam satu lantai 1 WC + urinal untuk tiap 6-10 mahasiswa laki-laki 1 WC untuk tiap 6-8 mahasiswa perempuan 4) Ruang rekreasi Ruang ini digunakan sebagai tempat bersantai dan melakukan kegiatan bersama, misalnya: menonton televisi, dan bersosialisasi antar penghuni asrama. Common room (preferably extendible) : % Occasionally small auditorium 20 % Rooms (three) for woman students : 10 % Rooms for group activities & students recreation 20 % Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28

23 5) Sarana Olahrga Sebagai komunitas muda, mahasiswa membutuhkan suatu sarana dan ruang untuk menyalurkan hobi mereka dalam berolahraga, untuk itu di dalam lingkungan asrama harus terdapat suatu ruangan untuk mewadahi kegiatan tersebut. 6) Ruang Serba Guna atau Ruang Bersama Ruang serba guna di dalam asrama berfungsi sebagai tempat tinggal untuk melakukan kegiatan bersama yang diadakan secara rutin maupun insidental. Gedung serba guna ini selain sebagai bangunan pendukung di dalam asrama juga berfungsi sebagai ruang bersama yang dapat meningkatkan kebersamaan antar penghuni di dalam asrama. Suasana yang dibutuhkan dalam ruang serba guna ini adalah: a. Sirkulasi udara a dalam ruang baik b. Memperoleh pencahayaan yang cukup c. Ruang luas dengan minim sekat, sehingga suasana keterbukaan lebih terlihat Gambar 2.6. Ruang Bersama (serbaguna) (Sumber: Dobber, Richard P, 1973) 7) Ruang Belajar dan Perpustakaan Bersama Ruang belajar bersama ini diperuntukkan khusus bagi penghuni asrama dan didasarkan pada pertimbangan: a. Keleluasaan dan kenyamanan belajar b. Interaksi c. Kemudahan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29

24 d. Tidak mengganggu privasi kegiatan tinggal Di samping itu ruang perpustakaan juga menjadi salah satu bagian utama di dalam asrama, karena ruangan ini digunakan untuk mendukung kegiatan utama mahasiswa, yaitu belajar, menambah pengetahuan, dan sebagai ruang bersama. Gambar 2.7. Perpustakaan dan Ruang Belajar (Sumber: Dobber, Richard P, 1973) 8) Area Parkir dan Ruang Hijau Di dalam lingkungan ngan asrama mahasiswa harus disediakan area parkir dan ruang hijau sebagai bagian dari fasilitas pendukung kegiatan penghuni asrama. Gambar 2.8. Ruang Hijau (Sumber: Dobber, Richard P, 1973) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30

25 9) Ruang Pengelola Asrama Ruang pengelola yang terdiri dari ruang tamu, ruang administrasi, serta ruang petugas, menjadi bagian di dalam lingkup bangunan asrama mahasiswa. Ruangan ini digunakan sebagai wadah dan sarana bagi staf pengelola asrama dalam menjaga dan mengawasi segala kegiatan yang berlangsung di dalam asrama mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan fungsi-fungsi tersebut terdapat beberapa tipe ruang yang bisa dipilih, antara lain: Single rooms (kamar untuk satu penghuni), memiliki tingkat privasi tinggi, dengan satu pintu bukaan langsung menuju koridor, tetapi memungkinkan penghuni untuk dapat menerima satu orang tamu, sehingga sebaiknya memiliki fasilitas lengkap dalam kamar tersebut (tape/radio, ataupun fasilitas lain yang diusahakan tidak mengganggu penghuni lain). Split double rooms, dua ruang kamar yang memiliki satu bukaan yang menghubungkan antar ruang, memiliki miliki nilai privasi, tetapi memperhatikan faktor sosial antar penghuni. Double rooms, lebih memperhatikan faktor ekonomis dengan dua penghuni saling berbagi dalam satu ruang kamar. Triple room,, sama dengan double rooms, hanya dibedakan pada penghuni kamar yang berjumlah 3 orang. Four-student room, sama dengan double & triple room, hanya dibedakan pada penghuni kamar yang berjumlah 4 orang. Suites, dihuni oleh lebih dari 4 orang mahasiswa, tidak hanya memiliki ruang tidur, tetapi memiliki ruang bersama untuk bersosialisasi dengan sesama penghuni kamar. Beberapa tipe ruang tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran tipe-tipe ruang tersebut menurut standard adalah: a. Single room sq ft sq ft / 9 15 m 2 3 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31

26 Gambar 2.9. ukuran ruang dan susunan perletakan perabot dalam student room tipe single room menurut standart. (Sumber: Time Saver Standart) b. Double rooms dengan tempat tidur susun (with bunk bed) sq ft4 c. Double rooms tanpa tempat tidur susun (without bunk bed) sq ft5 Gambar ukuran ruang dan susunan perletakan perabot dalam student room tipe double room. (Sumber: Time Saver Standart) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32

27 Gambar 2.11 gang bath. (Sumber: Time Saver Standart) 10) Ruang Administrasi Kantor manajemen ajemen : + 30 m 2 Kantor supervisor : m 2 Ruang organisasi mahasiswa daerah : m 2 Ruang konsultasi : + 25 m 2 11) Flats Untuk supervisor : 2-3 rooms with bath, no kitchen 75 m 2 Untuk Sekretaris : 2 rooms and bath 50 m 2 Untuk penjaga : 3 rooms and bath 50 m 2 Untuk pelayan rumah tangga : 2-3 rooms each m 2 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33

28 12) Cultural (Ruang Baca, Ruang Musik & Ruang Diskusi) Ruang yang dapat digunakan untuk memperkaya ilmu / pengetahuan secara bersama Committee room & reference library 30 m 2 13) Service & Storage (Ruang Servis & Ruang Penyimpanan / Gudang) Ruang servis yang dimaksud adalah ruang maintenance bangunan dan ruang mekanikal elektrikal, sedangkan storage adalah gudang penyimpanan bagi masing-masing penghuni / mahasiswa. Diletakkan pada area terpisah dan jauh dari tempat dengan sirkulasi yang ramai 14) Circulation & Interrelation Of Spaces Memiliki ukuran yang bervariasi, antara 7-25 % dari luas keseluruhan ruang dalam satu lantai. Gambar Presentasi Ruang Sirkulasi / koridor. (Sumber: Time Saver Standart) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34

29 Dari standart kebutuhan ruang, fasilitas, serta ukuran dari sebuah asrama mahasiswa yang telah dijabarkan di atas, sebagian akan digunakan dan sebagian lagi sedikit diubah berdasarkan kebutuhan. (Setiyowati Ernaning, 2008) 2.2. Studi Banding Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia Asrama mahasiswa UI ini berlokasi di dalam kompleks Universitas Indonesia, dan dapat dijangkau oleh mahasiswa dengan menggunakan bis kuning yang merupakan fasilitas transportasirtasi dalam kampus. Asrama ini dikelola oleh Universitas Indonesia dengan pembangunan yang disubsidi oleh pemerintah. Jumlah dari unit hunian pada saat ini adalah 1047 kamar tidur dengan daya tampung mahasiswa sebanyak 1047 orang. Dan tujuan dari pengadaan asrama ini adalah untuk mengfasilitasi kehidupan anak daerah, sehingga mahasiswa dari luar kota Jakarta dapat melakukan kegiatan akademis secara nyaman dan mudah. Sasaran calon penghuni asrama ini adalah mahasiswa pada tingkat 1 dan 2. Hal ini dilakukan karena keterbatasan kapasitas serta demean asumsi bahwa mahasiswa tingkat 3 sudah dapat hidup mandiri dan mencari hunian kost kostan yang dekat dengan kampus. Asrama mahasiswa ini terdiri dari asrama putra dan putri. Pembagianan kapasitas unit kamar untuk putra dan putri kira kira 50 %. Asrama putra dan putrid dipisahkan oleh halaman terbuka dan koridor yang menjadi titik entrance. Lokasi asrama ini berada pada kawasan lingkungan yang masih hijau. Asrama ini terdiri dari 15 blok bangunan di mana 6 masih dalam tahap pembangunan. Blok A, E1, E2, F1, dan F2 yang sudah terbangun digunakan oleh putri. Sedangkan blok B, C, D1, dan D2 yang sudah terbangun digunakan oleh putra. Setiap blok terdiri dari 4 lantai dengan jumlah hunian kamar. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35

30 Gambar Maket Kawasan Asrama Keterangan 1) Ruang Satpam, am, Wartel & Parkir motor 2) R. Genset & R. Gardu listrik 3) Gedung Serba Guna 4) Koridor Entrance 5) Kantor Pengelola, Kantin, dll 6) Selasar 7) Asrama Putri & R. VIP 8) Parkir Mobil Asrama 9) Blok Asrama Putra 10) Parkir Wisma Makara 11) Wisma Makara 2 blok 12) Blok Asrama Putri Jumlah Unit per blok Blok A = 119 kamar (putri) Blok B = 94 kamar (putra) Blok C = 154 kamar (putra) Blok D1 = 132 kamar (putra) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 36

31 Blok DII = 100 kamar (putra) Blok E1 = 116 kamar (putri) Blok EII = 132 kamar (putri) Blok F1 = 116 kamar (putri) Blok FII = 132 kamar (putri) Total = 1211 kamar Pencapaian terhadap gedung asrama di mulai dari pintu depan,di mana terdapat pos jaga, parkiran motor dan parkiran mobil. Kapasitas dari parkir motor adalah 100 unit dan parkiran mobil 50 unit. Pada bangunan pos jaga terdapat fasilitas wartel. Penempatan wartel tersebut dilakukan berdasarkan pemanfaatan ruang yang tersisa pada bangunan. n. R. Genset & Gardu diletakkan pada bagian depan site supaya dapat diakses dengan mudah oleh pihak pengelola dan PLN. Gambar Tampak Depan dari Entrance Masuk Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 37

32 Gambar Ruang Gardu Gambar Taman Tengah sebagai Axis Gambar Parkir Mobil Gambar Parkir Motor dan Wartel Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 38

33 Dalam studi lapangan ini, dapat diamati bahwa terdapat satu garis lurussebagai poros / axis yang di mulai dari entrance masuk hingga ke gedung asrama putri blok A. Garis ini membagi tampak depan sehingga seolah olah gedung serba guna dan bangunan kantin merupakan hasil pencerminan. Sedangkan taman tengah seperti titik yang menentukan sirkulasi sehingga terjadi suatu pola sirkulasi yang menerus, yaitu : masuk, mengikuti alur, drop off, mengikuti alur, parkir atau langsung keluar. Gambar Sirkulasi Mobil dan Pejalan Kaki Pada bagian depan asrama terdapat gedung serba guna di bagian kiri dan fasilitas komersial pada bagian kanan. Kedua bangunan tersebut dipisah oleh selasar yang menuju ke gedung blok A. Gedung serba guna dulunya difungsikan sebagai kantin, tetapi pada saat sekarang dapat digunakan sebagai gedung pertemuan dan tempat mengadakan jamuan pesta. Gedung tersebut terdiri dari 2 lantai. Pada bagian sisi kiri terdapat lobby yang menuju ke kantin dan asrama putra dan putri. Fasilitas komersial terdiri atas kantor pengelola, kantin, warnet, mini market, laundry dan foto kopi. Kantor pengelola terdapat pada lantai semi basemen dan dapat langsung diakses oleh pengunjung. Walaupun berada di lantai semi basemen tapi tetap memiliki bukaan jendela keluar yang berupa bouven. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 39

34 Gambar Selasar ke Blok A Gambar Kantor Pengelola di Semi Basemen Gambar Denah Lobby Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 40

35 Gambar Akses ke Asrama Putri Gambar Akses ke Asrama Putra Kantor pengelola yang berlokasi di semi basemen terdiri dari ruang loket, pembayaran, kantor, kamar mandi, ruang kepala pengelola, dan pantry. Gambar Kantor Pengelola Gambar Kantin Kantin berupa ruang terbuka dan di dalam dapat menampung kira kira 200 mahasiswa. Pada kantin terdapat warnet, counter makanan dan toko kelontong. Kantin ini biasanya difungsikan sebagai ruang nonton dan tempat belajar bersama. Untuk mengatasi permasalahan iklim tropis maka kantin ini sengaja dirancang terbuka dan memiliki atap yang tinggi. Dengan kondisi demikian dapat terjadi cross ventilation dan menurunkan suhu di tengah ruangan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 41

36 Gambar Denah & Potongan Kantin Struktur atap kantin dibuat menyatu menggunakan bahan baja ringan dan perletakkan ruangan diusahakan tidak mengganggu jalannya sirkulasi udara. Dengan atap yang tinggigi udara dapat mengalir masuk. Bentuk atap ini hampir menyerupai atap joglo namun tetap menggunakan konstruksi modern. Gambar Koridor Kantin Gambar Struktur Atap Kantin Gambar Selasar penghubung kantin dengan asrama putra. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 42

37 Keseluruhan bangunan asrama hampir memiliki kemiripan dalam bentuk dan fasade yang sama. Bentuk bangunan menggunakan gaya modern namun dipadu dengan konsep tropis seperti penggunaan jendela yang bisa terbuka sehingga dapat memasukkan udara dan cahaya ke dalam ruangan. Serta menggunakan atap untuk melindungi jendela dari matahari dan tampias hujan. Gambar Inner Court Gedung A Gambar Roster Bata pada KM Gambar Maket Gedung A Gedung A dapat langsung diakses melalui selasar utama. Gedung A merupakan asramaama putri dan ruang VIP bagi orang tua mahasiswa yang ingin nginap. Ruang VIP terletak pada lantai dasar bangunan dan menggunakan fasilitas pendingin ruangan. Ruang VIP yang mulanya diperuntukkan bagi orang tua mahasiswa pada saat kini digunakan untuk mahasiswa yang lebih mampu secara ekonomi. Pada asrama putri ini, kamar mandi dan ruang jemur digabung menjadi satu. Pada area jemur diberi dinding yang tidak menutup secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk memberikan privasi dan memasukkanmasukkan cahaya serta angin ke area ruang jemur. Gambar Maket Gedung D dan G Gambar Tampak Bangunan Gedung D (Putra) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 43

38 Blok D dan G merupakan asrama putra, dan keduanya terbagi menjadi beberapa blok massa yaitu Blok D terdiri dari blok DI dan DII sedangkan blok G terdiri dari 6 blok. Dan setiap blok bangunan terdiri dari 4 lantai. Pada gambar dibatas dapat terlihat setiap 2 blok dihubungi oleh bangunan yang merupakan bangunan utilitas. Bangunan utilitas di dalamnya terdiri dari kamar mandi dengan shower, toilet dan ruang jemur pada setiap lantai. Bangunan utilitas tersebut berfungsi untuk melayani kedua blok gedung. Gambar Bagian Tangga Gambar Koridor Asrama Gambar Tangga Akses Gambar Kamar Asrama Gambar Furnitur Asrama Gambar Denah Ruangan Kamar asrama yang disediakan hanya memiliki kapasitas 1 orang. Pertimbangan dalam perancangan unit hunian ini adalah masalah privasi. Dengan adanya 1 kamar untuk 1 orang, mahasiswa lebih leluasa menggunakan ruangannya sesuai dengan kebutuhannya. Dalam kamar tersebut, pihak pengelola telah menyediakan 1 ranjang, 1 lemari, dan 1 meja belajar. Luasan dari kamar tidur mahasiswa adalah 2.5 m x 3 m. Suhu kamar ini cukup sejuk karena adanya bukaan jendela, dan juga karena lokasi asrama ini masih berada di lingkungan yang masih hijau. Sedangkan untuk penerangan dalam ruangan masih kurang karena perletakan jendela pada sisi sudut. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 44

39 Sehingga pencahayaan alami dari luar tidak dapat menerangi keseluruhan ruangan. Di dalam asrama ini juga terdapat ruang belajar dan ruang sholat. Ruang belajar sekarang ini berubah fungsi menjadi gudang karena tidak digunakan oleh para mahasiswa. Ruang sholat berada di dalam bangunan utilitas dan dekat kamar mandi. Dalam bangunan asrama ini juga dilengkapi panel listrik dan sprinkel yang berfungsi ketika terjadi kebakaran. Gambar Pantry & Wastafel Gambar Bilik Shower, Toilet dan Ruang Jemur Kamar mandi terletak pada bangunan utilitas yang menghubungkan kedua blok bangunan. Kamarar mandi tersebut terdiri atas 10 bilik dengan bak mandi dan 5 toilet. Juga terdapat 2 urinoir dan 2 wastafel. Pada ujung kamar mandi terdapat ruang jemur. Kamar mandi ini juga difungsikan sebagai ruang cuci bagi mahasiswa. Ruang jemur untuk asrama putra terbuka sehingga mendapatkan pencahayaan alami yang membantu pengeringan pakaian. Dalam pengelolaan utilitas air bersih dan air kotor, asrama UI ini menggunakannakan pompa air yang masuk ke reservoir bawah, kemudian dipompa ke reservoir atas yang terdapat dalam setiap blok bangunan. Sedangkan untuk pengelolaan air kotor masih menggunakan sistem septic tank. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 45

40 Gambar Septic Tank dan Reservoir Bawah Permasalahan pada Asrama UI Pada asrama UI Depok ini ada beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu : - Kurang berfungsinya ruang belajar bersama yang sekarang menjadi gudang barang. Hal ini terjadi karena mahasiswa lebih memilih belajar dalam kamar masing masing. - Kurangnya pencahayaan alami yang terjadi pada kamar tidur mahasiswa karena luasan jendela yang kurang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 46

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama

Lebih terperinci

BAB II: STUDI PUSTAKA

BAB II: STUDI PUSTAKA BAB II: STUDI PUSTAKA 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK adalah bagaimana desain gedung Student Housing ini dapat menjadi bangunan yang selaras

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK adalah bagaimana desain student housingatau asrama ini dapat menjadi bangunan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN ASRAMA

BAB II TINJAUAN ASRAMA BAB II TINJAUAN ASRAMA 2.1 Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa 2.1.1 Pengertian menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan istilah Dorminotory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB II: STUDI PUSTAKA

BAB II: STUDI PUSTAKA BAB II: STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa Tinjauan umum pada perencanaan dan Perancangan bangunan asrama mahasiswa UMB Meruya Jakarta Barat dengan target perancangan yang telah dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA. : Asrama Mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara ABSTRAK

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA. : Asrama Mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara ABSTRAK JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Judul : Hendrick Chandra : Asrama Mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Kota Jakarta pada saat ini merupakan kota tujuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema : Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan uraian KAK yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Student Housing (asrama mahasiswa) Universitas

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2002

BAB II. TINJAUAN dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2002 BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2002 Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983) BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Fungsi 4.1.1. Program ruang Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama adalah: Standar-standar ukuran kamar asrama a. Singel room 27 36 m² Gambar 28. standar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM. - Merupakan kamar atau beberapa kamar / ruang yang diperuntukan sebagai. tempat tinggal dan terdapat di dalam suatu bangunan.

TINJAUAN UMUM. - Merupakan kamar atau beberapa kamar / ruang yang diperuntukan sebagai. tempat tinggal dan terdapat di dalam suatu bangunan. BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul Tema Sifat proyek : Perencanaan Apartemen : Arsitektur life style : fiktif II.2. Tinjauan Khusus II.2.1. Pengertian Apartemen Apartemen adalah - Merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa : Jemmy Judul : Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jumlah Halaman : 140 ABSTRAK Kota Jakarta merupakan pusat

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah

Lebih terperinci

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c. KUESIONER Angkatan : Jurusan : Jenis Kelamin : L / P Kota Asal : Tempat tinggal selama kuliah: a. Kost b. Orang tua / rumah sendiri c. Saudara Seandainya di BiNus terdapat asrama mahasiswa, apakah Anda

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Universitas Mercu Buana (UMB) merupakan pengembangan dari Akademi Wiraswasta Dewantara yang berdiri pada 1981. Ketika diresmikan menjadi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci