BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
|
|
- Budi Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan uraian KAK yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Student Housing (asrama mahasiswa) Universitas Mercu Buana daerah Jakarta Barat telah membahas secara spesifik mengenai data jumlah mahasiswa hingga luas tapak, dengan luas lahan seluas m2 yang akan berdiri bangunan Student Housing berupa gedung dengan lapis bangunan hingga 8 lantai dengan spesifikasi 2 lantai sebagai Fasos-fasum dan 6 lantai sebagai lantai tower/tipikal dan fasilitas Hunian. Bangunan student Housing yang diinginkan oleh Universitas Mercu Buana Jakarta Barat adalah sebuah asrama Mahasiswa berlokasi di Jakarta Barat yang tidak hanya sekedar mementingkan fungsinya tetapi juga mempertimbangkan segi keindahan bangunan serta memperhatikan kerapihan tatanan bangunan, aksesibilitas bagi penyandang cacat dan juga memperhatikan masalah lingkungan. Sehingga bangunan Student Housing yang akan diwujudkan nanti dapat menjadi salah satu icon bangunan Universitas Mercu Buana Jakarta Barat dan bersifat ramah lingkungan. Selain itu tetap juga harus memperhatikan ketentuan-ketentuan teknis dalam membangun bangunan yang berdasarkan Peraturan-peraturan teknis perencanaan bangunan di Jakarta Barat Studi Banding Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asrama mahasiswa adalah suatu lingkungan perumahan sebagai tempat tinggal mahasiswa, yang dalam perkembangan lebih lanjut, dimungkinkan memiliki sarana lingkungan untuk melengkapinya, seperti perpustakaan, pengadaan buku, kantin, olah raga dan sarana lainnya yang diperlukan yang dikelola oleh mahasiswa dalam bentuk koperasi. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14
2 Berdasarkan data dari Valentina Dian Larasati, dalam tugas akhir arsitektur (2011), asrama untuk mahasiswa merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Institusi Akademik. Hasrat untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa yang mewadahi kegiatan komputerisasi yang aktif, nyaman, dan adanya kesempatan bersosialisasi merupakan prioritas dari rencana Universitas dan Perguruan Tinggi Aspek Perilaku dalam Asrama Mahasiswa Berdasarkan data dari Valentina Dian Larasati, dalam tugas akhir arsitektur (2011), aspek aspek perilaku manusia di dalam asrama. Asrama merupakan tipe dari perumahan yang sifatnya tetap dan memiliki karakter karakter yang khas. Biasanya suatu asrama selalu berhubungan dengan institusi pendidikan, khususnya pendidikan yang setingkat dengan universitas. Pada mulanya asrama merupakan tempat tinggal bagi orang orang yang tidak saling mengenal sehingga situasi demikian seringkali menjadi kesulitan bagi penghuninya. Dalam perencanaan asrama, pemikiran khusus seharusnya diberikan kepada masalah masalah yang berhubungan dengan sosialisasi dan individu yang bercampur di dalamnya dengan kebiasaan yang berbeda beda. Berikut ini aspek aspek perilaku di dalam asrama : 1. Keselamatan Pribadi (Personal Safety), di dalam asrama tidak lepas dari bahaya kriminal dan kekerasan, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: peraturan asrama yang kurang ketat dan kurangnya pertahanan desain bangunan asrama. 2. Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni asrama. Hak para penghuni walaupun bersifat sementara, bukan berarti tidak penting, karena mereka harus menaati peraturan peraturan yang telah ditetapkan bersama. Peraturan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni agar memiliki perasaan teritorial tempat tinggal mereka yang bersifat temporer (sementara). 3. Privacy sangat penting bagi penghuni asrama sebagaimana orang lain membutuhkannya, tetapi hal ini sangat sulit didapatkan di dalam asrama karena dihuni oleh banyak orang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15
3 4. Pembentukan Kelompok (Friendship), biasanya terjadi pada tahun kedua, dimana pada tahun pertama antar penghuni masih menyesuaikan diri dengan penghuni lain. Pembentukan kelompok ini juga dapat meningkatkan rasa aman (personal safety) dan nyaman di dalam asrama Aspek Aktivitas dalam Asrama Mahasiswa Berdasarkan data dari Valentina Dian Larasati, dalam tugas akhir arsitektur (2011), aktivitas di dalam asrama mahasiwa adalah sebagai berikut: 1. Belajar Terdapat berbagai macam metode belajar dan juga berbagai macam alat menunjang belajar. Perencanaan ruang mahasiswa harus mengakomodasi berbagai macam metode dan berbagai alat penunjang belajar yang digunakan mahasiswa. Dengan meningkatnya bidang dan pengaruh teknologi, maka penting untuk mempertimbangkan ketersediaan teknologi infrastruktur paling fleksibel dan maju pada waktu merancang. Untuk mengakomodasi segala kemungkinan, maka baik apabila disediakan ruang untuk meja belajar (desk) yang cukup dan lemari penyimpanan. Meja belajar mahasiswa digunakan untuk banyak aktivitas termasuk belajar. Aktivitas ini mensyaratkan untuk tersedianya ruang akan peralatan spesifik seperti komputer, monitor, keyboard, mouse, mouse pad, stereo, dan lampu belajar. Meja belajar ini juga menjadi tempat untuk membaca, mencatat, mencari referensi materi, dan menulis. Lokasi sumber data dan lemari penyimpanan dan juga rak buku juga harus diperhitungan. Kombinasi ruang yang disyaratkan di atas dengan penambahan ruang untuk perlengkapan pribadi (perhiasan) menjadi tidak cukup apabila memanfaatkan meja belajar ukuran 42 inci. 2. Tidur Pola aktivitas mahasiswa jarang konsisten, mahasiswa dapat tidur kapan pun baik siang maupun malam. Dua penghuni dalam satu ruang jarang memiliki jadwal yang sama. Ujian dan aktivitas sosial membentuk pola mereka secara meluas. Terdapat beragam pola yang saat ini Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16
4 mengakibatkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel ini menjadi penting dalam mempertimbangkan perabot dan layout dalam ruang mahasiswa. 3. Bersosialisasi Ruang mahasiswa selalu mengundang ketidak selarasan sosial. Tetapi, dengan pemisahan pada penekanan kegiatan belajar dan tidur, justru berlawanan sebagai lingkungan sosial. Aktif, perabot bebas (perabot yang mudah dipindah) mengijinkan mahasiswa untuk berkesempatan mengatur ruang dengan cara yang paling efektif di pertemuan sesuai dengan kebutuhan mereka, hal tersebut harus memungkinkan adanya percakapan atau pertemuan yang intim dengan jumlah penambahan secara individu pada ruang privat Daya Tampung Tiap Kamar Berdasarkan data dari Valentina Dian Larasati, dalam tugas akhir arsitektur (2011), daya tampung tiap kamar asrama mahasiswa sebagai berikut : 1. Dalam 1 kamar dihuni 1 orang (single bed) Kelebihan : rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan, serta cara belajar individu yang lebih efisien. Kekurangan : berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak ruang dan biaya pemeliharaan tinggi. 2. Dalam 1 kamar dihuni 2-3 orang (double bed) Kelebihan : lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah. Kekurangan : rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu menjadi terganggu. 3. Dalam 1 kamar dihuni 4 orang (four bed) Kelebihan : rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya pemeliharaan lebih murah, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17
5 Kekurangan : rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu kurang efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan akan menimbulkan perasaan kurang / tidak aman Kebutuhan Ruang Asrama Berdasarkan data dari Valentina Dian Larasati, dalam tugas akhir arsitektur (2011), bangunan asrama mahasiswa membutuhkan beberapa ruang sebagai penunjang kegiatan belajar mahasiswa, dan ruang yang dapat mewadahi segala kegiatan dan kebutuhan pokok mahasiswa akan tempat tinggal dan tempat bersosialisasi antar sesama penghuni asrama. Kebutuhan asrama berdasarkan standar bangunan asrama adalah sebagai berikut : 1. Ruang tidur Ruang tidur melayani kegiatan tinggal dan sosialisasi, namun kedua kegiatan tersebut dipisahkan secara fisik. Penataan perabot kamar tidur diupayakan agar dapat menghemat pemakaian ruang dan menciptakan suasana keakraban seperti layaknya suatu keluarga. Tempat tidur dipilih yang tunggal dan tidak permanan. Lemari pakaian dipilih yang tunggal dan permanen untuk mengurangi kecenderungan mahasiswa membuat sekat sekat yang mengurangi rasa kesatuan dan persaudaraan di dalam kamar tidur. Berikut ini merupakan alternatif penataan dan kesan yang tampil. Penataan perabot kamar belajar pribadi diupayakan agar menghemat tempat tetapi cukup memberi suasana belajar yang nyaman dan privacy. 2. Ruang makan bersama dan dapur Ruang makan bersama ini diperuntukkan bagi seluruh penghuni asrama, di samping itu untuk mengatur agar kegiatan makan bersama benar benar bermanfaat untuk kegiatan sosialisasi dan menumbuhkan kebiasaan kebiasaan sepertin : a. Kebiasaan menghargai hak milik orang lain b. Kebiasaan berbagi dengan orang lain c. Kebiasaan makan secara teratur d. Kebiasaan makan dengan etiket Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18
6 Ruang makan selain berfungsi sebagai ruang untuk makan bersama bagi penghuni asrama, juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi bagi penguni asrama di luar waktu kuliah. 3. Kamar Mandi dan Ruang Cuci Pelayanan kamar mandi dan WC didasarkan pada pertimbangan: a. Keleluasaan pribadi b. Kemudahan pengaturan giliran c. Kemudahan perawatan 4. Ruang aktivitas Ruang ini digunakan sebagai tempat bersantai dan melakukan kegiatan bersama, misalnya: menonton televisi, dan bersosialisasi antar penghuni asrama. 5. Sarana Olahrga Sebagai komunitas muda, mahasiswa membutuhkan suatu sarana dan ruang untuk menyalurkan hobi mereka dalam berolahraga, untuk itu di dalam lingkungan asrama harus terdapat suatu ruangan untuk mewadahi kegiatan 6. Ruang Pengelola Asrama Ruang pengelola yang terdiri dari ruang tamu, ruang administrasi, serta ruang petugas, menjadi bagian di dalam lingkup bangunan asrama mahasiswa. Ruangan ini digunakan sebagai wadah dan sarana bagi staf pengelola asrama dalam menjaga dan mengawasi segala kegiatan yang berlangsung di dalam asrama mahasiswa tersebut. 7. Area Parkir dan Ruang Hijau Di dalam lingkungan asrama mahasiswa harus disediakan area parkir dan ruang hijau sebagai bagian dari fasilitas pendukung kegiatan penghuni asrama. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19
7 8. Ruang Bersama Ruang bersama adalah ruang yang dapat meningkatkan kebersamaan antar penghuni di dalam asrama. Suasana yang dibutuhkan dalam ruang serba guna ini adalah: a. Sirkulasi udara dalam ruang baik b. Memperoleh pencahayaan yang cukup c. Ruang luas dengan minim sekat, sehingga suasana keterbukaan lebih terlihat 2.3. Arsitektur Hemat Energi Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), perancangan bangunan menerapkan kaidah arsitektur berkelanjutan berupa konsumsi energi dan air yang efisien dan fleksibel terhadap penggunaan sumber energy bangunan, hemat energi secara teoritis, pengertiannya dapat dijabarkan sebagai berikut : Bangunan : Sesuatu yang didirikan, sesuatu yang dibangun (seperti umah, gedung, menara). Hemat : Penggunaan sesuatu dengan cermat, tidak boros. Energi : Kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan mekanikal), daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Berdasarkan pengertian diatas, bangunan hemat energi dapat diartikan sebagai sesuatu yang didirikan atau dibangun dengan memanfaatkan secara cermat daya (kekuatan) yang digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Bangunan hemat energi dapat diartikan pula yaitu bangunan yang dalam operasionalnya dapat menekan (menghemat) penggunaan energi primer atau energi yang bersumber (terutama) dari minyak bumi. Energi primer untuk saat ini masih digolongkan sebagai energi yang bersumber dari minyak bumi (batu bara, minyak dan gas alam), namun tidak menutup kemungkinan energi yang bersumber dari tenaga air, panas bumi dan nuklir. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20
8 2.3.1 Bangunan, Kenyamanan dan Energi Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), ada tiga sasaran yang seharusnya dipenuhi oleh suatu karya arsitektur (bangunan). Pertama, bahwa bangunan harus merupakan produk dari suatu kerja seni (work of art). Kedua, bahwa bangunan harus mampu memberikan kenyamanan (baik psikis maupun fisik) kepada penghuninya. Dan yang terakhir, bahwa bangunan perlu hemat terhadap pemakaian energi. Jadi dalam penghematan pemakaian energi harus tidak mengorbankan kebutuhan kenyamanan bagi penghuninya. Dalam bentuk diagram, kaitan antara bangunan, kenyamanan dan energi adalah sebagai berikut : Iklim luar yang tidak dikehendaki (tidak nyaman) Bangunan Iklim luar yang dikehendaki (tidak nyaman) Energi Gambar skema kaitan antara bangunan, kenyamanan dan energy (Sumber : adaptasi dari Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch dalam bahan ajar fisika bangunan (2011) Dengan bantuan energi bangunan akhirnya berhasil merubah iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim di dalam bangunan yang nyaman. Kondisi semacam ini, saat ini sering terjadi pada hampir seluruh bangunan yang ada di kota, baik besar maupun kecil, dimana energi digunakan bagi pemenuhan kebutuhan kenyamanan. Kenyamanan akan sangat mungkin dicapai melalui penyelesaian rancangan arsitektur apapun. Yang menjadi permasalahan adalah berapa besar energi yang diperlukan persatuan luas tertentu (misalnya m 2 lantai) untuk membuat bangunan tersebut nyaman. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21
9 2.3.2 Kenyamanan Termal Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), bangunan merupakan wadah kegiatan manusia agar terselenggara secara nyaman. Dua aspek kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh suatu bangunan, yakni kenyamanan psikis dan fisik. Kenyamanan psikis bersifat personal, kualitatif dan tidak terukur secara kuantitatif, sementara kenyamanan fisik lebih bersifat universal dan dapat dikuantifisir. Kenyamanan fisik diantaranya kenyamanan ruang (spatial comfort), kenyaman penglihatan (visual comfort), kenyamanan pendengaran (audial comfort) dan kenyamanan termal (thermal comfort). Dari keempat macam kenyamanan fisik tersebut, kenyamanan termal yang paling dominan berpengaruh pada penggunaan energi pada bangunan. Karena tubuh manusia memiliki variasi antara satu dengan lainnya, ada kecenderungan bahwa suhu nyaman yang dimiliki oleh tiap-tiap individu berbedabeda. Oleh karena itu suhu nyaman ditentukan dari sekumpulan orang yang sebagian besar menyatakan dirinya nyaman. Produktifitas manusia dapat meningkat pada kondisi termis yang nyaman Strategi Penghematan Energi dalam Bangunan Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), pada bangunan yang menggunakan kenyaman udara, suhu nyaman dalam ruangan dapat dengan mudah dilakukan, yang menjadi permasalahan adalah berapa banyak energi yang harus dikonsumsi untuk memberikan suhu dalam ruangan yang nyaman. Di bawah ini akan diuraikan strategi umum, strategi pada bangunan yang mengggunakan pengkondisian udara dan strategi pada bangunan yang menggunakan ventilasi alami untuk melakukan penghematan penggunaan energi. Suhu dalam ruangan dipengaruhi radiasi secara langsung yang menembus kaca dan ruang terbuka dan secara tidak langsung menembus kulit luar bangunan. Total radiasi matahari yang mengenai permukaan luar yaitu intensitas sinar matahari langsung, penyebaran radiasi yang berasal dari langit dan pantulan radiasi dari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22
10 sekelilingnya. Beberapa hal umum yang perlu diperhatikan dalam penghematan energi adalah : orientasi bangunan, material gedung dan waktu perpindahan panas, bukaan dan alat pelindung, pendingin pasif di malam hari, Orientasi Bangunan Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), Menghadapkan gedung ke arah utara-selatan atau meletakkan sumbu yang terpanjang ke arah barat-timur akan menghasilkan radiasi matahari dalam bangunan ke level terkecil. Dalam situasi yang sulit dimana tidak mungkin meletakkan sumbu terpanjang ke arah utara-selatan, gedung harus di beri penghalang seluruhnya pada sisi timur-barat dan pada beberapa bagian di sisi utara-selatan yang terkena sinar matahari Material gedung dan waktu perpindahan panas Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), Radiasi permukaan luar gedung akan berpengaruh pada suhu dalam ruangan, hal ini bergantung pada 2 faktor utama yang berkaitan dengan sifat material yaitu perlawanan tehadap suhu (R) dan kapasitas panas (Q). Nilai tertinggi adalah material yang mengirimkan panas terendah kepermukaan dalam. Material dapat memperkecil aliran panas ke dalam permukaan gedung sehingga dapat menjaga suhu dalam ruangan tetap rendah pada jam kerja. Apabila desain gedung tidak dapat menghadirkan dinding yang terlindung, dinding dapat dibuat masif atau material padat sehingga membutuhkan waktu yang lama bagi radiasi panas sampai ke dalam bangunan. Diharapkan panas akan sampai pada saat malam hari di saat kantor telah kosong Bukaan dan alat pelindung Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), bukaan-bukaan yang ada pada bangunan harus terlindung untuk mencegah radiasi langsung ke gedung. Pada situasi dimana dinding kaca atau jendela harus Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 23
11 diletakkan pada salah satu bagian timur atau barat, harus dilengkapi pembayangan total secara horisontal dan vertikal. Perlindungan yang sempurna dari radiasi matahari langsung dapat membuat suhu dalam ruangan untuk tetap rendah Pendinginan pasif malam hari Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), pendinginan pasif malam hari atau pendinginan alami waktu malam adalah perpindahan panas dari gedung secara alami pada waktu malam hari untuk mengurangi beban pendinginan setiap hari. Terdapat dua cara untuk pendinginan gedung malam hari. Pertama yaitu pendinginan ruangan dengan perpindahan panas melalui udara dan yang kedua adalah pendinginan material gedung dan struktur. Tujuan teknik ini untuk mengurangi suhu udara dalam ruangan dan untuk mengurangi suhu permukaan dalam/suhu Strategi bangunan yang menggunakan pengkondisian udara Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), kebutuhan untuk meminimkan konsumsi energi gedung tidak harus mengorbankan kondisi suhu nyaman yang dibutuhkan oleh pekerja kantor, kondisi nyaman adalah faktor yang dibutuhkan untuk menaikkan produktivitas pekerja. Pada bangunan yang menggunakan pengkondisian udara, AC merupakan satu dari sebagian peralatan bangunan yang sering diabaikan. Pemeliharaan yang minimum dari sistem pengaturan suhu udara akan dapat menghasilkan pengurangan efisiensi pendingin. Kalau efisiensi pendingin sistem pengaturan suhu udara berkurang, dengan jumlah energi yang sama, suhu yang seharusnya sudah nyaman akan terasa tidak nyaman karena adanya pengurangan efisiensi pendingin. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk penghematan penggunaan pengkondisian udara pada bangunan yaitu dengan konservasi beban pendinginan. Caranya adalah : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 24
12 1. Mengurangi beban pendinginan (mengatur suhu dalam ruangan) Pengaturan ketinggian suhu dalam ruangan akan dapat memperkecil penggunaan energi untuk pendinginan, meskipun di saat yang sama mengurangi jumlah pekerja yang merasa tidak nyaman. 2. Mengurangi waktu operasional Pembatasan waktu penggunaan AC dapat memperkecil biaya untuk beban pendinginan. Misalnya pengurangan waktu operasional gedung yang tadinya sampai jam 9 malam diubah menjadi hanya sampai jam 5 sore Strategi bangunan yang menggunakan ventilasi alami Menurut Dr. Ir. Syarif Hidayat M.Arch, dalam bahan ajar fisika bangunan (2011), strategi untuk mencapai suhu nyaman pada ventilasi alami bangunan selain dari pelaksanaan sebuah desain yang tepat, lingkungan sekitar bangunan harus mampu untuk mendukung dengan memberikan suhu dalam ruangan yang rendah. Lingkungan sekitar gedung dapat membantu menghasilkan kondisi yang nyaman dalam gedung. Ventilasi alami sering gagal karena kekurangan bantuan dari lingkungan sekitarnya. Gedung disekeliling bangunan yang padat dapat mempengaruhi gerak udara diseluruh gedung. Permukaan beton atau aspal akan memantulkan kembali panas dari matahari ke dalam gedung yang bisa menambah suhu dalam gedung, oleh sebab itu perlu dikurangi. Berdasarkan strategi-strategi di atas, karena penghawaan pada gedung kantor sewa ini menggunakan AC, maka penggunaan aliran angin/ventilasi silang yang masuk ke dalam gedung tidak dipergunakan karena dapat menyebabkan udara dingin yang ada di dalam gedung keluar. Penggunaan aliran angin di pakai untuk mendinginkan material bangunan untuk mempercepat proses penguapan dengan cara menghembuskannya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 25
13 2.4. Studi Banding Tema Studi Banding Tema Arsitektur Hemat Energi Gambar 1. Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall (sumber : diunduh dari ) Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall Architects: ADD Inc. Location: Boston, MA, USA Area: 145,600 sqft Year: 2013 Photographs: Chuck Choi, Lucy Chen, Peter Vanderwarker Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26
14 Gambar 2. Site Plan Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall (sumber : diunduh dari ) Bangunan pada lantai dasar ini terdapat ruang seperti cafe hall, ruang tamu, Klinik kesehatan, Ruang Mekanikal dan Elektrikal. Lantai dasar ini merupakan area semi Publik Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27
15 Gambar 3. Second Flor Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall (sumber : diunduh dari ) Pada Lantai dua digunakan sebagai ruang komunal. Terdapat ruang dapur dan ruang makan, ruang games, fasilitas laundry, pusat kebugaran, ruang belajar, ruang office dan apartment. Area lantai 2 ini merupakan area semi private. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28
16 Gambar 4. Third Flor Typical tower Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall (sumber : diunduh dari ) Berdasarkan analisis yang saya lakukan, pada perencanaan lay out denah typical floor Tower Massachusetts menerapkan prinsip arsitektur hemat energy. Ini terlihat pada penggunaan kamar mandi untuk setiap kamar (hunian) yang lebih efisien. Sehingga dapat menghemat penggunaan air dan penggunaan ruang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29
17 Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Gambar 5. Section Plan & Interior Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall (sumber : diunduh dari ) Pada gambar diatas adalah section plan dan interior bangunan yang didesain dengan permainan warna pada setiap lantainya yang memberikan konsep kesan semangat terhadap mahasiswa. Pada perencanaan ruang komunal ini ditempatkan pada sisi sudut bangunan yang mendapatkan pencahayaan yang lebih efisien. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30
18 Gambar 6. Concept Building Massachusetts College of Art and Design s Student Residence Hall (sumber : diunduh dari ) Desain dengan orientasi matahari di sebelah Selatan, jendela di sisi utara memberikan cahaya yang baik pada bangunan. Di sebelah Selatan sisi bangunan dirancang untuk membantu mengurangi panas dengan menggunakan Passive Solar Design yaitu material yang berfungsi mengurangi panas yang masuk kedalam bangunan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31
19 2.4.2 Studi Banding Asrama Mahasiswa UIN Gambar 7. Bangunan Asrama UIN (Sumber : Foto eka Mustika) Asrama Pria UIN ini berada di daerah Ciputat, Jakarta Selatan. Asrama UIN dipengaruhi oleh gaya arsitektur Islam. Bangunan ini menggunakan konsep arsitektur tropis. Hal itu dapat terlihat dan bagaimana pemecahan terhadap permasalahan iklim. Seperti untuk mengatasi tampias hujan maka digunakan balkon dan diberi lisplank beton yang ditekuk. Kemudian pemanfaatan pengudaraan dan pencahayaan alami dengan memaksimalkan bukaan ke arah luar. Bangunan asrama UIN ini terdiri dari 2 lantai, Asrama ini terdiri dan 19 kamar. Pada lantai dasar terdapat 7 kamar. Sedangkan pada lantai 2 terdapat 12 kamar. Jumlah hunian mahasiswa yang terdapat dalam asrama ini berjumlah 76 mahasiswa. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32
20 Gambar 8. Eksisting denah lantai 1 (Sumber : Adaptasi dari foto Eka Mustika) Asrama pada lantai 1 ini terdiri dari beberapa ruang seperti : 1. Teras 2. Lobby 3. Kamar 7 Unit 4. Dapur & Ruang Makan Bersama 5. R. Pembina Asrama 6. Gudang & R. Pompa Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33
21 Gambar 9. Eksisting denah lantai 2 (Sumber : Adaptasi dari foto Eka Mustika) Asrama pada lantai 2 ini terdiri dari beberapa ruang seperti : 1. Kamar 12 Unit 2. R. Berkumpul (Komunal) 3. R. Cuci 4. R. Jemur 5. Kamar Mandi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34
22 Gambar 10. Denah kamar lantai 1 (Sumber : Adaptasi dari foto Eka Mustika) Gambar 11. Denah kamar lantai 2 (Sumber : Adaptasi dari foto Eka Mustika) Setiap kamar memilild luas sekitar 4 m x 5 m. Dengan ketinggian langit-langit kamar sekitar 3.5 m. Dalam setiap kamar telah disediakan 2 ranjang bertingkat, 2 lemari dan 4 meja belajar. Kamar mahasiswa menggunakan bukaan jendela yang cukup besar sehingga pengudaraan alami dan pencahayaan alami dapat dimanfaatkan secara semaksimal mungkin. Dengan menempatkan posisi meja belajar dekat jendela, mahasiswa dapat Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35
23 belajar selama siang han tanpa menggunakan penerangan buatan. Suhu dalam kamar juga terasa sejuk, karena kondisi asrama yang berada pada daerah dataran tinggi. Penempatan furnitur dalam kamar dapat diatur oleh mahasiswa sendini. Hal im tergantung keinginan mahasiswa masing-masing. Dengan pengaturan yang bebas, mahasiswa dapat menentukan posisi perletakkan yang sesuai. Permasalahan Asrama UIN : 1. Kurangnya fasiitas penunjang seperti warnet, poliklinik, mini market (Retail). 2. Kamar hunian yang menghadap ke arah timur mengalami penyinaran langsung sehingga ruangan menjadi panas ketika pagi hari. 3. Tidak adanya fasilitas olah raga. 4. Tidak adanya parkiran mobil, sehingga mobil tamu harus menggunakan bahu jalan sebagai area parkir. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 36
Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN PUSTAKA
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciGambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam
Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN PUSTAKA
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bentuk Massa Bangunan Dari hasil analisa pada lokasi tapak, diperoleh zoning peletakan masa bangunan pada bagian sisi timur yaitu yang berhadapan dengan Universita Mercu Buana
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang dipilih pada proyek adalah Efisiensi Energi karena tipologi dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dimana permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia adalah Pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciRUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HALAMAN JUDUL RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )
SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :
BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok
Lebih terperinciAPARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA
2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN
BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu
Lebih terperinciLaporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Apartemen Mahasiswa dalam Efisiensi Energi Orientasi bangunan ke arah Utara Selatan, sehingga memperkecil panas yang diserap bangunan. Gambar 78. Arah Gerak Matahari
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciSOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN
SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan bidang studi yang selalu berkaitan dengan kegiatan manusia, serta kebutuhannya terhadap sebuah ruang. Secara garis besar, ruang untuk kegiatan
Lebih terperinciBAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan
BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan
Lebih terperinciArsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Sekolah Alam di Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter yang kuat dan khas, yang mencirikan alam di wilayah pengunungan batuan karst
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Lebih terperinciBAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.
BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan
Lebih terperinciBABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:
BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi Wisma Atlet di Senayan saat ini dapat dikatakan cukup memrihatinkan. Wisma yang awalnya bernama Wisma Fajar ini didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah
Lebih terperinciPENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin
PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung.
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan
Lebih terperinciOPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR
OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR Studi Kasus : Rumah Susun Dinas Kepolisian Daerah Bali LATAR BELAKANG Krisis energi Isu Global
Lebih terperinciPerancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel menjadi salah satu solusi tempat sementara seseorang/kelompok untuk menginap selama mereka pelakukan keperluannya di daerah/kota tersebut. Tidak heran di jaman
Lebih terperinciEVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA
EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.
SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : FERIA ETIKA.A. (0951010024) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR
Lebih terperinciJenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperinciSTUDENT HOUSING UNIVERSITAS MERCU BUANA TEMA : Green Arsitektur
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR STUDENT HOUSING UNIVERSITAS MERCU BUANA TEMA : Green Arsitektur DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.
BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria
Lebih terperinciREDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA
REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN
Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai
Lebih terperinciRUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun Oleh: DATIP M KOSWARI
Lebih terperinciRUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT
RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...
DAFTAR ISI Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciPerpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan
JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan Daniel Adrianto Saputra, Esti Asih Nurdiah. Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya
Lebih terperinciKonsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa
OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian
BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan
Lebih terperinciRenny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.
Rumah + Laundry : Strategi Privasi pada Ruang Tinggal dan Bekerja Renny Melina sebagai tempat beristirahat dan bersosialisasi di antara anggota keluarga. Ketika rumah tinggal juga dijadikan sekaligus sebagai
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Perancangan Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia ini diharapkan dapat menjadi hunian asrama yang nyaman aman dan mudah dijangkau bagi mahasiswa
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Kajian Tipologi Saat ini UAJY memiliki 6 fakultas dengan 11 program studi S-1 dan 5 program S-2, termasuk 4 program studi S-1 kelas internasional
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinci