PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa
|
|
- Sudomo Yandi Setiabudi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK
2 TUPOKSI BALITSA 1. melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran 2. melaksanakan penelitian morfologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman sayuran; 3. melaksanakan penelitian komponen sistem teknologi dan usaha agribisnis tanaman sayuran; 4. memberikan pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran; 5. menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta menyebarluaskan dan mendayagunakan hasil penelitian tanaman sayuran; 6. melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3 Komoditas Prioritas Bawang Merah Kentang
4 Komoditas sayuran lainnya Cabai Tomat Buncis Kacang panjang Kubis Jamur
5 Komoditas sayuran lainnya Terung Mentimun Sayuran indigenous (paria, labu, kenikir, dll)
6 57 varietas unggul yang telah dilepas Kentang (18 varietas) Bayam (2 varietas) Kacang Panjang (3 varietas) Bawang Merah (9 varietas) Bawang Putih (3 varietas) Petsai (3 varietas) Tomat (7 varietas) Kangkung (1 varietas) Buncis (3 varietas) Mentimun (3 varietas) Cabai (5 varietas)
7 MASALAH Kendala yang membatasi produktivitas sayuran adalah cekaman biotis. Faktor biotis yang paling umum adalah serangan hama dan penyakit utama pada sayuran diantaranya layu bakteri, busuk daun, antraknos, virus, nematoda. Kendala yang ditimbulkan oleh serangan penyakit tersebut dapat menurunkan hasil antara %.
8 PENELITIAN KETAHANAN TERHADAP HPT KENTANG Penelitian pada tanaman kentang untuk ketahanan terhadap penyakit busuk daun (Phytophthors infestans), Nematoda dan hama lalat penggorok daun kentang (Lyriomyza huidobrensis) telah dilakukan di secara konvensional dan bioteknologi. Melalui bioteknologi baru pada tahap uji lapang terbatas klon-klon kentang turunan Katahdin RB dan Granola RB untuk mendapatkan varietas unggul kentang yang tahan terhadap penyakit busuk daun.
9 PENELITIAN KETAHANAN TERHADAP HPT CABAI Penyakit utama pada komoditi cabai adalah penyakit antraknose yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides dan atau C. Capsici, Phytophtora capsici dan virus kuning yang disebabkan oleh vektor WTG (Whitefly Transmitted Geminiviruses). Melalui kerjasama dengan AVRDC dan ACIAR telah didapatkan beberapa galur yang tahan terhadap antraknos, phytoptora dan WTG.
10 PENELITIAN KETAHANAN TERHADAP HPT BUNCIS Salah satu penyakit penting pada buncis adalah penyakit yang disebabkan oleh Cercospora spp, serangan penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 62%. Tahun 1999, telah melepas 3 (tiga) varietas unggul buncis, yaitu Horti-1, Horti-2, dan Horti-3 yang tahan terhadap penyakit karat. Dari tahun 1998/1999 varietas tersebut kemudian diperbaiki resistensinya terhadap penyakit antraknose Colletotrichum lindemuthianum yang dapat menurunkan produksi 48% dan dapat menyerang semua bagian tanaman buncis. Penelitian ini kemudian dilanjutkan pada tahun 2010 dan diperoleh 2 calon varietas buncis tahan antraknose.
11 PENELITIAN KETAHANAN TERHADAP HPT MENTIMUN Tahun 1999, telah melepas 3 (tiga) varietas unggul mentimun, yaitu Mars, Saturnus, dan Pluto yang cukup tahan terhadap ZYMV (Zucchihini Yellow Mozaik Virus). Tahun 2004 dilakukan kegiatan karakterisasi koleksi plasma nutfah mentimun (40 aksesi) dan diperoleh 2 (dua) nomor tergolong resisten ZYMV (Zucchihini Yellow Mozaik Virus).
12 INFORMASI KETAHANAN THD HAMA DAN PENYAKIT VARIETAS BALITSA
13 Bawang merah var. Maja Cukup tahan terhadap busuk umbi (Botrytis allii) Peka terhadap busuk ujung daun (Phytophtora porri) Ketersediaan benih sumber saat ini: 195 kg
14 Bawang merah var. Kuning Tidak tahan terhadap Fusarium Agak tahan terhadap Alternaria porri Ketersediaan benih saat ini: 347 kg
15 Kentang var. Cipanas Agak peka terhadap Nematoda Meloidogyne sp. Tahan terhadap busuk daun (Phytophthora infestans) Agak peka terhadap layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) Ketersediaan benih saat ini: 3002 knol; 200 botol
16 KENTANG VARIETAS MARGAHAYU VAR MARGAHAYU TAHAN TERHADAP PHYTOPTHORA DIBANDINGKAN GRANOLA
17 Kentang var. Cosima Cukup tahan terhadap nematoda Meloidogyne sp. Tahan terhadap busuk daun Agak peka terhadap layu bakteri
18 Kentang var. Merbabu-17 Agak tahan terhadap hama penggorok daun kentang (L.huidobrensis) Tahan terhadap penyakit busuk daun (P.infestans) Ketersediaan benih saat ini: 5087 knol; 150 botol
19 Cabai besar var. Tanjung-1 Peka terhadap antraknos toleran terhadap hama penghisap daun. Ketersediaan benih: sedang dalam proses produksi
20 Cabai besar var. Tanjung-2 Agak peka terhadap hama penghisap daun (Thrips) agak toleran terhadap penyakit antraknos. Ketersediaan benih saat ini 212 g
21 Tomat var. Mutiara Cukup tahan terhadap layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) dan Cukup tahan terhadap busuk layu (Phytopthora infestans) Ketersediaan benih saat ini 654,1 g
22 Tomat var. Zamrud toleran terhadap bakteri layu. Ketersediaan benih saat ini : 2000 g
23 Tomat var. Opal toleran terhadap penyakit bakteri layu.
24 Tomat var. Mirah toleran terhadap penyakit bakteri layu. Ketersediaan benih saat ini : 480 g
25 Mentimun var. Saturnus Hasil pemurnian lokal Rangkasbitung dengan kode Tahan terhadap penyakit ZYMV (Zuccini Yellow Mosaic Virus). Ketersediaan benih 2983 g
26 Mentimun var. Mars IKetahanan terhadap penyakit ZYMV (Zuccini Yellow Mosaic Virus) tergolong sedang. Ketersediaan benih saat ini 1473 g
27 Mentimun var. Pluto Ketahanan terhadap penyakit ZYMV (Zuccini Yellow Mosaic Virus) tergolong sedang. Ketersediaan benih saat ini 1807 g
28 Kacang panjang var. KP-1 Cukup tahan terhadap hama penggerek polong (Maruca testulatis). Ketersediaan benih saat ini 61 kg
29 Buncis rambat var. Horti-2 Memiliki sifat ketahanan terhadap penyakit karat Ketersediaan benih saat ini 9215 g
30 Buncis rambat var. Horti-3 Memiliki sifat ketahanan terhadap penyakit karat Ketersediaan benih saat ini 6149 g
31 Kangkung darat var. Sutera Cukup tahan terhadap penyakit karat daun (Puccinia sp.) dan virus kuning. Ketersediaan benih saat ini 56 kg
32 Terima Kasih
Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang
1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,
Lebih terperinciMENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar
Lebih terperinci(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas
BA PUSAT STATISTIK DEPARTEMEN PERTANIAN LAPORAN TANAMAN SAYURAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM RKSPH-SBS (Isian dalam Bilangan Bulat) PROPINSI : BANTEN 3 6 Bulan JANUARI 1 KAB./KOTA : LEBAK 2 Tahun 217 1 7 Luas Luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar
Lebih terperinciMasa berlaku: Alamat : Jl. Raya Tapos, Kotak Pos 20, Cimanggis, Depok Juni 2008 Telp. (021) / Faks. (021) /
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-162-IDN Fisika Benih tanaman pangan Padi, jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, barley, sorgum, gandum, gude Biologi Kadar air ISTA butir 9.1-9.2:2006
Lebih terperinciNo. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010
No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), Kualitas Olahan (Specific Gravity > 1.067), Adaptif di Dataran Medium (500 m dpl), dan Toleran
Lebih terperinciTabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi
Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24
Lebih terperinciMENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) DAN MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) DAN MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang
Lebih terperinciDaya berkecambah ISTA Rules chapter 5 tahun 2017
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-162-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) Masa berlaku: Alamat
Lebih terperinciII. PLASMA NUTFAH. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3
II. PLASMA NUTFAH Sumber daya genetik (SDG) atau bahan genetik tanaman yang beragam untuk sifat-sifat penting, hidup dan teridentifikasi dengan baik dapat dipandang sebagai cadangan varietas yang memiliki
Lebih terperinciPENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan konsepsi Pengendalian
Lebih terperinciNo. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010
No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih secara Massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang merah (Umbi dan TSS) (12
Lebih terperinciTahun Bawang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :
KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :978-979-8304-70-5 ISBN : 978-979-8304-70-5 Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Modul 1 : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada
Lebih terperincioleh : Haryono Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian
PERAN NYATA HORTIKULTURA, AGRONOMI DAN PEMULIAAN TANAMAN TERHADAP KONTINYUITAS KETAHANAN PANGAN SERTA PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN MELALUI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI oleh : Haryono Kepala Badan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura yang beraneka ragam. Komoditas hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang menopang kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu terus dikembangkan
Lebih terperinciKACANG TUNGGAK
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TUNGGAK 19911998 KTg-1 Klik nama Varietas untuk menuju ke halaman informasi Varietas VARIETAS KT 1 KT 2 KT 3 KT 4 KT 5 KT 6 KT 7 KT 8 KT 9 Halaman KTg-2 KTg-3 KTg-4 KTg-5
Lebih terperinciKACANG TUNGGAK
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TUNGGAK 1991 1998 KTg-1 KT 1 Nomor silsilah : Tv x 2907-02 D Asal : Introduksi dari IITA Nigeria Hasil biji : 2,1 t/ha keputihan Bentuk polong : Gilig kaku Jumlah polong/tanaman
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian
Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai
Lebih terperinciPENGENALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN
PENGENALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN Tanaman sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut
Lebih terperinciDISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary
KODE JUDUL: 1.03 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary KEMENTRIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciPERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014
PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT
PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik. Buahnya dikenal sebagai
Lebih terperinciBALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl.Tangkuban Perahu no. 517 Lembang Bandung
Sayuran Subsektor Pertanian: Prospektif dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional. Tantangan (persaingan global, perubahan tatanan ekonomi dunia dan perubahan iklim global) Peningkatan daya saing,
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH
PENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang persyaratan benih bawang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman yang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman yang penting di Indonesia. Ditinjau dari nilai gizinya, kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang dapat dijadikan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)
RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani
Lebih terperinciBAWANG MERAH YANG DIRILIS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PENDAHULUAN
No. 004, Januari 2015 (Tanggal diunggah 21 Januari 2015) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar BAWANG
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Komoditas`Sayuran di Jawa Timur
88 V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1. Perkembangan Komoditas`Sayuran di Jawa Timur Peran utama sub sektor hortikultura dalam pemberdayaan ekonomi dan sumberdaya domestik adalah penyediaan pangan dan gizi nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk sayuran buah yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk sayuran buah yang tergolong tanaman semusim, tanaman ini biasanya berupa semak atau perdu dan termasuk kedalam
Lebih terperinciBUDIDAYA TOMAT. 2. Pola Tanam
BUDIDAYA TOMAT Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah Salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani bawang merah adalah bibit. Penggunaan bibit atau varietas unggul akan mampu memberikan
Lebih terperinciKATALOG TEKNOLOGI INOVATIF SAYURAN
KATALOG TEKNOLOGI INOVATIF SAYURAN Oleh Wiwin Setiawati Rini Murtiningsih Tri Handayani Gina Aliya Sopha BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: RUANG LINGKUP DAN PERKEMBANGAN HORTIKULTURA 1.1 Ruang Lingkup Hortikultura... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.18 Tes Formatif 1..... 1.18 Perkembangan
Lebih terperinciLampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007
Lampiran 1. Ekspor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Ekspor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007 Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volum Nilai (US$) e (Kg) Tanaman pangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciDAFTAR PUBLIKASI INTERNASIONAL. Nama Publikasi/Jurnal/Prosiding. Prosiding CIP-RIV (Penulis Utama)
Nama Lengkap : Dr. Ir. Ali Asgar, MP NIP : 19570301 198903 1 001 Tempat/ Tgl. lahir : Subang/1 Maret 1957 Pangkat/ Golongan : Pembina Utama Muda /IVd Bidang Keahlian : Pasca Jabatan Fungsional : Peneliti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 # 1
I. PENDAHULUAN Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit setiap tahun selalu muncul. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara optimal sehingga masih menimbulkan kerugian
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI MERAH SPESIFIK LOKASI DATARAN TINGGI
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI MERAH SPESIFIK LOKASI DATARAN TINGGI Khairul Zen, Yulimasni, dan Ishak Manti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok, Km. 40, Sukarami
Lebih terperinciLEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenderal Hortikultura, 2013). Buah tomat banyak dimanfaatkan sebagai sayuran,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas unggulan hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2013).
Lebih terperinciLampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST
38 Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman (cm) 2 MST Jumlah Rataan V1 20.21 18.41 25.05 63.68 21.23 V2 22.19 22.80 19.40 64.39 21.46 V3 24.56 23.08 21.39 69.03 23.01 V4 24.95 26.75 23.08 74.78 24.93 V5 20.44
Lebih terperinciBEBERAPA JENIS HAMA DAN PENYAKIT PADA BAWANG MERAH
BEBERAPA JENIS HAMA DAN PENYAKIT PADA BAWANG MERAH Dewasa ini kebutuhan akan bawang merah semakin hari semakin tinggi, hal ini dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciPENGKAJIAN SISTEM TANAM KENTANG DALAM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN. Muh.Asaad, dkk
PENGKAJIAN SISTEM TANAM KENTANG DALAM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Muh.Asaad, dkk ABSTRAK Produktivitas kentang di Sulawesi Selatan baru mencapai 7,02 t/ha. Rendahnya produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (Back to nature) telah menjadi trend baru masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura penting di Indonesia yang diusahakan secara komersial terutama di daerah dataran tinggi. Kentang
Lebih terperinciDeskripsi Varietas Unggul Tembakau (Nicotiana tabacum)
Deskripsi Varietas Unggul Tembakau (Nicotiana tabacum) 1. KEMLOKO 2 (Tahun : 2005) Komoditas : Tembakau Temanggung Kode persilangan : A. Asal : Persilangan : Sindoro 1 x Coker 51. Metode pemuliaan : Back
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
Lebih terperinci6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH
VI. PENGOLAHAN DATA 6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH Pengolahan daftar SPH dimulai dengan melakukan penerimaan dokumen, penyuntingan dan penyandian (editing and coding), pemeriksaan, entry data dan imputasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum. L) merupakan sayuran umbi yang
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum. L) merupakan sayuran umbi yang cukup populer dikalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, bawang merah juga berfungsi
Lebih terperinciPenyakit Layu Bakteri pada Kentang
Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi Juni 2017 Edisi Juni 2017 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Agrotek Benih TSS Mampu Gandakan Produksi Bawang Merah Penggunaan benih TSS berhasil melipatgandakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. KULTUR TEKNIS PERSIAPAN TANAM
I. PENDAHULUAN Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20-27 C, pembentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Penanaman komoditas sayuran tersebar luas di berbagai daerah yang cocok agroklimatnya. Budidaya
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.
REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5
Lebih terperinciBAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA
BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Sejalan dengan perkembangan lembaga penelitian, status keberadaan
1 9 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejalan dengan perkembangan lembaga penelitian, status keberadaan lembaga penelitian tanaman sayuran mengalami
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN ANEKA TANAMAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kedelai di Indonesia merupakan tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Kedelai termasuk bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian sekitar 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan iklim di lokasi ini adalah sebagai berikut meliputi curah hujan rata-rata
Lebih terperinciKarakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang
Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang Redy Gaswanto dan Kusmana Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ABSTRACT Characterization and Selection of 139 Potato Lines. One of the ways of increasing
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan
Lebih terperinci1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar
TANAMAN TRANSGENIK Transgenik adalah suatu organisme yang mengandung transgen melalui proses bioteknologi (bukan proses pemuliaan tanaman), Transgen adalah gen asing yang ditambahkan kepada suatu spesies.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008). Kentang juga merupakan
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
Lebih terperinciOleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah lama dikenal sebagai Negara agraris. Lebih dari 50% penduduk hidup dari kegiatan yang langsung dan tidak langsung berhubungan dengan pertanian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, mulai dataran tinggi sampai dataran rendah. Data dari BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan luas panen, produktivitas,
Lebih terperinciIdentifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang
Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil
Lebih terperinciNo. 007, April 2015 (Tanggal diunggah 15 April 2015)
No. 007, April 2015 (Tanggal diunggah 15 April 2015) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PENERAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mikroorganisme, baik itu mikroorganisme yang menguntungkan. maupun yang merugikan. Jamur merupakan mikroorganisme yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara tropis memiliki iklim yang sangat mendukung pertumbuhan mikroorganisme, baik itu mikroorganisme yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Lebih terperinci2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun
2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.025/02/2016, 15 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,11
Lebih terperinciBALITSA & WUR the Netherlands,
BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu pada berbagai jenis tanaman, antara lain pada tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit layu pada berbagai jenis tanaman, antara lain pada tanaman kentang, selalu dikaitkan dengan dua patogen penyebab, yaitu bakteri Ralstonia solanacearum dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi budidaya tanaman yang dilakukan perlu berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam yang efektif penggunaannya, sehingga
Lebih terperinciPenyakit Karena Bakteri
Penyakit Karena Bakteri BAHAN KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Link : http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/pathogengroups/pages/bacteria.aspx PENYAKIT KARENA BAKTERI PATOGEN Bakteri adalah sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisme dapat hidup didalamnya, sehingga Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki keadaan alam yang memungkinkan bermacammacam organisme dapat hidup didalamnya, sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Alam
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KENTANG MERAH PADA LAHAN DATARAN TINGGI KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU ABSTRAK
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KENTANG MERAH PADA LAHAN DATARAN TINGGI KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU Ahmad Damiri, Dedi Sugandi dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Kentang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Kpts/OT.210/1/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Kpts/OT.210/1/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat Memperhatikan :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili Solanaceae. Famili ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan sekitar 2000 species yang terdiri dari tumbuhan perdu dan tumbuhan
Lebih terperinciSEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinci