ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA"

Transkripsi

1 ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) SKRIPSI KHUSNA RONY AGUSTINA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN KHUSNA RONY AGUSTINA. D Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental Manis, dan Susu Cair Konsumen Rumah Tangga. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Ahyar Ismail M Agr Pembimbing Anggota : Ir. Juniar Atmakusuma MS Susu merupakan salah satu bahan makanan asal hewan yang sangat penting bagi manusia karena kandungan gizinya yang tinggi. Hal itu menyebabkan susu banyak dipilih oleh rumah tangga guna memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga. Termasuk pada rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. Warga Perumahan Taman Pagelaran mempunyai karakteristik yang beragam. Keragaman tersebut akan menyebabkan perbedaan tiap rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarganya. Hal tersebut juga akan menyebabkan terjadinya perbedaan permintaan susu, sehingga akan menyebabkan perbedaan pola konsumsi susu pada tiap rumah tangga tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran, dan 2) mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2006 di Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor. Populasi penelitian adalah rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran yang mengkonsumsi susu. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan dua langkah, yaitu pertama menentukan lokasi penelitian dilakukan secara multistage purposive sampling. Kedua yaitu penentuan sampel yang dilakukan secara purposive. Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pola konsumsi susu pada rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis susu yang dikonsumsi dalam rumah tangga tersebut, yaitu pola konsumsi susu bubuk, pola konsumsi susu kental manis, dan pola konsumsi susu cair. Pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu cair rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran dilihat berdasarkan merek yang dikonsumsi, alasan memilih merek tersebut, frekuensi pembelian per bulan, tempat pembelian dan kandungan gizi yang diperhatikan. Berdasarkan merek yang dikonsumsi, merek-merek susu seperti Dancow, Bendera dan Ultra menjadi pilihan banyak rumah tangga. Faktor kebiasaan menjadi alasan yang paling sering digunakan dalam memilih merek-merek tersebut. Adanya rumah tangga yang tidak memperhatikan kandungan gizi pada susu yang akan mereka konsumsi dikarenakan mereka mengkonsumsi susu berdasarkan kebiasaan dan sekedar mengetahui bahwa susu baik untuk kesehatan. Berdasarkan analisis linier berganda, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu

3 bubuk yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, pengeluaran untuk konsumsi bahan makanan, jumlah balita dalam keluarga, dan dummy tingkat pengetahuan gizi, dengan R 2 sebesar 0,527 atau 52,7%. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu kental manis yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jumlah balita dalam keluarga, dengan R 2 sebesar 0,502 atau 50,2%. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu cair yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jumlah balita dalam keluarga, dengan R 2 sebesar 0,508 atau 50,8%. Kata kunci : Pola konsumsi, Susu bubuk, Susu kental manis, Susu cair, Analisis linier berganda.

4 ABSTRACT The Consumption Pattern Analysis of Milk Powder, Viscous Milk and Milk Liquid On Household Comsumption (Survey at Taman Pagelaran Real Estate Ciomas District, Bogor) Agustina, K. R., Ismail, A., Atmakusuma, J. The purpose of this research were to explore households consumption pattern that took place in Taman Pagelaran resident and the factors which influence this pattern. This research was carried out on July 2006, the location is dedicated by multi stage purposive sampling and 60 households were taken by purposive way as the samples. The households consumption pattern were consist of the milk brand, buying motivation, consumed frequency, buying place an nutrition facts. This consumption pattern was grouped by the kinds of milk whish consumed, that were : powder, viscous and liquid. Derived from binary linier analysis, it showed that the factors which influenced the amount of powder milk consumption were the price, household of income, food consumption expenditure, the number of babies in the family, and the dummy of nutrient knowledge level, for 0,527 or 52,7% as R 2. The factors which influenced the amount of viscous milk consumption were the price, household income, the number of family member and the number of babies in the family, for 0,502 or 50,2% as R 2. The factors which influenced the amount of liquid milk consumption were the price, household income, the number of family member and the number of babies in the family, for 0,508 or 50,8% as R 2. Key word : consumption pattern, households consumption, binary linier analysis

5 ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) KHUSNA RONY AGUSTINA D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

6 ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) Oleh : KHUSNA RONY AGUSTINA D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 19 Januari 2007 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Ahyar Ismail M.Agr Ir. Juniar Atmakusuma MS NIP NIP Dekan Fakultas Peternakan

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Pati pada tangga 1 Agustus Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Kusnan Agung Sumitro dan Ibu Ani Rahayu. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1996 di SD Negeri 01 Gunungwungkal, Pati. Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTP Negeri 01 Tayu, Pati. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 01 Pati, dan lulus tahun Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti pendidikan di Insitut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan, diantaranya sebagai Ketua SEIP Project tahun 2003 dan Ketua Stering Commite Acara SEIP Project 2004, panitia Lomba Cepat Tepat Fakultas Peternakan IPB tingkat SMU se-jabodetabek tahun 2004 yang diadakan HIMASEIP, ketua panitia SEIP CUP Futsal Competition dan aktif sebagai pengurus HIMASEIP Selain itu penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tae Kwon Do pada tahun dan dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati (IKMP).

8 KATA PENGANTAR Bismillahir-rahmanir-rahimi Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kapada pemimpin para nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW. Penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental Manis dan Susu Bubuk Konsumen Rumah Tangga (Survey pada Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Stusi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian adalah mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu bubuk konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran, dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu cair konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang lebih lanjut dan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan produsen dalam memasarkan produk susunya. Akhirr kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin yaa robbal aalamin. Bogor, Januari 2007 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... Perumusan Masalah... Tujuan... Kegunaan Penelitian... KERANGKA PEMIKIRAN... TINJAUAN PUSTAKA... Susu... Pola Konsumsi... Konsumen Rumah Tangga... Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi... METODE PENELITIAN... Lokasi dan Waktu Penelitian... Populasi dan Sampel... Desain Penelitian... Data dan Instrumentasi... Analisis Data... Analisis Deskriptif... Analisis Regresi Linier Berganda... Definisi Istilah... KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN... HASIL DAN PEMBAHASAN... Karakteristik Responden... Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair... Pola Konsumsi Susu Bubuk... Pola Konsumsi Susu Kental... Pola Konsumsi Susu Cair

10 Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Bubuk dan Susu Cair... Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk... Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental Manis... Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair... Hubungan Variabel-variabel Independen Terhadap Jumlah Konsumsi Susu... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental, dan Susu Cair... Harga Susu... Jumlah Pendapatan Keluarga... Pengeluaran Untuk Konsumsi Bahan Makanan... Jumlah Anggota Keluarga... Jumlah Balita Dalam Keluarga... Tingkat Pendidikan... Tingkat Pengetahuan Gizi... KESIMPULAN... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN

11 DAFTAR TABEL Nomor Komposisi Susu Berbagai Jenis Mamalia... Kandungan Mineral Pada Susu dalam Bentuk Cair dan Abu... Persebaran Responden Berdasarkan RT dan RW... Sebaran Jenis Kelamin Penentu Pola Konsumsi... Sebaran Umur Penentu Pola Konsumsi... Sebaran Status Penentu Pola Konsumsi dalam Rumah Tangga... Sebaran Tingkat Pendidikan Penentu Pola Konsumsi... Sebaran Tingkat Pengetahuan Gizi Penentu Pola Konsumsi... Sebaran Jumlah Anggota Keluarga... Sebaran Jumlah Balita dalam Keluarga... Sebaran Jumlah Pendapatan Keluarga... Sebaran Jumlah Pengeluaran Untuk Konsumsi Bahan Makanan... Perebaran Rumah Tangga Berdasarkan Konsumsi Susunya... Sebaran Jenis Susu yang Dikonsumsi Rumah Tangga... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Bubuk yang Paling Sering Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek Susu Bubuk yang Sering Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu Bubuk dalam Sebulan... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat Pembelian Susu Bubuk yang Dikonsumsi... Sebaran Rumah tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang Paling Diperhatikan... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Kental yang Paling Sering Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek Susu Kental yang Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu Kental dalam Sebulan... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat Pembelian Susu Kental yang Dikonsumsi... Halaman

12 Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang Paling Diperhatikan... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Cair yang Paling Sering Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek Susu Cair yang Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu Cair dalam Sebulan... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat Pembelian Susu Cair yang Dikonsumsi... Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang Paling Diperhatikan... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk (Tahap I)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk (Tahap II)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental (Tahap I)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental (Tahap II)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu kental (Tahap III)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap I)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap II)... Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap III)... Hasil Akhir Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu... Hubungan Variabel-variabel Independen Terhadap Jumlah Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Bagan Kerangka Pemikiran... Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Bubuk)... Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas (Susu Bubuk)... Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Kental)... Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas (Susu Kental)... Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Cair)... Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Cair)... Halaman

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat cepat dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi, menyebabkan kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi guna memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh meningkat. Salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan gizi tersebut adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, karena protein sangat mempengaruhi kesehatan tubuh bagi manusia. Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi protein hewani dan protein nabati. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (2006), perkembangan konsumsi protein hewani nasional asal ternak mengalami peningkatan dari 4 gr/kapita/tahun pada tahun 2004 menjadi 4,01 gr/kapita/tahun pada tahun 2005 dengan nilai rasio sebesar 25%. Target yang ingin dicapai pada tahun 2005 yaitu sebesar 4,48 gr/kapita/tahun. Ternyata pencapaian target yang didapat sebesar 89,51 gr/kapita/tahun. Hal itu membuktikan bahwa jumlah masyarakat yang mengkonsumsi protein hewani semakin meningkat. Pangan asal ternak (hewani) merupakan sumber protein yang mengandung asam amino essensial yang tidak dapat disuplai dari bahan lain, sehingga sangat berpengaruh terhadap status kesehatan dan peningkatan kecerdasan masyarakat. Bahan makanan yang diperoleh dari ternak diantaranya susu, daging dan telur. Susu merupakan salah satu bahan makanan asal hewan yang sangat penting bagi manusia karena kandungan gizinya yang tinggi. Susu segar yang dihasilkan dari sapi perah memiliki kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral dalam komposisi seimbang, sehingga sangat baik bagi tubuh. Sifat susu yang mudah rusak oleh mikroorganisme atau senyawa pembusukan lain, menyebabkan perlunya pengolahan pada susu supaya lebih tahan lama serta aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang pengolahan hasil ternak, maka susu dapat diolah sedemikian rupa sehingga lebih tahan lama tanpa mengurangi nilai gizi yang terkandung didalamnya. Produk susu olahan yang telah mengalami perkembangan teknologi antara lain: susu pasteurisasi, susu ultra high temperature (UHT), susu skim, susu bubuk, susu kental, 1

15 yoghurt, mentega dan es krim. Diantara sekian banyak produk susu olahan, yang telah banyak beredar di pasaran baik di toko besar maupun toko kecil adalah susu bubuk, susu kental, susu cair dan es krim yang memiliki variasi dalam rasa dan pengemasan. Perumusan Masalah Warga perumahan Taman Pagelaran memiliki karakteristik yang beragam. Keragaman tersebut tentunya akan menimbulkan perbedaan tiap rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan konsumsi makanannya, salah satunya yaitu dalam mengkonsumsi susu. Pola mengkonsumsi susu dalam tiap rumah tangga akan dipengaruhi faktor-faktor yang ada dari dalam rumah tangga atau dari luar rumah tangga tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka menimbulkan beberapa pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimana pola konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran? Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. 2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi produsen susu dalam hal perencanaan dan strategi pemasarannya. 2. Sebagai informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis sendiri dalam mengamati masalah berdasarkan fakta yang ada dan mencari jawaban dari permasalahan tersebut serta sebagai media dalam menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan. 2

16 KERANGKA PEMIKIRAN Kebutuhan makanan yang bergizi terutama protein pada rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran dapat diperoleh dari sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Salah satu sumber protein hewani yang mempunyai nilai gizi yang tinggi adalah susu. Keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi susu bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar rumah tangga tersebut (eksternal) atau faktorfaktor yang berasal dari dalam rumah tangga itu sendiri (internal). Faktor-faktor tersebut antara lain; harga susu, tingkat pendapatan, jumlah pengeluaran untuk bahan makanan, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam keluarga, tingkat pendidikan, dan pengetahuan gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, akan digunakan sebagai pertimbangan bagi tiap-tiap rumah tangga dalam memilih jenis susu yang akan dikonsumsi. Berdasarkan hasil keputusan rumah tangga tersebut, akan diteliti bagaimana pola konsumsi rumah tangga terhadap jenis susu yang dikonsumsi (susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair) yang meliputi pilihan jenis susu yang dikonsumsi, merek produk susu yang dikonsumsi, alasan memilih merek yang biasa dikonsumsi, frekuensi pembelian susu dalam sebulan, tempat pembelian, atribut gizi yang paling sering diperhatikan, dan jumlah konsumsinya. Analisis regresi linier berganda merupakan salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di komplek perumahan Taman Pagelaran. Dengan alat ini kita dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh nyata dan yang tidak berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga. Lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. 3

17 Konsumen Rumah Tangga Faktor Internal : - Tingkat pendapatan - Pengeluaran untuk bahan makanan - Jumlah anggota keluarga - Jumlah anak balita dalam keluarga - Tingkat pendidikan - Pengetahuan gizi Faktor Eksternal : - Harga susu Keputusan Rumah Tangga untuk Mengkonsumsi Susu (Bubuk, Kental atau Cair) Pola Konsumsi Rumah Tangga dalam Mengkonsumsi Susu : - Jenis susu yang dikonsumsi - Merek susu yang dikonsumsi - Alasan memilih merek tersebut - Frekuensi pembelian per bulan - Tempat pembelian - Atribut gizi yang sering diperhatikan - Jumlah konsumsi Gambar 1. Bagan Kerangka Penelitian Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair Pada Konsumen Rumah Tangga. 4

18 TINJAUAN PUSTAKA Susu Susu yang biasa dikonsumsi adalah air susu yang dihasilkan dari induk hewan tanpa penambahan apapun. Induk hewan penghasil susu biasanya hewan mamalia, terutama sapi. Selain itu susu juga bisa diperoleh dari induk hewan lainnya seperti kambing, kerbau, unta, kuda, domba dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produksi susu adalah bangsa sapi atau rumpun sapi, lama bunting, masa laktasi, besarnya sapi, estrus, umur, selang beranak, masa kering, frekuensi pemerahan, serta makanan dan tata laksana. (Sudono, 1999). Susu merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan lengkap. Secara umum susu adalah hasil sekresi dari kelenjar susu (mamae) ternak mamalia betina yang sedang menyusui anaknya, namun dalam prakteknya susu merupakan hasil sekresi atau laktasi bebas kolostrum yang berasal dari ternak yang sehat (Edelstein, 1988). Kandungan komposisi nutrisi susu sapi jika dibanding dengan jenis susu mamalia lainnya seperti manusia, kambing, domba, kerbau, rusa, unta dan kuda dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Susu Berbagai Jenis Mamalia Komposisi Nutrisi (%) Spesies Air Lemak Protein Laktosa Abu Manusia 88,30 3,11 1,19 7,18 0,21 Sapi 87,25 3,80 3,50 4,80 0,65 Kerbau 76,89 12,46 6,03 3,74 0,89 Kambing 87,88 3,82 3,21 4,54 0,55 Domba 80,82 6,86 6,52 4,91 1,89 Rusa 67,20 17,09 9,89 2,82 1,49 Unta 87,61 5,38 2,98 3,26 0,70 Kuda 90,7 1,20 2,00 5,70 0,40 Sumber : Edelstein, 1988 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa air susu ibu mempunyai laktosa tertinggi yang kemudian diikuti kuda, domba dan sapi. Susu sapi yang umumnya dibuat menjadi susu olahan (susu cair, bubuk, kental manis dan 5

19 sebagainya) yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik (Edelstein, 1988). Komposisi susu rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah lemak 3,90%; protein 3,40%; laktosa 4,80%; abu (mineral) 0,72%. Komponen lainnya yang terdapat dalam susu adalah sitrat, enzim-enzim, fosfolipid dan vitamin. Produk susu terdiri dari susu homogen, susu skim, susu kental manis, susu kental tidak manis atau susu yang diuapkan, susu bubuk, yoghurt, keju, es krim dan mentega (Buckle et al., 1987). Susu Cair Susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi atau rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada suhu 63-66º C (Low Temperature Long Time) selama 30 detik, atau pada pemanasan 72º C (High Temperature Sort Time) selama 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai suhu 10º C, selanjutnya diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4º C. Suatu proses pasteurisasi baru yang disebut Ultra High Temperature (UHT) yaitu susu dipanaskan sampai 125º C selama 15 detik atau 131º C selama lima detik. Susu yang dihasilkan boleh dikatakan steril dan bila dikemas secara aseptis dapat disimpan pada suhu kamar biasa selama beberapa bulan (Buckle et al., 1987). Blakely dan Bade (1991), menyatakan bahwa susu skim adalah susu segar yang dikurangi kadar lemaknya menjadi 8-9,25%. Pada susu skim juga dilakukan pasteurisasi. Susu skim mengandung air 90,5%, lemak 0,1%, protein 3,6%, karbohidrat 5,1% dan mineral 0,7%. Susu Bubuk Widodo (2003), menyatakan bahwa susu bubuk merupakan salah satu contoh pengolahan dan pengawetan susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu dari 88% (susu segar) menjadi 3% (susu bubuk) dengan cara pengeringan semprot. Buckle et al., (1987), menjelaskan bahwa bila susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa yang kering dibakar pada panas rendah, maka akan diperoleh sisa abu putih yang berisi bahan-bahan mineral. Kandungan mineral dalam susu dan abu dapat dilihat pada Tabel 2. 6

20 Tabel 2. Kandungan Mineral Pada Susu dalam Bentuk Cair dan Abu Unsur Cair Abu (%) (%) Potassium 0,140 20,0 Kalsium 0,125 17,4 Chlorine 0,103 14,5 Fosforus 0,096 13,3 Sodium 0,056 7,8 Magnesium 0,012 1,4 Sulfur 0,025 3,6 Sumber : Buckle et al, 1987 Penelitian Lestari (2003) menyatakan bahwa sistem produksi susu bubuk di PT. Ultrindo Inti Jaya Jakarta, meliputi beberapa tahap yaitu: 1) penerimaan bahan baku; 2) separasi dan pasteurisasi; 3) penguapan; 4) pencampuran; 5) pemekatan; 6) pengeringan dan 7) pengemasan. Widodo (2003), menyatakan bahwa proses pengeringan (penguapan air) susu segar menjadi susu bubuk dilakukan dengan tiga proses: 1) evaporasi untuk penguapan air susu dari 88% menjadi 50%; 2) sprying atau pengeringan semprot untuk menguapkan air dan pembentukan bubuk (powder) dan 3) pengeringan lebih lanjut untuk penguapan air dari partikel susu bubuk. Susu Kental Manis Susu kental merupakan produk olahan susu yang dihasilkan oleh penguapan hampa terhadap susu, baik susu keseluruhan maupun susu skim dengan atau tanpa penambahan sukrosa. Pada pembuatan susu kental manis, susu yang diperoleh dari peternakan dihangatkan terlebih dahulu dengan suhu pemanasan 65-95º C selama menit. Pemanasan pendahuluan ini penting, sebab hal ini akan menolong menstabilkan susu terhadap pengentalan selama penyimpanan produk jadi dan juga akan menghancurkan organisme patogen dan enzim tidak akan diinaktifkan pada prosedur penguapan susu selanjutnya. Setelah pemanasan pendahuluan, ditambahkan gula tebu sehingga diperoleh konsentrasi gula 62,5% sebagai sukrosa dalam bentuk akhir. Fungsi gula terutama adalah sebagai bahan pengawet, karena sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup pada konsentrasi gula 62,5%. 7

21 Proses selanjutnya meliputi penguapan susu yang sudah mengandung gula dengan kondisi yang sangat ringan dengan menggunakan penguap hampa pada suhu sampai 77º C. Pada suhu 49º C, fase cair dari produk yang dikentalkan menjadi jenuh dengan laktosa dan pada waktu susu kental itu didinginkan terjadi larutan jenuh dan kristalisasi. Jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati, akan terbentuk inti laktosa dalam jumlah sedikit dan ini akan tumbuh menjadi kristal berukuran makroskopis yang cukup keras dan terasa kasar. Akibat kristalisasi ini adalah rasa seperti pasir yang dapat mengurangi mutu susu kental manis. Untuk menghindari hal ini, harus diadakan pendinginan sedemikian rupa sehingga terjadi kristalisasi laktosa secara cepat dan dengan demikian terbentuk kristal-kristal kecil. Hal ini dijalankan dengan mendinginkan susu sampai suhu 30º C yang akan menghasilkan keadaan lewat jenuh dari larutan laktosa dan dilakukan pembibitan dengan menambahkan laktosa yang berbentuk halus dengan jumlah 0,6 gram/liter susu kental. Kristalisasi akan selesai dalam waktu tiga jam. Kristal-kristal yang sangat halus terdapat dalam susu kental manis yang bermutu tinggi biasanya berdiameter sekitar 10 mikron dan kristal-kristal ini begitu halusnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh lidah. Bila proses kristalisasi telah selesai, susu kental manis didinginkan, dimasukkan dalam drum-drum penyimpanan dalam jumlah besar untuk diisikan ke dalam kaleng. Produk ini kemudian ditutup dan tidak memerlukan proses pemanasan lagi. Stabilitas mikrobiologis produk tersebut ditentukan oleh kandungan gula yang tinggi dan masalah kerusakan biasanya terbatas pada pertumbuhan jenis ragi osmofilik (Buckle et al., 1987). Pola Konsumsi Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata perorangan perhari yang umum dikonsumsi atau dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan elemen konsumsi dan tingkat konsumsi keseluruhan (Magrabi et al., dalam Purba (2004)). Menurut Kemalawaty (1999), pola konsumsi masyarakat umumnya dapat dilihat dari tingkat konsumsi, pengeluaran atau belanja, maupun proporsi dari pengeluaran untuk suatu komoditi tertentu. 8

22 Umumnya kebiasaan makan seseorang tidak didasarkan atas keperluan fisik akan zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Kebiasaan ini berasal dari pola makan yang didasarkan pada budaya kelompok dan diajarkan pada seluruh anggota keluarga. Beberapa keluarga mengembangkan pola makan tiga kali sehari yaitu makan pagi, siang dan malam. Beberapa keluarga mengembangkan pola makan dua kali sehari yaitu makan siang dan malam, bahkan beberapa keluarga mengembangkan pola makan jika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang (Budiyanto, 2002) Menurut penelitian Dantji (1991), besarnya volume susu yang dikonsumsi oleh setiap keluarga sangat beragam sesuai tingkat kemampuan daya beli, jumlah anak balita yang ada dalam keluarga, jumlah anggota keluarga dan kesukaan terhadap jenis susu tersebut. Sebagian besar responden lebih memilih susu bubuk, lalu susu kental manis dan selanjutnya susu cair. Khusus untuk keluarga yang mempunyai anak balita, hampir seluruhnya (90%) memberikan susu tambahan atau susu untuk pengganti susu ibu. Frekuensi pembelian susu oleh keluarga sangat beragam sesuai dengan persediaan susu dan kemampuan keuangan (daya beli) dari keluarga. Pada susu cair (segar) sebagian besar keluarga berlangganan tiap hari sekali, sedangkan untuk susu bubuk dan susu segar sebagian besar keluarga melakukan pembelian selama sebulan sekali. Konsumen Rumah Tangga Lipsey et al., (1995), menyatakan bahwa pengertian rumah tangga adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan membuat keputusan keuangan bersama atau menyebabkan pihak lain mengambil keputusan bagi mereka. Anggota rumah tangga seringkali disebut konsumen karena mereka membeli dan mengkonsumsi sebagian besar barang konsumsi dan jasa. Ciri-ciri rumah tangga antara lain: setiap rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten selain itu rumah tangga menjual jasa-jasa faktor produksi pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya. Menurut UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, definisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. 9

23 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Engel et al., (1994), menyatakan bahwa secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Faktor lingkungan mencakup budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Perbedaan dan pengaruh individual mencakup sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan gaya hidup. Sedangkan faktor psikologis mencakup pengolahan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap dan perilaku. Perbedaan dan pengaruh individual merupakan faktor internal dari konsumen yang berpengaruh terhadap perilakunya. Faktor Pendapatan Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi seseorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa karena besarnya pengeluaran berhubungan erat dengan besarnya pendapatan (Engel el al., 1994). Jika rata-rata rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka mereka dapat diperkirakan akan membeli lebih banyak beberapa komoditi walaupun harga komoditi-komoditi itu tetap sama (Lipsey et al., 1995). Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang memperoleh tambahan pendapatan tersebut, tetapi perubahan dalam distribusi pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditi yang akan dibeli terutama rumah tangga yang berkurang pendapatannya (Lipsey et al.,1995). Faktor Distribusi Pendapatan Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang memperoleh tambahan pendapatan tersebut, tetapi perubahan dalam distribusi pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditi yang akan dibeli terutama rumah tangga yang berkurang pendapatannya (Lipsey et al.,1995). 10

24 Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi seseorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa karena besarnya pengeluaran erat hubungannya dengan besarnya pendapatan (Engel et, al, 1994). Frekuensi Konsumsi per Hari Menurut Khumaidi (1989), yang dimaksud dengan kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Khomsan (1993), menyatakan bahwa frekuensi makan perhari merupakan salah satu aspek dalam kebiasaan makan. Frekuensi makan ini bisa menjadi penduga tingkat kecukupan konsumsi gizi, artinya semakin tinggi frekuensi makan maka peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar. Makan makanan yang beraneka ragam relatif akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan tubuh. Faktor Harga Komoditi Itu Sendiri Putong (2003), mengatakan bahwa apabila pendapatan dianggap tetap, jumlah penduduk relatif konstan (zero growth), selera tidak berubah, perkiraan masa yang akan datang tidak ada perubahan, harga barang subtitusi relatif tetap dan faktor lain-lain yang berpengaruh dianggap tidak ada atau tidak berubah maka permintaan hanya ditentukan oleh harga. Lipsey et al (1995), menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi tersebut akan semakin besar. Semakin tinggi harga suatu komoditi, maka semakin sedikit jumlah komoditi yang diminta. Pengetahuan Gizi Pengetahuan adalah faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Apa yang konsumen beli, di mana mereka beli dan kapan mereka membeli akan bergantung pada pengetahuan yang relevan dengan keputusan ini. Secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen (Engle et al., 1994). 11

25 Zat gizi merupakan unsur penting untuk membentuk dan mengganti sel-sel yang rusak termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologis tubuh dan sebagai sumber tenaga. Oleh karena itu, asupan (intake) zat gizi dalam jumlah seimbang mutlak diperlukan (Syarief, 1997). Menurut Budianto (2002), mengisyaratkan adanya jaminan bahwa bahan makanan harus aman dikonsumsi (food safety attribute), memiliki kandungan gizi tinggi (nutritional attribute) dan ramah lingkungan (ecolabelling attribute). Ukuran Keluarga Berdasarkan hasil penelitian Khadijah (2005), ukuran keluarga juga ikut mempengaruhi suatu pola konsumsi. Hal ini disebabkan ukuran keluarga akan menentukan jumlah barang yang dikonsumsi yang harus disediakan. Semakin besar ukuran keluarga, maka semakin besar pula jumlah konsumsi yang harus disediakan. Jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap jumlah konsumsi dengan nilai koefisien regresi sebesar +8,383. Artinya satu orang jumlah anggota keluarga menyebabkan kenaikan jumlah konsumsi mie instant sebanyak 8,383 bungkus/bulan. 12

26 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Komplek Perumahan Taman Pagelaran merupakan salah satu permukiman di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor yang mempunyai penduduk yang beragam. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mengkonsumsi susu (bubuk, cair atau kental) di Komplek Perumahan Taman Pagelaran. Cara pengambilan sampel dilakukan secara dua langkah, yaitu: pertama menentukan lokasi penelitian yang dilakukan secara multistage purposive sampling yaitu pengambilan contoh secara bertingkat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hal ini dimulai dari penentuan Perumahan Taman Pagelaran sendiri, selanjutnya memilih secara purposive lima Rukun Warga (RW) dengan jumlah penduduk terbanyak, dari masing-masing RW dipilih secara purposive dua Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk terbanyak. Selanjutnya dari sepuluh Rukun tetangga terpilih, diambil secara purposive sebanyak 60 responden dengan masing masing RW sebanyak 12 responden. Jumlah responden sebanyak 60 ini didasarkan atas pernyataan Setiady dan Husaini (1998) yang menyatakan bahwa untuk sebuah penelitian sosial deskriptif dibutuhkan minimal 30 responden. Lebih jelasnya lihat Tabel 3. Tabel 3. Persebaran Responden Berdasarkan RT dan RW RW Terpilih RT Terpilih Keluarga Terpilih (KK) dan dan dan dan dan Total 60 13

27 Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan sampel yang digunakan adalah konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengisian kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya kepada responden. Data sekunder yang digunakan adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari kelurahan dan penelitian-penelitian yang relevan. Analisis Data Analisis Deskriptif Faktor-faktor yang tidak diuji secara statistik akan dianalisis secara deskriptif. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan dan sebaran responden berdasarkan umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, tingkat pendidikan formal, pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga, pendapatan keluarga, dan persentase distribusi pendapatan untuk konsumsi bahan makanan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan wawancara dan kuesioner, data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif (rataan, persentase dan lain-lain). Analisis Regresi Linier Berganda Regresi Linier merupakan persamaan matematika yang menggambarkan hubungan antara variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Analisis ini di gunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis maupun susu cair pada konsumen rumah tangga. 14

28 Model untuk jumlah konsumsi susu bubuk adalah sebagai berikut : Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 +b 5 X 5 + b 6 D 1 + b 7 D 2 + e Dimana: Y = Jumlah konsumsi susu (gram/bulan) b 0 = Intersep b 1 -b 9 = Koefisien variabel bebas X 1 X 2 = Harga susu bubuk (Rp/gram) = Tingkat pendapatan (Rp/bulan) X 3 = Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan ) X 4 X 5 D 1 D 2 e = Jumlah anggota keluarga (jiwa) = Jumlah balita dalam keluarga (jiwa) = Dummy tingkat pendidikan 0 = Kurang atau sama dengan SMA 1 = Lebih dari SMA = Dummy Pengetahuan Gizi 0 = Kurang 1 = Sedang 2 = Baik = Variabel Pengganggu Model untuk jumlah konsumsi susu kental manis adalah sebagai berikut : Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 +b 5 X 5 + b 6 D 1 + b 7 D 2 + e Dimana: Y = Jumlah konsumsi susu (gram/bulan) b 0 = Intersep b 1 -b 9 = Koefisien variabel bebas X 1 X 2 = Harga susu kental Manis (Rp/gram) = Tingkat pendapatan (Rp/bulan) X 3 = Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan ) X 4 X 5 D 1 D 2 e = Jumlah anggota keluarga (jiwa) = Jumlah balita dalam keluarga (jiwa) = Dummy tingkat pendidikan 0 = Kurang atau sama dengan SMA 1 = Lebih dari SMA = Dummy Pengetahuan Gizi 0 = Kurang 1 = Sedang 2 = Baik = Variabel Pengganggu 15

29 Model untuk jumlah konsumsi susu cair adalah sebagai berikut : Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 +b 5 X 5 + b 6 D 1 + b 7 D 2 + e Dimana: : Y = Jumlah konsumsi susu (ml/bulan) b 0 = Intersep b 1 -b 9 = Koefisien variabel bebas X 1 X 2 = Harga susu cair (Rp/ml) = Tingkat pendapatan (Rp/bulan) X 3 = Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan ) X 4 X 5 D 1 D 2 e = Jumlah anggota keluarga (jiwa) = Jumlah balita dalam keluarga (jiwa) = Dummy tingkat pendidikan 0 = Kurang atau sama dengan SMA 1 = Lebih dari SMA = Dummy Pengetahuan Gizi 0 = Kurang 1 = Sedang 2 = Baik = Variabel Pengganggu Mencari model yang terbaik dan menyelesaikan persamaan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 (Statisttical Product and Sevice Solutions). Model terbaik yang dipilih dalam membahas permasalahan terdiri dari koefisien determinasi yang telah disesuaikan (R 2 adjusted), pengujian parameter secara serentak (F hitung ), pengujian parameter secara tunggal (t hitung ), kesesuaian tanda dan besar parameter regresi. Pengujian parameter regresi dilakukan secara serentak dan tunggal, SPSS selalu menggunakan α = 5% pada selang kepercayaan 95% (Santoso, 2000) Uji -t bebas Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak maka dilakukan uji statistik t dengan langkah-langkah sebagai berikut: H 0 = b i = 0 H 1 = b i > 0 atau b i < 0 bi t hitung = ; (n-k, t-tabel) S b ) ( i 16

30 Dimana : b i = Koefisien Peubah ke-i S (bi) = Standar error untuk b i n = Jumlah pengamatan k = Jumlah variabel dalam model Jika : 1. t tabel < t hitung < t tabel maka terima H 0 yang artinya variabel-variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas 2. t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka tolak H 0 yang artinya variabel-variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas Uji F Untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas pada suatu persamaan dilakukan dengan menggunakan uji-f. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesisnya adalah : H 0 = b i = b 2 = = b k = 0 H 1 = paling tidak ada satu b= 0 F hitung = Jumlah kuadrat regresi / (k-1) Jumlah kuadrat sisa / n-k Dimana : n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel bebas Bila: 1. F hitung > F tabel maka tolak H 0 yang berarti semua variabel bebas secara bersamasama berpengaruh nyata pada variabel tak bebas 2. F hitung < F tabel maka terima H 0 yang berarti semua variabel bebas tidak berpengaruh nyata pada variabel tak bebas Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan sebagai pengukur tingkat kebaikan model. Koefisien tersebut menjelaskan variasi total dalam seluruh varibel dependen (Y) yang dijelaskan oleh seluruh variabel independent dalam model semakin tinggi 17

31 keragaman yang dapat diterangkan oleh model tersebut, semakin besar koefisien determinasinya. R 2 JKS = 1 JKT Dimana : R 2 = Koefisien Determinasi JKT = Jumlah Kuadrat Total JKS = Jumlah Kuadrat Sisa Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka ada autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi yaitu dengan mencari nilai Durbin-Watson. Apabila nilainya di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif, apabila nilainya antara -2 dan +2 maka tidak terjadi autokorelasi dan apabila nilai Durbin-Watson diatas 2 maka terjadi autokorelasi negatif. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Menurut Santoso (2000), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent dan pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu : Memiliki nilai VIF (Variance Infltion Factor) di sekitar angka 1 dan memiliki nilai toleransi mendekati 1 Koefisien korelasi antar variabel harus lemah (dibawah 0,5) Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendeteksi normalitas yaitu dengn melihat grafik sebaran peluang normal (normal probability) atau histogram, yaitu dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal untuk grafik sebaran peluang normal sedangkan untuk histogram dengan melihat kurva yang bebentuk lonceng. Uji normalitas lebih baik menggunakan scatterplot grafik sebaran normal (normal probability plot) karena scatterplot lebih jelas menggambarkan distribusi data dari model yang digunakan 18

32 dibandingkan menggunakan histogram (Santoso, 2000). Menurut Santoso (2000), dasar pengambilan keputusan grafik normal probability plot yaitu : - Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji ketidaksamaan varian dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka terjadi homokedastisitas, apabila berbeda terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan cara membuat scatterplot dari model persamaan regeresi. Jika membentuk pola tertentu misalnya bergelombang, melebar kemudian menyempit dan sebagainya maka terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000). Definisi Istilah 1. Pola Konsumsi adalah susunan ragam kebiasaan konsumsi makanan seseorang atau kelompok yang dapat dilihat dari tingkat konsumsi, pengeluaran atau belanja untuk konsumsi makanan, maupun proporsi pengeluaran untuk suatu komoditi tertentu. 2. Responden adalah orang yang menentukan pola konsumsi dalam keluarga setiap harinya. 3. Jenis susu adalah macam susu yang biasa dikonsumsi dalam bentuk cair, bubuk dan susu kental manis. 4. Jumlah anggota keluarga adalah semua orang yang menjadi tanggungan keluarga selain kepala keluarga. 5. Pendapatan keluarga adalah semua uang tunai yang diterima tiap bulan, yang berasal dari kepala keluarga dan anggota keluarga yang sudah bekerja. 6. Pengetahuan gizi adalah kemampuan reponden dalam menguasai informasi terhadap produk susu yang berkaitan dengan nilai gizinya. 19

33 7. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh responden. 8. Frekuensi konsumsi adalah tingkat keseringan rumah tangga dalam mengkonsumsi susu yang diukur dalam satuan kali per hari. 9. Pengeluaran konsumsi adalah berapa jumlah pengeluaran konsumsi untuk bahan makanan yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam tiap bulannya. 20

34 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Perumahan Taman Pagelaran merupakan salah satu komplek perumahan yang berada di Kecamatan Ciomas, Bogor. Perumahan Taman Pagelaran ini berada di sepanjang jalan raya Laladon-Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor. Adapun batas wilayah dari perumahan ini adalah : Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciapus. Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan Ciomas Rahayu. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Laladon. Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahan Pondok Kencana. Perumahan Taman Pagelaran terdiri dari enam Rukun Warga (RW), 29 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah rumah tangga Lokasi perumahan yang dekat dengan jalan dan sarana transportasi yang mudah diperoleh, memudahkan warga Perumahan Taman Pagelaran untuk melakukan aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas berbelanja. Warga Perumahan Taman Pagelaran mempunyai karakteristik yang cukup beragam. Keragaman tersebut akan menimbulkan perbedaan tiap rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi makanannya. Mayoritas penduduk Perumahan Taman Pagelaran beragama Islam, sehingga untuk memudahkan penduduk dalam beribadah dibangun enam masjid yang tersebar di enam RW. Kegiatan hari raya, baik keagamaan maupun hari raya nasional, terpusat di Lapangan Tanah Hijau (LTH). Sarana pendidikan yang tersedia berupa sekolah dasar sebanyak satu buah, SMK sebanyak satu buah dan TK atau play group sebanyak tiga buah. Pusat perbelanjaan terdapat berupa warung kelontong, minimarket, warung sayur, dll. Selain itu, kegiatan usaha lainnya berupa usaha jual voucher, salon, bengkel, rumah makan, dll. Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). 21

35 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisrik Responden Rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran yang menjadi responden pada penelitian ini mempunyai karakteristik yang beragam. Hal ini tentu berpengaruh pada pola konsumsi susu. Karakteristik penentu pola konsumsi yang diambil pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, tingkat pendidikan formal, pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga, pendapatan keluarga, dan persentase distribusi pendapatan untuk konsumsi bahan makanan. Umur Umur responden penentu pola konsumsi rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran sangat beragam. Sebaran umur penentu pola konsumsi rumah tangga adalah dari tahun. Jumlah penentu pola konsumsi terbanyak terdapat pada kisaran umur tahun yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 33,33% dari jumlah sampel. Kelompok penentu pola konsumsi yang berumur antara tahun yaitu sebanyak 19 orang atau sebesar 31,67%. Sebanyak 26,67% atau 16 orang penentu pola konsumsi berada pada sebaran umur sedangkan jumlah penentu pola konsumsi terkecil terdapat pada kisaran umur tahun yaitu sebanyak lima responden atau sebesar 8,33%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sebaran Umur Penentu Pola Konsumsi Umur (Tahun) Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%) 31,67 33,33 26,67 8,33 Jumlah ,00 Jenis Kelamin Sebagian besar penentu pola konsumsi rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran ditentukan oleh wanita. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, jumlah responden wanita yaitu sebanyak 57 orang atau 95%, dan sebanyak tiga orang atau 5% dari jumlah sampel yang diambil adalah pria. Hal ini menunjukkan bahwa wanita 22

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) SKRIPSI KHUSNA RONY AGUSTINA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive), IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar dari penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun, sektor pertanian ini dinilai belum mampu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol Edisi 6 Juni Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A SUSU BISA GANTIKAN Makanan Utama? Mitos Minum Susu pada Bumil SUSU BISA PACU TINGGI BADAN? Love Milk Food for Kids I N D O N E S I A DAFTAR ISI Edisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. membeli saus sambal botol di Bandar Lampung meliputi kajian mengenai

METODE PENELITIAN. membeli saus sambal botol di Bandar Lampung meliputi kajian mengenai III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian pengambilan keputusan rumah tangga dalam membeli saus sambal botol di Bandar Lampung meliputi kajian mengenai atribut-atribut

Lebih terperinci

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu 41 III. METODE PENILITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu rumahtangga sebagai pengambil keputusan untuk membeli daging sapi segar guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yang (2008), produk merupakan apapun yang dapat ditawarkan ke pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan menjadi dua tipe,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerja sama usaha ternak ayam broiler Perternak sebagai plasma Perusahaan sebagai inti Kecamatan Gunung Pati Menyediakan: Lahan, kandang, tenaga kerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Kuncoro (2003:103) populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh MALINDA APTIKA RACHMAH PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK

SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK PENGOLAHAN SUSU SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK Materi 11 TATAP MUKA KE-11 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Kerangka Pemikiran Teh hijau merupakan minuman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Masyarakat moderen sekarang ini selalu menginginkan segala sesuatunya yang mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SKRIPSI YANNUAR INDARSYAH

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SKRIPSI YANNUAR INDARSYAH ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SKRIPSI YANNUAR INDARSYAH PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONORlI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi manusia dan diminati berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja,

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA

ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan menggunakan metode deskriptif statistik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji ada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995- BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-2015.

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 Produk Susu Evaporasi dan Konsentrasi (Lanjutan) Sweetened Condenced Mttk (Susu kental Manis) Sweeted condenced milk adalah pengurangan air

Lebih terperinci

PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT

PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT SKRIPSI Disusun Oleh : VILIYAN INDAKA ARDHI 24010211140090 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak 24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013 di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu (Lampiran 1), Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Lokasi terletak di terminal Kota Batu. Penyebaran kuesioner yang terletak di terminal kota Batu adalah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12-27 Desember 2015 di Aula Jatikuwung Mini Farm Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK LIRA BUDHIARTI. Karakterisasi

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR 63 PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR KARTIKA WANDINI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Produk 2.1.1 Susu Kita mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung sedikit atau tidak sama sekali bagian-bagian yang sangat diperlukan (vital) untuk tubuh kita. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 dan mengambil data yang berasal dari situs resmi Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan lokasi penelitian di BNI Syariah Cabang Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman No.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kausalitas. Menurut Umar (2005,p105) berguna untuk menganalisis hubungan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita sebagai bangsa yang dijajah, serba kekurangan dan miskin menggangap

BAB I PENDAHULUAN. kita sebagai bangsa yang dijajah, serba kekurangan dan miskin menggangap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya minum susu di Indonesia secara tidak langsung diperkenalkan oleh para penjajah Belanda ketika mereka menjajah bangsa Indonesia. Pada masa itu kita

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di warung makan Sari Rasa Pak Ndut, Jalan Slamet Riyadi, Nomor 159, Kartasura, Sukoharjo Solo. Pengambilan data dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penentuan lokasi Penelitian ini dilakukan di wilayah Batu Jawa Timur. Penelitian dilakukan di pabrik pengolahan hasil peternakan dengan menanyakan secara langsung kuesioner

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pekanbaru - Riau. Dan yang menjadi objek penelitian yaitu pimpinan dan pegawai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Pekanbaru - Riau. Dan yang menjadi objek penelitian yaitu pimpinan dan pegawai dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru Jl. Arifin Ahmad, Pekanbaru - Riau. Dan yang menjadi objek penelitian yaitu pimpinan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Data dan riset dalam penelitian ini diambil dari Pojok Bursa Efek Indonesia dan Valbury Asia Securities yang berada di Gedung A lantai 2 Universitas Mercu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, atau data

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu, pemanis, penstabil,

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pangan Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada dinding-dinding alveoli dalam pundi susu hewan yang sedang menyusui anaknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Margo Tani II di Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Broiler Meat Consumption Pattern of Households in Bereng Kalingu I, Kereng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan penggunaan Bank Syariah Mandiri sebagai sampel penelitian ini antara lain: 1) Bank Syariah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SUCI WULANDARI.

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015 ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU KEDELAI MEREK ABC DAN SUSU SAPI MEREK FRISIAN FLAG DI KABUPATEN PURWOREJO Aviyanie Ayu N, Dyah Panuntun Utami, dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjabaran dari suatu variabel ke indikator indikator secara terperinci, dengan demikian dari variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena serangkaian observasi (pengukuran)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang

I. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi yang diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta (Usmiati, 2009). Komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada AJB. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi. Waktu penelitian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan minuman yang sangat bermanfaat karena banyak terkandung nutrisi yang dibutuhkan manusia. Susu mengandung lebih banyak vitamin dan mineral essensial yang dibutuhkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap kesempatan kerja,

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian yang berkaitan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti tetapi dari orang lain atau pihak lain, misalnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi

Lebih terperinci