Peran Perempuan Karir dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Asih Asuh Asah terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Rachma Hasibuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peran Perempuan Karir dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Asih Asuh Asah terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Rachma Hasibuan"

Transkripsi

1 Peran Perempuan Karir dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Asih Asuh Asah terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah Pendahuluan Rachma Hasibuan Setiap keluarga pasti menginginkan mempunyai anak yang normal, termasuk di dalamnya adalah tumbuh-kembang anak yang juga diharapkan berjalan dengan normal pula. Tetapi kadang-kadang apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi dalam kenyataan kehidupan manusia. Banyak faktor yang turut mempengaruhi tumbuh-kembang anak, pengaruh yang terbesar dan merupakan yang utama terhadap tumbuh-kembang anak adalah berasal dari keluarga khususnya dari ibu dan bapak sebagai orang tuanya dan lebih khusus lagi adalah dari seorang ibu. Dengan makin meningkatnya taraf pendidikan dan keterampilan perempuan serta berkembangnya perekonomian di suatu negara, maka semakin terbuka lapangan kerja untuk perempuan di berbagai bidang. Dan semakin banyak pula ibu yang bekerja di luar rumah untuk membantu mencari nafkah, untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Beberapa perempuan yang mempertahankan karir tanpa melepas tugas-tugas sebagai seorang ibu, mereka harus sangat disiplin dalam mengelola waktu mereka, namun tidak jarang keadaan ini dapat memicu datangnya stres dan kelelahan yang berkepanjangan karena energi manusia ada batasnya. Walaupun tidak ada hitam di atas putih atau komitmen secara lisan, secara otomatis mereka berbagi peran dalam mendidik dan membesarkan anaknya (Qaimi, 2002:12). Peran Perempuan Karir dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembangan Jumlah keluarga yang mempunyai anak usia 4-6 tahun yang ibunya perempuan karir (bekerja) sering dijumpai anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang yang semestinya karena kesibukan ibu dalam membantu mencari nafkah. Dalam suatu keluarga bila anaknya ditinggal di rumah bersama pembantu dapat menimbulkan keresahan bagi orang tua yang sedang bekerja karena selalu membayangkan berbagai resiko yang dapat terjadi pada anaknya di rumah. Bahkan banyak keluarga yang mulai sadar dan bertanya-tanya apakah kwalitas pembantu memungkinkan anaknya akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Keraguraguan ini juga dapat menimbulkan rasa tidak tenang (bahkan rasa bersalah) pada orang tua yang sedang bekerja sehingga dapat mengganggu konsentrasi serta menurunkan kwalitas dan produktivitas kerjanya. Perpisahan sementara akan berakibat keresahan dalam diri sang anak yang menyebabkan anak selalu tidur gelisah, kehilangan nafsu makan, rewel saat malam hari, sampai dapat terjadi penyimpangan perilaku. Supaya anak bisa tumbuh dan kembang dengan optimal, maka di manapun mereka berada harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tumbuh kembangnya seperti kebutuhan fisik/biologis, kebutuhan emosi/kasih sayang dan kebutuhan stimulasi/pendidikan, orang tua berkewajiban mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut dan semua yang dibutuhkan anak yang ada di sekitarnya (ekosistem/lingkungan) wajib didapatkan anak di dalam keluarga, kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang yang utama harus dicukupi oleh ibu/pembantu sebagai pengganti orang tua maupun anggota keluarga serta lingkungan di sekitar anak. 56

2 Upaya mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi yang adekuat, berkelanjutan sesuai dengan tahapan umur. Semakin erat dan semakin sering faktor di lingkungan tersebut bereaksi dengan anak, maka faktor tersebut tentu semakin besar perannya dalam menentukan kwalitas perkembangan anak. Asih, Asuh dan Asah Pola Asih, Asuh dan Asah yang dibutuhkan oleh anak usia prasekolah dapat digambarkan sebagai berikut : Pola Asuh Perempuan Karir dalam pemenuhan kebutuhan dasar i. ASIH Kasih sayang Perhatian Rasa aman Harga diri Dukungan/Dorongan ii. ASUH Pemenuhan gizi/nutrisi Perawatan kesehatan dasar Higiene perorangan iii. ASAH Perkembangan anak usia prasekolah Pendidikan Pelatihan Rajah 1: Asih, Asuh dan Asah Anak Dari Rajah 1 di atas dapat dijelaskan bahwa pola Asih, Asuh dan Asah perempuan karir terhadap pemenuhan kebutuhan dasar dan perkembangan anak terdiri atas: i. Asih, merupakan kebutuhan dasar anak yang meliputi: kasih sayang dan perhatian. Asih ini diperoleh dari : Kasih sayang - Dengan adanya kasih sayang akan terjadi hubungan yang erat dan mesra antara ibu dan anak yang dapat menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun mental. Perhatian - Pada tahun-tahun pertama kehidupan perhatian ibu terhadap seorang anak merupakan dasar bagi anak dalam menyelesaikan tahap-tahap tumbuh kembang. Rasa aman - Keharmonisan dan kerukunan antara ibu dan bapak, akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, kerena anak merasa lebih aman dan terlindungi. Harga diri - Seorang anak dalam rumah selalu ingin, diakui keberadaannya oleh setiap orang yang ada disekitarnya, sehingga apabila kita 57

3 mengabaikannya akan berakibat terjadi suatu kelainan yang dapat menyebabkan anak frustasi. Dukungan/Dorongan - Dalam melakukan aktifitas anak selalu ingin dukungan dari orang yang ada di sekitarnya, karena bila terlalu banyak larangan akan menyebabkan anak takut dan menjadi ragu-ragu setiap melakukan aktifitas. ii. iii. Asuh, meliputi pemenuhan gizi, perawatan dasar, higiene perorangan/sanitasi, papan/perumahan, yang dapat diuraikan sebagai berikut: Pemenuhan gizi - Salah satu kebutuhan dasar anak yang juga harus dipenuhi adalah kebutuhan akan gizi. Gizi sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan terutama pada masa anak usia prasekolah. Gizi yang kurang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Perawatan dasar - Yang termasuk perawatan dasar pemberian imunisasi, penimbangan, serta pengobatan bagi anak prasekolah yang sakit. Dengan terpenuhinya kebutuhan perawatan dasar dapat menunjang status kesehatan anak usia prasekolah sehingga pertumbuhan dan perkembangan berjalan optimal. Higiene perorangan/sanitasi - Dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, anak terhindar dari penyakit. Karena anak yang mudah terserang penyakit dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangannya. Papan/Perumahan - Keadaan rumah yang layak akan menjamin kesehatan penghuninya sehingga yang ada dalam rumah khususnya anak usia prasekolah akan optimal pertumbuhan dan perkembangannya. Asah, meliputi Pendidikan, pelatihan yang mana bila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi penyimpangan dalam perkembangan anak. Asah ini diperoleh dari: Pendidikan - Seorang anak haruslah mendapatkan pendidikan setiap saat oleh orang terdekat (ibu) untuk mengembangkan kecerdasan, agama, dan etika dengan mendongeng, membaca dan lain-lain. Pelatihan - Stimulasi/pelatihan yang terus menerus perlu diberikan pada anak sejak dini untuk melatih pembiasaan yang baik pada anak. Pola Asuh Orang Tua Pola Asuh adalah suatu cara atau pola/model dari orang tua untuk mengasuh, mendidik memberikan bimbingan, perlindungan, perasaan aman, kasih sayang pada anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin (Suganda, 2006:11). Ahli yang lain mengatakan bahwa pola asuh adalah model pola asuh sikap perlakuan yang dimiliki dan diterapkan orang tua dalam pengasuhan terhadap anak sejak usia dalam kandungan hingga dewasa (Syamsu Yusuf, 2000: 40). Sedangkan menurut Moh. Shochib (2005), pola asuh adalah upaya orang tua yang di aktualisasikan terhadap penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, termasuk di antaranya adalah melalui pendidikan dan dialog dengan anak-anaknya secara psikologis, sosial, budaya yang dapat menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar perilaku anak di kemudian hari Gaya Perlakuan Orang Tua Authoritarian adalah sikap atau perlakuan orang tua yang kurang dalam memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus kepada anak, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum 58

4 secara fisik dan bersikap mengomando (mengharuskan atau memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi) (Syamsu Yusuf, 2000: 51). Ada beberapa sikap orang tua di antaranya: Permissive dan Autoritativel. Permissive yaitu sikap orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan pendapat atau keinginannya dan orang tua dalam memberikan perhatian, cinta kasih pada anak begitu besar dan tulus namun pengawasan pada anak kurang. Autoritativel demokratis yaitu penerimaan orang tua yang ditandai dengan adanya perhatian besar dan adanya kasih sayang pada anak. Orang tua dapat menerima, memperhatikan semua kemampuan potensi dan perkembangan anak. Pola asuh orang tua dalam membentuk anak untuk mengembangkan disiplin diri adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan melalui: Lingkungan pendidikan Lingkungan sosial eksternal dan internal Dialog dengan anak Suasana psikologis dan sosial budaya Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak Menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar perilaku yang diterapkan pada anak. Peran Pola Asuh/Parenting Style Terhadap Perilaku Anak dapat dilihat dalam Tabel 1: Tabel 1: Peran Pola asuh/parenting style terhadap perilaku anak Pola Asuh(Parenting Style) Sikap/Perilaku Otang Tua Profil Perilaku Anak Autoritarium/otoritas 1. Sikap "acceptance" rendah 1. Mudah tersinggung namun kontrolnya tinggi 2. Suka menghukum secara fisik 2. Penakut 3. Bersikap mengomando anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi 3. Pemurung, tidak bahagia 4. Bersikap kaku/keras 4. Mudah terpengaruh 5. Cenderung emosional dan 5. Mudah stres bersikap menolak Permissive 1. Sikap "Acceptance" tinggi namun kontrolnya rendah 6. Tidak mempunyai masa depan yang jelas 7. Tidak bersahabat 1. Bersikap irnplus dan agresif 2. Memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya 2. Suka memberontak 3. Kurang memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri 4. Suka mendominasi 5. Tidak jelas arah hidupnya 6. Prestasinya rendah Autoritative/Demokratis 1. Sikap "ceptance" kontrolnya 1. Bersikap bersahabat pada anak tinggi 2. Bersikap responsive 2. Memiliki percaya diri 59

5 terhadap anak 3. Mendorong anak untuk menyatakan pendapat 4. Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk 3. Mampu mengendalikan diri 4. Bersikap sopan 5. Mau bekerja sama 6. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 7. Mempunyai tujuan dan arah hidup yang jelas. 8. Berorientasi terhadap prestasi. Sikap Orang Tua Yang Khas i. Melindungi secara berlebihan Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan, hal ini menumbuhkan ketergantungan yang berlebihan, ketergantungan pada semua orang, bukan pada orang tua saja, kurangnya rasa percaya diri, dan frustasi. ii. Permisivitas Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati, dengan sedikit kekurangan. Hal ini menciptakan suatu rumah tangga yang berpusat pada anak "jika sikap permisif ini tidak berlebihan, ia mendorong anak untuk menjadi cerdik, mandiri dan penyesuaian sosial yang baik". Sikap ini juga menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas dan sikap matang. iii. Memanjakan Permisivitas berlebihan, memanjakan membuat anak egois, menuntut. Mereka menuntut perhatian dan pelayanan dari orang tua lain. Perilaku yang menyebabkan penyesuaian sosial yang buruk di rumah dan di luar rumah. iv. Penolakan Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak, orang tua yang menerima memperhatikan kemampuan anak dan memperhitungkan minat anak. Anak yang diterima umumnya bersosialisasi dengan baik, kooperatif, ramah, loyal secara emosional stabil dan gembira. v. Dominasi Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua yang bersikap jujur, sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, mengalah, dan sangat sensitif, pada anak yang didominasi sering berkembang rasa rendah diri dan perasaan menjadi korban vi. Tunduk pada anak Orang tua yang tunduk pada anaknya, membiarkan anak mendominasi mereka dan rumah mereka. Anak memerintah orang tua dan menunjukkan sedikit tenggang rasa anak belajar untuk menentang semua yang berwenang dan mencoba mendominasi orang di luar lingkungan rumah. vii. Favoritisme Meskipun mereka berkata bahwa semua anak sama tapi kebanyakan orang tau mempunyai anak favorit. Hal ini membuat mereka lebih menuruti dan mencintai anak favoritnya dari pada anak yang lain dalam keluarga. Anak yang disenangi cenderung memperhatikan sisi baik mereka pada orang tua tetapi agresif dan dominan dalam hubungan dengan kakak adik mereka. viii. Ambisi orang tua 60

6 Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka seringkali sangat tinggi sehingga tidak realitas. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua supaya anak mereka ada di status sosial yang tinggi. Bila anak tidak dapat memenuhi ambisi orang tua, anak cenderung bersikap bermusuhan, tidak bertanggungjawab dan berprestasi di bawah kemampuan. Tabel 2: Sikap/Perilaku Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Kepribadian Dan Pola Perilaku Anak Pola Asuh Orang Tua Perilaku Orang Tua Profil Tingkah Laku Anak Over Protection (terlalu melindungi anak) 1. Pemberian bantuan pada anak secara berlebihan 1. Sangat tergantung pada orang tua 2. Mengawasi kegiatan anak 2. Menolak tanggung jawab secara berlebihan 3. Selalu ikut campur dalam 3. Sulit bergaul memecahkan masalah Anak 4. Lemah dalam ego 5. Kurang mampu mengendalikan emosi 6. Mudah terpengaruh Permissivenes (Pembolehan) Rejection (Penolakan) Acceptance (Penerimaan) Domination (Dominasi) Submission (Penyerahan) Purnitivenes Overdicipline (Terlalu disiplin) 7. Bersikap mudah menyerah 1. Memberikan kebebasan 1. Membuat anak merasa diterima berfikir/berusaha pada anak lingkungannya 2. Dapat menerima 2. Anak mudah bekerja sama gagasan anak dengan teman 3. Toleran dan memahami 3. Anak suka menuntut dan tidak kelemahan anak sabar 1. Bersikap masa bodoh 1. Agresif (mudah marah, gelisah, keras) 2. Bersikap kaku 2. Anak merasa kurang diperhatikan oleh orang tua nya 3. Kurang memperdulikan kesejahteraan anak 4. Menampilkan sikap permusuhan dengan anak 1. Menempatkan anak pada posisi yang penting di dalam rumah 3. Sulit bergaul/bersosalisasi dengan teman 4. Anak mudah tersinggung 5. Pendiam 1. Anak mudah bekerja sama dengan temannya 2. Respek pada anak 2. Mudah bergaul 3. Memberikan perhatian pada anak 3. Anak dapat bertanggung jawab 4. Orang tua terbuka pada anak dan mau mendeng arkan permasalahan anak 4. Bersikap realitas 1. Orang tua mendominasi anak 2. Orang tua sering mengintervensi anak 1. Membebaskan anak sesuai dengan yang diinginkannya 2. Orang tua selalu menuruti kemauan anak 1. Mudah menghukum anak yang melanggar 1. Anak tidak dapat bekerja sama dengan temannya 2. Pemalu, penurut dan anak mudah binggung 1. Bersikap otoriter 2.Anak terlalu percaya diri 1. Anak tidak dapat mengambil keputusan 61

7 aturan orang tua 2. Menanamkan Disiplin terlalu keras 2. Menciptakan sikap permusuhan Perempuan Karir Menurut Kamus umum Bahasa Indonisia "Badudu - Zain " Perempuan karir adalah perempuan yang tidak saja bertugas sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga perempuan yang bekerja di dalam masyarakat di bidang apa saja. Perempuan karir (bekerja) adalah seorang perempuan yang bekerja di bidang pemerintahan, perusahaan swasta, berwiraswasta, dan sebagainya untuk membantu penambahan penghasilan keluarga (Singgih D Gunarsa, 2005) Pola Asuh Perempuan Karir Pola asuh perempuan karir adalah cara atau pola/model asuhan perempuan karir untuk mengasuh, mendidik, memberikan bimbingan, kasih sayang kepada anaknya untuk dapat tumbuh dan berkembang normal yang perhatian seorang ibu terbagi antara peran kerja di kantor dan peran sebagai ibu dan pekerja/perempuan karir. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang perempuan karir: Sisihkan kegiatan yang tidak terlalu penting agar tersedia waktu untuk keluarga terutama anak. Alasan bekerja demi mendukung ekonomi keluarga bukan alasan untuk meninggalkan kewajiban- kewajiban sebagai seorang ibu. Luangkan waktu untuk rileks bersama anak-anak. Usahakan tidak membawa stres di kantor untuk dibawa ke rumah. Sisihkan urusan kantor pada waktu di rumah dengan anak-anak, jangan sampai anak menjadi tumpuhan kekesalan ibu karena persoalan di kantor. Amati tumbuh kembang anak dan sesuaikan dengan kebutuhannya, mulailah dengan hal yang kecil misalnya: bertanya pada anak apakah pensilnya perlu diruncingkan. Anak-anak tidak hanya butuh materi, mereka lebih membutuhkan sesuatu yang lebih mendasar yaitu perhatian dari orang tua khususnya dari ibu. Seorang anak harus hidup bersama ibunya minimal sampai ia menamatkan pendidikan dasarnya. Keharusan ini dilandasi sejumlah alasan antara lain pentingnya proses pendidikan, mengingat sosok ibu merupakan arsitek pembinaan kepribadian, emosi dan moral anak-anak yang terbentuk sejak usia dini dan ibu akan menyempurnakan perilaku anak sejak tahap awal usianya. Bahaya-Bahaya yang Mungkin Terjadi pada Anak dengan Ibu Bekerja Pekerjaan ibu di kantor dan di masyarakat, apapun alasannya akan mendatangkan banyak bahaya pada anak di antaranya (Qaimi, 2002: 34): i. Bahaya Tumbuh Kembang Anak Kesibukan seorang ibu dan tidak adanya kesempatan untuk memperhatikan kepentingan anak akan menyebabkan sebagian besar tidak memiliki tujuan yang pasti. Sang ibu telah kehilangan perannya sebagai pengasuh yang menyayangi dan menjadi tumpuhan harapan anaknya. ii. Bahaya Bagi Kepribadian Sang Ibu 62

8 Pekerjaan kaum ibu di luar rumah hanya akan menimbulkan goncangan dalam jiwa anak (bila ibu tidak dapat mengatur waktu antara kesibukan kantor dan keluarga), dan berbagai akibat buruk darinya akan berdampak secara langsung kepada anak dan keluarganya. iii. Lamanya seorang anak berpisah dengan ibunya, semakin buruk pula pengaruh yang ditimbulkannya. iv. Semakin muda usia anak yang berpisah dengan ibunya, semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkannya. v. Kondisi anak yang tidak bagus pada saat anak berpisah dengan ibunya akan menimbulkan berbagai akibat yang sangat buruk vi. Seorang pengasuh (penjaga anak) yang tidak toleran dan tidak memiliki belas kasihan akan memberikan pengaruh buruk kepada si anak. vii. Pemenuhan tuntutan pemberian makan dan perlakuan yang tidak sesuai akan berakibat buruk bagi pendidikan anak, adakalanya seorang anak menangis sewaktu ditinggal ibunya, maka ibu harus berusaha menenangkan anaknya terlebih dulu setahap demi setahap agar dirinya mau berhenti menangis. Pendekatan orang tua dengan anak diharapkan lebih dari 4 jam perhari dalam mengasuh anak dengan perlakuan yang baik. Interaksi sosial diusahakan sesuai kebutuhan anak serta orang tua dapat menfasilitasi belajar sesuai tahap perkembangan anak. Karena hal ini dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Kesimpulan Setiap anak akan melalui suatu "milestone " yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap tumbuh-kembang anak mempunyai ciri tersendiri, yang sangat berbeda antara satu anak dengan anak yang lain walaupun itu bersaudara kandung. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/pengganti ibu sedini mungkin akan menjalin rasa aman bagi anak. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama dan seterusnya mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental, maupun sosial emosi yang disebut "Sindrom Depresi Mental ". Kasih sayang dari ibu/pengganti ibu dapat menciptakan ikatan erat dan kepercayaan dasar (Soetjiningsih, 2005:45). Cinta kasih dalam keluarga selain berfungsi menjaga keharmonisan rumah tangga juga merupakan media yang baik untuk tumbuh kembang anak dan dapat meningkatkan daya kreativitas dalam berkarya dan produktivitas serta menciptakan lingkungan yang damai dalam masyarakat, sehingga tercipta keluarga yang sejahtera dan mandiri. Semua orang tua berperan untuk mengutamakan pembinaan anak-anak sebijaksana mungkin dengan penuh cinta karena mereka merupakan generasi penerus. (Nursalam, 2005: 35), karena kebutuhan Asih yang dibutuhkan oleh anak sejak dini diantaranya yaitu kasih sayang orang tua. Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang. Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan/pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini juga diperlukan untuk mengembangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasan, keterampilan, kreatifitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas. Stimulasi Adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan dan bermain (Nursalam, 2005:43). Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk perkembangan anak, karena anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang 63

9 dibandingkan yang kurang mendapat stimulasi yang benar. Perawatan dan pendidikan merupakan rangsangan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju kedewasaan. Rujukan Aziz A. (2003), Riset Keperawatan dan Tehnik Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika Departemen Kesehatan (2002), Pemantauan Pertumbuhan Balita, Diktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Hidayat, Aziz Alimul (2005), Pengatur Keperawatan Anak, Salemba Medika. Maramis W.F. (2006), Catatan Ilmu Kesehatan Jiwa. Surabaya : Airlangga Moh. Shochib (2005), Pola Asuh Orang Tua. Renika Cipta Nursalam, Sri Utami (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan), Salemba Medika, Jakarta Pandji Anoraga, (1992), Psikologi Kerja, cetakan I, Penerbit Rineka Cipta Syamsu Yusuf (2000), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, Penerbit Rosda Karya Soetjiningsih (2005), Tumbuh KembangAnak. Jakarta : EGC Suganda, Hardjono (2006), Perawatan Ibu dan Anak di Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta Pusat : Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan. Suyanto S, (2005), Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional Sri Utami (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan), Salemba Medika, Jakarta Singgih D Gunarsa, (2005), Psikologi Untuk Keluarga, Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta Pusat Suherman (2000), Perkembangan Anak. Jakarta : EGC Qaimi, AU (2002), Buaian Ibu Antara Surga dan Neraka. Bogor : Cahaya 64

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b

DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b PENGARUH KELUARGA TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka 147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: a. Remaja kelas XII SMA PGII 1 Bandung tahun ajaran 2009/2010

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Menurut Hurlock (1999) orang tua adalah orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN Syaifurrahman Hidayat, Prodi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Wiraraja Sumenep, e-mail: dayat.fik@wiraraja.ac.id ABSTRAK Anak yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi. kesehatan

Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi. kesehatan Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi kesehatan oleh Kasriyati, S.Pd Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan periode yang sangat penting dan kritis. Keberhasilan tahun-tahun pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan

Lebih terperinci

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Artikel MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Oleh: Drs. Mardiya Selama ini kita menyadari bahwa orangtua sangat berpengaruh terhadap pengasuhan dan pembinaan terhadap anak. Sebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan

Lebih terperinci

Pengasuhan Orangtua dan Motif Afiliasi Siswa SMP Negeri Kota Banda Aceh

Pengasuhan Orangtua dan Motif Afiliasi Siswa SMP Negeri Kota Banda Aceh Pengasuhan Orangtua dan Motif Afiliasi Siswa SMP Negeri Kota Banda Aceh M. Husen, Abu Bakar, Dila Taslia Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unsyiah Banda Aceh m.husen.fkip.unsyiah@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek? Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *) STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO Sarmini Moedjiarto *) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbandingan

Lebih terperinci

KONSEP IBU. yang sudah bersuami/panggilan yang takzim kepada wanita (Kamus Bahasa. Apabila ibu memamahami dan ingin melaksanakan tugas serta

KONSEP IBU. yang sudah bersuami/panggilan yang takzim kepada wanita (Kamus Bahasa. Apabila ibu memamahami dan ingin melaksanakan tugas serta 1 KONSEP IBU 2.1 Konsep Ibu 2.1.1 Pengertian Ibu adalah sebutan untuk perempuan yang telah melahirkan kita / wanita yang sudah bersuami/panggilan yang takzim kepada wanita (Kamus Bahasa Indonesia, 2008

Lebih terperinci

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa STRESS Segala kejadian (masa lalu/ masa datang) yang menimbulkan perasaan tidak enak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler Indanah 1*, Dewi Hartinah 2 1 Stikes Muhammadiyah Kudus 2 Stikes Muhammadiyah Kudus *Email: indanah@stikesmuhkudus.ac.id) Keywords: Sibling Rivalry, Todler Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN.  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk Indonesia cukup pesat. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja (SKRRI, 2010).

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Karakteristik Guru sebagai Pembimbing di Taman Kanak-kanak 127 KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Guru adalah pembimbing bagi anak taman kanak-kanak. Proses tumbuh kembang

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT Dwi Retno Aprilia, Aisyah Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan manusia yang dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita serta mencapai peran sosial

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja a. Pengertian Kepercayaan Diri Salah satu aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara

BAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor lingkungan dan bawaan yang berbeda. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecerdasan seseorang tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat mengelola emosionalnya. Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak mereka akan menjadi aset bangsa dan negara, yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang ASUH ; gizi, perawatan dasar imunisasi, ASIpengobatan bila sakit, kebersihan diri dan lingkungan, sandang, olah tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Masalah Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat dalam kehidupannya. Hal tersebut disebabkan pertumbuhan yang begitu pesat dan perkembangan mental

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran penting dalam suatu tatanan kelompok masyarakat mulai dari yang kompleks sampai pada tingkatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak usia 0-3 tahun merupakan masa untuk berkenalan dan belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang dikehendaki tidak dapat terpenuhi. Rasa kecewa, marah, sedih dan

Lebih terperinci

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup? PENGASUHAN POSITIF KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA 2017 Apa respons masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah perilaku yang dimiliki individu di mana perilaku itu akan muncul pada waktu individu itu berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif. 92 BAB IV ANALISIS DATA Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka peneliti menganalisis

Lebih terperinci

Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Pertemuan Orang Tua Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama. REMAJA Batasan Usia Remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Refti Yusminunita F 100 050

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah. LAMPIRAN LAMPIRAN Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Tingkat Aktifitas Tingkat aktifitas Gelisah, Terlalu lelah Jumlah pergerakan tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Heni Dwi Windarwati*, Asti Melani A*, Rika Yustita*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Masa remaja

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan akan menjadi penentu agar bangsa kita dapat berkembang secara optimal. Dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG.

GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG. GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Dyna Apriany ABSTRAK Usia balita merupakan masa-masa kritis sehingga diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun masal sudah merupakan berita harian di

Lebih terperinci

POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK

POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK 1 POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK Oleh: Santi Puspita Sari dan Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si Keluarga tidak akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga anak usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andria Yuliawati 201110104178

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa kehidupan yang penting dalam rentang hidup manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock,

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA 15 18 TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN Nurus Safa ah STIKES NU Tuban PRODI S1 Keperawatan ABSTRAK Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan kearah yang lebih baik tetapi perubahan ke arah yang semakin buruk pun terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN FAKTOR POSTNATAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI WILAYAH LAMPUNG UTARA Ricca Dini Lestari*, Nora Isa Tri Novadela* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang e-mail

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH A. Faktor Penyebab Efikasi Diri Anak Rendah Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan pendidikan. Bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK USIA DINI. Cut Venny Luciana TK ANNISA MEDAN

HUBUNGAN PERANAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK USIA DINI. Cut Venny Luciana TK ANNISA MEDAN HUBUNGAN PERANAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK USIA DINI Cut Venny Luciana lucianavenny@yahoo.co.id TK ANNISA MEDAN ABSTRAK Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Emosi Chaplin (2011) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak, (2) proses perkembangan, yang dianggap berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar yang penting untuk kemajuan bangsa, karena dengan adanya pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH GAMBARAN POLA ASUH PENDERITA SKIZOFRENIA Disusun Oleh: Indriani Putri A F 100 040 233 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Peranan ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak

BAB II TINJAUAN TEORI. Peranan ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak BAB II TINJAUAN TEORI A. Ibu bekerja Ibu adalah wanita yang melahirkan anak (Purwadarminta, 2003). Peranan ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak anaknya, ibu mempunyai peran untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dibentuk oleh adanya keragaman suku, budaya, ras, dan agama yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akan budaya. Menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri Menurut Coopersmith (1967 ; dalam Sert, 2003; dalam Challenger, 2005; dalam Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Perilaku Sosial Anak 2.1.1) Pengertian Perilaku Sosial Anak Hakikat manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci