BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai top leader dan penentu keputusan dalam sebuah proyek konstruksi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai top leader dan penentu keputusan dalam sebuah proyek konstruksi."

Transkripsi

1 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka bermaksud untuk memahami manajer proyek konstruksi sebagai top leader dan penentu keputusan dalam sebuah proyek konstruksi. Dengan fokus perhatian pada kinerjanya terhadap biaya, mutu, dan waktu yang digunakan pada proyek konstruksi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Untuk mendapat wawasan akan pengetahuan terhadap kualitas manajer proyek, maka perlu dilakukan suatu kajian terhadap beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Beberapa dari penelitian tersebut akan dijadikan acuan sebagai kajian pustaka bagi penelitian ini. 2.1 Kualitas Dalam industri manufaktur maupun jasa sering dibicarakan masalah kualitas oleh produsen maupun konsumen. Tingkat pemahaman masing-masing terhadap kualitas sangat beragam tergantung latar belakang masing-masing. Sudut pandang produsen terhadap kualitas adalah kepuasan bagi pelanggan sedangkan bagi konsumen adalah produk yang dapat memenuhi keinginan dan harapannya. Teori dari ISO 8402 quality vocabulary, mengemukakan bahwa kualitas berarti semua aktivitas dari fungsi manajeman secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggungjawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti : Perencanaan kualitas, 5

2 6 pengendalian kualitas, jaminan kualitas, dan peningkatan kualitas. ISO menegaskan pada standar kualitas yang dikeluarkan melalui ISO 9000 tentang Implementasi Sistem Manajemen Kualitas kemudian disusul dengan ISO 9001, 9002, 9003 tentang quality management dan ISO 9004 tentang Quality Management and Quality System Guidelines. American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas sebagai sebuah karakteristik atau atribut dari sesuatu. Sebagai atribut dari sesuatu, kualitas mengacu pada karakteristik yang dapat diukur, sesuatu yang dapat kita bandingkan dengan standar yang sudah diketahui. Edward Deming, mengemukakan kualitas berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus menerus. Seluruh komponen yang terlibat dalam pencapaian kualitas merupakan suatu community yang saling memberi dukungan (Suardi, 2003) proses ini sering disebut siklus Deming yaitu Plan, Do, Check, dan Action. Philip B. Croby mengemukakan kualitas berarti kesesuaian terhadap persyaratan. Crosby memandang masalah kualitas dengan berbagi 4 langkah yaitu Conformance, Prevention of Defects, Zero Defect dan Performance Measurement. Empat langkah yang dikemukakan oleh Philip B. Crosby merupakan rangkaian Top-Down. Untuk mencapai kualitas yang diharapkan konsumen, kebutuhan dan keinginan konsumen harus dikenali terlebih dahulu sebelum melakukan proses produksi, didalam proses harus menghindari terjadinya kesalahan yang akan meningkatkan biaya dan waktu produksi. Pencapaian bebas cacat adalah mutlak karena setiap cacat yang terjadi berarti

3 7 biaya. Dari proses ini memerlukan tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman dan secara terus menerus ukuran kualitas akan meningkat. Joseph M. Juran mengemukakan kualitas berarti kesesuaian dengan penggunaan berorientasi pada pemenuhan harapan konsumen. Konsep Juran mempengaruhi perjalanan kualitas yang dijadikan sebagai tolok ukur pada dunia industri. Manajemen perusahaan yang sadar dengan kualitas memberikan pelayanan terbaik akan terus mencari bentuk peningkatan kualitas. Seperti gambar di bawah ini: Project Quality Management Quality Planning Quality Control Quality Improvement Gambar 2.1. Trilogi Proses (Sumber : Joseph M. Juran, 1988) Konsep ini umum digunakan pada industri jasa konstruksi yang memiliki proses yang unik dan berbeda dengan industri manufaktur. Industri jasa konstruksi lebih mengutamakan keterampilan tenaga kerja sedangkan manufaktur melakukan proses yang mengutamakan alat dan mesin dalam mencapai hasil. Sehingga sering diistilahkan hand made karena hampir 70% masih mengandalkan keterampilan manusia. Teori Juran sangat relevan dengan kondisi

4 8 pelaksanaan proyek karena menekankan pada tiga unsur penting dan satu dengan lain saling berkaitan. PMI (Project Management Institue) mengemukakan dalam Project Management Body of Knowledge khususnya didalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan berbeda dibandingkan dengan konsep Trilogi Juran yaitu sudut pandang Quality Improvement dengan Quality Assurance yang dirasa lebih tepat digunakan pada industri konstruksi sehingga 3 prinsip kunci yang dikemukakan PMI adalah Quality Planning, Quality Assurance dan Quality Control. Mendapatkan standar kinerja mutu yang baik dapat dilakukan dengan mengadopsi beberapa sistem perencanaan dan pengendalian mutu seperti uraian berikut ini (Abrar Husen, 2009) : 1. Menerapkan Sistem Manajeman Mutu ISO 9000 dengan menjalankan prosedur sebagai bagian dari keseluruhan sistem untuk mendapatkan produk akhir yang sesuai dengan yang direncanakan. Prinsip-prinsip dasar yang dilakukan adalah membuat dan menulis perencanaan, melaksanakan dan mengendalikan sesuai dengan rencana serta mencatat apa yang telah dilakukan. 2. Untuk melengkapi persyaratan sistem mutu diatas sehingga didapat mutu terbaik terhadap standar produk akhir, dilakukan dengan cara membuat gambar kerja yang detail dan akurat, lalu membuat spesifikasi umum dan teknis terhadap pekerjaan dan material yang digunakan.

5 9 3. Untuk pengendalian selama proyek, jadwal pengiriman material harus tepat waktu, proses penyimpanan material aman dan terlindung, selain itu dibuatkan format standar prosedur operasional mengikuti spesifikasi yang telah ditetapkan dalam penggunaan materialnya 4. Melengkapi pengendalian kinerja mutu dapat dilakukan dengan membuat prosedur dan instruksi kerja dari total quality control yaitu dengan melakukan kegiatan perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), tindakan koreksi (corrective action). 2.2 Manajer Hierarki organisasi selalu memposisikan seseorang untuk memimpinnya. Hal ini dibutuhkan untuk memberi ruang bagi orang yang lebih mampu untuk memberi arahan dan petunjuk bagi orang lain. Mereka saling bekerjasama untuk sebuah tujuan. Pemimpin tersebut sering diistilahkan dengan manajer. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Manajer dapat diklasifikasikan dalam dua cara yaitu : menurut tingkatnya dalam organisasi, yaitu manajer lini-pertama, manajer menengah, serta manajer puncak dan menurut rentang kegiatan organisasi yang ada di bawah tanggung

6 10 jawabnya, yaitu yang disebut manajer fungsional dan manajer umum (James A.F. Stoner/ Charles Wankel, 1986) Gambar 2.2. Piramida Jumlah Karyawan Pada Organisasi Berstruktur Sederhana (Sumber : James A.F. Stoner/ Charles Wankel, 1986) Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas : 1. Manajemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan nonmanajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

7 11 2. Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada diantara manajemen lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah diantaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. 3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan. Manajer Fungsional bertanggungjawab atas hanya satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, penjualan, atau keuangan. Orang-orang dan kegiatan-kegiatan yang dikepalai oleh seorang manajer fungsional dipersatukan oleh seperangkat kegiatan yang sama. Manajer umum mengatur sebuah unit yang kompleks, seperti sebuah perusahaan, anak perusahaan, atau sebuah divisi yang beroperasi mandiri.

8 12 Manajer umum bertanggungjawab atas semua kegiatan unit tersebut, seperti produksi, pemasaran, penjualan, dan keuangan. Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada beberapa peran yang dimainkan oleh manajer. Ada beberapa peran yang dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu : 1. Peran Antar Pribadi Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin dan penghubung. 2. Peran Informasional Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi serta peran sebagai juru bicara peran pengambilan keputusan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

9 13 Gambar 2.3. Keterampilan Yang Dibutuhkan Manajer Pada Setiap Tingkatannya. (Sumber : Mintzberg, 2004) Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah : 1. Keterampilan Konseptual (Conceptional Skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. 2. Keterampilan Berhubungan dengan Orang Lain (Humanity Skill) Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif dan bersahabat. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. 3. Keterampilan Teknis (Technical Skill)

10 14 Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer yang akan dipergunakan dalam keberlangsungan proyek konstruksi. Selain tiga ketrampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu : 1. Keterampilan Manajemen Waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga. Waktu yang sia-sia berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. 2. Keterampilan Membuat Keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manajer). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

11 15 Ketiga ahli tersebut memberikan pandangan yang mirip mengenai manajer. Pendidikan yang cukup, keahlian yang terampil, pengalaman kerja, bahkan sikap dan tingkah laku yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang manjer. Berdasarkan atas pandangan beberapa ahli tentang definisi kualitas dan definisi manajer, maka dalam penelitian ini penulis mendefinisikan kualitas manajer adalah seorang yang berada di sebuah organisasi yang dapat : 1. Menentukan keputusan/ kebijaksanaan bagi kelangsungan manajemen. 2. Memecahkan masalah untuk mencapai penyempurnaan secara berkesinambungan. 3. Mengarahkan jalan manajemen agar sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 4. Mampu memenuhi harapan konsumen. 2.3 Proyek Proyek merupakan sebuah aktivitas terbatas yang dilakukan oleh seseorang untuk suatu tujuan tertentu. Dalam pengertian luas proyek juga diartikan sebagai wadah bagi suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama. Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) menyebutkan proyek sebagai sekumpulan aktivitas yang saling berkaitan secara unik, dengan awal dan akhir yang jelas, yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas. Tugas tersebut dapat

12 16 berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan penelitian dan pengembangan. Berdasarkan pandangan tersebut tampak beberapa ciri khas proyek : 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir 2. Biaya, jadwal serta kriteria mutu telah ditentukan 3. Bersifat sementara, umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas 4. Tidak rutin dan tidak berulang. 5. Mengalami perubahan-perubahan dalam pelaksanaan 6. Terdiri dari sejumlah manajemen 7. Melibatkan berbagai sumber daya 8. Penekanan manajerial ada pada penyelesaian proyek dalam batasan waktu dan biaya tertentu. Sebuah proyek terdiri dari tiga komponen utama yaitu biaya (budget), mutu (scope pekerjaan), dan waktu (schedule). Oleh karenanya sangat penting untuk mengetahui ketiga hal tersebut secara jelas sebelum menandatangani sebuah kontrak.

13 17 Scope Quality Quality Project Management Budget Quality Schedulle Gambar 2.4. Komponen Utama Proyek (Sumber : Schwalbe K, 2002) Berdasarkan ketiga komponen utama proyek tersebut kinerja suatu proyek dapat dinilai keberhasilannya. 2.4 Manajer Proyek Manajer Proyek berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan. Tidak ada alasan mendasar dari seorang manajer proyek untuk memiliki latar belakang yang khusus, namun latar belakang pendidikannya berguna untuk proyek-proyek teknik dan demikian pula para spesialis dapat menerapkan pengetahuannya dalam proyek yang menjadi spesialisnya. Umum dikatakan bahwa pengetahuan teknik saja tidak cukup untuk keberhasilan suatu proyek Pemimpin proyek adalah lembaga pada lini terdepan yang berhadapan langsung dengan permasalahan di proyek. (Istimawan Dipohusodo, 1996). Manajer proyek bertanggungjawab akan pemanajemenan proyek teknik dengan cara yang akan menghasilkan tercapainya sasaran proyek. Kebanyakan proyek

14 18 menyangkut kontrak antara dua pihak atau lebih. Organisasi dapat menugasi manajer proyek dengan tanggungjawab upaya teknik swakelola yang dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir tertentu, seperti mengembangkan proyek atau sistem baru yang dapat dipasarkan.(victor G. Hajek, 1988) Endro mendefinisikan manajer proyek merupakan team/ perseorangan yang dengan team-nya ditunjuk oleh client sebagai wakil utamanya yang bertanggungjawab secara keseluruhan atas proses suatu proyek dengan cara memanage pihak-pihak lain yang pada umumnya dibuatkan hubungan kontrak langsung dengan client untuk melakukan suatu bagian kegiatan atas suatu proyek. Jeffery mendefinisikan manajer proyek sebagai seseorang yang secara efektif mengisi proyek dan mempunyai wewenang serta reputasi pribadi yang cukup untuk menjamin bahwa segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai keuntungan dari suatu proyek telah dilakukan. Seorang manajer proyek adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek dan hasilnya, juga merupakan orang yang memimpin tim pelaksana proyek, serta berhubungan langsung dengan stakeholder lain. Beberapa sifat manajer proyek yang ideal meliputi : 1. Kemampuan kepemimpinan 2. Kemampuan mengantisipasi masalah 3. Fleksibilitas dalam operasi 4. Kemampuan menyelesaikan masalah 5. Kemampuan untuk bernegosiasi dan membujuk (persuasif)

15 19 6. Pemahaman lingkungan proyek yang sedang dikerjakan 7. Kemampuan untuk meninjau ulang, memonitor dan mengontrol 8. Kemampuan mengelola dalam lingkungan yang selalu berubah Peran manajer proyek sangat penting, ia menjadi sentral, dimana tanpa adanya manajer proyek maka tidak akan ada manajemen proyek. Peran yang dimiliki manajer proyek adalah sebagai integrator, komunikator, pembuat keputusan, enterpreneur dan agen peubah (Budi Santosa, 2003). Secara garis besar tanggungjawab manajer proyek adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil akhir, termasuk pemecahan pekerjaan, penjadwalan dana penganggaran. 2. Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim proyek. Mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya. 3. Memonitor status proyek. 4. Mengidentifikasi masalah-masalah teknis. 5. Titik temu dari para konstituen : subkontraktor, user, konsultan, top management. 6. Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek. 7. Merekomendasikan penghentian proyek atau pengarahan kembali bila tujuan tidak tercapai. Sehingga dapat dispesifikasikan bahwa manajer proyek merupakan individu atau kelompok yang bertanggung jawab untuk memimpin suatu

16 20 organisasi proyek. Manajer proyek merupakan pribadi yang cakap dalam berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan dasar ilmu manajemen proyek, seperti ekonomi keuangan, sumber daya manusia, hukum kontrak konstruksi, maupun berbagai hal teknis lainnya. 2.5 Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya, kesempatan dan penyusutan barang modal. Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumberdaya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya. Sementara biaya kesempatan merujuk pada setiap alternatif yang dikorbankan untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih bernilai. Seluruh urutan kegiatan proyek perlu memiliki standar kinerja biaya proyek yang dibuat dengan akurat dengan cara membuat format perencanaan (Abrar Husen, 2009) antara lain :

17 21 1. Kurva S, selain mengetahui progress waktu proyek, kurva S juga untuk mengendalikan biaya pelaksanaan proyek, hal ini ditunjukkan dari bobot pengeluaran kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan membandingkannya dengan baseline periode tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek 2. Diagram Cash Flow, diagram yang menunjukkan rencana aliran pengeluaran dan pemasukkan biaya selama proyek berlangsung. Diagram ini diharapkan dapat mengendalikan keselurahan biaya proyek secara detail sehingga tidak menggangu keseimbangan kas proyek 3. Kurva Earned Value yang menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuan actual proyek. Bila ada indikasi biaya yang dikeluarkan melebihi rencana, maka biaya itu dikoreksi dengan melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan sampai akhir proyek karena penyimpangan tersebut. 4. Balance Sheet, yang menyatakan besarnya aktiva dan pasiva keuangan perusahaan selama periode satu tahun dengan keseluruhan proyek yang telah dikerjakan beserta aset-aset yang dimiliki perusahaan. Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, biaya yang dimaksud adalah sejumlah uang yang dianggarkan untuk penyelesaian sebuah proyek konstruksi. Anggaran tersebut akan dialokasikan pada semua unsur-unsur pengelola proyek selaku orang atau badan usaha yang mendukung penyelesaian proyek konstruksi

18 Waktu Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/ kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan proyek beserta durasi dan penggunaan sumber daya. Dari semua informasi dan data yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan sehingga akan ada output berupa format-format laporan lengkap mengenai indikator progress waktu (Abrar Husen, 2009), sebagai berikut : 1. Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat menunjukkan informasi rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu dibandingkan dengan progress aktual sehingga diketahui apakah proyek terlambat atau tidak. 2. Network Planning, sebagai jaringan kerja berbagai kegiatan dapat menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkan pengawasan ketat agar pelaksanaan tidak terlambat. Format Network Planning juga digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang longgar waktu penyelesaiannya berdasarkan total floatnya, sehingga semua itu dapat digunakan untuk memperbaiki jadwal dan agar alokasinya sumber dayanya menjadi lebih efektif serta efisien. 3. Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal ini ditunjukkan dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing kegiatan

19 23 dibandingkan dengan keadaan aktual, sehingga apakah proyek terlambat atau tidak dapat dikontrol dengan memberikan baseline pada periode tertentu. 4. Kurva Earned Value yang dapat menyatakan progress waktu berdasarkan baseline yang telah ditentukan untuk periode tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila ada indikasi waktu terlambat dari yang direncanakan, maka hal itu dapat dikoreksi dengan menjadwal ulang proyek dan meramalkan seberapa lama durasi yang diperlukan untuk penyelesaian proyek karena penyimpangan tersebut, serta dengan menambah jumlah tenaga kerja diwaktu yang bergantian Waktu yang dimaksud dalam proyek konstruksi merupakan alokasi kesempatan saat mulai dan saat selesai dari pekerjaan konstruksi. Dimulai dari proses perencanaan, tender, hingga pelaksanaan. Sangat penting untuk pengalokasian di setiap item pekerjaan, untuk membuat proyek dapat berjalan sesuai dengan jadwal. 2.7 Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengelola sumber daya proyek menjadi suatu kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan ini

20 24 tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, design engineering, pengadaan dan konstruksi. Proyek macam ini misalnya pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya, fasilitas industri dan lain-lain. Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi, maka potensi terjadinya konflik sangat besar. Proyek Konstruksi mempunyai 3 (tiga) karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi (Wulfram I. Ervianto, 2003) yaitu 1. Bersifat Unik Proyek konstruksi tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis, proyek bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda 2. Membutuhkan Sumber Daya Proyek Konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metoda dan material. Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer proyek. 3. Organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,

21 25 kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Manajer Proyek harus menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi 2.8 Model Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan analisis regresi Linier Berganda sebagai alat untuk memprediksi nilai rata-rata dari variabel terikat Y atas dasar nilai yang telah diketahui dari satu atau lebih variabel-variabel X. Komponen biaya, komponen mutu, dan komponen waktu dari pelaksanaan proyek konstruksi ditinjau sebagai variabel Y, dan faktor-faktor kualitas manajer proyek sebagai variabel X. Model Regresi Linier Berganda untuk hubungan Y dan Xi dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = βo + β1*x1 + β2*x2+ β3*x3 + + βi*xi dimana : Y X βo β 1, β 2, β 3, βi = Variabel terikat = Variabel bebas = Konstanta = Dugaan koefisien regresi Dalam analisis regresi linier berganda ini dipergunakan metode stepwise regression, yaitu salah satu metode untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi. Secara definisi metode ini adalah gabungan antara metode forward dan backward, variabel yang pertama kali masuk adalah variabel yang korelasinya tertinggi dan significant dengan variabel dependent, variabel yang

22 26 masuk kedua adalah variabel yang korelasi parsialnya tertinggi dan masih significant, setelah variabel tertentu masuk ke dalam model maka variabel lain yang ada di dalam model dievaluasi, jika ada variabel yang tidak significant maka variabel tersebut dikeluarkan. 2.9 Uji Model Penelitian Uji Coefficient of determination Test (R 2 Test) R 2 Test digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas X terhadap variasi variabel terikat Y. Variabel Y yang lainnya disebabkan oleh faktor lain yang juga mempengaruhi Y dan sudah termasuk dalam kesalahan pengganggu. R 2 Test juga digunakan untuk mengukur seberapa dekat garis regresi terhadap data. Daerah nilai R 2 adalah nol sampai satu. Semakin dekat nilai Y dari model regresi kepada titik-titik data, maka nilai R 2 semakin tinggi Uji F (F-Test) Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol (H 0 ) bahwa seluruh nilai koefisien variabel bebas Xi dari model regresi sama dengan nol, dan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah bahwa seluruh nilai koefisien variabel X tidak sama dengan nol. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut : H 0 : β 1= β 2 = β 3 = = β i = 0 H 0 : β 1 β 2 β 3 β i 0

23 27 Apabila hipotesis nol diterima atau benar, maka seluruh model tidak signifikan untuk menjelaskan variabel terikat (Y) dan nilai penyesuaian secara signifikan tidak berbeda dengan nol. Sedangkan kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : H 0 ditolak jika F 0 hitung > F α(k-1)(n-k) Keterangan : H 0 diterima jika F 0 hitung < F α(k-1)(n-k) α = tingkat signifikansi = 0,05 n k H 0 Β = jumlah sampel = Variabel bebas penentu dalam model regresi berganda = Hipotesis nol = Model Uji t (t-test) Uji t digunakan untuk menguji hipotesis nol (H 0 ) bahwa masing-masing koefisien dari model regresi sama dengan nol dan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah jika masing-masing koefisien dari model tidak sama dengan nol. Dengan demikian dapat dinyatakan sebagai berikut : H 0 : β 0 = 0, β 1= 0, β 2 = 0, β 3 = 0, = β i = 0 H a : β 0 0, β 1 0, β 2 0, β 3 0, = β i 0 Jika hipotesis nol diterima berarti model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai Y, sebaliknya jika hipotesis nol ditolak,

24 28 maka model yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk memprediksi nilai Y. Kriteria pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut: H0 ditolak jika t0 hitung > t α(n-k-1) H0 diterima jika t0 hitung t α(n-k-1) 2.10 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Uji validitas merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa cermat dan tepat suatu kuesioner dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Melakukan korelasi masing-masing skor pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n 2 dan alpha = 0,05. Dalam hal ini n adalah jumlah sample. Untuk menguji apakah masing-masing indikator pertanyaan valid atau tidak, dengan menggunakan program SPSS. Dengan melihat tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item Total Correlation. Bandingkan nilai Correlated Item Total Correlation dengan hasil hitungan r tabel, jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator dinyatakan valid.

25 29 2. Uji Validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dimana kriteria keputusan dapat dilihat dari hasil output Correlations. Apabila nilai probabilitas korelasi sig.(2 - tailed) < dari taraf signifikan (alpha) sebesar 0,05 maka pertanyaan dinyatakan valid Uji Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Atau dengan kata lain, kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2009). Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran itu memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama mengenai kemantapan, keandalan/ stabilitas dan keadaan tidak berubah dalam waktu pengamatan pertama dan selanjutnya. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya.

26 30 2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach s Alpha > 0, Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Kerangka konsep pemikiran memuat teori, dalil atau konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa penulis ingin mengkaji pengaruh atribut yaitu kualitas manajer proyek. Penelitian yang akan dilakukan adalah mendeskripsikan kualitas manajer proyek dalam penerapan manajemen kualitas terhadap pelaksanaan proyek konstruksi. Kinerja dimuat dalam tabel yang merupakan data dari hasil observasi lapangan. Sejak manajer proyek melakukan perencanaan, pemeriksaan kualitas sampai jaminan kualitas. Hingga pekerjaan diterima sesuai dengan harapan. Disamping itu, latar belakang manajer proyek juga sangat berpengaruh seperti pengalaman kerja, tingkat pendidikan, motivasi kerja,dan kedisiplinannya dibuat dalam bentuk tabel

27 31 yang merupakan data hasil kuesioner dan observasi lapangan. Penelitian ini mengkaji antar variabel sehingga penelitian ini digolongkan penelitian deskriptif korelasional dan bersifat studi kasus dengan obyek penelitian pada beberapa proyek.

28 32 Secara umum, berikut kerangka konsep penelitian: Lembaga / Perusahaan Manajer Proyek bekerja efektif dan efisien Manajer Proyek bekerja lalai dan teledor Kualitas Manajer Proyek Konstruksi Kualitas Manajer Proyek Konstruksi Terhadap Biaya Kualitas Manajer Proyek Konstruksi Terhadap Mutu Kualitas Manajer Proyek Konstruksi Terhadap Waktu Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian 2.12 Penelitian Sejenis Penelitian tentang analisa kinerja mandor dalam menerapkan manajemen kualitas penah dilakukan oleh Sukaratha (2006), yang menemukan bahwa adanya korelasi yang sangat rendah. Penelitian yang mengacu pada tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi dan disiplin mandor ini, memberi gambaran bahwa semua item tersebut tidak secara signifikan dapat menunjang kemampuan mandor dalam menerapkan manajemen kualitas. Ternyata skor yang baik, pendidikan 94%;

29 33 pengalaman 86%; motivasi 67%; disiplin 89%; belum cukup baik menunjang kemampuan mandor menerapkan manajemen kualitas. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Zacky (2001), tentang pengaruh kualitas manajemen proyek terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi di Jabotabek. Hasil penelitiannya membuktikan secara kualitatif analisa kualitas manajer proyek, baik itu pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan kemampuan, serta karakter yang yang baik akan meningkatkan kinerja waktu proyek. Hal ini tampak dari analisa statistik yang menyatakan hubungan korelasi positif yang kuat antara variabel analisa kualitas manajer proyek konstruksi. Hasil survey yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja waktu proyek konstruksi, menunjukkan nilai dominan pada item pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi 51,2%. Berikutnya secara berurutan kemampuan mengelola administrasi 22,2%; kemampuan untuk membuat keputusan 11,9%; kemampuan untuk membuat manajemen proyek 9,4%; pola dan kemauan mengambil resiko 3,7%. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan dan kemampuan serta karakter personal yang baik dari seorang manajer proyek dapat mengurangi terjadinya keterlambatan pada proyek. Penelitian-penelitian tersebut menyarankan untuk manajemen proyek (kontraktor, konsultan) lebih banyak memberikan bimbingan/ pelatihan manajemen kualitas seperti cara-cara menerapkan perencanaan, pemeriksaan, dan jaminan kepada mandor/ manajer proyek yang masih kurang memahami. Hasil penelitian ini akan dijadikan salah satu referensi bagi penelitian kualitas manajer proyek.

APA ITU FUNGSI MANAJEMEN?

APA ITU FUNGSI MANAJEMEN? FUNGSI MANAJE EMEN APA ITU FUNGSI MANAJEMEN? elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

Lebih terperinci

Manajer orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain.

Manajer orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain. MANAJER Manager is Sabardi (1992) Manajer orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain. Griffin (2004) Manajer seseorang yang tanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan alur pemikiran yang ditempuh dalam menentukan analisis metode dari penelitian ini. Untuk mendapat data di dalam penelitian

Lebih terperinci

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007 Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS MANAJER PROYEK TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : DI DENPASAR DAN BADUNG)

ANALISIS KUALITAS MANAJER PROYEK TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : DI DENPASAR DAN BADUNG) ANALISIS KUALITAS MANAJER PROYEK TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : DI DENPASAR DAN BADUNG) I Gde Eka Dharsika 1, IN.Budiartha 2, I W.Yansen 2 Abstrak : Proyek yang bermasalah dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT Selamat Sempurna Tbk. yang beralamat di Jl. LPPU Curug no.88, Tangerang, Banten 3.1. Gambaran Umum

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif. Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh kepemimpinan

Lebih terperinci

MANAJEMEN. Pertemuan ke-1

MANAJEMEN. Pertemuan ke-1 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Pertemuan ke-1 Sistem, Informasi, Sistem Informasi Sistemadalah kumpulan dari unsur-unsur atau elemen-elemen yang saling terintegrasi membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik Pengertian Manajemen Manajemen dan Manajer Evolusi Teori Manajemen Manajemen dan Lingkungan Eksternal Manajemen sebagai Ilmu dan Seni Definisi Manajemen Fungsi fungsi Manajemen Tingkatan Manajemen Keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 3.1.1 Kepemimpinan merupakan hubungan antara seseorang dengan orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Yamaha Garputala Motor. Dealer ini berlokasi di JL. Citra Raya Bouluevard, Blok E.I/17R, Cikupa. Sedangkan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini dibahas proses pengumpulan dan pengolahan data yang berlangsung selama penelitian. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam penyusunan Tugas Akhir karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan untuk penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih wilayah Parung Serab Ciledug Tangerang sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada pembahasan bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan sebagai bagian dari desain penelitian. Metode penelitian bertujuan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 PERUMUSAN MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peranan manajer dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena keberadaan manajer yaitu menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, tentunya untuk dapat bersaing sebuah perusahaan memerlukan adanya sistem manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih wilayah Kota Serang, Banten sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas (independent), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni pendekatan penelitian dengan menyajikan data-data yang bersifat deskriptif berupa gambaran penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini, lokasi yang akang dijadikan tempat penelitian yaitu Kantor Imigrasi Kelas I Gorontalo. Pemilihan tempat penelitian pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di toko Elizabeth. Objek pada penelitian ini yaitu produk yang dijual pada toko Elizabeth

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis penelitian dalam bentuk survey. Penelitian yang dapat menghasilkan sebuah deskripsi tentang apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sudah mengambil dan lulus mata kuliah Lab. ERP. mahasiswa terhadap hasil dalam pembelajaran Enterprise Resource

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sudah mengambil dan lulus mata kuliah Lab. ERP. mahasiswa terhadap hasil dalam pembelajaran Enterprise Resource BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif strata satu (S1) tahun ajaran 2015-2016, Fakultas Ekonomi, Jurusan akuntansi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan Mogot Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2016 Juni

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah 90 3.2 Langkah-langkah Penelitian 3.2.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan BAB III BAHAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan Februari

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi juga ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di jalan Soekarno Hatta No. 103 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di jalan Soekarno Hatta No. 103 Pekanbaru. 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Traktor Nusantara Pekanbaru yang beralamat di jalan Soekarno Hatta No. 103 Pekanbaru. 3.2 Populasi dan Sampel Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen melalui barang dan jasa disamping mencari laba sebanyakbanyaknya. Perusahaan agar

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan yang dilakukan dalam tahap kegiatan penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 DEFINISI PROYEK Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan tertentu (Schwalbe K, 2002). DEFINISI MANAJEMEN PROYEK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan judul dan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode kausatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton di Jl. Karanganyar Probolinggo. Alasan penulis memilih Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei. Menurut Remenyi (1995), Survei adalah prosedur pengumpulan informasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penulis menggunakan explanatory research. Jenis ini menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jenis desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha sekarang ini banyak yang secara sadar berorientasi pada konsumen. Hal yang harus dipahami oleh perusahaan selaku produsen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif. Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dituju untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data adalah Bank Bukopin cabang Esa Unggul yang bertempat

Lebih terperinci

Prisky Amalia Merike Cendera Kasih Bambang Swasto Sunuharyo Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Prisky Amalia Merike Cendera Kasih Bambang Swasto Sunuharyo Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya PENGARUH KARAKTERISTIK BIOGRAFIS DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KINERJA (Studi pada Bagian Back Office PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Area Jember) Prisky Amalia Merike Cendera Kasih Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri dengan tuntutan kerja agar dapat menyelesaikan masalah-masalah di

BAB I PENDAHULUAN. diri dengan tuntutan kerja agar dapat menyelesaikan masalah-masalah di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dalam lingkungan bisnis yang semakin komplek dan selalu berubah-ubah seperti saat ini diperlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang penulis berhasil dikumpulkan kemudian akan diolah dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu persepsi kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1995 perusahaan ini berdiri tetapi masih dalam bentuk CV SRIWIJAYA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. isu yang dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. isu yang dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rangkaian dari cara / kegiatan pelaksanaan penelitian dan didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta pertanyaan dan isu yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian disebut juga variabel penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003:123) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 61 BAB IV ANALISIS DATA Dalam Bab IV ini, hasil dari perhitungan statistik dianalisis dan dibahas. Perhitungan statistik dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.00. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitiaan Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan

Lebih terperinci

38 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja sistem informasi a

38 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja sistem informasi a BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama bulan Januari Februari 2017. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan. 2. Tempat Penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN

EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN Muhammad Saifuddin 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian tersebut, objek yang akan diteliti adalah yayasan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis keagamaan dan advokasi di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Yogyakarta. Kantor ini penulis pilih untuk menjadikan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI DI DINAS PU. BINA MARGA KABUPATEN SUMENEP Oleh : Subaidillah Fansuri Dosen Fakultas Teknik Universitas Wiraraja (kacongngaebo@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Goa Jlamprong yang berada di Desa Mojo, Gunung Kidul Yogyakarta dan Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur.

Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur. Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur. Jawaban tiap responden yang ditanya menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci