BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sudah mengambil dan lulus mata kuliah Lab. ERP. mahasiswa terhadap hasil dalam pembelajaran Enterprise Resource

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif strata satu (S1) tahun ajaran , Fakultas Ekonomi, Jurusan akuntansi. Sedangkan Sample yang dipilih adalah mahasiswa aktif yang sudah mengambil dan lulus mata kuliah Lab. ERP Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini data yang dipakai adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari mahasiswa terhadap hasil dalam pembelajaran Enterprise Resource Planning. Alternatif lainnya adalah dengan menyebarkan melalui surat elektronik atau melalui google docs yang nantinya akan disebarkan melalui media sosial Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji hipotesa dan model kajian. Untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya menjawab satu jawaban saja. Analisis pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diseleksi oleh 31

2 peneliti agar mendapatkan kuesioner dengan syarat-syarat yang diinginkan oleh peneliti. 3.3 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah konsep yang variasi dalam menilai atau sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Penelitian ini menggunak variabel dari berbagai penelitian-penelitian yang berhubungan dengan proses pembelajaran ERP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun variabel penelitian terdiri dari 4 variabel yang terdiri dari 1 variabel dependen dan 3 variabel Independen, yaitu : Variabel Dependen Hasil Pembelajaran Enterprise Resource Planning Hasil pembelajaran dalam Enterprise Resource Planning adalah kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan Enterprise Resource Planning yang dapat diukur dari nilai yang diperoleh mahasiswa. Nilai pembelajaran Enterprise Resource Planning ini sendiri diambil dari rata-rata nilai akhir mata kuliah Lab Enterprise Resource Planning dengan menggunakan indeks IPK Skala 4. Berdasarkan SK Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta No. 345/SK.rek/BAAK/VIII/2002, nilai akhir pada setiap mata kuliah dinyatakan dalam huruf yang mempunyai arti dan bobot sebagai berikut: A = 4,00 C/D = 2,25 A- = 3,75 C = 2,00 A/B = 3,50 C- = 1,75 32

3 B+ = 3,25 C/D = 1,50 B = 3,00 D+ = 1,25 B- = 2,75 D = 1,00 B/C = 2,50 E = 0 C+ = 2,25 Dari nilai tersebut nanti akan dibagi menjadi 4 skala besar, yaitu : 1 : D E 2 : C+ C/D 3 : B+ B/C 4 : A A/B Variabel Independen Penerimaan Mahasiswa Terhadap ERP Penerimaan Mahasiswa Terhadap ERP adalah seberapa besar penerimaan pengguna software ERP yang dikembangkan oleh SAP sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemudahan yang dirasakan oleh pengguna untuk menunjang aktivitasnya dalam mempelajari mata kuliah ERP. Variabel ini diukur dengan indikator terdiri dari 7 item pertanyaan yang diadopsi dari kuesioner penelitian oleh peneliti Cronan dan Douglas (2012). Pengukuran dilakukan dengan skala dengan skala likert dengan 4 skala yaitu 1: sangat tidak setuju sampai 4: sangat setuju. 33

4 Pemahaman Proses Bisnis Pemahaman Proses bisnis adalah segala jenis proses pelayanan dan proses proses yang mendukung proses produksi. Pemahaman proses bisnis menunjukkan pembelajaran ERP akan lebih mudah apabila individu dapat memahami bisnis secara terminologinya, dapat mengerti siklus dan proses bisnis yang terjadi dan hubungan-hubungan lain yang berhubungan dengan kedua hal tersebut dalam pengolahan data di dalam pembelajaran ERP, sehingga akan dapat membantu untuk mempermudah kegiatan pembelajaran. Variabel ini diukur dengan 8 item pertanyaan yang diadopsi dari kuesioner penelitian oleh peneliti Cronan dan Douglas (2012). Pengukuran dilakukan dengan skala dengan skala likert dengan 4 skala yaitu 1: sangat tidak setuju sampai 4: sangat setuju Kemampuan Mengolah Transaksi SAP Kemampuan mengolah transaksi SAP adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seorang user dalam memahami siklus transaksi yang berlangsung dan mampu membuat sebuah jembatan untuk memudahkan jalannya proses berjalannya kegiatan transaksi di dalam sistem tersebut. Kemampuan ini menunjukkan bahwa individu keahlian di dalam sistem informasi yang dibutuhkan untuk menggunakan aplikasi SAP untuk menjalankan seluruh kegiatan transaksi yang terjadi dalam proses bisnis tersebut. 34

5 Variabel ini diukur dengan 5 item pertanyaan yang diadopsi dari kuesioner penelitian oleh peneliti Cronan dan Douglas (2012). Pengukuran dilakukan dengan skala dengan skala likert dengan 4 skala yaitu 1: sangat tidak setuju sampai 4: sangat setuju. 3.4 Teknik Analisis Data Uji Validitas Menurut Imam Ghozali (2012) Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor buitr pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk Degree of Freedom (df) = n-2, Dalam hal ini n adalah sampel. Untuk lebih jelasnya validitas data dapat diukur dengan membandingkan r hitung dengan r tabel (r product moment), dimana jika : a. r hitung > r tabel, maka pertanyaan atau indicator tersebut valid. b. r hitung < r tabel, maka pertanyaan atau indicator tersebut tidak valid Uji Reliabilitas Menurut Imam Ghozali (2012) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel 35

6 atau konstruk. Suatu Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. b. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach Alpha. Nunally (1967) dalam Imam Ghozali (2012) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel diaktakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini juga akan dilakukan beberapa uji asumsi lasik terhadap model regresi yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS 22, yang meliputi : Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. 36

7 Uji Normalitas bertujuan untuk menguji di dalam model regresi nanti terdapat variabel pengganggu atau residual meiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji data yang disajikan terdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Menurut Ghozali (2013), distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Uji Multikolinieritas Uji Multiolinieritas bertujuan menguji model regresi untuk mencari adanya korelasi antara variabel bebas. Model uji regresi yang selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas : 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variable bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2. Menganalisi korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi >0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF, jika VIF <10 maka tingkat 37

8 koliniearitas dapat ditoleransi. 4. Nilai eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendeteksi nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan menggunaka analisi dengan plots. Dasar analisinya yaitu : 1. Dengan melihat titik-titik pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas. 2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas. 3.6 Analisis Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Uji R 2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. 38

9 Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R 2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R 2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. 3.7 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model pengujian regresi berganda. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan mengestimasi dan/atau memprediksi ratarata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. S = α + b1ti + b2bsk + b3sts + e Keterangan : S α = Hasil pemberlajaran ERP = konstanta b = nilai Koefisien TI BPK STS = Penerimaan User Terhadap Teknologi Informasi = Business Process Knowledge = Kemampuan mengolah transaksi SAP Imam Ghozali (2012) menyatakan bahwa secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari koefisien regresi. Tanda positif atau negatif dari nilai 39

10 koefisien regresi bukanlah menyatakan tanda aljabar, melainkan menyatakan arah hubungan atau lebih tegasnya menyatakan pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Nilai b yang positif menyatakan bahwa variabel bebas X berpengaruh positif terhadap nilai variabel terikat Y. Sedangkan nilai b yang negatif (b dengan tanda negatif) menyatakan bahwa variabel bebas X berpengaruh negatif terhadap nilai variabel terikat Y. 1. Pengujian Koefisien Regresi Koefisien regresi yang diperoleh dari hasil pengolahan harus diuji terlebih dahulu apakah koefisien tersebut benar benar signifikan (layak) untuk dimasukkan ke dalam model/persamaan regresi atau tidak. Karena pengujian ini dilakukan secara parsial, maka sering disebut pengujian parsial dari koefisien regresi. Hipotesis dari uji koefisien regresi konstan: H 0 : 0 = α H a : α 0 Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti koefisien konstan α layak / dapat dimasukkan ke dalam model regresi. Hipotesis dari uji koefisien regresi variabel independen: H 0 : 0=β i H a : β i 0 ; dimana i = 1,2, k 40

11 k = Jumlah variabel independen. 41