STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 ii RINGKASAN Pembangunan dalam bidang pertanian berkaitan erat dengan pembangunan agribisnis di Indonesia yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Oleh karena itu, sektor pertanian memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, begitu pula dengan perkembangan usaha-usaha yang berbasis agribisnis salah satunya adalah komoditi hortikultura, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman obat, dan tanaman hias. Potensi dan banyaknya manfaat yang dimiliki sayuran menyebabkan permintaan terhadap sayuran semakin meningkat, namun peningkatan permintaan ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi sehingga kelebihan permintaan ini dipenuhi dengan mengimpor sayuran. Hal ini menyebabkan nilai dan volume impor Indonesia lebih tinggi dari pada nilai dan volume ekspornya. Keadaan tersebut menjadi sinyal bagi para petani dan pengusaha agribisnis di Indonesia untuk meningkatkan produksinya. Hal ini menyebabkan pertanian konvensional di Indonesia semakin berkembang. Namun seiring dengan semakin berkembangnya kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat, menimbulkan trend baru dalam masyarakat yang bertemakan back to nature. Keadaan ini menyebabkan semakin berkembangnya pertanian organik di Indonesia. Peningkatan permintaan produk sayuran organik, menjadi sinyal bagi pengusaha agribisnis untuk meningkatkan produksinya. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak dalam produk organik khususnya sayuran organik harus memiliki perencanaan strategi yang handal agar perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang sebaik-baiknya, serta mampu mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang dihadapi perusahaan. Begitu pula dengan perusahaan PT Amani Mastra yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran produk organik khususnya sayuran organik. Semakin meningkatnya persaingan dalam industri sayuran organik, PT Amani Mastra harus dapat mengembangkan strategi-strategi dalam menghadapi persaingan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi yang dapat dilaksanakan PT Amani Mastra dengan memperhatikan faktor-faktor strategis dan posisi perusahaan dalam industri. Untuk mendapatkan faktor-faktor strategis tersebut, penelitian ini menggunakan analisis matriks IFE dan EFE, kemudian untuk mengetahui posisi perusahaan analisis digunakan dengan matriks I-E. Kemudian dengan matriks SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi bagi perusahaan dan akhirnya prioritas strategi dianalisis dengan matriks QSPM. Dari hasil analisis matriks IFE, diperoleh kesimpulan bahwa PT Amani Mastra memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal perusahaan. Faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki sertifikasi produk. Sedangkan Kekuatan perusahaan lainnya adalah produk yang berkualitas, perencanaan tanam yang baik, sistem pendistribusian produk yang efektif, tingkat penjualan yang cukup tinggi, alat transportasi yang memadai, lingkungan kerja dan fasilitas karyawan yang mendukung, sistem informasi manajemen yang handal, pelayanan konsumen yang sudah baik, lokasi kebun yang strategis, segmentasi pasar yang efektif, prosedur penganggaran modal yang efektif, prosedur pengawasan mutu

3 yang efektif, sistem akunting yang modern dan handal, pasokan bahan baku yang kontinyu, upaya promosi yang sudah cukup baik. Kelemahan utama perusahaan adalah keuntungan yang masih sedikit. Sedangkan kelemahan perusahaan lainnya yaitu teknologi produksi masih sederhana dan terbatas, fasilitas litbang yang belum memadai, volume produksi yang kurang optimal, keterbatasan modal, belum adanya riset pasar, pengemasan dan label yang kurang menarik. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, diperoleh kesimpulan bahwa PT Amani Mastra memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman eksternal. Faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah keadaan perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil. Sedangkan faktor lain yang merupakan peluang bagi perusahaan adalah peluang pangsa pasar yang masih luas, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat, adanya asosiasi pertanian organik, kebijakan pemerintah mengenai program Go Organik 2010, dukungan masyarakat sekitar perkebunan, loyalitas konsumen yang tinggi, perkembangan teknologi, hubungan antara pemasok dan perusahaan berjalan lancar, dan tersedianya tenaga potensial di pasar tenaga kerja. Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah perubahan cuaca dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia. Sedangkan faktor lain yang merupakan ancaman bagi perusahaan terdiri dari semakin meningkatnya persaingan dalam industri, kenaikan harga BBM, kemudahan konsumen mendapatkan produk substitusi, perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, serta kemudahan dalam memasuki industri sayuran organik. Kemudian dengan menggunakan matriks I-E diperoleh posisis perusahaan pada sel V yaitu sel pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi penetrasi pasar (market penetration) dan strategi pengembangan produk (product development). Perumusan strategi dengan matriks TOWS menghasilkan sembilan alternatif strategi pengembangan usaha. Penentuan urutan prioritas strategi terpilih dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM. Strategi yang paling baik untuk diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk organik yang belum dipasarkan oleh perusahaan. Sedangkan strategi-strategi lain yang dapat diterapkan perusahaan antara lain, melakukan diversifikasi konsentris (yaitu menambah produk atau jasa baru yang masih terkait) terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual, memperluas area tanam dan meningkatkan kerjasama dengan petani mitra, melakukan diversifikasi horizontal (yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada) dan diversifikasi konglomerat (yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan baru) dengan memanfaatkan fasilitas perkebunan yang ada, mempelajari perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi, melakukan riset pasar melalui asosiasi pertanian organik yang ada, mencari dan mempelajari berbagai informasi tentang jenis hama dan penyakit tanaman serta menemukan tindakan pencegahan dan penyembuhannya, memanfaatkan fasilitas litbang yang dimiliki pemerintah, memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah dan lembaga keuangan yang ada. iii

4 iv LEMBAR PENGESAHAN Judul : Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Pada PT Amani Mastra, Jakarta Nama : Nursyamsiyah NRP : A Menyetujui Dosen Pembimbing Dr. Ir. Suharno, M. Adev NIP Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M Agr NIP Tanggal Lulus : 5 Maret 2008

5 v PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Pada PT Amani Mastra, Jakarta benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan pada perguruan tinggi lain atau lembaga lain manapun. Bogor, Maret 2008 Nursyamsiyah A

6 vi RIWAYAT HIDUP Skripsi ini ditulis oleh saya yang bernama Nursyamsiyah yang lahir pada tanggal 29 Agustus 2008 di Indramayu dari pasangan H. Mukmin dan Hj. Auliyah. Pengalaman pendidikan yang telah saya jalani dimulai dari bangku SD di SDN Lemah Abang 1 Indramayu. Kemudian saya melanjutkan studi saya di SMPN 2 Indramayu yang merupakan SMP terfavorit di Indramayu. Setelah itu, pendidikan saya dilanjutkan di SMU terfavorit di Indramayu, yaitu SMUN 1 Sindang Indramayu dengan hasil nilai yang memuaskan. Karena itu, Alhamdulillah saya dapat memperoleh PMDK dari IPB. Semua pengalaman pendidikan itu menjadi anugrah dan prestasi bagi saya. Karena itu, skripsi ini saya buat sebagai perwujudan pembelajaran dan ilmu yang saya dapatkan selama ini. Skripsi ini dibuat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak hanya itu, untuk mendapatkan pengalaman dan mengasah kemampuan saya berorganisasi saya pernah aktif mengikuti dan menjadi pembimbing organisasi kepramukaan dari tingkat SD sampai tingkat SMP, kemudian pada tingkat SMU saya memutuskan untuk tidak mengikuti organisasi apapun agar dapat lebih konsentrasi belajar untuk mengejar cita-cita saya dan orang tua yaitu mendapatkan PMDK di IPB. Kemudian setelah masuk dalam perguruan tinggi, saya kembali aktif dalam organisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Diantaranya adalah organisasi daerah yang bernama IKADA Indramayu sebagai sekretaris, organisasi di dalam kampus yaitu organisasi di tingkat jurusan yang bernama MISETA, serta keluar masuk dalam organisasi keagamaan yang ada di lingkungan kampus.

7 vii KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan segala rahmatnya. Sehingga penulis akhirnya dapat merampungkan skripsi yang berjudul STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT AMANI MASTRA, JAKARTA. Dengan segala daya dan upaya penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini, dimana penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pertanian di Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skipsi ini. Karena itu, penulis menghaturkan terimakasih pada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis sajikan skripsi ini dengan harapan semoga tercapai maksud dan tujuan penulis serta skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Wassalammu alaikum Bogor, Maret 2008 Nursyamsiyah

8 viii UCAPAN TERIMA KASIH 1. Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah selama proses penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ir. Suharno, M. Adev selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan banyak waktu dan pikiran dalam mengarahkan proses penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Ir. Heny. K.S. Daryanto, M. Ec selaku Dosen Penguji Utama. 4. Ibu Anita Primaswari. W, SP. MSi selaku Dosen Penguji Komdik. 5. Bapak/ Ibu dosen dan seluruh staf sekretariat yang selalu membantu proses belajar mengajar. 6. Kedua orangtuaku, kakak-kakakku (mas Heri dan yu Neni) serta suamiku tercinta yang telah membantu dan selalu memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 7. Moh.Raihan Taufiqul Hakim anakku tercinta yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam hidup dan menjadi kekuatan terbesar untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Rekan-rekan Agribisnis 39, Erna, Adji, Edi, Vida, Suroso, Maya, Feriyanto, Islam yang slama ini slalu mendorong dalam proses penyusunan skripsi ini. 9. Adik-adik AGB 40 seperti Surya Yuliawati, Ali, dan Zul 10. Seluruh karyawan, direktur, dan pemilik PT Amani Mastra Jakarta, terutama pada Mas Ridwan dan Bapak Ali Fatoni atas semua informasi berharga dan dukungannya dalam proses penulisan skripsi ini.

9 ix DAFTAR ISI Halaman Ringkasan ii Lembar Pengesahan iv Pernyataan v Riwayat Hidup vi Kata Pengantar vii Ucapan Terima Kasih vii Daftar Isi ix Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Lampiran xiii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pertanian Pertanian Organik Komoditas Sayuran Penelitian Terdahulu BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional BAB IV. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Lokasi Perusahaan Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Sumberdaya Perusahaan Aspek Produksi Perusahaan Kegiatan Pemasaran dan Manajemen Pemasaran BAB VI. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan BAB VII. FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Penentuan Prioritas Strategi Pengembangan Bisnis

10 BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA x

11 xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Jumlah Produksi dan Konsumsi Sayuran pada tahun 1999, 2002, dan Tabel 2 Volume dan Nilai Ekspor Impor Sayuran Segar dan Kering di Indonesia Tahun Tabel 3 Kandungan Nutrisi Beberapa Sayuran Organik dan Konvensional (setiap 100 gram, berat kering)... 5 Tabel 4 Penilaian Bobot Faktor-faktor Strategis Perusahaan Tabel 5 Matriks External Factor Evaluation (EFE) 40 Tabel 6 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Tabel 7 Matriks SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) Tabel 8 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tabel 9 Total Pemasukan Distribusi per Bulan Januari Juli Tahun Tabel 10 Perkembangan PDB, Pertumbuhan PDB, dan PDB per Kapita Indonesia Tahun 2004, 2005, Tabel 11 Perkembangan Inflasi Bulanan Tahun 2005, 2006, dan Tabel 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation Matrix) PT Amani Mastra.. 94 Tabel 13 Matriks EFE (External Factor Evaluation Matrix) PT Amani Mastra... 97

12 xii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka Formulasi Strategi Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional Gambar 3 Matriks I-E Gambar 4 Alur Aplikasi Komputer Gambar 5 Tahapan Pengembangan Pertanian Organik pada Go Organik Gambar 6 Model Lima Kekuatan Poter Gambar 7 Matriks IE PT Amani Mastra... 99

13 xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Keterangan Sertifikasi Produk Lampiran 2 Bagan Struktur Organisasi PT Amani Mastra Lampiran 3 Daftar Harga Produk PT Amani Mastra Lampiran 4 Matriks SWOT Lampiran 5 Matriks QSPM Lampiran 6 Kuisioner Penelitian

14 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi pada produksi nasional melalui kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa beserta dukungan faktor-faktor pengelolanya yaitu sumber daya manusia, dana dan infrastruktur, untuk meningkatkan terciptanya inovasi dan memperlancar difusi teknologi. Sesuai dengan tujuan dan fokus perhatian kebijakan strategis pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional tersebut, maka salah satu bidang yang mendukung pembangunan nasional dan mendapatkan prioritas utama adalah pertanian (Indriani, 2002). Di Indonesia, pembangunan dalam bidang pertanian seharusnya menjadi prioritas utama karena Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah petani yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian, baik pertanian secara sempit maupun pertanian secara luas. Oleh karena itu, peranan pemerintah sebagai pembuat kebijakan sangat diperlukan untuk membangun pertanian yang maju, efisien dan tangguh, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja, serta mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pembangunan dalam bidang pertanian berkaitan erat dengan pembangunan agribisnis di Indonesia yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Hal ini dapat dibuktikan ketika perekonomian

15 2 Indonesia mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun Pada masa krisis tersebut, banyak sektor-sektor penting yang dahulu menjadi penggerak pembangunan tidak mampu bangkit bahkan semakin terpuruk. Namun hal ini tidak terjadi pada sektor pertanian yang mampu bertahan bahkan memberikan pendapatan yang signifikan yaitu US$ 2888,3 pada tahun 1996 mengalami kenaikan menjadi US$ 3653,4 pada tahun 1998 (BPS, 2000). Keadaan ini menggambarkan bahwa sektor pertanian memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, begitu pula dengan perkembangan usaha-usaha yang berbasis agribisnis. Dengan kata lain, bahwa pembangunan pertanian akan mendorong pembangunan ekonomi Indonesia melalui pembangunan agribisnis yang pada akhirnya akan mempengaruhi dan mendorong pula pembangunan nasional. Komoditi hortikultura dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat diandalkan dalam pengembangan agribisnis di Indonesia. Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sayursayuran. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi, kandungan nutrisi yang relatif tinggi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang relatif banyak. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin, mineral dan serat yang dimiliki sayuran berguna bagi tubuh manusia. Selain sebagai sumber pangan dan gizi, produk hortikultura pun memiliki manfaat lain bagi manusia diantaranya adalah sebagai pendapatan keluarga dan pendapatan nasional sedangkan manfaat bagi lingkungan adalah rasa estetika, konservasi genetik dan sebagai penyangga kelestarian alam.

16 3 Potensi dan banyaknya manfaat yang dimiliki sayuran menyebabkan permintaan terhadap sayuran semakin meningkat, hal ini terjadi karena peningkatan konsumsi terhadap sayuran. Berdasarkan hasil analisis data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), konsumsi sayuran dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005 mengalami peningkatan. Namun peningkatan permintaan ini tidak diimbangi dengan peningkatan terhadap produksi sayur-sayuran di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data SUSENAS, produksi sayuran pada tahun 2002 bila dibandingkan dengan tahun 1999 mengalami penurunan. Kemudian pada tahun 2005 produksi sayuran kembali meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Jumlah Produksi dan Konsumsi Sayuran pada tahun 1999, 2002, dan 2005 Tahun Produksi Sayuran (ton) Konsumsi Sayuran (Kg/kapita/tahun) , , ,8 Sumber: BPS tahun 2006 Perbedaan ini menyebabkan Indonesia lebih banyak mengimpor sayuran dibandingkan mengekspornya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Impor Sayuran Segar dan Kering di Indonesia Tahun Ekspor Impor Tahun Volume (kg) Nilai (US $) Volume (kg) Nilai (US $) Sumber : BPS tahun 2006

17 4 Perbedaan antara jumlah permintaan dan penawaran terhadap sayuran menjadi sinyal bagi para petani dan pengusaha dibidang agribisnis untuk meningkatkan produksi mereka melalui pertanian konvensional. Padahal pertanian konvensional dinilai tidak sehat dan tidak aman untuk diproduksi maupun dikonsumsi manusia karena zat-zat kimia yang digunakan dalam proses produksi, seperti pestisida (zat pembasmi hama), pupuk, dan obat-obatan kimia yang diciptakan untuk menyuburkan tanah, membunuh hama, dan meningkatkan produktivitas tetapi berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Industri pertanian konvensional disinyalir, telah menggunakan berbagai bahan kimia, yang dikhawatirkan akan menghasilkan residu berbahaya pada produknya. Kenyataan ini bisa menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak buruk tersebut terdiri dari munculnya hama baru yang lebih resisten terhadap pestisida, sehingga terjadi ledakan hama akibat predator alami ikut mati terkena semprotan pestisida. Selain itu, perubahan kondisi fisik dan kimia tanah akibat dosis pupuk yang tinggi dan terus-menerus menyebabkan penurunan kesuburan lahan yang pada gilirannya mengakibatkan turunnya produktivitas lahan dan tercemarnya kandungan air tanah. Sedangkan dampak negatif yang dirasakan konsumen adalah berkembangnya penyakit-penyakit yang berbahaya seperti kanker, disfungsi ereksi, gangguan syaraf dan penurunan ketahanan tubuh sebagai akibat kumulatif mengkonsumsi bahan pangan yang berasal dari pertanian yang menggunakan bahan-bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh (Pracaya, 2004). Karena itu, perlu adanya kesadaran dan kemampuan dari para petani dan

18 5 pengusaha agribisnis untuk melakukan perbaikan dalam sistem produksi pertanian agar produktivitas dapat meningkat tanpa menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan alam. Semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan tingkat pendidikan masyarakat, menimbulkan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Hal ini memunculkan trend baru dalam masyarakat yang bertemakan back to nature dan masyarakat mulai beralih dari mengkonsumsi komoditas hasil pertanian non organik ke komoditas hasil pertanian organik karena komoditas hasil pertanian organik dinilai alami dan sehat dikonsumsi, serta dalam produksinya sangat menjaga kelestarian ekosistem pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sayuran organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan sayuran konvensional. Penelitian yang diawasi oleh Chris Aleson, Presiden The Organics Retailers and Growers Association of Australia, menunjukkan tingkat kalsium, potassium, magnesium, sodium, zat besi dan seng pada sayuran organik 10% lebih tinggi dibandingkan pada sayuran non organik seperti yang terlihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Kandungan Nutrisi Beberapa Sayuran Organik dan Konvensional (setiap 100 gram, berat kering) Jenis Kalsium Magnesium Potassium Sodium Thiamin Zat besi Tembaga Buncis Organik Buncis < Selada Organik Selada < 1 1 Tomat Organik Tomat < 1 1 Kol Organik Kol < 1 2 Bayam Organik Bayam < 1 1 Sumber : Majalah Fit, Agustus 2003, hal : 95 (dalam Siahaan, 2005) < 1 53 < 1 48 < 1 32 < 1

19 6 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan keamanan makanan menimbulkan semakin berkembangnya pertanian organik di Indonesia. Ini seiring dengan semakin banyaknya petani dan pengusaha agribisnis yang peduli dan memperhatikan keamanan produk yang akan dihasilkannya, sehingga semakin banyak pengusaha yang bergelut dalam bidang pertanian organik terutama dalam produk sayuran organik. Hal ini menyebabkan persaingan dalam industri sayuran organik semakin meningkat, sehingga perusahaan yang bergerak dalam industri ini harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan dapat terus memperoleh keuntungan dan tetap mempertahankan eksistensinya dalam industri tersebut. Peningkatan persaingan dalam industri sayuran organik dirasakan pula oleh salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak dalam bidang sayuran organik, yaitu PT. Amani Mastra yang beroperasi sejak tahun 1999 dan telah menghasilkan sayuran organik dalam kemasan dengan menggunakan merek AMANI Organic Island dan memasarkannya secara langsung kepada konsumen maupun memasarkannya melalui pasar swalayan. Peningkatan kompetisi ini mengharuskan perusahaan merencanakan strategi yang tepat, guna mempertahankan eksistensinya dalam industri produk organik dengan memanfaatkan potensi internal dan eksternal yang dimiliki untuk mengisi pasar yang ada. Peningkatan persaingan dalam industri sayuran organik dirasakan pula oleh salah satu perusahaan agribisnis yang telah bergerak dalam bidang sayuran organik cukup lama, yaitu PT. Amani Mastra yang beroperasi sejak tahun 1999 dan telah menghasilkan sayuran organik dalam kemasan dengan menggunakan

20 7 merek AMANI Organic Island dan memasarkannya secara langsung kepada konsumen maupun memasarkannya melalui pasar swalayan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan eksistensinya, perusahaan harus melakukan pengembangan usaha dengan menggunakan strategi yang handal dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun meraih pasar baru yang menjadi peluang bagi perusahaan Perumusan Masalah Semakin meningkatnya persaingan dalam industri sayuran organik, mengharuskan perusahaan mengembangkan usahanya dengan merencanakan strategi yang tepat, guna mempertahankan eksistensinya dalam industri produk organik dengan memanfaatkan potensi internal dan eksternal serta kendala internal dan eksternal yang dimiliki untuk mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun pasar baru bagi perusahaan. Hal serupa dihadapi oleh PT Amani Mastra, yang berspesialisasi pada produk pertanian organik. Sementara tingginya permintaan menjadi sinyal akan baiknya pasar di masa depan, potensi masuknya pemain baru dalam industri ini diperkirakan mendatangkan tekanan persaingan yang tajam. Untuk itu, perusahaan ini perlu membuat antisipasi dalam bentuk perumusan strategi baru yang bisa menyertai usahanya di masa depan. Dengan begitu, perumusan strategi baru menjadi kebutuhan perusahaan ini di dalam memasuki persaingan usaha di masa depan. Mengingat kebutuhan strategi baru di atas serta berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka persoalan yang akan diketahui dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

21 8 1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh PT. Amani Mastra? 2. Berdasarkan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, bagaimana alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Amani Mastra dalam menjamin kontinuitas pasar dan pengembangan usaha? 3. Apa yang menjadi prioritas utama dalam strategi pengembangan usaha PT. Amani Mastra? Tiga pertanyaan di atas akan menjadi informasi yang akan dijawab melalui penelitian ini Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT. Amani Mastra. 2. Merumuskan berbagai alternatif strategi yang dapat dijalankan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. 3. Menentukan prioritas strategi pengembangan usaha dan merumuskan saran perbaikannya Kegunaan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

22 9 pengambilan keputusan strategi perusahaan dalam pengembangan usaha dan penerapan strategi yang paling tepat. Selain itu, penulis mengharapkan bahwa hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pemberian rekomendasi alternatif dan prioritas strategi perusahaan berdasarkan kondisi perusahaan secara umum dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT Amani Mastra, dan berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan perusahaan secara khusus dengan memperhatikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari tahun 2005 sampai tahun 2007.

23 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Pengertian pertanian menurut A.T. Mosher (1965) adalah suatu proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan Pertanian Organik Pengertian Pertanian Organik Pertanian organik menurut Departemen Pertanian adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Sedangkan menurut Pracaya (2004), pertanian organik merupakan sistem pertanian (dalam hal bercocok tanam) yang tidak mempergunakan bahan kimia (dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan) tetapi menggunakan bahan organik. Jadi pertanian organik adalah sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dengan tujuan untuk melindungi keseimbangan ekosistem alam dengan meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia dan merupakan praktek bertani alternatif secara alami yang dapat memberikan hasil yang optimal. Pada prinsipnya para petani organik berusaha untuk menghindari atau membatasi penggunaan pupuk dan pestisida sintetik. Oleh karena itu, lahan yang dijadikan media dalam penanaman tanaman organik harus mampu menyediakan hara dan gizi bagi tanaman, dan petani harus mampu mengendalikan serangan

24 11 hama dengan cara lain di luar cara konvensional yang biasa mereka lakukan. Sumber daya lahan dan kesuburannya dipertahankan serta ditingkatkan melalui manajemen aktivitas biologi dari lahan itu sendiri, yaitu dengan memanfaatkan residu hasil panen, kotoran ternak, dan pupuk hijau Sejarah Pertanian Organik di Indonesia Pertanian organik sebenarnya merupakan teknik bertani yang telah digunakan masyarakat petani sejak pertama kali mereka mengenal tentang bercocok tanam. Pertama kali, bercocok tanam dilakukan secara berpindahpindah. Sistem ladang berpindah tersebut kemudian berkembang menjadi sistem pertanian tradisional dengan pengelolaannya yang masih sederhana dan akrab lingkungan karena tidak memakai pestisida. Namun, produksinya tidak mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus bertambah. Untuk mengimbangi kebutuhan pangan tersebut, perlu diupayakan peningkatan produksi yang kemudian berkembang sistem pertanian konvensional yang memberi permasalahan baru terhadap kerusakan lingkungan, kesehatan manusia dan produktivitas petani. Permasalahan yang dihadapi dalam pertanian konvensional tersebut dapat diselesaikan dengan mengembangkan pertanian organik, yang konsepnya berawal dari pemikiran bahwa hutan alam yang terdiri dari ribuan jenis tanaman bisa hidup subur tanpa campur tangan manusia. Di Indonesia, pertanian organik mulai muncul pada tahun Pemrakarsanya adalah Yayasan Bina Sarana Bakti, yang mulai mengembangkan pertanian organik di Cisarua, Bogor, pada lahan seluas empat hektar. Dari yayasan

25 12 ini, banyak orang yang belajar mengenai pertanian organik dan kemudian mengembangkannya di daerahnya Tujuan Pertanian Organik Tujuan utama yang hendak dicapai oleh pertanian organik adalah untuk menjaga kesehatan manusia dan menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.alam sekitar. Manfaat yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik antara lain : Menghasilkan pangan yang aman dan berkualitas sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani. Meminimalkan polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang, serta memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Meningkatkan pendapatan petani karena adanya efisiensi pemanfaatan sumberdaya dan adanya daya saing produk agribisnis Perbedaan Sistem Pertanian Organik dan Pertanian Konvensional Perbedaan pertanian organik dan pertanian konvensional menurut Pracaya (2004) adalah : a. Persiapan benih Benih pada pertanian organik berasal dari pertumbuhan tanaman yang alami sedangkan benih pada pertanian konvensional berasal dari rekayasa genetik.

26 13 b. Pengolahan tanah Pertanian organik memperkecil kerusakan tanah oleh traktor serta dengan pengolahan tanah yang minimum maka perkembangbiakan organisme tanah dan aerasi tanah tetap terjaga. Pengolahan tanah yang maksimum pada pertanian konvensional menyebabkan pemadatan tanah dan matinya beberapa organisme tanah. c. Persemaian Pertumbuhan bibit pada pertanian organik terjadi secara alami. Pada pertanian konvensional, bibit dikembangkan dengan menggunakan bahan sintetik seperti pestisida dan pupuk kimia. d. Penanaman Pertanian organik menerapkan rotasi tanaman secara bertahap dan melakukan kombinasi tanaman dalam satu luasan. Rotasi tanaman secara bertahap tidak dilakukan pada sistem pertanian konvensional dan pada sistem pertanian ini tidak dilakukan kombinasi tanaman dalam satu luasan lahan. e. Pengairan atau penyiraman tanaman Pada pertanian organik, air yang dibutuhkan untuk keperluan pengairan merupakan air yang bebas dari bahan kimia sintesis sedangkan pada pertanian konvensional dapat menggunakan sumber air dari mana saja. f. Pemupukan Pertanian organik hanya menggunakan pupuk organik sedangkan pada pertanian konvensional penggunaan pupuk kimia sangat dominan. g. Pengendalian hama, penyakit dan gulma

27 14 Pada pertanian organik, kunci pengendalian hama dan penyakit adalah berdasarkan pada keseimbangan alami sedangkan pada pertanian konvensional penggunaan pestisida kimia sangat dominan. h. Panen dan pasca panen Hasil panen pertanian organik adalah bahan yang sehat bagi konsumen dan tidak diperlakukan dengan bahan kimia sedangkan hasil panen pertanian konvensional mengandung residu bahan kimia sintesis serta pada penanganan pasca panen diberi perlakuan dengan bahan kimia Komoditas Sayuran Jenis dan Karakteristik Sayuran Sayuran memiliki berbagai macam jenis sehingga sangat penting bagi kita untuk memenggolongkannya. Caranya adalah penggolongan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi. Berdasarkan tempat tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran dataran rendah dan sayuran dataran tinggi atau sayuran yang dapat tumbuh pada kedua tempat tersebut. Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan sedangkan berdasarkan bentuk yang dikonsunsi, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran daun, buah, bunga, umbi dan rebung. Ciri-ciri komoditas sayuran memiliki kesamaan pokok dengan produk hortikultura lainnya. Menurut Harjadi dalam Barus (2005), ciri-ciri komoditas sayuran adalah sebagai berikut :

28 15 1. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan hidup atau segar sehingga bersifat mudah rusak (perishable) karena masih ada proses-proses kehidupan yang berjalan. 2. Komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air, bukan oleh kandungan bahan kering (dry matter). 3. Produk hortikultura bersifat meruah (voluminous atau bulky) sehingga susah dan mahal diangkutnya. 4. Harga pasar komoditas ditentukan oleh mutu atau kualitasnya bukan oleh kuantitasnya saja. 5. Produk hortikultura bukan merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan dalam jumlah besar namun diperlukan sedikit-sedikit setiap harinya dan bila tidak mengkonsumsinya maka tidak segera dirasakan akibatnya. 6. Produk digunakan tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan jasmani tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan rohani. 7. Dari segi gizi, produk hortikultura penting sebagai sumber vitamin dan mineral, bukan diutamakan untuk sumber kalori dan protein. Sayuran juga mempunyai sifat lain yang berbeda dengan komoditas pertanian lainnya. Sifat ini menyebabkan adanya ketergantungan yang tinggi antara konsumen dan produsen. Sifat-sifat sayuran tersebut adalah : 1. Tidak tergantung musim. Sifat ini menyebabkan sayuran dapat dibudidayakan kapan saja asal syarat tumbuh terpenuhi. 2. Mempunyai resiko tinggi. Umumnya produk sayuran sifatnya mudah busuk dan rusak sehingga umur tampilannya pendek. Seiring berlalunya waktu dan

29 16 kekuranghatian dalam penanganan pasca panen, sayuran yang dijual semakin lama semakin turun nilainya sampai tidak bernilai sama sekali. 3. Perputaran modalnya cepat. Hal ini disebabkan umur tanaman produksi yang singkat dan permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap hari orang membutuhkan sayuran. 4. Karena sifatnya yang mudah rusak dan berumur pendek, maka lokasi produksi sebaiknya dekat dengan konsumen. Keadaan ini sangat menguntungkan karena dapat menghemat biaya distribusi Usahatani Tanaman Sayuran Menurut Pracaya (2004), bahwa berdasarkan tujuannya usahatani tanaman sayuran terbagi dalam lima macam yaitu : 1. Budidaya pekarangan : Hasil panen digunakan untuk keperluan sendiri. Aktivitas usaha dilakukan di sekitar rumah tinggal atau pekarangan. Jenis dan jumlah tanaman tidak banyak dan pemeliharaan kurang intensif. Sayuran yang ditanam misalnya cabai, tomat, kemangi dan lain-lain. 2. Budidaya sayuran komersial : Hasil panen akan dijual ke pasar. Aktivitas usaha dilakukan pada sebidang tanah yang cukup luas. Jenis dan jumlah tanaman lebih banyak dibandingkan dengan budidaya pekarangan. 3. Budidaya agribisnis : Usahatani ini sama dengan budidaya sayuran komersial. Perbedaannya hanya dalam luas skala usaha dan transportasi. Aktivitas usaha dilakukan di tempat yang jauh dari pasar sehingga memerlukan unit pengangkutan yang cukup besar.

30 17 4. Budidaya sayuran olahan atau agroindustri : Hasil panen akan diolah lebih lanjut, misalnya diawetkan dalam kaleng. Areal uasahatani ini sangat luas dengan menggunakan peralatan pertanian yang canggih. 5. Budidaya rumah kaca : Usahatani yang dilakukan di ruang terkontrol, misalnya di dalam rumah kaca. Tujuannya untuk memproduksi sayuran di luar musimnya. Usahatani semacam ini mahal biayanya namun prospeknya sangat baik karena dapat menyuplai pasar setiap saat dengan kualitas produk lebih tinggi Penanganan pasca Panen Komoditas Sayuran Penanganan pasca panen sangat penting dilakukan untuk menjaga mutu komoditas hasil pertanian tetap tinggi serta untuk mengurangi dan meniadakan kehilangan yang terjadi pasca panen. Sistem penanganan pasca panen yang biasa diterapkan pada sayuran meliputi : a. Pencucian Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran serta residu pestisida. b. Curing Curing dilakukan agar permukaan kulit yang terluka atau tergores dapat tertutup kembali serta untuk mencegah pertumbuhan kapang. Curing dilakukan dengan cara membiarkan bahan untuk beberapa hari pada suhu ruang. Hal ini biasanya digunakan untuk perlakuan pasca panen pada ubi jalar, kentang, bawang merah dan bawang putih c. Sortasi

31 18 Sortasi dilakukan untuk memisahkan sayuran yang mutunya rendah (ukuran terlalu kecil, kematangan tidak sesuai, rusak, lecet, memar, busuk dan sebagainya). d. Grading Grading adalah suatu operasi memisah-misahkan sayuran berdasarkan kelas mutunya, ukurannya baik volume maupun ukuran panjang, tingkat kematangan, warna, dan sebagainya. e. Pengemasan dan pengepakan Pengemasan dilakukan dengan terlebih dahulu membungkus sayuran satu per satu atau per ikat (kemasan primer, biasanya berupa plastik atau kertas) dan kemudian diikuti dengan kemasan sekunder yang berupa karton atau kotak kayu. Selanjutnya karton atau kotak kayu tersebut disimpan di atas suatu palet untuk kemudian dikirim ke ruang pendingin. f. Pendinginan (cooling) Proses pendinginan seringkali disebut precooling. Pendingina dimaksudkan untuk menghilangkan panas dari sayuran, memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang dan memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin atau transportasi yang berpendingin. Tiga metode yang dapat digunakan, yaitu : (a) pendinginan dengan udara (air cooling), (b) pendinginan dengan air (hydrocooling), dan (c) pendinginan dengan vacuum cooling. g. Penyimpanan dingin sayuran

32 19 Cara ini dapat mengurangi : (a) kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya, (b) proses penuaan karena adanya proses pematangan, pelunakan, serta perubahan-perubahan tekstur dan warna, (c) kehilangan air dan pelayuan, (d) kerusakan akibat aktivitas mikroba (bakteri, kapang, dan khamir), dan (e) proses pertumbuhan yang tidak dikehendaki misalnya munculnya tunas dan akar Penelitian Terdahulu Beruntung (2005) telah melakukan penelitian tentang Formulasi Strategi Pengembangan Bisnis Produk Nata De Coco pada PT. Keong Nusantara Abadi, Natar, Lampung. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan eksternal yang merupakan peluang bagi perusahaan adalah meningkatnya permintaan nata de coco, terbukanya pasar ekspor, pasokan bahan baku yang pasti dan bermutu, konsumen fanatik yang mengenal produk PT. Keong Nusantara Abadi (Wong Coco dan King Coco) dan ketersediaan tenaga kerja. Sedangkan faktor-faktor ancaman bagi perusahaan adalah semakin bertambahnya jumlah pesaing, adanya produk pengganti (substitusi), kenaikan harga BBM, tarif telepon dan listrik, kondisi politik dan keamanan dan harga nata de coco yang dijual pesaing lebih murah. Hasil analisa matriks EFE dan IFE yang dipetakan ke dalam matriks I-E menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada sel V sehingga jenis strategi yang tepat adalah strategi hold and maintain berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Keong Nusantara Abadi berdasarkan analisis matriks SWOT yaitu meningkatkan

33 20 keunggulan produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk substitusi, melakukan pengembangan dan penganekaragaman produk, peningkatan kualitas SDM perusahaan dengan pelatihan dan pengembangan karyawan, melakukan perencanaan produksi dan efisiensi biaya, menciptakan produk yang mempunyai ciri tersendiri, memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada, mempertahankan dan terus membina hubungan baik dengan supplier demi kelancaran produksi dan menjaga citra perusahaan di mata konsumen. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, strategi yang paling efektif dilakukan yaitu meningkatkan keunggulan produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk substitusi, melakukan pengembangan dan penganekaragaman produk. Barus (2005) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Beberapa Sayuran Organik yang dilakukan di PT. Amani Mastra, dengan mengambil tempat survei konsumen yaitu di Carrefour MT Haryono dan responden yang diambil dalam penelitian tersebut berjumlah 60 orang. Data yang diperoleh dari wawancara tersebut dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dilakukan analisis regresi berganda, kemudian dilakukan juga perhitungan elastis untuk mengetahui besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap permintaan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumen sayuran organik merupakan kalangan menengah ke atas yang dapat dilihat dari tingkat pendapatan rumah tangga konsumen per bulan berkisar antara Rp Rp dengan mayoritas tingkat pendidikan terakhir adalah sarjana (S 1 ). Usia responden mayoritas berkisar antara tahun dan jumlah anggota keluarga umumnya sekitar 3-4. Frekuensi pembelian rata-rata dilakukan 4-6 kali dalam satu bulan,

34 21 dan umumnya responden menilai bahwa harga bukanlah sesuatu yang penting yang dapat mempengaruhi permintaan mereka. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa perusahaan sebaiknya melakukan promosi dengan memperhatikan sasaran pasar yang tepat yaitu kepada kalangan menengah keatas dan berusia 21 tahun keatas. Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian terdahulu, bisa disampaikan bahwa penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya terutama dalam hal lokasi dan objek penelitiannya. Dalam penelitian Barus ( 2005), objek yang diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sayuran organik. Sedangkan dalam penelitian Beruntung (2005), lokasi penelitianny dilakukan di PT. Keong Nusantara Abadi, Natar, Lampung. Kelebihan penelitian ini terletak pada faktor faktor berikut: 1. Belum adanya penelitian serupa yang dilakukan pada PT Amani Mastra. 2. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan, sehingga dapat memberi masukan yang berharga bagi perusahaan dalam mengatasi permasalahannya. 3. Strategi yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan srategi yang efektif yang dapat dilakukan perusahaan karena analisisnya dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor strategis dan posisi perusahaan saat itu.

35 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi terfokus pada upaya memadukan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, informasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2004). Pengambilan keputusan secara sederhana dalam perusahaan terdiri dari tiga tingkatan. Pada posisi puncak adalah tingkatan korporat (corporat level), dengan tugas utama memikirkan masa depan perusahaan secara komprehensif. Posisi menengah adalah tingkatan usaha (bussines level), biasanya terdiri dari manajer-manajer tingkat divisi yang harus dapat menterjemahkan pernyataanpernyataan dan maksud yang diinginkan dalam tingkatan korporat kedalam tujuan-tujuan yang nyata di devisinya masing-masing. Sedangkan posisi paling bawah adalah tingkat fungsional. Mereka mengembangkan tujuan tahunan dan strategi-strategi jangka pendek pada berbagai fungsi perusahaan, seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penjualan, penelitian atau pengembangan, dan sebagainya.

36 Tahap-Tahap Manajemen Strategi Menurut David (2004), proses manajemen stategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1. Perumusan Strategi Yang termasuk dalam perumusan strategi adalah mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. 2. Implementasi Strategi Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotifasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya, sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Selain itu, yang termasuk implementasi strategi adalah mengembangkan budaya untuk mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem implementasi, serta menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. 3. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga macam aktifitas dasar untuk mengevaluasi strategi adalah : (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi

37 24 sekarang, (2) mengukur prestasi, dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini tidak menjamin keberhasilan di masa depan Formulasi Strategi Menurut David (2004), teknik formulasi strategi dapat diintegrasikan ke dalam tiga tahap kerangka pengambilan keputusan, yaitu tahap pengumpulan input (the input stage), tahap pemaduan (the matching stage), dan tahap penetapan strategi (the decision stage) seperti disajikan pada Gambar 1. Stage 1: The Input Stage Matriks EFE Matriks IFE Matriks Profil Persaingan Stage 2: The Matching Stage Matriks SWOT Matriks IE Matriks Tahap 2 Lainnya Stage 3: The Decision Stage (Matriks QSPM) Gambar 1. Kerangka Formulasi Strategi Sumber : David (2004)

38 25 Alat yang disajikan dalam kerangka formulasi strategi tersebut dapat digunakan untuk semua ukuran dan tipe organisasi, serta dapat membantu ahli strategi mengenali, mengevaluasi, dan memilih strategi. Tahap pertama dalam kerangka formulasi strategi disebut tahap input karena meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap ini terdiri dari matriks EFE, matriks IFE, dan matriks Profil Persaingan. Tahap kedua disebut tahap pemaduan yang difokuskan untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Teknik yang digunakan dalam tahap kedua ini terdiri dari matriks IE, matriks SWOT, matriks BCG, matriks SPACE, dan matriks Grand Strategy. Sedangkan tahap ketiga merupakan tahap keputusan, yaitu proses pengambilan keputusan strategi apa yang menjadi prioritas dengan menggunakan matriks QSPM. Matriks QSPM menggunakan informasi input dari tahap pertama untuk dijadikan sasaran guna mengevaluasi strategi alternatif yang akan diidentifikasi pada tahap kedua. QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif sehingga menjadi dasar sasaran untuk memilih strategi spesifik Analisis Lingkungan Perusahaan yang berhasil akan memandang bisnis mereka dari luar ke dalam. Mereka menyadari bahwa lingkungan perusahaan selalu menimbulkan peluang dan ancaman baru. Mereka memahami pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Analisis lingkungan perusahaan sangat penting dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan

39 26 tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan. Analisis ini juga bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut. Menurut Umar (2003) lingkungan perusahaan atau bisnis dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan, serta lingkungan eksternal yang dibagi ke dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri yang meliputi variabel peluang dan ancaman diluar kontrol manajemen perusahaan Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada di dalam suatu perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari kondisi intern perusahaan. Analisis lingkungan internal mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan (Jauch dan Glueck, 1994). Menurut David (2004), fungsional perusahaan yang dapat diamati terdiri dari : a) Aspek sumberdaya karyawan perusahaan berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia untuk tujuan mencapai tujuan perusahaan.

40 27 b) Aspek pemasaran adalah aspek yang selalu mendapat perhatian dalam rangka mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aspek ini dapat dikelompokkan ke dalam aspek produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Pemasaran yang efektif dapat membuat perusahaan tetap bertahan dan memperoleh keuntungan. c) Aspek produksi dan operasi melihat apakah perusahaan menghasilkan produk atau jasa, apakah perusahaan tersebut padat karya atau padat modal, dan bagaimana perusahaan dapat mengembangkan sistem operasi yang dapat menghasilkan produk dengan jumlah, waktu, dan biaya yang tepat. Produksi dan operasi diupayakan berjalan seefisien mungkin untuk menciptakan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. d) Aspek keuangan berhubungan dengan cara mencari sumber dana yang paling cepat guna membiayai kegiatan perusahaan, bagaimana dana tersebut dialokasikan, dan bagaimana perusahaan mengontrol dana tersebut. e) Aspek penelitian dan pengembangan menekankan pada teknologi yang digunakan oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan sumberdaya khususnya sumberdaya manusia. Aspek ini dapat dijadikan sebagai cara memiliki keunggulan bersaing dengan menciptakan produk baru ataupun dengan mengembangkan produk lama. f) Aspek sistem informasi manajemen menekankan pada informasi yang digunakan perusahaan untuk mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem

41 28 informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Menurut Kotler (2002), pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan. Setidaknya ada dua bagian pada faktor internal perusahaan yang dapat menentukan posisi persaingan perusahaan, yaitu kekuatan dan kelemahan. Pada pendekatan ini analisis internal sering diarahkan pada kegiatan produksi-operasi, pasar dan pemasaran, kondisi keuangan dan akunting, sumber daya manusia, dan juga sistem informasi manajemen. a) Kegiatan produksi-operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Karena itu, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang andal, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi yang tepat, organisasi yang memiliki kesatuan sistem yang bulat, pembiayaan, pendekatan inovatif dan proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan dalam proses produksi, dan pengendalian mutu. b) Pasar dan pemasaran Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah : pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi saluran kerja pemasaran, kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen puncak, loyalitas pelanggan, dan kebijakan produk baru. c) Keuangan dan akuntansi

42 29 Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Karena itu, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah : kemampuan perusahaan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh modal tambahan, hubungan timbal balik dengan penanam modal atau pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual, pemantauan penyebab inefisiensi, dan sistem akunting yang handal. d) Sumberdaya manusia Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Karena itu, manajer perlu berupaya supaya terwujud perilaku positif dikalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah : langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan, motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan. e) Sistem informasi manajemen Berbagai segi dari sistem informasi manajemen antara lain yaitu : aspekaspek software, hardware, dan brainware. Selain input, process, dan output berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada tiap jenjang manajemen Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal menurut Umar (2003) terdiri dari lingkungan jauh atau lingkungan umum dan lingkungan industri

43 30 A Lingkungan Umum Lingkungan Umum perusahaan terdiri dari factor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari : 1. Faktor Politik Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang harus diperhatikan adalah : Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemetintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan. 2. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan adalah: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja. 3. Faktor Sosial Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahanperubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. 4. Faktor Teknologi Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat

44 31 diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. B Lingkungan Industri Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan berada. 1. Aspek Hambatan Masuk Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. 2. Aspek Daya Tawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. 3. Aspek Daya Tawar Pembeli Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan servis, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. 4. Aspek Ketersediaan Barang Substitusi Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.

45 32 5. Aspek Persaingan dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. 6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Pengaruh ini adalah berupa kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham Matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT dan QSPM Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor strategis internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi (David, 2004) Matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor strategis eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya.

46 33 Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan (David, 2004). Tahap pemaduan selanjutnya dari faktor-faktor strategis internal dan eksternal, dengan menggunakan matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) untuk mendapatkan strategi alternatif yang layak. Matriks SWOT ini merupakan alat pencocokan yang penting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W- O, strategi W-T. Dimana matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (David, 2004). Masing-masing strategi dari analisis SWOT dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi S-T Strategi ini merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi W-T

47 34 Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Matriks perencanaan strategis Kuantitatif atau Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukkan alternatif strategi yang terbaik dan memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya (David, 2004). Keuntungan dari matriks QSPM ini adalah bahwa strategi-strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Kelebihan lainnya, alat analisis ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait kedalam proses keputusan. Melalui pengembangan matriks QSPM, faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Keterbatasan teknik ini adalah proses ini selalu memerlukan penelitian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Pemberian peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif Kerangka Pemikiran Operasional Dalam usaha mempertahankan posisinya di pasar, perusahaan mengharapkan adanya alternatif strategi untuk pengembangan usahanya sehingga mampu tercapainya visi dan misi perusahaan. Untuk membuat suatu alternatif strategi, diperlukan beberapa alat analisis yang mendukung. Dalam merumuskan

48 35 alternatif strategi pengembangan usaha pada PT. Amani Mastra, digunakan teknik formulasi strategi menurut David (seperti pada gambar 1) dengan menggunakan alat analisis faktor eksternal dan internal perusahaan. Dari hasil analisis tersebut diperoleh alternatif strategi pengembangan usaha bagi PT. Amani Mastra yang nantinya diharapkan dapat diterapkan oleh perusahaan. Rangkaian pengidentifikasian alternatif strategi dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah dengan mengidentifikasi visi dan misi perusahaan PT. Amani Mastra. Hal ini diperlukan untuk mengetahui dengan jelas visi dan cita-cita yang ingin dituju oleh perusahaan agar strategi yang akan dihasilkan dapat memenuhi keinginan perusahaan tersebut. Tahap berikutnya adalah dengan melakukan analisis lingkungan perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan strategi perusahaan tersebut. Analisis lingkungan ini terbagi dalam analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dibagi dalam dua kelompok, yaitu lingkungan makro yang meliputi faktor demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum, serta sosial dan budaya. Kelompok lingkungan eksternal yang terakhir adalah kekuatan lingkungan industri yang meliputi persaingan di antara anggota industri, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk pengganti, kekuatan tawar pemasok, dan kekuatan tawar konsumen. Sedangkan analisis lingkungan internal dilakukan berdasarkan fungsional perusahaan, yaitu manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Analisis lingkungan eksternal perusahaan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi

49 36 perusahaan. Analisis ini disajikan dalam bentuk matriks EFE (External factor Evolution). Analisis lingkungan internal perusahaan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. Analisis lingkungan ini disajikan dalam matriks IFE (Internal Factor Evolution). Setelah itu,kedua matriks tersebut akan saling berintegrasi membentuk matriks I-E ( Internal-External). Tujuan dari matriks I-E ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih rinci dan terarah, sehingga pada tahap ini perusahaan diharapkan dapat menentukan apakah bisnis perlu dikembanmgkan, atau perlu dipertahankan, atau sebaiknya dilepaskan oleh perusahaan. Selain itu, matriks I-E ini akan membantu analisis menuju tahapan berikutnya, yaitu analisis SWOT. Melalui analisis SWOT ini, akan kita ketahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil akhir dari analisis SWOT ini adalah alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kegiatan uasahanya. Dan kemudian dari strategi-strategi yang dirumuskan pada analisis SWOT, kemudian dilakukan pemilihan strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai daya tarik strategi tersebut dengan menggunakan matriks QSPM. Kerangka pemikiran operasional ini dapat dilihat pada Gambar 2.

50 37 Persaingan dalam Industri Sayuran Organik * Belum Adanya Kontinuitas Pasar * Pangsa Pasar yang Masih Terbuka Luas * Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eksternal PT. Amani Mastra * Merumuskan Alternatif Strategi dalam Mengembangkan Usaha * Menentukan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha Analisis lingkungan Perusahaan Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis Fungsional * Manajemen * Keuangan * SDM * Produksi * Pemasaran * SIM * Litbang Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan * Lingkungan Umum (PEST) * Lingkungan Industri (model lima kekuatan Porter) Matriks IFE Matriks EFE Matriks IE Matriks SWOT Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Matriks QSPM Prioritas Strategi Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

51 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran organik di wilayah Cisarua, Puncak. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Amani Mastra merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis sebagai produsen dan pemasar sayuran organik yang memiliki skala usaha cukup besar. Penelitian ini merupakan studi kasus, dimana hasil analisis yang diperoleh belum tentu berlaku bagi perusahaan agribisnis yang lainnya Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan atau observasi dan wawancara dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk data dan analisis data pada matriks IFE, matriks EFE, dan matriks SWOT didapatkan dari tiga orang responden, yaitu Direktur Operasional, General Supervisor dan Divisi Marketing yang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam menyusun strategi perusahaan. Sedangkan untuk matriks QSPM, proses pemilihan prioritas strategi dilakukan oleh Shareholder dan Direktur Operasional yang memiliki otoritas dan kemampuan dalam memilih strategi. Pemilihan responden berdasarkan relevansi dan kapasitasnya dalam strategi pemasaran perusahaan.

52 39 Data sekunder diperoleh dari informasi yang berasal dari dokumentasi pustaka perusahaan dan instansi-instansi yang terkait dengan industri, seperti laporan tahunan perusahaan, hasil riset, dan tulisan yang berkaitan dengan topik penelitian. Dengan data penunjang yang dikumpulkan dari Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik (BPS), dan perpustakaan disertai literatur-literatur yang relevan Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal, serta analisis SWOT. Analisis kuantitatif menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluatian) dan EFE (External Factor Evaluation), sedangkan dalam tahap pemaduan digunakan alat analisis matriks I-E (Internal-External). Matriks SWOT (Strength Weakness Opportunity Threats) digunakan untuk menghasilkan strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Untuk menentukan prioritas dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan, maka digunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Matriks EFE dan IFE Data yang diperoleh dari kondisi internal dan eksternal perusahaan diklarisifikasikan secara kualitatif menurut analisis lingkungan internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan kemudian

53 40 dievaluasi dan dilakukan pembobot untuk mengetahui nilai setiap variable yang telah didaftar dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal tersebut pada pihak manajemen atau pakar dengan menggunakan metode paired Comparison (Kinnear dan Taylor dalam Beruntung 2005). Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap setiap faktor penentu internal dan eksternal. Dalam menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Kriteria skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah sebagai berikut : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal, 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal, 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal. Indikator horizontal adalah variabel-variabel atau faktor-faktor internal dan eksternal pada lajur horizontal. Sedangkan, indikator vertikal adalah faktorfaktor internal dan eksternal pada lajur vertikal. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : Keterangan : a i = X i n X i i=1 a i = Bobot variabel ke-i i = 1, 2, 3,, n. X i = Nilai variabel ke-i n = Jumlah variable Penentuan peringkat terhadap variabel-variabel dari hasil analisis perusahaan dilakukan oleh manajemen atau pakar dari perusahaan. Kemudian diukur pengaruh dari masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan dengan

54 41 menggunakan nilai peringkat dengan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor-faktor strategis tersebut. Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor-faktor Strategis Perusahaan Faktor-Faktor Strategis A B C... Total A B C... Total Pada matriks EFE, digunakan skala nilai peringkat (rating) untuk peluang dan ancaman, yaitu : 1 = Peluang kecil 1 = Ancaman sangat besar 2 = Peluang sedang 2 = Ancaman besar 3 = Peluang tinggi 3 = Ancaman sedang 4 = Peluang sangat tinggi 4 = Ancaman sedikit Tabel 5. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor (bobot x rating) Peluang dst Ancaman dst Total Sumber : David (2004)

55 42 Kemudian ditentukan rating Matriks IFE untuk faktor kekuatan dan kelemahan, yaitu: 1 = Kekuatan yang kecil 1 = Kelemahan yang sangat berarti 2 = Kekuatan yang sedang 2 = Kelemahan yang cukup berarti 3 = Kekuatan yang besar 3 = Kelemahan yang kurang berarti 4 = Kekuatan yang sangat besar 4 = Kelemahan yang tidak berarti Tabel 6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan dst Bobot Rating Skor (bobot x rating) Kelemahan dst Total Sumber : David (2004) Lima langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan kedua matriks tersebut adalah : 1. Menuliskan daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan pada kolom pertama. 2. Memberikan bobot dengan selang 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting) pada kolom kedua. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu. 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada kolom ketiga. Untuk matriks EFE, rating mengindikasikan seberapa efektif perusahaan merespon ancaman yang bersangkutan. Rating 1 sampai 4 ditentukan dengan membandingkan

56 43 fakta dengan kinerja ideal yang diharapkan, namun upaya ini merupakan penilaian subjektif. 4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan skor terbobot. 5. Skor yang diperoleh dijumlahkan untuk mendapatkan total skor terbobot. Total skor terbobot antara 1 sampai 4. Nilai 1 pada matriks EFE menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang untuk menghindari ancaman-ancaman. Nilai 4 pada matriks EFE menunjukkan bahwa perusahaan dengan sangat baik memanfaatkan peluang-peluang untuk menghadapi ancaman-ancaman. Nilai 2.5 menggambarkan bahwa perusahaan merespon situasi eksternal secara rata-rata untuk matriks EFE. Nilai 1 pada matriks IFE menunjukkan situasi internal perusahaan yang sangat buruk, sedangkan nilai 4 mengindikasikan bahwa situasi internal perusahaan sangat baik. Nilai 2.5 pada matriks IFE menunjukkan bahwa situasi internal perusahaan pada tingkat rata-rata. Setelah mengetahui faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan, maka selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam matriks I-E Matriks I-E Matriks I-E digunakan untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi sebagai parameter. Matriks I-E didasarka pada dua dimensi kunci : total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total niali EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Pada sumbu-x matriks I-E, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1.0 sampai 1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah;

57 44 nilai dari 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang; dan nilai 3.0 sampai 4.0 kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot 1.0 sampai 1.99 dianggap rendah; nilai 2.0 sampai 2.99 sedang; dan 3.0 sampai 4.0 tinggi. TOTAL SKOR EFE TINGGI 3.0 MENENGAH 2.0 RENDAH 1.0 TOTAL SKOR IFE KUAT RATA-RATA LEMAH I Pertumbuhan IV Stabilitas VII Pertumbuhan II Pertumbuhan V Pertumbuhan Stabilitas VIII Pertumbuhan Gambar 3. Matriks I-E Sumber : David (2004) III Penciutan VI Penciutan IX Likuidasi Matriks SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan memadukan atau menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O (Strengths-Opportunities), strategi W-O (Weaknesses- Opportunities), strategi S-T (Strengths-Threats) dan strategi W-T (Weaknesses- Threats). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7.

58 45 Tabel 7. Matriks SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) Kekuatan (S) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Kelemahan (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Peluang (O) Tentukan faktor-faktor peluang eksternal Strategi S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Ancaman (T) Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal Sumber : David (2002) Strategi S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Dalam menyusun matriks SWOT, ada langkah-langkah yang harus dilakukan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah delapan tahapan bagaimana penentuan strategi dibangun melalui matriks SWOT. Tahap-tahap yang dimaksud adalah : 1. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 2. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 3. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan. 4. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.

59 46 5. Mencocokan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal, kemudian catat hasilnya dalam sel strategi S-O. 6. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal, lalu catat hasilnya dalam sel strategi W-O 7. Mencocokan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal, kemudian catat hasilnya dalam sel strategi S-T. 8. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal, lalu catat hasilnya dalam sel strategi W-T. Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan bisa memberikan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan, agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan usaha perusahaan mampu memberikan hasil yang maksimal Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Quantitative Strategic Planning Matrix adalah suatu teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dengan membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas. QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya. Strategi alternatif diperoleh dari analisis matriks I-E dan matriks SWOT.

60 47 Input untuk matriks QSPM berasal dari tahap masukan (input stage) dan tahap pemaduan strategi. Langkah-langkah untuk mengembangkan matriks ini antara lain, sebagai berikut (David, 2004) : 1. Mendaftar peluang dan ancaman kunci eksternal, serta kekuatan dan kelemahan internal organisasi pada kolom kiri matriks QSPM, yang informasinya diambil dari matriks EFE dan IFE. 2. Memberikan bobot untuk setiap faktor kritis eksternal dan internal, yang datanya identik dengan yang digunakan dalam matriks EFE dan IFE. 3. Memeriksa tahap pencocokan strategi dan mengidentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan (organisasi) untuk diterapkan atau dilaksanakan. 4. Menetapkan daya tarik (Attractiveness Score) yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi terhadap strategi yang lain. Alternatif pemberian nilai daya tarik terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi strategi terpilih dilakukan sebagai berikut; 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 5. Menghitung nilai total daya tarik (Total Attractiveness Score), yang merupakan hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik. 6. Menghitung jumlah nilai TAS (Total Attractiveness Score), yang menunjukkan atau mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari alternatif strategi yang ada atau ditawarkan. Semakin tinggi nilai TAS, maka strategi tersebut semakin menarik untuk diimplementasikan.

61 48 Tabel 8. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Alternatif Strategi Faktor-faktor Sukses Kritis Faktor-faktor Kunci Eksternal Total bobot Faktor-faktor Kunci Internal Total bobot Jumlah Nilai TAS Sumber: Umar (2003) Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS Keterangan : AS : Nilai Daya Tarik 1 = tidak menarik 3 = cukup menarik 2 = agak menarik 4 = amat menarik. Jika faktor sukses kritis tidak memberikan pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat, maka tidak perlu memberikan Nilai Daya Tarik pada strategi dalam sel tersebut. TAS : Total Nilai Daya Tarik TAS merupakan hasil perkalian antara bobot dengan nilai daya tarik dalam setiap baris. Jumlah Total Nilai Daya Tarik merupakan penjumlahan Total Nilai Daya Tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Nilai ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap sel strategi, semakin tinggi nilai menunjukkan strategi itu semakin menarik dan strategi tersebut lebih diinginkan relatif terhadap yang lain.

62 49 BAB V GAMBARAN UMUM PT. AMANI MASTRA 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Amani Mastra memulai kegiatan usahanya pada tahun 1999 yang dipelopori oleh Ir. Wardha Alkatiri, MM dan memulai operasinya di Surabaya. Namun badan usaha ini baru diresmikan pada bulan Mei 2001, bersamaan dengan pemindahan pusat kegiatan operasinya ke Bekasi. Nama AMANI diperoleh dari kata AMAN yang memiliki arti bahwa PT Amani Mastra memproduksi dan memasarkan produk yang memberikan jaminan keamanan bagi kesehatan konsumen, para pekerja maupun aman bagi lingkungan. Perusahaan ini didirikan atas dasar kecintaan dan kepedulian pendirinya terhadap kesehatan. Selain faktor kesehatan, faktor lain yang mendasari berdirinya perusahaan sayuran organik ini adalah karena kesadaran dan kepeduliannya terhadap alam. Menurut pendirinya, segala sesuatu yang baik akan menghasilkan kebaikan pula. Pertanian organik merupakan pilihan yang tepat dan sangat baik bagi alam serta bagi makhluk hidup lainnya karena sistem pertanian ini sangat ramah terhadap lingkungan, sehingga alam akan memberikan hal yang baik pula bagi kita. Oleh karena itu, pertanian organik menjadi pilihan utama bagi perusahaan dalam berproduksi. Pada mulanya, pendiri perusahaan ini dan keluarganya hanya menjadi konsumen makanan yang sehat, kemudian muncul ide untuk menjadi produsen dan melakukan bisnis dengan memproduksi bahan pangan organik yang aman dan bebas bahan kimia serta ramah lingkungan. Proses pembelajaran pun dimulai

63 50 seiring dengan masuknya pertanian organik di Indonesia. Proses pembelajaran itu dilakukan dengan mencari informasi lebih mendalam tentang pertanian organik. Proses pencarian informasi ini dilakukan dengan berkonsultasi kepada para pelaku pertanian organik yang ada di Indonesia dan kepada institusi serta lembaga yang bergerak dibidang organik, salah satu diantaranya adalah dari Yayasan BSB sebagai pencetus pertama pertanian organik di Indonesia. Usaha pembelajaran ini tidaklah sia-sia, karena telah berhasil memposisikan perusahaan ini sebagai salah satu perusahaan yang cukup besar dan berkembang dengan baik jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini disebabkan karena sampai saat ini perusahaan tetap memegang teguh prinsipnya untuk menghasilkan produk organik yang berkualitas, dengan tetap menjaga tingkat keorganikannya sesuai standar nasional dan pada tahun 2003 PT Amani Mastra dinyatakan telah memproduksi berbagai produk pertanian dan pangan organik sesuai Standar Nasional Indonesia Sistem Pangan Organik (SNI ), surat sertifikasinya dapat dilihat pada Lampiran 1. Saat ini, PT Amani Mastra telah bekerja sama dengan berbagai kelompok tani organik yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Jaringan antar petani ini terbentuk atas dukungan dan rekomendasi kelompokkelompok dan lembaga resmi seperti Masyarakat Pertanian Organik (MAPORINA), para aktivis organik di Departemen Pertanian serta berbagai LSM lingkungan hidup. PT Amani Mastra juga sempat tergabung dalam organisasi MAPORINA dan Asosiasi Produsen Organik Indonesia (APOI), namun sekarang

64 51 tidak lagi aktif karena keikut sertaan perusahaan dalam organisasi tersebut dianggap kurang memberikan dampak yang nyata terhadap perusahaan. 5.2 Lokasi Perusahaan Kantor pusat PT. Amani Mastra sekarang terletak di kompleks perumahan Cikunir Jatibening, Jakarta sedangkan lokasi kebunnya berada di kawasan Puncak, yaitu di Jl. Ciburial kompleks Masada, kampung Cisuren RT 04/RW 04, kelurahan Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor dan kawasan perkebunan tersebut di beri nama Amani Organik Island. Alasan pemilihan lokasi kantor pusat di Bekasi yaitu karena lokasinya berdekatan dengan rumah salah satu pemilik perusahaan sehingga memudahkan pemilik dalam mengawasi dan mengontrol jalannya usaha. Selain itu, PT Amani Mastra juga memiliki toko organik yang terintegrasi dengan kantor pusat. Sedangkan pengawasan terhadap kegiatan usaha di kebun dilakukan oleh pemilik perusahaan yang rutin datang setiap minggunya untuk memantau kelancaran jalannya produksi dan operasi di kebun. Alasan pemilihan lokasi kebun di kawasan puncak yaitu karena faktor alam yang sangat mendukung untuk budidaya sayuran organik. Dalam membudidayakan sayuran secara organik, sebaiknya alam dan media tanam yang digunakan harus terbebas dari pengaruh polusi udara, polusi tanah dan polusi air. Lahan pertanian organik PT Amani Mastra berada pada ketinggian 1100 meter dpl dan beriklim tropis cenderung basah. Suhu rata-rata berkisar antara C dengan curah hujan rata-rata ml per bulan. Luas kebun perusahaan yang digunakan untuk memproduksi sayuran organik adalah ± 3 ha yang terdiri dari

65 52 lahan penanaman sayuran, 7 plot untuk percobaan tanaman, 2 bangunan sederhana untuk pembenihan dan beberapa bangunan seperti kantor, rumah singgah, dan penginapan untuk tamu. 5.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Penentuan visi, misi, dan tujuan merupakan dasar yang sangat penting bagi perusahaan sebelum merumuskan strategi yang akan diterapkan. PT Amani Mastra menggunakan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang jelas dalam mengembangkan perusahaan. Visi yang dimiliki PT Amani Mastra adalah : Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi perusahaan, karyawan, mitra tani dan lingkungan. Sedangkan misi yang ingin dicapai perusahaan yaitu Enterprise for Environmental and Social Benefit. Dalam menjalankan misinya, perusahaan menentukan tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam rangka menetapkan standar yang harus dipenuhi sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah misi. Tujuan-tujuan yang ditetapkan perusahaan terdiri dari : 1. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih banyak orang 2. Kualitas produk yang tetap terjaga 3. Kualitas lingkungan yang tetap terjaga 4. Layanan yang lebih baik untuk customer, mitra tani, dan karyawan 5. Manajemen yang professional 6. Efisiensi biaya 7. Keuntungan dan pertumbuhan perusahaan 8. Pembuatan usaha-usaha kecil baru

66 53 Perusahaan menekankan pentingnya mewujudkan visi, misi, dan tujuan perusahaan kepada seluruh karyawan agar setiap karyawan memahami dan menyadari bahwa hasil kerja mereka dapat menolong diri mereka sendiri dan juga menolong orang lain. 5.4 Struktur Organisasi Perusahaan Guna menunjang kegiatan usaha, PT Amani Mastra membentuk struktur organisasi perusahaan berbentuk lini, dimana kekuasaan mengalir langsung dari Owner ke Direktur Operasional kemudian diteruskan kepada Manajer Pemasaran dan kemudian diteruskan kepada karyawan dibawahnya. Manajer Pemasaran dibantu oleh seorang sekretaris, bagian marketing dan Kepala Processing dan Distribusi. Struktur organisasi PT Amani Mastra dapat dilihat pada Lampiran 2. Direktur operasional berwenang dalam setiap pengambilan keputusan dan penentuan strategi yang akan dijalankan perusahaan, kemudian manajer pemasaran bertugas menterjemahkan strategi yang telah ditetapkan kedalam suatu perencanaan yang akan diterapkan perusahaan, lalu perencanaan yang telah disusun tersebut diajukan kepada Owner dan Direktur Operasional, jika perencanaan tersebut telah disetujui maka selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Selain itu, Manajer Pemasaran bertugas juga dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan dari produksi, distribusi, keuangan dan marketing, serta bertanggungjawab terhadap kelangsungan dan perkembangan perusahaan. Sekretaris di PT Amani Mastra memiliki tugas untuk mengatur masalah administrasi, keuangan dan umum, mengurus pembukuan keuangan serta melakukan penagihan kepada para distributor. Bagian marketing memiliki tugas

67 54 untuk mengurus pemasaran sayuran organik, melakukan rekapitulasi kebutuhan pengadaan sayuran organik. 5.5 Sumberdaya Perusahaan Sumberdaya merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Sumberdaya yang dimiliki oleh PT Amani Mastra dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, dan sumberdaya modal Sumberdaya Manusia Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 38 orang yang terdiri dari 6 orang staf, 17 orang bagian produksi, 9 orang bagian transportasi, dan 6 orang bagian umum. Dari total keseluruhan pegawai, sekitar 40% adalah wanita dan 60% adalah pria. Karyawan PT Amani Mastra memiliki tingkat pendidikan yang beragam dari mulai tamatan SD, SMP, SMU, Akademik, dan Sarjana. Berdasarkan upah yang diterimanya tenaga kerja tersebut terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja yang bekerja di kantor, seluruhnya adalah karyawan tetap sedangkan tenaga kerja yang bekerja di kebun terdiri dari karyawan tetap dan pekerja harian. Karyawan tetap di kebun meliputi kepala Processing dan Distribusi, Supervisor kebun dan kru distribusi. Sedangkan pekerja harian terdiri dari pekerja bagian packaging dan pekerja bagian produksi sayuran atau petani. Para karyawan harian di kebun sebagian berasal dari sekitar wilayah kebun. Sistem penggajian bagi karyawan dilakukan setiap akhir bulan pada tanggal 30 atau 31, sedangkan bagi pekerja di bagian pengepakan dan bagian

68 55 kebun pemberian upahnya dilakukan satu minggu sekali. Selain gaji pokok dan upah pokok tersebut perusahaan juga memberikan beberapa tunjangan seperti tunjangan kesehatan dan tunjangan hari raya setiap tahunnya. Untuk memantau kualitas kerja setiap karyawan, perusahaan melakukan penilaian kerja untuk seluruh karyawan dan pekerjanya. Penilaian tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan melihat kualitas dan cara kerja masingmasing karyawan dan pekerja selama kurun waktu tersebut, namun penilaian bagi pekerja di kebun dilakukan setiap hari untuk mengontrol hasil pekerjaan mereka, ini dilakukan oleh General Supervisor perusahaan. Adapun penilaian kerja tersebut meliputi beberapa aspek meliputi kemampuan kerja termasuk didalamnya kualitas dan kuantitas kerja dan sikap yang didalamnya termasuk aspek tanggung jawab, kerjasama, motivasi, disiplin, dan karakter pribadi karyawan. Penilaian tersebut dilakukan oleh atasan masing-masing, kemudian hasilnya disampaikan ke direktur operasional. Penilaian kerja untuk supervisor dan general supervisor mencakup tiga aspek utama yaitu kemampuan kerja, sikap dan kepemimpinan. Aspek kemampuan kerja meliputi kualitas dan kuantitas kerja, aspek sikap meliputi tanggung jawab, kerjasama, karakter pribadi dan aspek kepemimpinan meliputi kemampuan manajemen dan human relation terhadap bawahannya. Penilaian prestasi kerja supervisor dan general supervisor dilakukan oleh direktur operasional Sumberdaya Fisik Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh PT Amani Mastra terdiri atas dua bangunan kantor dan perkebunan, bangunan pabrik tahu organik, beberapa rumah bagi pekerja, tempat peristirahatan yang disewakan, peralatan produksi, fasilitas

69 56 komunikasi, dan alat transportasi. Rumah bagi pekerja terutama diperuntukkan bagi para supir dan kernetnya beserta keluarganya masing-masing agar memudahkan mereka dalam menjalankan tugasnya, karena proses pendistribusian sayuran dilakukan pagi hari sekitar pukul WIB. Fasilitas komunikasi yang dimiliki perusahaan terdiri dari komputer yang terhubung dengan internet, telepon kabel, mesin fax dan telepon genggam. Komputer yang dimiliki oleh perusahaan sebanyak 6 buah dan alat transportasi yang dimiliki terdiri dari 3 unit mobil jenis box car, 1 buah mobil pick up dan sebuah sepeda motor Sumberdaya Modal Modal yang digunakan oleh PT Amani Mastra dalam menjalankan usahanya adalah merupakan modal sendiri yang berasal dari gabungan dua orang pemilik PT Amani Mastra. Sampai saat ini, perusahaan hanya menggunakan modal yang ada tanpa mencari pinjaman atau investasi dari bank. Hal ini berpengaruh positif bagi perusahaan karena perusahaan tidak perlu memikirkan pengembalian kredit dari bank, sehingga penggunaan dan pengalokasian laba perusahaan dapat sepenuhnya terkonsentrasi bagi pengembangan usaha. 5.6 Aspek Produksi Perusahaan Sistem budidaya yang diterapkan oleh PT Amani Mastra adalah sistem polikultur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi berkembangnya hama dan penyakit tanaman, menambah kesuburan tanah, memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman, dan juga untuk memperoleh hasil panen yang beragam. Salah satu pola tanam yang digunakan adalah rotasi tanaman atau pergiliran tanaman, yang bertujuan untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit tanaman

70 57 dengan memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman, serta menjaga ketersediaan dan kestabilan nutrisi dalam tanah karena tiap sayuran membutuhkan kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Selain dengan menggunakan sistem polikultur, pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman juga dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari berbagai jenis tanaman, seperti daun nimba (Azadirachta indica), bawang putih (Allium sativum), dan bungkil kacang. Sedangkan pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Benih yang digunakan untuk budidaya sayuran diperoleh dengan cara menghasilkan benih sendiri dan membeli dari sesama petani organik. Sistem penyiraman yang digunakan terhadap sayuran organik adalah menggunakan sistem penyiraman springkle dengan sumber air yang diperoleh dari air terjun di daerah Ciburial yang dihubungkan melalui pipa besar. Hal ini dilakukan karena untuk memproduksi sayuran organik sebaiknya digunakan air yang bebas dari polusi. Kegiatan proses produksi sayuran organik meliputi pembenihan, pemindahan ke polibag, penyemaian, penanaman, perawatan, panen, pensortiran, packagaing, penjatahan dan pengiriman. Proses produksi yang dilakukan PT Amani Mastra, berawal dari sebuah perencanaan tanam yang disusun secara matang berdasarkan pesanan. Setelah perencanaan tanam dibuat, kemudian general supervisor meminta persetujuan direktur operasional terlebih dahulu sebelum mensosialisasikan perencanaan tanam tersebut kepada para pekerja di kebun. Jika perencanaan tanam tersebut telah disetujui dan para pekerja di kebun telah memahaminya, maka proses produksi pun dimulai. Proses produksi diawali dengan persiapan

71 58 benih yang dihasilkan sendiri di kebun, maupun benih tanaman organik yang diperoleh dari pembelian. Tahap produksi selanjutnya adalah tahap pengolahan tanah agar tanah siap untuk ditanami. Pengolahan tanah dalam pertanian organik dilakukan secara sederhana dengan menggunakan cangkul, hal ini bertujuan agar tekstur tanah tetap terjaga, serta perkembangbiakan organisme tanah dan aerasi tanah pun tetap terjaga. Dalam tahap ini, kesuburan tanah harus terus diperhatikan agar tanaman dapat memperoleh kecukupan hara dan gizi, sehingga tanaman dapat berkembang dengan baik, dan jika diperlukan pemberian pupuk kandang dapat dilakukan untuk menambah kesuburan tanah. Setelah tanah diolah maka tahapan selanjutnya adalah tahap penanaman. Pada tahapan ini, penanaman dilakukan dengan menerapkan sistem polikultur yaitu penanaman dengan rotasi tanaman secara bertahap dan melakukan kombinasi tanaman dalam satu luasan. hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menanggulangi hama penyakit dan karena tanamannya dipanen setiap hari. Setelah tahap penanaman dilakukan kemudian dilanjutkan dengan perawatan tanaman. Tanaman perlu diperhatikan setiap hari atau secara rutin agar bila ada tanaman yang sakit atau terserang hama dapat langsung ditangani. Pada tahapan ini perlu pengawasan ekstra agar kualitas produk yang dihasilkan dapat terjaga dengan baik, sehingga kerugian dapat ditekan sekecil mungkin. Perawatan yang umum dilakukan adalah penyiraman yang intensitasnya berbeda-beda bagi masing-masing tanaman, penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati, penjarangan dilakukan untuk tanaman yang tumbuh rapat, penggemburan tanah jika tanah terlalu padat, pemberian pupuk susulan, penyiangan dilakukan bila gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, penanggulangan hama penyakit

72 59 dengan segera, dan perawatan lainnya yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman dengan maksimal. Setelah perawatan dilakukan dengan baik, maka tanaman sudah siap untuk dipanen. Pemanenan sayuran pada kebun organik PT Amani Mastra dilakukan dua kali setiap harinya untuk menjaga kesegaran sayuran saat dipasarkan atau didistribusikan. Pemanenan sayuran dilakukan pada pagi dan sore hari. Setelah sayuran dipanen oleh pekerja kebun yang berasal dari penduduk sekitar, kemudian sayuran-sayuran itu dibawa ke bagian pengepakan/bagian packaging untuk disortir dan dikemas agar sayuran siap untuk dipasarkan dan didistribusikan. Setelah sayuran dipanen kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran, lalu dilakukan pensortiran untuk memisahkan sayuran yang bermutu rendah, kemudian dilakukan Grading yaitu untuk memisah-misahkan sayuran berdasarkan kelas mutunya, ukurannya baik volume maupun ukuran panjang, tingkat kematangan, warna, dan sebagainya. Lalu proses terakhir adalah pengemasan atau pengepakan. Proses-proses ini dilakukan pada siang sampai malam segera setelah sayuran dipetik agar kesegarannya dapat terjaga. Pada tahapan ini pun dilakukan pengawasan mutu saat pensortiran sampai pada pengemasan, sehingga produk-produk yang siap dikirim ini dapat terjaga mutu dan kualitasnya. Bahkan mutu produk selama perjalanan pendistribusian pun terus dijaga dengan menggunakan alat transportasi yang memadai saat pendistribusian. Sedangkan produksi untuk produk-produk lainnya seperti beras, tahu, ayam dan telur, minyak goreng, kecap, madu hutan, susu kambing, sabun kesehatan, dan lotion nyamuk,dilakukan secara kemitraan baik dengan petani sekitar maupun dengan petani di daerah lain.

73 60 Perusahaan beroperasi selama 6 hari dari hari Senin sampai Sabtu, namun untuk pekerja di perkebunan dan pengepakan bekerja dari hari Senin sampai Jumat dan minggu untuk mempersiapkan pengiriman hari Senin. Jam kerja di kantor pusat dimulai pada pukul sampai dengan WIB atau 8 jam sehari, sedangkan waktu kerja di kebun berbeda bagi tiap-tiap bagian. Bagian pengolahan kebun bekerja pada pagi dan sore hari untuk memanen, bagian pengepakan bekerja mulai siang hari pukul sampai malam pukul WIB, sedangkan untuk bagian pengiriman barang bekerja mulai pukul pagi sampai mereka selesai mengantar barang ke tempat tujuan masing-masing. 5.7 Kegiatan Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Aspek Produk Kegiatan pemasaran sayuran organik PT Amani Mastra dilakukan setelah produk melalui proses pengemasan. Pada proses pengemasan ini, perusahaan telah menetapkan dan menggunakan sistem labelisasi dan merek. Merek yang digunakan yaitu Amani Organic dan diberi label organik. Penggunaan merek ini bertujuan untuk membedakan produk Amani dengan produk lain yang sejenis. Produk Amani memiliki kemasan khusus berupa plastik kemasan dengan bertuliskan informasi No pesticides, No chemicals, Natural and Healthy. Untuk sayuran daun dan serealia digunakan plastik kemas, sedangkan untuk sayuran jenis non daun digunakan wrapping film sebagai pembungkus dan sterofoam sebagai wadah. Sampai saat ini, PT Amani Mastra telah memproduksi dan memasarkan 46 jenis sayuran organik, namun yang efektif dan dihasilkan secara kontinu hanya 38

74 61 jenis tanaman sedangkan 8 jenis tanaman lain ditanam sesuai musimnya. Komoditi yang dijadikan andalan diantaranya adalah brokoli, wortel dan tomat. Saat ini, PT Amani Mastra telah melakukan pengembangan produk yaitu dengan memproduksi tahu dan kecap organik, selain itu mereka juga telah memasarkan produk organik yang diproduksi oleh mitra taninya seperti beras, ayam potong, telur ayam, minyak goreng, VCO (Virgin Coconut Oil), kecap, madu hutan, susu kambing, neem organic gardening, neem product, dan juga produk hasil kerjasama dengan WWF Aspek Promosi Upaya promosi yang dilakukan perusahaan selama ini adalah pemasangan iklan dengan menggunakan dua media iklan yang relatif efektif yaitu advertorial dan banner, mengikuti kegiatan-kegiatan pameran seperti pameran di Mall maupun pameran-pameran pertanian, menjadi sponsor dalam acara-acara pertanian yang cukup besar dengan melihat dan mempertimbangkan tema dan peserta acaranya yang sesuai dengan segmentasi pasar yang dituju perusahaan, serta melakukan promosi langsung melalui kios-kios yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan kemampuan wiraniaga dalam menjelaskan produk organik Aspek Distribusi Dalam proses pendistribusian, PT Amani Mastra menggunakan sistem pesanan sehingga memungkin untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. PT Amani Mastra juga menerapkan sistem delivery order ke supermarket dan juga langsung kepada konsumen akhir. Kegiatan pendistribusian dimulai pagi hari sekitar pukul WIB. General supervisor mulai mengumpulkan para supir dan kernet yang bertanggung

75 62 jawab akan pengiriman barang sampai di tempat tujuan. Setelah sopir dan kernet berkumpul di gudang kebun, kemudian general supervisor membagikan serta menjelaskan daftar pesanan beserta tempat-tempat tujuan pendistribusian yang telah dibagi-bagi berdasarkan wilayah pemasarannya. Setelah semuanya siap kemudian para supir dan kernet mulai berangkat mendistribusikan produk di wilayah Jabotabek. Setelah sampai di tempat yang dituju, produk organik yang dikirimkan disortir kembali oleh pihak penerima, apabila ditemukan produk yang rusak maka produk tersebut akan diganti dengan yang baru saat pengiriman berikutnya. Masing-masing sopir juga difasilitasi handphone agar koordinasi antar supir dan koordinasi antara general supervisor dengan supir dapat berjalan lancar. Pada awal berdirinya perusahaan, PT Amani Mastra hanya memasarkan produknya di toko khusus sayuran organik milik PT Amani Mastra di Bekasi dan di Club store, Kemchick. Namun saat ini pemasaran produk PT Amani Mastra telah meluas ke supermarket, hypermarket serta toko-toko organik di Jakarta dan sekitarnya yang bertipe A dan B, seperti Carrefour, Hero, dan Hypermart, serta Matahari Department Store seluruh Jabotabek, juga seluruh Club Store dan Giant di Jabotabek. Selain itu, produk PT Amani Mastra ini telah dipasarkan pula ke beberapa daerah diluar Jabotabek yaitu Surabaya, Semarang, dan Solo melalui gudang pusat PT Amani Mastra di Cibitung Aspek Harga Penetapan harga produk PT Amani Mastra dilakukan melalui beberapa pertimbangan. Terutama adalah pertimbangan biaya yang telah dikeluarkan, pertimbangan supply-demand, dan pertimbangan harga pesaing.

76 63 Dalam menetapkan harga, PT Amani Mastra menggunakan metode penetapan harga mark up, yaitu dengan menambahkan mark up standar ke biaya produk per unit. Besarnya mark up yang ditetapkan perusahaan adalah ± 15 % untuk masing-masing item.

77 64 BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal perusahaan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam bidang fungsional. Dalam melakukan audit internal diperlukan adanya kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen Aspek Manajemen Sistem manajemen pada PT Amani Mastra memiliki pola pengambilan keputusan yang bertingkat, dimana pengambilan keputusan yang bersifat penting dalam perusahaan dipegang oleh direktur operasional yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kebijakan dan rencana kerja oleh general supervisor dan supervisor lapangan, sedangkan untuk kegiatan harian perusahaan dilakukan oleh bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. PT Amani Mastra memiliki struktur organisasi yang berdasarkan fungsional perusahaan. Struktur organisasi perusahaan ini dihubungkan dengan garis lurus yang menunjukkan bahwa pendelegasian tugas dan wewenang ada di tangan direktur operasional kemudian diteruskan melalui general supervisor lalu supervisor lapangan, selanjutnya diteruskan lagi kepada bawahan sampai tingkat terendah. Hal ini menjadikan rentang kendali menjadi lebih luas dan terkadang

78 65 pendelegasian tugas menjadi kurang tepat sasaran. Karena itu, untuk mengkomunikasikan sasaran dan tujuan perusahaan sekaligus mengontrol kinerja karyawan dilakukan rapat koordinasi yang dihadiri oleh semua karyawan setiap satu bulan sekali, tiga bulan sekali, dan satu tahun sekali Aspek Sumber Daya Manusia Salah satu aset penting yang dimiliki PT Amani Mastra adalah sumber daya manusia, oleh karena itu usaha peningkatan kualitas karyawan terus dilakukan dengan mengikutsertakan karyawan pada pelatihan-pelatihan yang diadakan di Departemen Pertanian. Sebagian besar pekerja di PT Amani Mastra berasal dari luar daerah, sehingga untuk memberikan kemudahan dalam bekerja dan menumbuhkan semangat dalam diri para pekerja, PT Amani Mastra menyediakan tempat tinggal dilingkungan perkebunan bagi masing-masing pekerja yang telah berkeluarga dan tempat tinggal bersama bagi pekerja yang belum berkeluarga guna memudahkan mereka bekerja pada malam hari. Guna meningkatkan kinerja karyawan dan para pekerja, perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan usaha baik di kantor pusat maupun di kebun. Fasilitas yang disediakan perusahaan bagi karyawan di kantor pusat seperti ruang kerja yang nyaman yang dilengkapi dengan AC, mesin faks, pesawat telepon, dan komputer yang dilengkapi dengan fasilitas internet untuk memudahkan karyawan dalam mengakses informasi. Sedangkan di kebun tersedia ruangan manager yang menjadi tempat kerja sekaligus tempat istirahat bagi general supervisor. Ruangan manager tersebut memiliki beberapa fasilitas seperti komputer yang dilengkapi dengan jaringan

79 66 internet, mesin faks, televisi, dan pesawat telepon yang tersambung langsung dengan ruang utama di kebun tersebut untuk memudahkan komunikasi antara karyawan dan Shareholder. Hubungan kekeluargaan antar karyawan maupun dengan atasan perusahaan terjalin baik. Hal ini menjadikan lingkungan kerja yang kondusif sehingga motivasi kerja para karyawan menjadi lebih tinggi. Kondisi ini membantu perusahaan juga untuk mengetahui permasalahan yang terjadi antar karyawan dan dengan pimpinannya, sehingga dapat mencegah permasalahan meluas agar tidak mengganggu jalannya usaha Aspek Produksi atau Operasi PT Amani Mastra merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak dalam perdagangan produk-produk organik, terutama produk sayuran organik. Produkproduk yang diperdagangkan PT Amani Mastra sebagian besar merupakan hasil produksi kebun sendiri, oleh karena itu kegiatan produksi merupakan aspek penting dalam kegiatan usahanya sehingga perlu perencanaan yang matang.. Perencanaan tanam disusun oleh general supervisor yang bertanggung jawab di lapangan, berdasarkan record purchase order (catatan pesanan pembelian) dari bagian marketing untuk menentukan kebutuhan bibit dan pupuk untuk masing-masing item tanaman dalam satu lahan tanam. Selain itu, perencanaan dibuat untuk menentukan waktu dan jumlah panen, dengan bantuan informasi dari asisten kebun agar hasil panen dapat memenuhi pesanan tepat pada waktunya baik jumlah maupun kualitasnya. Perencanaan tanam ini dibuat dengan tujuan agar produktivitas perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal dengan

80 67 penggunaan modal yang efisien sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau. Dalam membuat perencanaan tanam, perusahaan memiliki kebijakan untuk berproduksi dibawah permintaan pasar, hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko yang ditanggung perusahaan. Untuk memperlancar proses produksi dan memperoleh hasil yang baik, maka perusahaan membuat sendiri hampir semua bahan baku yang digunakan, dari bibit, pupuk, sampai pestisida organik pun diproduksi sendiri, bahkan sekarang bahan baku organik yang diproduksi PT Amani Mastra telah diperjualbelikan agar mempermudah petani-petani organik lainnya. Selain kelancaran pasokan bahan baku, faktor lain yang menunjang produksi agar memperoleh produk yang berkualitas adalah lokasi kebun. Pemilihan lokasi kebun sangatlah penting, karena pertanian organik sangat bergantung kepada alam. Lokasi pertanian organik haruslah merupakan tempat yang subur dan bebas dari pencemaran baik tanah, air, maupun udaranya. Selain itu iklim daerah yang dipilih harus cocok untuk dilakukan penanaman secara organik, maka dari itu PT Amani Mastra lebih memilih lokasi kebunnya di daerah Cisarua Bogor, karena daerah tersebut memiliki kesuburan dan iklim yang sesuai untuk pertanian organik, selain itu daerah ini letaknya tidak jauh dari Jakarta dan jalan keluar masuk perkebunannya telah diaspal, sehingga tempat ini sangat strategis dalam mendistribusikan produk organik yang tidak boleh terlalu lama dalam perjalanan, karena akan mengganggu kualitas produk tersebut. Walaupun perusahaan telah memperhatikan semua faktor produksi, namun produktivitas perusahaan masih kurang optimal. Selama tahun 2005 sampai tahun 2007 perusahaan baru mampu memproduksi ± 50 % dari demand yaitu sebesar

81 68 sebelas ton dari dua puluh tujuh ton permintaan akan sayuran organik dalam satu satu bulan. Teknologi dalam produksi menjadi salah satu kendala yang cukup dirasakan oleh perusahaan, karena perusahaan belum mampu menerapkan produksi yang modern, karena teknologi produksi yang ada di Indonesia masih menggunakan teknologi yang sederhana dan terbatas, sehingga volume produksi sayuran organik masih cukup rendah. Untuk mengatasi kekurangan produksi, perusahaan menjalin kemitraan dengan beberapa petani di sekitarnya yang berjumlah 10 petani dengan jumlah luas kebun lebih dari 4 ha. Kemitraan ini dilakukan dengan mengajarkan beberapa petani di sekitar wilayah tersebut untuk bercocok tanan secara organik, kemudian hasilnya akan dibeli oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kualitas produk Aspek Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa (David, 2004). Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan, maka kekuatan dan kelemahan pemasaran dapat diidentifikasi dan dievaluasi melalui tujuh dasar fungsi pemasaran yang terdiri dari analisis pelanggan, merencanakan produk dan jasa, menjual produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang Analisis Pelanggan Analisis pelanggan adalah meneliti dan mengevaluasi kebutuhan, kemauan, serta keinginan pelanggan dan calon pelanggannya agar perusahaan

82 69 dapat menciptakan pemasaran yang tepat dan efektif. Analisis pelanggan perusahaan PT Amani Mastra dilakukan melalui survei pelanggan, analisis informasi konsumen, dan menetapkan strategi segmentasi pasar yang optimal. Berdasarkan survei pelanggan dan informasi konsumen yang dilakukan pada 10 orang pelanggan PT Amani Mastra menunjukkan bahwa mereka puas akan produk-produk yang dihasilkan perusahaan, karena kualitas produknya yang terjaga dan kelengkapan produk yang dijual. Selain itu, para pelanggan juga merasa puas akan pelayanan yang diberikan perusahaan saat pembelian dan setelah pembelian. Saat pembelian, pelanggan yang sebagian besar adalah masyarakat lapisan atas, dimudahkan dengan pemesanan yang dapat dilakukan melalui internet, telefon, pembelian langsung di pasar swalayan, di kiosnya dan bahkan dapat langsung memesan dan membeli di kebunnya agar pelanggan dapat melihat sendiri proses produksinya dan dapat menikmati keindahan kebun perusahaan. Tidak hanya itu, perusahaan juga memberikan pelayanan purna jual seperti pengiriman gratis untuk pelanggan di wilayah Jakarta, dan penggantian untuk produk yang rusak. Namun menurut pelanggan-pelanggan tersebut, kemasan dan label yang digunakan PT Amani Mastra dinilai kurang menarik. Guna mendapatkan pemasaran yang tepat dan efektif, PT Amani Mastra menetapkan strategi segmentasi pasar. Produk pertanian organik adalah produk yang berkualitas tinggi untuk kesehatan jika dibandingkan dengan produk dari pertanian konvensional, sehingga harga jual produk organik ini masih cukup mahal bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, bahkan harga jual produk organik lebih mahal dua kali lipat dari harga jual produk pertanian konvensioanl. Oleh karena itu, untuk dapat memasarkan produknya perusahaan menetapkan

83 70 strategi segmentasi pasar, agar produk yang telah dihasilkan dapat terjual dengan baik. Karena produk organik masih termasuk produk yang mahal, maka konsumen yang menjadi sasaran penjualan produk saat ini adalah masyarakat lapisan menengah atas yang cenderung memiliki kesadaran tinggi akan kesehatan dan memiliki kemampuan dalam hal pembayaran Perencanaan Produk Perencanaan produk adalah hal yang cukup penting dilakukan perusahaan agar dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat sehingga pemasarannya pun akan optimal. Perencanaan produk dilakukan pula oleh PT Amani Mastra, terutama ketika perusahaan hendak memproduksi dan mengeluarkan produk baru, seperti beras organik. Awalnya, perusahaan hanya membawa sample produk beras organik dari daerah Solo Pekalongan, yang di promosikan di salah satu pasar swalayan di Jakarta untuk mengetahui respon awal dari para pelanggan tetapnya dan para calon pelanggannya. Kemudian, setelah diketahui hasilnya bahwa respon pelanggan sangat baik terhadap produk beras organik ini, maka perusahaan mulai memproduksi secara kontinyu beras organik di Solo Pekalongan dengan menerapkan sistem kemitraan dengan para petani di daerah tersebut Penjualan Produk Implementasi strategi yang sukses umumnya tergantung pada kemampuan dalam penjualan produknya. Aktivitas penjualan produk organik sangatlah penting untuk memperkenalkan produk ini kepada masyarakat luas, agar dapat

84 71 merangsang kegiatan pembelian dari masyarakat luas. Penjualan produk organik harus dilakukan melalui promosi yang tepat sasaran, karena produk ini memiliki segmentasi pasar yang spesifik yaitu masyarakat lapisan menengah atas. Selain itu, promosi juga harus dapat dilakukan secara efektif karena biaya produksi dan harga yang sudah tinggi, tidak memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan biaya lagi untuk promosi. Upaya promosi yang dilakukan PT Amani Mastra dinilai sudah cukup baik, karena aktivitas pemasaran telah dilakukan perusahaan secara efektif dengan mempertimbangkan faktor biaya dan segmentasi pasarnya. Aktivitas pemasaran tersebut terdiri dari pemasangan iklan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan tatap muka atau pemasaran langsung, manajemen tenaga penjualan atau wiraniaga, dan hubungan dengan pelanggan. Dalam pemasangan iklan, perusahaan menggunakan dua media iklan yang relatif efektif yaitu advertorial dan banner. Advertorial adalah iklan cetak yang menawarkan isi editorial dan dirancang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dibedakan dengan isi surat kabar atau majalah. PT Amani Mastra juga menggunakan media iklan ini dalam bentuk selebaran yang berisi penjelasan tentang produk organik, manfaat produk organik, dan keterangan bagaimana cara membeli produk organik, kemudian selebaran ini dibagikan pada para pelanggannya dan pengunjung kebun dengan harapan selebaran ini dapat diinformasikan kepada kerabatnya dan orang lain. Sedangkan banner adalah tanda kecil pada halaman Web yang mengiklankan suatu tawaran atau perusahaan yang dapat dicapai dengan meng-klik banner tersebut. Media iklan ini dipilih karena hampir semua pelanggannya adalah masyarakat lapisan atas, yang memiliki kemampuan dan kebiasaan mengakses internet dalam mencari

85 72 informasi, selain itu banner juga memudahkan pelanggan dan calon pelanggan dalam pemesanan produk organik mengingat waktu mereka yang relatif sibuk. Kedua media iklan ini relatif efektif, karena dengan biaya yang tidak terlalu banyak perusahaan tetap dapat memperkenalkan produknya kepada masyarakat teutama pasar sasarannya. Dalam penjualan produknya, PT Amani Mastra juga melakukan aktivitas pemasaran melalui hubungan masyarakat dan publisitas kepada pasar sasarannya. Publisitas ini dilakukan perusahaan dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan pameran seperti pameran di Mall maupun pameran-pameran pertanian. Hal ini dilakukan agar merek dan produk organik PT Amani Mastra dapat lebih dikenal dan diingat oleh masyarakat luas. Selain itu, publisitas perusahaan juga dilakukan dengan menjadi sponsor dalam acara-acara pertanian yang cukup besar, dengan melihat dan mempertimbangkan tema dan peserta acaranya yang sesuai dengan segmentasi pasar yang dituju perusahaan. Pemasaran langsung adalah alat yang paling efektif-biaya pada tahap proses pembelian lebih lanjut. Kegiatan pemasaran langsung perusahaan, keberhasilannya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan para wiraniaga yang dimilikinya, untuk menarik keinginan konsumen menjadi sebuah kebutuhan sehingga proses pembelian pun berlangsung. Pemasaran langsung ini dilakukan perusahaan melalui toko milik perusahaan yang terletak di Jatibening Jakarta, juga di counter perusahaan di pasar-pasar swalayan, dan bahkan pemasaran langsung ini dilakukan pula di kebun perusahaan karena beberapa pelanggan memilih untuk mendatangi langsung agar tahu proses produksinya dan mengetahui jelas kualitas produknya serta bertujuan untuk refreshing bersama anggota keluarganya.

86 73 Aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan sangatlah memerlukan wiraniaga-wiraniaga yang handal dalam mempengaruhi konsumen dan calon konsumen. Sehingga perusahaan menempatkan beberapa wiraniaga di beberapa counter yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik dalam merencanakan, merekrut, mengarahkan serta memantau wiraniaga yang dimilikinya. Perusahaan mengatur pembagian tugas, mengatur tempat bertugas mereka, memberikan pelajaran dalam menjelaskan produk organik, serta memantau pekerjaan mereka secara berkala. Selain wiraniaga, perusahaan juga perlu menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan cara mendengar dan menindaklanjuti keluhan mereka tentang produk, memberikan pelayanan yang memuaskan, dan membentuk hubungan kekeluargaan dengan pelanggan sehingga pelanggan bisa memiliki loyalitas tinggi terhadap produk perusahaan. Pada tahun 2002, PT Amani Mastra pernah melakukan perdagangan internasional yaitu dengan melakukan kegiatan ekspor produk organiknya ke Singapura dan telah menghasilkan omset sebesar dolar Singapura. Namun karena pertimbangan bea cukai yang ada serta masih banyak permintaan dalam negeri yang belum terpenuhi, maka perusahaan memutuskan untuk lebih berkonsentrasi meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan dalam negeri Penetapan Harga Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sehingga dalam penetapan harga produknya PT Amani Mastra melalui beberapa pertimbangan. Terutama adalah pertimbangan biaya

87 74 yang telah dikeluarkan dan pertimbangan supply-demand. Produk organik adalah produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dengan hasil produksi (supply) yang lebih rendah (karena kendala masih sedikitnya luasan lahan yang subur), dan kualitas produk yang tinggi, serta memiliki segmen pasar masyarakat lapisan atas, sehingga harga yang ditetapkan perkilogramnya jauh lebih tinggi dari harga produk pertanian konvensional. Pertimbangan lainnya adalah pertimbangan harga pesaing sehingga perusahaan tidak dapat menetapkan harga lebih tinggi dibanding pesaing. Dalam menetapkan harga, PT Amani Mastra menggunakan metode penetapan harga mark up, yaitu dengan menambahkan mark up standar ke biaya produk per unit. Besarnya mark up yang ditetapkan perusahaan adalah ± 15 % untuk masing-masing item. Besar harga masing-masing produk dapat dilihat pada Lampiran Distribusi Distribusi merupakan hal yang penting karena melalui kegiatan ini, produk dari perusahaan dapat sampai ditangan konsumen atau pelanggan. Kegiatan distribusi harus dimanajemen dengan baik agar produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang tetap terjaga. Menyadari akan pentingnya manajemen dalam pendistribusian produk organik, PT Amani Mastra berusaha sebaik mungkin dalam menerapkan sistem pendistribusian produk yang efektif, karena kualitas produk harus tetap terjaga sampai di tangan konsumen. Untuk mencapai sistem pendistribusian produk yang efektif, perusahaan telah memilih lokasi kebun yang strategis yaitu di daerah Cisarua, yang letaknya

88 75 tidak terlalu jauh dari daerah Jakarta yang menjadi pusat pemasaran produknya. Selain itu, dalam mendistribusikan produknya perusahaan menggunakan tiga unit mobil boks yang memiliki pendingin (Air Conditioning) di bagian penyimpanannya, agar kualitas produk tetap terjaga selama perjalanan menuju tempat pelanggan yang sebagian besar berada di kawasan duta besar di daerah kuningan, kedutaan besar Belgia, kedutaan besar Kanada, dan restoran-restoran yang menyajikan sayuran organik, serta supermarket-supermarket di daerah Jabotabek Riset Pemasaran PT Amani Mastra sampai saat ini belum melakukan riset pemasaran secara profesional. Hal ini karena dalam melakukan riset pasar perusahaan memiliki beberapa kendala, diantaranya kendala sulitnya menentukan spesifikasi konsumen sehingga sulit untuk menentukan responden yang tepat. Selain itu kendala lainnya adalah kendala biaya dan waktu, karena dalam melakukan riset pasar diperlukan biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, kepemilikan informasi tentang pasar produk organik diperoleh perusahaan melalui internet, para ahli dan informasi dari perkumpulan pengusaha organik di Indonesia Analisis Peluang Pertanian organik memiliki peluang usaha yang cukup besar dan masih terbuka luas baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, dari tahun ke tahun terus terjadi peningkatan dalam omset penjualan produk pertanian organik. Berdasarkan keterangan dari ketua MAPORINA yaitu Zainal Sudjais, dari tahun

89 jumlah penjualan produk pertanian organik di seluruh dunia mencapai sebesar 10 milyar dolar US atau setara dengan 92 trilyun rupiah sampai tahun 2007 meningkat menjadi 13,6 milyar dolar US atau setara dengan 125 trilyun rupiah. Hal ini karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatannya melalui konsumsi makanan-makanan yang sehat, sehingga permintaan akan produk organik masih cukup tinggi. Hal ini berarti kesempatan perusahaan untuk meningkatkan penjualannya semakin terbuka lebar dengan didukung oleh peningkatan dalam produksi perusahaan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar yang selama ini dimiliki yaitu sekitar 30 % Aspek Keuangan atau Akuntansi Modal yang dimiliki PT Amani Mastra merupakan modal pribadi pemiliki PT Amani Mastra yaitu ibu Wardha Alkatiri dan modal milik rekanan bisnisnya yaitu Mr. Johanes yang merupakan warga asing,dengan komposisi modal 50 % milik ibu Wardah dan 50 % lainnya milik rekanan bisnisnya yang lebih berupa tanah perkebunan perusahaan di Cisarua, Bogor. Perusahaan tidak menggunakan modal pinjaman untuk menjalankan usahanya, karena pemilik perusahaan masih merasa belum perlu untuk menambah modal secara besar-besaran dan masih memiliki kekhawatiran dalam proses pelunasannya. Hal ini karena keuntungan yang diperoleh perusahaan masih sedikit dan masih berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada pemasukan yang diterima perusahaan selama periode bulan Januari sampai bulan Juli 2006.

90 77 Tabel 9. Total Pemasukan Distribusi per Bulan Januari Juli Tahun 2006 No Bulan Pemasukan (Tahun 2006) Total Pemasukan (Rp) 1 Januari Februari Maret April Juni Juli Total Sumber : Divisi Finance PT Amani Mastra, 2006 Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa pemasukan perusahaan dari bulan Januari ke bulan Februari mengalami penurunan sebesar Rp ,00. Sedangkan pada bulan Maret dan April mengalami peningkatan tajam masingmasing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Kemudian pada bulan Juni dan Juli pemasukan perusahaan terus menurun masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Fluktuasi jumlah pemasukan tiap bulan ini disebabkan oleh fluktuasi jumlah penjualan akibat perubahan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Sistem pencatatan keuangan yang dilakukan perusahaan sudah menerapkan sistem pencatatan modern dengan menggunakan computer. Dasar penyusunan laporan keuangan menggunakan metode HPP (Harga Pokok Penjualan) dan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan antara lain laporan arus kas, laporan rugi laba, dan laporan perubahan ekuitas dengan periode akuntansi satu tahun. Untuk mengevaluasi pembukuan maka perusahaan menggunakan jasa akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan secara berkala setiap tahun. Dalam memanfaatkan modal yang dimilikinya, perusahaan menggunakan prosedur penganggaran modal yang dimilikinya seefektif mungkin dalam setiap

91 78 pemakaian modal, hal ini karena keterbatasan modal yang dimiliki perusahaan dalam melaksanakan produksinya. Setiap kali perusahaan akan mengeluarkan dana yang cukup besar, bagian marketing akan memeriksa terlebih dahulu kepentingan dan jumlah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang akan didanai tersebut. Kemudian bagian marketing mengajukannya kepada direktur operasional untuk disetujui. Dengan begitu maka setiap pengeluaran dana dapat dipantau oleh berbagai pihak dalam perusahaan untuk menghindari terjadinya ketidak efektifan dalam penggunaan modal Aspek Penelitian dan Pengembangan Aspek penelitian dan pengembangan (litbang) merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan perusahaan dalam mendukung kegiatan usaha, membantu meningkatkan mutu, meningkatkan dan mengoptimalkan volume produksi, serta mengembangkan produk baru. Selama ini PT Amani Mastra belum memiliki divisi litbang sendiri, sehingga kegiatan litbang yang dilakukan masih merupakan bagian dari kegiatan quality Control produk perusahaan. Kegiatan litbang yang dilakukan perusahaan antara lain yaitu menemukan dan menganalisis sayuran yang berpenyakit kemudian mencari solusi untuk menangani penyakit tersebut dan menguji tingkat keorganik produk dilaboratorium pertanian. Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan perusahaan masih kurang optimal karena fasilitas litbang yang dimiliki perusahaan belum memadai, sehingga penelitian yang dilakukan perusahaan hanya dalam hal penyakit dan dilakukan secara sederhana, sedangkan pengembangan yang dilakukan selama ini hanya dalam hal pengembangan produk organik seperti beras organik, kedelai organik,

92 79 tahu organik, ayam dan telur organik, minyak goreng organik, kecap bebas aflatoxin, madu hutan organik, dan produk harian organik, tetapi perusahaan belum melakukan pengembangan produk buah organik Aspek Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen PT Amani Mastra telah menerapkan teknologi informasi komputer untuk mendukung setiap kegiatan operasional perusahaan. Sistem informasi komputer yang digunakan perusahaan adalah sistem komputer yang terintegrasi membentuk jaringan (link) sehingga di setiap divisi dapat tersambung satu sama lain, sehingga ini memudahkan perusahaan dalam menyampaikan serta menginformasikan setiap informasi dalam tingkatan manajemen. Sistem komputer juga digunakan perusahaan dalam membuat perencanaan tanam dan memperlancar kegiatan pemasarannya yaitu mengiklankan produk melalui internet, melakukan jual beli via internet, dan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan-pelanggannya. Berikut ini gambar yang menjelaskan proses jual beli dengan aplikasi komputer.

93 80 Record Purchase Order (Marketing) Perencanaan Tanam (general supervisor) Direktur Operasional Produksi (Divisi Produksi/ Kebun) Pengiriman Pesanan (Divisi Distribusi) Pembayaran (Accounting) Gambar 4. Alur Aplikasi Komputer Pada Proses Jual Beli Produk Setelah pesanan produk pelanggan diterima oleh bagian marketing kemudian bagian marketing menyerahkan record purchase order kepada general supervisor sebagai dasar dalam pembuatan rencana tanam, setelah perencanaan tanam dibuat kemudian general supervisor meminta persetujuan dari direktur operasional, setelah disetujui kemudian perencanaan tanam tersebut disampaikan ke bagian kebun untuk direalisasikan dalam produksi. Setelah produk siap dijual kemudian dikirimkan kepada pelanggan yang telah memesan dengan surat jalan yang dibuat oleh bagian distribusi dalam komputer. Proses pembayaran dari jual beli tersebut dilakukan melalui pembayaran langsung maupun tidak langsung yang diterima oleh bagian keuangan yang kemudian dibuat laporan pembayarannya menggunakan komputer, kemudian hasil pembayaran tersebut

94 81 diinformasikan ke bagian marketing dan kepada direktur operasional. Semua proses tersebut menggunakan jaringan komputer yang terintegrasi, sehingga kegiatan jual beli produk organik terhubung melalui jaringan komputer pada setiap divisi yang terlibat. Sistem informasi komputer di kantor pusat selalu terhubungan dengan sistem komputer di kebun, sehingga kondisi yang terjadi di kebun dapat dipantau dan dikendalikan dari kantor pusat. Hal ini sangat memudahkan dalam pengontrolan kinerja produksi di kebun. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Aspek eksternal perusahaan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan strategi manajemen perusahaan selain aspek internal perusahaan. Aspek eksternal perusahaan terdiri dari ekonomi, sosial budaya, politik dan peraturan pemerintah, teknologi, serta kondisi persaingan yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan strategi pengembangan usaha sebuah perusahaan. Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman perusahaan Aspek Ekonomi Aspek ekonomi merupakan aspek terpenting dalam mempengaruhi pemasaran produk organik. Dengan melihat indikator-indikator ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh yang terjadi terhadap perusahaan dan dapat menentukan kebijakan yang tepat bagi perkembangan perusahaan. Indikator ekonomi yang digunakan untuk membuat alternatif strategi bagi perusahaan

95 82 terdiri dari tingkat pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, dan nilai tukar rupiah. Menurut Bappenas (2008), keadaan perekonomian Indonesia pada tahun 2006 berangsur-angsur mulai membaik, secara umum sampai dengan triwulan III perekonomian Indonesia semakin membaik, disertai dengan stabilitas makroekonomi dan keuangan yang tetap terjaga. Pada triwulan III-2006, perekonomian Indonesia tumbuh sekitar 5,40%, meningkat dibandingkan triwulan I dan II yang masing-masing tumbuh sebesar 4,70% dan 5,22%. Bahkan pada triwulan II-2007, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 2,4% dibanding triwulan I Membaiknya pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong oleh tingginya konsumsi pemerintah dan net ekspor. Konsumsi swasta sudah mengindikasikan pertumbuhan yang meningkat meski belum terlalu kuat. Investasi swasta, khususnya non-bangunan, belum memperlihatkan tanda perbaikan yang signifikan. Di sisi penawaran, sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan komunikasi terus menunjukkan pertumbuhan yang tinggi, dan diperkirakan akan diikuti laju pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan ekonomi dapat juga diindikasikan dari meningkatnya PDB (Produk Domestik Bruto) dari tahun 2004 sampai tahun Bahkan pada triwulan I-2007 PDB mengalami pertumbuhan sebesar 2% dari PDB triwulan IV dan pada triwulan II-2007 PDB mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% dari PDB triwulan I Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertanian sebesar 16,8%. Pada triwulan I-2007, nilai PDB yang diukur berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 915,9 triliun dan nilai PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp

96 83 475,0 triliun. Sedangkan pada triwulan II-2007, nilai PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 962,5 triliun dan nilai PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp 486,5 triliun(bps, 2007). Adapun nilai perkembangan PDB, pertumbuhan PDB, dan PDB per kapita Indonesia pada tahun 2004, 2005, dan 2006 terdapat pada Tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Perkembangan PDB, Pertumbuhan PDB, dan PDB per Kapita Indonesia Tahun 2004, 2005, 2006 Tahun PDB atas dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) PDB atas dasar Harga Konstan *) (Triliun Rupiah) Pertumbuhan PDB (%) PDB per Kapita **) (Juta Rupiah) , ,6 5,13 10, , ,6 5,68 12, , ,6 5,48 15,0 Keterangan: *) Harga konstan 2000 **) Harga berlaku Sumber: BPS, 2007 Indikator ekonomi dilihat juga dari tingkat inflasi pertahunnya. Inflasi di Indonesia cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2000, inflasi mencapai 9,35% dan mengalami peningkatan cukup tajam menjadi 12,55% pada tahun Inflasi pada tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 10,03% dan kembali turun menjadi 5,06% pada tahun Peningkatan inflasi kembali terjadi pada tahun 2004 menjadi 6,40% dan peningkatan yang tajam terjadi pada tahun 2005 sebesar 17,11%, peningkatan inflasi yang tajam pada tahun 2005 ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah mengenai kenaikan tarif dasar listrik, telepon, dan BBM serta melemahnya nilai tukar rupiah. Namun pada tahun 2006 inflasi kembali mengalami penurunan menjadi 6,60% dan diperkirakan inflasi akan terus menurun seiring dengan semakin membaiknya perekonomian Indonesia. Berikut

97 84 ini dapat dilihat perkembangan inflasi bulanan pada tahun 2005, 2006, dan 2007 (januari-maret). Tabel 11. Perkembangan Inflasi Bulanan Tahun 2005, 2006, dan 2007 Bulan 2005 (%) 2006 (%) 2007 (%) Januari 1,43 1,36 1,04 Februari -0,17 0,58 0,62 Maret 1,91 0,03 0,24 April 0,34 0,05 - Mei 0,21 0,37 - Juni 0,50 0,45 - Juli 0,78 0,45 - Agustus 0,55 0,33 - September 0,69 0,38 - Oktober 8,70 0,86 - November 1,31 0,34 - Desember -0,04 1,21 - Inflation Rate 17,11 6,60 6,52 Sumber: BPS, 2007 Nilai tukar rupiah juga merupakan indikator ekonomi yang menjadi perhatian dalam menyusun kebijakan perusahaan, hal ini karena nilai tukar rupiah mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005, nilai tukar rupiah mencapai Rp 9.800,00 per dolar AS. Sedangkan pada tahun 2006, nilai tukar rupiah menguat di level Rp 9.140,00 per dolar AS dan pada tahun 2007 nilai tukar rupiah stabil dan menguat dikisaran Rp 9.000,00 per dolar AS. Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia perlu adanya kerjasama, koordinasi dan saling mendukung antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di tahun-tahun mendatang. Selain indikator ekonomi, masalah tenaga kerja juga menjadi perhatian perusahaan karena kegiatan perusahaan tidak akan berjalan baik tanpa dukungan dari para karyawan dan tenaga kerja di lapangan. Saat ini tenaga kerja potensial

98 85 yang menguasai bidang pertanian dan ekonomi tidak sulit didapat perusahaan, karena tenaga kerja yang potensial banyak tersedia di pasar tenaga kerja. Hal ini karena setiap tahunnya banyak lulusan-lulusan baru dari berbagai universitas di Indonesia maupun lulusan dari SMK yang berbasic pertanian atau agribisnis, bahkan lulusan-lulusan SD dan SMP pun banyak tersedia di pasar tenaga kerja. Hal ini diindikasikan dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2006 menjadi 43 juta jiwa dibandingkan jumlah pengangguran pada tahun 2005 sebesar 40,5 juta jiwa Aspek Sosial Budaya dan Demografi Adanya kehidupan modern dengan tingkat mobilitas yang cukup tinggi memberikan dampak pada pergeseran gaya hidup (life style) masyarakat di perkotaan yang menginginkan terpenuhinya segala kebutuhan dengan cepat. Hal ini berpengaruh juga pada gaya konsumsi mereka yang cenderung memilih makanan yang praktis dan cepat saji. Jenis makanan yang demikian memiliki kandungan gizi yang rendah sehingga masyarakat terjerumus dalam pola makan yang tidak sehat akhirnya mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, maka pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat juga meningkat. Masyarakat mulai memahami pentingnya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung nutrisi yang penting bagi kesehatan. Hal ini menimbulkan perubahan terhadap pola konsumsi masyarakat yang selama ini kurang sehat. Perubahan pola konsumsi masyarakat modern kearah pola makanan yang sehat memberi imbas positif bagi pertanian di Indonesia, karena dengan hal itu

99 86 permintaan terhadap produk pertanian segar seperti sayuran dan buah-buahan meningkat. Namun untuk memenuhi permintaan tersebut sebagian besar petani menggunakan sistem produksi yang kurang aman bagi lingkungan dan bagi kesehatan manusia dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimiawi yang berbahaya bagi kesehatan, bertujuan agar volume produksi dapat meningkat pesat. Setelah masyarakat mengetahui dan memahami bahaya dari produk pertanian konvensional, masyarakat mulai melirik pada produk organik yang tergolong aman untuk dikonsumsi dan menyehatkan, karena menggunakan pupuk dan pestisida organik yang aman bagi tubuh. Saat ini pertanian organik di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya lahan organik bersertifikat menjadi 21,7 ribu hektar pada Padahal,sebelunya lahan organik ini hanya mencapai Ha. Berdasarkan pengamatan pada sejumlah pasar modern di Jakarta dan Bandung, permintaan terhadap produk organik meningkat pesat dua sampai tiga kali dari sebelumnya. Bahkan pangsa pasar produk organik mengalami peningkatan sampai 60% 1). Tingginya permintaan produk organik ini dipicu oleh (1) menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari masyarakat, (2) dukungan kebijakan pemerintah nasional, (3) dukungan industri pengolahan pangan, (4) dukungan pasar konvensional (supermarket menyerap 50% produk PO), (5) adanya harga premium di tingkat konsumen (hanya 20% lebih mahal dari produk pertanian konvensional) (6) adanya label generik, (7) adanya kampanye nasional PO secara gencar. Perkembangan pertanian organik di Indonesia juga dipicu oleh tingginya permintaan terhadap produk organik di dunia. Pertumbuhan permintaan PO dunia

100 87 mencapai 15-20% pertahun, namun pangsa pasar yang mampu dipenuhi hanya berkisar antara 0,5-2% dari keseluruhan produk pertanian. Meski di Eropa penambahan luas areal PO terus meningkat dari rata-rata dibawah 1% (dari total lahan pertanian) tahun 1987, menjadi 2-7% di tahun 1997 (tertinggi di Austria mencapai 10,12%), namun tetap saja belum mampu memenuhi pesatnya permintaan 1). Hal ini merupakan potensi besar bagi petani organik di Indonesia untuk dapat memenuhi sebagian besar permintaan tersebut dengan meningkatkan volume produksi dan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga dapat meraih pangsa pasar yang masih terbuka luas baik di dalam maupun di luar negeri. Selain aspek sosial budaya, lingkungan sekitar perusahaan juga menjadi faktor pendukung kegiatan perusahaan. Lingkungan masyarakat di sekitar kantor dan kebun PT Amani Mastra memberi dukungan yang cukup besar bagi perusahaan. Masyarakat di sekitar perusahaan ikut menjaga dan mengawasi kantor dan kebun perusahaan, selain itu masyarakat juga ikut menjaga kualitas lingkungan di sekitar perkebunan dengan tidak melakukan pencemaran terhadap air, tanah, dan udara sekitar perkebunan, agar kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dapat terjaga dengan baik. Selain lingkungan, keadaan alam di daerah perkebunan juga turut mempengaruhi kegiatan produksi dan distribusi perusahaan. Oleh karena itu, isu dan kejadian-kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini cukup mengkhawatirkan perusahaan karena perkebunan perusahaan terletak di daerah pegunungan yang sering dilanda hujan dan hampir setiap hari menghadapi pergantian suhu yang ekstrim pada siang dan malam hari. 1) 1/23/2008, PM

101 Aspek Politik dan Peraturan Pemerintah Pemerintah merupakan regulator, deregulator, pemberi subsidi, dan pelanggan dari berbagai organisasi. Oleh karena itu, faktor politik dan pemerintah dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan. Untuk memajukan pertanian organik di Indonesia, diperlukan perencanaan dan implementasi yang baik secara bersama antara para petani, pelaku usaha, dan pemerintah. Kebijakan pemerintah merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan, memfasilitasi, mengarahkan dan mengatur perkembangan pertanian organik di Indonesia. Oleh karena itu, Departemen Pertanian telah mencanangkan pertanian organik dengan slogan Go Organik 2010 yang dirancang pengembangannya dalam enam tahapan mulai dari tahun 2001 hingga tahun Tahapan tersebut adalah: Tahun 2001 difokuskan pada kegiatan sosialisasi Tahun 2002 difokuskan pada kegiatan sosialisasi dan pembentukan regulasi Tahun 2003 difokuskan pada pembentukan regulasi dan bantuan teknis Tahun 2004 difokuskan pada kegiatan bantuan teknis dan sertifikasi Tahun 2005 difokuskan pada sertifikasi dan promosi pasar Tahun terbentuk kondisi industrialisasi dan perdagangan Tahapan di atas disusun dengan mempertimbangkan akan terciptanya kondisi yang kondusif Departemen Pertanian dalam menjalankan programnya. Kondusif dan konsisten merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai perjalanan dari program yang dikeluarkan oleh pemerintah.

102 89 Gambar 5 Tahapan Pengembangan Pertanian Organik pada Go Organik 2010 Sumber: Tahapan sosialisasi pertanian organik telah dijalankan dengan baik dan tersebar secara luas di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari tingginya respon masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pertanian organik. Disamping itu masyarakat tertarik untuk melakukan budidaya pada lahan yang baru atau merubah budidayanya dari konvensional menjadi organik. Sosialisasi dilakukan oleh segenap elemen pembangunan pertanian, mulai dari Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, Departemen dan kementerian lainnya, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan tinggi, organisasi profesi, kelompok tani dan media massa. Sinergisme aktivitas dan pelaku usaha diperlukan untuk mempercepat pencapaian tujuan program Go Organik 2010 yaitu Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik utama dunia. Program Go Organik merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap pertanian organik di Indonesia, namun ada juga kebijakan pemerintah yang cukup menghambat perkembangan pemasaran produk organik yaitu pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2005 sebesar 29%

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pertanian menurut A.T. Mosher (1965) adalah suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pertanian menurut A.T. Mosher (1965) adalah suatu proses 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Pengertian pertanian menurut A.T. Mosher (1965) adalah suatu proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR Oleh: SANTI ROSITA A14304026 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad 21 ini masyarakat mulai menyadari adanya bahaya penggunaan bahan kimia sintetis dalam bidang pertanian. Penggunaan bahan kimia sintesis tersebut telah menyebabkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (Back to nature) telah menjadi trend baru masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sayuran cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peran pertanian antara lain adalah (1) sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3 % dari

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013 Tentang Sistem Pertanian Konvensional Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian yang pengolahan tanahnya secara mekanik (mesin). Sistem pertanian konvensional memiliki tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor) STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor) SKRIPSI RETNO WIJAYANTI H34066106 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan di

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Skripsi S1, Oleh: Afridha Rahman, Pembimbing: Dr.Ir. Nofialdi, M.Si dan Rina Sari,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI 7.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Hasil analisis lingkungan perusahaan dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara secara

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan pada tahun 1960-an yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) BAIQUNI ARDHI A14104067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A14104684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai

Lebih terperinci