Prasmoro Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
|
|
- Sri Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMASI PRODUKSI DUMP TRUCK VOLVO FM 440 DENGAN METODE KAPASITAS PRODUKSI DAN TEORI ANTRIAN DI LOKASI PERTAMBANGAN BATUBARA (Studi pada Salah Satu Kontraktor Pertambangan Area Samarinda, Kalimantan Timur) Alloysius Vendhi Prasmoro Program Studi Magister Teknik IndustriUniversitas Mercu Buana Abstract. Equipment is a very important factor in ensuring the sustainability of mining production. The amount of excess fleet will result in inflated operating expenses, while the number of fleets that little will reduce the number of mine production. Ideal conditions in the process of loading and transportation of materials is very difficult to achieve. However, it can be attempted through efficiency tehadap number of major mining dump truck. One simulation method that can be used to optimize the production of electric load - dump truck main method is to use the production capacity and queuing theory. Simulations conducted in order to obtain optimum number of trucks with truck queuing time the minimum and avoid waiting for the appliance load dump truck. Unloading tool used was Excavator Backhoe Komatsu PC 400 consist of 5 units. Dump truck which is a truck used Volvo FM 440 totaling 35 units. Based on simulation results with simulation approach production capacity dump truck takes 30 units while the dump truck queues based on the theory that it takes 20 units. In actual dump truck used is 32 units. Keywords: excavator, dump truck, match factor, production optimize, queuing theory Abstrak. Peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin keberlangsungan produksi pertambangan. Jumlah armada yang berlebih akan mengakibatkan biaya pengeluaran operasi membengkak, sementara jumlah armada yang sedikit akan mengurangi jumlah produksi tambang. Kondisi ideal dalam proses pemuatan dan pengangkutan material sangat sulit dicapai. Akan tetapi, hal tersebut dapat diupayakan dengan melakukan efisiensi tehadap jumlah dump truck utama tambang. Salah satu metode simulasi yang dapat digunakan untuk mengoptimasi produksi alat muat dump truck utama adalah dengan menggunakan metode kapasitas produksi dan teori antrian. Simulasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh jumlah truk yang optimum dengan waktu antrian truk yang paling minimum dan menghindari alat muat menunggu kedatangan dump truck. Alat muat yang digunakan adalah Excavator Backhoe PC 400 Komatsu berjumlah 5 unit. Dump truck yang digunakan adalah Truk Volvo FM 440 yang berjumlah 35 unit. Berdasarkan hasil simulasi dengan pendekatan simulasi kapasitas produksi dump truck yang dibutuhkan 30 unit sedangkan berdasarkan teori antrian dump truck yang dibutuhkan 20 unit. Dimana secara aktual dump truck yang digunakan adalah 32 unit. Kata Kunci: excavator, dump truck, match factor, optimasi produksi, teori antrian, 93
2 PENDAHULUAN Dalam industri pertambangan dewasa ini dimana bisnis pertambangan mengalami tantangan khususnya dengan adanya kebijakan pemerintah tentang pembatasan ekspor dan produk yang diharuskan memiliki nilai tambah serta harga pasar produk yang mengalami penurunan akhir-akhir ini, maka perusahaan pertambangan harus dapat meningkatkan daya saing dengan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan penggunaan teknologi yang baru dan melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dalam proses produksinya. Kegiatan penambangan merupakan satu rangkaian kegiatan yang kompleks dimana satu dengan yang lainnya saling terkait. Dalam proses penambangan, faktor peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin keberlangsungan produksi. Ketersediaan jumlah dump truck dan alat muat merupakan hal yang sangat sensitif bagi kelangsungan produksi. Jumlah armada yang berlebih akan mengakibatkan biaya pengeluaran operasi membengkak, sementara jumlah armada yang sedikit akan mengurangi jumlah produksi tambang. Kondisi ideal dalam proses pemuatan dan pengangkutan material sangat sulit dicapai. Akan tetapi, hal tersebut dapat diupayakan dengan melakukan efisiensi tehadap jumlah dump truck utama tambang. Salah satu metode simulasi yang dapat digunakan untuk mengoptimasi produksi alat muat dump truck utama adalah dengan menggunakan metode kapasitas produksi dan teori antrian. Metode kapasitas produksi untuk mentukan jumlah produksi optimal dari kemampuan alat muat gali/excavator dan kemampuan alat angkut/dump truck. Dengan teori antrian, dapat ditentukan jumlah armada truk yang dibutuhkan untuk mendapatkan produksi optimal dengan biaya per ton material paling minimum. KAJIAN TEORI Kegiatan Penambangan. Kegiatan penambangan yang diterapkan adalah dengan sistem tambang terbuka biasanya tipe ini diterapkan untuk endapan batubara yang mempunyai lapisan tebal dan dilakukan dengan membuat jenjang (bench). Daerah penambangan dibagi menjadi beberapa bagian yang dinamakan blok, kemudian tiap-tiap blok dikerjakan secara bertahap menurut luas tertentu yang dinamakan strip, dimana arah pengerjaan sesuai dengan arah kemajuan tambang yang telah direncanakan. Kegiatan penambangan dilakukan selama 24 jam yang dibagi menjadi 2 shift. Kegiatan penambangan yang dilakukan seperti yang terlihat pada Gambar 1 dibawah ini. 94
3 Gambar 1. Kegiatan Penambangan (Sumber : Engineering PT RML, 2010) Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan penambangan,yaitu pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (Top soil Removal), penggaruan dan perataan (Ripping & Dozing), pengupasan lapisan penutup (Overburden Removal), penggalian dan pengangkutan batubara (coal getting), pengangkutan overburden ke tempat buang (Overburden to Disposal), pengangkutan batubara ke Stock pile /Crusher (Coal hauling to crusher/ Stockpile), pengangkutan batubara ke Port dan Pengapalan (Port / Shipping) dan reklamasi. Peralatan Pertambangan. Penggalian serta pemuatan material yang digunakan oleh alat gali muat dan pengangkutan material oleh alat angkut merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi operasi penambangan. Untung rugi suatu perusahaan tambang terletak juga pada lancar tidaknya penggalian, pemuatan dan pengangkutan yang tersedia. Penggunaan alat angkut baik dari segi kapasitas maupun jumlahnya harus disesuaikan dengan alat gali muat yang digunakan pada setiap lokasi tambang. Alat Gali Muat (Excavator). Untuk penggalian dan pemuatan material ke atas alat angkut (dump truck) dibutuhkan alat gali muat yang harus disesuaikan dengan keadaan lapangan kerja yang sangat bermacam-macam. Ada beberapa jenis alat gali muat yang biasa digunakan pada lokasi penambangan, antara lain : Power Shovel Merupakan sekop besar yang mekanis, digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel atau kadang-kadang dengan mesin listrik. Kapasitas alat ini dinyatakan dengan alat galinya yang disebut dipper. Dippernya dapat digerakkan baik secara horizontal maupun vertikal. Pada umumnya semakin keras batuan yang akan digali, semakin kecil ukuran dari dipper nya dan gigi-gigi pada dipper terbuat dari manganese steel. Cara penggalian tergantung dari cara menggerakkan dipper stick nya. Backhoe 95
4 Backhoe sering juga disebut pull shovel, merupakan alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini mislanya parit, lubang untuk pondasi bangunan. Lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dengan dragline dan calmshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian keruk. Alat Angkut. Alat angkut ada bermacam-macam antara lain truck, belt conveyor, power scrapper dan lain-lain. Dan pada umumnya alat angkut yang sering digunakan di tambang adalah alat angkut dengan jenis dumptruck. Truck merupakan alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena kemampuannya yang dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya operasinya yang relatif murah. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan dengan baik dan efektif adalah jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras. Beberapa hal yang membedakan macam truck adalah : ukuran dan bahan bakar yang digunakan, banyaknya gigi persneling (gear), banyaknya roda gerak, misalnya dua, empat dan enam, susunan roda-roda dan banyaknya sumbu (gandar), kemampuan angkut, dalam ton atau m3, serta cara membuang muatan (dumping), mislanya rear dump, side dump dan bottom dump. Pada umumnya untuk pekerjaan tambang digunakan truck yang dapat membuang muatan dari bak secara otomatis. Truck semacam ini disebut dengan dumptruck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan ditumpahkan dump truck dibedakan dalam tiga macam yaitu : rear dump truck yang membuang muatan ke belakang, side dump truck yang membuang muatan ke samping dan bottom dump truck yang membuang muatan melalui bawah bak Pemilihan tergantung dari tempat kerja, artinya tergantung dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site). Dumptruck yang ada terdiri dari berbagai ukuran dengan kapasitas angkut yang bervariasi, yang pemilihanya dapat disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Truck yang digunakan sebagai alat angkut tambang yang biasanya dapat mengangkut material berupa lapisan tanah penutup atau bahan galian yang ada di tambang. (Wigroho dan Suryadharma, 1993 : ). Waktu Siklus (Cycle Time). Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan suatu alat melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai kembali. Pada setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis, alat-alat mekanis bekerjamenurut pola tertentu, yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa komponen waktu siklus, gerakan dalam satu siklus waktu siklus, yaitu : Waktu Siklus Alat Gali Muat. Terdiri dari menggali, mengayun bermuatan, menumpah, mengayun dengan muatan kosong. CT = DgT + SLT + Dpt + SET (1) 96
5 dimana : CT = Waktu siklus (detik) Dgt = waktu penggalian (detik) SLT = Waktu ayun bermuatan (detik) Dpt = Waktu penumpahan material (detik) SET = Waktu ayun kosong (detik) Waktu Siklus Alat Angkut. Terdiri dari waktu diisi hingga penuh oleh alat muat, mengangkut dengan bak penuh, mengambil posisi untuk penumpahan, menumpahkan material, kembali ke front dengan muatan kosong dan mengambil posisi untuk diisi kembali. CT = LT + HLT + SDT + DT + RT + SLT (2) dimana : CT = Waktu siklus (detik) LT = Waktu pemuatan material (detik) HLT = Waktu pergi bermuatan (detik) SDT = Waktu manuversebelum menumpah (detik) DT = Waktu menumpahkan material (detik) RT = Waktu kembali tanpa muatan (detik) SLT = Waktu manuver sebelum dimuati (detik) Dalam satu siklus waktu siklus yang dilakukan oleh alat mekanis ada beberapa hal yang harus diketahui (Nurhakim, 2004) : Waktu muat atau loading time (LT) Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari: jenis tanah, ukuran unit pengangkut, metode dalam pemuatan, efesiensi alat. Waktu angkut atau hauling time (HLT/RT) Merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat angkut untuk bergerak dari tempat pemuatan menuju tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali ke tempat pemuatan disebut waktu kembali atau return time (RT), waktu kembali lebih singkat dari pada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong. Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) Merupakan unsur penting dalam waktu siklus, waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian terkecil dalam waktu siklus. Waktu manuver atau spotting time (SDT/SLT) Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan ada kalanya alat tersebut perlu antri dan memutar sampai alat diisi kembali. Ilustrasi waktu siklus dump truck dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. 97
6 Gambar 2. Waktu siklus dump truck (Sumber : Cacceta & Burt, 2013) Kemampuan Alat Muat Dan Dump Truck. Kemampuan produksi alat muat dan dump truck sangat berpengaruh terhadap target produksi yang telah ditargetkan oleh perusahaan.oleh karenanya dilakukan pemilihan pola gali muat untuk mengoptimalkan kinerja dari alat muat tersebut. Kemampuan Produksi Excavator. Kemampuan produksi excavator dapat dihitung dengan mengguanakan rumus sebagai berikut: P = 60 x Cb x Ff x Ek x Sf (3) Ctm Keterangan : P = Produksi alat muat, (BCM/jam) Ctm = Waktu siklus alat muat, (menit) Cb = Kapasitas bucket, (m3) Ff = Bucket Fill Factor, (%) Ek = Efisiensi kerja, (%) Sf = Swell factor Kemampuan Produksi Dump truck. Kemampuan produksi dump truck dapat dihitung dengan mengguanakan rumus sebagai berikut: P = 60 x n x Cb x Fb x N x Ek x Sf (4) Cta Keterangan : P = Produksi dump truck, (BCM/jam) Cta = Waktu siklus dump truck, (menit) Cb = Kapasitas bucket, (m3) n = Banyaknya curah Fb = Bucket Fill Factor, (%) Ek = Efisiensi kerja, (%) N = Jumlah dump truck, (unit) Sf = Swell Factor Faktor Keserasian Alat (Match Factor). Faktor keserasian biasanya digunakan untuk mengetahui jumlah dump truck yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit excavator. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung keserasian excavator dan angkut (Susanto dan Nurhakim, 2004) : jumlah excavator dan angkut yang dipakai, waktu siklus (cycle time) dari excavator, 98
7 jumlah pemuatan excavator ke dalam dump truck, waktu siklus (cycle time) dari dump truck. Keserasian excavator dan angkut dapat dirumuskan sebagai berikut: MF = NaxCtm (5) NmxCta dimana : Na = Jumlah dump truck Nm = Jumlah excavator Cta = Waktu siklus dump truck Ctm = Waktu pemuatan Bila hasil dari perhitungan didapatkan : a. MF < 1, maka excavator akan sering menganggur. b. MF = 1, maka excavator dan dump truck tidak ada yang menganggur. c. MF > 1, maka dump truck akan sering menganggur. Untuk mengetahui jumlah dump truck yang diperlukan untuk melayani satu unit excavator dapat menggunakan rumus faktor keserasian di atas, dengan beberapa asumsi yang harus dilakukan, yaitu : Jumlah alat-gali muat = 1 Nilai MF = 1 Sehingga rumus di atas dapat disederhanakan menjadi : Na = Cta (6) Ctm dimana : Na = Jumlah dump truck Cta = Waktu siklus dump truck Ctm = Waktu pemuatan Metode Antrian. Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Teori Antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrianantrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu fenomena biasa yang terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan itu. Keputusan-keputusan yang berkenaan dengan jumlah kapasitas ini harus dapat ditentukan, walaupun sebenarnya tidak dapat dibuat prediksi yang tepat mengenai kapan unit-unit yang membutuhkan pelayanan itu akan datang atau berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan itu. Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan ini. Walaupun begitu, teori ini menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan seperti itu dengan cara memprediksi beberapa karakteristik dari baris penungguan,seperti misalnya waktu tunggu rata-rata. (Dimyati dan Dimyati, 1992). 99
8 Pengelompokkan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia (Aminudin 2005 dalam Anonim 2009). Satu, Single channel single phase (satu antrian satu pelayanan). Dua, Single channel multiple phase (satu antrian beberapa pelayanan seri). Tiga, Multiple channel single phase (satu antrian beberapa pelayanan). Empat, Multiple channel multiple phase (satu antrian beberapa pelayanan seri). Peristiwa terjadinya antrian dump truck tambang pada lokasi loading memang dapat sering kali terjadi hal tersebut dapat disebabkan karena beberapa faktor baik itu dari excavator yang digunakan, dump truck yang digunakan atau dari operator yang menjalani excavator serta dump truck itu sendiri. Teori antrian dapat digunakan dalam menganalisis secara statistik biaya dump truck dan alat muat yang diperlukan untuk sejumlah truk sehingga jumlah truk optimum dapat ditentukan. Selain itu Teori Antrian ini juga dapat memberikan gambaran mengenai produksi optimum yang bisa dicapai dengan biaya paling minim. Aplikasi teori antrian dapat mengambil contoh sebuah alat muat digunakan untuk melayani beberapa truk, dimana truk in akan mengangkut muatan ke lokasi tujuan, menumpahkannya, dan kembali ke tempat pemuatan untuk pemuatan selanjutnya. Contoh model antrian dalam pelayanan dump truck dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2. Sistem antrian alat muat dan dump truck (Sumber : Aminudin, 2005, modifikasi) Analisa sistem antrian meliputi studi perilaku sepanjang waktu. Jika suatu antrian telah mulai berjalan, keadaan sistem akan sangat dipengaruhi oleh state (keadaan) awal dan waktu yang telah dilalui. Dalam keadaan seperti ini, sistem dikatakan dalam keadaan transient. Tetapi bila berlangsung terus menerus keadaan sistem ini akan independent terhadap state awal tersebut dan juga terhadap waktu yang dilaluinya. Keadaan sistem seperti ini akan dikatakan dalam kondisi steady state. Teori antrian cenderung memusatkan pada kondisi steady state, sebab kondisi transient lebih suka dianalisa. (Tjutju T. & Dimyati, 1987). Notasi notasi dibawah ini digunakan untuk sistem dalam kondisi state : λ Tingkat intensitas fasilitas pelayanan : P (7) μ 100
9 n Probabilitas kepastian pelanggan dalam sistem : Pn P (1 P) (8) P λ Jumlah rata-rata pelangan yang diharapkan dalam sistem : L (9) 1- P μ - λ Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian : 2 2 λ P Lq μ(μ - λ) 1- P (10) 1 Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem : W μ - λ (11) Waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam antrian : λ W q μ(μ - λ) (12) dimana : P0 = Probabilitas tidak ada data pelanggan dalam sistem Pn = Probabilitas jumlah n pelanggan dalam sistem L = Tingkat kedatangan rata-rata n = Jumlah pelanggan dalam sistem. Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem. λ = Jumlah rata-rata pelanggan yang datang per satuan waktu. µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu. po = Probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem. P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan. L = Jumlah rata-rata pelangan yang diharapkan dalam sistem. Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian. W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem. Wq = Waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam antrian. 1/µ = Waktu rata-rata pelayanan. METODE Metode Penelitian. Penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Tahap pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari studi pustaka dan survey awal lokasi penelitian. Tahap kedua adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Adapun data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan observasi (pengamatan) langsung di lapangan. Data primer pada penelitian ini adalah waktu siklus excavator, waktu siklus dump truck dan data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. sedangkan data sekunder yang dikumpulkan adalah: a) peta lokasi kegiatan b) target volume pekerjaan pemindahan tanah penutup batubara c) harga sewa dump truck d) data pendukung lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Tahap ketiga adalah analisis data. Tahap keempat adalah kesimpulan dan saran. 101
10 Metode Analisis. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap baik itu data primer dan sekunder, tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, Optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas produksi. Menghitung waktu siklus excavator. Menghitung waktu siklus dump truck. Menghitung jumlah dump truck yang diperlukan untuk bekerja kombinasi dengan excavator. Menghitung kapasitas produksi dump truck dengan pembulatan jumlah dump truck Menghitung kapasitas produksi excavator. Menentukan optimasi jumlah dump truck dengan berdasarkan kapasitas produksi. Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas maupun yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi excavator dan nilai tersebut adalah nilai optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas produksi. Kedua, Optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian. Ketiga, Menghitung banyaknya dump truck yang mampu dilayani oleh excavator. Keempat, Menentukan model antrian. Dianalisa bahwa barisan antrian termasuk ukuran kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh 1 buah excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came first service). Kelima, Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal. Keenam, Membandingkan jumlah dump truck yang paling ekonomis berdasarkan kapasitas produksi dan teori antrian dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapakah jumlah dump truck yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dari kedua cara tersebut di atas dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat. HASIL DAN PEMBAHASAN Optimasi Jumlah Dump Truck Berdasarkan Kapasitas Produksi Perhitungan Cycle TimeExcavator. Waktu siklus (Cycle time) untuk excavator didapatkan dari hasil pengamatan yang secara langsung dilakukan di lapangan. Tabel 1 berikut merupakan cycle time rata-rata yang didapatkan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Table 1. Waktu siklus (Cycle Time) Rata-Rata Excavator dalam satuan detik. No. Unit Digging Swing Load Passing Swing Empty Total EX EX EX EX EX
11 Perhitungan Cycle Time Dump truck. Waktu siklus (Cycle time) untuk dump truck didapatkan dari hasil pengamatan yang secara langsung dilakukan di lapangan. Tabel 2 berikut merupakan cycle time rata-rata yang didapatkan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Tabel 2. Waktu siklus (Cycle Time) Rata-Rata Dump truck dalam satuan detik. Waiting Spotting Loading Travel Spotting Dumping Front Front Time To Dumping Time No. Unit Travel To Front Disposal EX ,77 35,83 80,25 200,82 22,98 41,05 157,44 585,15 EX ,00 37,02 79,54 214,78 33,58 36,18 185,60 623,70 EX ,56 34,91 95,17 296,27 19,77 30,29 163,45 574,93 total EX ,01 36,39 83,11 209,16 24,07 44,65 167,16 590,55 EX ,75 36,14 89,73 211,99 18,75 39,74 193,90 619,00 PerhitunganMatch Factor. Match factor merupakan keserasian/kombinasi antara excavator terhadap dump truck sehingga pada proses pengupasan overburden tidak undertruck atau overtruck. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang diambil dari lapangan seperti jumlah excavator, jumlah dump truck, cycle time backhoe dan cycle time dump truck maka di dapat hasil match factor seperti perhitungan dan tabel3 berikut. Contoh perhitungan Match factor Excavator 429 Diketahui : Jumlah EX : 1 unit Jumlah DT : 6 unit Cycle time EX : 0,33 menit Cycle time DT : 9,75 menit Jumlah pengisian bucket : 5 kali Maka Match Factornya : MF = n pengisian x n dump truck x CT EX n alat muat x CT DT = 5 x 6 x 0,33 1 x 9,75 = 1.01 Tabel3.Match Factorper Excavator No. Unit Match Factor EX EX EX EX EX
12 Produksi Excavator dan Dump truck. Contoh Perhitungan produksi Excavator 429 Diketahui : Jarak disposal : 1200 m Cycle time DT : 9,75 menit Cycle time EX : 0,327 menit Kapasitas bucket : 2,21 BCM Bucket fill factor : 0,95 Efisiensi DT : 0,62 Efisiensi EX : 0,62 Maka perhitungan sesuai rumus sebagai berikut : Produksi EX (backoe) Produksi per siklus q = kapasitas bucket x Bucket fill factor = 2,21 x 0,95 = 2,1 BCM Produksi EX per jam Q = q x 60 x E CT = 2,1 x 60 x 0,62 0,327 = 238,84 BCM/jam Produksi DT (dump truck) Produksi per siklus q = jumlah pengisian x kapasitas bucket xbucket fill factor = 5 x 2,21 x 0,95 = 10.5 BCM Produksi DT per jam Q = q x 60 x E CT = 10,4 x 60 x 0,62 9,75 = 40,04 BCM/jam Produksi total dump truck (DT) = jumlah dump truck x Q dump truck = 6 x 40,04 BCM/jam = 240,25 BCM/jam Jumlah produksi excavator dan dump truck berdasarkan hitungan di atas dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. 104
13 No Unit Exca vator Cycle Time DT (Men it) Ju mla h DT (uni t) Tabel4.Perhitungan Produksi DumpTruckdan Excavator Cycle Time Exca vator (Men it) Ka pasi tas Buc ket (BC M) Fakt or Isian Buck et Fak tor Efis iens i Exc ava tor Fak tor Efis iens i DT Produksi Excavator Produksi Truck Produksi Per Poduksi Produks Siklus (BCM) Perjam i pe (BCM) siklus (BCM) Dump Produksi per DT Per jam (BCM) Penentuan Jumlah Dump Truck yang Optimal Berdasarkan Kapasitas Produksi. Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas maupun yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi excavator dan nilai tersebut adalah nilai jumlah dump truck yang optimal berdasarkan kapasitas produksi. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan Dump Truck masing-masing excavator dapat ditentukan dengan matching factor 1. Cara perhitungannya adalah dengan menghitung aktual jumlah dump truck yang dibutuhkan untuk bekerja masing-masing excavator sesuai dengan waktu siklus. Jumlah Dump Truck = waktu siklus dump truck waktu siklus excavator x jumlah pengisian Contoh hitungan pada Excavator 429 : Waktu siklus dump truck 9.75 menit jumlah pengisian 5 kali Waktu siklus excavator menit Sehingga Jumlah Dump Truck pada Excavator 429 = 9.75 menit = unit 6 unit menit x 5 Dengan menghitung pada excavator lainnya, maka dapat diperoleh hasil kebutuhan dump truck berdasarkan kapasitas produksi dengan match factor 1 sebanyak 30 dump truck, dari aktual nya sebanyak 32 dump truck. Dengan demikian, kita dapat menghemat penggunaan dump truck 2 unit, yang dapat berdampak pengurangan biaya operasional. Hasil perhiutngan lengkap perhitungan jumlah Dump Truck berdasarkan kapasitas produksi dengan matching factor 1 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah unit, produksi unit, dan match factor berdasarkan metode kapasitas produksi 105
14 No. Unit Excav ator Jumlah Excavat or (unit) Jumlah Dump Truck Aktual (unit) Cycle Time Excavat or (menit) Cycle Time Dump Truck (menit) Jumlah pengisi an (bucket ) Marchin g Factor Jumlah Dump Truck Simulasi (unit) Total Optimasi Jumlah Dump Truck dengan Teori Antrian Perhitungan Jumlah Dump Truck yang Mampu Dilayani oleh Excavator. Jika diketahui Qe = produksi excavator per jam dan q1 = produksi per siklus dump truck, maka jumlah Dump Truck yang mampu dilayani oleh excavator 429 adalah : Qe = = 22,75 unit 23 unit (dibulatkan menjadi 23 unit per jam) q Berarti dalam 1 jamnya excavator mampu melayani 6 unit dump truck, sedangkan waktu siklus untuk 1 unit dump truck adalah 9.75 menit, berarti ada beberapa dump truck yang kembali dimuati oleh excavator dalam 1 jamnya dan begitu seterusnya. Jadi dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan tanah penutup dengan menggunakan teori antrian akan mencari jumlah dump truck yang optimal (melakukan dua siklus antrian). Penentuan Model Antrian. Berdasarkan analisa, bahwa barisan antrian termasuk ukuran kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh satu buah excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came first service) Menghitung Optimasi Jumlah Dump Truck dengan menggunakan Teori Antrian. Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan persamaan (7) sebagai berikut : λ Ls = μ - λ Untuk siklus dump truck adalah 9,75 menit dan untuk 1 jamnya excavator mampu melayani 23 unit dump truck. Ini berarti 1 unit dump truck membutuhkan λ =23 unit / 60 menit atau dapat dinotasikan dengan λ = 0,38 1 Waktu pelayanan (Ws) = μ - λ 106
15 9,75 = 1 μ - 0,38 maka μ - 0,38 = 1 μ = 0,48 9,75 Dimasukkan dalam persamaan λ Ls = μ - λ 0,38 Ls = = 3.8 unit dump tuck 0,48-0,38 Jadi dengan menggunakan teori antrian dibutuhkan dump truck untuk excavator 429 sebanyak 4 unit. Tabel 6. Jumlah unit dan produksi unitberdasarkan metode teori antrian No. Unit Excavator Cycle Time DT (menit) Cycle Time Excavator (menit) PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dari hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah dump truck yang dibutuhkan berdasarkan kapasitas produksi adalah 30 unit sedangkan berdasarkan teori antrian adalah 20 unit Saran. Untuk menghasilkan optimasi produksi berdasarkan biaya minimum maka perlu dilakukan perhitungan biaya operasional yang lebih detil dan untuk mencapai produksi diharapkan maka perlu dipersiapkan alat yang siap dipakai dan perlu dilakukan monitor terhadap pencapaian produktivitas masing-masing alat. DAFTAR PUSTAKA Produksi Excavator Produksi Produksi per Siklus per Jam (BCM) (BCM) Produksi Dump Truck Produksi per siklus (BCM) Produksi per DT per Jam (BCM) Jml DT yg mampu dilayani excavator dlm 1 jam (unit) Jml DT Teori Antrian (unit) Total 20 Anonim. (2004). Specification and Aplication Handbook. 25 th Edition, Komatsu Ltd. Anonim. (2007). Caterpillar Performance Handbook. 34th Edition, Caterpillar Inc. Anonim. (2010). Scania Performance Handbook. PT. United Tractor, Tbk Aminudin. (2005). Prinsip-prinsip Riset Operasi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Cacceta & Burt. (2013). Equipment Selection for Surface Mining : A Review. University of Melbourne, Melbourne, Australia. Darmansyah, N. (1998). Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat. Cetakan I, Penerbit Universitas Sriwijaya. l μ Jml DT Teori Antrian Pembulatan (unit) 107
16 Dimyati, T.T. dan Dimyati, A. (1992). Operations Research. Penerbit Sinar Baru Algesindo,Jakarta Prodjosumarto, P. (1993). Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung. Rizal, A.F. (2006). Optimasi Jumlah Dump Truck pada Pekerjaan Timbunan denganmenerapkan Teori Antrian (Studi Kasus Peningkatan Jalan Lingkar Selatan Kota Waringin Timur), Tugas Akhir Jurusan / Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, Palangka Raya. Sudjana. (1996). Metode Statistika. Edisi Ke-6, Penerbit Tarsito: Bandung Suryadharma, H. dan Wigroho, H.Y. (1998). Alat-alat Berat, Penerbitan Universitas AtmaJaya Yogyakarta, Yogyakarta. 108
Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM Farisyah Melladia
Lebih terperinciEVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT
OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN
PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB
EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
rosiding Teknik ertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi roduktivitas Alat Gali - Muat dan Angkut pada enambangan Batubara di it 3 Timur Tambang Banko Barat T Bukit Asam (ersero) Tbk, Kecamatan Lawang Kidul,
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU Agus Arie Yudha 1*, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana
Lebih terperinciKESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN
KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Rezky Anisari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012
ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT
KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. YUSTIKA UTAMA ENERGI KALIMANTAN TIMUR Oleh: Efigenia
Lebih terperinciOptimalisasi Pekerjaan Pemindahan Tanah Pada Proyek Embung Begawan Kota Tarakan Dengan Model Antrian
Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017 ISSN 2581-1134 (Online) Optimalisasi Pekerjaan Pemindahan Tanah Pada Proyek Embung Begawan Kota Tarakan Dengan Model Antrian Budi Setiawan
Lebih terperinci2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.
KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT
KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM
Lebih terperinciRezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 23-28 KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. UNIRICH MEGA PERSADA SITE HAJAK KABUPATEN BARITO UTARA
Lebih terperinciBAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang
BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan Pengupasan Overbuden Pit 4200 Blok 1E South Block 1 PT. Trubaindo Coal Mining, Kecamatan
Lebih terperinciALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.
ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)
Lebih terperinciRE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016
JP Vol. No.4 Agustus 207 ISSN 2549-008 RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 206 RE DESIGN OF SETTING COALGETTING EQUIPMENT TO FULFILL PRODUCTION TARGET ON
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan yang teridentifikasi adalah bagaimana melihat performansi antrian hauler pada jalan 7F. Oleh
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinci4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE
KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE TECHNICAL STUDY OF STRIPPING OVERBURDEN IN SITE WEST BANKO PIT 3 WEST PT. BUKIT ASAM (PERSERO),
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP
DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VI TRUK OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 1969066 19950 00 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciPERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan Pemilihan metode penambangan Block Cut Open Pit Mining dikarenakan seam batubara mempunyai kemiringan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10-15 sehingga batas akhir
Lebih terperinciPERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA
PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI TAMBANG BATUBARA PT. RIAN PRATAMA MANDIRI
Lebih terperinciLOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)
LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)
Lebih terperinciSeminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Pencapaian Target Produksi Batugamping Sebesar 24.500 Ton/Hari Pada Crusher Tuban I PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciSINKRONISASI ALAT ANGKUT DENGAN ALAT MUAT TERHADAP TARGET PRODUKSI ASPAL PADA PT. WIJAYA KARYA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SINKRONISASI ALAT ANGKUT DENGAN ALAT MUAT TERHADAP TARGET PRODUKSI ASPAL PADA PT. WIJAYA KARYA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Hairun 1, Jamal Rauf Husain 2, Hasbi Bakri 1* 1. Jurusan Teknik
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE
EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE CAT 385 DAN CAT 345 TERHADAP PRODUKSI PENAMBANGAN SAKELOLA PAKET 09-218 BANKO BARAT TAHUN 2013 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK THE EVALUATION OF BACKHOE EXCAVATOR CAT 385
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator () dalam Upaya Mencapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung
Lebih terperinciSIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH
SKRIPSI SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH CHANDRA ADIYUGA PRATAMA NPM : 2012410093 PEMBIMBING : Theresita Herni Setiawan, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Lebih terperinciMODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM
MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan
Lebih terperinciOperations Management
Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Pendahuluan Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang (1913) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas
Lebih terperinciJl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK
ANALISA KEMAMPUAN KERJA ALAT ANGKUT UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI OVERBURDEN 240.000 BCM PERBULAN DI SITE PROJECT DARMO PT. ULIMA NITRA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN PERFORMANCE ANALYSIS OF HAULER TO
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kondisi Material 3.1.1 Ukuran Material Faktor ini harus dipahami karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebut dapat menempati suatu ruangan tertentu.
Lebih terperinciANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Aqsal Ramadhan Shaddad, Sri Widodo 2, Nur Asmiani 1* 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia 2. Program
Lebih terperinciPENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Abstrak Oleh : James Wilson Siahaan Prodi Teknik Pertambangan
Lebih terperinciPerencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Perencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi 1 Lusitania 1
Lebih terperinciModel Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako
Vol. 5 No. 99-07 Januari 009 Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako Muhammad Rusman Abstrak Pengangkutan slag merupakan bagian penting dari sistem
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Produktivitas Excavator Produktifitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator (BWE) dalam Upaya Mecapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI PIT 3000 BLOCK 1A NORTH BLOCK QUARTER II TAHUN 2015 DI
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL
Jurnal Geomine, Vol., No. : April 0 EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL Amrun Liemin *, Anshariah, Hasbi Bakri Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG
Lebih terperinciJl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT
EVALUASI TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT OVERBURDEN UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 240.000 BCM / BULAN DI SITE PROJECT MAS LAHAT PT. ULIMA NITRA SUMATERA SELATAN TECHNICAL EVALUATION OF GEOMETRIC OVERBURDEN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN Oleh: Fernanda Yuliandy UPN Veteran Yogyakarta No. Hp:
Lebih terperinciSesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat
BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START
Lebih terperinciANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciPROSES PENAMBANGAN BATUBARA
PROSES PENAMBANGAN BATUBARA 1. Pembersihan lahan (land clearing). Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK
EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Sei Rakyat Labuhan Bilik Sei Berombang Kecamatan Panai Tengah Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu Syafriani 1, Ir. Joni
Lebih terperinciMODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk
MODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk TRANSPORTATION MODEL OF COAL HAULING TO DUMPING LOCATION
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BACKHOE LIEBHERR R 996 PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT JUPITER PT KALTIM PRIMA COAL
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BACKHOE LIEBHERR R 996 PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT JUPITER PT KALTIM PRIMA COAL TECHNICAL STUDY PRODUCTIVITY OF BACKHOE LIEBHERR R 996 ON STRIPPING OVERBURDEN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan
Lebih terperinciRiki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI-MUAT (EXCAVATOR) DAN ALAT ANGKUT (DUMP TRUCK) PADA PENGUPASAN TANAH PENUTUP BULAN SEPTEMBER 2013 DI PIT 3 BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE TECHNICAL STUDY
Lebih terperinciMetode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009
Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel
Lebih terperinciMODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2
MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 Dengan memperhatikan hal ini, banyak perusahaan mengusahakan untuk mengurangi waktu menunggu sebagai komponen utama dari perbaikan kualitas. Umumnya, perusahaan dapat
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR TON/BULAN PT
KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR 30000 TON/BULAN PT.DEBBIA LOGISTIC SITE AMPAH BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI Oleh BOWO HADI NUGROHO NPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,
Lebih terperinciANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT
ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT (Studi kasus : Proyek Pengurugan Lahan KPRI MEKAR, Jln Sunan Kalijaga No 239, Rangkasbitung Lebak Banten) Oleh : Andri Gustiono, *Budiono, **Heny Purwanti Abstrak Pada
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)
OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project) Annisa Citra La Shinta, Harimurti, M. Hamzah Hasyim Jurusan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Tambang (Mine Plan) Ada berbagai macam perencanaan antara lain : a. Perencanaan jangka panjang, yaitu suatu perencanaan kegiatan yang jangka waktunya lebih dari 5
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Pengaruh Kemiringan Jalan dan Jarak Angkut terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Fuel Ratio pada Kegiatan Penambangan Batuan Andesit di PT Gunung Sampurna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi penambangan batubara PT Milagro Indonesia Mining secara administratif terletak di Desa Merdeka Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Lebih terperinciMakalah. Pengantar Teknologi Mineral Alat Gali dan Alat Muat. Disusun Oleh : MUSTARI NUR ALAM DBD TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
Makalah Pengantar Teknologi Mineral Alat Gali dan Alat Muat Disusun Oleh : MUSTARI NUR ALAM DBD 114 144 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 15 KATA PENGANTAR Puji syukur kami
Lebih terperinciMENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT
MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam
Lebih terperinciProposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo
A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya sumber daya mineral. Dalam pekembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Alat Gali-Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan Penambangan Nikel di PT. Antam (Persero) Tbk. Desa Buli Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI ALAT GALI-MUAT & ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGUPASAN TOPSOIL DI STOCKPILE PT. KALTIM PRIMA
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1
TEORI ANTRIAN Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 Riset Operasional Riset operasional merupakan cabang interdisiplin dari matematika terapan dan sains formal yang menggunakan model-model seperti model
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Proyek Jaringan jalan saat ini merupakan salah satu prasarana sistem transportasi untuk menunjang berbagai bidang pembangunan yang merupakan urat nadi dalam pertumbuhan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Lebih terperinciRENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR
RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR Oleh : Arif Gumilar Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta Contact: 085764131445,
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)
ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya) Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan
Lebih terperinciKajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar
Kajian Biaya Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar Devi Pratiwi*, Hendra Harisman Program Studi Teknik tambangan, Jurusan
Lebih terperinciOptimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY
Lebih terperinciASSALAMUALAIKUM WR.WB
ASSALAMUALAIKUM WR.WB Disusun Oleh : 1. Akhmad Arif (3106030026) 2. Atho Adil Sansail (3106030142) LATAR BELAKANG Kurangnya persediaan air baku pada saat musim kemarau TUJUAN RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH
Lebih terperinciOperations Management
Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Proses Antrian Suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi
MODEL ANTRIAN Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 11 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Teori antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL
OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik AFIFAH
Lebih terperinciOperations Management
Operations Management TEKNIK RISET OPERASI William J. Stevenson 8 th edition CONTOH ANTRIAN Pelanggan menunggu pelayanan di kasir Mahasiswa menunggu konsultasi dengan pembimbing Mahasiswa menunggu registrasi
Lebih terperinciSatrio Agung Wibowo, Harimurti, Achfas Zacoeb
Kajian Biaya Penggunaan Alat Berat Untuk Pekerjaan Pengangkutan Dan Penimbunan Pada Proyek Perumahan Villa Bukit Tidar Malang Dengan Program Linier Metode Simpleks Satrio Agung Wibowo, Harimurti, Achfas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan
Lebih terperinciOptimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY SUSANTY,
Lebih terperinciModel Antrian. Queuing Theory
Model Antrian Queuing Theory Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pertanyaan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan
Lebih terperinciANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Vita Dwi Rachmawati 1, Sugito 2, Hasbi Yasin 3 1 Alumni Jurusan Statistika
Lebih terperinciModel Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami
Lebih terperinciArtikel Pendidikan 23
Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Lebih terperinciTeori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi
Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Produktivas Alat Gali-Muat dan Angkut UntukMencapai Target Produksi 4.000 Ton per Hari Pada KegiatanPenambangan Nikel Di Blok BH PT Fajar Bhakti
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner
Lebih terperinci