KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4. 1 Letak Geografis, Luas, Batas Wilayah, Iklim dan Topografi Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu diantara kabupaten yang dimekarkan dalam wilayah administrasi pemerintahan Propinsi Maluku, pada Tahun 2003 yang berdasar pada Undang-undang Nomor 40 tentang pembentukan Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru. Secara astronomis Kabupaten Kepulauan Aru terletak antara LS dan 133, ,5 0 BT dengan batas wilayah geografis antara lain : Sebelah Selatan : Laut Arafura Sebelah Utara : Laut Arafura di bagian Selatan Papua Sebelah Timur : Laut Arafura di bagian Selatan Papua Sebelah Barat : Laut Arafura di bagian Timur Pulau Kei Besar dengan luas wilayahnya ± ,22 Km 2 dan luas daratan ± 6.426,77 Km 2 serta luas lautannya sebesar ,23 Km 2. Kabupaten Kepulauan Aru pada umumnya datar dan berawa-rawa, kemudian iklimnya dipengaruhi oleh Laut Banda, laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur Australia dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. Adapun data statistik menunjukan musim yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Aru: 1. Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober, musim ini adalah musim kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan pebruari, musim hujan dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari. 2. Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret/April dan Oktober/Nopember. 3. Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora. 4. Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91% dengan Angin Tenggara dominan 61%.

2 73 5. Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50% dengan Angin Barat Laut dominan 28%. Berdasarkan klasifikasi Agroklimat menurut Oldeman, Irsal dan Muladi (1981) yang diacu dalam Aru dalam Angka (2008), Kepulauan Aru terbagi dalam dua Zona Agroklimat C2 yaitu bulan basah sebanyak 5 6 bulan dan bulan kering sebanyak 2 3 bulan Sarana Pendidikan Jumlah sarana pendidikan dan siswa tingkat TK, SD, SMP, SMU yang tersebar di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008/2009 terlihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Banyaknya Sekolah dan Jumlah Siswa di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008/2009 Kecamatan Pulau-pulau Aru Kecamatan Aru Tengah Kecamatan Aru Selatan Sekolah SMU/SMK SMP SD TK Jumlah Siswa SMU/SMK SMP SD TK L P L P L P L P Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru (2009) Sarana Kesehatan Di Kabupaten Kepulauan Aru hanya terdapat 1 (satu) buah Rumah Sakit Umum (RSU) dan lokasi keberadaannya terdapat pada Kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya di Kota Dobo yang merupakan ibukota kabupaten, dan untuk sarana kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos Layanan Terpadu (Posyandu), POD dan Pos Klinik Desa (Polindes)

3 74 tersebar di tiga wilayah kecamatan yang ada. Jumlah sarana kesehatan untuk masing-masing kecamatan dapat terbaca pada Gambar 9. Gambar 9 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pulau-pulau Aru (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009) Kecamatan Aru Tengah memiliki jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang lebih banyak dari Kecamatan Pulau-pulau Aru yaitu masing-masing 9 buah, sedangkan Posyandu dimiliki tiap desa sebanyak 43 buah dan untuk POD 13 buah dan 2 buah polindes, terlihat pada Gambar 10. Gambar 10 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Aru Tengah (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

4 75 Sedangkan jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Aru Selatan dapat diketahui pula lewat Gambar 11. Gambar 11 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Aru Selatan (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009) 4.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 295,960,89,- atas dasar harga berlaku yang berarti mengalami peningkatan sekitar % dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 264,569, 29,-. Hal yang sama terjadi pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, dimana pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 168,974,53,-. Salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah atau region adalah pendapatan perkapita. Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru menurut harga konstan 2000 tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 2,164,402,- atau naik sebesar 1.19% dari tahun 2006 yaitu Rp. 25,484,-. Tabel 5 dibawah ini akan menampilkan PDRB Kabupaten Kepulauan Aru tiap sektor berdasarkan harga konstan. Tabel 5 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan (Juta/Rp) Lapangan Usaha 2005 r 2006 x 2007 I Pertanian II Pertambangan dan Penggalian III Industru Pengolahan IV Listrik, Gas dan Air Bersih V Bangunan

5 76 Tabel 5 (lanjutan) VI Perdagangan, Hotel & Restoran VI Pengangkutan dan Komunikasi VI Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan X Jasa-jasa Jumlah PDRB per Tahun Keterangan: r) Angka diperbaiki x) Angka sementara Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009) Untuk PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku tahun , ditampilkan pada Tabel 6 Tabel 6 PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku tahun Uraian 2005 r 2006 x 2007 A PDRB (juta Rp) B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa) C Produk Domestik Perkapita (rupiah) Keterangan: r) Angka diperbaiki x) Angka sementara Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009) Sedangkan PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga konstan 2000 tahun , ditampilkan pada Tabel 7 Tabel 7 PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 tahun Uraian 2005 r 2006 x 2007 A PDRB (juta Rp) B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa) C Produk Domestik Perkapita (rupiah) Keterangan: r) x) Angka diperbaiki Angka sementara Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009)

6 77 Diketahui pula Indeks Perkembangan PDRB dan PDRB Perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 tahun , ditampilkan pada Tabel 8 Tabel 8 Indeks Perkembangan PDRB dan PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 tahun Uraian 2005 r 2006 x 2007 Atas harga berlaku A PDRB (juta Rp) B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa) C Produk Domestik Perkapita (rupiah) Atas harga konstan 2000 A PDRB (juta Rp) B Penduduk Pertengahan Tahun (ribu jiwa) C Produk Domestik Perkapita (rupiah) Keterangan: r) x) Angka diperbaiki Angka sementara Sumber: (BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009) 4.3 Keadaan Perikanan Tiga kecamatan yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Aru yaitu: Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kecamatan Aru Tengah, dan Kecamatan Aru Selatan, semuanya mendapat sentuhan dari program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Tabel 9 berikut menjelaskan kondisi umum kecamatan yang menjadi lokasi program dengan topografinya masing-masing. Tabel 9 Kondisi Umum Kecamatan Lokasi PEMP No Kecamatan Profil 1 Pulau pulau Aru Kecamatan Pulau-pulau Aru terletak diantara 5,33 0-5,92 0 LS dan 134, ,8 0 BT yang sebelah Selatannya berbatasan dengan pulau Kobror, sebelah Timur : Laut Aru dan Selatan Irian, sebelah Utara : Selatan Pulau irian, dan sebelah Barat : Laut Banda dan Kei Besar Timur. Panjang garis pantai : 1.045,71 Km, dengan kedalaman perairan maksimum sampai pada zona 4 mil laut adalah < 62 m. Ekosistem pantai berbatu, berpasir, dan berlumpur, estuari maupun delta.

7 78 Tabel 9 (lanjutan) 2 Kecamatan Aru Tengah 3 Kecamatan Aru Selatan Kecamatan Aru Tengah terletak antar 5,8 0-6,8 0 LS dan 134, ,91 0 BT yang secara geografis menunjukan perbatasan sebelah Selatan : Pulau Trangan dan Kepulauan Jin, sebelah Timur : Laut Arafura, Utara ; Pulau Wokam dan wamar serta sebelah Barat berbatasan dengan : Laut Banda dan Kei Besar Selatan. Panjang garis pantai 1.569,99 Km, dengan kedalaman perairan maksimum sampai 4 mil laut adalah < 62 m. Ekosistem pantainya berbatu, berpasir dan berlumpur, estuari maupun delta. Secara morfologi terdiri dari 3 satuan yaitu perbukitan dengan bertopografi karst (terbentuk oleh batugamping dan napal dengan puncak tertinggi sekitar 200 m di atas permukaan laut), dataran dengan karst lorong ( terbentuk oleh gamping kapuran/chalky, batugamping, napalan dan batupasir), didaerah batugamping kapuran, retakan dan kekar membentuk topografi karst lorong /corrodor karsts) yang mana seluruh kekar tersebut tergenang oleh air laut, sehingga membentuk sungai besar dan selat., yang ketiga adalah rawa. Kecamatan Aru Selatan terletak di sebelah Selatan : Laut Arafura dan Kepulauan Tanimbar Utara, sebelah Timur : Laut Arafura, sebelah Utara : Pulau koba dan Maekor, sebelah Barat : Laut Banda. Dengan luas wilayahnya 2.531,32 Km 2. Panjang garis pantai 785,30 Km, dengan kedalaman maksimum sampai jarak 4 mil laut adalah < 30 m. Hanya memiliki 1 pulau besar yaitu Trangan dan pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni (Pulau Jin, Jeh, Karang, Kultubai Selatan dan Enu yang juga merupakan pulaupulau perbatasan/terluar) Ekosistem pantainya berbatu, berpasir dan berlumpur, estuari maupun delta. Secara morfologi terdiri dari 3 satuan yaitu perbukitan dengan bertopografi karst (terbentuk oleh batugamping dan napal dengan puncak tertinggi sekitar 200 m di atas permukaan laut), dataran dengan karst lorong (terbentuk oleh gamping kapuran/chalky, batugamping, napalan dan batupasir), didaerah batugamping kapuran, retakan dan kekar membentuk topografi karst

8 79 Tabel 9 (lanjutan) lorong /corrodor karsts) yang mana seluruh kekar tersebut tergenang oleh air laut, sehingga membentuk sungai besar dan selat., yang ketiga adalah rawa umumnya terletak dipantai dan ditumbuhi pohon bakau. Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2006) Penelitian hanya difokuskan pada dua kecamatan dari tiga kecamatan yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Aru, yaitu Kecamatan Aru Tengah di Desa Ponom dan Kwarbola serta Kecamatan Pulau-pulau Aru khususnya di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu. Tabel 10 dan Tabel 11 berikut ini menjelaskan mengenai kondisi dari kedua desa dan dua kelurahan tersebut. Tabel 10 Kondisi Umum Desa Penelitian No Nama Desa Kondisi Umum 1 Ponom Desa Ponom terdapat di Kecamatan Aru Tengah tepatnya di Pulau Kobror. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya h/48 km 2, jarak ke ibukota kecamatan km sedangkan ke ibukota kabupaten 82 km. Sektor unggulannya pertanian dan perikanan tangkap khususnya penangkap udang. Jumlah penduduknya laki-laki 79 jiwa dan perempuan 78 jiwa. Tingkat kesejahteraan: 1 SD Negeri, 1 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa genset 21 RT, sumber air minum berasal dari mata air. 2 Kwarbola Desa Kwarbola terdapat di Kecamatan Aru Tengah tepatnya di Pulau Kobror. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya h/40 km 2, jarak ke ibukota kecamatan 34 km sedangkan ke ibukota kabupaten 66 km. Sektor unggulannya pertanian dan perikanan tangkap khususnya penangkap udang. Jumlah penduduknya laki-laki 76 jiwa dan perempuan 81 jiwa. Tingkat kesejahteraan: 1 SD Swasta, 1 Puskesmas Pembantu dan 1 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa genset 8 RT, sumber air minum berasal dari sumur terlindungi. Sumber : Kecamatan Aru Dalam Angka (2008)

9 80 Tabel 11 Kondisi Umum Desa/Kelurahan Penelitian No Nama Kelurahan Kondisi Umum 3 Siwalima Kelurahan Siwalima terdapat di Kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya di Pulau wamar. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya 236 h/2.36 km 2, jarak ke ibukota kecamatan 0 km sedangkan ke ibukota kabupaten 0 km. Sektor unggulannya perdagangan dan jasajasa. Jumlah penduduknya laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Tingkat kesejahteraan: 1 TK, 5 SD, 3 SMP, 6 SMU/SMK, 1 RSUD dan 12 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa PLN RT non PLN 607 RT, sumber air minum berasal dari PDAM. 4 Galaydubu Kelurahan galaydubu terdapat di Kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya di Pulau wamar. Letaknya dipesisir pantai dengan luas wilayahnya 100 h/1 km 2, jarak ke ibukota kecamatan 2 km sedangkan ke ibukota kabupaten 2 km. Sektor unggulannya perdagangan dan jasajasa. Jumlah penduduknya laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Tingkat kesejahteraan: 2 TK, 5 SD, 2 SMP, 2 SMU/SMK, 1 Puskesmas dan 4 Posyandu dengan ketersediaan listrik berupa PLN RT, sumber air minum berasal dari PDAM. Sumber : Kecamatan Aru Dalam Angka (2008) Potensi dan Keragaman Sumberdaya Pesisir Sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten kepulauan Aru sangat beranekaragam dan semuanya masih dalam kondisi baik atau belum tercemar. a) Potensi Terumbu Karang Luas Areal terumbu karang di Kepuauan Aru adalah 455,87 Km 2 dimana, untuk kecamatan Pulau-pulau Aru, karang yang tumbuh dan tersebar pada areal terumbu perairan pesisir sebanyak 43 spesies, 19 genus dan 9 famili. Untuk Aru Tengah, terdiri dari 42 species, 26 genus dan 12 famili sedangkan Aru Selatan sebanyak 86 species, 45 genus dan 15 famili (Lampiran 1).

10 81 b) Potensi Lamun Luas Arel Padang lamun di Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 83,94 Km 2 walaupun belum disebutkan secara rinci luas areal padang lamun per kecamatan namun telah diketahui jenisnya dimana untuk Kecamatan Pulau- Pulau Aru terdapat 4 jenis, Aru tengah sebanyak 11 jenis dan Aru Selatan sebanyak 3 jenis (Lampiran 2). c) Potensi Mangrove Diperkirakan ada sekitar 89 species mangrove yag tumbuh di dunia, yang teridiri dari 31 genus dan 22 famili. Sebagian besar terdapat di asia tenggara yaitu sekitar 74 species (supriharyono, 2007). Lebih lanjut menurut sugiharto dan Polunin (1982) dari jumlah ini sekitar 51% atau 38 species hidup di Indonesia. Dari jumlah tersebut, terdapat 64,15% atau 24 species di Kepulauan Aru yang tersebar pada sekitar 833,571 Km 2 dengan total kerapatan individu adalah 2,5085 individu/m 2 itu berarti ada idividu didalam satu hektar yang hidup dan tumbuh (Lampiran 3). d) Potensi Perikanan Potensi sumberdaya Kelautan dan Perikanan khususnya ikan terdiri dari ikan pelagis besar dan kecil antara lain; Tenggiri, Tuna, Cakalang, Tongkol, Kuwe, Selar, Layang, Kembung, Julung-julung, Terbang. Ikan Demersal antara lain; Berbagai jenis ikan Kerapu, Kakap, Cucut, Bawal, Gulama, Bambangan, Kuro dan Pari. Selain itu komoditi potensial yaitu; Kerangkerangan (Mutiara), Penyu, Udang, Lobster, Kepiting Bakau, Rajungan, Cumi-Cumi, Teripang, Ubur-ubur dan Telur Ikan (Lampiran 4). Secara rinci, potensi perikanan per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Data Potensi Perikanan per Kecamatan. No Kecamatan Potensi Msy (ton) (ton/thn) 1. Kecamatan Pulau-Pulau Aru , ,53 2. Kecamatan Aru Tengah , ,03 3. Kecamatan Aru Selatan , ,79 Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008) Jtb (ton/thn 9.616, , ,62

11 Jumlah Nelayan Sampai dengan akhir tahun 2008 jumlah nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak orang yang tersebar di 3 (tiga) Kecamatan, 117 Desa dan 2 (dua) Kelurahan. Adapun jumlah nelayan tersebut yang terbesar terdapat di Kecamatan Pulau-pulau Aru yaitu orang, sedangkan orang terdapat di Kecamatan Aru tengah dan orang untuk jumlah nelayan yang terdapat di Kecamatan Aru Selatan. Gambar 12 akan menunjukkan presentase banyaknya nelayan per kecamatan. Gambar 12 Jumlah Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru (DKP Kabupaten Kepulauan Aru 2008) Jumlah Kelompok Nelayan Kelompok Nelayan yang sudah terbentuk di Kabupaten Kepulauan Aru sampai dengan tahun 2008 berjumlah 903 kelompok nelayan untuk jenis usaha penangkapan, budidaya, pengelolahan hasil perikanan, pedagang ikan dan pengumpul. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Jumlah Kelompok Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru (DKP Kabupaten Kepulauan Aru 2008)

12 Jumlah Alat Tangkap dan Armada Penangkap Ikan Untuk alat tangkap dan pengumpul tersebar di tiga kecamatan yang ada, berjumlah buah dengan jenis dan jumlahnya masing-masing. Itu terlihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah Alat Tangkap menurut Jenis dan Pengumpul per Kecamatan Alat Tangkap Jumlah No Kecamatan Pancing Jaring Pukat Perangkap Lainnya Peng umpu Jala l Gill Net Tramme l Net Pukat Ikan Pukat Udang Sero Bubu Tomb ak 1 PP. Aru Aru Tengah Aru Selatan Total Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008) Selain itu diketahui pula jumlah armada penangkapan sebanyak buah yang didominasi oleh jenis Perahu Tanpa Motor ( PTM ) sebanyak buah, Motor Tempel ( MT ) sebanyak 162 buah dan Kapal Motor ( KM ) ukuran < 5 GT sebanyak 370 buah, 5 10 GT sebanyak 311 buah,10 30 GT sebanyak 112 buah, > 30 GT sebanyak 50 buah Jumlah armada penangkap ikan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini. Tabel 14 Jumlah Armada Penangkapan Ikan Menurut Jenis dan Ukuran Kapal Motor (KM) No. Kecamatan PTM MT < > 30 GT GT GT GT 1. P. P. Aru Jumlah Aru Tengah Aru Selatan Jumlah Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru (2008)

13 Jumlah Produksi Perikanan Produksi hasil perikanan yang dicapai tahun 2008 sebesar ton dengan nilai sebesar Rp , hal ini ditampilkan pada Tabel 15. Tabel 15 Produksi Hasil Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 No. Jenis Komoditi Volume ( Ton ) Nilai ( Rp ) I Ikan 1 Ikan Kuwe ,160,250,000 2 Ikan Tenggiri ,098,950,000 3 Ikan Kerapu ,200,800,000 4 Ikan Kembung ,532,800,000 5 Ikan Baronang ,967,600,000 6 Ikan Kakap Merah ,549,000,000 7 Ikan Tembang ,100,000 8 Ikan Biji Nangka ,400,000 9 Ikan Bawal ,400, Ikan Kapak Putih ,675,000, Ikan Terbang ,800, Ikan Julung-julung ,200, Ikan Gulama ,400, Ikan Sebelah ,400, Ikan Cucut ,636,400, Ikan Cakalang ,267,800, Ikan Tongkol ,990,400, Ikan Tuna ,200, Ikan Beloso ,400, Ikan Pari ,500, Ikan Lencam ,087,400, Ikan Belanak ,723,200, Ikan Merah ,279,250,000 II Non Ikan 24 Cumi-cumi ,355,750, Sotong ,500, Udang Tiger ,690,000, Udang Banana ,000, Lobster ,000, Kepiting Bakau ,902,250, Rajungan ,350,000, Teripang ,390,000, Kerang Darah ,200, Kerang Mutiara ,491,000, Biji Mutiara ,000,000, Telur Ikan ,547,000, Siput lainnya ,250,000 Jumlah ,335,450,000 Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008)

14 Pengolahan Hasil Perikanan Hasil perikanan selain dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari tapi juga ada kegiatan-kegiatan pengolahan lainnya dan hal ini masih dilakukan dengan cara tradisional yang meliputi pengeringan berupa ikan dan udang atau ebi, penggaraman ikan dan pengolahan terasi udang tanpa bahan pengawet atau menggunakan bahan-bahan alamiah. Selain itu pengolahan hasil perikanan dengan menggunakan teknologi mekanisasi yaitu pembekuan ikan dalam bentuk utuh, fillet ikan kerapu dan juga udang. Diketahui lokasi lokasi pengolahan tersebar pada 16 desa di 3 kecamatan di Kabupaten kepulauan Aru antara lain: Kecamatan Pulau Pulau Aru, Kecamatan Aru Tengah dan Kecamatan Aru Selatan. Selanjutnya diketahui pula bahwa terdapat 3 (tiga) perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan dan ke-tiga perusahaan ini terdapat di wilayah Kecamatan Pulau-pulau Aru khususnya ibu kota kabupaten yaitu Kota Dobo, hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Data Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan N o 1. Nama Perusaha an PT. Karya Anugerah Alamat Dusun Marbali Desa Wangel Dobo Luas Area 600 M 2 Ruang Ruang Pembekuan Pendinginan Kapasit Kapasitas Suhu as ( 0 (Ton/ Jam/ C ) ( Ton ) Hari) Sistem 30 Ton Ton Air ( C ) Blast Jam Freezer Jumlah Tenaga Kerja 19 org (Tetap), 5 org (Kontrak) Jenis Komoditi yang Diolah Ikan dan Udang 2. PT. Sinar Graha Dusun Marbali Desa Wangel Dobo 480 M 2 8 Ton 1,5 Ton - 35 s /d 40 0 C 8 Jam Air Blast Freezer 10 org (tetap) 14 org(kontrak) Ikan 3. CV. Karunia Kel.Galaydubu Dobo M Ton Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2008) 16 s/d ,3 Ton C 4 5 Jam Semi Contact 6 org ( Tetap) 20org(Kontrak) Udang; Sarana dan Prasarana Perekonomian Masyarakat Pesisir. Adapun sarana dan prasarana pendukung perekonomian masyarakat yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Aru sampai saat ini masih sangat minim yakni sebanyak 32 unit dan semuanya masih berpusat di Dobo sebagai Ibukota Kabupaten.

15 86 Itu berarti pemerataan pembangunan merata di tiga kecamatan yang ada. Data mengenai sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Data Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha Produktif Masyarakat Pesisir Kabupaten Kepulauan Aru. No. Jenis sarana/ prasarana Jumlah Keterangan I. Kecamatan Pulau-Pulau Aru 1. Dermaga 2 Permanen 2. TPI 1 Tradisional 3. Pasar Ikan 2 Permanen 4. Bank BRI 1 5. PT. Bank Maluku 1 6. KSP 16 Sub Total I 22 II. Kecamatan Aru Tengah 1. Dermaga 1 Permanen 2. TPI 1 Permanen 3. Pasar Ikan 1 Permanen 4. BRI - 5. PT. Bank Maluku - 6. KSP 3 Sub Total II 6 III. Kecamatan Aru Selatan 1. Dermaga 1 Permanen 2. TPI 1 Belum Berfungsi 3. Pasar Ikan - Musiman 4. BRI - 5. PT. Bank Maluku - 6. KSP 2 Sub Total III 4 TOTAL I + II + III 32 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru (2008) 4.4 Kelembagaan Eksistensi potensi kelembagaan dalam kaitannya dengan pembangunan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru dibagi atas 4 bagian besar yaitu: (1) Kelembagaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten; (2) Kelembagaan Lokal Desa; (3) Kelembagaan Pendukung, seperti yang diuraikan sebelumnya; dan (4) Integrasi Kelembagaan. Mengingat eksistensi kelembagaan dalam wilayah Kabupaten memiliki keterkaitan fungsi yang sangat kuat, disamping fungsi yang dijalankan tidak hanya mencakup satu satuan wilayah tetapi menjangkau seluruh satuan wilayah.

16 Kelembagaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Dalam lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru, terakomodir struktur kelembagaan yang cukup kuat untuk mendukung kebijakan dan dinamika pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Aru. Hal ini terlihat dari eksistensi: (1) 3 Sub Dinas masing-masing memiliki 3 seksi, kecuali Sub Dinas Pengelolaan dan Penangkapan Ikan yang memiliki 4 seksi; (2) Unit Pelaksana Teknis; (3) Cabang Dinas; (4) kelompok Jabatan Fungsional; dan (5) Tata Usaha yang terdiri dari 3 Sub Bagian. (Data dan Informasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Aru, 2006). Walaupun optimalisasi dinamika kelembagaan di atas secara efektif dimulai tahun 2004, namun eksistensi kelembagaan seperti itu memberikan gambaran potensi kuat untuk mendukung dinamika pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru, khususnya dalam pengendalian pemanfaatan ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kelembagaan yang penting dikemukakan dalam kaitannya dengan pengelolaan kawasan laut, pesisir dan pulau kecil ialah kelembagaan yang terintegrasi secara utuh dalam sistem pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Aru. Organisasi pemerintah di daerah turut membangun Kabupaten Kepulauan Aru dan berpotensi untuk berintegrasi dalam pengelolaan dan penataan ruang di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Kelembagaan Masyarakat Perikanan Pentingnya peranan masyarakat dalam konteks pemanfaatan ruang secara berkelanjutan paling tidak harus melibatkan 3 kelompok utama yaitu pengguna sumberdaya (stakeholders), pengambil keputusan, dan tim perencana dan pengelola. Secara faktual, kelompok masyarakat perikanan Kabupaten Kepulauan Aru yang menjalankan kegiatan ekonomi produktif (kegiatan produksi) terfokus pada kelompok-kelompok nelayan yang memiliki jenis usaha yang sama atau seragam. Perusahaan perikanan yang masuk dalam kelembagaan masyarakat perikanan kabupaten, menjadi potensi penting dalam mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan kabupaten. Disamping itu kelembagaan lokal

17 88 yang dibentuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Aru memberikan potensi kelembagaan yang dibutuhkan untuk pengembangan kapasitas masyarakat nelayan baik kapasitas sosial, kapasitas ekonomi maupun kapasitas politis dalam konteks pengambilan keputusan secara partisipasif. seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Koperasi Unit Desa dan kelompok-kelompok nelayan yang dikembangkan melalui program-program pengembangan kelompok nelayan, program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan maupun kelompok-kelompok nelayan yang dibentuk karena inisiatif masyarakat lokal Integrasi Kelembagaan Beberapa potensi integrasi kelembagaan yang teridentifikasi dapat terlihat pada Tabel 18. Dimana untuk semuanya dikoordinir oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Aru bekerja sama dengan dinas terkait. Tabel 18 Integrasi kelembagaan dalam pengelolaan sumber-sumber perikanan dan kelautan No Integrasi Lembaga Potensi Integrasi 1 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan Dinas Pariwisata Pengelolaan ecotourism pada lokasilokasi potensial sepanjang pesisir dan pulau-pulau kecil. 2 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan Dinas Kehutanan 3 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan Dinas Pertambangan 4 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan Dinas Pemberdayaan serta dinas Koperasi 5 Dinas Kelautan dan Perikanan dengan Dinas Pendapatan Kota Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru(2006) Pengelolaan hutan bakau Pengeloalaan daerah konservasi di pesisir dan laut Pengelolaan daerah penambangan pasir, batu dan kerikil sepanjang pesisir Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil Pengelolaan distribusi hasil produksi perikanan pada pasar-pasar lokal 4.5 Besaran Bantuan PEMP Sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Kepulauan Aru telah mendapat kepercayaan Pemerintah sebanyak 3 (tiga) kali untuk mengelola program PEMP. Program PEMP pertama dilaksanakan pada tahun 2005 dengan total dana sebesar

18 89 Rp Dari jumlah dana tersebut terdapat Dana Ekonomi Produktif (DEP) sebesar Rp dan Fasilitas Kedai Pesisir sebesar Rp yang dikelola oleh Koperasi LEPP M3 Morlongar. DEP tersebut telah disalurkan kepada 6 Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) dengan spesifikasi usaha penangkapan ikan dan 6 KMP dengan spesifikasi usaha pedagang/penjual ikan. Pada tahun 2007 total dana PEMP yang dialokasikan untuk Kabupaten Kepulauan Aru sebesar Rp dengan jumlah DEP sebesar Rp yang juga dikelola oleh Koperasi LEPP M3 Morlongar yang penyalurannya dimulai sejak tanggal 27 November Dana tersebut telah disalurkan kepada 35 masyarakat pesisir baik dalam bentuk kelompok maupun perorangan, dengan spesifikasi usaha penangkapan ikan, pengumpul hasil perikanan dan berbagai jenis usaha lainnya yang berhubungan dengan aktifitas masyarakat pesisir. Ditahun 2008, daerah julukan Nusa Mutiara ini kembali mendapat kepercayaan Pemerintah mengelola program yang sama namun kali ini Dana Ekonomi Produktif (DEP) yang selama ini dikenal oleh masyarakat, mengalami perubahan menjadi bantuan sosial mikro (BSM) dimana kucuran dana tersebut tidak lagi berbentuk pinjaman dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) kepada masyarakat pesisir yang harus dikembalikan (revolving), tetapi bersifat hibah dalam bentuk barang. Adapun jumlah BSM program PEMP tahun 2008 sebesar Rp. 590,125,000,-. kecamatan yang menjadi sasaran program PEMP tahun 2008 adalah Kecamatan Aru Tengah dengan penangkapan udang sebagai sasaran usaha yang akan dikembangkan. Untuk lebih jelas, besarnya DEP dan BSM program PEMP Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Besaran Bantuan PEMP di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun 2005, 2007 dan tahun 2008 No. Tahun menerima DEP/BSM Jenis DEP/BSM yang diterima Besarnya DEP/BSM yang diterima Penyerapan DEP/BSM yang diterima Revolving Rp. 372,688,000 Rp. 372,688,000, Revolving Rp. 352,425,000 Rp. 292,855, Bansos Rp. 865,000,000 Rp. 590,125,000,- Sumber : DKP Kabupaten Kepulauan Aru (2008)

19 Karakteristik Responden Masyarakat yang dijadikan responden langsung dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memperoleh manfaat dari program PEMP sejak tahun 2005, tahun 2007 dan tahun 2008, untuk kategori kegiatan usaha perikanan yaitu nelayan tangkap, pengumpul dan pedagang udang penaeid sebanyak 59 responden dan juga masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru yang tidak memperoleh manfaat PEMP (non PEMP), dengan tujuan sebagai pembanding. Jumlahnya sebanyak 18 orang perwakilan masing-masing usaha, 2 orang per tahun menerima bantuan PEMP dari Pemerintah Pusat. Responden terdiri dari kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak putus sekolah yang berusia diatas 18 tahun. Selain itu tim pendamping 2 orang, konsultan 2 orang dan pimpinan Koperasi LEPP-M3 JAR MORLONGAR Responden Penangkap A. Penerima PEMP Penangkap udang penaeid dilakukan oleh kepala rumah tangga dan anak laki-laki diatas 18 tahun. Dari 28 orang responden penangkap yang menerima bantuan PEMP, 5 orang adalah tamatan SMU, sedangkan untuk tamatan SMP terdapat 7 orang dan rata-rata tamatan SD sebanyak 12 orang dari kedua desa tersebut sisanya 4 orang tidak menyelesaikan pendidikan SD. Untuk tahun 2005 dan tahun 2007 responden penangkap masing-masing berjumlah 4 orang berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Kelurahan Galaydubu, dan tahun 2008 masyarakat penerima PEMP sebanyak 20 orang adalah penduduk asli Desa Ponom dan Desa Kwarbola. B. Non penerima PEMP Sedangkan jumlah responden non PEMP penangkapan, sebanyak 4 orang masing-masing perwakilan 2 orang dari tahun menerima PEMP yaitu tahun 2005, 2007 dan tahun Mereka berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Kelurahan Galaydubu atau dengan kata lain mereka adalah penduduk asli kota Dobo. Dengan jumlah orang yang menyelesaikan tingkat SMP hanya 1 orang dan 3 orang lainnya bertamatan SD.

20 Responden Pedagang A Penerima PEMP Jumlah responden pedagang adalah 19 orang, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 6 orang perempuan dewasa. Masing-masing terbagi atas 4 orang responden di tahun 2005 dan tahun 2007 berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu, sedangkan untuk tahun 2008 sebanyak 11 orang berdomisili di Desa Ponom dan Desa Kwarbola. Dengan tingkat pendidikannya berjumlah 5 orang tamatan SMP, 9 orang tamatan SD dan tidak bersekolah sebanyak 5 orang. B. Non penerima PEMP Untuk responden non penerima PEMP usaha pedagang hasil perikanan dan kelautan, sebanyak 6 orang masing-masing perwakilan 2 orang dari tahun menerima PEMP yaitu tahun 2005 berjumlah 2 orang, tahun 2007 juga sebanyak 2 orang dan tahun 2008 pun berjumlah 2 orang responden dan keenam responden ini berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu atau dengan kata lain mereka adalah penduduk asli Kota Dobo, sedangkan tamatan SMP hanya 1 orang dan 5 orang lainnya tidak menyelesaikan tingkatan SD Responden Pengumpul A. Penerima PEMP Responden pengumpul berjumlah 12 orang, semuanya adalah laki-laki. Di mana, sebanyak 3 orang adalah responden pengumpul di tahun 2005 dan 3 orang pula di tahun 2007 berdomisili di Kelurahan Siwalima dan Galaydubu, sedangkan untuk tahun 2008 sebanyak 6 orang berdomisili di Desa Ponom dan Desa Kwarbola. Dari sisi tingkat pendidikan, berjumlah 2 orang tamatan SD, 10 orang tidak bersekolah. B Non penerima PEMP Untuk responden non penerima PEMP usaha pengumpul hasil perikanan dan kelautan, sebanyak 6 orang masing-masing perwakilan 2 orang dari tahun menerima PEMP berdomisili di Kelurahan Siwalima dan kelurahan Galaydubu, yang merupakan penduduk asli kota Dobo. Tamatan SD hanya 2 orang dan 4 orang lainnya tidak menyelesaikan tingkatan SD.

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan

Lebih terperinci

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 50 50 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, menurut geografis terletak pada koordinat 131-133,5 0 Bujur Timur dan 5-6,5 Lintang Selatan,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan industri bioteknologi kelautan merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur Potensi Terumbu Karang Luwu Timur Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Propinsi Sulawesi Selatan dengan Malili sebagai ibukota kabupaten. Secara geografis Kabupaten Luwu Timur terletak

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 73 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Penyebaran kuesioner terhadap kelompok nelayan dan pengusaha dalam penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden, dimana masing-masing mewakili

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR Oleh : FRANSISKUS LAKA L2D 301 323 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) dan berdasarkan habitatnya di laut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Pulau Maratua berada pada gugusan pulau Derawan, terletak di perairan laut Sulawesi atau berada dibagian ujung timur Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU

4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU 4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU 4.1 Provinsi Maluku Dengan diberlakukannya Undang-Undang RI Nomor 46 tahun 1999 tentang pemekaran wilayah Provinsi Maluku menjadi Provinsi Maluku Utara dan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una 46 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.. Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Unauna... Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Tojo Unauna merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP Cilacap merupakan salah satu wilayah yang berpotensi maju dalam bidang pengolahan budi daya perairan. Memelihara dan menangkap hewan atau tumbuhan perairan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab IV ini Penulis akan menyajikan Gambaran Umum Obyek/Subyek yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi, kondisi ketenagakerjaan, kondisi penanaman modal

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP.. Rumahtangga Nelayan Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang berperan dalam menjalankan usaha perikanan tangkap. Potensi sumberdaya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Pengembangan merupakan suatu istilah yang berarti suatu usaha perubahan dari suatu yang nilai kurang kepada sesuatu yang nilai baik. Menurut

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 127 O 17 BT - 129 O 08 BT dan antara 1 O 57 LU - 3 O 00 LS. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas perairan wilayah yang sangat besar. Luas perairan laut indonesia diperkirakan sebesar 5,4 juta km 2 dengan garis pantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Proyek Kalimantan Timur merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan. Kalimantan Timur ini merupakan profinsi terluas kedua di Indonesia,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi PENGANTAR ILMU PERIKANAN Riza Rahman Hakim, S.Pi Bumi Yang Biru begitu Kecilnya dibandingkan Matahari Bumi, Planet Biru di antara Planet lain The Blue Planet 72 % Ocean and 28 % Land Laut Dalam Al Qur

Lebih terperinci

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN 38 3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang dikenal dengan daerah wisata pantai Pasir Putih dan cagar

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6 o 57-7 o 25 Lintang Selatan dan 106 o 49-107 o 00 Bujur Timur dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan

Lebih terperinci

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.. Kondisi Geografi Wilayah Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah kepualauan dengan luas wilayah 75. 907. Km² yang terdiri dari luas lautan 6.3,3 Km² ( 95,80 % ),

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data PBB pada tahun 2008, Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km, serta

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan perairan teluk yaitu Teluk Jukung. Pada perairan teluk tersebut terdapat suaka perikanan Gusoh Sandak (Perda Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU 1 Lely Syiddatul Akliyah,

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI 4.1. Letak Geografis dan Kondisi Alam

BAB IV PROFIL LOKASI 4.1. Letak Geografis dan Kondisi Alam 34 BAB IV PROFIL LOKASI 4.1. Letak Geografis dan Kondisi Alam Desa Pulau Panjang merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan air semakin meningkat namun daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki lebih dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ' ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim. Sebagai wilayah dengan dominasi lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di bidang perikanan dan kelautan.

Lebih terperinci

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini 33 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Trenggalek 4.1.1 Keadaan geografi Kabupaten Trenggalek terletak di selatan Provinsi Jawa Timur tepatnya pada koordinat 111 ο 24 112 ο 11 BT dan 7 ο

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN Secara geografis Desa Olele terletak di perairan selatan Provinsi Gorontalo dan termasuk pada kawasan Teluk Tomini pada koordinat 0 0 24 41.25 LU dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tual adalah salah satu kota kepulauan yang ada di Provinsi Maluku dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup melimpah serta potensi pariwisata yang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 16 4 KEADAAN UMUM 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA LAUT PERAIRAN INDONESIA TIMUR DAN TINGKAT PEMANFAATANNYA KE DEPAN OLEH MASYARAKAT PANTAI DAN NELAYAN SETEMPAT*

POTENSI SUMBERDAYA LAUT PERAIRAN INDONESIA TIMUR DAN TINGKAT PEMANFAATANNYA KE DEPAN OLEH MASYARAKAT PANTAI DAN NELAYAN SETEMPAT* POTENSI SUMBERDAYA LAUT PERAIRAN INDONESIA TIMUR DAN TINGKAT PEMANFAATANNYA KE DEPAN OLEH MASYARAKAT PANTAI DAN NELAYAN SETEMPAT* SUDIRMAN** (FAK.ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASSAR).

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kabupaten Serang 4.1.1 Letak geografis dan kondisi perairan pesisir Pasauran Serang Secara geografis Kabupaten Serang terletak pada koordinassi 5 5 6 21 LS dan 105

Lebih terperinci