BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mesin Diesel Mesin diesel adalah salah satu jenis dari mesin pembakaran dalam. Mesin pembakaran dalam adalah mesin kalor yang di dalamnya terdapat energi kimia pembakaran yang dilepaskan di dalam silinder mesin. Mesin kalor yang dioperasikan langsung oleh gas pembakaran disebut mesin pembakaran atau motor bakar. Mesin Diesel banyak digunakan dalam bidang transportasi baik didarat, maupun di air. Penggunaan di darat seperti pada truk, lokomotif dan di air seperti perahu dan kapal. Pada bidang pertanian dan industri kecil, mesin Diesel banyak digunakan karena sederhana dan biaya operasi yang rendah. Dalam bidang instalasi daya besar, mesin Diesel digunakan untuk menghasilkan arus listrik atau untuk menggerakan kapal. Pada motor diesel empat langkah, untuk menyelesaikan satu siklus atau satu rangkaian proses kerja hingga menghasilkan pembakaran dan satu kali langkah usaha diperlukan empat langkah piston. Langkah kerja pada mesin Diesel adalah langkah hisap, kompresi, usaha dan pembuangan.

2 7 Mesin Diesel mempunyai karakteristik yang berbeda apabila dibandingkan dengan motor bakar lainnya yaitu dari metoda penyalaan bahan bakar. Dalam mesin Diesel bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder yang berisi udara bertekanan tinggi. Ketika udara dikompresi udara di dalam silinder mesin maka suhu udara akan meningkat sehingga ketika bahan bakar, dalam bentuk kabut halus bersinggungan dengan udara panas ini maka terjadilah pembakaran. Karakteristik mesin Diesel lain yang penting adalah bahwa mesin menghasilkan torsi yang tidak tergantung pada banyaknya udara yang masuk ke dalam silinder dalam setiap langkah hisap dari torak. Banyaknya bahan bakar yang dapat dibakar di dalam silinder dalam setiap langkah hisap dan usaha yang ditimbulkan oleh aksi torak menentukan besarnya usaha dan daya mesin. Kekurangan mesin Diesel kalau dibandingkan dengan mesin bensin adalah : 1. Agak lebih berat untuk daya kuda yang sama 2. Ketika mesin berada dalam kecepatan yang tinggi, operasinya agak kasar terutama pada beban ringan 3. Getarannya tinggi Dengan perkembangan teknologi, kekurangan tersebut dapat diatasi Prinsip Kerja Mesin Diesel Secara umum prinsip kerja dari mesin diesel hampir sama dengan mesin bensinj hanya berbeda dari metoda pembakaran.

3 8 1. Langkah hisap Torak brgerak turun ditarik oleh batang engkol r, yang ujung bawahnya di gerakan oleh engkol c. Pergerakan tersebut menimbulkan vakum dalam silinder dan udara dari luar dihisap masuk kedalam silinder melalui katup I yang terbuka sekitar awal langkah hisap dan tetap terbuka sampai torak mencapai TMB 2. Langkah kompresi Kedua katup yaitu katup masuk dan katup buang sama-sama tertutup. Piston bergerak dari TMB ke TMA sehingga udara murni terkompresi. Kompresi udara akan menghasilkan panas yang mampu menyalakan bahan bakar yang dimasukkan ke dalam silinder pada akhir kompresi. Bahan bakar yang dimasukkan ke dalam silinder adalah bahan bakar cair dalam bentuk kabut melalui pompa injeksi dan pengabut (nozzle). Setelah penginjeksian bahan bakar terjadilah percampuran udara dan bahan bakar dan disusul pembakaran bahan bakar. 3. Langkah kerja atau usaha Proses pembakaran dan ekspansi merupakan langkah yang menghasilkan tenaga motor. Kedua katup yaitu katup masuk dan katup buang tertutup. Karena adanya proses pembakaran, di dalam silinder terjadi kenaikan tekanan dan ekspansi dari gas (campuran udara dan bahan bakar) sehingga piston bergerak dari TMA ke TMB. 4. Langkah buang Piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup buang e terbuka sedangkan katup masuk tetap tertutup. Gas bekas hasil pembakaran didorong ke luar oleh

4 9 piston yang bergerak dari TMB ke TMA. Gas bekas keluar silinder melalui saluran buang (exhaust manifold). Proses kerja mesin Diesel 4 langkah ditunjukkan seperti pada gambar berikut. Gambar 2. 1 Skema gerakan torak dan katup motor 4-langkah Sumber : Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel Hal. 18 Pada motor Diesel 2 langkah, proses kerja dilakukan dalam satu putaran poros engkol. Perbedaan antara mesin Diesel dua langkah dan mesin Diesel empat langkah adalah metode pengeluaran gas yang telah terbakar dan pengisian silinder dengan udara segar. Dalam mesin Diesel empat langkah kerja dilakukan oleh torak mesin selama langkah ekspansi. Dalam mesin Diesel dua langkah, kerja ini dilakukan TMB (Titik Mati Bawah) oleh pompa.

5 10 Gambar 2. 2 Pembilasan dari mesin daur dua langkah Sumber : Operasi dan Pemeliharaa Mesin Diesel Hal. 21 Proses kompresi, pembakaran dan ekspansi tidak berbeda dengan proses pada mesin empat langkah. Pengeluaran gas sisa dan pengisian silinder dengan pengisian segar dilakukan ketika torak telah menjalani 80 sampai 85 persen dari langkah ekspansi, katu buang e- e terbuka, gas buang dilepaskan dan keluar dari silinder dan tekanan dalam silinder turun. Torak meneruskan gerak menuju TMB dan akhirnya membuka lubang s- s yaitu lubang tempat lewat udara bertekanan sehingga udara mulai memasuki silinder. Udara ini tekanannya agak lebih tinggi dari pada gas panas didalam silinder sehingga mendorongnya keluar melalui katup e-e ke udara luar. Operasi ini di sebut proses pembilasan. Udara yang dimasukkan disebut udara bilas dan lubang tempat lewat udara masuk disebut lubang bilas.

6 11 Pada saat langkah torak naik, torak menutup lubang s-s maka katup buang e-e juga ditutup dan langkah kompresi dimulai. Proses motor Diesel 2 langkah ditunjukkan pada gambar berikut Klasifikasi Mesin Diesel Mesin Diesel dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing dibedakan menurut operasi, metoda pengisian silinder, dan desain umum. Desain umum mencakup jumlah dan kedudukan silinder, metoda penginjeksian dan pembakaran bahan bakar, kecepatan, dan sebagainya. Berdasarkan operasi, mesin Diesel dapat dibagi operasi tekanan konstan dan operasi kombinasi. Mesin dengan pembakaran yang dilakukan pada tekanan konstan adalah mesin besar injeksi udara kecepatan rendah. Sedangkan mesin diesel dengan proses kombinasi beroperasi dengan satu bagian terbakar pada volume konstan dan bagian yang lain terbakar pada tekanan yang mendekati konstan. Proses kombinasi ini khusus untuk mesin injeksi tanpa udara kecepatan menengah dan tinggi. Menurut metoda pengisian, mesin Diesel dibagi menjadi mesin dua langkah dan mesin empat langkah. Mesin empat langkah dibagi lagi menjadi mesin diesel dengan pengisapan alamiah dan mesin pengisian lanjut (supercharged). Berdasarkan desain umum, mesin dapat dibagi menjadi mesin tunggal dan mesin ganda. Mesin juga dibagi menjadi mesin horizontal, vertikal, sebaris, jenis

7 12 V, radian dan boxer. Klasifikasi mesin menurut kecepatannya dibagi mesin kecepatan rendah, menengah dan tinggi. 2.2 Sistem Pelumasan Mesin Diesel Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumsan yang baik. Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibagi menjadi : Pelumasan Oli (Oil Lubrication) Pelumasan Gemuk (Grease Lubrication) Pelumasan Padat (Solid Lubrication) Pelumasan Gas (Gases Lubrication) Sedangkan cara pelumasannya dibedakan menjadi : Pelumasan Manual Pelumasan Semprot Pelumasan Pistol Gemuk Pelumasan Mangkok Gemuk Pelumasan Tetes Pelumasan Sumbu Pelumasan Celup Pelumasan Percik Pelumasan Pompa Mekanik Pelumasan Sendiri Pelumasan Sirkulasi

8 Pelumasan Mesin Pelumasan pada mesin sangat berperan dalam menjaga kondisi mesin karena komponen-komponen mesin saling bergesekan dan membutuhkan pelumasan. Komponen-komponen mesin yang membutuhkan pelumasan ditunjukkan seperti dalam gambar berikut: Gambar 2. 3 Komponen utama mesin yang membutuhkan pelumasan Keterangan : 1. Crank-shaft bearings 2. Crankpins 3. Big end of connecting rod 4. Small end of connecting rod 5. Bushes of gudgeon pin

9 14 Sistem yang dipakai pada mesin diesel dan mesin pada umumnya yaitu sistem percik/splash, tekanan penuh (fully-pressurized system), dan sistem kombinasi. Selain itu ada juga sistem lain yaitu dry sump system dan wet sump system Sistem pelumasan percik adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melumasi komponen lain yang ada diatasnya. Oli dipercikan keluar dari panci dengan menggunakan dipper atau alat mirip sendok ke bagian yang bergesekan. Ketika mesin beroperasi, crankshaft akan berputar dan connecting rod akan kontak dengan oli di panci sehingga oli akan ikut terbawa. Karena putaran yang cepat, oli akan terpercik ke bagian dinding silinder, permukaan dalam mesin, camshaft bearing dan timing gears. Gambar 2. 4 Sistem pelumasan percik

10 15 Keterangan : 1. Panci oli/sump 2. Dippe Sumber : Automotive Mechanics Hal. 254 Pada pelumasan sistem tekanan penuh, oli dipaksa dengan tekanan yang cukup untuk dapat menjangkau bagian-bagian yang memiliki clearance yang kecil dan sempit. Clearance antara permukaan dengan bagian mesin yang berputar umumnya kurang dari mm sehingga sistem pelumasan percik tidak dapat menjangkaunya. Untuk dapat menjangkau ke bagian tersebut digunakan pompa oli yang dioperasikan oleh camshaft dan ditempatkan di panci oli. Sistem kerjanya yaitu oli dipompa dari panci oli dengan tekanan yang cukup melalui jalur oli. Kemudian oli keluar dan menjangkau distributor oli. Pipa dari distributor membawa oli ke bagian-bagian mesin. Gambar 2. 5 Sistem pelumasan tekanan penuh

11 16 Keterangan : 1. Pompa oli 2. Distributor 3. Main bearing of Crankshaft Sumber : Automotive Mechanics Hal. 255 Sistem pelumasan kombinasi merupakan system yang paling banyak digunakan dalam pelumasan mesin. Pada sistem ini, beberapa bagian mesin dilumasi dengan sistem percik, sementara yang lainya dilumasi dengan sistem tekanan penuh Gambar 2. 6 Sistem pelumasan pada engine Sumber : Handbook training FOWA Understanding Hal. 27

12 Pelumas Minyak pelumas merupakan pendukung operasi mesin yang sangat penting. Minyak tersebut seperti darah pada tubuh manusia. Fungsi lain minyak pelumas antara lain : a. Pencegah gesekan, artinya gesekan langsung antara komponen mekanik bisa dihindari karena terhalang oleh pelumas. b. Pencegah korosi, pelumas melindungi komponen mekanik dari pengaruh lingkungan yang bersifat korosif. c. Peredam getaran, getaran-getaran yang timbul dari kerja mesin atau komponen mekanik diserap/diredam oleh pelumas. d. Pemisah elemen-elemen mesin e. Pendingin, jika ada komponen mekanik yang saling bergesekan pasti menimbulkan panas, dengan adanya pelumas komponen tersebut mengalami pendinginan sehingga komponen tersebut bisa terus bekerja. f. Perapat atau sil, pelumas sebagai pengaman supaya fluida tidak bocor ke tempat yang tidak diinginkan. g. Pembawa Kotoran, seperti sistem pelumasan panci pada mesin, kotoran yang timbul akibat gesekan antar komponen mekanik, debu yang menempel dan lai-lain akan terbawa oleh pelumas. h. Pencuci, jika kita membersihkan komponen mekanik atau alat lainnya, kotoran yang menempel pada komponen tersebut akan mudah dihilangkan.

13 18 Pelumas yang digunakan dalam mesin terbagi menjadi dua yaitu minyak pelumas cair (lubricant) dan berbentuk pasta (grease). Minyak pelumas dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut : a. Minyak dasar mineral, berasal dari tambang minyak, dibuat dengan cara penyulingan. Pada saat ini sebagian besar minyak pelumas dibuat dari bahan tersebut. Untuk masa yang akan datang, jika persediaan minyak bumi makin menipis pembuatan minyak pelumas akan bergeser ke bahan yag lain misalnya minyak sintesis, nabati dan hewani. b. Minyak dasar hayati, merupakan bahan minyak pelumas yang cukup bagus, namun jumlahnya belum dapat mencukupi kebutuhan minyak pelumas. Minyak pelumas yang dibuat dari minyak dasar hayati dapat berasal dari : Tumbuh-tumbuhan (nabati), seperti jarak, kopra, kelapa sawit dan lain-lainnya. Dapat juga berasal dari lemak hewan (hewani). c. Minyak dasar sintesis, yaitu bahan-bahan yang dipergunakan sebagai dasar membuat minyak pelumas. Dalam prakteknya minyak dasarnya merupakan minyak hayati atau mineral, bahan tambahnya berasal dari bahan-bahan kimia. d. Oli Bekas (Waste Oil), yaitu oli bekas pemakaian yang mengalami daur ulang untuk digunakan kembali sebagai pelumas.

14 19 Minyak pelumas mempunyai berbagai karakteristik. Spesifikasi untuk pelumas biasanya harus memenuhi karakteristik yang meliputi viskositas, index viscosity, flash point, pour point dan total base number. Spesifikasi mutu minyak pelumas selalu mengalami perubahan. Faktor yang mendorong terjadinya perubahan mutu minyak pelumas, antara lain perubahan desain dan konstruksi mesin serta kemajuan teknologi kimia. Faktor lain seperti memperpanjang masa penggantian minyak pelumas motor, kebijaksanaan dalam penghematan energi, dan peraturan-peraturan tentang pencemaran udara akibat gas buang kendaraan bermotor juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perubahan mutu dan formulasi minyak pelumas. Karakteristik dan standar pelumas ditunjukkan seperti tabel berikut. Tabel 2. 1 Nilai karakteristik dan standar pelumas No Characteristics Value of Standard(s) Lubricating Oil 1 Gravity ASTM D , API Gravity of Petroleum and Its Products, Hydrometer Method. ASTM D , Spesific Gravity of Petroleum and Its Products, Hydrometer Method. IP 160/57, Spesific Gravity and Density Hydrometer Method 2 Flash and Fire Points ASTM D 92-57; IP 36/55, Flash and Fire Points by Means of Cleveland Open Cup 3 Evaporation Loss ASTM D Viscosity ASTM D 88-56, Viscosity by Means of the Saybolt Viscometer; D T or IP 71/60, Viscosity Kinematic; D , Viscosity, Conversion of Kinematic to Saybolt Universal; IP 70/57, Viscosity Redwood, ((ASTM DR ; IP 73/53(Viscosity Index)) 5 Cloud and Pour Points ASTM D ; IP 15/60 6 Carbon Residue ASTM D ; IP 13/58, Conradson Method.

15 20 ASTM D T; IP 14/45, Ramsbottom Method. 7 Color ASTM D T, ASTM Color of Petroleum Products. IP 1752, Colour by the Lovibond Tintometer. 8 Neutralization Number ASTM D T, by Color-Indicator Titration. ASTM D , by Potentiometric Titration. 9 Saponification Number Petroleum Products ASTM D 94-55T, by Color Indicator Titration. ASTM D , by Potentiometric Titration. 10 Aniline Point of Petroleum ASTM D T; IP 2/56 Products 11 Ash Content of Petroleum Oils ASTM D ; IP 4/6 12 Corrosion Test for Lubricating Oils-Copper ASTM D T; IP 154/59, for Petroleum Products at F ASTM D , for Insulating Oils at F and F. ASTM D , for Lubricating Grease at F 13 Precipitaion Number ASTM D Pentane and Benzene Insoluble ASTM D T 15 Water in Petroleum Products and Other Bituminous Materials Sumber : Modul III Monitoring Pelumas ASTM D Tinggi rendahnya mutu minyak pelumas ditentukan dengan menguji minyak pelumas tersebut. Untuk menentukan spesifikasi minyak pelumas ditentukan oleh pabrik pembuat, asosiasi, nasional dan internasional. Macammacam dari standar minyak pelumas adalah sebagai berikut : a. Standar asosiasi pelumas Pada awal produksinya, minyak pelumas belum digolongkan menurut karakteristik masing-masing. Untuk memudahkan pengelolaan dan standardisasinya, perkumpulan ahli teknik otomotif (Society of Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan mengklasifikasikan minyak pelumas, antara lain minyak pelumas dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE

16 21 40, SAE 50, dan lain sebagainya. Asosiasi lain yang juga membuat standar pelumas yaitu: ASTM : American Society Of Testing Material API : American Petroleum Institute IP : Institute of Petrolium JASO : Japanese Automobile Standard Organisation JAMA : Japan Automobile Manufacturer Association b. Pelumas standar pabrik Jenis dan macam minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabrik sangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki standar yang sama. Minyak pelumas standar pabrik yang beredar di masyarakat antara lain: Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela, Tonna, Macoma, Turbo, Megalube, Exxon, Titan, Penzoil, SPC, Duralube, Idematsu, Evalube, Conoco, Top 1, STP, Agip, Federal, Yamalube, Sprinta, Caltex, Fuch, Hydroclear, Shell dan lain sebagainya. c. Standar Base Oil d. Standar Kekentalan e. Standar Kualitas Pelayanan Pelumas Standar yang didasarkan pada jenis pemakaian dan jenis beban. Standar ini ditentukan oleh API, misalnya API CG/SH. Tanda C merupakan singkatan compression, pembakaran bakan bakar dengan kompresi adalah mesin Diesel.

17 22 Tanda S merupakan singkatan dari spark ( loncatan bunga api ), pembakaran bahan bakar dengan loncatan bunga api adalah mesin bensin. Pelumas mesin Diesel diberi kode C dilanjukan dengan huruf A, B, C, D dst. Pelumas mesin bensin diberi kode S dilanjukan dengan huruf A, B, C, D dst. f. Standar peringkat (grade) pelumas Berdasarkan peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi minyak pelumas mono grade dan multy grade. Minyak pelumas peringkat tunggal (mono grade) adalah minyak pelumas yang hanya memiliki karakteristik viskositas tunggal. Misalnya : SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 60, SAE 10W, SAE 15W, SAE 5W. Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas ganda, bisa digunakan pada dua kondisi iklim, seperti tropis dan dingin (winter). Misalnya: SAE 5W 50, SAE 15W 40, SAE 20W 50. g. Standar penggunaan pelumas Berdasarkan penggunaannya, minyak pelumas digolongkan menjadi: minyak pelumas mesin (engine oil), minyak pelumas transmisi (transmission oil), minyak hidraulik (hydraulic oil), minyak transformer (transformer oil), dan minyak potong (cutting oil) Pelumas Mesin Sistem penggolongan menurut standard untuk pelumas mesin dikenal dengan API Engine Oil Performance and Engine Service Classification for

18 23 Crankcase Oils. Dengan sistem ini minyak pelumas untuk mesin bensin, diesel dan roda gigi di klasifikasikan berbeda dengan kode tertentu. Tabel 2. 2 API Engine Oil Performance And Engine Service Classification For Crankcase Oil Table Klasifikasi API CA CB CC CD CE CF CG CH Uraian Tugas Kerja Untuk mesin diesel tugas ringan berbahan bakar 0.4% w. Sulphur Untuk mesin diesel tugas ringan berbahan bakar 1.07 % w. Sulphur Untuk mesin diesel yang dilengkapi dengan supercharger, dirancang untuk mengatasi pembentukan lumpur pada temperatur rendah dan pengkaratan Untuk mesin diesel yang dilengkapi dengan supercharger yang beroperasi pada kecepatan tinggi dengan output yang tinggi, dirancang untuk mengatasi pembentukan pada deposit pada temperatur tinggi, tahan terhadap oksidasi, keausan dan pengkaratan Untuk mesin diesel tugas berat dengan turbocharger atau supercharger buatan tahun 1983 dan setereusnya yang beroperasi pada kondisi : kecepatan rendah beban berat maupun kecepatan tinggi beban berat. Minyak jenis ini dapat digunakan untuk mesin diesel yang mensyaratkan CD dan sebelumnya Beban -berat, bahan bakar bersulfur tinggi, turbocharger, emisi rendah injeksi langsung, pengganti CE Beban -berat, bahan bakar bersulfur tinggi, bersulfur rendah, turbocharger, emisi rendah injeksi langsung, pengganti CE dan CD Beban -berat, bahan bakar bersulfur tinggi, bersulfur rendah, turbocharger, emisi rendah injeksi langsung, pengganti CD Uraian Kemampuan Memenuhi spesifikasi : MIL L 2104 A Memenuhi spesifikasi : MIL L 2104 A, Supplement 1 Memenuhi spesifikasi : MIL L 2104 B Memenuhi spesifikasi : MIL L 2104 C, Caterpillar Series 3, MIL L45199 Sumber : Modul III Monitoring Pelumas

19 24 Disamping menurut mutu, minyak pelumas ditentukan pula menurut kekentalannya. Kekentalan minyak pelumas mesin ditentukan menurut penggolongan SAE dengan tingkat kekentalan sebagai berikut : Tabel 2. 3 SAE Viscosity Grade For Engine Oils SAE J300 JUN 89 Sumber : FOWA Understanding Hal Teknik dan Strategi Perawatan Teknik perawatan berasal dari bahasa Inggris maintenance engineering. Secara etimologi terdiri dari kata maintenance dan engineering. Maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan sesuatu hal pada kondisi yang sempurna. Engineering dapat diartikan sebagai penerapan prinsip prinsip ilmu pengetahuan pada praktek berupa perancangan dan operasi struktur, peralatan dan sistem. Dengan demikian secara terminologis, teknik perawatan/maintenance engineering dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna.

20 25 Kerusakan mesin dalam suatu instalasi industri dapat mengakibatkan masalah yang sangat besar dan mahal. Untuk mengurangi masalah masalah ini, maka perawatan dan perbaikan perlu diterapkan. Ada beberapa mesin yang memiliki tingkat kritis tinggi sehingga pemilihan strategi perawatan disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan mesin tersebut. Dalam pelaksanaanya, strategi teknik perawatan terbagi menjadi beberapa jenis : Perawatan terencana, termasuk Preventive Maintenance yang meliputi perawatan berkala, perawatan prediktif, total productive, dll Perawatan tidak terencana, yaitu perawatan berdasarkan kerusakan (breakdown maintenance) Breakdown Maintenance Breakdown maintenance dapat diartikan sebagai strategi perawatan dengan cara mesin dioperasikan hingga rusak kemudian baru diperbaiki. Strategi ini sangat kasar, kurang baik, dapat mengakibatkan biaya perawatan tinggi, kehilangan produksi karena berhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak dapat diketahui, dan tidak dapat merencanakan waktu, tenaga serta biaya perawatan. Metode ini disebut juga sebagai failure based maintenance atau perawatan berdasarkan kerusakan. Strategi ini kurang sesuai untuk mesin-mesin yang memiliki tingkat kritis tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesin dan alat sederhana.

21 Perawatan Berkala Perawatan terjadwal atau perawatan berkala merupakan bagian dari perawatan preventif yaitu perawatan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Perawatan berkala merupakan strategi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut yang dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Strategi perawatan ini disebut juga perawatan berdasarkan waktu atau time based maintenance. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan. Kekurangannya, jika rentang waktu perawatan terlalu pendek akan mengganggu waktu produksi dan dapat meningkatkan resiko kesalahan yang timbul karena kekurangcermatan teknisi dalam memasang kembali bagian-bagian yang diperbaiki serta kemungkinan adanya kontaminan yang masuk ke dalam sistem. Jika rentang waktu terlalu lama kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan sebelum tiba waktu perawatan. Selain itu, jika kondisi mesin atau bagian mesin masih baik dan menurut jadwal harus sudah diganti atau diperbaiki maka akan menimbulkan kerugian. Total productive maintenance merupakan jenis dari perawatan yang di gagas oleh Jepang. Jenis perawatan ini menggabungkan antara quality control dengan maintenance. Dan pada saat ini telah pula dikembangkan system perawatan yang mengandalkan teknologi terkini seperti Reliability Centered Maintenance (RCM), Computer Management Maintenance System (CMMS), dan Intelegensia Maintenance System (IMS)

22 Perawatan Prediktif Perawatan prediktif juga merupakan bagian dari perawatan preventif. Perawatan prediktif ini diartikan sebagai strategi perawatan yang mana perawatannya didasarkan atas kondisi mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan pemeriksaan atau monitoring secara rutin. Jika terdapat tanda gejala kerusakan segera diadakan tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Jika tidak terdapat gejala kerusakan, pemantauan terus dilakukan supaya jika terjadi gejala kerusakan diketahui sedini mungkin. Perawatan prediktif disebut juga sebagai perawatan berdasarkan kondisi mesin atau condition based maintenance, disebut juga sebagai monitoring kondisi mesin atau machinery condition monitoring. Monitoring kondisi mesin dapat diartikan sebagai menentukan kondisi mesin dengan cara memeriksa kondisi mesin secara rutin. Dengan cara pemeriksaan secara rutin, kondisi mesin dapat diketahui sehingga keandalan mesin dan keselamatan kerja terjamin. Dilihat dari biaya perawatan, tingkat kesulitan, dan waktu berhentinya mesin, perawatan prediktif atau metode monitoring kondisi mesin yang paling menguntungkan. Secara garis besar ada beberapa metode dalam monitoring atau pemantauan kondisi mesin antara lain: Monitoring visual Monitoring kinerja Monitoring geometris Monitoring getaran Monitoring minyak pelumas

23 28 Monitoring visual diartikan sebagai menaksir atau menentukan kondisi mesin dengan cara menggunakan kemampuan panca indera yang meliputi rasa, bau, pandang, dengar, dan sentuh. Karena telah makin berkembangnya peralatan monitoring, monitoring visual dapat dilengkapi dengan mikroskop, boroscope/fiberscope, fotografi, termografi dan lain-lainnya. Mikroskop digunakan untuk membantu melihat partikel yang sangat kecil. Boroscope / fiberscope untuk melihat bagian/komponen yang letaknya sulit dilihat secara langsung, sedangkan fotografi untuk membuat dokumen gambar. Peralatan ini digunakan untuk membantu monitoring visual agar dapat mendeteksi mesin dengan lebih tepat. Monitoring kinerja (performance monitoring) merupakan teknik monitoring yang mana kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa atau mengukur parameter kinerja mesin tersebut, antara lain; temperature, tekanan, debit, kecepatan, torsi dan tenaga. Monitoring ini dapat dilakukan pada mesin yang sedang berjalan, mesin yang baru atau mesin yang telah selesai dirakit atau mesin yang telah selesai di overhaul atau diperbaiki. Untuk menentukan kondisi mesin dengan memonitor kerjanya, analisis dilakukan dengan cara dibandingkan dengan kinerja yang telah distandarkan. Jika hasil monitoring lebih kecil dari standar, maka diperlukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui kesalahankesalahan yang terjadi. Monitoring geometris merupakan teknik monitoring yang bertujuan untuk mengetahui penyimpangan geometris yang terjadi pada mesin. Secara operasional, monitoring geometris meliputi pengukuran kedataran (leveling), pengukuran kesebarisan (alignment), dan kesejajaran (paralellisme).

24 29 Monitoring getaran yaitu memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan terus menerus. Getaran dapat terjadi karena adanya kerusakan pada poros, bantalan, roda gigi, kurang kencangya sambungan, kurang lancarnya pelumasan, kurang tepatmya pemasangan transmisi dan juga disebabkan karena ketidakseimbangannya elemen mesin yang berputar. Kerusakan-kerusakan seperti ini akan menimbulkan getaran yang cukup besar. Dengan memonitor getaran yang terjadi, kerusakan mesin dapat dideteksi secara dini dan akhirnya kerusakan lebih jauh dapat dicegah. Parameter getaran yang dapat diukur dan di monitor antara lain percepatan getaran, kecepatan getaran dan langkah getaran. Parameter getaran lain yaitu frekuensi, phase, spike energy dan shock pulsa. Tingkat kerusakan dan penyebab terjadinya getaran dapat dianalisis dengan cara dibandingkan dengan standar yang diijinkan dan mendeskripsikan sinyal-sinyal getaran yang terjadi. Dengan mendeskripsikan sinyal yang terjadi, penyebab timbulnya getaran dapat dilacak. Monitoring minyak pelumas dilakukan karena minyak pelumas sebagai darahnya mesin dan merupakan satu bagian sistem pelumasan yang penting. Salah satu fungsi minyak pelumas tersebut adalah sebagai pembawa kontaminan yang terjadi didalam mesin. Dengan demikian pemeriksaan kondisi minyak pelumas diketahui dari partikel yang ada didalamnya dan selanjutnya kondisi mesin dapat ditentukan. Pemeriksaan minyak pelumas dilakukan secara berkala dan terus menerus, metode ini di sebut SOS (Scheduled Oil Sampling). Monitoring kondisi mesin melalui pemeriksaan minyak pelumas secara berkala dapat meningkatkan keandalan mesin dan mengurangi biaya perawatan.

25 Konsep Analisa Pelumas Analisa pelumas merupakan salah satu program dari predictive maintenance. Program ini ditujukan untuk memonitor kondisi peralatan dan mendeteksi gejala kerusakan secara dini. Konsepnya, mengambil sample pelumas secara berkala untuk selanjutnya dilakukan analisa di laboratorium untuk melihat perubahan perubahan kondisi dari pelumas berdasarkan parameter yang sudah ditentukan Teknik dan Parameter Analisa Pelumas Teknik yang digunakan dalam monitoring minyak pelumas antara lain. Pengujian kekentalan (viscosity test) Pengujian penghitungan partikel (particle counting test) Pengujian kuantifier partikel (particle quatifier test) Test butiran keausan ( wear debrist test) Test bilangan keasaman/tbn (total base number) Tes gelembung (buble test) Pengujian ferrografi (ferrography test) Ada beberapa parameter yang dijadikan acuan dalam melakukan analisa pelumas, seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

26 31 Tabel 2. 4 Tabel parameter analisa pelumas dilihat dari karakteristik fisika Sumber : Uji Pelumas PT.Corelab Indonesia Tabel 2. 5 Tabel parameter analisa pelumas dilihat dari kandungan logam Sumber : Uji Pelumas PT.Corelab Indonesia Dasar Analisa Pelumas Dasar analisa pelumas digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kandungan keausan logam dan kontaminasi pada oli. Trend hasil keausan logam dapat menentukan secara tepat problem yang sedang terjadi. Kontaminasi pada pelumas dapat digunakan untuk menentukan apakah pelumas tersebut dapat digunakan kembali dan juga dapat digunakan untuk menentukan dengan tepat penyebab problem yang terjadi dengan hasil tes yang lain.

27 32 Kandungan logam pada pelumas berasal dari komponen yang mengalami keausan akibat bergesekkan dengan komponen lain atau karena fatigue menahan beban yang terlalu berat. Berikut tabel sumber kandungan logam pada mesin : Tabel 2. 6 Tabel sumber kandungan logam pada pelumas Sumber : Panduan Analisa PAP,United Tractors Selain kontaminasi karena adanya kandungan logam, dalam analisa pelumas bisa melihat perubahan fisika dari pelumas seperti perubahan viskositas, adanya kandungan air dan bahan bakar, menurunnya nilai Total Base Number serta munculnya soot atau jelaga pada pelumas. Viskositas atau kekentalan oil merupakan property yang penting bagi pelumas. Kekentalan pelumas bisa naik atau turun, kekentalan akan naik jika pelumas terkontaminasi dengan jelaga dari bahan bakar, adanya pembakaran tidak sempurna, kebocoran pada cylinder head gasket, temperature kerja yang tinggi dan pemakaian umur pelumas yang berlebihan. Kekentalan pelumas juga bisa

28 33 turun atau rendah dikarenakan oleh penurunan fungsi aditif, tercampur dengan bahan bakar dan penggunaan SAE yang salah. Kandungan air dan bahan bakar bisa mempengaruhi karakeristik pelumas. Kandungan air pada pelumas mengindikasikan adanya kontaminasi dari luar, karena kondensasi dan kebocoran air pendingin karena silinder head retak atau oil cooler bocor. Bahan bakar bisa tercampur ke pelumas dikarenakan nozzle rusak, pembakaran tidak sempurna, engine sring hidup pada putaran rendah dan perbandingan campuran udara dan bahan bakar yang tidak tepat. Nilai TBN akan turun dikarenakan oleh kandungan sulfur yang tinggi pada bahan bakar, overheating, umur pelumas yang berlebihan, dan salah menggunakan tipe oli. Jumlah jelaga pada pelumas mesin diesel adalah ukuran terbaik untuk mengetahui efisiensi pembakaran. Kenaikan kadar jelaga dalam pelumas disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna, penyetelan injektor atau nozzle yang tidak benar, saringan udara buntu sehingga asupan udara ke intake manifold sedikit dan bahan bakar yang banyak. Selain itu juga bisa disebabkan oleh keausan pada ring piston.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Created by Training Department Edition : April 2007

Created by Training Department Edition : April 2007 M-STEP I Created by Training Department Edition : April 2007 Copy right PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors - Jakarta. 1 M-STEP I 2 5-1 Fungsi Oil dan Grease Fungsi oli dan grease yang dipakai pada automobile

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin A. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelumasan: mengurangi gesekan mesin 2. Perapatan: memastikan bahwa ruang pembakaran

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Motor Bakar Seperti kita ketahui roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara,

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)

Lebih terperinci

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN BAB I MOTOR PEMBAKARAN I. Pendahuluan Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi 2008.43.0022 FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN UMUM Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja dari motor bakar bensin adalah perubahan dari energi thermal terjadi mekanis. Proses diawali

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke) MOTOR BAKAR TORAK Motor bakar torak (piston) terdiri dari silinder yang dilengkapi dengan piston. Piston bergerak secara translasi (bolak-balik) kemudian oleh poros engkol dirubah menjadi gerakan berputar.

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal II. TEORI DASAR A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan alat transportasi roda dua yang efisien, efektif dan ekonomis serta terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Saat ini sepeda motor

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

SISTEM PENDINGINAN ENGINE A. Sistem Pendingin Air SISTEM PENDINGINAN ENGINE Dalam sistem pendinginan air panas dari proses pembakaran dipindahkan dinding silinder dan ruang bakar melalui lobang air pendingin pada blok dan kepala

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga Pemakaian Pelumas Rekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu kilometer. Pelumas : campuran base oil (bahan dasar pelumas) p ( p ) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai Dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik. Motor bakar merupakan

Lebih terperinci

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis. A. Sebenernya apa sih perbedaan antara mesin diesel dengan mesin bensin?? berikut ulasannya. Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (simplenya

Lebih terperinci

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi. Blok Silinder Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita ketahui, bahwa aluminium

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Heru Setiyanto (2007), meneliti tentang pengaruh modifikasi katup buluh dan variasi bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin pada motor bensin dua langkah 110

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMANTAUAN KONDISI MESIN DIESEL HINO R235 RK8JSKA-MHJ MELALUI ANALISA PELUMAS. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR PEMANTAUAN KONDISI MESIN DIESEL HINO R235 RK8JSKA-MHJ MELALUI ANALISA PELUMAS. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR PEMANTAUAN KONDISI MESIN DIESEL HINO R235 RK8JSKA-MHJ MELALUI ANALISA PELUMAS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Muhamad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Aris Exwanto 1), Riri Sadiana 2), Aep Surahto 3), 1,2,3), Teknik Mesin, Universitas Islam

Lebih terperinci

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR KELOMPOK 6: 1. YUNO PRIANDOKO 4210100060 2. ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR 4211100018 3. AYUDHIA PANGESTU GUSTI 4211100089 4. RAHMAD BAYU OKTAVIAN 4211100068 1 TEORI, FUNGSI, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN KOMPONEN

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great BAB IV PEMBAHASAN.. Proses Pengambilan Data Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great Corolla tipe A-FE tahun 99 ini, meliputi beberapa tahapan yakni pengambilan data sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 46 BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Sampel pelumas mesin Hino model RK8JSKA-MHJ milik PT Primajasa Perdana Raya Utama di uji di Laboratorium milik PT Corelab Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

Spark Ignition Engine

Spark Ignition Engine Spark Ignition Engine Fiqi Adhyaksa 0400020245 Gatot E. Pramono 0400020261 Gerry Ardian 040002027X Handoko Arimurti 0400020288 S. Ghani R. 0400020539 Transformasi Energi Pembakaran Siklus Termodinamik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem transmisi pada kendaraan di bedakan dalam transmisi manual dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. Oli untuk motor matic dikenal

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195 Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S95 Atmaja Kurniadi (083004) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON MODEL KONTUR RADIUS GELOMBANG SINUS TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki Abstrak Secara garis besar motor bensin tersusun oleh beberapa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Menjelaskan konsep mesin konversi energi Kelas / Semester : X / 1 Pertemuan Ke : 1 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : Menjelaskan konsep

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2 RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) Mata : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2 Pokok Bahasan dan Sub Tujuan Instruktusional Umum (TIU) Bantuk Alat Bantu

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC 3.1 Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS Daniel Parenden dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Pelumas merupakan sarana pokok dari mesin untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor menggunakan motor bakar sebagai mesin penggeraknya. Motor bakar merupakan salah satu jenis pengerak yang mengunakan hasil ledakan dari pembakaran di

Lebih terperinci

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah MOTOR OTTO 2 LANGKAH Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah Carburat or Crank case 1.Untuk menghasilkan satu kali usaha deperlukan dua langkah torak atau satu putaran poros engkol 2. Mempunyai dua macam kompresi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014). Penelitiannya bertujuan mengetahui sama atau tidaknya rata-rata

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Andi Saidah 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi

Lebih terperinci

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik,

Lebih terperinci