PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC Skripsi Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nama : Samsudduha NIM : Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Jurusan : Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i

2 PENGESAHAN Sekripsi ini diajukan oleh: Nama : Samsudduha NIM : Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin, S1 Judul : PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC Telah dipertahankan didepan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Panitia Ujian Ketua : Dr. Muhammad Khumaidi, M.Pd. (...) NIP Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng (...) NIP Pembimbing I : Drs. Masugino, M.Pd. (...) NIP Pembimbing II : Drs. Supraptono, M.Pd (...) NIP Penguji Utama : Hadromi, S.Pd., M.T. (...) NIP Penguji Pendamping I : Drs. Masugino, M.Pd. (...) NIP Penguji Pendamping II: Drs. Supraptono, M.Pd (...) NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Drs. Muhammad Herlanu, M.Pd NIP ii

3 ABSTRAK Samsudduha Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/servis Sistem AC. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem AC dan apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen jenis control group pre test-post test. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII TKR SMK Muhammadiyah 2 Boja. Sampel yang diambil dalam penelitian hanya dua kelas yaitu kelas XII TKR2 sejumlah 32 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas XII TKR 3 sejumlah 33 peserta didik sebagai kelas kontrol. Hasil analisis data mendapatkan bahwa penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan tanpa menggunakan modul pembelajaran, dan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang yang tidak menggunakan modul pembelajaran. jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 65 %. Sedangkan jumlah peserta didik pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 30,3 %. Sehingga dapat dikatakan kelas eksperimen lebih unggul 35,32% dibandingkan kelas kontrol. Saran : Sebaiknya penelitian tidak hanya dilakukan pada kompetensi tertentu saja, kompetensi yang lain juga juga perlu dilakukan penelitian agar peserta didik termotivasi dan aktif dalam melakukan proses pembelajaran. Kata kunci : hasil belajar, modul pembelajaran, memelihara/servis sistem AC iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: 1. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqoroh:155) 2. Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah. (HR. Bukhari dan Muslim) PERSEMBAHAN: 1. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas cucuran keringat, air mata, darah dan do a untuk ku. 2. Mas Wawan, terimakasih telah memberikan teladan yang baik, tapi maaf aku tidak setangguh dirimu. 3. A. Yusro, Ari P. dan A. Saefudin yang telah memberikan bantuan ketika mengalami situasi sulit. 4. Almamater ku UNNES. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberikan rahmat dan hidayah-nya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta kepada para sahabatnya. Penulis sangat bersyukur karena dengan rahmat dan hidayah-nya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/servis Sistem AC. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M. Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. M. Khumaedi, M. Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Tenik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Masugino, M. Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Drs, Supraptono, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Hadromi, S.Pd.,M.T., Dosen Penguji yang telah memberikan waktu dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepala SMK Muhammadiyah 2 Boja yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis v

6 mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda atas bantuan dan kebaikkannya. Amin. Semarang, Penulis vi

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... ii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 6 E. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis... 7 F. Penegasan Istilah... 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS... 9 A. Tinjauan Belajar Pengertian Belajar... 9 vii

8 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Hasil Belajar B. Modul Pembelajaran Pengertian Modul Fungsi Modul Karakteristik Modul Pembelajaran Modul dan Tujuannya Ciri-ciri Pembelajaran Modul Keuntungan Sistem Belajar Modul Struktur Modul C. Memelihara/servis Sistem AC D. Kerangka Berfikir E. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Populasi dan Sampel Populasi Sampel C. Variabel Penelitian D. Langkah-Langkah Eksperimen E. Metode Pengumpulan Data Metode Dokumentasi Metode Tes viii

9 F. Uji Coba Instrumen Validitas Alat Ukur Reliabilitas Alat Ukur Tingkat Kesukaran Soal Daya Pembeda G. Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis Uji Gain Score Uji Signifikansi Perhitungan Persentase BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Data Uji Persyaratan a. Hasil Uji Normalitas Data b. Hasil Uji Homogenitas Data c. Hasil Uji Perbedaan d. Hasil Uji Gain Score e. Hasil Uji Signifikansi f. Hasil Perhitungan Persentase ix

10 B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Control Group Pretest Posttest Tabel 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba Tabel 3. Hasil Uji Validitas Soal Instrumen Tabel 4. Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal Tabel 5. Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tabel 6. Hasil Uji Pretest Tabel 7. Hasil Uji Posttest Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Pretest Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Posttest Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Pretest Tabel 11. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Postest Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest Tabel 13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest Tabel 14. Hasil Uji Gain Score Tabel 15. Hasil Uji Signifikansi Tabel 16. Persentase KKM Kelompok Eksperimen Tabel 17. Persentase KKM Kelompok Kontrol xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kompresor Gambar 2. Kondensor Gambar 3. Dryer/Receifer Gambar 4. Ekspansion Valve Gambar 5. Evaporator Gambar 6. Blower Gambar 7. Magnetic Clutch Gambar 8. Siklus Pendinginan Sistem AC Gambar 9. Manifold Gauge Gambar 10. Tabung Refrigerant Gambar 11. Kerangka Berfikir Gambar12. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Peserta Uji Coba Lampiran 2. Soal Tes Uji Coba Lampiran 3. Lembar Jawab Lampiran 4. Kunci Jawaban Lampiran 5. Analisis Soal Uji Coba Lampiran 6. Analisis Butir Soal Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 12. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Lampiran 13. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Lampiran 14. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 15. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 16. Uji Homogenitas Pretest Lampiran 17. Uji Homogenitas Posttest Lampiran 18. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest Lampiran 19. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest Lampiran 20. Perhitungan Gain Score Lampiran 21. Uji Signifikansi xiii

14 Lampiran 22. Modul Pembelajaran Lampiran 23. Silabus Lampiran 24. RPP Kelas Eksperimen Lampiran 25. RPP Kelas Kontrol Lampiran 26. Validasi Modul Lampiran 27. Surat Keterangan Pembimbing Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian Lampiran 29. Surat Selesai Penelitian Lampiran 30. Foto Penelitian xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang kualitas pendidikannya sangat rendah bisa dipastikan kemajuan bangsa tersebut akan berjalan lambat begitu pula sebaliknya, apabila kualitas pendidikan suatu bangsa itu baik maka kemajuan bangsa akan berjalan cepat. Dalam hal ini sekolah sebagai sarana pendidikan memegang peranan penting dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah harus memberikan pembelajaran yang baik dan berkualitas kepada peserta didiknya. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua peserta didik. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang pada intinya menyangkut pemberian materi pelajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan dan pengetahuan yang bermanfaat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan modul pembelajaran. modul pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dikarenakan memiliki banyak kegunaan. Menurut Andriani dalam Prastowo (2012:109) kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar, sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi peserta didik, serta sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Di samping itu, kegunaan lainnya adalah 1

16 2 menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri (self assessment). Proses belajar mengajar di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal pada kompetensi memelihara/servis sistem AC selama ini belum menggunakan modul pembelajaran. kegiatan belajar mengajarnya masih menggunakan pembelajaran ceramah biasa dengan memanfaatkan alat bantu papan tulis. Menurut Bahri dalam Rois (2010:2) Pembelajaran ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Menurut Harsono dkk. (2009:71) Metode yang sering digunakan pendidik dalam mengajar yakni metode mengajar ceramah, metode ini tergolong metode konvensional karena persiapannya paling sederhana dan mudah, fleksibel tanpa memerlukan persiapan khusus. Pembelajaran ceramah konvensional tanpa adanya modul yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal memiliki beberapa kelemahan, diantaranya peserta didik cenderung menjadi pasif, peserta didik hanya mengandalkan materi yang diberikan dari pendidik saja dan tidak mau mencari materi pelajaran dari sumber lain. Pembelajaran ceramah biasa membuat peserta didik terpaksa mencatat secara terus menerus materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Efek negatif dari mencatat yang terlalu berlebihan yaitu peserta didik akan mengalami kelelahan. Pada akhirnya peserta didik malas untuk mencatat materi yang disamapaikan, sehingga kegiatan belajar peserta didik akan terganggu. Selain itu bisa membuat peserta didik menjadi bosan dan menemui titik jenuh karena pembelajaran berjalan monoton.

17 3 Menurut Anam (2009:7) Pembelajaran konvensional (biasa) yang menekankan pada cara belajar duduk, dengar, catat, dan hafal sangat membelenggu kreativitas peserta didik, mereka hanya belajar dengan menerima saja (reception learning) apa yang disampaikan oleh guru, tanpa tahu mengapa seperti itu. Akibat pembelajaran biasa ini adalah apa yang dipelajari kurang berarti, kurang berbekas dalam ingatan (memori) peserta didik. Ketika proses pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC berlangsung yang memegang buku pegangan hanya pendidik saja sedangkan peserta didik tidak menggunakan buku pegangan sama sekali. Ketiadaan buku pegangan pada peserta didik menyebabkan peserta didik tidak mempunyai persiapan sama sekali tentang materi sistem AC yang akan diajarkan, sehingga pesrta didik mengalami kebingungan ketika pendidik menyampaikan materi sistem AC. Buku pegangan yang digunakan oleh pendidik adalah New Step 2, padahal bahasa yang digunakan pada buku new step 2 cukup sulit dipahami apabila disampaikan kepada peserta didik, selain itu buku new step 2 juga tidak diperuntuhkan untuk peserta didik melainkan untuk peserta kursus. Kelemahan lain buku new step 2 adalah gambar-gambar yang disajikan tidak begitu menarik karena gambar disajikan tidak berwarna, dalam buku New Step 2 juga tidak dilengkapi latihan-latihan soal untuk peserta didik sehingga berakibat kurang interaktif apabila dibaca oleh peserta didik. Hal-hal seperti ini lah yang menyulitkan peserta didik untuk memahami materi kompetensi memelihara/servis sistem AC dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang selama ini masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan KKM yang seharusnya dicapai adalah 70,00 pada kompetensi memelihara/servis sistem AC. Hasil belajar peserta didik sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian baik

18 4 dari pendidik atau pihak yang berkepentingan terhadap pendidikan, sebab hasil belajar memberikan gambaran sejauh mana keberhasilan dari proses pendidikan yang telah berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan ini maka diperlukan adanya modul pembelajaran yang diberikan untuk semua peserta didik agar kegiatan belajar peserata didik dapat berjalan dengan baik dan materi bisa terserap secara maksimal. Dengan adanya modul pembelajaran peserta didik akan dilatih untuk belajar secara mandiri tanpa harus menunggu materi yang diberikan oleh pendidik. Didalam modul juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang komunikatif dengan tujuan agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang ada di modul. Tujuan utama penggunaan modul dalam proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. Penulis meyakini bahwa penggunaan modul pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan. Penggunaan Modul diharapkan mampu memudahkan peserta didik untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan secara ringkas Penulis memeilih judul Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/Servis Sistem AC.

19 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem AC? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran? C. Batasan Masalah Permasalahan mengenai penggunaan modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC di SMK sangat kompleks, sehingga diperlukan adanya suatu batasan masalah yang jelas dalam penelitian ini. Adapun permasalahan yang perlu dibatasi adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada peserta didik yang sudah mendapatkan materi kompetensi memelihara/servis sistem AC yaitu, kelas XII Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal Tahun ajaran 2012/ Materi yang akan dibahas dan diteskan dibatasi pada aspek-aspek kognitif (pengetahuan) kompetensi memelihara/servis sistem AC yang meliputi antara lain pengertian sistem AC, komponen-komponen sistem AC, cara kerja sistem AC dan cara pemeliharaan sistem AC.

20 6 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem AC? 2. untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran? E. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah: a. Manfaat Teoritis 1. Memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi untuk studi lebih lanjut. b. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan tentang perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dan yang tidak menggunakannya pada kompetensi memelihara/servis sistem AC.

21 7 2. Bagi pembaca, memberikan manfaat pengetahuan, manakah pembelajaran yang lebih baik antara pembelajran yang menggunakan modul pembelajaran dengan pembelajaran yang tidak menggunakan modul pembelajaran. 3. Bagi peserta didik, membantu peserta didik dalam memahami materi kompetensi memelihara/servis sistem AC. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilah istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah istilah yang digunakan. Adapun istilah istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (Prastowo, 2012 :104). 2. Kompetensi Memelihara/Servis Sistem AC Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Mulyasa, 2004:37). Kompetensi memelihara/servis sistem AC adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan siskap tentang memelihara/servis sistem AC.

22 8 3. Hasil belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai tes kognitif pada akhir pembelajaran, setelah peserta didik memperoleh perlakuan.

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar dapat berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, akan tetapi belajar disekolah sifatnya lebih formal, semua komponen dalam proses belajar direncanakan secara sistematis. Menurut Syah (2007:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan menurut Rifa i (2009:82) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Adapun menurut Baharruddin (2010:11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Proses belajar pada dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik. Informasi yang disampikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik berkedudukan sebagai subyek belajar, sedangkan pendidik berkedudukan sebagai pengendali. Proses komunikasi dalam suatu pembelajaran dapat terjadi antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan juga dapat terjadi antara peserta didik dengan sumber belajar lainnya. 9

24 10 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: (1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik. (2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik. (3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi setrategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran (Syah, 2007:144) Faktor internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, emosional, dan kondisi sosial. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Peserta didik yang mengalami kelemahan dibidang fisik, misalnya dalam membedakan warna akan mengalami kesulitan didalam belajar yang berkaitan dengan membedakan warna contohnya pada pelajaran kelistrikan otomotif karena dalam pelajaran tersebut harus bisa membedakan warna-warna kabel pada rangkaian listrik. Peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan mengalami kesulitan di dalam persiapan belajar dan dalam proses belajar. Peserta didik yang sedang mengalami ketegangan emosional, misalnya takut dengan pendidik, akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk memulai belajar baru karena selalau teringat oleh perilaku pendidik yang ditakuti. Faktorfaktor internal ini dapat terbentuk akibat dari pertumbuhan, dan pengalaman belajar sebelumnya. Faktor-faktor eksternal juga sangat mempengaruhi belajar peserta didik dalam belajar. Vaktor eksternal mencakup faktor lingkungan sosial dan faktor

25 11 lingkunan nonsosial. Lingkungan sosial peserta didik yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanaya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Lingkungan nonsosial peserta didik meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Faktor pendekatan belajar ikut andil terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Faktor pendekatan belajar menyangkut setrategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk mempelajari dan memahami materi-materi yang telah diberikan oleh pendidik. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa i, 2009:85). Hasil belajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi belajar. Apabila hasil belajar pesrta didik ingin menjadi baik, maka pendidik perlu membuat situasi dan kondisi yang memungkinkan peserta didik tersebut dapat meraih hasil belajar yang lebih baik. Pendidik harus menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai untuk peserta didik dan dapat menciptakan situasi belajar menjadi menyenangkan.

26 12 Menurut Carroll dalam Wijaya (1992:100) hasil belajar itu sangat bergantung kepada lima faktor, yaitu: 1. Faktor bakat yaitu faktor yang sangat bertalian dengan minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. 2. Kualitas pengajaran. 3. Kemampuan memahami pengajaran. 4. Tekun membaca, mendengar, memecahkan masalah, mengerjakan tugas, dan segala pekerjaan lainnya. 5. Penggunaan waktu belajar secara efektif dan efesien. B. Modul 1. Pengertian Modul Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sebuah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2009:205). Adapun menurut Walter Dick dan Lou Carry dalam Wena (2009:231) modul diartikan sebagai unit pembelajaran berbentuk cetak. Sedangkan menurut Mulyasa (2009:231) modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pengertian modul yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan instruksional mandiri. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul diatur sehingga seolah-olah merupakan bahasa pendidik yang sedang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasanbatasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

27 13 untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. 2. Fungsi Modul Sebagai salah satu bahan ajar, modul memiliki banyak fungsi. Fungsi dari modul berguna baik bagi pendidik maupun peserta didik. Dengan adanya modul akan memepermudah peserta didik untuk belajar dan mempermudah pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan fungsi dari modul bisa memeperkecil kendala ketika proses belajar mengajar berlangsung. Prastowo dalam bukunya Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar Inovatif (2012:107) modul memiliki fungsi sebagai berikut: a. Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. b. Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. c. Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. 3. Karakteristik Modul Menurut Mulyasa (2009:232) pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik. b. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefesian mungkin. d. Materi pelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu modul, dan

28 14 tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan, atau dipelajarai. e. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar perserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar. Karakteristik modul yang dikemukakan di atas, kiranya dapat diambil kesimpulan bahwa belajar bermodul adalah sebuah sistem belajar mandiri/individual, dimana terdapat kejelasan tujuan, mengandung usaha memotivasi peserta didik untuk belajar, fleksibel dan terdapat tes dari tiap-tiap modul atau tiap-tiap sub kompetensi dimana hasil ujian berfungsi sebagai feedback. 4. Pembelajaran Modul dan Tujuannya Pembelajaran modul adalah pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Pembelajaran modul lebih menitik beratkan pada peran otonomi belajar peserta didik. dimana peserta didik mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, menentukan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajarnya, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Menurut Nasustion (2009:205) Tujuan sistem pembelajaran modul antara lain: 1. Membuka kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Dianggap bahwa peserta didik tidak akan mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama dan tidak sedia mempelajari sesuatu pada waktu yang sama. 2. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut cara masingmasing, oleh sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk

29 15 memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing. 3. Memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin bila kita anggap bahwa pelajar tidak mempunyai pola minat yang sama atau motivasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. 4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya melalui modul remidial, ulangan-ulangan atau variasi dalam cara belajar. 5. Ciri-Ciri Pembelajaran Modul Pembelajaran modul memepunyai ciri tersendiri dibandingkan pembelajaran konvensional atau ceramah biasa, dimana peserta didik pada pembelajaran modul akan dilatih untuk belajar mandiri agar peserta didik tidak tergantung pada pendidik saja. Sementara pada pembelajaran konvensional, peserta didik sangat tergantung pada peranan seorang pendidik, apabila pendidik tidak hadir pada proses belajar maka peserta didik tidak bisa mendapatkan materi pelajaran sama sekali karena peserta didik tidak memiliki sumber belajar yang lain. Menurut Wijaya (1992:97) ciri-ciri pembelajaran modul adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik dapat belajar secara individual 2. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khusus. 3. Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik segera dapat diketahuai. 4. Membuka kesempatan kepada peserta didik untuk maju berkelanjutan menurut kemampuannya masing-masing. 5. Modul merupakan paket pelajaran yang bersifat self education. Dengan belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara optimal. 6. Modul memiliki daya informasi pengetahuan yang cukup kuat. 7. Modul banyak memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berbuat aktif. 8. Modul memiliki kekuatan ulang yang cukup tinggi. Peserta didik mempelajari modul tidak hanya dengan sekali membaca teks dalam lembaran (lembaran tugas, dan lembaran evaluasi)

30 16 6. Struktur Modul Menurut pandangan Vembriarto dalam Prastowo (2012:114) unsur-unsur modul yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur sebagai berikut: 1. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan pengajaran ini dirumuskan dalam bentuk tingkah laku peserta didik. Tiap-tiap rumusan tujuan melukiskan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan tugas mereka dalam mempelajari modul. 2. Petunjuk untuk pendidik. Petunjuk untuk pendidik ini berisi keterangan tentang bagaimana pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efesien. 3. Lembaran kegiatan peserta didik. Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Materi dalam lembaran kegiatan peserta didik tersebut disusun secara khusus sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut, tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul dapat tercapai. 4. Lembaran kerja bagi peserta didik. Materi pelajaran dalam lembar kegiatan disusun sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat secara aktif mengikuti proses belajar. Dalam lembar kegiatan tersebut, kita dapat mencantumkan pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab serta dipecahkan oleh peserta didik. 5. Kunci lembaran kerja. Materi pada modul tidak saja disusun agar peserta didik senantiasa aktif memecahkan masalah-masalah, melainkan juga dibuat agar peserta didik dapat mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri. 6. Lembaran evaluasi. Perlu kita ketahui bahwa lembaran evaluasi yang berupa tes dan rating scale, evaluasi pendidik terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat pada lembaran evaluasi tersebut, dan bukannya oleh jawaban-jawaban peserta didik yang terdapat pada lembar kerja. 7. Kunci lembaran evaluasi. Dalam hal ini, tes dan rating scale yang tercantum pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis modul yang bersangkutan. Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan modul harus sesuai dengan aturan yang ada. Kita tidak bisa menyusun modul tanpa mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah ditetapkan. Modul akan digunakan oleh peserta didik atau pendidik sebagai buku pegangan dalam proses pembelajaran disekolah, apabila kita menyusunnya secara asal-asalan maka akan berdampak buruk untuk

31 17 proses pembelajaran di sekolah karena modul akan sulit dipahami apabila dibaca. Modul yang disusun harus mencakup semua unsur-unsur yang telah ditetapkan, karena unsur yang satu akan berhubungan dengan unsur yang lain. Menurut Nasution (2009:217) dalam garis besarnya penyusunan modul dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas dan spesifik. 2. Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu. 3. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul bagi peserta didik. 4. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing peserta didik agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. 5. Menyusun posttest untuk mengukur hasil belajar peserta didik. C. Memelihara/servis Sistem AC 1. Nama dan fungsi komponen sistem AC AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan atau komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman (Triyono, 2010:5). Rangkaian peralatan atau komponen sisitem AC adalah sebagai berikut: a. Kompresor kompresor berfungsi untuk memompakan refrigerant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga mengakibatkan temperaturnya meningkat (Triyono, 2010:6). Gambar 1. Kompresor

32 18 Karena adanya peningkatan suhu dan tekanan pada refrigerant maka refrigerant akan mengalir dalam sistem AC. Kompresor menjadi suatu komponen yang sangat vital dalam sisitem AC karena fungsinya yang paling dominan, tanpa adanya kompresor refrigerant tidak akan bersirkulasi. b. Kondensor Fungsi kondensor adalah untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigerant yang berbentuk gas menjadi cair (Triyono, 2010:7). Panas yang ada di kondensor akan dialirkan menuju udara sekitar melalui sirip-sirp kondensor. Dalam proses pelepasan panas kondensor akan ditiup kipas kondensor yang berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan. Gambar 2. Kondensor c. Dryer/receiver Dryer/receiver berfungsi menampung refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkannya ke evaporator melalui expansion valve (Triyono, 2010:7). Selain menampung refrigerant, Dryer/receifer juga berfungsi

33 19 sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang masuk dalam siklus sistem AC. Gambar 3. Dryer/receiver d. Exspansion valve Expansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas (Triyono, 2010:7). Apabila refrigerant tidak dikabutkan oleh expansion valve sebelum masuk evaporator maka evaporator akan mengalami kesulitan untuk mendinginkan udara yang ada disekitarnya. Gambar 4. Expansion Valve e. Evaporator Dilihat dari bentuk dan konstruksinya, evaporator dan kondensor memiliki kesamaan. Namun dari segi fungsinya, terdapat perbedaan yang mendasar. Pada kondensor, terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair, namun sebaliknya, pada evaporator, terjadi perubahan wujud refrigerant dari zat cair

34 20 menjadi gas. Menurut Triyono dalam bukunya Pedoman Praktis Merawat AC Mobil (2010:7) evaporator adalah komponen yang berfungsi untuk menyerap panas dari udara melalui sirip-sirip pendingin evaporator sehingga udara tersebut menjadi dingin. Gambar 5. Evaporator f. Blower Blower berfungsi untuk meniup atau menghembuskan udara melewati sirip-sirip evaporator sehingga udara dingin yang ada dissekitar evaporator mengalir searah aliran tiupan blower menuju ke ruangan mobil. Konsumsi tenaga yang digunakan adalah W dengan tiga kecepatan, yaitu kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi. Gambar 6. Blower

35 21 2. Cara kerja komponen AC a. Kompresor Kompresor dibagi menjadi dua bagian yaitu: kompresor dan magnetic clutch. 1. Kompresor Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli mesin. Putaran kompresor akan menggerakkan piston dan gerakan piston ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya. 2. Magnetic clutch Menurut Triyono (2010:15) Magnetic clutch adalah alat yang digunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan inti pada magnetic clutch terdiri atas tiga macam yaitu stator, rotor dan pressure plate. Gambar 7. Magnetic Clutch Cara kerja dari magnetic clutch adalah Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompresor hanya akan

36 22 berputar apabila switch AC dalam posisi hidup hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit memutar kompresor. b. Kondensor Fungsi utama dari kondensor adalah mendinginkan gas refrigerant sehingga terkondnsasi. Mekanisme kondensor agar hal tersebut terjadi yaitu dengan membuat kondensor dalam bentuk yang berliku-liku. Akibatnya, luas permukaan kondensor semakin luas dan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant (Triyono, 2010:17). Proses pelepasan panas yang terjadi pada kondensor dipercepat dengan laju gerak mobil itu sendiri dan dibantu dengan isapan fan atau kipas. Semakin baik pelepasan panas yang dilakukan oleh kondensor semakin baik pula pendinginan yang dilakukan oleh evaporator. c. Receifer/Dryer Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke expansion valve. Dryer, desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca atau sight glass yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.

37 23 d. Expansion valve Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil konstan atau dapat diatur melalui katup yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. e. Evaporator Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadinya penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin. 3. Siklus pendinginan sistem AC Gambar 8. Siklus Pendinginan Sistem AC

38 24 Siklus pendinginan yang terjadi pada sistem AC dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kompresor berputar menekan gas refrigerant agar tekanan dan suhunya naik. b. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam kondensor, panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair. c. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring sampai evaporator membutuhkan refrigerant. d. Expansion valve memancarkan refrigerant cair sehingga berbentuk kabut yang bertemperatur dan bertekanan rendah. e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun mengalir kedalam evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela sirip evaporator, sehingga udara disekitar evaporator tersebut menjadi dingin. f. Gas refrigerant kembali kekompresor (Triyono, 2010:8). 4. Manifold gauge Manifold gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengosongkan atau mengisi refrigerant. Selain untuk mengosongkan dan mengisi refrigerant pada sisitem AC, manifold gauge juga digunakan untuk mendeteksi kerusakankerusakan yang terjadi pada sisitem AC. Pemeriksaan refrigerant pada sisitem AC untuk melihat kondisi dan jumlah refrigerant manifol gauge juga masih digunakan. Gambar 9. Manifold Gauge

39 25 5. Refrigerant Refrigerant adalah media yang berbentuk senyawa, yang digunakan dalam siklus panas yang mengalami perubahan fasa dari gas ke cair atau sebaliknya (Triyono, 2010:28). Jenis refrigerant cukup banyak, salah satu yang pernah digunakan sebagai fluida kerja pada sistem AC mobil adalah R12. Akan tetapi karena R12 mengandung HFC yang besar andilnya dalam dampak penipisan lapisan ozon, maka saat ini diwajibkan untuk menggunakan refrigerant yang lebih ramah lingkungan, yaitu R134a sebagai pengganti R12. Refrigerant R134a bersifat lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung HFC karena pada dasarnya sifat HFC adalah mengurai oksigen atau O 3. Gambar 10. Tabung Refrigerant Menurut Triyono (2010:28) refrigerant yang ideal harus memiliki sifatsifat termodinamika sebagai berikut: a. Titik didihnya rendah. b. Penguapan panasnya tinggi. c. Dalam bentuk cair kekentalannya rendah. d. Kepadatan dalam bentuk gas tinggi. e. Tidak berbau. f. Tidak beracun. g. Tidak mudah terbakar.

40 26 h. Tidak menimbulkan korosi. i. Nilai konduktifitas termalnya tinggi. j. Susunan kimianya stabil, tidak mudah terurai saat mendapatkan tekanan, terurai maupun saat penguapan. 6. Pelumas kompresor Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta bidang permukaan yang saling bergesekan agar tidak terjadi kerusakan atau keausan. Pelumas pada kompresor ini ikut bersirkulasi dengan refrigerant dan dapat dijadikan pertanda kebocoran sirkulasi AC apabila oli pelumas kompresor keluar dari sistem sirkulasi AC. 7. Memelihara/servis sistem AC Agar sistem AC menjadi awet dan tidak mudah rusak maka diperlukan pemeliharaan dan servis pada komponen-komponen AC. Komponen-komponen AC yang harus mendapatkan pemeliharaan dan servis diantaranya adalah: a. Kompresor Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap kendaraan menempuh jarak km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml. b. Kondensor Cucilah kondensor dengan menggunakan air sampai kotoran-kotoran yang menempel pada kondensor hilang dan bersih. Betulkan atau luruskan apabila pada sirip-sirip kondensor ada yang bengkok.

41 27 c. Receiver/dryer Setiap kendaraan atau mobil yang telah menempuh jarak km maka receiver/dryer harus diganti. d. Expansion Valve Apabila Expansion Valve terjadi kerusakan maka harus diganti karena pada expansion valve tidak bisa dilakukan perbaikan. e. Evaporator Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan. f. Blower Cucilah blower hingga bersih sampai debu-debu yang ada pada blower hilang. D. Kerangka Berfikir Modul kompetensi memelihara/servis sistem AC sangat berguna baik bagi pendidik maupun peserta didik. Bagi pendidik modul ini akan mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran dan bagi peserta didik modul dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam menelaah materi. Penggunaan modul ini dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan mengamati dan menelaah setiap sub kompetensi dalam modul, sehingga dengan seringnya menggunakan modul dalam menelaah materi kompetensi memelihara/servis sistem AC pada berbagai pokok bahasan atau sub kompetensi akan memperkuat ingatan dan pemahaman peserta didik.

42 28 Pada proses pembelajaran menggunakan modul, peserta didik akan aktif berpartisipasi berpikir dan berupaya mencari permasalahan dan juga jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan dan dituntut peserta didik sendirilah yang menjelaskannya dengan menggunakan modul serta latihan mengerjakan soal atau pertanyaan pada modul. sehingga diharapkan berbagai permasalahan dapat dipecahkan oleh masing-masing peserta didik dengan bantuan modul. Pembelajaran dengan menggunakan modul. Maendorong peserta didik untuk belajar mandiri Meningkatkan hasil belajar. Menimbulkan aktifitas dan kretifitas peserta didik. Gambar 11. Kerangka Berfikir Sistem pembelajaran yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan dan motivasi pada peserta didik dalam menelaah serta memahami kompetensi memelihara/servis sistem AC sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran tanpa penggunaan modul peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan pendidik, pendidik lebih aktif dan peserta didik cenderung pasif. Dengan kondisi demikian maka peserta didik kurang bergairah dalam belajar, sehingga pada akhirnya kurang meningkatkan hasil belajar peserta didik.

43 29 E. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji melalui serangkaian kegiatan penelitian (Samsudi, 2009:38). Bertolak dari kerangka berfikir di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis: Ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas XII TKR SMK Muhammadiyah 2 Boja pada kompetensi memelihara/servis sistem AC sebelum dan sesudah menggunakan modul pembelajaran.

44 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Menurut Samsudi (2009:66) metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dirancang/sengaja dan terkontrol dimana peneliti sengaja memodifikasi atau memanipulasi kondisi/variabel dalam bentuk pemberian perlakuan tertentu untuk memperoleh atau menentukan peristiwa atau kejadian sesuai dengan yang dirancang. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan secara langsung kepada sampel penelitian yaitu dengan memberikan pembelajaran yang menggunakan modul pada kelas eksperimen dan pembelajaran yang tidak menggunakan modul pada kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah desain control group pre test post test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre test maupun post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain tersebut dapat dijelaskan melalui table 1. Tabel 1. control group pre test post test Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test E Y 1 X 1 Y 2 K Y 1 X 2 Y 2 Keterangan : E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol 30

45 31 X 1 : Pembelajaran dengan modul X 2 : Pembelajaran tanpa modul Y 1 : Pre test kompetensimemelihara/servis sistem AC Y 2 : Post test kompetensi memelihara/servis sistem AC (Samsudi, 2009:76). Pemilihan dan Studi Masalah Merumuskan Masalah dan Pendekatan Pembuatan Modul Penyusunan Instrument Tidak Diterima Analisis Diterima Pretest (XII) Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pembelajaran dengan Modul Pembelajaran tanpa Modul Posttest Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Laporan Gambar 12. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

46 32 B. Populasi dan Sampel 5. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik tingkat XII program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Muhammadiyah 2 Boja kabupaten Kendal tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 165 peserta didik yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu Kelas XII TKR 1 sebanyak 32 peserta didik, kelas XII TKR 2 sebanyak 32 peserta didik, kelas XII TKR 3 sebanyak 33 peserta didik, kelas XII TKR 4 sebanyak 35 peserta didik, dan kelas XII TKR 5 sebanyak 33 peserta didik. 6. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174), maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari peserta didik kelas XII program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 peserta didik yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu: 1) Kelompok eksperimen : kelas XII TKR 2 sebanyak 32 peserta didik 2) Kelompok kontrol : kelas XII TKR 3 sebanyak 33 peserta didik Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan modul, sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan modul.

47 33 Teknik sampling yang dilakukan adalah teknik purposive sample (sampel bertujuan), yaitu sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan terntentu (Arikunto, 2010:183). Peneliti mengambil kelas XII TKR 2 dan kelas XII TKR 3 sebagai sampel penelitian dari lima kelas program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang ada, berdasarkan pertimbangan bahwa dua kelas tersebut memiliki rata-rata hasil belajar yang hampir sama dan diajar oleh pendidik yang sama. C. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. a. Variabel X (Variabel bebas) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terkait. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mepengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan modul pembelajaran. b. Variabel Y (Variabel terkait) Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah hasil belajar kompetensi memelihara/servis sistem AC.

48 34 D. Langkah-langkah Eksperimen Agar hasil penelitian bisa maksimal dan berjalan dengan lancar maka perlu dijelaskan langkah-langkah eksperimen, langkah langkah eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pembuatan modul pembelajaran. 2. Penyusunan soal tes. 3. Validitas soal tes. 4. Pengujian hasil belajar dengan tes (pree test). 5. Proses belajar mengajar menggunakan modul pembelajaran untuk kelas eksperimen dan proses belajar mengajar tanpa menggunakan modul pembelajaran untuk kelas eksperimen. 6. Pengujian hasil belajar dengan tes (post test). 7. Membandingkan hasil pretest dan posttest. 8. Menarik kesimpulan hasil belajar. E. Metode Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan penelitian dibutuhkan data yang berhubungan dengan obyek untuk mencari jawaban dari permasalahan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode tes. 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

49 35 notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama peserta didik yang akan menjadi sampel dan informasi mengenai nilai rata-rata kelas yang akan menjadi sampel di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal. 2. Metode Test Tes adalah instrumen penelitian yang bersifat mengukur kemampuan individu, dengan cara individu memeberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan baik secara tertulis, secara lisan, atau secara perbuatan (Samsudi, 2009:103). Metode ini mengungkap data dengan melakukan tes dengan pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dilakukan oleh responden. Tujuannya untuk mengetahui data yang menunjukkan kemampuan atau hasil belajar responden pada tahap pengetahuan (kognitif) terhadap kompetensi memelihara/servis sistem AC. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes tersebut yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Dalam penyusunan perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut. a. Materi yang diteskan dibatasi pada aspek-aspek kognitif (pengetahuan) kompetensi memelihara/servis sistem AC yang meliputi pemahaman bagianbagian atau komponen sistem AC, cara pemeriksaan komponen, gambar komponen dan rangkaiannya, serta analisis kerusakannya.

50 36 b. Menyusun jumlah soal sebanyak 50 butir soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Pilihan soal objektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi. 2) Dapat dinilai secara objectif oleh siapapun. 3) Kunci jawaban tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi. Setelah soal disusun, dilakukan uji coba terlebih dahulu agar pengukuran dalam penelitian dapat memberikan hasil yang mencerminkan keadaan yang diukur. Hal tersebut untuk mengetahui: validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Alasan yang digunakan tes pilihan ganda yaitu mempermudah pemberian nilai dan tes pilihan ganda tidak bersifat subjectif. Tabel 2. Kisi-kisi soal uji coba No INDIKATOR & KISI - KISI NOMOR SOAL 1 Sistem AC a. Devinisi sistem AC b. Nama-nama komponen sistem AC c. Fungsi masing-masing komponen sistem AC d. Cara kerja masing-masing komponen sistem AC 2 Rangkaian/siklus sistem AC a. Peralatan tambahan pada rangkaian sistem AC b. Letak komponen utama maupaun perlengkapan tambahan pada sistem AC c. Siklus pendinginan sistem AC d. Manifold gauge e. Cara mengisi refrigerant pada sistem AC 3 Memelihara/servis sistem AC a. Pemeliharaan komponen utama sistem AC b. Ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab, dan cara pemecahannya c. Trouble shooting pada sisitem AC JUMLAH SOAL Soal

51 37 F. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal pada peserta didik kelas XII TKR 4 tahun ajaran 2012/2013. Dimana peserta didik tersebut sudah memperoleh materi kompetensi memelihara/servis sistem AC sehingga kelas tersebut dijadikan kelompok uji coba soal. Peserta didik diberi soal sebanyak 50 butir soal kemudian hasilnya akan dianalisis sehingga diperoleh soal-soal yang valid, reliabel, dan taraf kesukaran yang nantinya akan digunakan untuk penelitian. 1. Validitas alat ukur Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, begitupun sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal adalah rumus point biserial correlation. r pbis = M p M t S t p q (Arikunto, 2010:326) Keterangan : r pbis = Koefisien korelasi point biserial. M p = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes. M t = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).

52 38 S t p = Standar deviasi skor total. = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut. q = 1 p. Korelasi diatas 0,30 dipandang sebagai butir tes yang baik. Karena korelasi rata-rata butir dengan butir lainnya berhubungan dengan korelasi butir dengan skor total, maka yang memeiliki korelasi tinggi dengan total adalah butir-butir yang terbaik (Surapranata, 2009 : 64). Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Soal Instrumen No Kategori Soal Jumlah Soal Nomor Soal 1. Valid 33 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 42, 44, 45, Tidak Valid 17 7, 11, 21, 25, 27, 30, 31, 35, 38, 39, 40, 41, 43, 46, 47, 49, Reliabilitas alat ukur Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Rumus reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas dengan rumus K-R 20,yaitu :

53 39 r 11 = k k 1 V t Ʃpq V t (Arikunto, 2010:231) Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen. k = banyaknya butir soal. V t = varians total. P = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat sekor 1). P = q = banyaknya subjek yang sekornya 1 N proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q=1 p) Kemudian r 11 yang diperoleh di konsultasikan dengan tabel product moment. Bila koefesien reliabilitas 0,5 dapat dipakai untuk penelitian (Surapranata, 2009:114) 3. Tingkat kesukaran soal Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal maka perlu menentukan besarnya p dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = B JS (Arikunto, 2005:208) Keterangan : P = Indeks kesukaran. B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

54 40 Dengan kriteria tingkat kesukaran soal sebagai berikut: p : 0,00 0,29 = Butir soal sukar. p : 0,30 0,70 = Butir soal sedang. p : 0,71 1,00 = Butir soal mudah. Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1. Mudah 9 5, 7, 10, 27, 28, 38, 45, 47, Sedang 34 1, 2, 3, 4, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 32, 33, 35, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 48, Sukar 7 6, 11, 16, 30, 34, 36, Daya pembeda Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang mempunyai kemempuan tinggi dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan rendah. Cara menentukan daya pembeda yaitu dengan menggunakan rumus: D = B A J A B B J B = P A P B (Arikunto, 2005:213) Keterangan: J JA = Jumlah peserta tes. = Banyak peserta kelompok atas.

55 41 JB BA BB = B A J A = Banyak pesrta kelompok bawah. = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. = Banyaknya peserta kelopok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. PA = B B J B PB = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Tabel 5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal No. Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1. Baik 26 2, 3, 4, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 22, 24, 26, 27, 28, 32, 33, 35, 37, 42, 43, 45, 47, 48, Cukup 1, 5, 6, 7, 9, 16, 20, 23, 29, 38, 40, 41, Jelek 11, 18, 21, 25, 30, 31, 34, 36, 39, 46, 49. G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar saat menggunakan metode ceramah biasa dengan menggunakan modul. Untuk tujuan tersebut, maka akan dibandingkan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut dengan menggunakan rumus:

56 42 X = fi xi fi (Sudjana, 2005:70) X= Mean/ nilai rata-rata. fi = Frekuensi kelas. xi = tanda kelas interval 2. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dengan rumus Chi-kuadrat. X 2 k = (O i E i ) 2 keterangan: X² = Chi-kuadrat. Oi = Frekuensi pengamatan. Ei = Frekuensi yang diharapkan. K = banyaknya kelas interval. i=1 (Sudjana, 2005: 273) E i Selanjutnya harga X 2 data yang diperoleh dibandingkan dengan X 2 tabel dengan (dk) = k - 1 dan taraf signifikan 0,05. distribusi data yang diuji akan berdistribusi normal jika X 2 data < X 2 tabel. 3. Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Rumus yang digunakan untuk uji homogenitas adalah:

57 43 F = Varians Terbesar Varians Terkecil (Sudjana, 2005:250). Dengan kriteria pengujiannya: jika F hitung F 1 2 v1, v2, α = 5%, maka dapat dikatakan kedua kelompok mempunyai kesamaan varians 4. Uji Hipotesis Uji dua pihak : Uji t Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah uji t dua pihak untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol. Rumus yang digunakan sebagai berikut: t = X 1 X 2 s 1 n n 2 (Sudjana, 2005:239) Keterangan: X 1 = Rerata kelompok eksperimen. X 2 = Rerata kelompok kontrol. n1 = Jumlah subjek kelompok eksperimen. n2 = Jumlah subjek kelompok kontrol. S = Simpangan S 2 = n 1 1 S n 2 1 S2 2 n 1 +n 2 2 Pernyataan uji analisis uji t-test (Sudjana, 2005:239) adalah hipotesis diterima jika t hitung t 1-½α dengan derajat kebebasan (dk) = (n 1 + n 2-2).

58 44 5. Uji gain Menurut Scott (2002:55) menyatakan bahwa untuk melihat besarnya peningkatan hasil belajar peserta didik digunakan uji gain dengan persamaan sebagai berikut: <g> = S post S pre 100% S pre Keterangan: <g> = faktor gain <Spre> = skor rata-rata tes awal (%) <Spost> = skor rata-rata tes akhir (%) Kriteria faktor gain <g>: g > 0,7 = tinggi 0,3 < g < 0,7 = sedang g < 0,3 = rendah 6. Uji signifikansi Untuk mengetahui sinifikan atau tidaknya peningkatan hasil belajar rumus yang digunakan adalah: t = X 1 X 2 S2 1 n 1 +S 2 n 2r S 1 2 n 1 S2 n 2 (Sugiyono, 2009:197) Keterangan: x 1 : nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen x 2 : nilai rata-rata post-test kelas kontrol

59 45 s 1 s 2 : simpangan baku pre-test kelas eksperimen : simpangan baku post-test kelas kontrol 2 s 1 : variansi data pre-test kelas eksperimen 2 s 2 : variansi data post-test kelas kontrol Kriteria yang digunakan adalah terdapat peningkatan yang signifikan apabila harga t hitung tidak memenuhi -t tabel < t hitung < t tabel dengan derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n 1 + n 2-2) dengan taraf signifikansi ( ) = 5 %. 7. Perhitungan Persentase Untuk mengetahui persentase jumlah peserta didik yang memenuhi KKM dari masing-masing kelas dihitung dengan cara sebagai berikut: Keterangan: % = X 1 X 2 X 1 100% X 1 = jumlah peserta didik keseluruhan X 2 = jumlah peserta didik yang tidak memenuhi KKM.

60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui penggunaan modul pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik kelas XII TKR di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal diperoleh melalui pretest dan posttest. Selisih antara pretest dan posttest digunakan untuk menentukan seberapa besar peningkatan hasil belajar. Hasil pretest disajikan dalam tabel 6, hasil post test disajikan dalam tabel 7. Untuk memberikan gambaran mengenai jawaban responden dari item tes yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan dapat dilihat deskripsi sebagai berikut: a) Rekapitulasi hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Data Nilai Kel. Eksperimen Kel. Kontrol Nilai Rata-rata 34,17 39,09 Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata preetest kelas eksperimen sebesar 34,17 sedangkan nilai rata-rata preetest pada kelas kontrol sebesar 39,

61 47 b) Rekapitulasi hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Data Nilai Kel. Eksperimen Kel. Kontrol Nilai Rata-rata 68,54 62,93 Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 68,54 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 62,93. Jika dibandingkan dengan hasil pretest. kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 34,37, sedangkan kelas kontrol hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 23,84. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari rekapitulasi nilai rata-rata posttest dikurangi nilai rata-rata pretest. Peningkatan nilai rata-rata yang signifikan pada kelas eksperimen dikarenakan kelas eksperimen mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika proses pembelajaran berlangsung, pada proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan modul pembelajaran yang berguna untuk memudahkan dalam memahami materi. Sedangkan kelas kontrol pada proses pembelajaran tidak meggunakan modul pembelajaran sehingga mengalami kesulitan dalam memehami materi pelajaran.

62 48 2. Uji Persyaratan a. Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis sehingga diketahui data tersebut normal atau tidak. 1) Sebelum perlakuan Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Pretest No Kelas X hitung X tabel Kriteria 1 Eksperimen 5,68 11,07 Normal 2 Kontrol 6,89 11,07 Normal Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes awal pada kelas eksperimen diperoleh X hitung = 5,68 dan kelas kontrol X hitung = 6,89 sedangkan X tabel = 11,07. karena X hitung berada pada daerah penerimaan H 0, maka disimpulkan bahwa data tes awal tersebut terdistribusi normal. 2) Setelah perlakuan Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Posttest No Kelas X hitung X tabel Kriteria 1 Eksperimen 4,26 11,07 Normal 2 Kontrol 3,32 11,07 Normal Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes akhir pada kelas eksperimen diperoleh X hitung = 4,26 dan kelas kontrol X hitung = 3,32 sedangkan

63 49 X tabel = 11,07. karena X hitung berada pada daerah penerimaan H 0, maka disimpulkan bahwa data tes akhir tersebut terdistribusi normal. b. Hasil Uji Homogenitas Data 1) Sebelum perlakuan Dilakukan uji kesaman dua varians data preetest Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data pretest No Kelas F hitung F tabel Kriteria 1 Eksperimen Homogen 1,307 2,04 2 Kontrol Homogen Berdasarkan perhitungan, diperoleh F hitung = 1,307 sedangkan F tabel = 2,04, karena F hitung berada pada daerah penerimaan H 0, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda. 2) Setelah perlakuan Dilakukan uji kesamaan dua varians data posttest Tabel 11. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Posttest No Kelas F hitung F tabel Kriteria 1 Eksperimen Berbeda 2,03 2,333 2 Kontrol Berbeda Berdasarkan perhitungan diperoleh F hitung = 2,03 sedangkan F tabel = 2,333. karena F hitung berada pada daerah penolakan H 0, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

64 50 c. Hasil Uji Perbedaan 1) Sebelum Perlakuan Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest No Kelas t hitung t tabel Kriteria 1 Eksperimen 2 Kontrol 0,164 2,00 Tidak berbeda Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 0,164 sedangkan t tabel = 2,00, karena t hitung berada pada daerah penerimaan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Setelah perlakuan Tabel 13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest No Kelas t hitung t tabel Kriteria 1 Eksperimen 2 Kontrol 2,178 2,00 berbeda Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 2,178, sedangkan t tabel = 2,00, karena t hitung berada pada daerah penolakan H 0, maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.

65 51 d. Hasil Uji Gain Score Tabel 14. Hasil Uji Gain Score Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Kelompok Hasil Uji Gain Score 1 Eksperimen 4,26 2 Kontrol 3,32 Berdasarkan perhitungan diperoleh peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 4,26, sedangkan peningkatan hasil belajar kelas kontrol sebesar 3,32. e. Hasil Uji Signifikansi Tabel 15. Hasil Uji Signifikansi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel 1 Eksperimen 34,37 2 Kontrol 23, ,53 2,00 Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 3,53 sedangkan t tabel = 2,00, karena t hitung berada pada daerah penolakan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.

66 52 f. Hasil Perhitungan Persentase Pencapaian KKM 1) Kelompok Eksperimen Tabel 16. Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai Nilai KKM pada Kelas Eksperimen. No Jenis jumlah 1 Jumlah sisiwa keseluruhan x Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM (x 2) 11 2) Kelompok Kontrol % = x 100% = 65,62 % 32 Tabel 18. Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai Nilai KKM pada Kelas Kontrol. No Jenis jumlah 1 Jumlah sisiwa keseluruhan x Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM (x 2) 23 % = x 100% = 30,3 % 33 Dari hasil perhitungan tabel 17 dan tabel 18, dapat diketahui persentase jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen sebesar 65,62 %, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 30,3 %. jadi, jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol.

67 53 Sehingga dinyatakan penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. B. PEMBAHASAN Penggunaan modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan modul pembelajaran. Hasil pretest menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 34,17 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 39,09. Setelah diberi perlakuan yang berbeda dimana kelas eksperimen mendapatkan pembelajararan dengan menggunakan modul sedangkan pada kelas kontrol mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan modul, hasil posttest menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 68,54 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 62,93. Selisih rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 34,37 sedangkan sedangkan pada kelas kontrol sebesar 23,84 hal ini menunjukkkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen jauh lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata posttest diperoleh t hitung = 2,178, sedangkan t tabel = 2,00, karena t hitung berada didaerah penolakan H 0, maka terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kedua kelompok. Berdasarkan perhitungan persentase jumlah peserta didik yang memenuhi nilai KKM pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkkan bahwa jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen sebesar 65,62 % sedangkan pada kelas kontrol hanya 30,3 %. Hal ini

68 54 membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada peserta didik yang menggunakan modul dibandingkan dengan peserta didik yang tanpa menggunakan modul ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Rois (2009:80) bahwa hasil belajar pesrta didik lebih meningkat dengan menggunakan modul pembelajaran dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan modul pada kelas XII TKR SMK Saraswati Salatiga. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suradi dalam Wena (2009:234) mengatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan modul dan yang belajar tidak menggunakan modul. Begitu juga yang dikemukakan Wena (2009:235) pembelajarn dengan menggunakan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara signfikan. Penggunaan modul pembelajaran dalam proses belajar jauh lebih baik dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan modul pembelajaran. Hal ini dikarenakan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran memiliki banyak keuntungan dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan modul. Menurut Nasution (2009:206) keuntungan penggunaan modul pembelajaran antara lain: a. Balikan (feedback). Modul memberikan feedback yang banyak dengan segera sehingga peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. b. Penguasaan tuntas (mastery). Pembelajaran modul tidak menggunakan kurva normal sebagai dasar distribusi angka-angka. Setiap peserta didik mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Dengan penguasaan bahan itu sepenuhnya ia memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi materi baru. c. Tujuan. Modul disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya jelas, spesifik dan dapat dicapai oleh peserta didik. Dengan tujuan yang jelas usaha peserta didik terarah untuk mencapai dengan segera.

69 55 d. Motivasi. Pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya. e. Fleksibilitas. Pembelajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan peserta didik antara lain mengenai kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran. f. Kerjasama. Pembelajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat mungkin rasa persaingan diantara peserta didik oleh sebab semua dapat mencapai hasil tertinggi. g. Pengajaran Remidial. Pembelajaran modul dengan sengaja memberi kesempatan untuk pelajaran remidial yakni memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan peserta didik yang segera dapat ditemukan sendiri oleh peserta didik berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinyu. Peserta didik tak perlu mengulangi kompetensi itu seluruhnya akan tetapi hanya yang berkenaan dengan kekurangan itu. Modul pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik dapat menimbulkan ketertarikan atau minat dan motivasi dalam menelaah serta memahami setiap sub kompetensi pada sistem AC sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran tanpa menggunakan modul pembelajaran peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan pendidik, guru lebih aktif dan peserta didik cenderung pasif. Dengan kondisi demikian maka peserta didik kurang bergairah dalam belajar, sehingga pada akhirnya kurang meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada proses pembelajaran menggunakan Modul Pembelajaran, peserta didik akan aktif berpartisipasi berpikir, berupaya mencari permasalahan dan jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan. Peserta didik juga dituntut menjelaskan sendiri dengan menggunakan Modul Pembelajaran serta latihan mengerjakan soal atau pertanyaan pada Modul tersebut, sehingga berbagai permasalahan dapat

70 56 dipecahkan oleh masing-masing peserta didik dengan bantuan Modul Pembelajaran. Melihat berbagai kelebihan yang ada pada modul pembelajaran, sangat memungkinkan bagi pendidik untuk membuat modul pembelajaran untuk peserta didik sehingga peran pendidik secara verbal guna menyampaikan materi pembelajaran dapat dikurangi. Namun demikian dengan berkurangnya peran pendidik dalam pembelajaran melalui penggunaan modul pembelajaran menuntut peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebab banyak sedikitnya materi yang diserap peserta didik sangat bergantung pada keaktifan peserta didik dalam membaca dan memahami materi pelajaran yang dijelaskan melalui modul pembelajaran yang dibuat pendidik.

71 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. sebelum menggunakan modul pembelajaran nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 34,17 setelah diberikan perlakuan yaitu penggunaan modul pembelajaran dalam kegiatan belajar nilai rata-rata posttest kelas eksperimen menunjukkan hasil yang berbeda dari nilai pretest yaitu sebesar 68,54. Sehingga dapat dikatakan kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 34,37. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada pretest adalah 39,09 setelah diberikan perlakuan yaitu tanpa menggunakan modul dalam kegiatan belajar nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 62,93. Kenaikan nilai rata-rata kelas kontrol hanya 23, Terdapat perbedaaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Persentase jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 65,62 %. Sedangkan persentase jumlah peserta didik pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 30,3 %

72 58 B. Saran Adapun saran saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan pemikiran yang berkaitan dengan penelitian, antara lain: 1. Sebaiknya penelitian tidak hanya dilakukan pada kompetensi tertentu saja, kompetensi yang lain juga perlu dilakukan penelitian agar peserta didik termotivasi dan aktif dalam melakukan proses pembelajaran 2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan serupa tentang pembelajaran menggunakan Modul Pembelajaran supaya melengkapi materinya dan juga mengambil sampel yang lebih besar sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih dipertanggungjawabkan. 3. Modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC perlu dikembangkan lagi, dengan tampilan yang lebih menarik dan lebih lengkap sehingga bisa menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya.

73 DAFTAR PUSTAKA Anam, Choirul Pembelajaran Ceramah dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Gambar Proyeksi. Jurnal PTM, Volume 9, No. 1, juni 2009: Tersedia di [diakses ]. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Baharuddin, M dan Esa Nur Wahyuni Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Harsono, Beni., Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Ceramah Konvensional dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal PTM, volume 9, No. 2, Desember 2009: Tersedia di [diakses ]. Mulyasa, E Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prastowo, Andi Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press Rifa i, Achmad dan Catharina Tri Anni Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT MKK Unnes. Rois, Ahmad Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Skripsi. Semarang: UNNES. Samsudi Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES Press

74 60 Savinainen, A. & P. Scoot Using the Force Concept Inventory to Monitoring Student Learning and to Plan Teaching. Journal of Physics Education,37(1): Tersedia di [diakses ]. Sudjana Metoda statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surapranata, Sumarna Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Triyono, Wahyu Pedoman Praktis Merawat AC Mobil. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Wena, Made Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wijaya, Cece., Djadja Djadjuri., A. Tabrani Rusyan Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

75 61 Lampiran 1. Daftar Peserta Uji Coba DAFTAR PESERTA UJI COBA KELAS XII TKR 4 NO. NAMA KODE 1. AAN SYAIFUL GHOFUR UC ADAM STYAWAN UC AFRIDZ ALLDIAS MAY UC AGUS ARIA HEMAWAN UC AGUS RAHMAN UC AGUS SANTOSO UC ANANG SETIAWAN UC ARDI YONO UC ARIS WIBOWO UC ASYHAR FITRIYANTO UC ATIQ WICAKSONO UC BANGKIT WASONO UC DANI ADITYA UC DENY TRISTANTO UC EKO WIBOWO UC FAJAR DWI SAPUTRO UC HANIF WAHYU EKO SAPUTRO UC IMAM SAFI I UC KHAFIDZ MUHAMMAD WAKHID UC MUHAMMAD YAYAN SOFYAN UC MAHMUD HIDAYAT UC MASRUHAN UC MUCHAMAD FEBRIYANTO UC MUCHAMAT KHOLIDIN UC MUHAMAD KHOIRUL AZIZ UC NOFA ABIDIN UC NURYANTO UC RIAN SASONGKO UC RIFQI HIDAYAT UC RIKI CAHYO UTOMO UC ROCMAD SUBAKTI UC SOBIRIN UC TEGUH WICAKSONO UC WAHID ROFIANTO UC JUKAERI UC- 35

76 62 Lampiran 2. Soal Tes Uji Coba TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2012 / 2013 LEMBAR SOAL Kompetensi Kelas Waktu : Memelihara/servis Sistem AC : XII ( dua belas ) / TKR : 90 Menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah lebih dahulu nama dan nomor absen anda pada kolom disudut kanan atas pada lembar jawab yang telah disediakan. 2. Kerjakan soal soal dengan pulpen / ballpoint, yang bertinta biru atau hitam, jangan mengerjakan soal dengan pensil / spidol. 3. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya. 4. Laporkan kepada guru mata diklat kalau terdapat tulisan yang kurang jelas, rusak atau ada yang hilang. 5. Jawab dahulu soal soal yang Anda anggap mudah. 6. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya di atas jawaban yang diperbaiki. Contoh : 1. A B C D E diperbaiki 1. A B C D E 7. Perbaikan jawaban hanya boleh dilakukan paling banyak 2 ( dua ) kali. 8. Setelah selesai dan masih ada waktu, periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru mata diklat. SELAMAT MENGERJAKAN

77 63 1. Apakah yang dimaksud dengan sistem AC atau air conditioner... a. Suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam ruangan mobil. b. Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk mendinginkan mesin mobil. c. Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk membantu kerja mesin mobil. d. Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk mengganti fungsi radiator pada mobil. e. Semua jawaban benar. 2. Dibawah ini adalah fungsi dari air conditioner. kecuali... a. Mengontrol temperatur udara. b. Mengontrol sirkulasi udara. c. Mengontrol kelembaban udara. d. Memurnikan udara. e. Meningkatkan tekanan udara. 3. Fungsi dari kondensor pada sistem AC adalah untuk mendinginkan refrigerant yang bersuhu tinggi karena dikompresikan oleh kompresor. Gambar dari komponen kondensor yaitu... a. b. c. d. e.

78 64 4. Perhatikan gambar dibawah ini! Nama komponen sistem AC diatas adalah... a. Blower. b. Evaporator. c. Kondensor. d. Magnetic Clutch. e. Kompresor. 5. Perhatikan gambar dibawah ini! Nama komponen AC pada nomer 1 dan 4 adalah... a. Magnetic clutch dan kondensor. b. Ekspansion Valve dan magnetic clutch. c. Dryer dan kondensor. d. Dryer dan magnetic clutch. e. Dryer dan ekspansion valve. 6. Perhatikan gambar dibawah ini! Nama komponen AC diatas adalah...

79 65 a. Magnetic clutch. b. Evaporator. c. Kondensor. d. Dryer. e. Ekspansion valve. 7. Untuk menambah kenyamanan dalam ruang kendaraan dibutuhan sistem pendinginan, agar zat pendingin yang digunakan sebagai media pendinginan dapat bersirkulasi pada rangkaian sistem AC, maka diperlukan. a. Kondensor. b. Pipa kapiler. c. Evaporator. d. Kompresor. e. Gelas kaca. 8. Komponen yang berfungsi untuk melepaskan refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah adalah... a. Kompresor. b. Expansion valve. c. Kondensor. d. Evaporator. e. Dryer. 9. Fungsi dari magnetic clutch adalah... a. Mengkompresikan refrigerant. b. Mendinginkan refrigerant. c. Melepas kompresor dengan putaran mesin. d. Melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. e. Menghubungkan kompresor dengan putaran mesin. 10. Komponen sistem AC mobil yang berfungsi mengubah cairan refrigerant tekanan rendah menjadi gas/uap adalah. a. Kompresor. b. Kondensor. c. Dryer.

80 66 d. Evaporator. e. Expansion valve. 11. Komponen ini berfungsi untuk menampung sementara refrigerant yang mengaalir dan memisahkan kandungan air dalam sistem. Komonen ini dinamakan. a. Kompresor. b. Dryer. c. Evaporator. d. Kondensor. e. Katup ekspansi. 12. Komponen yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerant adalah... a. kompresor b. expansion valve c. kondensor d. evaporator e. dryer 13. Komponen yang berfungsi untuk menyerap udara panas yang ada disekitar dan digantikan dengan udara yang dingin adalah... a. Kompresor. b. Expansion valve. c. Kondensor. d. Evaporator. e. Dryer. 14. Perhatikan gambar dibawah ini! Fungsi dari komponen AC diatas adalah... a. Menampung refrigerant. b. Mengabutkan refrigerant.

81 67 c. Menyerap panas refrigerant. d. Mengkompresikan refrigerant. e. Mengalirkan udara. 15. Berapakah suhu refrigerant sebelum didinginkan oleh kondesor... a C. b C. c C. d C. e C. 16. Setelah refrigerant didinginkan didalam kompresor dan berubah wujud dari gas menjadi cair. Suhu refrigerant turun menjdi berapa derajad... a C. b C. c C. d C. e C. 17. Lubang keluar dari ekspansion valve sengaja dibuat dengan ukuran yang kecil. Tujuan ukuran lubang keluar pada ekspansion valve dibuat dengan ukuran kecil adalah... a. Agar refrigerant mudah dikabutkan. b. Untuk melancarkan aliran refrigerant. c. Untuk menghambat aliran refrigerant. d. Agar refrigerant dapat berubah wujud menjadi cair dengan mudah. e. Agar refrigerant mengalami penurunan suhu. 18. Bagian dari receifer/dryer yang digunakan untuk melihat keadaan refrigerant adalah... a. Pipa pengintai. b. Gelas kaca (sight glass). c. Pipa penghubung. d. Kaca variasi. e. Pipa kapiler.

82 Yang bukan termasuk fungsi pressure switch adalah... a. Mendeteksi bila tekanan pada sisi tekanan tinggi terlalu tinggi. b. Mematikan magnetic clutch saat posisi tidak normal. c. Menghentikan kerja kompresor. d. Menghentikan siklus refrigerant. e. Memperbesar tekanan di kompresor. 20. Untuk mencegah mesin mati saat sistem AC dinyalakan pada kendaraan, maka pada karburator dilengkapi dengn sistem. a. Pengaya. b. Idle up. c. Pompa akselerasi. d. Choke. e. Putaran stasioner 21. Dibawah ini adalah komponen-komponen tambahan pada sisitem AC mobil, kecuali... a. Pressure switch. b. Stabilizer putaran mesin. c. Peralatan idle up. d. Magnetic clutch. e. Magnetic Valve. 22. Salah satu alat yang dipasang pada evaporator dan berfungsi sebagai alat pencegah pembekuan. Apakah nama alat tersebut... a. Termometer. b. Termostat. c. Thermistor. d. Pressure switch. e. Dryer. 23. Ada dua jenis alat pencegah pembekuan dalam sistem AC. Apa nama kedua alat tersebut... a. Thermistor dan EPR. b. Thermistor dan kompresor.

83 69 c. Kompresor dan EPR. d. Evaporator dan thermistor. e. Tidak ada jawaban yang benar. 24. Alat pencegah pembekuan tipe EPR terletak diantara dua komponen. Apa nama kedua komponen tersebut... a. Kompresor kondensor. b. Evaporator kompresor. c. Kompresor dryer. d. Dryer ekspansion valve. e. Ekspansion valve evaporator. 25. Letak pressure switch diapit oleh dua komponen AC. Apa nama komponen yang mengapit pressure switch tersebut... a. Receiver dan expansion valve. b. Kopresor dan kondensor. c. Expansion valve dan evaporator. d. Evaporator dan kompresor. e. Kondensor dan receifer. 26. Letak magnetic valve diapit oleh dua komponen AC. Apa nama dua komponen AC tersebut... a. Dryer dan expansion valve. b. Kompresor dan evaporator. c. Kompresor dan kondensor. d. Kondensor dan dryer. e. Tidak ada jawaban yang benar.

84 Perhatikan gambar sistem AC mobil di bawah ini! Kondisi refrigerant pada saluran nomor 3 sampai 4 pada saat mesin hidup adalah... a. cairan tekanan rendah dan temperatur rendah. b. gas tekanan rendah dan temperatur rendah. c. cairan tekanan tinggi dan temperatur tinggi. d. gas tekanan tinggi dan temperatur tinggi. e. cairan tekanan rendah dan temperatur tinggi. 28. Mengapa gas refigerant bisa bertemperatur dan bertekanan tinggi... a. Karena dekat dengan block silinder. b. Karena dikompresikan dengan campuran udara. c. Karena dikompresikan oleh kompresor. d. Karena terdapat komponen kelistrikan. e. Karena terdapat sistem pengapian. 29. Apakah akibatnya dari refrigerant bila mengandung air... a. Akan mengganggu sirkulasi refrgerant. b. Akan membantu refrigerant dalam sirkulasi. c. Dapat memperlancar aliran refrigerant. d. Refrigerant dapat berumur panjang. e. Sistem AC terhindar dari kebocoran. 30. Urutan siklus pendinginan pada sistem AC yang benar adalah... a. Kompresor evaporator ekspansion valve receifer kondensor. b. Kompresor kondensor receifer ekspansion valve evaporator.

85 71 c. Ekspansion valve evaporator kompresor kondensor receifer. d. Receifer kondensor kompresor evaporator ekspansion valve. e. Evaporator ekspansion valve receifer kondensor kompresor. 31. Fungsi dari manifold gauge adalah... a. Melihat tekanan refrigerant. b. Mengkompresikan refrigerant. c. Menurunkan tekanan refrigerant. d. Sebagai filter dalam sistem AC. e. Menyerap udara panas. 32. Selain berfungsi untuk melihat tekanan refrigerant pada sistem AC. Manifold gauge mempunyai fungsi lain yaitu... a. Mendeteksi kerusakan pada sistem AC. b. Mengkompresi refrigerant. c. Menurunkan tekanan refrigerant. d. Sebagai filter dalam sisitem AC. e. Menyerap udara panas. 33. Untuk mengetahui besarnya tekanan pada sistem AC. peralatan servis yang digunakan serta pemasangannya adalah... a. Manifold gauge kondenser. b. Manifold gauge kompressor. c. Manifold gauge - dryer. d. Manifold gauge ekspansion valve. e. Manifold gauge evaporator. 34. Berikut ini adalah kelebihan dari refrigerant tipe R12, kecuali... a. Mendidih pada suhu 29,8 o C dalam tekanan atmosfir. b. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah. c. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam. d. Dapat larut bila dicampur dengan minyak. e. Mempengaruhi penipisan ozon.

86 Mengapa oli kompresor sangat dibutuhkan... a. untuk meringankan putaran kompresor. b. supaya ruangan didalam kabin kendaraan lebih cepat dingin. c. karena oli kompresor brsirkulasi melalui siklus pendingin dan melumasi bagian-bagian tertentu. d. supaya putaran kipas pendingin tetap stabil. e. supaya putaran kipas lebih cepat. 36. Akibat yang akan ditimbulkan apabila sistem AC tidak terdapat oli kompresor adalah... a. Proses pendinginan pada ruangan mobil akan lebih cepat. b. Akan terjadi kerusakan pada komponen-komponen AC mobil. c. Kerja kompresor menjadi lebih ringan. d. Sirkulasi refrigerant pada sistem AC menjadi lebih lancar. e. Terjadi kerusakan pada kipas kondensor. 37. Urutan pengisian refrigerant yang benar adalah... a. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pemeriksaan kebocoran awal - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair - Pengisian lanjutan. b. Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair - Pemeriksaan kebocoran awal - Pasang selang pada tabung refrigerant. c. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair - Pemeriksaan kebocoran awal. d. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pemeriksaan kebocoran awal - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair. e. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair. 38. Servis berkala pada kompresor dilakukan setiap kendaraan menempuh jarak kelipatan berapa kilo meter... a km. b km. c km.

87 73 d km. e km. 39. Berapakah jumlah oli pelumas yang harus ditambahkan pada kompresor ketika melakukan servis pada AC mobil... a. 30 ml. b. 40 ml. c. 50 ml. d. 60 ml. e. 70 ml. 40. Penggantian receifer/dryer dengan yang baru dilakukan setiap kendaraan menempuh jarak kelipatan berapa kilo meter... a km. b km. c km. d km. e km. 41. Pada saat sistem AC kekurangan refrigerant maka ciri-ciri yang ditunjukkan manifold gauge pada pengukur tekanan rendah dan pengukur tekanan tinggi menunjukkan nilai berapa... a. 0,8 kg/cm 2 dan 8 kg/cm 2. b. 0,7 kg/cm 2 dan 7 kg/cm 2. c. 0,6 kg/cm 2 dan 6 kg/cm 2. d. 0,5 kg/cm 2 dan 5 kg/cm 2. e. 0,4 kg/cm 2 dan 4 kg/cm Salah satu akibat apabila sistem AC kelebihan refrigerant adalah... a. Pendinginan maksimum. b. Pendinginan tidak maksimum. c. Mengakibatkan kebocoran pada sistem AC. d. Evaporator bekerja lebih maksimum. e. Jawaban a, b, c dan d benar.

88 Upaya perbaiakan apabila sistem AC kelebihan refrigerant adalah... a. Kurangi jumlah refrigerant. b. Bersihkan kondenser. c. Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti. d. Jawaban a, b dan c benar. e. Tambahkan refrigerant pada sisitem AC. 44. Didalam evaporator terdapat banyak refrigerant dalam bentuk cair. Merupakan indikasi terjadi kerusakan pada komponen... a. Kompresor. b. Kondensor. c. Dryer. d. Ekspansion Valve. e. Evaporator. 45. Pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah terlalu tinggi dan pengukur tekanan tinggi terlalu rendah, merupakan indikasi terjadi kerusakan pada komponen... a. Evaporator. b. Kondensor. c. Dryer. d. Expansion Valve. e. Kompresor. 46. Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm 2. Merupakan indikasi adanya... a. Debu didalam siklus pendingin. b. Udara didalam siklus pendingin. c. Uap air didalam siklus pendingin. d. Oli pelumas didalam siklus pendingin. e. Refrigerant berlebihan. 47. Apabila magnetic clutch tidak bisa tertarik maka akan menyebabkan kompresor tidak bisa bekerja karena tidak berputar. Kerusakan pada magnetic clutch ini disebabkan karena...

89 75 a. Wiring putus / tidak menyambung. b. Kompresor rusak. c. Kekurangan refrigerant. d. Kekurangan oli pelumas. e. Oli pelumas terlalu berlebihan. 48. Apabila terdapat indikasi adanya suara dari kompresor yang terlalu berisik. Indikasi tersebut menandakan bahwa... a. Kompresor tidak bisa terhubung dengan putaran mesin. b. Kompresor kelebihan oli. c. Didalam kompresor terdapat air. d. Didalam kompresor terdapat udara. e. Bearing aus atau rusak. 49. Salah satu penyebab terjadinya kebocoran gas refrigerant adalah... a. Seal telah aus. b. Refrigerant berlebihan. c. Kurangnya oli pelumas. d. Kompresor telah rusak. e. Evaporator tidak berfungsi. 50. Banyaknya gelembung pada kaca pengintai atau sight glass menunjukkan bahwa... a. Refrigerant bersirkulasi dengan baik. b. Sistem AC kelebihan refrigerant. c. Dryer rusak. d. Tekanan pada katup penyalur dan isap rendah. e. Expansion valve tidak bekerja maksimal.

90 76 Lampiran 3. Lembar Jawab LEMBAR JAWAB TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATAEN KENDAL TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Nama Peserta : Hari/Tanggal :... Nomor Absen : Jam :. Kelas/Program : No Pilihan Jawaban No Pilihan Jawaban 1 A B C D E 26 A B C D E 2 A B C D E 27 A B C D E 3 A B C D E 28 A B C D E 4 A B C D E 29 A B C D E 5 A B C D E 30 A B C D E 6 A B C D E 31 A B C D E 7 A B C D E 32 A B C D E 8 A B C D E 33 A B C D E 9 A B C D E 34 A B C D E 10 A B C D E 35 A B C D E 11 A B C D E 36 A B C D E 12 A B C D E 37 A B C D E 13 A B C D E 38 A B C D E 14 A B C D E 39 A B C D E 15 A B C D E 40 A B C D E 16 A B C D E 41 A B C D E 17 A B C D E 42 A B C D E 18 A B C D E 43 A B C D E 19 A B C D E 44 A B C D E 20 A B C D E 45 A B C D E 21 A B C D E 46 A B C D E 22 A B C D E 47 A B C D E 23 A B C D E 48 A B C D E 24 A B C D E 49 A B C D E 25 A B C D E 50 A B C D E

91 77 Lampiran 4. Kunci Jawaban KUNCI JAWABAN TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC KELAS XII TMO 1. A 11. B 21. D 31. A 41. D 2. E 12. C 22. C 32. A 42. D 3. E 13. D 23. A 33. B 43. E 4. A 14. D 24. B 34. E 44. C 5. E 15. C 25. A 35. C 45. A 6. B 16. C 26. A 36. B 46. E 7. D 17. E 27. D 37. A 47. A 8. C 18. B 28 C 38. B 48. D 9. D 19. A 29. A 39. A 49. A 10. E 20. B 30. B 40. B 50. A

92 78 Lampiran 5. Analisis Soal ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL NO. KODE NOMOR BUTIR SOAL (X) SKOR SISWA (Y) Y 2 1 UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC

93 79 VALIDITAS RELIABILITAS SX SY 336 Y M 9,9 /(( Y) Vt 633,529 ( ( p 0,529 0,412 0,588 0,647 0,735 0,176 0,765 0,500 0,353 0,735 0,176 0,559 0,559 0,441 0,412 0,206 0,647 0,559 0,559 0,324 ))/( q 0,471 0,588 0,412 0,353 0,265 0,824 0,235 0,500 0,647 0,265 0,824 0,441 0,441 0,559 0,588 0,794 0,353 0,441 0,441 0,676 St 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 Mp 10,722 13, ,25 11, ,76 13, , , , ,64 8, , , , , , , , Mt 9,882 9, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,88235 p/q 1,061 1,061 0,837 1,195 1,354 1,667 0,463 1,803 1,000 0,739 1,667 0,463 1,125 1,125 0,889 0,837 0,509 1,354 1,125 1,125 rpbis 0,353 1,491 0,785 0,831 0,471 2,611 0,212 1,051 1,005 0,515-0,803 0,427 1,062 1,510 0,973 0,703 0,483 0,515 0,898 0,499 rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 KRITERIA valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid 1,053 0,008 r 11 1,044 r 11 >r tabel = Reliabel TINGKAT P 0,529 0,412 0,588 0,647 0,735 0,176 0,765 0,500 0,353 0,735 0,176 0,559 0,559 0,441 0,412 0,206 0,647 0,559 0,559 0,324 KESUKARAN KRITERIA sedang sedang sedang sedang mudah sukar mudah sedang sedang mudah sukar sedang sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang B A J A B B J B D 0,267 0,667 0,667 0,533 0,333 0,400 0,400 0,467 0,267 0,600 0,000 0,600 0,733 0,733 0,667 0,333 0,800 0,067 0,733 0,333 KRITERIA cukup baik baik baik cukup cukup cukup baik cukup baik jelek baik baik baik baik cukup baik jelek baik cukup KETERANGAN dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai Taraf signifikansi 5%, r tabel = DAYA BEDA

94 80 ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL NO. KODE NOMOR BUTIR SOAL (X) SKOR SISWA (Y) Y 2 1 UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC

95 81 VALIDITAS RELIABILITAS SX SY 297 Y M 8,7 /( Y) Vt 398,6176 ( ( ))/( p 0,500 0,471 0,324 0,353 0,559 0,382 0,765 0,794 0,353 0,176 0,353 0,647 0,441 0,118 0,500 0,147 0,353 0,706 0,206 0,588 q 0,500 0,529 0,676 0,647 0,441 0,618 0,235 0,206 0,647 0,824 0,647 0,353 0,559 0,882 0,500 0,853 0,647 0,294 0,794 0,412 St 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 Mp 8, , , ,8333 8, ,9231 9, , ,8333 9,5 9, , ,6 11,75 10, ,4 11,5833 9, , ,95 Mt 8,7353 8, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,73529 p/q 1,000 1,000 0,943 0,692 0,739 1,125 0,787 1,803 1,964 0,739 0,463 0,739 1,354 0,889 0,365 1,000 0,415 0,739 1,549 0,509 rpbis -0,009 0,716 0,523 0,424 0,046 0,719 0,211 0,451 1,203 0,165 0,058 0,351 0,737 0,782 0,160 0,778 0,345 0,210 0,184 0,181 rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 KRITERIA tidak valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid valid tidak valid valid tidak tidak tidak 1,053 0,012 r 11 1,040 r 11 >r tabel = Reliabel TINGKAT P 0,500 0,471 0,324 0,353 0,559 0,382 0,765 0,794 0,353 0,176 0,353 0,647 0,441 0,118 0,500 0,147 0,353 0,706 0,206 0,588 KESUKARAN KRITERIA sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang sukar sedang sedang sedang sukar sedang sukar sedang mudah sukar sedang B A J A B B J B D 0,067 0,667 0,333 0,533 0,200 0,600 0,533 0,467 0,400 0,000 0,000 0,667 0,600 0,133 0,600 0,200 0,667 0,267 0,200 0,400 KRITERIA jelek baik cukup baik jelek baik baik baik cukup jelek jelek baik baik jelek baik jelek baik cukup jelek cukup KETERANGAN dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang dibuang Taraf signifikansi 5%, r tabel = DAYA BEDA

96 82 NO. ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL KODE SISWA NOMOR BUTIR SOAL (X) SKOR (Y) 1 UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC Y 2

97 83 VALIDITAS RELIABILITAS TINGKAT KESUKARAN DAYA BEDA SX SY 189 Y M 5,6 /(( Y) Vt 142,382 ( ( ))/( p 0,500 0,412 0,676 0,618 0,735 0,324 0,735 0,500 0,324 0,735 q 0,500 0,588 0,324 0,382 0,265 0,676 0,265 0,500 0,676 0,265 St 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 Mp 6, , , , ,2 5, ,16 6, , ,32 Mt 5,5588 5, , , , , , , , ,55882 p/q 1,000 1,000 0,837 1,446 1,271 1,667 0,692 1,667 1,000 0,692 rpbis 0,302 0,774 0,287 0,514 0,398 0,137 0,203 0,599 0,615 0,257 rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 KRITERIA tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid tidak 1,053 0,028 r 11 1,023 r 11 >r tabel = Reliabel P 0,500 0,412 0,676 0,618 0,735 0,324 0,735 0,500 0,324 0,735 KRITERIA sedang sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang mudah B A J A B B J B D 0,333 0,667 0,733 0,333 0,600-0,067 0,467 0,467 0,200 0,733 KRITERIA cukup baik baik cukup baik jelek baik baik jelek baik KETERANGAN Taraf signifikansi 5%, r tabel = dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang

98 84 Lampiran 6. Perhitungan Validitas Butir Soal Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus: r pbi = M p M t S t p q Keterangan: r pbi = koefisien korelasi biserial M p = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M t = rerata skor total S t = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar banyaknya siswa yang menjawab benar = jumla h seluru h siswa q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 p) Kriteria: Jika r pbi > r tabel maka butir soal bersifat valid. r tabel = 0,339 Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan soal uji coba pada butir soal nomor 1. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. M p = 10,722 M t = 9,88 S t = 2,522 banyaknya siswa yang menjawab benar p = jumla h seluru h siswa q = 1 p = 1 0,529 = 0,471 r pbi = 10,722 9,882 2,522 0,529 0,471 = 0,353 = = 0,529 Karena r pbi > r tabel maka butir soal nomor 1 bersifat valid.

99 85 Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Perhitungan Reliabilitas Instrumen Rumus: r 11 = k k 1 Vt Σpq Vt Keterangan: r 11 k v t p = reliabilitas instumen = banyaknya butir pertanyaan = varians total = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1) banyaknya subyek yang skornya 1 p = N q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 (1-p) Kriteria: Jika harga r 11 > r tabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel r tabel = 0,339 Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: k = 20 v t = 633,529 pq = 5,23 Jawab: ,529 5,23 r 11 = ,529 r 11 = 1,044 Karena harga r 11 > r tabel, maka instrumen reliabel.

100 86 Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Rumus: P = B JS x100% Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran soal: 0 < P 30% = sukar 30 < P 70% = sedang P > 70% = mudah Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. Diketahui: B = 18 Jawab: P = x100% P = 52,9% JS = 34 Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 masuk dalam kategori sedang.

101 87 Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal Perhitungan Daya Pembeda Soal Rumus: Keterangan : DP B A B B J A J B Kriteria: = daya pembeda DP = B A JA B B JB = P A -P B = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 0,00 0,20 = Jelek 0,21 0,40 = Cukup 0,41 0,70 = Baik 0,71 1,00 = Baik Sekali Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. B A = 11 B B = 7 J A = 15 J B = 15 P A = 0,733 P B = 0,467 Jawab: DP = PA PB DP = 0,733 0,467 DP = 0,266 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 memiliki daya pembeda cukup.

102 88 Lampiran 10. Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol DATA HASIL PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No. Kode Nilai Kategori No. Kode Nilai Kategori 1 E-01 43,33 Tidak tuntas 1 K-01 36,67 Tidak tuntas 2 E-02 33,33 Tidak tuntas 2 K-02 33,33 Tidak tuntas 3 E-03 46,67 Tidak tuntas 3 K-03 43,33 Tidak tuntas 4 E-04 36,67 Tidak tuntas 4 K-04 30,00 Tidak tuntas 5 E-05 43,33 Tidak tuntas 5 K-05 50,00 Tidak tuntas 6 E-06 20,00 Tidak tuntas 6 K-06 40,00 Tidak tuntas 7 E-07 36,67 Tidak tuntas 7 K-07 53,33 Tidak tuntas 8 E-08 53,33 Tidak tuntas 8 K-08 33,33 Tidak tuntas 9 E-09 53,33 Tidak tuntas 9 K-09 36,67 Tidak tuntas 10 E-10 10,00 Tidak tuntas 10 K-10 56,67 Tidak tuntas 11 E-11 53,33 Tidak tuntas 11 K-11 43,33 Tidak tuntas 12 E-12 26,67 Tidak tuntas 12 K-12 26,67 Tidak tuntas 13 E-13 30,00 Tidak tuntas 13 K-13 50,00 Tidak tuntas 14 E-14 33,33 Tidak tuntas 14 K-14 40,00 Tidak tuntas 15 E-15 13,33 Tidak tuntas 15 K-15 46,67 Tidak tuntas 16 E-16 20,00 Tidak tuntas 16 K-16 56,67 Tidak tuntas 17 E-17 26,67 Tidak tuntas 17 K-17 40,00 Tidak tuntas 18 E-18 33,33 Tidak tuntas 18 K-18 50,00 Tidak tuntas 19 E-19 33,33 Tidak tuntas 19 K-19 23,33 Tidak tuntas 20 E-20 40,00 Tidak tuntas 20 K-20 60,00 Tidak tuntas 21 E-21 23,33 Tidak tuntas 21 K-21 16,67 Tidak tuntas 22 E-22 53,33 Tidak tuntas 22 K-22 43,33 Tidak tuntas 23 E-23 10,00 Tidak tuntas 23 K-23 36,67 Tidak tuntas 24 E-24 20,00 Tidak tuntas 24 K-24 16,67 Tidak tuntas 25 E-25 33,33 Tidak tuntas 25 K-25 43,33 Tidak tuntas 26 E-26 20,00 Tidak tuntas 26 K-26 33,33 Tidak tuntas 27 E-27 33,33 Tidak tuntas 27 K-27 36,67 Tidak tuntas 28 E-28 53,33 Tidak tuntas 28 K-28 23,33 Tidak tuntas 29 E-29 46,67 Tidak tuntas 29 K-29 36,67 Tidak tuntas 30 E-30 30,00 Tidak tuntas 30 K-30 50,00 Tidak tuntas 31 E-31 40,00 Tidak tuntas 31 K-31 46,67 Tidak tuntas 32 E-32 43,33 Tidak tuntas 32 K-32 33,33 Tidak tuntas 33 K-33 23,33 Tidak tuntas Jumlah Jumlah Minimal 10 Minimal 17 Maksimal 53 Maksimal 60 Rata-rata 34,17 Rata-rata 39,09 Varians 166,31 Varians 127,2727 Standar deviasi 12,90 Standar deviasi 11,28

103 89 Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol DATA HASIL POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No. Kode Nilai Kategori No. Kode Nilai Kategori 1 E-01 70,00 Tuntas 1 K-01 53,33 Tidak tuntas 2 E-02 73,33 Tuntas 2 K-02 46,67 Tidak tuntas 3 E-03 63,33 Tidak tuntas 3 K-03 53,33 Tidak tuntas 4 E-04 50,00 Tidak tuntas 4 K-04 63,33 Tidak tuntas 5 E-05 80,00 Tuntas 5 K-05 53,33 Tidak tuntas 6 E-06 80,00 Tuntas 6 K-06 66,67 Tidak tuntas 7 E-07 76,67 Tuntas 7 K-07 53,33 Tidak tuntas 8 E-08 80,00 Tuntas 8 K-08 70,00 Tuntas 9 E-09 73,33 Tuntas 9 K-09 66,67 Tidak tuntas 10 E-10 30,00 Tidak tuntas 10 K-10 70,00 Tuntas 11 E-11 73,33 Tuntas 11 K-11 66,67 Tidak tuntas 12 E-12 80,00 Tuntas 12 K-12 53,33 Tidak tuntas 13 E-13 63,33 Tidak tuntas 13 K-13 60,00 Tidak tuntas 14 E-14 73,33 Tuntas 14 K-14 76,67 Tuntas 15 E-15 53,33 Tidak tuntas 15 K-15 70,00 Tuntas 16 E-16 80,00 Tuntas 16 K-16 66,67 Tidak tuntas 17 E-17 76,67 Tuntas 17 K-17 60,00 Tidak tuntas 18 E-18 73,33 Tuntas 18 K-18 60,00 Tidak tuntas 19 E-19 73,33 Tuntas 19 K-19 46,67 Tidak tuntas 20 E-20 50,00 Tidak tuntas 20 K-20 70,00 Tuntas 21 E-21 46,67 Tidak tuntas 21 K-21 53,33 Tidak tuntas 22 E-22 73,33 Tuntas 22 K-22 66,67 Tidak tuntas 23 E-23 53,33 Tidak tuntas 23 K-23 70,00 Tuntas 24 E-24 60,00 Tidak tuntas 24 K-24 53,33 Tidak tuntas 25 E-25 63,33 Tidak tuntas 25 K-25 66,67 Tidak tuntas 26 E-26 63,33 Tidak tuntas 26 K-26 70,00 Tuntas 27 E-27 73,33 Tuntas 27 K-27 70,00 Tuntas 28 E-28 73,33 Tuntas 28 K-28 63,33 Tidak tuntas 29 E-29 80,00 Tuntas 29 K-29 70,00 Tuntas 30 E-30 73,33 Tuntas 30 K-30 60,00 Tidak tuntas 31 E-31 80,00 Tuntas 31 K-31 76,67 Tuntas 32 E-32 80,00 Tuntas 32 K-32 63,33 Tidak tuntas 33 K-33 66,67 Tidak tuntas Jumlah 2193,32 Jumlah 2076,65 Minimal 30 Minimal 47 Maksimal 80 Maksimal 77 Rata-rata 68,54 Rata-rata 62,93 Varians 151,93 Varians 65,12 Standar deviasi 12,33 Standar deviasi 8,07

104 90 Lampiran 12. Normalitas Pretest Kelas Kontrol UJI NORMALITAS DATA PRE TEST KELAS KONTROL Hipotesis : H o : data terdistribusi normal H a : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : c 2 = Kreteria : k å i= 1 O i -E E i i 2 H o diterima jika x 2 < x 2 tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 60 Panjang kelas = 7,2 Nilai minimal = 16,67 Rata-rata ( x ) = 39,09 Rentang = 43,33 s = 11,28 Banyak kelas = 6 n = 33 Kelas interval Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi (Oi-Ei)² Kelas Batas kelas untuk Z untuk Z Ei 16,0-23,0 15,50-2,09 0,48 0,07 2,15 5 3,77 24,0-31,0 23,50-1,38 0,42 0,17 5,51 2 2,24 32,0-39,0 31,50-0,67 0,25 0,26 8,71 9 0,01 40,0-47,0 39,50 0,04 0,01 0,26 8,50 9 0,03 48,0 55,0 47,50 0,75 0,27 0,16 5,12 5 0,00 56,0 63,0 55,50 1,45 0,43 0,05 1,78 3 0,84 62,50 2,08 0,48 Untuk a = 5 %, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh x 2 tabel = 11,07 x 2 6,89 6,89 11,07 Karena x 2 hitung < x 2 tabel maka data tersebut terdistribusi normal

105 91 Hipotesis : H o Lampiran 13. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol UJI NORMALITAS DATA POST TEST KELAS KONTROL : data terdistribusi normal H a : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : c 2 = Kreteria : k å i= 1 O i -E E i i 2 H o diterima jika x 2 < x 2 tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 76,59 Panjang kelas = 5,0 Nilai minimal = 46,62 Rata-rata ( x ) = 62,93 Rentang = 29,97 S = 8,07 Banyak kelas = 6 N = 33 Kelas interval Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi (Oi-Ei)² Kelas batas kelas untuk Z untuk Z Ei 46,0-51,0 45,50-2,16 0,48 0,06 2,08 2 0,00 52,0-57,0 51,50-1,42 0,42 0,17 5,68 7 0,31 58,0-63,0 57,50-0,67 0,25 0,28 9,16 7 0,51 64,0-69,0 63,50 0,07 0,03 0,26 8,71 7 0,34 70,0 75,0 69,50 0,81 0,29 0,15 4,89 8 1,98 76,0 81,0 75,50 1,56 0,44 0,04 1,48 2 0,18 80,50 2,18 0,49 Untuk a = 5 %, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh x 2 tabel = 11,07 x 2 3,32 3,32 11,07 Karena x 2 hitung < x 2 tabel maka data tersebut terdistribusi normal

106 92 Lampiran 14. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Hipotesis : H o UJI NORMALITAS DATA PRE TEST KELAS EKSPERIMEN : data terdistribusi normal H a : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : c 2 = k å i= 1 O i -E E i i 2 Kreteria : H o diterima jika x 2 < x 2 tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 53,33 Panjang kelas = 7,3 Nilai minimal = 10 Rata-rata ( x ) = 34,17 Rentang = 43,33 s = 12,90 Banyak kelas = 6 n = 32 (Oi- Ei)² Kelas interval Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi Kelas batas kelas untuk Z untuk Z Ei 10,0-17,0 9,50-1,91 0,47 0,07 2,25 3 0,25 18,0-25,0 17,50-1,29 0,40 0,15 4,88 5 0,00 26,0-33,0 25,50-0,67 0,25 0,23 7, ,99 34,0-41,0 33,50-0,05 0,02 0,24 7,54 4 1,67 42,0 49,0 41,50 0,57 0,22 0,17 5,36 5 0,02 50,0 57,0 49,50 1,19 0,38 0,08 2,42 5 2,75 56,50 1,73 0,46 x 2 5,68 Untuk a = 5 %, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh x 2 tabel = 11,07 5,68 11,07 Karena x 2 hitung < x 2 tabel maka data tersebut terdistribusi normal

107 93 Lampiran 15. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Hipotesis : H o UJI NORMALITAS DATA POST TEST KELAS EKSPERIMEN : data terdistribusi normal H a : data tidak terdistribusi normal Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : c 2 = k å i= 1 O i -E E i i 2 Kreteria : H o diterima jika x 2 < x 2 tabel Pengujian hipotesis : Nilai maksimal = 80 Panjang kelas = 8,38 Nilai minimal = 30 Rata-rata ( x ) = 68,54 Rentang = 50 s = 12,33 Banyak kelas = 6 n = 32 Kelas interval Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi (Oi-Ei)² Kelas batas kelas untuk Z untuk Z Ei 30,0-38,0 29,50-3,17 0,50 0,01 0,21 1 2,91 39,0-47,0 38,50-2,44 0,49 0,04 1,17 1 0,02 48,0-56,0 47,50-1,71 0,46 0,12 3,85 4 0,01 57,0-65,0 56,50-0,98 0,34 0,24 7,62 5 0,90 66,0-74,0 65,50-0,25 0,10 0,28 9, ,42 75,0-83,0 74,50 0,48 0,19 0,19 5, ,78 82,50 1,13 Untuk a = 5 %, dengan dk = 6-1 = 5 diperoleh x 2 tabel = 11,07 x 2 4,26 4,26 11,07 Karena x 2 hitung < x 2 tabel maka data tersebut terdistribusi normal

108 94 Lampiran 16. Uji Homogenitas Pretest UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETES ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : 1 2 = 2 2 Ha : 1 2 = 2 2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F = Varians Varians terbesar terkecil Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: F 1/2 (nb-1):(nk-1) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n X 34,17 39,09 Varians (s 2 ) 166, ,2727 Standart deviasi (s) 12,90 11,28 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = 166, ,2727 = 1,307 Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = 33-1 = 32 dk penyebut = nk -1 = 32-1 = 31 F (0.025)(35:33) = 2,04 1,307 2,04 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.

109 95 Lampiran 17. Uji Homogenitas Posttest Hipotesis UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA POSTES ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Ho : 1 2 = 2 2 Ha : Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Varians F = Varians terbesar terkecil Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: F 1/2 (nb-1):(nk-1) Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n X 68,54 62,93 Varians (s 2 ) 151, ,1160 Standart deviasi (s) 12,33 8,07 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = 151, ,1160 = 2,333 Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = 32-1 = 31 dk penyebut = nk -1 = 33-1 = 32 F (0.025)(35:33) = 2,03 2,03 2,333 Karena F berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

110 96 Lampiran 18. Uji Perbedaan Pretest UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL PRE TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Persamaan yang digunakan : t = s x 1 - x 1 n n 2 Dimana. s = 2 n -1 s n -1 1 Data yang diperoleh : Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah N X 34,17 39,09 Varians (s 2 ) 166, ,2727 Standar deviasi (s) 12,90 11,28 Perhitungan : n n s 2 2 S = , , = 12, ,17 39,09 t = 12, = -1,64 Pada α = 5% dengan dk = 65-2 = 63 diperoleh t (0.95)63) = 2,00 Daerah penerimaan H0 Daerah penolakan H0-0,164 2,00 Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata

111 97 Lampiran 19. Uji Perbedaan Posttest UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Persamaan yang digunakan : t = s x 1 - x 1 n n 2 Dimana. s = 2 n -1 s n -1 1 n n - 2 Data yang diperoleh : s 2 2 Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah N X 68,54 62,93 Varians (s 2 ) 151, ,116 Standar deviasi (s) 12,33 8,07 Perhitungan : S = , , = 10, ,54 62,93 t = 10, = 2,178 Pada α = 5% dengan dk = 65-2 = 63 diperoleh t (0.95)63) = 2,00 Daerah penerimaan H0 Daerah penolakan H0 2,00 2,178 Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata

112 98 Lampiran 20. Uji Gain Score PERHITUNGAN GAIN SCORE 1. Hasil Belajar Kelas Kontrol Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif pretest dan posttest kelas kontrol diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest (S pre ) = 39,09% dan rata-rata posttest (S post ) = 62,93%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut: S post S pre g = g = 100% S pre 62,93% 39,09% 100% 39,09% g = 23,84% 60,91% = 0,39 Karena 0,3 g < 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari pretest ke posttest memiliki kriteria sedang. 2. Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif pretest dan posttest kelas eksperimen diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest (S pre ) = 34,17% dan rata-rata posttest (S post ) = 68,54%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut: S post S pre g = g = 100% S pre 68,54% 34,17% 100% 34,17% g = 34,37% 65,83% = 0,52 Karena 0,3 g < 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari pretest ke posttest memiliki kriteria sedang.

113 99 Lampiran 21. Uji Signifikansi UJI t PIHAK KANAN PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : m 1 < m 2 Ha : m 1 > m 2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t = s1 2 1 s x 1 - x - 2r 2 s 1 n 1 s 2 n 2 Dimana, Dari data diperoleh: Sumber variasi kelompok eksperimen kelompok kontrol Jumlah 1099, n x 34,37 23,23 Varians (s 2 ) 164, ,6733 Standart deviasi (s) 12,82 11,34 t = = = = = 11,15 9,966 11,15 9,2 - -0,81 3,53 34,37 23, ,82 11,34 12,82 11, , ,15 164, , ,18 2,267 1, Pada = 5% dengan dk = = 63 diperoleh t (0.95)(63) = 2,00 Daerah penerimaan Ho -2,00 2,00 3,53 Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol

114 100 Lampiran 21. Modul Pembelajaran MODUL PEMBELAJARAN OLEH: SAMSUDDUHA MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC TEKNIK KENDARAAN RINGAN 100

115 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan modul pembelajaran yang telah saya buat pada kompetensi dasar memelihara/servis sistem AC kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan. Modul pembelajaran ini berisikan materi tentang sistem AC. Kegiatan pembelajaran dalam modul ini terdiri dari tujuan pembelajaran, materi, tes formatif, evaluasi serta kunci jawaban dari tes formatif dan evaluasi. Kunci jawaban diberikan pada bagian akhir modul yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Sehingga nantinya peserta didik diharapkan mengetahui seberapa jauh ketuntasan belajar yang sudah mereka lakukan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan modul Pembelajaran ini yaitu 1. Prof.Dr.Samsudi, M.Pd. selaku dosen pembimbing I skripsi saya 2. Drs.Karsono, M.Pd. selaku dosen pembimbing II skripsi saya 3. Para guru yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Boja dan Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi yang tidak dapat saya sebutkan semua. Penulis berharap agar nantinya modul pembelajaran ini bermanfaat bagi pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC. Penulis juga meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar modul yang telah dibuat dapat menjadi lebih baik lagi. Semarang, Agustus 2012 ii

116 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii PENDAHULUAN... iv A. Deskripsi... iv B. Petunjuk Penggunaan Modul... iv KEGIATAN BELAJAR a. Tujuan Kegiatan Belajar b. Uraian Materi c. Tes Formatif KEGIATAN BELAJAR a. Tujuan Kegiatan Belajar b. Uraian Materi c. Tes Formatif KEGIATAN BELAJAR a. Tujuan Kegiatan Belajar b. Uraian Materi c. Tes Formatif EVALUASI KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA iii

117 PENDAHULUAN A. Deskriptif Kompetensi Memelihara/servis sistem AC merupakan kompetensi yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan AC mobil yang mencakup tentang komponen-komponen yang ada pada sistem AC, fungsi komponen sistem AC, cara kerja komponen sistem AC dan cara memelihara/servis sistem AC. Modul Pembelajaran ini disusun agar peserta didik lebih memahami dan mendalami kompetensi memelihara/servis sistem AC. B. Petunjuk Penggunaan Modul Agar peserta didik dapat mempelajari keseluruhan isi modul, serta tuntas dalam mencapai indikator yang sudah ditentukan maka peserta didik harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Bacalah dengan cermat pengantar serta indikator yang harus dicapai 2. Untuk mempelajari materi hendaknya kalian membaca terlebih dahulu tujuan pembelajarannya. 3. Cocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang terletak pada bagian akhir dari modul ini. 4. Apabila 80% jawaban kalian benar maka kalian tuntas dalam belajar kompetensi memelihara/servis sistem AC, tetapi jika jawaban kalian belum mencapai 80% maka ulangi lagi belajar dari awal. Untuk keberhasilan kalian dalam belajar, ikutilah semua petunjuk dengan cermat, kemudian bacalah uraian materi berulang-ulang agar kalian paham, kemudian berlatihlah mengerjakan soal pada uji Smart yang telah disediakan. Jika kalian menunjukkan disiplin yang tinggi dalam belajar, kalian pasti akan berhasil dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang menjadi kendala dalam belajar. iv

118 KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN SISTEM AC DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA Tujuan kegiatan belajar 1 1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem AC dan komponen-komponennya. 2. Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja komponen sistem AC URAIAN MATERI 1 A. Pengertian Sistem AC AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem AC adalah sebagai berikut: 1. Kompresor Kompresor berfungsi untuk memompakan refrigerant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga secara otomatis akan menaikkan suhu refrigerant. Gambar 1. Kompresor 1

119 2. Kondensor Kondensor berfungsi untuk mendinginkan atau menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair. Didepan kondensor dilengkapi dengan kipas yang berfungsi untuk memepercepat proses pendinginan refrigerant. Gambar 2. Kondensor 3. Receifer/dryer Receifer/dryer berfungsi menampung refrigerant cair untuk sementara waktu, yang selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve atau katup ekspansi. Selain itu receifer/dryer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran. Gambar 3. Receiver/dryer 2

120 4. Ekspansion Valve Ekspansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas. Gambar 4. Ekspansion Valve 5. Evaporator Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara di sekitar evaporator menjadi dingin. Gambar 5. Evaporator 6. Blower Fungsi dari blower adalah untuk mengalirkan udara dingin yang ada disekitar evaporator menuju ke kabin mobil. Gambar 6. Blower 3

121 B. Cara kerja komponen AC Cara kerja dari komponen-komponen AC pada mobil akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kompresor Pada dasarnya kompresor terbagi menjadi dua bagian yaitu magnetic clutch dan kompresor itu sendiri. Dua bagian ini tidak bisa dipisahkan karena memiliki fungsi yang saling berkaitan. Berikut akan dijelaskan cara kerja dari kompresor dan magnetic clutch: a. Kompresor Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli mesin. Perputaran kompresor akan menggerakkan piston dan gerakan piston ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya akan meningkatkan temperatur refrigerant. b. Magnetic Clutch Magnetic clutch atau kopling magnet adalah suatu alat yang digunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah: Stator, rotor dan pressure plate. Gambar 7. Magnetic Clutch Cara kerja magnetic clutch: Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam 4

122 posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit memutar kompresor. 2. Kondensor Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80 o C). Temperatur yang tinggi dari refrigerant yang berada dalam kondensor yang bentuknya berliku-liku akan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di percepat dengan adanya isapan kipas yang terpasang dibelakang kondensor. Padaujung pipa keluar kondensor refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair dengan temperatur 57 o C. Gambar 8. Cara Kerja Kondensor 5

123 3. Receifer/dryer Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter kemudian refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke ekspansion valve. Gambar 9. Cara kerja receifer/dryer Dryer berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada ekspansion valve yang mana akan mengganggu siklus refrigerant. Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca ( sight glass ) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant. 4. Ekspansion Valve Gambar 10. Cara Kerja Ekspansion Valve 6

124 Olehkarena fungsi dari ekspansion valve ini untuk mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil konstan atau dapat diatur melalui katup yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. 5. Evaporator Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadinya penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin. Gambar 11.Cara Kerja Evaporator 7

125 TES FORMATIF 1. Jelaskan pengertian sistem AC! 2. Sebutkan nama komponen-komponen utama sistem AC! 3. Jelaskan fungsi dari kompresor dan kondensor! 4. Jelaskan fungsi dari blower dan ekspansion valve! 5. Jelaskan cara kerja dari kompresor, receifer/dryer dan evaporator! Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal x 100 % Kriteria tingkat penguasaan = % = Baik sekali % = Baik % = Cukup 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai. 8

126 KEGIATAN BELAJAR 2 RANGKAIAN/SIKLUS SISTEM AC Tujuan kegiatan belajar 2 1. Peserta didik dapat menyebutkan dan menggunakan peralatan tambahan pada rangkaian sistem AC. 2. Peserta didik dapat menjelaskan siklus pendinginan sistem AC. 3. Peserta didik dapat mengerti cara mengisi refrigerant pada sistem AC. URAIAN MATERI A. Peralatan Tambahan yang Terdapat pada Rangkaian Sistem AC Ada beberapa peralatan tambahan pada sistem AC, peralatan tambahan berfungsi untuk membantu sistem AC agar sistem AC bekerja secara maksimal. Dibawah ini akan diterangkan peralatan-peralatan tambahan yang terdapat pada sistem AC. a. Pressure switch Gambar 12. Letak Pressure Switch Presure switch berfungsi mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara otomatis 9

127 akan menghentikan switch sehingga magnetic clutch menjadi off. Kondisi tekanan yang tidak normal akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai komponen yang lain. Letak pressure switch ada diantara receifer dan expansion valve. b. Alat pencegah pembekuan Untuk menghindari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin < 0 o C, dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Tipe Thermistor Alat pencegah pembekuan tipe thermistor dipasangkan pada fin evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0 o C, maka magnetic clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar. 2. Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator) Alat pencegah pembekuan tipe EPR dipasangkan diantara evaporator dan kompresor, Tipe ini mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari evaporator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/cm 2, sehingga akan menjaga temperatur fin evaporator tidak turun < 0 o C. c. Stabilizer putaran mesin Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. Prinsip kerja dari peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas minimum, maka alat ini akan menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal kembali. 10

128 10 Gambar 13. Stabilizer d. Peralatan idle up Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini kerja mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendara akan terganggu. Gambar 14. Idle Up Switch Terbuka e. Sistem pelindung tali penggerak kompresor Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka 11

129 magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin. Gambar 15. Letak Tali Pelindung f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator (3 o C), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 o C temperatur fin bukan 3 o C seperti pada keadaan normal. Gambar 16.Sistem Kontrol Kompresor 12

130 g. Magnetic Valve Magnetic valve terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin. Gambar 17.Magnetic Valve B. Siklus Pendinginan AC Mobil Siklus pendinginan yang terjadi pada sistem AC dapat dijelaskan seperti dibawah ini : g. Kompresor berputar menekan gas refrigerant agar tekanan dan suhunya naik h. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondensor. Di dalam kondensor,panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair. i. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring dan digunakan saat evaporator membutuhkan refrigerant. j. Expansion valve memancarkan refrigerant cair sehingga berbentuk kabut yang bertemperatur dan bertekanan rendah. 13

131 k. Gas refrigerant yang dingin dan berembun mengalir kedalam evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator, sehingga udara disekitar evaporator tersebut menjadi dingin. l. Gas refrigerant kembali kekompresor. Gambar 18. Siklus Pendinginan 14

132 C. Manifold Gauge Manifold gauge adalah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan pada sistem AC. Gambar 19. Manifold Gauge D. Mengisi refrigerant pada sistem AC mobil 1. Mengenal refrigerant (zat pendingin) Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahanwujud yaitu dari cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem AC mobil adalah R12 atau juga dikenal dengan CFC 12. kelebihan dari zat pendingin ini adalah: a. Mendidih pada 29,8 o C dalam tekanan atmosfir. b. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah. c. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam. d. Dapat larut bila dicampur dengan minyak. e. Kurang bereaksi terhadap karet. f. Tidak berwarna dan tidak berbau. Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menyebabkan terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca. Refrigerant lain yang sekarang 15

133 banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a atau R 134a. Gambar 20. Refrigerant HFC 134a 2. Cara mengisi refrigerant Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat vacuum pump. a. Prosedur pengosongan Tutup kedua katup manifold gauge. pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa vakum. Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum. Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600 mmhg ( 23,62 inhg; 80 kpa ) Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum. 16

134 Pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmhg ( 29,53 in Hg; 99,98 kpa ) Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum. Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran. Gambar 21. Pengosongan Refrigerant b. Prosedur pengisian f. Pemasangan selang pada tabung refrigerant Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh. Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis. Hubungankan selang warna hijau ke tabung refrigerant. Putarlah disck searah jarum jam dengan tangan. 17

135 Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir keselang. Tekanlah niple nomer 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah. Bila udara sudah keluar tutuplah niple nomer 4 dengan tutup niple. Gambar 22. Pemasangan Selang g. Pemeriksaan kebocoran awal Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas masuk kedalam sistem. Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm 2 ( 14 psi; 98 kpa ) tutup keran manifold tekanan tinggi. Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor. 18

136 h. Pengisian refrigerant dalam bentuk cair Buka katup tekanan tinggi. Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan tutuplah keran. Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama. Gambar 23. Pengisian Refrigerant i. Pengisian lanjutan Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan. Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge, tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum. 19

137 Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup. Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 2,0 kg/cm 2 dan tekanan tinggi 14,5 15 kg/cm 2. Gambar 24. Pengisian Lanjutan 20

138 TES FORMATIF 2 1. Sebutkan dan jelaskan tiga peralatan tambahan pada AC mobil! 2. Sebutkan kelebihan dan kelemahan refrigerant R12! 3. Jelaskan proses sirkulasi sistem pendingin AC pada mobil! 4. Jelaskan pengertian manifold Gauge! 5. Jelaskan cara pengisian refrigerant pada sistem AC mobil! Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 2 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal x 100 % Kriteria tingkat penguasaan = % = Baik sekali % = Baik % = Cukup 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai. 21

139 KEGIATAN BELAJAR 3 MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC Tujuan kegiatan belajar 3 1. Peserta didik dapat mengetahui cara memelihara atau servis komponen-komponen sistem AC. 2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan pemecahannya. 3. Peserta didik dapat membaca dan memahami tabel trouble shooting. URAIAN MATERI A. Memelihara/servis Komponen-komponen AC Dibawah ini akan diterangkan cara memelihara/servis setiap kompoen yang ada pada sisitem AC. Komponen-komponen AC yang perlu dilakukan servis antara lain: 1. Kompresor Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap kendaraan menempuh jarak km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml. 2. Kondensor Cucilah kondensor dengan menggunakan air sampai kotoran-kotoran yang menempel pada kondensor hilang dan bersih. Betulkan atau luruskan apabila pada sirip-sirip kondensor bengkok. 3. Receiver/dryer Setiap kendaraan atau mobil menempuh jarak km maka receiver/dryer harus diganti. 22

140 4. Katup ekspansi Apabila katup ekspansi terjadi kerusakan maka harus diganti karena pada katup ekspansi tidak bisa dilakukan perbaikan. 5. Evaporator Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan. 6. Blower Cucilah blower hingga bersih sampai debu-debu yang ada pada blower hilang. B. Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya. a. Refrigerant kurang. Pada kondisi ini, terlihat beberapa gejala : udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin, pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi : 8-0 kg/cm 2. Kemungkinan penyebabnya: terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan. Pemecahannya: periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki. b. Pengisian refrigerant berlebihan. Pada kondisi ini, terlihat beberapa gejala : pendinginan tidak maksimum, pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm 2. 23

141 Kemungkinan penyebabnya : 1. dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan. 2. kondensor tidak bekerja dengan baik. 3. kopling fluida kipas radiator slip. Pemecahan : 1. Kurangi jumlah refrigerant. 2. Bersihkan kondenser. 3. Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti. c. Terdapat udara didalam siklus Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala : AC tidak terlalu dingin, pemeriksaan pada manifold gauge terlihat pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm 2. Kemungkinan penyebabnya: ada udara didalam siklus pendingin. Pemecahannya : 1. Periksa kotoran oli dan jumlahnya. 2. Bila oli berwarna hitam (kotor), ganti. 3. Lakukan penyedotan kevakuman kembali. 4. Ganti receifer. d. Terdapat uap air di dalam siklus Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala: AC tidak terlalu dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm 2. Kemungkinan penyebabnya : Ada uap air didalam siklus pendingin. 24

142 Pemecahannya : 1. Periksa kotoran oli dan jumlah oli. 2. Bila oli berwarna hitam ganti dengan yang baru. 3. lakukan penyedotan kevakuman kembali. 4. Ganti receifer. e. Refrigerant tidak bersirkulasi Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 76 cmhg dan pada pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm 2. Kemungkinan penyebabnya: expansion valve terjadi penyumbatan. Pemecahannya : 1. Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. bila sudah rusak ganti. 2. Ganti receifer/dryer. f. Ekspansionvalve tidak bekerja dengan baik Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC kurang dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm 2 dan pengukur tekanan tinggi: kg/cm 2. Kemungkinan penyebabnya : 1. Ekspansion valve rusak atau pemasangan heat sensitizing salah. 2. Penyetelan aliran tidak baik 3. Pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair. Pemecahannya : 1. Periksa pemasangan heat sensitizing. 2. Periksa expansion valve, bila rusak ganti. 25

143 g. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala: AC tidak dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah terlalu tinggi dan pengukur tekanan tinggi terlalu rendah. Kemungkinan penyebabnya : 1. Kompresor rusak. 2. Katup kompresor rusak. Pemecahannya : 1. Bongkar dan perbaiki kompresor 2. Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama. C. Tabel Troubleshooting. Troubleshooting yang berkaitan dengan gejala, keadaan penyebab dan perbaika pada sistem AC akan dijelaskan pada tabel yang ada dibawah ini: 1. Suara normal a. Kompresor Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan Tekanan Aliran udara Tali kipas kendor Ganti atau pada katup oleh kipas atau putus keraskan dan penyalur radiator Sirip kondensor Bersihkan. terlalu kurang. dan radiator kotor. tinggi. 26

144 Tekanan apabila Gasket rusak, Ganti gasket, pada katup kompresor katup tekanan katup yang pecah isap terlalu dihentikan tinggi pecah atau dan Bersihkan tinggi. tekanan pada ada kotoran pada kotoran. kedua sisi tinggi katup. dan rendah sama. Tekanan Bila condenser Valve pada Bersihkan / ganti. pada katup berhenti kompresor rusak penyalur tekanan pada atau ada kotoran. terlalu kedua sisi rendah. tekanan sama. Tekanan Expansion valve Expansion valve Bersihkan / ganti. pada katup membeku. tersumbat, isap terlalu pengikat heat endah. sensitizing tube kendor/rusak. Tekanan Pendinginan Sirip kondenser Lakukan pada katup penyalur dan condenser kurang. kotor. pembersihan. isap tinggi Tekanan Banyak Refrigerant Tambahkan pada katup penyalur dan gelembung pada kaca pengintai kurang refrigerant isap rendah Kebocoran gas Gas berkurang Shaft seal bocor Ganti 27

145 b. Ekspansion valve Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan Outlet valve Perbedaan Gas heatsensitizing Parbaiki tidak dingin temperatur tube bocor. kebocoran. pada sisi Refrigerant Tambahkan tekanan tinggi kurang refrigerant. dan rendah tidak terasa Inlet valve Pipa tekanan Terjadi Ganti dingin atau tinggi pada penyumbatan pada receiver/dryer membeku receifer/dryer receifer/dryer edingin c. Magnetic Clutch Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan Tidak Tidak tertarik Wiring putus / tidak Cari dengan tertarik meskipun menyambung ohm meter switch pada dan posisi on sambungkan kembali Terjadi slip Kopling magnet Tegangan batery Isi batery slip rendah. Bersihkan oli Ada oli pada kopling Ganti coil Terjadi short pada koil 28

146 b. Suara abnormal Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan Kompresor Suara knocking Bearing aus atau Bongkar, berisik dari compresor rusak ganti. Magnetic clutch Suara berderit Bearing aus atau Ganti bearing berisik ketika magnetic rusak clutch tidak berkaitan Suara berisik Pipa bergetar Baut pengikat Kencangkan dari pipa kendor. baut. Suara dari Kondenser Mounting kendor Beri karet dan Kondenser bergetar keraskan Suara berisik Bracket bergetar Bracket kendor Kencangkan / dari bracket atau patah las / ganti Idler pulley Suara gemeretak Bearing rusak Ganti bearing berisik Baut mounting Keraskan kendor Crank pulley Suara bergetar Pemasangan Perbaiki berisik salahbearing Ganti bearing rusak Drive belt Defleksi pada belt Belt kendor Stel belt berisik Sobek pada belt Belt rusak Ganti belt 29

147 TES FORMATIF 3 1. Jelaskan cara pemeliharaan atau servis pada kompresor! 2. Jelaskan cara pemeliharaan atau servis pada evaporator! 3. Sebutkan salah satu ciri siklus pendingin tidak normal. Penyebab dan cara pemecahannya! 4. Sebutkan salah satu trouble shooting yang ada di kompresor! 5. Sebutkan salah satu trouble shooting yang ada di ekspansion valve! Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal x 100 % Kriteria tingkat penguasaan = % = Baik sekali % = Baik % = Cukup 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai. 30

148 EVALUASI 1. Sebutkan nama-nama komponen utama pada sistem AC mobil! 2. Jelaskan fungsi kompresor pada sistem AC mobil! 3. Sebut dan jelaskan salah satu komponen tambahan pada sistem AC mobil! 4. Apakah yang di maksud dengan manifol gauge! 5. Jelaskan cara mengisi refrigerant pada sistem AC mobil! 6. Jelaskan cara mengetes kebocoran pada sistem AC Mobil! 7. Sebutkan salah satu ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan carapemecahannya! 8. sebutkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor! 9. Sebutkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada expansion valve! 10. Sebutkan kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh suara abnormal! Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal x 100 % Kriteria tingkat penguasaan = % = Baik sekali % = Baik % = Cukup 70 % = Kurang Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum dikuasai. 31

149 KUNCI JAWABAN KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1 1. AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. 2. a. Kompresor b. Kondensor c. Dryer/receiver d. Expansion Valve e. Evaporator d. Blower 3. Fungsi kompresor dan kondensor Kompresor: Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga temperaturnya juga meningkat. Kondensor: Berfungsi menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair. 4. Fungsi expansion valve dan blower. Ekspansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas. Blower berfungsi untuk mengalirkan udara dingin yang ada disekitar evaporator. 5. Cara kerja kompresor, dryer/receifer, evaporator. Kompresor: Pada tipe swash plate, pendorong pistonnya menggunakan plate yang berputar secara conical sehingga dua sisinya dapat digunakan untuk meneruskan tekanan refrigerant. 32

150 Receiver/dryer: Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke expansion valve. Evaporator: Refrigerant yang keluar dari ekspansion valve yang berbentuk kabut masuk ke dalam evaporator dan menyebabkan terjadinya perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Dan oleh kerja dari blower udara dingin dialirkan kedalam ruang kabin mobil. Kunci Jawaban Tes Formatif 2 1. Tiga peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC mobil dan fungsinya. a. Pressure Switch Fungsinya untuk mengontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi. Apabila pada sisi tekanan tinggi terjadi tekanan berlebih atau terlalu rendah, maka secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch menjadi off. b. Alat pencegah pembekuan Fungsinya untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator. c. Stabilizer putaran mesin berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. 2. Siklus pendinginan pada AC mobil diawali dengan pergerakan refrigerant oleh tekanan kompresor dalam bentuk gas menuju ke kondensor. Di kondensor refrigerant berubah wujud menjadi cair dan terus bergerak menuju receifer/dryer. Di receifer/dryer ini refrigerant ditampung dan disaring kemudian diteruskan ke ekspansion valve yang berfungsi menyemprotkan refrigerant ke evaporator. Dievaporator refrigerant 33

151 diubah wujudnya menjadi gas agar bisa menyerap panas dari udara sekitar dan udara sekitar ini akan menjadi dingin, udara dingin akan ditiup oleh blower untuk dialirkan menuju kabin mobil. 3. Kekurangan dan kelebihan refrigerant R 12. Kelebihan refrigerant R12 : mendidih pada 29,8 oc dalam tekanan atmosfir, Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah, Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam, dapat larut bila dicampur dengan minyak, kurang bereaksi terhadap karet, dan tidak berwarna dan tidak berbau. Kekurangan refrigerant R12 : dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca. 4. Manifold gauge adalah sebuah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan. 5. Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil Pemasangan manifold gauge. Penggunaan pompa vacuum. Pengisisan awal ( cair ) Pengisisan lanjut ( Gas ) KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 3 1. Cara pemeliharaan atau servis kompresor. Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap kendaraan menempuh jarak km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml. 2. Cara pemeliharaan atau servis evaoporator. Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan. 34

152 3. Salah satu ciri siklus pendingin tidak normal adalah tidak adanya kompresi di dalam kompresor. Penyebabnya yaitu kompresor telah rusak atau katup kompresi rusak. Pemecahan dari permasalahan ini yaitu: bongkar dan perbaiki kompresor atau ganti kompresor seluruhnya. 4. Salah satu trouble shooting yang ada di kompresor yaitu: tekanan pada katup penyalur terlalu tinggi, keadaanya yaitu: aliran udara oleh kipas radiator sangat kurang. Penyebab dari permasalahan ini adalah tali kipa radiator putus, pemecahannya yaitu ganti tali kipas radiator atau kencangkan tali kipas radiator. 5. Salah satu trouble shooting yang ada di expansion valve yaitu: Outlet valve tidak dingin, keadaanya adalah perbedaan temperatur pada sisi tekanan tinggi dan rendah tidak terasa. Penyebab dari permasalahan ini adalah gas hest sensitizing tube bocor atau refrigerant kurang. Pemecahannya adalah perbaiki kebocoran atau tambahkan refrigerant. KUNCI JAWABAN EVALUASI 1. Nama komponen utama sistem AC mobil: Kompresor, condenser, receifer/dryer, expantion valve dan evaporator. 2. Kompresor berfungsi untuk: memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat. 3. Stabilizer putaran mesin. berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. 4. Manifold gauge adalah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan. 35

153 5. Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil: (1) Pemasangan manifold gauge (2) Penggunaan pompa vacuum (3)Pengisisan awal(4)pengisisan lanjut 6. Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu: bisa dilakukan menggunakan larutan air sabun atau dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch, bisa juga dengan menggunakan detektor listrik. 7. Salah satu ciri siklus pendingin tidak normal adalah tidak adanya kompresi di dalam kompresor. Penyebabnya yaitu kompresor telah rusak atau katup kompresi rusak. Pemecahan dari permasalahan ini yaitu: bongkar dan perbaiki kompresor atau ganti kompresor seluruhnya. 8. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor adalah: tekanan pada katup penyalur terlalu tinggi, tekanan pada katup isap terlalu tinggi, tekanan pada katup penyalur terlalu rendah, tekanan pada katup isap terlalu rendah, dan kebocoran gas. 9. Kerusakan yang terjadi expansion valve adalah outlet valve tidak dingin dan inlet valve dingin atau membeku. 10. Kerusakan-kerusakan pada suara abnormal: suara kenockking pada kompresor, defleksi pada belt sobek, suara berderit ketika magnetic clutch tidak berkaitan. 36

154 DAFTAR PUSTAKA Anonim Materi Pelajaran Engine Group Step 1.Jakarta : PT Toyota Astra Motor. Anonim Materi Pelajaran Engine Group Step 2.Jakarta : PT Toyota Astra Motor. Anonim New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning systemjakarta : PT Toyota Astra Motor. Triyono, Wahyu Pedoman Praktis Merawat AC Mobil. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. 37

155 Lampiran 23. Silabus` SILABUS Nama Sekolah : SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Kelas/Semester : XII / 5 Standar Kompetensi : Memelihara/servis sistem AC (air conditioner) Kode Kompetesi : OPKR B Durasi Pembelajaran : 32 X 45 menit Kompetensi Dasar/Subkompetensi 1.Memelihara/servis sistem AC( Air Conditioner) Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya Informasi yang benar di-akses darin spesifikasi pabrik dan dipahami Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur pemeliharaannya/servis AC yang sesuai Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksana-kan sesuai dengan spesifi-kasi pabrik kendaraan. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangundangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan. Konstruksi dan prinsip kerja sistem AC / Air Conditioners.. Prosedur pemerilahaan sistem AC. Standar prosedur keselamatan kerja. Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik Melaksanakan prosedur pemeliharaan dengan mengacu pada SOP Memperhatikan kesela-matan kerja dan lingkung-an Melaksanakan pemeriksaan kondisi AC/Air Conditoners Melakukan proses pengosongan dan pengisian cair-an AC Melakukan proses penguji-an kebocoran Melakukan tes kemampuan AC Tes tertulis Tatap muka (Teori) Alokasi Waktu Praktik di Sekolah 12 20(40) Praktik di DU/DI Sumber Belajar Modul 60

156 14219 Lampiran 24. RPP Kelas Eksperimen` RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL Mata Diklat : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan Kelas : XII TKR 2 Alokasi Waktu : 8 jam x 45 menit Standar kompetensi : Memelihara / servis sistem AC Kompetensi dasar : Memelihara / servis sistem AC Indikator : 1. Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur pemeliharaannya/servis AC yang sesuai. 4. Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik kendaraan. 5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. 6. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan I. Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan pemeliharaan/servis komponen/sistem AC 2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen serta prinsip kerja sistem AC 3. Dapat menganalisa kerusakan dan memperbaiki sistem AC II. Materi Pembelajaran 1. Prinsip kerja sistem AC 2. Pemeliharaan dan servis komponen sisitem AC 3. Data spesifik pabrik

157 14319 III. Metode Pembelajaran Ceramah dengan menggunakan alat bantu modul. IV. Langkah / Kegiatan Pembelajaran No Alokasi Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Keterangan Waktu Didik 1 15 menit Persiapan mengajar Persiapan KBM Kegiatan 5 menit Membuka KBM dengan pendahuluan salam pembuka 15 menit Presensi siswa 10 menit Pembahasan materi yang Persiapan diri akan disampaikan menit Memberikan materi Sistem Memperhatikan, Kegiatan inti AC, serta memahami materi mendemonstrasikan yang terdapat memberi kesempatan pada modul peserta didik untuk pembelajaran. bertanya 3 40 menit Menyimpulkan Materi Persiapan Kegiatan Persiapan menutup mengakhiri penutup pelajaran kegiatan 5 menit Mengakhiri KBM dengan salam penutup V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber belajar: Modul Pembelajaran. VI. Penilaian Hasil Belajar Tes Tertulis

158 Lampiran 25. RPP Kelas Kontrol` RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL Mata Diklat : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan Kelas : XII TKR 3 Alokasi Waktu : 8 jam x 45 menit Standar kompetensi : Memelihara / servis sistem AC Kompetensi dasar : Memelihara / servis sistem AC Indikator : 1. Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur pemeliharaannya/servis AC yang sesuai. 4. Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik kendaraan. 5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan. 6. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan I. Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan pemeliharaan/servis komponen/sistem AC 2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen serta prinsip kerja sistem AC 3. Dapat menganalisa kerusakan dan memperbaiki sistem AC II. Materi Pembelajaran 1. Prinsip kerja sistem AC 2. Pemeliharaan dan servis komponen sisitem AC 3. Data spesifik pabrik

159 14519 III. Metode Pembelajaran Ceramah dengan menggunakan alat bantu modul. IV. Langkah / Kegiatan Pembelajaran No Alokasi Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Keterangan Waktu Didik 1 15 menit Persiapan mengajar Persiapan KBM Kegiatan 5 menit Membuka KBM dengan pendahuluan salam pembuka 15 menit Presensi siswa 10 menit Pembahasan materi yang Persiapan diri akan disampaikan menit Memberikan materi Sistem Memperhatikan, Kegiatan inti AC, serta dan mencatat mendemonstrasikan materi yang memberi kesempatan disampaikan peserta didik untuk guru. bertanya 3 40 menit Menyimpulkan Materi Persiapan Kegiatan Persiapan menutup mengakhiri penutup pelajaran kegiatan 5 menit Mengakhiri KBM dengan salam penutup V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber belajar: - VI. Penilaian Hasil Belajar Tes Tertulis

160 Lampiran 26.`Validasi Modul

161 19 147

162 19 148

163 14919 Lampiran 27. Surat Keterangan Pembimbing

164 Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian

165 Lampiran 29. Surat Selesai Penelitian

166 Lampiran 30. Foto Penelitian FOTO PENELITIAN

167 153 19

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (73-77) PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA (THE

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SISTIM AC KOMPRESOR TIPE WOBBLE PLATE Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistim AC Disusun Oleh : Cahyono (5201410028) Naufal Farras Sajid (5201410029) Riwan Setiarso (5201410030) Rifki Yoga Kusuma

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air Conditioner (AC) adalah alat pada kendaraan khususnya mobil yang mempunyai fungsi untuk mengatur suhu di dalam kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA (Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas IV SD Negeri 1 Kaliori) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN PANEL PERAGA AC MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA

PENERAPAN PANEL PERAGA AC MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA PENERAPAN PANEL PERAGA AC MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA Skripsi Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM :

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM : TUGAS AKHIR Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI (KALI PAINGAN) SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY

PEMANFAATAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI (KALI PAINGAN) SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY AMPUL PEMANFAATAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI (KALI PAINGAN) SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY PADA POKOK BAHASAN MATERI LITOSFER KELAS X DI SMA NEGERI 1 KESESI TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN WLAHAR WETAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA KARTU MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA KARTU MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA KARTU MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh : Brian Aziz Suryadana NIM. 070210192159 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas XI SMK N 1 Purwodadi Pada

Lebih terperinci

OLEH ERFIN WAHYUNI NIM

OLEH ERFIN WAHYUNI NIM PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA

PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER SKRIPSI Oleh Pandu Setyowidi NIM 080210192013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Apriyani NIM

SKRIPSI. Oleh Apriyani NIM PENGGUNAAN MEDIA BLOK DIENES DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM: STUDI KOMPARASI ANTARA METODE PEER LESSONS DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU MATERI POKOK STRUKTUR PERMUKAAN BUMI SISWA KELAS IX MTs DARUL ULUM DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV SDN GEDANGAN 01 SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, April Penulis

KATA PENGANTAR. Bandung, April Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi kependidikan ini dengan baik. Tidak lupa, shalawat serta

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BUKU KERJA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BUKU KERJA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BUKU KERJA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Adi Nugroho NIM

SKRIPSI. Oleh: Adi Nugroho NIM PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA BENDA KONKRIT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V-A MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DI SDN TEGALGEDE 01 JEMBER

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING GUNA PEMBENTUKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TITL 2 SMK N 2 PENGASIH SKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TITL 2 SMK N 2 PENGASIH SKRIPSI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TITL 2 SMK N 2 PENGASIH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA PELAJARAN IPA KELAS III MI ISLAMIYAH DINOYO LAMONGAN SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA PELAJARAN IPA KELAS III MI ISLAMIYAH DINOYO LAMONGAN SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA PELAJARAN IPA KELAS III MI ISLAMIYAH DINOYO LAMONGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Disusun oleh : Agung Hudi Kurniawan

Disusun oleh : Agung Hudi Kurniawan PENGARUH KEMAMPUAN KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK MATA PELAJARAN PRODUKTIF ALAT UKUR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS IV SDN AJUNG 06 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SDN SEKARPUTIH 01 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM: PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS KELAS X MA NU 03 SUNAN KATONG KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE PADA MATA PELAJARAN LISTRIK OTOMOTIF Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS Laporan Kerja Praktek 14 BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS 3.1 PENGERTIAN AIR CONDITIONER Air Conditioner adalah seperangkat peralatan yang tergabung dalam satu kesatuan dan terbentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MA MANBAUL ULUM PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR AUDIO VISUAL PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL GEOGRAFI MATERI ANGKATAN KERJA DAN TENAGA KERJA DI SMP NEGERI SAWIT II BOYOLALI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Yunia Nabila Aziziy NIM

SKRIPSI. Oleh. Yunia Nabila Aziziy NIM PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PERTANYAAN REKAYASA (PLANTET QUESTION)DISERTAI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII B SMPN 3 TANGGUL

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE SUBTEMA KETAMPAKAN RUPA BUMI TERHADAP PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE SUBTEMA KETAMPAKAN RUPA BUMI TERHADAP PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE SUBTEMA KETAMPAKAN RUPA BUMI TERHADAP PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut.

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA MENURUT TAKSONOMI BLOOM (Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Wonogiri Tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DUA DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN PKN POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SDN KEBONSARI 04 JEMBER SKRIPSI

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI LOCONDONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA PELAJARAN TUNE UP MOTOR BENSIN KELAS X JURUSAN MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH CAWAS KLATEN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh :

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh : EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII DI MTs. AL WATHONIYAH SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUB-TEMA POTENSI DAN SEBARAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUB-TEMA POTENSI DAN SEBARAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUB-TEMA POTENSI DAN SEBARAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ANISA FAJARWATI

SKRIPSI. Oleh : ANISA FAJARWATI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN RANTAI MAKANAN PADA SISWA KELAS IV MI BAITUL RIDLO UMBULSARI JEMBER TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI BEBAN PENDINGIN TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN DENGAN REFRIGERAN R12 DAN LPG

PENGARUH VARIASI BEBAN PENDINGIN TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN DENGAN REFRIGERAN R12 DAN LPG PENGARUH VARIASI BEBAN PENDINGIN TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN DENGAN REFRIGERAN R12 DAN LPG SKRIPSI Oleh Mochamad Rizal Armajaya Yudha NIM 091910101063 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DI KELAS V

PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DI KELAS V PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DI KELAS V SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: KHAMARIYAH NUR LAILY NIM

SKRIPSI. Oleh: KHAMARIYAH NUR LAILY NIM PENGARUH PENDEKATAN PMRI DENGAN MODALITAS VISUAL, AUDITORI, DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Siti Soleha NIM

SKRIPSI. Oleh Siti Soleha NIM PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG STRUKTUR BUMI DI KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP Negeri 2 Banyudono

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG SKRIPSI Oleh : Rully Agustina NIM. 070210192039 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi STUDI KOMPARASI ANTARA METODE MIND MAP DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS X MA. MU ALLIMIN MU ALLIMAT REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Oleh : NAILATUL MAISAROH

Oleh : NAILATUL MAISAROH 1 PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN TEKNIK PICK UP CARDS GAME UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NAHDLATUL ULAMA KENCONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MATERI SEGIEMPAT KELAS VII MTs TUAN SOKOLANGU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Oleh: KHOLIDAH NIM:

Oleh: KHOLIDAH NIM: EFEKTIVITAS PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK GERAK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GENAP MTs

Lebih terperinci

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI Oleh Jayanti Oktaviana NIM 090210102064 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN

TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Abdillah Atman Oka 5211312034

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Fitri Utami NIM

SKRIPSI. Oleh Fitri Utami NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI PANEMBAHAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON Diajukan

Lebih terperinci

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yuli Astutik

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yuli Astutik EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS PANGERAN DIPONEGORO KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING-PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD GUGUS HASANUDIN SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE PENERAPAN MODEL SCRAMBLE DISERTAI MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DAN DAUR HIDUP HEWAN DI SD NEGERI

Lebih terperinci

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Oleh : NURMAN ASYARI NIM. I 8609026 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO SKRIPSI Oleh: Rifa Aghina Arif NIM 080210192009 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V DI SD KANISIUS CUNGKUP KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Oleh: VIKI ARI SETIAJI A

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Oleh: VIKI ARI SETIAJI A STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci