IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.l. Algoritlna ROCCM Teorema yang diketnukaltan oleh Shi dan Perrizo (2004), mengungkapkan bahwa ROCC menghasilkan eksekusi transaksi yang serializable. Karena jika terdapat eksekusi yang tidak serializable, maka ada cycle dalam serialization graph (SG) dalam RC-queue. Sebagai asumsi, terdapat sebuah cycle dala~n RC- qt~ezle yang terdiri dari TI 3Tz... T,, +TI, ~naka dalam transaksi-transaksi tersebut, terdapat konflik antara TI darl T2, sel-ta terdapat konflik antara T, dan T,. Algorit~na validasi illtel-vening yang terdapat pada ROCC, akan ~nembatalkan transaksi yang lne~npunyai dua elemen yang keduatlya konflik dengan elemen transaksi lain yang terletak di antara elelnen yang konflik tersebut. Dengall demikian, cycle aka11 dihentikan, karena transaksi yang dibatalkan akan dilakukan restart. Ga~nbar 10 RC-qztelre dengan eksekusi serializable pada ROCC Garnbar 1 1 Acyclic SG, Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat keadaan RC-quetre dengan eksekusi serializable, tetapi terdapat transaksi yang Inengalami restart pada saat dilakukan proses validasi oleh ROCC, seperti yang diilustrasikan pada Gambar

2 10. Pada Gambar 10, transaksi yang datang pertama kali adalah TI yang aka11 18 ~nengakses item data x (rl')), item data y (r,(y), dan item data z (rl(z,). Selanjutnya setelah transaksi TI terdapat transaksi fi yang telah dilakukan validasi dimana transaksi TZ terselmt melakukan perubahan nilai item data x yaitu wz6). Setelah transaksi T2 terdapat transaksi T3 yang hanya ingin mengakses item datay (r30). Akhirnya transkasi TI akan melakukan perubahan nilai item data z hv&)). Proses validasi dimulai dari elemen read pertama kali untuk transaksi TI ("First'?, yang menemukan operasi elenien yang konflik yaitu item data x dari operasi w&) pada transaksi T2. Kerena ditemukan elemen yang konflik dengan "First" dari transaksi Tz, maka proses validasi selanjutnya dimulai dari bagian bawah dengan membandingkan elemen coniniit ("Second'? dari transaksi TI dengan transaksi sebelumnya. Penelusuran dari "Second", menemukan elemen yang konflik, yaitu operasi read untuk item data z, dari transaksi T3 (I-3(~)). Pada kondisi ini transaksi TI mengalami restart, padahal eksekusi transaksi adalah merupakan eksekusi yang serializable. SG pada Gambar 11 merupakan ilustrasi dari eksekusi transaksi untuk RC- queue pada Gambar 10. Dari Gambar 11 tersebut dapat diketahui bahwa tidak terdapat cycle dalam SG tersebut, yang menunjukkan bahwa eksekusi lransaksinya bersifat serializable. Perbaikan algoritma ROCC menjadi ROCCM, dilakukan dengan mengubah cara validasi yang dilakukan oleh algoritma validasi intervening. Proses validasi pada algoritma ROCCM akan diuraikan dalam penjelasan di bawah ini. "First" adalah elemen operasi read dari transaksi yang melakukan conimit. "Conibine" adalah kumpulan elemen yang operasinya konflik dengan elemen coninzit ("Second'y maupun operasinya konflik dengan elemen "Combine " sebelumnya. Sebagai inisialisasi awal "Cornbine" = (1. Langkah-langkah untuk melakukan validasi setelah suahi transaksi mengirimkan coniniit request, pada ROCCM selengkapnya adalah sebagai berikut : 1. Bandingkan "First" dengan elemen dari transaksi lain yang terdapat di antara "First" sampai elemen contniit. Bila pada saat penelusuran ditemukan elemen read dari transaksi yang sama (first-down reached

3 elentet~l) maka gabungkan elemen "Firsi" ke dalam elemen transaksi yang sama berikutnya. Kemudian bandingkan 19 "First" hasil gabungan tersebut, dengan elemen dari transaksi lain yang terdapat di antara "First" sampai elemen coninzit. Proses penelusuran dilakukan terus untuk menemukan elemen yang konflik atau elemen read berikutnya. Bila transaksi berikutnya yang ditemukan, adalab elemen cor~zn~it dari transaksi yang sama, dan tidak terdapat konflik maka validasi dinyatakan sukses. 2. Jika "First" konflik dengan elemen dari transaksi lain, pindahkan elemen "First" ke posisi transaksi sebeluln elemen dari transaksi lain yang konflik. Hapus elemen "First" yang asli dari RC-qzceue. 3. Bandingkan "Second" atau "Con~bine " dengan elemen dari transaksi lain yang terdapat di antara "Second" sampai ditemukan elemen dari transaksi yang sama ("First-up reached elenzent'y. Setiap elemen yang konflik, lakukan insert ke "Con~bine ". 4. Bandingkan "Conzbine " dengan "First-zip reached element" Jika terdapat konflik maka validasi dinyatakan gaga]. Jika tidak terdapat konflik lakukan pengecekan apakah "First-up reached elenzenl" adalah "First", jika merupakan "First maka validasi dinyatakan sukses, tetapi jika bukan elemen "First" lanjutkan langkah Gabungkan "SeconG' dengan "First-up reached element" hapus "Second" asli dari RC-quezre. Lanjutkan langkah 3. Pseudocode algoritma validasi pada ROCCM selengkapnya terdapat pada urian di bawah ini. Pada algoritma validasi ROCCM, tersebut, proses penelusuran dari elemen "First" sama dengan aigoritma validasi pada ROCC. Perbedaannya terdapat pada proses penelusuran dari elemen con~njit yaitu terdapat proses membandingkan antara elemen corlzn~it atau elemen "Combine" dengan elemen yang terdapat di antara elemen commit tersebut sarnpai ditemukan elemen transaksi yang sama rfirst-up reached elenlent'?. Jika ditemukan elemen yang konflik dengan elemen conlmit atau "Combine" maka elemen dari transaksi lain yang terdapat konflik, akan dilakukan insert ke "Conlbine ". Kemudian dilakukan pembandingan "Con~bine" dengan "First-up reached element" Jika terdapat

4 konflik maka validasi dinyatakan gagal. Jika tidak terdapat konflik lakukan pengecekan apakah "First-zip reached element" adalah "First", jika merupakan "First" maka validasi dinyatakan sukses, tetapi jika bukan elemen "First ", maka "Second" digabungkan dengan "First-zip reached elentent" dun proses penelusuran berjalan terus untuk menemukan elemen yang operasinya konflik dengan "Second" atau "Con~bine", sampai ditemukan elemen dari transaksi yang sama. Algoritma selengkapnya adalah sebagai berikut : 20 "First" = NULL; "Second" =NULL; "Conzbine"=NULL; Locate the transaction 'sfirst read element in the RC-queue; If(notfound) return validated =true.. "First" = the first read elentent; While (1) J Conzpare "First" wifh all the elenzents ofother transaction behind it until it reached an elernent of the sanze transaction first-down-reached elenzent); If(T1~ere is no elenzent conflict) //nzoving down to look for tipper side conflict {Merge the "First" elenzent with the first-down-reached elemet;. Rernove the "First" elenzent from the RC-Q~ceue; If(Tlzefirst-down-reached element is the commit elenzent) Return validated = true; Else "First" = the first-down-reached-elert~ent; I Else // There is liper-sided-conflict; {Insert "First" into the RC-queue right before the conflicting element; Rmnove the original "First"fr0rn the RC-queue; "Second" = Conzmit elenzent; While (I) /hzzoving up to look for the lower-sided conflict; {Con~pare"Second" wirfz all the elenlent of other transactions before it until it reaches an elenzent of the same transaction first-lip-reached element); Insert elerncnt conflict with "Second" or Contbine" to "Cotnbine; {Conzpare first-up-reachen eletizcnt" with "Combirze"; If(There is no elernent co~zflict) {Merge the "Second" element ~vith the first-up-reached element; Remove the "Second" elementfronz the RC-qzieue; If the first-up-reached elenzent is the "First'y Return validated =hue; Else "Second" = the first-up-reached elernent; I Else //there is also Lo)ver-sided-conflict, the validation fails. {Remove all elenzents of the transaction~om the RC-queue Return validated= false; I I

5 Pada algoritma validasi ROCCM di atas, yang tercetak tebal merupakan bagian modifikasi dari algoritma sebelumnya. Ilustrasi inlplementasi algorit~na ROCCM, untuk beberapa kondisi RC-queue diperlihatkan pada Gambar 12.a, 12.b, dan 12.c. Pada Gambar 12.a diperlihatkan keadaan RC-queue dengan empat transaksi yang terdapat pada queue. Transaksi yang terdapat pada urutan pertama adalah TI dengan operasi rl'), r,(yl, r&). Kemudian disusul dengan transaksi T2 yang telah dilakukan validasi dengan operasi-operasi r2(w), r2(u), dan wz(x), berikutnya adalah transaksi T3 juga telah sukses dilakukan validasi dengan operasi-operasi r&), I&), w~(v). (c) Gambar 12 RC-queue pada algoritma ROCCM: (a) hasil validasi tidak restart, (b) dan (c) hasil validasi restart.

6 wle). Akhirnya TI mengirim col~znzit request untuk mengubah item data z yaitu Langkah melakukan validasi pada RC-quezie Gambar 12.a, dimulai dari bagian atas pant) yaitu dengan cara mencari transaksi yang operasi elemennya konflik dengan "First". Penelusuran dari "First" menemukan elemen dari transaksi lain yang operasinya konflik yaitu operasi write item data x, dari transaksi T2 (102()1). Kemudian proses validasi dilanjutkan dari bagian bawah. "Second" adalah elemen conmit. "Second" dibandingkan dengan elemen dari transaksi lain, yang menemukan operasi item data yang konflik, yaitu operasi read item data z dari transaksi T3, sehingga elemen yang disalin ke "Combine" adalah item data dari operasi readtransaksi T3 yaitu 2,s dan item data pada operasi write dari transaksi T3 yaitu v, sehingga elemen-elemen serta operasinya yang terdapat pada "Con7bilie" adalah r3(z), r3(s), w3(v). Penelusuran berikutnya metnbandingkan "Second" dengan transaksi di atasnya, karena tidak ada operasi elemen yang konflik dengan "Second" maka kemudian dibandingkan dengan "Combine " yang juga tidak menemukan konflik. Karena tidak ada operasi elelnen yang konflik berikutnya yang ditemukan, sampai ditemukan elemen "First", maka akhirnya "Cornbine" dibandingkan dengan "First" yang juga tidak rnenemukan konflik sehingga proses validasi untuk keadaan RC-qrtezie Gambar 12.a dinyatakan sukses, dengan T/ dapat melakukan operasi perubahan item data z. Hasil validasi yang dilakukan pada RC-queue Gambar 12.b, berhasil menemukan konflik dengan "First" untuk transaksi TI, yaitu operasi item data x (M~(x)) dari transaksi TI. Selanjutnya proses validasi dari elemen cornnzit untuk transaksi TI, berhasil menemukan konflik yaitu operasi item data y (w4(y)) dari transaksi T4, sehingga 1v4(yl disalin ke "Conzbine". Terakhir "Combine" dibandingkan dengan "First" yang berhasil menemukan konflik yaitu operasi item data y (,vl(y), yang konflik dengan r&), restart. sehingga transaksi TI mengalami Proses validasi pada RC-queue Gambar 12.c dimulai dari "Firsf" yang dibandingkan dengan elemen dari transaksi lain yang terdapat di antara "First" sampai elemen conzr~it yang lnenemukan elemen konflik yaitu operasi read item

7 data x (rz(x)) dari transaksi T2. Ke~nudian proses validasi dilanjutkan dari bawah dengan lnelnbandingkan "Second" dengan transaksi lain, yang dalam ha1 ini mene~nukan konflik yaitu operasi read item data z (r&) dari transaksi T4, maka seluruh elemen pada transaksi T4, yaitu elemen read z (r4(4)) dan elemen write u 'v4(u)) akan disalin dan digabungkan ke "Combine". Penelusuran berikutnya membandingkan "Second" dengan transaksi di atasnya, dalam ha1 ini karena tidak ada elemen yang konflik dengan "Second" kemudian operasi elemen transaksi tersebut dibandingkan dengan "Combine" yang menemukan konflik, yaitu operasi read item data tr pada transaksi T3 (r3(u)). Elemen-elemen dari transaksi tersebut (elemen read u (r30) dan elemen write (w3(1v))) disalin dan digabungkan ke dalam "Coinbine ". Penelusuran terhadap elemen transaksi berikutnya tidak menemukan konflik dengan "Second" tetapi mene~nukan operasi elemen yang konflik dengan "Coiitbine!' yaitu item data iv dari operasi rzfiv) transaksi T2, sehingga dalam ha1 ini elemen r2(1v), r2(v), dun wz6) disalin dan digabungkan ke "Cornbine" sehingga elemen "Combine" ~nenjadi (rdfir), w4(z); r3(u), w3(w); r2(w), rz(v), 1v2($) Akhirnya "First" dibandingkan dengan "Cornbine" yang menemukan konflik yaitu operasi item data x (w2(x) konflik dengan UJ/(X)) TI pada RC-queue Ga~nbar 12.c mengalami restart., sehingga transaksi IV.2. Pelaksanaan Simulasi IV.2.1. Asurnsi-asumsi simulasi Simulator yang digunakan untuk mengukur kinerja CC tersebut, menggunakan model antrian tertutup pada suatu sistem basis data terpusat, seperti diperlihatkan pada Gambar 13 dan Gambar 14. Pada simulator terdapat sejumlah terminal, untuk membangkitkan transaksi. Selanjutnya terdapat batasan transaksi yang aktif pada suatu saat di dalam sistem (ntpl). Apabila transaksi yang dibangkitkan oleh sejumlah terminal melebihi batasan transaksi yang diijinkan oleh sistem (melebihi nlpl), maka transaksi tersebut diletakkan dalam ready queue untuk menunggu transaksi dalam sistem selesai atau ada yang dilakukan abort. Sebaliknya apabila transaksi yang aktif dalam sistem tidak melebihi mpl, maka transaksi yang dibangkitkan oleh terminal masuk ke cc queue (concurrency control queue) dan

8 membuat permintaan operasi akses basis data melalui CC. Jika 1010s dari operasi yang dilakukan oleh CC, selanjutnya transaksi tersebut mengakses data. Jika data tersebut ada di b~rjfer niaka eksekusi dilanjutkan ke CPU. Tetapi jika data tersebut tidak terdapat di bzrjfer maka eksekusi akan dilewatkan ke disk untuk mengakses data untuk seterusnya dilanjutkan ke CPU. Untuk mengakses disk serta diproses pada cpu harus melalui antrian di disk serta CPU yaitu disk-queue dan cpu- qzleue. Pada simulasi diasumsikan juga, bahwa sebuah transaksi melakukan operasi read terlebih dahulu sebelum melaksanakan operasi write. Diasumsikan juga jaringan yang digunakan adalah jaringan Local Area Nehvork (LAN) dalam keadaan handal pada saat transmisi data dari terminal ke server. Jalur think nlemberikan nilai random delay pada waktu mengakses item data. Pada Strict 2PL, jika hasil dari CC memutuskan bahwa suatu transaksi harus di block maka.transaksi tersebut dimasukkan dalam block qzlelre sampai permintaan akses data dapat diproses. Jika CC menetapkan untuk melakukan restart suatu transaksi, maka transaksi tersebut akan dilakukan restart dan selanjutnya dimasukkan ke dalam ready queue. Jika suatu transaksi telah kornplit (selesai) maka CC akan memberikan co~i~nzit succes Itlessage ke terminal. 24 IV.2.2. Model Simulasi Pada simulator terdapat dua model logical queuing yaitu yang pertama model antrian untuk ROCCM dan ROCC yang diambil dari penelitian sebelumnya (Shi & Perrizo 2004), serta yang kedua model antrian untuk Strict 2PL. Gambar 13 di bawah ini memperlihatkan model antrian yang pertama pada simulator. Pada Gambar 13 diperlihatkan terdapat sejumlah terminal untuk membangkitkan transaksi. Ketika suatu transaksi baru diinisialisasi, sistem akan melewatkan transaksi pada ready queue untuk diteruskan ke cc queue. Transaksi yang 1010s validasi akan dilanjutkan untuk mengakses data di bzcfer atau disk. Setelah mendapatkan data operasi transaksi diteruskan ke cpu. Setelah dieksekusi oleh cpu terdapat pemberian nilai int-think dan ext-think Transaksi yang gagal validasi akan dilakukan restart dan kembali masuk ready queue. Eksekusi transaksi yang telah komplit akan dilaporkan ke terminal.

9 Gambar 13 Model logical queuing untuk ROCCM dan ROCC pada simulator (Shi & Perrizo 2004). Gambar 14 memperlihatkan model antrian untuk Strict 2PL pada simulator. Model tersebut merupakan modifikasi dari model logical qziezring penelitian sebelumnya dan ditambahkan dengan jalur transaksi yang mengalami blocked serta blocked queue untuk menampung transaksi yang mengalami blocked. Eksekusi antrian hampir sama dengan model antrian pada ROCC dan ROCCM. Perbedaannya pada model antrian Strict 2PL adalah terdapat block queue untuk menalnpung transaksi yang mengalami blocked untuk kemudian diteruskan ke cc qzreue. Parameter input defaut yang digunakan pada pelaksanaan simulasi diperlihatkan pada Tabel 3.

10 Gambar 14 Model logical queuing untuk Strict 2PL pada simulator (modifikasi dari model Shi dan Perrizo (2004)). Tabel 3 Nilai parameter input default pada pelaksanaan silnulasi No Parameter db-size mar_trar?s rrzi~z-trans ~vritegrob int-think ext-think max-reg mean-time corrtrrzit-nurn hit-ratio obj-io obj-cpu nzirrz_cpzr n~ini-disk nlpl Nilai 1000 pages 10 pages 4 pages 0,25 I ms 1 ms ,s 35 ms 15 ms 4 8 5,10,25,50,75,100,200

11 IV.3. Hasil Simulasi Pelaksanaan simulasi dengan parameter input seperti pada Tabel 3, dimaksudkan untuk mengetahui kinerja ketiga algoritma yang diuji, berdasarkan nilai parameter daii penelitian sebelu~llnya (Shi & Perrizo 2004). Hasil simulasi pada fhrorighput dapat dilihat pada Gambar 15.a serta Tabel 4. Melalui Gambar 15.a tersebut, dapat diketahui bahwa ROCCM mempunyai nilai yang lebih tinggi, bila dibandingkan dengan algoritma ROCC dan Strict 2PL. Uji t-student pada sainple dengan derajat bebas (d' = (n1+n2-2) yang melniliki 2 rata-rata x dan y, serta variance s? dan sz d~hitung.. dengan persamaan di bawah ini : 27 Pada pengujian dengan menggunakan derajat bebas 8 ( ) dan 95 % con$dence interval, jika < t < 1.86 maka perbedaan tidak nyata. Hasil pengujian dengan uji t-student menunjukkan bahwa perbedaan fhroughput antara ROCC dan ROCCM, cukup nyata pada tizpl di atas 50 (Lampiran 3). Dari Gambar 15.a juga dapat diketahui bahwa throz~gliprit Strict 2PL ada pada posisi terendah. Hasil simulasi pada restart ratio, dapat dilihat pada Gambar 15.b maupun Tabel 4. Gambar 15.b memperlihatkan perbedaan restart ratio ketiga algoritma yang diuji. Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa resturt ratio ROCC berada pada posisi tertinggi terutama pada nip1 = 200. Gambar 15.c, memperlihatkan hasil simulasi dalam ha1 response time. Melalui gambar tersebut, dapat diketahui bahwa response titile antara ROCCM dan ROCC, secara umum ha~npir sama pada berbagai ii7pl. Pada Tabel 4, ditunjukkan rekapitulasi kinerja algoritma pada throughput, restart ratio dan response tiiiie. Pada tabel tersebut T adalah throughput, RR adalah response time, dan RT adalah restart ratio. Melalui tabel tersebut, juga dapat diketahui bahwa perbedaan nilai kinerja antara ROCC dan ROCCM pada

12 nzpl = 10 me~npunyai nilai yang kecil. Tetapi nilai-nilai tersebut akan selnakin jauh berbeda seiring dengan naiknya jumlah mpl. 28 Gambar 15 Hasil simulasi: (a) throughput, (b) restart ratio, (c) response finze.

13 29 Tabel 4 Rekapitulasi hasil simulasi IV.4. Evalusi kinerja algoritma Bargava (1999) mengemukakan bahwa salah satu cara untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja sebuah algoritma CC adalah dengan melakukan evaluasi terhadap throzrghptit, response tinie, dun restart ratio. Dari hasil simulasi yang ditampilkan pada eksperimen ini, dapat jelaskan bahwa algoritma ROCCM mempunyai troughput yang lebih tinggi. Sernentara itu restart ratio berada di bawah ROCC. Selain itu ROCCM mempunyai response tiwe yang hampir sama dengan ROCC. Throughput ROCC secara umurn berada tepat di bawah ROCCM. Sementara itu ROCC mempunyai angka restart ratio yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan bahwa angka response tirtze ROCC hampir sama dengan ROCCM yang mempunyai response tittle lebih cepat bila dibandingkan dengan Strict 2PL. Sementara itu, Strict 2PL mempunyai throughput yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ROCCM dan ROCC. Restart ratio pada algoritma ini cukup rendah.

MODIFIKASI DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA READ-COMMIT ORDER CONCURRENCY CONTROL (ROCC)

MODIFIKASI DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA READ-COMMIT ORDER CONCURRENCY CONTROL (ROCC) MODIFIKASI DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA READ-COMMIT ORDER CONCURRENCY CONTROL (ROCC) Sulasno *, Suratman, Fahren Bukhari **, Kudang Boro Seminar ABSTRAK MODIFIKASI DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA READ-COMMIT

Lebih terperinci

JMA, VOL. 2, NO. 1, JULI, 2003, ALGORITMA ROCC FAHREN BUKHARI

JMA, VOL. 2, NO. 1, JULI, 2003, ALGORITMA ROCC FAHREN BUKHARI JMA, VOL. 2, NO. 1, JULI, 2003, 45-59 45 ALGORITMA ROCC FAHREN BUKHARI Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor

Lebih terperinci

READ-COMMIT ORDER CONCURRENCY CONTROL

READ-COMMIT ORDER CONCURRENCY CONTROL , I * d -. PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA READ-COMMIT ORDER CONCURRENCY CONTROL (ROCC) SULASNO PROGRAM PASCASARJANA TNSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini menyatakan

Lebih terperinci

Penguncian pada Concurrency Control

Penguncian pada Concurrency Control Penguncian pada Concurrency Control Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 11/22/11 budi susanto 1 Tujuan Memahami tentang konsep penguncian pada concurrency control terhadap transaksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANSAKSI. Alif Finandhita, S.Kom

MANAJEMEN TRANSAKSI. Alif Finandhita, S.Kom MANAJEMEN TRANSAKSI Alif Finandhita, S.Kom Konsep Transaksi State Transaksi Implementasi Atomik dan Durabilitas Eksekusi Konkuren Serializability Recoverability Implementasi Isolasi Definisi Transaksi

Lebih terperinci

merupakan perintah untuk

merupakan perintah untuk 11. TINJAUAN PUSTAKA 11.1. Basis Data dan Database Mariagentetzf Systet~i (DBMS) Menurut Elmasri dan Navathe (2000), Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan, sedangkan database tnanagentent

Lebih terperinci

Distributed System. 8 Management Transaksi. Genap 2011/2012. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.

Distributed System. 8 Management Transaksi. Genap 2011/2012. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress. Distributed System Genap 2011/2012 8 Management Transaksi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com What is a Transaction? Setiap tindakan yang membaca dari

Lebih terperinci

Pertemuan V Penjadwalan Proses

Pertemuan V Penjadwalan Proses Pertemuan V Penjadwalan Proses Konsep dasar Kriteria penjadwalan Algoritma penjadwalan Implementasi penjadwalan Evaluasi algoritma penjadwalan Case: Windows 2000 dan Linux Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Pertemuan 7 Linked List

Algoritma dan Struktur Data. Pertemuan 7 Linked List Algoritma dan Struktur Data Pertemuan 7 Linked List Definitions Linked List Struktur data yang terdiri atas sekumpulan data bertipe sama Memperhatikan urutan Array Struktur data yang terdiri atas sekumpulan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

Pengalamatan Disk. Urutan penomoran alamat logika disk mengikuti aturan :

Pengalamatan Disk. Urutan penomoran alamat logika disk mengikuti aturan : Manajemen Disk Pengalamatan Disk Disk dialamati secara logika sebagai array satu dimensi. Unit terkecilnya adalah blok, baik untuk operasi read atau write. Ukuran blok dilakukan atau disusun pada saat

Lebih terperinci

BAB IV REKAYASA SISTEM

BAB IV REKAYASA SISTEM 38 BAB IV REKAYASA SISTEM Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi analisa aplikasi dan proses pada pengiriman pesan dan simulator yang digunakan dalam proses pengiriman yang dititikberatkan

Lebih terperinci

Concurrency Control Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Si

Concurrency Control Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Si Concurrency Control Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Si caca.e.supriana@unpas.ac.id 1 Concurrency Control Koordinasi pelaksanaan

Lebih terperinci

Bab IV Implementasi Sistem

Bab IV Implementasi Sistem 37 Bab IV Implementasi Sistem Implementasi aplikasi penjadwalan kereta api dengan menggunakan algoritma genetik didalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrogramman C# dan database MySQL 5. Adapun perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah- langkah penyelesaian masalah yang tersusun secara logis, ditulis dengan notasi yang mudah dimengerti sedemikian

Lebih terperinci

Virtual Memory. Latar Belakang Demand Paging Pembuatan Proses Page Replacement Alokasi Frame Thrashing Contoh Sistem Operasi

Virtual Memory. Latar Belakang Demand Paging Pembuatan Proses Page Replacement Alokasi Frame Thrashing Contoh Sistem Operasi 10 Virtual Memori Virtual Memory Latar Belakang Demand Paging Pembuatan Proses Page Replacement Alokasi Frame Thrashing Contoh Sistem Operasi 2 Latar Belakang Manajemen memori: Alokasi space memori fisik

Lebih terperinci

Algoritma Schedulling

Algoritma Schedulling Algoritma Schedulling Konsep Scheduling Karena media komunikasi pada jaringan digunakan secara bersama, maka pada sebuah perangkat jaringan, operating system, disk drive, dll dapat terjadi antrian paket.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Gambaran Permasalahan Sistem recovery basis data adalah komponen dalam RDBMS yang digunakan untuk mengembalikan basis data ke kondisi yang

Lebih terperinci

Struktur Data. Queue (Antrian)

Struktur Data. Queue (Antrian) Struktur Data Queue (Antrian) Definisi Queue (Antrian) adalah list linier yang : 1. Dikenali elemen pertama (Head) dan elemen terakhirnya (Tail) 2. Aturan penyisipan dan penghapusan elemennya didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Sistem simulasi elevator merupakan program simulasi cara kerja/ kontrol elevator sederhana yang digunakan untuk mencatat waktu guna

Lebih terperinci

Bab 6. Deadlock POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR:

Bab 6. Deadlock POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: Bab 6 Deadlock POKOK BAHASAN: Model Sistem Karakteristik Deadlock Metode untuk Menangani Deadlock Mencegah Deadlock Menghindari Deadlock Mendeteksi Deadlock Perbaikan dari Deadlock Kombinasi Penanganan

Lebih terperinci

PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER

PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER 1. Security Database Authorization Pemberian hak akses yang mengizinkan sebuah subyek mempunyai akses secara legal terhadap sebuah sistem atau obyek. Subyek Obyek user atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... v Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... vii. I. Pengenalan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... v Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... vii. I. Pengenalan... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... v Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... vii I. Pengenalan... 1 II. Database Design... 7 2.1 Bufferpool... 7 2.2 Tablespace... 8 2.3 Log... 10 2.4 Concurrency... 10 2.4.1

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 62 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Hal pertama yang perlu dilakukan dalam analisis kebutuhan sistem adalah menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem

Lebih terperinci

Overview Penjadwalan (1)

Overview Penjadwalan (1) Penjadwalan Process Penjadwalan Process Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher. Kriteria Penjadwalan. Algoritma Penjadwalan. FCFS (First Come First Server) Scheduling.

Lebih terperinci

DEADLOCK. KELOMPOK : Aurora Marsye Mellawaty Vidyanita Kumalasari Y

DEADLOCK. KELOMPOK : Aurora Marsye Mellawaty Vidyanita Kumalasari Y DEADLOCK KELOMPOK : 114-23 Aurora Marsye 1204000165 Mellawaty 1204000602 Vidyanita Kumalasari 120400089Y (c)hak cipta aurora, mella, mala. Silahkan menggandakan atau menyebarkan slide ini. 10/27/2005 1

Lebih terperinci

QUEUE (ANTREAN) Operasi Antrean : FIFO (First In First Out) Elemen yang pertama masuk merupakan elemen yang pertama keluar.

QUEUE (ANTREAN) Operasi Antrean : FIFO (First In First Out) Elemen yang pertama masuk merupakan elemen yang pertama keluar. QUEUE (ANTREAN) ANTREAN (Queue) Suatu bentuk khusus dari linear list, dengan operasi penyisipan (insertion) hanya diperbolehkan pada salah satu sisi, yang disebut REAR, dan operasi penghapusan (deletion)

Lebih terperinci

Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy

Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy Optimisasi Penjadwalan Proses Pada Central Processing Unit Dengan Menggunakan Algoritma Greedy Irdham Mikhail Kenjibriel (13508111) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Linked List

Algoritma dan Struktur Data. Linked List Algoritma dan Struktur Data Linked List Syntax: struct nama_struct { tipe_data_1 nama_var_1; tipe_data_2 nama_var_2; tipe_data_3 nama_var_3; }; 2 KONSEP ALOKASI MEMORY DINAMIS 1. Deklarasikan pointer yang

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses Deskripsi dan Kontrol Proses (Pertemuan ke-3) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Deskripsi dan Kontrol Proses Sub Pokok Bahasan: Konsep proses Elemen-elemen proses Model proses 2 status, 5 status,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komunikasi menggunakan perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, dan laptop telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi semua orang. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Nama : Putra Adi Nugraha dan Priska Kalista Kelas : B

Nama : Putra Adi Nugraha dan Priska Kalista Kelas : B Nama : Putra Adi Nugraha 0606104321 dan Priska Kalista 0606101842 Kelas : B Pada kesempatan kali ini, kami membahas bab 21 mengenai Transaksi Atomik. Adapun bab ini berbicara tenang sifat keatomikan suatu

Lebih terperinci

TEKNIK RECOVERY (ref. Fundamentals of DB Systems, Elmasri, N)

TEKNIK RECOVERY (ref. Fundamentals of DB Systems, Elmasri, N) TEKNIK RECOVERY (ref. Fundamentals of DB Systems, Elmasri, N) Pengenalan Transaksi dan Pemrosesannya Konsep transaksi menyediakan suatu mekanisme untuk menggambarkan unit logika dari proses database. Sistem

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Pertemuan 8 Doubly Linked List

Algoritma dan Struktur Data. Pertemuan 8 Doubly Linked List Algoritma dan Struktur Data Pertemuan 8 Doubly Linked List phead Struktur Doubly Linked List A B C Node-node doubly linked list saling berkait melalui pointer. Bagian left sebuah node menunjuk node selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk

BAB III METODE PENELITIAN. studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES Penjadwalan Proses DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES Kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme Urutan kerja yang dilakukan sistem komputer Mengatur : Proses yang harus berjalan Kapan & selama berapa lama proses

Lebih terperinci

Deskripsi Penjadwalan Proses

Deskripsi Penjadwalan Proses PENJADWALAN PROSES Deskripsi Penjadwalan Proses Penjadwalan Proses merupakan basis sistem informasi multiprograming. Multiprogramming bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan CPU dengan cara mengatur alokasi

Lebih terperinci

Bab 9: Virtual Memory. Latar Belakang

Bab 9: Virtual Memory. Latar Belakang Bab 9: Virtual Memory Latar Belakang Demand Paging Pembuatan Proses Page Replacement Alokasi Frame Thrashing Contoh Sistem Operasi 0. Latar Belakang Virtual memory memisahkan memori logika dari memori

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Pertemuan 9 Circular Linked List

Algoritma dan Struktur Data. Pertemuan 9 Circular Linked List Algoritma dan Struktur Data Pertemuan 9 Circular Linked List Struktur Circular Linked List plist A B C Node (elemen) circular linked list saling berkait melalui pointer. Bagian next sebuah node menunjuk

Lebih terperinci

Virtual Memory. Latar Belakang. Latar Belakang (cont.) Virtual Memori

Virtual Memory. Latar Belakang. Latar Belakang (cont.) Virtual Memori Mata Kuliah : Sistem Operasi Kode MK : IT-012336 10 Virtual Memori Tim Teaching Grant Mata Kuliah Sistem Operasi Virtual Memory Latar Belakang Demand Paging Pembuatan Proses Page Replacement Alokasi Frame

Lebih terperinci

Operating System. I/O System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. I/O System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System I/O System Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Input / Output System Perangkat Keras I/O Aplikasi Antarmuka

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE Disusun oleh : Amin Setyaningrum 201301052 Dosen pengampu : Yosef Murya Kusuma Ardhana.S.T., M.Kom JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER YOS SUDARSO PURWOKERTO

Lebih terperinci

Structure dasar dari bahasa pemrograman arduino adalah sederhana yang

Structure dasar dari bahasa pemrograman arduino adalah sederhana yang Structuer Pemrograman 1. Structure Structure dasar dari bahasa pemrograman arduino adalah sederhana yang hanya terdiri dari dua bagian. void setup( ) // Statement; void loop( ) // Statement; Dimana setup

Lebih terperinci

Pertemuan - 4 PENJADWALAN PROSES. Haryono Setiadi, ST, M.Eng D3 Ilmu Komputer UNS

Pertemuan - 4 PENJADWALAN PROSES. Haryono Setiadi, ST, M.Eng D3 Ilmu Komputer UNS Pertemuan - 4 PENJADWALAN PROSES Haryono Setiadi, ST, M.Eng D3 Ilmu Komputer UNS OBJEK PEMBELAJARAN Definisi Sasaran Penjadwalan Tipe-tipe penjadwalan Strategi Penjadwalan Algoritma Penjadwalan DEFINISI

Lebih terperinci

Penjadwalan Disk sangat penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan disk terkait dengan kecepatan waktu akses

Penjadwalan Disk sangat penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan disk terkait dengan kecepatan waktu akses Penjadwalan Disk Penjadwalan Disk sangat penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan disk terkait dengan kecepatan waktu akses Untuk meningkatkan efisiensi tersebut dibutuhkan algoritma penjadwalan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS)

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS) IV-1 BAB IV PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan perancangan AntiJam. Pembahasan perancangan pada bab ini akan diorganisasikan menjadi per-modul. Supaya pembahasan dalam Tugas Akhir ini ringkas dan padat,

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI DEADLOCK

SISTEM OPERASI DEADLOCK SISTEM OPERASI DEADLOCK DEADLOCK Sekumpulan proses sedang blocked karena setiap proses sedang menunggu (antrian) menggunakan resources yang sedang digunakan (hold) oleh proses lain. Layanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STRUKTUR DATA QUEUE. SULIDAR FITRI, M.Sc

PRAKTIKUM STRUKTUR DATA QUEUE. SULIDAR FITRI, M.Sc PRAKTIKUM STRUKTUR DATA QUEUE SULIDAR FITRI, M.Sc QUEUE Secara harafiah, queue berarti antrian, queue merupakan salah satu contoh aplikasi dari pembuatan double linked list yang cukup sering kita temui

Lebih terperinci

sistem basis data ti ti ukdw Transaksi Budi Susanto Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 11/14/11 budi susanto 1

sistem basis data ti ti ukdw Transaksi Budi Susanto Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 11/14/11 budi susanto 1 Transaksi Budi Susanto Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 11/14/11 budi susanto 1 Tujuan Memahami tentang konsep transaksi database. Memahami konsep serialisasi terhadap isolasi.

Lebih terperinci

PROSES. DESKRIPSI PROSES. PROSES MERUPAKAN UNIT TERKECIL YANG SECARA INDIVIDU MEMILIKI SUMBER DAYASUMBER DAYA YANG DIJADWALKAN SISTEM OPERASI

PROSES. DESKRIPSI PROSES. PROSES MERUPAKAN UNIT TERKECIL YANG SECARA INDIVIDU MEMILIKI SUMBER DAYASUMBER DAYA YANG DIJADWALKAN SISTEM OPERASI PROSES. DESKRIPSI PROSES. PROSES MERUPAKAN UNIT TERKECIL YANG SECARA INDIVIDU MEMILIKI SUMBER DAYASUMBER DAYA YANG DIJADWALKAN SISTEM OPERASI Proses Deskripsi Proses Proses merupakan unit terkecil yang

Lebih terperinci

Direktori yang diperlihatkan pada gambar 1. tersebut adalah untuk satu unit (mis. disk pack atau tape reel) dari penyimpanan sekunder. Labelnya berisi

Direktori yang diperlihatkan pada gambar 1. tersebut adalah untuk satu unit (mis. disk pack atau tape reel) dari penyimpanan sekunder. Labelnya berisi PENGENALAN KONTROL INPUT/OUTPUT DEFINISI DAN PERSYARATAN KONTROL I/O Sebuah sistem kontrol I/O bertujuan untuk memberikan bantuan kepada user untuk memungkinkan mereka mengakses berkas, tanpa memperhatikan

Lebih terperinci

MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER

MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER MODUL XIX DEPAN MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER DEPAN MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER MENENTUKAN KEBUTUHAN SISTEM PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI Dasar Kejuruan Level I ( Kelas X )

Lebih terperinci

Distributed System. 9 Concurrency Control. Genap 2011/2012. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.

Distributed System. 9 Concurrency Control. Genap 2011/2012. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress. Distributed System Genap 2011/2012 9 Concurrency Control Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Kontrol Konkurensi (Concurrency Control) Merupakan proses

Lebih terperinci

Manajemen Transaksi. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

Manajemen Transaksi. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Manajemen Transaksi Sistem Basis Data Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Konsep Transaksi Transaksi adalah sebuah aksi atau serangkaian aksi, yang dilakukan oleh user atau aplikasi yang mengakses atau

Lebih terperinci

Gambar Layar pertama untuk pemecahan masalah Lost Update

Gambar Layar pertama untuk pemecahan masalah Lost Update Gambar 4. 25 Layar pertama untuk pemecahan masalah Lost Update 140 141 Gambar 4. 26 Layar kedua untuk pemecahan masalah Lost Update Setelah transaksi pada T 1 dikirimkan dengan tanpa status commit, transaksi

Lebih terperinci

2010 SOAL TEORI KEJURUAN

2010 SOAL TEORI KEJURUAN 2010 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2009/2010 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Alokasi Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket

Lebih terperinci

Transaksi. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Transaksi. by: Ahmad Syauqi Ahsan 08 Transaksi by: Ahmad Syauqi Ahsan Kenapa Transaksi 2 Sistem database secara normal adalah diakses oleh banyak user atau proses pada waktu yang bersamaan. Baik query maupun modifikasi (insert, update,

Lebih terperinci

Bab 8. Memori Virtual POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 8.1 LATAR BELAKANG

Bab 8. Memori Virtual POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 8.1 LATAR BELAKANG Bab 8 Memori Virtual POKOK BAHASAN: Latar Belakang Demand Paging Page Replacement Alokasi Frame Thrashing Contoh Sistem Operasi TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

Penjadwalan Proses. 1. Adil Proses proses diperlakukan sama yaitu mendapat jatah waktu prosessor yang sama

Penjadwalan Proses. 1. Adil Proses proses diperlakukan sama yaitu mendapat jatah waktu prosessor yang sama Penjadwalan Proses Penjadwalan proses merupakan kumpulan kebijakan dan mekanisme di system operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan system computer. Sasaran utama penjadwalan proses adala

Lebih terperinci

Materi 9 : QUEUE (ANTREAN) Dosen:

Materi 9 : QUEUE (ANTREAN) Dosen: JURNAL PRAKTIKUM (LAB. ACTIVITY) STRUKTUR DATA SI025 Materi 9 : QUEUE (ANTREAN) Dosen: Acihmah, M.Kom Agung Nugroho, M.Kom Ikmah, M.Kom Lilis Dwi Farida, S.Kom., M.Eng Ninik Tri. H, M.Kom Prof. Dr. Ema

Lebih terperinci

Transaction & Conccurency

Transaction & Conccurency Computer Science, University of Brawijaya Putra Pandu Adikara, S.Kom Transaction & Conccurency Basis Data 2 Transaction Konsep Transaksi Transaction suatu unit eksekusi program yang mengakses & mungkin

Lebih terperinci

Algoritma Pergantian Halaman

Algoritma Pergantian Halaman Algoritma Pergantian Halaman Kelompok 116- Jaka Ramdani (1204000483) Hera Irawati (1202000532) Renza Azhari (1202000826) Overview Latar belakang Algoritma First In First Out (FIFO) Algoritma Optimal Algoritma

Lebih terperinci

BAB III QUEUE (ANTRIAN)

BAB III QUEUE (ANTRIAN) BAB III QUEUE (ANTRIAN) 3.1 Pengertian Antrian Antrian (Queue) merupakan kumpulan data yang mana penambahan elemen hanya bias dilakukan pada suatu ujung yaitu rear /tail / belakang, dan pengha[usan dilakukan

Lebih terperinci

Struktur Data & Algoritma

Struktur Data & Algoritma Struktur Data & Algoritma AVL Tree Suryana Setiawan, Ruli Manurung & Ade Azurat ( Denny (acknowledgments: Fasilkom UI SUR HMM AA Fasilkom UI - IKI20100/ IKI80110P Semester Ganjil 2009/2010 1 Tujuan Memahami

Lebih terperinci

Pengaturan Proses Dalam system operasi. proses

Pengaturan Proses Dalam system operasi. proses Pengaturan Proses Dalam system operasi Program yang sedang dieksekusi Program yang tidak hanya sekedar suatu kode program (text section), melainkan meliputi beberapa aktivitas seperti program counter &

Lebih terperinci

Manajemen Transaksi. Praktikum Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

Manajemen Transaksi. Praktikum Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Manajemen Transaksi Praktikum Sistem Basis Data Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Konsep Transaksi Transaksi adalah sebuah aksi atau serangkaian aksi, yang dilakukan oleh user atau aplikasi yang mengakses

Lebih terperinci

Everybody in this country should learn how to program a computer because it teaches you how to think. Steve Jobs

Everybody in this country should learn how to program a computer because it teaches you how to think. Steve Jobs Everybody in this country should learn how to program a computer because it teaches you how to think. Steve Jobs Pengenalan Heap Heap adalah struktur data dengan konsep Binary Tree. Heap dibagi menjadi

Lebih terperinci

Algoritma Dan Struktur Data II. Queue

Algoritma Dan Struktur Data II. Queue Algoritma Dan Struktur Data II Queue Apakah Queue itu? Putuu Putra Astawa Apakah Queue itu? Penambahan data dilakukan pada sebuah ujung sebuah list, sedangkan penghapusan data dilakukan pada ujung yang

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Two Phase Locking Techniques Locking adalah sebuah operasi yang

Lebih terperinci

DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE. Suzan Agustri 81

DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE. Suzan Agustri 81 DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE Authorization Authorization merupakan pemberian hak akses yang mengizinkan sebuah subyek mempunyai akses secara legal terhadap sebuah sistem atau obyek. Subyek Obyek

Lebih terperinci

Administrasi Basis Data. Transaksi dan Lock. Yoannita

Administrasi Basis Data. Transaksi dan Lock. Yoannita Administrasi Basis Data Transaksi dan Lock Yoannita Mengenal Transaksi dan Lock Transaksi dan lock dipakai untuk menjamin konsistensi dan integritas data. Transaksi adalah sebuah unit kerja logis yang

Lebih terperinci

Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound

Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound Hanny Fauzia 13509042 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PENJADWALAN PROSESOR

BAB III TEKNIK PENJADWALAN PROSESOR BAB III TEKNIK PENJADWALAN PROSESOR Tujuan : 1. Mengetahui teknik dalam penjadwalan dalam CPU 2. Mengetahui jenis-jenis penjadwalan CPU 3. Mampu menyelesaikan beberapa algoritma yang termasuk dalam penjadwalan

Lebih terperinci

Sistem Operasi Komputer. Pembahasan Deadlock

Sistem Operasi Komputer. Pembahasan Deadlock Sistem Operasi Komputer Pertemuan VII Deadlock Pembahasan Deadlock Model sistem Karakteristik deadlock Metode penanganan deadlock Deadlock prevention (mencegah) Deadlock avoidance (menghindari) Deadlock

Lebih terperinci

Proses. Deskripsi Proses. Proses merupakan unit terkecil yang secara individu memiliki sumber dayasumber daya yang dijadwalkan sistem operasi

Proses. Deskripsi Proses. Proses merupakan unit terkecil yang secara individu memiliki sumber dayasumber daya yang dijadwalkan sistem operasi Proses Deskripsi Proses Proses merupakan unit terkecil yang secara individu memiliki sumber dayasumber daya yang dijadwalkan sistem operasi 1 Yang berkaitan dgn proses Multiprograming / Multitasking Multiprosesing

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Gambaran Cara Kerja Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke arah bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur

Lebih terperinci

Penjadwalan CPU. Badrus Zaman

Penjadwalan CPU. Badrus Zaman Penjadwalan CPU Badrus Zaman Penjadwalan CPU Konsep Dasar dan Definisi Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Konsep Dasar Penjadwalan SO modern umumnya merupakan sistem multitasking. Tujuan Utama

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 110 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk mengetahui manfaat dari komponen concurrency control ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Pada sub bab ini akan dibahas arsitektur RDBMS,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN 10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien

Lebih terperinci

STACK atau TUMPUKAN. Pertemuan 5 STACK (TUMPUKAN)

STACK atau TUMPUKAN. Pertemuan 5 STACK (TUMPUKAN) Pertemuan 5 STACK atau TUMPUKAN STACK (TUMPUKAN) Merupakan bentuk khusus dari Linier List yang pemasukan dan penghapusan elemennya hanya dapat dilakukan pada satu posisi, yaitu posisi akhir dari List (Top)

Lebih terperinci

NASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016

NASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016 NASKAH UJIAN UTAMA MATA UJIAN : LOGIKA DAN ALGORITMA JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016 NASKAH UJIAN INI TERDIRI DARI 80 SOAL PILIHAN GANDA

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROSES. Pendahuluan

PENJADWALAN PROSES. Pendahuluan PENJADWALAN PROSES Pendahuluan Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan dilaksanakan dalam suatu sistem. Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU akan mengantri

Lebih terperinci

SIMULASI PERBANDINGAN PENJADWALAN ROUND ROBIN DAN FCFS UNTUK MANAJEMEN PROSES DALAM SINGLE PROCESSING

SIMULASI PERBANDINGAN PENJADWALAN ROUND ROBIN DAN FCFS UNTUK MANAJEMEN PROSES DALAM SINGLE PROCESSING SIMULASI PERBANDINGAN PENJADWALAN ROUND ROBIN DAN FCFS UNTUK MANAJEMEN PROSES DALAM SINGLE PROCESSING Masrizal STMIK Dumai Program Studi Sistem Informasi Jl. Utama Karya, Bukit Batrem, Dumai masrizalrizal@yahoo.com

Lebih terperinci

Penjadwalan Proses. Penjadwalan bertugas memutuskan hal-hal berikut : Proses yang harus berjalan. Kapan dan selama berapa lama proses berjalan

Penjadwalan Proses. Penjadwalan bertugas memutuskan hal-hal berikut : Proses yang harus berjalan. Kapan dan selama berapa lama proses berjalan Penjadwalan Proses Deskripsi Penjadwalan Proses Kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas memutuskan

Lebih terperinci

Penjadwalan Process. Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher.

Penjadwalan Process. Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher. PENJADWALAN PROSES Penjadwalan Process 2 Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher. Kriteria Penjadwalan. Algoritma Penjadwalan. FCFS (First Come First Server)

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES

SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES ruliriki@gmail.com http://blogriki.wordpress.com Pembahasan Konsep Dasar Kriteria Scheduling Algoritma Scheduling 1 CPU Scheduling Merupakan basis dari OS yang multiprogramming,

Lebih terperinci

MODUL 5 MANAJEMEN PROSES (2) (PENJADWALAN PROSES)

MODUL 5 MANAJEMEN PROSES (2) (PENJADWALAN PROSES) MODUL 5 MANAJEMEN PROSES (2) (PENJADWALAN PROSES) 1 PROSES Pengelolaan siklus hidup proses : Penciptaan Proses Penghentian Proses Pengalihan Proses 2 PENCIPTAAN PROSES Kondisi penyebab penciptaan proses

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Shortest Job First dan Round Robin pada Sistem Penjadwalan Pengiriman Barang

Implementasi Algoritma Shortest Job First dan Round Robin pada Sistem Penjadwalan Pengiriman Barang ISSN 2085-552 Implementasi Algoritma Shortest Job First dan Round Robin pada Sistem Penjadwalan Pengiriman Barang 9 Monica Santika, Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia

Lebih terperinci

KONTROL KONKURENSI TERDISTRIBUSI (DCC)

KONTROL KONKURENSI TERDISTRIBUSI (DCC) KONTROL KONKURENSI TERDISTRIBUSI (DCC) Mekanisme DCC ini memastikan kekonsistensi-an database. Jika transaksi konsisten secara internal, cara termudah adalah mengeksekusi satu transaksi satu per satu.

Lebih terperinci

MODUL 7 MANAJEMEN DISK

MODUL 7 MANAJEMEN DISK MODUL 7 MANAJEMEN DISK 1 DISK Merupakan salah satu piranti I/O Berfungsi sebagai media penyimpan utama Saat ini, disk yang umum adalah disk cakram magnetis (harddisk) 2 STRUKTUR DISK Secara fisik, disk

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM BASIS DATA 2 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 SBD 2 Database Control Concurrency. Jenis Masalah dan Contoh Concurency : Deadlock. Commit. Rollback. Concurrency Control. Concurrency Konkurensi

Lebih terperinci

ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC)

ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC) ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC) Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Diperbarui 2016 Overview Pengertian Pencarian Heuristik Generate and Test Hill Climbing Best First Searching Latihan Pencarian Heuristik Merupakan

Lebih terperinci

Tujuan : A. Percabangan Percabangan di dalam Java terdapat 2 macam, yaitu dengan memakai if dan switch.

Tujuan : A. Percabangan Percabangan di dalam Java terdapat 2 macam, yaitu dengan memakai if dan switch. Modul 2 Percabangan dan Loop Tujuan : 1. Praktikan mengetahui macam macam percabangan pada Java 2. Praktikan mengetahui macam macam loop pada Java 3. Praktikan mampu memahami logika percabangan dan loop

Lebih terperinci

Praktikum 9. Penjadwalan CPU 1

Praktikum 9. Penjadwalan CPU 1 Praktikum 9 Penjadwalan CPU 1 POKOK BAHASAN: ü Membuat program simuliasi Pendawalan CPU TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: ü Memahami cara Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III MEODE PENELIIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk mengumpulkan data dan informasi-informasi,

Lebih terperinci

OPERASI SELEKSI PEMROGRAMAN C++

OPERASI SELEKSI PEMROGRAMAN C++ OPERASI SELEKSI PEMROGRAMAN C++ ruliriki@gmail.com PEMILIHAN IF SWITCH PEMILIHAN Memilih bilangan terbesar atau terkecil dari dua buah bilangan menggunakan Control statement if Syntax Penulisan if statement:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Arsitektur RDBMS Sistem recovery basis data yang dibuat dalam penelitian ini merupakan bagian dari RDBMS (Relational Database Management System).

Lebih terperinci