Hubungan Gambaran Diri dengan Timgkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Praju Susiana Marga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Gambaran Diri dengan Timgkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Praju Susiana Marga"

Transkripsi

1 Hubungan Gambaran Diri dengan Timgkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Praju Susiana Marga Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara MEDAN, 2007 Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

2 Judul : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause Peneliti : Praju Susiana Marga Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2006/2007 Pembimbing Penguji......Penguji I (Nur Afi Darti, S. Kp, M. Kep) (Nur Afi Darti, S. Kp, M. Kep) NIP NIP Penguji II (Dewi Elizadiani S, S. Kp, MNS) NIP Penguji III (Nur Asiah, S. Kep. Ns) NIP Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari kelulusan Sarjana Keperawatan Erniyati, SKp, MNS Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) NIP NIP Ketua PSIK Pembantu Dekan I FK USU Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

3 ABSTRAK Judul : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause Nama : Praju Susiana Marga Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU Tahun : 2006/2007 Menopause adalah suatu masa berakhirnya reproduksi wanita yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron yang ditandai dengan berhentinya haid. Pada masa menopause terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menimbulkan perubahan pada gambaran diri (body image). Perubahan ini menimbulkan stress tersendiri bagi ibu menopause, jika ibu tidak dapat beradaptasi, kondisi stress tersebut akan menyebabkan kecemasan. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran diri ibu masa menopause, tingkat kecemasan ibu masa menopause, dan hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. Responden berjumlah 32 orang ibu menopause yang berdomisili di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. Pengumpulan data berlangsung mulai tanggal 1 Juli-10 Juli Proses pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner menggunakan metode wawancara. Uji korelasi yang digunakan adalah product moment Pearson s r. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause (r = 0,39; p = 0.02) dengan interpretasi hubungan sedang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada ibu menopause, bukan hanya pada masalah fisiknya saja, tetapi juga masalah psikologis. Pendidikan kesehatan diperlukan bagi ibu menopause agar mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menopause, dan agar ibu dapat menerima dengan lapang dada bahwa menopause merupakan proses alami yang akan dilalui semua wanita, beradaptasi dengan segala kondisi yang terjadi pada masa menopause, sehingga kecemasan dapat dihindarkan. Kata kunci : Menopause,Gambaran Diri,Tingkat Kecemasan. Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

4 UCAPAN TERIMA KASIH Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar kesarjanaan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu yang diluangkan dalam memberikan saran, bimbingan, dan sumbangan pemikiran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terimakasih kepada dosen penguji ibu Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS dan ibu Nur Asiah, S. Kep, Ns yang telah memberikan masukan yang berharga demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD, KGEH, demikian juga kepada Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp. A (K) selaku Pembantu Dekan I dan kepada ibu Erniyati, S. Kp, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Wardiyah Daulay, S. Kep, Ns selaku dosen Penasehat Akademik, seluruh staf dan dosen pengajar PSIK FK USU. Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

5 Secara khusus penulis mengucapakan terimakasih kepada suami tercinta Willi Cahyadi Darwin yang telah memberikan pengertian dan dukungan moril serta materil, memberikan semangat dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Kepada orang tua tercinta terutama ibunda Sri Marpat (Alm.) yang sangat penulis banggakan, kakak-kakak dan adik-adik serta keponakan-keponakan tercinta, terimakasih atas segala dukungan dan doanya. Kepada Drs. Zulhelmi selaku Lurah Lhok Keutapang dan semua ibu-ibu kelompok wirid di Kelurahan Lhok Keutapang, terima kasih atas partisipasinya. Kepada semua kawan-kawan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini penulis ucapkan terimakasih. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya keperawatan serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Medan, November 2007 Penulis Praju Susiana Marga Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... i ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SKEMA... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Definisi Menopause Fisiologis Menopause Perubahan Fisik Wanita Menopause Perubahan Psikologis Wanita Menopause Gambaran Diri (Body Image) Kecemasan Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

7 2.3.1 Definisi Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi Tingkat Kecemasan Respon Terhadap Kecemasan Gejala Kecemasan BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Teoritis Definisi Operasional Hipotesa Penelitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Waktu dan Lokasi Penelitian Pertimbangan Etik Penelitian Instrumen Penelitian Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Analisa Data Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

8 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Deskripsi Karakteristik Responden Gambaran Diri Ibu Masa Menopause Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause Pembahasan Gambaran Diri Ibu Masa Menopause Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause Hubungan antara Gambaran Diri dengan Tingkat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kecemasan Ibu Masa Menopause Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Instrumen Penelitian 3. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK USU 4. Surat Keterangan Penelitian dari Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan CURICULUM VITAE Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 4.1 Kriteria Penafsiran Korelasi munurut Burns & Grove (1993) Tabel 5.1 Deskripsi karakteristik ibu masa menopause yang tinggal di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan bulan Juli Tabel 5.2 Gambaran diri ibu masa menopause di KelurahanLhok Keutapang Tapaktuan bulan Juli Tabel 5.3 Tingkat kecemasan ibu masa menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan bulan Juli Tabel 5.4 Hasil uji korelasi Pearson gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan bulan Juli Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

10 DAFTAR SKEMA Skema Halaman 1. Kerangka konsep hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan Praju Susiana Marga : Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause, 2007 USU e-repository 2008

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah hal alami yang terjadi pada setiap wanita. Sebagian orang beranggapan bahwa menopause adalah hal yang menyenangkan, dan sebagian lagi menganggap bahwa menopause adalah kesedihan karena kehilangan masa produktif. Istilah menopause berarti masa berhentinya menstruasi. Masa ini adalah tahap normal kehidupan dimana setiap wanita akan melaluinya antara umur 40 sampai 60 tahun. Rata-rata menopause dimulai pada usia 52 tahun. Kebanyakan wanita memasuki periode perimenopause tiga sampai lima tahun lebih awal dari menopause sebenarnya (Life challenges, 2007). Pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 milyar orang. Saat ini Indonesia baru mempunyai 14 juta wanita menopause. Namun menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan, pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Indocostia, 2007). Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respon terhadap hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur berhenti secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar estrogen dan progesteron (dua hormon seks 1

12 wanita yang diproduksi oleh ovarium). Penurunan kadar hormon ini menyebabkan gejala-gejala menopause (Women s Health Concern, 2007). Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah : perasaan murung, kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, merasa tidak berharga (Glasier & Gebbie, 2006). Gejala-gejala fisik yang dapat timbul pada menopause adalah : semburan rasa panas (hot flushes) dan keringat pada malam hari, kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan bertambah (Women s Health Concern, 2007). Gejala-gejala ini mengakibatkan perubahan gambaran diri. Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan (Keliat,1992). Gambaran diri adalah bagaimana seseorang memandang ukuran, penampilan serta fungsi tubuh dan bagian-bagiannya (Potter & Perry, 1997). Disaat seseorang lahir sampai mati, maka selama 24 jam sehari individu hidup dengan tubuhnya. Sehingga setiap perubahan tubuh akan mempengaruhi kehidupan individu (Keliat, 1992). Perubahan penampilan tubuh, seperti amputasi atau perubahan penampilan wajah adalah stressor yang sangat jelas mempengaruhi gambaran diri (Potter & Perry, 1997). Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan menyukai bagian 2

13 tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat,1992). Cemas merupakan reaksi terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata maupun yang hanya dibayangkan (Brunner & Suddarth, 1996). Rasa khawatir, gelisah, takut, was-was, tidak tentram, panik dan sebagainya merupakan gejala umum akibat cemas. Sering kali cemas menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain-lain (Sinar Harapan, 2003). Tahapan perkembangan merupakan salah satu stressor psikologis. Misalnya, masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut; yang secara alamiah akan dialami oleh setiap orang. Dan, apabila tahapan perkembangan tersebut tidak dapat dilampaui dengan baik (tidak mampu beradaptasi), akan terjadi kecemasan (Hawari, 2006). Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang dan Indonesia (Sinar Harapan, 2003). Diperkirakan jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2006). Dari uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mempelajari Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan pada Ibu Masa Menopause. 3

14 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah gambaran diri ibu masa menopause? Bagaimanakah tingkat kecemasan ibu masa menopause? Adakah hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Mengidentifikasi gambaran diri ibu masa menopause Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu masa menopause Mengidentifikasi hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang barmanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas. 4

15 1.4.2 Bagi Praktek Keperawatan Memberikan informasi tambahan bagi perawat tentang adaptasi psikologis masa menopause sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara tepat Bagi Penelitian Keperawatan Memberikan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gambaran diri dan tingkat kecemasan masa menopause. 5

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Definisi Menopause Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Webster s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50 tahun (Kasdu, 2004). Sutanto (2005) mendefinisikan menopause sebagai proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapat haid selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron, dan rata-rata terjadi menopause pada usia 50 tahun. Gebbie (2005) mendefinisikan menopause sebagai periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosa yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia ratarata 51 tahun. Shimp & Smith (2000) mendefinisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak diperhitungkan post menopause sampai 6

17 wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhea. Menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita. Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi periodiknya pada sistem endokrin (Potter & Perry, 2005), Baziad menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh hormon ovarium. Istilah menopause digunakan untuk menyatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah seorang wanita mengalami periode terakhir masa haid (Kasdu, 2004). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa setahun setelah berhentinya haid yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron di ovarium sehingga masa reproduksi wanita menjadi berakhir Fisiologis Menopause Sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai an sel telur yang belum berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu usia 8 12 tahun, mulai timbul aktivitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche (haid pertama kalinya). Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil (subur) yang berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir 7

18 disebut klimakterium, yaitu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non-produktif. Periode ini berlangsung antara 5 10 tahun sekitar menopause yaitu 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah menopause (Kasdu, 2004). Masa klimakterium ada tiga tahap, pertama adalah tahap premenopause yaitu masa sebelum berlangsungnya perimenopause, sejak fungsi reproduksi mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Kedua adalah tahap perimenopause yaitu periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Ketiga adalah tahap postmenopause yaitu masa setelah perimenopause sampai senilis. Wanita secara universal menyebut fase klimakterium ini sebagai menopause (Kasdu, 2004; Gebbie, 2005). Pada masa premenopause, hormon progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun jumlah sel-sel telur pada kedua ovarium. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara 20 hingga sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya satu atau kadang-kadang lebih yang berkembang sampai matang yang kemudian mengalami ovulasi, sel-sel telur yang tidak berhasil tumbuh menjadi matang akan mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak bekembang. Proses ini terus menurun selama 8

19 kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan akhirnya berhenti bekerja (Kasdu, 2004). Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab ransangan gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi peningkatannya dalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah miu/ml (Sarwono, 2002; Shimp & Smith, 2000) Perubahan Fisik Wanita Menopause Gejala awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi menjadi tidak teratur, cairan haid menjadi semakin sedikit atau semakin banyak, hot flushes yang kadang-kadang menyebabkan insomnia, palpitasi, pening, dan rasa lemah. Gangguan seksual (perubahan libido dan disparenia). Gejala-gejala saluran kemih seperti urgensi, frekwensi, nyeri saat berkemih, infeksi saluran kemih, dan inkontinensia (Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004; Glasier & Gebbie, 2005). Hot flushes adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas seperti leher dan dada. Hot flushes terjadi pada malam hari, dan menyebabkan keluarnya keringat, terjadi selama beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung sampai 1 jam. Hot flushes berlangsung selama 2 5 tahun ketika wanita 9

20 akan memasuki usia menopause atau pada saat menopause dan akan menghilang sekitar 4 5 tahun pasca menopause. Wanita yang mengalami hot flushes ini sekitar 10% - 15% (Manuaba, 1998; Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004). Gangguan seksual terjadi karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan vagina menjadi atropi, kering, gatal. Panas, dan nyeri saat aktivitas seksual (disparenia) karena setelah menopause sekresi vagina berkurang. Di samping itu dinding vagina menjadi tipis, elastisitasnya berkurang dan menjadi lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan nyeri selama aktivitas seksual. Atropi vagina terjadi 3 6 bulan setelah menopause dan gejalanya dirasakan dalam 5 tahun menopause (Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004). Atropi juga dapat terjadi pada saluran kemih bagian bawah, sehingga otot penyangga uretra dan kandung kemih menjadi lemah. Hilangnya tonus otot uretra karena menurunnya kadar estrogen, akibatnya terjadi gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urine menjadi tidak normal sehingga fungsi kandung kemih tidak dapat dikendalikan (inkontinensia urine) dan mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah (Shimp & Smith, 2000; Kasdu, 2004). Selain itu turunnya kadar estrogen juga berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian (Kasdu, 2004). 10

21 Dengan bertambahnya usia, aktivitas tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan gerak tubuh berkurang, sehingga lemak semakin banyak tersimpan. Berdasarkan penelitian yang dikutip oleh Kasdu ditemukan bahwa setiap kurun 10 tahun berat badan akan bertambah atau melebar ke samping, ditemukan 29% wanita pada masa menopause memperlihatkan kenaikan berat badan dan 20% di antaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak (Kasdu, 2004). Estrogen juga membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang, sehingga wanita yang telah mengalami menopause mempunyai resiko lebih terkena osteoporosis. Kehilangan massa tulang merupakan fenomena universal yang dimulai sekitar usia 40 tahun, dan meningkat pada wanita postmenopause, yaitu rata-rata kehilangan massa tulang 2% tiap tahun. Pada tahun-tahun awal setelah menopause, kehilangan massa tulang berlangsung sangat cepat dan resiko jangka panjang untuk terjadinya patah tulang meningkat (Kasdu, 2004). Lebih dari 90% pasien osteoporosis adalah wanita postmenopause. Diperkirakan antara 25% dan 44% wanita postmenopause mengalami fraktur karena osteoporosis, terlebih pada tulang belakang, sendi tulang paha, dan lengan bawah. Pada wanita kulit putih, kira-kira 8 dari 1000 mengalami fraktur osteoporosis, dan pada wanita kulit hitam 3 dari Walaupun wanita kulit putih dan wanita Asia mempunyai resiko yang meningkat untuk terjadi fraktur karena osteoporosis, wanita kulit hitam mempunyai angka kematian lebih tinggi pada 6 bulan pertama setelah 11

22 fraktur sendi tulang paha dibanding wanita kulit putih, yaitu 20% dan 11% (Shimp & Smith, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (1998) ditemukan bahwa, pada lansia berusia tahun sering ditemukan osteoporosis, dan pada golongan ini wanita dua kali lebih banyak dibandingkan pria. Secara kumulatif, selama hidupnya wanita akan mengalami kehilangan 40% - 50% massa tulangnya, sedangkan pria hanya kehilangan sebanyak 20% - 30%. Dengan demikian, wanita lebih beresiko menderita osteoporosis dan patah tulang (Kasdu, 2004). Penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan penurunan HDL (Hight Density Lipoprotein) dan meningkatkan LDL (Low Density Lipoprotein), trigliserida, dan kolesterol total, yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Penimbunan lemak tubuh juga merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner. Penelitian yang dilakukan oleh Gallup (1995) ditemukan bahwa wanita berpeluang dua kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner daripada kanker payudara, dan terjadinya penyakit jantung koroner pada wanita usia menopause menjadi dua kali lipat dibanding pria pada usia yang sama (Kasdu, 2004). Penyakit lain yang dapat terjadi pada masa menopause adalah kanker, seperti kanker endometrium, kanker indung telur, kanker mulut rahim, kanker payudara, dan kanker vagina, selain pengaruh hormon tubuh, juga berhubungan dengan gangguan tubuh lainnya akibat penyakit degeneratif, seperti diabet dan jantung, faktor genetik dan gaya hidup juga berpengaruh. Hipertensi juga sering terjadi, demensia tipe Alzheimer juga kadang ditemukan pada periode pramenopause dan pasca menopause 12

23 di mana terjadi penurunan kadar hormon seks steroid yang menyebabkan beberapa perubahan neuroendokrin sistem susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron di hampir semua bagian otak terutama yang berkaitan dengan fungsi ingatan. Kelainan tersebut seperti sulit berkonsentrasi, hilangnya fungsi memori jangka pendek, dan beberapa kondisi yang berhubungan dengan kelainan psikologis (Kasdu, 2004) Perubahan Psikologis Wanita Menopause Selain perubahan fisik, perubahan - perubahan psikologis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Perubahan yang tejadi pada wanita menopause adalah perubahan mood, irritabilitas, kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak berharga (Glasier & Gebbie, 2005). Stress kehidupan setengah baya dapat memperburuk menopause. Menghadapi anak remaja, emptynest syndrome, perpisahan atau ketidak harmonisan perkawinan, sakit atau kematian teman dan keluarga, kurangnya kepuasan pada pekerjaan, penambahan berat badan atau kegemukan adalah beberapa bentuk stress yang mengakibatkan resiko masalah emosional yang serius (Bobak et al, 2005). Emptynest syndrome adalah suatu keadaan yang terjadi pada saat anak-anak meninggalkan rumah untuk menjalani kehidupan masing-masing. Anggapan bahwa tugas sebagai orang tua berakhir sesaat setelah anak-anak meninggalkan rumah sering 13

24 membuat orang tua menjadi stress terutama bagi para ibu yang merasa kehilangan arti atau makna hidup bagi dirinya (Rini, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Fingerman (psikolog) dalam Journal of Gerontologi: Psychological Sciences & Sosial Sciences (2000) menunjukkan bahwa emptynest syndrome berupa stress dan depresi karena kesepian dan kehampaan yang intens atau kehilangan gairah hidup (Rini, 2004). Selain itu latar belakang masing-masing wanita sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita dalam mengalami masa menopause, misalnya apakah wanita tersebut menikah atau tidak, apakah wanita tersebut mempunyai suami, anak, cucu, atau kehidupan keluarga yang membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi aktivitas sehari-harinya (Kasdu, 2004) Peran budaya juga mempengaruhi status emosi selama perimenopause. Banyak wanita mempersepsikan ketidakmampuan untuk mengandung sebagai suatu kehilangan yang bermakna. Kebanyakan orang melihat menopause sebagai langkah pertama untuk masuk ke usia tua dan menghubungkannya dengan hilangnya kecantikan. Budaya barat menghargai masa muda dan kecantikan fisik, sementara orang tua menderita akibat kehilangan status, fungsi, serta peran (Bobak et al, 2005). 2.2 Gambaran diri (Body Image) Gambaran diri (Body Image) adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh. Gambaran diri merupakan sesuatu yang dinamis sebab terus-menerus berubah dengan persepsi dan pengalaman baru, 14

25 yang merupakan sasaran atau pelindung penting dari perasaan-perasaan seseorang, kecemasan, dan nilai-nilai (Stuart & Sundeen, 1991). Gambaran diri adalah bagian dari konsep diri yang mencakup sikap dan pengalaman yang berkaitan dengan tubuh, termasuk pandangan tentang maskulinitas dan feminintas, kegagahan fisik, daya tahan, dan kapabilitas. Gambaran diri berkembang secara bertahap selama beberapa tahun sejalan dengan anak belajar mengenai tubuh dan struktur mereka, fungsi, kemampuan, dan keterbatasan mereka. Gambaran diri dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu, atau bulan, bergantung pada stimuli eksternal pada tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, struktur atau fungsi. Cara orang lain melihat tubuh kita juga mempunyai pengaruh (Potter & Perry, 2005). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Individu yang stabil, realistis, dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang akan memacu sukses dalam kehidupan (Keliat, 1992). Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan 15

26 aspek lainnya dari konsep diri. Perubahan ini bergantung pada kematangan fisik. Perubahan hormonal terjadi selama masa remaja dan pada akhir tahun kehidupan juga mempengaruhi gambaran diri (misalnya menopause selama masa dewasa tengah). Penuaan mencakup penurunan ketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas, perubahan ini dapat mempengaruhi gambaran diri (Kozier et al, 2004). Sikap, nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi gambaran diri. Muda, cantik, dan utuh adalah hal-hal yang ditekankan dalam masyarakat Amerika, fakta yang selalu ditayangkan dalam program televisi, film bioskop, dan periklanan. Dalam kultur timur, penuaan dipandang secara sangat positif, karena orang dengan usia tua dihormati. Kultur barat (terutama di Amerika Serikat) telah dibiasakan untuk takut dan ketakutan terhadap proses penuaan yang normal. Menopause dalam kultur yang lain dipandang sebagai waktu dimana wanita mencapai kekuasaan dan kebijaksanaan. Akhir-akhir ini dalam kultur barat, menopause adalah waktu ketika wanita kurang disenangi secara seksual (Potter & Perry, 2005). Banyak faktor dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti munculnya stressor yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Kegagalan fungsi tubuh, seperti stroke, kebutaan, tuli, arthristis, multiple sklerosis, diabetes, inkontinensia dapat mengakibatkan depersonalisasi yaitu tidak mengakui atau asing dengan bagian tubuh. Pada wanita menopause yang sering terjadi adalah inkontinensia urine (Kozier et al, 2004; Potter & Perry, 2005). Perubahan tubuh, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. 16

27 Perubahan tersebut seperti obesitas, penuaan, kolostomi, trakeostomi, luka bakar, kerusakan wajah dan lain-lain. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal. Wanita menopause mengalami perubahan pada kulit dan berat badan, yang terjadi adalah kulit menjadi kering dan keriput karena proses penuaan, serta obesitas (Kozier et al, 2004; Potter & Perry, 2005). Umpan balik interpersonal yang negatif, umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri (Kozier et al, 2004; Potter & Perry, 2005). Standar sosial budaya, hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda pada setiap individu dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder (Kozier at al, 2004 ; Potter & Perry, 2005) Keliat (1998) menguraikan beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukkan tanda dan gejala seperti syok psikologis, yang merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap kecemasan. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri. Menarik diri, yaitu pada saat klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara 17

28 emosional. Klien menjadi pasif, tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya (Keliat, 1998). Penerimaan atau pengakuan secara bertahap, yaitu ketika klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru (Keliat, 1998). Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang adaptif, jika tampak tanda dan gejala-gejala berikut secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu : menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah, tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri, perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan ditolak, depersonalisasi, menolak penjelasan tentang perubahan tubuh (Keliat, 1998). 2.3 Kecemasan Definisi Hawari (2006) mendefinisikan kecemasan sebagai gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami ganguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Stuart (2007) mendefinisikan kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik kecemasan dialami secara 18

29 subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal dan berada dalam suatu rentang yaitu : Respon adaptif Respon maladaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik Faktor Predisposisi Stuart (2001) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan dapat dipahami melalui berbagai teori yaitu teori psikoanalitis di mana Sigmund Freud mengidentifikasikan kecemasan sebagai konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedang superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. Teori interpersonal Sullivan menjelaskan bahwa kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat (Stuart, 2001). Teori perilaku menyebutkan kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang 19

30 diinginkan. Ahli prilaku yang lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. Ahli teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa sejak kecil dihadapkan suatu ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya. Ahli teori konflik memandang kecemasan sebagai pertetangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mareka meyakini adanya hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan yaitu konflik menimbulkan kecemasan, dan kecemasan menimbulkan perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan (Stuart, 2001). Kajian keluarga menyebutkan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Kecemasan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga (Stuart, 2001). Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obat yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berubungan dengan kecemasan. Selain itu, kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan. Kecemasan mungkin disertai oleh gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor (Stuart, 2001). 20

31 2.3.3 Faktor Presipitasi Stuart (2001) mengelompokkan faktor presipitasi menjadi dua yaitu : a. Ancaman terhadap integritas fisik Ancaman ini meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari dan terdiri dari sumber eksternal serta internal. Sumber eksternal di antaranya adalah terpapar oleh virus dan infeksi bakteri, polusi lingkungan, resiko keamanan, perumahan yang tidak memadai, makanan, pakaian, dan trauma. Sumber internal terdiri dari kegagalan tubuh, atau pusat pengatur suhu. Pada masa menopause terjadi penurunan fungsi fisiologis dari beberapa organ tubuh akibat pengaruh penurunan hormon estrogen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi beberapa organ tubuh yang merupakan ancaman terhadap integritas fisik. b. Ancaman terhadap sistem diri Ancaman ini merupakan ancaman yang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu. Ancaman tersebut terdiri dari dua sumber yaitu eksternal diantaranya adalah kehilangan seseorang yang berarti karena kematian, perceraian, perubahan status pekerjaan, dilema etik, tekanan dari kelompok sosial dan budaya. Sumber internal terdiri dari kesulitan dalam hubungan interpersonal dan asumsi terhadap peran baru. Pada masa menopause terjadi perubahan-perubahan bentuk tubuh, seperti kulit menjadi kering dan keriput, obesitas, penurunan fungsi seksual, inkontinensia urine, yang mengakibatkan perubahan 21

32 gambaran diri. Perubahan gambaran diri ini jika tidak dapat diterima dapat menurunkan harga diri dan merupakan ancaman terhadap sistem diri Tingkat Kecemasan Peplau membagi tingkat kecemasan menjadi empat (Stuart, 2001) yaitu : a. Kecemasan ringan yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari. Kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. b. Kecemasan sedang yang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan hal yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. c. Kecemasan berat yang sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain. d. Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk 22

33 berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian Respon Terhadap Kecemasan Menurut Stuart (2001) respon terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif yaitu : a. Respon fisologis Respon kecemasan terhadap kardiovaskular adalah palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, tekanan darah menurun. Respon kecemasan terhadap sistem pernapasan adalah napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah. Respon kecemasan tehadap sistem neuromuskular adalah reflek meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomia, tremor, rigiditas, gelisah, mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yang janggal. Respon kecemasan terhadap sistem gastrointestinal adalah kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare. Respon kecemasan terhadap sistem perkemihan adalah tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. Respon kecemasan terhadap kulit adalah wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. 23

34 b. Respon perilaku Respon kecemasan terhadap perilaku adalah gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi, sangat waspada. c. Respon kognitif Respon kecemasan pada kognitif adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berfikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas balik, mimpi buruk. d. Respon afektif Respon kecemasan pada afektif adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah, malu Gejala Kecemasan Hamilton menguraikan gejala kecemasan sesuai karakteristik respon kecemasan (Hawari, 2006). Perasan cemas, meliputi : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung. Keteganggan, meliputi : merasa tegang, lesu, tidak bisa beristirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar gelisah. Ketakutan, meliputi : takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, takut pada 24

35 kerumunan orang banyak. Gangguan tidur, meliputi : sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk. Gangguan kecerdasan, meliputi : sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk. Perasaan depresi (murung), meliputi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari. Gejala somatik/fisik (otot), meliputi : sakit dan nyeri otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. Gejala somatik/fisik (sensorik), meliputi : tinnitus (telinga berdenging), penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk-tusuk. Gejala kardiosvaskular (jantung dan pembuluh darah), meliputi : takikardia (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri didada, denyut nadi mengeras, rasa lesu/lemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang (berhenti sekejap). Gejala pernafasan, meliputi : rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas pendek/sesak. Gejala gastroinstestial, meliputi : sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi), kehilangan barat badan. Gejala urogenital, meliputi : sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan (tidak ada haid), darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin (frigid), ejakulasi dini. 25

36 BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Teoritis Kerangka teoritis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. Menopause adalah proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapat haid selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi estrogen dan progesteron. Menopause terjadi rata-rata pada usia 50 tahun. Pada masa menopause terjadi beberapa perubahan, salah satunya adalah perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi di antaranya adalah perubahan menstruasi, hot flushes yang sering menimbulkan insomnia, palpitasi, pening, dan rasa lemas. Gangguan seksual yang berupa penurunan libido dan disparenia. Gejala-gejala saluran kemih seperti urgensi, frekwensi, disuri, inkontinensia, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pada kulit yaitu kulit menjadi kering dan keriput. Perubahan pada tulang yang menyebabkan nyeri pada persendian, dan osteoporosis yang meningkatkan kejadian patah tulang pada masa menopause. Obesitas serta penyakit-penyakit penyerta lain yang diakibatkan oleh kondisi menopause seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, dan demensia tipe Alzheimer (Shimp & Smith, 2000;Kasdu, 2004). Gambaran diri (body image) adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini, mencakup persepsi dan perasan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh. Perubahan perkembangan yang normal 26

37 seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampilan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Perubahan hormonal terjadi selama masa remaja dan dewasa tengah juga mempengaruhi gambaran diri (misalnya menopause). Stressor yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri pada masa menopause adalah kegagalan fungsi tubuh dan perubahan tubuh (Stuart, 2001; Potter & Perry, 2005). Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal. Kecemasan dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Pada masa menopause kecemasan dicetuskan oleh ancaman terhadap integritas fisik karena penurunan kadar estrogen dan progesteron yang mengakibatkan penurunan beberapa fungsi organ tubuh, dan ancaman terhadap sistem diri oleh karena menurunnya harga diri akibat perubahanperubahan fisik yang terjadi, yang menyebabkan perubahan ganbaran diri. Kecemasan dikategorikan dalam lima tingkatan yaitu tidak ada kecemasan (antisipasi), kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan panik (Stuart, 2001;Hawari, 2006). Dari kajian yang telah diuraikan diatas, maka dapat digambarkan suatu skema yang menjadi kerangka berpikir sebagai berikut : 27

38 - Faktor Predisposisi - Faktor Presipitasi Gambaran diri ibu masa menopause : - Menerima - Menolak Tingkat kecemasan ibu masa menopause : - Tidak ada kecemasan - Kecemasan ringan - Kecemasan sedang - Kecemasan berat - Panik Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen: Gambaran diri ibu masa menopause Definisi Operasional Sikap ibu terhadap perubahan fisik yang terjadi pada masa menopause yaitu dapat menerima atau menolak Indikator Alat ukur Hasil Ukur Skala - Perubahan Kuesioner 0 8 Rasio pola dengan 8 menstruasi pertanyaan - Hot flushes - Gejala-gejala saluran kemih - Obesitas - Perubahan pada kulit - Perubahan tulang - Gangguan 28

39 seksual - Penyakitpenyakit penyerta Dependen : Tingkat kecemasan ibu masa menopause Perasaan khawatir ibu terhadap perubahan fisik pada masa menopause yang dikategorikan dalam lima tingkatan yaitu : - tidak ada kecemasan - kecemasan ringan - kecemasan sedang - kecemasan berat - panik - Perasaan cemas - Ketegangan - Ketakutan - Gangguan tidur - Gangguan kecerdasan - Perasaan depresi (murung) - Gejala fisik (otot) - Gejala fisik (sensoris) - Gejala kardiovaskular - Gejala respiratori - Gejala gastrointestinal - Gejala urogenital - Gejala autonom - Sikap Kuesioner dengan 16 pertanyaan 0-48 Rasio 3.3 Hipotesa Penelitian Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa hipotesa alternatif diterima, yaitu ada hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. 29

40 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran diri ibu masa menopause, mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu masa menopause, dan mengidentifikasi hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif korelasi, yaitu desain penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada situasi atau kelompok sampel (Notoatmodjo, 2005). 4.2 Populasi dan Sampel Populasi Pada penelitian ini populasinya adalah ibu yang berusia antara tahun dan telah memasuki masa menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan dengan jumlah populasi 90 orang Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002). Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang berumur antra tahun dan telah memasuki masa menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik aksidental yang didasarkan pada kemudahan (convinence), dilakukan dengan 30

41 mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada dan tersedia (Prasetyo, 2006; Notoatmodjo, 2005). Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan tabel power analisis untuk koefisien korelasi dengan level of significance (α) sebesar 0.05, power of test (1-β) sebesar 0.80 dan effect size (γ) sebesar Sehingga didapatkan jumlah satu kelompok sampel sebanyak 32 orang (Polit & Hungler, 1997). Kriteria yang ditentukan untuk subyek penelitian adalah sebagai berikut: (1)Ibu yang berusia antara tahun yang sudah memasuki masa menopause dan belum mengalami demensia, (2)Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, (3)Bertempat tinggal di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan, (4)Dapat berbahasa Indonesia dengan baik. 4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 10 Juli 2007 di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. Alasan pemilihan lokasi karena pada daerah ini tersedia sampel yang bervariasi dalam tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan. Pada daerah ini penelitian tentang hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause belum pernah dilakukan. 4.4 Pertimbangan Etik Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilakan untuk menandatangani informed concent. Tetapi jika calon responden 31

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Menurut Stuart (2006) definisi kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause 2.1.1.Defenisi Menopause Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa Yunani pausis yang artinya berhenti. Jadi, menopause hanya

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Pengertian Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata men yang berarti bulan dan kata peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada, Yth, Calon Responden di Tempat. Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurul Maulidah NIM : 20120320079 Adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Ada beberapa pengertian tentang kecemasan, diantaranya disampaikan oleh Kaplan dan Saddok (1997) kecemasan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Lampiran 4 LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Pre Operasi Dengan Gangguan Pola Tidur Di Ruang Kenanga RS. PELNI Jakarta Tahun 2010 Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah masa berakhirnya menstruasi atau haid dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mengalami gejala menopause pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kecemasan 1.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti bulan dan peuseis yang berarti penghentian sementara. Secara lingustik yang lebih tepat adalah menocease

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini akan dipaparkan metode atau cara untuk mendapatkan data penelitian. Metode penelitian terdiri dari tipe penelitian, variabel penelitian, definisi operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Cemas merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan) (Peter & Yeni, 1991). Saat ini, peran wanita telah bergeser

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dan Teori Terkait Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT yang sedang menjalani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti : Dedi Nim : 101121098 Alamat : Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun meningkat terus seiring dengan perbaikan taraf ekonomi dan derajat kesehatan. Harapan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung.

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung. Lampiran 1 Informed Consent Saya yang bernama Hanum Maftukha Ahda adalah mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat ini, saya sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama kaum wanita.hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak lagi cantik, tidak lagi bugar dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Viedesbeck, 2008). Menurut Nanda (2012),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Menopause Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN - LAMPIRAN SURAT DARI KAMPUS.. Lampiran 2 UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1. Definisi Menopause Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan 0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, dimana ovarium berhenti menhasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti,

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

Konsep diri, KDK, Sal

Konsep diri, KDK, Sal KONSEP DIRI S A L B I A H, S K p Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Pengertian Menopause merupakan fase terakhir, dimana perdarahan haid seorang wanita berhenti sama sekali (Yatim, 2001). Menurut Medicastore (2004) menopause adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga Friedman (1992) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MASA MENOPOUSE DI KELURAHAN MANGASA KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MASA MENOPOUSE DI KELURAHAN MANGASA KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2010 HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MASA MENOPOUSE DI KELURAHAN MANGASA KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada :

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : RSJ. Direktur Soeharto Heerdjan Di Jakarta Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Instusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke SUMMARY ABSTRAK Prily Apriliany S. Husain, 84140901. Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan tersebut berhenti

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE Prawidya Destarianto 1, Riska Fitriani 2 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember 1email: prawidyadestarianto@yahoo.com 2email: riskafitri53@gmail.com

Lebih terperinci

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN KUESIONER LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN Kepada: Yth. Bapak/Ibu/Saudara responden Dengan hormat, yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Setiyoningsih NIM : A11000647 Alamat : Ambalkumolo, 01/03, Buluspesantren,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : (Laki-laki/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menopause merupakan kejadian yang normal pada seorang wanita dan setiap wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, semua fungsi

Lebih terperinci