BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini akan dipaparkan metode atau cara untuk mendapatkan data penelitian. Metode penelitian terdiri dari tipe penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, Responden penelitian, teknik dan alat pengumpulan data serta analisa data. 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Arikunto,2002). Penelitian ini ingin mengetahui gambaran kecemasan pasien kanker serviks pada golongan ekonomi rendah yang mengikuti program kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, Surakarta. 3.2 Variabel Penelitian Variabel merupakan sebagai atribut subjek dan objek, yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain (Notoadmodjo, 2002). Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi 26

2 suatu penelitian (Nursalam, 2008). Adapun variabel yang terdapat pada penelitian ini yaitu tingkat kecemasan pasien kanker serviks pada golongan ekonomi rendah yang mengikuti program kemoterapi. 3.3 Definisi Operasional variabel Penelitian Tingkat kecemasan pasien kanker serviks pada golongan ekonomi rendah yang mengikuti program kemoterapi adalah tingkat kecemasan pasien kanker serviks terhadap kemoterapi yang meliputi gejala kecemasan ( cemas/ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi/murung, gejala somatik/otot, gejala somatik/sensorik, gejala kardiovaskuler/jantung dan pembuluh darah, gejala respiratori/pernapasan, gejala gastrointestinal/pencernaan, gejala urogenital/perkemihan dan kelamin, gejala autonom, tingkah laku/sikap pada wawancara). Jawaban yang terdiri atas 14 kelompok gejala, masing-masing kelompok gejala di beri skor antara 0-4. Skor 0 bila responden menjawab gejala/keluhan, skor 1 bila responden menjawab gejala ringan, skor 2 bila responden menjawab gejala sedang, skor 3 bila responden menjawab gejala berat dan skor 4 bila responden menjawab gejala berat sekali. Masing-masing definisi skor 1-4 dipaparkan pada Tabel (3.1) 27

3 cemas, gelisah? Apa yang telah anda khawatirkan? Adakah sesuatu perasaan buruk dapat terjadi? Perasaan tersinggung? Tabel 3.1 Skala Kecemasan Hamilton No. Gejala Kecemasan Nilai Angka/Skor Apa suasana hati anda pada minggu terakhir ini? Anda pernah Tidak ada perasaan cemas Kekhawatiran ringan atau kecemasan ditunjukkan hanya pada pertanyaan, perubahan dalam fungsi asyik dengan peristiwa kecil, kecemasan pada beberapa hari ini Hampir pada episode harian kecemasan / khawatir dengan gangguan dari kegiatan seharihari; keasyikan harian kecemasan hampir konstan, gangguan peran secara signifikan 2. Apakah anda pernah merasa tegang? Apakah anda mudah terkejut? Mudah menangis? Mudah kelelahan? Apakah Anda pernah gemetar atau merasa gelisah atau tidak mampu untuk bersantai? ketegangan beberapa hari ketegangan ringan atau sesekali (misalnya,1-2) episode yang mengagetkan berlebihan atau mood yang labil ketegangan otot dan kelelahan 50% dari waktu, atau berulang (> 2) episode gemetar, mengagetkan yang berlebihan, dll hampir ketegangan otot setiap hari, kelelahan dan / atau kegelisahan> 75% dari waktu atau terusmenerus, gejala yang mengganggu ketegangan konstan, gelisah, agitasi, tidak dapat santai saat di wawancara 28

4 3. Apakah anda pernah merasa takut(fobia) pada situasi atau peristiwa? Misalnya, apakah anda pernah takut pada gelap? Orang asing? Ditinggal sendirian? Hewan? Ditilang dalam lalu lintas? Orang banyak? Ketakutan lain? kekhawatiran fobia ringan yang tidak menyebabkan penderitaan yang signifikan atau mengganggu fungsi ketakutan menyebabkan distress atau menghindari satu atau lebih kesempatan ketakutan pada obyek perhatian yang setiap hari dekat (75%), pasien mungkin perlu oleh orang lain untuk menghindari ketakutan. ketakutan atau penghindaran nyata mempengaruhi fungsi, pasien menghindari acara yang disertai beberapa situasi; agoraphobia ektensif 4. Bagaimana tidur Anda seminggu ini? Kesulitan memulai tidur? Ada masalah dengan bangun pada malam hari? Bangun lebih awal dan tidak dapat kembali tidur? Apakah Anda merasa beristirahat di pagi hari? Apakah Anda telah mengalami mimpi atau mimpi buruk? gangguan tidur tidur agak terganggu (misalnya, satu hingga dua malam kesulitan memulai tidur atau mimpi buruk) beberapa episode gangguan tidur yang biasa tapi tidak terusmenerus (misalnya, lebih dari satusetengah jam tertidur, mimpi buruk atau kelelahan di pagi hari yang berlebihan ) gangguan tidur persisten (beberapa hari kemudian tidak) karakteristik kesulitan memulai tidur (misalnya, lebih dari satu jam) atau tetap tidur, tidur gelisah, tidur tidak memuaskan atau sering mimpi buruk, atau kelelahan kesulitan tidur di malam hari, atau kelelahan yang parah setiap bangun pagi 29

5 5. Pernahkah Anda mengalami kesulitan berkonsentrasi atau mengingat sesuatu? kesulitan episode sering lupa atau kesulitan berkonsentrasi yang tidak menyedihkan bagi pasien episode berulang pelupa atau sulit berkonsentrasi, atau episode intensitas yang cukup untuk menyebabkan kekhawatiran berulang pasien Konsentrasi persisten atau gangguan memori mengganggu tugas-tugas seharihari penurunan peran yang signifikan karena kesulitan konsentrasi 6. Apakah Anda pernah merasa tertekan? Apakah Anda kehilangan minat pada hal-hal? Apakah Anda mendapatkan kesenangan dari teman atau hobi? 7. Apakah Anda pernah mengalami sakit, nyeri atau kekakuan di otot Anda? Pernahkah Anda mengalami otot terkejut atau kaget otot secara tiba-tiba? depresi gejala otot sesekali atau baru ringan atau suasana hati sedih, atau laporan atau penurunan kegiatan yang menyenangkan kehadiran jarang, satu atau dua gejala, kesulitan yang signifikan suasana sedih atau baru ketidaktertarikan 50% dari waktu, suasana hati umumnya tidak mengganggu fungsi tekanan (distres) ringan selama beberapa gejala atau tekanan moderat selama gejala tunggal mood depresi yang persisten atau kehilangan kesenangan, suasana hati yang menyedihkan secara signifikan bagi pasien atau mungkin jelas bagi orang lain Gejala ini terjadi pada beberapa hari kemudian tidak, gejala yang berhubungan dengan tekanan(distres) sedang hingga bukti harian depresi berat dengan penurunan peran penting Setiap hari atau hampir setiap hari episode gejala yang menyebabkan penderitaan(distre s) pasien yang signifikan dan 30

6 Apakah Anda pernah mengalami grinding gigi? Apakah Anda memiliki suara gemetar? berat dan / atau upaya rutin kontrol gejala dengan kegiatan terbatas atau pengobatan. mengakibatkan pembatasan kegiatan atau kunjungan berulang untuk perhatian medis 8. Apakah Anda pernah mengalami dering di telinga Anda? penglihatan kabur? Muka panas dingin?rasa lemah atau sensasi menusuk-nusuk? (ini telah terjadi pada waktu lain selain serangan panik?) gejala kehadiran jarang, satu atau dua gejala, kesulitan yang signifikan tekanan (distres) ringan selama beberapa gejala atau tekanan moderat selama gejala tunggal Gejala ini terjadi pada beberapa hari kemudian tidak, gejala yang berhubungan dengan tekanan(distres) sedang hingga berat dan / atau upaya rutin kontrol gejala dengan kegiatan terbatas atau pengobatan Setiap hari atau hampir setiap hari episode gejala yang menyebabkan penderitaan(distre s) pasien yang signifikan dan mengakibatkan pembatasan kegiatan atau kunjungan berulang untuk perhatian medis 31

7 9. Apakah Anda memiliki episode kaget (ngos-ngosan), melompatlompat atau jantung berdebar? Bagaimana nyeri di dada atau perasaan pingsan? (ini telah terjadi pada waktu lain selain serangan panik?) gejala kehadiran jarang, satu atau dua gejala, kesulitan yang signifikan tekanan (distres) ringan selama beberapa gejala atau tekanan moderat selama gejala tunggal Gejala ini terjadi pada beberapa hari kemudian tidak, gejala yang berhubungan dengan tekanan(distres) sedang hingga berat dan / atau upaya rutin kontrol gejala dengan kegiatan terbatas atau pengobatan Setiap hari atau hampir setiap hari episode gejala yang menyebabkan penderitaan(distre s) pasien yang signifikan dan mengakibatkan pembatasan kegiatan atau kunjungan berulang untuk perhatian medis 10. Apakah Anda pernah mengalami masalah dengan pernapasan Anda? Misalnya, tekanan atau sesak di dada Anda, menahan perasaan, mendesah atau merasa seperti Anda tidak dapat bernafas? (ini telah terjadi pada waktu lain selain serangan panik?) gejala kehadiran jarang, satu atau dua gejala, kesulitan yang signifikan tekanan (distres) ringan selama beberapa gejala atau tekanan moderat selama gejala tunggal Gejala ini terjadi pada beberapa hari kemudian tidak, gejala yang berhubungan dengan tekanan(distres) sedang hingga berat dan / atau upaya rutin kontrol gejala dengan kegiatan terbatas atau pengobatan Setiap hari atau hampir setiap hari episode gejala yang menyebabkan penderitaan(distre s) pasien yang signifikan dan mengakibatkan pembatasan kegiatan atau kunjungan berulang untuk perhatian medis 32

8 11. Apakah Anda memiliki nyeri perut atau ketidaknyamanan? Mual atau muntah? Terbakar atau gemuruh dalam perut Anda? Rasa terbakar? Perut longgar? Sembelit? perasaan tidak enak di perut Anda? (ini telah terjadi pada waktu lain selain serangan panik?) gejala Jarang atau episode kecil ketidaknyaman lambung, sembelit, atau melonggarnya perut, sekilas mual. Episode muntah atau berulang episode nyeri perut, melonggarnya usus, kesulitan menelan,dll Gejala beberapa hari kemudian tidak sangat mengganggu pasien atau menyebabkan kekhawatiran makan, ketersediaan kamar mandi, atau penggunaan obatobatan. Setiap hari atau hampir setiap hari gejala episode yang menyebabkan penderitaan (distres) pasien yang signifikan dan mengakibatkan pembatasan kegiatan atau kunjungan untuk perhatian medis. 12. Apakah Anda pernah mengalami kesulitan berkemih? Misalnya, apakah Anda buang air kecil lebih sering dari biasanya? Apakah Anda memiliki gejala jarang dan episode ringan gejala perubahan kencing dalam minat seksual gejala kencing beberapa hari selama seminggu, sesekali kesulitan dengan fungsi seksual berkemih atau gejala seksual lebih banyak beberapa hari kemudian tidak, amenore(tidak dapat haid) setiap hari berkemih atau gejala seksual yang mengarah pada gangguan dan mencari perawatan medis urgensi(kecepatan) lebih untuk buang air kecil? Apakah Anda mengalami penurunan minat 33

9 seksual? Untuk wanita: Apakah Anda telah mengalami periode yang teratur? Pernahkah Anda mengalami perubahan dalam kemampuan Anda untuk mengalami orgasme? Untuk Pria: Pernahkah Anda mengalami kesulitan mempertahankan ereksi? Ejakulasi dini? 13. Apakah Anda pernah berkeringat pada wajah Anda? pucat? Kepala pusing? Apakah Anda pernah mengalami sakit kepala berat? gejala gejala ringan jarang terjadi gejala terjadi beberapa kali seminggu dan menyusahkan gejala hampir setiap hari dengan distres atau merasa malu tentang gejala gejala setiap hari yang fokus pada penderitaan(distre s) dan merusak fungsi (misalnya, sakit kepala 34

10 Pernahkah Anda merasakan kaku kuduk di lengan, bagian belakang leher dan atau kepala, seolaholah ada sesuatu yang Anda setiap hari dan ringan yang mengarah pada pembatasan kegiatan) takuti? (telah ini terjadi pada waktu lain selain selama serangan panik?) 14. Tingkah laku pada wawancara: gelisah, mondar-mandir, tremor tangan, alis berkerut, wajah tegang, mendesah atau pernapasan yang cepat, wajah gejala tidak jelas kehadiran satu atau dua gejala dengan tingkat ringan ada beberapa gejala dengan intensitas ringan atau salah satu gejala dengan intensitas sedang gejala tetap sepanjang wawancara agitasi, hiperventilasi, kesulitan menyelesaikan wawancara pucat, sering menelan, dll Sumber : From shear MK et al, Reliability and validity of a structured interview guide for the Hamilton Anxiety Rating Scale (SIGH-A). Depression and anxiety 2001; 13 : With premission. 35

11 3.4 Responden Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi baik baru pertama kali maupun yang sudah beberapa kali di Rawat inap Ruang Melati 2 dan Mawar 3 di RSUD Dr. Moewardi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Awalnya, peneliti bermaksud melakukan observasi 50 responden, namun 10 responden menolak untuk diobservasi. Kesepuluh (10) responden tersebut menolak diobservasi dengan alasan tidak mau diganggu, pusing, dan mau beristirahat. Dengan demikian hanya 40 responden yang diobservasi. 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui data primer dan data sekunder. a) Data primer diperoleh dengan wawancara yang dipandu kuesioner pada pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi. b) Data Sekunder diperoleh dari bagian rekam medis mengenai data kanker serviks ( ), bagian humas mengenai profil dan sejarah RS, di ruang rawat inap mawar 3 dan melati 2 mengenai data kunjungan pasien kanker serviks dirawat inap tahun 2012, 36

12 diagnosa dan identitas responden. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dengan wawancara mencakup data-data yang didapat dengan wawancara pada key informant, yaitu 1 residen onkologi dan 2 perawat ruangan yang menangani pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Alat pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner mengacu pada alat ukur tingkat kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Pada penelitian ini, peneliti membuat kuesioner dengan dua kode. Kode A untuk diisi responden dan kode B untuk crosscek yang diisi peneliti dengan wawancara berdasarkan kuesioner. Namun, pada pelaksanaanya hanya 5 responden yang bisa mengisi kuesioner dan selanjutnya dilakukan crosscek terhadap jawaban responden tersebut. Sedangkan, 35 responden lainnya langsung dilakukan wawancara berdasarkan kuesioner karena keterbatasan pengetahuan dan kondisi fisik pasien yang lemah hanya bisa terbaring ditempat tidur. 3.6 Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini mengacu pada alat ukur kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Alat ukur tersebut menjadi acuan peneliti dalam membuat instrumen penelitian. Kemudian, peneliti menambahkan identitas reponden yang terdiri dari 1. Nama (insial), 2. Jenis kelamin, 3. TTL (Tempat tanggal lahir), 4. Umur, 5. Agama, 6. Pendidikan terakhir, 7. Pekerjaan, 8. Alamat dan suku. Selanjutnya, instrumen tersebut dikonsultasikan kepada 4 dosen akademis dan 37

13 diujicobakan kepada 15 responden. Hasil yang di dapat setelah berkonsultasi kepada 4 dosen akademis dan 15 responden yaitu adanya penambahan dan perbaikan pada beberapa pertanyaan instrumen. a. Variabel data diri, ada perbaikan yaitu menambahkan no. Tlp/hp dengan alasan memudahkan peneliti menghubungi responden jika memerlukan penambahan data. Selanjutnya, perbaikan dalam pemaparan data diri dibuat dengan kategori-kategori sehingga memudahkan responden dalam memberikan jawaban. b. Penambahan data keluarga dan status kesehatan. c. Pada subtitle Gejala Kecemasan ditambahkan penjelasan dengan Bagian ini untuk menanyakan gejala kecemasan yang Saudara rasakan sesuai dengan kondisi saat ini. Alasannya, agar responden mengerti maksud dan tujuan pada bagian tersebut. d. Poin pada tabel Nilai angka/skor (0,1,2,3,4) ada perbaikan menjadi nilai skor kecemasan 0= gejala, 1=gejala ringan, 2=gejala sedang, 3=gejala berat,4=gejala berat sekali. Sehingga memudahkan responden dalam menjawab kuesioner. e. Variabel gejala kecemasan, ada perbaikan yaitu dengan menambahkan pertanyaan agar lebih subyektif. a). poin pertama Perasaan cemas (ansietas) dengan kategori jawaban Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung menjadi Bagaimana suasana hati saudara pada 38

14 minggu terakhir ini? dengan kategori jawaban (a). Apakah saudara saat ini merasa cemas?, (b). Apakah ada sesuatu yang saudara khawatirkan saat ini?, (c). Apakah ada sesuatu perasaan buruk terjadi pada saudara?, (d). Apakah saudara menjadi mudah tersinggung pada minggu terakhir ini? b. Poin kedua Ketegangan dengan kategori merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah menjadi Apakah saudara merasakan gejala ini? (a). Perasaan tegang, (b). Mudah lelah, (c). Tidak bisa istirahat tenang (tidak mampu untuk bersantai), (d). Mudah terkejut, (e). Mudah menangis, (d). Gemetar, (f). Gelisah. c. Poin ketiga Ketakutan dengan kategori jawaban pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan orang banyak. Pada kategori pada binatang besar dihapus menjadi Apakah saudara merasa takut (fobia) pada situasi atau peristiwa? (a). Pada gelap, (b). Pada orang asing, (c). Ditinggal sendiri, (d). Pada hewan, (e). Pada keramaian lalu lintas, (f). Pada kerumunan orang banyak. d. Poin keempat Gangguan tidur dengan kategori jawaban sukar ingin memulai tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, mimpi 39

15 menakutkan. 2 item pilihan banyak mimpi-mimpi dan mimpi menakutkan dihapus menjadi Bagaimana tidur saudara pada minggu terakhir ini? Dengan pilihan tidur, (b). Terbangun malam hari, (a). Sulit ingin memulai (c). Tidur tidak nyenyak, (d). Bangun pagi dengan lesu, (e). Sering mengalami mimpi buruk. e. Poin kelima Gangguan kecerdasan dengan kategori jawaban sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk. Kategori jawaban daya ingat buruk dihapus menjadi Apakah saudara mengalami hal ini? (a). Kesulitan konsentrasi, (b). Daya ingat menurun. f. Poin keenam Perasaan depresi (murung) dengan kategori jawaban hilangnya minat, kurangnya kesenangan pada hobi, sedih (depresi), bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari. Kategori jawaban bangun dini hari dihapus menjadi Bagaimana mood saudara untuk minggu terakhir ini? (a). Hilangnya minat, (b). Kurangnya kesenangan pada hobi, (c). Sedih (depresi), (d). Perasaan berubah-ubah sepanjang hari. g. Poin ketujuh Gejala somatik/fisik (otot) dengan kategori jawaban sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kejutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. Dibuat lebih subyektif menjadi Apakah saudara mengalami gangguan pada otot saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Sakit dan nyeri di otot-otot, (b). Kekakuan 40

16 otot, (c). Kejutan otot secara tiba-tiba, (d). Gigi gemerutuk, (e). Suara tidak stabil. h. Poin kedelapan Gejala somatik/fisik (sensorik) dengan kategori jawaban tinitus (telingan berdenging), penglihatan kabur, muka merah/pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk-tusuk. Kategori jawaban muka merah/pucat diganti menjadi muka panas dingin menjadi lebih subyektif Apakah saudara mengalami gangguan sensorik saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Tinitus (telinga berdenging), (b). Penglihatan kabur, (c). Muka panas dingin, (d). Merasa lemas, (e). Perasaan sensasi ditusuktusuk. i. Poin kesembilan Gejala kardiovaskuler (jantung&pembuluh darah) dengan kategori jawaban denyut jantung cepat, berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa lemas seperti mau pingsan, detak jantung berhenti sekejap. Kategori jawaban denyut nadi mengeras dihapus menjadi Apakah saudara mengalami gangguan ini saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Denyut jantung cepat (ngosngosan), (b). Berdebar-debar, (c). Nyeri di dada, (d). Rasa lemas seperti mau pingsan, (e). Detak jantung seperti berhenti sekejap. j. Poin kesepuluh Gejala respiratori (pernapasan) dengan kategori jawaban rasa tertekan di dada, rasa tercekik, sering menarik 41

17 nafas, nafas pendek/sesak. Kategori jawaban rasa tercekik diganti rasa sesak di dada menjadi Apakah saudara mengalami gangguan pernapasan saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Rasa tertekan di dada, (b). Rasa sesak di dada, (c). Sering menarik nafas, (d). Nafas pendek/sesak. k. Poin kesebelas Gejala gastrointestinal (pencernaan) dengan kategori jawaban sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar pada perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi), kehilangan berat badan. Item sulit menelan, gangguan pencernaan, dan kehilangan berat badan dihapus. Item perut melilit diganti dengan nyeri perut (ketidaknyamanan pada perut) menjadi Apakah saudara mengalami gangguan pencernaan saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Nyeri perut (ketidaknyamanan pada perut), (b). Nyeri sebelum dan sesudah makan, (c). Perasaan terbakar pada perut, (d). Rasa penuh atau kembung, (e). Mual, (f). Muntah, (g). Buang air besar lembek, (h). Sukar buang air besar (konstipasi). l. Poin keduabelas Gejala urogenital (perkemihan & kelamin) dengan kategori jawaban sering buang air kecil, tidak dapat menahan kencing, tidak datang bulan ( haid), darah haid berlebihan, darah haid sedikit, masa haid berkepanjangan, 42

18 masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin (frigid), ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi menghilang, impotensi. Kategori jawaban menjadi dingin (frigid), ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi menghilang, impotensi dihapus. Ada penambahan dan perbaikan menjadi Apakah saudara mengalami gangguan perkemihan & kelamin saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Sering buang air kecil, (b). tidak dapat menahan kencing, (c). Tidak datang bulan ( haid), (d). Darah haid berlebihan, (e). Darah haid sedikit, (f). Masa haid berkepanjangan, (g). Masa haid amat pendek, (h). Haid beberapa kali dalam sebulan, (i). Mengalami penurunan minat seksual. m. Poin ketigabelas Gejala autonom dengan kategori jawaban mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit, bulu kuduk berdiri. Ada perbaikan agar menjadi lebih subyektif menjadi Apakah saudara mengalami gangguan autonom pada saat cemas? dengan kategori jawaban (a). Mulut kering, (b). Muka merah, (c). Mudah berkeringat, (d). Kepala pusing, (e). Kepala terasa berat, (f). Kepala terasa sakit, (g). Bulu kuduk berdiri. n. Poin keempatbelas Tingkah laku pada wawancara dengan kategori jawaban gelisah, tidak tenang, jadi gemetar, kerut kening, muka tegang, otot tegang/mengeras, nafas pendek dan 43

19 cepat, muka merah. Kategori jawaban otot tegang/mengeras dihapus. f. Penambahan pendapat bebas. Pada bagian ini responden diminta untuk menuliskan apa saja pendapat, perasaan, dan kesan-kesan berkaitan dengan kecemasan saat mengikuti program kemoterapi. 3.7 Analisis Data Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak berdasarkan pada pengujian kebenaran suatu hipotesa tertentu, melainkan dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai aspek-aspek tertentu pada objek yang telah ditetapkan. Adapun aspek yang dimaksud di sini adalah tingkat kecemasan pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Tahap-tahap analisis meliputi : a). Melakukan wawancara berdasarkan kuesioner kepada 40 responden yang mengikuti program kemoterapi dengan tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi tingkat kecemasan responden penelitian. b). Mendata hasil jawaban semua responden penelitian. Selanjutnya, semua data yang diperoleh dari responden ditabulasi dan dilakukan pengkodean menggunakan microsoft excel. c). Mengolah data yang diperoleh dengan pivot table pada microsoft excel. 44

20 3.8 Etika Penelitian Inform consent diberikan sebelum dilakukan penelitian dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden dan lembar permohonan menjadi responden penelitian. Selain itu, peneliti juga menjamin kerahasiaan dengan hanya mencantumkan inisial dalam jawaban responden. 45

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN KUESIONER LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN Kepada: Yth. Bapak/Ibu/Saudara responden Dengan hormat, yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Setiyoningsih NIM : A11000647 Alamat : Ambalkumolo, 01/03, Buluspesantren,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini akan dikemukan hal hal yang berkaitan dengan hasil penelitian yaitu gambaran penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada, Yth, Calon Responden di Tempat. Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurul Maulidah NIM : 20120320079 Adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung.

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung. Lampiran 1 Informed Consent Saya yang bernama Hanum Maftukha Ahda adalah mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat ini, saya sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti : Dedi Nim : 101121098 Alamat : Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Lampiran 4 LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Pre Operasi Dengan Gangguan Pola Tidur Di Ruang Kenanga RS. PELNI Jakarta Tahun 2010 Peneliti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN - LAMPIRAN SURAT DARI KAMPUS.. Lampiran 2 UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : (Laki-laki/

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada :

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : RSJ. Direktur Soeharto Heerdjan Di Jakarta Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Instusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Pengertian Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata men yang berarti bulan dan kata peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik

Lebih terperinci

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke SUMMARY ABSTRAK Prily Apriliany S. Husain, 84140901. Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori/teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pasien Kritis a) Definisi pasien kritis Pasien kritis menurut AACN (American Association of Critical Nursing) didefinisikan sebagai pasien yang berisiko tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, metode penelitian ini jelas sangat dibutuhkan. Metode penelitian berperan penting bagi sebuah penelitian, khususnya dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang kadang kita

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

nyeri yang dialami. Kemudian Bapak/ Ibu akan diwawancarai kembali dengan menggunakan kuesioner tetntang ada/tidaknya gangguan pada

nyeri yang dialami. Kemudian Bapak/ Ibu akan diwawancarai kembali dengan menggunakan kuesioner tetntang ada/tidaknya gangguan pada nyeri yang dialami. Kemudian Bapak/ Ibu akan diwawancarai kembali dengan menggunakan kuesioner tetntang ada/tidaknya gangguan pada fungsi otonom. Pada lazimnya penelitian ini tidak akan menimbulkan hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN. tidur (initial insomnia)

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN. tidur (initial insomnia) Lampiran 1 KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat 1. Keadaan 1 perasaansedih 2. Persaan bersalah 1 3. Bunuh diri 1 4. Gangguan pola 1 tidur (initial insomnia) 5. Gangguan

Lebih terperinci

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN 70 Lampiran KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat. Keadaan Depresi perasaansedih 2. Persaan bersalah 3. Bunuh diri 4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) 5. Gangguan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kecemasan 1.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Menurut Stuart (2006) definisi kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertanda tangan di bawah ini: NIM Umur Jenis Kelamin : : : L / P Alamat : Menyatakan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. (2004:131) mengatakan bahwa: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. (2004:131) mengatakan bahwa: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan 42 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan memberikan petujuk bagaimana penelitian tersebut harus dilaksanakan. Surakhmad

Lebih terperinci

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Lampiran 1 Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin: INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Setelah mendapat penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari relaksasi autogenik dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran kecemasan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang disarankan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang analisisnya dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan adalah rasa khawtir, takut yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan, merupakan masalah penting

Lebih terperinci

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN 37 38 39 40 Lampiran 4 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program studi

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

Berdasarkan surat No 2/PSIK-FIKES/ESAUNGGUL/1/2013 dengan perihal

Berdasarkan surat No 2/PSIK-FIKES/ESAUNGGUL/1/2013 dengan perihal Lampiran 1 Nomor : 2 /PSIK- FIKES/ESAUNGGUL/1 / 2013 Jakarta, Januari 2013 Lampiran : - Perihal : Perijinan Kepada YTH, Ketua RW 013 Di Tempat Berdasarkan surat No 2/PSIK-FIKES/ESAUNGGUL/1/2013 dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini. Adapun desain yang dilakukan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini. Adapun desain yang dilakukan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptive dengan pendekatan kuantitatif karena dari beberapa metode penelitian yang ada, peneliti merasa

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA USIA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH

Lebih terperinci

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tukang Bangunan Agama : Islam Alamat : Bengkulu Selatan Suku bangsa : Indonesia

Lebih terperinci

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita KUESIONER Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan skripsi penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI 68 69 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI 70 Identitas Subyek Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Fakultas : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah seluruh pernyataan berikut

Lebih terperinci

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Agama : Suku Bangsa : Lamanya di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

Ditetapkan Tanggal Terbit

Ditetapkan Tanggal Terbit ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien

Lebih terperinci

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Ida Untari STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Peningkatan mutu pendidikan merupakan tuntunan

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang 2, di ruangan kelas VI. Pengambilan data akan dilakukan pada hari senin

Lebih terperinci

2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) 2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh (begah) atau cepat kenyang, sendawa, rasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

Informed Consent. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre dan Post Operasi Mayor di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Informed Consent. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre dan Post Operasi Mayor di RSUD Dr. Pirngadi Medan Lampiran 1 Informed Consent Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre dan Post Operasi Mayor di RSUD Dr. Pirngadi Medan Nurul Rahmah Suhayat 111101098 Selamat siang/sore Bapak/Ibu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORM CONSENT) Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORM CONSENT) Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian, Lampiran 1 Lampiran 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORM CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Umur : Kelas : Kelamin : Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... i ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR DIAGRAM... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha 83 LAMPIRAN 1 84 LAMPIRAN 2 85 LAMPIRAN 3 Anamnestic index (Ai) Nama Tanggal lahir Jenis Kelamin L P Alamat Address and phone 1. Apakah Anda terdapat suara clicking di area YA TMJ 2. Apakah Anda mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun Kecemasan diartikan sebagai perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ansietas 2.1.1. Definisi Kecemasan atau ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI IDENTITAS CALON MAHASISWA BARU Pilihan Fakultas : Tanggal diperiksa : Nomor Pendaftaran Nama Lengkap Nama panggilan Jenis Kelamin

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 35 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum Normal dan Sectio Sesarea di Rumah Sakit Umum H. Abdul Manan Simatupang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dibutuhkan latihan berulang-ulang sehingga semakin terampil dan nyaman dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dibutuhkan latihan berulang-ulang sehingga semakin terampil dan nyaman dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Komunikasi Terapeutik 1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan respon spesifik yang mendorong ekspresi perasaan dan ide, serta menyampaikan

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul Penerapan teknik relaksasi genggam jari pada asuhan keperawatan kecemasan

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci