BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Menurut Wahyudi (Ruwiyanto,1994:10), peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan,sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisai diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran,tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Stres peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak. Menurut William J.(Goode,1985:98) tentang penyesuaian individu terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu: 1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan. 2. konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya. 3. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap perilaku dan perannya. 4. Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidakselarasan.

2 Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran,baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini,biasanya disebut dengan transisi peran. 2.2 Konsep Perkembangan Diri Meskipun proses belajar bermasyarakat berlangsung seumur hidup namun menurut Mead secara bertahap individu mengalami proses pembentukan konsep diri yang menghubungkan mereka dalam kehidupan mereka yang sedang berlangsung baik dalam keluarga mereka dengan kelompok-kelompok lain. Dalam konteks level masyarakat yang lebih spesifik Mead membahas sejumlah hal tentang institusi sosial. Secara luas mead mendefinisikan institusi sosial sebagai respon bersama dalam komunitas. Dan yang lebih spesifik lagi,ia mengatakan bahwa seluruh komunitas bertindak terhadap individu pada situasi tertentu secara identik. Pendidikan adalah proses ketika kebiasaan umum komunitas diinternalisasikan pada diri aktor. Pendidikan adalah satu proses esensial,karena menurut pandangan Mead,orang maupun anggota asli komunitas tidak memiliki diri kecuali mereka dapat merespon diri mereka sendiri sebagaimana dilakukan oleh komunitas yang lebih besar. Untuk melakukannya,orang harus menginternalisasikan sikap umum komunitas. 2.3 Stuktural Fungsional Tallcot Parson Bahasan tentang fungsionalisme struktural akan dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem tindakan yang dikenal dengan skema AGIL.

3 Parson yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan oleh semua sistem, diantaranya, adaptation (A), goal (G), integration (I),latency (L) atau pemeliharaan pola. Secara bersama sama keempat imperative fungsional ini dikenal sebagai skema AGIL. Agar tetap bertahan (survive), suatu sistem harus memiliki fungsi ini : a. Adaptation (adaptasi), sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. b. Goal attainment (Penyampaian tujuan), sebuah sistem harus mendefenisikan dan mencapai tujuan utamanya. c. Integration (integrasi), sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A,G,L). d. Latent Pattern Maintenance (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki,baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. 2.4 Petani Perempuan Petani perempuan adalah sosok perempuan pedesaan baik yang dewasa maupun muda. Petani perempuan dari setiap daerah mempunyai masalah yang sama yaitu tingkat hidup yang rendah dan jumlah keluarga yang relative besar,tingkat pendidikan dan kesempatan belajar kurang,pengetahuan dan

4 keterampilan yang sangat terbatas dan tertinggal dalam usaha tani,kurangnya sikap positif terhadap kemajuan baik karena adat,agama,maupun kebiasaan hidup. Perempuan dalam proses pendidikan dipedesaan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang adil belaka,tindakan mengajar,mendorong perempuan dipedesaan untuk berpartisipasi dalam pendidikan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut sertanya perempuan pada umumnya dalam pendidikan berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Perempuan memegang peran penting sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan,seperti mengatur rumah tangga,memasak,mencuci,mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi disektor pertanian,maka petani perempuan perlu meningkatkan pengetahuan,keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Karena itu,kemajuan yang dicapai perempuan jaman sekarang dapat dijumpai pada banyak kaum hawa ini sebagai motor penggerak pembangunan di bidang pertanian,seperti kelompok tani,dalam kegiatan program peningkatan produksi pertanian,dalam kegiatan pasca panen produksi pertanian. Termasuk mengandung beban kerja di rumah tangga seperti mengambil air,mencari kayu bakar,memasak,menjual hasil panen,mendidik anak-anaknya,sebagai ibu rumah tangga dan mengabdi pada suaminya.

5 2.5 Anak Usia Dini Sebagai individu, Anak Usia Dini adalah suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik. Sebagai mahluk sosiokultural, ia perlu tumbuh dan berkembang dalam suatu setting social tempat ia hidup dan perlu diasuh dan di didik sesuai dengan harapan masyarakatnya. Anak Usia Dini mengalami suatu proses perkembangan yang mendasar dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa usia dini dapat memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya. Menurut Johan Amos Comenius ( ) dalam bukunya Didactica magna menyatakan bahwa perkembangan anak dan pendidikannya dipengaruhi oleh aspek pengajaran. Tahun-tahun pertama anak usia dini (sejak lahir-6 tahun) disebut sebagai periode sekolah ibu,karena hampir semua usaha bimbingan pendidikan (ditambah perawatan dan pemeliharaan) berlangsung ditengah keluarga. Terutama sekali aktivitas ibu sangat menentukan kelancaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak (Singgih,2000). 2.6 Pendidikan Anak Usia Dini Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah tercapainya perkembangan anak yang sehat dan optimal serta dimilikinya kesiapan dan berbagai perangkat keterampilan hidup yang diperlukan untuk proses perkembangan dan pendidikan anak selanjutnya. Karena anak merupakan bagian dan sekaligus generasi penerus masyarakat,maka pertumbuhan dan perkembangan yang diraih oleh anak tentunya harus sejalan dengan nilai-nilai,norma-norma dan harapan masyarakat.

6 Fungsi-fungsi Pendidikan Anak Usia Dini : 1. Pengembangan sebagai potensi anak. 2. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan. 3. Pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapkan. 4. Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar. 5. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif. Berbagai gerakan,kesepakatan dan ketetapan perundangan baik secara internasional maupun regional telah semakin memuluskan jalan kea rah lebih diperhatikannya hak-hak anak usia dini,termasuk hak akan pendidikannya. Bahkan secara yuridis formal,dengan disahkannya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Indonesia telah memiliki pijakan yang lebih kuat untuk melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (Depdiknas-UPI,2004) 2.7 Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini yang masih sangat sarat dengan berbagai permasalahan dan tantangan diatas disebabkan oleh keterbatasan kapasitas yang kita miliki dan belum maksimalnya pendayagunaan berbagai potensi yang ada. Misalnya,pada pihak pemerintah telah banyak kebijakan dan program yang ditetapkan dan program yang berkaitan dengan pelayanan perkembangan anak usia dini. Namun masih kurang mantap dan terkoordinasi dalam implementasinya.akibatnya,berbagai program pelayanan Pendidikan Anak

7 Usia Dini tidak berdampak maksimal terhadap peningkatan kualitas perkembangan anak.(temuan Tim Peneliti PAUD,1998) Secara kelembagaan,pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui tiga jalur,yakni jalur pendidikan formal (seperti Taman Kanak-kanak),jalur pendidikan non formal (seperti Kelompok Bermain dan Tempat Pengasuhan/penitipan Anak),jalur pendidikan informal (dalam keluarga dan masyarakat). Namun dari ketiga jalur pendidikan tersebut,penulis lebih memfokuskan pada jalur pendidikan yang ketiga yaitu jalur informal,dimana peran Petani Perempuan yang menjadi fokus penelitian ini. 2.8 Defenisi Konsep Defenisi Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. (Singarimbun 1989:33). Konsep sangat diperlukan dalam penelitian agar dapat menjaga masalah atau menjadi pembatasan masalah dan menghindarkan timbulnya kesalahan-kesalahan defenisi yang dapat mengaburkan penelitian. Yang dimaksud peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini adalah segala kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh petani perempuan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petani perempuan pada kegiatan pendidikan anak usia dini di desa Tanjung bunga.

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons. 45 Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL

Lebih terperinci

BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.

BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu. 35 BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS A. AGIL Suatu fungsi adalah suatu kompleks kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu. Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsionalisme Struktural Talcott Parson (dalam Ritzer, 2004:121) beranggapan bahwa suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal. BAB II KERANGKA TEORI 2.4. Persepsi Dalam memandang suatu permasalahan dari setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Persepsi menurut manusia yang satu belum tentu sama dengan persepsi manusia

Lebih terperinci

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesantren dan pangajian taaruf (studi kasus eksistensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pranata sosial secara prinsipal tak jauh berbeda dengan apa yang disebut atau sering dukenal dengan istilah lembaga sosial, organisasi, atau lembaga masyarakat. Karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Fakta Sosial Paradigma fakta sosial fakta sosial terpaut kepada antar hubungan antara struktur sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan atauran dari suatu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan atauran dari suatu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan atauran dari suatu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN Manusia pertama-tama ada, berjumpa dengan dirinya, muncul di dunia dan setelah itu menentukan dirinya. (Jean-Paul Sartre) A. MANUSIA DAN KESADARAN DIRI Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL A. FUNGSIONALISME STRUKTURAL Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan pembahasanya yang dikaitkan dengan teori, korelasi pembahasan penelitian dengan teori dan juga

Lebih terperinci

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dibentuk atas dasar tali perkawinan yang sah,

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela BAB II. KAJIAN PUSTAKA Umumnya bertumbuhnya ekonomi selalu dijelaskan lebih karena faktor eksternal seperti struktur dan sistem ekonomi. Namun, pengaruh internal juga sangat menentukan. Strategi utama

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Oleh Yoseph Andreas Gual

APLIKASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Oleh Yoseph Andreas Gual APLIKASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM MASYARAKAT INDONESIA Oleh Yoseph Andreas Gual Sebelum masuk dalam inti tulisan, penulis ingin mengemukakan bahwa tulisan ini tidak akan menggunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1981, didirikan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Karawang. Alasan didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam suatu wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang modern ini masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Di dalam keluarga inti, khususnya orang tua berperan penuh dalam proses tumbuh kembang anak melalui pemberian hak pengasuhan secara optimal. Hak-hak tersebut

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR Kerangka Berpikir 62 KERANGKA BERPIKIR Kerangka Berpikir Anak jalanan sebagai individu memiliki sistem nilai, perilaku dan sikap tertentu yang berbeda dari sebagian besar anak pada umumnya, ini terkait dengan sifat individu

Lebih terperinci

Kapita Selekta Sosial

Kapita Selekta Sosial Modul ke: Kapita Selekta Sosial Sistem Sosial Fakultas FIKOM Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id APA ITU SISTEM?! Secara etimologis berasal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pula pada kehidupan antara umat beragama. 1

BAB II KAJIAN TEORI. pula pada kehidupan antara umat beragama. 1 31 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretik 1. Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons Salah satu teori yang bisa digunakan untuk melihat kerukunan adalah pendekatan fungsionalisme struktural. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON. (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON. (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam 21 BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON A. Teori Fungsionalisme Struktural Teori Fungsionalisme Struktural menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu

BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON A. Fungsionalisme Struktural Dalam penelitian ini menggunakan Teori fungsional struktural yang pencetusnya adalah Talcott Parson. Asumsi dasar dari Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat perempuan di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kreatifitas pengrajin bambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta tidak secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital

BAB I PENDAHULUAN. Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital dan mendasar dalam memfasilitasi interaksi antar manusia. Respon seseorang terhadap lingkungannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pengertian Home Industri Home industry adalah suatu industri yang dikerjakan di rumah dan berskala kecil. Menurut kamus kecil bahasa Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA ( Studi Pada Fenomena Sosial di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Aksesibilitas Ibu Menyusui di Ruang Laktasi Solo

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial MODUL PERKULIAHAN Sistem Sosial FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 2 Abstract Dalam pokok bahasan ini adalah memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Adikampana dkk, 2014) yang berjudul Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia dan peranan penting bagi kehidupan manusia. Peningkatan sumber daya pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian. koran Kompas edisi 18 September 2007, bahwa setelah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian. koran Kompas edisi 18 September 2007, bahwa setelah BAB II KAJIAN TEORI A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian Pengembangan inovasi unggulan pertanian ini tidak sepenuhnya memberikan dampak positif bagi petani. Sebagaimana dikutip dalal cerita dalam koran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah Indonesia telah merencanakan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun menjadi 9 tahun, ini bertujuan

Lebih terperinci

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM) SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM) APA ITU SISTEM?! Secara etimologis berasal dr bhs Yunani systema artinya sehimpunan dari bagian2 atau komponen2 yg saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Struktural Fungsional Struktur menunjuk pada kegiatan membangun sesuatu dan menghasilkan produk akhir yaitu mengembangkan suatu tindakan. Dimana tindakan tersebut membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

Policy Brief Menghidupkan Keberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bantul. Disajikan oleh: Rusman R. Manik

Policy Brief Menghidupkan Keberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bantul. Disajikan oleh: Rusman R. Manik Policy Brief Menghidupkan Keberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bantul Disajikan oleh: Rusman R. Manik 1 Latar Belakang [ 1/ 2 ] Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang berkekuatan; berkemampuan;

Lebih terperinci

Parentingdan perpustakaan.keenam, TA ABAH melakukan advokasi atau upaya untuk mendapatkan pengakuan ataupun dukungan dari pemerintah dan elit

Parentingdan perpustakaan.keenam, TA ABAH melakukan advokasi atau upaya untuk mendapatkan pengakuan ataupun dukungan dari pemerintah dan elit BAB V PENUTUP A. Kesimpulan TA ABAH adalah lembaga sosial untuk memperjuangkan hak hidup anak jalanan seperti identitas diri, kehidupan yang layak, kesehatan dan pendidikan. TA ABAH didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa yang religius, Indonesia menempatkan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak sejak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Masyarakat sebagai suatu sistem sosial, dimana setiap unit sosial yang sifatnya berkelanjutan serta memiliki identitas tersendiri dan dapat dibedakan dengan unit sosial lainnya bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memanfatkan sumber daya alam lokal. Aliran fungsionalisme struktural atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memanfatkan sumber daya alam lokal. Aliran fungsionalisme struktural atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori struktural fungsional Peran perempuan pengrajin dalam meningkatkan ekonomi keluarga dengan memanfatkan sumber daya alam lokal. Aliran fungsionalisme struktural atau sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pendidikan terus mendapat perhatian dari semua pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari dikeluarkannya Undang-undang

Lebih terperinci

MENCOBA MENGULAS KETAHANAN SOSIAL

MENCOBA MENGULAS KETAHANAN SOSIAL REVIEW BUKU ISSN : 0215-9635, Vol. 18 No. 2 Th. 2006 MENCOBA MENGULAS KETAHANAN SOSIAL (Mengaitkan Perspektif Fungsionalisme Terhadap Ketahanan Sosial) Atik Catur Budiati Dosen Program Studi Sosiologi

Lebih terperinci

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL 23 BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Struktural Fungsional (Talcott Parsons) Dalam penelitian ini berparadigma fakta social menggunakan teori structural fungsional yang mempunyai empat imperetatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa 45 BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural Skripsi yang berjudul Peran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari keseluruhan populasi, Sensus Penduduk 2000). Gutama (dalam Dharmawan, 2006) mengatakan bahwa anak usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri,

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena di dalam rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri, serta

Lebih terperinci

PARADIGMA KEBIDANAN. By: Basyariah Lubis, SST, MKes

PARADIGMA KEBIDANAN. By: Basyariah Lubis, SST, MKes PARADIGMA KEBIDANAN By: Basyariah Lubis, SST, MKes PENGERTIAN 1. Suatu cara pandang dalam memberikan pelayanan kebidanan. 2. Paradigma asuhan kebidanan adalah berupa pandangan terhadap manusia/wanita,

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah Kamtini Abstrak Aktivitas perempuan bekerja di luar rumah sering menimbulkan berbagai persoalan, terutama dalam hal pengasuhan anak sehingga

Lebih terperinci

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM) SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM) APA ITU SISTEM?! Secara etimologis berasal dr bhs Yunani systema artinya sehimpunan dari bagian2 atau komponen2 yg saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian mengenai peranan pemuda Karang Taruna dalam kegiatan gotong royong masyarakat Desa Kerjo Kidul, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Dalam Ritzer dan Goodman (2010) penekanan yang terjadi pada teori struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA Annisa Meitasari Wahyono 125120307111071 PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut dengan PAUD bukanlah sesuatu yang asing di kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang masih menghadapi masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang dialami tidak saja masalah kesehatan terkait fisik tetapi

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA. bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.

BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA. bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain. BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA A. Teori AGIL Talcott Parsons Menurut teori fungsionalis ini masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan sebelum memasuki pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan sebelum memasuki pendidikan selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan sebelum memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

Konsep Dasar Dalam Sistem Sosial Budaya. Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-3

Konsep Dasar Dalam Sistem Sosial Budaya. Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-3 Konsep Dasar Dalam Sistem Sosial Budaya Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-3 Konsep Dasar Sistem Sosial Budaya Pengertian Konsep Konsep merupakan ide, gagasan, atau pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pemberdayaan Perempuan a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan berasal dari kata empowerment merupakan konsep yang lahir dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti PENDIDIKAN TPA & KB Martha Christianti Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

Hubungan Penerapan Bahasa Indonesia dengan Pengembangan Kepribadian Peserta Didik PAUD Kualu Ceria

Hubungan Penerapan Bahasa Indonesia dengan Pengembangan Kepribadian Peserta Didik PAUD Kualu Ceria Jurnal PGPAUD STKIP PTT Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016 Halaman 73 78 JURNAL PAUD TAMBUSAI Research & Learning in Early Childhood Education http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obsesi Hubungan Penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C Pendidikan TPA/ KB Eka Sapti C Anak Usia Dini? Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) PAUD? UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbit buku. Dari keseluruhan jumlah itu, ada 800 yang dinyatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penerbit buku. Dari keseluruhan jumlah itu, ada 800 yang dinyatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 2006 IKAPI mencatat ada 793 jumlah penerbit buku yang tersebar di Indonesia (KPPU, 2006:6). Jumlah ini terus bertambah hingga akhirnya pada Maret 2014 IKAPI merilis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Karena pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga 7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Artinya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan mengfungsikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia ( Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan

Lebih terperinci