BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, tercermin dalam masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, tercermin dalam masyarakat"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, tercermin dalam masyarakat yang mengusung kebebasan dalam penyelenggaraan pemerintah berbasis kedaulatan rakyat.pemilihan umum merupakan sarana yang dipergunakan oleh Negara demokratis untuk menyalurkan aspirasi rakyat dalam pemilihan anggota atau birokrasi.di Indonesia sendiri yang merupakan Negara demokrasi melaksanakan pemilihan umum pertama kali tahun 1955 dan merupakan pemilihan umum yang demokratis. Pada pelaksanaan pemilihan umum tahun 1955 bisa dikatakan keadaan Negara pada saat itu keamanannya masih kurang kondusif. Ditinjau dari aspek politik, pelaksanaan pemilihan umum tahun 1955 berlangsung ketika Indonesia berada pada masa yang disebut sebagai masa percobaan demokrasi. Pemilihan umum tahun 1955 merupakan masa kompetisi yang bebas untuk mendapatkan dukungan dan berlaku sebagai pertanda untuk mengukur perkembangan-perkembangan selanjutnya. Pada pemilihan umum tahun 1955 perolehan suara dimenangkan oleh PNI, pada pemilihan umum partai ini merupakan partai yang dibesarkan oleh Soekarno. Partai Komunis Indonesia (PKI) juga muncul kembali sebagai partai yang ikut serta dalam pemilu tahun 1955 dan kemudian mendapatkan suara yang lumayan besar dalam pemilihan ini.perolehan suara ini menjadikan partai-partai lain merasa tidak senang apabila nantinya PKI masuk kedalam jajaran birokrasi pemerintah. Banyak yang menentang dengan kemunculan partai ini, sehingga banyak pihak yang khawatir Soekarno akan memihak dan condong ke komunis. 1

2 2 Dari beberapa alasan tersebut melatarbelakangi usaha untuk menyapu bersih golongan PKI. Periode pasca-1965 persoalan partisipasi rakyat dalam politik juga muncul kembali, ketika sejumlah besar kelompok dan individu saling berebut posisi dalam rezim baru dan berusaha menerapkan konsepsi-konsepsi mereka tentang tata politik yang tepat untuk Indonesia. 1 Persoalan tersebut juga menimbulkan banyak protes dari kalangan masyarakat, salah satunya adalah aksi yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), mereka meminta agar srtuktur politik pemerintah segera dirombak.unsur-unsur Pemerintah Orde Baru dan Pemerintah Orde Lama duduk bersama-sama dalam pemerintahan. Konsesus-konsesus yang tidak di musyawarahkan diantara kedua kekuatan politik tersebut sering dilakukan. 2 Pemerintah Orde Lama menunjukkan tanda-tanda bahwa ia tidak akan melaksanakan pemilihan umum lagi dan ingin menjadi Presiden seumur hidup. Permasalahan ini memunculkan banyak rekasi yang kurang setuju dengan cara yang diambil oleh Pemerintah Orde Lama sehingga menginginkan segera diadakannya pemilihan umum berikutnya. Pemerintah Orde Baru kental dengan kekuasaan Soeharto dan mencoba untuk menggeser Pemerintahan rezim Orde Lama dengan merubah tatanan politik yang baru dan melaksanakan pemilihan umum berikutnya. Soeharto menjadikan Sekber Golongan Karya yang kemudian berubah nama menjadi Golkar sebagai mesin politiknya. Strategi yang dilakukan tidak tanggung-tanggung dan mengakibatkan situasi politik itu sendiri semakin tidak stabil. Salah satu strategi yang dilakukan 1 R. William Liddle., Pemilu Pemilu Orde Baru Pasang Surut Kekuasaan Politik., (Jakarta: LP3ES,1992)., hlm.3. 2 Ikatan Pers Mahasiswa., Seri Berita dan Pendapat Pemilihan Umum 1971., (Jakarta:LPKP,1972)., hlm3.

3 3 Golkar yaitu dengan mengancam jika tidak mendukung Golkar akan dicap tidak mendukung militer atau dianggap bersimpati terhadap PKI. 3 Pemerintah Orde Baru menginginkan untuk segera diadakannya pemilihan umum karena sudah terlalu lama banyak kemunduran dan akhirnya dapat dilaksanakan pada tahun Permasalahan lain yang melatarbelakangi pelaksanaan pemilihan umum ini dilaksanakan pada tahun 1971 adalah karena Soekarno masih hidup, sehingga jika pemilihan umum dilaksanakan sesuai waktunya akan dimenangkan oleh PNI dan dapat mengalahkan Golkar. Pelaksanaan pemilu pada tahun 1971 itu sendiri juga memunculkan beberapa respon yang berbeda-beda dari kalangan masyarakat itu sendiri. Diantaranya meminta agar pelaksanaan pemilu tersebut diundur karena dirasa situasi politik pada saat itu masih belum stabil. Pemerintah Orde Baru tetap melaksanakan pemilihah umum sesegera mungkin karena jika diundur lagi pemilihan umum tersebut akan mengalami kemunduran terus. Sebelum Golkar menguasai dan menggeser Pemerintahan Orde Lama, beberapa partai mempunyai saingan sendiri khususnya di wilayah Jawa Tengah. Partai Nasional Indonesia (PNI) yang merupakan partai terbesar pada era Pemerintah Orde Lama bersaing ketat dengan tiga partai besar lainnya, salah satunya adalah PKI yang memenangkan pemilihan umum tahun 1955 di wilayah Surakarta. Pengahancuran PKI yang dilakukan oleh Pemerintah Orde Baru juga merupakan suatu harapan baru bagi PNI sendiri agar menjadi satu-satunya partai besar abangan. Abangan sendiri didefinisikan sebagai kelompok budaya yang mempunyai ciri-ciri tersendiri dengan seperangkat keyakinan dan praktek agama 3 Arif Zulkifli dkk., Rahasia-Rahasia Ali Moertopo., (Jakarta: Kepustakaan Populer Graamedia, 2014)., hlm., 27.

4 4 yang menggambarkan unsur-unsur Hindu, agama Jawa Kuno dan Islam yang cukup memberikan tanda bahwa mereka berbeda dengan para tetangganya yang santri. 4 Di Surakarta sendiri PKI merupakan partai yang mempunyai massa terbanyak dan masuk dalam empat partai besar (PNI, PKI, Masyumi dan NU) pada pemilihan umum tahun Partai Komunis Indonesia (PKI) dapat mengalahkan peserta pemilu yang lain pada pemilihan umum tahun 1955 ditandai dengan perolehan suara mencapai mengalahkan PNI dengan perolehan suara pada pemilu tahun Di sisi lain, Pemerintah Orde Baru merupakan bentuk pemerintahan yang sangat anti sekali terhadap komunis, oleh karena itu beberapa upaya untuk meleburkan PKI dilakukan. Surakarta menjadi salah satu wilayah yang menjadi sorotan Pemerintah Orde Baru karena kemenangan PKI pada pemilu tahun Pada pemilihan umum Orde Baru, Golkar selalu menang tetapi di Surakarta Golkar tidak pernah menang dengan perolehan suara diatas rata-rata nasional. Sikap Pemerintah Orde Baru yang menentang komunis di Surakarta juga terlihat pada usaha pemberhentian masa jabatan Oetomo Ramelan sebagai Walikota Surakarta (1965) yang merupakan satu-satunya Walikota dari Partai Politik. Pemberhentian Oetomo Ramelan dilakukan dengan tidak hormat karena iaberasal dari PKI. Setelah pemberhentian Oetomo Ramelan sebagai walikota, kedudukan selanjutnya digantikan oleh orang-orang militer semua. Di Surakarta beberapa masyarakat juga masih banyak yang belum paham tentang fungsi partai itu sendiri. Masyarakat memilih dan ikut serta dalam 4 R. William Liddle., Pemilu Pemilu Orde Baru Pasang Surut Kekuasaan Politik.,(Jakarta:LP3ES,1992)., hlm.7. 5 Suluh Indonesia., 1 Oktober 1955.

5 5 pemilihan umum bukan karena program yang dikampanyekan masing-masing partai. Mereka memilih karena mengikuti mayoritas suara terbanyak dan arahan dari masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan kampanye setiap partai politik memerlukan media untuk mensosialisasikan partainya salah satunya menggunakan peran para pemuda di masing-masing wilayah. Peran para pemuda itu juga digunakan oleh PKI yang biasa disebut dengan Pemuda Rakyat. Pemuda Rakyat mempunyai fungsi sebagai kemanan kampung dan menjadi penyalur aspirasi setiap partai. Pada masa Pemerintahan Orde Lama, di Surakarta PKI memiliki massa yang cukup banyak dan mereka juga menggunakan Pemuda Rakyat untuk membantu kampanye guna merebut perolehan suara dalam pemilu yang berlangsung. Pada tahun 1966 an muncul permasalah baru dalam peraturan politik di Indonesia. Tuntutan mengenai perombakan struktur politik menginginkan segera diperbaharui dan struktur politik pada saat itu menghalangi pembangunan. Struktur politik pada masa itu masih mencerminkan Nasakom (Nasionalis- Agama-Komunis) hanya saja dikurangi PKI dan Soekarno. Situasi politik yang semakin tidak menentu semakin tidak teratur diantaranya adalah perebutan kekuasaan antar golongan, partai-partai politik dan antar pemimpin-pemimpin. Situasi tersebut mempengaruhi pembangunan yang semakin terbengkalai dan mekanisme demokrasi semakin rusak. 6 Perombakan tersebut menginginkan untuk segera dilakukan yaitu melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak bisa dilaksanakan begitu saja, banyak permasalahan yang belum dapat diselesaikan dan akhirnya pemilihan umum tersebut baru bisa dilaksanakan pada tahun Op.Cit., Ikatan Pers Mahasiswa., hlm.5.

6 6 Pemilihan Umum tahun 1971 di Surakarta banyak memunculkan situasi politik yang tidak menentu. Perubahan itu meliputi larangan terhadap partai yang mempunyai masalah untuk ikut menjadi peserta pada pemilihan umum tahun 1971, sehingga banyak partai yang tidak ikut lagi dalam pemilihan umum tahun Salah satu partai yang tidak ikut dalam pemilihan umum tahun 1971 adalah PKI dan Masyumi, dimana partai ini sempat masuk dalam empat partai besar pada pemilihan umum sebelumnya. Partai yang ikut menjadi peserta pada pemilihan umum tahun 1971 hanya sepuluh partai saja, yakni Partai Katolik, PSII, NU, Parmusi, Golkar, Parkindo, PNI, Perti, IPKI dan Murba. Bentuk pengaruh lain juga terjadi pada struktur lapisan masyarakat Jawa seperti abangan, santri dan priyayi yang juga dianut oleh masyarakat Surakarta menjadi tidak lazim lagi. Proses nasionalisasi menjadikan lapisan tersebut juga tergeser fungsinya dan tidak digunakan lagi. Perubahan rezim baru ini juga memunculkan reaksi yang berbedabeda di setiap daerah. Pemilihan umum juga tidak lepas dari proses kampanye yang diikuti oleh partai politik peserta pemilihan umum tahun Pelaksanaan kampanye ini lebih banyak aturan dibandingkan kampanye pemilihan umum sebelumnya yakni tahun Tujuan dari kampanye adalah menyampaikan pesan-pesan politik berupa program dan pandangan partai kepada masyarakat agar mereka mengetahuinya dan tertarik. 7 Pada pelaksanaan kampanye diharapkan agar massa yang mengikuti dapat memberikan suaranya dan tertarik pada program partai tersebut. Strategi kampanye partai yang bersangkutan didukung oleh sarana dan keamanan yang tertib. 7 Azizah Apriani., Dinamika Kampanye Pemilihan Umum Legislatif Di Surakarta Tahun 1997 s.d , hlm. 3.

7 7 B. Rumusan Masalah Dalam uraian yang sudah dipaparkan pada latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi sosial politik Kota Surakarta sebelum masa Pemerintahan Orde Baru pada tahun 1971? 2. Bagaimana bentuk konstelasi politik di Surakarta pada pemilu tahun 1971? 3. Apadampak pemilu tahun 1971 terhadap sosial politik masyarakat Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi sosial politik Kota Surakarta sebelum masa Pemerintahan Orde Baru tahun Untuk mengetahui bentuk konstelasi politik di Surakarta pada pemilu tahun Untuk mengetahui dampak pemilu tahun 1971 terhadap sosial politik masyarakat Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai situasi politik di bawah Orde Baru pertama kali dan bagaimana situasi sosial politik pada saat pemilihan umum tahun 1971 di

8 8 Surakarta. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi kepentingan dan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai perkembangan setiap pemilu yang terjadi di Surakarta, bahwa pemilu yang terjadi dari tahun ketahun tidak pernah lepas dari peran pemilu dari masamasa sebelumnya sehingga penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengkaji setiap perkembangan tatanan kehidupan masyarakat Kota Surakarta. E. Tinjauan Pustaka Buku karya Herberth Feith Pemilian Umum 1955 di Indonesia diterbitan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (1999).Buku ini mengulas gambaran mengenai kondisi politik di Indonesia dalam menghadapi pemilu pertama kali yang dilaksanakan secara nasional. Buku ini juga menjelaskan bagaimana menujukkan pola gerak dan faktor-faktor yang menentukan percaturan politik di Indonesia. Partai-partai memulai perang demokrasi dengan cara berkampanye sesuai dengan strategi sendiri. Metode dan teknik kampanye yang digunakan dan ramuannya berbedabeda dari partai ke partai dan dari daerah-ke daerah. Pertemuan diselenggarakan di semua tingkat di alun-alun kota atau balai desa, dengan para pembicara dari Jakarta atau tokoh partai setempat. Pertemuan tersebut meliputi rapat umum atau rapat anggota, pertemuan perempuan atau pertemuan pemuda, ceramah umum, pemutaran film dan pertunjukan yang diramaikan dengan pertunjukan teater rakyat.

9 9 Strategi yang digunakan oleh semua partai memiliki cara sendiri, selain itu juga ada perbedaan penekanan. Pada tahap kampanye, semua partai besar semakin menyadari betapa pentingnya mempunyai anggota sebanyak mungkin. Kartu anggota yang diperoleh tanpa uang pendaftaran atau iuran wajib juga menciptakan ikatan yang efektif. Dukungan dari penduduk desa terhadap suatu partai berhasil diperoleh dan betapa besarnya kerelaan penduduk ituyang mendukung setiap partai politik akan dibuat lebih kukuh lagi dengan memberinya kartu anggota. Penerimaan anggota baru jarang disertai dengan pengambilan sumpah, tetapi khasiat kartu anggota serupa dengan sumpah. Jadi, hampir semua partai bekerja keras mencari anggota baru sebanyak mungkin. Jumlah anggota yang dikemukakan partai politik pasti ada yang dilebih-lebihkan. Tetapi angka yang diberikan pengurus partai di tingkat kabupaten cukup dapat dipercaya. Angka ini menunjukkan jumlah anggota yang terdaftar.buku ini memberikan relevansi terhadap penulisan skripsi mengenai fenomena situasi politik pada pemilu pertama era orde baru. Respon dari berbagai masyarakat dan strategi yang digunakan setiap partai memiliki strategi senidiri. Buku ini bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui beberapa model kampanye yang digunakan setiap partai dan membandingkan model kampanye pada pemilihan umum berikutnya. Buku karya R. William Liddle dalam Pemilu-pemilu Orde Baru Pasang Surut Kekuasaan Politik diterbitkan oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) tahun 1992 menuliskan serangkaian artikel dalam kurun waktu tentang

10 10 pemilu-pemilu Indonesia semasa Orde Baru. Buku ini memberikan penjelasan mengenai beberapa permasalahan yang berhubungan dengan Golkar dalam mengambil alih kekuasaan Orde Baru.Buku ini menjelaskan mengenai lapisan msyarakat seperti santri dan abangan ikut berperan dalam situasi poitik menjelang pemilu tahun Lapisan-lapisan masyarakat tersebut sangat mempengaruhi kehidupan poitik Indonesia. PNI yang menginginkan menjadi satu-satunya partai terbesar abangan setelah ada usaha dari orde baru yang menghapuskan PKI. Kampanye Golkar tidak banyak menyinggung partai-partai Islam karena status non-pemerintahannya. Oposisi bersama terhadap Golkar oleh pemimpin-pemimpin yang wajib masuk Golkar setidak-tidaknya menimbulkan dua konsekuensi penting, yang pertama berhubungan dengan pengambilan sikap atau persepsual, tang kedua struktural. Tidak ada pemimpin lokal seperti abangan maupun santri merasa Golkar dalam pengertian-pengertian ideologis resminya sebagai organisasi yang akan membantu pemerintah dalam artikulasi gagasan dan pelaksanaan programprogram modernisasi dan pembangunan. Secara struktural ketidakmampuan Golkar untuk menarik dukungan sukarela dari tiap segmen penduduk Golkar tidak bisa menjadi organisasi koheren yang mampu menciptakan mobilisasi dukungan populer jangka panjang demi kepentingan pemerintah. Dari kalangan pejabat militer dan sipil tingkat tertinggi yang diberi tanggungjawab atas kampanye lokal Golkar dan menganggap Golkar hanya menjadi kerangka untuk penerusan perebutan kekuasaan lama antara individu-individu dan

11 11 lembaga-lembaga, suatu pengingkit yang jika dimanipulasi dengan tepat biasa memberikan keuntungan menentukan.relevansi buku ini teradap skripsi ini adalahmengenai strategi yang digunakan Orde Baru dan pendekatan yang dilakukan terhadap beberapa lapisan masyarakat.buku ini juga memberikan gambaran mengenai peran para priyayi, santri dan abangan yang dapat mempengaruhi massa peserta partai dalam memperoleh suara. Peran masyarakat ini pada nantinya mempengaruhi strategi setiap partai dalam mendekati dan memperoleh suara rakyat. Buku karya Clifford GreetzAbangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa diterbitkan oleh Pustaka Jaya tahun 1981 menjelaskan mengenai struktur sosial masyarakat itu sendiri sehingga dalam penulisan skripsi ini sangat membantu dalam mendefinisikan perbedaan mengenai struktur sosial masyarakat itu sendiri. Struktur-struktur sosial yang dimaksud adalah abangan (yang intinya berpusat di pedesaan). Santri (yang intinya berpusat di tempat perdagangan atau pasar), dan priyayi (yang intinya berpusat di kantor pemerintah, di kota). Tiga lingkungan berbeda yaitu pedesaan, pasar dan kantor bersamaan dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda yang berkaitan dengan masuknya agama serta peradaban Hindu dan Islam di Jawa telah mewujudkan adannya abangan yang menekanakan pentingnya aspek-aspek animistik, santri yang menekankan aspek-aspek islam, priyayi yang menekankan aspek-aspek Hindu. Perwujudan citra agama masng-masing struktur sosial tersebut adalah pesta-pesta ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha untuh menghalau berbagai makhluk halus

12 12 jahat yang dianggap sebagai penyebab dari ketidakaturan dan kesengsaraan dalam masyarakat agar ekuilibrium dalam masyarakat yang dicapai kembali (abangan); penekanan pada tindakan-tindakan keagamaan dan upacara-upacara sebagaimana digariskan dalam islam (santri); dan suatu kompleks keagamaan keagamaan yang menekankan pada pentingnya hakikat alus sebagai lawan dari kasar (kasar dianggap sebagai ciri-ciri utama abangan), yang perwujudannya tampak dalam berbagai sistem simbol yang berkaitan dengan etiket, tari-tarian dan berbagai bentuk kesenian, bahasa, dan pakaian (priyayi). Skripsi yang ditulis oleh Wagiyanto dengan judul Pengaruh Golkar Terhadap Massa Politik Pada Masa Orde Baru dengan studi kasus mengenai pemilu di Galur Kulon Progomenjelaskan mengenai situasi politik pada pemilu pertama ( 1971 ) dan pemilu kedua ( 1977 ) pada massa Orde Baru. Pemilu kali ini memperlihatkan seberapa besar partisipasi masyarakat yang dapat dicapai setelah 16 tahun terbengkalai. Pada pemilu 1971 terlihat bahwa Golkar cukup berhasil dalam mengumpulkan suara, disisi lain Golkar baru pertama kali mengikuti pemilu ini. Golkar berhasil memasuki wilayah Galur dengan pendekatan budaya yaitu budaya paternalistik ( patron client ). Pendekatan ini digunakan berdasarkan daerah Galur, yang terletak dekat dengan Pantai Selatan dan termasuk wilayah Daerah Istiewa Yogyakarta. Sebagian besar masyarakat Yogya masih memegang budaya patuh ( tradisi menghormat ). Mereka sudah terbiasa menghormat kepaa atasan pemimpin, sehingga

13 13 kesetiaan rakyat kepada pemimpin cukup besar. Sosialisasi ide politik Golkar pada pemilu 1971 terpusat pada dua kepemimpinan yaitu pemimpin informal ( para kyai ) dan pemimpin formal ( camat dan bawahannya ). Golkar merupakan organisasi peserta pemilu yang awal pada masa Orde Baru. Kehadiran Golkar dalam pemilu 1971 masih merupakan barang baru bagi masyarakat Galur. Pada pemilu 1971 yang ada hanya kepatuhan bawahan terhadap atasan. Kedudukan camat, kepala desa dan para pamong lainnya hanya sebagai alat bagi penguasa tingkat atas untuk meraih suara mayoritas bagi Golkar. Bentuk kampanye dengan door to door (dari pintu ke pintu ), lebih sering dilakukan oleh kepala dusun (dukuh). Biasanya Pak Lurah (kepala desa) yang mendapat perintah dari camat, langsung memberikan mandat kepada para dukuh untuk mengkampanyekan Golkar. Kampanye Golkar yang disponsori para kepala desa. Golkar mendapat bantuan yang besar dari mereka dan masyarakat merasa tertarik dengan adanya janji-janji pembangunan. Pada akhirnya kampanye ini berdampak pada perolehan suara pada pemilu 1971, dimana Golkar meraih suara mayoritas. Pada pemilu 1971 camat, lurah, dan pamong desa lainnya masih ditarget. Seorang camat harus menyuruh bawahannya, yakni kepala desa untuk mengadakan kampanye dari pintu ke pintu. Janji-janji Golkar yang diucapkan pada saat kampanye pemilu 1971, lebih mengarah pada kemakmuran rakyat Galur. Kampanye pada pemilu 1971 memiliki dampak positif, yakni akan tercapai sebuah kemakmuran bagi rakyat Galur. Golkar

14 14 sendiri mengharapkan adanya dukungan politik dari rakyat Galur, namun pada pemilu 1971 ternyata Golkar meraih suara minoritas.relevansi dalam penulisan skripsi ini adalah dapat dijadikan sebagai pembanding untuk mengetahui strategi yang digunakan pemerintah Orde Baru masuk kewilayah tersebut. Skripsi yang ditulis oleh Kanifan Kusuma Putra dengan judul Perang Wacana Kampanye Partai Politik Di Media Massa Pada Pemilihan Umum Tahun 1955 ( Studi Kasus PNI, PKI, Masyumi, Dan NU Di Jawa Tengah)menjelaskan mnegenai perolehan suara rakyat, partaipartai politik melakukan upaya upaya-upaya untuk memenangkan pemilihan umum tahun Upaya tersebut diiplementasikan dalam pelaksanaan kampanye untuk menarik perhatian. Wacana-wacana berhamburan sebagai upaya untuk mengambil hati rakyat. Empat besar partai pemenang pemilihan umum, yakni PNI, Masyumi, Nu, dan PKI juga terlibat secara aktif dalam kampanye. Masing-masing memiliki pendekatan dan sasaran yang telah dipetakan sedemikian rupa. Wacana utama yang diangkat oleh PNI adalah menekankan pada kemandirian. Sementara itu Masyumi mengangkat wacana utama tentang partai Islam yang membawa kebenaran Tuhan. Sementara itu NU yang juga partai Islam membawa konsep tentang Islam keindonesiaan. Dan PKI membawa wacana tentang kerakyatan dalam bingkai Marxixme. Kampanye untuk menarik simpati masyarakat, tidak jarang partaipartai tersebut mengalami pertarungan wacana. Hal ini terjadi pula pada partai empat besar pemenang pemilu Pertarungan wacana terutama

15 15 terjadi antara PNI-Masyumi, PKI-Masyumi. Di jawa Tengah, wacanawacana partai dan pertarungannya juga mewarnai proses kampanye menjelang hari pemungutan suara. Partai-partai lain menganggap Masyumi sebagai rival, sehingga serangan bertubi-tubi datang menyerang Masyumi. Relevansi skripsi ini pada penulisan ini adalah memberikan gambaran mengenai situasi politik pada pemilihan umum sebelumnya, sehingga dapat dijadikan pembanding pada pemilihan umum tahun F. Metode Penelitian Nugroho Susanto memaparkan, metode sejarah adalah kumpulan prinsip-prinsip atau aturan yang sistematis, dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahanbahan untuk penulisan sejarah, menilai secara kritis dan menyajikan suatu sintesa dalam bentuk tulisan. 8 Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode historis untuk melihat sosial politik dari permasalahan yang dikaji. Metode historis merupakan metode kegiatan mungumpulkan, menguji, dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, kemudian merekonstruksi data-data yang diperoleh tersebut sehingga menghasilkan suatu historiografi (penulisan sejarah) 9 Dalam hal ini menggunakan pendekatan sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan guna untuk mengungkapkan Dampak Sosial Politik Pemilihan Umum Tahun 1971 di Surakarta. 8 Nugroho Notosusanto., Masalah Penelitian Sejarah, Suatu Pengalaman.,(jakarta: Yayasan Idayu, 1978).,hlm.1. 9 Gottshalk Louis., Mengerti Sejarah., (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986)., hlm. 32.

16 16 Adapun metode sejarah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat langkah, yaitu: 1. Heuristik Tahap ini merupakan usaha mencari dan mengumpulkan data sebagai sumber bagi penelitian sejarah. Penelitian dilakukan dengan penelusuran sumber-sumber data di berbagai tempat yang diketahui menyimpan sumber-sumber yang diperlukan dalam penelitian. Tahap ini terdiri dari: a. Sumber Tertulis Dokumen yang digunakan berupa arsip-arsip berkenaan dengan Pemilu Tahun 1971 di beberapa lembaga yaitu Monumen Pers, Arsip Golkar, Arsip Daerah, Arsip Nasional Indonesia (ANRI) dan Perpustakaan Nasional. Sumber lain yaitu berupa literatur dan buku referensi yang berhubungan dengan pemilihan umum tahun Referensi ini diperoleh dari Perpustakaan Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Lab. Sejarah FIB, media online dan koleksi pribadi. b. Wawancara Wawancara ini juga sangat diperlukan untuk mengungkap aspek - aspek yang berkaitan dengan Proses Pemilihan Umum tahun 1971 di Surakarta. Wawancara mendalam dilakukan secara bebas dan terbuka terhadap narasumber yang dipilih secara representative, yaitu Bapak Hadiyono (pelaku sejarah dan ketua TPS pada masa Orde Baru), Ibu Samiah (pelaku sejarah), Bapak Budi (seorang aktivis angkatan 80-an) dan narasumber yang dianggap mampu memberikan penjelasan mengenai situasi yang terjadi saat proses pemilu tahun 1971 di Surakarta.

17 17 Wawancara akan dilakukan kepada masyarakat yang mengalami masa itu untuk memperoleh data yang akan mewakili respon masyarakat itu sendiri terhadap pemilihan umum tahun Narasumber lain juga akan dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. 2. Kritik Sumber Kritik sumber bertujuan untuk mencari keaslian sumber-sumber yang diperoleh melalui kritik intern dan ekstern. Kritik ekstern bertujuan mencari keaslian data bentuk fisik sumber tersebut. Ktitik intern digunakan untuk mengkritisi data yang terkandung dalam sumber tertulis atau menguji kredibilitas sumber. Suatu sumber disebut kredib apabila sumber itu paling mendekati dengan apa yang sebenarnya terjadi, sejauh yang dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan secara kritis terhadap sumber-sumber pertama agar terjaring fakta terpilih. Pada tahap ini, kritik sumber dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh untuk mendapatkan data yang bisa dipercaya untuk penulisan ini. 3. Interpretasi Interpretasi yaitu usaha-usaha untuk menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dari data-data yang telah diseleksi pada tahapan sebelumnya untuk selanjutnya dianalisa untuk menemukan makna sejarah. Interpretasi data ini akan menghasilkan fakta dari data sumber tentang informasi yang terkandung di dalamnya. Jadi, proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari

18 18 wawancara mendalam, dokumen, tulisan media massa dan foto. 10 Fakta yang berhasil dikumpulkan melalui proses analisis, kemudian dilakukan pengolahan data yaitu membuat penjabaran, menyusunnya dalam satuansatuan, kemudian pengelompokan. Ide-ide yang diperoleh dalam bentuk fakta itu dituangkan pada suatu karya penulisan sejarah ilmiah. Pada tahap ini, penulis dituntut menganalisis lebih lanjut dengan berbagai teori dan pendekatan yang diambil dari ilmu banu terkait. 4. Historiografi Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, dan pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Laporan disusun corak deskriptif-analitis. G. Sistematika Penulisan Penulisan sistematika ini berdasarkan bab demi bab. Penyusunan ini diharapkan dapat memberikan gambaran peristiwa yang menunjukan kontinuitas perkembangan kejadian yang beruntun. Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan dari beberapa studi pustaka, metode penelitian dan analisis data. Bab II berisikan tentang tinjauan demografis wilayah Kota Surakarta, gambaran mengenai keanekaragaman penduduk di Surakarta, gambaran sosial politik kota Surakarta pada saat menjelang masa Pemerintahan Orde Baru. Kondisi sosial masyarakat mencakup portrait 10 Kasijanto,et.al., Pedoman Sejarah Lokal.,(Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.2005).,hlm

19 19 masyarakatnya dan kondisi politik meliputi strategi pemerintahan orde baru dalam menerapkan politiknya. Bab III menjelaskan mengenai proses pemilihan umum tahun 1971 di Surakarta serta strategi pelaksanaan pemilihan umum itu sendiri. Strategi pelaksanaan pemilihan umum mencakup beberapa hal antara lain; peraturan perundang-undangan, sistem pemungutan suara, persaingan kampanye antar partai, daftar partai yang mengikuti pemilu tahun 1971 dan bentuk kecurangan yang dipakai dalam menarik massa. Bab IV menjelaskan mengenai dampak yang ditimbulkan dari pemilihan umumtahun Pada bagian ini menjelaskan mengenai hasil dari pemilihan itu sendiri,dampak Orde Baru terhadap partai politik dan fungsi militer sebagai kekuatan politik pemerintah, dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat mencakup kehidupan sosial masyarakat Surakarta dan Peran Keraton Surakarta terhadap pelaksanaan pemilihan umum tahun Bab V berisikan tentang kesimpulan dari penulisan dan merupakan jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah satunya adalah dengan adanya pelaksanaan pemilihan umum. Esensi dari pemilihan umum adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersamasama dan merealisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa rezim Orde Baru kebebasan individu, dalam menyatakan pendapat, kebebasan berorganisasi dan kebebasan pers sangat dibatasi oleh aturan yang ketat secara

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang didasarkan oleh suatu prinsip yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan salah satu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu menguntungkan, karena munculnya parpol-parpol tersebut tidak dikehendaki oleh pemerintahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh selama penelitian yaitu tentang bagaimana upaya PPP dalam meningkatkan perolehan hasil suara pada Pemilu tahun

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) 1. Lembaga tinggi negara yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD adalah a. DPR c. DPD e. MK f. MA 2. Yang bukan Tugas MPR adalah a. Melantik Presiden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sistem pemilihan juga telah membawa perubahan hubungan tata Pemerintahan antar pusat dan daerah. Pendelegasian kekuasaan dari pusat ke daerah tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan rakyat. Melalui Pemilihan Umum juga diyakini akan melahirkan wakil dan pemimpin yang dikehendaki rakyatnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan sebuah wadah untuk menciptakan pemerintah yang demokratis. Indonesia pun hingga saat ini telah melaksanakan pemilihan umum terhitung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai kompetisi politik kepartaian untuk meraih kekuasaan. Pada awal kemerdekaan, politik aliran sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan. BAB I PENDAHULUAN I. 1.Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan tulang punggung dalam demokrasi karena hanya melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan. Kenyataan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan ** AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1 Yusuf Hamdan ** Abstrak Memahami Islam dapat dilakukan dalam tiga matra: Islam dalam cita, citra, dan fakta.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 149 5.1 Simpulan Umum BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Partai politik merupakan lembaga politik tempat warga negara menyalurkan berbagai aspirasi politiknya guna turut serta membangun negara menuju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2 Oleh Dadang Juliantara Kalau (R)UU Kebudayaan adalah jawaban, apakah pertanyaannya? I. Tentang Situasi dan Kemendesakkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.04,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA.LURAH DESA. Perubahan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul, Tata, Cara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa orde lama. PKI memiliki tujuan mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis. Keterlibatan

Lebih terperinci

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat sipil lahir dari interaksi sosial masyarakat yang terbina berkat ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh sebagai penyeimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Peranan Ali Moertopo Dalam Mewujudkan Stabilitas Politik Pada Masa Pemerintahan Soeharto (1966-1984). Kesimpulan tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai 148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat periode tahun 1950-1960. Maka penulis dapat menyimpulkan. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai lanjutan dari Penetapan Presiden No. 3 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah provinsi itu dibagi atas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 82 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil pembahasan tentang Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar) Tahun 1964-1997 yang telah dilakukan di Bab IV. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia ini yang menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, dimana dalam sistem ini kedaulatan berada ditangan rakyat

Lebih terperinci

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB KELOMPOK 11 Nama Anggota: Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) Rizki Utami (14144600210) Siti Aminah (14144600198) Kelas: A5-14 FKIP/PGSD Tugas Kelompok : PKN Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik sendiri hakikatnya adalah sebagai sarana bagi masyarakat atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang sama dengan mengusung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa adalah istilah yang digunakan sampai sekarang untuk jenis media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu instrumen terpenting dalam sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut pasal 1 ayat 1 UU. No. 39 tahun 1999 yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dengan keberadaan manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di seluruh dunia. Saking derasnya arus wacana mengenai demokrasi, hanya sedikit saja negara yang

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa memiliki peran penting bagi perkembangan bangsa itu sendiri. Hal ini menunjukkan pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Ketua Divisi Pemungutan dan Perhitungan Suara, duduk dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Ketua Divisi Pemungutan dan Perhitungan Suara, duduk dijajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Netralitas KPU mulai dipertanyakan ketika Andi Nurpati yang menjabat sebagai Ketua Divisi Pemungutan dan Perhitungan Suara, duduk dijajaran pengurusan inti DPP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum dan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi dari tingkat pusat sama tingkat daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci