BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu menguntungkan, karena munculnya parpol-parpol tersebut tidak dikehendaki oleh pemerintahaan Soeharto. Adanya kebijakan pemerintah Soeharto untuk menyempitkan atau memfusikan partai-partai politik yang ada, bertujuan agar kesetabilan politik dapat terwujud. Selain dari itu adanya kebijakan tersebut disebabkan trauma terhadap pemerintahan sebelumnya terutama pada masa Demokrasi Parlementer. Tahun 1971 pemerintahan Soeharto yang kemudian dikenal dengan rezim Orde Baru mulai menyelenggarakan kembali Pemilu, setelah sekian lama tidak terselenggarakan sejak pemilu tahun Pemilu tahun 1971 merupakan Pemilu yang pertama dilaksanakan pada masa pemerintahan Orde Baru. Sehubungan dengan partai politik yang menjadi kontestan pada Pemilu tahun 1971 terdapat sembilan partai, yaitu PNI (Partai Nasionalis Indonesia), NU (Nahdlatul Ulama), Partai Katolik, Partai Murba (Partai Musyawarah Rakyat Banyak), PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia), IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Parmusi ( Partai Muslimin Indonesia), Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), dan kemudian menyusul Golkar (Golongan Karya) ( Poerwantana, 1994: 78). 1

2 Pemilu pertama Orde Baru tahun 1971 adalah awal bergabungnya kekuatan pemerintahan dan ABRI ( TNI ) yang jelas berpihak dan mendukung Golkar. Kekuatan ini berhasil membawa Golkar sebagai pemenang sekaligus sebagai single majority dengan memperoleh 236 kursi atau kurang lebih 65 % suara ( Harmain, Nurhuda, 2000: 50). Diantara partai-partai besar, hanya NU yang dapat bertahan dengan memperoleh (58 kursi), PNI (20 kursi), Parmusi (24 kursi), PSII (10 kursi), Parkindo (10 Kursi ), IPKI ( 7 kursi), Perti (2 kursi), sementara itu partai Murba tidak memperoleh kursi, sedangkan untuk ABRI (TNI) disediakan 75 kursi yang keanggotaannya dilakukan dengan pengangkatan, sehingga jumlah seluruh anggota DPR ada 460 anggota sedangkan MPR seluruhnya ada 920 orang, 130 diantaranya merupakan utusan daerah (Poerwantana, 1994: 78-79) Kunci kemenangan Golkar ini tentunya tidak lepas dari peran monopoli efektif terhadap birokrasi sipil dan militer. Perolehan suara yang tidak merata itu merupakan peluang bagi pemerintah Orde Baru dalam melanjutkan upayanya untuk melemahkakn partai-partai dengan tekanan maupun perintah langsung. Partai-partai diperintahkan untuk melebur menjadi dua, yaitu, satu partai untuk kalangan Nasionalis dan Kristen, dan satu partai lain untuk kalangan Islam. Menghadapi tekanan terus menerus dari pemerintah sepanjang tahun 1972, empat partai Islam, yakni NU, Parmusi, PSII, dan Perti, berfusi membentuk PPP ( Partai Parsatuan Pembangunan) pada 5 januari Sementara itu partai-partai Nasionalis dan Kristen, yakni PNI, IPKI, Partai Katolik, Parkindo, dan Murba, berfusi membentuk PDI ( Partai Demokrasi Indonesia) pada 10 Januari

3 (Tanthowi, 2005: 52). Kebijakan ini diambil pemerintah untuk menyederhanakan sistem kepartaian dan membuatnya lebih mudah diatur. Adanya kebijakan ini Soeharto bermaksud memberi ruang hanya kepada tiga bendera untuk berkompetisi dalam Pemilu Partai Persatuan Pembangunan terbentuk dari hasil fusi empat partai yang semuanya berasakan Islam. Fusi keempat partai tersebut pada dasarnya merupakan tuntutan terhadap perubahan sistem politik di tingkat nasional dan bukan disebabkan atas dasar persamaan agama dari unsur-unsur pendukungnya. Adanya kebijakan pemerintah untuk menggabungkan partai-partai yang ada, sesungguhnya disatu sisi bagi partai Islam (Partai Persatuan Pembangunan) sangat menguntungkan, karena partai-partai Islam yang selama ini terpisah-pisah menyatu menjadi satu kekuatan. Di sisi yang lain dengan adanya fusi ini ketegangan atau konflik di tubuh partai kerap terjadi, hanya gara-gara menentukan jumlah proporsi tiap masing-masing partai dan juga siapa yang pantas untuk duduk di kursi DPR. Strategi utama pemerintah Orde Baru untuk memenangkan Pemilu yaitu dengan mengeluarkan Kepres No. 82/1971 secara tegas memasukan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) sebagai salah satu komponen Golkar. Mobilisasi ini sangat efektif untuk mengangkat suara Golkar sehingga dengan mewajibkan PNS mendukung Golkar adalah wujud dari mobilisasi dan bukan partisipasi, karena pilihannya itu tidak dilandasi oleh kebebasan, melainkan lebih karena paksaan. Kebijakan ini sering disebut dengan monoloyalitas. 3

4 Tidak hanya itu upaya pemerintah untuk memperkecil peran-peran partai politik masih terus berlanjut. Pada bulan Agustus pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No 3 tahun 1975 tentang organisasi politik yang hanya memiliki kepengurusan sampai di tingkat kota dan kabupaten, sedangkan di tingkat kelurahan dan desa hanya memiliki komisaris yang berfungsi sebagai pelaksana. Kebijakan ini pun sering disebut dengan floating mass (massa mengambang) (Sjamsuddin dalam Zulkiply Hamid, 1988: 601). Menjelang masa kampanye 1977, kepala Kopkamtib Sudomo mengeluarkan daftar empat jangan bagi partai politik, yakni tidak diijinkan untuk (1) menggunakan tekanan untuk mengancam, (2) mengganggu persatuan nasional, (3) menyinggung martabat pemerintah, anggota masyarakat lain, dan kepala negara lain, (4) mengevaluasi dan mengkritik kebijakan pemerintah. Selama masa persiapan Pemilu 1977, ketegangan antara pemerintah dan Islam (PPP) meningkat tajam, yang juga dialami oleh PDI. Praktis ketika diadakan Pemilu pada tanggal 2 Mei 1977, Golkar keluar sebagai kontestan pemenang Pemilu dengan meraih suara atau 62,11%, mengulangi kemenangannya pada Pemilu tahun Namun perolehan kursinya menurun menjadi 232 kursi atau kehilangan 4 kursi dibanding Pemilu 1971 (Rauf, dalam Alfian dan Nazaruddin S, 1988: 58). Begitu juga di Jawa Barat perolehan suara Golkar menurun sehingga untuk DPR RI dari 76,12% menjadi 66,27% suara, sedangkan untuk DPRD tingkat I dari 76,11 % menjadi 66,32 % suara, dan untuk Kodya Bandung dari 60,44 % menjadi 53,81 % suara. 4

5 Pada Pemilu tahun 1977 Partai Persatuan Pembangunan menempati posisi kedua setelah Golkar dengan perolehan atau 29,29 % suara sedangkan di Kodya Bandung PPP memperoleh atau 30,97 % suara, perolehan ini meningkat jika dibandingkan pada Pemilu tahun 1971 ketika partai-partai Islam yang tergabung dalam PPP seperti NU, PSII, Parmusi, dan Perti masih terpisahpisah yang jumlah keseluruhannya hanya memperoleh atau 24,97% suara. Jadi peningkatan suara PPP pada Pemilu tahun 1977 di Kodya Bandung sekitar enam persen suara. PPP di Kodya Bandung walaupun sebagai kontestan yang kedua setelah Golkar, tetapi mampu meningkatkan perolehan suaranya pada Pemilu 1977, padahal pemerintah telah mengeluarkan segala kebijakan-kebijakannya yang dapat merugikan PPP. Maka berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji Pemilu tahun 1977 di Kodya Bandung dengan beberapa alasan. Pertama, adanya kebijakan pemerintah tetang monoloyalitas dan Floating mass akan menyebabkan perolehan suara Pemilu bagi PPP semakin menurun, dan menyulitkan untuk memperoleh massa di bawah level Kodya Bandung sedangkan bagi Golkar adanya kebijakan tersebut bagaikan mendulang emas dihamparan bumi. Kedua, PPP di Kodya Bandung mampu meningkatkan perolehan suara pada Pemilu tahun 1977 yang sarat dengan depolitisasi partai politik Ketiga, ketika berfusinya PPP tahun 1973, hal ini rawan terjadinya konflik internal partai. Keempat, Kodya Bandung, bagian dari wilayah Jawa Barat dan sekaligus ibu kotanya. Masyarakat Kodya Bandung termasuk masyarakat heterogen, dan bukan termasuk kategori basis Islam, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang 5

6 ada di Jawa Barat, tetapi lebih cocok sebagai pusat pemerintahan dan militer. Sehingga dengan demikian suara pemilih akan lebih banyak kepada Golkar. Berangkat dari uraian dan alasan-alasan di atas menarik bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam mengenai upaya PPP dalam meningkatkan perolehan suaranya pada Pemilu 1977, maka penulis mencoba mengkaji dan merumuskannya dalam sebuah judul: Partai Persatuan Pembangunan: Pemilihan Umum Tahun 1977 di Kodya Bandung. B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah Bagaimana Upaya PPP dalam Meningkatkan Perolehan Hasil Suara dalam Pemilu Tahun 1977 di Kodya Bandung Untuk mengarahkan penelitian, selanjutnya dalam penulisan skripsi ini diajukan beberapa pertanyaan sekaligus menjadi batasan permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi sosial politik di Kodya Bandung sebelum Pemilihan Umum tahun 1977? 2. Bagaimana strategi politik PPP di Kodya Bandung untuk memenangkan Pemilihan Umum tahun1977? 3. Bagaimana perolehan suara PPP di Kodya Bandung dalam Pemilihan Umum tahun 1977? 6

7 C. Tujuan Penelitian Sebagaimana diungkapakan dalam perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan memperoleh keterangan dan pemahaman tentang upaya Partai Persatuan Pembangunan dalam meningkatkan hasil suara Pemilu tahun 1977 di Kodya Bandung, tujuan khusus dari penelitian skripsi ini antara lain bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan kondisi sosial politik di Kodya Bandung sebelum Pemilihan Umum Dengan ini, penulis mengetahui bagaimana gambaran kondisi sosial politik, yang meliputi terbentuknya PPP, kebijakan-kebijakan pemerintah seperti UU No 3 tahun 1975, tentang Floating mass, monoloyalitas dan kebijakan-kebijakan lain. 2. Mengungkapkan strategi politik PPP di Kodya Bandung pada Pemilihan Umum tahun 1977, seperti kampanye, konsolidasi partai, ditambah dengan berbagai faktor lain yang menjadi penyebab naiknya perolehan hasil suara. 3. Mendeskripsikan perolehan suara PPP di Kodya Bandung pada Pemilihan Umum tahun 1977, seperti proses pelaksanaan pemungutan suara, proses pengolahan suara, dan munculnya opini tentang proses Pemilu yang tidak jurdil, dan tidak seimbang, juga perolehan suara yang dimanipulasi. D. Penjelasan Judul Partai Persatuan Pembangunan: Pemilihan Umum Tahun 1977 Di Kodya Bandung, merupakan judul skripsi penulis yang diajukan, dan disetujui oleh pembimbing, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada 7

8 Jurusan Pendidikan Sejarah. Untuk mendapatkan pemahaman mengenai judul skripsi ini, maka penulis akan memberikan penjelasan terhadap beberapa konsep penting yang menjadi dasar dan berkaitan dengan subtansi tulisan ini. Pertama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah salah satu partai politik yang dibentuk pada tahun 1973, sebagai hasil penggabungan (Fusi) dari empat partai politik yaitu, NU ( Nahdlatul Ulama ), Parmusi ( Partai Muslimin In donesia ), PSII ( Partai Syarikat Islam Indonesia ), dan Perti ( Persatuan Tarbiyah Islamiyah). Adanya fusi ini merupakan dampak dari diundangkannya UU No.3/1973. Gagasan penyederhanaan partai politik ini sebagai bagian dari rencana stabilitas politik nasional. Kedua Pemilihan Umum tahun Sistem yang digunakan dalam Pemilu tahun 1977 menggunakan sistem Proporsional dengan stelsel terdaftar. Sistem Proporsional atau sistem perwakilan berimbang memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: 1. Wilayah negara ditetapkan sebagai satu daerah pemilihan yang bersifat administratif. 2. Jumlah anggota perwakilan rakyat ditetapkan berdasarkan imbangan jumlah penduduk misal tiap penduduk mempunyai seorang wakil. 3. Pemilih, memilih organisasi peserta Pemilu (OPP). Namun dengan demikian OPP mengajukan calon-calonnya disusun dalam satu daftar. Jadi pemilihan umum adalah proses pemilihan wakil-wakil rakyat melalui partai politik yang dilakukan secara serentak diseluruh Indonesia. Dalam skripsi 8

9 ini, pemilihan umum tahun 1977 rentang waktunya antara bulan Pebruari sampai bulan Mei yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan hasil. Ketiga Kodya Bandung, pada tahun 1957 berdasarkan Undang-Undang Nomor 1/1957, sebutan Kota Besar Bandung diubah menjadi Kotapraja Bandung. Pada tahun 1965 sesuai dengan UU No 5 tahun 1965 yang diundangkan pada tanggal 1 September 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Maka sejak 19 Maret 1966 dengan surat edaran Kepala Daerah Bandung No. 637, yang asalnya Kotapraja Bandung mengalami perubahan menjadi Kotamadya Bandung. Secara geografis Kodya Bandung terletak pada 107 Bujur Timur dan 6 55 Lintang Selatan, Kodya Bandung berada pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian m dari permukaan laut dan terendah di sebelah Selatan adalah 675 m di atas permukaan laut. Batas wilayah Kodya Bandung meliputi; sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Cimahi Utara, Cimahi Tengah, dan Cimahi Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Cileunyi, sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Lembang, Cimenyan dan Cilengkrang, sedangkan sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Margaasih, Margahayu, Danyeuh Kolot dan Bojong Soang. Pemerintahan Kodya Bandung terbagi kedalam 16 kecamatan dan 59 kelurahan. E. Metode dan Teknik Penelitian Dalam mengkaji Pemilu Tahun 1977 di Kodya Bandung, penulis menggunakan metode historis, metode historis sendiri mengandung arti proses 9

10 menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu (Gottschalk, 1986:32). Sedangkan metode menurut Ismaun (2005:48-50) memiliki 4 langkah yang harus dilakukan agar proses menguji dan menganalisis fakta dapat tercapai. Empat langkah tersebut adalah sebagai berikut: Pertama heuristik, yaitu kegiatan pencarian dan pengumpulan sumbersumber sejarah atau jejak-jejak masa lalu yang relevan. Pada tahapan ini penulis harus menentukan sumber yang cocok untuk menjawab persoalan atau permasalahan dalam penelitian, baik sumber yang berbentuk primer seperti hasil wawancara, arsip-arsip, dan koran tentang hasil Pemilu tahun 1977, maupun sumber sekunder seperti buku-buku. Langkah yang pertama penulis lakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber-sumber tersebut yang dapat mendukung dan menjawab dalam kajian skripsi ini. Penulis telah mengunjungi perpustakaan-perpustakaan yang ada di Bandung diantaranya; UPI, Unpad, Unpar, dan juga mengunjungi Perpustakaan Nasional yang ada di Jakarta. Kedua kritik, yaitu menyeleksi atau menyaring keotentikan jejak-jejak atau data-data yang telah ditemukan. Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian mendalam terhadap sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan dengan cara mengkritik dan menganalisis materi dari berbagai litelatur atau buku-buku, dan arsip-arsip, juga hasil wawancara. Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang sesuai dengan kajian skripsi ini, selanjutnya dilakukan kritik eksternal yaitu cara pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan, dan kritik internal yakni 10

11 cara pengujian yang dilakukan terhadap aspek dalam yang berupa isi dari sumber tersebut. Ketiga interpretasi, yaitu memaknai atau memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh dengan cara menghubungkan satu sama lainnya. Pada tahapan ini penulis mencoba menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian. Penafsiran terhadap fakta-fakta mengenai Pemilu PPP di Kodya Bandung tahun Selain itu penulis berusaha untuk menggunakan pendekatan interdisipliner dengan kajian multidimensional yaitu meminjam atau menggabungkan berbagai konsep-konsep disiplin ilmu, baik sosiologi, antropologi, politik atau pun yang lainnya.. Keempat historiografi, yaitu penyajian penulisan yang dilakukan dari hasil interpretasi untuk mewujudkan cerita sejarah, dalam tahapan ini penulis berusaha untuk memproses terhadap informasi dan sumber sejarah yang didapatkan dari berbagai sumber untuk kemudian ditulis menjadi suatu kisah sejarah yang ilmiah dalam bentuk skripsi dengan gaya bahasa yang dapat dimengerti juga menggunakan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di UPI. Teknik-teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan dan menganalisis materi dari berbagai litelatur atau buku-buku yang relevan untuk memecahkan masalah penelitian. Selain itu kegiatan membandingkan pun dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data yang akurat 11

12 2. Wawancara, yaitu teknik pengambilan data dengan cara melakukan interview secara langsung dengan narasumber atau para pelaku, dan saksi sejarah pada Pemilu tahun 1977 di Kodya Bandung seperti, ketua DPC PPP, sekretaris, Bendahara, juga para pengurus DPC PPP Kodya Bandung Format wawancara yang digunakan yaitu berupa pertanyaan. Untuk teknik wawancara penulis menghubungi para responden yang mengetahui kondisi pada waktu tersebut sehingga dapat memberikan informasi secara lisan (oral history) tentang kajian skripsi ini. Perangkat yang mendukung dalam proses interview seperti tape-recorder dan kaset kosong dicek dan dipersiapkan secara teliti guna mendapatkan hasil wawancara yang maksimal. F. Sistematika Penelitian Agar memudahkan dan memperlancar dalam melakukan penelitian skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penelitian yang memuat beberapa bab. Pertama bab pendahuluan, bab ini memuat latar belakang masalah yang isinya merupakan alasan-alasan penulis dalam memilih tema ini, selain dari itu termuat juga rumusan dan batasan masalah dengan tujuan agar pembahasan dalam skripsi ini fokus dengan kajian yang dibahas, dan tidak keluar dari garis yang telah ditetapkan. Selanjutnya bab ini memuat tujuan penelitian, sebagai jawaban dari rumusan permasalahan, juga memuat metode penelitian dan sistematika penelitian. 12

13 Bab kedua, tinjauan pustaka. Dalam bab ini penulis berusaha menguraikan secara komprehensif tentang berbagai hasil telaah terhadap konsep-konsep dan hasil penelitian terdahulu terhadap beberapa buku dalam menganalisis permasalahan dengan memaparkan dan mengemukakan pemikiran para ahli yang berkaitan erat dengan permasalahan yang akan dikaji. Bab selanjutnya yaitu bab tiga, dalam bab ini penulis berusaha mencurahkan segala kemampuan dalam menguraikan metode yang mengemukakan kegiatan dan langkah-langkah yang dilakukan, meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi untuk mendapatkan sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji Kemudian bab empat, skripsi yang berjudul Partai Persatuan Pembangunan: Pemilihan Umum Tahun 1977 di Kodya Bandung. Bab ini merupakan proses lanjutan setelah melalui tahapan metode penelitian yaitu hasil penelitian yang berisikan analisis penulis dalam merekontruksi data-data serta fakta-fakta yang telah ditemukan di lapangan terhadap permasalahan-permasalah yang dibahas berupa kondisi sosial politik sebelum Pemilu, strategi PPP dalam memenangkan Pemilu, dan perolehan suara PPP di Kodya Bandung. Skripsi ini juga sekaligus berisikan tentang pemecahan masalah-masalah yang diajukan. Terakhir adalah bab lima, bab ini berisikan tentang kesimpulan atau jawaban atas pertanyaan penelitian terhadap permasalah yang dibahas dalam skripsi ini setelah menganalisis semua fakta-fakta dari berbagai sumber yang relevan dengan pembahasan. 13

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa rezim Orde Baru kebebasan individu, dalam menyatakan pendapat, kebebasan berorganisasi dan kebebasan pers sangat dibatasi oleh aturan yang ketat secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh selama penelitian yaitu tentang bagaimana upaya PPP dalam meningkatkan perolehan hasil suara pada Pemilu tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersamasama dan merealisasikan

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah satunya adalah dengan adanya pelaksanaan pemilihan umum. Esensi dari pemilihan umum adalah

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang didasarkan oleh suatu prinsip yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan salah satu sistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) 1. Lembaga tinggi negara yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD adalah a. DPR c. DPD e. MK f. MA 2. Yang bukan Tugas MPR adalah a. Melantik Presiden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis untuk mengumpulkan sumber berupa fakta dan data yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan ** AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1 Yusuf Hamdan ** Abstrak Memahami Islam dapat dilakukan dalam tiga matra: Islam dalam cita, citra, dan fakta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB KELOMPOK 11 Nama Anggota: Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) Rizki Utami (14144600210) Siti Aminah (14144600198) Kelas: A5-14 FKIP/PGSD Tugas Kelompok : PKN Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi, mulai dari persiapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA MATAKULIAH : (PENGANTAR ILMU POLITIK) DI SUSUN OLEH : REXY MARTINO A321 15 135 PRODI PPKN JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama memiliki pengaruh, yaitu kepemimpinan kiai dan jawara. Kiai merupakan gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu; Pemilu 1955. Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMILU A. PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari

BAB V HASIL PEMILU A. PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari KOMISI UMU M PEM I LI HAN BAB V HASIL PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari 1955 2009 A. Pemilu 1955 (DPR dan Konstituante) B. Pemilu 1971-1999 (DPR) C. Pemilu 2004-2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM 060210302244 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan sebuah wadah untuk menciptakan pemerintah yang demokratis. Indonesia pun hingga saat ini telah melaksanakan pemilihan umum terhitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang diambil. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. penguatan institusi pesantren dan parti politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

BAB VII KESIMPULAN. penguatan institusi pesantren dan parti politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) BAB VII KESIMPULAN Semua dapatan kajian yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya dirumuskan kembali di dalam Bab ini secara ringkas bagi memudahkan pemahaman terhadap objektif, hasil dan manfaat kajian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab III ini, penulis memaparkan metode yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode penelitian ini akan menjelaskan langkah-langkah serta tahapan-tahapan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga BAB V KESIMPULAN Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga berdiri PDI-P, bisa dilihat dari dua aspek, yakni: antar unsur penyokong fusi dan hubungan profesional PDI dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

STRATEGI POLITIK DAN KEMENANGAN GOLKAR DI SEMARANG PADA PEMILU 1971

STRATEGI POLITIK DAN KEMENANGAN GOLKAR DI SEMARANG PADA PEMILU 1971 Vol. 1 No. 1 tahun 2012 [ISSN 2252-6633] Hlm. 30-34 STRATEGI POLITIK DAN KEMENANGAN GOLKAR DI SEMARANG PADA PEMILU 1971 Nia Endra Puspita Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan rakyat. Melalui Pemilihan Umum juga diyakini akan melahirkan wakil dan pemimpin yang dikehendaki rakyatnya.

Lebih terperinci

Pemilu Hasil Pemilu 1999

Pemilu Hasil Pemilu 1999 Pemilu 1999 Setelah Presiden Soeharto dilengserkan dari kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998 jabatan presiden digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Atas desakan publik, Pemilu yang

Lebih terperinci

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai lanjutan dari Penetapan Presiden No. 3 tahun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5 Pada pemilihan calon legislatif tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 7 daerah pemilihan berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998 ini menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Peran Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

Lebih terperinci

Hubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03

Hubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03 Mohammad Natsir, salah seorang tokoh Islam terkemuka pada tahun 1972 pernah mengatakan, mereka (penguasa) memperlakukan kita (Islam) seperti kucing kurap. Pada saat Natsir melontarkan kalimat seperti ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Kinerja Komisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti, dengan judul skripsi Perkembangan Industri Bata Merah Antara Peluang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

Lebih terperinci

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015 MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015 DEFINISI UMUM Partisipasi politik dipahami sebagai berbagai aktivitas warga

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

SEJARAH PEMILU DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM SEJARAH PEMILU DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM Ini merupakan Pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan Pemilu merupakan syarat minimal

Lebih terperinci

KONDISI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

KONDISI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO KONDISI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO 1987-2004 Zain Nur Rusidi SMA N 1 Sukoharjo ABSTRACT United Development Party (Partai Persatuan Pembangunan) is a party founded on January 5,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang berlangsung selama kurang lebih 32 tahun. Dalam memerintah, Soeharto terkenal dengan ketegasannya. Di bawah pemerintahannya

Lebih terperinci

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak terlepas dari berkembangnya budidaya perikanan air tawar di Propinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

BAB II PEMILU DI INDONESIA

BAB II PEMILU DI INDONESIA KOMISI UMU M PEM I LI HAN BAB II PEMILU DI INDONESIA Bab ini menjelaskan tentang: A. Pemilu 1955 (Masa Parlementer) B. Pemilu 1971 1997 (Masa Orde Baru) C. Pemilu 1999 2009 (Masa Reformasi) Waktu : 1 Jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PILEG. pada 9 April Dalam pemilihan umum legislatif di provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM PILEG. pada 9 April Dalam pemilihan umum legislatif di provinsi Lampung 28 IV. GAMBARAN UMUM PILEG 4.1. Gambaran Umum Pileg Pemilihan umum Calon Anggota Legislatif Indonesia tahun 2014, dilaksanakan pada 9 April 2014. Dalam pemilihan umum legislatif di provinsi Lampung dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan uraian mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan dengan skripsi yang berjudul Guru Dua Zaman : Kajian

Lebih terperinci