PROSES-PROSES INDUSTRIALISASI PEDESAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES-PROSES INDUSTRIALISASI PEDESAAN"

Transkripsi

1 47 PROSES-PROSES INDUSTRIALISASI PEDESAAN Pada bab ini dibahas mengenai proses-proses industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian. Bab ini dibahas melalui beberapa sub bab. Sub bab pertama menjelaskan mengenai profil dan perkembangan perindustrian di Kabupaten Semarang. Sub bab kedua menjelaskan mengenenai proses-proses industrialisasi pedesaan di Dusun Karangbolo melalui pengembangan sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) keripik. Implementasi industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian berbentuk pengembangan pengembangan industri yang mengandalkan kekuatan utama berupa sumberdaya yang ada di pedesaan (industry of rural areas). Pada pengertian industrialisasi pedesaan ini, industri merupakan kekuatan yang datang dari dalam pedesaan itu sendiri (indigineous industry). Hal tersebut dapat dilihat dari proses-proses industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian. Implementasi industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian merupakan pengembangan sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) keripik Dusun Karangbolo, industri keripik yang dikembangkan tersebut telah sejak lama dijalankan masyarakat di lokasi penelitian. Profil Perindustrian Kabupaten Semarang Perekonomian Kabupaten Semarang sangat dipengaruhi oleh industri yang menempati urutan teratas sejak Tahun 2000 dengan nilai berkisar antara persen (BAPEDDA Kabupaten Semarang 2011). Jumlah unit usaha industri di Kabupaten Semarang pun cenderung meningkat, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6 Perkembangan jumlah unit usaha industri Kabupaten Semarang pada Tahun No. Jenis Data Satuan Industri Kecil Formal Unit Non Formal a. Sentra b. Non sentra IRT Unit Unit Industri Menengah Besar Sumber: (Disperindag dan PM Kabupaten Semarang 2007) Unit Lebih lanjut, peningkatan jumlah unit usaha industri di Kabupaten Semarang tersebut juga disertai dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri.

2 48 Adapun perkembangan jumlah tenaga kerja industri Kabupaten Semarang sejak Tahun 2003 sampai 2007 dapat dilihat dalam Tabel 7. Tabel 7 Jumlah tenaga kerja industri (jiwa) Kabupaten Semarang Pada Tahun No. Jenis Data Satuan Industri Kecil Formal Orang Non Formal a. Sentra b. Sentra non sentra Orang Orang Industri Menengah Besar Tenaga Kerja Orang Sumber: (Disperindag dan PM Kabupaten Semarang 2007) Unit usaha industri di Kabupaten Semarang tersebar di kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah administrasinya. Data Disperindag dan PM Kabupaten Semarang (2007) menunjukkan bahwa industri besar menengah terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, Pringapus, Bawen, dan Tengaran. Lebih lanjut, industri kecil hampir menyebar di seluruh kecamatan, yaitu kecamatan: Getasan, Tengaran, Susukan, Pabelan, Tuntang, Banyubiru, Jambu, Sumowono, Ambarawa, Bawen, Beringin, Pringapus, Bergas, Ungaran Barat, dan Ungaran Timur. Persebaran industri di Kabupaten Semarang dapat dilihat dalam Tabel 8. Perkembangan terakhir mengenai sektor industri di Kabupaten Semarang juga masih menunjukkan bahwa sektor industri merupakan sektor perekonomian yang mengalami peningkatan yang signifikan di Kabupaten Semarang. Data Disperindag dan PM Kabupaten Semarang (2011) dalam BAPPEDA Kabupaten Semarang (2011) hingga September 2011 menyatakan bahwa industri kecil menengah, yang pada Tahun 2010 jumlah tercatat berjumlah 1360 unit dan bertambah 48 unit pada Tahun 2011 dengan peningkatan jumlah tenaga kerja menjadi orang. Lebih lanjut, industri besar yang ada di Kabupaten Semarang sampai dengan bulan September 2011 tercatat sebanyak 176 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Jumlah nilai produksinya pun cukup besar yaitu mencapai 2 triliyun rupiah. Selain itu, terdapat pula industri rumahtangga sebanyak unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Data industri Kabupaten Semarang hingga September 2011 menurut Disperindag dan PM Kabupaten Semarang (2007) dapat dilihat dalam Tabel 9.

3 49 Tabel 8 Persebaran industri di Kabupaten Semarang Tahun 2007 No. Kecamatan Unit Usaha Unit Usaha Kecil Formal Unit Usaha Industri Menengah dan Besar % % % 1. Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bencak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur Total Sumber: (Disperindag dan PM Kabupaten Semarang 2007)

4 50 Tabel 9 Jumlah dan jenis unit industri dan jumlah tenaga kerja industri (jiwa) di Kabupaten Semarang hingga September 2011 No. Uraian Satuan Jumlah 1. Industri Kecil Menengah Unit Usaha Unit 1408 Tenaga Kerja Orang Nilai Produksi Jt Rp Jumlah Industri Kecil Per Jenis Kerajinan Kulit Unit 22 Kayu Unit 321 Logam/logam mulia Unit 113 anyaman/geranah/keramik Unit 16 Dari kain Tenun Unit 190 Makanan Unit 554 Lainnya Unit Industri Besar Unit Usaha Unit 176 Tenaga Kerja Orang Nilai Produksi Jt rp Rumah Tangga Jumlah Unit Usaha Unit Jumlah tenaga kerja Orang Sumber: (Disperindag dan PM Kabupaten Semarang 2011 dalam BAPPEDA Kabupaten Semarang 2011) Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah industri kecil yang ada di Kabupaten Semarang berjumlah 1408 buah. Jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan dari Tahun 2007 yang hanya berjumlah 1240 unit usaha. Jumlah nilai produksi industri kecil pun dapat dikatakan cukup besar yaitu sebesar 408 milyar rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa

5 51 industri kecil di Kabupaten Semarang merupakan sektor perekonomian yang potensial untuk dikembangkan. Adapun sektor industri kecil tersebut meliputi industri makanan sebanyak 554 unit (35 persen), kayu 321 unit (20 persen), kain tenun 190 unit (13 persen), dan industri kecil lainnya 337 unit (22 persen). Dari sekian banyak industri kecil tersebut, industri makanan merupakan industri kecil terbanyak yang ada di Kabupaten Semarang dan setiap tahunnya semakin bertambah (Disperindag dan PM Kabupaten Semarang 2011 dalam BAPPEDA Kabupaten Semarang 2011). Berdasarkan keterangan dari Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang, sektor industri kecil menegah/rumahtangga memiliki peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Semarang. Beliau menyatakan bahwa industri besar di Kabupaten Semarang secara data memang menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja yang lebih besar daripada penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil menengah/rumahtangga tetapi mayoritas tenaga kerja tersebut bukan berasal dari Kabupaten Semarang. Sebaliknya, industri kecil menengah/rumahtangga memang hanya menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang lebih sedikit bila dibandingkan penyerapan tenaga kerja oleh industri besar tetapi tenaga kerja tersebut lebih berasal dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, sektor industri kecil menengah/rumahtangga perlu dikembangkan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Beliau menyatakan bahwa salah satu lokasi industri kecil menengah/rumahtangga yang bergerak di bidang pengolahan makanan terdapat di RW 07 Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Kabupaten Semarang. RW 07 Dusun Karangbolo merupakan salah satu lokasi industri kecil menegah berbentuk sentra industri rumahtangga di pedesaan yang tercatat secara formal di Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag Kabupaten Semarang. Sentra industri tersebut memproduksi aneka keripik dengan komoditi utama keripik tempe dan tumpi (peyek). Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang menyelenggarakan beberapa kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) di Dusun Karangbolo, misalnya pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan keterampilan dan peningkatan mutu SDM, peningkatan sarana dan prasarana, fasilitasi produksi, fasilitasi perijinan usaha industri, fasilitasi kemasan dan merk, dan fasilitasi pemasaran. Proses-Proses Industrialisasi Pedesaan di Dusun Karangbolo melalui Pengembangan Sentra Industri Kecil-Menengah/Rumahtangga (IKM/RT) Keripik Sentra industri keripik di Dusun Karangbolo tersebar di tiga RT, RW 07 Dusun Karangbolo. Masyarakat RW 07 banyak yang memiliki usaha rumahtangga pembuatan aneka keripik, mulai dari keripik tempe, peyek kacang, peyek rebon, peyek kacang hijau, dan kripik lainnya. Dari sekian produk tersebut, keripik tempe dan tumpi (peyek) merupakan produk unggulan dari sentra industri keripik di Karangbolo. Keripik tempe adalah makanan yang terbuat dari tempe yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma bawang yang gurih. Tempe harus terbuat dari kedelai yang bagus supaya pada saat fermentasi rasanya tidak pahit. Kedelai yang bagus juga memudahkan pengirisan tempe menjadi lembaran kripik yang tipis. Tumpi (peyek) merupakan jajanan keripik yang terbuat dari adonan tepung beras dan telur, adonan tersebut ada yang dicampur dengan kacang tanah, kacang hijau, ataupun

6 52 rebon (ikan teri). Tumpi ini juga dikenal sebagai jajanan yang biasa disajikan saat Idul Fitri, terdapat tradisi untuk menyajikan tumpi sebagai jajanan Idul Fitri, walaupun juga dapat disajikan sehari-hari. Produksi keripik di Dusun Karangbolo merupakan usaha yang cukup menjanjikan. Setiap hari setiap industri rumahtangga pembuat keripik dapat melakukan proses produksi dari jam tujuh pagi hingga sore hari, bahkan terkadang lembur hingga malam hari. Dalam satu hari produksi keripik tempe dan tumpi industri rumahtangga di Dusun Karangbolo dapat mencapai 60 kg dan bahkan dapat mencapai 80 kg ketika bulan puasa maupun lebaran. Setiap industri rumahtangga di Dusun Karangbolo biasanya terdiri dari dua hingga lima pekerja dengan menggunakan tenaga kerja dari anggota rumahtangganya sendiri atau masyarakat setempat. Sistem penggajian pekerja dalam industri keripik ini berbeda-beda, tergantung dari kesepakatan dalam masing-masing pemilik industri rumahtangga dengan pekerjanya. Setiap industri rumahtangga dalam sentra industri ini juga memiliki pangsa pasar dan cita rasa masing-masing. Terdapat industri rumahtangga yang sudah memiliki label tetapi ada juga yang belum mempunyai label. Industri rumahtangga tersebut biasanya memproduksi keripik tempe dan tumpi yang diberi label dan yang tidak diberi label. Selain itu ukuran kemasan keripik tempe dan tumpi yang diproduksi masing-masing industri rumahtangga juga tidak seragam, sesuai dengan permintaan pelanggan masing-masing. Untuk besarnya modal pun tidak seragam melainkan tergantung dari besar-kecilnya industri rumahtangga yang bersangkutan. Modal yang diperlukan oleh industri keripik tersebut berkisar antara Rp ,00 hingga Rp ,00 per hari. Pengelolaan industri dalam sentra industri keripik ini secara umum memang dijalankan masing-masing. Namun, industri rumah tangga pembuat keripik di Dusun Karangbolo tergabung dalam satu kelompok, yaitu Kelompok Mekarjati. Setiap tiga bulan sekali diadakan pertemuan kelompok untuk arisan koperasi bahan baku, berbagi cerita, dan melakukan persiapan apabila ada acara dari pemerintah. Hingga saat ini sudah terdapat sekitar 30 industri rumahtangga pembuat keripik yang tergabung di dalamnya. Saat ini, kelompok tersebut diketuai oleh Ibu Muawannah yang menjabat kurang lebih sejak Tahun Sentra industri keripik Dusun Karangbolo telah cukup dikenal di Kabupaten Semarang. Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag Kabupaten Semarang beberapa kali juga memberikan bantuan berupa alat dan pelatihan bagi pelaku industri dalam sentra industri keripik Dusun Karangbolo ini. Pemilik usaha keripik yang menjadi anggota kelompok Mekarjati pun pernah ikut serta dalam pameran produk dan bazar maupun berbagai acara lainnya yang diadakan oleh instansi pemerintah Kabupaten Semarang. Produksi keripik di Dusun Karangbolo dipelopori oleh salah satu warga, yaitu Ibu Imroatun sejak kurang lebih Tahun Ibu Imroatun pada awalnya hanya memproduksi tempe. Kemudian, beliau memiliki inisatif untuk mengolah tempe menjadi keripik tempe. Beliau berpikir untuk meningkatkan nilai ekonomi tempe yang tidak laku daripada tempe tersebut busuk dan dibuang. Sebagaimana yang dinyatakan oleh anak Ibu Imroatun, yaitu Ibu SFY. Ibu saya dulunya bikin tempe mbak, terus kan daripada bosok kalo nggak laku akhirnya dibikin keripik sama ibu saya. Dulu bikinnya bungkusan kecil-kecil itu lho mbak, dijual di warung, sama di rumah makan-rumah makan gitu, ya lumayan rejekinya memang dari keripik kayaknya mbak - Ibu SFY

7 53 Ibu Imroatun memproduksi keripik tempe dengan kemasan kecil karena beliau bekerjasama dengan warung dan rumah makan-rumah makan yang memerlukan pasokan keripik tempe sebagai camilan maupun pelengkap hidangan. Seiring berjalannya waktu, Ibu Imroatun semakin kebanjiran pesanan. Dalam sehari, Ibu Imroatun bahkan dapat memproduksi keripik tempe mulai dari jam tujuh pagi hingga jam 12 malam. Akhirnya, tetangga-tetangga beliau banyak juga yang ikut mencoba mencari pendapatan melalui produksi keripik. Sejak sekitar Tahun 1989, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang aktif mencari potensi industri di seluruh kecamatan se-kabupaten Semarang. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan potensi industri yang ditemukan di wilayah Kabupaten Semarang. Pada Tahun 1995 sampai 1996 pun akhirnya dibentuk kelompok usaha bersama (KUB) Miraos di Dusun Karangbolo untuk mempermudah koordinasi dengan dinas pemerintahan. Tokoh yang dianggap mempelopori kelompok tersebut adalah Bapak Abu Amar dan Bapak Muslihun. Saat itu terdapat 30 anggota yang merupakan pemilik usaha rumahtangga di bidang produksi keripik di Dusun Karangbolo. Masyarakat dusun Karangbolo memberikan istilah pada anggota kelompok Miraos sebagai generasi pertama produksi keripik di Dusun Karangbolo. Pada sekitar Tahun 2000 pun Disperindag Kabupaten Semarang memberikan bantuan berupa alat perajang tempe. Alat perajang tempe tersebut diserahkan produksinya pada perajin logam di Kabupaten Semarang. Seperti diuraikan sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang aktif mencari potensi industri di seluruh kecamatan se-kabupaten Semarang. Kegiatan tersebut dilakukan secara rutin setiap tiga tahun. Pada Tahun 2005, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang kembali mengecek dan mencari potensi industri di kecamatan-kecamatan se-kabupaten Semarang. Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang akhirnya kembali memperoleh umpan balik dari Pemerintah Kecamatan Ungaran Barat mengenai keberadaan potensi industri rumah tangga yang memproduksi keripik di Dusun Karangbolo. Pada Tahun 2005 tersebut juga digagas program One-Day Tour Kabupaten Semarang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang. Dusun Karangbolo dijadikan sebagai salah satu obyek kunjungan wisatawan dalam One-Day Tour Kabupaten Semarang sebagai obyek wisata sentra industri keripik. Pada sekitar Tahun 2006 akhirnya Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang kembali memotivasi pembentukan kelompok pemilik industri rumahtangga keripik di Dusun Karangbolo. Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang berupaya menghidupkan kembali Kelompok Miraos yang semakin tidak aktif, terlebih karena anggotanya banyak yang sudah tua dan sering terjadi pergantian anggota. Akhirnya dibentuklah kelompok baru, yaitu Kelompok Mekarjati untuk mempermudah koordinasi dengan instansi pemerintahan dan mempermudah kelompok dalam mencari bantuan. Kelompok Mekarjati tersebut sudah mengalami sekali pergantian ketua. Saat ini Ketua Kelompok Mekarjati adalah Ibu Muawannah. Pada Tahun 2007, Kelompok Mekarjati mengajukan proposal permohonan bantuan pada Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang. Pada Tahun 2008, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang akhirnya membantu fasilitasi perijinan industri anggota kelompok Mekarjati. Kelompok Mekarjati dibantu dalam mengurus Tanda Daftar Industri (TDI) dan izin Dinas Kesehatan. Perizinan ke Dinas Kesehatan diawali dengan kegiatan Penyuluhan Industri Rumahtangga (PIRT) dan dilanjutkan dengan monitoring secara periodik, yaitu 2 kali dalam sebulan. Pada tahun tersebut juga sudah mulai dilakukan fasilitasi kemasan dan merk ke direktorat Kemenkumham meskipun hingga saat ini pun masih banyak pemilik industri keripik yang

8 54 belum ataupun memilih untuk tidak menggunakan merk dagang. Pada Tahun 2009, dibentuklah pra-koperasi bahan baku untuk memfasilitasi ketersediaan bahan baku bagi pelaku industri keripik di Dusun Karangbolo. Sejak sekitar Tahun 2011, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang semakin aktif membina pemilik industri keripik di Dusun Karangbolo melalui tenaga penyuluh lapang. Program pembinaan yang ditujukan bagi pemilik industri keripik di Dusun Karangbolo tersebut, antara lain: (1) penyuluhan, pembinaan, dan pendampingan mengenai pentingnya 5K dalam usaha; (2) penyuluhan, pembinaan dan pendampingan pembukuan keuangan sederhana; (3) penyuluhan, pembinaan dan pendampingan penyampaian informasi industri terkait TDI kepada Bupati/Walikota; (4) penyuluhan, pembinaan dan pendampingan merek; dan (5) penyuluhan, pembinaan dan pendampingan media promosi. Kegiatan tersebut dibagi pelaksanaannya setiap triwulan. Setiap bulan, minimal dilakukan dua kali kunjungan penyuluh lapang untuk pelaksanaan kegiatankegiatan pendampingan tersebut. Namun, kegiatan pendampingan tersebut hanya difokuskan pada lima industri rumahtangga yang dianggap cukup maju dan berpotensi untuk dikembangkan. Pada Tahun 2011, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang juga mengadakan pelatihan keterampilan boga. Pelatihan dan pendampingan pembuatan proposal bagi pemilik industri keripik di Dusun Karangbolo juga diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan tersebut difasilitasi pelaksanaannya oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang pada Tahun Selain itu, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang juga mengadakan pelatihan Achivement Motivation Training (AMT), kegiatan ini bersifat tahunan di Kabupaten Semarang dan hanya untuk 20 orang perwakilan pemilik industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT). Pada Tahun 2011, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang juga memberikan bantuan permodalan berupa dana hibah untuk koperasi sebesar 15 juta rupiah. Bantuan permodalan tersebut digunakan sebagai modal bergulir bebas angsuran kelompok yang jangka waktunya triwulan. Sistem pemberian pinjaman pada kelompok adalah per tri wulan. Terdapat beberapa orang anggota kelompok (kloter) yang memperoleh pinjaman dana dalam satu putaran (3 bulan sekali). Pinjaman yang diperoleh oleh anggota kelompok tersebut boleh dibayar dengan sistem angsuran atau langsung lunas dengan syarat harus lunas pada putaran selanjutnya. Pada putaran selanjutnya, dana pinjaman bergulir tersebut diberikan pada orang lain (kloter selanjutnya) yang belum memperoleh pinjaman. Namun, untuk anggota kelompok yang masih ada hutang/belum lunas pembayaran pinjamannya tidak diperbolehkan memperoleh pinjaman. Kelompok Mekarjati juga memperoleh bantuan alat produksi dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang pada Tahun Bantuan alat produksi tersebut berupa kompor gas, spinner, penggorengan, dan mesin pengaduk (mixer). Bantuan berupa kompor gas dimaksudkan untuk menciptakan diversifikasi alat produksi. Pemilik usaha keripik pada awalnya hanya bergantung pada kayu bakar dan minyak tanah, padahal kayu bakar sulit diperoleh (terutama saat musim penghujan) dan harga minyak tanah semakin mahal. Pada Tahun 2011, Kelompok Mekarjati juga telah mengajukan bantuan berupa alat perekat kemasan untuk anggaran Tahun 2012 ke Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang. Implementasi industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian berbentuk pengembangan pengembangan industri yang mengandalkan kekuatan utama berupa sumberdaya yang ada di pedesaan (industry of rural areas). Pada pengertian industrialisasi pedesaan ini, industri merupakan kekuatan yang datang dari dalam pedesaan itu sendiri (indigineous industry). Hal

9 55 tersebut dapat dilihat dari proses-proses industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian. Implementasi industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian merupakan pengembangan sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) keripik Dusun Karangbolo, industri keripik yang dikembangkan tersebut telah sejak lama dijalankan masyarakat di lokasi penelitian. Implementasi industrialisasi pedesaan di RW 07 Dusun Karangbolo telah menggunakan sumberdaya lokal berupa sumberdaya manusia lokal walaupun tidak semua rumahtangga pemilik usaha keripik menggunakan tenaga kerja di luar anggota rumahtangga mereka. Lebih lanjut, bahan baku keripik yang digunakan juga tersedia secara lokal, yaitu dijual di lokasi setempat, misalnya pasar Ungaran, difasilitasi kelompok Mekarjati, maupun dijual oleh rumahtangga di RW 07 Dusun Karangbolo. Bahan baku, misalnya tempe, bahkan juga diproduksi oleh beberapa rumahtangga di RW 07 Dusun Karangbolo. Namun, sumberdaya alam yang digunakan untuk bahan baku keripik tersebut tidak selalu merupakan produk pertanian lokal, khususnya produk pertanian Dusun Karangbolo atau Desa Lerep. Pasar maupun penjual bahan baku yang menjual bahan baku keripik tersebut dapat saja memasoknya dari lokasi lain. Ikhtisar Perekonomian Kabupaten Semarang sangat dipengaruhi oleh sektor industri. Jumlah unit usaha industri di Kabupaten Semarang pun cenderung meningkat. Berdasarkan keterangan dari Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang, sektor industri kecil menegah/rumahtangga memiliki peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Semarang. Beliau menyatakan, meskipun industri kecil menengah/rumahtangga memang hanya menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang lebih sedikit bila dibandingkan penyerapan tenaga kerja oleh industri besar tetapi tenaga kerja tersebut lebih berasal dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, industri kecil menengah /rumahtangga di Kabupaten Semarang merupakan sektor perekonomian yang potensial untuk dikembangkan. Industri makanan merupakan industri kecil menengah/rumahtangga terbanyak yang ada di Kabupaten Semarang dan setiap tahunnya semakin bertambah. Salah satu industri kecil menengah/rumahtangga yang memproduksi makanan di Kabupaten Semarang adalah sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) keripik Dusun Karangbolo. Sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) keripik Dusun Karangbolo telah cukup dikenal di Kabupaten Semarang. Produksi keripik di Dusun Karangbolo dipelopori oleh salah satu warga, yaitu Ibu Imroatun sejak Tahun Sejak Tahun 1989, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang aktif mencari potensi industri di seluruh kecamatan se-kabupaten Semarang. Pada Tahun pun akhirnya dibentuk kelompok usaha bersama (KUB) Miraos di Dusun Karangbolo. Pada Tahun 2005, digagas program One-Day Tour Kabupaten Semarang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang. Dusun Karangbolo dijadikan sebagai salah satu obyek kunjungan wisatawan dalam One-Day Tour Kabupaten Semarang sebagai obyek wisata sentra industri keripik. Pada sekitar Tahun 2006, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang berupaya menghidupkan kembali Kelompok Miraos yang semakin tidak aktif dengan memotivasi pembentukan Kelompok Mekarjati. Saat ini Ketua kelompok Mekarjati tersebut adalah Ibu Muawannah.

10 56 Sentra industri kecil menengah/rumahtangga (IKM/RT) di RW 07 Dusun Karangbolo banyak memperoleh bantuan dan pelatihan, khususnya dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang. Pada sekitar Tahun 2000, sentra industri tersebut memperoleh bantuan berupa alat perajang tempe. Pada Tahun 2008, Kelompok Mekarjati dibantu dalam mengurus Tanda Daftar Industri (TDI) dan izin Dinas Kesehatan. Pada Tahun 2009 dibentuklah pra-koperasi bahan baku untuk memfasilitasi ketersediaan bahan baku bagi pelaku industri keripik di Dusun Karangbolo. Pada Tahun 2011, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang juga semakin aktif membina pemilik industri keripik di Dusun Karangbolo melalui tenaga penyuluh lapang. Namun, kegiatan pendampingan tersebut hanya difokuskan pada 5 industri rumahtangga yang dianggap cukup maju dan berpotensi untuk dikembangkan. Pada Tahun 2011, pemilik usaha keripik di Kelompok Mekarjati juga memperoleh pelatihan keterampilan boga, pelatihan dan pendampingan pembuatan proposal, serta pelatihan Achivement Motivation Training (AMT). Kelompok Mekarjati juga memperoleh bantuan alat produksi dan bantuan permodalan berupa dana hibah untuk koperasi sebesar lima belas juta rupiah pada Tahun Pada Tahun 2011, Kelompok Mekarjati juga mengajukan bantuan berupa alat perekat kemasan ke Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang. Implementasi industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian berbentuk pengembangan pengembangan industri yang mengandalkan kekuatan utama berupa sumberdaya yang ada di pedesaan (industry of rural areas). Hal tersebut dapat dilihat dari proses-proses industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian. Implementasi industrialisasi pedesaan di lokasi penelitian merupakan pengembangan sentra industri kecil menengah/ rumahtangga (IKM/RT) keripik Dusun Karangbolo. Industri keripik yang dikembangkan tersebut telah sejak lama dijalankan masyarakat di lokasi penelitian. Implementasi industrialisasi pedesaan di RW 07 Dusun Karangbolo telah menggunakan sumberdaya lokal berupa sumberdaya manusia lokal walaupun tidak semua rumahtangga pemilik usaha keripik menggunakan tenaga kerja di luar anggota rumahtangga mereka. Lebih lanjut, bahan baku keripik yang digunakan juga tersedia secara lokal, yaitu dijual di lokasi setempat Namun, sumberdaya alam yang digunakan untuk bahan baku keripik tersebut tidak selalu merupakan produk pertanian lokal, khususnya produk pertanian Dusun Karangbolo atau Desa Lerep. Pasar maupun penjual bahan baku yang menjual bahan baku keripik tersebut dapat saja memasoknya dari lokasi lain.

Lampiran 2. Jumlah kamar hotel berbintang dan melati yang terjual di kota Semarang Kamar terjual

Lampiran 2. Jumlah kamar hotel berbintang dan melati yang terjual di kota Semarang Kamar terjual L A M P I R A N Lampiran 1. Jumlah kunjngan wisatawan di kota Semarang Tahun Jumlah wisatawan Pertumbuhan (%) 2003 807.702-2004 690.964-14,45 2005 640.316-7,33 2006 650.316 1,56 2007 1.016.177 56,26 2008

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) PENGUSAHA KRIPIK DAN ONDE-ONDE KHAS MOJOKERTO Made Siti Sundari 1), Mintarti Ariani 2), Idfi Setyaningrum 3) Email: madesiti@staff.ubaya.ac.id 1) mintarti@staff.ubaya.ac.id

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE NAMA : WAHYU ADITYA PRABOWO KELAS : S1 SI 08 NIM : 11.12.5897 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Keripik Tempe Industri Rumahan yang Menguntungkan Pernah singgah

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG BUPATI SEMARANG KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 2015 BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB II TARGET DAN LUARAN BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Definisi umum Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan

Lebih terperinci

V. SEJARAH PENGEMBANGAN KOMUNITAS

V. SEJARAH PENGEMBANGAN KOMUNITAS V. SEJARAH PENGEMBANGAN KOMUNITAS 5.1 Bantuan Modal 5.1.1 Bantuan Modal dari BUMN Bantuan dari pemerintah berupa pinjaman modal dan prasarana produksi pernah dilaksanakan sebelum tahun 2001 (Diperindag

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah singkat berdirinya UP3AD Kabupaten Semarang Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN PASAR MURAH

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN PASAR MURAH 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN PASAR MURAH TANGGAL 20 JULI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh : 1. Para Pimpinan Perangkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Eny Winaryati Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: HENDRA WIJAYA L2D 307 014 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 i ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Dinas Kesehatan Kab. Semarang 1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kab. Semarang Dinas Kesehatan Kab. Semarang (DKK Semarang) merupakan satuan perangkat daerah di Kab.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE Nama : Damas Riawan Kelas : D3 TI 02 NIM : 11.01.2910 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT PENINGKATAN TEKNOLOGI PRODUKSI UNTUK PENGUATAN USAHA PEYEK DI IMOGIRI BANTUL Rizqie Auliana, M.Kes, NIP. 19670805 199303 2 001, Ketua Tim Pengusul Fitri Rahmawati,

Lebih terperinci

4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN KONDISI UMUM

4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN KONDISI UMUM 4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN 4.2.7.1 KONDISI UMUM Proses pembangunan sering kali dikaitkan dengan proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Email : setiairiyanto_se@yahoo.com ABSTRAK UKM, termasuk usaha makanan kecil mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan agribisnis yang dicanangkan pemerintah saat ini ditujukan dalam rangka untuk menempatkan sektor pertanian dengan wawasan agribisnis sebagai motor

Lebih terperinci

Boks 1. SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI

Boks 1. SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI Boks 1. SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI A. Usaha Telur Ayam Usaha ayam petelur berlokasi di Kota Sungai Penuh dan telah berjalan selama hampir 30 tahun. Pada awalnya kegiatan ini hanya berorientasi

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI E DPRD PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI E DPRD PROVINSI JAWA TENGAH 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI E DPRD PROVINSI JAWA TENGAH TANGGAL 11 JULI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamualaikum warahmatullahi

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. 01/12/3322/Th.I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SEBANYAK 102.771 RUMAH TANGGA,

Lebih terperinci

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II IDENTIFIKASI DATA BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Profil 1. Profil Perusahaan Mudrik lahir di Kota Klaten, tepatnya di Desa Klepu, Ceper, Klaten. Beliau adalah seseorang yang dari dulu memang suka bergelut di bidang wirausaha.

Lebih terperinci

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN A. Membangun Keterampilan Usaha kecil Kerajinan adalah suatu keterampilan yang dihubungkan dengan suatu perbuatan barang yang harus dikerjakan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat menyediakan pekerjaan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat menyediakan pekerjaan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pengangguran di Indonesia semakin banyak karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat menyediakan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Dan

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami kemunduran, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, diartikan sebagai pembangunan yang tidak ada henti-hentinya dengan tingkat hidup generasi yang akan datang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Urusan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN

PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN 2016/09/15 10:26 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN MAGELANG (15/9/2016) www.pusluh.kkp.go.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3) I b M PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA MASYARAKAT DESA KARANGWUNI RONGKOP GUNUNGKIDUL MELALUI KEGIATAN PENINGKATAN MUTU PRODUKSI DAN MANAJEMEN PROMOSI BERBASIS TIK Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR MATA KULIAH STUDY KELAYAKAN BISNIS. Keripik Tempe Aneka Rasa

PROPOSAL TUGAS AKHIR MATA KULIAH STUDY KELAYAKAN BISNIS. Keripik Tempe Aneka Rasa PROPOSAL TUGAS AKHIR MATA KULIAH STUDY KELAYAKAN BISNIS Keripik Tempe Aneka Rasa oleh : Muhammad Aji Prasetiyo ( 2141000420108 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

Lebih terperinci

D A T A. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 A n g k a S e m e n t a r a KABUPATEN SEMARANG. M e n c e r d a s k a n B a n g s a BADAN PUSAT STATISTIK

D A T A. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 A n g k a S e m e n t a r a KABUPATEN SEMARANG. M e n c e r d a s k a n B a n g s a BADAN PUSAT STATISTIK D A T A M e n c e r d a s k a n B a n g s a HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 A n g k a S e m e n t a r a KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting pada negara berkembang seperti di Indonesia. Kontribusi sektor pertanian ini sangat berpengaruh untuk pembangunan negara. Hal ini

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kab.Semarang, Jawa Tengah. RSUD Ungaran memiliki bangunan 200 m²

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kab.Semarang, Jawa Tengah. RSUD Ungaran memiliki bangunan 200 m² BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran merupakan rumah sakit yang terletak di jalan Diponegoro No.125 Genuk, Ungaran Barat, Kab.Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha sedang meningkat pesat, terlihat bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat besar untuk pembangunan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Kota Magelang menjadi salah satu kota yang memusatkan perhatiannya

BAB I PENDAHULUAN. penting. Kota Magelang menjadi salah satu kota yang memusatkan perhatiannya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penguatan UMKM di Kota Magelang menjadi salah satu isu yang cukup penting. Kota Magelang menjadi salah satu kota yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan UMKM

Lebih terperinci

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM Strategi dan perencanaan program disusun berdasarkan permasalahanpermasalahan yang muncul pada dan potensi yang dimiliki oleh. Program disusun oleh berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan pondasi utama dalam kehidupan ini karena hanya bidang pertanian yang mampu memberikan pangan kepada seluruh penduduk dunia. Tidak hanya memberikan pangan,

Lebih terperinci

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Tingkat

Lebih terperinci

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan Syamsudin 1 *, Aflit Nuryulia Praswati 2, Muzakar Isa 3 *Manajemen/FEB, Universitas Muhammadiyah Surakarta *sya190@ums.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh pemerintah karena sektor industri banyak membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pada saat ini, bukan hanya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN LAMPIRAN I.2 : PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN LAPORAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAERAH DAN PEMBIAYAAN TAHUN 2014 PERIODE BULAN : DESEMBER

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000 RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 No. A SEKRETARIAT 1,949,470,000 1) Program Pelayanan Administrasi 1,082,400,000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, karena pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 2.06. - PERDAGANGAN : 2.06.01.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus pintu gerbang yang berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang semakin meningkat setelah masuknya pengusaha-pengusaha Cina dengan mendirikan Lio

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih 1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-negara berkembang. Sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang dibutuhkan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH Melalui Kegiatan: PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang BAB V HASIL PENELITIAN 1.1. Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang 1.1.1. Pelaku Usaha Tenun Ikat Pelaku usaha tenun ikat yaitu mereka yang membuka usaha dalam bidang menenun. Pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (sumber: www.kemenkopmk.go.id).

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA A. Kepala Dinas. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pariwisata dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Kepala Dinas menyelenggarakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Godean berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit. 2. Utara : Kecamatan Mlati, Kecamatan Seyegan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Godean berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit. 2. Utara : Kecamatan Mlati, Kecamatan Seyegan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak wilayah Godean adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Godean berada di sekitar 10 km sebelah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. diantaranya terkait Kabupaten Madiun, produk oleh-oleh khas daerah Madiun,

BAB II DESKRIPSI DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. diantaranya terkait Kabupaten Madiun, produk oleh-oleh khas daerah Madiun, BAB II DESKRIPSI DAN GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian diantaranya terkait Kabupaten Madiun, produk oleh-oleh khas daerah Madiun, seputar industri

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri

Lebih terperinci

PROPOSAL PEMBANGUNAN GUDANG SRG BESERTA FASILITAS PENDUKUNGNYA DALAM RANGKA PERCEPATAN IMPLEMENTASI SISTEM RESI GUDANG DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PROPOSAL PEMBANGUNAN GUDANG SRG BESERTA FASILITAS PENDUKUNGNYA DALAM RANGKA PERCEPATAN IMPLEMENTASI SISTEM RESI GUDANG DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT PROPOSAL PEMBANGUNAN GUDANG SRG BESERTA FASILITAS PENDUKUNGNYA DALAM RANGKA PERCEPATAN IMPLEMENTASI SISTEM RESI GUDANG DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2016 BUPATI

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Melimpahnya potensi buah-buahan di negara kita, ternyata tak cuma mampu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap warganya, namun juga memberikan peluang bisnis

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2014 TANGGAL : 29 JANUARI 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Sunarti, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

BAB II DINAS PERINDUSTRIAN PEMERINTAH KOTA MEDAN. pemerintahan kota/kewenangan kota medan, baik di bidang Industri Agro,

BAB II DINAS PERINDUSTRIAN PEMERINTAH KOTA MEDAN. pemerintahan kota/kewenangan kota medan, baik di bidang Industri Agro, BAB II DINAS PERINDUSTRIAN PEMERINTAH KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Dinas Perindustrian Pemerintah Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2001 tentang Dinas Pemerintah Kota Medan

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH Melalui Kegiatan: FASILITASI STANDARISASI PRODUK INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA TELEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan)

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan) Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan) Abstrak Dusun Cempaka Desa Beringin, desa ini merupakan desa yang terletak di Kabupaten

Lebih terperinci