Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Napza pada Residen di Yayasan Harapan Permata Hati Kita Bogor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Napza pada Residen di Yayasan Harapan Permata Hati Kita Bogor"

Transkripsi

1 Artikel Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Napza pada Residen di Yayasan Harapan Permata Hati Kita Bogor The Factors That Cause The Abuse of Narcotics, Psychotropic And Other Addictive Substances by Residence of Harapan Permata Hati Kita Fondation in Bogor Ricky Purba 1) & Mastauli Siregar 2) 1) Alumni Program Studi/Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2) Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Abstrak Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya atau yang biasa kita dengar dengan istilah NAPZA beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah serius. Korban penyalahgunaan NAPZA telah meluas sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin, merambah tidak hanya perkotaan tetapi merambah sampai pedesaan dan melampaui batas negara. Penelitian dilakukan di Yayasan Harapan Permata Hati Kita di desa Ciasin, Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana informan kunci dalam penelitian ini adalah mereka yang menjalani rehabilitasi sebanyak empat orang dan satu informan tambahan yaitu seorang konselor. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan berupa wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan korban penyalahgunaan dilakukan dengan dua metode yaitu Metode 12 langkah dan aftercare. Kedua metode ini telah diterapkan dengan baik oleh YAKITA terhadap pemulihan para residen yang dilakukan oleh berbagai staff dan konselor. Kata kunci: faktor internal, faktor eksternal, metode 12 langkah, metode aftercare. Abstract Abuse of narcotics, psychotropic and other addictive substances or the ones you hear the term drug recent years has become a serious problem. Victims of drug abuse has been expanded such that it goes beyond the boundaries of social class, age, gender, reaching not only urban but extended to rural and transcends national boundaries. The study was conducted at Harapan Permata Hati Kita Fondation in the village of Ciasin, Bogor. This research is descriptive research, where key informants in this study are those that undergo of social rehabilitation of drug abuse as many as four people and one additional informants is a counselor. Data collection techniques with literature studies, field studies, in-depth 53

2 Pemberdayaan Komunitas, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 14, No. 1, Juni 2015 interviews and observation. The data obtained and then analyzed by described qualitatively. The results showed that the handling of victims of drug abuse done by two methods. They are method with 12 steps and aftercare. Both of these methods have been applied properly by Yakita to the recovery of the resident performed by various staff and counselors. Key words: internal factors, external factors, 12-step method, aftercare method Pendahuluan Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Berikut ini analisa trend data dari Pemberantasan Penggunaan dan Peredaraan Gelap Nasional (P4GN) secara Nasional tahun adalah trend di tahun , jumlah kasus tertinggi yaitu kasus narkotika di tahun 2013 dengan total kasus dan jumlah kasus terendah yaitu kasus psikotropika di tahun 2011 sebanyak kasus. Trend kenaikan kasus terbesar yaitu kasus narkotika di tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 60,6% dan penurunan kasus terbesar yaitu kasus psikotropika dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 86,55%. Saat ini muncul 350 jenis narkoba baru masuk ke Indonesia dimana terdata jumlah pengguna narkoba mencapai empat juta orang dan sebagian besar usia produktif. Indonesia disinyalir berada di peringkat keempat terbesar pengguna narkoba di dunia dan setiap tahun jumlahnya terus meningkat. BNN merilis data kelompok usia tahun sebagai pengguna aktif dan terjadi peningkatan 3,5 persen pengguna baru dimana setiap tahun peningkatan satu persen pengguna baru (laboratorium BNN, Media massa Net TV 21 juni 2015 pukul WIB). Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) menegaskan bahwa NAPZA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Terdapat sepuluh jenis NAPZA, yakni: 1. Opiat atau Opium (candu), yakni golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi), yang menimbulkan efek berupa: a) rasa kesibukan (rushing sensation), b) semangat, c) waktu berjalan lambat, d) pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk, e) rangsangan birahi meningkat (hambatan seksual hilang), f) masalah kulit disekitar mulut dan hidung. 2. Morfin, yakni zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10 persen morfin. Cara pemakaiannya disuntik dibawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena). Morfin menimbulkan efek dari morfin berupa a) euphoria, b) mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi), c) kebingungan (konfusi), d) berkeringat, e) pingsan, jantung berdebardebar, f) gelisah dan perubahan suasana hati, dan mulut kering dan warna muka berubah. 3. Heroin atau Putaw, yakni golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80 persen hingga 99 persen. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Efek yang ditimbulkan heroin atau putaw adalah a) rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia) tergolong ke downers, b) ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya, c) denyut nadi melambat, d) tekanan darah menurun, e) tot-otot menjadi lemas/rileks, f) diafragma mata (pupil) mengecil (pin point), g) mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri, membentuk dunia sendiri (dissosial) tidak bersahabat. Selain itu juga cenderung menimbulkan penyimpangan perilaku seperti berbohong, menipu, mencuri, criminal; ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari, efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung 54

3 Purba & Siregar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat. 4. Ganja atau Kanabis, berasal dari tanaman kanabis Sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung tigazat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek yang ditimbulkan adalah a) denyut jantung atau nadi lebih cepat, b) mulut dan tenggorokan kering, c) lebih santai, d) banyak bicara dan bergembira, e) sulit mengingat sesuatu kejadian, f) kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, g) reaksi yang cepat dan koordinasi, h) kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan, i) bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek, i) gangguan kebiasaan tidur, j) sensitif dan gelisah, k) berkeringat, l) berfantasi, dan m) selera makan bertambah. 5. LSD (Lysergic Acid atau Acid, Trips, Tabs), termasuk golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperampat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam. Efek yang ditimbulkan meliputi a) rasa yang disebut tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu, b) biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut didalamnya, c) menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid), d) denyut jantung dan tekanan darah meningkat, e) diafragma mata melebar dan demam, f) disorientasi, g) depresi, h) pusing, i) panik dan rasa takut berlebihan, j) flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian, dan k) gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan. 6. Kokain, mempunyai dua bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basah (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanannya sering disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Kokai disalahgunakan dengan cara dihirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup Kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek yang ditimbulkan adalah a) keriangan, kegembiraan yang berlebihan (Ecstasy), b) hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks, c) jangka panjang mengurangi berat badan, d) masalah kulit, e) kejang-kejang, f) kesulitan bernafas, g) sering mengeluarkan dahak atau lender, h) merokok Kokain merusak paru (emfisema), i) memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan, j) paranoid, k) merasa seperti ada kutu yang merambat diatas kulit (cocaine bugs), l) gangguan penglihatan (Snow Light), m) kebingungan (Konfusi), n) bicara seperti menelan (Slurred Speech). 7. Amfetamin, nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada dua jenis amfetamin yaitu MDMA (Metil Dioksi Metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi, nama lain Fantacy Pils dan Inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Jenis lainnya adalah Shabu, SS, Ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol 55

4 Pemberdayaan Komunitas, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 14, No. 1, Juni 2015 kaca yang dirancang khusus (Bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (Intravena). Efek yang ditimbulkan adalah a) jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps), b) suhu badan naik/demam, tidak bisa tidur, c) merasa sangat bergembira (euforia), d) menimbulkan hasutan (agitasi), e) banyak bicara (talkativeness), f) menjadi lebih berani/agresif, g) kehilangan nafsu makan, h) mulut kering dan merasa haus, i) berkeringat, j) tekanan darah meningkat, k) mual dan merasa sakit, l) sakit kepala, pusing, tremor/gemetar, m) rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari, dan n) gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium 8. Sedatif-hipnotik (benzodiazepin/bdz), tergolong obat penenang dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putaw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya. Efek yang ditimbulkan adalah a) mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan dan b) menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik dengan suntik yang tidak sterill akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama. 9. Alkohol, suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperolehalkohol sampai 15 persen tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100 persen. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar Alkohol dalam darah orang akan menjadi Euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Terdapat tiga golongan minuman berakohol, yaitu a) golongan kadar etanol 1-5 persen (bir), b) golongan kadar etanol 5-20 persen (minuman anggur/wine), dan c) golongan kadar etanol persen (whiskey, vodca, TKW, manson house, Johny Walker,kamput). Efek alkohol pada umumnya a) menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi, merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah), c) merasa senang dan banyak tertawa, d) menimbulkan kebingungan, dan tidak mampu berjalan. 10.Inhalansia atau Solven, adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin. Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak. Efek yang ditimbulkan adalah a) merasa sedikit terangsang, b) dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan, c) bernafas menjadi lambat dan sulit, d) tidak mampu membuat keputusan, e) terlihat mabuk dan jalan sempoyongan, f) mual, batuk dan bersin-bersin, g) kehilangan nafsu makan, h) halusinasi, i) perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan, j) bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest), k) pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan. Faktor-faktor penyalahgunaan NAPZA meliputi: a) faktor Individu; b) faktor eksternal seperti lingkungankeluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, lingkungan Teman Sebaya, lingkungan masyarakat/social; c) faktor Napza itu sendiri yang mudah diperoleh, berbagai iklan yang mendukung penyalahgunaan NAPZA, dan khasiat farakologik yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/ teler dan lain-lain. 56

5 Purba & Siregar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Metode Penelitian Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA) Jalan Ciasin Nomor 21 Desa Bendungan, Ciawi, Bogor, Jawa Barat 16720, Indonesia. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini digunakan studi kepustakaan dan studi lapangan meliputi observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisa kualitatif. Temuan Informan Utama 1 Nama: S.S; Jenis Kelamin: Laki-laki; Usia: 26 Tahun; Alamat: Jakarta Selatan; Agama :Kristen; Pendidikan: Mahasiswa; Suku: Batak Toba; Lama menjadi residen: 7 Bulan SS mengatakan banyak melihat dan mendengar jenis-jenis narkoba dari internet dan sosial media. Awalnya SS hanya mengetahui nama-nama dari NAPZA tersebut, akan tetapi SS mengakui tidak pernah melihat bentuknya secara langsung. SS pertama sekali mengkonsumsi rokok dan alkohol pada kelas dua SMA, saat itu sedang study tour. SS mengkonsumsi alkohol dan rokok karena merasa bosan dengan keadaan yang monoton dan melihat dominan orang-orang di Bali. SS pertama sekali memakai narkoba jenis ganja. Alasan informan mengkonsumsi narkoba adalah sekedar ingin tahu langsung bagaimana rasanya. Sebelumnya informan sudah mengetahui efek yang akan ditimbulkan melalui internet. Awalnya SS memperoleh narkoba dari teman satu kampusnya. Pada saat itu informan yang ingin merasakan langsung efek yang ditimbulkan ganja menyuruh temannya membeli ganja dan meminta temannya yang notabene pemakai ganja aktif mengajarinya cara melinting dan mengkonsumsi ganja. Dengan modal seratus ribu rupiah SS dan temannya mendapatkan ganja sejumlah satu garis, yang dijadikan tujuh sampai delapan batang rokok ganja tanpa campuran tembakau. Setelah beberapa kali mengkonsumsi ganja, SS ketagihan dan candu dengan ganja. Keluarga SS tergolong orang kaya. SS mengatakan bahwa almarhum ayahnya adalah mantan penyalahguna NAPZA Setelah mahir melinting ganja, SS bergaul dengan bandarbandar yang ada di sekitar komplek rumahnya. Melihat pemakaiannya yang semakin hari semakin banyak, S.S pun memutuskan untuk menjadi bandar di kampusnya Bina Nusantara (BINUS). Dengan modal yang didapat dari tabungannya, sekitar dua juta SS mulai memasarkan ganja di kampusnya. Dengan kualitas ganja yang baik dapat pula respon yang baik dari semua pengguna dan pencinta ganja di kalangan mahasiswa. Selanjutnya SS juga mengkonsumsi alkohol, ekstasi, obat-obatan (boti), mushroow, LSD, sabu. Ekstasi dan alkohol digunakan untuk olahraga malam (dugem), mendengarkan house musik dan digunakan jika informan memiliki masalah. Obat-obatan digunakan jika ingin bermain musik agar percaya diri yang tinggi dan juga ingin mendapatkan teler maksimal. SS memiliki seorang pacar, teman satu kampus. SS dan pacarnya kerap menggunakan narkoba bersama-sama. Mereka kerap sekali membuat cake yang telah dicampuri oleh daun ganja, dan tanpa sengaja SS pernah memberikan cake ganja kepada saudara pacarnya. Suatu saat dimana SS sedang mabuk ganja, namun berusaha tetap menghadiri acara keluarga, sehingga SS membuat kekacauan di acara itu. Keluarga besarnya yang menyaksikan secara langsung kekacauan tersebut tanpa pikir panjang membawa SS ke laboratorium untuk tes urine, ternyata hasilnya positif menggunakan narkoba. Maka ketahuanlah aktivitas SS selama ini. SS dibawa ke tempat rehabilitasi, namun menolak dan berjanji tidak mengkonsumsi lagi narkoba dan bersedia tes urine setiap. Faktanya SS tetap mengkonsumsi narkoba. SS membeli urine temannya seharga Rp per tabung untuk di tes setiap minggu, sehingga hasil tes menyatakan ia tidak mengkonsumsi narkoba. Pada November 2014 SS yang sedang berpesta narkoba bersama-sama teman-temannya digrebek oleh aparat Kepolisian Jakarta Selatan, beserta barang bukti ganja, sabu dan obat-obatan terlarang. SS dan teman-temannya dibawa langsung ke kantor Polisi, dan menjalani tes urine. Keluarga SS melakukan negosiasi untuk dapat menghindarkan SS dari ancaman penjara, 57

6 Pemberdayaan Komunitas, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 14, No. 1, Juni 2015 dengan syarat direhabilitasi dan keluarga menyertakan uang sebesar seratus lima puluh juta sebagai pelicin agar SS tidak masuk penjara. Setelah itu keluarga SS menghubungi pihak rehabilitasi center YAKITA untuk melakukan penjemputan dan rehabilitasi atas SS. Informan Utama 2 Nama: BGS; Jenis Kelamin: Laki-laki; Usia: 18 Tahun; Alamat: Palembang; Agama: Islam; Pendidikan: SMA; Suku: Jawa; Lama menjadi residen: 3 Bulan BGS masih sedang duduk di bangku Kelas II SMA. Ia terpaksa cuti sekolah karena sedang menjalani rehabilitasi. Sebelum masuk ke YAKITA, BGS pernah masuk pesantren untuk melanjutkan pendidikannya dengan dasar keagaaman yang kuat. NAPZA yang pertama sekali digunakan BGS adalah Ganja, yang dilinting dan dihisap dengan media rokok. BGS menggunakan ganja karena terpengaruh teman sepergaulannya, semua temannya menggunakan ganja setiap harinya. BGS segan menolak tawawan teman, dan agar terlihat keren serta tidak ketinggalan zaman. Ganja sangat mudah untuk didapat di daerah tempat tinggalnya dan harganya murah. Sebelum mengkonsumsi ganja, BGS tidak pernah mendapatkan informasi tentang ganja. Awal mula BGS merokok adalah saat duduk di kelas tiga SMP di Palembang. Ia merokok karena melihat teman-teman merokok. Ia merasa bahwa merokok adalah hal yang wajar dan biasa. Lagi pula BGS melihat seseorang yang merokok telihat lebih keren dan gaul. Pertama kali BGS mendapatkan ganja dari teman satu sekolahnya di salah satu SMA Palembang. Awalnya ia hanya mencoba dan segan menolak ajakan teman. Setelah beberapa kali mengkonsumsi ganja, ia ketagihan dan prilaku yang ditunjukannya semakin hari semakin menunjukan penurunan. Lalu ia pun mengkonsumsi sabu dengan temannya. Perilaku BGS berubah secara drastis, seperti jarang pulang ke rumah dan lebih memilih untuk tidur dan menghabiskan malam di Warnet. Di warnet ia berjudi togel dan bermain game. Hasilnya ia gunakan membeli sabu yang harganya cukup mahal. BGS masuk ke YAKITA Pebruari BGS dibawa orangtua dan pamannya, karena perilakunya makin meresahkan keluarga. Sebelumnya keluarga memasukan BGS ke salah satu pesantren di Bogor. Tetapi setelah beberapa minggu keluarga tidak melihat ada kemajuan, maka BGS dibawa ke YAKITA. Informan Utama 3 Nama: R.L; Usia: 19 Tahun; Pekerjaan: Pelajar; Alamat: Jakarta Selatan; Agama: Islam; Suku: Minang. RL adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ia masih duduk dibangku SMA kelas 3, tepatnya di salah satu sekolah elit dan mewah di Jakarta. RL malas belajar dan bandal, tingkah lakunya sering ditegur oleh gurunya. Nilai-nilai RL hancur dan Rl sering melawan aturan dari gurunya. RL sering bolos sekolah, bermain ke mall, dan bermain-main dengan temannya. RL senang berkumpul dengan temanteman yang lebih tua dibandingkan usia dia. Teman-temannya sering mengajak merokok, agar terlihat lebih jantan. RL pun akhirnya luluh dengan ajakan teman-temannya dan mau menggunakan rokok. RL selalu diperhatikan orangtuanya. Dia mendapat kasih sayang, selalu mendapat apa yang ia minta dari orangtua, dan orangtuanya mengharap ia lebih baik dan tidak akan bandal. Namun kenyataannya perbuatan orangtuanya membuat RL manja. Awal mula RL mengkonsumsi narkoba pada tahun 2011, didapat dari teman bermain. Teman-teman menghasut RL dengan mengatakan jika mengkonsumsi narkoba akan selalu on. RL akhirnya luluh dan mau mengkonsumsi narkoba. Narkoba tersebut didapat teman sekolahnya (SMP) yang tinggal berdekatan dari dekat rumah. Mereka mengkonsumsi narkoba di rumah temannya. Pertama RL mengkonsumsi shabushabu dan ganja. Jenis narkoba ini sangat banyak dipasarkan di dekat rumah mereka. Suatu saat orangtua RL mulai tidak memberikan uang jajan lebih, dengan alasan kurang jelas peruntukannya. RL mulai bingung, bertemu teman-temannya. Ternyata temantemannya juga tidak mendapatkan uang. Ketergantungan membuat RL semakin bingung darimana bisa mendapatkan narkoba. Ia 58

7 Purba & Siregar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA menemui teman sekolahnya yang sedang menggunakan narkoba di kamar mandi sekolah. RL meminta untuk bergabung dengan merekadan mengkonsumsi narkoba. Mereka bergantian mengkonsumsi narkoba dan menjaga kamar mandi. RL sudah tidak bisa terlepas dari ketergantungan narkoba dan selalu ingin memakainya. Saat merasakan sakau, RL kebingungan darimana mendapatkan narkoba dan sering menjumpai teman-temannya, namun teman-temannya tidak ada yang bisa memberikan narkoba. Teman-teman menyarankannya untuk mencuri uang orangtuanya. Sakau membuat RL menghalalkan segala cara untuk memperoleh uang. RL mulai mencuri uang orangtuanya di dalam kamar saat orangtunya mulai istirahat ataupun pada saat keluar rumah. Uang tersebut biasanya langsung digunakan membeli narkoba bersama teman-temannya. RL mempunyai teman yang orangtuanya bandar narkoba. Orang tuanya bingung melihat perubahan perilaku RL, sehingga ia mengajaknya melakukan tes urine, namun RL dengan marah berkata bahwa dia tidak pernah menggunakan. Orangtuanya semakin bingung dan tetap mengajak RL ke rumah sakit untuk melakukan tes urine, dengan perasaan takut RL mengikutinya. Hasilnya membuktikan RL positif mengkonsumsi narkoba. Orangtua RL pun memutuskan untuk membawa anaknya mengikuti rehabilitasi sosial di YAKITA, mulai Informan Utama 4 Nama: DN; Jenis Kelamin: Laki-laki; Usia: 19 Tahun; Alamat: Tangerang; Agama: Islam; Pendidikan: Mahasiswa; Suku: Jawa; Lama menjadi residen: 6 Bulan. Saat mulai kuliah, DN seorang yang pendiam dan tidakpeduli dengan temantemannya. DN memiliki kepribadian malas belajar, sering bolos kuliah dan bermalasmalasan dirumah. Saat memasuki Semester 2, DN mulai lumayan terbuka dengan teman kuliahnya. DN berteman dengan teman yang nakal dan malas belajar. Hampir semua nilai-nilai kuliah DN kurang bagus dan absennya banyak. Di kampus DN mengikuti kegiatan di bidang seni, khususnya musik. DN tidak puas dengan porsi latihan yang terbatas dan meminta dibangun studio. DN pernah mendapati teman-temannya yang menggunakan narkoba jenis ganja dan obatobatan. DN menegur teman-temannya. Tetapi DN malah dibujuk oleh teman-temannya untuk ikut mengkonsumsi narkoba tersebut. Awalnya DN mengiraukan bujukan tersebut. Akibatnya teman-temannya juga menghiraukan ucapan DN, dan teman-temannya malah terus mengkonsumsi narkoba tersebut. DN tahu tentang narkoba dan akibatnya di internet dan sosial media mengenai Narkoba. Suatu saat DN yang sedang menghadiri pesta ulang tahun temannya. Pada saat acara ulang tahun sudah teman-teman DN mengambil beberapa jenis narkoba untuk dikonsumsi bersama. Awalnya DN menolak, tetapi karena bujuk dan rayu teman-teman yang mengatakan kalau kamu tidak ikut mengkonsumsi narkoba ini, kamu itu bukan teman kami lagi. DN mulai terayu dan akhirnya mencoba narkoba. Teman-teman yang sering mengajaknya bermain jarang berjumpa lagi karena kesibukan masing-masing. Akhirnya untuk memuaskan keinginannya untuk mengonsumsi narkoba, DN menjumpai teman-teman kuliahnya yang pengguna narkoba. DN dan teman-teman kuliahnya sering mengkonsumsi narkoba di kamar mandi atau toilet kampus. Orangtua DN memberikan kebebasan kepada DN untuk bergaul kepada siapapun. orangtua DN jarang menanyakan siapa aja teman-teman sepermainan DN. Ibunya yang selalu kerja dan memiliki waktu yang tidak banyak yang membuat DN sedikit mendapatkan kasih sayang dari ibunya. DN sering meminta uang kepada ibunya dengan alasan untuk mengerjain tugas kelompok dan pengembangan studio musiknya. Semua uang itu digunakan untuk membeli narkoba. Setelah lama mengkonsumsi narkoba, maka DN pun sudah ketergantungan dan ingin selalu mengkonsumsinya. Setiap DN mulai merasa sakau, DN harus menjumpai teman-teman pemakai yang lain, karena jika membeli benzodiazepin sendiri terlalu mahal untuk dirinya. Uang jajan dan uang keperluan lainnya yang diberikan orangtuanya tidak terlalu banyak. 59

8 Pemberdayaan Komunitas, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 14, No. 1, Juni 2015 Karena sudah ketergantungan narkoba, DN meminta kepada ibunya untuk menambah uang jajannya, kalau tidak DN mengancam akan pergi dan kabur dari rumah. Ibu DN akhirnya menambah uang jajannya. Uang jajan tambahan yang diberikan ibunya kepada DN digunakan untuk membeli narkoba. Selanjutnya karena kekurangan uang, DN nekat mencuri uang Dollar milik ibunya di rumah senilai empat puluh juta rupiah. Ibu DN mulai curiga dengan tingkah laku anaknya yang semakin hari semakin aur-auran saja, DN sebelumnya tidak pernah memaksa ibunya untuk selalu memberikan uang lebih dan tidak pernah mengancam ibunya, sekarang sudah mulai mengancam ibunya. Ibunya juga telah mengetahui bahwa uang Dollar investasi miliknya telah hilang dan telah dicuri DN. Ibu DN curiga kalau DN sudah mengenal narkoba.ibu DN tidak mau berprasangka buruk kepada anaknya. Ibu DN semakin curiga dan selalu mengikuti gerak-gerik anaknya. Kecurigaan ibu DN semakin kuat karena DN menjawab dengan gugup pertanyaan ibunya mengenai obat dan ganja. Suatu hari ibunya secara diam-diam mengikuti DN dari belakang ke studio musik milik DN. Ibunya menanyakan kepada masyarakat di sekitar studio itu, dan ibunya mengetahui bahwa kebanyakan yang ngumpul di studio itu adalah pengguna narkoba. Suatu saat DN berlama-lama di dalam kamar. Ibu DN semakin curiga, sehingga langsung masuk kamar tanpa mengetok pintu kamar anaknya dan mendapati DN sedang teler akibat efek dari mengkonsumsi benzodiadepin dan ganja yang telah berserakan dilantai. Ibu DN merasa terpukul, sangat sedih dan pingsan saat DN mengatakan bahwa dia telah mengkonsumsi narkoba selama 2 tahun. Setelah siuman, ibu DN menanyakan kepada anaknya awal mula DN mengkonsumsi narkoba. DN pun cerita sesuai dengan fakta. Setelah mengetahui anaknya terjerumus ke dalam lingkungan dan jalan yang salah, ibu DN menghubungi pamannya lalu menceritakan semua yang terjadi. Mengetahui berita tersebut, paman DN pun datang dan berbicara secara paksa dengan DN di rumah. Semua kelakuan dan perbuatan yang selama ini berhasil diungkit. DN mengaku sudah tidak bisa tidak mengkonsumsi narkoba Ibu dan paman DN memutuskan menghubungi YAKITA untuk merehabilitasi DN. Informan Kunci Nama: Martin; Jenis Kelamin: Laki-laki; Umur: 44 Tahun; Alamat: Bogor; Agama: Katholik; Suku: Ambon; Pekerjaan: Konselor YAKITA. Sebelum menjadi konselor, Martin adalah seorang pecandu NAPZA selama kurang lebih 19 tahun. Martin asik dan terjebak didunia adiksi yang memaksanya terus-menerus menggunakan narkoba setiap hari. Kehidupan jungkie setiap hari dia lalui. Untuk memperoleh narkoba ia merampok, memalak dan menjadi bandar narkoba. Untuk eksis Martin memutuskan untuk keluar rumah dan mencari kerja. Awalnya Martin bekerja serabutan, mulai dari tukang parkir dan penjaga malam di pasar tradisional di Medan. Pekerjaan tersebut mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membeli narkoba. Setelah beberapa tahun bekerja di pasar tradisional tersebut, Martin mendapatkan tawaran dari saudaranya untuk bekerja menjadi guide tour di Bahorok Sumut. Menjadi guide tour dan bergaul dengan bule mengharuskan Martin mengikuti gaya hidup para kliennya yang rata-rata berasal dari Eropa. Tidak jarang ia mengkonsumsi ganja, alkohol, sex dan berbagai bentuk party. Tahun 2003 Martin mengalami over dosis akibat mengkonsumsi drugs dan dibawa kerumah sakit. Setelah pulih Martin memutuskan untuk tidak lagi menggunakan narkoba. Pada akhir 2003 Martin memutuskan untuk masuk rehabilitasi di bandung agar dapat dengan benar terputus langsung oleh narkoba. Setelah masuk dan menjalani program Theraputic Community selama 12 bulan dan mendapatkan bimbingan secara spriritual dan mental, Martin bisa tetap clean dan sober (sadar) dengan tidak menggunakan narkoba. Setelah menyelesaikan program dan kembali ke masyarakat, Martin berusaha untuk tetap berada dijalur tidak menggunakan narkoba lagi karena sudah merasa bosan dan muak dengan zat tersebut. Martin memutuskan untuk melamar kerja menjadi peer conselor di YAKITA. 60

9 Purba & Siregar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Martin sangat paham metode penyembuhan yang dikembangkan YAKITA, yang dikenal dengan program 12, meliputi: 1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali. 2. Tiba pada keyakinan bahwa kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri mampu mengembalikan kita kepada kewarasan. 3. Membuat keputusan untuk mengalihkan niat dan kehidupan kita kepada kasih Tuhan, sebagaimana kita memahami tuhan. 4. Membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh seluruh dan tanpa rasa gentar. 5. Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri, serta kepada seorang manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahankesalahan kita. 6. Siap secara penuh agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter kita. 7. Dengan rendah hati meminta-nya untuk menyingkingkan kelemahan-kelemahan kita. 8. Membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti, dan menyiapkan diri untuk menebusnya kepada mereka semua. 9. Menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai mereka dan orang lain. 10. Secara terus menerus melakukan inventaris pribadi kita dan bilamana kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita. 11. Melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahami Tuhan, berdoa hanya untuk mengetahui niatan Tuhan atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya. 12. Setelah memperoleh pencerahan spiritual sebagai akibat dari langkah-langkah ini, kita mencoba untuk membawa pesan ini kepada para alkoholik lainnya, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam semua urusan keseharian kita. Metode program 12 langkah merupakan suatu metode yang bertujuan untuk memulihkan pola pikir para pecandu (recovery kognitif). Analisis Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis, maka diperoleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Napza pada residen di recovery center Yayasan Harapan Permata Hati Kita ( YAKITA) Bogor. Dan Penanganan terhadap residen penyalahgunaan Napza di Yayasan Harapan Permata Hari Kita (YAKITA) Bogor, yaitu faktor individu. Di dalamnya ada faktor usia, pandangan atau keyakinan yang keliru, religiusitas yang rendah. Banyak aspek yang mempengaruhi seseorang menyalahgunakan napza salah satunya adalah memiliki rasa takut dan merasa bahwa mereka tidak memiliki yang namanya keberanian serta merasa bahwa harga diri merea rendah. Dengan tidak memiliki keberanian dan merasa harga diri mereka rendah merupakan jalan utama yang terbuka dengan lebar seseorang dapat terjerumus lubang hitam narkoba dengan menyalagunakan Napza tersebut. Mereka merasa dengan menggunakan Napza mereka akan dapat mengatasi masalah yang ada didalam diri mereka dan mereka berfikir dengan menggunakan Napza mereka akan memiliki harga diri yang lebih tinggu dan tidak akan ditinggalkan oleh temanteman mereka. Faktor kepribadian juga menpengaruhi penyalahgunaan napza pada residen. Kepribadian itu bisa ditandai dengan ketidakmampuan menyesuaikan diri, perilaku anti sosial dan kurang percaya diri merupakan ciri kepribadian yang rawan ditambah dengan rendahnya pengetahuan akan narkoba itu sendiri. Selain faktor internal, juga ada faktor eksternal. Faktor eksternal tidak dapat dilupakan begitu saja, dikarenakan intensitas seseorang saat melakukan aktivitas keseharian lebih banyak bersosialisasi dengan masyarakat yang bisa merubah pola perilaku seseorang dan bisa faktor eskternal ini dapat menempah pola pikir seseorang. Faktor ini kemudian terdiri dari faktor lingkungan, Hasil penelitian Brook, dkk. (1996) menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pengguna narkoba pada orang tua dan penyesuain diri anak. Anak-anak dengan orang tua yang menyalahgunakan narkoba memiliki penyesuaian diri yang buruk. Berbagai jenis lingkungan yang mewarnai hidup manusia, seperti lingkungan teman, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah. Selain faktor 61

10 Pemberdayaan Komunitas, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 14, No. 1, Juni 2015 lingkungan juga faktor NAPZA sendiri, dimana barang tersebut mudah diperoleh. Namun, menurut penulis yang paling dominan pengaruhnya adalah faktor internal. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor yang lebih dominan yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA pada residen di YAKITA adalah faktor internal dari residen dimana dipicu olehfaktor eksternal dari residen yang mengakibatakan residen menyalahgunakan NAPZA. 2. Faktor ketersedian NAPZA menjadi faktor pemicu yang paling dominan karena mudahnya mendapatkan bahan-bahan dan alat-alat untuk mengkonsumsi dan menyalahgunakan NAPZA. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan, peneliti mencoba mengajukan masukan atau beberapa saran yang ditujukan kepada semua pihak yang mempunyaikepentingan. Bagi remaja, didalam memilih teman bermain dan kelompok harus penuh dengan pertimbangan dengan memperhatikan hal-hal positif yang harus dilakukan. Membangun kepribadian yang baik dan positif, apalagi disaat usia remaja yang rentan mencari jadi diri dengan mengandalkan kekuatan dirinya sendiri, sehingga sering melakukan tindakan-tindakan yang diluar batas kewajaran dan melanggar normadan aturan. Untuk itu perlu meningkatkan kesadara dan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Bagi orangtua, agar menciptakan hubungan yang harmonis didalam keluarga agar anak merasakan kenyamanan bersama dengan orangtua, sehingga anak tidak lagi lari kejalan yang tidak benar dengan mengikuti teman-teman yang ada diluar yang kita tidak tahu pasti bagaimana cara temannya bergaul diluar sana. Memperhatikan setiap langkah-langkah anak kita setiap saat dan semampu kita agar tidak terjermus ke dalam kenakalan remaja hingga penyalahgunaan NAPZA. Bagi Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA) Bogor, Jawa Barat agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan rehabilitasi sosial penyalahgunaan NAPZA dilingkungan kerjanya, agar masalah penyalahgunaan NAPZA dilingkungan kita dapat teratasi dan terselesaikan sehingga korban penyalahgunaan NAPZA dapat kita perangi dan hilang dari kehidupan kita. Daftar Pustaka Creswel, John W Qualitative Inquiry and Research Design Among Five Traditions. London: Sage Publications. Meleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Siagian, Matias Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama. Silalahi, Ulber Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama Siregar, Mastauli Bahan ajar Mata Kuliah Penyalahgunaan Zat dan Penanggulangannya. Medan: Diktat Kalangan Sendiri Narkotic Anonymous Jilid 5. Diktat Kalangan Sendiri. Sumber lain Undang Undang No. 35 Tahun 2009 tentang pengaturan Narkoba dan Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Sumber Online: April 15/Masalah-NAPZA. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul WIB. http: Diakses pada tanggal 25 April 2015 pukul WIB. http : Diakses pada tanggal 26 April 2015 pukul WIB. http: Di akses pada tanggal 27 Juli 2015 pukul WIB. http : /jenis-jenis-napza/) diakses pada tanggal 1 April 2015 pukul WIB. 62

11

Narkoba Itu Apa Sich?

Narkoba Itu Apa Sich? Narkoba Itu Apa Sich? Narkoba itu singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya. Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA. Bila kita mempelajari narkotika, maka kita bertemu dengan beberapa

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA. Bila kita mempelajari narkotika, maka kita bertemu dengan beberapa BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA A. Pengertian, Jenis, dan Golongan Narkotika Bila kita mempelajari narkotika, maka kita bertemu dengan beberapa pengertian dalam bentuk istilah atau

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG NARKOBA DAN PERILAKU PENCEGAHAN NARKOBA PADA MAHASISWA FAKULTAS KOMUNIKASI JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS ESA UNGGUL Saya adalah

Lebih terperinci

Oleh Ismawati Septiningsih, S.H., M.H.

Oleh Ismawati Septiningsih, S.H., M.H. BAHAYA NARKOBA DIKALANGAN PELAJAR DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA Oleh Ismawati Septiningsih, S.H., M.H. A. Latar Belakang Masalah Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental

Lebih terperinci

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Gambar 7.1, terdiri dari rokok, minuman keras dan obat-obatan yang semuanya tergolong pada zat adiktif dan psikotropika Gambar 7.1: Zat adiktif dan psikotropika 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah menjadi permasalahan dunia yang tidak mengenal batas Negara, juga menjadi bahaya global yang mengancam

Lebih terperinci

SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : Prodi Akuntansi

SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : Prodi Akuntansi SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : 15061143 Prodi Akuntansi Tugas Aplikom 1 Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2015 SAY NO TO DRUGS SEJAK Anak bisa berkomunikasi, mereka mulai menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan permasalahan global yang sudah menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini, penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang penggunaannya di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Lebih terperinci

NARKOBA. Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif

NARKOBA. Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif NARKOBA Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif Narkotika Obat atau zat dari bahan alami, sintetis atau semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode peralihan, dimana status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi seorang anak

Lebih terperinci

Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat Adiktif dan Psikotropika Bab 11 Zat Adiktif dan Psikotropika Sumber: image.google.com Gambar 11.1 Berbagai jenis zat adiktif dan psikotropika Di era modern ini banyak sekali kasus penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Para

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGGUNAKAN NARKOBA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGGUNAKAN NARKOBA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGGUNAKAN NARKOBA (Studi Deskriptif : Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa BAB V PEMBAHASAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata yang sedang menghadapi tugas akhir. Karena kesibukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan obat seperti narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12-24 tahun.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya BNN (2006). Narkoba pada awalnya digunakan untuk keperluan medis, pemakaiannya akan

Lebih terperinci

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor : III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai

Lebih terperinci

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat Lampiran 1 Judul : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NARKOBA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DI SMU NEGRI5 PEMATANG SIANTAR TAHUN 2013 Topik : Pendidikan Kesehatan Tentang Narkoba Waktu : 90

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain, apabila disalahgunakan

Lebih terperinci

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Pendahuluan Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dan permasalahan

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8A / 8B) Nama Kelas Hari/Tanggal

LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8A / 8B) Nama Kelas Hari/Tanggal LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8A / 8B) Nama Kelas Hari/Tanggal A. RANGKUMAN......... MATERI ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Paraf Guru N i l a i PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN

Lebih terperinci

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H A. PENDAHULUAN Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah menjadi momok bagi orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan NAPZA mempunyai dimensi yang luas dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel 4.1 Hasil Observasi Peneliti Terhadap Siswa Kelas VIII C tentang Pemahaman tentang Bahaya Nrkoba

Lampiran 1 Tabel 4.1 Hasil Observasi Peneliti Terhadap Siswa Kelas VIII C tentang Pemahaman tentang Bahaya Nrkoba Lampiran 1 Tabel 4.1 Hasil Observasi Peneliti Terhadap Siswa Kelas VIII C tentang Pemahaman tentang Bahaya Nrkoba Masalah yang diobservasi : Aspek pemahaman tentang bahaya narkoba Hari / Tanggal : Selasa/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya narkoba sudah mencengkeram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)

Lebih terperinci

Bab 31 Mengenal narkoba

Bab 31 Mengenal narkoba Banyak pengguna obat terlarang, dalam keingintahuan, mencari sensasi, melarikan diri dari tekanan dan frustasi, ditindas oleh orang lain dan penyebab lainnya mulai mencoba obat terlarang. Jika menjadi

Lebih terperinci

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35 Akhir akhir ini, Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) begitu populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia. Hal ini didukung oleh data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupkan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupkan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupkan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id Bahaya

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8C / 8D / 8F / 8G) Paraf Guru N i l a i

LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8C / 8D / 8F / 8G) Paraf Guru N i l a i Nama Kelas Hari/Tanggal A. RANGKUMAN......... MATERI ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8C / 8D / 8F / 8G) Paraf Guru N i l a i PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (BNN, 2007). Narkoba atau napza adalah obat, bahan, atau zat, dan bukan tergolong

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Definisi Pola Asuh Orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat terbatas. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba itulah yang mendorong terjadinya penyalahgunaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan Soal 4.2

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan Soal 4.2 1. Amfetamin bagi tubuh manusia berfungsi sebagai... SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan Soal 4.2 Sebagai zat adikitif Sebagai stimulan Pencegah rasa sakit Sebagai obat penenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba adalah sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat Edaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman terbukti megubah sebagian besar gaya hidup manusia. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan hiburan

Lebih terperinci

NAPZA. Priya - PKBI. Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya atau di singkat dengan NAPZA.

NAPZA. Priya - PKBI. Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya atau di singkat dengan NAPZA. NAPZA Priya PKBI Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya atau di singkat dengan NAPZA. Berdasarkan proses pembuatannya di bagi ke dalam 3 Golongan : 1. Alami yaitu jenis ata zat yang diambil langsung

Lebih terperinci

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D3407267 POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2008-2009 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data dari WHO tercatat 91 juta orang yang terjejas karena penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba sudah tidak asing di telinga masyarakat dunia pada umumnya, bahkan khususnya masyarakat Indonesia. Narkoba namanya sangat dikenal baik dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai!

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai! 73 Lampiran 1 Nama : Umur : Jenis Kelamin : KUESIONER rahasia Lingkari jawaban yang sesuai! 1. Apakah Anda seorang perokok aktif? 2. Sejak usia berapa Anda mulai merokok? a. 12 tahun b. 13-15 tahun c.

Lebih terperinci

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA TERHADAP KONDISI PSIKIS (MANTAN) PECANDU Tri Wahyu Blok Elektif: Drug Abuse Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta 2010 Latar belakang Narkoba (NAPZA)

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA

BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA 2.1 Pengertian Narkoba Narkoba berasal dari kata narcotic yang berarti obat bius. Kata narcotic tersebut merupakan turunan dari kata narkan (bahasa yunani)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

KATA PENGANTAR. Pendahuluan KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bahaya Narkoba Bagi Remaja dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN SEX BEBAS DIKALANGAN REMAJA DI KECAMATAN PRAMBANAN KLATEN Tim Pengabdi: Erwin Setyo Kriswanto,

Lebih terperinci

NAPZA. Trainer : Lina Asisten : Sela, Tito

NAPZA. Trainer : Lina Asisten : Sela, Tito NAPZA Trainer : Lina Asisten : Sela, Tito POST TEST Apa yang dimaksud dengan Napza? Apa kerugian yang disebabkan oleh pemakaian Napza? Bagaimana cara pencegahan penyalahgunaan narkoba? SAY NO TO NAPZA!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia 14 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini semakin banyak masalah yang dihadapi oleh negara, baik negara maju maupun negara berkembang, tak terkecuali dengan negara kita. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Akhir-akhir ini banyak sekali kita mendengar kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan yang dipakai untuk anastesi yang dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) atau yang populer diistilahkan dengan narkoba di kalangan sekelompok masyarakat kita menunjukkan gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita-berita kriminalitas yang semarak di berbagai media, baik cetak maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA. NAPZA adalah narkotika,

Lebih terperinci

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA C.02 STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA Rilla Sovitriana Fakultas Psikologi, UPI YAI rilla.sovitriana@gmail.com Abstraksi. Subjek (A) adalah seorang remaja putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 pasal 46 dan 47 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Narkoba 1.1.1 Pengertian Narkoba Narkoba adalah senyawa kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati dan perilaku seseorang jika masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kenakalan remaja di negara kita beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus meningkat, kenakalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Jumlah pengguna dan pecandu narkoba dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

1. PENDAHULUAN. lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan 1 1. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Banyak tindak pidana yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu tindak pidana yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Lebih terperinci

Kasus penyalahgunaan narkoba

Kasus penyalahgunaan narkoba Narkoba Perusak Generasi Bangsa # Humas Poltekkes Kemenkes Bengkulu # A. PENDAHULUAN Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka mnerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan

Lebih terperinci

Addiction.

Addiction. Addiction imanf_dr@yahoo.com Iman Firmansyah National Narcotic Board ( Head of Medical Rehabilitation ) Psychiatrist, University of Indonesia Faculty of Law Trainer Of Trainer Education and Training Leadership

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu ancaman yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus penggunaan narkoba pada remaja sudah sering dijumpai di berbagai media. Maraknya remaja yang terlibat dalam masalah ini menunjukkan bahwa pada fase ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba 2.1.1. Sejarah Umum tentang Narkoba Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria ditemukan sari bunga opion atau kemudian lebih dikenal dengan nama opium (candu = papavor somniferitum).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea Ke Empat yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan Negara Indonesia adalah melindungi segenap

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN I. Karakteristik Responden No responden : TAHUN 2012 Nama : Kelas : Umur : Uang saku : Tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mariyuana (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan

BAB II LANDASAN TEORI. Mariyuana (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mariyuana Mariyuana (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol

Lebih terperinci

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017 PENYULUHAN DAN SOSIALISASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI MASYARAKAT DI DESA DERMO KEC. BENJENG KAB. GRESIK Syaiful Bahri 1, Agung Mangalambok Hutahaean 2, Kinanti 3, Intan Irlani 4 1, 3 Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Dinamika Dinamika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat

Lebih terperinci

Puskesmas :... Tanggal pengisian :... RAHASIA KUESIONER PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH LANJUTAN

Puskesmas :... Tanggal pengisian :... RAHASIA KUESIONER PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH LANJUTAN Puskesmas :.... Tanggal pengisian :... RAHASIA KUESIONER PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH LANJUTAN Kuesioner di bawah ini merupakan prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi HIV&AIDS di Indonesia sudah berlangsung selama 15 tahun dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang memudahkan penularan virus penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dewasa ini sudah menjadi permasalahan serius, dan dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan yang luar biasa (Extra

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Rahmi Sofah, Harlina, Rani Mega Putri, Vira Afriyanti Universitas Sriwijaya E-mail: rani@konselor.org ABSTRAK Narkoba adalah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik malalui indera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan urgent, permasalahan ini menjadi marak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern, dapat dikatakan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit kronik yang berulang kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampanye sosial merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat melalui pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba kini mengintai setiap generasi muda khususnya para pelajar, masyarakat, keluarga, dan sekolah memikul tanggung jawab untuk menjaga para pelajar dari ancaman

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA (Narkotika dan bahan/obat berbahaya)

Lebih terperinci

NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM : NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM : 2013-39-020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2016 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK A. Mata Layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan periode pencarian

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 29 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 29 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi adalah sistem computer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, dan menampilkan data-data yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat dalam bidang tekhnologi, komunikasi dan sistem informasi di dunia ini sesungguhnya membawa dua dampak yang sangat besar yaitu dampak

Lebih terperinci

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

Lebih terperinci